2. PENGERTIAN
• Sumberdaya Ikan Demersal Ikan demersal adalah jenis ikan
yang habitatnya berada di bagian dasar perairan, dapat
dikatakan juga bahwa ikan demersal adalah ikan yang
tertangkap dengan alat tangkap ikan dasar seperti trawl
dasar (bottom trawl), jaring insang dasar (bottom gillnet),
rawai dasar (bottom long line), bubu dan lain sebagainya.
•Ciri utama sumberdaya Ikan Demersal antara lain memiliki
aktifitas rendah, gerak ruaya yang tidak terlalu jauh dan
membentuk gerombolan tidak terlalu besar, sehingga
penyebarannya relatif merata dibandingkan dengan Ikan
Pelagis.
3. SIFAT EKOLOGI
• Mempunyai adaptasi dengan kedalaman perairan
• Aktifitasnya relatif rendah dan mempunyai daerah kisaran ruaya yang
lebih sempit jika dibandingkan dengan ikan pelagis
• Jumlah kawanan relatif kecil jika dibandingkan dengan ikan pelagis
• Habitat utamanya berada di dekat dasar laut meskipun berbagai jenis
diantaranya berada di lapisan perairan yang lebih atas.
• Kecepatan pertumbuhannya rendah
• Komunitas memiliki seluk beluk yang komplek
• Dibanding sumberdaya ikan pelagis, potensi sumberdaya ikan demersal
relatif lebih kecil akan tetapi banyak yang merupakan jenis ikan dengan
nilai ekonomis yang tinggi Ikan demersal tersebar di seluruh perairan
Indonesia, terutama di paparan Sunda dan Laut Arafura dengan
kecenderungan kepadatan sediaan potensi tinggi di daerah pantai.
4. • Ikan demersal sangat dipengaruhi oleh factor oseanografi seperti
: suhu, salinitas, arus, bentuk dasar perairan. Jenis ikan ini pada
umumnya menyenangi dasar perairan bersubstrat lumpur atau
lumpur berpasir (Dwiponggo et al, 1989 vide Suharto, 1999).
• Perikanan demersal Indonesia menghasilkan berbagai jenis ikan
(multi species) yang dieksploitasi dengan menggunakan berbagai
alat tangkap (multi gear). Hasil tangkapan ikan demersal pada
umumnya terdiri dari berbagai jenis yang jumlah masing-masing
jenis tersebut tidak terlalu besar. Ikan tersebut antara lain :
kakap merah/bambangan (Lutjanus spp), peperek (Leiognatus
spp), manyung (Arius spp), kurisi (Nemipterus spp), kuniran
(Upeneus spp), tiga waja (Epinephelus spp), bawal (Pampus spp)
dan lain-lain.
5. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Umum
Ikan sebelah Isettodes irumei Indian halibut
Ikan Nomei Harpodon nehereos Bombay-duck
Ikan Peperek Leiognathus equulus Ponyfish
Ikan Manyung Arius thalassinus Marine catfish
Ikan beloso Saurida tumbil Lizard-fish
Ikan biji nangka Openeus tragula Goat-fish
Ikan gerot-gerot Pamadasys maculatus Blotched grunt
Ikan Merah Latjunus malabaricus Red snapper
Ikan kakap Lates calcarifer
Baramundi, giant
seaperch
Jenis Ikan demersal Ekonomis penting di Indonesia
6. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Umum
Ikan kerapu Epinephelus merra Grouper, honey-combgrouper
Ikan Lencam Lethrinus lentjam Emperor
Ikan kurisi Nemitarus nematophorus Threadfin brean
Ikan swangi, mata besar Priacanthus tayanus Purple-spotted bigeye
Ikan ekor kuning Caesio erythrogaster Yellowtail fusilier
Ikan Gulamah, semgeh Pseudociena amoyensis Croaker
Ikan cucut hiu Hemigaleus balfouri Balfourus sharks
Ikan cucut martil Sphyrna blochii Hammer-head sharks
Ikan cucut totol Stegostama tigrinum Spotted-shark
Ikan pari kelapa Trygon sephen Sting-ray
Ikan pari kemang trigon kuhlii Sting-ray
Ikan pari burung Aetomylus nichofii Eagle-ray
Ikan bawal hitam Formio niger Black pomfret
Ikan bawal putih Pampus argenteus Silver pomfret
Ikan kuro, senangin Eletheronema tetradactylum
Giant theadfin, four finger
theardfin
Ikan layur Trichiurus savala Hairtail
Ikan lidah Cynoglossus lingua Tong sole
7.
