SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 41
PRESENTASI
TPTA
MODEL PENDUGAAN
EROSI

Pendugaan Erosi dan Sedimentasi
dengan Menggunakan Model GeoWEPP
(Studi Kasus DAS Limboto, Propinsi
Gorontalo)
Sri Legowo WD.
Pengajar Jurusan Teknik Sipil, FTSL Institut Teknologi
Bandung        Rosmalia Dwi Hastuti
Sri.legowo@ftsl.itb.ac.id A1H009038
                                                  Rabu, 30 Mei 2012
PENDAHULUAN
Model pendugaan erosi merupakan suatu metode
untuk memperkirakan laju erosi yang akan terjadi
dari tanah yang dipergunakan dalam penggunaan
lahan dan pengelolaan tertentu.
Jika laju erosi yang akan terjadi telah dapat
diperkirakan dan laju erosi yang masih dapat
dibiarkan atau ditoleransikan sudah dapat
ditetapkan, maka dapat ditentukan kebijakan
penggunaan lahan dan tindakan konservasi tanah
yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakkan
tanah dan tanah dapat dipergunakan secara
produktif dan lestari.
DAS Limboto merupakan bagian dari Satuan
Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP-
DAS) Bone Bolango yang luasnya 91.004 ha dan
termasuk salah satu DAS prioritas dari DAS kritis
EROSI
 Hardjowigeno (1995) menjelaskan bahwa erosi
 adalah suatu proses dimana tanah
 dihancurkan (detached) dan kemudian
 dipindahkan (transported) ke tempat lain oleh
 kekuatan air, angin, sungai atau gravitasi.
 Laju erosi yang dinyatakan dalam mm/thn atau
 ton/ha/thn yang terbesar yang masih dapat
 dibiarkan atau ditoleransikan agar terpelihara
 suatu kedalaman tanah yang cukup bagi
 pertumbuhan tanaman yang memungkinkan
 tercapainya produktivitas yang tinggi secara
 lestari disebut erosi yang masih dapat
FAKTOR TERJADINYA EROSI
•   Iklim
•   Sifat tanah
•   Topografi
•   Vegetasi penutup lahan



    Oleh Wischmeier dan Smith (1975) keempat faktor
    tersebut dimanfaatkan sebagai dasar untuk
    menentukan besarnya erosi tanah melalui
    persamaan umum yang kemudian lebih dikenal
    dengan sebutan persamaan universal (Universal
    Soil Loss Equation.-USLE).
MODEL FISIK PENDUGAAN
  EROSI
Model fisik:
• Berhubungan dengan hukum kekekalan massa
  dan energi.
• Menggunakan persamaan diferensial
  (persamaan kontinuitas)
• Menggunakan persamaan fisika dalam
  menjelaskan erosi, namun persamaan empiris
  masih digunakan.
• Berupa permodelan erosi sehingga dapat
  mudah dipahami akan proses erosi yang
  terjadi.
• Mengandung parameter yang sukar diukur,
PERBANDINGAN MODEL FISIK
DAN MODEL EMPIRIK
          • Tidak mewakili proses yang sebenarnya
          • Seperi USLE, dirancang untuk perkiraan erosi
            rata-rata tahunan
          • Tidak memperhitungkan endapan sedimen

EMPIRIK   • Petak yang digunakan berada di kemiringan 3-
            20% dan pada iklim sedang




          • Merupakan model fisik sehingga dapat dilihat
            proses apa saja yang terjadi
          • Nisbah kehilangan tanah dapat diukur secara
            spasial

  FISIK   • Dapat menaksir besarnya sedimen yang
            terangkut
          • Pendugaan bersifat harian
          • Dapat digunakan untuk mengukur erosi pada
            segmen kecil
APA ITU
GEOWEPP???
GEOWEPP
GeoWEPP           GeoWEPP (Geo-Spacial Water
Erosion Prediction Project) adalah suatu model
penyesuaian proses, berdasarkan pada ilmu erosi
dan hidrologi modern, dirancang untuk
menggantikan USLE (Universal Soil Loss
Equation) untuk pendugaan secara berkala erosi
tanah dengan mengatur konservasi tanah dan air
serta perencanaan dan penilaian lingkungan
(Morgan, 1995 dalam Yupi 2008).
Menurut Laflen et al., 1991; Lane dan Nearing,
1989 dalam Troeh et al., 2004, GeoWEPP
merupakan model buatan Amerika pertama yang
dikembangkan untuk memprediksi erosi pada
skala luas yang tidak didasari oleh teknologi
USLE. WEPP merupakan model physical based
yang didasari oleh proses dan simulasi harian.
Sedangkan pengertian WEPP (Water Erosion
MASIH GEOWEPP..
 GeoWEPP merupakan perangkat lunak
 berbentuk Geo-spasial untuk model WEPP
 yang menggunakan Geographic Information
 System (GIS) ArcView dan ekstension analisis
 spasialnya ; yang keduanya dikembangkan
 oleh Environment Systems Research Institute
 (ESRI) ; sebagai dasar untuk mengaplikasikan
 model prediksi erosi (WEPP) dan Windows
 interface (WEPPWIN) dengan data geospasial
 topografi, penggunaan lahan dan jenis tanah.
 Versi GeoWEPP yang telah ada
 memungkinkan untuk mendeliniasi DAS yang
 lebih besar dibandingkan ukuran DAS yang
TEKNIK PENDUGAAN EROSI
MENGGUNAKAN PROGRAM
WEPP/GEOWEPP
 Pendugaan laju erosi menggunakan model
 WEPP versi hillslope profile adalah mirip
 dengan pendugaan menggunakan model
 USLE dengan sedikit perbedaan. Dalam
 pendugaan laju erosi menggunakan model
 WEPP, WEPP membagi proses erosi menjadi
 dua yaitu berdasarkan proses pelepasan
 partikel tanah di area antarparit yang
 disebabkan oleh hujan dan aliran permukaan
 serta proses pelepasan atau pengendapan
 tanah yang terjadi di area parit dan (Russel,
 2001). Wilayah yang menjadi daerah penelitian
 adalah areal antarparit dan parit yang dipilih
KOMPONEN DASAR GEOWEPP
1. Komponen Tanah : erodibilitas tanah,
   kapasitas infiltrasi dan kapasitas angkutan
   sedimen
2. Komponen Hidrologi
   a. Intensitas dan lama waktu hujan
   b. Aliran permukaan
   c. Debit aliran
   d. Angkutan sedimen
KONSEP DASAR GEOWEPP
 Dalam model WEPP, kehilangan tanah dihitung
 sepanjang lereng dan menghasilkan hasil
 sedimen pada akhir lereng. Maksimum lahan
 yang bisa dihitung oleh WEPP adalah 259 ha
 untuk lahan pertanian dan seluas 809 ha untuk
 lahan kosong. Pada GeoWEPP luasan area
 yang bisa dihitung seluas 16000 ha, lebih
 besar daripada WEPP karena dapat
 menghitung untuk beberapa lereng.
 Proses physical based erosi dimodelkan
 didalam GeoWEPP sebagai suatu konsep
 persamaan kontinuitas steady state sedimen
STUDI KASUS


