Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sebagai suatu makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia selalu tidak terlepas dari apa itu yang dinamakan interaksi, baik itu dengan sesamanya mau lingkungan kehidupannya. Ketika suatu individu telah masuk dalam suatu lingkungan kelompok atau organisasi, manusia tersebut haruslah mampu menciptakan kondisi yang harmonis antar anggota kelompok atau organisasi yang dimasukinya.
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
Makalah Leadership
1. MAKALAH
PENGANTAR MANAJEMEN
(LEADERSHIP)
OLEH:
KELAS : A5
KELOMPOK : 2 (DUA)
MODERATOR : MAHMUD (14.01.0037/M)
NOTULEN : IKA FITRIANINGSIH (14.01.0019/M)
PENYAJI : KSATRIA Y. S EMA (14.01.0235/M)
ANGGOTA : -HAZHIYAH RAMADHANI
(14.01.0046/M)
-GABRIEL SALVESTER STALONE
(14.01.0144/M)
-IRENA PUSPITASARI (14.01.0235/M)
-KHAERUNNAS (14.01.0166/M)
-MAULUDIN (14.01.0218/M)
-M. AGUS FADILLAH (14.01.0073/M)
2. 2
-M. JAELANI (14.01.0023/M)
-M. SYAHRIJAL (14.01.018/M)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
KOTA BIMA
TAHUN AKADEMIK 2014-2015
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena tanpa rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kami semua tidak dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat
pada waktunya walaupun dalam bentuk maupun isi yang sederhana.
Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan sebagai acuan, pedoman maupun
petunjuk bagi para pembaca, namun yang paling utama semoga makalah ini dapat menambah
wawasan para pembaca mengenai materi yang kami bahas dalam makalah ini.
Kami dari kelompok 2 menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu kritik dan saran dari
pembaca yang membangun sangat kami butuhkan untuk menyempurnakan pembuatan
makalah-makalah kami yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga Tuhan Yang
Maha Kuasa membalas jasa-jasanya dan senantiasa meridhai kita semua. Amiin…
3. 3
Bima, 10 Desember 2014
Penyusun
(Kelompok 2)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...……………………………………………………..2
DAFTAR ISI…………………………………….…………………………...3
BAB 1| PENDAHULUAN……………………………………………….…4
A. LATAR BELAKANG……………………………..…………………….…...4
B. RUMUSAN MASALAH……………………………….…………….……...5
C. TUJUAN………………………………………………………….…………5
BAB 2| ISI……………………………………………...………….…………6
A. DEFINISIKEPEMIMPINAN……….………………..……………………6
B. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN…….………………….……………....8
C. FUNGSI DAN GAYA KEPEMIMPINAN…………………………….…12
1. Fungsi Kepemimpinan……....………………………………………....12
2. Gaya Kepemimpinan……………...…………...……………………….13
D. KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL DAN
TRANSFORMASIONAL…………………………………………….....…15
1. Kepemimpinan Transaksional…….…………………..………………15
2. Kepemimpinan Transformasional…………………………………......15
E. PEMIMPIN……………………………...…………………………………16
1. Kriteria Seorang Pemimpin………………………………….....……...16
2. Peranan Pemimpin…………………………………………………….17
3. Tugas Pemimpin………………………………………………………19
4. Pemimpin Sejati………………………………………….………….....20
4. 4
5. Syarat Menjadi Pemimpin…………………………………………......21
F. MENGEMBANGKAN JIWA KEPEMIMPINAN……………………......23
BAB 3| PENUTUP………………………………………………………...25
A. KESIMPULAN…………………………………………………………….25
B. SARAN DAN KRITIK…………………………………………………….27
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….28
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan (leadership) merupakan suatu hal yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita
sebagai suatu makhluk sosial. Dalam kehidupannya manusia selalu tidak terlepas dari apa itu yang
dinamakan interaksi, baik itu dengan sesamanya mau lingkungan kehidupannya. Ketika suatu individu
telah masuk dalam suatu lingkungan kelompok atau organisasi, manusia tersebut haruslah mampu
menciptakan kondisi yang harmonis antar anggota kelompok atau organisasi yang dimasukinya.Setiap
anggota kelompok haruslah saling menghargai dan menghormati agar suatu tujuan yang telah dibuat
bersama dapat tercapai, untuk itulah peran leadership dibutuhkan guna mencapai hal tersebut.
Setiap manusia pada dasarnya telah memiliki jiwa kepemimpinan sejak mereka dilahirkan kedunia ini,
karena tujuan utama manusia diciptakan adalah untuk menjadi pemimpin di muka bumi. Jiwa
kepemimpinan itu dapat terlihat atau tidaknya tergantung bagaimana kita mengolah dan
mengembangkan kemampuan itu sendiri.Gaya kepemimpinan setiap individu itupun berbeda-beda,
hal tersebut tergantung pada bagaimana kita tadi mengembangkan jiwa kepemimpinan dan
5. 5
mendefinisikan kepemimpinan tersebut, karena tentunya setiap individu memiliki definisi tersendiri
tentang kepemimpinan.
Sering orang mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan inti daripada manajemen.Memang
demikianlah karena tanpa adanya seorang pemimpin maka fungsi-fungsi dalam suatu manajemen
tersebut tidak dapat berjalan tanpa adanya seorang pemimpin yang mengatur, mengarahkan serta
menjalankan hal tersebut.Atau dengan kata lain kepemimpinan merupakan “motor atau daya
penggerak daripada semua sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu
organisasi”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka muncul beberapa permasalahan yang timbul antara lain:
a. Apa itu leadership (kepemimpinan) ?
b. Bagaimana mengembangkan jiwa kepemimpinan tersebut ?
c. Apa sajakah tugas seorang pemimpin ?
C. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
a. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah pengantar manajemen.
b. Diharpkan mahasiswa mampu mendefinisikan makna dari kepemimpinan.
c. Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa mampu mengembangkan jiwa
kepemimpinan dalam diri masing-masing.
d. Untuk memahami tugas-tugas seorang pemimpin.
6. 6
BAB 2
ISI
A. DEFINISI KEPEMIMPINAN
Dalam suatu organisasi atau kelompok kita sering mendengar istilah kepemimpinan, pemimpin dan
kekuasaan. Bagi orang awam istilah-istilah tersebut mungkin diartikan serupa, karena kalau dilihat
sekilas mungkin istilah-istilah tersebut tidak memiliki perbedaan sama sekali, namun dalam konteks
sebenarnya istilah-istilah tersebut berbeda.
