Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme e-commerce dalam dunia bisnis, mulai dari definisi e-commerce, sejarah perkembangannya, dan bagaimana mekanisme kerja e-commerce yang meliputi proses pembelian secara online, distribusi produk, dan layanan pelanggan."
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Mekanisme Electronic E-Commerce Dalam Dunia Bisnis
1. MEKANISME ELECTRONIC COMMERCEDALAM DUNIA BISNIS
(Studi E-Commerce)
Muhammad Ichsan2010.4350.0254
ABSTRAK
Electronic Commerce atau lebih popular dengan e-commerce sedang marak
diperbincangkan dewasa ini. Para pebisnis pun banyak yang tertarik untuk memasuki dunia
bisnis e-commerce. Namun banyak pula di antara mereka yang gagal atau belum berhasil
dalam bisnis ini,.Kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh faktor internal ataupun faktor
eksternal. Di Indonesia, faktor eksternal yang berasal dari konsumen adalah yang paling
berpengaruh.
Keyword : E-Commerce dalam dunia bisnis
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di masa yang lalu, institusi
keuangan memegang peranan penting
terhadap
jaringan
pribadi
untuk
melaksanakan
transaksi
secara
digital.Perbankan, institusi keuangan,
perusahaan-perusahaan raksasa menjadi
pemilik-pemilik
jaringan
virtual
tersebut.Saat ini, walaupun jaringan
pribadi masih memegang peranan penting,
Internet menjadi suatu jaringan umum
yang memungkinkan terjadinya transaksi
ekonomi secara digital. Atau dengan kata
lain, aktifitas ekonomi digital dapat
dilakukan oleh siapa saja melalui Internet.
Apa maknanya bagi ekonomi
dunia? Tak kurang dari pemerintah AS
yang mulai memprakarsai apa yang
dikenal sebagai Information Superhighway
menjadi suatu infrastruktur ekonomi
digital yang disebut e-commerce itu.
Dalam artikel yang dipublikasikan untuk
umum
(lihat
di
http://www.ecommerce.gov).
”A Framework for Global Electronic
Commerce” disebutkan bahwa electronic
commerce
melalui
Internet
mesti
difasilitasikan dalam basis global .Apakah
yang dimaksud dengan E-Commerce?ECommerce atau Electronic Commerce (ebusiness) merupakan kegiatan bisnis yang
dijalankan (misalnya transaksi bisnis)
secara elektronik melalui suatu jaringan
(biasanya internet) dan komputer atau
kegiatan jual–beli barang atau jasa (atau
mentransfer
uang)
melalui
jalur
komunikasi digital.
Penggunaan
perdagangan
dilakukan dengan cara ini, dapat memacu
inovasi dalam transfer dana elektronik,
manajemen rantai suplai, pemasaran
Internet,
proses
transaksi
online,
pertukaran
data
elektronik
(EDI),
inventory management sistem, dan sistem
pengumpulan data otomatis. Electronic
commerce umumnya dianggap sebagai
aspek penjualan e-bisnis.Ini juga terdiri
dari pertukaran data untuk memfasilitasi
1
2. pembiayaan dan pembayaran aspek dari
transaksi
bisnis.Seiring
dengan
perkembangan E-Commerce, hal yang
masih menjadi penghalang bagi ECommerce sendiri adalah kepercayaan
konsumen terhadap E-Commrce. Menurut
survey yang dilakukan oleh CommerceNet
http://www.commerce.net/ para pembeli
atau
pembelanja
belum
menaruh
kepercayaan kepada e-commerce, mereka
tidak dapat menemukan apa yang mereka
cari di e-commerce, belum ada cara yang
mudah dan sederhana untuk membayar.
Di samping itu, surfing di ecommerce
belum
lancar
betul.
Pelanggan e-commerce masih takut ada
pencuri kartu kredit, rahasia informasi
personal mereka menjadi terbuka, dan
kinerja jaringan yang kurang baik.
Umumnya pembeli masih belum yakin
bahwa akan menguntungkan dengan
menyambung ke Internet, mencari situs
shopping, menunggu download gambar,
mencoba mengerti bagaimana cara
memesan sesuatu, dan kemudian harus
takut apakah nomor kartu kredit mereka di
ambil oleh hacker.
