Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tujuan supervisi akademik. Supervisi akademik bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan memberikan bantuan kepada guru agar siswa dapat belajar lebih banyak, lebih cepat, lebih mudah, lebih menyenangkan, dan lebih efektif. Supervisi akademik dilaksanakan melalui berbagai pendekatan, metode, dan teknik untuk m
2. PENGERTIAN SUPERVISI
super + vision : Super = atas, lebih; Vision = lihat, tilik,
awasi. Makna yang terkandung dari pengertian
tersebut, bahwa seorang supervisor mempunyai
kedudukan atau posisi lebih dari orang yang
disupervisi, tugasnya adalah melihat, menilik atau
mengawasi orang-orang yang disupervisi.
3. SUPERVISI PENDIDIKAN
supervisi pendidikan tidak lain dari
usaha memberikan layanan kepada
stakeholder pendidikan, terutama
kepada guru-guru, baik secara
individu maupun secara kelompok
dalam usaha memperbaiki kualitas
proses dan hasil pembelajaran
4. Pengertian
SUPERVISI AKADEMIK
SUPERVISI AKADEMIK ADALAH BANTUAN
PROFESIONAL KEPADA GURU DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN
SEHINGGA GURU DAPAT MEMBANTU SISWA
UNTUK;
1. Belajar lebih banyak
2. Belajar lebih cepat
3. Belajar lebih mudah
4. Belajar lebih menyenangkan
5. Belajar lebih efektif dan bermakna
5. Utama
(IV/d,e)
Madya
(IV/a,b,c
)
Muda
(III/c,d)
1. menyusun program pengawasan;
2. melaksanakan pembinaan Guru;
3. memantau pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan
4. melaksanakan penilaian kinerja Guru;
5. melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program
pengawasan pada sekolah binaan;
6. menyusun program pembimbingan dan pelatihan
profesional Guru di KKG/MGMP/MGP dan sejenisnya;
7. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional
Guru;
8. mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan
profesional Guru.
8 Tugas Pengawas Muda +
1. melaksanakan pembimbingan dan pelatihan KS
(program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan
evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan SIM)
2. membimbing pengawas sekolah muda dalam
melaksanakan tugas pokok.
Uraian Kegiatan
Pengawas Sekolah
10 Tugas Pengawas Madya +
1.Mengevaluasi hasil pelaksanaan program tingkat kabupaten/kota/provinsi;
2.melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan kepala
sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.
6. 1. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
2. KOMPETENSI SUPERVISI MANAJERIAL
3. KOMPETENSI SUPERVISI AKADEMIK
4. KOMPETENSI EVALUASI PENDIDIKAN
5. KOMPETENSI PENELITIAN dan PENGEMBANGAN
6. KOMPETENSI SOSIAL
KEMANA ELI dan OSI ?
KOMPETENSI PENGAWAS
7. Permendiknas 12/2007 ;
( Kompetensi Akademik )
1. Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik
dan kecenderungan perkembangan mata pelajaran
dalam rumpunnya.
2. Memahami prinsip, teori/teknologi, karakteristik
dan kecenderungan perkembangan PBM
3. Membimbing guru dalam menyusun perangkat
pembelajaran.
4. Membimbing guru dalam memilih dan
menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran
8. Lanjutan…….
5. Membimbing guru dalam melaksanakan
Kegiatan pembelajaran
6. Membimbing guru dalam mengelola,
merawat mengembangkan dan
menggunakan media
7. Memotivasi guru dalam memanfaatkan TIK
9. TUJUAN SUPERVISI AKADEMIK
Menurut Glickman:
Untuk membantu guru mengembangkan kemampuan
mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan
bagi murid-muridnya
Menurut Sergiovani:
(a) Pengembangan profesionalisme,
(b) Pengawasan Kualitas, dan
(c) Penumbuhan Motivasi (Sergiovani, 1987)
10. TUJUAN KHUSUS
SUPERVISI AKADEMIK
Kompetensi guru dalam membuat RPP.
Ketepatan dalam memilih pendekatan, model, metode
dan teknik pembelajaran sesuai dengan bahan ajar
yang akan digunakan.
Kompetensi guru sebagai tenaga profesional dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas.
11. Lanjutan . . . .
Kompetensi guru dalam mengembangkan instrumen
penilaian dalam melaksanakan evaluasi.
Kemampuan guru dalam memberikan tindak lanjut
pembelajaran kepada siswa.
Kelengkapan administrasi pembelajaran yang
diperlukan dalam rangka melaksanakan tugasnya.
12. MANFAAT SUPERVISI AKADEMIK
Supervisee mengetahui kekurangan dalam
penyusunan RPP.
