SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 189
Descargar para leer sin conexión
Seri Teknologi Pembelajaran




        Pengembangan
                      Modul
                       Penulis:
                       Dr. Purwanto, M.Pd,
                       Drs. Aristo Rahadi,
                       Drs. Suharto Lasmono, M.Pd,




          DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
                    JAKARTA 2007

                         1                            1
TIM PENGEMBANG:

Pengarah
• Ir. Lilik Gani, HA., M.Sc., Kepala Pusat Teknologi Informasi dan
                              Komunikasi Pendidikan

Penanggungjawab Program
• Ir. Suheriyanto, M.Si., Kepala Bagian Tata Usaha

Penanggungjawab Materi/Substansi
• Dr. Purwanto, M.Pd., Kepala Bidang Teknologi Pembelajaran
• Drs. Rusjdy S. Arifin, M.Sc., Kepala Bidang Teknologi Informasi
• Hardjito, S.IP., M.Si., Kepala Bidang Teknologi Komunikasi

Penaggungjawab Kegiatan
• Sunarti, SE

Penulis
• Dr. Purwanto, M.Pd
• Drs. Aristo Rahadi
• Drs. Suharto Lasmono, M.Pd

Editor
• Dr. Purwanto, M.Pd

Design Cover & Layout
• Rusno Prihardoyo
• Erdiyansyah Alim




       Katalog Dalam Terbitan (KDT):
       Seri Teknologi Pembelajaran, judul “PENGEMBANGAN MODUL”,

             Hak Cipta@2007 pada Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi
                                      Pendidikan (PUSTEKKOM) Depdiknas
                   Jl. Cenderawasih, Ciputat Km. 15,5 Ciputat 15411-Jakarta
                                                     e-mail: pustekkom.go.id

                    ISBN: 978-979-3322-40-4-7


                                       2
Daf tar Isi:
                               Daft


Daftar Isi: •••• 3

Kata Sambutan •••• 4

Kata Pengantar •••• 5

Bab I    : PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL •••• 7

Bab 2    : PENYUSUNAN GARIS BESAR ISI MODUL
           (GBIM) DAN PERUMUSAN TUJUAN •••• 43

Bab 3    : TEKNIK PENULISAN MODUL •••• 81

Bab 4    : ILUSTRASI DAN BAHASA •••• 107

Bab 5    : PENYUNTINGAN DAN REVISI •••• 151

Bab 6    : EVALUASI MODUL •••• 163




                         3
ata Sambutan
                                K ata Sambutan


Sesuai misinya, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom)
terus melakukan berbagai upaya dalam hal pendayagunaan teknologi
informasi dan komunikasi untuk pendidikan. Diantara program yang
digarap Pustekkom adalah pengembangan sistem pendidikan jarak
jauh (PJJ) dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Salah
satu komponen penting dalam sistem pendidikan jarak jauh adalah
bahan belajar, yang antara lain berupa bahan belajar cetak (modul).

Karena sistem PJJ memiliki ciri khas tertentu, maka bahan belajar yang
digunakan dalam sistem PJJ juga perlu didesain secara khusus pula
sehingga sesuai dengan karakteristik sistem PJJ tersebut. Di lain fihak,
hingga saat ini SDM yang berkompeten dalam pengembangan bahan
belajar masih sangat kurang. Bahkan buku-buku sumber dalam bidang
ini juga masih sulit ditemukan.

Kehadiran buku ini diharapkan dapat mengisi kekurangan tersebut.

Buku ini merupakan salah satu judul dalam buku serial Teknologi
Pendidikan yang diterbitkan oleh Pustekkom secara berkala. Terbitnya
buku-buku serial Teknologi Pendidikan tersebut diharapkan dapat
melengkapi buku buku sejenis yang telah ada, terutama buku-buku
praktis yang membahas penerapan teknologi pendidikan secara praktis.

Semoga kehadirannya dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dunia
pendidikan pada umumnya.
                              Kepala Pustekkom,




                                  Ir. Lilik Gani, HA., M.Sc., Ph.D.
                                  NIP 680001660

                                   4
ata Pengantar
                                     engant
                             K ata P engantar


Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
tersusunnya buku Pengembangan Bahan Belajar Mandiri (Modul) ini.

Saat ini sistem pembelajaran mandiri telah banyak diterapkan di Indo-
nesia, seiring dengan makin berkembangnya lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, baik pada
jalur pendidikan formal maupun non formal termasuk lembaga Diklat
kedinasan. Sistem pembelajaran mandiri memang menuntut para
peserta didiknya untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara
mandiri. Hal ini sebagai konsekwensi adanya ciri keterpisahan antara
pengajar dengan peserta belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh,
serta adanya ciri keterbukaan/keluwesan dalam sistem pendidikan
terbuka.      Dalam perkembangannya, bahkan, sistem pembelajaran
mandiri saat ini bukan hanya diterapkan di kalangan lembaga
pendidikan terbuka dan jarak jauh, melainkan juga diterapkan pada
sistem pendidikan regular.

Dalam sistem pendidikan yang menerapkan konsep pembelajaran
mandiri, sangat diperlukan bahan-bahan belajar yang dirancang
khusus untuk dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, karena
itu diperlukan para tenaga profesional yang mampu mengembangkan
bahan belajar mandiri. Di fihak lain, sumber-sumber referensi tentang
pengembangan bahan belajar mandiri sampai saat ini masih sangat
terbatas, apalagi sumber pustaka lokal.

Terbitnya buku ini diharapkan dapat turut mengatasi terbatasnya
referensi tersebut. Buku ini dimaksudkan untuk membantu para
pembaca yang berminat untuk mengembangkan bahan belajar mandiri
( modul). Sistematika dan sajian dalam buku ini diupayakan sedemikian
rupa agar menjadi semacam paduan yang sederhana, praktis dan dapat
dipelajari secara mandiri oleh pembaca sehingga bisa langsung

                                  5
diaplikasikan dalam kegiatan pengembangan bahan belajar mandiri.
Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh
dari sempurna. Berbagai keterbatasan yang ada, menyebabkan
kekurangsempurnaan buku ini. Oleh karenaya, kritik dan saran
perbaikan sangat kami harapkan dari pembaca. Tak lupa penulis juga
ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua fihak yang
telah ikut berperan membantu terbitnya buku ini.

Semoga buku sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.


                                      Tim penulis




                                6
2121098765432109876543210987654321       121098765432109876543210987654321


                 Bab I
2121098765432109876543210987654321       121098765432109876543210987654321
2121098765432109876543210987654321       121098765432109876543210987654321
2121098765432109876543210987654321       121098765432109876543210987654321
2121098765432109876543210987654321       121098765432109876543210987654321
2121098765432109876543210987654321       121098765432109876543210987654321



              PROSEDUR
            PENGEMBANG
               GEMBAN
            PENGEMBANGAN
                MODUL

Pendahuluan


S
     aya yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman dalam
     tulis menulis, apakah itu menulis surat, menulis materi
     untuk diklat atau mungkin menulis buku maupun tulisan
lainnya. Namun demikian mungkin Anda belum memiliki
pengalaman khusus dalam menulis modul. Karena modul ini
diharapkan membekali Anda pengetahuan dasar tentang
proses pengembangan modul diklat. Modul ini isinya
menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utama
Modul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Namun
demikian sebelum uarian tentang penulisan modul, dijelaskan
pula tentang konsep dasar modul dan berbagai cara
pengembangannya. Dalam prosedur pengembangan modul
langkah-langkahnya adalah perencanaan, penulisan, review
dan revisi serta finalisasi.

Tujuan modul ini adalah untuk membimbing Anda secara
umum dalam merencanakan dan mengembangkan modul.
Karena itu isi modul ini lebih bersifat praktis dan lebih banyak
berisi tentang hal-hal atau rambu-rambu yang perlu
diperhatikan dalam menulis modul. Kompetensi yang Anda
kuasai setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut.




                                     7
PENGALAMAN
KOMPETENSI                                  INDIKATOR
                    BELAJAR
Mampu menerap-     Pembaca            1. Mampu menjelaskan
kan prosedur       memperoleh            pengertian modul, dan
pengembangan       pengetahuan           fungsinya.
modul              tentang prosedur   2. Mampu menjelaskan
                   pengembangan          berbagai cara
                   modul                 pengembangan modul
                                         seperti; adaptasi,
                                         kompilasi, dan menulis
                                      3. Mampu menerapkan
                                         langkah-langkah
                                         penulisan modul

Modul ini berisi dua kegiatan belajar atau dua penggalan.
Kegiatan belajar 1 membahas tentang konsep dasar modul dan
berbagai cara pengembangan modul, dan kegiatan belajar 2
tentang langkah-langkah penulisan modul. Penjelasan kegiatan
2 meliputi uraian tentang pra penulisan, penulisan, pengkajian/
review, uji coba dan revisi, serta finalisasi dan pencetakan. Tiap-
tiap kegiatan belajar terkait erat secara berurutan. Karena itu
sebaiknya Anda mengikuti petunjuk belajar berikut ini:
• Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat
    langkah demi langkah dan jangan tergesa-gesa.
• Kemudian kerjakan soal-soal atau latihan yang Anda temui
    dan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban
    dihalaman belakang modul ini,
• Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama bagian yang kurang
    Anda pahami,
• Praktekkanlah kegiatan-kegiatan yang baru anda pelajari
    dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai
    dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini.

Maksudnya, jika anda diminta untuk menuliskan, cobalah anda
menulis sesuai dengan bidang yang anda kuasai.
SELAMAT MEMBACA !

                                8
7654321098765432121098765432109876543210987654321
7654321098765432121098765432109876543210987654321
7654321098765432121098765432109876543210987654321
7654321098765432121098765432109876543210987654321   Kegiatan Belajar 1

                                    DAN
                             MODUL DAN
                      PEN GEMBAN GANNYA
                      PENGEMBANGANNYA
                          GEMBAN
Tujuan
Setelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat:
• Menjelaskan konsep dasar modul,
• Menjelaskan berbagai cara pengembangan modul,
• Menjelaskan langkah-langkah penulisan modul.


Uraian
Setiap kegiatan pembelajaran pastilah membutuhkan bahan
belajar. Bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran bentuknya bermacam-macam. Ada bahan
belajar yang dikemas dalam bentuk tercetak, dan non cetak.
Satu kesatuan modul sering di sebut sebagai modul.

A. PENGERTIAN MODUL
     1. Modul
        Modul ialah bahan
        belajar yang dirancang
        secara       sistematis
        b e r d a s a r k a n
        kurikulum tertentu dan
        dikemas dalam bentuk
        satuan pembelajaran
        terkecil           dan
        memungkinkan
        dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu.
        Dalam buku ini yang disebut sebagai modul dibatasi
        pada “Bahan Belajar Tercetak”.

                                             9
Tujuan disusunnya modul ialah agar peserta dapat
    menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat atau
    kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi
    widiaiswara atau guru, modul juga menjadi acuan
    dalam menyajikan dan memberikan materi selama
    diklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung.

 2. Fungsi Modul
    Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang
    digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik.
    Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah
    dan sistematis. Peserta didik diharapkan dapat
    menguasai kompetesi yang dituntut oleh kegiatan
    pembelajaran yang diikutinya. Modul juga daharapkan
    memberikan petunjuk belajar bagi peserta selama
    mengikuti diklat.


B. BERBAGAI CARA PENGEMBANGAN MODUL
 Modul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara
 lain melalui adaptasi, kompilasi dan menulis sendiri.
 Sebagai bekal pengetahuan bagi Anda, maka dalam modul
 ini akan dibahas tentang cara pengembangan melalui
 adaptasi dan kompilasi. Namun demikian pada modul-
 modul berikutnya akan lebih banyak dibahas tentang cara
 pengembangan modul dengan “menulis sendiri”.

 1. Adaptasi
    Modul adaptasi ialah bahan belajar             yang
    dikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran.
    Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atau
    widiaiswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di
    toko buku atau perpustakaan) yang isinya relevan
    dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru,
    dosen atau widyaiswara memilih salah satu buku


                          10
tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk
   satu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakan
   dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian
   dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan
   panduan belajar bersifat melengkapi buku tersebut
   dengan semacam petunjuk mempelajarinya.

   Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lain
   berisi:
   1. Overview dan rangkuman dari topik-topik yang
      wajib dipelajari peserta didik;
   2. Peta atau diagram yang menggambarkan
      keterkaitan topik-topik yang akan dipelajari peserta
      didik;
   3. Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi
      yang harus dikuasai peserta didik;
   4. Daftar Pustaka yang relevan
   5. Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang
      harus dipelajari dan topik mana yang tidak perlu
      dipelajari
   6. Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yang
      direkam) untuk menjelaskan topik-topik yang
      dianggap salah, bias, kadaluarsa, serta
      membingungkan peserta didik.

2. Kompilasi
   Modul kompilasi ialah bahan belajar             yang
   dikembangkan atas dasar buku-buku yang ada di
   pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudah
   ada sebelumnya. Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen
   atau widiaiswara dengan menggunakan garis-garis
   besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau
   silabi yang disusun sebelumnya.




                          11
Prosedur Kompilasi
   Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
   1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah,
      modul dan sumber acuan lain yang digunakan
      dalam mata diklat seperti tercantum dalam Daftar
      Pustaka di GBPP
   2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah,
      modul dan bagian dari sumber acuan lain yang
      digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP
   3. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang
      digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP
   4. Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok
      Bahasan sesuai dengan GBPP
   5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk
      setiap Pokok Bahasan
   6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan
      halaman penyekat untuk setiap Pokok Bahasan
      kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk
      dibagikan kepada peserta didik)

   Ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh guru,
   dosen atau widiaiswara dalam melakukan kompilasi,
   yaitu harus memperhatikan masalah hak cipta. Untuk
   buku-buku atau bahan lain yang dilindungi hak cipta
   maka penggunaan atau pengkopiannya wajib
   memperoleh ijin dari pemegang hak cipta.

3. Menulis
   Menulis adalah cara pengembangan modul yang pal-
   ing ideal. Bagi guru, dosen atau widiaiswara menulis
   sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran
   adalah membuktikan dirinya sebagai seorang yang pro-
   fessional. Bagi guru, dosen, terutama widiaiswara
   menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai
   sebagai kegiatan pengumpuan angka kredit. Angka
   kredit yang diperoleh guru, dosen atau widiswara dari

                         12
kegiatan menulis modul ini sangat tinggi nilainya,
     sehingga akan mengantarkan seorang mencapai
     jabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkat
     kesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modul
     memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibanding dengan
     kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu.

     Ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhi
     dalam penulisan modul. Asumsi-asumsi tersebut
     adalah:
     1. guru, dosen atau widiaiswara adalah pakar bidang
        ilmu tertentu atau menguasai dengan baik dalam
        bidangnya
     2. guru, dosen atau widiaiswara mempunyai
        kemampuan menulis
     3. guru, dosen atau widiaiswara mengerti kebutuhan
        peserta didik dalam Ilmu atau mata pelajaran
        tersebut

     Ada beberapa acuan yang harus digunakan oleh penulis
     dalam penulisan modul. Modul ditulis berdasarkan: 1)
     Kurikulum , 2) Satuan acara pembelajaran atau SAP,
     dan 3) garis-garis besar isi modul (GBIM).

     Penulisan modul sebaiknya mengikuti langkah-langkah
     sebagai berikut; 1) perencanaan, 2) penulisan, 3) review,
     ujicoba dan revisi, 4) finalisasi dan pencetakan.

  Sampai di sini Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar
  1 dari modul 1. Sebelum berlanjut pada Kegiatan Belajar 2,
  kerjakanlah Tugas berikut ini.

• Tugas 1
  1. Jelaskan tentang cara-cara pengembangan modul!
  2. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
     penulisan modul!
                            13
7654321098765432121098765432109876543210987654321
7654321098765432121098765432109876543210987654321
7654321098765432121098765432109876543210987654321
7654321098765432121098765432109876543210987654321   Kegiatan Belajar 2

                ANGKAH-L ANGKAH
              L AN GKAH-L AN GKAH
          PENGEMBANG
              GEMBAN
          PEN GEMBAN GAN MODUL

Tujuan
Setelah membaca penggalan ini anda diharapkan dapat:
• Menjelaskan pentingnya perencanaan dalam proses
   pengembangan modul,
• Menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
   merencanakan modul,
• Menuliskan tujuan pembelajaran atau kompetensi,
• Menentukan isi dan urutan materi pelajaran sehingga
   sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus,
• Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
   tahap penulisan
• Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
   tahap review, revisi dan uji coba
• Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
   tahap finalisasi




                                            14
Uraian
Sebelum Anda membaca uraian berikut ini, perhatikan skema
di bawah ini:

               Langkah-langkah Pengembanan Modul

 TAHAP              TAHAP                       TAHAP REVIEW UJI       TAHAP FINALISASI
 PERENCANAAN        PENULISAN                   COBA DAN REVISI        DAN PENCETAKAN
 Penyusunan Garis   - Persiapan Outline/        - Review ahli dan      - Pembuatan Naskah
 Besar Isi Modul      rancangan modul             teman sejawat          Modul
 (GBIM)             - Menulis draft I           - Uji coba kelompok    - Pencetakan
                    - Melengkapi draft I          kecil dan uji coba
                      menjadi draft II            lapangan




A. TAHAP PERENCANAAN
    Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap
    perencanaan. Demikian pula halnya dengan
    pengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusi
    akan mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap
    perencanaan biasanya dilibatkan para ahli. Para ahli itu
    umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasai
    suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum
    dan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan dan
    pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga
    kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami
    tentang karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagai
    media dalam hal ini terutama media cetak dan orang yang
    ahli menulis yaitu penulis.

    Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses
    Pengembangan Modul, agar bahan belajar yang kita
    kembangkan dapat membantu peserta didik mencapai
    tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu
    bila dilakukan perencanaan yang baik bahan belajar yang
    dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan
    tingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat
    kemampuan sasaran didik.

                                           15
Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaan
sehingga ia benar-benar mengetahui tentang tujuan yang
ingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahli
dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis-
Garis Besar Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis Isi
Pembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan dijadikan
pedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakan
cetak biru (blueprint) bagi modul yang akan ditulis dan
biasanya dituangkan dalam suatu format matrik yang
memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi,
dan cakupan materi. (matrik GBIPM akan anda baca pada
bagian berikutnya).

Berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan GBIM modul:
- Siapakah peserta diklat yang akan memanfaatkan bahan
   belajar tersebut?
- Apakah kompetensi atau tujuan pembelajaran umum
   dan tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai?
- Materi/isi pelajaran apa yang akan disajikan?
- Bagaimanakah urutan penyajian materi pelajaran
   tersebut?
- Metode mengajar dan media apa yang akan digunakan?
- Bila akan digunakan media cetak, media apakah yang
   merupakan pendukung media cetak tersebut?
- Bagaimanakah penilaian yang akan dilakukan
   terhadap peserta diklat?
- Bagaimanakah alokasi waktu untuk setiap materi
   pelajaran atau setiap mata diklat?
- Bagaimanakah bahan belajar akan dinilai dan direvisi?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk
diperhatikan agar modul yang dihasilkan sesuai dengan
kebutuhan peserta didik, memiliki kebenaran materi, dan
tersaji secara baik dan sistematis.


                         16
Berikut akan diuraikan satu persatu jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan tersebut.

• Peserta diklat
  Sebelum        Anda
  menulis       bahan
  belajar      berupa
  modul, sebaiknya
  terlebih     dahulu
  memiliki informasi
  yang jelas untuk
  siapakah        anda
  menulis         atau
  siapakah yang akan membaca tulisan Anda? Jika anda
  akan menulis modul untuk peserta diklat atau orang
  yang sering berhubungan dengan Anda, tentu anda
  telah banyak tahu tentang mereka. Tetapi jika Anda
  akan menulis untuk peserta diklat yang baru bagi Anda
  dan Anda belum mengenalnya secara dekat, mungkin
  sebaiknya Anda menyisihkan waktu untuk mencari
  informasi tentang mereka. Informasi apakah yang perlu
  Anda ketahui dan relevan untuk pengembangan
  modul?

   Ada 4 tipe informasi yang sebaiknya Anda ketahui
   tentang keadaan peserta didik Anda, yaitu:
   a. faktor demografi: Berapa jumlah mereka? Berapa
      umurnya? Jenis kelaminnya? Status perkawinan?
      Pekerjaan? Bagaimana adat istiadat mereka?
      Bagaimana lingkungan sosial budaya di
      wilayahnya? dan lain-lain,
   b. faktor motivasi: Mengapa mereka mengikuti diklat
      atau kegiatan belajar ini? Bagaimana hubungan diklat
      atau kegiatan belajar dengan pekerjaan mereka?
      Mengapa mereka memilih ikut diklat ini? Apa yang
      mereka inginkan dari diklat ini? Dan lain-lainnya,

                          17
c. faktor belajar: Bagaimana intelegensi dan kapasitas
       mereka? Apakah mereka memiliki pengalaman
       sebelumnya tentang diklat sejenis? Apakah mereka
       memiliki waktu dan fasilitas yang memadai untuk
       belajar? Dan lain-lain,
    d. latar belakang bidang studi: Pengetahuan,
       keterampilan dan sikap apa yang telah mereka
       kuasai sehubungan dengan bidang yang akan
       diajarkan? Apakah mereka memiliki ‘‘personal in-
       terest’’ dan pengalaman yang relevan? (informasi-
       informasi ini sangat penting bagi Anda untuk
       penyajian bahan belajar, pemberian anekdot, contoh
       dan analogi).


•   Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Dasar)
    dan Tujuan Pembelajaran Khusus (Indikator)
    Istilah tujuan pembelajaran umum dan tujuan
    pembelajaran khusus sering pula diartikan sebagai
    kompetensi dasar dan indikator. Bila tujuan
    pembelajaran umum (Kompetensi Dasar) dan tujuan
    pembelajaran khusus (Indikator) telah dipertimbangkan
    dan dipikirkan sejak awal proses pengembangan modul,
    hal ini akan sangat bermanfaat untuk menghasilkan
    bahan belajar yang berkualitas. Mengapa demikian?
    Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perbedaan
    tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
    khusus, walaupun mungkin kedua istilah ini tidak asing
    bagi Anda:
    • Tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar):
        suatu pernyataan umum tentang apa yang Anda
        harapkan dapat dikuasai oleh peserta diklat setelah
        ia menyelesaikan suatu bahan belajar. Tujuan
        pembelajaran umum ini juga menggambarkan
        tentang bahan belajar apa yang ingin disampaikan
        oleh guru kepada peserta diklat.

                          18
• Tujuan pembelajaran khusus (Indikator): adalah
  terjemahan dari specific instructional objective.
  Literatur asing menyebutkan pula sebagai objective
  atau enabling objective, untuk membedakannya dari
  general instructional objective/goal, atau terminal ob-
  jective, yang berarti Tujuan Instruksional Umum
  (TIU) atau Tujuan Instruksional Akhir. Dalam
  literatur asing tentang penulisan modul
  menyebutkan sebagai behavioural objective yang
  berarti     suatu     pernyataan        yang    dapat
  menginformasikan kepada kita apa yang harus
  dapat dicapai peserta didik setelah menyelesaikan
  suatu kegiatan pembelajaran, dan dinyatakan dalam
  kata kerja yang dapat diukur. Tujuan pembelajaran
  khusus berisi kecakapan-kecakapan khusus berupa
  pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Apakah nilai atau kegunaan tujuan pembelajaran
khusus dalam pengembangan modul?
a. Komunikatif: tujuan pembelajaran khusus dapat
   membantu memperjelas arah dan tekanan kegiatan
   pembelajaran baik bagi Anda sebagai penulis, teman
   atau ahli yang akan mengkaji tulisan Anda dan
   terlebih penting bagi peserta diklat.
b. Isi dan urutan materi: dengan adanya tujuan
   pembelajaran khusus yang jelas akan membantu
   Anda dalam menentukan materi penting yang akan
   disampaikan dan materi pendukungnya, serta
   mengidentifikasikan bagaimana cara mengurutkan
   materi tersebut.
c. Media dan metode: bila Anda telah memastikan
   tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai,
   tentunya Anda dapat dengan mudah menentukan
   media pembelajaran dan aktivitas belajar apa yang
   paling tepat.


                       19
d. Penilaian: tujuan pembelajaran khusus dapat
   membantu Anda menentukan alat dan metode
   penilaian terhadap peserta diklat, selain itu dapat
   pula dijadikan dasar penilaian untuk mengukur
   efektivitas bahan belajar.

Berikutnya saya akan mengajak Anda untuk berdiskusi
tentang bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran.

Jika Anda seorang pengajar tentu Anda tidak asing lagi
dengan istilah atau singkatan A B C D dalam perumusan
tujuan pembelajaran. A berarti Audience. B berarti Be-
havior. C berarti Condition dan D berarti Degree. Audi-
ence adalah peserta diklat yang akan belajar. Dalam
tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa peserta
diklat yang akan mengikuti pelajaran itu peserta diklat
yang mana? Misalnya peserta diklatpim IV, peserta
diklat komputer tingkat dasar. Keterangan peserta diklat
yang akan belajar tersebut diusahakan spesifik
mungkin, agar sejak permulaan orang-orang yang tidak
termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa tujuan
diklat tersebut belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkin
bahan terlalu mudah, terlalu sulit atau tidak sesuai
dengan kebutuhan mereka.