Tampaknya untuk meyakinkan pelanggan
ini, e-merchant harus melakukan banyak
proses pemandaian pelanggan. Walaupun
demikian Gail Grant, kepala lembaga
penelitian di CommerceNet
http://www.commerce.net/ meramalkan
sebagian besar pembeli akan berhasil
mengatasi penghalang tersebut setelah
beberapa tahun mendatang.
Untuk sistem bisnis-ke-bisnis, isu yang
ada memang tidak sepelik di atas, akan
tetapi tetap ada isu-isu serius. Seperti para
pengusaha belum punya model yang baik
bagaimana caramensetup situs ecommerce mereka, mereka mengalami
kesulitan untuk melakukan sharing antara
informasi yang diperoleh online dengan
aplikasi bisnis lainnya. Masalah yang
barangkali menjadi kendala utama adalah
ide untuk sharing informasi bisnis kepada
pelanggan dan supplier – hal ini
merupakan strategi utama dalam sistem ecommerce bisnis ke bisnis.
2. Dasar Teori
2.1 Definisi E-Commerce
Berikut ini beberapa definisi
mengenai electronic commerce yang
mungkin dapat membuka gambaran lebih
jauh mengenai apa yang dimaksud dengan
electronic commerce.“Pada saat Internet
memberdayakan seluruh penduduk dan
mendemokratisasikan kehidupan sosial
(societies), itu juga akan mengubah
paradigma ekonomi klasik. Model baru
interaksi komersial berkembang sewaktu
kalangan bisnis dan kustomer/pelangganpelanggannya berpartisipasi dalam suatu
pasar elektronik dan mencapai manfaat
bersama.GII
(Global
Information
Infrastructur) secara potensial telah
mengubah dengan cepat bidang komersil
dan bidang-bidang lainnya dengan
mengurangi biaya secara dramatis dan
memberi suatu sarana baru untuk
melakukan transaksi komersial.Internet
bakal mengubah pemasaran retail secara
revolusioner.
Komersialisasi di Internet bakal
mencapai 10 milyar dollar sampai akhir
abad ini. ” (U.S. Executive Office of the
President, 1997) “Elektronic Commerce
adalah transaksi komersial dari jasa dalam
format elektronik” (Transatlantic Business
Dialogue Electronic Commerce White
Paper,1997)
“Electronic
Commerce
merujuk secara umum kepada semua
bentuk transaksi yang berkaitan dengan
aktifitas komersial, baik organisasi
maupun individual, yang berdasarkan pada
pemrosesan dan transmisi data yang
digitalisasikan, termasuk teks, suara, dan
gambar”(OECD,1997)“ElectronicCommer
2
3. ce berkaitan dengan melakukan bisnis
secara elektronik.E-commerce didasarkan
pada pemrosesan elektronik dan transmisi
data, termasuk teks, bunyi dan video. Ecommerce mencakup segala macam
aktifitas termasuk perdagangan elektronik
baik barang ataupun jasa, pengiriman
secara online dari isi digital, transfer dana
secara elektronik, electronic share trading,
electronic bil of landing, commercial
auctions, kolaborasi desain dan rekayasa,
online sourcing, public procurement, direct
consumer marketing, dan layanan purna
jual. Termasuk juga produk (consumer
good, peralatan medis) atau jasa (layanan
informasi, keuangan dan hukum); aktivitas
tradisional (kesehatan, pendidikan) dan
aktivitas-aktivitas baru (virtual malls)”
(European Commission, 1997).
“Electronic Commerce adalah
melakukan aktifitas bisnis yang diarahkan
pada pertukaran nilai melalui jaringan
telekomunikasi.” (European Information
Technology
Observatory,
1997)
“..elektonik commerce, yang saat ini baru
diterapkan secara terbatas pada beberapa
perusahaan saja, adalah memasuki suatu
era baru dimana beberapa orang yang tidak
spesifik misalnya pelanggan umum terkait
dalam suatu jaringan. Sebagai tambahan,
isinya tidak hanya berupa transaksi data
untuk menempatkan atau menerima order
yang sederhana namun juga menyangkut
kegiatan
komersial
umum
seperti
publikasi, iklan, negosiasi, kontrak dan
fund settlements.” (Ministry of Int’l. Trade
and Industry, Japan, 1996).
