Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan asuhan mandiri pemanfaatan tanaman obat keluarga (TOGA) dan akupresur di masyarakat. Beberapa poin pentingnya adalah pelatihan kader sebagai fasilitator asuhan mandiri, pembentukan kelompok-kelompok asuhan mandiri di masyarakat, dan pembinaan kelompok tersebut untuk memanfaatkan TOGA dan akupresur secara mandiri.
2. MODALITAS UTAMA
SUMBER DAYA MANUSIA DAN SUMBER
DAYA ALAM INDONESIA
• Kecenderungan masyarakat untuk “back to nature”
• Indonesia memiliki 30.000 jenis TO, 7500 – 9600
tanaman berpotensi sebagai obat. 8500 jenis yang
diteliti , 300 spesies yang telah digunakan
sebagai Obat Tradisional.
3. RISKESDAS 2013
Jenis Obat yang disimpan
6,4%
27,8%
35,7%
82%
Obat Tidak Teridentifikasi
Masyarakat tidak mengingat kandungn
obat yang disimpannya
Obat Antibiotik
Menyimpan obat dengan kandungan
antibiotik
Menyimpan Obat Keras
Yang diperoleh dari resep dokter
maupun dari apotek
Menyimpan Obat Bebas
Penggunaan obat bebas dan bebas
terbatas tanpa supervisi tenaga
kesehatan
60%
40%
55%
85%
6,4%
27,8%
35,7%
82%
60% Obat Tradisional
Berupa jamu, herbal tersandart
maupun simplisia
85%
60 %
4. • Ps 61:1 Masyarakat diberi kesempatan yang se-luas2nya
untuk mengembangkan, meningkatkan dan
menggunakan yankestrad yang dapat
dipertanggungjawabkan manfaat & keamanannya
• Ps 61:2 Pemerintah mengatur dan mengawasi yankestrad
dengan didasarkan pada keamanan, kepentingan
dan perlindungan masyarakat
UU NO 36/2009 TENTANG KESEHATAN
5. Pemerintah bertanggungjawab memberdayakan dan mendorong peran aktif
masyarakat dalam upaya pengembangan kesehatan tradisional
Diarahkan agar masyarakat dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri
(asuhan mandiri) dan benar.
Dilaksanakan melalui pemanfaatan taman obat keluarga & keterampilan
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(PP No 103/2014 ttg Yankestrad)
5
6. Pengembangan Kesehatan
Tradisional melalui Asuhan Mandiri
Pemanfaatan TOGA dan
Keterampilan
(Permenkes No 9 Thn 2016)
6
Saat ini :
Pemanfaatan TOGA
Pemanfaatan
akupresur
7. Manfaat TOGA
•Upaya kesehatan preventif (pencegahan penyakit),
promotif (peningkatan kesehatan), kuratif
(penanggulangan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan
kesehatan) (Aspek Kesehatan)
•Memperbaiki status gizi keluarga (Aspek Kesehatan)
Meningkatkan kesehatan lingkungan dan pelestarian
(Aspek Lingkungan)
•Menambah penghasilan keluarga (Aspek Ekonomi)
8. GERAKAN ASUHAN MANDIRI
KESEHATAN TRADISIONAL
UPAYA DARI SEMUA PIHAK UNTUK MENDORONG
KELUARGA BINAAN MEMANFAATKAN TOGA DAN
KETERAMPILAN , MELAKSANAKANNYA SECARA
BERKESINAMBUNGAN DAN BERPERAN AKTIF
MEMBENTUK KELOMPOK-KELOMPOK BARU
8
DILAKSANAKAN DALAM BERBAGAI BENTUK
UKBM YANG ADA DI MASYARAKAT
9. PRINSIP
1. Kesadaran dan keinginan sendiri (tdk ada paksaan,
motivasi diri)
2. Kebersamaan (saling berbagi pengetahuan dan
kemampuan)
3. Kerjasama dan peran aktif kelompok
4. Kemandirian (kemampuan menolong diri sendiri &
keluarga dan tersedia bahan tanaman obat/ peralatan
keterampilan pijat yang diperlukan)
5. Orientasi kepada kebutuhan masyarakat ( dukungan
kebijakan/peraturan)
