SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 6
RESIKO AUDIT<br />Definisi Resiko Audit. <br />Resiko audit didefinisikan sebagai probabilitas dikeluarkannya pendapat yang tidak tepat terhadap laporan keuangan oleh karena adanya kesalahan yang materiil yang tidak dapat diketemukan dalam pemeriksaan. <br />Definisi ini dapat juga diperluas sehingga mencakup kemungkinan-kemungkinan: <br />- Pemberian laporan tanpa pendapat (disclaimer opinion) <br />- Pendapat setuju dengan pengecualian (qualified opinion) <br />- Pendapat tidak setuju (adverse opinion) <br />Resiko audit berbeda dengan resiko usaha. Resiko usaha adalah kemungkinan akuntan menderita kerugian yang mengancam eksistensi usahanya sebagai kantor akuntan. Walaupun demikian resiko audit sangat mempengaruhi resiko usaha kantor akuntan, dalam arti apabila akuntan dalam mengeluarkan laporannya berbeda dengan keadaan sebenarnya tentu resiko usahanya lebih tinggi.<br /> <br />Determinan Audit Risk <br />Ada dua komponen resiko yang dapat mengakibatkan pemberian pendapat-pendapat yang tidak tepat, yakni: <br />1. Kemungkinan terjadinya kesalahan materil dalam proses akuntansi. <br />2. Kemungkinan tidak diketemukannya kesalahan materil tersebut dalam pemeriksaan. <br />Ad.1. Kemungkinan terjadinya kesalahan materil dalam proses Akuntansi. <br />Determinan dari pada jenis resiko ini berada diluar kontrol Akuntan pemeriksa. Cara langsung untuk megontrol jenis resiko ini adalah dengan menolak penugasan yang diberikan.<br />Ada tiga determinan yang menyebabkan terjadinya kesalahan materil dalam proses akuntansi, yaitu: <br />1. Integritas management <br />Faktor ini merupakan faktor yang terpenting dari pada faktor yang lain, dan faktor ini pulalah yang sulit untuk diketemukan. Ada beberapa sebab kenapa management, ingin membuat laporan keuangan yang salah dari sebab-sebab pribadi sampai dengan untuk mncapai tujuan-tujuan tertentu melalui laporan keuangan yang salah tersebut. <br />2. Kuatnya sistem pengendalian intern perusahaan. <br />Sistem pengendalian intern yang baik merupakan dasar dari dapat dipercaya laporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Oleh karena makin kompleksnya sistem akuntansi, faktor ini menjadi semakin penting sebagai cara untuk mengetahui resiko kesalahan materil, sehingga bnyak kantor akuntan yang menitik beratkan pada penilaian sistem pengendalian intern ini dalam pemeriksaannya. <br />3. Kondisi perekonomian perusahaan <br />Pada umumnya perusahaan yang sedang mengalami tekanan ekonomi akan merupakan klien dengan resiko pemeriksaan, misalnya, masalah mengenai apakah perlu mengeluarkan pendapat setuju dengan pengecualian terhadap suatu perushaan yang kelangsungan hidupnya (azas going concer) sangat tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut untuk menunda jangka waktu pembayaran hutangnya akan merupakan penegambilan keputusan dengan resiko tinggi. <br />Ada 2 Kemungkinan tidak diketemukannya kesalahan materil tersebut dalam pemeriksaan. <br />Komponen dari resiko ini sepenuhnya berada dibawah kontrol Akuntan pemeriksa. Kemungkinan Akuntan pemeriksa tidak dapat menemukan kesalahan materil tergantung pada dua determinan, yaitu: <br />1. Resiko Sampling <br />adalah resiko yang disebabkan karena Akuntan pemeriksa tidak melakukan pemeriksaan dengan sepenuhnya, resiko sampling ini tergantung kepada: <br />- materiality <br />- ketepatan yang diinginkan (desired precision). <br />- jumlah sample yang diambil dan tingkat kepercayaan yang diinginkan (desired convidence level). <br />Untuk sample yang dipilih secara random, resiko sampling ini dapat ditentukan secara pasti. Untuk sample yang dipilih secara non random resiko sampling tidak dapat ditentukan secara pasti. <br />2. Resiko non sampling. <br />adalah resiko yang disebabkan oleh karena perbedaan interprestasi atau akumulasi dari hasil pengujian. <br />Resiko non sampling ini dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu: <br />a. dari segi Akuntan pemeriksa. <br />b. dari segi bukan Akuntan pemeriksa. <br />Komponen dari segi bukan Akuntan pemeriksa biasanya datang dari pihak ketiga atau management. Akuntan pemeriksa dapat secara tidak langsung mengontrol kesalahan non sampling yang disebabkan oleh pihak lain dengan menggunakan prosedur pemeriksaan yang lain. Resiko non sampling yang berasal dari Akuntan pemeriksa biasanya disebabkan karena perencanaan dengan supervisi yang tidak cukup, kurangnya integritas sedangkan yang sebenarnya dapat diterima kewajarannya. <br />b. Resiko Beta atau Resiko Incorrect Acceptance. <br />Resiko ini sangat berbahaya yaitu resiko yang timbul apabila kita menarik kesimpulan dari sample bahwa laporan keuangan adalah wajar yang sebenarnya tidak wajar.