ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan dan daya dukung lingkungan
1. Problematik;
ekologi pangan, kerentanan pangan, diversifikasi pangan
dan daya dukung lingkungan
STUDI KASUS :
KERENTANAN PETANI TAMBAK KECAMATAN CANDI
KABUPATEN SIDOARJO SEBAGAI KOTA MINAPOLITAN
DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM
DAN RESIKO BENCANA
Hermawan M Kurnianto
NIM 166150102111004
Tugas Mata Kuliah Pembangunan dan Dampak Lingkungan
Program Studi Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan Dan Pembangunan (PSLP),
Universitas Brawijaya Malang
2. Perubahan iklim menyebabkan meningkatnya
intensitas dan frekuensi badai di lautan dan
pesisir (Miller, 2009).
Hal ini tentunya juga menyebabkan
terganggunya aktivitas melaut para nelayan,
ekologi dan ekosistem di kawasan pesisir laut,
dalam hal ini masyarakat pesisir memiliki
ketergantungan yang sangat besar terhadap
sumberdaya laut dan pesisir.
3. Perumusan Masalah
Kondisi cuaca dan iklim yang berangsur angsur
mengalami perubahan memberikan dampak terhadap
produksi tambak, khususnya di Kecamatan Candi
Merumuskan teknologi para petani tambak dalam
mengelola tambak dan hasil panen, serta pengelolaan
pasca panen
Upaya langkah adaptatif yang dapat dilakukan oleh para
petani tambak sebagai langkah adaptasi perubahan
iklim
Upaya pemerintah yang dilakukan dalam mendukung
petani tambak di Kecamatan Candi sebagai Kota
Minapolitan
4. Tujuan Penelitian
Mendiskripsikan potensi kerentanan
Kecamatan Candi sebagai Kota
Minapolitan terhadap perubahan iklim
Mendiskripsikan peran serta masyarakat
dan pemerintah sebagai langkah
adaptasi perubahan iklim khususnya
pada lokasi studi
5. Manfaat Penelitian
Memberikan informasi kepada masyarakat
tentang dampak perubahan iklim terhadap
petani tambak
Memberikan informasi langkah adaptasi
terhadap petani terkait dengan perubahan
iklim yang berdampak kepada komoditi
tambak
Memberikan informasi kepada pemerintah
terkait kota minapolitan dan kerentanannya
akibat perubahan iklim
6. Batasan Penelitian
Batasan penelitian meliputi ruang lingkup
daerah penelitian, Kabupaten Sidoarjo,
Kecamatan Candi.
Materi penelitian berupa langkah adaptasi
petani tambak, pemerintah setempat
terkait perubahan iklim
7. NAWACITA
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif,
…………………..
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan ……………………
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum
yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar";…..............................
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan
kewarganegaraan…………………
9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui
kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog
antarwarga.
8. Aspek Hukum Kota Minapolitan
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor : KEP.32/MEN/2010 tentang
Penetapan Kawasan Minapolitan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor : 520/1395/201.1/2012 tentang Penetapan
Kabupaten Sidoarjo sebagai Pusat Kawasan Agropolitan di Jawa Timur
RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) tahun 2011 – 2015 : Banyaknya
lahan pertanian dan perikanan dalam upaya peningkatan produktivitas dan mutu
kawasan pesisir (pertambakan merupakan potensi pengembangan industri perikanan)
Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor : 188/1641/404.1.3.2/2010 tentang Pusat Kawasan
Agropolitan dan Minapolitan di Kabupaten Sidoarjo
Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor : 188/1613/404.1.3.2 / 2010 tentang Kelompok
Agropolitan dan Minapolitan Kabupaten Sidoarjo
RT/RW Kabupaten Sidoarjo yang menetapkan Kecamatan Candi sebagai sentra
pengembangan komunitas unggulan udang dan bandeng (Minapolitan)
9. Sidoarjo Sebagai Kota Minapolitan di Indonesia
Pusat kawasan minapolitan di Kabupaten Sidoarjo berada di
Kecamatan Candi, sub pusat kawasan pada Kecamatan Sedati dan
kawasan penyanggah pada Kecamatan Jabon
Potensi perikanan sebagai berikut ;
Luas areal Budidaya air payau / tambak : 15.530,409 Ha
Komoditas yang dibudidayakan dan unggulan tambak :
Udang windu, Udang vanamei, Ikan Nila, ikan Bandeng dan
rumput laut ( Gracilaria sp )
Pola budidaya yang diterapkan adalah organik
Masih terdapat hutan mangrove
12. Perbandingan luas mangrove (Ha) per-3 tahun (2010-2013)
Dinas Kelautan dan Perikanan
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
Tahun
2010
Mengalami
penurunan cukup
parah
13. WILAYAH PESISIR DI INDONESIA
3 (tiga) macam kemungkinan dampak perubahan iklim
yang harus diadaptasi masyarakat pesisir
Dampak fisik ; peningkatan kerusakan
infrastruktur karena banjir dan gelombang pasang,
erosi pantai dan peningkatan sedimentasi, perubahan
kecepatan aliran sungai, meningkatnya gelombang
laut, dan meningkatnya amblesan (subsidence) tanah.