Pemimpin adalah orang yang memiliki wewenang untuk menjalankan fungsi kepemimpinan yang
meliputi mengatur, mengarahkan, mengorganisasikan maupun membantu mengembangkan
kemampuan dalam diri orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya (bawahan) sehingga mampu
menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan dapat bersama-sama mencapai suatu tujuan organisasi
atau perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Kepemimpinan itu sendiri dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses untuk mempengaruhi, memotivasi, memberi contoh serta
mengajak seseorang dari pemimpin kepada bawahan untuk mau bekerja samadalam mencapai suatu
tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok
dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.
Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
7. 7
Pendayagunaan Pengaruh
Hubungan Antar Manusia
Proses Komunikasi dan
Pencapaian Suatu Tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, adalah:
Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Setiap orang dalam mengartikan suatu istilah tentu saja memiliki pemikiran atau pendapat yang
berbeda-beda baik dari para ahli maupun bukan, hal ini tentunya menyebabkan munculnya beberapa
pemikiran atau pendapat yang berbeda-beda pula dalam hal mendefinisikan istilah pemimpin dan
kepemimpinan.
Adapun pendapat-pendapat para ahli tentang arti dari kepemimpinan antara lain:
1. Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Menurutnnya kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain
dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
2. Young (dalam kartono, 2003)
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup
mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan
oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
3. George R. Terry
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4. E. S Bogardus “Leader and Leadership”
Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok.
Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga
merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam
mana seseorang mendominasi orang-orang lain.
5. Rivai dan Mulyadi (dalam Teguh Sriwidadi dan Oey Charlie, 2011)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mengarahkan dan memengaruhi aktivitas-aktivitas yang
ada hubungannya dengan pekerjaan para anggota kelompok.
Adapun pendapat para ahli tentang pemimpin antara lain:
1. Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan
Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya
untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
2. Robert Tanembaum
Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian
pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
3. Prof. Maccoby
pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang
terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orang yang
religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara
kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang
berlainan.
8. 8
4. Lao Tzu
Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang lain, sehingga
akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu
5. Pancasila
Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing
asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasila adalah:
Ing Ngarsa Sung Tuladha: Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
Ing Madya Mangun Karsa: Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani: Pemimpin harus mampu mendorong orang–orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
Dalam suatu oragnisasi istilah kepemimpinan atau pemimpin tidak akan terbentuk tanpa adanya
unsur-unsur didalamnya. karenasecara dasar, unsur-unsur itulah yang membentuk arti kepemimpinan
atau pemimpin, unsur-unsur itu antara lain:
a. Adanya bawahan
b. Adanya situasi dimana pemimpin berinteraksi dengan bawahan
c. Adanya pembagian wewenang
d. Adanya tujuan yang ingin dicapai bersama
B. TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana
kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada
produktifitas organisasi secara keseluruhan. Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa
teori tentang kepemimpinan antara lain :
1) Teori Kepemimpinan Sifat (Trait Teory)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu
sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang
beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini
dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat
pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat
kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan
kepribadian.
Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan
kepemimpinan organisasi, antara lain :
Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di
atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil
9. 9
yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
Kedewasaan dan Keleluasaan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun
eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan
stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam
mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta
dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada
kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
Sikap Hubungan Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya
mampu berpihak kepadanya.
2) Teori Kepemimpinan Perilaku
Teori-teori yang mengemukakan bahwa beberapa perilaku tertentu membedakan antara
pemimpin dengan mereka yang bukan pemimpin.
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal, yaitu:
o Konsiderasi dan Inisiasi
Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan
seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat
dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.
o Berorientasi Kepada Bawahan dan Produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada
hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan
bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku
bawahan.Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki
kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan
dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang
tinggi pula.
3) Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan
faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara
perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang
dikehendaki oleh pemimpin.
4) Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
Dalam teori situasional terdapat 3 teori kunci yaitu:
Fliedler Model
Teori bahwa kelompok yang efektif bergantung pada kesesuaian antara gaya
interaksi seorang pemimpin dengan bawahannya serta sejauh mana situasi tersebut
menghasilkan kendali dan pengaruh untuk pemimpin tersebut.
10. 10
Mengasumsikan gaya kepemimpinan (berdasarkan pada orientasi tugas atau
hubungan dalam LPC (Least Preferred Coworker) questionnaire) adalah tetap.
Berdasarkan pada 3 faktor situasional:
a. Hubungan pemimpin-anggota: tingkat kepatuhan, kepercayaan, dan rasa
hormat para anggota terhadap pemimpin mereka.
b. Struktur tugas: tingkat struktur dalam pekerjaan (terstruktur atau tidak
terstruktur)
c. Kekuatan posisi: kemampuan pemimpin untuk merekrut, memecat serta
mempromosikan.
Hersey and Blanchard’s Situational Leadership Theory
Sebuah model yang berfokus pada “kesiapan” para pengikut.
Pengikut dapat menerima atau menolak pemimpin
Efektivitas tergantung pada respon pengikut terhadap tindakan pemimpin
"Kesiapan" adalah sejauh mana orang memiliki kemampuan dan kesediaan
untuk menyelesaikan tugas tertentu
Path-Goal Theory
Pemimpin memberikan pengikut informasi, dukungan, dan sumber daya
untuk membantu mereka mencapai tujuan mereka.
Pemimpin membantu memperjelas "jalan" untuk tujuan pekerja
Pemimpin dapat menampilkan jenis kepemimpinan ganda
Empat jenis pemimpin :
o Direktif: berfokus pada pekerjaan yang harus dilakukan
o Suportif: berfokus pada kebutuhan para pengikut
o Partisipatif: berunding dengan karyawan dalam pengambilankeputusan
o Berorientasi pencapaian: menetapkan tujuan-tujuan yang besar dan
menantang
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri
kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi
kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor
waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) yaitu:
o Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
o Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
o Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
o Norma yang dianut kelompok;
o Rentang kendali;
o Ancaman dari luar organisasi;
o Tingkat stress;
o Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan "membaca" situasi yang
dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu
memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah
kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi
tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan
berikut:
a. Model kontinuum Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang
11. 11
harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin
bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, ciri kepemimpinan yang
menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian
tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk
berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar
yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan
bawahan.
b. Model " Interaksi Atasan-Bawahan"
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi
yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut
mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan.
Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila:
o Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik
o Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang
tinggi
o Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada
pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat
kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini
adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan
hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang
dapat digunakan adalah
o Memberitahukan
o Menjual
o Mengajak bawahan berperan serta
o Melakukan pendelegasian
d. Model " Jalan- Tujuan "
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu
menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan.Salah satu mekanisme untuk
mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan
perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya.Perilaku
pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan faktor motivasional
bagi bawahannya.
e. Model "Pimpinan-Peran serta Bawahan" :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses
pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur
tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya.
