Teks tersebut membahas tentang keberadaan sihir dan ilmu hitam yang semakin populer dewasa ini. Dokumen tersebut juga menjelaskan definisi sihir secara etimologis dan istilah menurut beberapa ulama, serta membahas hakekat sihir menurut ajaran Islam berdasarkan dalil-dalil Al Quran dan hadis Nabi.
1. Wajah Baru Sihir di
Sekitar Kita
Oleh: Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi
2. Sihir dan sejenisnya dari cakupan ilmu-ilmu hitam makin populer dewasa ini. Para 'pakar'
berikut iklan 'sihir'-nya bisa ditemui di hampir semua media massa. Merekalah yang seakan-
akan menguasai rahasia dan kunci-kunci kehidupan.
Eksistensi mereka kian diperkuat dengan dongeng-dongeng takhayul nenek moyang
utamanya yang berkaitan dengan kerajaan-kerajaan Nusantara di masa lampau. Jadilah semua
itu sebagai sebuah ajaran dan aliran tersendiri yang dibahasakan sebagai bagian dari agama.
Ironisnya, sebagian kaum muslimin kian terbentuk akal dan pikirannya dengan semua itu.
Lahirlah kemudian keyakinan yang berasal dari akal yang jumud yang tergantung dan
menggantungkan segala-galanya kepada orang-orang "sakti" tersebut.
Bahagia dan sengsara, senang dan susah, sehat dan sakit, berhasil dan gagal, maju dan
mundur seolah-olah ada di tangan mereka. Umat pun mulai lupa akan kekuasaan dan
ketentuan Allah.
Definisi Sihir
Secara etimologis atau bahasa, sihir diartikan sebagai sesuatu yang halus dan rumit sebabnya
(Mukhtar Ash-Shihah, hal. 208 dan Al-Qamus, hal. 519). Oleh karena itu, waktu sahur terjadi
di malam hari karena aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada waktu itu tersembunyi.
Adapun secara terminologis (istilah), terjadi perbedaan pendapat di antara ulama dalam
mengungkapkan dan mendefinisikan sihir. Di antara mereka ada yang mendefinisikan sihir
sebagai jimat-jimat, jampi-jampi, dan buhul-buhul yang berpengaruh pada hati dan badan,
yang mengakibatkan sakit, mati, terpisahkannya antara suami dan istri atas izin Allah.
Diantara mereka ada Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul 'Azis Sulaiman Al-Qar'awi dalam
kitab Al-Jadid fi Syarah Kitabut Tauhid (hal. 153), Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
'Utsaimin di dalam kitab Al-Qaulul Mufid (2/5), dan Asy-Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan
dalam kitab At-Tauhid.
Asy-Syaikh Muhammad Amin Asy-Syinqithi mengatakan: “Ketahuilah bahwa sihir tidak
akan bisa didefinisikan dengan definisi yang menyeluruh dan lengkap karena terkandung
banyak permasalahan. Dan dari sinilah berbeda ungkapan para ulama dalam mendefinisikan
dan perselisihan yang jelas.” (Adhwaul Bayan, 4/444)
Namun dari kedua tinjauan ini, sangat jelas bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh dalam
kehidupan manusia. Sihir merupakan bentuk perbuatan tersembunyi yang akan memberi
pengaruh terhadap badan, pikiran, dan hati seseorang dengan bantuan makhluk halus baik
melalui jampi-jampi, ikatan-ikatan buhul yang berakibat merusak badan, pikiran, dan hati
seseorang.
Hakekat Sihir
Merupakan akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh
pada seseorang yang disihir. Keyakinan ini dibangun di atas dalil-dalil dari Al Qur‟an dan As
Sunnah. Allah berfirman:
ٍُْيِاطَيَّشان ىُهْحَج اَي اُْىعَبَّجاَوَسِّْحضان َاسَُّان ٌَْىًُِّهَعُي اُْوسَفَك ٍَْيِاطَيَّشان ٍَِّكَنَو ٌُاًَْيَهُص َسَفَك اَيَو ٌَاًَْيَهُص ِكْهُي َىَهع
3. “Dan mereka mengikuti apa-apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan
Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu yang mengerjakan sihir). Padahal
Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setan itulah yang kafir
(mengerjakan sihir), dan mereka mengajarkan sihir kepada manusia.” (QS Al-Baqarah
2:102)
ِسُّْخي ٌَأ ٌَِادْيُِسي ٌِاَسِاحَضَن ٌِاَرَه ٌِْإ اْىُناَقاًّّفَص اْىُحْئا َّىُث ْىُكَدْيَك اُْىعًِْجَأَف .َهىْثًُْان ُىُكِحَقْيِسَطِب ََبهْرَيَو اًَِهِسْحِضِب ْىُكِضْزَأ ٍِْي ْىُكاَج
ْنَأ ٍَْي ََّلوَأ ٌَْىُكََّ ٌَأ اَّيِإَو َيِقْهُج ٌَْأ اَّيِإ ىَصْىُي اَي اْىُناَق .َْهىعَحْصا ٍَْي َوْىَيْان َحَهْفَأ ْدَقَوَق .ىَقُمَّيَُخي ْىُهُّيِصِعَو ْىُهُناَبِح اَذِئَف اْىُقْنَأ ْمَب َلا
َلْا َثََْأ َكََِّإ ْفَْخج َال َاُْهُق .ىَصْىُي ًّةَفْيِخ ِهِضْفََ ْيَف َشَجْوَأَف .ىَعْضَج اَهَََّأ ْىِهِسْحِص ٍِْي ِهْيَنِإاُْىعََُص اَي ْفَقَْهج َكُِْيًَِي ْيِف اَي ِقْنَأَو .َىهْع
اًَََِّإ.َىجَأ ُْثيَح ُسِحَّاضان ُحِهْفُي َالَو ٍسِحاَص ُدْيَك اُْىعََُص
“Mereka berkata: Sesungguhnya dua orang ini (Musa dan Harun) adalah benar-benar ahli
sihir yang hendak mengusir kalian dari negeri kalian dengan sihirnya, serta hendak
melenyapkan kedudukan kalian yang utama. Maka himpunkanlah segala daya (sihir) kalian
kemudian datanglah dengan berbaris dan sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang
menang pada hari ini. Setelah mereka berkumpul, mereka berkata: Hai Musa, (pilihlah)
apakah kamu yang melempar dahulu atau kamilah yang mula-mula melemparkan? Musa
berkata: Silakan kalian melemparkan. Maka tiba-tiba tali dan tongkat mereka terbayang
kepada Musa seakan-akan dia merayap dengan cepat lantaran sihir mereka. Maka Musa
merasa takut dalam hatinya. Kami (Allah) berkata: Janganlah kamu takut, sesungguhnya
kamulah yang paling unggul (menang). Lemparkanlah apa yang ada di tangan kananmu,
niscaya dia akan menelan apa yang mereka perbuat. Sesungguhnya apa yang mereka
perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka) dan tidak akan menang tukang sihir itu
dari mana saja dia datang.” (QS Thaha 20:63-69)
ٍْىيِظَع ٍسْحِضِب َءاَجَو ْىُهُْىبَهَْسحْصاَو ِاسَُّان ٍَُيْعَأ اُْوسَحَص اْىَقْنَأ اًََّهَف
“Maka tatkala melemparkan, mereka menyulap mata orang dan menjadikan orang banyak
itu takut serta mereka mendatangkan sihir yang besar.” (QS Al-A’raf 7:116).
Masih banyak ayat-ayat lain yang menjelaskan hakikat sihir tersebut.
Adapun dalil dari As Sunnah adalah sebagai berikut. Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
ِللا َلُْىصَز اَي :اْىُناَق .ِتاَقِبْىًُْان َعْبَّضان ُىابَُِحْاجُمْكَأَو ِّقَحْانِب َّالِإ ُللا َوَّسَح ْيِحَّان ِشْفَُّان ُمْحَقَو ُسِّْحضانَو ِ اِب ُِْسِّشان :َالَق اٍَُّه اَيَو
ِتَاُِيْؤًُْان ِتَالِفَاغْان ِتَاَُصْحًُْان ُفْرَقَو ِفْحَّزان َوْىَي يِّنَىَّحانَو ِْىيِحَيْان ِلاَي ُمْكَأَو اَبِّسان
“Jauhilah tujuh perkara yang akan membinasakan.” Para shahabat bertanya: “Apa itu?”
Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa tanpa alasan yang haq, makan
riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuduh orang-orang yang
beriman yang menjaga diri dari lalai.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Masih banyak dalil lain yang menunjukkan bahwa sihir memiliki hakikat dan pengaruh.
Hafidz bin Ahmad Al-Hakami rahimahullah mengatakan: “Sihir adalah sesuatu yang benar-
benar ada dan pengaruhnya tidak terlepas dari takdir Allah sebagaimana Allah berfirman:
Mereka belajar dari keduanya perkara yang akan memecah belah hubungan suami istri dan
mereka tidak akan bisa berbuat mudharat kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah. Dan
4. pengaruhnya ada sebagaimana dalam hadits-hadits yang shahih.” (I‟lam As Sunnah Al-
Mansyurah hal. 153)
Musthafa Abu Nashr Asy-Syabli dalam ta‟liqnya terhadap kitab di atas mengatakan:
“Pengaruh sihir itu ada, dan tidak ada yang mengingkari kecuali orang yang sombong atau
mengingkari apa yang diturunkan kepada Rasulullah. Beliau sebagai sebaik-baik manusia dan
sayyid anak Adam pernah terkena sihir seorang Yahudi dari Bani Zuraiq yang bernama Labid
bin Al-A‟sham dan beliau terus dalam sihir tersebut selama 6 bulan.”
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (10/226) mengatakan: “Al-Maziri berkata: Sebagian ahli bidah
mengingkari sihir yang menimpa Rasulullah ini. Mereka menyangka bahwa hal ini akan
menjatuhkan kedudukan nubuwwah dan akan memberi keraguan. Mereka berkata: Siapa saja
yang berkata demikian maka itu adalah pengakuan batil.”
Asy-Syaikh Shalih bin Fauzan mengatakan: “Dinamakan sihir karena terjadi dengan perkara
yang sangat tersembunyi yang tidak akan bisa dilihat oleh mata. Yaitu berbentuk jimat-jimat,
jampi-jampi, pembicaraan-pembicaraan, atau melalui asap-asap. Sihir memiliki hakikat dan
di antaranya berpengaruh terhadap hati dan badan sehingga bisa menyebabkan sakit,
terbunuh, dan memisahkan antara suami istri.” (At-Tauhid, hal. 21)
Abu Muhammad Al-Maqdisi di dalam kitab Al-Kafi (3/164) mengatakan: “Sihir adalah
jimat-jimat, jampi-jampi dan ikatan-ikatan buhul yang berpengaruh pada hati dan badan yang
akhirnya menyebabkan sakit dan mati dan juga akan memisahkan antara suami istri. Allah
berfirman: Lalu mereka belajar dari keduanya (Harut dan Marut) sesuatu yang akan bisa
memisahkan antara seorang suami dengan istrinya. Allah juga berfirman: “Dan kejahatan
wanita-wanita yang meniupkan buhul-buhul.” Yaitu tukang-tukang sihir dari kaum wanita
yang mereka mengikat buhul-buhul dalam sihirnya lalu menjampinya. Jika sihir itu tidak ada
hakikatnya, niscaya Allah tidak menyuruh untuk berlindung darinya.”
Hukum Mempelajari Sihir
Para ulama berselisih pendapat mengenai hukum mempelajari sihir ini.
Pendapat pertama, Al-Imam Malik berkata bahwa belajar sihir atau mengajarkannya
menyebabkan pelakunya kafir meskipun dia tidak menggunakannya. Karena, pada sihir
terdapat unsur pengagungan terhadap setan dan mengaitkan semua kejadian yang ada di alam
ini kepada mereka. Dan tidak akan dikatakan oleh orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhir bahwa mereka tidak kafir.
Pernyataan ini juga diucapkan oleh Al-Imam Ahmad dalam riwayat darinya yang lebih
masyhur dinukil dari shahabat „Ali radhiallahu anhu dan dikuatkan oleh Ibnu Qudamah
dalam kitab Al-Mughni.
Pendapat kedua, adalah pendapat Al-Hanafiyyah. Mereka merinci hal yang demikian.
Apabila mempelajari sihir agar dia terjaga darinya, maka dia tidak kafir. Bila dia
mempelajarinya dengan keyakinan bahwa dibolehkan atau akan memberi manfaat baginya,
maka ini adalah kufur. Yang berpendapat demikian juga adalah Asy-Syafi‟i dan mayoritas
pengikut beliau, serta dikuatkan oleh Al-Qurafi, Asy-Syinqithi, dan Al-Hafidz Ibnu Hajar.
(Al-Fath, 10/224 dan Adhwaul Bayan, 4/44)
5. Pendapat ketiga, belajar sihir tidak kafir. Ini merupakan salah satu pendapat Al-Imam Ahmad
yang tidak kuat, dan dicela pendapat ini oleh Ibnu Hazm. (Lihat Fathul Bari, 10/224,
Adhwaul Bayan, 4/44, Tafsir Ibnu Katsir, 1/128, Tafsir Al-Qurthubi, 2/43, Fathul Qadir,
1/151, dan Tafsir As-Sa‟di, hal. 42)
Ash-Shan‟ani dalam kitab Tath-hir Al-I‟tiqad (hal. 44) mengatakan: “Belajar ilmu sihir bukan
perkara yang sulit, bahkan pintunya yang paling besar adalah kufur kepada Allah dan
menghinakan apa-apa yang diagungkan oleh Allah seperti meletakkan mushaf di WC dan
sebagainya.”
Sihir Dalam Pandangan Agama
Ibnu „Allan dalam kitab Dalil Falihin (8/284) mengatakan: “Sihir adalah hal-hal di luar
kebiasaan yang terjadi melalui ucapan-ucapan dan perbuatan dan mungkin untuk dilawan
dengan yang sepertinya. Dan sihir itu adalah haram termasuk dari dosa besar.”
Allah berfirman:
“Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukar (kitab Allah)
dengan sihir itu, tiadalah keuntungan baginya di akherat.” (QS Al-Baqarah 2:102)
Abdurrahman bin Hasan Alusy-Syaikh mengatakan: “Ayat ini menunjukkan atas haramnya
sihir dan juga haram dalam agama suluruh para rasul sebagaimana firman Allah: Dan tidak
akan beruntung tukang sihir dari mana saja dia datang. (QS Thaha 20:69)
Pengikut Imam Ahmad telah menjelaskan tentang kafirnya belajar sihir dan
mengajarkannya.” Fathul Majid, hal. 336)
Asy-Syaikh Shalih Fauzan dalam ta‟liq beliau terhadap kitab Al-‟Aqidah Ath-Thahawiyyah
mengatakan: “Sihir adalah satu bentuk perbuatan setan dan termasuk dari kekufuran kepada
Allah, maka janganlah kamu tertipu dengan mereka.”
Ibnu Abil „Izzi dalam syarah beliau terhadap kitab Al-‟Aqidah Ath-Thahawiyyah (hal. 505)
mengatakan: “Para ulama telah sepakat bahwa jika sihir itu dalam bentuk meminta kepada
bintang yang tujuh atau selainnya, mengajak berbicara atau sujud kepadanya, dan
mendekatkan diri kepadanya baik dengan bentuk pakaian, atau cincin, asap-asap, sesajen,
atau yang sejenisnya, maka ini termasuk jenis kekufuran dan pintu kesyirikan yang paling
besar. Oleh karena itu wajib ditutup.”
As-Sa‟di dalam Tafsir beliau mengatakan: “Jangan kamu belajar sihir karena yang demikian
itu termasuk dari kekufuran.” (hal. 44)
Dari semua ucapan para ulama tersebut terambil dari dalil-dalil Al Qur‟an dan As Sunnah
sebagaimana dalam firman Allah:
6. “Tidaklah keduanya mengajarkan sesuatu kepada seorang pun melainkan keduanya
mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, maka janganlah kam kafir.” (QS
Al-Baqarah 2:102)
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan: “Dari sini sangat jelas bahwa
seseorang tidak mungkin mempelajari sihir melainkan dia harus kafir. Dan bila dia telah kafir
maka dia akan mempelajarinya. Berdasarkan ayat ini maka tukang sihir hukumnya adalah
kafir.”
