SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
TUGAS PENGANTAR HUKUM INDONESIA

    -Hukum Tata Negara-
  Dosen Pengajar : Widia Edorita, SH., MH.




                   oleh :

       DIENNISSA PUTRIYANDA

           Nim : 1209114065



Fakultas Hukum Universitas Riau

                   2012


                                             1
Hukum Tata Negara


A. Pengertian Hukum Tata Negara
       Hukum Tata Negara (HTN) adalah sekumpulan peraturan yang mengatur
  organisasi dari pada negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis
  vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya.
       Berikut definisi-definisi Hukum Tata Negara menurut beberapa ahli :
       J.H.A Logemann
            Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Het
       staatsrecht als het recht dat betrekking heeft op de staat -die gezagsorganisatie-
       blijkt dus functie, dat is staatsrechtelijk gesproken het amb, als kernbegrip, als
       bouwsteen te hebben. Bagi Logemann, jabatan merupakan pengertian yuridis dari
       fungsi, sedangkan fungsi merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Oleh
       karena negara merupakan organisasi yang terdiri atas fungsi-fungsi dalam
       hubungannya satu dengan yang lain maupun dalam keseluruhannya maka dalam
       pengertian yuridis negara merupakan organisasi jabatan atau yang disebutnya
       ambtenorganisatie.
       Van Vollenhoven
            Hukum Tata Negara adalah Hukum Tata Negara yang mengatur semua
       masyarakat   hukum     atasan   dan   masyarakat    Hukum    bawahan     menurut
       tingkatannya dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan
       masyarakatnya. dan akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing-
       masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu serta menentukan
       sususnan dan wewenang badan-badan tersebut.
       Scholten
            Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada
       Negara. Kesimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup
       bagaimana kedudukan organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan
       kewajiban, serta tugasnya masing-masing.


                                                                                            2
Van der Pot
     Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan-
badan yang diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu
dengan yang lain dan hubungan dengan individu yang lain.
Apeldoorn
     Hukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya dengan istilah
hukum tata negara dalam arti sempit, adalah untuk membedakannya dengan
hukum negara dalam arti luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum
administrasi negara itu sendiri.
Wade and Phillips
     Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan
negara, tugasnya dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya
yang berjudul “Constitusional law” yang terbit pada tahun 1936.
Paton George Whitecross
     Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan
negara, tugasnya ,wewenang dan hubungan antara alat pelengkap negara itu.
Dalam bukunya “textbook of Jurisprudence” yang merumuskan bahwa
Constutional Law deals with the ultimate question of distribution of legal power
and the fungctions of the organ of the state.
A.V.Dicey
     Hukum Tata Negara adalah hukum yang terletak pada pembagian kekuasaan
dalam negara dan pelaksanaan yang tertinggi dalam suatu negara. Dalam bukunya
“An introduction the study of the law of the consrtitution”.
J. Maurice Duverger
     Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari hukum privat yang
mengatur organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu lembaga nagara.
R. Kranenburg
     Hukum Tata Negara meliputi hukum mengenai susunan hukum dari Negara
terdapat dalam UUD.




                                                                                   3
Utrecht
           Hukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan kekuasaan pejabat-
      pejabat Negara.
      Kusumadi Pudjosewojo
           Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan
      atau federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik), yang
      menunjukan masyarakat Hukum yang atasan maupunyang bawahan, beserta
      tingkatan-tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan
      lingkungan rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya
      menunjukan alat-alat perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa) dari
      masyarakat hukum itu,beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang),
      wewenang, tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu.
      J.R. Stellinga
           Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur wewenang dan
      kewajiban-keawajiban alat-alat perlengkapan Negara, mengatur hak, dan
      kewajiban warga Negara.




B. Sumber Hukum Tata Negara
  Pengertian Sumber Hukum
     Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb.
  yang dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu.
  Pengertian Sumber Hukum menurut Sudikno Mertokusumo, yaitu :
     1. Sebagai asas hukum sebagai suatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya
        kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa, dan sebagainya,
     2. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang
        sekarang berlaku, seperti hukum prancis, hukum romawi dan lain-lain,
     3. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal
        kepada peraturan hukum (penguasa atau masyarakat),




                                                                                         4
4. Sebagai sumber hukum dimana kita dapat mengenal hukum seperti; dokumen,
        undang-undang, lontar, batu tertulis, dan sebagainya, serta
     5. Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang menimbulkan hukum.

Pengertian Sumber Hukum menurut Joeniarto, yaitu :

     1. Sumber hukum dalam artian sebagai asal hukum positif, wujudnya dalam bentuk
        yang konkrit berupa keputusan dari yang berwewenang,
     2. Sumber hukum dalam artian sebagai tempat ditemukannya aturan-aturan dan
        ketentuan-ketentuan hukum positif. Baik yang tertulis ataupun tak tertulis,
     3. Sumber hukum yang dihubungkan dengan filsafat, sejarah, dan masyarakat. Kita
        dapatkan sumber hukum filosofis histories dan sosiologis.

Sumber Hukum Tata Negara

     Mencakup sumber hukum dalam arti formiil (seperti Konstitusi tidak tertulis dan
tertulis, peraturan perundang-undangan, putusan hakim, doktrin, dan perjanjian
internasional) & dalam arti material (seperti kebiasaan ketatanegaraan, kesadaran
hukum dan rasa keadilan masyarakat, moral).

1.    Sumber Hukum Formiil Tata Negara
         Hukum perundang-undangan ketatanegaraan adalah hukum tertulis yang
         dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang berwewenang dan
         dituangkan dalam bentuk tertulis.
         Hukum adat ketatanegaraan merupakan hukum asli bangsa Indonesia yang
         tertulis, namun tumbuh dan dipertahankan oleh masyarakat hukum adat.
         Hukum adat kebiasaan atau konvensi ketatanegaraan adalah hukum yang
         tumbuh     dalam    praktik   penyelenggaraan    Negara      untuk   melengkapi,
         menyempurnakan, dan menghidupkan (mendinamisasi) kaidah-kaidah hukum
         perundang-undangan atau hukum adat ketatanegaraan. Kebiasaan-kebiasaan,
         atau   kelaziman,   dan    praktik   yang   harus   dilakukan    dalam    proses
         penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis, dianggap baik dan berguna




