2. Hubungan Industrial
sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam
proses produksi barang dan/atau jasa
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan
pemerintah
3. Peran unsur-unsur tripartit
:Kelangsungan usaha dan ketenangan bekerja
Pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh
codetermination
Pengusaha kebijakan
Partner produksi, keuntungan, tanggung jawab
Pemerintah
4. Fungsi Pemerintah
Menetapkan kebijakan
Memberikan pelayanan
Melaksanakan pengawasan
Melakukan penindakan terhadap
pelanggaran peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan
Menyelenggarakan penyelesaian perselisihan
/ peradilan
5. Sarana Hubungan
Industrial
Serikat pekerja/serikat buruh
Organisasi pengusaha
LKS Bipartit
LKS Tripartit
Peraturan Perusahaan
Perjanjian Kerja Bersama
Peraturan Perundang-undangan
Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial
6. Serikat pekerja/serikat
buruh
Dibentuk dari dan oleh pekerja/buruh
Di perusahaan atau di luar perusahaan
Bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis,
dan bertanggungjawab
Bertujuan untuk:
o memperjuangkan, membela, serta melindungi
hak dan kepentingan pekerja/buruh
o meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh
dan keluarganya
UU no. 21 tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/serikat buruh
7. Pembentukan serikat pekerja/serikat buruh
Atas dasar sektor usaha, jenis pekerjaan, atau
bentuk lain sesuai kehendak buruh
Setiap pekerja hanya berhak menjadi anggota dari 1
(satu) serikat pekerja
1(satu) serikat pekerja menghimpun sekurang-
kurangnya 10 pekerja/buruh
Untuk pekerja yang memegang jabatan yang
mungkin menimbulkan pertentangan kepentingan,
tidak boleh menjadi pengurus serikat pekerja
Tidak boleh ada diskriminasi keanggotaan
Hal-hal intern diatur dalam AD/ART
Pemberitahuan kepada instansi yang berwenang
untuk pencatatan nomor bukti pencatatan
8. Organisasi pengusaha
• perkumpulan dari pengusaha
• dibentuk berdasarkan kebutuhan pengusaha
• pengusaha orang perseorangan,
persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri,
atau bukan miliknya, berada di Indonesia
atau sebagai wakil perusahaan yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia
9. Lembaga Kerjasama Bipartit
Anggotanya terdiri dari wakil pengusaha dan
pekerja (SP/SB yang tercatat atau perwakilan
pekerja)
berada di tingkat perusahaan
sebagai forum komunikasi dan konsultasi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
hubungan industrial di perusahaan
wajib dibentuk di perusahaan yang
pekerjanya 50 orang atau lebih
sanksi administratif
10. Lembaga Kerjasama Tripartit
Forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah
terdiri dari organisasi pengusaha, SP/SB dan
Pemerintah
untuk memberi pertimbangan, saran dan
pendapat kepada pemerintah dan pihak
terkait dalam penyusunan kebijakan dan
pemecahan masalah ketenagakerjaan
didasarkan pada wilayah atau sektor, yang
terdiri dari tingkat Nasional, provinsi dan
Kabupaten/Kota
11. Peraturan perusahaan
peraturan tertulis yang dibuat oleh
pengusaha
memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib
perusahaan, termasuk hak dan kewajiban
pengusaha dan pekerja
wajib disusun oleh pengusaha yang
mempekerjakan minimal 10 orang
perlu pengesahan, dan masa berlaku
maksimal 2 tahun
sanksi pidana denda
12. Perjanjian kerja bersama
perjanjian antara SP/SB atau beberapa SP/SB (yang
tercatat pada instansi yang bertanggungjawab dan
anggotanya 50 % dari keseluruhan pekerja atau
dukungan atau koalisi anggota) dengan pengusaha
atau beberapa/perkumpulan pengusaha
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
kedua pihak
jangka waktu 2 tahun + 1 tahun
Sebagai acuan dalam pembuatan perjanjian kerja
14. Lembaga Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
Menyelesaikan perselisihan hubungan
industrial yang terjadi: di luar pengadilan
(melalui Mediasi, konsiliasi atau arbitrase)
atau melalui pengadilan
UU no. 2 tahun 2004 tentang PPHI