8. Pengelompokan sumberdaya Ikan Demersal
kategori ekonomis penting
• Komersial utama : Bambangan (Lutjanidae), Bawal Putih
(Stromateidae), Kakap Putih (Centropomidae), Manyung
(Ariidae), Kuwe (Carangidae), Nomei (Harpodontidae) Kelompok
• Komersial nomor dua : gerot – gerot (Pomadasydae), Bawal
Hitam (Formionidae), Kurisi (Nemipteridae), Kuro (Polynemidae),
Layur (Trichiuridae), Ikan Pari, Cucut, Baronang.
• Komersial nomor tiga : Petek (Leiognathidae), Beloso
(Synodontidae), Kuniran (Mullidae), Kerong – kerong
(Teraponidae), Mata Besar/Merah (Priacanthidae), Gabus Laut.
• Komersial nomor empat (campuran) : Srinding (Apogonidae),
Ikan Lidah (Cynoglossidae), Ikan Sebelah (Psettodidae), Kapas –
kapas (Gerreidae).
9. • Bambangan, Lutjanus sanguineus (Lutjanidae); hidup di
perairan pantai sampai kedalaman 100 m, menyendiri,
ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil dan in-vertebrata
dasar, dapat mencapai panjang 90 cm, umumnya 35-50
cm. Tergolong ikan demersal, penangkapan dengan
pancing, bubu, pukat dasar, dipasarkan dalam bentuk
segar, asin- kering, harga sedang. Daerah penyebaran;
perairan pantai seluruh Indonesia, meluas ke utara
sampai Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai
Laut Cina Selatan, Philipinna, ke selatan sampai perairan
tropis Australia dan ke barat sampai Afrika Selatan.
10. • Ikan merah, Lutjanus malabaricus
(Lutjanidae); hidup menyendiri,
didaerah pantai sampai kedalaman 60
m, makanannya ikan-ikan kecil dan in-
vertebrata dasar, dapat mencapai
panjang 60 cm,umumnya 45 cm.
Tergolong ikan demersal, penangkapan
dengan pancing, pukat dasar, bubu,
dipasarkan dalam bentuk segar, asin-
kering, harga sedang. Daerah
penyebaran; perairan pantai seluruh
Indonesia, meluas ke utara sampai
Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang
pantai Laut Cina Selatan sampai
perairan tropis Australia.
11. • Jambian, Lutjanus lutjanus
(Lutjanidae); hidup didaerah
pantai, muara sungai, dapat
mencapai panjang 30 cm,
umumnya 25 cm. Tergolong ikan
demer-sal, penangkapan dengan
pancing, jaring insang, bubu,
trawl, dipasarkan dalam bentuk
segar, asin-kering, harga sedang.
Daerah penyebaran; perairan
pantai, muara-muara sungai di
Indonesia, daerah Indo-Pasifik
lainnya, Teluk Benggala, Teluk
Siam, sepanjang Laut Cina
Selatan, Philipinna.
12. • Jenaha, Lutjanus russelli (Lutjanidae);
hidup di perairan dangkal, terumbu
karang, dihutan-hutan bakau,
makanannya ikan-ikan kecil dan in-
vertebrata dasar, dapat mencapai
panjang 40 cm, umumnya 25 cm.
Tergolong ikan demersal, penangkapan
dengan pancing, bubu, dipasarkan dalam
bentuk segar, asin-kering, harga sedang.
Daerah penyebaran; perairan karang
seluruh Indonesia, meluas ke utara
sampai Teluk Benggala, Teluk Siam,
sepanjang pantai Laut Cina Selatan, ke
selatan sampai perairan tropis Australia,
ke barat sampai Afrika Selatan.
13. • Tambangan, Lutjanus johni (Lutjanidae); hidup di
perairan pantai, dangkal, hutan-hutan bakau sampai
kedalaman 80 m, makanannya ikan-ikan kecil dan in-
vertebrata dasar, dapat mencapai panjang 70 cm,
umumnya 30-50 cm. Tergolong ikan demersal
penangkapan dengan pancing, rawai dasar, bubu, trawl
dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, harga
sedang. Daerah penyebaran; perairan pantai seluruh
Indonesia, meluas sampai Teluk Benggala, Teluk Siam,
sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Phlipinna, dan
perairan tropis Australia, ke barat sampai Afrika Selatan.
