1. Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan tes awal dan tes akhir pada setiap program pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar kimia siswa.
2. Siswa kelas eksperimen yang diberikan tes awal dan tes akhir pada setiap pelajaran mendapatkan nilai rata-rata 18,7% lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yang tidak diberikan tes tersebut.
3. Beberapa faktor penting yang perlu diper
1. MENINGKATKA
N PRESTASI
BELAJAR KIMIA
MELALUI
PENGGUNAAN
TAWTAK PADA
TIAP
PROGRAM
PEMBELAJARAN
Alex. A. Lepa1
Abstract
Kata Kunci : Tawtak, Meningkatkan, Prestasi Kimia.
1
Dosen Program Studi Kimia, FKIP-Universitas Cenderawasih.
1
2. PENDAHULUAN
Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
merupakan keharusan untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat diperoleh
melalui lembaga pendidikan formal, non formal dan informal.
Pendidikan formal adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan di
sekolah dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
Di sekolah, seseorang dapat belajar tentang berbagai hal yang
berhubungan dengan IPTEK. Salah satu bagian dari IPTEK yang
dipelajari di sekolah adalah ilmu kimia, secara resmi dipelajari di
Sekolah Menengah Umum (SMU) sebagai salah satu mata pelajaran
bidang studi IPA.
Keberhasilan (prestasi belajar) seorang siswa dalam mempelajari
ilmu kimia, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
mencakup hal-hal yang ada dalam diri siswa, seperti : minat, bakat dan
intelegensi. Sedangkan faktor eksternal meliputi hal-hal yang berada di
luar diri siswa, seperti : lingkungan sekolah, masyarakat dan keluarga.
2
3. Lingkungan sekolah mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan
(prestasi) belajar siswa dalam mempelajari ilmu kimia. Faktor
lingkungan sekolah yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut dapat
berasal dari : fasilitas belajar, guru dan proses kegiatan belajar mengajar
di kelas. Dalam proses belajar mengajar kimia, diharuskan terjadinya
interaksi antara siswa ↔ siswa dan siswa ↔ guru. Selama proses belajar
mengajar berlangsung, kegiatan evaluasi sangat penting untuk
dilaksanakan. Sebab kegiatan evaluasi dapat memberikan gambaran
tentang sejauhmana keberhasilan siswa dan guru selama proses itu
berlangsung.
Kegiatan evaluasi pada setiap program belajar-mengajar
(pembelajaran) dapat terdiri dari tes awal dan tes akhir pelajaran. Tes
awal dilakukan untuk mengetahui sejauhmana siswa telah memahami/
menguasai materi kimia melalui kegiatan belajar mandiri sebelum
disajikan oleh guru di kelas. Sedangkan tes akhir dimaksudkan untuk
mengukur sejauhmana keberhasilan siswa setelah materi pelajaran
dibahas oleh guru di kelas.
Sesuai informasi dari guru kimia SMU-1 dan SMU-4 Jayapura
bahwa penggunaan tes awal dan tes akhir pada setiap program
3
4. pembelajaran (setiap tatap muka) belum dilaksanakan. Dengan tidak
dilaksanakan tes awal dan tes akhir sudah pasti tidak akan diketahui
sampai sejauhmana siswa telah menguasai sebelum dan sesudah materi
disajikan/ diajarkan. Kalau ternyata siswa belum menguasai materi yang
telah diajarkan, kemudian pada pertemuan berikutnya ditambah dengan
materi pelajaran yang baru, maka hal ini akan membuat siswa semakin
kesulitan dalam memahami konsep-konsep kimia yang lebih lanjut.
Lebih lanjut, guru kimia mengakui bahwa setiap tes sumatif pada akhir
cawu atau semester, umumnya nilai murni kimia yang dicapai siswa
selalu rendah. Rendahnya keberhasilan siswa dalam menguasai materi
pelajaran kimia, terkait dengan kurangnya pelaksanaan kegiatan evaluasi.
Sebab umumnya siswa akan belajar lebih giat kalau ada evaluasi/ ujian.
Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru hanya terbatas pada tes lisan
untuk beberapa siswa saat penyajian materi. Di samping itu, yang rutin
dilakukan adalah evaluasi setelah satu atau dua pokok bahasan selesai
dibahas dan akhir cawu/semester (tes formatif dan tes sumatif). Dengan
mengetahui apakah siswa sudah menguasai atau belum tentang materi
pelajaran yang telah disajikan, maka guru dapat melakukan tindakan
berikutnya secara tepat.
4
5. Penggunaan tindakan secara tepat pada setiap program
pembelajaran, akan berdampak positif terhadap prestasi belajar kimia.
Oleh karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar kimia dapat
dilakukan melalui penggunaan tes awal dan tes akhir pada setiap program
pembelajaran di kelas.
