SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
TUGAS AKHIR SEMESTER AGROTEKNOLOGI TANAMAN
HORTIKULTURA II
PELUANG DAN TANTANGAN BISNIS TANAMAN BUAH – BUAHAN
DPP/DPJ : Ir. PATRICIUS SIPAYUNG,M.Si
OLEH :
FEBRINA SINAGA
130420017
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan buah di suatu wilayah tergantung potensi yang dimiliki
dan kendala yang dihadapi seperti potensi wilayah terutama ketersediaan
sumberdaya pertanian, keragaman sistem usahatani yang ada dan infrastruktur
serta ketersediaan teknologi pendukung. Peranan teknologi sangat menentukan
dalam memanfaatkan potensi tersebut terutama dalam memecahkan masalah
teknis. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan daya hasil dan daya guna dari
setiap sumberdaya untuk menghasilkan output yang diharapkan agar mampu
secara bertahap memperbaiki tingkat kesejahteraan, khususnya masyarakat tani
dan pendapatan daerah serta
Pengembangan sektor pertanian harus berbasis komoditas unggulan
rakyat. Dalam hal ini pada subsektor tanaman pangan dan hortikultura adalah
beberapa jenis buah-buahan andalan rakyat. Peluang pengembangan komoditas
unggulan secara umum ditentukan oleh seberapa kuat daya saing yang dimiliki
oleh produk tersebut. Bila daya saing cukup tinggi, maka komoditas tersebut
mempunyai peluang pengembangan yang cukup besar untuk dapat masuk dan
bertahan di pasaran.
Demikian pula sebaliknya bila daya saing suatu komoditas ternyata
rendah, muncul kendala dalam pemasaran. Karena itu, pengembangan komoditas
unggulan harus memperhatikan potensi dan kendala yang dihadapi dalam berbagai
aspek.
Prospek bisnis budidaya buah juga sama bagusnya dengan budidaya
sayuran. Hampir semua orang menyukai aneka macam buah-buahan, bahkan
produk ini telah menjadi salah satu bagian pokok dari menu makanan empat sehat
lima sempurna (nasi, sayur, lauk-pauk, buah, dan susu). Jadi, tidaklah heran bila
peluang pasar yang bisa kita bidik masih sangat luas. Mulai dari konsumen skala
rumah tangga, para pedagang buah di pasar tradisional, sampai supermarket besar
yang menawarkan buah-buahan segar kepada para konsumennya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni media informasi bagi
pembaca tentang peluang dan tantangan dalam bisnis produk hortikultura
khususnya buah – buahan dan juga sebagai salah satu syarat dalam memenuhi
tugas akhir semester mata kuliah Agroteknologi Tanaman Pangan II yang diampu
oleh Ir.Patricius Sipayung,M.Si.
II
ISI
2.1 Prospek Pengembangan Hortikultura
Salah satu tujuan pengembangan hortikultura adalah peningkatan
pendapatan petani yang dicapai melalui peningkatan produksi dan produktivitas.
Pembangunan subsektor hortikultura di Indonesia pada masa mendatang dipacu ke
arah sistem agribisnis. Peranan komoditas hortikultura cukup besar
sumbangannya terhadap perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan
petani, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis dan agroindustry,
peningkatan ekspor serta pengurangan impor (Rukmana, 2004).
Indonesia memiliki sumbar daya alam yang sangat besar dan beragam.
Kekayaan akan sumber daya alam tersebut akan menjamin terjadinya arus
perdagangan antarwilayah. Otomatis suatu daerah akan membutuhkan produk
komoditas dari daerah lain, demikian pula sebaliknya. Keadaan ini akan
memberikan jaminan bahwa agribisnis hortikultura di Indonesia akan berkembang
secara berkelanjutan, berdaya saing, berbasis kerakyatan, dan terdesentralisasi,
selama para pelaku bisnis mampu mengenali selera konsumen di daerah lain.
Pengembangan sektor agribisnis hortikultura di Indonesia harus dibagi
menjadi dua aspek, yaitu aspek budi daya tanaman dan aspek produk hortikultura.
Aspek budi daya tanaman sepenuhnya menjadi tanggung jawab petani, praktisi,
dan institusi pemerintah yang relevan. Sementara aspek produk hortikultura
selayaknya ditangani oleh para pengusaha swasta/industri hortikultura dan
pemerintah daerah setempat (Zulkarnain, 2010).
2.2 Peranan dan Kontribusi Hortikultura
Komoditas hortikultura selain menjadi salah satu komoditas andalan
ekspor non migas, tanaman dan produk yang dihasilkannya banyak memberikan
keuntungan bagi manusia dan lingkungan hidup. Buah-buahan dan sayuran yang
dikonsumsi bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia; pohon buah-buahan,
sayuran dan tanaman hias dapat berfungsi sebagai penyejuk, penyerap air hujan,
peneduh dan penyerap CO2 atau pencemar udara lainnya; limbah tanamannya
serta limbah buah atau sayuran dapat dipergunakan sebagai pupuk organik atau
kompos yang dapat menyuburkan tanah, sedang keindahannya dapat dinikmati
dan berpengaruh baik bagi kesehatan jiwa (Sunu, 2006).
Meningkatnya apresiasi terhadap berbagai komoditas dan produk
hortikultura menyebabkan fungsi tanaman hortikultura bukan lagi hanya sebagai
bahan pangan, tetapi juga terkait dengan fungis-fungsi yang lain. Menurut
Zulkarnain (2010), secara sederhana fungsi utama tanaman hortikultura dapat
dikelompokkan menjadi empat, yaitu:
1. Fungsi penyediaan pangan, yakni terutama sekali dalam kaitannya dengan
penyediaan vitamin, mineral, serat, dan senyawa lain untuk pemenuhan gizi.
2. Fungsi ekonomi, di mana pada umumnya komoditas hortikultura memiliki
nilai ekonomi yang tinggi, menjadi sumber pendapatan bagi petani, pedagang,
kalangan industri dan lain-lain.
3. Fungsi kesehatan, ditunjukkan oleh manfaat komoditas biofarmaka untuk
mencegah dan mengobati berbagai penyakit tidak menular.
4. Fungsi sosial budaya, yang ditunjukkan oleh peran komoditas hortikultura
sebagai salah satu unsur keindahan atau kenyamanan lingkungan, serta
peranannya dalam berbagai upacara, kepariwisataan, dan lain-lain.
Menurut Mirsadiq (2012), peranan hortikultura adalah sebagai berikut.
1. Memperbaiki gizi masyarakat,
2. Memperbesar devisa negara,
3. Memperluas kesempatan kerja,
4. Meningkatkan pendapatan petani, dan
5. Pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan.
2.3 Tantangan Dan Peluang Pengembangan Hortikultura di Indonesia
Indonesia adalah negara tropis dengan wilayah cukup luas, dengan variasi
agroklimat yang tinggi, merupakan daerah yang potensial bagi pengembangan
Hortikultura baik untuk tanaman dataran rendah maupun dataran tinggi. Variasi
agroklimat ini juga menguntungkan bagi Indonesia, karena musim buah, sayur
dan bunga dapat berlangsung sepanjang tahun. Peluang pasar dalam negeri bagi
komoditas hortikultura diharapkan akan semakin meningkat dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat, serta timbulnya
kesadaran akan gizi di kalangan masyarakat. Peningkatan kebutuhan komoditas
hortikultura ini juga ditunjang oleh perkembangan sektor industri pariwisata dan
peningkatan ekspor. Apabila dilihat terhadap kebutuhan konsumsi buah dan
sayuran, nampak bahwa kebutuhan masing-masing adalah 32,6 kg/kapita/tahun
dan 32 kg/kapita/tahun, ternyata baru tercapai sekitar 21,1 kg/kapita/tahun dan 14
kg/kapita/tahun (Sunaryono, 1987, dalam Notodimedjo, 1997).
Dari kenyataan tersebut tercermin adanya peluang dan tantangan yang