                                                                                            5
dalam penyelenggaraan Negara menurut konstitusi, tetapi tidak dapat
        dipaksakan penggunaannya oleh pengadilan.
        Yurisprudensi ketatanegaraan adalah kumpulan putusan-putusan pengadilan.
        Syarat Putusan Pengadilan yang dapat dijadikan sumber HTN (JimlyA.) :
        a. Harus sudah merupakan putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht
           van gewijs); Final and Binding?
        b. Dinilai baik dalam arti memang menghasilkan keadilan bagi pihak-pihak
           bersangkutan;
        c. Putusan yang harus sudah berulang beberapa kali atau dilakukan dengan
           pola yang sama dibeberapa tempat terpisah;
        d. Norma yang terkandung didalamnya memang tidak terdapat dalam
           peraturan tertulis yang berlaku, atau kalaupun ada, tidak begitu jelas; dan
        e. Putusan itu dinilai telah memenuhi syarat sebagai yurisprudensi dan
           direkomendasikan oleh tim eksaminasi atau tim penilai tersendiri yang
           dibentuk oleh Mahkamah Agung atau Mahkamah Konstitusi untuk menjadi
           yurisprudensi yang bersifat tetap.
        Traktat   atau   hukum    perjanjian    internasional   ketatanegaraan   adalah
        persetujuan yang diadakan Indonesia dengan Negara-negara lain.
        Doktrin ketatanegaraan ajaran-ajaran tentang hukum tatanegara yang
        ditemukan dan dikembangkan di dalam dunia ilmu pengetahuan sebagai hasil
        penyelidikan dan pemikiran saksama berdasarkan logika formal yang berlaku.


2.   Sumber Hukum Materiil Tata Negara
          Sumber Hukum Materiil Tata Negara adalah sumber hukum yang
     menentukan isi kaidah hukum tata Negara, yaitu :
        Dasar dan pandangan hidup bernegara sepeti Pancasila.
        Kekuatan politik yang berpengaruh pada saat merumuskan kaidah Hukum
        Tata Negara. Sepeti halnya dengan kekuatan dalam proses perumusan dan
        perancangan perundang-undangan yang tidak lepas dari pada kepentingan
        kelompok partai dalam merumuskan hukum.




                                                                                          6
C. Bentuk Produk Hukum Tata Negara

         Produk hukum di Indonesia sangat banyak, dan dari tahun ke tahun Tata
  urutanyapun berbeda ada yang berdasarkan TAP MPR No.XX/MPRS/1966, ada yang
  berdasar TAP MPR No.III/MPR/2000, tentang Sumber Hukum dan tata urutan
  perundangan. Terakhir berdasar UU No. 10 tahun 2004, tgl 22 Juni 2004.

         Berikut adalah tata urutan perundangan menurut UU No. 10 tahun 2004, tgl 22
  Juni 2004, yaitu:

  a. Undang-Undang Dasar 1945

         UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan.
     Naskah resmi UUD 1945 adalah:

         Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
         diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.

         Naskah Perubahan Pertama, Perubahan Kedua, Perubahan Ketiga, dan
         Perubahan Keempat UUD 1945 (masing-masing hasil Sidang Umum MPR Tahun
         1999, 2000, 2001, 2002).

         Undang-Undang Dasar 1945 Dalam Satu Naskah dinyatakan dalam Risalah Rapat
     Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 sebagai Naskah Perbantuan dan
     Kompilasi Tanpa Ada Opini.

  b. Undang-undang

          Undang-undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh
     Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. Materi muatan
     Undang-Undang adalah:

         Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi: hak-hak asasi
         manusia, hak dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan
         kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara, wilayah dan pembagian
         daerah, kewarganegaraan dan kependudukan, serta keuangan negara.


                                                                                       7
Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang.

c. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

         Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah Peraturan
   Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan
   yang memaksa. Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
   adalah sama dengan materi muatan Undang-Undang.

d. Peraturan Pemerintah

         Peraturan      Pemerintah   adalah   Peraturan   Perundang-undangan   yang
   ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana
   mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan
   Undang-Undang sebagaimana mestinya.

e. Peraturan Presiden

         Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh
   Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh
   Undang-Undang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah.

f. Peraturan Daerah

         Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
   oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah
   (gubernur atau bupati/walikota). Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh
   materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas
   pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut
   Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

      Berikut adalah tata urutan perundangan menurut TAP MPR No. III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan tata urutan
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah :




                                                                                      8
1. Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik
   Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara.
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia merupakan
   putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pengemban kedaulatan
   rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR.
3. Undang-Undang (UU) dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama
   Presiden untuk melaksanakan UUD 1945 serta TAP MPR-RI.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Perpu dibuat oleh
   Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai
   berikut: A). Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut. B). DPR
   dapat menerima atau menolak Perpu dengan tidak mengadakan perubahan. C). Jika
   ditolak DPR, Perpu tersebut harus dicabut.
5. Peraturan Pemerintah dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan perintah
   undang-undang.
6. Keputusan Presiden(Keppres) Keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat
   oleh Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan
   pelaksanaan administrasi negara dan administrasi pemerintahan.
7. Peraturan Daerah Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat
   Daerah (DPRD) propinsi bersama dengan gubernur. A) Peraturan daerah propinsi
   dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) propinsi bersama dengan
   gubernur.atau DPRD kabupaten/kota bersama Bupati/walikota. B) Peraturan
   daerah    kabupaten/kota     dibuat   oleh   DPRD    kabupaten/kota    bersama
   bupati/walikota. C) Peraturan desa atau yang setingkat, dibuat oleh badan
   perwakilan desa atau yang setingkat, sedangkan tata cara pembuatan peraturan
   desa atau yang setingkat diatur oleh peraturan daerah kabupaten/kota yang
   bersangkutan. Tata cara pembuatan UU, PP, Perda serta pengaturan ruang lingkup
   Keppres diatur lebih lanjut dengan undang-undang. Namun hingga sekarang ini
   belum ada UU yang mengatur apa saja yang menjadi lingkup pengaturan dari
   Keppres dan PP.




                                                                                      9
D. Struktur Hukum Tata Negara Positif




   Berikut penjelasan mengenai struktur ketatanegaraan di Indonesia :


MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR)
      Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah salah satu lembaga negara dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia, yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Daerah. Dahulu sebelum Reformasi MPR merupakan Lembaga Negara
Tertinggi, yang terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Utusan Daerah, dan Utusan
Golongan.



TUGAS DAN WEWENANG MPR




                                                                                          10
Mengubah dan menetapkan (Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945),
(Undang-Undang Dasar).
Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum.
Memutuskan     usul DPR    berdasarkan    putusan   (Mahkamah Konstitusi) untuk
memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya.
Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya.
Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan
jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya.
Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan
dalam masa jabatannya.
Anggota MPR memiliki hak mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD, menentukan
sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan, hak imunitas, dan hak protokoler.
Setelah Sidang MPR 2003, Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat
tidak lagi oleh MPR. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota
negara.
Sidang MPR sah apabila dihadiri:
-   sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah Anggota MPR untuk memutus usul DPR untuk
    memberhentikan Presiden/Wakil Presiden,
-   sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR untuk mengubah dan
    menetapkan UUD,
-   sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah Anggota MPR sidang-sidang lainnya.
Putusan MPR sah apabila disetujui:
-   sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR yang hadir untuk memutus usul
    DPR untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden,
-   sekurang-kurangnya 50%+1 dari seluruh jumlah Anggota MPR untuk memutus
    perkara lainnya.
Sebelum mengambil putusan dengan suara yang terbanyak, terlebih dahulu diupayakan
pengambilan putusan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat.