6. Komitmen (pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh digunakan hanya untuk diri sendiri dan
keluarga)
PERSYARATAN
1.Saling mempercayai
2.Saling terbuka
3.Mengakui
kelebihan/kelemahan anggota
lainMenerima umpan balik
4.Saling belajar
5.Memupuk rasa kebersamaan
PEMBENTUKAN KELOMPOK ASUHAN MANDIRI
10. Setiap keluarga dalam kelompok Asman mempelajari dan
melaksanakan Asman
TOGA : pemilihan benih, penanaman, pemeliharaan,
pemanenan;
Akupresur mandiri
Kader didampingi fasilitator Puskesmas dan mitra mengajarkan
keluarga binaan ttg pengolahan & pemanfaatan hasil TOGA
menjadi produk yg dimanfaatkan sendiri atau utk me(+)
penghasilan keluarga
Kader dan atau didampingi fasilitator melatih keluarga binaan
tentang akupresur utk diterapkan dalam keluarga ketika sakit
ringan
KEGIATAN KELOMPOK ASMAN
11. Setiap keluarga dalam kelompok asman saling
berbagi pengetahuan tentang TOGA dan
keterampilan
Setiap keluarga mencatat penggunaan TOGA dan
akupresur dalam rumah tangganya
Kader merekap setiap bulan catatan keluarga binaan
Setiap anggota kelompok asman yang sudah dapat
mandiri mengajak 5-10 KK untuk bergabung dan
membentuk kelompok asman yang baru
13. 13
Akupresur = accos + pressure
jarum + menekan
Accupunture without needle
Mengatasi masalah kesehatan melalui teknik penekanan pada titik-titik
akupunktur di permukaan tubuh menggunakan jari/anggota gerak/benda tumpul
Tujuan : melancarkan aliran energi vital pada seluruh tubuh
PENGERTIAN AKUPRESUR
14. AKUPRESUR
salah satu jenis/cara pengobatan tradisional ketrampilan
yang dilakukan melalui teknik penekanan di permukaan
tubuh pada titik-titik akupunktur dengan menggunakan jari,
atau bagian tubuh lain, atau alat bantu, dengan tujuan untuk
perawatan kesehatan.
15. SEJARAH AKUPRESUR
• Dahulu: pemijatan merupakan naluri alamiah,biasanya keterampilan
tersebut diperoleh secara turun menurun tanpa adanya pedoman tertentu
dan berkembang sesuai dengan pengalaman serta kreatifitas dari individu
masing-masing.
• Sekarang keterampilan tersebut sudah berkembang,seiring dengan
perkembangan ilmu akupunktur.Pada intinya akupresur merupakan metode
perangsangan di titik akupunktur ataupun meridian.
• Dibeberapa negara tertentu akupresur berkembang menjadi bagian dari
akupunktur yang dipelajari khusus di jenjang pendidikan tinggi.
16. MANFAAT AKUPRESUR UNTUK ASUHAN MANDIRI
Tindakan akupresur dapat memberikan manfaat bagi tubuh, antara lain:
• Meningkatkan kebugaran
• Melancarkan peredaran darah
• Mengurangi rasa nyeri
• Mengurangi stres atau menenangkan pikiran
17. KONTRAINDIKASI AKUPRESUR
1. Kegawatan medik
2. Kasus yang perlu pembedahan
3. Keganasan
4. Penyakit akibat hubungan seksual
5. Penyakit Infeksi
6. Penggunaan obat pengencer darah (antikoagulansia)
7. Diketahui ada kelainan pembekuan darah
8. Daerah luka bakar, borok dan luka parut yang baru (kurang dari
satu bulan)
19. TEHNIK RANGSANG
• Perangsangan di titik akupresur mempengaruhi
efek terhadap tubuh manusia.
• Perangsangan di bedakan menjadi 2:
1. Penguatan
2. Pelemahan
20. MENGOPTIMALKAN MANFAAT AKUPRESUR
• Untuk mengoptimalkan manfaat akupresur, sebaiknya
dilakukan terlebihdahulu tindakan pelemasan otot-otot pada
daerah yang akan dilakukan akupresur.