harus kita hadapi. Di era globalisasi ini, kita dihadapkan pada persaingan yang
semakin ketat, oleh karena itu kita harus mampu memanfaatkan keunggulan yang
kita miliki, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif yang
perlu ditingkatkan secara kualitatif. Globalisasi ini jelas akan menimbulkan
peluang sekaligus ancaman bagi pembangunan pertanian dan perdagangan
nasional di masa mendatang. Sukses tidaknya Indonesia dalam memanfaatkan
peluang dan menghadapi ancaman akan ditentukan oleh kemampuan untuk
mendayagunakan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang ada
secara efisien, produktif dan efektif dalam rangka mewujudkan daya saing yang
semakin meningkat dalam skala global atas barang dan jasa yang dihasilkan.
Menghadapi persaingan yang semakin tajam mutlak diperlukan daya saing
yang tinggi. Oleh karena itu seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan terlebih
dunia usaha diharuskan mempersiapkan diri dengan langkah-langkah yang
konkrit, sehingga mampu membangun suatu sistem ekonomi yang memiliki daya
hidup dan berkembang secara mandiri serta mengakar pada struktur ekonomi dan
struktur masyarakat Indonesia. Kita perlu menyadari bahwa kita dikelilingi oleh
negara-negara yang memiliki daya saing yang kuat, apabila kita tidak
meningkatkan daya saing maka tidak akan mampu bersaing, bukan hanya di pasar
luar negeri, tetapi juga di pasar dalam negeri sendiri, yang telah nampak pada
kasus sekarang ini, seperti : beras, gula, buah-buahan dan lainnya.
Rendahnya daya saing sektor pertanian kita disebabkan oleh : sempitnya
penguasaan lahan, tidak efisiennya usahatani, dan iklim usaha yang kurang
kondusif serta ketergantungan pada alam masih tinggi. Untuk meningkatkan daya
saing sektor pertanian ini tidak ada jalan lain, selain kerja keras masyarakat dan
pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian,
membuka areal pertanian baru yang dibagikan kepada petani-petani gurem/buruh
tani, memperluas pengusahaan lahan oleh setiap keluarga tani dan menggunakan
teknologi maju untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian
(Siswono Yudohusodo, 1999).
Dengan adanya arus globalisasi, tidak mungkin dihindari semakin lama
produk hortikultura yang masuk ke Indonesia dari negara-negara lain akan
semakin beragam jenisnya dan volumenya semakin banyak.
Menghadapi realitas ini mau tidak mau produk hortikultura harus bersaing
dengan produk dari negara lain. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
tanpa mengesampingkan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai tentunya
perlu dikaji berbagai permasalahan yang ada sehingga upaya pencapaian tujuan di
atas dapat terlaksana dengan baik.
Permasalahan yang menonjol dalam upaya pengembangan hortikultura
ialah produktivitas yang masih tergolong rendah, hal ini merupakan refleksi dari
rangkaian berbagai faktor yang ada, antara lain : pola usahatani yang kecil, mutu
bibit yang rendah yang ditunjang oleh keragaman jenis/varietas, serta rendahnya
penerapan teknologi budidaya (Dudung Abdul Adjid, 1993).
Selanjutnya Dudung Abdul Adjid (1993) menyatakan bahwa pada Pelita
VI yang merupakan awal PJPT II ditandai dengan terjadinya arus globalisasi yang
mengakibatkan pembangunan nasional semakin terkait dengan perkembangan
dunia internasional antara lain dengan adanya putaran Uruguay (GATT) sehingga
pasar Indonesia khususnya di bidang pertanian makin terbuka akan produk
pertanian dari luar negeri.
Kondisi ini selain mengandung berbagai kendala juga membuka peluang
pasar internasional yang besar bagi produk pertanian yang sifatnya kompetitif.
Kondisi tersebut merupakan tantangan yang cukup berat bagi pengembangan
hortikultura pada khususnya, karena dalam pengusahaannya dituntut untuk
efisien, mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan
mutu pengolahan hasil serta menunjang pembangunan wilayah. Oleh karena itu
dalam pengembangan hortikultura tidak lagi hanya memperhatikan aspek
produksi, tetapi lebih menitik beratkan pada pengembangan komoditi pasar.
2.4 Komoditas buah-buahan
Sebagian besar produksi buah nasional bukan dihasilkan dari kegiatan
budidaya yang intensif, kecuali untuk beberapa komoditas seperti jeruk, salak dan
pepaya, sehingga dinamika produksi buah dalam jangka pendek tidak banyak
dipengaruhi oleh dinamika harga buah dan harga faktor produksi.
Sementara itu, faktor iklim memiliki pengaruh nyata terhadap dinamika
produksi buah-buahan.Akibat El Nino 1997/1998 areal panen buah pada 1997
turun sebesar 32.3 persen, tetapi pengaruhnya terhadap produktivitas tidak selalu
negatif akibat tidak terganggunya proses pembungaan oleh curah hujan yang
seringkali menyebabkan gugur bunga.
Konsekuensinya adalah total produksi buah-buahan antara 1996 dan 1997
hanya turun sebesar 1.4 persen sedangkan pro duksi mangga yang biasanya
mengalami proses pembungaan pada periode musim hujan justru meningkat 38.9
persen akibat peningkatan produktivitas sebesar 40.3 persen.
Pemasaran buah – buahan dapat dilihat pada gambar 1. Dimana terdiri dari
beberapa tipe pemasaran, dari tipe I yang sederhana langsung kepada produsen,
tipe II yang tekait antara pedagang – pedagang lainnya, tipe III dimana terdapat
pedagang pengumpul, pedagang besar pengecer dan kemudian sampai pada
konsumen. Tipe IV yang bercabang pada supermarket dan pedagang pengumpul
kemudian berakhir di supermarket dan dari supermarket inilah konsumen membeli
buah – buahan yang diinginkan, hingga tipe V yang bersistemkan pada
pengolahan pabrik yang diecer hingga sampai pada konsumen.
3.5 Peluang bisnis buah - buahan
1. Ketersediaan Lahan dan Dukungan Agroklimat
Secara geografis Indonesia memiliki sumberdaya alam yang cukup
potensial untuk pengembangan komoditas pertanian yang berorientasi agribisnis,
baik ditinjau dari segi agroklimat maupun dari potensi lahan. Kondisi biofisik
wilayah yang komplek, mulai dataran rendah sampai dataran tinggi dengan
berbagai tipe iklim dan jenis tanah, sangat memungkinkan untuk pengembangan
berbagai komoditas, baik komoditas unggulan wilayah maupun komoditas
potensial (prospektif).
2. Sumberdaya Manusia
Potensi sumberdaya manusia dapat dilihat dari besarnya angkatan kerja
produktif yang bekerja di sekor pertanian, ataupun kualitas sumberdaya yang
dimiliki. Kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki dicerminkan oleh tingkat
pendidikan. Kecenderungan di Indonesia adalah kurangnya minat tenaga
berpendidikan untuk terlibat langsung dalam kegiatan agribisnis atau usahatani.
Warga cenderung bekerja di luar daerah sebagai perantau baik bekerja di sektor
formal ataupun informal. Kurangnya minat angkatan kerja bekerja di sektor
pertanian tersebut menyebabkan tingkat upah menjadi lebih tinggi, skala usaha
kecil dan pada gilirannya biaya produksi produk yang dihasilkan secara linear
juga meningkat.
3. Infrastruktur
Kondisi infrastruktur di Sumbar relatif baik, sehingga asessibilitas