Adz-Dzahabi dalam kitab beliau Al-Kabair (hal. 21-22) mengatakan: “Tukang sihir harus
dikafirkan berdasarkan firman Allah: “Akan tetapi setan-setan yang kafir dan mengajarkan
manusia sihir”. Setan tidak memiliki tujuan dalam mengajarkan manusia ilmu sihir melainkan
agar Allah disekutukan. Kamu melihat kebanyakan orang sesat karena masuk dalam ilmu
sihir tersebut dan mereka menyangka hanya sebatas haram dan mereka tidak mengira kalau
yang demikian itu adalah wujud kekafiran. Hukuman bagi tukang sihir adalah dibunuh karena
dia kufur kepada Allah. Hendaklah setiap hamba bertakwa kepada Allah dan jangan sekali-
kali dia masuk kepada perkara-perkara yang akan mencelakakan dirinya di dunia dan akhirat.
(Al-Qaulul Mufid, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdulwahhab Al-Yamani, hal. 137)
Adapun dari Sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam adalah hadits Abu Hurairah di
atas yang dikeluarkan oleh Al-Imam Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Jauhilah oleh kalian
tujuh perkara penghancur…” di antaranya adalah sihir.
Al-Lajnah Daimah mengatakan: “Diharamkan untuk belajar sihir apakah belajarnya untuk
diamalkan atau untuk menjaga diri. Allah telah menjelaskan dalam Al Quran tentang
mempelajarinya adalah kekufuran. Allah berfirman: “Mereka mengajarkan sihir kepada
manusia dan apa yang diharamkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan
Marut. Sedang keduanya tidak mengajarkan kepada seorang pun melainkan mengatakan:
Sesungguhnya kami hanya cobaan bagi kamu, maka janganlah kafir”. Sungguh Rasulullah
telah menjelaskan bahwa sihir adalah salah satu dari dosa-dosa besar dan memerintahkan
agar menjauhinya dengan sabdanya: “Jauhilah oleh kalian tujuh perkara yang akan
menghancurkan…”, kemudian beliau menyebutkan di antaranya: “Sihir.” Dan di dalam As-
Sunan di sisi An-Nasa‟i disebutkan: “Barangsiapa yang mengikat buhul lalu meniupkan
padanya, maka sungguh dia telah melakukan sihir. Dan barangsiapa yang telah melakukan
sihir maka sungguh dia telah melakukan kesyirikan.” (Fatawa Al-Lajnah, 1/367/368)
Terkait: Perdukunan Global
Sumber: http://huda022.student.umm.ac.id/
7. PERDUKUNAN
GLOBAL
Di kalangan agama-agama dunia dikenal usaha tradisional mencari jalan dengan penguasaan
kekuatan alam semesta melalui perdukunan (kebathinan dan mistik) seperti Yoga, Tai Chi,
nujum/ramalan, rajah tangan (palmistry), perbintangan (astrologi/horoscope), dan seterusnya.
Di kalangan modern dikenal usaha serupa dalam kemasan berbeda seperti Mind Power,
Human Potential Development, New Consciousness Movement, Creative Imagination, Self
Motivation, Transformation Movement, dan ratusan bentuk lainnya. Jalan pembenaran
melalui kekuatan-kekuatan magis dan spiritisme agama-agama dunia ini secara nyata telah
mengalami kebangkitan globalnya, baik perdukunan secara tradisional konvensional maupun
dalam bentuk neo-spiritualisme. Disini kita melihat bahwa perdukunan bukanlah kepercayaan
kuno yang sudah berlalu, tetapi merupakan suatu system religi yang selalu ada dan
berkembang di setiap tahapan budaya manusia. Perdukunan telah menjadi "kebutuhan pokok"
8. spiritual manusia dunia. Disinilah The New Age Movement mengambil peran besar dalam
menyesatkan manusia (artikel terkait: The New Age Movement).
Kekuatan-kekuatan magis melalui praktek-praktek perdukunan dapat ditemui di bagian
manapun di dunia ini. Baik dalam masyarakat yang memang kental dengan tradisi budaya
okultisme maupun masyarakat sekular modern. Ramalan nasib, rajah tangan, dan
perbintangan bahkan sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari masyarakat dunia.
Perdukunan jenis ini telah diterima semua orang, menjadi budaya universal yang bahkan
sudah menjadi konsumsi anak-anak diseluruh dunia.
Berkat atau kutuk bisa dihasilkan oleh perbuatan manusia dalam mengolah kekuatan magis
untuk tujuan-tujuan tertentu. Sudah menjadi anggapan umum bahwa ketika kekuatan magis
tersebut ditujukan untuk kebaikan, maka akan disebut sebagai "white magic", misalnya
penyembuhan penyakit, keamanan, mencari jodoh, kelancaran bisnis, dan seterusnya. Dan
ketika kekuatan magis tersebut digunakan untuk tujukan kejahatan, maka akan disebut "black
magic", misalnya mengirimkan sakit penyakit, membunuh orang, menjatuhkan seseorang dari
kedudukannya, menyebarkan kerusuhan, dan seterusnya. Dalam dualisme ini kita melihat
penyesatan Iblis di dalam pemanfaatan kekuatan-kekuatan spiritual tersebut. Begitu banyak
tradisi dan agama dunia yang membenarkan praktek perdukunan asalkan untuk tujuan
kebaikan. Padahal kita ketahui tidak ada kebenaran yang berasal dari Iblis, apapun bentuk
kebaikannya selama itu bersumber dari alam roh kegelapan Iblis adalah kejahatan. Dia adalah
pencuri, pembunuh, dan pembinasa, dan barangsiapa melakukan kebaikan dengan memakai
sumber Iblis berarti melakukan kehendak Iblis, dan itu kejahatan yang keji dihadapan Tuhan.
"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia
adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia
tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia
adalah pendusta dan bapa segala dusta" (Yohanes 8:44).
INDUSTRI RAKSASA
Pada masa sekarang ini praktek-praktek perdukunan seperti astrologi, sihir, nujum/ramalan,
bahkan pengobatan alternative oleh paranormal telah menjadi suatu usaha bisnis yang besar.
Data terakhir di Amerika Serikat saja terdapat lebih dari 40.000 orang yang bekerja "full-
time" di bidang ini (meningkat hampir 400 persen dalam 10 tahun terakhir), dan sedikitnya
350.000 orang lainnya bekerja "part-time" di bidang perdukunan, paranormal, dan astrologi
(meningkat 200 persen dalam 10 tahun terakhir). Angka-angka tersebut merupakan angka
resmi yang dalam realitasnya bisa jauh lebih tinggi dari pada itu. Di Brazil kehidupan
spiritualisme yang okultis semakin berkembang pesat ditandai dengan tumbuhnya begitu
banyak "bidat" keagamaan yang menyimpang dan bertendensi klenik. Di Inggris sebanyak
6000 orang ahli sihir terlibat dalam pertemuan-pertemuan secara teratur untuk membuat
strategi-strategi bisnis yang baru. Bila di hitung secara global maka keterlibatan manusia
kepada hal-hal yang okultis dan klenik ini tidak terhitung lagi banyaknya.
Di China dan India misalnya, juga di Afrika dan belahan dunia lainnya, terutama di wilayah
Negara-negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa (Afrika Tengah - Amerika Tengah - dan
Indonesia) merupakan basis okultisme terbesar di dunia dimana perdukunan dan klenik telah
menjadi bagian dari tradisi budaya manusia yang sangat akrab dalam hidup keseharian. Di
Indonesia, seperti pada umumnya terjadi di dalam masyarakat klenik, budaya ini telah
menjangkau segenap lapisan masyarakat, mulai dari masyarakat bawah sampai pejabat
9. Negara. Membangun rumah harus selamatan dengan bubur merah bubur putih, harus
mengibarkan bendera, membangun jembatan harus ada korban kepala kerbau, bahkan di
dalam pernikahan harus mandi air kembang, menginjak telor, dan seterusnya. Begitu
akrabnya hal-hal ini kita lihat disekitar kita sehingga kita tidak lagi melihatnya sebagai
sesuatu yang salah. Budaya, kebiasaan, dan tradisi dipakai Iblis sebagai kemasan
penipuannya sejak ribuan tahun yang lalu.