Dari
berbagai
definisi
dan
gambaran mengenai e-commerce di atas
dapat dilihat adanya kesamaan pandangan
tentang e-commerce yaitu berkaitan
dengan infrastruktur, format, lingkup ,
bentuk transaksi dan representasi produk
yang dikomersialisasikan. Namun, dari
beberapa gambaran di atas, satu hal
penting yang cuma disinggung oleh
pernyataan Gedung Putih adalah yang
berkaitan dengan sasaran dari e-commerce
yaitu mengurangi biaya dan merupakan
suatu sarana baru untuk melakukan
aktivitas komersial.
2.2 Sejarah Perkembangan ECommerce
Awalnya, perdagangan elektronik
berarti fasilitasi transaksi komersial secara
elektronik, menggunakan teknologi seperti
Electronic Data Interchange (EDI) dan
Transfer Dana Elektronik (TDE).Ini samasama diperkenalkan pada akhir 1970-an,
bisnis
yang memungkinkan
untuk
mengirim dokumen komersial seperti
pesanan pembelian atau invoice secara
elektronik. Pertumbuhan dan penerimaan
kartu kredit, anjungan tunai mandiri
(ATM) dan telepon perbankan di tahun
1980-an juga merupakan bentuk ECommerce. Bentuk lain dari e-commerce
adalah sistem reservasi maskapai ditandai
oleh Sabre di Amerika Serikat dan
Travicom di Inggris.
Online
Shopping,
sebuah
komponen
penting
perdagangan
elektronik, diciptakan oleh Michael
Aldrich di Inggris pada tahun 1979.
Pertama di dunia yang tercatat B2B adalah
Thomson Holidays pada tahun 1981 [1]
Yang pertama adalah B2C tercatat
Gateshead SIS / Tesco pada tahun 1984 [2]
di dunia belanja online pertama yang
tercatat adalah Nyonya Jane Snowball dari
Gateshead, Inggris [3] Selama tahun 1980an, belanja online juga digunakan secara
luas di Inggris oleh produsen mobil seperti
Ford, Peugeot-Talbot, General Motors dan
Nissan. [4] Semua organisasi-organisasi
ini dan lain-lain menggunakan sistem
Aldrich.
Sistem diaktifkan menggunakan
jaringan telepon umum di dial-up dan
leased line mode yang mana sistem ini
tidak
memiliki
kemampuan
broadband.Contoh
lainnya
yaitu
perdagangan elektronik barang fisik adalah
Boston Computer Exchange, sebuah pasar
untuk
komputer
yang
digunakan
diluncurkan pada tahun 1982.
3
4. Informasi online awal pasar,
termasuk konsultasi online, adalah
Pertukaran Informasi Amerika, pra lain
Internet sistem online diperkenalkan pada
tahun 1991. Pada tahun 1990 Tim BernersLee menciptakan World Wide Web dan
mengubah
jaringan
telekomunikasi
akademik ke dalam dunia komunikasi
sehari-hari orang umum sistem yang
disebut internet.
Perusahaan komersial di internet
sangat dilarang sampai tahun 1991.
Meskipun Internet menjadi populer di
seluruh dunia sekitar 1994, ketika pertama
belanja online internet yang mulai, butuh
waktu sekitar lima tahun untuk
memperkenalkan protokol keamanan dan
DSL
terus-menerus
memungkinkan
koneksi ke Internet. Pada akhir 2000,
banyak orang Eropa dan perusahaanperusahaan bisnis Amerika menawarkan
jasa mereka melalui World Wide
Web.Sejak itu orang mulai mengaitkan
kata “e-commerce” dengan kemampuan
membeli berbagai barang melalui Internet
menggunakan protokol aman dan layanan
pembayaran elektronik.