                                                                                        11
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

      Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, dan dalam melakukan
kewajibannya dibantu oleh Wakil Presiden. (Pasal 4) Presiden berhak mengajukan RUU,
dan menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU (Pasal 5).

TUGAS DAN WEWENANG PRESIDEN

   Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL dan AU (Pasal 10).
   Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain dengan
   persetujuan DPR, terutama yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
   Negara (Pasal 11).
   Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan akibatnya ditetapkan dengan UU (Pasal
   12).
   Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR
   (Pasal 13).
   Presiden memberikan grasi dengan pertimbangan MA, dan memberikan amnesty dan
   abolisi dengan pertimbangan DPR (Pasal 14).
   Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan menurut UU (Pasal
   15).
   Presiden membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasehat dan
   pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16).
   Presiden juga berhak mengangkat menteri-menteri sebagai pembantu Presiden (Pasal
   17).

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR)

      Dewan      Perwakilan Rakyat   adalah lembaga     tinggi   negara dalam sistem
ketatanegaraanIndonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang
kekuasaan membentuk Undang-Undang. DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan
pengawasan. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum, yang dipilih
berdasarkan hasil Pemilihan Umum. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan
berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji.



                                                                                           12
TUGAS DAN WEWENANG DPR

  Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat
  persetujuan bersama.
  Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
  Undang.
  Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan
  bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan.
  Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
  Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan
  pemerintah.
  Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan
  DPD.
  Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan
  negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
  Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian
  anggota Komisi Yudisial.
  Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk
  ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden.
  Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada
  Presiden untuk ditetapkan.
  Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat duta, menerima
  penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian
  amnesti dan abolisi.
  Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat
  perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
  Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat.
  Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN dan
  rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
  Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap
  pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan


                                                                                    13
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber
   daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
       Pada anggota DPR melekat hak ajudikasi dan legislasi yakni berupa hak interpelasi,
hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Anggota DPR juga memiliki hak mengajukan
RUU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak
imunitas, serta hak protokoler.
       Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan
DPRD, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPR berhak meminta pejabat negara,
pejabat pemerintah, badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan.
Jika permintaan ini tidak dipatuhi, maka dapat dikenakan panggilan paksa (sesuai dengan
peraturan perundang-undangan). Jika panggilan paksa ini tidak dipenuhi tanpa alasan yang
sah, yang bersangkutan dapat disandera paling lama 15 hari (sesuai dengan peraturan
perundang-undangan).

DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD)

       Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu, setiap provinsi jumlahnya
sama dan jumlah seluruh anggta DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. DPD
bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (Pasal 22C).

       DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan ikut membahasnya yang berkaitan
dengan otonomi daerah, hubungan pusat-daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE serta yang berkaitan dengan
perimbangan keuangan pusat-daerah, serta memberi pertimbangan atas RUU APBN yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama (Pasal 22D). DPD dapat melakukan
pengawasan terhadap UU yang usulan dan pembahasannya dimiliki oleh DPD.

       Sesuai dengan ketentuan Pasal 49 dan 50 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003
tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD bahwa Anggota DPD
mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut:

Hak
   Menyampaikan usul dan pendapat;



                                                                                            14
Memilih dan dipilih;
   Membela diri;
   Imunitas;
   Protokoler;
   Keuangan dan administratif.
   Mengamalkan Pancasila;
   Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
   menaati segala peraturan perundang-undangan;
   Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan;
   Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan
   Republik Indonesia;
   Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat;
   Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan
   daerah;
   Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan
   golongan;
   Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah
   pemilihannya;
   Menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPD; dan
   Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya.

Kewajiban

     Berkenaan dengan kewajiban tersebut, hal itu mempertegas fungsi politik legislatif
Anggota DPD RI yang meliputi representasi, legislasi dan pengawasan yang dicirikan oleh
sifat kekuatan mandatnya dari rakyat pemilih yaitu sifat “otoritatif” atau mandat rakyat
kepada Anggota; di samping itu ciri sifat ikatan atau “binding” yaitu ciri melekatnya
pemikiran dan langkah kerja Anggota DPD RI yang semata-mata didasarkan pada
kepentingan dan keberpihakan pada rakyat daerah.




                                                                                           15
KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)

       Dalam rangka pelaksanaan Pemilu agar terselenggara sesuai asas (Iuberjudil), maka
dibentuklah sebuah komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri
(Pasal 22E). KPU selain ada ditingkat pusat, juga terdapat KPU daerah baik di provinsi
maupun kabupaten/kota.

BANK SENTRAL

       Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan,
tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan UU (Pasal 23D).

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK)

Diatur dalam BAB III A, pasal 23 E yang berbunyi :
   Untuk memeriksa pengolahan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara didalam
   suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri.
   Hasil pemeriksaan keuangan itu diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan
   kewenangannya.
   Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan
   sesuai dengan UU.
   Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan
   diresmikan oleh Presiden. BPK juga berwenang melakukan pemeriksaan APBD,
   perusahaan daeah, BUMN, dan perusahaan swasta dimana didalmnya terdapat
   kekayaan Negara.


TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI)
       Diatur dalam Pasal 30 Ayat 3 UUD 1945 yang mengatakan :
“ Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, angkatan Laut, dan Angkatan
Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melidungi, memelihara kutuhan dan
kedaulatan Negara.”
       Berkenaan dengan tugas dan wewenang serta kedudukan TNI, maka diatur
lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 trntang Tentara Nasional Indonesia.



                                                                                           16
Tugas pokok TNI adalah : menegakkan Kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan keutuhan bangsa dan Negara.
       TNI dipimpin oleh seorang Panglima yang angkat dan diberhentikan oleh Presiden
setelah mendapatkan persetujuan dari DPR. Dengan demikian dalam hal pengerahan dan
penggunaan Kekuatan Militer, TNI berkedudukan di bawah Presiden. Sedangkan kebijakan
dan strategi pertahanan serta dukungan administrasi, TNI di bawah koordinasi
Departemen Pertahanan.