• Pelemasan otot-otot dilakukan pada daerah otot besar
seperti: Tengkuk, Bahu, Lengan, Tangan, Pinggang, Paha,
Kaki.
• Pelemasan otot dilakukan dengan cara meremas otot besar
menggunakan telapak tangan dan kelima jari tangan,
masing-masing dilakukan sebanyak 5 kali.
21. Langkah yang telah dilakukan
Sosialisasi Asman TOGA oleh
Dinas Kesehatan
Tahun 2018
Pelatihan wrga dan kader
sebagai Fasilitator
(2 dan 4 Juli 2019)
Sosialisasi Asman TOGA ke
Kelurahan
(Juli-Oktober 2018)
Sosialisasi Asman TOGA di
UPTD Puskesmas Ngletih
18 April 2018
22. Sosialisasi Asman TOGA
Dengan mahasiswa
KKN IIK Bhakti
Wiyata
Kelurahan
Tempurejo
Pada kesempatan
Tersebut juga disertakan
penyerahan tanaman TOGA
Secara simbolik ke warga
24. Kelurahan Tempurejo Kelurahan Ketami
Kelurahan Ngletih Kelurahan Bawang
Advokasi ke
Kelurahan di
wilayah Kerja
UPTD
Puskesmas
Ngletih
25. Contents Here Contents Here
Contents Here Contents Here
Dilaksanakan pada
tanggal 2 dan 4 Juli 2019
Dihadiri oleh perwakilan
seluruh kelurahan di
wilayah kerja UPTD
Puskesmas Perawatan
Ngletih
Pelatihan
pemanfaatan
TOGA dan
Akupresur
27. TAHAP PEMBENTUKAN
KELOMPOK (1)
27
1. Penyiapan SDM:
a. TOT (Kemenkes Tim Pelatih Prov Tim Pelatih Kab/Kota
Tim Fasilitator (Puskesmas)
b. Tim Pelatih ditetapkan dengan SK Kadinkes
c. Tim Fasilitator ditetapkan dengan SK Kepala Puskesmas
2. Sosialisasi dan Orientasi kader
a. Sosialisasi LP LS PKM oleh Tim Fasilitator melalui lokmin
b. PKM mengembangkan upaya kestrad masyarakat bersama LS
terkait
c. Fasilitator melakukan orientasi asman pemanfaatan TOGA dan
akupresur bagi kader didampingi Tim Pelatih Kab/Kota
(menggunakan modul dan bahan yang ditetapkan)
28. 3. Pembentukan Kelompok Asman
dalam rangka pemberdayaan masyarakat
a. Identifikasi kelompok yang sudah ada di masyarakat
(kelompok dasa wisma kelompok tani tani/kelompok
nelayan/kelompok arisan, dsb
b. Sosialisasi Asman Pemanfaatan TOGA dan akupresur
c. Kader membentuk kelompok Asman
(5-10 kk/KELOMPOK)
28
TAHAP PEMBENTUKAN KELOMPOK
(2)
29. Langkah-langkah pembentukan Asman:
Forming
Kader memfasitasi keluarga binaan untuk saling mengenal lebih dekat, mis
menceritakan pengalaman masing-masing dalam pemanfaatan TOGA dan
informasi tentang tanaman obat yang dimiliki masing-masing
Storming
Kader memfasilitasi anggota kelompok untuk membicarakan rencana
kegiatan kelompok, semua anggota kelompok diberi kesempatan
berbicara dan memberikan ide
Norming
Kader bersama anggota kelompok bersama-sama membuat struktur
organisasi, pembagian tugas dan tata tertib bersama
Performing
Setiap orang merasa saling tergantung dan saling membutuhkan
29
TAHAP PEMBENTUKAN KELOMPOK
(3)
30. 4. Pasca pembentukan Kelompok
Kader (didampingi fasilitator dan mitra)
1. Melakukan pendekatan kpd kelompok
(menciptakan suasana kondusif, menumbuhkan rasa percaya diri, memberi
kesempatan untuk berkembang & evaluasi terhadap perbedaan pendapat)
2. Membina kelompok asman
(pembekalan pengetahuan dan keterampilan, dilakukan secara berkala 1
kali/bulan sesuai jadwal yang disepakati)
30
32. KELOMPOK ASUHAN MANDIRI PEMANFAATAN
TOGA DAN AKUPRESUR