Pada kenyataannya okultisme sejauh ini telah menjadi
industri yang menghasilkan bermilyar-milyar dolar diseluruh dunia. Satu contoh, di Perancis
telah terjadi peningkatan penghasilan bisnis para astrolognya. Diperkirakan mereka
menghasilkan 650-850 juta dolar setahun yang menghidupi sekitar 60 ribu sampai 80 ribu
astrolog. Organisasi-organisasi mereka dirikan dalam setiap strata kehidupan manusia. Buku-
buku dan majalah-majalah mereka terbitkan, diantaranya yang paling terkenal adalah majalah
"Occult Trade Review", dan buku-buku best seller seperti "The Stock Market and Witchcraft"
(Bursa Saham Dan Ilmu Sihir), juga "Sexual Power Through Witchcraft" (Daya Sex Melalui
Ilmu Sihir), dan banyak lagi. Jika pada semua industri tersebut ditambahkan juga produksi
Kartu Tarot, Paket-paket Astrologi, Papan-papan Ouija, sampai stiker-stiker okultisme yang
dijual diseluruh dunia setiap harinya, maka jumlah penghasilan kerajaan Lucifer dalam
industri ini akan mencapai angka yang mengejutkan siapapun.
Jenis industri klenik semacam ini memang tidak dikenal dalam sekolah-sekolah bisnis
manapun, tetapi kehadirannya telah melibatkan sekian milyar manusia melalui metode-
metode spiritual yang lebih pasti dari semua ilmu pasti manusia. Kekuatan spiritual kerajaan
Iblis menjadi pendukung utama penyebaran industri ini, dan hal ini sudah dimulai sejak
"menara Babel" ribuan tahun yang lalu tanpa seorangpun mampu mencegahnya. Kitab Suci
telah menubuatkan: "...mulai dari sekarang apa pun juga yang mereka rencanakan, tidak ada
yang tidak akan dapat terlaksana" (Kejadian 11:6b).
KECERDASAN IBLIS
10. Dalam hirarkhi kerajaan bisnis Iblis, Lucifer
menduduki jabatan tertinggi, mungkin semacam Presiden Komisaris. Ia dibantu oleh dewa-
dewa penguasa wilayah melalui murid-murid manusianya. Mereka menghimpun segala daya
dan cara untuk membangun jumlah pengikut sesuai dengan "target market" mereka. Tujuan
akhirnya adalah membawa sebanyak mungkin manusia untuk neraka. Dan tidak diragukan
lagi bahwa mereka sangat professional dalam menjalankan tipu daya dan penyesatannya.
Lucifer adalah makhluk yang paling cerdas di alam semesta dalam hal dusta (ia adalah bapak
pendusta). Ada dua sebabnya, pertama Tuhan memang menjadikan dia demikian, dan kedua,
ia telah belajar banyak karena telah hidup begitu lama. Sesungguhnya ia menggunakan
kecerdasannya untuk mencapai tujuan jahatnya. Dan kecerdasan yang super ini menjadikan ia
musuh yang sangat tangguh bagi gereja Tuhan di bumi. Disamping itu, kerajaan Iblis juga
memiliki pemerintahan yang sangat efisien. Sasarannya telah dipikirkannya baik-baik. Ia juga
mengatur jaringan hirarkhi roh-roh jahatnya lebih baik daripada management perusahaan
manapun di dunia. Ia sangat tahu kapan harus bersikap fleksibel untuk menyesuaikan
strateginya di dalam keadaan yang berubah-ubah. Bahkan pengetahuan Iblis tentang
kekristenan membuat dia memenuhi syarat untuk di tahbiskan sebagai pendeta di banyak
gereja. Yeshua Hamasiah telah memberi peringatan tentang datangnya banyak juruselamat
palsu, nabi-nabi palsu, guru-guru palsu, dan gembala-gembala palsu di ujung akhir zaman ini.
Iblis akan berada dibelakang mereka sebagai pendukung utama, dan melalui mereka ia akan
berusaha untuk menawarkan teologinya sendiri dengan memasukkan ajaran perdukunan,
sihir, dan segala bentuk penyembahan berhala (okultisme) dalam kemasan menarik.
"Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang
akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan oleh tipu daya pendusta-
pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka" (1 Timotius 4:1-2).
PARA DUKUN, MOTIVASI, dan KERAJAANNYA
Para pelaku okultisme ini memiliki kekuatan magis melalui hubungan mereka dengan roh-roh
kegelapan dari dunia orang mati. Mereka percaya bahwa roh-roh orang mati selalu berada di
dekat manusia hidup, mereka dipercaya dapat menghibur, memberi petunjuk, menolong, dan
dapat juga diminta untuk membalas dendam, menghantui, mengancam, dan mengganggu.
Pada dukun-dukun tertentu diberikan spesialisasi misalnya kemampuan untuk meramal,
menyembuhkan penyakit, mendatangkan kekayaan atau kekuasaan, memberi jodoh, dan
11. seterusnya. Secara tradisional kekuatan spiritual mereka biasanya di dapat dari wangsit
melalui proses bertapa, berpuasa, pembacaan mantera atau jampi-jampi yang menyertakan
korban, sesajen, ataupun jimat-jimat. Ritual-ritual tertentu dilakukan seperti tari-tarian,
tabuhan bunyi-bunyian, dan sebagainya. Seorang dukun atau paranormal biasanya
dikultuskan sebagai seorang guru ataupun lainnya oleh kelompok pendukung/pengikut yang
fanatik. Secara modern pengalaman spiritual dalam prinsip-prinsip okult yang sama
dilakukan, hanya mengubah kemasan dan penampilannya. Dari ritual di hutan atau di gunung
kepada ritual di hotel bintang lima, dari musik-musik tradisi kepada musik tekno-punk, dari
kumpulan orang berjubah hitam berkuda kepada kumpulan orang berdasi bermobil mewah,
dari penampilan seram seorang dukun kepada ahli sulap professional berkepala botak, juga
ahli kebathinan yang buka counter di mall-mall, dan paranormal peramal gemuk yang
mengiklankan diri di televisi dan dapat dihubungi dengan SMS (ketik REG spasi NAMA, dan
seterusnya), dan seterusnya.
Seseorang biasanya pergi ke dukun/paranormal atau apapun
namanya, untuk minta berkat fisik dan materi seperti kesehatan, kekayaan, atau untuk
mencapai tujuan tertentu seperti jabatan tinggi, pangkat, usaha maju, mendapat jodoh,
ataupun ingin mengetahui nasib. Tetapi semua keinginan tersebut lebih banyak ditujukan
untuk kepentingan diri sendiri. Egoisme menjadi dasar dari segala keinginan mereka. Dan
memang peran dukun/paranormal lebih banyak menolong kemajuan dan keberuntungan
perorangan daripada kesejahteraan masyarakat. Lebih berorientasi pada sikap untung sama
untung. Kelompok kami (CherubimS) memiliki cukup banyak pengalaman berurusan dengan
dukun-dukun dalam tingkat hirarkhi tinggi/tertinggi ketika merobohkan kekuatan kerajaan
kegelapan yang bekerja atas seorang calon presiden negeri ini. Memang, saat pemilihan
presiden tiba, dukun dan paranormal menjadi laku keras seperti pisang goreng. Sudah
menjadi rahasia umum, para pejabat atau calon pejabat dari level rendah sampai tertinggi juga
menyertakan para dukun untuk mencapai ambisi-ambisi politik mereka. Sudah menjadi hal
umum bila pejabat pemerintah mempunyai hubungan erat dengan para dukun. Bahkan ada
pejabat yang secara rutin mengunjungi dukun-dukun untuk mempertahankan jabatannya. Dan
penentu keberhasilan mereka sangat bergantung kepada pekerjaan para dukun daripada
dukungan politik dari rakyatnya. Di alam roh terjadi peperangan antar mereka, dukun
melawan dukun dalam segala hirarkhinya. Pemilihan kepala desapun bisa menjadi arena
perang dukun. Bagi mereka yang tidak mengerti hal ini akan terlihat seperti setan melawan
setan dan ini dianggap tidak mungkin karena Kitab Suci menyatakan kerajaan Iblis itu kuat
karena mereka tidak terpecah.
Perlu diketahui bahwa kerajaan Iblis itu terdiri dari beberapa tingkat hirarkhi yang dipimpin
oleh para Pemerintah, para Penguasa dan para Penghulunya. Dan penundukkan mereka satu
dengan yang lain bukan seperti penundukkan otoritas pada Kerajaan Tuhan. Dasar
12. penundukkan mereka yang utama adalah ketakutan (base on fearness). Setan kuburan jelas
tunduk karena takut kepada penguasa gunung misalnya. Dan dasar penundukkan seperti itu
selalu membuka peluang untuk setiap waktu terjadi kudeta atau perebutan kekuasaan melalui
pemberontakan karena kepentingan yang berbeda di level spiritual yang sama. Dilihat dari
otoritas tertinggi Iblis Lucifer, jelas secara keseluruhan kerajaannya tidak terpecah dan solid
karena yang bergerak bertentangan adalah mereka yang berada di dalam tingkat hirarkhi yang
sama. Selain itu masih banyak aspek spiritual kerajaan roh yang perlu kita ketahui untuk
mengerti mengapa kerajaan Iblis bersifat solid tetapi penuh dengan pertentangan kepentingan
di dalamnya sesuai dengan perubahan dan tuntutan zaman, khususnya di era New Age di
akhir zaman akhir ini.