Dalam presentasi kali ini mengambil studi
    kasus di DAS Limboto, Propinsi
Gorontalo, yang ditulis oleh Sri Legowo
WD Pengajar Jurusan Teknik Sipil, FTSL
      Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK
 DAS Limboto merupakan bagian dari Satuan Wilayah Pengelolaan
 Daerah Aliran Sungai (SWP-DAS) Bone Bolango yang luasnya 91.004 ha
 dan termasuk salah satu DAS prioritas dari DAS kritis di SWP-DAS Bone
 Bolango. Wilayah ini memiliki sumber daya alam berupa hutan, tanah dan
 air dan sangat potensial. Apabila dikelola dengan baik akan memberikan
 manfaat yang besar dan mampu meningkatkan kesejahteraan
 masyarakat. Sedimentasi di dalam Danau Limboto terus berlangsung
 secara intensif dan selalu meningkat dari tahun ke tahun, menyebabkan
 pendangkalan dan menciutnya luas perairan. Terjadinya erosi dan
 masuknya sedimen ke danau akan mengakibatkan pengendapan dan
 pendangkalan sehingga akan mempengaruhi kapasitas tampung danau.
 Studi ini dibatasi pada pendugaan jumlah erosi dan sedimen yang terjadi
 dengan menggunakan model simulasi GeoWEPP (Geo-spasial Water
 Erosion Prediction Project). GeoWEPP merupakan model fisik simulasi
 kontinyu yang dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat erosi yang
 terjadi di DAS Limboto karena GeoWEPP memiliki kelebihan untuk
 memprediksi distribusi kehilangan tanah spasial dan temporal untuk
 sebuah lereng atau titik tertentu pada suatu lereng secara harian,
 bulanan atau rata-rata tahunan. Hasil keluaran dapat diekstrapolasi
 kedalam kondisi yang lebih luas. Dengan kata lain, model GeoWEPP
INPUT DATA UNTUK
PERHITUNGAN DENGAN WEPP

1. Data iklim seperti curah hujan harian,
   temperatur, radiasi matahari dan angin. Suatu
   program tersendiri disebut CLIGEN
   digunakan untuk membangkitkan data iklim
   yang baik secara kontinyu maupun kejadian
   tunggal.
2. Data topografi seperti panjang lereng,
   kemiringan lereng, dan arah lereng.
3. Data tanah seperti tekstur, albedo ( bagian
   dari radiasi matahari yang dipantulkan
   kembali ke atmosfer), kejenuhan awal,
   erodibilitas tanah, tegangan geser kritis tanah,
SIMULASI WEPP

 Proses erosi physical based
 disimulasikan didalam WEPP dengan
 konsep persamaan kontinuitas steady-
 state untuk menjelaskan pergerakan
 sedimen pada alur mengacu kepada
 hukum konservasi massa dan energi.
 Model WEPP menggunakan persamaan-
 persamaan tersebut dibawah (NSERL.,
 1995 di dalam Endale, 2003).
LOKASI STUDI
 Studi mengenai teknik pendugaan erosi dan
 sedimentasi berbasis model simulasi
 GeoWEPP dan SIG menggunakan satuan
 Daerah Aliran Sungai (DAS). Penelitian ini
 dilaksanakan di DAS Limboto. Secara
 astronomis, DAS Limboto terletak pada 122°
 42’ 0.24” – 123° 03’ 1.17” BT dan 00° 30’
 2.035” – 00° 47’ 0.49” LU. Dataran area dari
 DAS Limboto sangat sempit, hanya 20 % dari
 seluruh DAS. Ketinggian daratan pada
 pegunungan Utara danau berkisar + 700 - +
 1000 dan pegunungan Selatan berkisar + 1000
 – + 1500 serta pegunungan di bagian Barat
PETA TOPOGRAFI DAS
LIMBOTO
PERSIAPAN INPUT DATA
1. DATA IKLIM
 Data iklim yang dibutuhkan oleh GeoWEPP
 termasuk nilai harian dari curah hujan,
 temperatur, radiasi matahari, dan kecepatan
 angin. Data iklim tersebut dibutuhkan untuk
 diolah terlebih dahulu dengan menggunakan
 model CLIGEN.
 Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah
 beriklim sedang kelembaban udara berkisar
 antara 95 % - 99 % dengan temperatur
 berkisar 26 – 43oC. Pada periode April-
 September bertiup angin timur yang membawa
 hujan, sebaliknya pada. bulan Oktober-Maret
2. PENGOLAHAN DATA TOPOGRAFI
 Untuk mendapatkan peta kontur DAS Limboto,
 digunakan data SRTM (Shuttle Radar Topography
 Mission) dan software Global Mapper 6.
 Pada program Global Mapper 6, SRTM DAS
 Limboto berada pada 122° 42’ 0.24” – 123° 03’
 1.17” BT. Peta kontur dibuat dalam program Global
 Mapper dengan interval 10 m. Data kontur yang
 akan diolah disimpan dalam bentuk data digital.
 Data digital ini adalah adalah data vektor dalam
 format ArcView shape file ataupun format yang lain
 yang dapat dikonversi menjadi ArcView shape file.
 Data kontur format vektor diolah terlebih dahulu
 menjadi Model Elevasi Digital (Digital Elevation
3. DATA TANAH
 Jenis tanah area studi meliputi Inceptisols, (tanah
 dengan pengembangan horizon minimal), Entisols
 (tanah asli, diolah dengan material induk yang tidak
 terkonsolidasi), Alfisols (tanah hutan yang mudah
 menyerap dengan tingkat kesuburan yang relatif
 tinggi), Vertisols, Mollisols (tanah yang berada pada
 ekosistem padang rumput).
4. DATA PENGGUNAAN LAHAN
5. DATA JENIS SALURAN
PERSAMAAN TOTAL TINGKAT
EROSI


 dimana :
 dG = perubahan muatan sedimen (kg/s.m)
 dx = perubahan panjang lereng (m)
 Df = tingkat erosi alur (kg/s.m2), positif untuk
 detasemen, negatif untuk deposit
 Di = angkutan sedimen antar alur ke alur
 (kg/s.m2)
TINGKAT EROSI ANTAR ALUR