<br />PENGENDALIAN RESIKO AUDIT <br />Setiap Akuntan sudah tentu akan berusaha akan menemukan resiko audit sekecil mungkin. Bagaimana seorang Akuntan itu? Untuk menekan resiko audit maka Akuntan perlu mempertimbangkan sejak dini aspek-aspek yang dapat memperbesar resiko itu antara lain: <br />- penggunaan staf yang cakap juga mampu. <br />- penerimaan klien yang ekstra hati-hati. <br />- penggunaan prosedur yang tetap. <br />- mentaati standar profesional akuntan publik, kode etik dan lain-lain. <br />Untuk mengatasi masalah diatas para Akuntan biasanya mempertanyakan beberapa hal sebagai berikut: <br />1. Lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi : <br />- apakah perusahaan terganggu akhir-akhir ini <br />- apakah perusahaan ini diperkirakan akan mengalami kesulitan pasar/teknologi <br />- apakah mungkin perusahaan ini mengalami kesulitan keuangan <br />2. Prilaku dan kredibilitas/reputasi management. <br />- apakah management hanya memenuhi tujuan jangka pendek <br />- apakah management terlalu berani mengambil resiko <br />- apakah management royal dalam memberi deviden dan biaya perusahaan. <br />3. Masalah-masalah tertentu dalam menerapkan prinsip akuntansi dan penafsiran akuntansi. <br />- apakah ada prinsip akuntansi yang tidak dianut secara konsisten.. <br />- apakah ada percobaan prinsip akuntansi yang dilakukan. <br />- apakah ada percobaan taksiran akuntansi. <br />Ada tiga ciri perusahaan yang mungkin mengandung kesalahan dan penyelewengan (SAS No.. 53) : <br />1. Kegiatan operasi dan kebijakan keuangan didominasi oleh satu orang.. <br />2. Perusahaan menganut sistem desentralisasi yang tidak diawasi secara wajar.. <br />3. Perusahaan memiliki issu-issu akuntansi yang sukar dan tidak memuaskan.. <br />Ada dua type kesalahan, yakni : <br />1. Error <br />yaitu kesalahan yang timbul akibat ketidak sengajaan yang mengakibatkan kesalahan teknis perhitungan pemindahan buku penerapan prinsip akuntansi yang tidak disengaja dilakukan. <br />2. Irregularities <br />yaitu kesalahan yang sengaja dilakukan Akuntan/management atau pegawainya yang mengakibatkan kesalahan material terhadap penyajian laporan keuangan. <br />Seorang Akuntan pemeriksa dapat mengendalikan resiko dengan mengetahui resiko kesalahan: <br />1. Kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses akuntansi (berada diluar pengendalian akuntan pemeriksa) dengan cara: <br />- menyelidiki intregritas management kliennya <br />- mengadakan kontak dengan klien yang bersangkutan dari mengikuti perkembangannya. <br />- mengadakan kontak dengan kantor Akuntan yang digantikan. <br />2. Kesalahan materil yang disebabkan oleh karena sistem pengendalian intern: <br />- melakukan review terhadap penilaian sistem pengendalian intern tahun-tahun yang lalu. <br />- melihat apakah rekomendasi yang diberikan telah dijalankan. <br />- mengetahui situasi industri dimana klien berada.<br />Untuk dapat dijadikan pedoman dalam menilai resiko pemeriksaan Statement on Auditing Standard menyediakan formula sebagai berikut: <br />(1 -R) <br />S = 1 - <br />(1 -C) <br />dimana: <br />S = tingkat kepercayaan (reliabiliti level) untuk pengujian substantif <br />(pemeriksaan atas pos-pos dalam laporan keuangan). <br />R = tingkat kepercayaan gabungan yang diinginkan <br />C = tingkat kepercayaan yang diberikan kepada sistem pengendalian intern <br />dan faktor-faktor lain. <br />Dalam formula diatas diasumsikan bahwa resiko terjadinya kesalahan materil adalah 100%, maka kemungkinan terjadinya kesalahan materil dalam laporan keuangan selama proses akuntansi berlangsung digambarkan dalam formula sebagai berikut: <br />( 1- R ) = (1 -S ) (1 -C) (ME) <br />dimana : ME = kemungkinan terjadinya kesalahan materil dalam proses akuntansi (faktor ini ditentukan secara subjektif oleh akuntan pemeriksa dengan angka nilai dari 0 s/d 1). <br />Apabila ME = 0, maka berarti tidak ada kesalahan meteril oleh karena itu jumlah resiko (1 -R) = O. Apabila ME = 1, berarti dianggap ada kesalahan materil <br />faktor-faktor (1 -S) dan (1 -C) mencerminkan kemungkinan tidak diketemukannya kesalahan materil dalam pemeriksaan. <br />Pada waktu berakhirnya pemeriksaan, akuntan pemeriksa harus memperbandingkan tingkat resiko yang diinginkan dengan tingkat resiko yang betul-betul dapat dicapai. Tingkat resiko yang betul-betul dapat dicapai dapat diketahui dengan memper'timbangkan semua faktor-faktor penentu resiko (determinan) seperti yang telah disebutkan diatas. <br />PENUTUP <br />Resiko audit berbeda dengan resiko usaha, tetapi resiko audit sangat mempengaruhi resiko usaha. <br />Dalam prakteknya kita sulit untuk mengukur jenis resiko apa yang kita temui dan mengendalikan resiko itu. Untuk itu terlebih dahulu kita harus mengetahui determinan dari resiko audit, Begitu juga dengan pengendaliannya, dalam mengendalikan resiko audit kita terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang menentukan resiko pemeriksaan seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu dengan cara mempertimbangkan aspek-aspek yang dapat menimbulkan dan memperbesar resiko itu. <br />Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, baru kemudian akuntan pemeriksa membandingkan tingkat resiko yang diinginkan dengan tingkat resiko yang betul-betul hendak dicapai.<br />
resiko audit
resiko audit
resiko audit
resiko audit
resiko audit