MAHKAMAH AGUNG (MA)
       Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan
Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan
Mahkamah Konstitusi.
       Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan :
-   Peradilan Umum pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Negeri, pada tingkat
    banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh
    Mahkamah Agung.
-   Peradilan Agama pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Agama, pada tingkat
    banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama dan pada tingkat kasasi dilakukan
    oleh Mahkamah Agung.
-   Peradilan Militer pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Militer, pada tingkat
    banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Militer dan pada tingkat kasasi dilakukan
    oleh Mahkamah Agung.
-   Peradilan Tata Usaha negara pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Tata
    Usaha negara, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha
    Negara dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung.
KEWAJIBAN DAN WEWENANG MA
    Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di
    bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
    Undang-Undang




                                                                                             17
Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
   Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi dan rehabilitasi
   Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang ketua. Ketua Mahkamah Agung dipilih dari
   dan oleh hakim agung, dan diangkat oleh Presiden. Ketuanya sejak 15 Januari 2009
   adalah Harifin A. Tumpa.
   Pada Mahkamah Agung terdapat hakim agung sebanyak maksimal 60 orang. Hakim
   agung dapat berasal dari sistem karier (hakim), atau tidak berdasarkan sistem karier
   dari kalangan profesi atau akademisi.
   Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
   untuk kemudian mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh
   Presiden.
   Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
   peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan
   badan peradilan yang ada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, agama,
   militer, tata usaha Negara, dan sebuah Mahkamah Konstitusi (Pasal 24).
   MA berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan
   dibawah UU terhadap UU. Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang
   tidak tercela, adil, professional, dan berpengalaman di bidang hukum. Calon Hakim
   Agung diusulkan komisi yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan
   ditetapkan oleh Presiden. Ketua dan Wakil MA dipilih dari dan oleh Hakim Agung (Pasal
   24A).


KOMISI YUDISIAL (KY)
      Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan
hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Anggota komisi yudisial harus
memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan
kepribadian yang tidak tercela. Anggota komisi yudisial diangkat dan diberhentikan oleh
Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal 24B).




                                                                                           18
Diatur dalam pasal 24 B UUD 1945 dan UU No 22 Tahun 2004 tentang Komisi
Yudisial. Komisi Yudisial adalah lembaga Negara yang bersifat mandiri dan dalam
pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh dari kekuasaan
lainnya. Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
WEWENANG KOMISI YUDISIAL
1. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR.
2. Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga prilaku hakim.
TUGAS KOMISI YUDISIAL
1. Melakukan pendaftaran Calon Hakim Agung.
2. Melakukan seleksi terhadap Calon Hakim Agung.
3. Menetapkan Calon Hakim Agung.
4. Mengajukan Calon Hakim Agung ke DPR.
5. Melakukan pengawasan terhadap perilaku hakim.
6. Mengajukan usul penjatuhan sanksi terhadap hakim kepada pimpinan MA dan/ atau MK.


MAHKAMAH KOSNTITUSI (MK)
Pasal 24 c UUD 1945 mengatakan :
1. Mahkamah Konstitusi berwenang pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya
     bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap UUD.
2. Memutus sengketa-sengketa kewenangan lembaga Negara yang wewenang diberikan
     oleh UUD.
3. Memutus pembubaran partai politik.
4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
5. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
     Presiden dan/ atau Wakil Presiden menurut UUD.
Perbandingan antara Mahkamah Agung dengan Mahkamah Konstitusi adalah:
1. Kedua-duanya sama-sama merupakan pelaku kekuasaan kehakiman.
2. Mahkamah agung merupakan pengadilan keadilan (Court of Justice), sedangkan
     Mahkamah Konstitusi Lembaga Pengadilan Hukum (Court of Law).
3.




                                                                                       19

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiKardoman Tumangger
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahanDian Oktavia
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slideMael Aja
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
 
Bagan proses pembentukan_dan_perubahan
Bagan proses pembentukan_dan_perubahanBagan proses pembentukan_dan_perubahan
Bagan proses pembentukan_dan_perubahanDhani Irawan
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARASiti Sahati
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Idik Saeful Bahri
 
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Uiversitas Muhammadiyah Maluku Utara
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negaraaishkhuw fillah
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismIsnaldi Utih
 
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum InternasionalPPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasionaldayurikaperdana19
 

La actualidad más candente (20)

Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah KonstitusiHukum Acara Mahkamah Konstitusi
Hukum Acara Mahkamah Konstitusi
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Hukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptxHukum Acara Perdata.pptx
Hukum Acara Perdata.pptx
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
22313676 pengantar-ilmu-hukum-slide
 
Konstruksi teori hukum
Konstruksi teori hukumKonstruksi teori hukum
Konstruksi teori hukum
 
Hukum perdata
Hukum perdataHukum perdata
Hukum perdata
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Bagan proses pembentukan_dan_perubahan
Bagan proses pembentukan_dan_perubahanBagan proses pembentukan_dan_perubahan
Bagan proses pembentukan_dan_perubahan
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
Hukum acara perdata - Fungsi, tujuan, dan sumber hukum acara perdata (Idik Sa...
 
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
Politik Hukum - Pertemuan Ketujuh - 7. politik hukum penegakan hukum dan poli...
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realismLatar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
Latar belakang munculnya sociological jurisprudence dan legal realism
 
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum InternasionalPPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
PPT kelompok 1 Pengertian dan ruang lingkup Hukum Internasional
 

Destacado

Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfPengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfjampanx
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negaraNuelnuel11
 
SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA
SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIASEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA
SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIABayu Rizky Aditya
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanRoberto Pecah
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanNuelnuel11
 
Essay hukum tata negara
Essay hukum tata negaraEssay hukum tata negara
Essay hukum tata negaraNasria Ika
 
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraIWAN SUKMA NURICHT
 
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Pengetahuan Lain
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Pengetahuan LainHubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Pengetahuan Lain
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Pengetahuan LainBima Kusuma Wicaksono
 
SISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIASISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIAhendri van jr
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnDella Mega Alfionita
 
527759_Resume (5)
527759_Resume (5)527759_Resume (5)
527759_Resume (5)Dipty Jena
 
Bahasa Indonesia Hukum 1
Bahasa Indonesia Hukum 1Bahasa Indonesia Hukum 1
Bahasa Indonesia Hukum 1Sang Kaisar
 
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukumMakalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukumadeasuharja
 

Destacado (20)

Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdfPengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
Pengantar ilmu hukum_tata_negara.pdf
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara2 sejarah hukum tata negara
2 sejarah hukum tata negara
 
SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA
SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIASEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA
SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA
 
Makalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negaraMakalah hukum tata negara
Makalah hukum tata negara
 
Sejarah ketatanegaraan indonesia
Sejarah ketatanegaraan indonesiaSejarah ketatanegaraan indonesia
Sejarah ketatanegaraan indonesia
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraanHtn2012 sejarah ketatanegaraan
Htn2012 sejarah ketatanegaraan
 
