Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Makalah anjak piutang
1. MAKALAH KELOMPOK 1
ANJAK PIUTANG ( FACTORING )
OLEH:
Gita Ramadani 1303526
Oriza Ruri Sativa 1303540
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar belakang
Menghadapi era globalisasi dan perkembangan perekonomian suatu bangsa, peran
masyarakat dibidang ekonomi dan pembangunan sangat diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian dan kesejahteraan bangsa. Terutama bagi para pengusaha baik pengusaha
besar, kecil, maupun menengah (UKM). Untuk menjadi pengusaha yang sukses dan
mampu bertahan dalam setiap permasalahan atau resiko yang dihadapi, mereka senantiasa
dituntut untuk mampu mengelola usahanya baik dilihat dari asset maupun liabillity
perusahaannya.
Pada umumnya, setiap perusahaan mempunyai berbagai macam aktivitas usaha
seperti aktivitas operasional perusahaan dan aktivitas diluar operasionalnya. Perusahaan
harus mampu mengelola aktivitas tersebut dengan baik agar tidak menghambat aktivitas
kegiatan yang lain. Aktivitas operasional perusahaan misalnya, melakukan penjualan
barang atau jasa baik dilakukan secara tunai maupun kredit sesuai dengan kesepakatan
kedua belah pihak. Apabila transaksi pembayaran dilakukan secara tunai perusahaan akan
langsung menerima keuntungan yang didapatkan, akan tetapi bila transaksi dilakukan
secara kredit maka perusahaan akan mempunyai piutang atau tagihan yang harus
mempunyai pengelolaan yang baik agar piutang atau tagihan tersebut dapat diterima
sesuai dengan yang diharapkan. Pegelolaan piutang harus dilakukan dengan baik
mengingat piutang juga merupakan sumber pendapatan perusahaan yang belum terbayar.
Apabila dalam penagihan piutang dagang perusahaan mengalami kemacetan,
perusahaan secara otomatis akan mengalami kerugian bahkan menghadapi permasalahan
besar yang pada akhirnya nanti perusahaan mengalami kebangkrutan. Itu semua
dikarenakan perputaran produk yang dihasilkan dan perputaran keuangan yang tidak
stabil atau terganggu. Dan apabila terjadi seperti itu, apa yang seharusnya dilakukan
perusahaan apabila perusahaan membutuhkan perputaran modal yang cepat untuk
memenuhi perputaran aktivitas selanjutnya?.
Salah satu solusi yang harus dilakukan adalah dengan cara pengalihan atau penjualan
piutang kepada pihak lain oleh karen itu bank, lembaga keuangan nonbank, dan
perusahaan multi finance yang berbentuk perseroan terbatas atau koperasi memberikan
3. jasa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring yang bertujuan untuk
memperlancar kegiatan penyelesaian utang atau piutang dan membantu perusahaan dalam
mengelola transaksi penjualan secara kreditnya agar terhindar dari resiko yang tidak
diharapkan perusahaan. Pengelolaan secara efektif dan efisien inilah yang harus
dibutuhkan dan dikembangkan oleh perusahaan untuk meningkatkan fungsi dan
kredibilitasnya didunia usaha yang sejalan dengan perkembangan perekoomian yang terus
maju.
1.2 rumusan masalah
1. apa Pengertian Anjak piutang ?
2. bagaimana Sejarah perkembangan anjak piutang ?
3. bagaimana Mekanisme pembiayaan anjak piutang ?
4. apa saja jenis dan jasa anjak piutang ?
1.3 tujuan
1. untuk mengatahui apa yang dimaksud dengan Anjak piutang.
2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan anjak piutang.
3. Untuk mengetahui bagaimana Mekanisme pembiayaan anjak piutang
4. Untuk mengetahui apa saja jenis dan jasa anjak piutang
4. BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Anjak piutang
Factoring (Anjak Piutang) adalah kontrak antara perusahaan anjak piutang (sebagai
penyedia jasa) dengan klien, dimana klien wajib menjual atau menjaminkan piutang (dari
hasil penjualan barang secara kredit) kepada factoring.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.021/2006 Tentang
Persahaan Pembiayaan pasal 1 (e) bahwa Anjak Piutang (Factoring) adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu perusahaan
berikut pengurusan atas piutang tersebut. Sedangkan berdasarkan Keputusan Presiden
Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga
Pembiayaan bahwa perusahaan Anjak Piutang adalah Badan Usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan
piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dan transaksi perdagangan dalam
atau luar negeri.