Pelaksanaan tes awal dan tes akhir secara terus menerus, dapat
melatih siswa untuk selalu berusaha memperhatikan materi pelajaran
yang sedang diajarkan, sebab setelah materi pelajaran kimia selesai
dibahas, pasti ada tes akhir untuk mengetahui kemampuan siswa
menguasai materi kimia dalam mengikuti pelajaran di kelas. Hasil
evaluasi tes akhir dapat dipakai oleh guru untuk menentukan tindakan
apa yang harus dilakukan pada program pembelajaran berikutnya.
Bertolak dari kajian di atas, maka fokus permasalahan dalam
penelitian ini adalah : (1) Apakah penggunaan tas awal dan tes akhir pada
setiap program pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar kimia ?
(2) Bagaimanakah tes awal dan tes akhir dapat meningkatkan prestasi
belajar kimia ? (3) Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan untuk
meningkatkan prestasi belajar kimia melalui penggunaan tes awal dan tes
akhir ?
5
6. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan dan menjelaskan
tentang apa dan bagaimana tes awal dan tes akhir dapat meningkatkan
prestasi belajar kimia serta mencari faktor-faktor apa saja yang harus
diperhatikan.
6
7. METODE PENELITIAN
Sekolah yang dijadikan tempat penelitian adalah SMU-1 dan
SMU-4 Jayapura. Penelitian ini menggunakan metode dan pendekatan
eksperimen pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas II-6 (kelas
eksperimen) dengan kelas II-5 sebagai kelas kontrol (pembanding di
SMU-1 Negeri) dan siswa kelas II-3 (kelas eksperimen) dengan kelas II-1
yang menjadi kontrol (pembanding di SMU-4 Negeri Jayapura).
Pada awal pengumpulan data, kelas eksperimen dan kelas kontrol/
pembanding, sama-sama diberikan tes awal dan tes akhir pada setiap
program pembelajaran sampai kedua kelompok kelas tersebut memiliki
kemampuan yang hampir sama/ homogen dalam menyerap/ menguasai
materi pelajaran.. setelah memiliki kemampuan yang sama/ hampir sama,
maka langkah berikutnya, kelompok eksperimen tetap diberikan tes awal
dan tes akhir, sedangkan kelompok kontrol tidak.
Jumlah total siswa kelompok dari kelas II-6 SMU-1 dan kelas II-3
SMU-4 Negeri Jayapura adalah 71 orang (40 + 31). Sedangkan jumlah
total siswa kelompok kontrol/ pembanding dari kelas II-5 SMU-1 dan
kelas II-1 SMU-4 Negeri Jayapura yaitu 73 orang(40 + 33).
7
8. Pelaksanaan penelitian dilakukan di sekolah masing-masing
dengan tidak mengubah sistem pembelajaran yang ada. Jadi kegiatan
belajar mengajar berlangsung sesuai dengan jadwal yang ada di sekolah
masing-masing seperti biasa. Kegiatan penelitian dilakukan selama 4 bulan
(satu cawu).
Analisis data yang dilakukan terhadap nilai rata-rata siswa dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menghitung selisih kedua
kelompok tersebut dalam persen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses menyamakan kemampuan dalam menyerap materi
pelajaran kimia antara siswa kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh
nilai rata-rata masing-masing adalah 6,638 dan 6,588. kedua nilai rata-
rata tersebut menunjukkan bahwa siswa kelompok eksperimen dan
kontrol telah memiliki kemampuan yang hampir sama dalam menyerap/
menguasai materi pelajaran kimia yang diajarkan. Selanjutnya kelompok
kontrol tidak lagi diberikan tes awal dan tes akhir, akan tetapi siswa
kelompok eksperimen tetap diberikan tes awal dan tes akhir pada setiap
program pembelajaran sampai berakhirnya kegiatan penelitian.
8
9. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir kegiatan
penelitian di lapangan, diperoleh rata-rata nilai siswa pada kelompok
eksperimen adalah 6,029. Sedangkan nilai rata-rata siswa pada kelompok
kontrol/ pembanding yaitu 5,231. Dari kedua nilai rata-rata tersebut
menunjukkan bahwa perolehan nilai dari siswa kelompok eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan siswa pada kelompok kontrol/
pembanding. Jika dilihat dari selisih kedua nilai rata-rata tersebut,
ternyata diperoleh : 6,209 – 5,231 = 0,978. Selisih dari kedua nilai rata-
rata tersebut jika dihitung dalam persen yang dibandingkan dengan nilai
rata-rata kelompok kontrol, akan diperoleh :
0,978
× 100% = 18,7%
5,231
Hal ini dapat menjelaskan bahwa siswa pada kelompok eksperimen
memiliki nilai rata-rata prestasi belajar kimia sebesar 18,7% lebih tinggi
dari siswa pada kelompok kontrol. Dengan demikian, pemberian tes awal
dan tes akhir pada setiap program pembelajaran dapat meningkatkan
prestasi belajar kimia.