Dengan perumusan tujuan pembelajaran kita tentu
berharap tujuan pembelajaran tersebut dapat
membantu penulis dan peserta diklat. Oleh karena itu
pertama kita harus memikirkannya secara hati-hati
kemudian merumuskannya dalam kata-kata yang jelas
dan sesuai, atau kata-kata yang mudah diukur (mea-
surable) dan mencerminkan tingkah laku. Dengan
demikian tampak jelas tingkah laku apa yang kita
harapkan ditampilkan peserta diklat setelah mempelajari
modul. Ini berdasarkan prinsip kedua yaitu tujuan


                       20
pembelajaran hendaknya menggambarkan perilaku
atau behavior yang dapat diamati atau observable.

Beberapa kata yang sering digunakan dalam perumusan
tujuan pembelajaran antara lain;
• menyebutkan,
• menjelaskan,
• mengidentfikasikan,
• menyusun,
• menuliskan,
• membandingkan

Condition berarti Anda harus secara spesifik menentukan
dalam kondisi yang bagaimana peserta diklat
mendemonstrasikan hasil belajarnya. Dalam hal ini
Anda dapat menggunakan kata-kata misalnya;
• diberikan catatan tentang ...,
• diberikan kasus ....,
• diberikan seperangkat peralatan ...,
• tanpa alat dan referensi ...

Degree berarti Anda dan peserta diklat perlu menetapkan
standar pencapaian dalam waktu dan keadaan tertentu.
Sebagai contoh pemberian batas waktu atau time limit.
“Peserta diklat harus dapat menyelesaikannya dalam
waktu lima belas menit”. Atau dapat pula diberi batasan
julah jawaban minimum, misalnya; “Peserta diklat harus
dapat menjawab benar minimal 7 dari 10 soal yang
diberikan”.

Sekarang coba Anda merumuskan beberapa tujuan
pembelajaran dengan kriteria yang telah dijelaskan di
atas. Anda dapat mengambil permasalahan dari bidang
yang Anda kuasai. Setelah itu susunlah urutan tujuan
pembelajaran tersebut untuk menggambarkan urutan
mencapainya.

                       21
Pembelajaran lebih lanjut tentang perumusan tujuan
  pembelajaran ini dapat Anda pelajari pada bagian
  berikut:
• Penentuan Isi dan Urutan Materi Pembelajaran
  Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan (meliputi
  tujuan pembelajarn umum dan tujuan pembelajaran
  khusus) dan disusun urutannya, langkah berikutnya
  dalam tahap perencanaan adalah menentukan isi
  pelajaran dan urutannya. Pada langkah ini perlu
  diidentifikasi topik utama, konsep-konsep, prinsip-
  prinsip dan teori-teori yang akan dimuat dalam bahan
  belajar. Pada tahap ini juga dilakukan rincian pokok
  bahasan menjadi sub pokok bahasan. Ada beberapa hal
  penting yang perlu dipertimbangkan:
  - Apakah materi cukup relevan dengan tujuan
     pembelajaran?
  - Apakah realistik untuk dapat dipelajari pada waktu
     yang telah ditetapkan? Jika tidak mana yang harus
     dihilangkan?
  - Apakah materi yang diajarkan mencakup semua yang
     diperlukan peserta diklat untuk mencapai tujuan?
  - Apakah materi itu sudah benar, sesuai dengan
     tingkat perkembangan peserta diklat dan up to date?
  - Apakah masih terdapat materi yang kurang sesuai
     dan tidak diperlukan?
  - Setelah Anda mengidentifikasikan materi, apakah
     perlu ada penambahan tujuan pembelajaran?
  - Apakah masih terdapat materi yang perlu diuraikan
     lagi menjadi sub materi yang lebih kecil?
  - Apakah ada hubungan yang jelas, kesinambungan
     (continuity) antara materi sebelumnya, materi
     sekarang, dan materi yang akan datang?
  - Apakah uraian materi sudah tepat?
  - Apakah sudah diperhitungkan awal dan akhir dari
     pokok materi, sehingga tampak materi tersebut
     merupakan satu kesatuan?

                         22
• Pemilihan Media
  Walaupun
  y a n g
  dibicarakan
  dalam modul
  ini terutama
  adalah media
  cetak, namun
  mengingat
  setiap media
  memiliki
  kelebihan dan
  kekurangan
  maka perlu dipertimbangkan pula perpaduan media
  cetak dengan media lain. Bila kita merencanakan me-
  dia cetak akan sangat baik bila kita berfikir tentang
  media lain yang dapat mendukungnya misalnya kaset
  audio, film, atau program video. Khusus untuk diklat
  tertentu (misalnya diklat Bahasa Inggris) media cetak
  dilengkapi dengan program audio sebagai pelengkap.

   Selain itu media cetak dapat diperkuat pula dengan
   praktek. Praktek ini dapat dilakukan dengan membekali
   peserta diklat seperangkat peralatan praktek atau
   menganjurkan mereka menggunakan laboratorium.
   Mereka dapat melakukan praktek secara individu atau
   kelompok dengan bimbingan fasilitator.

   Dalam perencanaan modul khusus untuk diklat jarak
   jauh perlu dipertimbangkan pula adanya pertemuan
   reguler antara peserta diklat dengan tutor atau antar
   peserta diklat. Pertemuan tatap muka ini merupakan
   sarana penting bagi peserta diklat dalam sistem belajar
   jarak jauh untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, atau
   untuk mengekspresikan dirinya.


                           23
Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan
dalam pemilihan media:
• Apakah tujuan yang akan dicapai memang tepat
   dengan menggunakan media cetak?
• Perlukah ada media lain seperti video, audio, atau
   peralatan praktek sebagai media pendamping?
• Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dalam
   diklat memungkinkan untuk menggunakan suatu
   media terutama media elektronik?

Berikut ini adalah aturan umum yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan media.
• Sebagian besar media dapat digunakan untuk
   mengajarkan bidang studi. (Namun demikian dalam
   pemanfaatannya, media tertentu akan lebih efektif
   untuk materi tertentu dibandingkan dengan media
   lainnya).
• Media yang memiliki daya kontrol tinggi;
   memungkinkan untuk terjadinya interaksi,
   memungkinkan adanya tes dan pemberian
   penguatan terhadap aktivitas belajar peserta diklat
   jelas menguntungkan.
• Beberapa peserta diklat akan menyukai media
   tertentu dari pada yang lain, dan tentunya antara
   peserta diklat yang satudengan yang lain berbeda-
   beda tergantung pada kapasitas belajar mereka dari
   media tertentu.
• Pemilihan media hendaknya memperhitungan atau
   disesuaikan dengan sumber, bahan dan biaya yang
   tersedia.




                      24
• Penilaian
    Mungkin terlalu dini untuk membicarakan masalah
    penilaian dalam tahap perencanaan. Namun demikian
    sejak dalam tahap perencanaan perlu diperhatikan
    strategi penilaian hasil belajar peserta diklat.
    • Siapa yang akan menilai?
    • Kapan penilaian dilakukan?
    • Mengapa mereka perlu dinilai?
    • Bagaimana cara penilaiannya?

     Informasi tentang strategi penilian ini harus secara jelas
     dirancang terlebih dahulu dalam perencanaan suatu
     modul. Dengan demikian sejak awal telah terlihat tujuan
     yang akan dicapai dan alat penilaian untuk mengukur
     pencapaian tujuan tersebut.

     Apa yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat dalam
     bagan berikut ini.


B. TAHAP PENULISAN
  Seperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa dari
  tahap perencanaan diharapkan dapat dihasilkan suatu
  rencana modul yang dituangkan dalam Garis-Garis Besar
  Isi Modul (GBIM). GBIM ini berisi tentang sasaran atau
  peserta diklat, tujuan umum dan tujuan khusus, materi atau
  isi pelajaran, media yang digunakan dan strategi penilaian.

  Anda sebagai penulis, sebaiknya menggunakan GBIM
  secara cermat, untuk kemudian melakukan langkah
  berikutnya yaitu:
  1. persiapan outline,
  2. penulisan.




                             25
1. Persiapan Outline/Rancangan
   a. Menentukan topik yang akan dimuat
      Setelah anda menganalisis GBIM, tugas Anda
      berikutnya adalah membuat catatan tentang topik-
      topik yang akan dimuat dalam bahan belajar. Dalam
      hal ini anda harus memilih dan menilai topik-topik
      tersebut sehingga sesuai dengan keadaan peserta
      diklat.

      Untuk melakukan ini ada dua hal yang perlu diingat:
      • Pertama, daftar tentang tujuan pembelajaran
         khusus dan kebutuhan peserta diklat. Yakinkan
         bahwa topik-topik yang akan anda masukkan
         terkait erat dengan tujuan khusus dan
         kebutuhan peserta diklat,
      • Kedua, tentang belajar aktif. Agar dapat
         mengembangkan belajar aktif dalam modul
         Anda, sebaiknya Anda membangun materi
         pelajaran bersamaan dengan pengembangan
         bahan belajar aktif daripada memikirkan aktivitas
         belajar setelah materi diuraikan. Agar dapat
         melakukan ini Anda perlu mengetahui materi-
         materi/topik-topik apa yang akan anda
         masukkan.

   b. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan
      tujuan pembelajaran
      Langkah berikutnya adalah mengatur topik dalam
      urutan yang logis. Maksudnya, urutan diatur
      sedemikian rupa sehingga membantu peserta diklat
      dalam menyerap materi pelajaran. Gunakan apa
      yang telah diketahui peserta diklat peserta diklat
      sebagai “starting point”. Ini berarti segala sesuatu
      harus berdasarkan pada kebutuhan peserta diklat
      bukan pada ide Anda.


                         26
Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran
bergerak selangkah demi selangkah. Sebaiknya setiap
penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat
sebelum ia melangkah pada proses materi
berikutnya. Usahakan bila akan mendiskusikan topik
baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri
kesempatan mereka mempraktekkannya sebelum
melangkah pada tahap berikuntnya. Sebaiknya
Anda juga memberikan pengulangan dari waktu ke
waktu dan berusaha menghubungkan apa yang
telah diketahui peserta diklat dengan materi yang
akan dibahas.

Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkan
kemungkinan penggunaan media lain. Sebagai
contoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkan
peserta diklat mendengarkan kaset audio, janganlah
Anda mengulang materi cetak ke dalam kaset
audio. Urikan materi tersebut dari sudut pandang
yang berbeda.

Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupa
untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
• Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan
    kemampuan peserta diklat?
• Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan
    secara cermat dan hati-hati?
• Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta
    diklat sudah jelas?
• Apakah penggunaan media lain sebagai media
    pendukung sudah tepat?




                   27
c. Mempersiapkan outline
   Berikut ini adalah contoh rancangan atau outline
   sebuah modul.

                      Pendahuluan

             Kegiatan Belajar 1 … (judul)
         Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh,
            ilustrasi atau diagram, latihan

            Kegiatan Belajar 2 … (judul)
         Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh,
            ilustrasi atau diagram, latihan

                       Penutup

   Dari bagan di atas tampak bahwa modul terdiri atas:
   • Pendahuluan; bagian ini berisi tentang uraian
      singkat mengenai materi yang akan dijelaskan
      dalam modul, hubungan dengan materi
      sebelumnya, tujuan, peralatan dan waktu yang
      diperlukan dalam mempelajari modul, dorongan
      belajar dan lain-lain.
   • Bagian utama; bagian utama ini berisi uraian,
      contoh-contoh, ilustrasi atau diagram, latihan,
      umpan balik.
   • Bagian penutup: berisi rangkuman atau
      kesimpulan, penjelasan tentang hubungan
      dengan materi berikutnya, dan dorongan kepada
      peserta diklat karena telah berhasil
      menyelesaikan modul dan diminta untuk
      mengikuti tes.

   Rancangan di atas sekedar contoh. Anda dapat
   membuat rancangan yang berbeda dengan contoh
   di atas, misalnya Anda membuat yang lebih rinci lagi.

                       28
Dari contoh tersebut tampak bahwa modul tersebut
     diawali dengan pendahuluan. Kemudian
     dilanjutkan dengan penggalan satu, dua dan tiga
     dan diakhiri dengan penutup atau tes. Setiap
     penggalan umumnya berisi uraian, contoh,
     aktivitas/latihan dan umpan balik. Anda dapat
     membuat outline tersebut secara lebih rinci lagi
     dengan memperhatikan pertanyaan sebagaiberikut.
     • Uraiannya tentang apa? (tuliskan dalam
         rancangan modul Anda)
     • Contohnya apa? Ilustrasinya apa?
     • Umpan baliknya bagaimana?

     Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebuah
     rancangan modul diklat penyusunan laporan berikut
     ini.

Contoh:

  RANCANGAN MODUL
  Mata Diklat : Penyusunan Laporan

  PENDAHULUAN
  • Kaitan dengan modul sebelumnya tentang
    “Penyusunan Laporan”
  • Tujuan: Peserta diklat dapat menjelaskan
    penyusunan laporan, syarat-syarat dan bahan-
    bahan untuk penyusunan laporan, serta
    kegunaannya dalam tugas sehari-hari.
  • Kegiatan 1 : bahan-bahan untuk penyusunan
    laporan
  • Kegiatan 2 : langkah-langlah penyusunan
    laporan
  • Penjelasan umum tentang bahan-bahan untuk
    penyusunan laporan dan lain-lain.


                       29
• Informasikan akan ada contoh dan latihan/
  praktek menyusun laporan.
• Waktu 4 jam pelajaran.

KEGIATAN 1
Bahan-bahan untuk Penyusunan Laporan
• Tujuan            : menjelaskan bahan-bahan
                      untuk penyusunan laporan.
• Pokok Materi      : Data dan informasi
                      Catatan
                      Bukti-bukti fisik
• Uraian materi:
   1. Data dan informasi
      • Jenis data
      • Peserta diklat diminta mengidentifikasi
         jenis data
      • Peserta diklat diminta menjawab
         pertanyaan berkaitan dengan data dan
         informasi.
      • Disajikan kesimpulan dari pembahasan
         tentang data dan informasi.
      • Dst

KEGIATAN 2
Langkah-langlah Penyusunan Laporan
Dst.

PENUTUP
Uraian singkat penyimpulan tentang Penyusunan
Laporan. Peserta diklat diminta kembali untuk
melakukan latihan/praktek.

Peserta diklat diminta untuk mencocokkan hasil
tugasnya dengan kunci tugas. Bila belum mencapai
penguasaan 65 prosen diminta kembali mempelajari
modul.

                    30
2. Penulisan
   a. Menulis draft 1
      Setelah Anda mempersiapkan outline,langkah
      berikutnya adalah mencoba menulis draft 1. Ada
      beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan
      dalam menulis draft .
      • Apakah Anda telah menulis dalam bahasa yang
         umum dipakai, dan menggunakan bahasa yang
         akrab seperti menyapa peserta diklat dengan
         sapaan “Anda”, dan saya bagi penulis?
      • Apakah Anda telah menggunakan pertanyaan
         retorik secara tepat misalnya pada awal uraian
         diberikan pertanyaan retorik kemudian Anda
         menjawabnya dalam uraian berikutnya?
      • Apakah Anda telah menghindari penggunaan
         sebuah kata yang terlalu sering, sementara Anda
         dapat menggantinya dengan kata lain?
      • Apakah Anda telah menggunakan bahasa
         preciese atau jelas daripada bahasa yang abstrak
         dan tidak jelas?
      • Apakah Anda telah berusaha menggunakan
         bahasa/kalimat aktif dari kalimat pasif?
      • Apakah Anda telah menggunakan kalimat yang
         cukup jelas, pendek dan sederhana?
      • Apakah Anda telah menggunakan paragraf
         secara tepat?
      • Apakah telah jelas point pembelajaran dalam
         setiap paragraf?
      • Apakah Anda telah menghindari lebih dari satu
         point pembelajaran dalam setiap paragraf?
      • Apakah Anda telah memberikan aktivitas dan
         feedback secara tepat?
      • Apakah Anda telah memberikan contoh secara
         tepat?
      • Apakah Anda telah menampilkan gambar dan
         diagram secara tepat?

                         31
Cobalah Anda menulis draft 1 kemudian mereview
   tulisan Anda sendiri berdasarkan pertanyaan-
   pertanyaan di atas.

b. Melengkapi draft 1 menjadi draft 2
   Setelah Anda selesai menulis draft 1 dan coba
   mereview berdasarkan pertanyaan di atas, tugas
   berikutnya adalah melengkapidraft 1 menjadi draft
   2. Sekarang Anda telah memahami apa kekurangan
   dan kelebihan dari tulisan Anda.

   Ada beberapa pertanyaan dalam menilai draft 2
   • Sudahkah Anda membuat tulisan Anda jelas bagi
     peserta diklat tentang apa yang mereka
     harapkan dari tulisan Anda?
   • Sudahkan Anda menghindari bahasa yang
     membingungkan?
   • Apakah semua uraian cukup jelas bagi peserta
     diklat?
   • Apakah tata letak, contoh, gambar-gambar
     dibuat dalam efek yang menarik?
   • Apakah peserta diklat sudah diarahkan bila
     mereka harus mendengarkan radio, menonton
     program video, atau melakukan praktek?
   • Apakah Anda telah membuat tes mandiri “self
     assessment” dengan frekuensi yang cukup dan
     relevan terhadap tujuan belajar?
   • Apakah feedback/umpan balik yang Anda
     berikan cukup membantu peserta diklat dalam
     mencocokkan jawaban mereka?
   • Apakah Anda telah menetapkan waktu yang
     realistis bagi peserta diklat dalam melakukan
     suatu aktivitas?




                     32
c. Menulis tes/penilaian hasil belajar peserta diklat
       Pengembangan bahan tes atau penilaian pada
       dasarnya tidak terlepas dari pengembangan bahan
       belajar itu sendiri. Penulis hendaknya mampu
       memilih metode, teknik dan alat penilaian yang
       tepat, sehingga dapat mengukur pencapaian tujuan
       secara tepat.

       Pada dasarnya ada dua penggunaan hasil penilaian
       dalam proses belajar mandiri, yaitu:
       • Untuk membantu peserta diklat dalam
          memperbaiki kegiatan belajar mereka.
       • Untuk memberikan laporan tentang apa yang
          telah mereka pelajari.

       Penggunaan hasil penilaian yang pertama sering
       disebut tes formatif karena dimaksudkan untuk
       membantu peserta diklat belajar. Yang kedua disebut
       tes sumatif karena untuk menginformasikan tentang
       pencapaian hasil belajar.


• LATIHAN
 1. Jelaskan langkah-langkah dalam mempersiapkan out-
    line sebuah modul!
 2. Jelaskan langkah-langkah dalam menulis modul!
 3. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan jika Anda
    menulis modul?




                          33
C. TAHAP REVIEW, UJI COBA DAN REVISI
  1. Review
     Dalam kegiatan ini anda meminta beberapa orang untuk
     membaca draft Anda secara cermat dan mintalah kritik
     dari mereka, biarkan mereka memberikan komentar
     yang konstruktif. Siapa sajakah yang dapat Anda
     harapkan menjadi reviewer?
     Ada tiga kelompok reviewer, yaitu :
     • Ahli materi/ahli bidang studi,
     • Ahli media/ahli instruksional,
     • Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan
        dengan peserta diklat.

     Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agar
     ahli materi dan ahli media membaca tulisan Anda
     secara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kali
     teman sejawat Anda diminta untuk memberikan
     komentar terhadap tulisan Anda atau pembicaraan
     tatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim.

     Kegiatan diskusi tim ini sangat penting, agar setiap
     penulis mendapat masukan dari ahli materi dan ahli
     media, serta dapat memberikan masukan sesama
     penulis dalam hubungan yang simpatik dan saling
     mendukung.

     Bidang yang dikomentari pada dasarnya ada dua, yaitu:
     • isi/bidang studi, dan
     • penyajian atau efektivitas pengajaran

     Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut isi/bidang
     studi antara lain :
     • Apakah tujuan umum dan tujuan khusus telah
        tergambar secara jelas ?
     • Apakah tujuan-tujuan tersebut relevan dengan
        kebutuhan nyata peserta diklat ?
                           34
• Apakah tujuan-tujuan khusus merupakan
  penjabaran dan mendukung tujuan umum?
• Apakah ada tambahan tujuan umum dan tujuan
  khusus yang perlu dimasukkan?
• Apakah materi sudah memadai untuk mencapai
  tujuan?
• Apakah faktor-faktor yang disajikan sudah benar
  dan tepat?
• Apakah materinya up to-date?
• Apakah antar materi saling terkait secara logis?
• Apakah uraian materi sudah didukung dengan
  contoh, analogi, ilustrasi dan cara studi?
Pertanyaan-pertanyaan di atas terutama menjadi
tanggung jawab ahli materi.
Dapat pula teman sejawat menyoroti masalah ini atau
memberikan masukan tentang hal-hal yang menyangkut
penyajia/efektivitas antara lain:
• Apakah peserta diklat akan memahami apa yang
   harus mereka kerjakan? (Apakah sudah ada
   petunjuk belajar yang memadai)?
• Apakah menurut Anda peserta diklat akan
   mengalami kesulitan mencapai tujuan-tujuan yang
   telah tertulis?
• Apakah materi memiliki tingkat kesukaran yang
   sesuai dengan kemampuan peserta diklat?
• Apakah contoh, analogi, ilustrasi dan studi kasus
   (case study) yang diberikan tampaknya sesuai
   dengan minat dan keadaan peserta diklat?
• Apakah istilah-istilah baru telah dijelaskan secara baik?
• Apakah aktivitas-aktivitasnya berguna dan dapat
   dipraktekkan?
• Apakah tugas-tugas saling terkait dengan aktivitas?
• Dapatkah Anda memberikan saran untuk contoh,
   analogi, ilustrasi, case study, aktivitas, tugas-tugas
   dan test untuk perbaikan bahan belajar tersebut?
                        35
Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih merupakan
   tanggung jawab pengkaji media.

2. Uji Coba
   a. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil
      Untuk uji coba ini Anda membutuhkan dua atau
      tiga peserta diklat sebagai sampel. Sampel
      hendaknya dari peserta diklat yang akan
      mempelajari bahan belajar ini. Peserta diklat tersebut
      diminta untuk mengerjakan/mempelajari draft
      modul yang telah diperbaiki berdasarkan hasil re-
      view ahli materi, ahli media dan teman sejawat.

       Bagaimana memulai uji coba ? Duduklah bersama
       peserta diklat anda dalam tempat yang tidak terlalu
       jauh sehingga anda dapat mengamatinya selama
       satu atau dua jam. Teliti jika perlu melalui test bahwa
       mereka memiliki kemampuan untuk memulai
       pelajaran. Selain itu teliti pula apakah peserta diklat
       memiliki pengetahuan awal yang disyaratkan untuk
       mempelajari modul Anda. (Cara ini dapat ditempuh
       dengan meminta peserta diklat membaca modul
       sebelumnya, yang materinya terkait erat dengan
       modul yang akan dipelajari). Jelaskan kepada
       peserta diklat bahwa tujuan Anda adalah menguji
       coba modul bukan menguji peserta diklat. Mintalah
       mereka untuk mengerjakannya secara santai/rilex
       dan dalam keadaan wajar-wajar saja.

       Kemudian mintalah peserta diklat untuk memulai.
       Amati bagaimana mereka mempelajari modul Anda.
       Dari manakah peserta diklat memulai/apa yang
       dijadikan ‘‘starting point’’ ? Bagaimana reaksi
       mereka terhadap aktivitas dalam modul ? apakah
       ada hal-hal yang membuat peserta diklat Anda


                           36
bosan, jenuh atau mengalami kesulitan? Jika peserta
   diklat anda telah selesai, berikan test untuk
   mengetahui apakah peserta diklat anda telah
   belajar? Informasi yang diperoleh dari hasil uji coba
   ini, hendaknya dijadikan dasar untuk perbaikan
   modul Anda.

   Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauh
   ini belum memberikan semua informasi yang Anda
   butuhkan, Anda memerlukan suatu uji coba yang
   lebih ‘‘realistic’’ yang disebut uji coba lapangan “field
   trials’’.

b. Uji coba lapangan
   Dalam uji coba ini anda membutuhkan sampel
   peserta diklat lebih banyak, katakan 20 – 30 orang.
   Anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.
   • Mintalah peserta diklat untuk menyelesaikan test
       dalam pelajaran tersebut, baik sebelum atau
       sesudah membaca modul Anda. Koreksilah hasil
       mereka.
   • Mintalah mereka untuk mengisi “kuesioner/
       daftar pertanyaan yang meminta komentar
       mereka tentang:
       - Berapa waktu yang diperlukan untuk
          menyelesaikan bahan belajar tersebut?
       - Bagaimana        mengenai      kemudahan/
          keterkaitan dan kegunaan bahan belajar
          tersebut?
       - Bagaimana yang mereka sukai dan tidak
          mereka sukai?
   • Interview beberapa peserta diklat dan amati
       bagaimana tanggapan umum mereka terhadap
       bahan belajar dan bagaimana saran mereka
       untuk perbaikan bahan belajar tersebut.


                        37
3. Revisi
     Tujuan diadakannya review dan uji coba adalah untuk
     perbaikan bahan belajar. Bila semua informasi atau
     komentar yang didapatkan dari ahli materi, ahli media
     dan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki bahan
     belajar, sebenarnya kita telah mendapatkan bahan
     belajar yang cukup baik. Apalagi bila hasil uji coba
     kelompok kecil dan uji coba lapangan dijadikan dasar
     untuk perbaikan modul, maka kita telah mendapatkan
     modul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modul
     tersebut telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnya
     yaitu tahap “finalisasi” atau penyelesaian.