Salah satu syarat penting untuk paradigma tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan
yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan
dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut
12. 12
"didiktekan" oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses
pengambilan keputusan.
5) Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dengan pengikutnya.Teori Kelompok dalam kepemimpinan (group theory of
leadership) dikembangkan atas dasar ilmu psikologi sosial.Teori ini menyatakan bahwa
untuk pencapaian tujuan-tujuan kelompok harus ada pertukaran yang positif antara
pemimpin dan bawahannya.
6) Teori Genetis
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin lahir bukan karena dibuat, tetapi dia lahir
menjadi pemimpin oleh bakat-bakat yang luar biasa sejak dilahirkan. Dalam dirinya
mengalir bakat-bakat dari orangtuanya maupun nenek moyangnya. Pemimpin yang lahir
dari faktor genetis, biasanya memiliki kemampuan yang luar biasa yang nampak sejak kecil.
7) Teori Sosial
Lain halnya dengan teori genetis, teori sosial bertolak belakang dengan teori genetis.Teori
sosial lebih menekan bahwa seorang pemimpin dapat disiapkan, dididik, dibentuk, dan tidak
dilahirkan begitu saja.Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan
pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.Salah satu wadah persiapan bagi
pemimpin adalah lembaga yang bernama sekolah, madrasah, pesantren maupun pelatihan-
pelatihan khusus untuk mencetak seorang pemimpin.
8) Teori Ekologis
Teori ini merupakan teori yang mencoba mensistensikan kedua teori di atas, yaitu genetis
dan sosial.Teori ekologis lebih fleksibel.Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin
sukses menjadi pemimpin bila sejak lahir dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan
bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan, juga
sesuai dengan tuntutan ekologis lingkungannya.
C. FUNGSI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
1. Fungsi Kepemimpinan
Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka kepemimpinan tersebut harus
dijalankan sesuaidengan fungsinya.Fungsi kepemimpinan berhubungn langsung dengan situasi sosial
dalam kehidupan kelompok masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada
didalam, bukan berada diluar situasi itu.
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantah merupakan sesuatu fungsi yang sangat
penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsi
kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :
Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanaan administrasi dan
menyediakan fasilitasnya.
Fungsi sebagaiTop Manajemen, yakni mengadakan planning, organizing, staffing, directing,
commanding, controling, dan sebagainya.
13. 13
Fungsi kepemimpinan menurut Hadari Nawawimemiliki dua dimensi yaitu:
1) Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam tindakan atau
aktifitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang yang dipimpinya.
2) Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan orang-orang yang
dipimpin dalam melaksnakan tugas-tugas pokok kelompok atau organisasi, yang dijabarkan
dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.
Berhubungan dengan kedua dimensi tersebut,menurut Hadari Nawawi,secara operasionaldapat
dibedakan lima fungsi pokok kepemimpinan, yaitu:
1) Fungsi Instruktif.
Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana
(cara mengerjakan perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan melaporkan
hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan perintah) agar keputusan dapat diwujudkan
secara efektif. Sehingga fungsi orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah.
2) Fungsi Konsultatif.
Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua arah. Haltersebut
digunakan manakala pemimpin dalam usaha menetapkan keputusan yang memerlukan bahan
pertimbangan dan berkonsultasi dengan orang-orang yang dipimpinnya.
3) Fungsi Partisipasi.
Dalam menjaiankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang
dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun dalam melaksanakannya. Setiap
anggota kelompok memperoleh kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam
melaksanakan kegiatan yang dijabarkan dari tugas-tugas pokok, sesuaidengan posisi masing-
masing.
4) Fungsi Delegasi
Dalam menjalankan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan wewenang membuay
atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya adalah kepercayaan ssorang
pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan untuk pelimpahan wewenang dengan
melaksanakannya secara bertanggungjawab. Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan
karena kemajuan dan perkembangan kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh seorang
pemimpin seorang diri.
5) Fungsi Pengendalian.
Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus mampu mengatur
aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga
memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal. Dalam melaksanakan fungsi
pengendalian, pemimpin dapat mewujudkan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan,
koordinasi, dan pengawasan.
Kemudian menurut Yuki (1998) fungsi kepemimpinan adalah usaha mempengaruhi dan mengarahkan
karyawan untuk bekerja keras,memiliki semangat tinggi, dan memotivasi tinggi guna mencapai
tujuan organisasi.Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur hubungan antara individu atau
kelompok dalam organisasi.Selain itu, fungsi pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan
individu atau kelompok bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian
sasaran.Dengan demikian, inti kepemimpinan bukan pertama-tama terletak pada kedudukannya dalam
organisasi, melainkan bagaimana pemimpin melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin. Fungsi
kepemimpinan yang hakiki adalah :
Selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha untuk pencapaian tujuan
Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak luar.
Sebagai komunikator yang efektif.
Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral.
14. 14
2. Gaya Kepemimpinan
Dari adanya berbagai teori kepemimpinan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat diketahui bahwa
teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style),
yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan
dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan
berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu. Gaya tersebut
bisa berbeda – beda atas dasar motivasi, kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Adapun gaya-gaya kepemimpinan antara lain:
a. Otokratis (otoriter)
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin memiliki kekuasaan penuh, dimana setiap hal yang
diperintahkan olehnya harus dilaksanankan. Pada kepemimpinan seperti ini kekuasaan sangat
dominan digunakan. Semua kebijakan atau dasar ditetapkan oleh pemimpin itu sendiri dan
pelaksanaannya ditugaskan kepada bawahannya. Kepemimpinan ini pada umumnya bersifat
negatif, karena ketika pemimpin telah membuat suatu keputusan atau kebijakan maka seluruh
bawahannya harus menerima tanpa adanya kebebasan untuk menilai baik atau buruknya
akibat yang akan ditimbulkan dan kepemimpinan ini didasarkan pada ancaman dan hukuman.
