Makalah ini membahas tentang kehamilan ektopik terganggu yang merupakan kondisi medis yang berbahaya bagi wanita. Makalah ini menjelaskan definisi, gejala, diagnosa, pengobatan, dan prognosis dari kehamilan ektopik terganggu.
1. Makalah obsetrik dan ginekologi
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
KELOMPOK 3
Limrayansah Mahdiah
LM. Ardan Lukman Asri
Lovinik yalla Maria Goreti Moi
Lidwina mange Mardiana Sahlan
Lulu kusriyanti Mangsur M. Nur
Marhaeni L
S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang
bersangkutan berhubungan dengan besarnya kemungkinana keadaan yang
gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang dapat dihadapi
oleh setiap dokter, karena sangat beragamnya gambaran klinik kehamilan
ektopik terganggu itu. Tidak jarang menghadapi penderita untuk pertama kali
adalah dokter umum atau dokter ahli lainnya, maka dari itu, perlu diketahui
oleh setiap dokter klinik kehamilan ektopik terganggu serta diagnosis
difeensialnya. Hal yang perlu diingat ialah bahwa pada setiap wanita dalam
masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai
dengan nyeri perut bagian bawah, perlu difikirkan kehamilan ektopik
terganggu.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang adapun rumusan masalah yang dihasilkan yaitu :
1. Jelaskan pengeretian dari kehamilan ektopik?
2. Jelaskan gejala yang ditimbulkan pada kehamilan ektopik?
3. Jelaskan diagnosa pada kehamilan ektopik?
4. Jelaskan pengobatan pada kehamilan ektopik?
5. Jelaskan prognosis pada kehamilan ektopik?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui definisi kehamilan ektopik
2. Untuk mengetahui gejala yang ditimbulkan pada kehamilan ektopik
3. Untuk mengetahui diagnosa pada kehamilan ektopik
4. Untuk mengetahui pengobatan pada kehamilanm ektopik
5. Untuk mengetahui prognosis kehamilan ektopik
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur
yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding endomatrium kavum uteri.
Lebih dari 95 % kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba fallopi).
Kejadian kehamilan ektopik tidak sama di antara senter pelayanan kesehatan.
Hal ini bergantung pada kejadian salpingitis seseorang, di indonesia kejadian
sekitar 5-6 per seribu kehamilan.
sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba. sangat jarang terjadi
implantasi pada ovarium, rongga perut, kinalis servikalis uteri, tanduk uterus
yang rudimenter, dan ventrikel pada uterus. berdasarkan implamantasi hasil
konsepsi pada tuba, terdapat kehamilan pars interstisialis tuba, kehamilan
pars ismika tuba, kehamilan pars ampullaris tuba, dan kehamilan
infundibulum tuba.
Berdasarkan lokasi terjadinya, kehamilan ektopik dapat dibagi menjadi 5
berikut ini
a. Kehamilan tuba, meliputi >95% yang terdiri atas: pars ampularis (55%),
pars ismika (25%), pars fimbriae (17%), dan pars interstisialis (2%).
b. Kehamilan ektopik lain (<5%) antara lain terjadi di serviks uterus, ovarium,
atau abdominal. Untuk kehamilan abdominal lebih sering merupakan
kehamilan abdominal sekunder di mana semula merupakan kehamilan
tuba yang kemudian abortus dan meluncur ke abdomen dari ostium tuba
pars abdominalis yang kemudian embrio/buah kehamilannya mengalami
reimplantasi di kavum abdomen, misalnya di mesentrium/mesovarium
atau di omentum.
c. Kehamilan intraligamenter, junmlahnya sangat sedikit
d. Kehamilan heterotopik, merupakan kehamilan ganda di mana satu janin
berada di kavum uteri sedangkan yang lain merupakan kehaliman ektopik.