Menurut Kasmir, S.E.,M.M. dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
menyatakan bahwa Perusahaan Anjak Piutang atau Factoring adalah perusahaan yang
kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau
pengelolaan utang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu
milik perusahaan.
Anjak Piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual
piutang (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara
anjak piutang dengan pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai
piutangn, bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu
pinjaman, melainkan pembelian suatu asset. Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua
pihak, sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.
Dari keseluruhan pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa perusahaan anjak piutang
merupakan perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah utang-piutang, baik
pengambilalihan atau pembelian piutang yang bertujuan memperlancar kegiatan
perusahaan dan menghindari kredit macet agar perusahaan yang mempunyai masalah
utang-piutang dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan baik dan lancar.
5. Perusahaan anjak piutang tersebut juga akan mendapatkan diskon atau fee tertentu dari
perusahaan yang mempunyai masalah utang-piutang
2. Sejarah perkembangan
Sejarah usaha jasa anjak piutang atau yang lebih dikenal dengan sebutan Factoring
sudah dikenal sejak 2000 tahun lalu-pertama kali digunakan di Mesopotamia. Pertama
kali,bentuk usaha anjak piutang memang masih sangat sederhana.Pihak factor,biasanya
bertindak sebagai agen penjualan yang sekaligus pemberi perlindungan kredit.Kegiatan
semacam ini dikategorikan sebagai general factoring.
General factoring ini kemudian berkembang di daratan Eropa,tepatnya di
Inggris.Perusahaan factor di Inggris pada saat itu sangat membantu para pedagang dari
Plymouth(Amerika) untuk mengageni penjualan mereka di daratan Eropa,dan juga
membelikan barang barang dagangan dari Inggris yang mereka inginkan untuk diimpor
ke Amerika.
Revolusi industri di akhir abad ke 18 turut mendorong pertumbuhan bisnis jasa
general factoring.Mekanisasi alat alat tenun tekstil di Inggris dan tingginya minat beli
tekstil di Amerika ,telah menyebabkan meningkatnya transaksi ekspor impor.
Perkembangan bisnis tersebut,otomatis turut memacu pertumbuhan industri factoring di
Amerika, terutama di New York City.
Perusahaan factoring di Amerika saat itu seperti ketiban rezeki.Mereka mengageni
produk tekstil Eropa atas dasar konsinyasi. Mereka juga memberikan kredit,menjamin
kredit tersebut, memberikan pembayaran awal terhadap piutang yang timbul, dan
melakukan penagihan untuk kepentingan clientnya, yaitu menjamin kredit, melakukan
penagihan, dan penyediaan dana. Bentuk bentuk usaha inilah yang kemudian menjadi
embrio dari bisnis anjak piutang modern seperti yang dikenal saat ini.Anjak piutang
modern ini kemudian terus berkembang tidak hanya di bidang usaha tekstil tetapi juga
merambah ke berbagai sector industri,baik untuk transaksi ekspor impor maupun
transaksi local.
kegiatan anjak piutang mulai dikenal luas ketika perusahaan-perusahaan
manufacture di Inggris berusaha menjual produknya ke Amerika. Amerika pada waktu
itu, sekitar tahun 1880-an, merupakan benua baru yang banyak didatangi dari benua eropa
terutama inggris. Kedatangan bangsa di eropa mau tidak mau menbawa konsekuensi
6. bahwa mereka harus melakukan kegiatan produksi dan konsumsi didaerah barunya,
namun pada awalnya mereka tidak bisa banyak melakukan kegiatan produksi karena
terbatasnya sumber daya manusia, capital dan peralatan.
Untuk kawasan Asia Tenggara, anjak piutang pertama kali diperkenalkan di
Singapura pada pertengahan tahun 70-an.Sejak saat itu,transaksi anjak piutang di
Singapura mengalami perkembangan yang sangat pesat baik ditinjau dari jumlah
perusahaan maupun turnover transaksinya. Sedangkan di Malaysia,kegiatan anjak piutang
dimulai pada tahun 1988 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No 61 tahun 1988.
Secara formal,pada awalnya perkembangan usaha anjak piutang di Indonesia belum
begitu popular.Namun,kegiatan anjak piutang di Indonesia secara informal sebenarnya
sudah ada sebelum dikeluarkannya Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988,yaitu
kegiatan Cheque Discounted atau Cheque yang didiskontokan yang sering dilakukan oleh
para pedagang di pasar pasar. Kegiatan ini sudah berjalan secara informal di tengah
masyarakat dan sudah baku di antara para pedagang di pasar pasar.