masyarakat antar desa ke ibu kecamatan, ibu kabupaten ataupun pusat-pusat
pelayanan masyarakat lainnya termasuk lancer.
4.Kelembagaan
Kelembagaan merupakan faktor penting dalam pengembangan usahatani.
Kelembagaan utama yang terkait dengan sistem produksi adalah Kelompok Tani
(Pokatn). Pada setiap desa atau nagari ada beberapa Poktan dan pada setiap
Poktan terdiri dari sejumlah anggota. Tidak semua petani pada suatu wilayah
menjadi anggota Poktan. Namun kemajuan manajemen Poktan yang aktif dalam
mengadopsi inovasi teknologi diharapkan akan berdampak pada petani lainnya
yang bukan anggota.
Kelembagaan sarana produksi usahatani berupa kios sarana produksi juga
tersedia pada pasar desa atau pasar kecamatan terdekat, sehingga untuk pengadaan
sarana produksi seperti pupuk, obat-obatan cukup lancar pada keadaan
normal. Kecuali bila terjadi gangguan pasokan, terutama yang sering terjadi
pada pupuk. Kelembagaan pasar juga tidak masalah, hal ini didukung oleh sarana
dan prasarana transportasi yang lancar. Pedagang untuk komoditas pangan
maupun produk perkebunan umumnya ada pada desa atau desa tetangga yang
tidak jauh dari lokasi petani. Lembaga keuangan seperti Lembaga Keuangan
Mikro Agribisnis (LKM-A) sudah mulai berkembang sebagai sumber pembiayaan
bagi petani dalam mengembangan usaha pertanian mereka. Keberadaan LKM-A
ini akan sangat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan,
khususnya usaha agribisnis skala kecil (Hosen et al. 2009).
6 Aspek Sosial dan Budaya
Peluang dari aspek sosial budaya dapat direfleksikan melalui tingkat
kesadaran masyarakat sebagai konsumen yang memahami arti penting dari
mengkonsumsi buah sebagai sumber mineral dalam menu sehari-hari. Promosi
untuk pemahaman ini dilakukan sangat intensif sejak dini mulai dari anak balita
bahkan dimulai dari ibu hamil. Bahkan bagi sebagian golongan masyarakat
tertentu, mereka lebih mengutamakan mengkonsumsi buah dibanding sumber
karbohidrat
3.6 Tantangan bisnis buah - buahan
1. Aspek Teknis
2. Kemampuan IPTEK
Keberadaan lembaga penelitian baik yang berada dibawah jajaran Badan
Litbang Pertanian maupun Perguruan Tinggi, pada dasarnya dimaksudkan untuk
menjawab permasalahan yang dihadapi petani, terutama dalam aspek inovasi
teknologi. Untuk mempercepat diseminasi inovasi teknologi, perakitan
komponen/paket teknologi dan pengembangannya dilakukan dengan melibatkan
petani koperator secara aktif. Selain itu, beberapa media diseminasi akhir-kahir ini
juga dipacu pengembangannya. Dengan demikian, respon yang terlambat dalam
menjawab permasalahan di lapang dapat diatasi. Pada waktu bersamaan, secara
simultan kemampuan SDM petani dalam mengakses Iptek melalui website secara
kelembagaan juga terus ditingkatkan.
3. Aspek Ekonomi
Dari aspek ekonomi, pengembangan suatu komoditas pada agroekosistem
yang sama sangat ditentukan oleh tingkat keuntungan usaha yang dihasilkan.
Artinya petani sebagai produsen bebas memilih jenis komoditas yang akan
diusahakan sesuai dengan kemampuan (lahan, tenaga kerja, dan modal) yang
mereka miliki. Sebagai tanaman tahunan yang berumur panjang, tanaman buah
tidak mudah diganti satu sama lain dalam waktu pendek. Oleh sebab itu
pemeliharaan baik sebelum menghasilkan maupun pada kondisi tanaman
produktif perlu dilakukan secara intensif. Pemupukan, pengendalian OPT, serta
perawatan tanaman lainnya membutuhkan biaya cukup besar. Hal ini seringkali
kurang mendapat perhatian, sehingga produktivitas dan keuntungan usahatani jadi
rendah.
4. Kelembagaan/diseminasi
Penguatan kelembagaan petani seperti Poktan dan Gapoktan mendapat
perhatian khusus akhir-akhir ini. Hal ini dimaksudkan agar aksesibilitas petani
terhadap informasi, teknologi, permodalan, dan pasar yang selama ini menjadi
kendala bagi petani dalam pengembangan usaha dapat teratasi.
komparatif pada kawasan-kawasan yang agoekosistemnya sesuai menjadi
prioritas pengembangan komoditas selanjutnya.
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi konsumsi per kapita buah mengalami peningkatan dalam
jangka panjang. Di pasar dunia perdagangan bahan pangan juga semakin bergeser
pada produk hortikultura akibat terjadinya pergeseran preferensi konsumen yang
semakin menghindari bahan pangan berkolesterol tinggi.
Kedua kecenderungan tersebut mengindikasikan bahwa pasar produk
hortikultura akan semakin besar di masa yang akan datang, baik di pasar domestik
maupun di pasar dunia. Sejalan dengan liberalisasi perdagangan peluang pasar
tersebut akan semakin terbuka bagi negaranegara eksportir akibat dihapuskannya
berbagai hambatan perdagangan antar negara sesuaidengan kesepakatan GATT.
Perkembangan hortikultura di Indonesia memiliki prospek atau peluang
yang baik dikarenakan tingkat konsumsi di masyarakat terkhusus masyarakat
domestic yang semakin meningkat dan di Indonesia memiliki keadaan lingkungan
yang bersahabat. Peranan hortikultura berfungsi sebagai penyedia pangan,
ekonomi, kesehatan, dan sosial budaya. Tantangan atau permasalahan yang di
hadapi untuk pengembangan hortikultura di Indonesia di karenakan pola usahatani
yang kecil, mutu bibit yang rendah yang ditunjang oleh keragaman jenis/varietas,
serta rendahnya penerapan teknologi budidaya.
3.2 Saran
Pengembangan bisnis hortikultura di Indonesia khususnya buah –
buahan memiliki prospek yang sangat baik, oleh karena itu sebaiknya masyarakat
pemerintah, peneliti, dan lembaga pendidikan terkhusus di bidang pertanian lebih
giat dan berupaya dalam pengembangan hortikultura agar dapat bersaing dengan
produk luar dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Amrin Kahar, 1994. Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Proc. Simp. Hort. Nas., Malang.
Badan Litbang Pertanian. 2008. Limapuluh Teknologi Unggulan Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Badan Peneltian dan Pengembangan
Pertanian, Departemen Pertanian.
Dudung Abdul Adjid, 1993. Kebijaksanaan Pengembangan Hortikultura di
Indonesia dalam Pelita VI. Seminar dan Konggres PERHORTI.
Malang.
Edmond, J.B., T.L. Senn, F.S. Andrew and R.G. Halfacre, 1975. Fundamentals of
Horticulture. Tata McGraw Hill Publ. Co. Ltd. New Delhi.
Janick, J., 1972. Horticultural Science. W.H. Freeman and Co. San Francisco.
Mirsadiq. 2012. Hortikultura.http://mirsadiq.wordpress.com/2012/01/08/
hortikultura-2/.Diakses pada 10 Juni 2016.
Notodimedjo, Soewarno. 1997. Strategi Pengembangan Hortikultura Khususnya
Buah- buahan dalam menyongsong Era Pasar Bebas. Pidato Pengukuhan
Guru Besar dalam Ilmu Hortikultura, Fak.Pertanian Unibraw, Malang.
Siswono, Yudohusodo, 1999. Upaya Pemberdayaan Petani sebagai Faktor
Utama Program Pembangunan Nasional. Gerakan Terpadu Peduli
Pertanian, Undip Semarang.
Sunu, Pratignja dan Wartoyo. 2006. Buku Ajar : Dasar Hortikultura.
http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/dashor.html. Diakses pada 10 Juni
2016.
Zulkarnain, 2010. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahagronomy
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihTidar University
 
Laporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloLaporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloEkal Kurniawan
 
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN Muhammad Eko
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Arif nor fauzi
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorTidar University
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemfahmiganteng
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianNestri Yuniardi
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyAndrew Hutabarat
 
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesiaabdul samad
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanianMuhammad Sabrin
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanamanAli Babang
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN Repository Ipb
 
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman HortikulturaPesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman HortikulturaRozi Aziz
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMANovia Dwi
 
Presentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanianPresentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanianFaizalRidho1
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikulturaUniversity of Brawijaya
 

La actualidad más candente (20)

Biologi Tanah
Biologi TanahBiologi Tanah
Biologi Tanah
 
konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
Laporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benihLaporan praktikum kemurnian benih
Laporan praktikum kemurnian benih
 
Laporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pameloLaporan vegetatif pamelo
Laporan vegetatif pamelo
 
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
PERENCANAAN PROGRAM PENYULUHAN
 
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3Laporan praktikum teknologi benih acara 3
Laporan praktikum teknologi benih acara 3
 
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
Pengambilan contoh benih (materi analisis mutu benih)
 
Laporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigorLaporan pengujian indeks vigor
Laporan pengujian indeks vigor
 
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistemLaporan praktikum manajemen agroekosistem
Laporan praktikum manajemen agroekosistem
 
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan PertanianPPT Materi Penyuluhan Pertanian
PPT Materi Penyuluhan Pertanian
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dody
 
Seminar proposal
Seminar proposalSeminar proposal
Seminar proposal
 
2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia2 agroforestri di indonesia
2 agroforestri di indonesia
 
5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian5. sumberdaya-dalam-pertanian
5. sumberdaya-dalam-pertanian
 
Perbanyakan tanaman
Perbanyakan  tanamanPerbanyakan  tanaman
Perbanyakan tanaman
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman HortikulturaPesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
 
IDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMAIDENTIFIKASI GULMA
IDENTIFIKASI GULMA
 
Presentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanianPresentasi mekanisasi pertanian
Presentasi mekanisasi pertanian
 
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura5. peluang dan kendala sektor hortikultura
5. peluang dan kendala sektor hortikultura
 

Destacado

Strategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikulturaStrategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikulturaKusuma Darma
 
Pengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura IndonesiaPengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura Indonesialodzi
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Wahyu Setyawan
 
Agribis tan hort 01 okt 2013
Agribis tan hort 01 okt 2013Agribis tan hort 01 okt 2013
Agribis tan hort 01 okt 2013Hearty Paws
 
Produksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit DurianProduksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit DurianEmma Femi
 
Laporan manajemen kesuburan tanah
Laporan manajemen kesuburan tanahLaporan manajemen kesuburan tanah
Laporan manajemen kesuburan tanahNasrul Sativa
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Issuchii Liescahyani
 
Sistem informasi geografis
Sistem informasi geografisSistem informasi geografis
Sistem informasi geografismusnadil
 

Destacado (11)

Strategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikulturaStrategi pengembangan sektor hortikultura
Strategi pengembangan sektor hortikultura
 
Makalah hortikultura
Makalah hortikulturaMakalah hortikultura
Makalah hortikultura
 
Pengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura IndonesiaPengembangan Hotikultura Indonesia
Pengembangan Hotikultura Indonesia
 
Slide 1 kapita hortikultura
Slide 1 kapita hortikulturaSlide 1 kapita hortikultura
Slide 1 kapita hortikultura
 
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
Tanaman Hortikultura (Ms. PPt 2013)
 
Agribis tan hort 01 okt 2013
Agribis tan hort 01 okt 2013Agribis tan hort 01 okt 2013
Agribis tan hort 01 okt 2013
 
Produksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit DurianProduksi & Penyimpanan Bibit Durian
Produksi & Penyimpanan Bibit Durian
 
transplanting
 transplanting transplanting
transplanting
 
Laporan manajemen kesuburan tanah
Laporan manajemen kesuburan tanahLaporan manajemen kesuburan tanah
Laporan manajemen kesuburan tanah
 