BERHALA YANG MENGIKAT
Dalam memanfaatkan kekuatan magis melalui praktek perdukunan tersebut seseorang
biasanya diikat oleh beberapa ketentuan atau persyaratan tertentu yang dapat berakibat celaka
bila dilanggar. Pantangan dan tabu akan mengikat manusia tersebut selama hidupnya, ia
berada dibawah kontrol Iblis. Bahkan keterlibatan dalam praktek-praktek okultisme semacam
itu akan memenjara kehidupan kita kedalam apa yang disebut sebagai "kuasa kerajaan
kegelapan". Perdukunan membawa manusia masuk kedalam ikatan penyembahan berhala.
Dan segala keterlibatan manusia kepada berhala menjauhkan manusia itu dari Tuhan. Rasul
Yohanes telah memperingatkan:
"anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala" (1 Yohanes 5:21).
Faktanya, banyak orang Kristen yang kehidupannya dipenuhi oleh berhala, sadar atau tidak.
Tradisi orang-orang tua merupakan salah satu penyebabnya. Kebiasaan ala dunia juga
memberi pengaruh besar. Kesukaan membaca ramalan bintang misalnya, dapat menjadi awal
dari keterikatan seseorang terhadap berhala. Kebiasaan untuk mempertanyakan sesuatu
masalah kepada paranormal, Feng Shui, minta kesembuhan, membaca nasib, melancarkan
rezeki, naik pangkat dan jabatan, secara langsung mengikat diri kepada kerajaan Iblis.
Perlunya kita memutuskan semua jenis perdukunan yang pernah dilakukan keturunan-
keturunan diatas kita. Firman Tuhan mengatakan:
"Maka Aku berkata kepada anak-anak mereka di padang gurun: Janganlah kamu hidup
menurut ketetapan-ketetapan ayahmu dan janganlah berpegang pada peraturan-peraturan
mereka dan janganlah menajiskan dirimu dengan berhala-berhala mereka. Akulah TUHAN,
Elohim-mu: Hiduplah menurut ketetapan-ketetapan-Ku dan lakukanlah peraturan-peraturan-
Ku dengan setia" (Yehezkiel 20:18-19).
13. Keterikatan spiritual kegelapan seringkali tidak disadari atau
dianggap sebagai sesuatu yang tidak berbahaya bagi banyak orang Kristen. Bahkan jarang
orang memikirkannya sehingga pendalaman akan hal ini sering juga dianggap sebagai
perilaku tidak normal dan aneh. Apa yang dinyatakan dan digambarkan dalam banyak kasus
di Perjanjian Lama dan apa yang dilakukan Yeshua Hamasiah sendiri dalam perjalanan
pelayanannya akhirnya hanya dianggap sebagai penggambaran-penggambaran visual yang
mengetengahkan pengertian abstraktis yang bermakna filosofis (dalam hal ini siapa yang
tidak normal dan aneh?). Jelas dan tidak dapat disangkal lagi, bahwa manusia yang masuk
dalam aktifitas perdukunan akan menuai konsekwensi spiritual yang mengikat dan
memenjara seluruh kehidupan luarnya. Itu sebabnya Tuhan melarang umat-Nya untuk
berhubungan dengan segala jenis perdukunan. Kalau anda pernah minta kekayaan ke gunung
Kawi, misalnya, selama anda belum bertobat dan menyelesaikannya, maka ikatan spiritual
kegelapan itu tetap memenjara anda, tidak perduli jabatan anda sekarang sebagai penginjil
atau gembala. Semakin kita mengerti dimensi roh semakin kita berhati-hati untuk melakukan
sesuatu yang bisa berakibat secara spiritual.
"Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu
mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN,
Elohim-mu" (Imamat 19:31).
"Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah
dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia
dari tengah-tengah bangsanya" (Imamat 20:6).
"Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau
anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung,
seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang
yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada
orang-orang mati" (Ulangan 18:10-11).
"Dan apabila orang berkata kepada kamu: "Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh
peramal yang berbisik-bisik dan komat-kamit," maka jawablah: "Bukankah suatu bangsa
patut meminta petunjuk kepada Elohim-nya? Atau haruskah mereka meminta petunjuk
kepada orang-orang mati bagi orang-orang hidup?" (Yesaya 8:19).
14. MODERNISASI PERDUKUNAN
Sudah menjadi rahasia umum bahwa dalam kebudayaan Timur kita keterbukaan pada hal-hal
"batin" membuat masyarakat juga sangat terbuka pada pengaruh okultisme. Gejala ini tanpa
terkecuali melanda peradaban kota dan kalangan intelektual atas. Kekosongan rohani yang
tidak terisi oleh kemajuan zaman membuat kecenderungan kepada okultisme menjadi makin
kuat. Okultisme merupakan gejala kemerosotan peradaban Kristen. Istilah "okult/occult"
sendiri sangat samar, mencakup secara luas hal-hal yang dianggap rahasia, tersembunyi,
mistik dan metafisik dan sering dianggap menyangkut perkara-perkara di luar indra biasa.
Pada umumnya, hal-hal berikut ini dianggap tercakup dalam okultisme:
Spiritisme: Kepercayaan bahwa manusia dapat berhubungan dengan dunia orang mati (roh
orang mati) dalam rangka mencari wahyu dari dunia seberang sana.
Astrologi: Kepercayaan bahwa masa depan seseorang arau sesuatu dapat dibaca dengan
mempelajari letak dan hubungan matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet yang
mempengaruhi seseorang atau sesuatu tersebut.
Horoskop: Perkembangan astrologi yang meramal berdasarkan peta zodiac. Nasehat-nasehat
diberikan berdasarkan ramalan peristiwa-peristiwa masa depan.
Clairvoyance: Kepercayaan bahwa orang tertentu memiliki kemampuan ekstra indra (ESP =
extra sensory perception), yang membuatnya sanggup melihat yang tidak kasat mata.
Peramal nasib: Meramalkan nasib atau masa depan dengan melihat garis-garis telapak
tangan, permainan kartu, daun teh, bola kristal, tanggal lahir, dan sebagainya.
Pedukunan: Sistem agama sesat ini berakar pada kebiasaan-kebiasaan dan kepercayaan kuno
walaupun dapat ditampilkan secara modern. Dukun-dukun atau paranormal dengan upacara,
alat, mantera, dan syarat tertentu, berdasarkan kitab-kitab gaibnya, berhubungan dan
mencoba mengendalikan kekuatan-kekuatan gaib.
Biasanya banyak orang yang terlibat dalam praktek okultisme di atas, terlibat pula dalam
penyalahgunaan obat bius dan musik-musik setan, dan pelanggaran-pelanggaran norma
susila, Obat-obat bius dianggap sebagai sarana untuk membawa mereka kepada bentuk
"kesadaran yang lain", atau masuk (trans) kedalam alam gaib/roh Iblis.
LARANGAN TUHAN
"Di antaramu janganlah didapati seorang pun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau
anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung,
seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang
yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada
orang-orang mati. Sebab setiap orang yang melakukan hal-hal ini adalah kekejian bagi
Tuhan, dan oleh karena kekejian-kekejian inilah Tuhan, Elohimmu, menghalau mereka dari
hadapan Tuhan, Elohimmu" (Ulangan 18:10-12).
"Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan
berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan,
roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu
kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-
15. hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Elohim" (Galatia 5:19-
21).
"Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap Tuhan, oleh karena ia
tidak berpegang pada firman Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah,
dan tidak meminta petunjuk Tuhan. Sebab itu Tuhan membunuh dia dan menyerahkan
jabatan raja itu kepada Daud bin Isai" (1Tawarikh 10:13,14).
Kitab Wahyu 21:8 berisi penghakiman terhadap mereka yang melakukan kebiasaan
okultisme: "Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji,
orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah
berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang
menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua". Dalam ucapan
hukumannya terhadap Babel di Yesaya 47:11-15, Tuhan menyebut suatu daftar panjang
kebiasaan-kebiasaan occult bangsa itu dan penghakimannya: "Tetapi malapetaka akan
menimpa engkau, engkau tidak tahu mempergunakan jampimu terhadapnya; bencana akan
jatuh atasmu, engkau tidak sanggup menampiknya dengan mempersembahkan korban;
kebinasaan akan menimpa engkau dengan sekonyong-konyong, yang tidak terduga olehmu.