Supervisee mengetahui kekurangan dan kelebihan
dalam PBM.
Supervisee mengetahui kekurangan dan kelebihan
dalam merencanakan dan mengembangkan
instrumen penilaian.
Sebagai bahan refleksi guru untuk menambah dan
meningkatkan wawasan serta pengetahuan.
13. Termasuk Tipe yang Manakah Guru Anda?
Intelektual
Kinerja tinggi
tinggi
profesional
Pembelajar
Potensial
Sinis
Drop out
19. PENDEKATAN SUPAK
No Sahertian Achecon
1 Pendekatan langsung Scientific
2 Pendekatan tidak
langsung
Artistic
3 Pendekatan
kolaboratif
clinic
20. GAYA PENGAWASA
Gaya Pengawasan Audiens Rentang Perilaku
Pengawasan
Directive control
approach:
Pengawas mengarahkan
seluruh aspek proses
kepengawasan
Guru baru; guru pada
perencanaan peningkatan
formal; guru yang
berupaya
keras untuk
menggunakan
pembelajaran baru
namun
strategi pembelajaran
yang
amat perlu.
Memberitahukan,
mengarahkan,
menunjukkan,
memberi
pembelajaran,
dan memberi
perintah/amanat.
Directive informational
approach:
Pengawas berbagi
informasi
dengan menekankan
pada
Guru baru:
guru yang berupaya keras
untuk menggunakan
pembelajaran baru
namun
strategi pembelajaran
Memberitahuka
memberi
pembelajaran,
membangun
alternatif-
alternatif antara
21. Lanjutan . . . .
Gaya Pengawasan Audiens Rentang Perilaku
Pengawasan
Collaborative approach:
Terbuka, pemecahan masalah
dua arah; guru dan pengawas
memiliki kesetaraan dalam
mencari pemahaman praktis dan
dampaknya kepada hasil belajar
siswa. Pengambilan keputusan
kolaboratif dengan guru
mengarah pada kerangka
pertanyaan, pura-pura bertanya
(problem posing) dan membuat
keputusan akhir tentang
pelajaran apa yang akan
dikerjakan dimasa selanjutnya.
Guru
berpengalaman:
Guru dengan
kepakaran dan
ketrampilan yang
baik.
Pembimbingan,
pertahankan
fokus selama
diskusi,
hubungkan guru
Dengan
kebutuhan yang
sama.
22. Lanjutan . . . .
Gaya Pengawasan Audiens Rentang Perilaku
Pengawasan
Non directive approach:
Mengarahkan diri sendiri;
guru mengembangkan
penyelesaian dan aktivitas
yang sedang berjalan untuk
membantu praktek
pengujian.
Guru utama
(master
teacher)
Dengarkan dengan cara
yang tidak mengadili;
bertanya dengan
Pertanyaan terbuka;
sediakan penjelasan/
klarifikasi pada
pertanyaan yang
diajukan; kembangkan
inkuiri melalui refleksi,
skenario peran serta, dan
dialog.
23. METODE SUPAK
METODE
SUPERVISI
AKADEMI
K
Cara yang ditempuh seorang supervisor baik secara
pribadi maupun dinas langsung berhadapan dengan
orang yang akan disupervisi baik secara individual
maupun kelompok.
Contoh: observasi proses pembelajaran, ruang guru,
guru; pertemuan individual, dan rapat guru.
Suatu cara di mana seorang supervisor baik secara
pribadi maupun dinas menggunakan berbagai
media komunikasi dalam berhubungan dengan
orang yang akan disupervisi baik secara individu
maupun kelompok.
Contoh: Internet, email, surat, dan papan
pengumuman.
Metode Langsung
Metode Tidak Langsung
24. TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK
Teknik supak
Individual
Kunjungan
kelas
Kunjungan
observasi
Pertemuan
individual
Kunjungan
antar kelas
Kelompok
rapat
FGD
IHT
26. INDIKATOR KEBERHASILAN
SUPERVISI AKADEMIK
1. Kemampuan guru meningkat, khususnya dalam
kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran.
2. Kualitas pembelajaran menjadi lebih baik, khususnya
berkenaan dengan kemampuan guru mengajar.
(Pembelajaran yang berkualitas diharapkan berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa yang tinggi)
3. Terjalin hubungan yang kolegial antara supervisor dan
guru dalam memecahkan permasalahan-Permasalahan
pembelajaran yang dihadapi guru di lapangan.
28. BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK
1. Memperhatikan kesiapan guru yang akan
disupervisi.
2. Menetapkan Instrumen supervisi
3. Hindari pemberian nilai/kategori, disarankan
merekam secara deskripsi semua kegiatan
pembelajaran selama proses pengamatan
berlangsung.