Studi kasus hukum tata negara
Studi kasus hukum tata negaraStudi kasus hukum tata negara
Studi kasus hukum tata negara
 
Essay hukum tata negara
Essay hukum tata negaraEssay hukum tata negara
Essay hukum tata negara
 
Htn
HtnHtn
Htn
 
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraPengantar Ilmu Hukum Tata Negara
Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara
 
1 konsep-dasar-htn
1 konsep-dasar-htn1 konsep-dasar-htn
1 konsep-dasar-htn
 
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Pengetahuan Lain
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Pengetahuan LainHubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Pengetahuan Lain
Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Pengetahuan Lain
 
SISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIASISTEM HUKUM INDONESIA
SISTEM HUKUM INDONESIA
 
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htnPengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
Pengertian, perbedaan dan persamaan han dan htn
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 
527759_Resume (5)
527759_Resume (5)527759_Resume (5)
527759_Resume (5)
 
Bahasa Indonesia Hukum 1
Bahasa Indonesia Hukum 1Bahasa Indonesia Hukum 1
Bahasa Indonesia Hukum 1
 
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukumMakalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
Makalah peradilan administrasi negara dan implementasi dalam penegakan hukum
 

Similar a Resume Hukum Tata Negara

Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfJhonatanTelaumbanua
 
BUKU HUKUM TATA NEGARA.pdf
BUKU HUKUM TATA NEGARA.pdfBUKU HUKUM TATA NEGARA.pdf
BUKU HUKUM TATA NEGARA.pdfJarotWilliam
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukummudanp.com
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukumSeptiani Dwi Rahayu
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaermisetyawati
 
Konsep Dasar HTN PERTEMUAN 1.pptx
Konsep Dasar HTN PERTEMUAN 1.pptxKonsep Dasar HTN PERTEMUAN 1.pptx
Konsep Dasar HTN PERTEMUAN 1.pptxBokuDaYo
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALAulia Ulil Fadhilah
 
Disiplin ilmu hukum tata negara
Disiplin ilmu hukum tata negaraDisiplin ilmu hukum tata negara
Disiplin ilmu hukum tata negaraMAHASISWI
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptandhika perceka
 
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...Alorka 114114
 
Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2ade_sobara
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukumdimahana
 

Similar a Resume Hukum Tata Negara (20)

Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
 
BUKU HUKUM TATA NEGARA.pdf
BUKU HUKUM TATA NEGARA.pdfBUKU HUKUM TATA NEGARA.pdf
BUKU HUKUM TATA NEGARA.pdf
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
Hubungan warga negara(mustina)
Hubungan warga negara(mustina)Hubungan warga negara(mustina)
Hubungan warga negara(mustina)
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber   sumber hukumPengantar ilmu hukum sumber   sumber hukum
Pengantar ilmu hukum sumber sumber hukum
 
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesiaBab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
Bab 5 menegakan keadilan bagi bangsa indonesia
 
Konsep Dasar HTN PERTEMUAN 1.pptx
Konsep Dasar HTN PERTEMUAN 1.pptxKonsep Dasar HTN PERTEMUAN 1.pptx
Konsep Dasar HTN PERTEMUAN 1.pptx
 
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONALSISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN NASIONAL
 
Disiplin ilmu hukum tata negara
Disiplin ilmu hukum tata negaraDisiplin ilmu hukum tata negara
Disiplin ilmu hukum tata negara
 
Pengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukumPengantar ilmu hukum
Pengantar ilmu hukum
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARAKEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
KEWARGANEGARAAN DAN NEGARA
 
Hukum dan peradilan
Hukum dan peradilanHukum dan peradilan
Hukum dan peradilan
 
Sistemhukum
SistemhukumSistemhukum
Sistemhukum
 
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
Analisis Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Undang-Unda...
 
Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2
 
Sistem hukum
Sistem hukumSistem hukum
Sistem hukum
 

Más de Ica Diennissa

POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKIca Diennissa
 
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualHak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualIca Diennissa
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaIca Diennissa
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaIca Diennissa
 
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutAnalisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutIca Diennissa
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliIca Diennissa
 
Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalIca Diennissa
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Ica Diennissa
 

Más de Ica Diennissa (12)

POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
 
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualHak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan Intelektual
 
Money Laundering
Money LaunderingMoney Laundering
Money Laundering
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
Resume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum PidanaResume Materi Hukum Pidana
Resume Materi Hukum Pidana
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RIS
 
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutAnalisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para AhliAsas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli
 
Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata Internasional
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
 