 Tingkat erosi alur adalah ukuran sedimen yang
 dialirkan ke saluran terkonsentrasi. Nilai ini
 diasumsikan secara proposional pada
 intensitas curah hujan, run off dan dampak dari
 kekasaran tanah dengan parameter erodibilitas
 (Ki) yang secara proporsional konstan, yang
 pada kenyataannya disesuaikan untuk
 beberapa faktor yang bervariasi (NSERL,
 1995, di dalam Endale 2003)
PERSAMAAN


dimana :
Kiadj = erodibilitas antar alur yang disesuaikan (kg.s/m4)
Ie = intensitas cuah hujan efektif (m/s)
τir = tingkat run off antar alur (m/s)
SDRRR = sediment delivery ratio (%)
Fnozzle = faktor yang disesuaikan untuk nozzle irigasi
curah yang berdampak pada variasi energi (%)
Rs = jarak alur (m)
W = lebar alur (m)
TEKNIK PENDUGAAN EROSI DAN
SEDIMEN BERBASIS MODEL
GEOWEPP
 Program GeoWEPP hanya dapat
 mensimulasikan erosi dan sedimen untuk
 luasan area tertentu saja (< 16000 ha). Oleh
 karena itu DAS Limboto dibagi menjadi
 beberapa zone berdasarkan outlet anak sungai
 yang paling luar dan mencukupi syarat minimal
 simulasi dengan program GeoWEPP.
 Pembagian zone ini lebih baik berupa persegi
 panjang karena dalam pembuatan TIN dari
 peta kontur membutuhkan bentuk peta
 trianggular. Pembagian zone dilakukan pada
 program ArcView GIS diikuti dengan
 pembagian DEM, peta tanah dan peta
PETA PEMBAGIAN BATAS ZONE
MODEL SIMULASI DALAM
GEOWEPP
1. Metode DAS (Watershed), yakni simulasi
  untuk merepresentasikan kelerengan dan
  saluran-saluran sungai (metode DAS) yang
  mengkaji akibat off-site dari lereng dan sungai
  yang terdapat di dalam sub DAS tersebut.
2. Metode Aliran (Flowpath), yakni simulasi untuk
  seluruh masing-masing aliran dan menyatukan
  mereka menjadi suatu analisa spasial dengan
  mempertimbangkan hasil simulasi untuk setiap
  sel raster dari luas area dan panjang aliran
  yang tercakup didalamnya.
HASIL RUNNING GEOWEPP
Pada legenda dari peta hasil running WEPP
secara dinamis diset pada nilai kehilangan tanah
yang dapat ditoleransi atau nilai target T. Hal ini
memungkinkan pengguna program GeoWEPP
memasukkan nilai batas yang dapat ditoleransi
dan membuat peta tampilan area dengan nilai T
yang dapat ditoleransi (berwarna hijau), nilai T
yang tidak dapat ditoleransi (berwarna merah) dan
area deposit (berwarna kuning). Dalam hal ini nilai
T yang dipakai adalah 10 ton/ha/thn (Suripin,
2002).
Peta off-site menunjukkan hasil sedimen yang
masuk ke sungai dari masing-masing lereng
berdasarkan nilai T. Peta on-site ditampilkan
dengan mengaktifkan theme on-site sehinga peta
Untuk membuat model simulasi dengan GeoWEPP
dibuat 14 zone untuk membantu pembentukan masing-
masing sub DAS dari outlet-outlet jaringan sungai yang
ditentukan. Setiap zone dimungkin kan terdapat
beberapa outlet yang dapat dibentuk dan masing-
masing otlet akan mewakili sub das yang berbeda-
beda.
Setelah melalui beberapa proses trial and error dalam
hal penentuan letak dan besar zone serta letak
masing-masing outlet, didapat pembagian
pembentukan sub DAS yang paling baik yakni terbagi
menjadi 14 zone, 42 outlet dan 42 sub DAS yang
tersebar di DAS Limboto. Maisng-masing sub DAS
akan menghasilkan model simulasi prediksi erosi dan
sedimen yang berbeda-beda tergantung dari luas das,
topografi das, penutup lahan yang ada, dan jenis tanah
yang terkandung didalamnya.
Setelah model terbentuk dari masing-masing sub DAS
PETA HASIL SEDIMEN MODEL
GEOWEPP (KAJIAN OFF-SITE)
PETA KEHILANGAN TANAH MODEL
GEOWEPP (KAJIAN ON-SITE)
Pada Gambar 6. terdapat peta hasil sedimen
yang merupakan peta kajian off-site dari model
GeoWEPP. Dari gambar tersebut dapat dilihat
bahwa kontribusi sedimen terbesar yakni
dengan dengan nilai sediment yield > 4T (T =
10 ton/ha/thn) berada pada Utara Danau
Limboto atau berada pada pertengahan DAS
Limboto dan sejumlah besar dengan kadar
yang lebih kecil tersebar ditenggara DAS
Limboto. Hal ini disebabkan karena pada
daerah tersebut memiliki dominan penutupan
lahan berupa ladang, kebun dan belukar.
Daerah tersebut juga berada pada rata-rata
ketinggian 350-500 m MSL. Daerah yang
Pada Gambar 7. terdapat peta kehilangan jumlah
tanah yang merupakan peta kajian on-site dari
mdoel GeoWEPP. Dari gambar tersebut dapat
dilihat bahwa kehilangan jumlah tanah terbesar
juga berada pada Utara Danau Limboto dan
sedikit tersebar dibagian tenggara DAS Limboto.
Kehilangan jumlah tanah dengan jumlah yang kecil
tersebar merata di bagian Utara, Tengah dan
Selatan DAS Limboto.
Pada hasil running model simulasi GeoWEPP
terdapat beberapa perbedaan dengan studi yang
terdahulu pernah dilakukan. Perbedaan pertama
terletak pada luas DAS yang tercakup dari hasil
running. Pada RTL-RLKT yang diterbitkan oleh BP
DAS Bone Bolango tertera luas DAS Limboto
Berdasarkan hasil running GeoWEPP didapat
jumlah total erosi pada DAS Limboto sebesar
3.409.067,36 ton/thn atau rata-rata erosi per
hektar adalah 44,69 ton/ha/thn atau 3.72 mm/thn.
Nilai erosi tersebut telah melewati ambang batas
bahaya erosi yang diperkenankan (dapat
ditoleransikan) yaitu sebesar 10 ton/ha/thn (Suripin
2002). Sediment deposisi pada DAS Limboto
224.356,54 ton/thn atau sedimen deposisi per
hektar adalah sebesar 2,94 ton/ha atau 0.245
mm/thn. Sediment yield DAS Limboto adalah
3.184.710,41 ton/thn atau sedimen yield per hektar
adalah 41,75 ton/ha/thn atau 3.48 mm/thn. Dari
data diatas adalah sesuai dengan keadaan DAS
Limboto yang sebagian besar tertutupi oleh ladang
Total erosi dan sedimen hasil running GeoWEPP
memiliki perbedaan dengan RTL-RLKT. Pada RTL-
RLKT didapat hasil total erosi DAS Limboto adalah
4.222.096 ton/thn atau nilai rata-rata erosi per
hektar adalah 108.81 ton/ha/thn. Terdapat
perbedaan yang cukup mencolok dengan hasil
running GeoWEPP yakni 23.85% lebih kecil dari
total erosi RTL-RLKT. Hal ini disebabkan karena
RTL-RLKT menggunakan pendekatan USLE
(Universal Soil Loss Equation). Pendekatan USLE
memiliki beberapa kekurangan salah satunya
adalah memiliki skala prediksi bentang lereng
(hillslope profile) dengan erosi rata-rata tahunan
dari suatu bentang lereng yang tidak ada
cekungan deposisinya sedangkan GeoWEPP
KESIMPULAN
 GeoWEPP merupakan model fisik simulasi
 kontinyu yang dapat digunakan untuk
 memperkirakan tingkat erosi yang terjadi di DAS
 Limboto karena GeoWEPP memiliki kelebihan
 untuk memprediksi distribusi kehilangan tanah
 spasial dan temporal untuk sebuah lereng atau titik
 tertentu pada suatu lereng secara harian, bulanan
 atau rata-rata tahunan. Hasil keluaran dapat
 diekstrapolasi kedalam kondisi yang lebih luas.
 Dengan kata lain, model GeoWEPP dapat
 memprediksi efek in-site dan off site dari erosi
 tersebut . Hasil keluaran GeoWEPP menunjukkan
 DAS Limboto berada pada kondisi kritis yakni
 memiliki laju erosi 44,69 ton/ha/thn atau 3.72
 mm/thn. Sediment deposisi per hektar pada DAS

