Teks ini membahas tentang pentingnya belajar aktif dan mandiri dimana siswa bertanggung jawab atas proses belajarnya sendiri dan mengembangkan potensi diri. Guru hanya berperan sebagai fasilitator untuk memotivasi siswa dan memberikan umpan balik. Belajar seharusnya tidak hanya mengisi informasi tetapi mengeluarkan potensi setiap individu untuk membuka perspektif baru.
1. TUGAS KARANGAN PENDEK
TEMA: BELAJAR AKTIF DAN MANDIRI, BUKAN MENGISI, TETAPI
MENGELUARKAN POTENSI DIRI
Disusun oleh:
Ibnu Khoirul Fajar (2112100508)
Dosen Pembimbing:
Drs.Edy Subali, M.Pd.
Kelas: TPB-29
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
2012/2013
2. Belajar Aktif dan Mandiri, Bukan Mengisi, tetapi Mengeluarkan Potensi Diri
Secara harfiah active artinya: ”in the habit of doing things, energetic”, artinya terbiasa
berbuat segala hal dengan menggunakan segala daya. Pembelajaran yang aktif berarti
pembelajaran yang memerlukan keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental,
emosional, bahkan moral dan spiritual. Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam
membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, siswa didorong untuk bertanggung
jawab terhadap proses belajarnya sendiri. Menurut Taslimuharrom (2008), sebuah proses
belajar dikatakan aktif (active learning) apabila mengandung:
1. Kelekatan pada tugas (Commitment)
2. Tanggung jawab (Responsibility)
3. Motivasi (Motivation)
Belajar aktif sangat erat kaitannya dengan belajar mandiri. Belajar mandiri adalah
kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi
guna mengatasi suatu masalah dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi
yang telah dimiliki. Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri. Hal yang terpenting dalam
proses belajar mandiri ialah peningkatan kemauan dan keterampilan dalam proses belajar
tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya tidak tergantung pada guru/instruktur,
pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Masing-masing individu akan berusaha
sendiri dahulu untuk memahami isi pelajaran yang dibaca atau dilihatnya melalui media audio
visual. Jika mendapat kesulitan barulah bertanya atau mendiskusikannya dengan teman,
guru/instruktur atau orang lain, sehingga mampu mencari sumber belajar yang
dibutuhkannya.
Peran guru/instruktur dalam belajar aktif dan mandiri hanya sebagai fasilitator atau
perancang proses belajar. Masing-masing individulah yang mengembangkan potensi dalam
dirinya untuk memanfaatkan materi yang telah diberikan sebelumnya. Sebagai contoh yaitu
para siswa diharuskan untuk dapat mempresentasikan suatu bahan atau cara berdasarkan
pemikiran dari dalam dirinya. Masing-masing siswa tentu memiliki pemikiran yang berbeda.
3. Belajar Aktif dan Mandiri, Bukan Mengisi, tetapi Mengeluarkan Potensi Diri
Guru/instruktur hanya memberikan motivasi dan koreksi untuk mengembangkan
kemampuan para siswanya.
Belajar di dalam makna sejatinya adalah mengeluarkan potensi, bukan mengisi
(informasi/pengetahuan). Jika belajar adalah mengisi, tentu saja ada suatu saat dimana
individu yang menerima sudah tidak mampu lagi menampungnya. Diibaratkan seperti mengisi
air ke dalam gelas, jika terus-menerus diisi, tentu saja air yang digunakan untuk mengisi akan
tumpah dan terbuang sia-sia. Namun, jika belajar dimaknai sebagai proses mengeluarkan
potensi, maka kita bisa membuka banyak perspektif yang lebih luas mengenai belajar. Dan
kita tak hanya terjebak hanya di dalam model belajar-mengajar seperti yang kita lihat di dalam
model sekolah seperti saat ini.
Memaknai belajar sebagai proses mengeluarkan potensi dapat membuat kita terlepas
dari kungkungan berbagai keharusan teknis yang membuat kita terpaku pada sebuah titik dan
tak melihat gambar besarnya (big picture). Kebanyakan dalam proses pembelajaran hanya
terfokus terhadap suatu obyek saja, padahal obyek yang dipelajari belum tentu relevan
dengan kehidupan yang nyata. Pembelajaran yang seperti itu yang membuat masing-masing
individu menjadi pasif dan sulit untuk berkembang.
Setiap orang dikaruniai akal dan pikiran, dengan begitu setiap orang pasti memiliki
potensi diri, dan itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Untuk mengembangkan potensi
tersebut, tergantung dari masing-masing individu bagaimana mengasahnya. Dalam mengasah
tentu ada suatu proses yang harus dilalui, dan itu merupakan suatu hal yang sangat penting
yaitu belajar. Dengan belajar, individu bisa mengerti, memahami, dan mengaplikasikan apa
yang dipelajarinya. Dengan belajar pula individu bisa melahirkan potensi besar yang ada
dalam dirinya menjadi sebuah hal yang mungkin bisa mengubah kehidupannya sendiri
maupun orang lain.