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Bab. 10 Pinjaman yang Diterima dan Bab. 11 Akuntansi Modal Bank
Bab. 10 Pinjaman yang Diterima dan Bab. 11 Akuntansi Modal BankBab. 10 Pinjaman yang Diterima dan Bab. 11 Akuntansi Modal Bank
Bab. 10 Pinjaman yang Diterima dan Bab. 11 Akuntansi Modal BankFitri Ayu Kusuma Wijayanti
 
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab auditIlham Sousuke
 
Sampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantifSampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantifDwi Wahyu
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
Audit siklus pembayaran
Audit siklus pembayaranAudit siklus pembayaran
Audit siklus pembayaranEY
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"risangaji febriyanto
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganyogieardhensa
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAMahyuni Bjm
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlabarusdiman1
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanDina Nurmariyani
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 

La actualidad más candente (20)

Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi Tugas ujian teori akuntansi
Tugas ujian teori akuntansi
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Bab. 10 Pinjaman yang Diterima dan Bab. 11 Akuntansi Modal Bank
Bab. 10 Pinjaman yang Diterima dan Bab. 11 Akuntansi Modal BankBab. 10 Pinjaman yang Diterima dan Bab. 11 Akuntansi Modal Bank
Bab. 10 Pinjaman yang Diterima dan Bab. 11 Akuntansi Modal Bank
 