D. FINALISASI DAN PENCETAKAN
   Uraian
  Setelah modul direview, diuji coba dan direvisi maka
  langkah berikutnya adalah finalisasi dan pencetakan.
  Finalisasi berarti kita melihat kembali kebenaran text dan
  kelengkapan modul sebelum modul siap untuk dicetak. Ada
  beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap
  finalisasi.
  • Apakah text telah sempurna (tidak salah ketik)?
  • Apakah ilustrasi yang diminta telah lengkap?
  • Apakah catatan kaki dan daftar pustaka telah lengkap?
  • Apakah penomeran halaman sudah benar?

  Dalam pencetakan modul yang penting untuk diperhatikan
  adalah:
  • typografi/tata huruf
  • heading
  • penomeran halaman dan catatan kaki
  • layout
  • ilustrasi
  • penggunaan warna

                            38
Dengan memperhatikan masalah tersebut diharapkan hasil
pencetakan dapat dibaca dengan baik, enak dibaca,
memiliki daya pikat terhadap pembaca, jelas batas uraian
dan pemenggalan bahasanya, dan tata letak sesuai dengan
umur dan tingkat kemampuan pembaca.

Dalam pencetakan modul lembaga pembuat modul dapat
menempuh 2 cara :
1. pencetakan diserahkan ke percetakan,
2. pencetakan dilakukan di kantor sendiri, dengan
   menggunakan Desktop Publishing. Desktop Publishing
   adalah suatu sistem pencetakan dengan memanfaatkan
   komputer yang mampu untuk mengatur text dan grafik
   dengan memanipulasi gambar yang tampak dilayar.
   Komputer yang dapat digunakan adalah Macintosh dan
   IBM PC, serta jenis komputer lain yang memungkinkan
   untuk itu.

Kelebihan Desktop Publishing dibandingkan dengan
pencetakan konvensional adalah :
• pengontrolan lebih baik pada pasca produksi
• lebih cepat
• lebih mudah dan lebih cepat untuk diedit
• revisi dapat dilakukan dari terbitan terbaru
• relatif lebih murah, jika dihitung pencetakan perlembar

Kelemahannya adalah :
• butuh pelatihan khusus
• butuh dukungan teknik yang memadai




                         39
• TUGAS 1
  1. Mengapa dalam pengembangan modul perlu
     perencanaan yang matang?
  2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam
     merencanakan modul?
  3. Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang
     peserta diklat dalam rangka perencanaan modul?
  4. Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum
     dan tujuan pembelajaran khusus?
  5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam
     penentuan isi dan urutan materi?
  6. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam
     rangkan pemilihan media?
  7. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap
     perencanaan?




                         40
Penutup
Modul ini telah menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan
Modul. Isi utama modul ini adalah langkah-langkah penulisan
modul. Dalam prosedur pengembangan modul langkah-
langkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisi
serta finalisasi. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukup
bekal dalam tulis menulis modul. Namun demikian mungkin
Anda sebagai widiaiswara perlu berlatih terus dan
memperbanyak pengalaman khusus dalam menulis modul
diklat.

Kompetensi yang telah Anda kuasai setelah mempelajari modul
ini, adalah mampu menerapkan prosedur pengembangan
modul. Materi pokok yang ada dalam modul ini adalah;
1. Pengertian modul, dan fungsinya dalam diklat.
2. Cara pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi,
    dan menulis,
3. Langkah-langkah penulisan modul.

Sebagai tindak lanjut dalam mempelajari modul ini diharapkan
Anda mau mempelajari modul-modul berikutnya yang lebih
teknis. Setelah itu mempraktekkan materi yang anda pelajari
dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai
dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini.
Semoga sukses sebagai penulis modul.




                             41
Daftar Istilah
-

Daftar Pustaka
Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, In-
   ternational Extension College, Cambridge.
Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali,
   Jakarta.
Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis-
   tance Education Materials, DSE, Bonn.
Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors
   of Distance Teaching Materials, London: IEC
Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with
   the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational
   Technology, London.
Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An
   Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for
   Manager)
Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan
   Page, London.
Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students,
   McGraw-Hill.



                          oooOooo




                              42
2121098765432109876543210987654321           121098765432109876543210987654321


                                     Bab 2
2121098765432109876543210987654321           121098765432109876543210987654321
2121098765432109876543210987654321           121098765432109876543210987654321
2121098765432109876543210987654321           121098765432109876543210987654321
2121098765432109876543210987654321           121098765432109876543210987654321
2121098765432109876543210987654321           121098765432109876543210987654321




     PENYUSUNAN GARIS
     PENYUSUNAN GARIS
      BESAR ISI MODUL
      BESAR
                DAN
         (GBIM) DAN
        UMUSAN TUJUAN
     PERUMUS
     PERUMUSAN TUJUAN
Pendahuluan


B
       ab ini merupakan bagian yang khusus membahas
       mengenai pengembangan modul pembelajaran (bahan
       belajar). Kalau Anda seorang widiaiswara, pelatih,
instruktur, guru, dosen atau orang yang bekerja di bidang
pendidikan dan pelatihan, Bab ini sangat bermanfaat bagi
Anda sebab sangat erat dengan pekerjaan Anda sehari-hari.
Bab ini dibagi menjadi dua Sub Bab, yaitu:
• 1 : Penyusunan garis-garis besar isi modul (GBIM)
• 2 : Perumusan Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat menyusun
garis-garis besar isi modul/GBIM dan tujuan pembelajaran
dengan benar.

Pada akhir setiap sub bab disediakan soal-soal latihan atau
tugas yang perlu Anda kerjakan. Di bagian belakang bab ini
disediakan kunci jawaban tugas. Setelah selesai mengerjakan
soal atau tugas itu cocokkan jawaban Anda dengan kuncinya.
Dengan mengerjakan soal atau tugas itu Anda dapat menilai
kemajuan belajar Anda sendiri. Seyogyanya Anda tidak
melihat kunci jawaban sebelum mengerjakan soalnya. Sebab
kalau hal itu Anda lakukan, Anda kehilangan kesempatan
untuk menilai kemajuan belajar Anda sendiri.
                                       43
Pelajarilah bab ini secara berurutan. Mulailah dengan sub bab
1 hingga isiya Anda kuasai dengan baik. Untuk mengetahui
apakah Anda telah menguasai isi pelajaran pada suatu sub
bab, kerjakan tugas yang disediakan pada akhir sub bab itu
dan kemudian cocokkan jawaban Anda dengan kunci
jawabannya. Bila masih ada pertanyaan yang belum dapat
Anda jawab dengan benar, itu berarti ada bagian yang belum
Anda pahami benar. Pelajarilah kembali bagian itu. Setelah
Anda yakin bahwa Anda telah menguasai semua isi pelajaran
pada sub bab itu, barulah Anda melanjutkan ke sub bab
berikutnya.

Anda memerlukan waktu kurang lebih empat jam untuk
mempelajari bab ini.

Selamat belajar.




                             44
654321098765432121098765432109876543210987654321
654321098765432121098765432109876543210987654321
654321098765432121098765432109876543210987654321
654321098765432121098765432109876543210987654321   Kegiatan Belajar 1

                                              PENYUSUNAN
                                                    GBIM

Tujuan
Kegiatan Belajar 1 ini akan membicarakan apa yang dimaksudkan
dengan “Garis-garis Besar Isi Modul (GBIM)”, dan “Kedudukan
Serta Pentingnya GBIM dalam Pengembangan Pembelajaran”.

Setelah selesai mempelajari materi Kegiatan Belajar 1 ini,
diharapkan Anda akan dapat menjelaskan pengertian,
kedudukan dan pentingnya GBIM serta fungsinya dalam
pengembangan pembelajaran.

Agar mengarah pada pemahaman yang sama, perlu terlebih
dahulu dipahami istilah yang sering digunakan yaitu Garis-
garis Besar Isi Program Media (GBIPM). Kata “media” di dalam
GBIPM ini dapat saja berupa media cetak, seperti modul atau
media non cetak yang berupa kaset, video atau media
elektronik.

Dengan demikian, istilah GBIM atau Garis-garis Besar Isi Modul,
hakekat dan fungsinya sama saja dengan GBIPM.
Perbedaannya adalah bahwa pada GBIPM jenis media yang
akan dicakup itu lebih dari satu. Sedangkan pada GBIM, jenis
media yang akan dikembangkan atau dicakup hanya satu, yaitu
media cetak modul.

Istilah lainnya yang perlu juga dipahami adalah Garis-garis
Besar Program Pengajaran (GBPP) atau yang lazim disebut juga
sebagai kurikulum sekalipun memang masih ada komponen
lain di dalam kurikulum.

                                            45
GBPP inilah yang dijadikan sebagai pegangan atau pedoman oleh
para guru (di samping buku paket atau buku teks) di dalam
membelajarkan para peserta didiknya. GBPP ini pula yang
digunakan sebagai pegangan atau pedoman di dalam menulis buku
paket atau buku teks oleh para penulis buku.

GBPP ini juga yang dijadikan sebagai acuan di dalam
pengembangan butir-butir tes untuk menilai tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang
diterima peserta didik selama kurun waktu tertentu. Pada
umumnya, istilah GBPP digunakan dalam pendidikan sistem
persekolahan.

Selanjutnya, apabila sekarang kita bandingkan GBPP dengan
GBIPM atau GBIM, maka yang sama di antara ketiganya
adalah yang menyangkut fungsinya. Ketiganya berfungsi
sebagai guidance bagi guru, dosen, instruktur, widiaiswara atau
pengembang pembelajaran lainnya dalam melakukan
pekerjaannya lebih lanjut.

GBIPM berfungsi sebagai pedoman/landasan untuk
mengembangkan bahan belajar media dan butir-butir tes untuk
penilaian kemampuan peserta didik terhadap materi bahan
belajar media. Demikian juga halnya dengan GBIM, yaitu
sebagai acuan atau pedoman untuk mengembangkan bahan
belajar modul dan butir-butir tes tentang penguasaan peserta
didik terhadap materi modul.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa GBPP adalah
pedoman/landasan yang digunakan guru/dosen untuk
mengelola kegiatan pembelajaran bagi para siswa atau
mahasiswanya. Sedangkan GBIPM, adalah pedoman/
landasan yang digunakan untuk mengembangkan program me-
dia pembelajaran, baik yang akan digunakan di lingkungan
sekolah maupun luar sekolah. GBIM lebih khusus lagi, yaitu


                              46
pedoman/landasan yang digunakan untuk mengembangkan satu
jenis program media pembelajaran saja, yaitu modul.

Sekarang, cobalah Anda jelaskan secara singkat menggunakan
kata-kata sendiri sehingga jelas perbedaan atau kesamaan
antara GBPP, GBIPM dan GBIM? (10 Menit)

Dalam pengembangan pembelajaran (instructional development),
langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengembangan
rancangan pembelajaran (inctructional design). Untuk
menghasilkan rancangan pembelajaran, perlu dilakukan
serangkaian kegiatan dan salah satu di antaranya adalah
penyusunan atau pengembangan Garis-garis Besar Isi Program
Media (GBIPM).

Dalam uraian lebih lanjut, istilah yang akan digunakan sebagai
fokus pembahasan kita adalah GBIM. Mengapa? Sebab hanya
satu jenis media pembelajaran yang akan kita kemas, yaitu
media cetak yang disebut modul.


Uraian
Ada 2 kegiatan besar yang perlu dilakukan untuk dapat
menghasilkan GBIM, yaitu:
a. Mengidentifikasi, mengumpulkan dan menganalisis
   berbagai informasi atau dokumen yang tersedia tentang
   sasaran program; dan
b. Melakukan analisis kebutuhan belajar sasaran program.
   Data dan informasi yang dihasilkan dari kedua kegiatan
   inilah yang menjadi dasar/pijakan di dalam menyusun
   GBIM.




                             47
• Apakah yang dimaksud dengan Garis-garis
  Besar Isi Modul (GBIM)?

     Garis-garis Besar Isi Modul adalah suatu matriks yang
     berfungsi sebagai alat pemetaan materi pembelajaran
     yang akan dikemas menjadi modul. GBIM ini dapat
     juga disebut sebagai patron atau pola yang akan
     menjadi landasan pengembangan/pengemasan materi
     pembelajaran modul.

  Di dalam GBIM ini dirumuskan apa yang menjadi judul/
  topik materi yang akan dikemas, pokok bahasan/sub
  pokok bahasan yang akan menjadi fokus uraian materi,
  acuan/referensi yang digunakan atau yang disarankan
  digunakan lebih lanjut dalam pengembangan materi
  pembelajaran.

  Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan komponen-
  komponen yang terdapat di dalam format/matriks GBIM
  sebagaimana yang disajikan pada Lampiran. Tidak ada
  keharusan bahwa matriks yang terdapat pada Lampiran
  yang harus Anda gunakan. Juga tidak harus berupa
  matriks. Anda dapat melakukan penyempurnaan sesuai
  dengan tuntutan kebutuhan yang ada.

  Sekalipun memang tidak harus dalam bentuk matriks,
  tetapi  penggunaan     matriks    akan   membantu
  mempermudah Anda untuk melihat secara cepat dan
  menyeluruh materi modul yang akan dikemas.

  Justru yang lebih dipentingkan adalah bahwa di dalam
  GBIM ini harus dicakup setidak-tidaknya komponen-
  komponen berikut.
  a. Judul atau topik materi pembelajaran,
  b. Pokok bahasan/sub pokok bahasan,

                             48
c. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran
   khusus,
d. Pokok-pokok materi pembelajaran,
e. Butir-butir penilaian,
f. Acuan atau literatur yang digunakan menyusun GBIM
   dan yang disarankan untuk digunakan dalam
   pengembangan lebih lanjut materi pembelajaran.

   Mengapa GBIM itu penting disusun apabila akan
   mengembangkan modul sebagai media pembelajaran?


Penyusunan atau pengembangan GBIM merupakan langkah
awal yang harus dilakukan setelah analisis kebutuhan
belajar apabila kita akan mengembangkan modul.
Kekurangcermatan di dalam mengembangkan GBIM akan
mempengaruhi langkah-langkah berikutnya, misalnya saja
tentang kedalaman atau keluasan materi pembelajaran
yang akan dicakup.

GBIM sebagai suatu matriks dijadikan sebagai pegangan/
pedoman oleh para penulis materi pembelajaran dan juga
bagi pengkaji materi pembelajaran. Tidak hanya pegangan
atau pedoman bagi kedua jenis tenaga spesialisasi ini, tetapi
juga menjadi pegangan/pedoman di dalam pengembangan
butir-butir penilaian penguasaan peserta terhadap materi
pembelajaran. Mengapa?

Sebab kejelasan perumusan GBIM akan memberikan
kejelasan pula bagi tenaga “evaluator” untuk
mengembangkan butir-butir penilaian. Tenaga berkompeten
yang seharusnya diikutsertakan setidak-tidaknya adalah:
a. Tenaga yang berkompeten di bidang materi/subtansi
   yang akan dikembangkan (ahli materi/content specialist).
   Tenaga spesialis inilah yang benar-benar menguasai
   materi yang akan dikembangkan.

                           49
b. Tenaga yang berkompeten di bidang media (media spe-
     cialist) khususnya media cetak. Tenaga spesialis yang
     demikian ini bertanggungjawab di bidang penentuan
     materi yang sesuai dan tepat untuk dikembangkan ke
     dalam media cetak.

  Dengan preferensi keilmuannya, ahli media akan dapat
  memilah-milah dan menentukan materi pembelajaran yang
  diidentifikasi ahli materi yang sesuai dengan karakteristik
  media cetak.


• Komponen-komponen GBIM
  Marilah kita lanjutkan pembahasan tentang materi apa saja
  yang tercakup dalam GBIM, atau tentang komponen-
  komponen GBIM. Komponen-komponen yang akan
  dikemukakan ini tidaklah harus sepenuhnya demikian
  tetapi dapat disesuaikan dengan perkembangan kondisi
  yang dihadapi. Memang akan lebih baik jadinya apabila
  komponen-komponen tersebut dapat dipenuhi.

  Setelah mempelajari materi bagian ini, Anda diharapkan
  mampu menjelaskan masing-masing komponen GBIM.

  Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, GBIM
  merupakan suatu matriks atau uraian naratif yang berfungsi
  sebagai suatu pola yang di dalamnya terdapat beberapa
  komponen.

  • Komponen-komponen GBIM tersebut adalah
    sebagai berikut:
    a) Judul
       Yang dimaksudkan dengan “Judul atau Topik”
       dalam hal ini adalah judul program media
       pembelajaran yang akan dikembangkan. “Judul”
       hendaknya dirumuskan secara singkat tetapi menarik.
                            50
“Judul” yang dipilih hendaknya dapat dengan
   mudah dan cepat mencerminkan materi yang akan
   digunakan. Perumusannya dapat saja berupa
   pernyataan atau pertanyaan.

   Yang juga tidak kalah pentingnya adalah apabila
   kita mampu merumuskan “Judul” yang dapat
   menggugah rasa ingin tahu seseorang. Perumusan
   “Judul” ini dapat saja lebih luas/besar, atau sama
   dengan atau bahkan juga lebih sempit/kecil
   daripada pokok bahasan/sub pokok bahasan yang
   akan menjadi fokus pembahasan.

   Berikut ini disajikan beberapa contoh judul media
   pembelajaran di bidang pendidikan terbuka:
   “Potensi Pendidikan Terbuka”, “Apa Pendidikan
   Terbuka Itu?”, “Hakekat Pendidikan Terbuka”,
   “Pendidikan Terbuka: Murah Atau Mahal?”.

   Cobalah Anda rumuskan di lembar kertas lain
   beberapa contoh “Judul” lainnya. Dapat saja Anda
   mengacu pada referensi yang Anda miliki/pelajari
   atau berdasarkan apa yang Anda dengarkan/
   pahami sejauh ini. (10 Menit)

b) Pokok Bahasan atau Sub Pokok Bahasan
   Untuk peserta didik yang berada dalam lingkungan
   jalur pendidikan sekolah, perumusan pokok-pokok
   atau sub pokok bahasan yang akan menjadi media
   pembelajaran tidaklah terlalu menjadi masalah.
   Mengapa?

   Kurikulum sebagai peta kebutuhan belajar telah
   ada. Di dalam kurikulum telah dirumuskan apa yang
   menjadi pokok atau sub pokok bahasan. Dengan
   demikian, ahli materi yang berasal dari lapangan

                      51
(guru materi pelajaran) tinggal mengidentifikasi
   mana-mana dari pokok atau sub pokok bahasan
   tersebut yang perlu dikemas ke dalam modul dan
   media pembelajaran lainnya.

   Bagaimana merumuskan pokok atau sub pokok
   bahasan untuk sasaran yang berada pada jalur
   pendidikan luar sekolah?

   Hasil analisis kebutuhan belajar dan berbagai
   dokumen penunjang lainnya kita petakan. Dengan
   menggunakan peta ini akan mempermudah kita
   untuk merumuskan pokok atau sub pokok bahasan
   dari materi pembelajaran yang akan kita
   kembangkan.

   Pokok atau sub pokok bahasan yang menjadi fokus
   materi pembelajaran haruslah dirumuskan secara
   singkat dan jelas serta mencerminkan materi yang
   akan dikemas. Untuk suatu topik atau judul satuan
   bahan pembelajaran dapat saja mencakup satu atau
   lebih pokok atau sub pokok bahasan. Tidak ada
   patokan yang kaku. Perumusan ini dapat bersifat
   tematik atau frasa.

   Contoh pokok bahasan atau sub pokok bahasan dari
   judul atau topik “Penyusunan/pengembangan
   GBIM” adalah “GBIM”. Judul atau topik dapat
   dirumuskan dalam bentuk frasa, sedangkan pokok
   atau sub pokok bahasan dirumuskan secara tematik.

c) Tujuan Pembelajaran
   Setiap topik materi/bahan pembelajaran yang kita
   kembangkan haruslah mempunyai tujuan
   pembelajaran. Mengapa harus demikian?


                     52
Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara jelas
yaitu suatu pernyataan yang menjelaskan tentang
tingkat atau perubahan tingkah laku peserta belajar
yang diharapkan setelah selesai mempelajari modul
atau bahan belajar tertentu lainnya.

Tujuan pembelajaran inilah yang akan menjadi arah
yang sekaligus juga sebagai acuan untuk
mengembangkan butir-butir penilaian tentang sejauh
mana kemajuan belajar yang telah Anda capai.

Dengan dirumuskannya tujuan pembelajaran ini
akan dapat diketahui apakah Anda telah berhasil
di dalam kegiatan belajar Anda atau belum. Atau
dengan kata lain, apakah Anda telah sepenuhnya
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
dirumuskan atau belum. Jika belum, sejauh mana
tujuan pembelajaran tersebut telah dapat Anda
capai? Jika belum, kegiatan apakah selanjutnya yang
harus Anda lakukan?

Tujuan pembelajaran ini menjadi pedoman atau
arah bagi penulis bahan belajar modul. Tujuan
pembelajaran dapat dibagi menjadi : 1) tujuan
pembelajaran umum, dan 2) tujuan pembelajaran
khusus. Untuk mengetahui lebih jauh tentang tujuan
pembelajaran ini, Anda dapat mempelajari modul
khusus tentang tujuan pembelajaran.

Berdasarkan tujuan pembelajaran yang ada, penulis
modul akan dapat mempertimbangkan seberapa
dalam dan seberapa luas materi pembelajaran yang
akan diuraikan di dalam modul yang akan
ditulisnya.



                   53
Dengan adanya tujuan pembelajaran yang jelas akan
   membantu penulis modul untuk mengidentifikasi
   bentuk-bentuk visualisasi yang diharapkan akan
   mempermudah peserta didik (pembaca modul)
   memahami materi modul. Atau dengan kata lain,
   jika demikian halnya, berarti membantu peserta didik
   mencapai tujuan pembelajaran yang telah
   diharapkan.

   Cobalah rumuskan alasan Anda mengapa kita perlu
   merumuskan tujuan pembelajaran pada setiap topik
   bahan pembelajaran? (5 Menit)

d) Pokok-pokok Materi
   Pokok-pokok materi yang dirumuskan di dalam
   GBIM akan digunakan penulis modul sebagai
   landasan untuk menjabarkan materi modul secara
   rinci.

   Sehubungan dengan hal ini, sebaiknya perumusan
   pokok-pokok materi modul di dalam GBIM dilakukan
   dengan menggunakan pendekatan pada tujuan
   pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.
   Artinya, setiap pembelajaran khusus yang ada,
   dimulai dari tujuan khusus yang pertama
   diidentifikasi dulu secara tuntas apa yang menjadi
   pokok-pokok materinya.

   Selesai mengidentifikasi pokok-pokok materi untuk
   tujuan pembelajaran khusus yang pertama, barulah
   dilanjutkan dengan mengidentifikasi pokok-pokok
   materi tujuan pembelajaran khusus yang kedua. Dan
   demikian seterusnya.

   Mengapa perlu kita rumuskan pokok-pokok materi
   modul di dalam GBIM ini? Apakah tidak cukup

                      54
apabila telah kita rumuskan tujuan pembelajaran
   umum dan khusus untuk setiap topik bahan
   pembelajaran?

   Memang, dengan adanya tujuan pembelajaran
   umum dan khusus, kita dapat mengembangkan
   materi modul. Namun akan lebih terarah lagi
   pengembangan/penulisan materi modul apabila kita
   dahului dengan kegiatan mengidentifikasi atau
   merumuskan pokok-pokok materi untuk setiap
   tujuan pembelajaran khusus.

   Dengan merumuskan pokok-pokok materi berarti
   kita telah memberikan rambu-rambu kepada penulis
   modul tentang seberapa jauh materi modul perlu
   dikembangkan. Lebih jauh lagi berarti bahwa penulis
   modul tidak lagi menulis modul menurut
   interpretasinya     sendiri    terhadap     tujuan
   pembelajaran khusus yang telah diterapkan.

   Di dalam pokok-pokok materi disarankan agar
   dicantumkan juga contoh yang akan membantu
   peserta belajar memahami uraian materi. Penulis
   modul akan memperbanyak contoh dalam
   mengembangkan uraian materi.

   Cobalah Anda jelaskan secara singkat mengapa
   pokok-pokok materi pembelajaran perlu kita
   cantumkan/masukkan ke dalam GBIM?

e) Penilaian
   Informasi yang dicantumkan dalam penilaian akan
   memberikan gambaran pada penulis modul tentang
   bentuk dan butir-butir penilaian yang perlu
   dikembangkan penulis. Misalkan saja untuk
   mempelajari modul A, peserta belajar harus

                      55
mengerjakan tugas-tugas dan mengerjakan tes.
   Untuk ini, penulis juga harus menyiapkan kunci
   tugas dan kunci tes.

   Bentuk-bentuk tugas dapat berupa merumuskan
   pokok-pokok pikiran terhadap masalah, melengkapi,
   atau menjawab pertanyaan yang jawabannya dapat
   dituliskan pada lembar kertas tertentu/buku tugas.
   Atau, bisa juga tes berupa essay atau pilihan ganda,
   pilihan salah atau benar, menjodohkan atau bentuk
   tes lainnya.

   Perlu juga diinformasikan apakah keseluruhan
   materi modul itu akan dicakup di dalam tes atau
   hanya sebagian besar saja. Apakah ada penekanan
   tentang materi modul yang perlu mendapatkan porsi
   lebih besar di dalam penilaian, ataukah merata
   porsinya untuk masing-masing pokok materi?