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
Kemunduran benih (materi analisis mutu benih)
 
Sistem informasi geografis
Sistem informasi geografisSistem informasi geografis
Sistem informasi geografis
 

Similar a tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan

Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanianNursyidah alit
 
Daya saing produk_agribisnis
Daya saing produk_agribisnisDaya saing produk_agribisnis
Daya saing produk_agribisnisYunus Paelo
 
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 111410268 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026adhi nugraha
 
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisPotensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisDennisaDianita
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalHikmat Hikmatullah
 
Pertanian di masa depan
Pertanian di masa depanPertanian di masa depan
Pertanian di masa depanUmar Dani
 
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanmateri ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanAngelLatumahina
 
Eksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniEksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniWarnet Raha
 
Akalah tentang pertanian di indonesia
Akalah tentang pertanian di indonesiaAkalah tentang pertanian di indonesia
Akalah tentang pertanian di indonesiaFebrilidia
 
Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Fitri Hamasah
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaTogar Simatupang
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma Al-ma'arij
 

Similar a tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan (20)

Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
1. defenisi
1. defenisi1. defenisi
1. defenisi
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Peran sektor pertanian
Peran sektor pertanianPeran sektor pertanian
Peran sektor pertanian
 
Daya saing produk_agribisnis
Daya saing produk_agribisnisDaya saing produk_agribisnis
Daya saing produk_agribisnis
 
Peranan Sektor Pertanian
Peranan Sektor PertanianPeranan Sektor Pertanian
Peranan Sektor Pertanian
 
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 111410268 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
8 peranan sektor pertanian adhi nugraha 5_x 11141026
 
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor AgribisnisPotensi & Prospek Sektor Agribisnis
Potensi & Prospek Sektor Agribisnis
 
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan ProfesionalPetani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
Petani Indonesia Yang Modern Dan Profesional
 
1
11
1
 
Pertanian di masa depan
Pertanian di masa depanPertanian di masa depan
Pertanian di masa depan
 
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutanmateri ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
materi ilmu pertanian tentang pertanian yang berkelanjutan
 
Eksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniEksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat ini
 
Akalah tentang pertanian di indonesia
Akalah tentang pertanian di indonesiaAkalah tentang pertanian di indonesia
Akalah tentang pertanian di indonesia
 
Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung Teknologi produksi tanaman jagung
Teknologi produksi tanaman jagung
 
143
143143
143
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesia
 
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanianCharisma 11140935 peranan sektor pertanian
Charisma 11140935 peranan sektor pertanian
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 

Más de Febrina Tentaka

Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...Febrina Tentaka
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANFebrina Tentaka
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipFebrina Tentaka
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiFebrina Tentaka
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iFebrina Tentaka
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iFebrina Tentaka
 
Data praktikum ekologi air tawar 1
 Data praktikum ekologi air tawar 1 Data praktikum ekologi air tawar 1
Data praktikum ekologi air tawar 1Febrina Tentaka
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkokFebrina Tentaka
 
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum Febrina Tentaka
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Febrina Tentaka
 

Más de Febrina Tentaka (20)

PLANT BIOTECHNOLOGY
PLANT BIOTECHNOLOGYPLANT BIOTECHNOLOGY
PLANT BIOTECHNOLOGY
 
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
Plant Biotechnology- Inducing Fungus-Resistance into Plants Through Biotechno...
 
Budidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman GambirBudidaya Tanaman Gambir
Budidaya Tanaman Gambir
 
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGANLAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
 
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ipPaper agroteknologi tanaman pangan i ip
Paper agroteknologi tanaman pangan i ip
 
Papaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan iiPapaer agt tan pangan ii
Papaer agt tan pangan ii
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Agroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan iAgroteknologi tanaman perkebunan i
Agroteknologi tanaman perkebunan i
 
Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2Kultur jaringan 2
Kultur jaringan 2
 
kultur jaringan
kultur jaringankultur jaringan
kultur jaringan
 
Paper Kultur
Paper KulturPaper Kultur
Paper Kultur
 
Bab i2
Bab i2Bab i2
Bab i2
 
Feb
FebFeb
Feb
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 
Data praktikum ekologi air tawar 1
 Data praktikum ekologi air tawar 1 Data praktikum ekologi air tawar 1
Data praktikum ekologi air tawar 1
 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
Laporan praktikum pembiakan vegetatif okulasi, grafting dan cangkok
 
biokimia
biokimia biokimia
biokimia
 
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum Tugas akhir semester mikrobiologi umum
Tugas akhir semester mikrobiologi umum
 
Tanah gambut
Tanah gambut Tanah gambut
Tanah gambut
 
Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
 

Último

MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 

Último (20)

MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 

tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan

  • 1. TUGAS AKHIR SEMESTER AGROTEKNOLOGI TANAMAN HORTIKULTURA II PELUANG DAN TANTANGAN BISNIS TANAMAN BUAH – BUAHAN DPP/DPJ : Ir. PATRICIUS SIPAYUNG,M.Si OLEH : FEBRINA SINAGA 130420017 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016
  • 2. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan buah di suatu wilayah tergantung potensi yang dimiliki dan kendala yang dihadapi seperti potensi wilayah terutama ketersediaan sumberdaya pertanian, keragaman sistem usahatani yang ada dan infrastruktur serta ketersediaan teknologi pendukung. Peranan teknologi sangat menentukan dalam memanfaatkan potensi tersebut terutama dalam memecahkan masalah teknis. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan daya hasil dan daya guna dari setiap sumberdaya untuk menghasilkan output yang diharapkan agar mampu secara bertahap memperbaiki tingkat kesejahteraan, khususnya masyarakat tani dan pendapatan daerah serta Pengembangan sektor pertanian harus berbasis komoditas unggulan rakyat. Dalam hal ini pada subsektor tanaman pangan dan hortikultura adalah beberapa jenis buah-buahan andalan rakyat. Peluang pengembangan komoditas unggulan secara umum ditentukan oleh seberapa kuat daya saing yang dimiliki oleh produk tersebut. Bila daya saing cukup tinggi, maka komoditas tersebut mempunyai peluang pengembangan yang cukup besar untuk dapat masuk dan bertahan di pasaran. Demikian pula sebaliknya bila daya saing suatu komoditas ternyata rendah, muncul kendala dalam pemasaran. Karena itu, pengembangan komoditas unggulan harus memperhatikan potensi dan kendala yang dihadapi dalam berbagai aspek. Prospek bisnis budidaya buah juga sama bagusnya dengan budidaya sayuran. Hampir semua orang menyukai aneka macam buah-buahan, bahkan produk ini telah menjadi salah satu bagian pokok dari menu makanan empat sehat lima sempurna (nasi, sayur, lauk-pauk, buah, dan susu). Jadi, tidaklah heran bila peluang pasar yang bisa kita bidik masih sangat luas. Mulai dari konsumen skala rumah tangga, para pedagang buah di pasar tradisional, sampai supermarket besar yang menawarkan buah-buahan segar kepada para konsumennya.
  • 3. 1.2 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni media informasi bagi pembaca tentang peluang dan tantangan dalam bisnis produk hortikultura khususnya buah – buahan dan juga sebagai salah satu syarat dalam memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Agroteknologi Tanaman Pangan II yang diampu oleh Ir.Patricius Sipayung,M.Si.
  • 4. II ISI 2.1 Prospek Pengembangan Hortikultura Salah satu tujuan pengembangan hortikultura adalah peningkatan pendapatan petani yang dicapai melalui peningkatan produksi dan produktivitas. Pembangunan subsektor hortikultura di Indonesia pada masa mendatang dipacu ke arah sistem agribisnis. Peranan komoditas hortikultura cukup besar sumbangannya terhadap perbaikan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan petani, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis dan agroindustry, peningkatan ekspor serta pengurangan impor (Rukmana, 2004). Indonesia memiliki sumbar daya alam yang sangat besar dan beragam. Kekayaan akan sumber daya alam tersebut akan menjamin terjadinya arus perdagangan antarwilayah. Otomatis suatu daerah akan membutuhkan produk komoditas dari daerah lain, demikian pula sebaliknya. Keadaan ini akan memberikan jaminan bahwa agribisnis hortikultura di Indonesia akan berkembang secara berkelanjutan, berdaya saing, berbasis kerakyatan, dan terdesentralisasi, selama para pelaku bisnis mampu mengenali selera konsumen di daerah lain. Pengembangan sektor agribisnis hortikultura di Indonesia harus dibagi menjadi dua aspek, yaitu aspek budi daya tanaman dan aspek produk hortikultura. Aspek budi daya tanaman sepenuhnya menjadi tanggung jawab petani, praktisi, dan institusi pemerintah yang relevan. Sementara aspek produk hortikultura selayaknya ditangani oleh para pengusaha swasta/industri hortikultura dan pemerintah daerah setempat (Zulkarnain, 2010). 2.2 Peranan dan Kontribusi Hortikultura Komoditas hortikultura selain menjadi salah satu komoditas andalan ekspor non migas, tanaman dan produk yang dihasilkannya banyak memberikan keuntungan bagi manusia dan lingkungan hidup. Buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia; pohon buah-buahan, sayuran dan tanaman hias dapat berfungsi sebagai penyejuk, penyerap air hujan, peneduh dan penyerap CO2 atau pencemar udara lainnya; limbah tanamannya serta limbah buah atau sayuran dapat dipergunakan sebagai pupuk organik atau
  • 5. kompos yang dapat menyuburkan tanah, sedang keindahannya dapat dinikmati dan berpengaruh baik bagi kesehatan jiwa (Sunu, 2006). Meningkatnya apresiasi terhadap berbagai komoditas dan produk hortikultura menyebabkan fungsi tanaman hortikultura bukan lagi hanya sebagai bahan pangan, tetapi juga terkait dengan fungis-fungsi yang lain. Menurut Zulkarnain (2010), secara sederhana fungsi utama tanaman hortikultura dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: 1. Fungsi penyediaan pangan, yakni terutama sekali dalam kaitannya dengan penyediaan vitamin, mineral, serat, dan senyawa lain untuk pemenuhan gizi. 2. Fungsi ekonomi, di mana pada umumnya komoditas hortikultura memiliki nilai ekonomi yang tinggi, menjadi sumber pendapatan bagi petani, pedagang, kalangan industri dan lain-lain. 3. Fungsi kesehatan, ditunjukkan oleh manfaat komoditas biofarmaka untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit tidak menular. 4. Fungsi sosial budaya, yang ditunjukkan oleh peran komoditas hortikultura sebagai salah satu unsur keindahan atau kenyamanan lingkungan, serta peranannya dalam berbagai upacara, kepariwisataan, dan lain-lain. Menurut Mirsadiq (2012), peranan hortikultura adalah sebagai berikut. 1. Memperbaiki gizi masyarakat, 2. Memperbesar devisa negara, 3. Memperluas kesempatan kerja, 4. Meningkatkan pendapatan petani, dan 5. Pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan. 2.3 Tantangan Dan Peluang Pengembangan Hortikultura di Indonesia Indonesia adalah negara tropis dengan wilayah cukup luas, dengan variasi agroklimat yang tinggi, merupakan daerah yang potensial bagi pengembangan Hortikultura baik untuk tanaman dataran rendah maupun dataran tinggi. Variasi agroklimat ini juga menguntungkan bagi Indonesia, karena musim buah, sayur dan bunga dapat berlangsung sepanjang tahun. Peluang pasar dalam negeri bagi komoditas hortikultura diharapkan akan semakin meningkat dengan semakin
