Perisai-perisai utama bagi seorang Mukmin dalam menjalani kehidupan yang beragama adalah Al-Quran, iman, ilmu, taubat, hijrah, jihad, shalat, zakat, puasa, haji, dan menundukkan pandangan, menutup aurat, menikah, serta kesadaran akan niat ikhlas dalam beribadah."
2. 1. Al-Qur'an
• Al-Qur'an bagi seorang Mukmin merupakan perisai yang dapat menunjukkan (Al-
Huda), membuktikan (Al-Bayan), dan membedakan (Al-Furqan) segala aktivitas
kehidupan dengan sempurna karena memiliki kebenaran mutlak yang menjamin
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
• Qur'an telah menjadi perisai kepribadiannya dengan sifat dan kemanfaatannya
sebagai:
1. Hudan yang berarti petunjuk (QS Yunus 10:57).
2. Syifa' yang berarti obat penawar (QS Yunus 10:57).
3. Rahma yang berarti kasih sayang (QS Yunus 10:57).
4. Mau'idhah yang berarti kasih nasihat (QS Yunus 10:57)
5. Nuran yang berarti cahaya (Qs an-Nisa' 4:174).
6. Basyirun yang berarti penggembira (QS Fushshilat 41:3).
7. Nadzirun yang berarti pengancam (QS Fushshilat 41:3).
3. 2. Al-Iman
• Adalah langkah yg mengawali seseorang untuk mengenal hakikat siapa Tuhan yg
patut disembah, malaikat2 yg harus diyakini, nabi2 dan rasul yg harus diteladani,
kitab2 yg harus dipedomani, hari akhir yg tidak dpt dipungkiri, qadla' dan qadar yg
harus diimani.
• Tidak ada satu perisai yg lebih mahal dari bumi dan seisinya melainkan perisai
iman.
• Wanita, anak2, kendaraan, perniagaan yg dikhawatirkan akan kerugiannya, dan
jabatan merupakan perhiasan yg menyilaukan hati sekian banyak manusia dan
tidak mempunyai kemanfaatan sedikitpun tanpa perisai iman. Semuanya itu justru
menjadi fitnah yg akan digantungkan pd leher seseorang yg tidak memiliki kendali
iman. Sebaliknya, semua perhiasan itu menjadi satu amanat jika berada di tangan
orang yg memiliki perisai iman. Orang2 yg siap menjalankan perintah, menjauhi
segala larangan, dan yg akan menerima janji2 dan berita gembira.
• "Katakanlah: 'Siapakah yg mengharapkan perhiasan dari Allah yg telah
dikeluarkan-Nya untuk hamba2 Nya dan rezki yg baik?' Katakanlah: 'Semuanya itu
bagi orang2 yg beriman dlm kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari
kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat2 itu bagi orang2 yg mengetahui."
(QS al-A'raaf 7:32).
4. 3. Ilmu
• Allah Saw telah menjadikan kitabnya berisi ilmu. Dan dg kitab itulah para nabi dan
rasul dikaruniai perisai ini. Perisai yg dpt mengeluarkan ummat manusia dr
kekafiran, kefasikan dan kezaliman diri mereka kpd keimanan. Bahkan manusia
hanya dpt menguasai alam dg perisai ilmu.
• "Allahlah yang menundukkan lautan untukmu supaya kapal2 dapat berlayar
padanya dengan seidzin-Nya, dan supaya kamu dapat mencari sebagian karunia-
Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untukmu apa
yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari-
Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir." (QS al-Jaatsiyah 45:12-13).
• Dalam ayat lain Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengangkat derajat orang-orang
yang memiliki perisai ini dengan landasan iman. Karena tidaklah dikatakan berilmu
atau bermanfaat ilmunya sedikitpun tanpa adanya kendali iman.
• "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." (Al-Mujaadilah 58:11).