Namun demikian, kepemimpinan ini memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat
serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
b. Parsipatif
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin mengikutsertakan para staf atau bawahan dalam
pengambilan kebijakan atau keputusan untuk kepentingan bersama suatu organisasi kelompok
atau perusahaan, sehingga keputusan atau kebijakan yang diambil tidak bersifak sepihak.
c. Demokratis
Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang
demokratis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan
dapat mengarahkan diri sendiri. Kepemimpinan seperti ini cenderung mengadakan
musyawarah atau mufakat dengan setiap anggota kelompok untuk ikut serta dalam
merumuskan tujuan-tujuan yang harus dicapai kelompok dan cara-cara mencapainya.
d. Kendali bebas (laissez faire)
Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat
longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu pemimpin menghindari kuasa dan tanggung
jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan
menanggulangi masalahnya sendiri.
e. Situasional
Disini faktor yang terpenting untuk menentukan jenis kepemimpinan ialah situasinya. Dimana
pemimpin dan bawahan dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang tengah dihadapi diikuti
pula dengan penyesuaian sikap antar pemimpin dengan bawahan secara timbal balik.
f. Kepemimpinan menurut perilaku pribadi
Lahir Sesuai dengan namanya perilaku dari pemimpin penting sekali dalam bentuk
kepemimpinan ini.Ia akan cukup plaksibel untuk menggunakan tindakan yang sesuai untuk
setiap situasi sambil memperhatikan kemampuan tingkat pengawasa yang di inginkan dan
apakah pemimpin ingin memutuskan permasalahan yang bersangkutan.
g. Kepemimpinan dengan tugas sentris atau pekerja sentris
Berbagai orang dalam situasi-situasi yang berlainan memberikan responsi yang berbeda
terhadap kepemimpinan. Kepemimpinan tumbuh dari berbagai kekuatan yang beraksi dan
mengadakan interaksi terus menerus dengan memberikan tekanan kepada:
a. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan,
b. Orang-orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut
h. Kepemimpinan pribadi
15. 15
Motivasi dan pengarahan menimbulkan kontrak antar pribadi pengawai.Lahirlah suatu
hubungan yang dekat antara pemimpin dan bawahannya. Apabila mengikuti kepemimpinan
pribadi maka situasinya diliputi oleh karakteristik pribadi dan suasana yang informal
i. Kepemimpinan paternalis
j. Di dalam sistem kepemimpinan ini terdapat suatu pengaruh kebapakan antar pemimpin
dengan kelompoknya tujuannya adalah untuk melindungi dan memperhatikan kesejahteraan
pengikut-pengikutnya.
k. Kepemimpinan alami
Jenis kepemimpinan ini berasal dari kelompok-kelompok yang secara informal. Berbagai
pemimpin alami lahir untuk berbagai tujuan didalam kelompok yang sama. sukses dari
berbagai macam-macam kegiatan ditentukan oleh pemimpin tersebut, walapun kelompoknya
secara resmi dipemimipin oleh pemimpin formal.
Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang
terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin
memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya
tersebut antara lain:
a. Directing
Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki
pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila berada di bawah
tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan.
Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang
dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan
keputusan, pemimpin memberikan aturan-aturan dan proses yang detil kepada bawahan.
Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
b. Coaching
Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga
menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya,
dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah
lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan
meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
c. Supporting
Sebuah gaya dimana pemimpin memfasilitasi dan membantu upaya bawahannya dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi
tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya
ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan telah
mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita
perlumeluangkan waktu untuk berbincang-bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam
penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran-saran mereka mengenai peningkatan
kinerja.
d. Delegating
Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung
jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya
telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan
tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri.
D. KEPEMIMIPINAN TRANSAKSIONAL DAN TRANFORMASIONAL
1. Kepemimpinan Transaksional
16. 16
Kepemimpinan transaksional ini terwujud ketika para pemimpin dan para pengikut (konstituen)
berada dalam sejenis hubungan pertukaran (exchange relationship) satu sama lain agar kebutuhan
masing-masing pihak dipenuhi. Jadi, kepemimpinan ini semacam barter (tukar-menukar). Pertukaran
ini dapat berupa pertukaran yang bersifat ekonomis, politis atau psikologis, dan contoh-contohnya
dapat mencakup menukar tenaga kerja yang disumbangsihkan dengan imbalan bayaran upah,
memberi suara untuk memperoleh political favors, bersikap setia agar dapat dipertimbangkan untuk
promosi jabatan dalam perusahaan dan lain-lain. Ada contoh lagi dalam dunia bisnis: Seorang
pemimpin transaksional membantu para pengikutnya mencapai tujuan-tujuan mereka.Jadi, para
pengikutnya pun mengikuti sang pemimpin transaksional karena jelas-nyata inilah yang terbaik bagi
mereka.
Kepemimpinan transaksional adalah sesuatu yang sangat biasa kita temui dalam kehidupan sehari-
hari, namun sifatnya tidaklah untuk jangka panjang, artinya transitoris yaitu tidak ada tujuan bersama
yang perlu dipertahankan agar membuat kedua pihak itu terus-menerus bersama, sekali transaksi
dibuat. Selain itu jenis kepemimpinan ini dapat cukup efektif, namun tidak akan berakibat dalam
perubahan dalam organisasi atau masyarakat, malah cenderung untuk melestarikan dan melegitimasi
status quotayang ada.
2. Kepemimpinan Transformasional
Kepemiminan merupakan proses dimana seorang individu mempengaruhi sekelompok individu untuk
mencapai suatu tujuan. Untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif, seorang pemimpin harus dapat
mempengaruhi seluruh bawahan yang dipimpinnya melalui cara-cara yang positif untuk mencapai
tujuan organisasi. Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai proses
untuk mengubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan meningkatkan dirinya, yang
didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan.
Terdapat empat faktor untuk menuju kepemimpinan tranformasional, yang dikenal sebutan 4 I, yaitu :
Idealized influence: pemimpin merupakan sosok ideal yang dapat dijadikan sebagai panutan
bagi bawahan, dipercaya, dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kepentingan organisasi.
Inspirational motivatio:pemimpin dapat memotivasi bawahannya untuk memiliki komitmen
terhadap visi organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan yang
dibuat.
Intellectual stimulatio: pemimpin dapat menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan
bawahannya dengan mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk
membawa organisasi ke arah yang lebih baik.
Individual consideration: pemimpin dapat bertindak sebagai pelatih dan penasihat bagi
bawahannya.
Berdasarkan hasil kajian literatur yang dilakukan, Northouse (2001) menyimpulkan bahwa seseorang
yang dapat menampilkan kepemimpinan transformasional ternyata dapat lebih menunjukkan sebagai
seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu, merupakan hal
yang amat menguntungkan jika para pemimpin dapat menerapkan kepemimpinan transformasional.
Karena kepemimpinan transformasional merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek
kepemimpinan, maka untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional yang efektif
membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan sunggug-sungguh dari yang
17. 17
bersangkutan. Northouse (2001) memberikan beberapa tips untuk menerapkan kepemimpinan
transformasional, yakni sebagai berikut:
Berdayakan seluruh bawahan untuk melakukan hal yang terbaik untuk organisasi.