4. Temukan permasalahan untuk perbaikan dan
peningkatan mutu
5. Tidak mengambil alih tugas guru dalam proses
pembelajaran.
29. Lanjutan . . . .
f. Disarankan untuk tidak melakukan supervisi
(memaksakan kehendak) apabila guru yang akan
disupervisi belum memiliki kesiapan, karena tidak
akan diperoleh hasil pembinanan yang diharapkan.
g. Lakukan dialog professional pasca pengamatan untuk
menentukan cara perbaikan pada kekurangan guru.
h. Lakukan evaluasi dan tindak lanjut, perilaku apa
yang akan diberikan untuk supervisi lanjutan ( jika
ada dan diperlukan).
i. Membuat rekapitulasi hasil supervisi yang befungsi
untuk memudahkan menyusun pelaporan dan tindak
lanjut.
31. Langkah 1: Pertemuan pra-
Pengamatan
1) Fokus Observasi,
2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
3) Pengelolaan kelas,
4) Situasi belajar dan pembelajaran,
5) Suasana kedisiplinan/disipliner kelas,
6) Presentasi pelajaran,
7) Reaksi siswa,
8) Tugas menulis siswa,
9) Penggunaan alat bantu audio visual dan alat bantu
pembelajaran lainnya dan
10) Menentukan alat bantu (instrumen) observasi yang akan
digunakan ,
32. Langkah 2: Pengamatan (observasi)
Yang harus diperhatikan selama melakukan
pengamatan:
(1) tidak mengganggu proses pembelajaran,
(2) tidak bersifat menilai/menghakimi dan
(3) mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam
proses pembelajaran sesuai kesepakatan bersama.
33. Lanjutan . . . .
Hal yang diamati:
1) Apakah guru secara konsisten mendominasi kelas
sepanjang waktu?
2) Apakah ia melibatkan kelas dalam proses?
3) Seberapa banyak ia menggunakan papan tulis?
4) Apakah metodenya efektif?
5) Apakah tayangan dalam alat bantu audio visual dan alat
bantu pembelajaran lainnya relevan dengan materi ajar?
6) Seberapa banyak pembelajaran nyata terjadi di dalam
kelas?
34. Langkah 3: Analisis Hasil
Pengamatan
1. Mengorganisasi data pengamatan ke dalam bidang/mata
pelajaran yang jelas untuk umpan balik pada guru.
2. Membuat analisis yang menyeluruh/komprehensif pada
data yang ada untuk menafsirkan hasil pengamatannya.
Jika ini merupakan proses daur ulang, maka ia
menentukan apakah dibutuhkan perubahan yang
menyeluruh. Jika demikian, apakah mereka memiliki
pengaruh yang diinginkan terhadap bidang yang menjadi
minatnya.
3. Berdasarkan analisisnya, maka Supervisor kemudian
mengidentifikasi perilaku pembelajaran yang positif,
yang harus dipelihara dan perilaku negatif yang harus
dirubah, agar dapat menyelesaikan/menanggulangi
masalah.
35. Langkah 4: Pertemuan setelah
pengamatan (Pasca Observasi)
1) Melakukan konfirmasi hasil penilaian diri
2) Melakukan klarifikasi temuan/catatan khusus
selama observasi berdasarkan pengamatan maupun
informasi dari peserta didik
3) Memberikan apresiasi terhadap kegiatan yang
terlaksana dengan baik
4) Menyampaikan hasil evaluasi hasil supervisi
5) Menggali informasi tentang kesulitan/hambatan
yang dihadapi guru atau peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran
36. Lanjutan . . . .
6) Memberi masukan dan saran untuk mengatasi
kesulitan/hambatan serta perbaikan yang diperlukan
7) Memberikan motivasi untuk terus
menindaklanjuti hasil supervisi dan mendorong
peningkatan profesionalisme melalui kegiatan MGMP,
seminar, forum ilmiah, atau pendidikan lanjut
8) Menandatangani secara bersama dengan guru
hasil supervisi setelah dilakukan konfirmasi.
37. HASIL PERTEMUAN
1) Kepercayaan timbal balik terhadap kemampuannya
masing-masing.
2) Kepercayaan/ ketergantungan satu sama lain sebagai
bentuk pertolongan/bantuan konstruktif
3) Pendirian untuk saling bekerja sama menuju tujuan
bersama.
38. Langkah ke-5: Evaluasi Hasil
Pengamatan
1) Perilaku positif pembelajaran yang harus dipelihara.
2) Strategi-strategi alternatif untuk mencapai
perubahan yang diinginkan.
3) Kelayakan/kepantasan dari menggunakan kembali
metode yang pernah dilakukan.