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian LahanLaprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian LahanLaras Kun Rahmanti Putri
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanibram77
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Softwarebramantiyo marjuki
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamFajar Perdana
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSbramantiyo marjuki
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1khalid munandar
 
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaCara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaBagus ardian
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganWachidatin N C
 
Perencanaan cut and fill lahan
Perencanaan cut and fill lahan Perencanaan cut and fill lahan
Perencanaan cut and fill lahan Angga Nugraha
 
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanahHubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanahAfifi Rahmadetiassani
 

La actualidad más candente (20)

Gis (surface analysis)
Gis (surface analysis)Gis (surface analysis)
Gis (surface analysis)
 
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian LahanLaprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
 
pengenalan GPS
pengenalan GPSpengenalan GPS
pengenalan GPS
 
Analisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahanAnalisis kemampuan lahan
Analisis kemampuan lahan
 
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI SoftwareTutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
Tutorial ASTER Imagery Orthorectification Using ENVI Software
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi Karsam
 
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8:   Pemetaan dengan Alat GPSBab 8:   Pemetaan dengan Alat GPS
Bab 8: Pemetaan dengan Alat GPS
 
Berat volume
Berat volumeBerat volume
Berat volume
 
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)
 
02 Pengantar SIG
02 Pengantar SIG02 Pengantar SIG
02 Pengantar SIG
 
Pemetaan digital
Pemetaan digital Pemetaan digital
Pemetaan digital
 
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPSSurvei dan Pemetaan Menggunakan GPS
Survei dan Pemetaan Menggunakan GPS
 
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1Pengantar survey-dan-pemetaan-1
Pengantar survey-dan-pemetaan-1
 
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhanaCara pembuatan peta gis secara sederhana
Cara pembuatan peta gis secara sederhana
 
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang PertambanganPertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
Pertambangan : Aplikasi Survei Pemetaan Bidang Pertambangan
 
Perencanaan cut and fill lahan
Perencanaan cut and fill lahan Perencanaan cut and fill lahan
Perencanaan cut and fill lahan
 
1.kuliah das
1.kuliah das 1.kuliah das
1.kuliah das
 
Bahan organik tanah
Bahan organik tanah Bahan organik tanah
Bahan organik tanah
 
Uji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data HujanUji Konsistensi Data Hujan
Uji Konsistensi Data Hujan
 
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanahHubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
Hubungan antara ilmu bumi dengan ilmu tanah
 

Destacado

Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Helmas Tanjung
 
Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor suryaHelmas Tanjung
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
 
Model Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh HelmasModel Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh HelmasHelmas Tanjung
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Helmas Tanjung
 
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Helmas Tanjung
 
빅데이터 솔루션 소개서(2013년 05월)
빅데이터 솔루션 소개서(2013년 05월)빅데이터 솔루션 소개서(2013년 05월)
빅데이터 솔루션 소개서(2013년 05월)동학 노
 

Destacado (8)

Model AGNPS
Model AGNPSModel AGNPS
Model AGNPS
 
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
Tanah Longsor oleh BAYYINATUN NABILAH ( A1H009006 )
 
Rancang bangun kolektor surya
 Rancang bangun kolektor surya Rancang bangun kolektor surya
Rancang bangun kolektor surya
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
 