   Semakin lengkap informasi yang diberikan (tidak
   harus terlalu rinci) tentang penilaian akan semakin
   jelas bagi penulis modul untuk mengembangkan
   butir-butir tes penilaian dan pemberian tugas.

f) Kepustakaan
   Untuk menghasilkan GBIM tentu menuntut kita
   mencari bahan-bahan kepustakaan yang relevan
   dan subtansi yang akan dikembangkan. Bahan-
   bahan kepustakaan ini berfungsi sebagai acuan kita.
   Tidak hanya bahan-bahan kepustakaan yang kita
   gunakan menyusun GBIM saja yang perlu
   dicantumkan atau dituliskan tetapi juga termasuk
   bahan-bahan kepustakaan yang menurut kita perlu
   dipelajari oleh penulis modul dan media lain atau
   oleh pengembang butir-butir tes penilaian.


                      56
Dalam menuliskan bahan-bahan kepustakaan ini,
setidak-tidaknya harus jelas judul buku, nama
pengarang, edisi, tempat dan tahun penerbitan. Bila
memungkinkan, dapat juga dicantumkan tempat di
mana bahan kepustakaan tersebut dapat diperoleh.
Cara penulisannya dapat mengikuti cara yang biasa
digunakan untuk penulisan bahan kepustakaan.

Bahan kepustakaan ini tidak terbatas hanya bahan
cetak saja tetapi dapat juga yang berupa media non
cetak. Dalam kaitan ini perlu disebutkan judul pro-
gram, institusi yang memproduksi, lama putar, dan
harganya serta tempat di mana media non cetak ini
dapat dengan mudah diperoleh.


GBIM dapat dikembangkan dalam bentuk matriks
atau naratif. Format manapun yang akan dipilih
tidak menjadi masalah. Yang justru lebih penting
adalah komponen-komponen yang perlu dicakup di
dalam GBIM.

Pada bagian terdahulu telah diuraikan tentang
pengertian GBIM. Pentingnya GBIM disusun apabila
kita akan mengembangkan bahan belajar modul.
Selanjutnya, pada bagian ini yang akan dibicarakan
adalah langkah-langkah penyusunan GBIM.

Setelah selesai mempelajari materi bagian ini, Anda
diharapkan mampu menjelaskan langkah-langkah
penyusunan GBIM.

-   Penyusunan GBIM pada dasarnya adalah
    pekerjaan sebuah tim yang terdiri dari berbagai
    jenis keahlian atau latar belakang. Tentunya
    Anda masih ingat bukan sewaktu kita membahas

                   57
materi sebelumnya, di sana kita menjelaskan
         siapa saja yang berperan di dalam penyusunan
         GBIM.

    -    Cobalah sekarang Anda tuliskan di lembar kertas
         lain atau di buku latihan Anda tentang siapa saja
         yang setidak-tidaknya perlu diikutsertakan di
         dalam penyusunan GBIM? (10 Menit)

    -    Baiklah. Apabila Anda telah selesai mengerjakan
         tugas tersebut, cobalah bandingkan jawaban
         Anda dengan materi yang diuraikan pada bagian
         sebelumnya.

    -    Bagus sekali jika jawaban Anda sepenuhnya
         telah sesuai. Namun Anda dapat saja
         mempelajari ulang materi yang dimaksud
         apabila Anda masih memandang perlu.

    -    Selanjutnya, dalam penyusunan GBIM ini,
         memerlukan beberapa jenis tenaga dengan latar
         belakang atau keahlian tertentu yang perlu
         diikutsertakan.

Perhatikanlah contoh format GBIM berikut ini.

Mata Perlajaran/Diklat                          :
Kelas/ Jenjang                                  :

Judul/   Kompetensi     Indikator/   Pokok           Rincian materi/
nomor    dasar/Tujuan   tujuan                                         Penilian Su s t a k a
                                                                                  umber
         pembelajaran   pembelajaran Bahasan/        Sub-sub pokok              p
modul    Umum           khusus       Pokok- materi   bahasan

  (1)       (2)            (3)            (4)              (5)




                                    58
7654321098765432121098765432109876543210987654321
7654321098765432121098765432109876543210987654321
7654321098765432121098765432109876543210987654321
7654321098765432121098765432109876543210987654321   Kegiatan Belajar 2

                                              TUJUAN
                                              TUJUAN
                                       PEMBELAJ
                                              AJARAN
                                       PEMBEL AJARAN

Tujuan
Bagian modul ini membicarakan tujuan pembelajaran,
termasuk pengertian tujuan, berbagai pendapat mengenai
tujuan, dan pentingnya tujuan baik bagi peserta diklat maupun
bagi widiaiswara/pelatih. Setelah selesai mempelajari bagian
modul ini Anda diharapkan dapat menyusun tujuan
pembelajaran yang megandung kompetensi.

Uraian
a. Pengertian Tujuan
     Ditinjau dari lingkup permasalahannya, tujuan pendidikan
     dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu tujuan
     pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler,
     dan tujuan instruksional. Tujuan pendidikan nasional
     merupakan rumusan umum tentang pola perilaku dan pola
     kemampuan yang harus dimiliki sebagai hasil pendidikan
     nasional.
                   Tujuan Institusional                Tujuan Pembelajaran




                     Tujuan Nasional                    Tujuan Kurikuler


                        Gambar Jenjang Tujuan Pendidikan

                                            59
Tujuan institusional ditentukan oleh tugas dan fungsi yang
dipikul oleh lembaga pendidikan bersangkutan dalam
rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Institusi diklat juga memiliki
tujuan institusional yaitu menyiapkan dan meningkatkan
kompetensi sumber daya aparatur.

Tujuan kurikuler adalah rumusan umum tentang macam-
macam kemampuan yang terdapat dalam masing-masing
bidang studi. Sedangkan tujuan pembelajaran (instructional
objectives) memberikan pernyataan tentang pengetahuan,
keterampilan, dan sikap tertentu yang diharapkan akan
dimiliki oleh siswa atau peserta pelatihan pada akhir
kegiatan pembelajaran tertentu.

Mengenai tujuan pembelajaran ini ada beberapa definisi
yang diberikan oleh para ahli. Ely (1971) mendefinisikan
tujuan pembelajaran sebagai suatu deskripsi perubahan
perilaku atau hasil perbuatan yang memberi petunjuk
bahwa proses belajar telah berlangsung. Briggs (1977)
mengatakan bahwa tujuan pembelajaran ialah suatu
pernyataan tentang perilaku yang harus dapat dilakukan
oleh siswa/peserta diklat setelah selesai mengikuti kegiatan
pembelajaran. Dengan perkataan lain tujuan itu ialah
perilaku yang diharapkan dimiliki siswa/peserta diklat
setelah menyelesaikan program pembelajaran atau
pelatihan tertentu. Secara lebih nyata (konkrit) dapat
dikatakan bahwa tujuan pembelajaran ialah pengetahuan,
keterampilan, atau sikap yang diharapkan dimiliki oleh
siswa atau peserta diklat setelah menyelesaikan kegiatan
pembelajaran.




                           60
b. Pro dan Kontra mengenai Tujuan Pembelajaran
  Tujuan pembelajaran (instructional objectives) mulai
  diperkenalkan oleh Mager pada tahun 1962. Sejak itu di
  Amerika Serikat banyak diselenggarakan lokakarya
  penyusunan tujuan pembelajaran yang melibatkan guru-
  guru. Sesungguhnya perdebatan banyak terjadi mengenai
  tujuan pembelajaran/diklat dan bagaimana cara
  merumuskannya itu. Banyak orang yang kurang menyetujui
  perumusan tujuan yang berorientasi pada perilaku, tetapi
  masih lebih banyak orang yang menganggap bahwa tujuan
  yang berorientasi pada perilaku itu penting.

  Good dan Brophy (1990) menyatakan bahwa perumusan
  tujuan berdasarkan perilaku itu telah diasosiasikan dengan
  pendekatan tertentu dalam perencanaan dan pengawasan
  pelaksanaan kurikulum. Dalam bentuk ekstrimnya, secara
  keseluruhan kurikulum dikembangkan dengan menyusun
  tujuan-tujuan pembelajaran berdasarkan perilaku, lalu
  mengurutkan tujuan-tujuan itu dalam susunan yang masuk
  akal, dan menjabarkan isi dan strategi pembelajaran serta
  menyusun alat evaluasi untuk setiap tujuan pembelajaran
  itu. Akibatnya guru dihadapkan pada beratus-ratus tujuan
  yang harus diajarkan dalam urutan tertentu dengan
  menggunakan isi pelajaran yang sesuai dengan tujuan
  tersebut dan menggunakan cara-cara yang telah
  ditentukan.

  Dalam versi lain, guru masih diijinkan menggunakan
  kurikulum lama yang telah biasa mereka gunakan, tetapi
  mereka diwajibkan menyusun tujuan-tujuan pembelajaran
  berdasarkan perilaku untuk kurikulum tersebut. Kemudian
  guru wajib menyesuaikan pelaksanaan kegiatan
  pembelajaran sesuai dengan tujuan-tujuan itu. Akibatnya,
  guru harus berusaha keras untuk menyusun tujuan-tujuan
  yang sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. Bahkan
  tujuan kurikulum yang sesungguhnya lebih bersifat afektif
                            61
dan kognitifpun diusahakan supaya dapat dirumuskan
dalam bentuk tujuan berdasarkan perilaku. Kalau guru
menjumpai isi kurikulum yang sukar dirumuskan tujuan
pembelajarannya seringkali bagian itu ditinggalkan atau
diabaikan oleh guru.

Karena akibat negatif di atas, Good dan Brophy (1990)
menyarankan untuk tidak menggunakan istilah “tujuan
pembelajaran berdasarkan perilaku” (instructional behavioral
objectives) tetapi “tujuan pembelajaran” (instructional objec-
tives) saja.

Menurut Popham (dalam Haryono, 1988) dan Sukamto
(1996) ada beberapa alasan yang diajukan oleh orang yang
tidak menyukai tujuan yang tidak berorientasi kepada
perilaku. Contoh : (a) Tujuan yang telah ditentukan secara
spesifik sebelumnya, akan menghalangi guru untuk
memanfaatkan hal-hal yang tidak terduga yang
berkembang dalam proses pembelajaran dalam kelas, (b)
siswa hanya mempelajari hal-hal yang tersurat dalam
tujuan pembelajarannya, tidak berusaha untuk belajar lebih
lanjut, (c) banyak tujuan pembelajaran yang sulit
dirumuskan dalam bentuk yang dapat diamati atau diukur,
dan (d) perumusan tujuan itu sukar sehingga tidak realistik
kalau kita menuntut guru-guru untuk merumuskannya
setiap kali akan mengajar.

Pendapat di atas dibantah oleh orang-orang yang
berpendapat bahwa tujuan pembelajaran itu penting.
Popham (dalam Haryono, 1988) yang termasuk orang yang
menganggap bahwa tujuan yang berorientasi kepada
perilaku itu penting, mengatakan bahwa alasan yang
diberikan oleh mereka yang anti tujuan itu kurang tepat.
Menurut mereka yang menyetujuinya, tujuan yang
berorientasi pada perilaku yang dirumuskan secara spesifik
akan menguntungkan siswa atau peserta pelatihan, sebab

                           62
mereka akan mengetahui kemampuan yang diharapkan
  dapat mereka lakukan pada akhir kegiatan belajar. Tujuan
  seperti itu juga akan menguntungkan orang yang
  membimbing proses belajar karena tujuan itu akan memberi
  pedoman dalam memilih isi pelajaran atau isi pelatihan.
  Bagi evaluator tujuan itu juga sangat penting, karena tujuan
  yang telah dirumuskan secara spesifik itu dapat memberi
  petunjuk mengenai kemampuan siswa atau peserta
  pelatihan yang akan diukur.

  Briggs (1977) menggambarkan pentingnya tujuan
  pembelajaran dengan mengatakan bahwa: Bila tujuan
  pembelajaran dapat dirumuskan dengan spesifik, tujuan
  itu akan memberi petunjuk kepada siswa/peserta pelatihan
  mengenai kemana mereka harus pergi, bagaimana cara
  mereka harus pergi ke sana, dan bagaimana mengetahui
  apakah mereka sudah sampai di sana atau belum”.

c. Pentingnya Tujuan Pembelajaran
  Seperti diuraikan di atas tujuan pembelajaran itu
  bermanfaat bagi siswa/peserta, guru/instruktur, dan
  penilai (evaluator).

  Sukamto (1996) menyimpulkan bahwa bagi siswa atau
  peserta pelatihan tujuan itu berguna karena : (1) dapat
  memberi arah belajarnya. Dengan memperhatikan
  tujuannya siswa/peserta mengetahui kemampuan yang
  diharapkan akan dimiliki pada akhir kegiatan
  pembelajaran. Karena itu peserta diklat akan belajar ke arah
  itu. Dengan mengetahui tujuannya peserta diklat tahu ke
  mana mereka akan pergi; (2) dengan memperhatikan tujuan
  yang ingin dicapai peserta diklat dapat memilih bahan
  belajar yang tepat untuk dipelajarinya. Fungsi tujuan bagi
  peserta diklat adalah menjadi petunjuk bagaimana mereka
  akan pergi ke tempat yang dituju, (3) dapat mengukur
  sejauh mana peserta diklat telah mencapai tujuan yang
                             63
diinginkan. Tujuan yang baik akan menyatakan dengan
jelas tingkat keberhasilan yang diharapkan. Karena itu
waktu belajar peserta selalu dapat menguji dirinya apakah
dia sudah mencapai tujuannya, mencapai separo, atau
bahkan kurang dari itu. Dengan membandingkan hasil yang
telah dicapai dan tujuan yang harus diselesaikan peserta
diklat akan mengetahui kemajuan belajarnya, (4) motivasi
belajar peserta diklat akan meningkat karena peserta diklat
mengetahui kemajuan belajarnya.

Bagi guru atau widiaiswara, tujuan pembelajaran yang
berorientasi kepada perilaku juga berguna untuk beberapa
kepentingan, diantaranya; (1) membantu guru atau
widiaiswara dalam memilih isi materi, strategi
pembelajaran, dan sumber belajar yang sesuai untuk
dipergunakan peserta diklat dalam belajarnya, (2)
memudahkan guru atau widiaiswara dalam mengukur dan
mengevaluasi keberhasilan tugas mengajarnya.

Selanjutnya apabila disimpulkan tujuan berguna untuk
mengarahkan agar proses pembelajaran berlangsung efektif.
Bagaimana pembelajaran bisa lebih efektif dengan adanya
tujuan pembelajaran berikut ini penjelasannya lebih rinci.
Tujuan memberikan rambu-rambu dan petunjuk bagi
siswa. Tujuan mengingatkan siswa agar memiliki target
yang jelas dalam belajarnya. Tujuan juga menjadi dasar
bagi guru dalam pemilihan media dan bahan belajar serta
prosedur atau srtategi pembelajaran. Tujuan yang jelas
memungkinkan berlangusung proses pemberian fasilitasi
yang jelas pula.

Tujuan berfungsi memandu prioses evaluasi yang
dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran harus selalu berdasarkan tujuan
pembelajaran. Tujuan yang baik akan membantu proses
menentukan teknik dan penyusunan alat evaluasi.

                          64
RANGKUMAN
Tujuan ialah pernyataan mengenai kemampuan
(pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang diharapkan
dimiliki peserta diklat setelah selesai mengikuti proses
pembelajaran tertentu. Tujuan penting bagi peserta diklat
dan widiaiswara serta evaluator diklat.

• Perumusan Tujuan
   Bagian ini menguraikan cara merumuskan tujuan,
   pemilihan kata kerja dan penentuan tingkat kopetensi
   yang dituntut dalam tujuan. Setelah selesai
   mempelajarinya diharapkan Anda dapat merumuskan
   tujuan pembelajaran yang baik.

   Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang dapat Anda
   jadikan pedoman dalam menyusun tujuan
   pembelajaran.
   a. Unsur-unsur Tujuan Pembelajaran
      Setiap tujuan pembelajaran minimal terdiri atas kata
      kerja dan obyek. Contoh; mampu menyusun laporan
      keuangan. Mampu menyusun adalah kata kerja dan
      laporan keuangan adalah obyek.

   b. Tujuan pembelajaran itu harus spesifik dan jelas
      Tujuan yang spesifik itu cakupannya tidak terlalu
      luas dan tidak mengandung tafsiran ganda.
      Perhatikan contoh berikut:
      1) Tujuan yang kurang spesifik
         Peserta    pelatihan      diharapkan      dapat
         menyelesaikan tugasnya dengan menggunakan
         mesin.
         Tujuan di atas kurang spesifik karena tidak jelas
         yang dimaksud dengan menyelesaikan tugasnya.
         Dari pernyataan itu kita tidak mengetahui tugas
         apa yang dimaksudkan. Tujuan ini juga tidak

                          65
memberikan kejelasan mengenai apa yang
       dimaksud dengan mesin. Dari pernyataan itu
       tidak jelas bagi kita mesin apa yang boleh
       digunakan untuk menyelesaikan tugasnya.
       Apakah mesin hitung, mesin bubut, mesin tik?
       Ketidakjelasan itu menimbulkan banyak tafsiran.

   2) Tujuan yang lebih spesifik
      Peserta pelatihan diharapkan dapat menghitung
      koefisien korelasi dengan menggunakan SPSS
      versi 11.
      Tujuan ini lebih spesifik sebab; (a) kemampuan
      yang diharapkan dapat dilakukan dinyatakan
      dengan jelas yaitu dapat menghitung koefisien
      korelasi; dan (b) alat yang digunakan untuk
      menyelesaikan tugas juga jelas yaitu SPSS versi
      11.
      Tujuan yang spesifik itu mempunyai satu tafsiran
      saja. Karena itu dapat memberi petunjuk yang
      lang jelas bagi widiaiswara dan peserta diklat
      mengenai       kemampuan         (pengetahuan,
      keterampilan, dan sikap) yang diharapkan
      dimiliki oleh peserta diklat.

c. Tujuan pembelajaran harus berorientasi kepada
   siswa/peserta pelatihan
   Dalam menyusun tujuan pembelajaran yang
   terpenting bukan apa yang harus dilakukan oleh
   guru/WI dalam proses belajar mengajar, melainkan
   perilaku yang diharapkan dapat dilakukan oleh
   siswa/peserta diklat setelah selasi mengikuti kegiatan
   pembelajaran.




                       66
Bandingkan dua tujuan berikut ini:
   1) Guru/widiaiswara        mengajarkan     cara
      menggunakan komputer untuk mengolah data
      statistik.
   2) Siswa/peserta pelatihan dapat mengolah data
      staitistik dengan menggunakan komputer.

   Tujuan pada contoh pertama itu berorientasi kepada
   guru/pelatih/WI. Kalau kita mengacu pada tujuan
   itu kita dapat mengatakan bahwa tujuan telah
   tercapai setelah guru/pelatih/WI selesai mengajar
   atau melatih. Dalam hal ini tidak dipersoalkan
   apakah siswa/peserta diklat itu telah menguasai
   pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang
   diinginkan atau belum. Yang penting guru/WI telah
   melaksanakan tugas mengajarnya.

   Tujuan pada contoh kedua itu berorientasi kepada
   siswa pelatihan. Kalau kita mengacu kepada tujuan
   umum itu, kita baru dapat mengatakan bahwa
   tujuan telah tercapai kalau siswa pelatihan telah
   menguasai pengetahuan/keterampilan, dan sikap
   yang diinginkan. Dalam hal ini yaitu mengolah data
   statistik dengan menggunakan komputer. Tujuan
   pada contoh kedua itu lebih baik daripada tujuan
   pada contoh pertama, sebab tujuan pada contoh
   kedua itu lebih mengutamakan perubahan perilaku
   siswa pelatihan.

d. Tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja yang
   menunjukkan perilaku yang dapat diamati atau
   hasilnya dapat diukur (kata kerja operasional)
   Gagne (1977) mengatakan bahwa proses belajar baru
   benar benar terjadi kalau pada diri siswa pelatihan
   telah terjadi perubahan perilaku dan perubahan
   keterampilan intelektualnya sesuai dengan tujuan

                      67
yang telah ditentukan. Bila siswa bertambah
pengetahuan dan keterampilannya, atau berubah
sikapnya, dapat dikatakan bahwa pada diri siswa
telah terjadi perubahan perilaku. Dengan demikian
siswa itu telah mengalami proses belajar. Supaya
hasil belajar atau perubahan perilaku itu dapat
dinilai (dievaluasi) tujuan pembelajaran itu harus
dirumuskan dengan menggunakan kata kerja yang
operasional, yaitu kata kerja yang menunjukkan
perilaku yang dapat diamati atau yang dapat diukur
hasilnya.

Contoh :
1) Peserta pelatihan dapat mengemudikan traktor
   (mengemudikan adalah perilaku yang dapat
   diamati).
2) Peserta      pelatihan     sekretaris     dapat
   menterjemahkan sebuah surat dari bahasa Indo-
   nesia ke dalam bahasa Inggris (hasilnya dapat
   dinilai atau diukur). Kalau isi suratnya tidak
   berubah dan bahasa Inggrisnya benar berarti
   peserta telah menterjemahkan dengan benar.
3) Siswa Sekolah Menengah Olah Raga kelas III
   dapat memukul bola tenis dengan posisi kaki dan
   tangan yang betul (memukul bola dengan posisi
   kaki dan tangan yang betul dapat diamati).
4) Siswa SLTP kelas II dapat mencari harga X dalam
   persamaan 10 + 2 = x +5 (hasilnya dapat diukur
   atau dinilai). Kalau x = 7 berarti siswa telah
   menghitung dengan benar.




                  68
Tabel 1 :
Daftar Kata Kerja Operasional
  Pengetahuan       Pemahaman               Penerapan
  (Knowledge):      (Comprehension):        (Application):
  Mengingat         Menafsirkan             Menggunakan
  informasi         informasi dalam         pengetahuan atau
                    satu kata               generalisasi dalam
                                            situasi baru
 menyusun           mengklasifikasi         menerapkan
 mendefinisikan     mendiskripsikan         meimilih
 menggandakan       mendiskusikan           mendemonstrasikan
 melabel            menjelaskan             mendramakan
 mendaftar          mengekspresikan         menggambarkan
 menjodohkan        mengidentifikasi        menafsirkan
 mengingat          melaporkan              mengoperasikan
 menamai            menyatakan              menyiapkan
 mengurut           memilih                 mempraktekkan
 mengenali          memilah                 menjadwalkan
 menghubungkan      menceritakan            memecahkan
 mengulang          menterjemahkan          menggunakan
 mereproduksi
Analysis:           Synthesis:              Evaluation:
(Menguraikan        (Menyatukan             Membuat keputusan
pengetahuan dalam   bagian-bagian           berdasarkan kriteria
bagian-bagian dan   menjadi kesatuan        tertentu.
menghubung-kan      yang utuh dan
antar bagian itu)   menghubungkanny
                    a dalam situasi baru)
 menganalisa        menyusun                 menyampaikan
 menghitung         menghimpun               memilih
 mengkategorikan    mengarang                membandingkan
 membandingkan      menciptakan              memperkirakan
 membedakan         membangun                mengevaluasi
 menginventaris     mengkomposisikan         memprediksi
 menanyakan         merancang                menskor
                    merumuskan               menyeleksi
                    mengatur                 menilai
                    mengelola
                    merencanakan
                    mengusulkan
                    mensintesa
                    menulis

Supaya Anda dapat memilih kata kerja yang tepat, Anda
harus dapat membedakan kata kerja operasional dari kata
kerja yang tidak operasional.

                                69
Pada tabel berikut ini Anda dapat melihat beda antara kata
kerja operasional (dapat diamati atau dapat diukur) dari
kata kerja yang kurang operasional.

   Tabel 1 :
   Daftar Kata Kerja Operasional dan Kata Kerja yang
   Kurang Operasional

            Kata Kerja               Kata Kerja yang
           operasional             kurang operasional

       Membedakan                   Mengerti
       Mengidentifikasikan          Mengetahui
       Menuliskan                   Menghargai
       Membandingkan                Menyukai
       Mengoperasikan               Mengapresiasi
       Mengemudikan                 Menghayati
       Menguraikan                  Menyadari
       Menyusun                     Memahami
       Menilai                      Menyadari
       Memecahkan (soal)            Merasakan
       Menjelaskan                  Mencintai
       Dsb.                         Dsb.

      Menggunakan kata kerja yang tidak operasional
      dalam merumuskan tujuan pembelajaran itu tidak
      tepat (Mager, 1962, Gagne, Briggs 1974). Hal tersebut
      akan menyebabkan tujuan yang disusun menjadi
      tidak spesifik atau mempunyai tafsiran ganda.
      Dengan perkataan lain, tujuan yang tidak
      menggunakan kata kerja operasional mudah
      disalahtafsiran.

      Contoh;
      Siswa Akademi Senirupa/peserta diklat seni
      mengerti kombinasi warna yang bagus.

