2. Pengertian Pengelolan Kelas
pengelolaan kelas adalah berbagai
jenis kegiatan yang dengan
sengaja dilakukan oleh guru
dengan tujuan menciptakan
kondisi optimal bagi terjadinya
proses belajar mengajar di kelas.
Pengelolaan kelas sangat
berkaitan dengan upaya-upaya
untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses
belajar.
4. Masalah Manajemen Kelas
Carol Weinstein dan
Andrew Mignano
3. Peristiwa
Tidak terduga
1. Kegiatan
terjadi secara
bersamaan 2. Hal yang
terjadi secara
cepat
5. 5. Tidak mampu untuk
beradaptasi
4. Kelas mentoleransi
kekeliruan teman.
3. Reaksi Negatif
terhadap anggota
Kelompok
2. Tidak ada
standart
perilaku dalam
kerja kelompok
1. Kurang
kesatuan
Made Pidarta
7. Pengaturan ruang kelas atau belajar
hendaknya memungkinkan peserta didik
untuk duduk secara berkelompok agar
memudahkan pendidik atau guru untuk
bergerak secara leluasa untuk mengamati
proses pembelajaran
8. Gaya Posisi Tempat
Duduk
1. Gaya Auditorium merupakan
gaya penataan kelas saat para
siswa duduk mengahadap guru
2. Gaya tatap muka
merupakan Gaya penataan
kelas saat siswa duduk saling
berhadapan
3. Gaya Offset merupakan
Gaya penataan kelas dengan
sejumlah kecil siswa(biasanya
3 atau 4)
4. Gaya Seminar, merupakan
Gaya penataan kelas saat
siswa dalam jumlah besar (10
orang atau lebih) duduk
dalam lingkaran
5. Gaya Klaster merupakan
Gaya penataan kelas saat
kecil siswa (biasanya 4 atau
8) bekerja dalam kelompok
kecil berkumpul rapat
9. Menciptakan Lingkungan Kelas Yang Menarik
Suasana belajar adalah
faktor penentu keberhasilan
mencapai sasaran belajar.
1. Desainlah ruang kelas yang
dengan hal-hal yang membuat
suasana hati ceria
2. Ciptakan suasana kelas yang
menarik dengan beberapa hiasan
pada dinding
3. Siapkan musik pengiring ketika
presentasi atau ketika siswa
mengerjakan tugas-tugas yang
sebelumnya telah direncanakan
4. Ciptakan kondisi kelas benar-
benar bersahabat, tidak ada
tekanan, apalagi ancaman
11. Hal yang perlu dilakukan oleh
guru dalam menciptakan
pembelajaran yang efektif
diantaranya
1.Mengakui
kesalahan yang
pernah
dilakukan
2. Pujian untuk
meningkatkan
motivasi belajar
3. Memberi
kesempatan
berfikir kreatif
4.Mau menghargai
orang lain
12. Korelasi Dengan Al-qur’an
عِللا ُل ْوُس َر َلاَق َلاَق َة َْري َرُه ْيِبَا ْن َََّلَس َو ِهْيَلَع للا ىَّلَصَم
َو َانَأ ِه ِْريَغِل ْوَأ ُهَل ِْميِتَيال ُلِفاَكَشَأ َوِةَّنَجال يِف ِْنيَتاَهَك َوُهٌ ِلاََ َار
ىَطْس ُالو َوِةَبَّابَّسالِب(الزهد في َسلم اخرجهوالرقائق
Artinya: ”Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah
SAW bersabda : ” Aku akan bersama orang-orang
yang menyantuni anak yatim di surga akan seperti ini
(Rasulullah menunjukkan dua jari, jari telunjuk dan
tengah yang saling menempel)”.(HR. Muslim bin al-
Hijaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi)
13. Hadits ini memang tidak secara eksplisit menerangkan tentang
penggunaan alat peraga dalam metode pengajaran akan tetapi secara
implisit Nabi Muhammad SAW memberikan contoh tentang penggunaan
alat peraga dalam memberikan penjelasan dengan cara menunjukkan
kedua jari Beliau sebagai perumpamaan. Dari hadits ini kita mendapati
bahwa dalam memahami konsep yang abstrak, kita membutuhkan suatu
media yang kongkrit agar pengetahuan menjadi mudah dipahami.
Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas
belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit
dan realistik. Penyediaan alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan
kebutuhan belajar sesuai dengan tipe belajar siswa. Pembelajaran
menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca
indera siswa untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa dengan cara
mendengar, melihat, meraba dan menggunakan pikirannya secara logis
dan realistis.