Kejadian sekitar satu per 15.000-40.000 kehamilan.
e. Kehamilan ektopik bilateral. Kehamilan ini pernah dilaporkan walaupun
sangat jarang terjadi
4. ETIOLOGI
Etiologi kehamilan ektopik sudah banyak disebutkan karena secara
patofisiologi mudah dimengerti sesuai dengan proses awal
kehamilan sejak pembuahan sampai nidasi. Faktor-faktor penyebab
terjadinya hambatan dalam nidasi embrio ke endomatatrium
menjadi penyebab kehamilan ektopik ini yaitu :
Faktor tuba
Adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan
lumen tuba menyempit atau buntu. Keadaan uterus yang
mengalami hipoplasia dan saluran tuba yang berkelok-
kelok panjang dapay menyebabkan fungsi silia tuba tidak
berfungsi dengan baik, faktor tuba yang lain ialah adanya
kelainan endometriosis tuba atau divartikel saluran tuba
yang bersifat konginental.
Faktor abnormalitas dari zigot
Apabilah tumbuh terlalu cepat atau tumbuh dengan ukuran
besar, maka zigot akan tersendat dalam perjalanan pada
saat melalui tuba, kemudian terhenti dan tumbuh di saluran
tuba.
Faktor ovarium
Bila ovarium memperoduksi ovum dan ditangkap oleh tuba
yang kontralateral, dapat membutuhkan proses khusus
atau waktu yang lebih panjang sehingga kemungkinan
terjadi kehamilan ektopik lebih besar.
Faktor hormonal
Pada ekspektor, pil KB yang hanya mengandung
progesteron dapat mengakibatkan gerakan tuba melambat.
Apabila terjadi perubahan dapat menyebabkan terjadinya
kehamilan ektopik.
Faktor lain
Termasuk di sini antara lain adalah pemakai IUD di mana
proses peradangan yang dapat timbul pada endometrium
5. dan endosalping dapat menyebabkan terjadinya kehamilan
ektopik. Faktor umum penderita yang sudah menua dan
faktor perokok juga sering dihubungkan dengan terjadinya
kehamilan ektopik.
Patologi
Pada proses awal kehamilan apabila embrio tidak bisa mencapai
endometrium untuk proses nidasi, maka embrio dapat tumbuh di
saluran tuba dan kemudian akan mengalami beberapa proses
seperti pada kehamilan pada umumnya.
Maka pertumbuhan dapat mengalami beberapa perubahan dalam
bentuk berikut ini:
Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Abortus ke dalam lumen tuba
Ruptur dinding tuba
B. Gejala pada kehamilan ektopik terganggu
Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas, dan
penderita maupun dokternya biasanya tidak mengetahui adanya kelainan
dalam kehamilan, sampai terjadinya abortus tuba atau ruptur tuba. Pada
umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda, dan
mungkin merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang tidak seberapa di
hiraukan.
Pada minggu awal, kehamilan ektopik memiliki tanda-tanda seperti pada
umumnya, yaitu terlambat haid, mual dan muntah, mudah lelah, dan
perabaan keras pada payudara.
a. gejala
nyeri=> nyeri panggul atau abdomen
nyeri dapat bersifat unilateral atau bilateral; terolaklisir atau
menyebar
nyeri subdiafragma atau nyeri bahu tergantung dan atau tidaknya
perdarahan intra-abdominal
perdarahan => perdarahan uterus abnormal terjadi pada 75%
kasus yang merupakan akibat lepasnya sebagian desidua
6. amenorea=> amonorea sekunder tidak selalu terdapat dan 50%
penederita KE mengeluarkan adanya spotting pada saat haid yang
dinanti sehingga tak jarang dengan kehamilan hampir tidak ada.
b.Tanda
Ketegangan abdomen
rasa tegang abdomen yang menyeluruh atau terlokalisir
terdapat pada 80% kasus kehamilan ektopik terganggu
nyeri goyang serviks (dan ketegangan pada adneksa)
terdapat pada 75% kasus kehamilan ektopik
masa adneksa=> masa unilateral pada adneksa dapat diraba
pada1/3 sampai ½ kasus KE.
perubahan pada uterus=> Terdapat perubahan yang umumnya
terjadi pada kehamilan normal seperti ada riwayat terlambat haid
dan gejala kehamilan muda.