2.3 Mekanisme Kerja E-Commerce
Dari beragam jenis aplikasi ECommerce yang ada, secara prinsip
mekanisme kerjanya kurang lebih sama,
ada dua hal utama yang biasa dilakukan
oleh konsumen (Customers) di dunia maya
(arena transaksi yang terbentuk karena
adanya jaringan internet). Pertama adalah
melihat produk-produk atau jasa-jasa yang
diiklankan oleh perusahaan terkait melalui
website-nya (Online Ads). Kedua adalah
mencari data atau informasi tertentu yang
dibutuhkan sehubungan dengan proses
transaksi bisnis atau dagang (jual beli)
yang akandilakukan.
seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini :
Sumber: David Kosiur, 1997
Jika tertarik dengan produk atau jasa yang
ditawarkan, konsumen dapat melakukan
transaksi perdagangan dengan dua cara.
Cara pertama adalah secara konvensional
(Standard Orders) seperti yang selama ini
dilakukan, baik melalui telepon, faks, atau
langsung datang ke tempat penjualan
produk atau jasa terkait.Cara kedua adalah
melakukan pemesanan secara elektronik
(Online
Orders),
yaitu
dengan
menggunakan perangkat komputer yang
dapat ditemukan dimana saja (rumah,
sekolah, tempat kerja, warnet, dsb.).
Berdasarkan pesanan tersebut,
penjual
produk
atau
jasa
akan
mendistribusikan
barangnya
kepada
konsumen melalui dua jalur (Distribution).
Bagi perusahaan yang melibatkan barang
secara
fisik,
perusahaan
akan
mengirimkannya melalui kurir ke tempat
pemesan berada. Yang menarik adalah
jalur kedua, dimana disediakan bagi
produk atau jasa yang dapat digitisasi
(diubah menjadi sinyal digital).Produkproduk yang berbentuk semacam teks,
gambar, video, dan audio secara fisik tidak
perlu lagi dikirimkan, namun dapat
disampaikan
melalui
jalur
internet.Contohnya
adalah
electronic
newspapers, digital library, virtual school,
dan lain sebagainya.
Selanjutnya, melalui internet dapat
dilakukan pula aktivitas pasca pembelian,
4
5. yaitu pelayanan purna jual (Electronic
Customer Support).Proses ini dapat
dilakukan melalui jalur konvensional,
seperti telepon, ataupun jalur internet,
seperti email, tele conference, chatting,
dan lain-lain.Diharapkan dari interaksi
tersebut di atas, konsumen dapat datang
kembali dan melakukan pembelian produk
atau jasa di kemudian hari (Follow-On
Sales).
Secara strategis, ada tiga domain
besar yang membentuk komunitas ECommerce, yaitu: proses, institusi, dan
teknologi. Seperti telah dijelaskan di atas,
proses yang terjadi di dalam perdagangan
elektronik
kurang
lebih
sama.
Elemen pertama adalah “proses”. Proses
yang berkaitan dengan produk atau jasa
fisik, biasanya akan melalui rantai nilai
(value chain) seperti yang diperkenalkan
oleh Michael Porter:
• Proses utama terdiri dari: inbound
logistics, production, outbound logistics
and distribution, sales and marketing, dan
services; dan
• Proses penunjang terdiri dari:
procurement, firm infrastructure, dan
technology.
• Sementara proses yang melibatkan
produk atau jasa digital, akan mengikuti
rantai nilai virtual (virtual value chain)
seperti yang diperkenalkan oleh Indrajit
Singha, yang meliputi rangkaian aktivitas:
gathering,
organizing,
selecting,
synthesizing, dan distributing.
Elemen kedua adalah “institusi”.
Salah satu prinsip yang dipegang dalam ECommerce adalah diterapkannya asas
jejaring
(inter-networking),
dimana
dikatakan bahwa untuk sukses, sebuah
perusahaan E-Commerce harus bekerja
sama dengan berbagai institusi-institusi
yang ada (perusahaan tidak dapat berdiri
sendiri). Sebuah perusahaan dotcom
misalnya, dalam menjalankan prinsip-
prinsip perdagangan elektronik harus
bekerja sama dengan pemasok (supplier),
pemilik barang (merchant), penyedia jasa
pembayaran (bank), bahkan konsumen
(customers).
