BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
Tugas ikom 1 fatimah az zahra
1. KONSEP DIRI
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Nama saya Fatimah Az Zahra. Biasanya dipanggil Fatimah atau Ima. Lahir di Sidrap, 20
April 1996. Namun sejak kecil menetap di Makassar. Saya adalah orang yang cerewet,
ngomong suka ga bisa stop, suka ngemil, suka segala hal yang berunsur Paris, jarang makan
nasi dan suka banyak kegiatan makanya sering sakit hingga pingsan, sempat terdiaknosa
anemia saat SMA kelas tiga, pengoleksi novel, selalu suka merasa kurang jika hanya
membeli satu atau dua novel, ga tegaan lihat pemulung yang sudah lanjut usia, suka mau
memberi pada yang tidak mampu tetapi tidak memiliki apa-apa untuk diberi, tipe cewek yang
berantakan, kalau kerja tugas harus sambil mendengarkan musik, suka donat J.Co, suka cola
float, kalau sudah di luar rumah suka lupa pulang ke rumah, nongkrong di kafe hingga
berjam-jam, fakir kuota data internet, lebih senang membaca novel/buku dibanding menonton
filmnya, sering mengalami gangguan pencernaan, kalau sakit BAB bisa sampai berhari-hari,
benci dengan perokok, pecinta Drama Korea, benci pelajaran hitungan, paling suka dengan
pelajaran bahasa Inggris tapi sejak SMP hingga sekarang tidak satupun dari 16 Tenses yang
saya hafal. Hobi menulis karya sastra seperti cerpen, novel, puisi, dan naskah drama. Koleksi
karya cerpen yang ada saat ini berjumlah 55 dengan berbagai tema, jalan cerita, dan akhir
cerita yang tidak hanya berakhir bahagia, namun juga sedih. Koleksi karya novel yang ada
saat ini berjumlah 7 yang tentunya berbagai genre pula. Sementara untuk koleksi puisi,
jumlahnya kurang lebih 30 karya. Untuk inspirasi, saya mendapatkannya kapan, dimana, dan
dari siapa saja. Dari keseluruhan karya cerpen, novel, dan puisi, banyak yang bercerita
tentang kehidupan saya sendiri, dan yang lainnya beberapa saya dapatkan dari kisah-kisah
tentang teman saya. Hobi saya yang lainnya adalah membaca. Jenis-jenis buku yang menjadi
bacaan saya adalah novel, biografi, dan buku-buku yang berisi motivasi.
Sejak SMP hingga sekarang, jika bertemu dengan orang baru, penilaian pertama mereka
terhadap saya adalah saya sinis, susah diajak untuk bergaul, kasar, kejam dan lain sebagainya.
Penyebabnya adalah karena mata saya. Hampir dari seluruh orang yang mengenal saya
mengatakan bahwa “memang tajam sekali tatapan mata mu kalau mu lihat ki”. Tetapi, itu
hanya pengakuan awal teman-teman saya yang tidak berlangsung lama setelah mengenal saya
karena itu terjadi hanya diawal pertemuan/perkenalan. Namun setelah saling mengenal satu
sama lain, mereka (teman-teman saya) justru mengakui bahwa saya orang yang asyik,
2. humoris, cerewet, bawel, dan tentunya tidak sinis dan kejam seperti pada saat kesan pertama
tadi.
Mungkin saat kecil, saya sempat mencita-citakan menjadi dokter spesialis bedah organ
dalam tubuh manusia. Namun seiring berjalannya waktu, keinginan menjadi seorang dokter
spesialis bedah organ dalam pun hilang dalam benak saya. Keinginan tersebut berubah
menjadi cita-cita untuk menjadi seorang penulis yang meng-internasional. Hal yang paling
mempengaruhi perubahan keinginan saya tersebut adalah semakin seringnya kedua orang tua
saya membelikan buku-buku yang layak baca sesuai dengan perkembangan usia saya yang
pada saat itu berumur dua belas tahun.
Keinginan menjadi seorang penulis yang mendunia tentu membutuhkan usaha yang
keras. Tidak semuah karya sastra yang telah saya tulis berhasil di terbitkan. Terlebih pada
novel. Berulang-kali mengikuti perlombaan menulis, berulang-kalipun saya gagal di
dalamnya. Berulang kali mengirimkan naskah kepada penerbit, berulang-kalipun para
penerbit tidak memperhatikan tulisan saya. Akhirnya, pada awal saya duduk di bangku kelas
satu SMA, saya membuat blog. Setiap dari postingan saya di blog, saya menyambungkannya
untuk di terbitkan di twitter dan di facebook. Alhasil, seiring berjalannya waktu, mulai
banyak “follower” saya di Twitter menyukai tulisan-tulisan yang saya post. Bahkan ada
beberapa dari mereka yang meminta langsung untuk saya membuatkan kisah hidupnya dalam
bentuk cerpen. Tentu saya tidak menolak. Selain itu, saya sempat mengikuti berbagai lomba
menulis karya sastra saat masih SMA. Dan hanya sebagian dari banyak lomba yang saya ikuti
yang berhasil saya menangkan. Namun saya tidak pantang menyerah untuk memperkenalkan
karya sastra saya pada dunia.