5. 4. Taubat
• Membenamkan diri dalam lumpur dosa merupakan perbuatan yang menutup semua
jalan kebaikan yang akan mendorong seseorang ke dalam jurang neraka. Umumnya
orang yang seperti ini telah menganggap dirinya sangat kotor hingga sulit untuk
dibersihkan dan menganggap sudah kepalang tanggung. Dan ini merupakan kekeliruan
yang besar. Padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjadikan taubat sebagai satu-satunya
perisai yang dapat menghapus dosa-dosa dan memudahkan langkah untuk
mengadakan berbagai macam perbaikan dan amal shaleh. Untuk itu segeralah
bertaubat!
1. Menghentikan maksiat.
2. Menyesali atas perbuatan yang telah dilakukannya.
3. Berniat sungguh2 tidak akan mengulangi perbuatan maksiat tersebut.
4. Bila terkait hak manusia, wajib atasnya meminta maaf dan
mengembalikan hak orang yang dizalimi.
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan
kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka
mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana." (QS an-Nisaa' 4:17).
6. 5. Hijrah
• Perisai ini merupakan refleksi dari perwujudan taubat yang memiliki keterkaitan
mutlak dalam rangka menegakkan kalimat Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang dalam
sirah bisa kita baca bahwa para nabi dan rasul dalam mengemban amanahnya
diperintahkan pula oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk berhijrah. Begitu pun
atas Mukmin yang benar keimanannya, yang tidak akan menyia-nyiakan
kesempatan berhijrah selama pintu taubat masih terbuka menjelang datangnya
ajal dan kiamat. Sebagaimana yang disinyalir Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam, bahwa tidak akan terputus hijrah sehingga terputus taubat. Yaitu, hijrah
dengan taubatnya dari alam jahiliyah kepada cahaya Islam. Hijrah dengan
taubatnya dari dosa kepada pahala. Hijrah dengan taubatnya dari panasnya bara
api neraka kepada kenikmatan surga. Dan semua ini merupakan sebuah proses
yang menuntut sekian banyak pengorbanan. Baik terbentuk harta maupun jiwa.
• “Barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini
tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (QS an-Nisaa' 4:100)
7. 2. Jihad
• Ini pun merupakan perisai perwujudan refleksi atas orang2 yg berhijrah dg sungguh2.
Yaitu, dengan mengadakan perbaikan melalui peningkatan amal shaleh yg diperintahkan
dan menjauhi segala apa yg dilarang. Dan atas mereka inilah peran amar makruf
terealisasi dg sempurna. Karena mereka memiliki ciri2 yg diisyaratkan Allah SWT dlm AI-Qur'an,
diantaranya:
1. Berperang di jalan Allah (QS an-Nisa 4:76).
2. Berjihad dengan pedoman Al-Qur'an (QS al-Furqan 25:52).
3. Berjihad dalam barisan yang teratur (QS al-An’am 61:4).
4. Siap mengorbankan harta dan jiwa (QS at-Taubah 9:111).
5. Tertindas (QS al-Qashash 28:4).
Mereka yang memegang erat2 perisai jihadnya, Allah SWT menjanjikan mereka
kemenangan dan berkuasa di muka bumi, tapi bila mereka gugur Allah SWT telah tetapkan
atas mereka rezki yg tidak terputus dan surga yg kekal nan abadi.
“Dari Abu Hurairah ra., katanya Nabi bersabda: "Allah menggembirakan hati orang-orang
yang berperang fi sabilillah, yaitu orang yang berperang semata-mata karena iman kepada
Allah dan Rasul-Nya, ia akan kembali membawa kemenangan dan harta rampasan, atau
dimasukkan ke dalam surga."(HR. Bukhari)
8. 7. Shalat
• Allah SWT telah menetapkan dlm firman-Nya bahwa shalat merupakan sarana
amar makruf nahi munkar, sebagai penolong dan alat kontrol bagi Mukmin agar
bersabar terhadap segala bencana dan mara-bahaya yang senantiasa datang dan
mengintai sebagai ujian atas keimanannya. Dan dalam hadits Rasulullah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam mengabarkan tentang hakikat shalat yang diumpamakan sebagai
tiang agama bagi yang menegakkannya dan kehancuran atas mereka yang
melalaikannya. Bahkan ditandaskan pula oleh beliau perbedaan antara si Mukmin
dengan si Kafir adalah dengan menegakkan shalat dan tidaknya.