                          70
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul
Pengembangan Modul

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstatTeori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
Yuli Sinaga
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Ali Murfi
 
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
siti nur alifah
 
Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013
TARSUDINN
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Rizal Fahmi
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sd
etto kono
 
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docxLaporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
jeninurdiana
 

La actualidad más candente (20)

Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013STANDAR ISI KURIKULUM 2013
STANDAR ISI KURIKULUM 2013
 
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstatTeori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
Teori belajar menurut piaget, bruner, dan gelstat
 
Pembelajaran terintegrasi
Pembelajaran terintegrasiPembelajaran terintegrasi
Pembelajaran terintegrasi
 
RPP ips kelas 6
RPP ips kelas 6RPP ips kelas 6
RPP ips kelas 6
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswa
 
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
 
Laporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah DasarLaporan Observasi Sekolah Dasar
Laporan Observasi Sekolah Dasar
 
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP)
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan EvaluasiPerbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
Perbedaan Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi
 
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
Keterkaitan p kn dengan ips dan mata pelajaran lainnya (kelompok 3) [autosaved]
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
Jenis jenis gelombang
Jenis jenis gelombangJenis jenis gelombang
Jenis jenis gelombang
 
Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013Struktur dan isi kurikulum 2013
Struktur dan isi kurikulum 2013
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
 
Makalah metode pembelajaran pkn sd
                Makalah metode pembelajaran pkn sd                Makalah metode pembelajaran pkn sd
Makalah metode pembelajaran pkn sd
 
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docxLaporan Praktikum IPA Kelompok  Ekosistem Darat.docx
Laporan Praktikum IPA Kelompok Ekosistem Darat.docx
 
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
teknik dan Instrumen Penilaian NON TES
 

Similar a Pengembangan Modul

6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
noverianingsih
 
Modul : prosedur pengembangan modul
Modul : prosedur pengembangan modulModul : prosedur pengembangan modul
Modul : prosedur pengembangan modul
Inawatihlaoba
 
03.21 Modul Pelatihan Teknis Penyusunan KTI (PTK).pdf
03.21 Modul Pelatihan Teknis Penyusunan KTI (PTK).pdf03.21 Modul Pelatihan Teknis Penyusunan KTI (PTK).pdf
03.21 Modul Pelatihan Teknis Penyusunan KTI (PTK).pdf
ropindasinaga
 

Similar a Pengembangan Modul (20)

JURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK II
JURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK IIJURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK II
JURNAL PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL KELOMPOK II
 
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIMMODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
MODUL MEDIA PEMBELAJARAN KELOMPOK 2| ALFISAR NAIM
 
Tugas modul cili
Tugas modul ciliTugas modul cili
Tugas modul cili
 
Tugas modul cili
Tugas modul ciliTugas modul cili
Tugas modul cili
 
TUGAS MODUL FITRIANI PGMI/3
TUGAS MODUL FITRIANI PGMI/3TUGAS MODUL FITRIANI PGMI/3
TUGAS MODUL FITRIANI PGMI/3
 
M e d i a p e m b e l a j a r an
M e d i a  p e m b e l a j a r anM e d i a  p e m b e l a j a r an
M e d i a p e m b e l a j a r an
 
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
PROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODULPROSEDUR  PENGEMBANGAN  MODUL
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
 
prosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modulprosedur pengembangan modul
prosedur pengembangan modul
 
Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3
 
Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3Media pembelajaran kelompok 3
Media pembelajaran kelompok 3
 
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
6. Konsep, Komponen, Prinsip dan Prosedur Modul Ajar.pptx
 
Modul : prosedur pengembangan modul
Modul : prosedur pengembangan modulModul : prosedur pengembangan modul
Modul : prosedur pengembangan modul
 
Modul stenga jadi
Modul stenga jadiModul stenga jadi
Modul stenga jadi
 
Modul pengembangan
Modul pengembanganModul pengembangan
Modul pengembangan
 
modul pengembangan modul
modul pengembangan modulmodul pengembangan modul
modul pengembangan modul
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
 
3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx
3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx
3. Desain Strategi Literasi dan Numerasi dalam Pembelajaran.pptx
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
 
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
Modul "Prosedur Pengembangan Modul"
 
03.21 Modul Pelatihan Teknis Penyusunan KTI (PTK).pdf
03.21 Modul Pelatihan Teknis Penyusunan KTI (PTK).pdf03.21 Modul Pelatihan Teknis Penyusunan KTI (PTK).pdf
03.21 Modul Pelatihan Teknis Penyusunan KTI (PTK).pdf
 

Más de Guru Online

Buku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahBuku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas Sekolah
Guru Online
 

Más de Guru Online (20)

Kerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi KurikulumKerangka Kerja Implementasi Kurikulum
Kerangka Kerja Implementasi Kurikulum
 
Konsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran TematikKonsep Pembelajaran Tematik
Konsep Pembelajaran Tematik
 
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BAHAN AJAR TRAINING OF TRAINER (ToT ) IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
 
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
Juknis Program beasiswa S2 Bagi Guru SMP th 2013
 
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan SingapuraMenelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
Menelusuri Orchad Road- Menghitung Kehebatan Singapura
 
Buku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas SekolahBuku Kerja Pengawas Sekolah
Buku Kerja Pengawas Sekolah
 
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 finalPedoman implementasi kurikulum 2013 final
Pedoman implementasi kurikulum 2013 final
 
English Across the Curriculum
English Across the CurriculumEnglish Across the Curriculum
English Across the Curriculum
 
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
Jumpa pers-kemdikbud-akhir-tahun-2012
 
Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011Buletin BSNP Edisi 4 2011
Buletin BSNP Edisi 4 2011
 
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
Buletin BSNP Edisi 3 - 2011
 
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 4 Th 2012
 
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 3 Th 2012
 
Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 2 Th 2012
 
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
Buletin BNSP Edisi 1 Th 2012
 
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
Sambutan Mendikbud Hari Guru Nasional 2012
 
Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013Pengembangan Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slideSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani_slide
 
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat MadaniSumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
Sumberdaya Manusia Andalan Masyarakat Madani
 
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHPERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
 

