Hari ini saya akan berbicara tentang ‘kata’ atau ‘frasa’. Sebuah ‘kata’ tidak hanya membawa arti, tetapi lebih dari itu, kata membawa bagasi budaya di dalamnya. Mulai dari kata yang sederhana, yang dipakai untuk murid-murid SD atau kelas 7 atau 8, sampai pada peribahasa atau proverbs yang kompleks – selalu ada muatan dan arti budaya yang dibawanya. Kalau saya mendengar orang dari luar negeri menyapa saya: “ Selamat Datang “ instead of ‘ Selamat pagi’. I can readily accept it as oh, she /he is not good at Indonesian. I can forgive him. But if my students ask me “ Siapa namamu?” I feel uneasy/uncomfortable and a bit offended, because they are culturally wrong.
Dibalik setiap kata, ada arti yang dibawanya. Dan arti ini sarat dengan budaya atau kebiasaan yang dibawa dari daerah asal kata itu. Misalnya ‘warung’. Di dalam kata warung: ada arti: tempat makanan terbuka/setengah terbuka yang menjual satu atau beberapa jenis makanan saja, dibandingkan dengan restoran, terletak di tepi jalan, ada yang buka pada pagi hari saja, sore hari saja atau dari pagi sampai malam. Harganya lebih murah, kebersihannya tidak dijamin, rasanya lezat. Bagaimana dengan ‘depot’ ? Tempat menjual makanan, lebih kecil dari restoran, menyediakan lebih banyak jenis makanan daripada warung, harganya lebih murah dibandingkan restoran dsb. Misalnya kata arisan. Apa artinya? Arisan is sekelompok orang yang mempunyai tujuan untuk membantu dan untuk bersosialisasi setiap bulan. Caranya adalah begini: dengan persetujuan bersama, masing-masing orang/anggota membayar sejumlah uang pada waktu mereka berkumpul, misalnya $ 100. Kalau ada 10 orang, maka setiap kali berkumpul, ada $ 1000. Mula-mula tujuan arisan ini untuk membantu anggota yang sangat memerlukan uang. Jadi yang paling memerlukan uang bulan itu membawa pulang $ 1000. Bulan depan, anggota lain mendapat $ 1000. Tetapi kemudian, karena hampir setiap anggota memerlukan uang, maka mereka mengundi, siapa yang mendapat $ 1000 pada bulan itu. Kalau Anda tidak menang undian, anggaplah Anda menabung uang. Tapi kalau Anda menang undian untuk mendapat uang pada bulan itu, Anda bisa menggunakan $ 1000 untuk keperluan Anda. Jangan lupa, Anda harus ikut arisan itu sampai 10 bulan, karena ada 10 anggota. Sesudah selesai 10 bulan, mereka bisa mulai arisan baru lagi. Berapa lama arisan, tergantung jumlah anggota arisan. The kata upacara, tidak bisa diterjemahkan dengan assembly, karena apa yang dilakukan dalam sebuah upacara berbeda dengan apa yang dilakukan dalam sebuah assembly. Upacara membawa arti bendera, khidmat,militer dsb yang tidak dimiliki oleh kata assembly.
When we talk about ‘Keluarga’ with Australian students, what do they think?
What do Indonesian students think of ‘keluarga’? Watch a clip of keluarga from Langitku Rumahku about Keluarga Andri. ( 2 minutes ) .Ask the students to guess who they are.
- Mengapa tidak ada terjemahan kata ‘besan’ dalam bahasa Inggris? Bagaimana Anda menjelaskan ini dari segi budaya Barat?
I will explain the word kakak and adik with this diagram to clarify what it means by Kakak and Adik.
And I will compare with the words brother and sister from English.
Ask the students to see and analise that languages have its own explanation for themselves. In Indonesian it is very important to call your BIG brother/sister with Kak.
Bagi orang Indonesia, status sangat penting, lebih penting dari gender, mungkin yang paling penting. Orang Indonesia selalu sadar kepada siapa dia berbicara, supaya secara budaya, dia tidak melanggar aturan dan kesopanan.
Orang Indonesia biasanya tidak mempunyai nama keluarga, hanya satu nama saja, atau meskipun ada beberapa nama, tidak ada nama keluarga, contoh ‘I Gusti Ketut Djanoer’. Menurut orang Indonesia, sebuah nama sangat penting, karena nama adalah gambar dan respresentasi dari pribadi seseorang. Kalau kita berbicara tentang nama seseorang, kita berbicara tentang orang itu secara keseluruhan. So that’s why: Ketika seorang menikah dengan seorang laki-laki, dia akan disebut Ibu ... (nama suaminya). ( talking about the status of man is more superior than woman) Anak-anak tidak pernah dinamai seperti nama ayah-ibu atau kakek-neneknya, sebab menyebut nama orang tua atau kakek-nenek tanpa Pak/Bu dianggap tidak sopan. There will be a ceremony of changing name if the parents consider that the child’s name is not suitable for the personality of the child. How do they know this? The child is usually sickly during their childhood. It seems that everything is wrong with them. They trace back to the name they gave to their child.
It is hard to translate this question into English. Because culturally English don’t think about status and hierarchical order. So it is natural for Indonesians to ask this question.
Sehubungan dengan status, bahasa Indonesia membagi kata-katanya dengan kategori orang, hewan, dan barang. Kata ganti orang (pronoun) khusus untuk orang, tidak untuk binatang atau barang. Perhatikan contoh pertama. Kata keterangan juga ada 3 macam, untuk orang, bintang dan benda. Bahkan kata rambut digunakan untuk orang dan bulu untuk hewan/binatang. Rambutnya tebal dan hitam, bulu anjing saya tebal dan berwarna cokelat.
Suka dan sayang bisa digunakan untuk semua (orang, hewan dan benda) while gemar is used only for things. Cinta hanya bisa digunakan untuk orang. Sama kasusnya dengan kata benci.
It is very cultural. Can we think of a phrase in English which runs back from the cultural background? It will come up in the next two slide.
This phrase comes from living in an apartment, which does not exist in Indonesia. We have tetangga sebelah, tetangga depan, tetangga belakang, instead.
Menjalankan mesin = run the machine. ( is it because the climate in Indonesia which is so hot that people moves slowly rather than quickly?) Atas nama siapa = under what name? ( what’s the reason?) Atasan = the boss, the top (shirt) Bawahan = the employee, skirt Saya rasa = I think ( Indonesians use feelings more than brain?) Mengalah dari kata kalah ( Is there any attitude for westerner of ‘mengalah’? – so that this word dos not exist?) Selalu saya pikir..... ( tidak pernah Saya tidak berpikir.....)
Peribahasa adalah cerminan dari suatu budaya.
Why do we use nasi, bubur and gunung here? What does these proverbs means? Do we have some equivalent of these proverbs in English?
Titip = hold Titip = leave Titip = buy Titip = pass on Penitipan = child care
Mengantar means accompany Mengantar = drop Antar = take