Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PPT
1.
2.
3. BAB I
A. Latar Belakang
1.Pembelajaran masih banyak berorientasi pada guru dengan
mengandalkan bahan belajar dari buku IPA yang tersedia
tanpa ditunjang dengan media pembelajaran.
2.Selain itu guru menyampaikan materi IPA pada pokok
pembahasan sistem rangka kurang menarik perhatian siswa
yang menyebabkan siswa menjadi jenuh dan bosan dengan
materi yang di ajarkan.
3.Perolehan hasil belajar siswa tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan (tidak memenuhi KKM).
4.Guru kesulitan dalam merancang dan melaksanakan model
pembelajaran untuk melaksanakan proses pembelajaran IPA.
4. B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe make a match pada pembelajaran IPA
pokok pembahasan sistem rangka di kelas IV SD
Negeri Karangampel Kidul IV Kecamatan
Karangampel Kabupaten Indramayu?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa tentang
sistem rangka dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas IV
SD Negeri Karangampel Kidul IV Kecamatan
Karangampel Kabupaten Indramayu?
5. C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penerapan model pembelajaran
kooperative tipe make a match terhadap
peningkatan hasil belajar siswa tentang sistem
rangka di kelas IV SD Negeri Karangampel
Kidul IV Kecamatan Karangampel Kabupaten
Indramayu.
2. Mengetahui proses peningkatan hasil belajar
siswa mengenai sistem rangka dengan
menggunakan model pembelajaran kooperative
tipe make a match di kelas IV SD Negeri
Karangampel Kidul IV Kecamatan Karangampel
Kabupaten Indramayu.
6. BAB II
A. Pembelajaran IPA di SD
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri, alam sekitar,
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2006).
B. Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match
Model Pembelajaran Make a Match (membuat pasangan)
merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran
kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran
(1994). Pembelajaran kooperatif tipe make a match adalah
suatu metode yang digunakan oleh pendidik untuk
menciptakan suasana yang aktif dimana cara pembelajarannya
menggunakan kartu-kartu guna mencari pasangan yang cocok.
7. C. Hasil Pembelajaran Siswa
1.Pengertian Hakikat Hasil Belajar
Suatu tolak ukur dari keberhasilan proses pembelajaran
yang dilakukan oleh siswa. Dari sinilah setiap peserta didik
akan terlihat apakah sudah berhasil dalam mengikuti
pembelajaran atau belum.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
a. Internal
b.Eksternal
c. Pendekatan belajar
8. D. Kerangka Berfikir
Identifikasi Masalah
1. Pemahaman konsep pada materi sistem rangka
cukup rendah.
2. Pembelajaran yang masih berpusat pada
pendidik.
3. Hasil belajar rendah.
Solusi
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Make
A Match
Keunggulan
1.Pembelajaran tidak cepat bosan.
2.Lebih aktif dalam pembelajaran.
3.Kreativitas akan tumbuh dalam memahami
konsep Sistem Rangka.
4.Membantu pendidik untuk mengajar lebih
sistematis.
Harapan
1. Hasil belajar peserta didik lebih
meningkat.
2. Semangat dalam mengikuti
pembelajaran meningkat.
3. Lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
9. E. Hipotesis
Dalam hipotesis penelitian ini jika
model pembelajaran kooperatif tipe make
a match ini diterapkan pada pembelajaran
IPA tentang Sistem Rangka di kelas IV
SD Negeri Karangampel Kidul IV, maka
hasil belajar siswa akan meningkat.
10. BAB III
1. Subyek dan Waktu Penelitian
a. Subyek Penelitian
b. Waktu Penelitian
2. Desain dan Metode Penelitian
a. Desain Penelitian
b. Metode Penelitian
3. Instrumen Penelitian
a.Teknik survei
b.Tes
c.Observasi
d.Dokumentasi
3. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
a.Teknik Pengumpulan Data
b.Analisis Data
11. BAB IV
1. Pra Siklus
No Indikator Keterangan
1 Jumlah peserta didik 23
2 Kriteria ketuntasan minimal (KKM) 64
3 Target pencapaian keberhasilan 80%
4 Jumlah peserta didik tuntas pra siklus 8
5 Jumlah peserta didik tidak tuntas pra
siklus
15
6 Jumlah nilai pra siklus 1310
7 Rata-rata nilai pra silklus 56,9
8 Persentase ketuntasan pra siklus 35%
9 Presentase ketidaktuntasan pra siklus 65%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Tuntas
Belum
Tuntas
35%
65%
12. 2. Siklus I
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
Keterangan Siklus I
Aktivitas peneliti 82,1 %
Aktivitas siswa 65,6 %
No Indikator Keterangan
1 Jumlah peserta didik 23
2 Kriteria ketuntasan minimal (KKM) 64
3 Target pencapaian keberhasilan 80%
4 Jumlah peserta didik tuntas siklus I 12
5 Jumlah peserta didik tidak tuntas
siklus I
11
6 Jumlah nilai siklus I 1366
7 Rata-rata nilai silklus I 59,4
8 Persentase ketuntasan siklus I 52%
9 Presentase ketidaktuntasan siklus I 48%
46%
47%
48%
49%
50%
51%
52%
Tuntas
Belum
Tuntas
52%
48%
d. Refleksi
13. 2. Siklus II
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Observasi
Keterangan Siklus II
Aktivitas peneliti 92,9 %
Aktivitas siswa 87,5 %
No Indikator Keterangan
1 Jumlah peserta didik 23
2 Kriteria ketuntasan minimal (KKM) 64
3 Target pencapaian keberhasilan 80%
4 Jumlah peserta didik tuntas siklus II 20
5 Jumlah peserta didik tidak tuntas
siklus II
3
6 Jumlah nilai siklus II 1658.5
7 Rata-rata nilai silklus II 72.10
8 Persentase ketuntasan siklus II 87%
9 Presentase ketidaktuntasan siklus II 13 %
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
Tuntas
Belum
Tuntas
87%
13%
d. Refleksi
14. Keterangan
Siklus I Siklus II
Aktivitas peneliti
82,1 % 92,9 %
Aktivitas siswa
65,6 % 87,5 %
Peningkatan keaktifan belajar siswa dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match
15. Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV
melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make a Match.
Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Skor yang Diperoleh 1310 1366 1658.5
Rata-rata 56.95 59,4 72.10
Jumlah Siswa yang Mengikuti Tes 23 23 23
Jumlah Siswa yang Tuntas 8 12 20
Jumlah Siswa yang Tidak Tuntas 15 11 3
Ketuntasan Belajar (%) 35% 52% 87%