Último

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 

Último (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Pengembangan Modul

  • 1.
  • 2. Seri Teknologi Pembelajaran Pengembangan Modul Penulis: Dr. Purwanto, M.Pd, Drs. Aristo Rahadi, Drs. Suharto Lasmono, M.Pd, DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN JAKARTA 2007 1 1
  • 3. TIM PENGEMBANG: Pengarah • Ir. Lilik Gani, HA., M.Sc., Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Penanggungjawab Program • Ir. Suheriyanto, M.Si., Kepala Bagian Tata Usaha Penanggungjawab Materi/Substansi • Dr. Purwanto, M.Pd., Kepala Bidang Teknologi Pembelajaran • Drs. Rusjdy S. Arifin, M.Sc., Kepala Bidang Teknologi Informasi • Hardjito, S.IP., M.Si., Kepala Bidang Teknologi Komunikasi Penaggungjawab Kegiatan • Sunarti, SE Penulis • Dr. Purwanto, M.Pd • Drs. Aristo Rahadi • Drs. Suharto Lasmono, M.Pd Editor • Dr. Purwanto, M.Pd Design Cover & Layout • Rusno Prihardoyo • Erdiyansyah Alim Katalog Dalam Terbitan (KDT): Seri Teknologi Pembelajaran, judul “PENGEMBANGAN MODUL”, Hak Cipta@2007 pada Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (PUSTEKKOM) Depdiknas Jl. Cenderawasih, Ciputat Km. 15,5 Ciputat 15411-Jakarta e-mail: pustekkom.go.id ISBN: 978-979-3322-40-4-7 2
  • 4. Daf tar Isi: Daft Daftar Isi: •••• 3 Kata Sambutan •••• 4 Kata Pengantar •••• 5 Bab I : PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL •••• 7 Bab 2 : PENYUSUNAN GARIS BESAR ISI MODUL (GBIM) DAN PERUMUSAN TUJUAN •••• 43 Bab 3 : TEKNIK PENULISAN MODUL •••• 81 Bab 4 : ILUSTRASI DAN BAHASA •••• 107 Bab 5 : PENYUNTINGAN DAN REVISI •••• 151 Bab 6 : EVALUASI MODUL •••• 163 3
  • 5. ata Sambutan K ata Sambutan Sesuai misinya, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pustekkom) terus melakukan berbagai upaya dalam hal pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan. Diantara program yang digarap Pustekkom adalah pengembangan sistem pendidikan jarak jauh (PJJ) dengan memanfaatkan berbagai media pembelajaran. Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan jarak jauh adalah bahan belajar, yang antara lain berupa bahan belajar cetak (modul). Karena sistem PJJ memiliki ciri khas tertentu, maka bahan belajar yang digunakan dalam sistem PJJ juga perlu didesain secara khusus pula sehingga sesuai dengan karakteristik sistem PJJ tersebut. Di lain fihak, hingga saat ini SDM yang berkompeten dalam pengembangan bahan belajar masih sangat kurang. Bahkan buku-buku sumber dalam bidang ini juga masih sulit ditemukan. Kehadiran buku ini diharapkan dapat mengisi kekurangan tersebut. Buku ini merupakan salah satu judul dalam buku serial Teknologi Pendidikan yang diterbitkan oleh Pustekkom secara berkala. Terbitnya buku-buku serial Teknologi Pendidikan tersebut diharapkan dapat melengkapi buku buku sejenis yang telah ada, terutama buku-buku praktis yang membahas penerapan teknologi pendidikan secara praktis. Semoga kehadirannya dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dunia pendidikan pada umumnya. Kepala Pustekkom, Ir. Lilik Gani, HA., M.Sc., Ph.D. NIP 680001660 4
  • 6. ata Pengantar engant K ata P engantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya buku Pengembangan Bahan Belajar Mandiri (Modul) ini. Saat ini sistem pembelajaran mandiri telah banyak diterapkan di Indo- nesia, seiring dengan makin berkembangnya lembaga pendidikan yang menyelenggarakan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh, baik pada jalur pendidikan formal maupun non formal termasuk lembaga Diklat kedinasan. Sistem pembelajaran mandiri memang menuntut para peserta didiknya untuk dapat melakukan kegiatan belajar secara mandiri. Hal ini sebagai konsekwensi adanya ciri keterpisahan antara pengajar dengan peserta belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh, serta adanya ciri keterbukaan/keluwesan dalam sistem pendidikan terbuka. Dalam perkembangannya, bahkan, sistem pembelajaran mandiri saat ini bukan hanya diterapkan di kalangan lembaga pendidikan terbuka dan jarak jauh, melainkan juga diterapkan pada sistem pendidikan regular. Dalam sistem pendidikan yang menerapkan konsep pembelajaran mandiri, sangat diperlukan bahan-bahan belajar yang dirancang khusus untuk dapat dipelajari oleh peserta didik secara mandiri, karena itu diperlukan para tenaga profesional yang mampu mengembangkan bahan belajar mandiri. Di fihak lain, sumber-sumber referensi tentang pengembangan bahan belajar mandiri sampai saat ini masih sangat terbatas, apalagi sumber pustaka lokal. Terbitnya buku ini diharapkan dapat turut mengatasi terbatasnya referensi tersebut. Buku ini dimaksudkan untuk membantu para pembaca yang berminat untuk mengembangkan bahan belajar mandiri ( modul). Sistematika dan sajian dalam buku ini diupayakan sedemikian rupa agar menjadi semacam paduan yang sederhana, praktis dan dapat dipelajari secara mandiri oleh pembaca sehingga bisa langsung 5
  • 7. diaplikasikan dalam kegiatan pengembangan bahan belajar mandiri. Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna. Berbagai keterbatasan yang ada, menyebabkan kekurangsempurnaan buku ini. Oleh karenaya, kritik dan saran perbaikan sangat kami harapkan dari pembaca. Tak lupa penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua fihak yang telah ikut berperan membantu terbitnya buku ini. Semoga buku sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Tim penulis 6
  • 8. 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 Bab I 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 PROSEDUR PENGEMBANG GEMBAN PENGEMBANGAN MODUL Pendahuluan S aya yakin bahwa anda telah memiliki pengalaman dalam tulis menulis, apakah itu menulis surat, menulis materi untuk diklat atau mungkin menulis buku maupun tulisan lainnya. Namun demikian mungkin Anda belum memiliki pengalaman khusus dalam menulis modul. Karena modul ini diharapkan membekali Anda pengetahuan dasar tentang proses pengembangan modul diklat. Modul ini isinya menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utama Modul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Namun demikian sebelum uarian tentang penulisan modul, dijelaskan pula tentang konsep dasar modul dan berbagai cara pengembangannya. Dalam prosedur pengembangan modul langkah-langkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisi serta finalisasi. Tujuan modul ini adalah untuk membimbing Anda secara umum dalam merencanakan dan mengembangkan modul. Karena itu isi modul ini lebih bersifat praktis dan lebih banyak berisi tentang hal-hal atau rambu-rambu yang perlu diperhatikan dalam menulis modul. Kompetensi yang Anda kuasai setelah mempelajari modul ini adalah sebagai berikut. 7
  • 9. PENGALAMAN KOMPETENSI INDIKATOR BELAJAR Mampu menerap- Pembaca 1. Mampu menjelaskan kan prosedur memperoleh pengertian modul, dan pengembangan pengetahuan fungsinya. modul tentang prosedur 2. Mampu menjelaskan pengembangan berbagai cara modul pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi, dan menulis 3. Mampu menerapkan langkah-langkah penulisan modul Modul ini berisi dua kegiatan belajar atau dua penggalan. Kegiatan belajar 1 membahas tentang konsep dasar modul dan berbagai cara pengembangan modul, dan kegiatan belajar 2 tentang langkah-langkah penulisan modul. Penjelasan kegiatan 2 meliputi uraian tentang pra penulisan, penulisan, pengkajian/ review, uji coba dan revisi, serta finalisasi dan pencetakan. Tiap- tiap kegiatan belajar terkait erat secara berurutan. Karena itu sebaiknya Anda mengikuti petunjuk belajar berikut ini: • Bacalah setiap penjelasan yang diberikan dengan cermat langkah demi langkah dan jangan tergesa-gesa. • Kemudian kerjakan soal-soal atau latihan yang Anda temui dan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban dihalaman belakang modul ini, • Pelajari sekali lagi uraiannya, terutama bagian yang kurang Anda pahami, • Praktekkanlah kegiatan-kegiatan yang baru anda pelajari dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini. Maksudnya, jika anda diminta untuk menuliskan, cobalah anda menulis sesuai dengan bidang yang anda kuasai. SELAMAT MEMBACA ! 8
  • 10. 7654321098765432121098765432109876543210987654321 7654321098765432121098765432109876543210987654321 7654321098765432121098765432109876543210987654321 7654321098765432121098765432109876543210987654321 Kegiatan Belajar 1 DAN MODUL DAN PEN GEMBAN GANNYA PENGEMBANGANNYA GEMBAN Tujuan Setelah membaca kegiatan belajar 1 ini anda diharapkan dapat: • Menjelaskan konsep dasar modul, • Menjelaskan berbagai cara pengembangan modul, • Menjelaskan langkah-langkah penulisan modul. Uraian Setiap kegiatan pembelajaran pastilah membutuhkan bahan belajar. Bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran bentuknya bermacam-macam. Ada bahan belajar yang dikemas dalam bentuk tercetak, dan non cetak. Satu kesatuan modul sering di sebut sebagai modul. A. PENGERTIAN MODUL 1. Modul Modul ialah bahan belajar yang dirancang secara sistematis b e r d a s a r k a n kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Dalam buku ini yang disebut sebagai modul dibatasi pada “Bahan Belajar Tercetak”. 9
  • 11. Tujuan disusunnya modul ialah agar peserta dapat menguasai kompetensi yang diajarkan dalam diklat atau kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Bagi widiaiswara atau guru, modul juga menjadi acuan dalam menyajikan dan memberikan materi selama diklat atau kegiatan pembelajaran berlangsung. 2. Fungsi Modul Fungsi modul ialah sebagai bahan belajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran peserta didik. Dengan modul peserta didik dapat belajar lebih terarah dan sistematis. Peserta didik diharapkan dapat menguasai kompetesi yang dituntut oleh kegiatan pembelajaran yang diikutinya. Modul juga daharapkan memberikan petunjuk belajar bagi peserta selama mengikuti diklat. B. BERBAGAI CARA PENGEMBANGAN MODUL Modul dapat dikembangkan dengan berbagai cara antara lain melalui adaptasi, kompilasi dan menulis sendiri. Sebagai bekal pengetahuan bagi Anda, maka dalam modul ini akan dibahas tentang cara pengembangan melalui adaptasi dan kompilasi. Namun demikian pada modul- modul berikutnya akan lebih banyak dibahas tentang cara pengembangan modul dengan “menulis sendiri”. 1. Adaptasi Modul adaptasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku yang ada di pasaran. Sebelum pembelajaran berlangsung, guru, dosen, atau widiaiswara mengidentifikasi buku-buku yang ada (di toko buku atau perpustakaan) yang isinya relevan dengan materi yang akan diajarkan. Setelah itu guru, dosen atau widyaiswara memilih salah satu buku 10
  • 12. tersebut sebagai bahan belajar yang digunakan untuk satu mata pelajaran/diklat. Buku tersebut digunakan dalam kegiatan pembelajaran secara utuh atau sebagian dengan dilengkapi panduan belajar. Pengembangan panduan belajar bersifat melengkapi buku tersebut dengan semacam petunjuk mempelajarinya. Panduan belajar untuk melengkapi buku antara lain berisi: 1. Overview dan rangkuman dari topik-topik yang wajib dipelajari peserta didik; 2. Peta atau diagram yang menggambarkan keterkaitan topik-topik yang akan dipelajari peserta didik; 3. Rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang harus dikuasai peserta didik; 4. Daftar Pustaka yang relevan 5. Petunjuk bagi peserta didik tentang topik mana yang harus dipelajari dan topik mana yang tidak perlu dipelajari 6. Penjelasan tambahan (tertulis atau lisan yang direkam) untuk menjelaskan topik-topik yang dianggap salah, bias, kadaluarsa, serta membingungkan peserta didik. 2. Kompilasi Modul kompilasi ialah bahan belajar yang dikembangkan atas dasar buku-buku yang ada di pasaran, artikel jurnal ilmiah dan modul yang sudah ada sebelumnya. Kompilasi di lakukan oleh guru, dosen atau widiaiswara dengan menggunakan garis-garis besar program pembelajaran/pelatihan (GBPP) atau silabi yang disusun sebelumnya. 11
  • 13. Prosedur Kompilasi Kompilasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Kumpulkan seluruh buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan sumber acuan lain yang digunakan dalam mata diklat seperti tercantum dalam Daftar Pustaka di GBPP 2. Tentukan bagian-bagian buku, artikel jurnal ilmiah, modul dan bagian dari sumber acuan lain yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP 3. Fotocopy seluruh bagian dari sumber yang digunakan per Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP 4. Pilihlah hasil fotocopy tersebut berdasarkan Pokok Bahasan sesuai dengan GBPP 5. Buatlah/tulislah halaman penyekat bahan untuk setiap Pokok Bahasan 6. Bahan-bahan yang sudah dilengkapi dengan halaman penyekat untuk setiap Pokok Bahasan kemudian dijilid rapi (selanjutnya dicopy untuk dibagikan kepada peserta didik) Ada satu hal penting yang harus diperhatikan oleh guru, dosen atau widiaiswara dalam melakukan kompilasi, yaitu harus memperhatikan masalah hak cipta. Untuk buku-buku atau bahan lain yang dilindungi hak cipta maka penggunaan atau pengkopiannya wajib memperoleh ijin dari pemegang hak cipta. 3. Menulis Menulis adalah cara pengembangan modul yang pal- ing ideal. Bagi guru, dosen atau widiaiswara menulis sendiri modul yang dipergunakan dalam pembelajaran adalah membuktikan dirinya sebagai seorang yang pro- fessional. Bagi guru, dosen, terutama widiaiswara menulis modul merupakan tugas pokok yang dihargai sebagai kegiatan pengumpuan angka kredit. Angka kredit yang diperoleh guru, dosen atau widiswara dari 12
  • 14. kegiatan menulis modul ini sangat tinggi nilainya, sehingga akan mengantarkan seorang mencapai jabatan tertinggi. Hal tersebut sesuai dengan tingkat kesulitan dalam mengerjakannya. Menulis modul memiliki tingkat kesulitan tertinggi dibanding dengan kedua cara lain yang telah diuraikan terdahulu. Ada beberapa syarat atau asumsi yang harus dipenuhi dalam penulisan modul. Asumsi-asumsi tersebut adalah: 1. guru, dosen atau widiaiswara adalah pakar bidang ilmu tertentu atau menguasai dengan baik dalam bidangnya 2. guru, dosen atau widiaiswara mempunyai kemampuan menulis 3. guru, dosen atau widiaiswara mengerti kebutuhan peserta didik dalam Ilmu atau mata pelajaran tersebut Ada beberapa acuan yang harus digunakan oleh penulis dalam penulisan modul. Modul ditulis berdasarkan: 1) Kurikulum , 2) Satuan acara pembelajaran atau SAP, dan 3) garis-garis besar isi modul (GBIM). Penulisan modul sebaiknya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut; 1) perencanaan, 2) penulisan, 3) review, ujicoba dan revisi, 4) finalisasi dan pencetakan. Sampai di sini Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 1 dari modul 1. Sebelum berlanjut pada Kegiatan Belajar 2, kerjakanlah Tugas berikut ini. • Tugas 1 1. Jelaskan tentang cara-cara pengembangan modul! 2. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penulisan modul! 13
  • 15. 7654321098765432121098765432109876543210987654321 7654321098765432121098765432109876543210987654321 7654321098765432121098765432109876543210987654321 7654321098765432121098765432109876543210987654321 Kegiatan Belajar 2 ANGKAH-L ANGKAH L AN GKAH-L AN GKAH PENGEMBANG GEMBAN PEN GEMBAN GAN MODUL Tujuan Setelah membaca penggalan ini anda diharapkan dapat: • Menjelaskan pentingnya perencanaan dalam proses pengembangan modul, • Menjelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul, • Menuliskan tujuan pembelajaran atau kompetensi, • Menentukan isi dan urutan materi pelajaran sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus, • Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap penulisan • Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap review, revisi dan uji coba • Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap finalisasi 14
  • 16. Uraian Sebelum Anda membaca uraian berikut ini, perhatikan skema di bawah ini: Langkah-langkah Pengembanan Modul TAHAP TAHAP TAHAP REVIEW UJI TAHAP FINALISASI PERENCANAAN PENULISAN COBA DAN REVISI DAN PENCETAKAN Penyusunan Garis - Persiapan Outline/ - Review ahli dan - Pembuatan Naskah Besar Isi Modul rancangan modul teman sejawat Modul (GBIM) - Menulis draft I - Uji coba kelompok - Pencetakan - Melengkapi draft I kecil dan uji coba menjadi draft II lapangan A. TAHAP PERENCANAAN Setiap kegiatan umumnya dimulai dengan tahap perencanaan. Demikian pula halnya dengan pengembangan modul. Bila suatu lembaga atau institusi akan mengembangkan suatu paket modul, dalam tahap perencanaan biasanya dilibatkan para ahli. Para ahli itu umumnya meliputi ahli materi yaitu orang yang menguasai suatu bidang ilmu atau materi pelajaran, ahli kurikulum dan pembelajaran yaitu orang memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang metodologi pengajaran dan juga kurikulumnya, ahli media yaitu orang yang memahami tentang karakteristik, keunggulan dan kelemahan berbagai media dalam hal ini terutama media cetak dan orang yang ahli menulis yaitu penulis. Tahap perencanaan ini sangat penting dalam proses Pengembangan Modul, agar bahan belajar yang kita kembangkan dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Selain itu bila dilakukan perencanaan yang baik bahan belajar yang dihasilkan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan tingkat kedalaman materi yang sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran didik. 15
  • 17. Penulis hendaknya terlibat sejak dalam tahap perencanaan sehingga ia benar-benar mengetahui tentang tujuan yang ingin dicapai dan materi yang harus disajikan. Para ahli dan penulis ini berkumpul bersama untuk menyusun Garis- Garis Besar Isi Modul (GBIM) atau Garis-Garis Isi Pembelajaran/Pelatihan (GPPP) yang akan dijadikan pedoman dalam penyusunan modul. GBIM merupakan cetak biru (blueprint) bagi modul yang akan ditulis dan biasanya dituangkan dalam suatu format matrik yang memuat berbagai aspek terutama menyangkut kompetensi, dan cakupan materi. (matrik GBIPM akan anda baca pada bagian berikutnya). Berikut ini adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusunan GBIM modul: - Siapakah peserta diklat yang akan memanfaatkan bahan belajar tersebut? - Apakah kompetensi atau tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus yang ingin dicapai? - Materi/isi pelajaran apa yang akan disajikan? - Bagaimanakah urutan penyajian materi pelajaran tersebut? - Metode mengajar dan media apa yang akan digunakan? - Bila akan digunakan media cetak, media apakah yang merupakan pendukung media cetak tersebut? - Bagaimanakah penilaian yang akan dilakukan terhadap peserta diklat? - Bagaimanakah alokasi waktu untuk setiap materi pelajaran atau setiap mata diklat? - Bagaimanakah bahan belajar akan dinilai dan direvisi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut penting untuk diperhatikan agar modul yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik, memiliki kebenaran materi, dan tersaji secara baik dan sistematis. 16
  • 18. Berikut akan diuraikan satu persatu jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. • Peserta diklat Sebelum Anda menulis bahan belajar berupa modul, sebaiknya terlebih dahulu memiliki informasi yang jelas untuk siapakah anda menulis atau siapakah yang akan membaca tulisan Anda? Jika anda akan menulis modul untuk peserta diklat atau orang yang sering berhubungan dengan Anda, tentu anda telah banyak tahu tentang mereka. Tetapi jika Anda akan menulis untuk peserta diklat yang baru bagi Anda dan Anda belum mengenalnya secara dekat, mungkin sebaiknya Anda menyisihkan waktu untuk mencari informasi tentang mereka. Informasi apakah yang perlu Anda ketahui dan relevan untuk pengembangan modul? Ada 4 tipe informasi yang sebaiknya Anda ketahui tentang keadaan peserta didik Anda, yaitu: a. faktor demografi: Berapa jumlah mereka? Berapa umurnya? Jenis kelaminnya? Status perkawinan? Pekerjaan? Bagaimana adat istiadat mereka? Bagaimana lingkungan sosial budaya di wilayahnya? dan lain-lain, b. faktor motivasi: Mengapa mereka mengikuti diklat atau kegiatan belajar ini? Bagaimana hubungan diklat atau kegiatan belajar dengan pekerjaan mereka? Mengapa mereka memilih ikut diklat ini? Apa yang mereka inginkan dari diklat ini? Dan lain-lainnya, 17
  • 19. c. faktor belajar: Bagaimana intelegensi dan kapasitas mereka? Apakah mereka memiliki pengalaman sebelumnya tentang diklat sejenis? Apakah mereka memiliki waktu dan fasilitas yang memadai untuk belajar? Dan lain-lain, d. latar belakang bidang studi: Pengetahuan, keterampilan dan sikap apa yang telah mereka kuasai sehubungan dengan bidang yang akan diajarkan? Apakah mereka memiliki ‘‘personal in- terest’’ dan pengalaman yang relevan? (informasi- informasi ini sangat penting bagi Anda untuk penyajian bahan belajar, pemberian anekdot, contoh dan analogi). • Tujuan Pembelajaran Umum (Kompetensi Dasar) dan Tujuan Pembelajaran Khusus (Indikator) Istilah tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus sering pula diartikan sebagai kompetensi dasar dan indikator. Bila tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar) dan tujuan pembelajaran khusus (Indikator) telah dipertimbangkan dan dipikirkan sejak awal proses pengembangan modul, hal ini akan sangat bermanfaat untuk menghasilkan bahan belajar yang berkualitas. Mengapa demikian? Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang perbedaan tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus, walaupun mungkin kedua istilah ini tidak asing bagi Anda: • Tujuan pembelajaran umum (Kompetensi Dasar): suatu pernyataan umum tentang apa yang Anda harapkan dapat dikuasai oleh peserta diklat setelah ia menyelesaikan suatu bahan belajar. Tujuan pembelajaran umum ini juga menggambarkan tentang bahan belajar apa yang ingin disampaikan oleh guru kepada peserta diklat. 18
  • 20. • Tujuan pembelajaran khusus (Indikator): adalah terjemahan dari specific instructional objective. Literatur asing menyebutkan pula sebagai objective atau enabling objective, untuk membedakannya dari general instructional objective/goal, atau terminal ob- jective, yang berarti Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Akhir. Dalam literatur asing tentang penulisan modul menyebutkan sebagai behavioural objective yang berarti suatu pernyataan yang dapat menginformasikan kepada kita apa yang harus dapat dicapai peserta didik setelah menyelesaikan suatu kegiatan pembelajaran, dan dinyatakan dalam kata kerja yang dapat diukur. Tujuan pembelajaran khusus berisi kecakapan-kecakapan khusus berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap. Apakah nilai atau kegunaan tujuan pembelajaran khusus dalam pengembangan modul? a. Komunikatif: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu memperjelas arah dan tekanan kegiatan pembelajaran baik bagi Anda sebagai penulis, teman atau ahli yang akan mengkaji tulisan Anda dan terlebih penting bagi peserta diklat. b. Isi dan urutan materi: dengan adanya tujuan pembelajaran khusus yang jelas akan membantu Anda dalam menentukan materi penting yang akan disampaikan dan materi pendukungnya, serta mengidentifikasikan bagaimana cara mengurutkan materi tersebut. c. Media dan metode: bila Anda telah memastikan tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai, tentunya Anda dapat dengan mudah menentukan media pembelajaran dan aktivitas belajar apa yang paling tepat. 19
  • 21. d. Penilaian: tujuan pembelajaran khusus dapat membantu Anda menentukan alat dan metode penilaian terhadap peserta diklat, selain itu dapat pula dijadikan dasar penilaian untuk mengukur efektivitas bahan belajar. Berikutnya saya akan mengajak Anda untuk berdiskusi tentang bagaimana merumuskan tujuan pembelajaran. Jika Anda seorang pengajar tentu Anda tidak asing lagi dengan istilah atau singkatan A B C D dalam perumusan tujuan pembelajaran. A berarti Audience. B berarti Be- havior. C berarti Condition dan D berarti Degree. Audi- ence adalah peserta diklat yang akan belajar. Dalam tujuan pembelajaran harus dijelaskan siapa peserta diklat yang akan mengikuti pelajaran itu peserta diklat yang mana? Misalnya peserta diklatpim IV, peserta diklat komputer tingkat dasar. Keterangan peserta diklat yang akan belajar tersebut diusahakan spesifik mungkin, agar sejak permulaan orang-orang yang tidak termasuk dalam batasan tersebut sadar bahwa tujuan diklat tersebut belum tentu sesuai bagi mereka. Mungkin bahan terlalu mudah, terlalu sulit atau tidak sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan perumusan tujuan pembelajaran kita tentu berharap tujuan pembelajaran tersebut dapat membantu penulis dan peserta diklat. Oleh karena itu pertama kita harus memikirkannya secara hati-hati kemudian merumuskannya dalam kata-kata yang jelas dan sesuai, atau kata-kata yang mudah diukur (mea- surable) dan mencerminkan tingkah laku. Dengan demikian tampak jelas tingkah laku apa yang kita harapkan ditampilkan peserta diklat setelah mempelajari modul. Ini berdasarkan prinsip kedua yaitu tujuan 20
  • 22. pembelajaran hendaknya menggambarkan perilaku atau behavior yang dapat diamati atau observable. Beberapa kata yang sering digunakan dalam perumusan tujuan pembelajaran antara lain; • menyebutkan, • menjelaskan, • mengidentfikasikan, • menyusun, • menuliskan, • membandingkan Condition berarti Anda harus secara spesifik menentukan dalam kondisi yang bagaimana peserta diklat mendemonstrasikan hasil belajarnya. Dalam hal ini Anda dapat menggunakan kata-kata misalnya; • diberikan catatan tentang ..., • diberikan kasus ...., • diberikan seperangkat peralatan ..., • tanpa alat dan referensi ... Degree berarti Anda dan peserta diklat perlu menetapkan standar pencapaian dalam waktu dan keadaan tertentu. Sebagai contoh pemberian batas waktu atau time limit. “Peserta diklat harus dapat menyelesaikannya dalam waktu lima belas menit”. Atau dapat pula diberi batasan julah jawaban minimum, misalnya; “Peserta diklat harus dapat menjawab benar minimal 7 dari 10 soal yang diberikan”. Sekarang coba Anda merumuskan beberapa tujuan pembelajaran dengan kriteria yang telah dijelaskan di atas. Anda dapat mengambil permasalahan dari bidang yang Anda kuasai. Setelah itu susunlah urutan tujuan pembelajaran tersebut untuk menggambarkan urutan mencapainya. 21
  • 23. Pembelajaran lebih lanjut tentang perumusan tujuan pembelajaran ini dapat Anda pelajari pada bagian berikut: • Penentuan Isi dan Urutan Materi Pembelajaran Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan (meliputi tujuan pembelajarn umum dan tujuan pembelajaran khusus) dan disusun urutannya, langkah berikutnya dalam tahap perencanaan adalah menentukan isi pelajaran dan urutannya. Pada langkah ini perlu diidentifikasi topik utama, konsep-konsep, prinsip- prinsip dan teori-teori yang akan dimuat dalam bahan belajar. Pada tahap ini juga dilakukan rincian pokok bahasan menjadi sub pokok bahasan. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan: - Apakah materi cukup relevan dengan tujuan pembelajaran? - Apakah realistik untuk dapat dipelajari pada waktu yang telah ditetapkan? Jika tidak mana yang harus dihilangkan? - Apakah materi yang diajarkan mencakup semua yang diperlukan peserta diklat untuk mencapai tujuan? - Apakah materi itu sudah benar, sesuai dengan tingkat perkembangan peserta diklat dan up to date? - Apakah masih terdapat materi yang kurang sesuai dan tidak diperlukan? - Setelah Anda mengidentifikasikan materi, apakah perlu ada penambahan tujuan pembelajaran? - Apakah masih terdapat materi yang perlu diuraikan lagi menjadi sub materi yang lebih kecil? - Apakah ada hubungan yang jelas, kesinambungan (continuity) antara materi sebelumnya, materi sekarang, dan materi yang akan datang? - Apakah uraian materi sudah tepat? - Apakah sudah diperhitungkan awal dan akhir dari pokok materi, sehingga tampak materi tersebut merupakan satu kesatuan? 22
  • 24. • Pemilihan Media Walaupun y a n g dibicarakan dalam modul ini terutama adalah media cetak, namun mengingat setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan maka perlu dipertimbangkan pula perpaduan media cetak dengan media lain. Bila kita merencanakan me- dia cetak akan sangat baik bila kita berfikir tentang media lain yang dapat mendukungnya misalnya kaset audio, film, atau program video. Khusus untuk diklat tertentu (misalnya diklat Bahasa Inggris) media cetak dilengkapi dengan program audio sebagai pelengkap. Selain itu media cetak dapat diperkuat pula dengan praktek. Praktek ini dapat dilakukan dengan membekali peserta diklat seperangkat peralatan praktek atau menganjurkan mereka menggunakan laboratorium. Mereka dapat melakukan praktek secara individu atau kelompok dengan bimbingan fasilitator. Dalam perencanaan modul khusus untuk diklat jarak jauh perlu dipertimbangkan pula adanya pertemuan reguler antara peserta diklat dengan tutor atau antar peserta diklat. Pertemuan tatap muka ini merupakan sarana penting bagi peserta diklat dalam sistem belajar jarak jauh untuk saling bertukar pikiran, berdiskusi, atau untuk mengekspresikan dirinya. 23
  • 25. Ada beberapa hal penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media: • Apakah tujuan yang akan dicapai memang tepat dengan menggunakan media cetak? • Perlukah ada media lain seperti video, audio, atau peralatan praktek sebagai media pendamping? • Apakah sarana dan prasarana yang tersedia dalam diklat memungkinkan untuk menggunakan suatu media terutama media elektronik? Berikut ini adalah aturan umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. • Sebagian besar media dapat digunakan untuk mengajarkan bidang studi. (Namun demikian dalam pemanfaatannya, media tertentu akan lebih efektif untuk materi tertentu dibandingkan dengan media lainnya). • Media yang memiliki daya kontrol tinggi; memungkinkan untuk terjadinya interaksi, memungkinkan adanya tes dan pemberian penguatan terhadap aktivitas belajar peserta diklat jelas menguntungkan. • Beberapa peserta diklat akan menyukai media tertentu dari pada yang lain, dan tentunya antara peserta diklat yang satudengan yang lain berbeda- beda tergantung pada kapasitas belajar mereka dari media tertentu. • Pemilihan media hendaknya memperhitungan atau disesuaikan dengan sumber, bahan dan biaya yang tersedia. 24