Bertahan sajalah dengan segala manteramu dan sihirmu yang banyak itu, yang telah
kaurepotkan dari sejak kecilmu; mungkin engkau sanggup mendatangkan bantuan, mungkin
engkau dapat menimbulkan ketakutan. Engkau telah payah karena banyaknya nasihat!
Biarlah tampil dan menyelamatkan engkau orang-orang yang meneliti segala penjuru langit,
yang menilik bintang-bintang dan yang pada setiap bulan baru memberitahukan apa yang
akan terjadi atasmu! Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak
dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan
diri, bukan api untuk berdiang! Demikianlah faedahnya bagimu dari tukang-tukang jampi itu,
yang telah kaurepotkan dari sejak kecilmu; masing-masing mereka terhuyung-huyung ke
segala jurusan, tidak ada yang dapat menyelamatkan engkau.
Dari bukti Kitab Suci, dapat kita simpulkan bahwa segala sesuatu yang membuat gereja
Tuhan menyimpang atau berpaling dari Elohim melalui tindakan/perbuatan yang bersifat
okultis haruslah ditolak karena kebenaran tidak dapat dikompromikan. Elohim dan Kerajaan-
Nya adalah sesuatu yang spiritual, gereja diajar untuk memelihara kehidupan dan hubungan
spiritualnya dengan Tuhan, dan bukan dengan roh yang lain. Ketidakmampuan gereja untuk
membedakan yang dari Tuhan dan yang dari akah mereka berasal dari Elohim; sebab banyak
nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia" (1 Yohanes 4:1).
Pengharapan kita sebagai gereja Tuhan yang hidup bukanlaIblis akan membawa kita kepada
penyembahan berhala dan okultisme. "Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik" (1
Tesalonika 5:21); "Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi
ujilah roh-roh itu, aph kepada manusia, bukan kepada dukun-dukun dan paranormal-
paranormal, bukan pada ramalan-ramalannya, dan bukan kepada roh-roh Iblis yang bergerak
dibelakangnya. Pengharapan kita hanya kepada Yeshua Hamasiah, Dialah jawaban atas
segala masalah bahkan kerinduan kita, so...it is better to trust in the LORD than to put
confidence in man (Psalm 118:8). "Terpujilah Elohim dan Bapa Tuhan kita Yeshua
Hamasiah, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh
kebangkitan Yeshua Hamasiah dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh
pengharapan" (1 Petrus 1:3). (roy pratomo - CherubimS Prophetic Ministry)
Sumber: http://www.cherubimsonline.com/
16. Rahasia Kehebatan
Dukun
Tidak mudah menjadi dukun. Untuk bisa mendapatkan kesaktian, dukun tidak memperolehnya
secara gratis dari jin, makhluk yang membantunya. Jin mau membantu mereka setelah dukun
memenuhi persyaratan-persyaratan berupa persembahan, tumbal, atau melakukan ritual sesuai
dengan bisikan jin yang dalam pandangan islam dipandang sebagai kesyirikan dan kekafiran. Hingga,
terjadilah simbiosis antara kedua makhluk yang berbeda jenis ini sebagaimana dalam firman Allah di
surah Al-an'am ayat 128.
Jin merasa senang karena manusia mengagungkannya setelah memberikan pertolongan
kepada manusia, sedangkan manusia merasa senang karena dicukupi kebutuhannya dan
dibantu urusannya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun , bahwa
manusia tidak akan menjadi tukang sihir maupun dukun, kecuali dengan dua syarat dasar.
Pertama mengabdi dan menjual dirinya kepada setan. Kedua, mendurhakai Allah.
Syeikh Wahid Abdus Salaam Bali mengungkapkan rahasia sebagian tukang sihir dan dukun
dalam kitabnya " 'ash-shaarimul battar fii tashaddi lis saharatil asyraar". Dimana tukang sihir
menjadikan mushaf al-Qur'an sebagai alas kaki, kemudian masuk ke dalam WC dan di dalam
WC inilah dia membaca mantera-mantera kekafiran. Kemudian keluar dan duduk di kamar
lalu memerintahkan jin untuk hal-hal yang dikehendaki.
17. Syeikh Wahid menjelaskan sebagian cara dukun melakukan prakteknya, yakni :
Thariqatul iqsam (bersumpah atas nama jin atau syaitan)
Tukang sihir masuk ke dalam kamar gelap kemudian menyalakan api dan meletakkan sejenis
dupa atau kemenyan di atas api tersebut, sesuai dengan yang diinginkan. Jika ia ingin
menceraikan, menimbulkan permusuhan dan kebencian atau yang sejenisnya maka ia harus
meletakkan kemenyan yang berbau tidak enak. Jika ia ingin menimbulkan rasa cinta atau
melepas ikatan (seorang suami yang terikat oleh sihir sehingga tidak bisa menggauli istrinya),
atau membuang sihir maka harus diletakkan kemenyan yang berbau harum. Kemudian tukang
sihir memulai membaca mantera kesyirikan yang mengandung sumpah kepada jin atas nama
pemimpin mereka dan meminta kepada mereka dengan menyebut nama pemimpin lainnya ,
serta serta mengagungkan tokoh tokoh jin dll.
Setelah membaca mantera maka akan muncul bayangan berbentuk anjing, ular, atau bentuk
lainnya kemudian tukang sihir memerintahkan untuk melakukan apa yang diinginkannya.
Thariqatudz dzabhi (memotong sesembelihan)
Tukang sihir mendatangkan seekor burung, binatang ,ayam, burung dara atau yang lain
dengan sifat-sifat tertentu sesuai dengan permintaan jin, biasanya berwarna hitam karena jin
mengutamakan warna hitam, kemudian menyembelihnya tanpa menyebut nama Allah,
sembelihan itu dilemparkan ke tempat-tempat tinggal jin kemudian kembali ke rumahnya
untuk mengucapkan mantera kemusyrikan dan memerintahkan jin sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
Dalam cara ini terdapat dua hal kesyirikan yakni menyembelih untuk jin dan mengucapkan
mantera kesyirikan untuk menghadirkan jin.
"Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah" (HR.Muslim)
"sesungguhnya mantera-mantera, jimat dan pellet adalah kesyirikan" (HR.Abu Dawud)
Thariqah sufliyah (melakukan penistaan)
Dukun yang menempuh cara ini mempunyai sejumlah pembesar setan yang siap menjadi
khadam dan melaksanakan perintahnya, karena tukang sihir ini telah melakukan kekafiran
dan kemusyrikan yang keji. Semoga Allah Melaknatinya.
Cara tersebut adalah sebagai berikut :
Tukang sihir, berdiri dengan menjadikan al-qur'an sebagai sepatunya kemudian masuk ke
dalam WC dan di dalam WC inilah dia membaca mantra lalu keluar dan duduk di kamar dan
memerintahkan jin untuk hal-hal yang dia kehendaki. Para jin pun segera mentaatinya dan
melaksanakan perintah-perintahnya. Jin-jin itu demikian taat kepadanya karena dia telah kafir
kepada Allah dan telah menjadi salah seorang saudara setan.
Tukang sihir yang menempuh cara ini sisyaratkan harus melakukan sejumlah dosa besar
seperti zina, mencela agama, homoseksual, dan perbuatan lainnya yang diharamkan agar
meraih ridhonya setan.
18. Thariqatun najasah (menulis ayat-ayat al-quran dengan najis)
Di dalam cara ini tukang sihir menulis salah satu surat al-qur'an dengan menggunakan darah
haid atau benda najis lainnya. Kemudian mengucapkan mantra kemusyrikan hingga datang
jin yang diinginkan lalu diperintahkan untuk yang dikehendakinya.
Thariqatut tankis (menulis ayat-ayat al-qur'an dengan sungsang/terbalik)
Di dalam cara ini tukang sihir menulis salah satu surat al-qur'an dengan huruf-huruf terpisah
secara sungsang, yakni dari belakang ke depan kemudian mengucapkan jimat-jimat
kemusyrikan sampai jin yang diinginkan datang untuk memerintahkan.