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
(Pert 1) bab 6 tujuan dan tanggung jawab audit
 
Sampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantifSampling audit dalam pengujian substantif
Sampling audit dalam pengujian substantif
 
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
 
Audit siklus pembayaran
Audit siklus pembayaranAudit siklus pembayaran
Audit siklus pembayaran
 
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
Kelompok 2 Akuntansi Keuangan Menengah 2, BAB 12 "Liabilitas Jangka Panjang"
 
pengauditan 2
pengauditan 2pengauditan 2
pengauditan 2
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Pengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuanganPengungkapan laporan keuangan
Pengungkapan laporan keuangan
 
Akuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDAAkuntansi Piutang PEMDA
Akuntansi Piutang PEMDA
 
Fraud auditing
Fraud auditingFraud auditing
Fraud auditing
 
manajemen risiko likuiditas
manajemen risiko likuiditasmanajemen risiko likuiditas
manajemen risiko likuiditas
 
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi NirlabaMateri Akuntansi Organisasi Nirlaba
Materi Akuntansi Organisasi Nirlaba
 
analisis laporan keuangan
analisis laporan keuangananalisis laporan keuangan
analisis laporan keuangan
 
Pengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaanPengauditan siklus investasi pendanaan
Pengauditan siklus investasi pendanaan
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
KOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNISKOMBINASI BISNIS
KOMBINASI BISNIS
 

Destacado

Pencarian tujuan akuntansi
Pencarian tujuan akuntansiPencarian tujuan akuntansi
Pencarian tujuan akuntansiRahmat Febrianto
 
Education in Papua (Theory of Change and Program Logic Model)
Education in Papua (Theory of Change and Program Logic Model)Education in Papua (Theory of Change and Program Logic Model)
Education in Papua (Theory of Change and Program Logic Model)Heickal Pradinanta
 
Rpp ekonomi-xi
Rpp ekonomi-xiRpp ekonomi-xi
Rpp ekonomi-ximas ijup
 
KPMG-SSH and The Sham Tax (Indonesia)
KPMG-SSH and The Sham Tax (Indonesia)KPMG-SSH and The Sham Tax (Indonesia)
KPMG-SSH and The Sham Tax (Indonesia)Heickal Pradinanta
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmas ijup
 
The balance sheet (accounting theory chapter 11)
The balance sheet (accounting theory chapter 11)The balance sheet (accounting theory chapter 11)
The balance sheet (accounting theory chapter 11)Heickal Pradinanta
 
6. the search for objectives
6. the search for objectives6. the search for objectives
6. the search for objectivesasrini0607
 
Cost Accounting Project - Determining Unit cost
Cost Accounting Project - Determining Unit costCost Accounting Project - Determining Unit cost
Cost Accounting Project - Determining Unit costHeickal Pradinanta
 
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
Materi2   prinsip dan postulat akuntansiMateri2   prinsip dan postulat akuntansi
Materi2 prinsip dan postulat akuntansiMuhammad Anshar
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBmas ijup
 
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan KonsepResume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan KonsepHanief Adrianto
 
5. postulates, principle, and concept
5. postulates, principle, and concept5. postulates, principle, and concept
5. postulates, principle, and conceptasrini0607
 
Indonesian oil & gas sector and the role for Indonesian Development
Indonesian oil & gas sector and the role for Indonesian DevelopmentIndonesian oil & gas sector and the role for Indonesian Development
Indonesian oil & gas sector and the role for Indonesian DevelopmentHeickal Pradinanta
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansimas ijup
 
teori akuntansi
teori akuntansiteori akuntansi
teori akuntansiEl Loen
 
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Capital Asset Pricing Model (CAPM)Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Capital Asset Pricing Model (CAPM)Heickal Pradinanta
 
Bab v memahami teori a kuntansi
Bab v   memahami teori a kuntansiBab v   memahami teori a kuntansi
Bab v memahami teori a kuntansiAzwan Habibie
 

Destacado (20)