Biasanya para pedagang menukar Cek Mundur kepada penyedia dana,dan langsung
dipotong dalam jumlah/persentase tertentu sesuai dengan jangka waktunya.Apabila cek
itu tidak ada dananya,maka penjual cek harus mengganti dengan uang tunai kepada
penyedia dana.
Keputusan Presiden No 61 Tahun1988 tentang Lembaga Pembiayaan merupakan
usaha pemerintah untuk memformalkan kegiatan anjak piutang yang sudah ada di
masyarakat,dan menjadikan usaha anjak piutang menjadi suatu bagian dari Lembaga
Pembiayyaan,yang juga dapat dilakukan oleh Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank.
Kegiatan anjak piutang di Indonesia berkembang baik sejak adanya Keputusan
Presiden No. 61 dan Keputusan Meteri Keuangan No.1251/KMK.13/1988 tanggal 20
desember 1988. peraturan ini terutama untuk memberikan alternatif pembiayaan usaha
dari berbagai jenis lembaga keuangan, termasuk perusahaan anjak piutang. Pembiayaan
usaha diberikan keleluasaan untuk mengembangkan usaha dengan modal yang hanya
tidak bersumber dari lembaga keuangan saja. Jasa anjak piutang dapat diberikan oleh
suatu lembaga keuangan sebagai salah satu kegiatan usahanya, dan dibeikan oleh suatu
bank, dan dapat diberikan oleh suatu lembaga keuangan yang secara khusus memberikan
jasa anjak piutang.
3. Mekanisme pembiayaan anjak piutang
a. Undisclosed/Non Notification Factoring
7. Adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang kepada perusahaan anjak
piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada debitor kecuali bila ada pelanggaran
atas kesepakatan pada pihak klien atau secara sepihak perusahaan anjak piutang
menganggap akan menghadapi resiko
Kegiatannya yang dilakukan yaitu :
a. Transaksi penyerahan piutang kepada factor tanpa pemberitahuan pada
customer
b. Supplier menjual barang secara kredit
c. Supplier menyerahkan faktur dan bukti pendukung tanpa pemberitahuan
kontrak anjak piutang
d. Tembusan atau copy faktur diserahkan kepada factor
e. Factor membayar 80% dan sisanya saat pelunasan
f. Debitur langsung melunasi utang pada supplier
g. Supplier meneruskan pembayaran ke Factor lalu Factor melunasi yang 20%
b. Disclosed/Notification Factoring
Adalah pengalihan piutang pada perusahaan anjak piutang dengan
sepengetahuan pihak debitor (customer).
Mekanisme transaksi ini bisa dijelaskan sebagai berikut :
Terjadi penjualan secara kredit kepada pelanggan (klien)
Negosiasi dan kontrak factoring antara perusahaan (klien) dengan lembaga
anjak piutang dimana perusahaan menyerahkan faktur penagihan dan
dokumen terkait lainnya (dokumen asli).
Perusahaan memberitahu kepada debitur kalau piutang dan penagihan sudah
dialihkan ke lembaga anjak piutang.
Lembaga anjak piutang memberikan pembiayaan maksimum 80% dari nilai
faktur.
Pada saat jatuh tempo lembaga anjak piutang melakukan penagihan kepada
debitur.
Pelanggan (debitur) membayar tagihan kepada anjak piutang.
Lembaga anjak piutang menyerahkan sisa dan (20% Nilai faktur) kepada
perusahaan (klien) setelah sebelumnya dikurangi biaya administrasi.
8. Dalam transaksi anjak piutang terdapat beberapa risiko yang mungkin timbul
diantaranya:
1. Pada Undisclosed Factoring ada kemungkinan perusahaan (klien) ingkar janji
(wanprestasi) yaitu tidak mengembalikan pinjaman/pembiayaan kepada factoring
walaupun perusahaan sudah menerima pembayaran dari debitur sehingga anjak
piutang mengalami kerugian.
2. Pelanggan/debitur yang ingkar janji yaitu tidak membayar hutangnya pada saat
jatuh tempo sehingga kemungkinan perusahaan atau lembaga anjak piutang yang
mengalami kerugian.
Untuk mengatasi risiko tersebut, pada saat kontrak/ perjanjian dibuat maka perlu
ditetapkan pihak yang bertanggung jawab atas penanggungan resiko. Jika debitur
tidak dapat memenuhi kewajibannya dan yang menanggung resiko tersebut
perusahaan (klien) maka perjanjiannya dinamakan with recourse factoring sedangkan
jika lembaga anjak piutang yang menanggung risiko kerugiaannya maka
perjanjiannya dinamakan without recourse factoring.