Thariqatut tanjin (menyembah bintang)
Cara ini dikenal dengan nama Ar-rashdu (mengintai bintang), karena tukang sihir menunggu-
nunggu munculnya bintang tertentu kemudian berbicara kepadanya dengan bacaan-bacaan
sihir. Lalu membaca mantera mantera lain yang mengandung kemusyrikan dan kekafiran
kepada Allah. Setelah itu melakukan beberapa gerakan-konon gerakan gerakan ini menurut
mereka untuk menurunkan spiritualitas ibadah kepada bintang, sekalipun orang yang
menujum tidak menyadarinya. Ini merupakan ibadah dan pengagungan kepada selain Allah.
Setelah itu setan setan akan memenuhi perintah tukang sihir itu.
Thariqatul kaffi (melihat melalui telapak tangan )
Tukang sihir menghadirkan anaka kecil yang belum baligh dengan syarat dalam keadaan
tidak berwudhu. Kemudian mengambil telapak tangan kiri anak tersebut lalu menggambar
segi empat di atasnya.Dari segi empat ini ditulis mantera-mantera sihir yang mengandung
kemusyrikan. Yang tak lama kemudian di anak akan merasakan seolah olah menjadi terang
dan melihat beberapa gambar yang bergerakgerak ditelapak tangannya. Lalu tukang sihir itu
berkata katakana padanya bahwa sang dukun memerintahkan ini dan itu, kemudian gambar
itu bergerak sesuai perintah. Biasanya cara ini digunakan untuk mencari sesuatu yang hilang.
Thariqatul atsar(memanfaatkan benda bekas pakai)
Dalam cara ini dukun meminta dari penderita sebagian benda bekas pakaiannya seperti sapu
tangan, sorban, baju atau benda apa saja yang mengandung bau keringat penderita. Kemudian
mengikat sapu tangan tersebut dari ujungnya lalu diukur sepanjang empat jari dan sapu
tangan itu dipegang kuat kuat seraya dibacakan surat at-takatsuf atau surat pendek lainnya
dengan suara keras lalu dilanjutkan dengan mantera mantera kemusyrikan yang dibaca
dengan suara lirih (tidak terdengan) kemudian dukun memanggil jin dan berkata " jika
penyakitnya disebabkan oleh jin maka hendaklah kalian memendekkannya(sapu tangan
tersebut) jika penyakitnya gangguan mata (dengki); maka hendaklah kalian
memanjangkannya, jika penyakitnya berkenaan dengan medis maka hendaklah kalian
membiarkannya sebagaimana adanya.
Kemudian saputangan itu diukur lagi, jika didapati telah memanjang hingga lebih dari empat
jari, maka tukang sihir itu memberikan bahwa pasien terkena gangguan mata(dengki) jika
didapatinay telah menjadi pendek maka tukang sihir itu memberitahukan bahwa pasien
diganggu jin dan jika didapatinya sebagaimana semula maka tukang sihir itu memberitahukan
bahwa pasien tidak apa apa, hendaknya pergi ke dokter.
19. Catatan :
1. Dukun mengelabuhi penderita karena ia membaca surat al-qur'an padahal tidak demikian.
Rahasia kemusyrikannya terletak pada mantera yang dibacanya dengan suara pelan
tersebut.
2. Istianah (meminta bantuan) kepada jin, memanggil mereka dan berdoa kepada mereka,
kesemuanya ini adalah kemusyrikan pada Allah yang maha agung.
3. Jin itu banyak berdusta. Anda tidak tahu apakah dalam hal ini jin tersebut jujur atau
berdusta. Kami telah menguji perbuatan sebagian dukun, lalu kami dapati kadang-kadang
mereka jujur dan kadang-kadang banyak berdusta. Kami sering kedatangan pasien yang oleh
tukang sihir dikatakan sebagai terkena gangguan 'ain, dan setelah kami bacakan al-qur'an
kepadanya ternyata ada jin pada jasadnya dan banyak lagi cara-cara lain yang tidak
diketahui.
Intinya kesyirikan dan kekafiran menjadi syarat terjalinnya hubungan antara dukun dan setan.
Akan tetapi tidak selalu ikatan ini diawali dengan ritual dan proses pencarian dari dukun.
Bisa jadi jin yang melakukan tawaran terlebih dahulu. Bisa lewat mimpi, bisikan, atau bahkan
malih rupa dan menampakkan diri. Intinya terhadap orang yang sengaja mencari, maka jin
akan pasang tariff, pasang syarat tinggi-tinggi. Tapi bagi orang yang tidak mencari, maka
setan akan menawarkan diri untuk membantunya. Tapi ujung ujungnya juga sama, jika
tawaran itu direspon, setan akan meminta upah di belakang setelah menjebak orang yang
telah ditolongnya agar mau mengabdikan hidupnya kepada setan.
Seperti orang yang diajak berhaji oleh jin, lalu jin tidak mau mengantarkan pulang sebelum
orang itu mau menyembah jin. Yang jelas tidak gratis. Tiadalah jin membantu manusia
kecuali dia mengambil sesuatu yang lebih mahal dan berharga dari nilai bantuannya kepada
manusia.
21. "Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa
yang diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang telah diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak
berhakim kepada thaghut. Padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syetan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya." (QS. an-Nisa': 60).
Para ulama tafsir berbeda pendapat dalam memaknai kalimat "Thaghut" pada ayat di atas. Banyak di
antara mereka memaknai thaghut itu dengan dukun. Di antara ulama tafsir yang memaknai thaghut
dengan dukun adalah: Ibnu Abbas, Sa'id bin Jubair, Ikrimah, Abul ‘Aliyah, dan Imam Qatadah (Tafsir
al-Qurthubi: 5/248). Jadi masyarakat pada zaman dahulu lebih suka untuk mendengar omongan
dukun dalam menyelesaikan suatu masalah, dari pada kembali kepada wahyu yang telah diturunkan
Allah melalui para rasul-Nya.
Sejak dahulu, dukun sudah mendapatkan tempat di tengah kehidupan masyarakat. Tidak hanya pada
zaman sekarang atau di zaman Rasulullah. Jauh sebelumnya pun, dukun sudah mempunyai peran di
hati masyarakat yang menggandrunginya. Bagi mereka dukun adalah tempat untuk menyelesaikan
masalah. Tempat untuk meminta saran dan pendapat. Tempat untuk menunjang keberhasilan dan
kesuksesan yang mereka inginkan.
Dukun di Masa Nabi Musa
Pada zaman Fir'aun misalnya. la melibatkan para dukun untuk menopang kelanggengan
kekuasaannya. Fir'aun telah menjadikan para dukun ternama dan terhebat sebagai penasihat
spiritualnya. Fir'aun dibuat kalang-kabut saat para dukun menafsirkan isi mimpinya.
Ibnu Abbas berkata, "Setelah Fir'aun bermimpi, pada pagi harinya Fir'aun mengumpulkan dukun-
dukunnya. (Setelah mendengar isi mimpi Fir'aun), para dukun itu mengatakan, 'Pada tahun ini akan
lahir seorang anak laki-laki, ia kelak akan menggulingkan kekuasaanmu”. Serta merta Fir'aun
memutuskan bahwa setiap seribu wanita, harus dijaga seratus tentara. Setiap ada seratus wanita,
dijaga sepuluh tentara. Setiap ada sepuluh wanita, harus dijaga seorang tentara. Lalu ia
memerintahkan, 'Perhatikan dengan seksama setiap wanita hamil di wilayah ini. Apabila telah
melahirkan, lihatlah. Kalau bayinya laki-laki, maka sembelihlah. Dan kalau bayinya perempuan, maka
biarkanlah. (Tafsir Jami'ul Bayan: 1/272).
Saat menghadapi Nabi Musa, Fir'aun mengerahkan semua dukun dan tukang sihirnya. Dalam tafsir
Ibnu Katsir disebutkan, jumlah dukun dan tukang sihir waktu itu mencapai 80.000 personil.
Jumlah yang sangat banyak itu dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok dipimpin
dukun dan tukang sihir terhebat. Yaitu, Sabur, Adzur, Hath dan Mushaffa. Sungguh merupakan
jumlah yang sangat banyak. Tapi dukun yang dimiliki Raja Persia lebih banyak lagi. Jumlahnya
mencapai 360 orang. Itulah sebagian cara mereka untuk melanggengkan kekuasannya.