• Oleh karena itu, seorang Mukmin dengan penuh kesadaran akan senantiasa
memperhatikan waktu-waktu shalatnya. Disamping itu ia akan menegakkannya di
tempat yang suci lagi di sucikan, dengan kekhusyu'an, penuh kesabaran, dan tidak
lupa memberi peringatan atas orang-orang yang melalaikannya. Maka shalat
seperti inilah yang akan menjadi perisai untuk menggapai kemenangan.
Kemenangan secara kaffah, hancurnya yang munkar dan tegaknya yang makruf
• "Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar."
(Al-'Ankabuut :45)
9. 8). Zakat
• Perisai yang satu ini kewajibannya sama dengan
menegakkan shalat. Dalam banyak ayat perintah shalat
selalu beriringan dengan perintah mengeluarkan zakat.
Karena tidaklah tercegah yang keji dan munkar, atau
tidaklah tegaknya tiang agama, sebagaimana yang
disinyalir Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, tanpa
pendanaan dari orang-orang Mukmin yang ingin
membersihkan atau mensucikan dirinya dari keruhnya
jiwa dan harta mereka yang sulit untuk dideteksi.
Untuk itu, amat berat atas Mukmin yang komit berlaku
kikir untuk kebaikan dirinya sendiri
10. 9. Puasa
• Kalaulah ada orang yang paling amanat dan
memegang janjinya; maka itulah orang-orang
yang mengerjakan puasanya dengan benar.
Memang manusia tidak melihat bila ia
melangkahi rukun-rukun puasa, namun ia sadar
Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui para malaikat-
Nya tidak lengah mencatat segala ketaatan atau
pengkhianatan. Dari sini seorang Mukmin
menyadari benar, puasa menjadi perisai yang
memproduk jiwanya menjadi seorang yang
amanat. Dan orang yang amanat tidak akan
menyalahi janji
11. 10. Haji
• Salah satu Rukun Islam ini, adalah perisai pendobrak dari
kesenjangan sosial antara Mukmin yang berdiri dalam satu
aqidah. Selain mengunjungi BaituIlah, Allah SWT
memerintahkan pula untuk memakmurkannya. Adapun
saat ini kita saksikan Islam di berbagai belahan bumi
menjadi terpecah-belah dalam kemiskinan, kebodohan dan
penindasan musuh2 Allah. Sehingga hikmah yang paling
fundamen dari pelaksanaan ibadah haji kehilangan
maknanya. Yang ada justru kesatuan aqidah dan
persekongkolan kaum Yahudi. Padahal ibadah haji ini
merupakan perisai yang dapat menstabilkan perekonomian
ummat Islam skala dunia jika terikat dalam aqidah
Islamiyah yang tsabit.
12. 11. Ghadhul Bashar (Menundukkan Pandangan)
• Perisai yang satu ini sudah teramat sering disampaikan para da'i
dalam berbagai kesempatan maupun dalam banyak kajian buku2.
"Bosan!" Itu mungkin perkataan yang terselip di dada seseorang
yang fasik. Padahal kebosanannya mendengar atau membaca
perkara yang terkait dengan ghadhul bashar, tetap saja tidak dapat
mengendalikan pandangan matanya yang seliar buaya lapar. Kalau
saja dia menyadari kekeliruannya, paling tidak dia dapat mengambil
hikmah betapa sulitnya mengendalikan pandangan matanya.
• Perintah menundukkan pandangan mata ini mempunyai tujuan
untuk menyelamatkan ummat manusia dari pekerjaan munkar. Yang
disadari atau tidak pandangan mata merupakan motor penggerak
utama segala perbuatan munkar. Dan seorang Mukmin yang benar
keimanannya akan menyelamatkan dirinya dari perbuatan munkar
dengan menundukkan pandangannya.