  • 26. • Penilaian Mungkin terlalu dini untuk membicarakan masalah penilaian dalam tahap perencanaan. Namun demikian sejak dalam tahap perencanaan perlu diperhatikan strategi penilaian hasil belajar peserta diklat. • Siapa yang akan menilai? • Kapan penilaian dilakukan? • Mengapa mereka perlu dinilai? • Bagaimana cara penilaiannya? Informasi tentang strategi penilian ini harus secara jelas dirancang terlebih dahulu dalam perencanaan suatu modul. Dengan demikian sejak awal telah terlihat tujuan yang akan dicapai dan alat penilaian untuk mengukur pencapaian tujuan tersebut. Apa yang telah dijelaskan di atas dapat dilihat dalam bagan berikut ini. B. TAHAP PENULISAN Seperti telah dijelaskan dalam bagian terdahulu, bahwa dari tahap perencanaan diharapkan dapat dihasilkan suatu rencana modul yang dituangkan dalam Garis-Garis Besar Isi Modul (GBIM). GBIM ini berisi tentang sasaran atau peserta diklat, tujuan umum dan tujuan khusus, materi atau isi pelajaran, media yang digunakan dan strategi penilaian. Anda sebagai penulis, sebaiknya menggunakan GBIM secara cermat, untuk kemudian melakukan langkah berikutnya yaitu: 1. persiapan outline, 2. penulisan. 25
  • 27. 1. Persiapan Outline/Rancangan a. Menentukan topik yang akan dimuat Setelah anda menganalisis GBIM, tugas Anda berikutnya adalah membuat catatan tentang topik- topik yang akan dimuat dalam bahan belajar. Dalam hal ini anda harus memilih dan menilai topik-topik tersebut sehingga sesuai dengan keadaan peserta diklat. Untuk melakukan ini ada dua hal yang perlu diingat: • Pertama, daftar tentang tujuan pembelajaran khusus dan kebutuhan peserta diklat. Yakinkan bahwa topik-topik yang akan anda masukkan terkait erat dengan tujuan khusus dan kebutuhan peserta diklat, • Kedua, tentang belajar aktif. Agar dapat mengembangkan belajar aktif dalam modul Anda, sebaiknya Anda membangun materi pelajaran bersamaan dengan pengembangan bahan belajar aktif daripada memikirkan aktivitas belajar setelah materi diuraikan. Agar dapat melakukan ini Anda perlu mengetahui materi- materi/topik-topik apa yang akan anda masukkan. b. Mengatur urutan topik-topik sesuai dengan urutan tujuan pembelajaran Langkah berikutnya adalah mengatur topik dalam urutan yang logis. Maksudnya, urutan diatur sedemikian rupa sehingga membantu peserta diklat dalam menyerap materi pelajaran. Gunakan apa yang telah diketahui peserta diklat peserta diklat sebagai “starting point”. Ini berarti segala sesuatu harus berdasarkan pada kebutuhan peserta diklat bukan pada ide Anda. 26
  • 28. Dari langkah awal ini, kemudian materi pelajaran bergerak selangkah demi selangkah. Sebaiknya setiap penggalan materi berikan aktivitas peserta diklat sebelum ia melangkah pada proses materi berikutnya. Usahakan bila akan mendiskusikan topik baru beri pengantar terlebih dahulu, jelaskan, beri kesempatan mereka mempraktekkannya sebelum melangkah pada tahap berikuntnya. Sebaiknya Anda juga memberikan pengulangan dari waktu ke waktu dan berusaha menghubungkan apa yang telah diketahui peserta diklat dengan materi yang akan dibahas. Akhirnya Anda juga perlu mempertimbangkan kemungkinan penggunaan media lain. Sebagai contoh, jika setiap akhir unit Anda mengharapkan peserta diklat mendengarkan kaset audio, janganlah Anda mengulang materi cetak ke dalam kaset audio. Urikan materi tersebut dari sudut pandang yang berbeda. Bila Anda mengurutkan topik-topik, jangan lupa untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut; • Apakah tingkat kesulitan sesuai dengan kemampuan peserta diklat? • Apakah topik-topik yang baru telah diantarkan secara cermat dan hati-hati? • Apakah pekerjaan yang harus dilakukan peserta diklat sudah jelas? • Apakah penggunaan media lain sebagai media pendukung sudah tepat? 27
  • 29. c. Mempersiapkan outline Berikut ini adalah contoh rancangan atau outline sebuah modul. Pendahuluan Kegiatan Belajar 1 … (judul) Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau diagram, latihan Kegiatan Belajar 2 … (judul) Sub-sub judul, uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau diagram, latihan Penutup Dari bagan di atas tampak bahwa modul terdiri atas: • Pendahuluan; bagian ini berisi tentang uraian singkat mengenai materi yang akan dijelaskan dalam modul, hubungan dengan materi sebelumnya, tujuan, peralatan dan waktu yang diperlukan dalam mempelajari modul, dorongan belajar dan lain-lain. • Bagian utama; bagian utama ini berisi uraian, contoh-contoh, ilustrasi atau diagram, latihan, umpan balik. • Bagian penutup: berisi rangkuman atau kesimpulan, penjelasan tentang hubungan dengan materi berikutnya, dan dorongan kepada peserta diklat karena telah berhasil menyelesaikan modul dan diminta untuk mengikuti tes. Rancangan di atas sekedar contoh. Anda dapat membuat rancangan yang berbeda dengan contoh di atas, misalnya Anda membuat yang lebih rinci lagi. 28
  • 30. Dari contoh tersebut tampak bahwa modul tersebut diawali dengan pendahuluan. Kemudian dilanjutkan dengan penggalan satu, dua dan tiga dan diakhiri dengan penutup atau tes. Setiap penggalan umumnya berisi uraian, contoh, aktivitas/latihan dan umpan balik. Anda dapat membuat outline tersebut secara lebih rinci lagi dengan memperhatikan pertanyaan sebagaiberikut. • Uraiannya tentang apa? (tuliskan dalam rancangan modul Anda) • Contohnya apa? Ilustrasinya apa? • Umpan baliknya bagaimana? Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebuah rancangan modul diklat penyusunan laporan berikut ini. Contoh: RANCANGAN MODUL Mata Diklat : Penyusunan Laporan PENDAHULUAN • Kaitan dengan modul sebelumnya tentang “Penyusunan Laporan” • Tujuan: Peserta diklat dapat menjelaskan penyusunan laporan, syarat-syarat dan bahan- bahan untuk penyusunan laporan, serta kegunaannya dalam tugas sehari-hari. • Kegiatan 1 : bahan-bahan untuk penyusunan laporan • Kegiatan 2 : langkah-langlah penyusunan laporan • Penjelasan umum tentang bahan-bahan untuk penyusunan laporan dan lain-lain. 29
  • 31. • Informasikan akan ada contoh dan latihan/ praktek menyusun laporan. • Waktu 4 jam pelajaran. KEGIATAN 1 Bahan-bahan untuk Penyusunan Laporan • Tujuan : menjelaskan bahan-bahan untuk penyusunan laporan. • Pokok Materi : Data dan informasi Catatan Bukti-bukti fisik • Uraian materi: 1. Data dan informasi • Jenis data • Peserta diklat diminta mengidentifikasi jenis data • Peserta diklat diminta menjawab pertanyaan berkaitan dengan data dan informasi. • Disajikan kesimpulan dari pembahasan tentang data dan informasi. • Dst KEGIATAN 2 Langkah-langlah Penyusunan Laporan Dst. PENUTUP Uraian singkat penyimpulan tentang Penyusunan Laporan. Peserta diklat diminta kembali untuk melakukan latihan/praktek. Peserta diklat diminta untuk mencocokkan hasil tugasnya dengan kunci tugas. Bila belum mencapai penguasaan 65 prosen diminta kembali mempelajari modul. 30
  • 32. 2. Penulisan a. Menulis draft 1 Setelah Anda mempersiapkan outline,langkah berikutnya adalah mencoba menulis draft 1. Ada beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan dalam menulis draft . • Apakah Anda telah menulis dalam bahasa yang umum dipakai, dan menggunakan bahasa yang akrab seperti menyapa peserta diklat dengan sapaan “Anda”, dan saya bagi penulis? • Apakah Anda telah menggunakan pertanyaan retorik secara tepat misalnya pada awal uraian diberikan pertanyaan retorik kemudian Anda menjawabnya dalam uraian berikutnya? • Apakah Anda telah menghindari penggunaan sebuah kata yang terlalu sering, sementara Anda dapat menggantinya dengan kata lain? • Apakah Anda telah menggunakan bahasa preciese atau jelas daripada bahasa yang abstrak dan tidak jelas? • Apakah Anda telah berusaha menggunakan bahasa/kalimat aktif dari kalimat pasif? • Apakah Anda telah menggunakan kalimat yang cukup jelas, pendek dan sederhana? • Apakah Anda telah menggunakan paragraf secara tepat? • Apakah telah jelas point pembelajaran dalam setiap paragraf? • Apakah Anda telah menghindari lebih dari satu point pembelajaran dalam setiap paragraf? • Apakah Anda telah memberikan aktivitas dan feedback secara tepat? • Apakah Anda telah memberikan contoh secara tepat? • Apakah Anda telah menampilkan gambar dan diagram secara tepat? 31
  • 33. Cobalah Anda menulis draft 1 kemudian mereview tulisan Anda sendiri berdasarkan pertanyaan- pertanyaan di atas. b. Melengkapi draft 1 menjadi draft 2 Setelah Anda selesai menulis draft 1 dan coba mereview berdasarkan pertanyaan di atas, tugas berikutnya adalah melengkapidraft 1 menjadi draft 2. Sekarang Anda telah memahami apa kekurangan dan kelebihan dari tulisan Anda. Ada beberapa pertanyaan dalam menilai draft 2 • Sudahkah Anda membuat tulisan Anda jelas bagi peserta diklat tentang apa yang mereka harapkan dari tulisan Anda? • Sudahkan Anda menghindari bahasa yang membingungkan? • Apakah semua uraian cukup jelas bagi peserta diklat? • Apakah tata letak, contoh, gambar-gambar dibuat dalam efek yang menarik? • Apakah peserta diklat sudah diarahkan bila mereka harus mendengarkan radio, menonton program video, atau melakukan praktek? • Apakah Anda telah membuat tes mandiri “self assessment” dengan frekuensi yang cukup dan relevan terhadap tujuan belajar? • Apakah feedback/umpan balik yang Anda berikan cukup membantu peserta diklat dalam mencocokkan jawaban mereka? • Apakah Anda telah menetapkan waktu yang realistis bagi peserta diklat dalam melakukan suatu aktivitas? 32
  • 34. c. Menulis tes/penilaian hasil belajar peserta diklat Pengembangan bahan tes atau penilaian pada dasarnya tidak terlepas dari pengembangan bahan belajar itu sendiri. Penulis hendaknya mampu memilih metode, teknik dan alat penilaian yang tepat, sehingga dapat mengukur pencapaian tujuan secara tepat. Pada dasarnya ada dua penggunaan hasil penilaian dalam proses belajar mandiri, yaitu: • Untuk membantu peserta diklat dalam memperbaiki kegiatan belajar mereka. • Untuk memberikan laporan tentang apa yang telah mereka pelajari. Penggunaan hasil penilaian yang pertama sering disebut tes formatif karena dimaksudkan untuk membantu peserta diklat belajar. Yang kedua disebut tes sumatif karena untuk menginformasikan tentang pencapaian hasil belajar. • LATIHAN 1. Jelaskan langkah-langkah dalam mempersiapkan out- line sebuah modul! 2. Jelaskan langkah-langkah dalam menulis modul! 3. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan jika Anda menulis modul? 33
  • 35. C. TAHAP REVIEW, UJI COBA DAN REVISI 1. Review Dalam kegiatan ini anda meminta beberapa orang untuk membaca draft Anda secara cermat dan mintalah kritik dari mereka, biarkan mereka memberikan komentar yang konstruktif. Siapa sajakah yang dapat Anda harapkan menjadi reviewer? Ada tiga kelompok reviewer, yaitu : • Ahli materi/ahli bidang studi, • Ahli media/ahli instruksional, • Teman sejawat/tutor yang sering berhubungan dengan peserta diklat. Jika Anda bekerja dalam satu tim, penting sekali agar ahli materi dan ahli media membaca tulisan Anda secara cermat. Selain itu usahakan minimal satu kali teman sejawat Anda diminta untuk memberikan komentar terhadap tulisan Anda atau pembicaraan tatap muka secara pribadi atau dalam pertemuan tim. Kegiatan diskusi tim ini sangat penting, agar setiap penulis mendapat masukan dari ahli materi dan ahli media, serta dapat memberikan masukan sesama penulis dalam hubungan yang simpatik dan saling mendukung. Bidang yang dikomentari pada dasarnya ada dua, yaitu: • isi/bidang studi, dan • penyajian atau efektivitas pengajaran Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut isi/bidang studi antara lain : • Apakah tujuan umum dan tujuan khusus telah tergambar secara jelas ? • Apakah tujuan-tujuan tersebut relevan dengan kebutuhan nyata peserta diklat ? 34
  • 36. • Apakah tujuan-tujuan khusus merupakan penjabaran dan mendukung tujuan umum? • Apakah ada tambahan tujuan umum dan tujuan khusus yang perlu dimasukkan? • Apakah materi sudah memadai untuk mencapai tujuan? • Apakah faktor-faktor yang disajikan sudah benar dan tepat? • Apakah materinya up to-date? • Apakah antar materi saling terkait secara logis? • Apakah uraian materi sudah didukung dengan contoh, analogi, ilustrasi dan cara studi? Pertanyaan-pertanyaan di atas terutama menjadi tanggung jawab ahli materi. Dapat pula teman sejawat menyoroti masalah ini atau memberikan masukan tentang hal-hal yang menyangkut penyajia/efektivitas antara lain: • Apakah peserta diklat akan memahami apa yang harus mereka kerjakan? (Apakah sudah ada petunjuk belajar yang memadai)? • Apakah menurut Anda peserta diklat akan mengalami kesulitan mencapai tujuan-tujuan yang telah tertulis? • Apakah materi memiliki tingkat kesukaran yang sesuai dengan kemampuan peserta diklat? • Apakah contoh, analogi, ilustrasi dan studi kasus (case study) yang diberikan tampaknya sesuai dengan minat dan keadaan peserta diklat? • Apakah istilah-istilah baru telah dijelaskan secara baik? • Apakah aktivitas-aktivitasnya berguna dan dapat dipraktekkan? • Apakah tugas-tugas saling terkait dengan aktivitas? • Dapatkah Anda memberikan saran untuk contoh, analogi, ilustrasi, case study, aktivitas, tugas-tugas dan test untuk perbaikan bahan belajar tersebut? 35
  • 37. Pertanyaan-pertanyaan tersebut lebih merupakan tanggung jawab pengkaji media. 2. Uji Coba a. Uji coba tatap muka dalam kelompok kecil Untuk uji coba ini Anda membutuhkan dua atau tiga peserta diklat sebagai sampel. Sampel hendaknya dari peserta diklat yang akan mempelajari bahan belajar ini. Peserta diklat tersebut diminta untuk mengerjakan/mempelajari draft modul yang telah diperbaiki berdasarkan hasil re- view ahli materi, ahli media dan teman sejawat. Bagaimana memulai uji coba ? Duduklah bersama peserta diklat anda dalam tempat yang tidak terlalu jauh sehingga anda dapat mengamatinya selama satu atau dua jam. Teliti jika perlu melalui test bahwa mereka memiliki kemampuan untuk memulai pelajaran. Selain itu teliti pula apakah peserta diklat memiliki pengetahuan awal yang disyaratkan untuk mempelajari modul Anda. (Cara ini dapat ditempuh dengan meminta peserta diklat membaca modul sebelumnya, yang materinya terkait erat dengan modul yang akan dipelajari). Jelaskan kepada peserta diklat bahwa tujuan Anda adalah menguji coba modul bukan menguji peserta diklat. Mintalah mereka untuk mengerjakannya secara santai/rilex dan dalam keadaan wajar-wajar saja. Kemudian mintalah peserta diklat untuk memulai. Amati bagaimana mereka mempelajari modul Anda. Dari manakah peserta diklat memulai/apa yang dijadikan ‘‘starting point’’ ? Bagaimana reaksi mereka terhadap aktivitas dalam modul ? apakah ada hal-hal yang membuat peserta diklat Anda 36
  • 38. bosan, jenuh atau mengalami kesulitan? Jika peserta diklat anda telah selesai, berikan test untuk mengetahui apakah peserta diklat anda telah belajar? Informasi yang diperoleh dari hasil uji coba ini, hendaknya dijadikan dasar untuk perbaikan modul Anda. Apabila uji coba yang telah Anda lakukan sejauh ini belum memberikan semua informasi yang Anda butuhkan, Anda memerlukan suatu uji coba yang lebih ‘‘realistic’’ yang disebut uji coba lapangan “field trials’’. b. Uji coba lapangan Dalam uji coba ini anda membutuhkan sampel peserta diklat lebih banyak, katakan 20 – 30 orang. Anda dapat melakukan hal-hal sebagai berikut. • Mintalah peserta diklat untuk menyelesaikan test dalam pelajaran tersebut, baik sebelum atau sesudah membaca modul Anda. Koreksilah hasil mereka. • Mintalah mereka untuk mengisi “kuesioner/ daftar pertanyaan yang meminta komentar mereka tentang: - Berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan bahan belajar tersebut? - Bagaimana mengenai kemudahan/ keterkaitan dan kegunaan bahan belajar tersebut? - Bagaimana yang mereka sukai dan tidak mereka sukai? • Interview beberapa peserta diklat dan amati bagaimana tanggapan umum mereka terhadap bahan belajar dan bagaimana saran mereka untuk perbaikan bahan belajar tersebut. 37
  • 39. 3. Revisi Tujuan diadakannya review dan uji coba adalah untuk perbaikan bahan belajar. Bila semua informasi atau komentar yang didapatkan dari ahli materi, ahli media dan teman sejawat dipakai untuk memperbaiki bahan belajar, sebenarnya kita telah mendapatkan bahan belajar yang cukup baik. Apalagi bila hasil uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan dijadikan dasar untuk perbaikan modul, maka kita telah mendapatkan modul yang lebih baik lagi. Dengan demikian modul tersebut telah siap untuk masuk dalam tahap berikutnya yaitu tahap “finalisasi” atau penyelesaian. D. FINALISASI DAN PENCETAKAN Uraian Setelah modul direview, diuji coba dan direvisi maka langkah berikutnya adalah finalisasi dan pencetakan. Finalisasi berarti kita melihat kembali kebenaran text dan kelengkapan modul sebelum modul siap untuk dicetak. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahap finalisasi. • Apakah text telah sempurna (tidak salah ketik)? • Apakah ilustrasi yang diminta telah lengkap? • Apakah catatan kaki dan daftar pustaka telah lengkap? • Apakah penomeran halaman sudah benar? Dalam pencetakan modul yang penting untuk diperhatikan adalah: • typografi/tata huruf • heading • penomeran halaman dan catatan kaki • layout • ilustrasi • penggunaan warna 38
  • 40. Dengan memperhatikan masalah tersebut diharapkan hasil pencetakan dapat dibaca dengan baik, enak dibaca, memiliki daya pikat terhadap pembaca, jelas batas uraian dan pemenggalan bahasanya, dan tata letak sesuai dengan umur dan tingkat kemampuan pembaca. Dalam pencetakan modul lembaga pembuat modul dapat menempuh 2 cara : 1. pencetakan diserahkan ke percetakan, 2. pencetakan dilakukan di kantor sendiri, dengan menggunakan Desktop Publishing. Desktop Publishing adalah suatu sistem pencetakan dengan memanfaatkan komputer yang mampu untuk mengatur text dan grafik dengan memanipulasi gambar yang tampak dilayar. Komputer yang dapat digunakan adalah Macintosh dan IBM PC, serta jenis komputer lain yang memungkinkan untuk itu. Kelebihan Desktop Publishing dibandingkan dengan pencetakan konvensional adalah : • pengontrolan lebih baik pada pasca produksi • lebih cepat • lebih mudah dan lebih cepat untuk diedit • revisi dapat dilakukan dari terbitan terbaru • relatif lebih murah, jika dihitung pencetakan perlembar Kelemahannya adalah : • butuh pelatihan khusus • butuh dukungan teknik yang memadai 39
  • 41. • TUGAS 1 1. Mengapa dalam pengembangan modul perlu perencanaan yang matang? 2. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam merencanakan modul? 3. Faktor-faktor apakah yang perlu diketahui tentang peserta diklat dalam rangka perencanaan modul? 4. Apakah perbedaan antara tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus? 5. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam penentuan isi dan urutan materi? 6. Faktor-faktor apakah yang perlu diperhatikan dalam rangkan pemilihan media? 7. Mengapa penilaian perlu dibicarakan sejak tahap perencanaan? 40
  • 42. Penutup Modul ini telah menjelaskan tentang Prosedur Pengembangan Modul. Isi utama modul ini adalah langkah-langkah penulisan modul. Dalam prosedur pengembangan modul langkah- langkahnya adalah perencanaan, penulisan, review dan revisi serta finalisasi. Saya yakin bahwa anda telah memiliki cukup bekal dalam tulis menulis modul. Namun demikian mungkin Anda sebagai widiaiswara perlu berlatih terus dan memperbanyak pengalaman khusus dalam menulis modul diklat. Kompetensi yang telah Anda kuasai setelah mempelajari modul ini, adalah mampu menerapkan prosedur pengembangan modul. Materi pokok yang ada dalam modul ini adalah; 1. Pengertian modul, dan fungsinya dalam diklat. 2. Cara pengembangan modul seperti; adaptasi, kompilasi, dan menulis, 3. Langkah-langkah penulisan modul. Sebagai tindak lanjut dalam mempelajari modul ini diharapkan Anda mau mempelajari modul-modul berikutnya yang lebih teknis. Setelah itu mempraktekkan materi yang anda pelajari dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang terdapat dalam modul ini. Semoga sukses sebagai penulis modul. 41
  • 43. Daftar Istilah - Daftar Pustaka Anonim, 1991. Writing for Distance Education, Samples, In- ternational Extension College, Cambridge. Arief, S. Sadiman, dkk. 1986. Media Pendidikan, CV Rajawali, Jakarta. Gachuchi, D. 1989. Handbook for Designing and Writing Dis- tance Education Materials, DSE, Bonn. Jenkins, Janet. 1987. Course Development, A manual for Editors of Distance Teaching Materials, London: IEC Lewis, Roger, and Paine, Nigel, 1985. How to Communicate with the Learner (open Learning Guide 6), Council for Educational Technology, London. Pat Heim, Ph.D, Elwood, N, Chapman. Learning to Lead, An Action Plan for Succes, (A Self-Improvement Program for Manager) Rowntree, Derek. 1990. Teaching Through Self-Instruction, Kogan Page, London. Rowntree, Derek, 1981. Developing Courses for Students, McGraw-Hill. oooOooo 42
  • 44. 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 Bab 2 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 2121098765432109876543210987654321 121098765432109876543210987654321 PENYUSUNAN GARIS PENYUSUNAN GARIS BESAR ISI MODUL BESAR DAN (GBIM) DAN UMUSAN TUJUAN PERUMUS PERUMUSAN TUJUAN Pendahuluan B ab ini merupakan bagian yang khusus membahas mengenai pengembangan modul pembelajaran (bahan belajar). Kalau Anda seorang widiaiswara, pelatih, instruktur, guru, dosen atau orang yang bekerja di bidang pendidikan dan pelatihan, Bab ini sangat bermanfaat bagi Anda sebab sangat erat dengan pekerjaan Anda sehari-hari. Bab ini dibagi menjadi dua Sub Bab, yaitu: • 1 : Penyusunan garis-garis besar isi modul (GBIM) • 2 : Perumusan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan dapat menyusun garis-garis besar isi modul/GBIM dan tujuan pembelajaran dengan benar. Pada akhir setiap sub bab disediakan soal-soal latihan atau tugas yang perlu Anda kerjakan. Di bagian belakang bab ini disediakan kunci jawaban tugas. Setelah selesai mengerjakan soal atau tugas itu cocokkan jawaban Anda dengan kuncinya. Dengan mengerjakan soal atau tugas itu Anda dapat menilai kemajuan belajar Anda sendiri. Seyogyanya Anda tidak melihat kunci jawaban sebelum mengerjakan soalnya. Sebab kalau hal itu Anda lakukan, Anda kehilangan kesempatan untuk menilai kemajuan belajar Anda sendiri. 43
  • 45. Pelajarilah bab ini secara berurutan. Mulailah dengan sub bab 1 hingga isiya Anda kuasai dengan baik. Untuk mengetahui apakah Anda telah menguasai isi pelajaran pada suatu sub bab, kerjakan tugas yang disediakan pada akhir sub bab itu dan kemudian cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawabannya. Bila masih ada pertanyaan yang belum dapat Anda jawab dengan benar, itu berarti ada bagian yang belum Anda pahami benar. Pelajarilah kembali bagian itu. Setelah Anda yakin bahwa Anda telah menguasai semua isi pelajaran pada sub bab itu, barulah Anda melanjutkan ke sub bab berikutnya. Anda memerlukan waktu kurang lebih empat jam untuk mempelajari bab ini. Selamat belajar. 44
  • 46. 654321098765432121098765432109876543210987654321 654321098765432121098765432109876543210987654321 654321098765432121098765432109876543210987654321 654321098765432121098765432109876543210987654321 Kegiatan Belajar 1 PENYUSUNAN GBIM Tujuan Kegiatan Belajar 1 ini akan membicarakan apa yang dimaksudkan dengan “Garis-garis Besar Isi Modul (GBIM)”, dan “Kedudukan Serta Pentingnya GBIM dalam Pengembangan Pembelajaran”. Setelah selesai mempelajari materi Kegiatan Belajar 1 ini, diharapkan Anda akan dapat menjelaskan pengertian, kedudukan dan pentingnya GBIM serta fungsinya dalam pengembangan pembelajaran. Agar mengarah pada pemahaman yang sama, perlu terlebih dahulu dipahami istilah yang sering digunakan yaitu Garis- garis Besar Isi Program Media (GBIPM). Kata “media” di dalam GBIPM ini dapat saja berupa media cetak, seperti modul atau media non cetak yang berupa kaset, video atau media elektronik. Dengan demikian, istilah GBIM atau Garis-garis Besar Isi Modul, hakekat dan fungsinya sama saja dengan GBIPM. Perbedaannya adalah bahwa pada GBIPM jenis media yang akan dicakup itu lebih dari satu. Sedangkan pada GBIM, jenis media yang akan dikembangkan atau dicakup hanya satu, yaitu media cetak modul. Istilah lainnya yang perlu juga dipahami adalah Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) atau yang lazim disebut juga sebagai kurikulum sekalipun memang masih ada komponen lain di dalam kurikulum. 45
  • 47. GBPP inilah yang dijadikan sebagai pegangan atau pedoman oleh para guru (di samping buku paket atau buku teks) di dalam membelajarkan para peserta didiknya. GBPP ini pula yang digunakan sebagai pegangan atau pedoman di dalam menulis buku paket atau buku teks oleh para penulis buku. GBPP ini juga yang dijadikan sebagai acuan di dalam pengembangan butir-butir tes untuk menilai tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diterima peserta didik selama kurun waktu tertentu. Pada umumnya, istilah GBPP digunakan dalam pendidikan sistem persekolahan. Selanjutnya, apabila sekarang kita bandingkan GBPP dengan GBIPM atau GBIM, maka yang sama di antara ketiganya adalah yang menyangkut fungsinya. Ketiganya berfungsi sebagai guidance bagi guru, dosen, instruktur, widiaiswara atau pengembang pembelajaran lainnya dalam melakukan pekerjaannya lebih lanjut. GBIPM berfungsi sebagai pedoman/landasan untuk mengembangkan bahan belajar media dan butir-butir tes untuk penilaian kemampuan peserta didik terhadap materi bahan belajar media. Demikian juga halnya dengan GBIM, yaitu sebagai acuan atau pedoman untuk mengembangkan bahan belajar modul dan butir-butir tes tentang penguasaan peserta didik terhadap materi modul. Secara singkat dapat dikatakan bahwa GBPP adalah pedoman/landasan yang digunakan guru/dosen untuk mengelola kegiatan pembelajaran bagi para siswa atau mahasiswanya. Sedangkan GBIPM, adalah pedoman/ landasan yang digunakan untuk mengembangkan program me- dia pembelajaran, baik yang akan digunakan di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. GBIM lebih khusus lagi, yaitu 46
  • 48. pedoman/landasan yang digunakan untuk mengembangkan satu jenis program media pembelajaran saja, yaitu modul. Sekarang, cobalah Anda jelaskan secara singkat menggunakan kata-kata sendiri sehingga jelas perbedaan atau kesamaan antara GBPP, GBIPM dan GBIM? (10 Menit) Dalam pengembangan pembelajaran (instructional development), langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengembangan rancangan pembelajaran (inctructional design). Untuk menghasilkan rancangan pembelajaran, perlu dilakukan serangkaian kegiatan dan salah satu di antaranya adalah penyusunan atau pengembangan Garis-garis Besar Isi Program Media (GBIPM). Dalam uraian lebih lanjut, istilah yang akan digunakan sebagai fokus pembahasan kita adalah GBIM. Mengapa? Sebab hanya satu jenis media pembelajaran yang akan kita kemas, yaitu media cetak yang disebut modul. Uraian Ada 2 kegiatan besar yang perlu dilakukan untuk dapat menghasilkan GBIM, yaitu: a. Mengidentifikasi, mengumpulkan dan menganalisis berbagai informasi atau dokumen yang tersedia tentang sasaran program; dan b. Melakukan analisis kebutuhan belajar sasaran program. Data dan informasi yang dihasilkan dari kedua kegiatan inilah yang menjadi dasar/pijakan di dalam menyusun GBIM. 47
  • 49. • Apakah yang dimaksud dengan Garis-garis Besar Isi Modul (GBIM)? Garis-garis Besar Isi Modul adalah suatu matriks yang berfungsi sebagai alat pemetaan materi pembelajaran yang akan dikemas menjadi modul. GBIM ini dapat juga disebut sebagai patron atau pola yang akan menjadi landasan pengembangan/pengemasan materi pembelajaran modul. Di dalam GBIM ini dirumuskan apa yang menjadi judul/ topik materi yang akan dikemas, pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan menjadi fokus uraian materi, acuan/referensi yang digunakan atau yang disarankan digunakan lebih lanjut dalam pengembangan materi pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan komponen- komponen yang terdapat di dalam format/matriks GBIM sebagaimana yang disajikan pada Lampiran. Tidak ada keharusan bahwa matriks yang terdapat pada Lampiran yang harus Anda gunakan. Juga tidak harus berupa matriks. Anda dapat melakukan penyempurnaan sesuai dengan tuntutan kebutuhan yang ada. Sekalipun memang tidak harus dalam bentuk matriks, tetapi penggunaan matriks akan membantu mempermudah Anda untuk melihat secara cepat dan menyeluruh materi modul yang akan dikemas. Justru yang lebih dipentingkan adalah bahwa di dalam GBIM ini harus dicakup setidak-tidaknya komponen- komponen berikut. a. Judul atau topik materi pembelajaran, b. Pokok bahasan/sub pokok bahasan, 48
  • 50. c. Tujuan pembelajaran umum dan tujuan pembelajaran khusus, d. Pokok-pokok materi pembelajaran, e. Butir-butir penilaian, f. Acuan atau literatur yang digunakan menyusun GBIM dan yang disarankan untuk digunakan dalam pengembangan lebih lanjut materi pembelajaran. Mengapa GBIM itu penting disusun apabila akan mengembangkan modul sebagai media pembelajaran? Penyusunan atau pengembangan GBIM merupakan langkah awal yang harus dilakukan setelah analisis kebutuhan belajar apabila kita akan mengembangkan modul. Kekurangcermatan di dalam mengembangkan GBIM akan mempengaruhi langkah-langkah berikutnya, misalnya saja tentang kedalaman atau keluasan materi pembelajaran yang akan dicakup. GBIM sebagai suatu matriks dijadikan sebagai pegangan/ pedoman oleh para penulis materi pembelajaran dan juga bagi pengkaji materi pembelajaran. Tidak hanya pegangan atau pedoman bagi kedua jenis tenaga spesialisasi ini, tetapi juga menjadi pegangan/pedoman di dalam pengembangan butir-butir penilaian penguasaan peserta terhadap materi pembelajaran. Mengapa? Sebab kejelasan perumusan GBIM akan memberikan kejelasan pula bagi tenaga “evaluator” untuk mengembangkan butir-butir penilaian. Tenaga berkompeten yang seharusnya diikutsertakan setidak-tidaknya adalah: a. Tenaga yang berkompeten di bidang materi/subtansi yang akan dikembangkan (ahli materi/content specialist). Tenaga spesialis inilah yang benar-benar menguasai materi yang akan dikembangkan. 49