Dampak ekologis ; intrusi air laut, evaporasi kolam
garam, hilangnya tanaman pesisir, hilangnya habitat
pesisir, berkurangnya lahan yang dapat ditanami.
Dampak sosio-ekonomis ; terpengaruhnya lingkungan
permukiman, kerusakan/hilangnya sarana dan
prasarana. Hilangnya lahan-lahan budidaya seperti
sawah, payau, kolam ikan, dan mangrove
19. Lokasi Kerentanan Tambak
Lokasi tambak yang sangat dekat
dengan pemukiman serta
karakteristik pemukiman dengan tipe
berkelompok mendekati areal lahan
budidaya tambak menjadi salah satu
faktor kerentanan terhadap
masyarakat pesisir
Lokasi pembukaan lahan tambak
sangat luas dan berbatasan
langsung dengan kawasan
mangrove
20. Kapasitas Produksi
Masyarakat
Tahun 2015 pembudidaya mengalami kerugian yang cukup
parah, selisih harga jual bandeng turun mencapai 10.000
(penyuluh pertanian, Bpk Frigit)
Dalam semalam selalu ada ikan yang mati di kolam nila, hal ini
dikarenakan sering terjadi hujan secara tiba tiba namun
intensitasnya kecil (ketua kelompok tambak nila, Bpk Supeno)
Tambak yang jauh dari sungai pada umumnya produksinya
cenderung paling rendah, hal ini kurang terkontrol akibat lokasi
tambak yang jauh dari rumah (penyuluh pertanian, Bpk Frigit)
Minimal luasan tambak 4 ha dengan hasil 3,5 ton (ketua kel tambak
nila, Bpk Supeno)
Di awal bulan juli sampai dengan oktober, banyak tambak yang
terendam banjir, sehingga dianggap gagal panen kedua dalam
tahun yang berurutan (buruh tambak, Bpk Suryanto)
Harga bandeng mencapai 16.000 per-kilo dengan 1 kilo rata rata
3 ekor (pemilik tambak, Bpk Saykron)
Nilai komoditi tambak saat tahun 2016 terkalahkan oleh nelayan
tangkap, sehingga beberapa pembudidaya sudah mencoba
beralih pekerjaan (penyuluh pertanian, Bpk Frigit)
22. Manfaat Silvofishery secara ekologi dan ekonomi, antara
lain :
1. Menjamin keberadaan ekosistem hutan mangrove dengan luasan yang cukup dan sebaran
yang proporsional.
2. Mengoptimalkan aneka fungsi kawasan (konservasi, lindung dan produksi) untuk mencapai
manfaat lingkungan, sosial dan ekonomi yang seimbang.