Pencarian tujuan akuntansi
Pencarian tujuan akuntansiPencarian tujuan akuntansi
Pencarian tujuan akuntansi
 
Education in Papua (Theory of Change and Program Logic Model)
Education in Papua (Theory of Change and Program Logic Model)Education in Papua (Theory of Change and Program Logic Model)
Education in Papua (Theory of Change and Program Logic Model)
 
Rpp ekonomi-xi
Rpp ekonomi-xiRpp ekonomi-xi
Rpp ekonomi-xi
 
KPMG-SSH and The Sham Tax (Indonesia)
KPMG-SSH and The Sham Tax (Indonesia)KPMG-SSH and The Sham Tax (Indonesia)
KPMG-SSH and The Sham Tax (Indonesia)
 
The search for objectives
The search for objectivesThe search for objectives
The search for objectives
 
metodologi pengujian audit
metodologi pengujian auditmetodologi pengujian audit
metodologi pengujian audit
 
The balance sheet (accounting theory chapter 11)
The balance sheet (accounting theory chapter 11)The balance sheet (accounting theory chapter 11)
The balance sheet (accounting theory chapter 11)
 
6. the search for objectives
6. the search for objectives6. the search for objectives
6. the search for objectives
 
Cost Accounting Project - Determining Unit cost
Cost Accounting Project - Determining Unit costCost Accounting Project - Determining Unit cost
Cost Accounting Project - Determining Unit cost
 
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
Materi2   prinsip dan postulat akuntansiMateri2   prinsip dan postulat akuntansi
Materi2 prinsip dan postulat akuntansi
 
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASBKERANGKA KONSEPTUAL FASB
KERANGKA KONSEPTUAL FASB
 
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan KonsepResume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
Resume Teori Akuntansi Postulat, Prinsip dan Konsep
 
5. postulates, principle, and concept
5. postulates, principle, and concept5. postulates, principle, and concept
5. postulates, principle, and concept
 
Indonesian oil & gas sector and the role for Indonesian Development
Indonesian oil & gas sector and the role for Indonesian DevelopmentIndonesian oil & gas sector and the role for Indonesian Development
Indonesian oil & gas sector and the role for Indonesian Development
 
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan AkuntansiKebijakan Akuntansi
Kebijakan Akuntansi
 
teori akuntansi
teori akuntansiteori akuntansi
teori akuntansi
 
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Capital Asset Pricing Model (CAPM)Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Capital Asset Pricing Model (CAPM)
 
Bab v memahami teori a kuntansi
Bab v   memahami teori a kuntansiBab v   memahami teori a kuntansi
Bab v memahami teori a kuntansi
 
Makalah teori akuntansi
Makalah teori akuntansiMakalah teori akuntansi
Makalah teori akuntansi
 
The Search For Objective
The Search  For ObjectiveThe Search  For Objective
The Search For Objective
 

Similar a resiko audit

Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditingguspitasari
 
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdfDZATIHYASMINNURHAWA1
 
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannyaPemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannyaADE NURZEN
 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...Sandy Setiawan
 
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...yenny yoris
 
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...KevryRamdany1
 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...Sandy Setiawan
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorresa_putra
 
Kontrol audit sistem informasi
Kontrol audit sistem informasiKontrol audit sistem informasi
Kontrol audit sistem informasiDinda Afani
 
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitisIlham Sousuke
 
UAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdfUAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdfyuki darma
 
Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3ADE NURZEN
 
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko auditIlham Sousuke
 
Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2milanovira
 

Similar a resiko audit (20)

Presentation auditing
Presentation auditingPresentation auditing
Presentation auditing
 
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
4. Tuanakotta Bab 18-20 (Risk Assesment).pdf
 
sum3.docx
sum3.docxsum3.docx
sum3.docx
 
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannyaPemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
Pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya
 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Materialitas dan Risiko, Universitas Me...
 
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
Yenny farlina yoris, yudhi herliansyah, audit lanjutan, materialitas, resiko ...
 
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
Konsep Materialitas dan Resiko Dalam Audit Serta Pertimbangan Pengendalian In...
 