  • 51. b. Tenaga yang berkompeten di bidang media (media spe- cialist) khususnya media cetak. Tenaga spesialis yang demikian ini bertanggungjawab di bidang penentuan materi yang sesuai dan tepat untuk dikembangkan ke dalam media cetak. Dengan preferensi keilmuannya, ahli media akan dapat memilah-milah dan menentukan materi pembelajaran yang diidentifikasi ahli materi yang sesuai dengan karakteristik media cetak. • Komponen-komponen GBIM Marilah kita lanjutkan pembahasan tentang materi apa saja yang tercakup dalam GBIM, atau tentang komponen- komponen GBIM. Komponen-komponen yang akan dikemukakan ini tidaklah harus sepenuhnya demikian tetapi dapat disesuaikan dengan perkembangan kondisi yang dihadapi. Memang akan lebih baik jadinya apabila komponen-komponen tersebut dapat dipenuhi. Setelah mempelajari materi bagian ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan masing-masing komponen GBIM. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, GBIM merupakan suatu matriks atau uraian naratif yang berfungsi sebagai suatu pola yang di dalamnya terdapat beberapa komponen. • Komponen-komponen GBIM tersebut adalah sebagai berikut: a) Judul Yang dimaksudkan dengan “Judul atau Topik” dalam hal ini adalah judul program media pembelajaran yang akan dikembangkan. “Judul” hendaknya dirumuskan secara singkat tetapi menarik. 50
  • 52. “Judul” yang dipilih hendaknya dapat dengan mudah dan cepat mencerminkan materi yang akan digunakan. Perumusannya dapat saja berupa pernyataan atau pertanyaan. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah apabila kita mampu merumuskan “Judul” yang dapat menggugah rasa ingin tahu seseorang. Perumusan “Judul” ini dapat saja lebih luas/besar, atau sama dengan atau bahkan juga lebih sempit/kecil daripada pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan menjadi fokus pembahasan. Berikut ini disajikan beberapa contoh judul media pembelajaran di bidang pendidikan terbuka: “Potensi Pendidikan Terbuka”, “Apa Pendidikan Terbuka Itu?”, “Hakekat Pendidikan Terbuka”, “Pendidikan Terbuka: Murah Atau Mahal?”. Cobalah Anda rumuskan di lembar kertas lain beberapa contoh “Judul” lainnya. Dapat saja Anda mengacu pada referensi yang Anda miliki/pelajari atau berdasarkan apa yang Anda dengarkan/ pahami sejauh ini. (10 Menit) b) Pokok Bahasan atau Sub Pokok Bahasan Untuk peserta didik yang berada dalam lingkungan jalur pendidikan sekolah, perumusan pokok-pokok atau sub pokok bahasan yang akan menjadi media pembelajaran tidaklah terlalu menjadi masalah. Mengapa? Kurikulum sebagai peta kebutuhan belajar telah ada. Di dalam kurikulum telah dirumuskan apa yang menjadi pokok atau sub pokok bahasan. Dengan demikian, ahli materi yang berasal dari lapangan 51
  • 53. (guru materi pelajaran) tinggal mengidentifikasi mana-mana dari pokok atau sub pokok bahasan tersebut yang perlu dikemas ke dalam modul dan media pembelajaran lainnya. Bagaimana merumuskan pokok atau sub pokok bahasan untuk sasaran yang berada pada jalur pendidikan luar sekolah? Hasil analisis kebutuhan belajar dan berbagai dokumen penunjang lainnya kita petakan. Dengan menggunakan peta ini akan mempermudah kita untuk merumuskan pokok atau sub pokok bahasan dari materi pembelajaran yang akan kita kembangkan. Pokok atau sub pokok bahasan yang menjadi fokus materi pembelajaran haruslah dirumuskan secara singkat dan jelas serta mencerminkan materi yang akan dikemas. Untuk suatu topik atau judul satuan bahan pembelajaran dapat saja mencakup satu atau lebih pokok atau sub pokok bahasan. Tidak ada patokan yang kaku. Perumusan ini dapat bersifat tematik atau frasa. Contoh pokok bahasan atau sub pokok bahasan dari judul atau topik “Penyusunan/pengembangan GBIM” adalah “GBIM”. Judul atau topik dapat dirumuskan dalam bentuk frasa, sedangkan pokok atau sub pokok bahasan dirumuskan secara tematik. c) Tujuan Pembelajaran Setiap topik materi/bahan pembelajaran yang kita kembangkan haruslah mempunyai tujuan pembelajaran. Mengapa harus demikian? 52
  • 54. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara jelas yaitu suatu pernyataan yang menjelaskan tentang tingkat atau perubahan tingkah laku peserta belajar yang diharapkan setelah selesai mempelajari modul atau bahan belajar tertentu lainnya. Tujuan pembelajaran inilah yang akan menjadi arah yang sekaligus juga sebagai acuan untuk mengembangkan butir-butir penilaian tentang sejauh mana kemajuan belajar yang telah Anda capai. Dengan dirumuskannya tujuan pembelajaran ini akan dapat diketahui apakah Anda telah berhasil di dalam kegiatan belajar Anda atau belum. Atau dengan kata lain, apakah Anda telah sepenuhnya dapat mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan atau belum. Jika belum, sejauh mana tujuan pembelajaran tersebut telah dapat Anda capai? Jika belum, kegiatan apakah selanjutnya yang harus Anda lakukan? Tujuan pembelajaran ini menjadi pedoman atau arah bagi penulis bahan belajar modul. Tujuan pembelajaran dapat dibagi menjadi : 1) tujuan pembelajaran umum, dan 2) tujuan pembelajaran khusus. Untuk mengetahui lebih jauh tentang tujuan pembelajaran ini, Anda dapat mempelajari modul khusus tentang tujuan pembelajaran. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang ada, penulis modul akan dapat mempertimbangkan seberapa dalam dan seberapa luas materi pembelajaran yang akan diuraikan di dalam modul yang akan ditulisnya. 53
  • 55. Dengan adanya tujuan pembelajaran yang jelas akan membantu penulis modul untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk visualisasi yang diharapkan akan mempermudah peserta didik (pembaca modul) memahami materi modul. Atau dengan kata lain, jika demikian halnya, berarti membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah diharapkan. Cobalah rumuskan alasan Anda mengapa kita perlu merumuskan tujuan pembelajaran pada setiap topik bahan pembelajaran? (5 Menit) d) Pokok-pokok Materi Pokok-pokok materi yang dirumuskan di dalam GBIM akan digunakan penulis modul sebagai landasan untuk menjabarkan materi modul secara rinci. Sehubungan dengan hal ini, sebaiknya perumusan pokok-pokok materi modul di dalam GBIM dilakukan dengan menggunakan pendekatan pada tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan. Artinya, setiap pembelajaran khusus yang ada, dimulai dari tujuan khusus yang pertama diidentifikasi dulu secara tuntas apa yang menjadi pokok-pokok materinya. Selesai mengidentifikasi pokok-pokok materi untuk tujuan pembelajaran khusus yang pertama, barulah dilanjutkan dengan mengidentifikasi pokok-pokok materi tujuan pembelajaran khusus yang kedua. Dan demikian seterusnya. Mengapa perlu kita rumuskan pokok-pokok materi modul di dalam GBIM ini? Apakah tidak cukup 54
  • 56. apabila telah kita rumuskan tujuan pembelajaran umum dan khusus untuk setiap topik bahan pembelajaran? Memang, dengan adanya tujuan pembelajaran umum dan khusus, kita dapat mengembangkan materi modul. Namun akan lebih terarah lagi pengembangan/penulisan materi modul apabila kita dahului dengan kegiatan mengidentifikasi atau merumuskan pokok-pokok materi untuk setiap tujuan pembelajaran khusus. Dengan merumuskan pokok-pokok materi berarti kita telah memberikan rambu-rambu kepada penulis modul tentang seberapa jauh materi modul perlu dikembangkan. Lebih jauh lagi berarti bahwa penulis modul tidak lagi menulis modul menurut interpretasinya sendiri terhadap tujuan pembelajaran khusus yang telah diterapkan. Di dalam pokok-pokok materi disarankan agar dicantumkan juga contoh yang akan membantu peserta belajar memahami uraian materi. Penulis modul akan memperbanyak contoh dalam mengembangkan uraian materi. Cobalah Anda jelaskan secara singkat mengapa pokok-pokok materi pembelajaran perlu kita cantumkan/masukkan ke dalam GBIM? e) Penilaian Informasi yang dicantumkan dalam penilaian akan memberikan gambaran pada penulis modul tentang bentuk dan butir-butir penilaian yang perlu dikembangkan penulis. Misalkan saja untuk mempelajari modul A, peserta belajar harus 55
  • 57. mengerjakan tugas-tugas dan mengerjakan tes. Untuk ini, penulis juga harus menyiapkan kunci tugas dan kunci tes. Bentuk-bentuk tugas dapat berupa merumuskan pokok-pokok pikiran terhadap masalah, melengkapi, atau menjawab pertanyaan yang jawabannya dapat dituliskan pada lembar kertas tertentu/buku tugas. Atau, bisa juga tes berupa essay atau pilihan ganda, pilihan salah atau benar, menjodohkan atau bentuk tes lainnya. Perlu juga diinformasikan apakah keseluruhan materi modul itu akan dicakup di dalam tes atau hanya sebagian besar saja. Apakah ada penekanan tentang materi modul yang perlu mendapatkan porsi lebih besar di dalam penilaian, ataukah merata porsinya untuk masing-masing pokok materi? Semakin lengkap informasi yang diberikan (tidak harus terlalu rinci) tentang penilaian akan semakin jelas bagi penulis modul untuk mengembangkan butir-butir tes penilaian dan pemberian tugas. f) Kepustakaan Untuk menghasilkan GBIM tentu menuntut kita mencari bahan-bahan kepustakaan yang relevan dan subtansi yang akan dikembangkan. Bahan- bahan kepustakaan ini berfungsi sebagai acuan kita. Tidak hanya bahan-bahan kepustakaan yang kita gunakan menyusun GBIM saja yang perlu dicantumkan atau dituliskan tetapi juga termasuk bahan-bahan kepustakaan yang menurut kita perlu dipelajari oleh penulis modul dan media lain atau oleh pengembang butir-butir tes penilaian. 56
  • 58. Dalam menuliskan bahan-bahan kepustakaan ini, setidak-tidaknya harus jelas judul buku, nama pengarang, edisi, tempat dan tahun penerbitan. Bila memungkinkan, dapat juga dicantumkan tempat di mana bahan kepustakaan tersebut dapat diperoleh. Cara penulisannya dapat mengikuti cara yang biasa digunakan untuk penulisan bahan kepustakaan. Bahan kepustakaan ini tidak terbatas hanya bahan cetak saja tetapi dapat juga yang berupa media non cetak. Dalam kaitan ini perlu disebutkan judul pro- gram, institusi yang memproduksi, lama putar, dan harganya serta tempat di mana media non cetak ini dapat dengan mudah diperoleh. GBIM dapat dikembangkan dalam bentuk matriks atau naratif. Format manapun yang akan dipilih tidak menjadi masalah. Yang justru lebih penting adalah komponen-komponen yang perlu dicakup di dalam GBIM. Pada bagian terdahulu telah diuraikan tentang pengertian GBIM. Pentingnya GBIM disusun apabila kita akan mengembangkan bahan belajar modul. Selanjutnya, pada bagian ini yang akan dibicarakan adalah langkah-langkah penyusunan GBIM. Setelah selesai mempelajari materi bagian ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan langkah-langkah penyusunan GBIM. - Penyusunan GBIM pada dasarnya adalah pekerjaan sebuah tim yang terdiri dari berbagai jenis keahlian atau latar belakang. Tentunya Anda masih ingat bukan sewaktu kita membahas 57
  • 59. materi sebelumnya, di sana kita menjelaskan siapa saja yang berperan di dalam penyusunan GBIM. - Cobalah sekarang Anda tuliskan di lembar kertas lain atau di buku latihan Anda tentang siapa saja yang setidak-tidaknya perlu diikutsertakan di dalam penyusunan GBIM? (10 Menit) - Baiklah. Apabila Anda telah selesai mengerjakan tugas tersebut, cobalah bandingkan jawaban Anda dengan materi yang diuraikan pada bagian sebelumnya. - Bagus sekali jika jawaban Anda sepenuhnya telah sesuai. Namun Anda dapat saja mempelajari ulang materi yang dimaksud apabila Anda masih memandang perlu. - Selanjutnya, dalam penyusunan GBIM ini, memerlukan beberapa jenis tenaga dengan latar belakang atau keahlian tertentu yang perlu diikutsertakan. Perhatikanlah contoh format GBIM berikut ini. Mata Perlajaran/Diklat : Kelas/ Jenjang : Judul/ Kompetensi Indikator/ Pokok Rincian materi/ nomor dasar/Tujuan tujuan Penilian Su s t a k a umber pembelajaran pembelajaran Bahasan/ Sub-sub pokok p modul Umum khusus Pokok- materi bahasan (1) (2) (3) (4) (5) 58
  • 60. 7654321098765432121098765432109876543210987654321 7654321098765432121098765432109876543210987654321 7654321098765432121098765432109876543210987654321 7654321098765432121098765432109876543210987654321 Kegiatan Belajar 2 TUJUAN TUJUAN PEMBELAJ AJARAN PEMBEL AJARAN Tujuan Bagian modul ini membicarakan tujuan pembelajaran, termasuk pengertian tujuan, berbagai pendapat mengenai tujuan, dan pentingnya tujuan baik bagi peserta diklat maupun bagi widiaiswara/pelatih. Setelah selesai mempelajari bagian modul ini Anda diharapkan dapat menyusun tujuan pembelajaran yang megandung kompetensi. Uraian a. Pengertian Tujuan Ditinjau dari lingkup permasalahannya, tujuan pendidikan dapat dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional. Tujuan pendidikan nasional merupakan rumusan umum tentang pola perilaku dan pola kemampuan yang harus dimiliki sebagai hasil pendidikan nasional. Tujuan Institusional Tujuan Pembelajaran Tujuan Nasional Tujuan Kurikuler Gambar Jenjang Tujuan Pendidikan 59
  • 61. Tujuan institusional ditentukan oleh tugas dan fungsi yang dipikul oleh lembaga pendidikan bersangkutan dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Institusi diklat juga memiliki tujuan institusional yaitu menyiapkan dan meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur. Tujuan kurikuler adalah rumusan umum tentang macam- macam kemampuan yang terdapat dalam masing-masing bidang studi. Sedangkan tujuan pembelajaran (instructional objectives) memberikan pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu yang diharapkan akan dimiliki oleh siswa atau peserta pelatihan pada akhir kegiatan pembelajaran tertentu. Mengenai tujuan pembelajaran ini ada beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli. Ely (1971) mendefinisikan tujuan pembelajaran sebagai suatu deskripsi perubahan perilaku atau hasil perbuatan yang memberi petunjuk bahwa proses belajar telah berlangsung. Briggs (1977) mengatakan bahwa tujuan pembelajaran ialah suatu pernyataan tentang perilaku yang harus dapat dilakukan oleh siswa/peserta diklat setelah selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan perkataan lain tujuan itu ialah perilaku yang diharapkan dimiliki siswa/peserta diklat setelah menyelesaikan program pembelajaran atau pelatihan tertentu. Secara lebih nyata (konkrit) dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran ialah pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang diharapkan dimiliki oleh siswa atau peserta diklat setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. 60
  • 62. b. Pro dan Kontra mengenai Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran (instructional objectives) mulai diperkenalkan oleh Mager pada tahun 1962. Sejak itu di Amerika Serikat banyak diselenggarakan lokakarya penyusunan tujuan pembelajaran yang melibatkan guru- guru. Sesungguhnya perdebatan banyak terjadi mengenai tujuan pembelajaran/diklat dan bagaimana cara merumuskannya itu. Banyak orang yang kurang menyetujui perumusan tujuan yang berorientasi pada perilaku, tetapi masih lebih banyak orang yang menganggap bahwa tujuan yang berorientasi pada perilaku itu penting. Good dan Brophy (1990) menyatakan bahwa perumusan tujuan berdasarkan perilaku itu telah diasosiasikan dengan pendekatan tertentu dalam perencanaan dan pengawasan pelaksanaan kurikulum. Dalam bentuk ekstrimnya, secara keseluruhan kurikulum dikembangkan dengan menyusun tujuan-tujuan pembelajaran berdasarkan perilaku, lalu mengurutkan tujuan-tujuan itu dalam susunan yang masuk akal, dan menjabarkan isi dan strategi pembelajaran serta menyusun alat evaluasi untuk setiap tujuan pembelajaran itu. Akibatnya guru dihadapkan pada beratus-ratus tujuan yang harus diajarkan dalam urutan tertentu dengan menggunakan isi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut dan menggunakan cara-cara yang telah ditentukan. Dalam versi lain, guru masih diijinkan menggunakan kurikulum lama yang telah biasa mereka gunakan, tetapi mereka diwajibkan menyusun tujuan-tujuan pembelajaran berdasarkan perilaku untuk kurikulum tersebut. Kemudian guru wajib menyesuaikan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan-tujuan itu. Akibatnya, guru harus berusaha keras untuk menyusun tujuan-tujuan yang sesuai dengan kurikulum yang digunakannya. Bahkan tujuan kurikulum yang sesungguhnya lebih bersifat afektif 61
  • 63. dan kognitifpun diusahakan supaya dapat dirumuskan dalam bentuk tujuan berdasarkan perilaku. Kalau guru menjumpai isi kurikulum yang sukar dirumuskan tujuan pembelajarannya seringkali bagian itu ditinggalkan atau diabaikan oleh guru. Karena akibat negatif di atas, Good dan Brophy (1990) menyarankan untuk tidak menggunakan istilah “tujuan pembelajaran berdasarkan perilaku” (instructional behavioral objectives) tetapi “tujuan pembelajaran” (instructional objec- tives) saja. Menurut Popham (dalam Haryono, 1988) dan Sukamto (1996) ada beberapa alasan yang diajukan oleh orang yang tidak menyukai tujuan yang tidak berorientasi kepada perilaku. Contoh : (a) Tujuan yang telah ditentukan secara spesifik sebelumnya, akan menghalangi guru untuk memanfaatkan hal-hal yang tidak terduga yang berkembang dalam proses pembelajaran dalam kelas, (b) siswa hanya mempelajari hal-hal yang tersurat dalam tujuan pembelajarannya, tidak berusaha untuk belajar lebih lanjut, (c) banyak tujuan pembelajaran yang sulit dirumuskan dalam bentuk yang dapat diamati atau diukur, dan (d) perumusan tujuan itu sukar sehingga tidak realistik kalau kita menuntut guru-guru untuk merumuskannya setiap kali akan mengajar. Pendapat di atas dibantah oleh orang-orang yang berpendapat bahwa tujuan pembelajaran itu penting. Popham (dalam Haryono, 1988) yang termasuk orang yang menganggap bahwa tujuan yang berorientasi kepada perilaku itu penting, mengatakan bahwa alasan yang diberikan oleh mereka yang anti tujuan itu kurang tepat. Menurut mereka yang menyetujuinya, tujuan yang berorientasi pada perilaku yang dirumuskan secara spesifik akan menguntungkan siswa atau peserta pelatihan, sebab 62
  • 64. mereka akan mengetahui kemampuan yang diharapkan dapat mereka lakukan pada akhir kegiatan belajar. Tujuan seperti itu juga akan menguntungkan orang yang membimbing proses belajar karena tujuan itu akan memberi pedoman dalam memilih isi pelajaran atau isi pelatihan. Bagi evaluator tujuan itu juga sangat penting, karena tujuan yang telah dirumuskan secara spesifik itu dapat memberi petunjuk mengenai kemampuan siswa atau peserta pelatihan yang akan diukur. Briggs (1977) menggambarkan pentingnya tujuan pembelajaran dengan mengatakan bahwa: Bila tujuan pembelajaran dapat dirumuskan dengan spesifik, tujuan itu akan memberi petunjuk kepada siswa/peserta pelatihan mengenai kemana mereka harus pergi, bagaimana cara mereka harus pergi ke sana, dan bagaimana mengetahui apakah mereka sudah sampai di sana atau belum”. c. Pentingnya Tujuan Pembelajaran Seperti diuraikan di atas tujuan pembelajaran itu bermanfaat bagi siswa/peserta, guru/instruktur, dan penilai (evaluator). Sukamto (1996) menyimpulkan bahwa bagi siswa atau peserta pelatihan tujuan itu berguna karena : (1) dapat memberi arah belajarnya. Dengan memperhatikan tujuannya siswa/peserta mengetahui kemampuan yang diharapkan akan dimiliki pada akhir kegiatan pembelajaran. Karena itu peserta diklat akan belajar ke arah itu. Dengan mengetahui tujuannya peserta diklat tahu ke mana mereka akan pergi; (2) dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai peserta diklat dapat memilih bahan belajar yang tepat untuk dipelajarinya. Fungsi tujuan bagi peserta diklat adalah menjadi petunjuk bagaimana mereka akan pergi ke tempat yang dituju, (3) dapat mengukur sejauh mana peserta diklat telah mencapai tujuan yang 63
  • 65. diinginkan. Tujuan yang baik akan menyatakan dengan jelas tingkat keberhasilan yang diharapkan. Karena itu waktu belajar peserta selalu dapat menguji dirinya apakah dia sudah mencapai tujuannya, mencapai separo, atau bahkan kurang dari itu. Dengan membandingkan hasil yang telah dicapai dan tujuan yang harus diselesaikan peserta diklat akan mengetahui kemajuan belajarnya, (4) motivasi belajar peserta diklat akan meningkat karena peserta diklat mengetahui kemajuan belajarnya. Bagi guru atau widiaiswara, tujuan pembelajaran yang berorientasi kepada perilaku juga berguna untuk beberapa kepentingan, diantaranya; (1) membantu guru atau widiaiswara dalam memilih isi materi, strategi pembelajaran, dan sumber belajar yang sesuai untuk dipergunakan peserta diklat dalam belajarnya, (2) memudahkan guru atau widiaiswara dalam mengukur dan mengevaluasi keberhasilan tugas mengajarnya. Selanjutnya apabila disimpulkan tujuan berguna untuk mengarahkan agar proses pembelajaran berlangsung efektif. Bagaimana pembelajaran bisa lebih efektif dengan adanya tujuan pembelajaran berikut ini penjelasannya lebih rinci. Tujuan memberikan rambu-rambu dan petunjuk bagi siswa. Tujuan mengingatkan siswa agar memiliki target yang jelas dalam belajarnya. Tujuan juga menjadi dasar bagi guru dalam pemilihan media dan bahan belajar serta prosedur atau srtategi pembelajaran. Tujuan yang jelas memungkinkan berlangusung proses pemberian fasilitasi yang jelas pula. Tujuan berfungsi memandu prioses evaluasi yang dilakukan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran harus selalu berdasarkan tujuan pembelajaran. Tujuan yang baik akan membantu proses menentukan teknik dan penyusunan alat evaluasi. 64
  • 66. RANGKUMAN Tujuan ialah pernyataan mengenai kemampuan (pengetahuan, keterampilan dan sikap) yang diharapkan dimiliki peserta diklat setelah selesai mengikuti proses pembelajaran tertentu. Tujuan penting bagi peserta diklat dan widiaiswara serta evaluator diklat. • Perumusan Tujuan Bagian ini menguraikan cara merumuskan tujuan, pemilihan kata kerja dan penentuan tingkat kopetensi yang dituntut dalam tujuan. Setelah selesai mempelajarinya diharapkan Anda dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang baik. Berikut ini dijelaskan beberapa hal yang dapat Anda jadikan pedoman dalam menyusun tujuan pembelajaran. a. Unsur-unsur Tujuan Pembelajaran Setiap tujuan pembelajaran minimal terdiri atas kata kerja dan obyek. Contoh; mampu menyusun laporan keuangan. Mampu menyusun adalah kata kerja dan laporan keuangan adalah obyek. b. Tujuan pembelajaran itu harus spesifik dan jelas Tujuan yang spesifik itu cakupannya tidak terlalu luas dan tidak mengandung tafsiran ganda. Perhatikan contoh berikut: 1) Tujuan yang kurang spesifik Peserta pelatihan diharapkan dapat menyelesaikan tugasnya dengan menggunakan mesin. Tujuan di atas kurang spesifik karena tidak jelas yang dimaksud dengan menyelesaikan tugasnya. Dari pernyataan itu kita tidak mengetahui tugas apa yang dimaksudkan. Tujuan ini juga tidak 65
  • 67. memberikan kejelasan mengenai apa yang dimaksud dengan mesin. Dari pernyataan itu tidak jelas bagi kita mesin apa yang boleh digunakan untuk menyelesaikan tugasnya. Apakah mesin hitung, mesin bubut, mesin tik? Ketidakjelasan itu menimbulkan banyak tafsiran. 2) Tujuan yang lebih spesifik Peserta pelatihan diharapkan dapat menghitung koefisien korelasi dengan menggunakan SPSS versi 11. Tujuan ini lebih spesifik sebab; (a) kemampuan yang diharapkan dapat dilakukan dinyatakan dengan jelas yaitu dapat menghitung koefisien korelasi; dan (b) alat yang digunakan untuk menyelesaikan tugas juga jelas yaitu SPSS versi 11. Tujuan yang spesifik itu mempunyai satu tafsiran saja. Karena itu dapat memberi petunjuk yang lang jelas bagi widiaiswara dan peserta diklat mengenai kemampuan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) yang diharapkan dimiliki oleh peserta diklat. c. Tujuan pembelajaran harus berorientasi kepada siswa/peserta pelatihan Dalam menyusun tujuan pembelajaran yang terpenting bukan apa yang harus dilakukan oleh guru/WI dalam proses belajar mengajar, melainkan perilaku yang diharapkan dapat dilakukan oleh siswa/peserta diklat setelah selasi mengikuti kegiatan pembelajaran. 66
  • 68. Bandingkan dua tujuan berikut ini: 1) Guru/widiaiswara mengajarkan cara menggunakan komputer untuk mengolah data statistik. 2) Siswa/peserta pelatihan dapat mengolah data staitistik dengan menggunakan komputer. Tujuan pada contoh pertama itu berorientasi kepada guru/pelatih/WI. Kalau kita mengacu pada tujuan itu kita dapat mengatakan bahwa tujuan telah tercapai setelah guru/pelatih/WI selesai mengajar atau melatih. Dalam hal ini tidak dipersoalkan apakah siswa/peserta diklat itu telah menguasai pengetahuan, keterampilan, atau sikap yang diinginkan atau belum. Yang penting guru/WI telah melaksanakan tugas mengajarnya. Tujuan pada contoh kedua itu berorientasi kepada siswa pelatihan. Kalau kita mengacu kepada tujuan umum itu, kita baru dapat mengatakan bahwa tujuan telah tercapai kalau siswa pelatihan telah menguasai pengetahuan/keterampilan, dan sikap yang diinginkan. Dalam hal ini yaitu mengolah data statistik dengan menggunakan komputer. Tujuan pada contoh kedua itu lebih baik daripada tujuan pada contoh pertama, sebab tujuan pada contoh kedua itu lebih mengutamakan perubahan perilaku siswa pelatihan. d. Tujuan pembelajaran menggunakan kata kerja yang menunjukkan perilaku yang dapat diamati atau hasilnya dapat diukur (kata kerja operasional) Gagne (1977) mengatakan bahwa proses belajar baru benar benar terjadi kalau pada diri siswa pelatihan telah terjadi perubahan perilaku dan perubahan keterampilan intelektualnya sesuai dengan tujuan 67
  • 69. yang telah ditentukan. Bila siswa bertambah pengetahuan dan keterampilannya, atau berubah sikapnya, dapat dikatakan bahwa pada diri siswa telah terjadi perubahan perilaku. Dengan demikian siswa itu telah mengalami proses belajar. Supaya hasil belajar atau perubahan perilaku itu dapat dinilai (dievaluasi) tujuan pembelajaran itu harus dirumuskan dengan menggunakan kata kerja yang operasional, yaitu kata kerja yang menunjukkan perilaku yang dapat diamati atau yang dapat diukur hasilnya. Contoh : 1) Peserta pelatihan dapat mengemudikan traktor (mengemudikan adalah perilaku yang dapat diamati). 2) Peserta pelatihan sekretaris dapat menterjemahkan sebuah surat dari bahasa Indo- nesia ke dalam bahasa Inggris (hasilnya dapat dinilai atau diukur). Kalau isi suratnya tidak berubah dan bahasa Inggrisnya benar berarti peserta telah menterjemahkan dengan benar. 3) Siswa Sekolah Menengah Olah Raga kelas III dapat memukul bola tenis dengan posisi kaki dan tangan yang betul (memukul bola dengan posisi kaki dan tangan yang betul dapat diamati). 4) Siswa SLTP kelas II dapat mencari harga X dalam persamaan 10 + 2 = x +5 (hasilnya dapat diukur atau dinilai). Kalau x = 7 berarti siswa telah menghitung dengan benar. 68
  • 70. Tabel 1 : Daftar Kata Kerja Operasional Pengetahuan Pemahaman Penerapan (Knowledge): (Comprehension): (Application): Mengingat Menafsirkan Menggunakan informasi informasi dalam pengetahuan atau satu kata generalisasi dalam situasi baru menyusun mengklasifikasi menerapkan mendefinisikan mendiskripsikan meimilih menggandakan mendiskusikan mendemonstrasikan melabel menjelaskan mendramakan mendaftar mengekspresikan menggambarkan menjodohkan mengidentifikasi menafsirkan mengingat melaporkan mengoperasikan menamai menyatakan menyiapkan mengurut memilih mempraktekkan mengenali memilah menjadwalkan menghubungkan menceritakan memecahkan mengulang menterjemahkan menggunakan mereproduksi Analysis: Synthesis: Evaluation: (Menguraikan (Menyatukan Membuat keputusan pengetahuan dalam bagian-bagian berdasarkan kriteria bagian-bagian dan menjadi kesatuan tertentu. menghubung-kan yang utuh dan antar bagian itu) menghubungkanny a dalam situasi baru) menganalisa menyusun menyampaikan menghitung menghimpun memilih mengkategorikan mengarang membandingkan membandingkan menciptakan memperkirakan membedakan membangun mengevaluasi menginventaris mengkomposisikan memprediksi menanyakan merancang menskor merumuskan menyeleksi mengatur menilai mengelola merencanakan mengusulkan mensintesa menulis Supaya Anda dapat memilih kata kerja yang tepat, Anda harus dapat membedakan kata kerja operasional dari kata kerja yang tidak operasional. 69
  • 71. Pada tabel berikut ini Anda dapat melihat beda antara kata kerja operasional (dapat diamati atau dapat diukur) dari kata kerja yang kurang operasional. Tabel 1 : Daftar Kata Kerja Operasional dan Kata Kerja yang Kurang Operasional Kata Kerja Kata Kerja yang operasional kurang operasional Membedakan Mengerti Mengidentifikasikan Mengetahui Menuliskan Menghargai Membandingkan Menyukai Mengoperasikan Mengapresiasi Mengemudikan Menghayati Menguraikan Menyadari Menyusun Memahami Menilai Menyadari Memecahkan (soal) Merasakan Menjelaskan Mencintai Dsb. Dsb. Menggunakan kata kerja yang tidak operasional dalam merumuskan tujuan pembelajaran itu tidak tepat (Mager, 1962, Gagne, Briggs 1974). Hal tersebut akan menyebabkan tujuan yang disusun menjadi tidak spesifik atau mempunyai tafsiran ganda. Dengan perkataan lain, tujuan yang tidak menggunakan kata kerja operasional mudah disalahtafsiran. Contoh; Siswa Akademi Senirupa/peserta diklat seni mengerti kombinasi warna yang bagus. 70