Berusaha menjadi pemimpin yang bisa diteladani yang didasari nilai yang tinggi.
Dengarkan semua pemikiran bawahan untuk mengembangkan semangat kerja sama.
Ciptakan visi yang dapat diyakini oleh semua orang dalam organisasi
Bertindak sebagai agen perubahan dalam organisasi dengan memberikan contoh bagaimana
menggagas dan melaksanakan suatu perubahan.
Menolong organisasi dengan cara menolong orang lain untuk berkontribusi terhadap
organisasi.
E. PEMIMPIN
1. Kriteria Seorang Pemimpin
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa pemimpin adalah orang yang memiliki wewenang untuk
menjalankan fungsi kepemimpinan yang meliputi mengatur, mengarahkan, mengorganisasikan
maupun membantu mengembangkan kemampuan dalam diri orang-orang yang menjadi tanggung
jawabnya (bawahan) sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan dapat bersama-
sama mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga
secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada diri seorang pemimpin
adalah
• Mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih balk daripada orang-orang
yang dipimpinnya
• Juara, artinya memiliki prestasi balk akademik maupun non akademik yang lebih balk
dibanding orang-orang yang dipimpinnya
• Tanggung jawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggungjawab yang lebih
tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya
• Aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan
sosialisasi secara aktif lebih balk dibanding oramg-orang yang dipimpinnya
Selain itu, seorang pemimpin baru dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin apabila telah
memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
Pengaruh:Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang
mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini
menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang
dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah
berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh). Mother Teresa
dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.
Kekuasaan (power): Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia
memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya.
Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang
yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin
ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin,
tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang
bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling
diuntungkan.
Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada
pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu
18. 18
hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan
apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas
dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk
melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan
wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut
yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang
dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada.
Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat
berdiri sendiri.
2. Peranan Pemimpin
Dalam suatu organisasi kelompok atau perusahaan, keberhasilan pencapaian suatu organisasi tersebut
tidak terlepas dari peranan seorang pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya. Baik itu
dalam hal penentuan visi dan misi suatu oragnisasi yang dimasukinya, pemberian tugas-tugas kepada
para bawahan berdasarkan skill masing-masing, memotivasi para bawahan sehigga lebih semangat
bekerja, membantu para bawahan untuk mengembangkan kemampuannya, membangun suatu tim
dalam suatu organisasi sehingga mempermudah para bawahan dalam bekerja dan mencapai tujuan
perusahaan dan masih banyak lagi peranan pemimpin dalam suatu perusahaan.
Ada beberapa teori tentang peranan pemimpin. Diantaranya adalah pendapat yang dikemukakan oleh
Koontz et al, yang secara ringkas dirumuskan sebagai berikut :
Fungsi pemimpin “ .......adalah mengajak atau menghimbau semua bawahan atau pengikut agar
dengan penuh kemauan untuk memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan organisasi sesuai
dengan kemampuan para bawahan secara maksimal”.
Berdasarkan definisi tersebut, paling tidak ada tiga hal pokok yang memberikan ciri terhadap fungsi
pemimpin, yaitu :
1. Kemampuan untuk memahami bahwa manusia itu pada hakikatnya memiliki kekuatan
motivasi dalam waktu yang bervariasi serta situasi yang bebeda-beda.
2. Kemampuan untuk menimbulkan semangat.
3. Kemampuan untuk berbuat dengan cara tertentu, sehingga menciptakan suatu suasana yang
merangsang lahirnya suatu respon atau motivasi.
Pendapat lain yang menarik tentang peranan pemimpin diungkapkan oleh H.G.Hicks dan C.R. Gullett
dalam buku yang berjudul Organization : Theory and Behaviors.Keduanya berpendapat bahwa
peranan pemimpin yaitu bersikap adil, memberikan sugesti, mendukung tercapainya tujuan, sebagai
katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil organisasi, sumber inspirasi, dan mau menghargai.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang
dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
b. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
c. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber
alokasi, dan negosiator
Masing-masing peranan atau fungsi tersebut sebagai berikut :
1. Bersikap adil (arbitrating)
19. 19
Dalam kehidupan organisasi apapun, rasa kebersamaan diantara para anggotanya adalah mutlak.Sebab
rasa kebersamaan pada hakikatnya merupakan pencerminan dari kesepakatan antar sesama bawahan,
maupun antar pemimpin dengan bawahan, dalam mencapai tujuan organisasi. Tetapi dalam hal-hal
tertentu mungkin akan terjadi ketidaksesuaian/ timbul persoalan dalam hubungan diantara para
bawahan. Apabila diantara mereka tidak bisa memecahkan persoalan tersebut, pemimpin perlu turun
tangan untuk segera menyelesaikan.Dalam hal memecahkan persoalan hubungan diantara bawahan,
pemimpin harus bertindak adil dan tidak memihak.
2. Memberikan sugesti (suggesting)
Sugesti bisa disebut saran atau anjuran. Dalam rangka kepemimpinan, sugesti merupakan
kewibawaan atau pengaruh yang seharusnya mampu menggerakan hati orang lain. Sugesti
mempunyai peranan yang sangat penting dalam memelihara dan membina rasa pengabdian,
partisipasi dan harga diri, serta rasa kebersamaan diantara para bawahan.
3. Mendukung tercapainya tujuan (supplying objectives)
Tercapainya tujuan organisasi tidak terjadi secara otomatis, melainkan harus didukung oleh berbagai
sumber. Oleh sebab itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, serta pendayagunaan sumberdaya manusianya secara optimal, perlu disiapkan sumber
pendukungnya yang memadai seperti : mekanisme dan tata kerja, sarana, serta sumber yang lain.
4. Katalisastor (catalysing)
Secara kimiawi, arti kata “katalis” atau “katalisator” ialah sat yang tidak ikut bereaksi, tetapi
mempercepat reaksi (kimia). Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin dikatakan berperan
sebagai seorang katalisator apabila pemimpin tersebut berperan selalu meningkatkan penggunaan
segala sumberdaya manusia yang ada, berusaha memberikan reaksi yang memberikan semangat dan
daya kerja cepat dan semaksimal mungkin, serta selalu tampil sebagai pelopor dan pembawa
perubahan.
5. Menciptakan rasa aman (providing security)
Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi para bawahannya. Fungsi ini hanya dapat
dilaksanakan apabila setiap pemimpin selalu mampu memelihara hal-hal yang positif, sikap
optimisme dalam menghadapi setiap permasalahan, sehingga dengan demikian dalam melaksanakan
tugas-tugasnya, bawahan merasa aman, bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, dan merasa
memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.