13. 12. Hijab
• Selain menundukkan pandangan mata, Allah
Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan pula
kepada Mukmin laki-laki dan perempuan untuk
menutupi 'aurat mereka. Tidak berarti perintah
menundukkan pandangan mata tanpa disertai
dengan menutup 'aurat. Kedua perintah ini
sejalan dan harus ditaati. Karena apalah artinya
menutup 'aurat tapi matanya jelalatan, atau
menundukkan pandangan karena malu sedang ia
bertelanjang. Singkat kata, kedua perintah ini
saling melengkapi dan menjadi perisai untuk
menyelamatkan masyarakat dari dekadensi moral
14. 13. Menikah
• Realisasi dan legistimasi hubungan yang diterima di sisi
Allah, Rasulullah, dan ummat manusia antara dua jenis
insan adalah nikah. Atas Mukmin yang ingin
menyempurnakan separuh agamanya dari kejalangan
matanya dan perbuatan lacur, maka tidak ada alasan
baginya untuk mengundur-ngundur pernikahan. Dengan
menyegerakannya akan terhindarkannya segala hal yang
selama ini menjadi bulan-bulanan orang-orang fasik dan
kotor. Dia akan bekerja dengan penuh semangat dan
konsentrasi, berjiwa pemimpin dan bertanggung jawab,
mendapat keturunan yang bersih dari fitnah, dan segala
kebaikan yang tidak akan diperoleh orang-orang yang
mengabaikan perisai yang satu ini. Nikah
15. 14. Ihklas
• Dari sekian banyak faktor yg sangat prinsip dan menentukan diterima dan tidaknya
ibadah dan amal shaleh seseorang tanpa adanya niat ikhlas. Bahkan niat ikhlas
merupakan perisai semua ibadah. Dan tidak ada niat ikhlas atas ibadah orang2 yg
mengadakan tandingan dg segala apa yang telah Allah SWT syariatkan dlm AI-Qur'an.
Atau dengan orang-orang yang menambah-nambah berbagai urusan
dalam agama (bid’ah) yang telah diputuskan dengan jelas. Niat ikhlas hanya milik
orang2 yg beribadah se-mata2 karena Allah SWT dan tidak mengharapkan balasan
selain dari-Nya. Dan atas mereka inilah ibadahnya tercatat sebagai amal shaleh.
Karena semua ibadah yang mereka lakukan terlepas dari riya‘
• "Katakanlah: Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan'. Dan (katakanlah):
'Luruskanlah mukamu di setiap shalat dan sembahlah Allah dg mengikhlaskan
ketaatanmu kpd-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan
(demikian pulalah) kamu akan kembali kepadaNya." (QS AI-A'raaf 7:29).
• Abu Hurairah ra. berkata: "Rasulullah SAW bersabda: `Sesungguhnya Allah tidak
melihat bentuk badan dan rupamu, tetapi langsung melihat niat dan keikhlasan
dalam hatimu'." (HR. Muslim).
16. 15. Ridha
• Perisai ridha adalah buah dari perisai ikhlas. Mukmin yang memiliki
perisai ini tidak akan melangkah atau berbuat dengan segala
perkara yang akan mengundang murka Allah. Karena hati,
perbuatan, dan usahanya telah dihadapkan sepenuhnya untuk
mencari keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Begitu pun dalam
menghadapi ka-runia dan musibah. Orang yang berpegang erat
dengan perisai ini secara otomatis akan mengeluarkan dua perisai
lainnya sebagai pamungkas. Perisai alsyukru atas karunia yang
diperolehnya dan perisai sabar atas musibah yang menimpa dirinya.
Karena itu pula mereka terhindar dari kekufuran, takabbur, bakhil,
dan juga tidak berkeluh kesah atau berputus asa menghadapi
musibah yang menimpa dirinya. Bahkan ia sanggup berucap:
• "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun." (AI-Baqarah 2:156).
17. 16. Khusyu'
• Perisai kali ini hanya diperoleh atas mereka yang telah
memiliki perisai jihad. Karena tidak akan dicapai
kekhusyu'an tanpa adanya kesungguhan (jihad). Dapat
disimpulkan bahwa orang yang khusyu' hanya orang-prang
yang berjihad. Pada mereka inilah terealisasi seluruh
perintah dan tercegahnya perbuatan munkar. Sebab hanya
mereka pula yang siap menanggung berbagai resiko
terberat sekalipun demi tegaknya syariat.