Resume Hukum Tata Negara

  • 1. TUGAS PENGANTAR HUKUM INDONESIA -Hukum Tata Negara- Dosen Pengajar : Widia Edorita, SH., MH. oleh : DIENNISSA PUTRIYANDA Nim : 1209114065 Fakultas Hukum Universitas Riau 2012 1
  • 2. Hukum Tata Negara A. Pengertian Hukum Tata Negara Hukum Tata Negara (HTN) adalah sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari pada negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal serta kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya. Berikut definisi-definisi Hukum Tata Negara menurut beberapa ahli : J.H.A Logemann Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi negara. Het staatsrecht als het recht dat betrekking heeft op de staat -die gezagsorganisatie- blijkt dus functie, dat is staatsrechtelijk gesproken het amb, als kernbegrip, als bouwsteen te hebben. Bagi Logemann, jabatan merupakan pengertian yuridis dari fungsi, sedangkan fungsi merupakan pengertian yang bersifat sosiologis. Oleh karena negara merupakan organisasi yang terdiri atas fungsi-fungsi dalam hubungannya satu dengan yang lain maupun dalam keseluruhannya maka dalam pengertian yuridis negara merupakan organisasi jabatan atau yang disebutnya ambtenorganisatie. Van Vollenhoven Hukum Tata Negara adalah Hukum Tata Negara yang mengatur semua masyarakat hukum atasan dan masyarakat Hukum bawahan menurut tingkatannya dan dari masing-masing itu menentukan wilayah lingkungan masyarakatnya. dan akhirnya menentukan badan-badan dan fungsinya masing- masing yang berkuasa dalam lingkungan masyarakat hukum itu serta menentukan sususnan dan wewenang badan-badan tersebut. Scholten Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara. Kesimpulannya, bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana kedudukan organ-organ dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta tugasnya masing-masing. 2
  • 3. Van der Pot Hukum Tata Negara adalah peraturan-peraturan yang menentukan badan- badan yang diperlukan serta wewenang masing-masing, hubungannya satu dengan yang lain dan hubungan dengan individu yang lain. Apeldoorn Hukum Tata Negara dalam arti sempit yang sama artinya dengan istilah hukum tata negara dalam arti sempit, adalah untuk membedakannya dengan hukum negara dalam arti luas, yang meliputi hukum tata negara dan hukum administrasi negara itu sendiri. Wade and Phillips Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara, tugasnya dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya yang berjudul “Constitusional law” yang terbit pada tahun 1936. Paton George Whitecross Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur alat-alat perlengkapan negara, tugasnya ,wewenang dan hubungan antara alat pelengkap negara itu. Dalam bukunya “textbook of Jurisprudence” yang merumuskan bahwa Constutional Law deals with the ultimate question of distribution of legal power and the fungctions of the organ of the state. A.V.Dicey Hukum Tata Negara adalah hukum yang terletak pada pembagian kekuasaan dalam negara dan pelaksanaan yang tertinggi dalam suatu negara. Dalam bukunya “An introduction the study of the law of the consrtitution”. J. Maurice Duverger Hukum Tata Negara adalah salah satu cabang dari hukum privat yang mengatur organisasi dan fungsi-fungsi politik suatu lembaga nagara. R. Kranenburg Hukum Tata Negara meliputi hukum mengenai susunan hukum dari Negara terdapat dalam UUD. 3
  • 4. Utrecht Hukum Tata Negara mempelajari kewajiban sosial dan kekuasaan pejabat- pejabat Negara. Kusumadi Pudjosewojo Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur bentuk negara (kesatuan atau federal), dan bentuk pemerintahan (kerajaan atau republik), yang menunjukan masyarakat Hukum yang atasan maupunyang bawahan, beserta tingkatan-tingkatannya (hierarchie), yang selanjutnya mengesahkan wilayah dan lingkungan rakyat dari masyarakat-masyarakat hukum itu dan akhirnya menunjukan alat-alat perlengkapan (yang memegang kekuasaan penguasa) dari masyarakat hukum itu,beserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang), wewenang, tingkatan imbang dari dan antara alat perlengkapan itu. J.R. Stellinga Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur wewenang dan kewajiban-keawajiban alat-alat perlengkapan Negara, mengatur hak, dan kewajiban warga Negara. B. Sumber Hukum Tata Negara Pengertian Sumber Hukum Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dsb. yang dipergunakan oleh suatu bangsa sebagai pedoman hidupnya pada masa tertentu. Pengertian Sumber Hukum menurut Sudikno Mertokusumo, yaitu : 1. Sebagai asas hukum sebagai suatu yang merupakan permulaan hukum, misalnya kehendak Tuhan, akal manusia, jiwa bangsa, dan sebagainya, 2. Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan pada hukum yang sekarang berlaku, seperti hukum prancis, hukum romawi dan lain-lain, 3. Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada peraturan hukum (penguasa atau masyarakat), 4
  • 5. 4. Sebagai sumber hukum dimana kita dapat mengenal hukum seperti; dokumen, undang-undang, lontar, batu tertulis, dan sebagainya, serta 5. Sebagai sumber terjadinya hukum atau sumber yang menimbulkan hukum. Pengertian Sumber Hukum menurut Joeniarto, yaitu : 1. Sumber hukum dalam artian sebagai asal hukum positif, wujudnya dalam bentuk yang konkrit berupa keputusan dari yang berwewenang, 2. Sumber hukum dalam artian sebagai tempat ditemukannya aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan hukum positif. Baik yang tertulis ataupun tak tertulis, 3. Sumber hukum yang dihubungkan dengan filsafat, sejarah, dan masyarakat. Kita dapatkan sumber hukum filosofis histories dan sosiologis. Sumber Hukum Tata Negara Mencakup sumber hukum dalam arti formiil (seperti Konstitusi tidak tertulis dan tertulis, peraturan perundang-undangan, putusan hakim, doktrin, dan perjanjian internasional) & dalam arti material (seperti kebiasaan ketatanegaraan, kesadaran hukum dan rasa keadilan masyarakat, moral). 1. Sumber Hukum Formiil Tata Negara Hukum perundang-undangan ketatanegaraan adalah hukum tertulis yang dibentuk dengan cara-cara tertentu oleh pejabat yang berwewenang dan dituangkan dalam bentuk tertulis. Hukum adat ketatanegaraan merupakan hukum asli bangsa Indonesia yang tertulis, namun tumbuh dan dipertahankan oleh masyarakat hukum adat. Hukum adat kebiasaan atau konvensi ketatanegaraan adalah hukum yang tumbuh dalam praktik penyelenggaraan Negara untuk melengkapi, menyempurnakan, dan menghidupkan (mendinamisasi) kaidah-kaidah hukum perundang-undangan atau hukum adat ketatanegaraan. Kebiasaan-kebiasaan, atau kelaziman, dan praktik yang harus dilakukan dalam proses penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis, dianggap baik dan berguna 5
  • 6. dalam penyelenggaraan Negara menurut konstitusi, tetapi tidak dapat dipaksakan penggunaannya oleh pengadilan. Yurisprudensi ketatanegaraan adalah kumpulan putusan-putusan pengadilan. Syarat Putusan Pengadilan yang dapat dijadikan sumber HTN (JimlyA.) : a. Harus sudah merupakan putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht van gewijs); Final and Binding? b. Dinilai baik dalam arti memang menghasilkan keadilan bagi pihak-pihak bersangkutan; c. Putusan yang harus sudah berulang beberapa kali atau dilakukan dengan pola yang sama dibeberapa tempat terpisah; d. Norma yang terkandung didalamnya memang tidak terdapat dalam peraturan tertulis yang berlaku, atau kalaupun ada, tidak begitu jelas; dan e. Putusan itu dinilai telah memenuhi syarat sebagai yurisprudensi dan direkomendasikan oleh tim eksaminasi atau tim penilai tersendiri yang dibentuk oleh Mahkamah Agung atau Mahkamah Konstitusi untuk menjadi yurisprudensi yang bersifat tetap. Traktat atau hukum perjanjian internasional ketatanegaraan adalah persetujuan yang diadakan Indonesia dengan Negara-negara lain. Doktrin ketatanegaraan ajaran-ajaran tentang hukum tatanegara yang ditemukan dan dikembangkan di dalam dunia ilmu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan dan pemikiran saksama berdasarkan logika formal yang berlaku. 2. Sumber Hukum Materiil Tata Negara Sumber Hukum Materiil Tata Negara adalah sumber hukum yang menentukan isi kaidah hukum tata Negara, yaitu : Dasar dan pandangan hidup bernegara sepeti Pancasila. Kekuatan politik yang berpengaruh pada saat merumuskan kaidah Hukum Tata Negara. Sepeti halnya dengan kekuatan dalam proses perumusan dan perancangan perundang-undangan yang tidak lepas dari pada kepentingan kelompok partai dalam merumuskan hukum. 6