6. Sebagai wakil organisasi (representing)
Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun selalu memandang atasan atau
pemimpinnya mempunyai peranan dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih kepemimpinan yang
menganut prinsip “keteladanan atau panutan”. Seorang pemimpin adalah segala-galanya, oleh
karenanya segala perilaku, perbuatan dan kata-katanya akan selalu memberikan kesan tertentu
terhadap organisasinya. Penampilan dan kesan-kesan positif seorang pemimpin akan memberikan
gambaran yang positif pula terhadap organisasi yang dipimpinnya. Dengan demikian setiap pemimpin
tidak lain juga diakui sebagai tokoh yang mewakili dalam segala hal dari organisasi yang
dipimpinnya.
7. Sumber inspirasi (inspiring)
20. 20
Seorang pemimpin pada hakekatnya adalah sumber semangat bagi para bawahannya.Oleh karena itu
setiap pemimpin harus selalu dapat membangkitkan semangat para bawahan, sehingga para bawahan
menerima dan memahami tujuan organisasi secara antusias, dan bekerja secara efektif ke arah
tercapainya tujuan organisasi.
8. Bersikap menghargai (praising)
Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan penghargaan dari orang lain.
Demikian pula setiap bawahan dalam suatu organisasi memerlukan adanya pengakuan dan
penghargaan dari atasannya.Oleh karena itu, menjadi kewajiban pemimpin harus mau memberikan
penghargaan atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada bawahannya.
3. Tugas Pemimpin
Tugas pokok-seorang pemimpin yaitu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari:
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi.
Terlaksananya tugas-tugas tersebut tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang diri, tetapi
dengan menggerakan orang-orang yang dipimpinnya.Agar orang-orang yang dipimpin mau bekerja
secara efektif seorang pemimpin di samping harus memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu
memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih terperinci tugas-tugas seorang pemimpin meliputi:
pengambilan keputusan, menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan, mengorganisasikan dan
menempatkan pekerja, mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara vertikal (antara bawahan
dan atasan) maupun secara horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin dan mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
Secara umum, tugas-tugas pokok pemimpin antara lain :
a) Melaksanaan Fungsi Managerial, yaitu berupa kegiatan pokok meliputi pelaksanaan:
Penyusunan Rencana
Penyusunan Organisasi Pengarahan Organisasi Pengendalian Penilaian
Pelaporan
b) Mendorong (memotivasi) bawahan untuk dapat bekerja dengan giat dan tekun
c) Membina bawahan agar dapat memikul tanggung jawab tugas masing-masing secara
baik
d) Membina bawahan agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
e) Menciptakan iklim kerja yang baik dan harmonis
f) Menyusun fungsi manajemen secara baik
g) Menjadi penggerak yang baik dan dapat menjadi sumber kreatifitas
h) Menjadi wakil dalam membina hubungan dengan pihak luar
i) Mengantarkan atau mengarahkan oraganisasi atau perusahaan mencapai tujuannya.
j) Mengetuai
k) Mempelopori atau merintis
l) Memberi petunjuk, nasehat dan petuah
m) Memberi bimbingan kepada para bawahan
n) Membina untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggotanya
4. Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
21. 21
1) Visioner
Punya tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan
Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda.Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat
pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar
daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2) Sukses Bersama
Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya. Pemimpin sejati
bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri, namun ia tidak kuatir
dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama
dirinya meraih kesuksesan bersama.
3) Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous)
Banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai
pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh
pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah
penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan
bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill
kepemimpinan akan meningkat.
4) Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan
Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya
seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah
seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa
depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang
Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin
sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.
5. Syarat Menjadi Pemimpin
Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:
a. SHIDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan
b. FATHANAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional
c. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel
d. TABLIGH artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak pernah
menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
Di dalam Alkitab pemimpin harus mempunya sifat dasar :
Bertanggung jawab, Berorientasi pada sasaran, Tegas, Cakap, Bertumbuh, Memberi Teladan, Dapat
membangkitkan semangat, Jujur, Setia, Murah hati, Rendah hati, Efisien, Memperhatikan, Mampu
berkomunikasi, Dapat mempersatukan, serta Dapat mengajak.
Pada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA DHAMMA yang terdiri dari :
a. DHANA (suka menolong, tidak kikir dan ramah tamah)
22. 22
b. SILA (bermoralitas tinggi)
c. ARICAGA (mengorban segala sesuatu demi rakyat)
d. AJJAVA (jujur dan bersih)
e. MADDAVA (ramah tamah dan sopan santun)
f. TAPA (sederhana dalam penghidupan)
g. AKKHODA (bebas dari kebencian dan permusuhan)
h. AVIHIMSA (tanpa kekerasan)
i. KHANTI (sabar, rendah hati, dan pemaaf)
j. AVIRODHA (tidak menentang dan tidak menghalang-halangi)
Pada ajaran Hindu, falsafah kepemimpinan dijelaskan dengan istilah-istilah:
a. PANCA STITI DHARMENG PRABHU yang artinya lima ajaran seorang pemimpin, yaitu:
Ing Arsa Asung Tulada
Yang artinya seorang pemimpin sebagai orang yang terdepan dan terpandang selalu
memberi suri teladan/contoh untuk melakukan perbuatan yang baik dan memberikan
semangat pengabdian yang luhur untuk kepentingan nusa dan bangsa.Sehingga bisa
dijadikan “ Suri Tauladan”.
Ing Madya Mangun Karsa
Seorang pemimpin bila berada ditengah-tengah anak buah memberikan
penerangan/penjelasan dan membangkitkan semangat mereka dan membangun kemauan
untuk maju berprestasi lebih baik. Serta senantiasa memberi bimbingan dan mengambil
keputusan secara musyawarah dan mufakat mengutamakan kepentingan masyarakat.
Tut Wuri Andayani
Seorang pemimpin senantiasa membeikan dorongan/ motivasi bagi anggotanya untuk
melangkah ke depan, berarti melepas anak buah, mengikuti dari belakang sambil melihat
kemajuannya juga memberikan arahan apabila ada penyimpangan dari tugas dan
kewajiban yang harus dilakukan.
Maju Tanpa Bala
Seorang pemimpin adalah seorang ksatria sejati yang senantiasa bersedia secara iklas
berada terdepan di dalam berydnya baik berkorban waktu, tenaga, materi, pikiran dan
bahkan jiwanya sekalipun untuk mencapai kesejahteraan, keadilan, kemakmuran, dan
kelangsungan hidup masyarakat.