  • 6. meningkatnya jumlah penduduk dan pendapatan masyarakat, serta timbulnya kesadaran akan gizi di kalangan masyarakat. Peningkatan kebutuhan komoditas hortikultura ini juga ditunjang oleh perkembangan sektor industri pariwisata dan peningkatan ekspor. Apabila dilihat terhadap kebutuhan konsumsi buah dan sayuran, nampak bahwa kebutuhan masing-masing adalah 32,6 kg/kapita/tahun dan 32 kg/kapita/tahun, ternyata baru tercapai sekitar 21,1 kg/kapita/tahun dan 14 kg/kapita/tahun (Sunaryono, 1987, dalam Notodimedjo, 1997). Dari kenyataan tersebut tercermin adanya peluang dan tantangan yang harus kita hadapi. Di era globalisasi ini, kita dihadapkan pada persaingan yang semakin ketat, oleh karena itu kita harus mampu memanfaatkan keunggulan yang kita miliki, baik keunggulan komparatif maupun keunggulan kompetitif yang perlu ditingkatkan secara kualitatif. Globalisasi ini jelas akan menimbulkan peluang sekaligus ancaman bagi pembangunan pertanian dan perdagangan nasional di masa mendatang. Sukses tidaknya Indonesia dalam memanfaatkan peluang dan menghadapi ancaman akan ditentukan oleh kemampuan untuk mendayagunakan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang ada secara efisien, produktif dan efektif dalam rangka mewujudkan daya saing yang semakin meningkat dalam skala global atas barang dan jasa yang dihasilkan. Menghadapi persaingan yang semakin tajam mutlak diperlukan daya saing yang tinggi. Oleh karena itu seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan terlebih dunia usaha diharuskan mempersiapkan diri dengan langkah-langkah yang konkrit, sehingga mampu membangun suatu sistem ekonomi yang memiliki daya hidup dan berkembang secara mandiri serta mengakar pada struktur ekonomi dan struktur masyarakat Indonesia. Kita perlu menyadari bahwa kita dikelilingi oleh negara-negara yang memiliki daya saing yang kuat, apabila kita tidak meningkatkan daya saing maka tidak akan mampu bersaing, bukan hanya di pasar luar negeri, tetapi juga di pasar dalam negeri sendiri, yang telah nampak pada kasus sekarang ini, seperti : beras, gula, buah-buahan dan lainnya. Rendahnya daya saing sektor pertanian kita disebabkan oleh : sempitnya penguasaan lahan, tidak efisiennya usahatani, dan iklim usaha yang kurang kondusif serta ketergantungan pada alam masih tinggi. Untuk meningkatkan daya saing sektor pertanian ini tidak ada jalan lain, selain kerja keras masyarakat dan
  • 7. pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian, membuka areal pertanian baru yang dibagikan kepada petani-petani gurem/buruh tani, memperluas pengusahaan lahan oleh setiap keluarga tani dan menggunakan teknologi maju untuk meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian (Siswono Yudohusodo, 1999). Dengan adanya arus globalisasi, tidak mungkin dihindari semakin lama produk hortikultura yang masuk ke Indonesia dari negara-negara lain akan semakin beragam jenisnya dan volumenya semakin banyak. Menghadapi realitas ini mau tidak mau produk hortikultura harus bersaing dengan produk dari negara lain. Dalam upaya pencapaian tujuan tersebut dengan tanpa mengesampingkan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai tentunya perlu dikaji berbagai permasalahan yang ada sehingga upaya pencapaian tujuan di atas dapat terlaksana dengan baik. Permasalahan yang menonjol dalam upaya pengembangan hortikultura ialah produktivitas yang masih tergolong rendah, hal ini merupakan refleksi dari rangkaian berbagai faktor yang ada, antara lain : pola usahatani yang kecil, mutu bibit yang rendah yang ditunjang oleh keragaman jenis/varietas, serta rendahnya penerapan teknologi budidaya (Dudung Abdul Adjid, 1993). Selanjutnya Dudung Abdul Adjid (1993) menyatakan bahwa pada Pelita VI yang merupakan awal PJPT II ditandai dengan terjadinya arus globalisasi yang mengakibatkan pembangunan nasional semakin terkait dengan perkembangan dunia internasional antara lain dengan adanya putaran Uruguay (GATT) sehingga pasar Indonesia khususnya di bidang pertanian makin terbuka akan produk pertanian dari luar negeri. Kondisi ini selain mengandung berbagai kendala juga membuka peluang pasar internasional yang besar bagi produk pertanian yang sifatnya kompetitif. Kondisi tersebut merupakan tantangan yang cukup berat bagi pengembangan hortikultura pada khususnya, karena dalam pengusahaannya dituntut untuk efisien, mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu pengolahan hasil serta menunjang pembangunan wilayah. Oleh karena itu dalam pengembangan hortikultura tidak lagi hanya memperhatikan aspek produksi, tetapi lebih menitik beratkan pada pengembangan komoditi pasar.
  • 8. 2.4 Komoditas buah-buahan Sebagian besar produksi buah nasional bukan dihasilkan dari kegiatan budidaya yang intensif, kecuali untuk beberapa komoditas seperti jeruk, salak dan pepaya, sehingga dinamika produksi buah dalam jangka pendek tidak banyak dipengaruhi oleh dinamika harga buah dan harga faktor produksi. Sementara itu, faktor iklim memiliki pengaruh nyata terhadap dinamika produksi buah-buahan.Akibat El Nino 1997/1998 areal panen buah pada 1997 turun sebesar 32.3 persen, tetapi pengaruhnya terhadap produktivitas tidak selalu negatif akibat tidak terganggunya proses pembungaan oleh curah hujan yang seringkali menyebabkan gugur bunga. Konsekuensinya adalah total produksi buah-buahan antara 1996 dan 1997 hanya turun sebesar 1.4 persen sedangkan pro duksi mangga yang biasanya mengalami proses pembungaan pada periode musim hujan justru meningkat 38.9 persen akibat peningkatan produktivitas sebesar 40.3 persen. Pemasaran buah – buahan dapat dilihat pada gambar 1. Dimana terdiri dari beberapa tipe pemasaran, dari tipe I yang sederhana langsung kepada produsen, tipe II yang tekait antara pedagang – pedagang lainnya, tipe III dimana terdapat pedagang pengumpul, pedagang besar pengecer dan kemudian sampai pada konsumen. Tipe IV yang bercabang pada supermarket dan pedagang pengumpul kemudian berakhir di supermarket dan dari supermarket inilah konsumen membeli buah – buahan yang diinginkan, hingga tipe V yang bersistemkan pada pengolahan pabrik yang diecer hingga sampai pada konsumen. 3.5 Peluang bisnis buah - buahan 1. Ketersediaan Lahan dan Dukungan Agroklimat Secara geografis Indonesia memiliki sumberdaya alam yang cukup potensial untuk pengembangan komoditas pertanian yang berorientasi agribisnis, baik ditinjau dari segi agroklimat maupun dari potensi lahan. Kondisi biofisik wilayah yang komplek, mulai dataran rendah sampai dataran tinggi dengan berbagai tipe iklim dan jenis tanah, sangat memungkinkan untuk pengembangan berbagai komoditas, baik komoditas unggulan wilayah maupun komoditas potensial (prospektif).
