2. Situasi Umum Wanita Indonesia
Abad 18-19
o Internal: Aksi dan Religiusitas Perempuan
o Eksternal: Sistem Tanam Paksa, Kristenisasi, Politik
Etis
3. Why Only Kartini? Padahal…
Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan
Siti Aisyah We Tenriolle dari Sulawesi Selatan.
Kedua tokoh ini tidak masuk dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan
Wanita Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1978)
Sultanah Seri Ratu sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol
dan Urdu.
Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Ketika
itulah lahir karya-karya besar dari Nurudddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan
Abdur Rauf.
Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di
daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan
timah dan komoditi lainnya.
Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu tahun 1644-1675. Ia dikenal
sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun wanita.
4. Why Only Kartini? Padahal…
Siti Aisyah We Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal
ahli dalam pemerintahan, tetapi juga mahir dalam
kesusastraan.
B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah Sulawesi
Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah
epos La-Galigo, yang mencakup lebih dari 7.000 halaman
folio.
Ikhtisar epos besar itu dibuat sendiri oleh We Tenriolle.
Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah pertama di
Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka
baik untuk anak-anak pria maupun wanita.
5. Setting dan Latar Kartini
o Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami-
istri.
o Cristiaan Snouck Hurgronje dan Kartini
o J.H. Abendanon Menuliskan Kartini pada 1911 (enam
tahun setelah Kartini meninggal).
o Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan
Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP)
H.H. Van Kol Tokoh Sosialisme dan penganjur Haluan
Etika, C.Th. Van Deventer adalah orang-orang yang
menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita
Indonesia
6. Setting dan Latar Kartini
Siapa J.H. Abendanon (1852-1925)
o Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia
Belanda dari tahun 1900-1905
o Penggagas sekolah priyayi dan sekolah rakyat
o Salah satu teman koresponden Kartini
o Dialah penulis kumpulan surat-surat Kartini dengan judul
Door Duisternis tot Lich (Letters of a Javaness Princess)
atau Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran
(1922, terjemahan Empat Saudara) yang diterjemahkan
oleh Armyn Pane yang pada cetakan baru terdapat surat
Kartini yang baru (Aneh!?)
7. Setting dan Latar Kartini
Siapa Snouck Hugronje?
o Christiaan Snouck Hurgronje (1857-1936) adalah seorang
pendeta Protestan
o Alumnus Universitas Leiden untuk mata kuliah Ilmu
Teologi dan Sastra Arab di tahun 1875
o Dia sempat merubah nama –untuk tujuannya membantu
Hindia Belanda memahami Islam, menjadi Abdul Ghaffar.
o Pada 1889, dia menginjakkan kaki di pulau Jawa, dan mulai
meneliti pranata Islam di masyarakat pribumi Hindia-
Belanda, khususnya Aceh.
o Snouck Hurgronje en Islam (Diindonesiakan oleh Giriukti
Pusaka, dengan judul Snouck Hurgronje dan Islam tahun
1989)
8. Setting dan Latar Kartini
o Dia pencetus teori splitsingtheory
o Seorang murid Orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher
o Strateginya adalah melakukan pembaratan kaum elite
pribumi melalui dunia pendidikan.
9. Kartini dan Politik Etis
Kemerdekaan Indonesia adalah sebuah keniscayaan
Pan Islamisme vs Barat
Poltik Etis sebagai program pemerintah Belanda yang
harus dijalankan oleh J.H. Abendanon sebagai Menteri
Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda.
Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib Al-Attas sudah
lama mengingatkan adanya upaya yang sistematis dari
orientalis Belanda untuk memperkecil peran Islam
dalam sejarah Kepulauan Nusantara. Dalam
bukunya, Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan
Melayu (Bandung: Mizan, 1990, cet.Ke-4),
10. Kartini dan Politik Etis
Dalam sejumlah suratnya kepada Ny. Abendanon, Kartini
memang beberapa kali menyebut nama Snouck.
Salam, Bidadariku yang manis dan baik! … Masih ada lagi satu
permintaan penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya.
Apabila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr. Snouck
Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau tentang hal
berikut; Apalah dalam agama Islam juga ada hukum akil balig
seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat?
Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya
kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak
dan kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya.
(Buku: Surat-surat kepada Ny. R.M. Abendanon-Mandri dan
Suaminya, penerjemah: Sulastin Sutrisno, Jakarta: Penerbit
Djambatan, 2000, hal 234-235).
11. Kartini dan Politik Etis
Pemahaman Kartini tentang Islam sangat dangkal;
Ya, Tuhanku, ada kalanya aku berharap, alangkah baiknya jika
tidak ada agama itu, karena agama itu, yang sebenarnya harus
mempersatukan semua hamba Allah, sejak dari dahulu-dahulu
menjadi pangkal perselisihan dan perpecahan, jadi sebab
perkelahian berbunuh-bunuhan yang sangat ngeri dan bengisnya
Meskipun seribu kali orang mengatakan, beristri empat itu bukan
dosa menurut hukum Islam, tetapi aku, tetap selama-lamanya
aku mengatakan itu dosa.
Mengertikah engkau sekarang apakah sebabnya maka sesangat
itu benar benciku akan perkawinan? Kerja yang serendah-
rendahnya maulah aku mengerjakannya dengan berbesar hati
dan dengan sungguh-sungguh, asalkan aku tiada kawin, dan aku
bebas. Tetapi, tiada suatu jua pun boleh dikerjakan, karena
menilik kedudukan Bapak.
12. Adakah Tokoh Kartini?
Secara umum surat-surat R.A. Kartini kepada teman-teman
korespondensinya hanya diketahui dari buku J.H. Abendanon.
Fakta ini diketahui dari J.H. Abendanon dan istrinya yang
mengaku sebagai salah satu teman korespondensi.
Namun sampai sekarang, sebagian besar naskah asli surat-surat
Kartini yang dijadikan bahan penulisan buku tersebut maupun
jejak J.H. Abendanon sendiri sebagai penulis dan keturunannya
belum ditemukan,
ada dugaan sebagian surat-surat Kartini atau isinya direkayasa
oleh J.H. Abendanon.
Kecurigaan ini timbul karena memang buku Kartini terbit saat
pemerintahan kolonial Belanda menjalankan politik etis di
Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan
dan mendukung politik etis.
13. Adakah Tokoh Kartini?
Kalau dibaca secara mendalam surat-suratnya
itu, maka Kartini adalah seorang wanita yang tertekan
dengan budaya Jawa dan keislamannya, dan ingin
melarikan diri daripadanya. Penyesalannya terlahir
sebagai anak gadis Jawa terekam dalam suratnya
kepada Nyonya Ovink-Soer (Awal tahun 1900):
Aduh alangkah pedihnya, sedihnya rasa hatiku. Sangat
sengsaranya menjadi seorang anak gadis Jawa, sedang
dia ada berperasaan halus. Ibu
bapakku, kasihan, kasihan, nasib celaka manakah yang
memberikan kami ini kepadanya jadi anaknya?
14. Indonesia Memang….
Selalu membanggakan sesuatu yang kontroversial dan
penuh absurditas
Sejak Kartini, Budo Oetomo, kegagahan Burung
Garuda, kegagahan merah putih, dsb.
Hal-hal konkrit tidak pernah diangkat sebagai ikon
Seperti: Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin
Johan (Perempuan), Siti Aisyah We Tenriolle, SDI, dan
kekuatan santri.
Hal2 konkrit itu hilang dalam pelataran “sejarah”!
Why?