• Dari Abu Sa'id AI-Khudri ra. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
wa Sallam bersabda: kata-nya: "Ada orang bertanya: 'Hai
Rasulullah! Siapakah manusia yang lebih utama?'Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menjawab: `Orang Mukmin
yang berjihad dalam agama Allah dengan diri (Jiwa) dan
hartanya. " (HR. Bukhari).
18.
19. 17. Al Syukur
• Perisai syukur yang dimiliki seorang Mukmin akan menjadi
motivator penggerak untuk melaksanakan segala perintah dan
menjauhi larangan. Karena hanya orang2 yg bersyukur yg bisa
amanat terhadap segala nikmat2 yg telah Allah SWT berikan
kepadanya. Dan hal ini diwujudkan dlm tiga tingkatan rasa syujur
secara sempurna.
• Syukur dg lisan yaitu menyatakan syukur dg mengucapkan puji-pujian
kepada Allah SWT.
• Syukur dg hati, ialah sengaja berbuat taat untuk senantiasa
memenuhi perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.
• Syukur dg perbuatan, yaitu pelaksanaan konkret segala perintah
dan menjauhi larangan Allah SWT.
• Dan jika tiga tingkatan rasa syukur ini terrealisasi dg sempurna,
maka orang tersebut telah amanat dg nikmat yang telah diberikan
kepadanya dan pantas ditambah nikmat2 lainnya
20. 18. Al-Rahmah (Kasih Sayang)
• Diantara sekian faktor terwujudnya kesatuan yang akan membuahkan kekuatan
Islam adalah perisai Al-Rahmah. Dalam banyak ayat Allah SWT hanya mengikat tali
Al-Rahmah dg orang2 yg berdiri dlm aqidah Islamiyah saja, dan memerintahkan
untuk bersikap keras lagi tegas terhadap orang2 musyrik. Karena mana mungkin
tegak dan kuatnya kalimat Allah dg mengikutsertakan orang2 musyrik yang
meninggikan kalimat thaghut. Singkat kata, perisai Al-Rahmah hanya terkait
dengan orang2 yg satu aqidah yg bertujuan menegakkan kalimat Allah. Dan itulah
wujud saudara yg sesungguhnya. Yang mereka itu satu dg lainnya saling sayang
menyayangi, bersikap lemah lembut, dan tolong menolong dalam kebaikan.
• "Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya
anakku termasuk keluarga ku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar.
Dan Engkau adalah hakim yang seadil-adilnya'. Allah berfirman: 'Hai Nuh,
sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, sesungguhnya perbuatannya
yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang
kamu tidak mengetahui. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya
kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan." (QS Huud 11:45-
46).
21. 19. Sabar
• Dalam menjalani hidup dan kehidupan seorang Mukmin dihadapkan dg
berbagai problematika selaku khalifah di bumi. Yang akan menerapkan
segala apa yg diingini oleh Allah SWT agar terciptanya kehidupan yg penuh
rahmat dan berkah. Tentunya hal itu tidaklah mudah. Karena di sekitar
mereka terdapat orang2 yg tidak beriman yg akan menghalangi tegaknya
kalimat Allah. Baik itu berupa fitnah, caci maki, intimidasi, dan bahkan
sampai sahid. Namun mereka tidak gentar dg semua itu dan terus
melangkah dg penuh kesabaran. Sebab sebelum melangkah mengikuti
jejak Rasulullah SAW mereka pun telah menyadari akan semua akibat yg
bakal diterima. Dan kesabaran mereka itu terlahir dari perisai Istiqamah.
• "Kamu sungguh2 akan diuji terhadap harta dan dirimu dan juga kamu
sungguh2 akan mendengar dari orang2 yg diberi kitab sebelum kamu dan
dr orang2 yg mempersekutukan Allah, gangguan yg banyak dan menyakit
kan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yg
demikian itu termasuk urusan yg patut diutamakan."(QS Ali Imran 3:186).