3. Meningkatkan daya dukung kawasan.
4. Mendukung pengembangan kapasitas dan keberdayaan masyarakat secara partisipatif
Maksudnya ;
1. Menghasilkan produktivitas yang cukup baik dengan hasil produk yang terjamin.
2. Menghasilkan multiple cash flow atau bisnis turunan ; bisnis wisata alam (eco-taurism
business)
3. Pengembangan UKM pengolahan produk makanan dari buah mangrove
4. Lebih banyak habitat yang dapat dikembangkan ; kakap, kerapu, bandeng, atau baronang,
jenis Crustase (Udang, Kepiting Bakau dan Rajungan), Kerang-kerangan (Kerang hijau atau
kerang bakau)
5. Kontruksi pematang tambak akan menjadi kuat karena akan terpegang akar-akar mangrove
dari pohon mangrove yang ditanam
6. nilai ekologis dari ekosistem mangrove telah digunakan sebagai pengolah limbah cair
7. meningkatkan pendapatan masyarakat petani ikan
8. Mencegah erosi pantai dan intrusi air laut ke darat
9. Terciptanya sabuk hijau di pesisir (coastal green belt)
10. mengurangi dampak bencana alam, seperti badai dan gelombang air pasang
11. Ikut mendukung program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim global
23. Program Kerja/upaya pemerintah mendorong peningkatan
komoditi tambak meliputi :
Dibentuk PPM (Pusat Pengembangan Minapolitan)
Rehabilitasi Saluran Tambak
Pengendalian Kualitas Lingkungan
Bantuan Paket Pemberdayaan
Pendalaman Dasar Tambak
Perbaikan Pintu Air Tambak
Pembangunan Jalan Produksi
Pembangunan Bangsal Pengolahan Skala Kecil Hasil Perikanan
Kecamatan Sedati
Demfarm (di lokasi pendukung) Minapolitan yaitu Kecamatan Jabon.
Rehabilitasi jaringan irigasi melalui kementerian PU dan PR, luas
jaringan irigasi tambak yang akan direhabilitasi 19.399 Ha
Pengelolaan system prasarana dan sarana pembudidayaan ikan,
panjang saluran yang akan dikelola secara partisipatif sepanjang
210.000 km
24. Kesimpulan
Masyarakat petani dan nelayan yang paling rentan terhadap
dampak perubahan iklim
Kerentanan kabupaten Sidoarjo sangat tinggi, karena kawasan
wilayah Sidoarjo berupa delta dengan elevasi muka tanah yang
relative rendah dan datar (5 m)
Metode silvofishery dapat diterapkan dan digeneralisasikan di
semua wilayah kecamatan, dikarenakan upaya ini merupakan
langkah adaptatif terhadap budidaya tambak beserta langkah
konservatif terhadap lingkungan
Upaya pemerintah terkait pembangunan konstruksi sudah
representatif terhadap kebutuhan masyarakat
25. Rekomendasi
Perlu dilakukan penguatan kapasitas di tingkat masyarakat “Sekolah
Lapang Iklim” yang dapat dilakukan oleh lembaga masyarakat
bekerja sama dengan SKPD dalam melakukan pelatihan tanggap
bencana dan alternatif kegiatan pendukung terhadap tanggap
darurat.
Pengembangan Informasi iklim kepada masyarakat, dalam hal ini
BMKG dengan pemerintah diharapkan cepat memberikan informasi
iklim dan cuaca kepada masyarakat tambak (dapat melalui media
lokal/radio komunitas maupun informasi berbasis online).
Sosialisasi jenis pekerjaan/diversifikasi pekerjaan yang dapat
dikembangkan oleh masyarakat saat banjir rob intensitasnya
semakin sering
Penguatan kerja sama dengan lembaga keuangan, harapannya saat
ekonomi masyarakat jatuh, modal dapat ditopang oleh pihak ketiga
Penguatan kapasitas berbasis komunitas, perempuan dan kaum
marginal selain untuk meningkatkan nilai komoditi, juga capacity
building terhadap SDM lebih meluas
Note :
Kelengkapan data -> validitas data
EWS -> ditinjau kembali
Upaya peningkatan mangrove untuk menghindari/meminimalisir banjir rob
Buktikan peningkatan mangrove meningkatkan nilai ekonomi
Data
Tawaran teknologi ?????? (penanaman mangrove)