14. • Tanda-tanda, Lutjanus fulviflamma (Lutjanidae); hidup di
perairan dangkal hutan- hutan bakau, terumbu karang, dapat
mencapai panjang 35 cm, umumnya 25 cm. Termasuk ikan
demersal penangkapan dengan pancing, bubu, pukat dasar,
jaring insang, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering,
harga sedang. Daerah penyebaran; perairan pantai, karang-
karang diseluruh Indonesia, meluas ke utara sampai Teluk
Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan,
Philipinna, ke selatan sampai perairan tropis Australia dan ke
barat sampai Afrika Selatan.
15. IKAN KARANG
Terumbu Karang adalah bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai
ikan dan makhluk laut lainnya. Bayangkanlah terumbu karang sebagai sebuah kota
yang sangat sibuk, bangunannya terdiri dari karang-karang, dengan ikan-ikan dan
makhluk laut sebagai penghuninya. Terumbu karang merupakan salah satu
ekosistem yang paling produktif dan memiliki keanekaragaman biota yang cukup
tinggi.
Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi
mereka sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip.
Ada dua macam karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft
corals). Karang batu merupakan karang pembentuk terumbu karena tubuhnya
yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur.
Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut zooxanthellae. Karang batu
hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih didapatkan. Karang
lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang
lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.
16.
17. Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan
Periode Aktif Mencari Makan
• 1. Ikan Nokturnal (aktif ketika malam hari), contohnya pada ikan-ikan
dari Suku Holocentridae (Swanggi), Suku Apogoninade (Beseng), Suku
Hamulidae. Priacanthidae (Bigeyes), Muraenidae (Eels), Seranidae
(Jewfish) dan beberapa dari suku dari Mullidae (goatfishes) dll
• 2. Ikan Diurnal (aktif ketika siang hari), contohnya pada ikan-ikan dari
Suku Labraidae (wrasses), Chaetodontidae (Butterflyfishes)
Pomacentridae (Damselfishes), Scaridae (Parrotfishes),
Acanthuridae(Surgeonfishes), Bleniidae(Blennies), Balistidae
(triggerfishes), Pomaccanthidae (Angelfishes), Monacanthidae,
Ostracionthidae(Boxfishes),etraodontidae, Canthigasteridae dan
beberapa dari Mullidae (goatfishes)
• 3. Ikan Crepuscular (aktif diantara) contohnya pada ikan-ikan dari suku
Sphyraenidae (Baracudas), Serranidae (groupers), Carangidae (Jacks),
Scorpaenidae (Lionfishes), Synodontidae (Lizardfishes), C
18. Pengelompokan Ikan Karang Berdasarkan
Peranannya
1. IKAN TARGET
• Ikan yang merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal
juga dengan ikan ekonomis penting atau ikan kosumsi seperti;
Seranidae, Lutjanidae, Kyphosidae, Lethrinidae, Acanthuridae,
Mulidae, Siganidae Labridae ( Chelinus, Himigymnus, choerodon)
dan Haemulidae.
2. IKAN INDIKATOR
• Sebagai ikan penentu untuk terumbu karang karena ikan ini erat
hubunganya dengan kesuburan terumbu karang yaitu ikan dari
Famili Chaetodontidae (kepe-kepe).
3. IKAN LAIN (MAYOR FAMILI)
• Ikan ini umumnya dalam jumlah banyak dan banyak dijadikan ikan
hias air laut (Pomacentridae, Caesionidae, Scaridae, Pomacanthidae
Labridae, Apogonidae dll.)
• bukuikan karang.pdf
23. Ikan Pari
• a. air : 73,6 – 79,6 %
• b. protein : 16,3 – 21,7 %
• c. lemak : 0,1 – 0,3 %
• d. mineral : 0,6 – 1,8 %
ikan pari Burung, pari Mondol, dan pari Mutiara
memiliki kadar lemak kasar masing- masing
sebesar 3,000%; 2,890%; dan 3,090%. Kadar
karbohidrat 2,757%; 2,574%; dan 2,572%
sedangkan kadar protein kasar masing-masing
adalah 28,187%%; 22,328%; dan 16,935%.
27. SURIMI PENGERTIAN AND PRESENT STATUS
• Surimi dapat didefinisikan sebagai bentuk cincang
dari daging ikan yang telah mengalami proses
penghilangan tulang (deboning), pencucian dan
penghilangan sebagian kadar air (dewatering)
sehingga dikenal sebagai protein konsentrat basah
(wet concentrate protein) dari daging ikan (Okada,
1992).
• Bertak dan Karahadian (1995) mendefinisikan surimi
sebagai hancuran daging ikan yang dicuci berkali-kali
dan dicampur dengan cryoprotectans untuk
mencegah terjadinya denaturasi protein selama
penyimpanan beku.
