2. PENGANTAR: PSI PUNYA PELUANG !
• Temuan hasil survey secara konsisten menyebutkan bahwa rakyat yg
benar2 fanatik memilih partai yang sama dari pemilu ke pemilu jumlahnya
tak lebih dari 14 % . Lebih dari 80 % goyah (swing).
• PSI (lewat para calegnya) punya peluang yang sama dengan partai2 lainnya
untuk beroleh simpati dan dukungan warga dalam jumlah besar, karena
ceruk pemilih yang mengambang cukup besar. Caleg harus all out
melakukan kerja politik dg skema program dan target yang terukur.
• Untuk mendapatkan “parlementary threshold”, PSI sedikitnya harus
mendapatkan 25 kursi DPR RI, 4 % dari 570 kursi parlemen (6 jutaan
pemilih)
3. MANAGEMENT DAPIL
1. Setiap Caleg PSI harus tahu sejak awal profile dapilnya masing-
masing: 1. Jumlah pemilih, 2. Tingkat partisipasi, 3. Peroelhan suara
partai, 4. Perolehan caleg trpilih (sebagian data bisa dilihat hasil
pemilu 2014), 5. Ormas/Keklompok2 Sosial, dst.
2. Mengingat jumlah pemilih dan wilayah yang luas, tentukan wilayah
yang harus diperlakukan secara berbeda berdasarkan resources yg
dimiliki masing2 caleg: logistik, jaringan sosial, aksesesibilitas, dst.
3. Tentukan berapa jumlah suara minimum yang harus diraih untuk
mendapatkan satu kursi di dapil tersebut berdasarkan klasifikasi
wilayah tadi
4. PROGRAM
1. Tujuan terpenting dari kegiatan sosialisasi Caleg adalah memberi
kesempatan dan alasan kepada seluas-luasnya warga untuk “memilih”
Sang Caleg
2. Tetapi orang tidak mungkin menjatuhkan pilihan ke Caleg tertentu, kalau
orang tersebut tidak punya pandangan positif atau “suka” kepada Caleg
bersangkutan. Terlebih kita tahu bahwa dalam parktik orang bisa saja
“suka” pada beberapa Caleg karena masing2 punya kelebihannya
sendiri2.
3. Tapi dari manakah datangnya “suka”, kalau “kenal” saja tidak?. Maka
dalam program sosialisasi yang terukur, dg ragaman dan bentuknya,
aspek “kuantitaf” dan “kualitatif” harus berjalan bersamaan: Dikenal
seluas2nya, efeknya suka, dan mau memilih.
4. Maka program personal branding,
6. 1. DSITRIBUSI ALAT SOSIALISAI
1. Terdapat banyak jenis alat sosialisasi; mulai dari spanduk, balliho,
bllboard, leaflet, stiker, Kalender, souvenir2, dst. Masing-masing
memiliki kegunaan yg saling melengkapi.
2. Tetapi prioritas harus ditentukan pada atribut2 tertentu
berdasarkan tujuan utama sosiliasasi: Lebih dapat menjangkau
langsung target pemilih; sisi keamanan; dan pengenalan personal
Caleg
3. Stiker, leaflet, kalender dan spanduk, berdasarkan pengalaman,
dengan cara distribusi door to door (di luar spanduk) adalah cara
yang paling bisa menjanjikan untuk tujuan itu.
7. 3. MEDIA
1. Potensi pemanfaatan media (cetak, online, medsos) di DKI, terutama
pemilih muda, sangat besar. Karena itu media harus secara terencana
dijadikan instrumen sosialisasi.
2. Berbagai hal positif pada diri Caleg, terutama terkait dengan aktifitasnya
di Dapil hars]us dibantu dg ekspose media agar warga yg mengenal dan
suka kian besar. Misalnya pada acara-acara tatap muka.
3. Porsi konten yg harus disecarluaskan harus mengandung unsur sisi
positif, bukan digunakan untuk menyerang atau kampanye negatif pihak
lain. Maksimal digunakan untuk klarifikasi/bertahan jika ada pihak lain yg
“menyerang”. Ini penting karena pada waktunya, kompetisi bisa
berlangsung keras di Dapil
8. 4. Relawan
1. Caleg tidak mungkin bisa bekerja sendirian, karena itu harus
dilakukan rekrutmen sejumlah relawan sesuai dengam
kebutuhan/jenis program yang akan dilakukan
2. Di tingkat Dapil (Pusat) sedikitnya harus ada 5 relawan: 1. Ketua
Tim, 2. Kordinator Distribusi Logistik, 3. Kordinator Tatap Muka,
Kordinator Media; 5. Sekretaris
3. Selebihnya relawan yang direkrut berbasis kegiatan, misalnya untuk
distribusi/pemasangan logistik, event-event tertentu, dst.
4. Kian dekat dengan pemilu, setiap caleg sedikitnya puynya seorang
elawan di setiap TPS untuk melakukan mobilisasi dukungan kepada
calon pemilih.
9. 2. TATAP MUKA DG WARGA
1. Tatap muka Caleg dengan kelompok warga, memiliki efek kesan yg lebih
dalam karena sifatnya yg interaktif (bisa suka bisa tidak). Kesan yang baik
membuat warga simpati, ingat, dan turut dg caranya sendiri
menyebarkan.
2. Agar kesan personal Caleg positif, maka Caleg harus sensitif terhadap
harapan dan nilai2 yang dianggap baik: Perform (cara bicara, pakaian),
keramahan, pemahaman trhdp masalah sosial yg ada, dst.
3. Kegiatan tatap muka dengan warga bisa dilakukan memalui berbagai
event: hadir dalam acara ormas setempat, kelompok pemuda, assosiasi,
memberi ceramah, dst.
4. Acara Tatap Muka tdk bisa dilakukan secara sporadis tanpa perencanaan,
karena frekwensinya harus banyak sesuai dengan proporsi persebaran
suara di wilayah, terutama wilayah prioritas.
10. CALEG
T I M
D AP I L
TATAP
MUKA
ALAT
SOSIALIS
ASI
MEDIA
PLACE
L E AF L E T
B A L I H O
S PA N D U K
S T I K E R
ACARA
KEAGAMAAN
ACARA
NASIONAL
SOSIAL
P o r t a l
M e d s o s
C e t a k
TARGE
T
SUARA
DAPIL
MONEV
P S I
11. STRUKTUR RELAWAN DAPIL
TIM PUSAT
(DAPIL)
BBRP
RELAWAN
CALEG
KORD.
RELAWAN
3
KORD.
RELAWAN
2
KORD.
RELAWAN
1
BBRP
RELAWAN
DAPIL
(JUMLAH
PEMILIH)
BBRP
RELAWAN
CALEG
KHUSUS
TERPILIH
KONSULTAN
&
MEDIA OFFIC
13. Th. 2017
OKTOBER
1x diskusi
3x tatap muka dg
kelompok warga
NOPEMBER
1x diskusi
3x tatap muka
dg kelompok
warga
DESEMBER
1x diskusi
4x tatap muka
dg kelompok
warga