MUBADZIR Saya pernah menghadiri bahkan membantu nglidig dalam suatu hajatan tertentu. Dan saya tertegun demi melihat piring-piring tamu undangan yang menyisakan makanannya dan kemudian dibuang kedalam kantong tertentu. Katanya untuk diberikan kepada ternak bebeknya ketika saya tanyakan untuk apa. Dan lebih tertegun lagi ketika hampir semua piring-piring tamu undangan yang diambil dari meja-meja menyisakan makanannya masing-masing kemudian saya bertanya dalam hati, untuk apa mengambil jika akhirnya tidak dihabiskan, ditinggalkan untuk dibuang. Toh jika memang tidak kersa ya tidak akan ada yang akan memaksa. Sayang memang kalau melihat sisa makanan harus dibuang hanya karena perut sudah tidak memungkinkan untuk menampung, terlanjur kenyang. Namun jika dikasihkan kepada orang lain, siapa pula yang mau mencicipi bekas sisa makanan kita kan. Dan akhirnyalah mau dikemanakan lagi kalau tidak dibuang secara mubadzir, sedangkan mubadzir itu adalah termasuk saudaranya syetan, sebagaimana termaktub didalam Al-Qur’an. Maka kalau sudah begitu, berarti pola makan kita haruslah dirubah sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad SAW. sebagai teladan yaitu makan sebelum lapar dan berhenti (makan) sebelum kenyang dan apabila masih tersisa maka simpanlah untuk kemudian. Artinya, makanlah makanan kita sesuai porsi atau kebutuhan kita.