  • 7. C. Bentuk Produk Hukum Tata Negara Produk hukum di Indonesia sangat banyak, dan dari tahun ke tahun Tata urutanyapun berbeda ada yang berdasarkan TAP MPR No.XX/MPRS/1966, ada yang berdasar TAP MPR No.III/MPR/2000, tentang Sumber Hukum dan tata urutan perundangan. Terakhir berdasar UU No. 10 tahun 2004, tgl 22 Juni 2004. Berikut adalah tata urutan perundangan menurut UU No. 10 tahun 2004, tgl 22 Juni 2004, yaitu: a. Undang-Undang Dasar 1945 UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. Naskah resmi UUD 1945 adalah: Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959. Naskah Perubahan Pertama, Perubahan Kedua, Perubahan Ketiga, dan Perubahan Keempat UUD 1945 (masing-masing hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999, 2000, 2001, 2002). Undang-Undang Dasar 1945 Dalam Satu Naskah dinyatakan dalam Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini. b. Undang-undang Undang-undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. Materi muatan Undang-Undang adalah: Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi: hak-hak asasi manusia, hak dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara, wilayah dan pembagian daerah, kewarganegaraan dan kependudukan, serta keuangan negara. 7
  • 8. Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang. c. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa. Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sama dengan materi muatan Undang-Undang. d. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. e. Peraturan Presiden Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah. f. Peraturan Daerah Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah (gubernur atau bupati/walikota). Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi. Berikut adalah tata urutan perundangan menurut TAP MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan tata urutan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia adalah : 8
  • 9. 1. Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar tertulis Negara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara. 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia merupakan putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam sidang-sidang MPR. 3. Undang-Undang (UU) dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Presiden untuk melaksanakan UUD 1945 serta TAP MPR-RI. 4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu) Perpu dibuat oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai berikut: A). Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut. B). DPR dapat menerima atau menolak Perpu dengan tidak mengadakan perubahan. C). Jika ditolak DPR, Perpu tersebut harus dicabut. 5. Peraturan Pemerintah dibuat oleh Pemerintah untuk melaksanakan perintah undang-undang. 6. Keputusan Presiden(Keppres) Keputusan Presiden yang bersifat mengatur dibuat oleh Presiden untuk menjalankan fungsi dan tugasnya berupa pengaturan pelaksanaan administrasi negara dan administrasi pemerintahan. 7. Peraturan Daerah Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) propinsi bersama dengan gubernur. A) Peraturan daerah propinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) propinsi bersama dengan gubernur.atau DPRD kabupaten/kota bersama Bupati/walikota. B) Peraturan daerah kabupaten/kota dibuat oleh DPRD kabupaten/kota bersama bupati/walikota. C) Peraturan desa atau yang setingkat, dibuat oleh badan perwakilan desa atau yang setingkat, sedangkan tata cara pembuatan peraturan desa atau yang setingkat diatur oleh peraturan daerah kabupaten/kota yang bersangkutan. Tata cara pembuatan UU, PP, Perda serta pengaturan ruang lingkup Keppres diatur lebih lanjut dengan undang-undang. Namun hingga sekarang ini belum ada UU yang mengatur apa saja yang menjadi lingkup pengaturan dari Keppres dan PP. 9
  • 10. D. Struktur Hukum Tata Negara Positif Berikut penjelasan mengenai struktur ketatanegaraan di Indonesia : MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR) Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah salah satu lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, yang terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah. Dahulu sebelum Reformasi MPR merupakan Lembaga Negara Tertinggi, yang terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Utusan Daerah, dan Utusan Golongan. TUGAS DAN WEWENANG MPR 10
  • 11. Mengubah dan menetapkan (Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945), (Undang-Undang Dasar). Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan (Mahkamah Konstitusi) untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden dalam masa jabatannya. Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya. Memilih Wakil Presiden dari 2 calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya. Memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya. Anggota MPR memiliki hak mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD, menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan putusan, hak imunitas, dan hak protokoler. Setelah Sidang MPR 2003, Presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat tidak lagi oleh MPR. MPR bersidang sedikitnya sekali dalam lima tahun di ibukota negara. Sidang MPR sah apabila dihadiri: - sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah Anggota MPR untuk memutus usul DPR untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden, - sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR untuk mengubah dan menetapkan UUD, - sekurang-kurangnya 50%+1 dari jumlah Anggota MPR sidang-sidang lainnya. Putusan MPR sah apabila disetujui: - sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Anggota MPR yang hadir untuk memutus usul DPR untuk memberhentikan Presiden/Wakil Presiden, - sekurang-kurangnya 50%+1 dari seluruh jumlah Anggota MPR untuk memutus perkara lainnya. Sebelum mengambil putusan dengan suara yang terbanyak, terlebih dahulu diupayakan pengambilan putusan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. 11
  • 12. PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN Presiden memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, dan dalam melakukan kewajibannya dibantu oleh Wakil Presiden. (Pasal 4) Presiden berhak mengajukan RUU, dan menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU (Pasal 5). TUGAS DAN WEWENANG PRESIDEN Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL dan AU (Pasal 10). Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain dengan persetujuan DPR, terutama yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi Negara (Pasal 11). Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan akibatnya ditetapkan dengan UU (Pasal 12). Mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 13). Presiden memberikan grasi dengan pertimbangan MA, dan memberikan amnesty dan abolisi dengan pertimbangan DPR (Pasal 14). Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan menurut UU (Pasal 15). Presiden membentuk dewan pertimbangan yang bertugas memberi nasehat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16). Presiden juga berhak mengangkat menteri-menteri sebagai pembantu Presiden (Pasal 17). DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) Dewan Perwakilan Rakyat adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraanIndonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat dan memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang. DPR memiliki fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum, yang dipilih berdasarkan hasil Pemilihan Umum. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun, dan berakhir bersamaan pada saat anggota DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji. 12
  • 13. TUGAS DAN WEWENANG DPR Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama. Membahas dan memberikan persetujuan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam pembahasan. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan pemerintah. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan memperhatikan pertimbangan DPD. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Memberikan persetujuan kepada Presiden atas pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi Yudisial. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden. Memilih tiga orang calon anggota hakim konstitusi dan mengajukannya kepada Presiden untuk ditetapkan. Memberikan pertimbangan kepada Presiden untuk mengangkat duta, menerima penempatan duta negara lain, dan memberikan pertimbangan dalam pemberian amnesti dan abolisi. Memberikan persetujuan kepada Presiden untuk menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat. Memperhatikan pertimbangan DPD atas rancangan undang-undang APBN dan rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan 13