Model Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh HelmasModel Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
Model Konservasi Tanah dan Air oleh Helmas
 
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
Menetukan Laju Erosi oleh Karina Dwidha P. ( A1H009043 )
 
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
Pengolahan Dan Klasifikasi Lahan Oleh Nurul Aulia (A1H009058)
 
빅데이터 솔루션 소개서(2013년 05월)
빅데이터 솔루션 소개서(2013년 05월)빅데이터 솔루션 소개서(2013년 05월)
빅데이터 솔루션 소개서(2013년 05월)
 

Similar a GEOWEPP EROSI MODEL

Pemodelan Genangan Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) di Pulau Gili Raja...
Pemodelan Genangan Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) di Pulau Gili Raja...Pemodelan Genangan Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) di Pulau Gili Raja...
Pemodelan Genangan Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) di Pulau Gili Raja...Luhur Moekti Prayogo
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Azmi Zouma
 
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptxHidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptxsapaatpratama
 
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfBahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfRiaPurnamasari5
 
Meteorologi
Meteorologi Meteorologi
Meteorologi pcwna
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
60933503 puguh-dwi-raharjo-perubahan-penggunaan-lahan-das-kreo-terhadap-debit...
60933503 puguh-dwi-raharjo-perubahan-penggunaan-lahan-das-kreo-terhadap-debit...60933503 puguh-dwi-raharjo-perubahan-penggunaan-lahan-das-kreo-terhadap-debit...
60933503 puguh-dwi-raharjo-perubahan-penggunaan-lahan-das-kreo-terhadap-debit...borgolsaja
 
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012NurdinUng
 
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...Ieke Ayu
 
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...zulfikar fahmi
 
STUDI DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN DI TELUK LAMPUNG: PEMODELAN GABUNGAN HIDROD...
STUDI DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN DI TELUK LAMPUNG: PEMODELAN GABUNGAN HIDROD...STUDI DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN DI TELUK LAMPUNG: PEMODELAN GABUNGAN HIDROD...
STUDI DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN DI TELUK LAMPUNG: PEMODELAN GABUNGAN HIDROD...Repository Ipb
 
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdfRISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdfKhairullah Khairullah
 
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...robert peranginangin
 
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep MaduraPemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep MaduraLuhur Moekti Prayogo
 

Similar a GEOWEPP EROSI MODEL (20)

Pemodelan Genangan Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) di Pulau Gili Raja...
Pemodelan Genangan Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) di Pulau Gili Raja...Pemodelan Genangan Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) di Pulau Gili Raja...
Pemodelan Genangan Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise) di Pulau Gili Raja...
 
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
Model aliran air tanah untuk memprediksi penyebaran
 
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptxHidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
Hidroklimatologi - Pertemuan 1 - 2023.pptx
 
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdfBahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
Bahan Paparan 3-Kajian Bahaya Pesisir.pdf
 
Meteorologi
Meteorologi Meteorologi
Meteorologi
 
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptxErosi_dan_sedimentasi.pptx
Erosi_dan_sedimentasi.pptx
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdfS3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
S3. 2019 JSIL_Longsor.pdf
 
60933503 puguh-dwi-raharjo-perubahan-penggunaan-lahan-das-kreo-terhadap-debit...
60933503 puguh-dwi-raharjo-perubahan-penggunaan-lahan-das-kreo-terhadap-debit...60933503 puguh-dwi-raharjo-perubahan-penggunaan-lahan-das-kreo-terhadap-debit...
60933503 puguh-dwi-raharjo-perubahan-penggunaan-lahan-das-kreo-terhadap-debit...
 
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
Laju infiltrasi dan_permeabilitas_tanah-agustus 2012
 
skripsi
skripsiskripsi
skripsi
 
Kerentanan air
Kerentanan airKerentanan air
Kerentanan air
 
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
Kul model dinamika atmosfer dalam perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap pr...
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
Tingkat erosi-permukaan-pada-lahan-pertanian-jagung-di-das-alo-pohu-provinsi-...
 
STUDI DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN DI TELUK LAMPUNG: PEMODELAN GABUNGAN HIDROD...
STUDI DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN DI TELUK LAMPUNG: PEMODELAN GABUNGAN HIDROD...STUDI DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN DI TELUK LAMPUNG: PEMODELAN GABUNGAN HIDROD...
STUDI DINAMIKA EKOSISTEM PERAIRAN DI TELUK LAMPUNG: PEMODELAN GABUNGAN HIDROD...
 
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdfRISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
RISIKO LINGKUNGAN PERTANIAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM.pdf
 
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
Model spasial temporal dampak kenaikan muka air laut terhadap permukiman pend...
 
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep MaduraPemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
Pemodelan Genangan Sea Level Rise di Pulau Gili Raja, Kabupaten Sumenep Madura
 
Laporan kerja praktek MEQ
Laporan kerja praktek MEQLaporan kerja praktek MEQ
Laporan kerja praktek MEQ
 