Sumber: David Kosiur, 1997
Kerjasama yang dimaksud di sini
akan mencapai tingkat efektivitas dan
efisiensi yang diinginkan dengan cara
melakukannya secara otomatis (melibatkan
teknologi komputer dan telekomunikasi).
Elemen
ketiga
adalah
“teknologi
informasi”.
Pada
akhirnya
secara
operasional, faktor infrastruktur teknologi
akan sangat menentukan tingkat kinerja
bisnis E-Commerce yang diinginkan.
Ada tiga jenis “tulang punggung”
teknologi
informasi
yang
biasa
dipergunakan dalam konteks perdagangan
elektronik: intranet, ekstranet, dan internet.
Intranet merupakan infrastruktur teknologi
informasi yang merupakan pengembangan
dari teknologi lama semacam LAN (Local
Area Network) dan WAN (Wide Area
Network).Prinsip dasar dari intranet adalah
dihubungkannya setiap sumber daya
manusia (manajemen, staf, dan karyawan)
di dalam sebuah perusahaan. Dengan
adanya jalur komunikasi yang efisien
(secara elektronis), diharapkan proses
kolaborasi dan kooperasi dapat dilakukan
secara efektif, sehingga meningkatkan
kinerja perusahaan dalam hal pengambilan
keputusan. Setelah sistem intranet
terinstalasi dengan baik, infrastruktur
berikut yang dapat dibangun adalah
5
6. ekstranet. Ekstranet tidak lebih dari
penggabungan dua atau lebih intranet
karena adanya hubungan kerja sama bisnis
antara dua atau lebih lembaga. Contohnya
adalah
sebuah
perusahaan
yang
membangun “interface” dengan sistem
perusahaan
rekanannya
(pemasok,
distributor, agen, dsb.).
Format ekstranet inilah yang
menjadi cikal bakal terjadinya tipe ECommerce B-to-B (Business-to-Business).
Infrastruktur terakhir yang dewasa ini
menjadi primadona dalam perdagangan
elektronik adalah menghubungkan sistem
yang ada dengan “public domain”, yang
dalam hal ini diwakili oleh teknologi
internet. Internet adalah gerbang masuk ke
dunia maya, dimana produsen dapat
dengan mudah menjalin hubungan
langsung dengan seluruh calon pelanggan
di seluruh dunia.Di sinilah tipe
perdagangan
E-Commerce
B-to-C
(Business-to-Consumers) dan C-to-C
(Consumers-to-Consumers)
dapat
diimplementasikan secara penuh.
2.4
Keamanan pada E-Commerce
Di media massa cukup banyak
berita
tentang
pembobolan
sistem
keamanan Internet, akan tetapi umumnya
vendor
dan
analis
komputer
berargumentasi bahwa transaksi di Internet
jauh lebih aman daripada di dunia biasa.
Umumnya pengguna kartu kredit tidak
terlalu mempercayai-nya, tapi para pakar
e-commerce mengatakan bahwa transaksi
e-commerce jauh lebih aman daripada
pembelian kartu kredit biasa.Setiap kali
anda membayar menggunakan kartu kredit
di toko, di restauran, di glodok, di mangga
dua atau melalui telepon 800 – setiap kali
anda membuang resi pembelian kartu
kredit – anda sebetulnya telah membuka
informasi kartu kredit tersebut untuk
dicuri.Sebenarnya sebagian besar dari
pencurian kartu kredit terjadi di sebabkan
oleh pegawai sales yang menghandle
nomor kartu kredit tersebut. Sistem ecommerce sebetulnya menghilangkan
keinginan mencuri tadi dengan cara mengenkripsi nomor kartu kredit tersebut di
server perusahaan. Untuk merchants, ecommerce juga merupakan cara yang
aman untuk membuka toko karena
meminimalkan kemungkinan di jarah, di
bakar atau kebanjiran. Hal yang paling
berat adalah meyakinkan para pembeli
bahwa e-commerce adalah aman untuk
mereka.
