SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
Descargar para leer sin conexión
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Hubungan Industrial
 sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam
proses produksi barang dan/atau jasa
 didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
 terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan
pemerintah
Peran unsur-unsur tripartit
:Kelangsungan usaha dan ketenangan bekerja
 Pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh 
codetermination
 Pengusaha  kebijakan
 Partner produksi, keuntungan, tanggung jawab
 Pemerintah
Fungsi Pemerintah
 Menetapkan kebijakan
 Memberikan pelayanan
 Melaksanakan pengawasan
 Melakukan penindakan terhadap
pelanggaran peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan
 Menyelenggarakan penyelesaian perselisihan
/ peradilan
Sarana Hubungan
Industrial
 Serikat pekerja/serikat buruh
 Organisasi pengusaha
 LKS Bipartit
 LKS Tripartit
 Peraturan Perusahaan
 Perjanjian Kerja Bersama
 Peraturan Perundang-undangan
 Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial
Serikat pekerja/serikat
buruh
 Dibentuk dari dan oleh pekerja/buruh
 Di perusahaan atau di luar perusahaan
 Bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis,
dan bertanggungjawab
 Bertujuan untuk:
o memperjuangkan, membela, serta melindungi
hak dan kepentingan pekerja/buruh
o meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh
dan keluarganya
 UU no. 21 tahun 2000 tentang Serikat
Pekerja/serikat buruh
Pembentukan serikat pekerja/serikat buruh
 Atas dasar sektor usaha, jenis pekerjaan, atau
bentuk lain sesuai kehendak buruh
 Setiap pekerja hanya berhak menjadi anggota dari 1
(satu) serikat pekerja
 1(satu) serikat pekerja menghimpun sekurang-
kurangnya 10 pekerja/buruh
 Untuk pekerja yang memegang jabatan yang
mungkin menimbulkan pertentangan kepentingan,
tidak boleh menjadi pengurus serikat pekerja
 Tidak boleh ada diskriminasi keanggotaan
 Hal-hal intern diatur dalam AD/ART
 Pemberitahuan kepada instansi yang berwenang
untuk pencatatan  nomor bukti pencatatan
Organisasi pengusaha
• perkumpulan dari pengusaha
• dibentuk berdasarkan kebutuhan pengusaha
• pengusaha  orang perseorangan,
persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri,
atau bukan miliknya, berada di Indonesia
atau sebagai wakil perusahaan yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia
Lembaga Kerjasama Bipartit
 Anggotanya terdiri dari wakil pengusaha dan
pekerja (SP/SB yang tercatat atau perwakilan
pekerja)
 berada di tingkat perusahaan
 sebagai forum komunikasi dan konsultasi
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
hubungan industrial di perusahaan
 wajib dibentuk di perusahaan yang
pekerjanya 50 orang atau lebih
 sanksi administratif
Lembaga Kerjasama Tripartit
 Forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah
 terdiri dari organisasi pengusaha, SP/SB dan
Pemerintah
 untuk memberi pertimbangan, saran dan
pendapat kepada pemerintah dan pihak
terkait dalam penyusunan kebijakan dan
pemecahan masalah ketenagakerjaan
didasarkan pada wilayah atau sektor, yang
terdiri dari tingkat Nasional, provinsi dan
Kabupaten/Kota
Peraturan perusahaan
 peraturan tertulis yang dibuat oleh
pengusaha
 memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib
perusahaan, termasuk hak dan kewajiban
pengusaha dan pekerja
 wajib disusun oleh pengusaha yang
mempekerjakan minimal 10 orang
 perlu pengesahan, dan masa berlaku
maksimal 2 tahun
 sanksi pidana denda
Perjanjian kerja bersama
 perjanjian antara SP/SB atau beberapa SP/SB (yang
tercatat pada instansi yang bertanggungjawab dan
anggotanya 50 % dari keseluruhan pekerja atau
dukungan atau koalisi anggota) dengan pengusaha
atau beberapa/perkumpulan pengusaha
 memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
kedua pihak
 jangka waktu 2 tahun + 1 tahun
 Sebagai acuan dalam pembuatan perjanjian kerja
Peraturan perundang-undangan
 Hukum nasional
 Pengaruh hubungan internasional, konvensi dan
rekomendasi ILO: Konvensi hak-hak dasar pekerja
Lembaga Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial
 Menyelesaikan perselisihan hubungan
industrial yang terjadi: di luar pengadilan
(melalui Mediasi, konsiliasi atau arbitrase)
atau melalui pengadilan
 UU no. 2 tahun 2004 tentang PPHI