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...
Pengauditan Lanjutan, Sandy Setiawan, Yudhi Herliansyah, Integrated Audit, Un...
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
Kontrol audit sistem informasi
Kontrol audit sistem informasiKontrol audit sistem informasi
Kontrol audit sistem informasi
 
audit3.docx
audit3.docxaudit3.docx
audit3.docx
 
audit3.docx
audit3.docxaudit3.docx
audit3.docx
 
Audit
AuditAudit
Audit
 
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
(Pert 3) bab 8 perencanaan audit dan prosedur analitis
 
UAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdfUAS AUDIT YUKI.pdf
UAS AUDIT YUKI.pdf
 
Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3Audit berbasis risiko quiz 3
Audit berbasis risiko quiz 3
 
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
(Pert 2) bab 9 materialitas dan risiko audit
 
manajemen risiko operasional
manajemen risiko operasionalmanajemen risiko operasional
manajemen risiko operasional
 
manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)manajemen risiko operasional (1)
manajemen risiko operasional (1)
 
Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2Materialitas Dan Risiko Audit 2
Materialitas Dan Risiko Audit 2
 

Último

presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 

Último (20)

presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 

resiko audit

  • 1. RESIKO AUDIT<br />Definisi Resiko Audit. <br />Resiko audit didefinisikan sebagai probabilitas dikeluarkannya pendapat yang tidak tepat terhadap laporan keuangan oleh karena adanya kesalahan yang materiil yang tidak dapat diketemukan dalam pemeriksaan. <br />Definisi ini dapat juga diperluas sehingga mencakup kemungkinan-kemungkinan: <br />- Pemberian laporan tanpa pendapat (disclaimer opinion) <br />- Pendapat setuju dengan pengecualian (qualified opinion) <br />- Pendapat tidak setuju (adverse opinion) <br />Resiko audit berbeda dengan resiko usaha. Resiko usaha adalah kemungkinan akuntan menderita kerugian yang mengancam eksistensi usahanya sebagai kantor akuntan. Walaupun demikian resiko audit sangat mempengaruhi resiko usaha kantor akuntan, dalam arti apabila akuntan dalam mengeluarkan laporannya berbeda dengan keadaan sebenarnya tentu resiko usahanya lebih tinggi.<br /> <br />Determinan Audit Risk <br />Ada dua komponen resiko yang dapat mengakibatkan pemberian pendapat-pendapat yang tidak tepat, yakni: <br />1. Kemungkinan terjadinya kesalahan materil dalam proses akuntansi. <br />2. Kemungkinan tidak diketemukannya kesalahan materil tersebut dalam pemeriksaan. <br />Ad.1. Kemungkinan terjadinya kesalahan materil dalam proses Akuntansi. <br />Determinan dari pada jenis resiko ini berada diluar kontrol Akuntan pemeriksa. Cara langsung untuk megontrol jenis resiko ini adalah dengan menolak penugasan yang diberikan.<br />Ada tiga determinan yang menyebabkan terjadinya kesalahan materil dalam proses akuntansi, yaitu: <br />1. Integritas management <br />Faktor ini merupakan faktor yang terpenting dari pada faktor yang lain, dan faktor ini pulalah yang sulit untuk diketemukan. Ada beberapa sebab kenapa management, ingin membuat laporan keuangan yang salah dari sebab-sebab pribadi sampai dengan untuk mncapai tujuan-tujuan tertentu melalui laporan keuangan yang salah tersebut. <br />2. Kuatnya sistem pengendalian intern perusahaan. <br />Sistem pengendalian intern yang baik merupakan dasar dari dapat dipercaya laporan keuangan yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Oleh karena makin kompleksnya sistem akuntansi, faktor ini menjadi semakin penting sebagai cara untuk mengetahui resiko kesalahan materil, sehingga bnyak kantor akuntan yang menitik beratkan pada penilaian sistem pengendalian intern ini dalam pemeriksaannya. <br />3. Kondisi perekonomian perusahaan <br />Pada umumnya perusahaan yang sedang mengalami tekanan ekonomi akan merupakan klien dengan resiko pemeriksaan, misalnya, masalah mengenai apakah perlu mengeluarkan pendapat setuju dengan pengecualian terhadap suatu perushaan yang kelangsungan hidupnya (azas going concer) sangat tergantung pada kemampuan perusahaan tersebut untuk menunda jangka waktu pembayaran hutangnya akan merupakan penegambilan keputusan dengan resiko tinggi. <br />Ada 2 Kemungkinan tidak diketemukannya kesalahan materil tersebut dalam pemeriksaan. <br />Komponen dari resiko ini sepenuhnya berada dibawah kontrol Akuntan pemeriksa. Kemungkinan Akuntan pemeriksa tidak dapat menemukan kesalahan materil tergantung pada dua determinan, yaitu: <br />1. Resiko Sampling <br />adalah resiko yang disebabkan karena Akuntan pemeriksa tidak melakukan pemeriksaan dengan sepenuhnya, resiko sampling ini tergantung kepada: <br />- materiality <br />- ketepatan yang diinginkan (desired precision). <br />- jumlah sample yang diambil dan tingkat kepercayaan yang diinginkan (desired convidence level). <br />Untuk sample yang dipilih secara random, resiko sampling ini dapat ditentukan secara pasti. Untuk sample yang dipilih secara non random resiko sampling tidak dapat ditentukan secara pasti. <br />2. Resiko non sampling. <br />adalah resiko yang disebabkan oleh karena perbedaan interprestasi atau akumulasi dari hasil pengujian. <br />Resiko non sampling ini dapat dibagi menjadi dua komponen yaitu: <br />a. dari segi Akuntan pemeriksa. <br />b. dari segi bukan Akuntan pemeriksa. <br />Komponen dari segi bukan Akuntan pemeriksa biasanya datang dari pihak ketiga atau management. Akuntan pemeriksa dapat secara tidak langsung mengontrol kesalahan non sampling yang disebabkan oleh pihak lain dengan menggunakan prosedur pemeriksaan yang lain. Resiko non sampling yang berasal dari Akuntan pemeriksa biasanya disebabkan karena perencanaan dengan supervisi yang tidak cukup, kurangnya integritas sedangkan yang sebenarnya dapat diterima kewajarannya. <br />b. Resiko Beta atau Resiko Incorrect Acceptance. <br />Resiko ini sangat berbahaya yaitu resiko yang timbul apabila kita menarik kesimpulan dari sample bahwa laporan keuangan adalah wajar yang sebenarnya tidak wajar.<br />PENGENDALIAN RESIKO AUDIT <br />Setiap Akuntan sudah tentu akan berusaha akan menemukan resiko audit sekecil mungkin. Bagaimana seorang Akuntan itu? Untuk menekan resiko audit maka Akuntan perlu mempertimbangkan sejak dini aspek-aspek yang dapat memperbesar resiko itu antara lain: <br />- penggunaan staf yang cakap juga mampu. <br />- penerimaan klien yang ekstra hati-hati. <br />- penggunaan prosedur yang tetap. <br />- mentaati standar profesional akuntan publik, kode etik dan lain-lain. <br />Untuk mengatasi masalah diatas para Akuntan biasanya mempertanyakan beberapa hal sebagai berikut: <br />1. Lingkungan dimana perusahaan itu beroperasi : <br />- apakah perusahaan terganggu akhir-akhir ini <br />- apakah perusahaan ini diperkirakan akan mengalami kesulitan pasar/teknologi <br />- apakah mungkin perusahaan ini mengalami kesulitan keuangan <br />2. Prilaku dan kredibilitas/reputasi management. <br />- apakah management hanya memenuhi tujuan jangka pendek <br />- apakah management terlalu berani mengambil resiko <br />- apakah management royal dalam memberi deviden dan biaya perusahaan. <br />3. Masalah-masalah tertentu dalam menerapkan prinsip akuntansi dan penafsiran akuntansi. <br />- apakah ada prinsip akuntansi yang tidak dianut secara konsisten.. <br />- apakah ada percobaan prinsip akuntansi yang dilakukan. <br />- apakah ada percobaan taksiran akuntansi. <br />Ada tiga ciri perusahaan yang mungkin mengandung kesalahan dan penyelewengan (SAS