  • 14. penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama. Pada anggota DPR melekat hak ajudikasi dan legislasi yakni berupa hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat. Anggota DPR juga memiliki hak mengajukan RUU, mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, membela diri, hak imunitas, serta hak protokoler. Menurut Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, DPR berhak meminta pejabat negara, pejabat pemerintah, badan hukum, atau warga masyarakat untuk memberikan keterangan. Jika permintaan ini tidak dipatuhi, maka dapat dikenakan panggilan paksa (sesuai dengan peraturan perundang-undangan). Jika panggilan paksa ini tidak dipenuhi tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan dapat disandera paling lama 15 hari (sesuai dengan peraturan perundang-undangan). DEWAN PERWAKILAN DAERAH (DPD) Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu, setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggta DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR. DPD bersidang sedikitnya sekali dalam setahun (Pasal 22C). DPD berhak mengajukan RUU kepada DPR dan ikut membahasnya yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat-daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan SDE serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat-daerah, serta memberi pertimbangan atas RUU APBN yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama (Pasal 22D). DPD dapat melakukan pengawasan terhadap UU yang usulan dan pembahasannya dimiliki oleh DPD. Sesuai dengan ketentuan Pasal 49 dan 50 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD bahwa Anggota DPD mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut: Hak Menyampaikan usul dan pendapat; 14
  • 15. Memilih dan dipilih; Membela diri; Imunitas; Protokoler; Keuangan dan administratif. Mengamalkan Pancasila; Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang-undangan; Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan; Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia; Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat; Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat dan daerah; Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan; Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada pemilih dan daerah pemilihannya; Menaati kode etik dan Peraturan Tata Tertib DPD; dan Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya. Kewajiban Berkenaan dengan kewajiban tersebut, hal itu mempertegas fungsi politik legislatif Anggota DPD RI yang meliputi representasi, legislasi dan pengawasan yang dicirikan oleh sifat kekuatan mandatnya dari rakyat pemilih yaitu sifat “otoritatif” atau mandat rakyat kepada Anggota; di samping itu ciri sifat ikatan atau “binding” yaitu ciri melekatnya pemikiran dan langkah kerja Anggota DPD RI yang semata-mata didasarkan pada kepentingan dan keberpihakan pada rakyat daerah. 15
  • 16. KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) Dalam rangka pelaksanaan Pemilu agar terselenggara sesuai asas (Iuberjudil), maka dibentuklah sebuah komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri (Pasal 22E). KPU selain ada ditingkat pusat, juga terdapat KPU daerah baik di provinsi maupun kabupaten/kota. BANK SENTRAL Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan UU (Pasal 23D). BADAN PEMERIKSA KEUANGAN (BPK) Diatur dalam BAB III A, pasal 23 E yang berbunyi : Untuk memeriksa pengolahan dan tanggung jawab tentang keuangan Negara didalam suatu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan itu diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya. Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan UU. Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden. BPK juga berwenang melakukan pemeriksaan APBD, perusahaan daeah, BUMN, dan perusahaan swasta dimana didalmnya terdapat kekayaan Negara. TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI) Diatur dalam Pasal 30 Ayat 3 UUD 1945 yang mengatakan : “ Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat Negara bertugas mempertahankan, melidungi, memelihara kutuhan dan kedaulatan Negara.” Berkenaan dengan tugas dan wewenang serta kedudukan TNI, maka diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 trntang Tentara Nasional Indonesia. 16
  • 17. Tugas pokok TNI adalah : menegakkan Kedaulatan Negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan keutuhan bangsa dan Negara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima yang angkat dan diberhentikan oleh Presiden setelah mendapatkan persetujuan dari DPR. Dengan demikian dalam hal pengerahan dan penggunaan Kekuatan Militer, TNI berkedudukan di bawah Presiden. Sedangkan kebijakan dan strategi pertahanan serta dukungan administrasi, TNI di bawah koordinasi Departemen Pertahanan. MAHKAMAH AGUNG (MA) Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan : - Peradilan Umum pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Negeri, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung. - Peradilan Agama pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Agama, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung. - Peradilan Militer pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Militer, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Militer dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung. - Peradilan Tata Usaha negara pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Tata Usaha negara, pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung. KEWAJIBAN DAN WEWENANG MA Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang 17
  • 18. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden member grasi dan rehabilitasi Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang ketua. Ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung, dan diangkat oleh Presiden. Ketuanya sejak 15 Januari 2009 adalah Harifin A. Tumpa. Pada Mahkamah Agung terdapat hakim agung sebanyak maksimal 60 orang. Hakim agung dapat berasal dari sistem karier (hakim), atau tidak berdasarkan sistem karier dari kalangan profesi atau akademisi. Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat, untuk kemudian mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan oleh sebuah MA dan badan peradilan yang ada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, agama, militer, tata usaha Negara, dan sebuah Mahkamah Konstitusi (Pasal 24). MA berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan dibawah UU terhadap UU. Hakim Agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, professional, dan berpengalaman di bidang hukum. Calon Hakim Agung diusulkan komisi yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan oleh Presiden. Ketua dan Wakil MA dipilih dari dan oleh Hakim Agung (Pasal 24A). KOMISI YUDISIAL (KY) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Anggota komisi yudisial harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela. Anggota komisi yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal 24B). 18
  • 19. Diatur dalam pasal 24 B UUD 1945 dan UU No 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Komisi Yudisial adalah lembaga Negara yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan wewenangnya bebas dari campur tangan atau pengaruh dari kekuasaan lainnya. Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR. WEWENANG KOMISI YUDISIAL 1. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung kepada DPR. 2. Menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat serta menjaga prilaku hakim. TUGAS KOMISI YUDISIAL 1. Melakukan pendaftaran Calon Hakim Agung. 2. Melakukan seleksi terhadap Calon Hakim Agung. 3. Menetapkan Calon Hakim Agung. 4. Mengajukan Calon Hakim Agung ke DPR. 5. Melakukan pengawasan terhadap perilaku hakim. 6. Mengajukan usul penjatuhan sanksi terhadap hakim kepada pimpinan MA dan/ atau MK. MAHKAMAH KOSNTITUSI (MK) Pasal 24 c UUD 1945 mengatakan : 1. Mahkamah Konstitusi berwenang pada tingkat pertama dan terakhir yangputusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap UUD. 2. Memutus sengketa-sengketa kewenangan lembaga Negara yang wewenang diberikan oleh UUD. 3. Memutus pembubaran partai politik. 4. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 5. Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/ atau Wakil Presiden menurut UUD. Perbandingan antara Mahkamah Agung dengan Mahkamah Konstitusi adalah: 1. Kedua-duanya sama-sama merupakan pelaku kekuasaan kehakiman. 2. Mahkamah agung merupakan pengadilan keadilan (Court of Justice), sedangkan Mahkamah Konstitusi Lembaga Pengadilan Hukum (Court of Law). 3. 19