Jika melihat fasilitas-fasilitas yang disediakan lembaga anjak piutang, ternyata
usaha anjak piutang lebih dominan kepada pemberian jasa pembiayaan (financing
service) atas pengalihan piutang dari klien (perusahaan). Namun demikian lembaga
anjak piutang juga memberikan jasa dibidang non pembiayaan (non financing
service). Jasa non pembiayaan ini pada dasarnya untuk melayani pengelolaan piutang
(kredit) perusahaan klien.
Produk jasa non pembiayaan ini diantaranya :
a. Investigasi kredit (credit investigation) atau analisis kredit yaitu lembaga anjak
piutang membantu perusahaan untuk menilai calon customer/debitur.
b. Mengelola administrasi penjualan secara kredit (sales ledger
administration/sales accounting).
c. Mengawasi/ memonitor penjualan yang dilakukan klien termasuk menetapkan
prosedur penagihan.
d. Memberikan masukan atau mengusahakan cara pengamanan terhadap risiko
piutang terutama jika transaksi perdagangan secara internasional (export
financing) yang rentan terhadap risiko terjadinya fluktuasi kurs valuta asing.
Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien) tidak perlu
membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga anjak piutang sudah
secara otomatis telah melaksanakan fungsi bagian crediet (credit departement) dimana
9. lembaga anjak piutang akan memberikan laporan hasil kerjanya secara periodik
kepada perusahaan (klien) Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu
kewajiban bagi perusahaan (klien) yaitu membayar biaya anjak piutang. Biaya ini
terdiri dari:
Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan jasa
untuk pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi penjualan
yang dilakukan klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% – 2,5% tergantung
kesepakatan antara anjak piutang dan klien.
Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh
pembiayaan (dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya discount
charge antara 2% – 3%. Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan kesepakatan
kedua belah pihak.
4. jenis dan jasa anjak piutang
Jenis dari jasa anjak piutang berganutng pada perjanjian antara klien dan factor, atas
dasar tersebut jasa anjak piutang dapat dibedakan atas dasar hal-hal berikut ini.
a. Jasa yang Ditawarkan
1. Full Service Factoring Yaitu kegiatan anjak piutang yang mencakup semua jasa
Anjak Piutang baik financing maupun non financing
2. Maturity Factoring Yaitu kegiatan anjak piutang dimana klien hanya
memerlukan jasa non financing. Anjak piutang jenis ini memberikan jasa
proteksi risiko piutang, administrasi penjualan secara menyeluruh, dan
penagihan
3. Bulk Factoring Yaitu kegiatan anjak piutang dimana klien hanya memerlukan
jasa financing dengan persyaratan adanya pemberitahuan kepada customer.
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa pembiayaan dan pemberitahuan saat
jatuh tempo pada nasabah, tanpa memberikan jasa lain seperti proteksi risiko
piutang, administrasi penjualan dan penagihan.
4. Agency Factoring Yaitu kegiatan anjak piutang dimana klien memerlukan jasa
non financing kecuali penagihan kepada customer, yang tetap dilakukan oleh
klien.
5. Invoice factoring yaitu pelayanan anjak piutang dalam bentuk jasa pembiayaan
sedangkan jasa non pembiayaan ditangani klien sendiri
10. 6. Invoice factoring yaitu pelayanan anjak piutang dalam bentuk jasa pembiayaan
sedangkan jasa non pembiayaan ditangani klien sendiri
7. Invoice factoring yaitu pelayanan anjak piutang dalam bentuk jasa pembiayaan
sedangkan jasa non pembiayaan ditangani klien sendiri
b. Distribusi Risiko
With Recourse Factoring. Cara kerja anjak piutang ini, yaitu apabila pihak
perusahaan anjak piutang tidak mendapatkan atau tidak semuanya
mendapatkan tagihannya dari pihak nasabah maka penjual piutang masih tetap
bertanggung jawab untuk melunasinya. Bahkan ada jenis With Recourse
Factoring yang memberikan opsi untuk pihak perusahaan anjak piutang untuk
menjual piutangnya kembali kepada para penjual piutang semula.
Without Recourse Factoring. Cara kerja anjak piutang ini, yaitu meletakkan
beban tagihan beserta seluruh resikonya sepenuhnya pada pihak perusahaan
anjak piutang. Jika terjadi kegagalan dalam hal penagihan piutang jenis ini
adalah merupakan tanggung jawab pihak perusahaan anjak piutang sendiri.