32
Kader
Anggota binaan
5-10 Keluarga
MELAKSANAKAN
KEGIATAN
BERKALA
PENGORGANISASIAN
PUSKESMAS
PEMBINAAN
KELOMPOK
LINTAS
SEKTOR
PEMBINAAN
PELATIHAN KADER
1. Dinas Pertanian
2. Dinas Perdagangan dan
Industri
3. Dinas Koperasi
4. Badan Pemberdayaan
Masyarakat
5. PKK
33. B. PENATALAKSANAAN
33
Pusat
Provinsi
Kab/Kota
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Kelompok Asman
• Menetapkan kebijakan nasional
• Sosialisasi advokasi kpd pemangku keputusan
• Meningkatkan kapasitas SDM
• Pembinaan
• Membuat kebijakan tkt provinsi
• Sosialisasi/Advokasi
• Meningkatkan kapasitas SDM
• Pembinaan
• Membuat kebijakan tkt kab/kota
• Sosialisasi/Advokasi
• Meningkatkan kapasitas SDM
• Pembinaan
• Sosialisasi/Advokasi
• Identifikasi masalah, kebutuhan, harapan serta potensi
• Mengajukan rencana anggaran melalui Musrenbang
• Orientasi kader tentang asman
• Fasilitasi kader dalam pembentukan /pengemb asman
• Pendampingan kader
Menerbitkan SK ( penetapan kader, pembentukan Kel Asman, P.Jawab Asman)
Mengkoordinir pemberdayaan masyarakat
Survei mawas diri (SMD): identifikasi masalah kes, kebutuhan, harapan dan potensi yang dimiliki
utk pengemb asman
Membahas SMD melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) & menyusun renc kegiatan
Kades mengusulkan anggaran utk mendukung pengem kegiatan Asman
Petugas PKM dan kader melakukan penyuluhan dan pembinaan Kelompok Asman
• Aman: Metode yg digunakan aman,
bermanfaat, dpt dipertanggungjawabkan
secara empiris
• Norma: Mengikuti nilai2 budaya, agama &
sosial yg berlaku
• Praktis: Digunakan dg cara sederhanan, alat
& bahan mudah didapat
• Partisipasi aktif: Ada dukungan aktif peran
serta masyarakat (tenaga/sarpras/dana)
• Keg dilakukan min 1kali/bulan, dipimpin
oleh kader, didampingi oleh fasilitator
Puskesmas
34. KEGIATAN PADA KELOMPOK
ASMAN (1)
Setiap keluarga dalam kelompok Asman mempelajari dan melaksanakan Asman
TOGA
pemilihan benih, penanaman, pemeliharaan, pemanenan; dan akupresur
mandiri
Kader didampingi fasilitator Puskesmas dan mitra mengajarkan keluarga binaan ttg
pengolahan & pemanfaatan hasil TOGA menjadi produk yg dimanfaatkan sendiri atau
utk me(+) penghasilan keluarga
Kader dan atau didampingi fasilitator melatih keluarga binaan tentang akupresur utk
diterapkan dalam keluarga ketika sakit ringan
34
35. KEGIATAN PADA KELOMPOK ASMAN (2)
1. Setiap keluarga dalam kelompok asman saling berbagi
pengetahuan tentang TOGA dan keterampilan
2. Setiap keluarga mencatat penggunaan TOGA dan akupresur
dalam rumah tangganya
3. Kader merekap setiap bulan catatan keluarga binaan
4. Setiap anggota kelompok asman yang sudah dapat mandiri
mengajak 5-10 KK untuk bergabung dan membentuk kelompok
asman yang baru
35
36. 36
Rangkaian kegiatan penilaian secara berjenjang, yang diselenggarakan secara
berkala dan berkesinambungan untuk mengevaluasi pengelolaan dan
pemanfaatan TOGA dan Akupresur bagi kesehatan
PENILAIAN ASUHAN MANDIRI PEMANFAATAN TOGA
DAN AKUPRESUR
Dilakukan berkesinambungan dan berjenjang sebagai bentuk pembinaan
terhadap Kelompok Asuhan Mandiri (Kader) dan Keluarga Binaan