Sejak versi 2.0 dari Netscape
Navigator dan Microsoft Internet Explorer,
transaksi dapat di enkripsi menggunakan
Secure
Sockets
Layer
(SSL)
http://www.builder.com/Business/Ecomme
rce20/ss05.html, sebuah protokol yang
akan mengamankan saluran komunikasi ke
server, memproteksi data pada saat
dikirimkan melalui Internet.
SSL menggunakan public key
encryption, salah satu metoda enkripsi
yang cukup kuat saat ini.Untuk melihat
apakah sebuah Web site di amankan
menggunakan SSL dapat dilihat pada awal
URL digunakan https bukan http.
Pembuat browser dan perusahaan kartu
kredit saat ini mempromosikan sebuah
standar tambahan bagi keamanan di
namakan Secure Electronic Transaction
http://www.builder.com/Business/Ecomme
rce20/ss05.html.
SET akan mengenkode nomor
kartu kredit yang ada di server vendor di
Internet – yang hanya dapat membaca
nomor kartu kredit tersebut hanya bank
dan perusahaan kartu kredit – artinya
pegawai vendor / merchant tidak bisa
membaca
sama
sekali
sehingga
kemungkinan terjadi pencurian oleh
vendor menjadi tidak mungkin. Terus
terangnya memang tidak ada sistem ecommerce yang bisa menggaransi proteksi
100% kepada kartu kredit anda, tapi
kemungkinan untuk di copet dompet anda
di toko online akan jauh lebih rendah
dibandingkan di tempat biasa.
6
7. 2.5 Standar Teknologi untuk ECommerce
Di samping berbagai standar yang
digunakan di Intenet, e-commerce juga
menggunakan standar yang digunakan
sendiri, umumnya digunakan dalam
transaksi
bisnis-ke-bisnis.
Beberapa
diantara yang sering digunakan adalah:
Electronic Data Interchange (EDI): dibuat
oleh pemerintah di awal tahun 70-an dan
saat ini digunakan oleh lebih dari 1000
perusahaan Fortune di Amerika Serikat,
EDI adalah sebuah standar struktur
dokumen
yang
dirancang
untuk
memungkinkan organisasi besar untuk
mengirimkan informasi melalui jaringan
private. EDI saat ini juga digunakan dalam
corporate web site.
Open Buying on the Internet
(OBI): adalah sebuah standar yang dibuat
oleh Internet Purchasing Roundtable yang
akan menjamin bahwa berbagai sistem ecommerce dapat berbicara satu dengan
lainnya. OBI yang dikembangkan oleh
konsorsium OBI http://www.openbuy.org/
didukung oleh perusahaan-perusahaan
yang memimpin di bidang teknologi
seperti Actra, InteliSys, Microsoft, Open
Market, dan Oracle.
Open Trading Protocol (OTP):
OTP dimaksudkan untuk menstandarisasi
berbagai aktifitas yang berkaitan dengan
proses pembayaran, seperti perjanjian
pembelian, resi untuk pembelian, dan
pembayaran. OTP sebetulnya merupakan
standar kompetitor OBI yang dibangun
oleh beberapa perusahaan, seperti AT&T,
CyberCash, Hitachi, IBM, Oracle, Sun
Microsystems, dan British Telecom.
Open Profiling Standard (OPS): sebuah
standar yang di dukung oleh Microsoft dan
Firefly http://www.firefly.com/. OPS
memungkinkan pengguna untuk membuat
sebuah profil pribadi dari kesukaan
masing-masing pengguna yang dapat dia
share dengan merchant. Ide dibalik OPS
adalah untuk menolong memproteksi
privasi
pengguna
tanpa
menutup
kemungkinan untuk transaksi informasi
untuk proses marketing dsb.
Secure Socket Layer (SSL):
Protokol ini di disain untuk membangun
sebuah saluran yang aman ke server. SSL
menggunakan teknik enkripsi public key
untuk memproteksi data yang di kirimkan
melalui Internet.SSL dibuat oleh Netscape
tapi sekarang telah di publikasikan di
public domain.
Secure Electronic Transactions
(SET): SET akan mengenkodekan nomor
kartu kredit yang di simpan di server
merchant. Standar ini di buat oleh Visa
dan MasterCard, sehingga akan langsung
di dukung oleh masyarakat perbankan.