GEOWEPP EROSI MODEL

  • 1. PRESENTASI TPTA MODEL PENDUGAAN EROSI Pendugaan Erosi dan Sedimentasi dengan Menggunakan Model GeoWEPP (Studi Kasus DAS Limboto, Propinsi Gorontalo) Sri Legowo WD. Pengajar Jurusan Teknik Sipil, FTSL Institut Teknologi Bandung Rosmalia Dwi Hastuti Sri.legowo@ftsl.itb.ac.id A1H009038 Rabu, 30 Mei 2012
  • 2. PENDAHULUAN Model pendugaan erosi merupakan suatu metode untuk memperkirakan laju erosi yang akan terjadi dari tanah yang dipergunakan dalam penggunaan lahan dan pengelolaan tertentu. Jika laju erosi yang akan terjadi telah dapat diperkirakan dan laju erosi yang masih dapat dibiarkan atau ditoleransikan sudah dapat ditetapkan, maka dapat ditentukan kebijakan penggunaan lahan dan tindakan konservasi tanah yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakkan tanah dan tanah dapat dipergunakan secara produktif dan lestari. DAS Limboto merupakan bagian dari Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP- DAS) Bone Bolango yang luasnya 91.004 ha dan termasuk salah satu DAS prioritas dari DAS kritis
  • 3. EROSI Hardjowigeno (1995) menjelaskan bahwa erosi adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan (detached) dan kemudian dipindahkan (transported) ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, sungai atau gravitasi. Laju erosi yang dinyatakan dalam mm/thn atau ton/ha/thn yang terbesar yang masih dapat dibiarkan atau ditoleransikan agar terpelihara suatu kedalaman tanah yang cukup bagi pertumbuhan tanaman yang memungkinkan tercapainya produktivitas yang tinggi secara lestari disebut erosi yang masih dapat
  • 4. FAKTOR TERJADINYA EROSI • Iklim • Sifat tanah • Topografi • Vegetasi penutup lahan Oleh Wischmeier dan Smith (1975) keempat faktor tersebut dimanfaatkan sebagai dasar untuk menentukan besarnya erosi tanah melalui persamaan umum yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan persamaan universal (Universal Soil Loss Equation.-USLE).
  • 5. MODEL FISIK PENDUGAAN EROSI Model fisik: • Berhubungan dengan hukum kekekalan massa dan energi. • Menggunakan persamaan diferensial (persamaan kontinuitas) • Menggunakan persamaan fisika dalam menjelaskan erosi, namun persamaan empiris masih digunakan. • Berupa permodelan erosi sehingga dapat mudah dipahami akan proses erosi yang terjadi. • Mengandung parameter yang sukar diukur,
  • 6. PERBANDINGAN MODEL FISIK DAN MODEL EMPIRIK • Tidak mewakili proses yang sebenarnya • Seperi USLE, dirancang untuk perkiraan erosi rata-rata tahunan • Tidak memperhitungkan endapan sedimen EMPIRIK • Petak yang digunakan berada di kemiringan 3- 20% dan pada iklim sedang • Merupakan model fisik sehingga dapat dilihat proses apa saja yang terjadi • Nisbah kehilangan tanah dapat diukur secara spasial FISIK • Dapat menaksir besarnya sedimen yang terangkut • Pendugaan bersifat harian • Dapat digunakan untuk mengukur erosi pada segmen kecil
  • 8. GEOWEPP GeoWEPP GeoWEPP (Geo-Spacial Water Erosion Prediction Project) adalah suatu model penyesuaian proses, berdasarkan pada ilmu erosi dan hidrologi modern, dirancang untuk menggantikan USLE (Universal Soil Loss Equation) untuk pendugaan secara berkala erosi tanah dengan mengatur konservasi tanah dan air serta perencanaan dan penilaian lingkungan (Morgan, 1995 dalam Yupi 2008). Menurut Laflen et al., 1991; Lane dan Nearing, 1989 dalam Troeh et al., 2004, GeoWEPP merupakan model buatan Amerika pertama yang dikembangkan untuk memprediksi erosi pada skala luas yang tidak didasari oleh teknologi USLE. WEPP merupakan model physical based yang didasari oleh proses dan simulasi harian. Sedangkan pengertian WEPP (Water Erosion
  • 9. MASIH GEOWEPP.. GeoWEPP merupakan perangkat lunak berbentuk Geo-spasial untuk model WEPP yang menggunakan Geographic Information System (GIS) ArcView dan ekstension analisis spasialnya ; yang keduanya dikembangkan oleh Environment Systems Research Institute (ESRI) ; sebagai dasar untuk mengaplikasikan model prediksi erosi (WEPP) dan Windows interface (WEPPWIN) dengan data geospasial topografi, penggunaan lahan dan jenis tanah. Versi GeoWEPP yang telah ada memungkinkan untuk mendeliniasi DAS yang lebih besar dibandingkan ukuran DAS yang
  • 10. TEKNIK PENDUGAAN EROSI MENGGUNAKAN PROGRAM WEPP/GEOWEPP Pendugaan laju erosi menggunakan model WEPP versi hillslope profile adalah mirip dengan pendugaan menggunakan model USLE dengan sedikit perbedaan. Dalam pendugaan laju erosi menggunakan model WEPP, WEPP membagi proses erosi menjadi dua yaitu berdasarkan proses pelepasan partikel tanah di area antarparit yang disebabkan oleh hujan dan aliran permukaan serta proses pelepasan atau pengendapan tanah yang terjadi di area parit dan (Russel, 2001). Wilayah yang menjadi daerah penelitian adalah areal antarparit dan parit yang dipilih
  • 11. KOMPONEN DASAR GEOWEPP 1. Komponen Tanah : erodibilitas tanah, kapasitas infiltrasi dan kapasitas angkutan sedimen 2. Komponen Hidrologi a. Intensitas dan lama waktu hujan b. Aliran permukaan c. Debit aliran d. Angkutan sedimen
  • 12. KONSEP DASAR GEOWEPP Dalam model WEPP, kehilangan tanah dihitung sepanjang lereng dan menghasilkan hasil sedimen pada akhir lereng. Maksimum lahan yang bisa dihitung oleh WEPP adalah 259 ha untuk lahan pertanian dan seluas 809 ha untuk lahan kosong. Pada GeoWEPP luasan area yang bisa dihitung seluas 16000 ha, lebih besar daripada WEPP karena dapat menghitung untuk beberapa lereng. Proses physical based erosi dimodelkan didalam GeoWEPP sebagai suatu konsep persamaan kontinuitas steady state sedimen
  • 13. STUDI KASUS Dalam presentasi kali ini mengambil studi kasus di DAS Limboto, Propinsi Gorontalo, yang ditulis oleh Sri Legowo WD Pengajar Jurusan Teknik Sipil, FTSL Institut Teknologi Bandung