Pengertian
28. Fish
Heading and gutting
Meat separation
Minced fish
Washing
Straining
Dewatering
Raw SURIMI
Mixing cryoprotectant
Freezing
FROZEN SURIMI
Grinding with salt and ingredient
Heat processing
SURIMI BASED PRODUCT
Definition of surimi and surimi-based
products (Okada, 1992)
30. • Secara teknis semua jenis ikan dapat dibuat surimi. Daging
ikan mempunyai kemampuan untuk membentuk gel secara
sempurna sehingga dapat menghasilkan tekstur yang
elastis, rasa enak dan penampakan putih (Miyake et al.,
1985).
• Namun demikian, ikan berdaging putih, tidak berbau
lumpur dan tidak terlalu amis serta kemampuan
membentuk gel yang bagus akan menghasilkan surimi yang
lebih baik.
• Jenis ikan yang ideal untuk surimi adalah yang mempunyai
kemampuan pembentukan gel yang baik, karena kan
berpengaruh terhadap elastisitas produk, sehingga
kesegaran ikan merupakan syarat utama (BBPMHP, 1987)
31. • Faktor penting yang mempengaruhi
proses pembuatan surimi (Lee, 1994):
• - cara penyiangan,
• - besarnya partikel daging lumat,
• - kualitas air,
• - suhu ikan,
• - peralatan yang digunakan,
• - cara pencucian.
• Kekuatan surimi beku dinilai dari
kekuatan gelnya dan warna dari surimi
tersebut. Surimi yang baik adalah
yang berwarna putih kuat dan dapat
membentuk gel (Winarno, 1993)
32. • Karakteristik kesegaran bahanbaku surimi SNI (01-
2694.1-1992) secara organoleptik sekurang-
kurangnya:
- rupa dan warna : bersih, warna daging spesifik
jenis ikan
- aroma : segar spesifik ikan
- daging : elastis, padat dan kompak
- rasa : netral agak manis
• Untuk mempertahkan mutu,bahan baku harus
segera diolah. Apabila terpaksa harus menunggu,
maka bahan baku harus disimpan dengan es atau air
dingin (0-5 ˚C), kondisi saniter dan higienis.
Mutu Surimi
33. Dr. Joko Santoso Surimi Science and Technology 33
Jenis Uji Satuan Persyaratan mutu
(a) Organoleptik
Nilai minimal 7
(b) Cemaran mikroba
- ALT maks
- Escherichia coli
- Coliform
- Salmonella
- Vibrio cholerae
Koloni/g
Per 25 g
Per 25 g
5 x 105
< 3
3
Negatif
Negatif
(c) Kimia
- Abu total, maks
- Lemak, maks
- Protein, maks
% b/b
% b/b
% b/b
1
0.5
15
(d) Fisika
- Suhu pusat, maks
- Uji lipat, min
- Elastisitas, min
˚C
g/cm2
-18
Grade A
300
34. • Teknologi pembuatan surimi relatif sederhana sehingga mudah
untuk diaplikasikan dan diadopsi (aplicable and adoptable).
• Surimi merupakan produk antara sehingga dapat diolah lebih
lanjut menjadi produk-produk olahan lain sesuai dengan
keinginan.
• Karena bentuknya yang tidak ”bulky” sehingga tidak
memerlukan tempat penyimpanan yang besar. Oleh karenanya
tepat untuk diaplikasikan pada kapal-kapal penangkap udang
(pukat udang) yang mempunyai kapasitas palka terbatas.
• Dengan penambahan cryoprotectans, yaitu zat yang dapat
mencegah atau menghambat proses denaturasi protein seperti
sorbitol, surimi dapat dibekukan (freezing) sehingga mempunyai
umur simpan yang lama.
• Karena surimi mempunyai umur simpan panjang, maka
kontinuitas surimi sebagai bahan untuk diolah lebih lanjut
terjaga sepanjang tahun sehingga tidak terpengaruh oleh
musim.
39. SUMBERDAYA IKAN KARANG NON KONSUMSI
• Sumberdaya ikan hias
• Sumberdaya benih alam komersial
40. Hasil Survei Ikan Karang
di Fak-fak/Kaimana
• Telah menemukan 924 jenis ikan karang, termasuk 14-16 jenis
baru (semuanya endemik!)
• Dari formulir “coral reef fish diversity index”, diprediksikan ada
sekitar 1194 jenis ikan karang di areal fakfak-Kaimana