Beberapa kendala utama dalam pelaksanaan tes awal dan tes akhir
pada setiap program pembelajaran adalah : (1) Siswa belum terbiasa
9
10. dengan penggunaan tes awal dan tes akhir pada setiap program
pembelajaran. (2) Kemandirian siswa dalam belajar masih kurang.
(3) Motivasi belajar masih rendah. (4) Kurangnya buku sumber
pembelajaran. (5) Kurangnya persaingan antar siswa dalam memperoleh
nilai yang terbaik.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam penggunaan tes
awal dan tes akhir, maka perlu diperhatikan beberapa hal di antaranya
adalah : (1) Perlu menanamkan konsep tentang manfaat penggunaan tes
awal dan tes akhir. (2) Membiasakan siswa untuk selalu mempelajari/
membahas sendiri sebelum materi pelajaran dibahas di dalam kelas.
(3) Penggunaan tes awal dan tes akhir harus dilakukan setiap program
pembelajaran (setiap tetap muka di kelas). (4) Hasil yang diperoleh siswa
pada setiap pelaksanaan tes harus diketahui oleh siswa. (5) Siswa harus
mengetahui jawaban yang benar tentang pertanyaan/ soal yang digunakan
dalam tes setelah selesai penggunaan tes akhir. (6) Setiap siswa harus
memiliki buku sumber pelajaran. (7) Membiasakan siswa untuk selalu
bersaing secara positif dalam mendapatkan nilai yang terbaik.
Dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok
eksperimen membuktikan bahwa nilai tersebut telah mendekati nilai
10
11. batas tuntas belajar yaitu 6,5. Oleh karena itu untuk mendapatkan nilai di
atas nilai batas tuntas belajar, perlu diberikan tes awal dan tes akhir pada
setiap program pembelajaran. Untuk mendapatkan hasil yang optimal
dalam menggunakan tes awal dan tes akhir, hal ini masih diperlukan
pengkajian-pengkajian yang lebih lanjut agar ditemukan cara yang lebih
tepat dan efesien dalam menggunakan tes awal dan tes akhir pada setiap
program pembelajaran yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
prestasi belajar kimia secara optimal.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Penggunaan tes awal dan tes akhir (TAWTAK) dapat meningkatkan
prestasi belajar kimia. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini
menunjukkan siswa yang diberikan TAWTAK mendapatkan prestasi
belajar kimia 18,7% lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang
tidak diberikan TAWTAK pada setiap program pembelajaran.
2. Pemberian TAWTAK pada setiap program pembelajaran ternyata
memberikan respon yang positif kepada siswa untuk selalu berusaha,
menguasai materi pelajaran kimia secara bertahap dan
11
12. berkesinambungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi
belajar.
3. faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menggunakan TAWTAK
adalah : tujuan dan materi/ bahan pelajaran, perencanaan,
pelaksanaan yang berkelanjutan, motivasi, kemampuan dan keinginan
bersaing, kecerdasan, keterbukaan, sportivitas bimbingan, pujian/
penghargaan dan stimulus.
Saran
1. Kepada pihak pimpinan sekolah diharapkan dapat mewajibkan
kepada setiap guru untuk mengupayakan penggunaan TAWTAK
pada setiap program pembelajaran.
2. Guru kimia diharapkan dapat memberikan TAWTAK pada setiap
program pembelajaran untuk mengatasi keterbatasan waktu dalam
proses pembelajaran di kelas. Sebab dengan adanya pemberian
TAWTAK yang berkelanjutan, akan mendorong kemandirian siswa
dalam belajar.
12
13. DAFTAR RUJUKAN
Arifin Zainal. 1997. Evaluasi Instruksional. PT. R Emaja Rosdakarya.
Bandung.
Daryanto. H. 1999. Evaluasi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Harjanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Imron Ali. 1997. Belajar dan Pembelajaran. Pustaka. Jakarta.
Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Kanisius. Yogyakarta.
Poerwadarminta. WJS.1997. Kamus Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. PN. Balai Pustaka. Jakarta.
Purwanto M. Ngalim. 1997. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. PT. Rosdakarya. Bandung.
Suhadini, Purwadi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi
Revisi. Bina Aksara. Jakarta.
Suharsimi Arikunto. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi
Revisi. Bina Aksara. Jakarta.
TIM Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Bahan
Pelatihan Dosen (PTK dan Guru Sekolah Menengah). Jakarta.
13