Maimunah binti Harits al-Hilaliyah adalah istri Nabi Muhammad yang menyerahkan dirinya dengan ikhlas kepada Nabi. Dia lahir enam tahun sebelum kenabian dan menjadi janda pada usia 26 tahun. Setelah itu dia menyatakan keimanannya secara terbuka dan menikah dengan Nabi. Dia dikenal akan ketakwaannya dan penguasaan ilmunya. Maimunah meninggal pada usia 80 tahun.
1. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Maimunah Binti Harits al-Hilaliyah (Wafat 50 H)
Maimunah binti al-Harits al-Hilaliyah adalah istri Nabi yang sangat mencintai
beliau dengan tulus selama mengarungi bahtera numah tangga bersama. Dialah
satu-satunya wanita yang dengan ikhlas menyerahkan dirnya kepada kepada
Rasulullah ketika keluarganya hidup dalam kebiasaan jahiliah. Allah telah
menurunkan ayat yang berhubungan dengan dirinya:
“.. dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi
mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang
mukminin…” (QS. Al-Ahzab:50)
Ayat di atas merupakan kesaksian Allah terhadap ke ikhlasan Maimunah kepada
Allah dan Rasul-Nya. Bagaimana rnungkin Rasulullah menolak wanita yang
dengan suka rela menyerahkan dirinya. Hal itu menunjukkan kadar ketakwaan
dan keirnanan Maimunah. Selain itu, wanita itu berasal dari keturunan yang
baik. Kakak kandungnya, Ummul-Fadhal, adalah istri Abbas bin Abdul-
Muththalib (paman Nabi) dan wanita yang pertarna kali merneluk Islam setelah
Khadijah. Saudara perempuan seibunya adalah Zainab binti Khuzaimah (istri
Nabi Shallallahu alaihi wassalam.), Asma binti Urnais (istri Ja’far bin Abu
Thalib), dan Salma binti Umais (istri Hamzah bin Abdul-Muththalib).
Nasab, Masa Pertumbuhan, dan Pernikahan
Nama lengkap Mairmnah adalah Barrah binti al-Harits bin Hazm bin Bujair bin
Hazm bin Rabiah bin Abdullah bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah. Ibunya bernama
Hindun binti Aus bin Zubai bin Harits bin Hamathah bin Jarsy.
Dalam keluarganya, Maimunah termasuk dalam tiga bersaudara yang memeluk
Islam. Ibnu Abbas meriwayatkan dari Rasulullah, “Al-Mu’minah adalah tiga
bersaudara, yaitu Maimunah, Ummu-Fadhal, dan Asma’.” Maimunah dilahirkan
enam tahun sebelum masa kenabian, sehingga dia mengetahui saat-saat orang-
orang hijrah ke Madinah. Dia banyak terpengaruh oleh peristiwa hijrah
tersebut, dan juga banyak dipengaruhi kakak perempuannya, Ummul-Fadhal,
yang telah lebih dahulu memeluk Islam, namun dia menyembunyikan
keislamannya karena merasa bahwa lingkungannya tidak mendukung.
Tentang suaminya, banyak riwayat yang memperselisihkannya, namun ada juga
kesepakatan mereka tentang asal-usul suaminya yang berasal dan keluarga
Abdul-Uzza (Abu Lahab). Sebagian besar riwayat mengatakan bahwa nama
suaminya adalah Abu Rahm bin Abdul-Uzza, seorang muysrik yang mati dalam
keadaan syirik. Suaminya meninggalkan Maimunah sebagai janda pada usia 26
tahun.
Kekokohan Iman
1
2. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Setelah suaminya meninggal, dengan leluasa Maimunah dapat menyatakan
keimanan dan kecintaannya kepada Rasulullah. Sehingga dengan suka rela dia
menyerahkan dirinya kepada Rasulullah untuk dinikahi sebagaimana
diterangkan oleh Ibnu Hisyam dalam A1-Ishabah-nya Ibnu Hajar dari referensi
az-Zuhri.
Tentang penyerahan Maimunah kepada Nabi Shallallahu alaihi wassalam. ini
telah dinyatakan dalam Al-Qur’an surat al-Ahzab:50. Maimunah tinggal bersama
saudara perempuannya, Ummul Fadhal, istri Abbas bin Abdul Muththalib. Suatu
ketika, kepada kakaknya, Maimunah menyatakan niat penyerahan dirinya
kepada Rasulullah. Ummul-Fadhi menyampaikan berita itu kepada suaminya
sehingga Abbas pun mengabarkannya kepada Rasulullah. Rasulullah mengutus
seseorang kepada Abbas untuk meminang Maimunah. Betapa gembiranya
perasaan Maimunah setelah mengetahui kesediaan Rasulullah menikahi dirinya.
Mimpi yang Menjadi Kenyataan
Pada tahun berikutnya, setelah perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah bersama
kaum muslimin memasuki Mekah untuk melaksanakan ibadah umrah. Sesuai
dengan isi perjanjian Hudaibiyah, Nabi diizinkan untuk menetap di sana selama
riga hari, namun orang-orang Quraisy menolak permintaan Nabi dan kaum
muslimin untuk berdiam di sana lebih dari tiga hari. Kesempatan itu digunakan
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Untuk melangsungkan pernikahan
dengan Maimunah. Setelah pernikahan itu, beliau dan kaum muslirnin
rneninggalkan Mekah.
Maimunah mulai memasuki kehidupan rumah tangga Rasulullah dan beliau
menempatkannya di kamar tersendiri. Maimunah memperlakukan istri-istri
beliau yang lain dengan baik dan penuh hormat dengan tujuan mendapatkan
kerelaan hati beliau semata.
Tentang Maimunah, Aisyah menggambarkannya sebagai berikut. “Demi Allah,
Maimunah adalah wanita yang baik kepada kami dan selalu menjaga silaturahmi
di antara kami.” Dia dikenal dengan kezuhudannya, ketakwaannya, dan
sikapnya yang selalu ingin mendekatkan diri kepada Allah. Riwayat-riwayat pun
menceritakan penguasaan ilmunya yang luas.
Saat Wafatnya
Pada masa pemerintahan Khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan, bertepatan
dengan perjalanan kembali dari haji, di suatu tempat dekat Saraf, Maimunah
merasa ajalnya menjelang tiba. Ketika itu dia berusia delapan puluh tahun,
bertepatan dengan tahun ke-61 hijriah. Dia dimakamkan di tempat itu juga
sebagaimana wasiat yang dia sampaikan. Menurut sebagian riwayat, dia adalah
istri Nabi yang terakhir meninggal. Semoga Allah memberi tempat yang layak di
sisi-Nya. Amin.
2
3. Biografi Istri Rasulullah
Pustaka Pribadi Mushawwir Mus
Sumber :
buku Dzaujatur-Rasulullah, karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh
Diambil dari :
http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/01/maimunah-binti-harits-al-hilaliyah
3