Sakti Tanpa Aji
Seorang pemimpin tidaklah selalu menggunakan kekuatan atau kekuasaan di dalam
mengalahkan musuh-musuhnya namun berusaha menggunakan pendektan pemikiran dan
komunikasi (diplomasi) sehingga dapat menyadarkan dan disegani para lawannya.
b. CATUR KOTAMANING NREPATI yang artinya empat sifat utama seorang pemimpin,
yaitu:
Jnana Wisesa Sudha
Yaitu memiliki pengetahuan yang luhur dan suci.Maksudnya seorang pemimpin harus
mengerti dan menghayati ajaran-ajaran agama.
Kaprahitaning Praja
Seorang permimpin harus menunjukkan belas kasihan kepada rakyat.Maksudnya seorang
pimpinan harus betul-betul menolong rakyat yang menderita dengan perbuatan yang
nyata.Pertolongan itu bersifat materil dan spiritual.
Kawiryan
Pemimpin harus berwatak pemberani.Berani dalam arti menegakkan kebenaran dan
menolong rakyat yang menderita, harus dilaksanakan dengan penuh keberanian, karena
membela rakyat yang menderita, memang penuh tantangan dan resiko.
Wibawa
23. 23
Seorang pemimpin harus berwibawa terhadap bawahan,dan rakyatnya. Seorang
pemimpin akan mempunyai wibawa apabila ia menegakkan kebenaran serta dapat
membela kepentingan rakyat yang menderita.
c. ASTA BRATA yang artinya delapan sifat mulia para dewa, yaitu:
Indra Berata.
Pemimpin harus berwibawa dan dalam tindakannya senantiasa memperjuangkan
kemakmuran bagi rakyat, seperti hujan yang dapat menyuburkan tumbuh-tumbuhan.
Yama Berata.
Pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Hyang Yama yaitu berani menegakkan
keadilan menurut hukum yang berlaku untuk mengayomi masyarakat.
Surya Berata.
Pemimpin hendaknya mempunyai sifat-sifat yang dimiliki oleh Surya atau Matahari
sebagai sumber energi, memberi semangat dan kekuatan pada kehidupan yang penuh
dinamika.
Candra Berata.
Pemimpin hendaknya mampu memberikan penerangan kepada pengikut-pengikutnya dan
masyarakat yang ada dalam kegelapan.Pemimpin harus menampilkan wajah yang penuh
kesejukan dan penuh simpati, sehingga masyarakat merasa tenteram di bawah
pengayomannya.
Bhayu Berata.
Pemimpin hendaknya ibarat angin, selalu berada di tengah-tengah masyarakat dan
membawa kesegaran.Pemimpin harus selalu turun ke bawah untuk denyut kehidupan
masyarakat.
Danada/Kwera Berata.
Pemimpin harus bijaksana dalam mempergunakan dana atau uang, jangan menjadi
pemboros yang akan dapat merugikan negara dan rakyat. ”Danada berata” disebut juga
”artha berata” berarti pimpinan harus mampu mempergunakan uang sehemat mungkin.
Baruna Berata.
Pemimpin hendaknya memiliki wawasan yang luas, sanggup mengatasi setiap gejolak
dengan penuh kearifan. Disamping itu pemimpin harus dapat mengatasi berbagai macam
hambatan seperti: pengacauan politik, pencurian dan kenakalan remaja.
Agni Berata.
Pemimpin harus memiliki sifat ksatria yang disertai dengan semangat yang tinggi
bagaikan api yang tak akan berhenti membakar, sebelum apa yang dibakar itu habis
terbakar.
d. CATUR NAYA SANDHI yang artinya empat tindakan seorang pemimpin, dalam Catur Naya
Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :
SAMA : dapat menandingi kekuatan musuh
BHEDA : dapat melaksanakan tata tertib dan disiplin kerja
DHANA : dapat mengutamakan sandang dan papan untuk rakyat
ANDHA : dapat menghukum dengan adil mereka yang bersalah.
F. MENGEMBANGKAN JIWA KEPEMIMPINAN
Orang berhasil mencapai potensi mereka karena mau berusaha meningkatkan diri setiap hari.Mereka
mencurahkan waktu untuk menambah nilai diri. Karena melakukannya, mereka juga mampu
menambah nilai orang lain. Kita tidak akan dapat bertumbuh jika kita tidak mau berubah. Dan kita
tidak akan berubah, kecuali kita mengubah sesuatu dari apa yang kita lakukan setiap hari.
1. Bereskan Hal Kecil Lebih Dahulu
24. 24
Kita harus memulai sesuatu dari hal yang kecil.Sama halnya seperti kepemimpinan, kita harus mulai
dengan yang kecil dan meningkatkannya sedikit demi sedikit."Mulailah mengerjakan apa yang perlu,
kemudian lakukan apa yang bisa dikerjakan, dan tiba-tiba Anda akan mampu mengerjakan apa yang
tidak mungkin Anda kerjakan".Napoleon berkata, "Satu-satunya penaklukan permanen dan tidak
menyisakan penyesalan adalah penaklukan atas diri sendiri.
2. Instrumen Kepemimpinan
Instrumen pemimpin yang serbaguna adalah komunikasi. Saat memimpin tim, jadikan pedoman
berikut ini sebagai standar untuk berkomunikasi dengan para bawahan. Tetaplah konsisten
berkomunikasi dengan jelas dan jagalah kesopanan.
3. Kearifan
Kearifan adalah kemampuan menemukan akar masalah dan tergantung pada intuisi dan pikiran yang
sehat serta rasional.Kearifan dibutuhkan untuk memaksimalkan efektivitas.Temukan akar masalah
tingkatkan kemampuan menyelesaikan akar masalah evaluasilah opsi Anda untuk memperoleh
pengaruh maksimal dan menggandakan peluang.
4. Anda adalah Lensa Anda
Quote: Siapa diri kita menentukan cara Anda memandang segala sesuatu. Kita tidak dapat
memisahkan identitas kita dari perspektif kita. Eksistensi dan pengalaman kita mewarnai cara kita
memandang segala hal. Cara orang memandang sesamanya merupakan cermin dari diri mereka. Jika
saya seorang yang bisa dipercaya, saya memandang orang lain sebagai orang lain yang bisa dipercaya.
Jika kita mengubah diri dan menjadi orang sebagaimana orang yang kita kehendaki, kita akan mulai
melihat orang lain dari sudut pandang baru.