Más contenido relacionado

Similar a HUBUNGAN INDUSTRIAL

Tugas SDM Serikat Pekerja.ppt
Tugas SDM Serikat Pekerja.pptTugas SDM Serikat Pekerja.ppt
Tugas SDM Serikat Pekerja.pptsnowSuper
 
465488079-HUKUM-ACARA-PERADILAN-HUBUNGAN-INDUSTRIAL-Teori-pptx.pptx
465488079-HUKUM-ACARA-PERADILAN-HUBUNGAN-INDUSTRIAL-Teori-pptx.pptx465488079-HUKUM-ACARA-PERADILAN-HUBUNGAN-INDUSTRIAL-Teori-pptx.pptx
465488079-HUKUM-ACARA-PERADILAN-HUBUNGAN-INDUSTRIAL-Teori-pptx.pptxmanaf13
 
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, hukum perburuhan, makalah
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali,  hukum perburuhan, makalahTm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali,  hukum perburuhan, makalah
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, hukum perburuhan, makalahWennaSustiany
 
Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003dhi her
 
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdfUnion Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdfEngeChristina1
 
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mmHukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mmDadang Budiaji
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxBrian801227
 
12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhanGindha Wayka
 
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01hanu suwardi
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBURUHAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBURUHAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBURUHAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBURUHAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...febrysaragih
 
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)AlfiyanNaim
 
Uu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 KetenagakerjaanUu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 KetenagakerjaanAnan Valdes
 
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAANUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAANDisnaker Sby
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003gob3l
 
Uu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerjaUu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerjaDwi Widya
 
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaanUu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaanIswandi Iswandi
 

Similar a HUBUNGAN INDUSTRIAL (20)

Tugas SDM Serikat Pekerja.ppt
Tugas SDM Serikat Pekerja.pptTugas SDM Serikat Pekerja.ppt
Tugas SDM Serikat Pekerja.ppt
 
465488079-HUKUM-ACARA-PERADILAN-HUBUNGAN-INDUSTRIAL-Teori-pptx.pptx
465488079-HUKUM-ACARA-PERADILAN-HUBUNGAN-INDUSTRIAL-Teori-pptx.pptx465488079-HUKUM-ACARA-PERADILAN-HUBUNGAN-INDUSTRIAL-Teori-pptx.pptx
465488079-HUKUM-ACARA-PERADILAN-HUBUNGAN-INDUSTRIAL-Teori-pptx.pptx
 
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, hukum perburuhan, makalah
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali,  hukum perburuhan, makalahTm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali,  hukum perburuhan, makalah
Tm 7, 4, hbl, wenna sustiany, hapzi ali, hukum perburuhan, makalah
 
Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003Uu no-13-tahun-2003
Uu no-13-tahun-2003
 
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdfUnion Representatif & Collective Bargaining.pdf
Union Representatif & Collective Bargaining.pdf
 
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang KetenagakerjaanUndang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
Undang-undang No.13 Th.2003 tentang Ketenagakerjaan
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mmHukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
Hukum ketenagakerjaan & hubungan industrial by dadang budiaji mm
 
Uu no13-th2003-ketenagakerjaan-1234774127879598-2
Uu no13-th2003-ketenagakerjaan-1234774127879598-2Uu no13-th2003-ketenagakerjaan-1234774127879598-2
Uu no13-th2003-ketenagakerjaan-1234774127879598-2
 
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptxSosialisasi dan Konsolidasi.pptx
Sosialisasi dan Konsolidasi.pptx
 
12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan12. perselisihan perburuhan
12. perselisihan perburuhan
 
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
Uu no-13-tahun-2003-131031140547-phpapp01
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBURUHAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBURUHAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBURUHAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBURUHAN,UNIVERSITAS MERCU BUA...
 