No.. 53) : <br />1. Kegiatan operasi dan kebijakan keuangan didominasi oleh satu orang.. <br />2. Perusahaan menganut sistem desentralisasi yang tidak diawasi secara wajar.. <br />3. Perusahaan memiliki issu-issu akuntansi yang sukar dan tidak memuaskan.. <br />Ada dua type kesalahan, yakni : <br />1. Error <br />yaitu kesalahan yang timbul akibat ketidak sengajaan yang mengakibatkan kesalahan teknis perhitungan pemindahan buku penerapan prinsip akuntansi yang tidak disengaja dilakukan. <br />2. Irregularities <br />yaitu kesalahan yang sengaja dilakukan Akuntan/management atau pegawainya yang mengakibatkan kesalahan material terhadap penyajian laporan keuangan. <br />Seorang Akuntan pemeriksa dapat mengendalikan resiko dengan mengetahui resiko kesalahan: <br />1. Kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses akuntansi (berada diluar pengendalian akuntan pemeriksa) dengan cara: <br />- menyelidiki intregritas management kliennya <br />- mengadakan kontak dengan klien yang bersangkutan dari mengikuti perkembangannya. <br />- mengadakan kontak dengan kantor Akuntan yang digantikan. <br />2. Kesalahan materil yang disebabkan oleh karena sistem pengendalian intern: <br />- melakukan review terhadap penilaian sistem pengendalian intern tahun-tahun yang lalu. <br />- melihat apakah rekomendasi yang diberikan telah dijalankan. <br />- mengetahui situasi industri dimana klien berada.<br />Untuk dapat dijadikan pedoman dalam menilai resiko pemeriksaan Statement on Auditing Standard menyediakan formula sebagai berikut: <br />(1 -R) <br />S = 1 - <br />(1 -C) <br />dimana: <br />S = tingkat kepercayaan (reliabiliti level) untuk pengujian substantif <br />(pemeriksaan atas pos-pos dalam laporan keuangan). <br />R = tingkat kepercayaan gabungan yang diinginkan <br />C = tingkat kepercayaan yang diberikan kepada sistem pengendalian intern <br />dan faktor-faktor lain. <br />Dalam formula diatas diasumsikan bahwa resiko terjadinya kesalahan materil adalah 100%, maka kemungkinan terjadinya kesalahan materil dalam laporan keuangan selama proses akuntansi berlangsung digambarkan dalam formula sebagai berikut: <br />( 1- R ) = (1 -S ) (1 -C) (ME) <br />dimana : ME = kemungkinan terjadinya kesalahan materil dalam proses akuntansi (faktor ini ditentukan secara subjektif oleh akuntan pemeriksa dengan angka nilai dari 0 s/d 1). <br />Apabila ME = 0, maka berarti tidak ada kesalahan meteril oleh karena itu jumlah resiko (1 -R) = O. Apabila ME = 1, berarti dianggap ada kesalahan materil <br />faktor-faktor (1 -S) dan (1 -C) mencerminkan kemungkinan tidak diketemukannya kesalahan materil dalam pemeriksaan. <br />Pada waktu berakhirnya pemeriksaan, akuntan pemeriksa harus memperbandingkan tingkat resiko yang diinginkan dengan tingkat resiko yang betul-betul dapat dicapai. Tingkat resiko yang betul-betul dapat dicapai dapat diketahui dengan memper'timbangkan semua faktor-faktor penentu resiko (determinan) seperti yang telah disebutkan diatas. <br />PENUTUP <br />Resiko audit berbeda dengan resiko usaha, tetapi resiko audit sangat mempengaruhi resiko usaha. <br />Dalam prakteknya kita sulit untuk mengukur jenis resiko apa yang kita temui dan mengendalikan resiko itu. Untuk itu terlebih dahulu kita harus mengetahui determinan dari resiko audit, Begitu juga dengan pengendaliannya, dalam mengendalikan resiko audit kita terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang menentukan resiko pemeriksaan seperti yang telah disebutkan diatas, yaitu dengan cara mempertimbangkan aspek-aspek yang dapat menimbulkan dan memperbesar resiko itu. <br />Setelah pemeriksaan selesai dilakukan, baru kemudian akuntan pemeriksa membandingkan tingkat resiko yang diinginkan dengan tingkat resiko yang betul-betul hendak dicapai.<br />