  • 9. 2. Sumberdaya Manusia Potensi sumberdaya manusia dapat dilihat dari besarnya angkatan kerja produktif yang bekerja di sekor pertanian, ataupun kualitas sumberdaya yang dimiliki. Kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki dicerminkan oleh tingkat pendidikan. Kecenderungan di Indonesia adalah kurangnya minat tenaga berpendidikan untuk terlibat langsung dalam kegiatan agribisnis atau usahatani. Warga cenderung bekerja di luar daerah sebagai perantau baik bekerja di sektor formal ataupun informal. Kurangnya minat angkatan kerja bekerja di sektor pertanian tersebut menyebabkan tingkat upah menjadi lebih tinggi, skala usaha kecil dan pada gilirannya biaya produksi produk yang dihasilkan secara linear juga meningkat. 3. Infrastruktur Kondisi infrastruktur di Sumbar relatif baik, sehingga asessibilitas masyarakat antar desa ke ibu kecamatan, ibu kabupaten ataupun pusat-pusat pelayanan masyarakat lainnya termasuk lancer. 4.Kelembagaan Kelembagaan merupakan faktor penting dalam pengembangan usahatani. Kelembagaan utama yang terkait dengan sistem produksi adalah Kelompok Tani (Pokatn). Pada setiap desa atau nagari ada beberapa Poktan dan pada setiap Poktan terdiri dari sejumlah anggota. Tidak semua petani pada suatu wilayah menjadi anggota Poktan. Namun kemajuan manajemen Poktan yang aktif dalam mengadopsi inovasi teknologi diharapkan akan berdampak pada petani lainnya yang bukan anggota. Kelembagaan sarana produksi usahatani berupa kios sarana produksi juga tersedia pada pasar desa atau pasar kecamatan terdekat, sehingga untuk pengadaan sarana produksi seperti pupuk, obat-obatan cukup lancar pada keadaan normal. Kecuali bila terjadi gangguan pasokan, terutama yang sering terjadi pada pupuk. Kelembagaan pasar juga tidak masalah, hal ini didukung oleh sarana dan prasarana transportasi yang lancar. Pedagang untuk komoditas pangan maupun produk perkebunan umumnya ada pada desa atau desa tetangga yang tidak jauh dari lokasi petani. Lembaga keuangan seperti Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) sudah mulai berkembang sebagai sumber pembiayaan
  • 10. bagi petani dalam mengembangan usaha pertanian mereka. Keberadaan LKM-A ini akan sangat membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di pedesaan, khususnya usaha agribisnis skala kecil (Hosen et al. 2009). 6 Aspek Sosial dan Budaya Peluang dari aspek sosial budaya dapat direfleksikan melalui tingkat kesadaran masyarakat sebagai konsumen yang memahami arti penting dari mengkonsumsi buah sebagai sumber mineral dalam menu sehari-hari. Promosi untuk pemahaman ini dilakukan sangat intensif sejak dini mulai dari anak balita bahkan dimulai dari ibu hamil. Bahkan bagi sebagian golongan masyarakat tertentu, mereka lebih mengutamakan mengkonsumsi buah dibanding sumber karbohidrat 3.6 Tantangan bisnis buah - buahan 1. Aspek Teknis 2. Kemampuan IPTEK Keberadaan lembaga penelitian baik yang berada dibawah jajaran Badan Litbang Pertanian maupun Perguruan Tinggi, pada dasarnya dimaksudkan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi petani, terutama dalam aspek inovasi teknologi. Untuk mempercepat diseminasi inovasi teknologi, perakitan komponen/paket teknologi dan pengembangannya dilakukan dengan melibatkan petani koperator secara aktif. Selain itu, beberapa media diseminasi akhir-kahir ini juga dipacu pengembangannya. Dengan demikian, respon yang terlambat dalam menjawab permasalahan di lapang dapat diatasi. Pada waktu bersamaan, secara simultan kemampuan SDM petani dalam mengakses Iptek melalui website secara kelembagaan juga terus ditingkatkan. 3. Aspek Ekonomi Dari aspek ekonomi, pengembangan suatu komoditas pada agroekosistem yang sama sangat ditentukan oleh tingkat keuntungan usaha yang dihasilkan. Artinya petani sebagai produsen bebas memilih jenis komoditas yang akan diusahakan sesuai dengan kemampuan (lahan, tenaga kerja, dan modal) yang mereka miliki. Sebagai tanaman tahunan yang berumur panjang, tanaman buah tidak mudah diganti satu sama lain dalam waktu pendek. Oleh sebab itu pemeliharaan baik sebelum menghasilkan maupun pada kondisi tanaman
  • 11. produktif perlu dilakukan secara intensif. Pemupukan, pengendalian OPT, serta perawatan tanaman lainnya membutuhkan biaya cukup besar. Hal ini seringkali kurang mendapat perhatian, sehingga produktivitas dan keuntungan usahatani jadi rendah. 4. Kelembagaan/diseminasi Penguatan kelembagaan petani seperti Poktan dan Gapoktan mendapat perhatian khusus akhir-akhir ini. Hal ini dimaksudkan agar aksesibilitas petani terhadap informasi, teknologi, permodalan, dan pasar yang selama ini menjadi kendala bagi petani dalam pengembangan usaha dapat teratasi. komparatif pada kawasan-kawasan yang agoekosistemnya sesuai menjadi prioritas pengembangan komoditas selanjutnya.
  • 12. III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sejalan dengan pertumbuhan ekonomi konsumsi per kapita buah mengalami peningkatan dalam jangka panjang. Di pasar dunia perdagangan bahan pangan juga semakin bergeser pada produk hortikultura akibat terjadinya pergeseran preferensi konsumen yang semakin menghindari bahan pangan berkolesterol tinggi. Kedua kecenderungan tersebut mengindikasikan bahwa pasar produk hortikultura akan semakin besar di masa yang akan datang, baik di pasar domestik maupun di pasar dunia. Sejalan dengan liberalisasi perdagangan peluang pasar tersebut akan semakin terbuka bagi negaranegara eksportir akibat dihapuskannya berbagai hambatan perdagangan antar negara sesuaidengan kesepakatan GATT. Perkembangan hortikultura di Indonesia memiliki prospek atau peluang yang baik dikarenakan tingkat konsumsi di masyarakat terkhusus masyarakat domestic yang semakin meningkat dan di Indonesia memiliki keadaan lingkungan yang bersahabat. Peranan hortikultura berfungsi sebagai penyedia pangan, ekonomi, kesehatan, dan sosial budaya. Tantangan atau permasalahan yang di hadapi untuk pengembangan hortikultura di Indonesia di karenakan pola usahatani yang kecil, mutu bibit yang rendah yang ditunjang oleh keragaman jenis/varietas, serta rendahnya penerapan teknologi budidaya. 3.2 Saran Pengembangan bisnis hortikultura di Indonesia khususnya buah – buahan memiliki prospek yang sangat baik, oleh karena itu sebaiknya masyarakat pemerintah, peneliti, dan lembaga pendidikan terkhusus di bidang pertanian lebih giat dan berupaya dalam pengembangan hortikultura agar dapat bersaing dengan produk luar dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA Amrin Kahar, 1994. Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Proc. Simp. Hort. Nas., Malang. Badan Litbang Pertanian. 2008. Limapuluh Teknologi Unggulan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Badan Peneltian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Dudung Abdul Adjid, 1993. Kebijaksanaan Pengembangan Hortikultura di Indonesia dalam Pelita VI. Seminar dan Konggres PERHORTI. Malang. Edmond, J.B., T.L. Senn, F.S. Andrew and R.G. Halfacre, 1975. Fundamentals of Horticulture. Tata McGraw Hill Publ. Co. Ltd. New Delhi. Janick, J., 1972. Horticultural Science. W.H. Freeman and Co. San Francisco. Mirsadiq. 2012. Hortikultura.http://mirsadiq.wordpress.com/2012/01/08/ hortikultura-2/.Diakses pada 10 Juni 2016. Notodimedjo, Soewarno. 1997. Strategi Pengembangan Hortikultura Khususnya Buah- buahan dalam menyongsong Era Pasar Bebas. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Hortikultura, Fak.Pertanian Unibraw, Malang. Siswono, Yudohusodo, 1999. Upaya Pemberdayaan Petani sebagai Faktor Utama Program Pembangunan Nasional. Gerakan Terpadu Peduli Pertanian, Undip Semarang. Sunu, Pratignja dan Wartoyo. 2006. Buku Ajar : Dasar Hortikultura. http://pertanian.uns.ac.id/~agronomi/dashor.html. Diakses pada 10 Juni 2016. Zulkarnain, 2010. Dasar-Dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.