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
UU No.13 Tahun 2003 (Ketenagakerjaan)
 
Uu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 KetenagakerjaanUu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
Uu no 13 th 2003 Ketenagakerjaan
 
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAANUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN
 
Uu no 13_2003
Uu no 13_2003Uu no 13_2003
Uu no 13_2003
 
Uu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerjaUu no 13_2003 tenagakerja
Uu no 13_2003 tenagakerja
 
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaanUu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
Uu no 13 tahun 2003 ketenagakerjaan
 
Undang undang
Undang undangUndang undang
Undang undang
 

HUBUNGAN INDUSTRIAL

  • 2. Hubungan Industrial  sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa  didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945  terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah
  • 3. Peran unsur-unsur tripartit :Kelangsungan usaha dan ketenangan bekerja  Pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh  codetermination  Pengusaha  kebijakan  Partner produksi, keuntungan, tanggung jawab  Pemerintah
  • 4. Fungsi Pemerintah  Menetapkan kebijakan  Memberikan pelayanan  Melaksanakan pengawasan  Melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan  Menyelenggarakan penyelesaian perselisihan / peradilan
  • 5. Sarana Hubungan Industrial  Serikat pekerja/serikat buruh  Organisasi pengusaha  LKS Bipartit  LKS Tripartit  Peraturan Perusahaan  Perjanjian Kerja Bersama  Peraturan Perundang-undangan  Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
  • 6. Serikat pekerja/serikat buruh  Dibentuk dari dan oleh pekerja/buruh  Di perusahaan atau di luar perusahaan  Bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab  Bertujuan untuk: o memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh o meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya  UU no. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/serikat buruh
  • 7. Pembentukan serikat pekerja/serikat buruh  Atas dasar sektor usaha, jenis pekerjaan, atau bentuk lain sesuai kehendak buruh  Setiap pekerja hanya berhak menjadi anggota dari 1 (satu) serikat pekerja  1(satu) serikat pekerja menghimpun sekurang- kurangnya 10 pekerja/buruh  Untuk pekerja yang memegang jabatan yang mungkin menimbulkan pertentangan kepentingan, tidak boleh menjadi pengurus serikat pekerja  Tidak boleh ada diskriminasi keanggotaan  Hal-hal intern diatur dalam AD/ART  Pemberitahuan kepada instansi yang berwenang untuk pencatatan  nomor bukti pencatatan
  • 8. Organisasi pengusaha • perkumpulan dari pengusaha • dibentuk berdasarkan kebutuhan pengusaha • pengusaha  orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri, atau bukan miliknya, berada di Indonesia atau sebagai wakil perusahaan yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia
  • 9. Lembaga Kerjasama Bipartit  Anggotanya terdiri dari wakil pengusaha dan pekerja (SP/SB yang tercatat atau perwakilan pekerja)  berada di tingkat perusahaan  sebagai forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di perusahaan  wajib dibentuk di perusahaan yang pekerjanya 50 orang atau lebih  sanksi administratif
  • 10. Lembaga Kerjasama Tripartit  Forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah  terdiri dari organisasi pengusaha, SP/SB dan Pemerintah  untuk memberi pertimbangan, saran dan pendapat kepada pemerintah dan pihak terkait dalam penyusunan kebijakan dan pemecahan masalah ketenagakerjaan didasarkan pada wilayah atau sektor, yang terdiri dari tingkat Nasional, provinsi dan Kabupaten/Kota
  • 11. Peraturan perusahaan  peraturan tertulis yang dibuat oleh pengusaha  memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan, termasuk hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja  wajib disusun oleh pengusaha yang mempekerjakan minimal 10 orang  perlu pengesahan, dan masa berlaku maksimal 2 tahun  sanksi pidana denda
  • 12. Perjanjian kerja bersama  perjanjian antara SP/SB atau beberapa SP/SB (yang tercatat pada instansi yang bertanggungjawab dan anggotanya 50 % dari keseluruhan pekerja atau dukungan atau koalisi anggota) dengan pengusaha atau beberapa/perkumpulan pengusaha  memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua pihak  jangka waktu 2 tahun + 1 tahun  Sebagai acuan dalam pembuatan perjanjian kerja
  • 13. Peraturan perundang-undangan  Hukum nasional  Pengaruh hubungan internasional, konvensi dan rekomendasi ILO: Konvensi hak-hak dasar pekerja
  • 14. Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial  Menyelesaikan perselisihan hubungan industrial yang terjadi: di luar pengadilan (melalui Mediasi, konsiliasi atau arbitrase) atau melalui pengadilan  UU no. 2 tahun 2004 tentang PPHI