5. Karakter adalah Segalanya
Dalam suatu organisasi para bawahan diwajibkan untuk mengikuti seorang pemimpin.Namun ada
beberapa orang tidak mau mengikuti atau enggan mengikutinya.Jawabannya terletak pada kualitas
karakter setiap orang.Selain itu, ukuran kepemimpinan yang sejati adalah kemampuan persuasi kita,
tidak lebih dan tidak kurang.
6. Mengembangkan Orang Lain
Orang yang mengembangkan orang lain juga menghargai tim mereka, orang yang mengembangkan
nilai orang lain menghargai apa yang dihargai sasama anggota tim, orang yang mengembangkan
orang lain menambahkan nilai bagi sesama anggota tim, orang yang mengembangkan orang lain
membuat diri mereka jadi lebih berharga.
7. Orang Perlu Tahu Bahwa Mereka Berguna
Bukanlah suatu kelemahan untuk memberitahu orang lain bahwa kita menghargai mereka. Itu adalah
tanda keamanan dan kekuatan. Jika kita jujur mengenai kebutuhan kita akan pertolongan, beritahukan
secara spesifik nilai yang mereka tambahkan, masukkan mereka ketika Anda membentuk tim untuk
melakukan sesuatu yang lebih besar, sehingga orang merasa menang. Pada dasarnya, setiap orang
lapar akan penghargaan dan pengakuan. Ketika kita berinteraksi dengan orang, perlambatlah langkah
kita di antara kerumunan orang itu. Cobalah mengingat nama mereka dan luangkan waktu untuk
menunjukkan bahwa kita peduli dengan mereka.
8. Kekuatan untuk Tetap Fokus
Kunci untuk menjadi pemimpin yang efektif adalah prioritas dan konsentrasi. Para pemimpin yang
efektif menghabiskan banyak waktu untuk berfokus pada apa yang bisa mereka kerjakan dengan baik
25. 25
ketimbang pada apa yang keliru mereka kerjakan. Berfokuslah pada kekuatan kita dan kembangkan
hal itu.Ke sanalah waktu, energi, dan sumber daya harus dicurahkan.
9. Kelolah Sikap Anda Setiap Hari
Kita sering memberikan terlalu banyak penekanan pada pembuatan keputusan, dan terlalu sedikit pada
pengelolaan keputusan yang telah kita buat.Ketika kita bangun di pagi hari, kita perlu mengingatkan
diri tentang keputusan yang sudah kita buat untuk memiliki sikap positif.Kita perlu mengelola
pemikiran kita dan mengarahkan tindakan agar konsisten dengan keputusan kita. Jika kita
bertanggung jawab atas sikap kita, mengakui hal itu dapat mengubah cara hidup kita, mengelola hal
itu setiap hari, memelihara dan mengembangkan pikiran serta kebiasan positif, kita dapat membuat
sikap tersebut menajadi aset terbesar. Sikap itu dapat menjadi pencipta makna dalam kehidupan kita,
membuka pintu dan membantu kita mengatasi hambatan besar.
10. Jadilah Terkesan, Bukan Mengesankan
Jika kita ingin memengaruhi orang lain, jangan coba mengesankan mereka. Kebanggaan itu tidak
lebih dari sekadar bentuk mementingkan diri sendiri, dan kepura-puraan hanyalah jalan untuk
menjauhkan orang agar mereka tidak tahu siapa kita sebenarnya.Alih-alih begitu, biarlah mereka yang
mengesankan kita. Ini masalah sikap, orang yang berkarisma yang mampu menarik orang lain agar
mendekat adalah mereka yang berfokus pada orang lain dan bukan pada diri sendiri. Mereka
mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang orang laindan bukan pada sendiri. Mereka mengajukan
pertanyaan tentang orang lain, mendengarkan dan tidak berusaha menjadi pusat perhatian dan tidak
pernah berpura-pura sempurna.
11. Mengarah pada Tujuan
Visi adalah segalanya bagi seorang pemimpin karena visilah yang memimpin seorang pemimpin.Visi
memicu dan menjadi bahan bakar di dalam dirinya serta menggerakannya untuk maju. Visi berfungsi
sebagai pemicu semangat bagi orang lain untuk mengikuti si pemimpin. Tanpa visi, seseorang hanya
akan berputar-putar dalam lingkaran.
12. Intisari kepemimpinan
Jika kita ingin menjadi pemimpin yang diikuti orang, kita harus menerima dan sepakat tentang konsep
pelayanan. Jika sikap kita adalah suka dilayani dan bukan melayani, kita akan segera menuai masalah.
Kalau pelayanan bukan konsep hidup kita, hentikan bersikap seperti bos terhadap orang lain, mulailah
mendengarkan mereka. Hentikan fokus pada kemauan diri sendiri, mulailah ambil resiko demi
kebaikan orang lain. Hentikan melayani diri sendiri dan mulailah melayani orang lain.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
26. 26
Kepemimpinan dan pemimpin adalah dua hal yang berbeda, dimana kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi, memotivasi, mengajak dan memberi contoh yang dilakukan oleh pemimpin kepada
bawahannya untuk mau bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangakan pemimpin
adalah orang yang memiliki wewenang untuk menjalankan fungsi kepemimpinan yang meliputi
mengatur, mengarahkan, mengorganisasikan maupun membantu mengembangkan kemampuan dalam
diri bawahannya sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik dan dapat bersama-sama
mencapai suatu tujuan organisasi atau perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi
kepemimpinan merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang sebagai seorang pemimpin.
B. SARAN DAN KRITIK
Jiwa kepemimpinan dalam diri manusia dapat dikembangkan tergantung bagaimana manusia itu mau
mengembangkan jiwa kepemimpinannya. Jiwa kepemimpinan dalam kehidupan sosial sangatlah
dibutuhkan, untuk itu sebaiknya jiwa kepemimpinan dalam setiap pribadi manusia selalu dipupuk dan
dikembangkan. Jika kita tidak mampu mengembangkan jiwa kepemimpinan untuk memimpin orang
banyak, setidaknya mengembangkan jiwa kepemimpinan untuk diri kita sendiri, sehingga kita dapat
menjadi pribadi yang lebih baik.
Melihat kondisi Bangsa ini, kita sangat membutuhkan seorang pemimpin yang tangguh dan memiiliki
seluruh kriteria seorang pemimpin, bukan seorang pemimpin yang hanya mementingkan diri sendri
atau melihat dari sudut pandangnya sendiri. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik,
maka tentu saja pengikutnya atau rakyat tidak akan mau mengikutinya lagi. Oleh karena itu seorang
pemimpin harus memahami dengan baik tugas, fungsi dan makna dari kepemimpinan itu sendiri,
karena kualitas suatu kelompok itu tergantung dari kualitas pemimpin itu sendiri.