Sementara pihak penjual piutang tidak lagi bertanggung jawab dan tidak dapat
dikembalikan penagihan kepada pihak Clien.
c. Segi Negara Tempat Kedudukan para Pihak
Domestic Factoring. Yaitu cara kerja pengalihan piutang melalui anjak piutang
yang semua pihak berada dalam satu Negara.
International Factoring. Yaitu cara kerja anjak piutang dalam hal pihak
nasabahnya berada di luar negeri. Untuk International Factoring ini sering
disebut juga dengan istilah Exsport Factoring.
d. Keterlibatan Nasabah dalam Perjanjian
Disclosed Factoring. Penyarahan atau penjualan piutang oleh clien kepada
factor dalam disclosed factoring adalah dengan sepengetahuan pihak nasabah.
Undisclosed Factoring. Penyarahan atau penjualan piutang oleh clien kepada
factor dalam disclosed factoring adalah dengan tanpa sepengetahuan pihak
nasabah.
Jenis anjak piutang bila dilihat dari segi jasa yang diberikan maka dapat dibagi kedalam :
11. 1. Financial Factoring
Yaitu dalam hal perusahaan anjak piutang memberikan jasa atau bantuan
financial. Jasa financial ini diberikan lewat advance paymen oleh perusahaan
anjak piutang (factor) kepada penjual (clien) sebelum jatuh tempo atau sebelum
ditagihnya piutang. Dalam keadaan demikian perusahaaan anjak piutang dapat
memberikan bantuan berupa pembayaran sampai 80% atau bahkan sampai dengan
90% dari jumlah piutang dagang, segera setelah diadakan kontrak Factoring dan
menyerahkan bukti-bukti penjualan.
2. Non Financial Factoring
Dalam hal yang demikian perusahaan anjak piutang memberikan jasa non
financial sehingga perusahaan anjak piutang melayani kepentingan kredit
manajemen penjual piutang.
Jasa non financial ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu :
a. Credit investigation
Besarnya resiko yang dihadapi penjual piutang sampai sebelum
menyetujui pembelian piutang maka penjual piutang meminta perusahaan
anjak piutang untuk menilai kemampuan membayar dari nasabah dengan
sebaik-baiknya.
b. Sales Ladger Administration
Cara kerja jasa ini sama dengan fungsi sales accounting, yaitu dengan
melakukan pembukuan. Penagihan atas penjualan yang dilanjutkan dengan
memberi laporan posisi hutang pada nasabah penjual piutang.
c. Credit Control termasuk Collection
Dalam hal ini perusahaan anjak piutang memonitor penjualan yang
dilakukan pihak penjual piutang dengan dengan baik, aktivitasnya termasuk
juga untuk menetapkan prosedur penagihannya agar piutang dagang dapat
diselesaikan pada waktunya.
d. Protection Againt Credit Risk
Dalam hal ini perusahaan anjak piutang mengusahakan cara-cara
pengamanan terhadap resiko bad debs (penagihan)
12. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perusahaan anjak piutang (factoring) adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan
penagihan atau pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu
perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu dari perusahaan.
Menurut keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK.013/1988 Tanggal 20
Desember 1988, Anjak piutang adalah “badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk embelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar
negri”.
Kegiatan utama perusahaan anjak piutang adalah mengambil alih pengurusan piutang
suatu perusahaan dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan kepada
pihak kreditor (pihak yang punya piutang). Usaha-usaha yang dijalankan oleh
perusahaan anjak piutang berkaitan dengan pegambilalihan dan pengelolaan piutang
suatu perusahaan, tergantung permintaan pihak kreditor. Bagi perusahaan kreditor
dengan adanya perusahaan anjak piutang sangat membantu mereka dalam hal
mengurangi resiko yang dihadapi terhadap macetnya tagihan perusahaan.
Dalam kegiatan transaksi perusahaan anjak piutang terdapat tiga pihak yang saling
berkepentingan. Tanpa keterlibatan ketiga pihak tersebut, maka kegiatan perusahaan
anjak piutang tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
3.2 Saran
Peran dari lembaga anjak piutang sebenarnya sudah cukup baik untuk membantu
likuiditas suatu perusahaan. Akan tetapi alangkan baiknya perusahaan anjak piutang bisa
ikut membantu perusahaan dengan lingkup yang lebih kecil (UMKM). Karena pada
dasarnya perusahaan anjak piutang lebih banyak berfokus pada perusahaan perusahaan
besar.