22. Dukun di Masa Nabi Yusuf
Begitu juga raja yang memerintah pada zaman Nabi Yusuf. la menjadikan para dukun sebagai
rujukan utama dalam menghadapi berbagai problema. Hanya saja para dukun raja waktu itu tidak
mampu menafsirkan mimpi sang raja, saat ia bermimpi dengan mimpi yang cukup aneh (Lihat QS.
Yusuf: 43-49). Mereka menganggap isi mimpi raja sangat ruwet untuk ditafsirkan, dan ada juga yang
mengatakan bahwa mimpi sang raja hanyalah bunga tidur atau mimpi kosong tak punya arti.
Akhirnya Nabi Yusuf-lah yang bisa menafsirkan mimpi sang raja itu.
Raja yang memerintah pada zaman Nabi Yusuf pada suatu malam bermimpi. Lalu ia mengumpulkan
para dukun dan peramal, dan para pejabat teras kerajaan serta para pembesar. Lalu sang raja
menceritakan mimpinya, setelah itu ia bertanya tentang arti mimpinya. Tapi tak satu pun yang hadir
mengetahui secara persis arti mimpi itu. Bahkan kebanyakan mereka mengatakan bahwa itu
hanyalah mimpi yang kacau dan sulit ditafsirkan. Pada saat itulah, seorang pemuda yang pernah satu
sel dengan Nabi Yusuf ingat akan Nabi Yusuf. Padahal sebelumnya syetan telah membuatnya lupa.
Lalu ia memberitahukan kepada sang raja bahwa ada orang yang bisa menafsiri mimpinya itu, dialah
Nabi Yusuf. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir. 2/481)
Dukun di Masa Rasulullah, Muhammad.
Fenomena praktik perdukunan yang marak juga didapati pada masa Jahiliyyah, sebelum Muhammad
diutus sebagai Nabi dan Rasul. Imam as-Suddi berkata, "Pada zaman Jahiliyyah banyak dukun-dukun.
Apabila ada seseorang ingin melakukan perjalanan jauh, atau menikah, atau mewujudkan keinginan
lainnya, ia mendatangi dukun. Lalu dukun itu memberinya mangkok. Kemudian mangkok itu dipukul,
apabila keluar sesuatu yang menarik, maka ia pun meneruskan keinginannya. Tapi bila keluar
sesuatu yang tidak disukai, maka ia pun membatalkan keinginannya. (Tafsir Jami'ul Bayan : 6/ 77).
"Para dukun banyak bertebaran di wilayah Arab, karena banyak manusia yang berhukum ke mereka
ketika ada masalah. Saat mereka punya bayi, mereka mendatangi dukun untuk bertanya seputar
masa depan sang anak. Pasar Ukazh yang terkenal saat itu banyak dipenuhi praktik perdukunan."
(Lihat Kitab al-Mufashshal fi Tarikhil 'Arab Qablal Islam: 61/773).
Sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Hajar dalam kitabnya, Imam al-Khatthabi berpendapat, "Praktik
perdukunan merajalela dan menjamur di masa Jahiliyyah - khususnya di bangsa Arab - karena
terputusnya risalah kenabian di kalangan mereka." (Fathul Bari: 10/ 217). Kalau kita membuka
sejarah perdukunan di wilayah Rasulullah dilahirkan, maka akan kita temukan banyak nama-nama
dukun yang hebat dan terkenal di kalangan mereka. Seperti Syaq dan Suthaih, Aus bin Rabi'ah, Nufail
Ibnul 'Uzza, Sawad bin Qarib ad-Dausi, Ibnu Shayyad, Urwah bin Zaid al-Azdi, Haritsah, Juhainah dan
23. masih banyak nama-nama lainnya. (Lihot Kitab al-Mufashshal fi Tarikhil 'Arab Qablal Islam: 6/ 360).
Dukun di Masa Sekarang
Pada zaman kita sekarang, praktik perdukunan juga banyak. Bukan karena terputusnya wahyu.
Tetapi karena jauhnya masyarakat dari ajaran wahyu (Al-Qur'an), serta keengganan mereka untuk
mempelajari dan mengamalkannya. Jumlah mereka jutaan, tersebar di seantero bumi nusantara ini.
Ada seorang dukun ternama yang pernah menyampaikan ke Majalah Ghoib, bahwa Jumlah personil
dukun yang bernaung dalam kelompoknya berjumlah lebih dari 13 juta personil. Itu hanya satu
paguyuban, belum lagi paguyuban dan kelolmpok lainnya yang tidak dibawah naungannya.
Tidak semua dukun yang membuka praktik perdukunan benar-benar seorang dukun. Tidak semua
dukun dibantu oleh jin dalam praktiknya. Tidak semua dukun menguasai ilmu-ilmu mistik atau
supranatural. Di antara mereka banyak juga yang hanya modal nekat. Karena susah cari pekerjaan
atau sulit mencari penghasilan, akhirnya dengan intrik dan rekayasa serta trik tersembunyi mereka
membuka praktik perdukunan.
Imam al-Khatthabi mengklasifikasikan praktik perdukunan yang ada pada zaman Rasulullah menjadi
empat bagian. Pertama, dukun yang berkolaborasi dengan jin. Dalam praktiknya, dukun tersebut
selalu mendapatkan pasokan berita dari jin yang telah mencuri kabar dari langit, ada kerjasama dan
keterikatan antara keduanya. Kedua, dukun yang terkadang saja dibantu oleh jin. Jin datang untuk
mendikte dan menyetirnya. Ketiga, dukun yang bersandar kepada tebakan, perkiraan dan sangkaan.
Keempat, dukun yang praktiknya bersandar pada pengalaman dan kebiasaan semata. la mengaitkan
masalah yang ada dengan masalah serupa yang telah terjadi atau telah dialaminya. (Fathul Bari:
10/218).
KH. Abdul Wachid yang pernah terjun dalam praktik perdukunan, dan sekarang terus aktif
memberantas praktik perdukunan, mendakwahi para pelaku pedukunan yang masih aktif membuka
praktik, ternyata ia menemukan tipe-tipe dukun yang diklasifikasikan oleh Imam al-Khatthabi. Tidak
semua dukun mempunyai kekuatan mistik. Dan yang paling banyak adalah mereka yang
menggunakan intrik.
Menurut pengalaman dan hasil survei Gus Wachid seputar praktik perdukunan yang ada di
Indonesia, dukun-dukun yang ada itu ada tiga macam.
1. Dukun yang bisa menguasai jin.
Gus Wachid berkata, "Saya pernah seperti itu. Jin itu bisa saya perintah. Dengan ilmu 'karamah' yang
saya punya. Dengan konsentrasi penuh, kita mendatangkannya, kemudian kita bisa memerintahnya.
Tapi luar biasa lelahnya setelah ritual itu selesai. Terkadang saya gunakan cara ini untuk mengobati
orang yang terkena jin. Jadi saya gunakan jin untuk mengusir jin atau untuk mengetahui sebenarnya
apa yang diinginkan oleh jin yang masuk dalam jasad orang itu.
2. Dukun yang dikendalikan jin.
24. Kata Gus Wachid, "Ciri kategori ini, biasanya yang bersangkutan harus kesurupan dulu dan itu bisa
dikenali dengan suaranya yang berubah. Saya sempat akrab dengan orang-orang seperti itu. Saya
pernah kemalingan, saya berusaha mencarinya tetapi tidak ketemu. Akhirnya saya pernah minta
bantuan orang yang mempunyai kemampuan kategori kedua ini, di saat saya kehilangan mesin ketik.
3. Dukun yang tidak bisa apa-apa.
Mereka bisanya hanya goroh, gedabrus thok (hanya penipu, pembual). Gus Wachid berkata,
"Wallahi, dukun kategori inilah yang paling banyak. Saya bisa mengetahuinya, karena kalau ada
orang yang mengaku sakti, langsung saya cek dengan kekuatan 'karamah' yang pernah saya pelajari.
(Sambil membuka telapak tangan di hadapkan ke orang yang dituju seraya baca wiridnya. Dan saya
akan
merasakan seperti kesetrum jika ada isinya)".
Dukun kategori manapun, kita dilarang oleh Rasulullah untuk mendatanginya, bertanya kepadanya,
apalagi membenarkan apa yang dikatakannya. Baik itu dukun mistik maupun dukun intrik.
"Barangsiapa yang mendatangi dukun atau peramal, ialu membenarkan apa yang dikatakannya.
Maka ia telah kufur terhadap apa yang telah diturunkankepada Muhammad (al-Qur'an dan al-
Hadits)." (HR. Ahmad dan dishahihkan al-Albani).