Ujicoba pertama kali dari SET di ecommerce
dilakukan
di
Asia.
Truste
http://www.truste.org/
adalah
sebuah
partnership
dari
berbagai
perusahaan yang mencoba membangun
kepercayaan public dalam e-commerce
dengan cara memberikan cap Good
Housekeeping yang memberikan approve
pada situs yang tidak melanggar
kerahasiaan konsumen.
2.6 Peraturan Pemerintah terhadap ECommerce
Di Amerika Serikat, beberapa
kegiatan perdagangan elektronik diatur
oleh Federal Trade Commission (FTC).
Kegiatan-kegiatan
tersebut
meliputi
penggunaan e-mail komersial, konsumen
iklan online dan privasi. The CAN-SPAM
Act tahun 2003 menetapkan standar
nasional untuk pemasaran langsung
melalui
e-mail.The
Federal
Trade
Commission Act mengatur segala bentuk
iklan, termasuk iklan online, dan
menyatakan bahwa iklan harus jujur dan
tidak menipu.
Dengan
menggunakan
kewenangannya dalam Bagian 5 dari FTC
Act, yang melarang praktek-praktek yang
tidak adil atau menipu, FTC telah
7
8. membawa
sejumlah
kasus
untuk
melaksanakan janji-janji dalam pernyataan
privasi perusahaan, termasuk janji-janji
tentang keamanan konsumen informasi
pribadi. Akibatnya, setiap kebijakan
privasi perusahaan yang berkaitan dengan
aktivitas e-commerce mungkin akan
dikenakan penegakan hukum oleh FTC .
The Ryan Haight Online Pharmacy
Consumer Protection Act of 2008, yang
kemudian menjadi undang-undang pada
tahun 2008,pada Controlled Substances
Act menjelaskan tentang ganti rugi yang
berhubungan dengan alamat farmasi
online.
Bagaimana dengan Indonesia?tampaknya
akan menjadi tantangan yang cukup serius
bagi orang-orang pajak di Indonesia
karena transaksi-transaksi yang bersifat
intangible melalui Internet sangat sulit di
deteksi, semakin hari semakin banyak
transaksi jenis ini terjadi di Internet. ECommerce yang melibatkan pemindahan
barang cukup mudah di deteksi di
pelabuhan atau bandar udara sehingga
dapat di deteksi oleh beacukai / custom,
selain itu rasanya sulit.
3. Kesimpulan dan Saran
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat
ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut:
• E- Commerce memiliki prospek yang
cerah di masa mendatang. Dengan
semakin
banyaknya
orang
yang
membutuhkan transaksi online yang
mudah
cepat
dan
aman,
maka
perkembangan bisnis internet maupun
teknologinya akan semakin maju.
3.2 Saran
•Selalu memperhatikan dan waspada
terhadap kejahatan internet pada kartu
kredit pada belanja online jangan pernah
percaya apa yang kalian dapat diinternet.
•Menjaga privasi anda dari orang yang
yang tidak bertanggung agar data anda
tidak dicuri olehnya.
4. Daftar Pustaka
en.wikipedia.org/wiki/Electronic_commer
ce
santiw.staff.gunadarma.ac.id/…/Pengantar
+Electronic+Commerce.doc
http://www.myindo.co.id/productservice/2
0/index.html
http://blogeko.com/index.php/home/detail
_artikel/115/Mekanisme_Electronic_Com
merce_Dalam_Dunia_Bisnis&usg=__kW
LBecerWdwrhc0SBcXXC891QAc=&h=3
00&w=500&sz=36&hl=id&start=1&um=
1&tbnid=mrmeCX5ooaLaeM:&tbnh=78&
tbnw=130&prev=/images%3Fq%3Delektr
onic%2Bcommerce%26hl%3Did%26sa%
3DN%2
• Mekipun begitu E-Commerce masih
memiliki penghalang utama, yaitu
kepercayaan konsumen dan peraturan
pemerintah khususnya di Indonesia. Hal
ini perlu segera diatasi demi kemajuan
yang lebih baik.
8