  • 14. ABSTRAK DAS Limboto merupakan bagian dari Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (SWP-DAS) Bone Bolango yang luasnya 91.004 ha dan termasuk salah satu DAS prioritas dari DAS kritis di SWP-DAS Bone Bolango. Wilayah ini memiliki sumber daya alam berupa hutan, tanah dan air dan sangat potensial. Apabila dikelola dengan baik akan memberikan manfaat yang besar dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sedimentasi di dalam Danau Limboto terus berlangsung secara intensif dan selalu meningkat dari tahun ke tahun, menyebabkan pendangkalan dan menciutnya luas perairan. Terjadinya erosi dan masuknya sedimen ke danau akan mengakibatkan pengendapan dan pendangkalan sehingga akan mempengaruhi kapasitas tampung danau. Studi ini dibatasi pada pendugaan jumlah erosi dan sedimen yang terjadi dengan menggunakan model simulasi GeoWEPP (Geo-spasial Water Erosion Prediction Project). GeoWEPP merupakan model fisik simulasi kontinyu yang dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat erosi yang terjadi di DAS Limboto karena GeoWEPP memiliki kelebihan untuk memprediksi distribusi kehilangan tanah spasial dan temporal untuk sebuah lereng atau titik tertentu pada suatu lereng secara harian, bulanan atau rata-rata tahunan. Hasil keluaran dapat diekstrapolasi kedalam kondisi yang lebih luas. Dengan kata lain, model GeoWEPP
  • 15. INPUT DATA UNTUK PERHITUNGAN DENGAN WEPP 1. Data iklim seperti curah hujan harian, temperatur, radiasi matahari dan angin. Suatu program tersendiri disebut CLIGEN digunakan untuk membangkitkan data iklim yang baik secara kontinyu maupun kejadian tunggal. 2. Data topografi seperti panjang lereng, kemiringan lereng, dan arah lereng. 3. Data tanah seperti tekstur, albedo ( bagian dari radiasi matahari yang dipantulkan kembali ke atmosfer), kejenuhan awal, erodibilitas tanah, tegangan geser kritis tanah,
  • 16. SIMULASI WEPP Proses erosi physical based disimulasikan didalam WEPP dengan konsep persamaan kontinuitas steady- state untuk menjelaskan pergerakan sedimen pada alur mengacu kepada hukum konservasi massa dan energi. Model WEPP menggunakan persamaan- persamaan tersebut dibawah (NSERL., 1995 di dalam Endale, 2003).
  • 17. LOKASI STUDI Studi mengenai teknik pendugaan erosi dan sedimentasi berbasis model simulasi GeoWEPP dan SIG menggunakan satuan Daerah Aliran Sungai (DAS). Penelitian ini dilaksanakan di DAS Limboto. Secara astronomis, DAS Limboto terletak pada 122° 42’ 0.24” – 123° 03’ 1.17” BT dan 00° 30’ 2.035” – 00° 47’ 0.49” LU. Dataran area dari DAS Limboto sangat sempit, hanya 20 % dari seluruh DAS. Ketinggian daratan pada pegunungan Utara danau berkisar + 700 - + 1000 dan pegunungan Selatan berkisar + 1000 – + 1500 serta pegunungan di bagian Barat
  • 19. PERSIAPAN INPUT DATA 1. DATA IKLIM Data iklim yang dibutuhkan oleh GeoWEPP termasuk nilai harian dari curah hujan, temperatur, radiasi matahari, dan kecepatan angin. Data iklim tersebut dibutuhkan untuk diolah terlebih dahulu dengan menggunakan model CLIGEN. Wilayah Kabupaten Bone termasuk daerah beriklim sedang kelembaban udara berkisar antara 95 % - 99 % dengan temperatur berkisar 26 – 43oC. Pada periode April- September bertiup angin timur yang membawa hujan, sebaliknya pada. bulan Oktober-Maret
  • 20. 2. PENGOLAHAN DATA TOPOGRAFI Untuk mendapatkan peta kontur DAS Limboto, digunakan data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) dan software Global Mapper 6. Pada program Global Mapper 6, SRTM DAS Limboto berada pada 122° 42’ 0.24” – 123° 03’ 1.17” BT. Peta kontur dibuat dalam program Global Mapper dengan interval 10 m. Data kontur yang akan diolah disimpan dalam bentuk data digital. Data digital ini adalah adalah data vektor dalam format ArcView shape file ataupun format yang lain yang dapat dikonversi menjadi ArcView shape file. Data kontur format vektor diolah terlebih dahulu menjadi Model Elevasi Digital (Digital Elevation
  • 21. 3. DATA TANAH Jenis tanah area studi meliputi Inceptisols, (tanah dengan pengembangan horizon minimal), Entisols (tanah asli, diolah dengan material induk yang tidak terkonsolidasi), Alfisols (tanah hutan yang mudah menyerap dengan tingkat kesuburan yang relatif tinggi), Vertisols, Mollisols (tanah yang berada pada ekosistem padang rumput).
  • 23. 5. DATA JENIS SALURAN
  • 24. PERSAMAAN TOTAL TINGKAT EROSI dimana : dG = perubahan muatan sedimen (kg/s.m) dx = perubahan panjang lereng (m) Df = tingkat erosi alur (kg/s.m2), positif untuk detasemen, negatif untuk deposit Di = angkutan sedimen antar alur ke alur (kg/s.m2)
  • 25. TINGKAT EROSI ANTAR ALUR Tingkat erosi alur adalah ukuran sedimen yang dialirkan ke saluran terkonsentrasi. Nilai ini diasumsikan secara proposional pada intensitas curah hujan, run off dan dampak dari kekasaran tanah dengan parameter erodibilitas (Ki) yang secara proporsional konstan, yang pada kenyataannya disesuaikan untuk beberapa faktor yang bervariasi (NSERL, 1995, di dalam Endale 2003)
  • 26. PERSAMAAN dimana : Kiadj = erodibilitas antar alur yang disesuaikan (kg.s/m4) Ie = intensitas cuah hujan efektif (m/s) τir = tingkat run off antar alur (m/s) SDRRR = sediment delivery ratio (%) Fnozzle = faktor yang disesuaikan untuk nozzle irigasi curah yang berdampak pada variasi energi (%) Rs = jarak alur (m) W = lebar alur (m)
  • 27. TEKNIK PENDUGAAN EROSI DAN SEDIMEN BERBASIS MODEL GEOWEPP Program GeoWEPP hanya dapat mensimulasikan erosi dan sedimen untuk luasan area tertentu saja (< 16000 ha). Oleh karena itu DAS Limboto dibagi menjadi beberapa zone berdasarkan outlet anak sungai yang paling luar dan mencukupi syarat minimal simulasi dengan program GeoWEPP. Pembagian zone ini lebih baik berupa persegi panjang karena dalam pembuatan TIN dari peta kontur membutuhkan bentuk peta trianggular. Pembagian zone dilakukan pada program ArcView GIS diikuti dengan pembagian DEM, peta tanah dan peta