22. 20. istiqamah
• Menjaga eksistensi keberlangsungan iman dan Islam seorang Mukmin
melainkan dg perisai istiqamah. Iman dan Islam orang yg istiqamah tidak
akan hilang atau surut diterjang maut sekalipun. la senantiasa berpegang
teguh dg aqidahnya. Sebagai wujud bahwa dirinya memenuhi janji dr
syahadat yg diikrarkannya.
• orang2 yg mengatakan: Tuhan kami ialah Allah', kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka maka malaikat akan turun kpd mereka (dg
mengatakan), 'Janganlah kamu merasa takut dan janganlah merasa sedih,
dan bergembiralah mereka dengan (memperoleh) surga yg telah dijanjikan
Allah kepadamu." (QS Fushshilat 41:30).
• Ayat ini menandaskan bahwa orang yang memiliki perisai istiqamah hanya
mengakui Allah sebagai Rabbnya, dengan mendapat jaminan ketenangan
hidup, hilang rasa takut, sedih, putus asa dan lain sebagainya. Meskipun
mereka diguncang cobaan dan gangguan yang banyak dengan aqidah
Islamiyah yang telah berakar di dalam qalbu mereka.
23. 21. Optimis
• Perisai optimis merupakan ramuan dari perisai jihad, sabar, dan
istiqamah. Mukmin yang memiliki perisai ini tidak akan pernah
putus asa dengan pertolongan Allah dan kemenangan yang dekat.
Mereka adalah orang-orang yang tahan banting dan pantang
mundur serta terus maju ke front terdepan. Mereka adalah orang-orang
yang tak kenal takut dengan kendali rudal nuklir kaum
musyrikin selama kalimat Allah belum tegak di bumi yang Allah
ciptakan dengan tangan-Nya sendiri. Baginya tiada kata mundur,
takut, kalah, patah, hancur atau hilang. Dan tidak dengan banyak
kata, harus satu di antara dua. Sahid atau menang.
• "Katakanlah: 'Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus-asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.
Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang'." (Az-Zumar 39:53)
24. 22. Ketenanggan
• Perisai ini hanya milik Mukmin yang mempunyai perhitungan yang
matang dan pandangan yang jauh, berhati hati, tidak gegabah atau
sembrono. Dan hal ini terlihat dari tindak-tanduk seseorang yang
menginginkan segala kebaikan. Sebagaimana tersurat dalam hadits
berikut.
• “Jarir bin Abdillah ra. berkata: "Saya telah mendengar Rasululah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: `Siapa yang diharamkan dari
sifat tenang dan lunak berarti telah diharamkan daripada semua
kebaikan”. (HR. Muslim).
• Ibnu Mas'ud ra. berkata: "Bersabda Rasulullah SAW: 'Sukakah saya
beritahukan padamu orang yg diharamkan masuk neraka?' Beliau
melanjutkan: `Neraka itu haram atas siapa yang lunak, ringan,
tenang dan baik budi'." (HR. Tirmidzi).
25. 23. Doa
• Perisai yang satu ini telah disinyalir oleh Rasulullah SAW sebagai
otaknya ibadah. Dlm Al-Qur'an bisa kita baca para nabi dan rasul
memiliki do'a-do'a yg khusus. Yg secara umum mengisyaratkan agar
setiap Mukmin berlindung dari segala macam keburukan. Ba-ik itu
berlindung dari kemusyrikan, sihir, kaum yg ingkar, api neraka dan
lainnya yang semakna. Sebaliknya do'a pun mengisyaratkan
permohonan seorang hamba kepada Rabbnya akan segala macam
kebaikan. Kebaikan agar senantiasa dimudahkan mengikuti jalan
yang lurus, terhapusnya dosa, mendapatkan anak yang shaleh,
dimasukkan ke dalam surga dan lainnya yang semakna Namun
perisai yang satu ini tidak lain terhimpun dalam satu perisai yang
disebut 'ikhtiar. Sebab mana mungkin merebut dan memperoleh
kemenangan hanya dengan mengandalkan kekuatan komandan dan
merupakan peran para serdadu. Atau manalah mungkin emas turun
dari langit hanya dengan bersandarkan do'a tanpa usaha. Dan
pemahaman seperti ini hanya milik setiap Mukmin