Pada saat kelas dua SMA, akhirnya sebuah koran local menerima naskah cerpen saya
untuk diterbitkan. Saya sangat sangat sangat senang karena hal itu. Tetapi saya tidak
mendapatkan bayaran dari koran local tersebut. Namun saya tidak mempermasalahkannya.
Karena saya menggunakan prinsip bahwa “Seorang penulis professional adalah seorang yang
tidak memusingkan berapa besar biaya yang harus dibayarkan pada setiap karyanya. Tetapi
memusingkan akan seberapa besar karyanya mampu menginspirasi para pembaca.” Dan
setelah penerbitan perdana itu, berlanjut kurang lebih tiga empat karya saya yang diterbitkan
lagi dan tanpa bayaran lagi.
Sementara kesukaan saya pada segala hal yang berunsur Paris, Perancis beserta Menara
Eiffel, membuat saya memiliki ambisi lain selain menginginkan menjadi penulis yang
3. mendunia. Ambisi lain tersebut adalah saya bercita-cita menjadi Menteri Luar Negeri di
Perancis.
Asal mula kecintaan saya pada Paris, Perancis adalah karena bahasanya. Orang-orang di
dunia, mengenal Paris karena ia adalah negara dengan tempat-tempat wisata yang romantis
dan juga bahasa yang romantis. Mungkin bagi orang yang tidak fanatik dan tidak juga
membenci Perancis akan mengatakan bahwa bahasa Perancis sama seperti kita, tidak ada
tanda-tanda bahwa setiap kata dari bahasa Perancis adalah bahasa yang romantis. Namun,
Perancis dijuluki dengan negara yang memiliki bahasa yang romantis karena setiap kata yang
diucapkan, pengucapannya dengan sangat lembut. Meskipun mereka (orang-orang Perancis)
sedang marah, jarang dari mereka bernada tinggi hingga membentak dengan kasar. Karena
mereka sangat mencintai bahasa mereka yang menunjukkan kepribadian mereka.
Pelan-pelan, saya kemudian mempelajari bahasa Perancis sedikit-sedikit. Saya mencari
tahu berbagai hal tentang Perancis. Sejarahnya, apa yang khas dari negara tersebut, seperti
apa kebiasaaam-kebiasaan orang-orang disana, hal-hal apa saja yang sering mereka peringati
dengan membuat kegiatan menyangkut seluruh warga di negaranya, dan lain-lain sebagai
ilmu awal saya sebagai orang yang bercita-cita menjadi Menteri Luar Negeri yang di
tempatkan di Paris, Perancis.
Dan karena mewujudkan suatu keinginan tidak semulus jalanan yang baru saja di aspal,
tetapi seperti jalanan yang dipenuhi lubang dengan air menggenang di dalam setiap
lubangnya. Tidak semua yang kita inginkan dan harapkan akan terwujud semudah yang kita
bayangkan. Tanpa saya sadari, saya menyerah pada cita-cita menjadi Menteri Luar Negeri di
Paris, Perancis. Saya kemudian bermalas-malasan untuk mempelajari tentang Perancis lebih
jauh. Saya semakin jarang memperbanyak pengetahuan tentang bahasa Perancis. Dan
akhirnya, sekarang saya fokus pada cita-cita saya untuk menjadi seorang penulis yang go
internasional. Dengan fokus menghasilkan karya-karya yang lebih banyak lagi, dan dengan
lebih memperhatikan bahwa apa yang saya tulis semakin bisa membuat karya saya menjadi
salah satu alasan Anda melakukan perubahan.
Sekian dari konsep diri saya ini. Semoga ada pelajaran yang dapat diambil di dalamnya.
Terima kasih. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
4. MISCOMMUNICATION
Konflik :
Dalam sebuah keluarga, sang suami dalam pekerjaannya sering bekerja hingga larut
malam. Sang istri yang setiap malam menunggui suaminya pulang lama-kelamaan mulai
merasa ada alasan lain hingga mengapa suaminya setiap harinya lembur, bahkan yang
awalnya lembur hingga jam 12 malam, mulai bertambah hingga jam 2 pagi. Karena lelah
dengan pekerjaannya, saat pulang ke rumah sang suami yang dicekoki berbagai pertanyaan
mengenai alasannya semakin sering lembur di kantor akhirnya mengabaikan istrinya yang
berlebihan dalam mencurigainya. Karena merasa diabaikan, sang istri terpancing emosinya
hinga spontan marah-marah menyalahkan suaminya, menuduh bahwa suaminya pulang
hingga larut malam bukan semata-mata karena pekerjaan, hingga akhirnya konflik terjadi
dengan berlarut-larut.
Permasalahan :
Kurangnya komunikasi yang baik antara suami-istri dan juga kurangnya sikap
keterbukaan dan saling percaya antara suami-istri.
Solusi :
Seharusnya, konflik di atas dapat dicegah dengan melakukan komunikasi yang benar,
yaitu sang suami seharusnya perlu memberitahu sang istri jika setiap hari ia pulang hingga
larut malam dikarenakan pekerjaan kantor yang menuntutnya untuk menyelesaikan tugasnya
hari itu juga hingga harus dikerjakan hingga larut malam. Dan sebaliknya, sang istri harus
memberi kepercayaan penuh kepada sang suami hingga tak ada rasa curiga yang timbul di
dalam hati. Selain itu, sang istri seharusnya bisa membicarakannya dengan baik-baik tanpa
harus tersulut emosinya.