  • 29. MODEL SIMULASI DALAM GEOWEPP 1. Metode DAS (Watershed), yakni simulasi untuk merepresentasikan kelerengan dan saluran-saluran sungai (metode DAS) yang mengkaji akibat off-site dari lereng dan sungai yang terdapat di dalam sub DAS tersebut. 2. Metode Aliran (Flowpath), yakni simulasi untuk seluruh masing-masing aliran dan menyatukan mereka menjadi suatu analisa spasial dengan mempertimbangkan hasil simulasi untuk setiap sel raster dari luas area dan panjang aliran yang tercakup didalamnya.
  • 31. Pada legenda dari peta hasil running WEPP secara dinamis diset pada nilai kehilangan tanah yang dapat ditoleransi atau nilai target T. Hal ini memungkinkan pengguna program GeoWEPP memasukkan nilai batas yang dapat ditoleransi dan membuat peta tampilan area dengan nilai T yang dapat ditoleransi (berwarna hijau), nilai T yang tidak dapat ditoleransi (berwarna merah) dan area deposit (berwarna kuning). Dalam hal ini nilai T yang dipakai adalah 10 ton/ha/thn (Suripin, 2002). Peta off-site menunjukkan hasil sedimen yang masuk ke sungai dari masing-masing lereng berdasarkan nilai T. Peta on-site ditampilkan dengan mengaktifkan theme on-site sehinga peta
  • 32. Untuk membuat model simulasi dengan GeoWEPP dibuat 14 zone untuk membantu pembentukan masing- masing sub DAS dari outlet-outlet jaringan sungai yang ditentukan. Setiap zone dimungkin kan terdapat beberapa outlet yang dapat dibentuk dan masing- masing otlet akan mewakili sub das yang berbeda- beda. Setelah melalui beberapa proses trial and error dalam hal penentuan letak dan besar zone serta letak masing-masing outlet, didapat pembagian pembentukan sub DAS yang paling baik yakni terbagi menjadi 14 zone, 42 outlet dan 42 sub DAS yang tersebar di DAS Limboto. Maisng-masing sub DAS akan menghasilkan model simulasi prediksi erosi dan sedimen yang berbeda-beda tergantung dari luas das, topografi das, penutup lahan yang ada, dan jenis tanah yang terkandung didalamnya. Setelah model terbentuk dari masing-masing sub DAS
  • 33. PETA HASIL SEDIMEN MODEL GEOWEPP (KAJIAN OFF-SITE)
  • 34. PETA KEHILANGAN TANAH MODEL GEOWEPP (KAJIAN ON-SITE)
  • 35. Pada Gambar 6. terdapat peta hasil sedimen yang merupakan peta kajian off-site dari model GeoWEPP. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kontribusi sedimen terbesar yakni dengan dengan nilai sediment yield > 4T (T = 10 ton/ha/thn) berada pada Utara Danau Limboto atau berada pada pertengahan DAS Limboto dan sejumlah besar dengan kadar yang lebih kecil tersebar ditenggara DAS Limboto. Hal ini disebabkan karena pada daerah tersebut memiliki dominan penutupan lahan berupa ladang, kebun dan belukar. Daerah tersebut juga berada pada rata-rata ketinggian 350-500 m MSL. Daerah yang
  • 36. Pada Gambar 7. terdapat peta kehilangan jumlah tanah yang merupakan peta kajian on-site dari mdoel GeoWEPP. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa kehilangan jumlah tanah terbesar juga berada pada Utara Danau Limboto dan sedikit tersebar dibagian tenggara DAS Limboto. Kehilangan jumlah tanah dengan jumlah yang kecil tersebar merata di bagian Utara, Tengah dan Selatan DAS Limboto. Pada hasil running model simulasi GeoWEPP terdapat beberapa perbedaan dengan studi yang terdahulu pernah dilakukan. Perbedaan pertama terletak pada luas DAS yang tercakup dari hasil running. Pada RTL-RLKT yang diterbitkan oleh BP DAS Bone Bolango tertera luas DAS Limboto
  • 37.
  • 38.
  • 39. Berdasarkan hasil running GeoWEPP didapat jumlah total erosi pada DAS Limboto sebesar 3.409.067,36 ton/thn atau rata-rata erosi per hektar adalah 44,69 ton/ha/thn atau 3.72 mm/thn. Nilai erosi tersebut telah melewati ambang batas bahaya erosi yang diperkenankan (dapat ditoleransikan) yaitu sebesar 10 ton/ha/thn (Suripin 2002). Sediment deposisi pada DAS Limboto 224.356,54 ton/thn atau sedimen deposisi per hektar adalah sebesar 2,94 ton/ha atau 0.245 mm/thn. Sediment yield DAS Limboto adalah 3.184.710,41 ton/thn atau sedimen yield per hektar adalah 41,75 ton/ha/thn atau 3.48 mm/thn. Dari data diatas adalah sesuai dengan keadaan DAS Limboto yang sebagian besar tertutupi oleh ladang
  • 40. Total erosi dan sedimen hasil running GeoWEPP memiliki perbedaan dengan RTL-RLKT. Pada RTL- RLKT didapat hasil total erosi DAS Limboto adalah 4.222.096 ton/thn atau nilai rata-rata erosi per hektar adalah 108.81 ton/ha/thn. Terdapat perbedaan yang cukup mencolok dengan hasil running GeoWEPP yakni 23.85% lebih kecil dari total erosi RTL-RLKT. Hal ini disebabkan karena RTL-RLKT menggunakan pendekatan USLE (Universal Soil Loss Equation). Pendekatan USLE memiliki beberapa kekurangan salah satunya adalah memiliki skala prediksi bentang lereng (hillslope profile) dengan erosi rata-rata tahunan dari suatu bentang lereng yang tidak ada cekungan deposisinya sedangkan GeoWEPP
  • 41. KESIMPULAN GeoWEPP merupakan model fisik simulasi kontinyu yang dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat erosi yang terjadi di DAS Limboto karena GeoWEPP memiliki kelebihan untuk memprediksi distribusi kehilangan tanah spasial dan temporal untuk sebuah lereng atau titik tertentu pada suatu lereng secara harian, bulanan atau rata-rata tahunan. Hasil keluaran dapat diekstrapolasi kedalam kondisi yang lebih luas. Dengan kata lain, model GeoWEPP dapat memprediksi efek in-site dan off site dari erosi tersebut . Hasil keluaran GeoWEPP menunjukkan DAS Limboto berada pada kondisi kritis yakni memiliki laju erosi 44,69 ton/ha/thn atau 3.72 mm/thn. Sediment deposisi per hektar pada DAS