Apabila kehamilan ektopik mengalami penyulit atau terjadi ruptur pada tuba
tempat lokasi nidasi kehamilan ini akan memberikan gejala dan tanda yang
khas yaitu timbulnya sakit perut mendadak yang kemudian disusul dengan
syok atau pingsan. Ini adalah pertanda khas terjadinya kehamilan ektopik
yang terganggu.
Walau demikian, gejala dan tanda kehamilan tuba terganggu sangat
berbeda-beda; dari perdarahan yang tiba-tiba dalam rongga perut sampai
terdapatnya gejala yang tidak jelas, sehingga sukar dibuat diagnosisnya.
Gejala dan tanda tergantung pada lamanya kehamilan ektopik terganggu,
abortus atau ruptur tuba, tuanya kehamilan, derajat perdarahan yang terjadi,
dan keadaan umum penderita sebelum hamil.
Nyeri merupakan keluhan utama pada keham,ilan ektopik terganggu. Pada
ruptur tuba nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya
disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan
masuk ke dalam syok.
Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan
ektopik yang tergangguu. Hal ini menunjukkan kematian janin, dan berasal
dari kavum uteri karena pelepasan desidua. Perdarahan yang berasal dari
uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Frekuensi perdarahan
7. dikemukakan dari 51 hingga 93%. Perdarahan berarti gangguan
pemebentukan human chorionik gonadotropin.
Pada kehamilan ektopik terganggu ditemukan pada pemeriksaan vaginal
bahwa usaha menggerakkan serviks uteri menimbulkan rasa nyeri, yang
disebut dengan nyeri goyang (+) atau slinger pijn (bahasa belanda). Pada
ruptur denganm perdarahan banyak tekanan darah dapat menurun dan nadi
meningkat; perdarahan lebih banyak lagi menibumbulkan syok.
Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan
gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen
akut sampai gejala-gejala yang samar-samar, sehingga sukar membuat
diagnosis. Pemeriksaan USG dapat dilakukan secara perabdominal atau
pervaginam. Gambar USG kehamilan ektopik sangat bervariasi bergantung
pada usia kehamilan, ada tidaklnya gangguan kehamilan (ruptur, abortus)
serta banyak dan lamanya perdarahan intraabdomen. Sebagian besar
kehmilan ektopik tidak memberikan gambaran yang spesifik. Uterus mungkin
besarnya normal atau mengalami sedikit pembesaran yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan. Endometrium menebal ekogenik sebagai akibat
reaksi desidua. Kavum uteri sering berisi cairan eksudat yang diproduksi oleh
sel-sel desidua, yang pada pemeriksaan terlihat sebagai struktur cincin
anekoik yang disebut kantong gestasi palsu. Perdarahan intraabdomen yang
terjadi akibat kehamilan ektopik terganggu juga tidak memberikan gambaran
spesifik, bergantung pada banyak dan lamanya proses perdarahan.
Gambaran perdarahan pada kehamilan ektopik sulit dibedakan dari
perdarahan atau cairan bebas yang terjadi oleh sebab lain, seperti
endometriosis pelvik, peradangan pelvik, asites, pus, kista pecah, dan
perdarahan ovulasi.
C. Diagnosa pada kehamilan ektopik terganggu
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak dan tidak
banyak mengalami kesukaran, tetapi pada jenis menahun atau atipik bisa sulit
sekali. Untuk mempertajam diagnosis, maka pada tiap perempuan dalam
masa reproduksi dengan keluan nyeri perut bagian bawah atau kelainan haid,
kemungkinan kehamilan ektopik harus dipikirkan. Pada umumnya dengan
anamnesis yang teliti dan pemeriksaan yang cermat diagnosis dapat
ditegakkan, walaupun biasanya alat bantu diagnostik seperti kuldosentesis,
8. ultrasonografi, dan laparskopi masi diperlukan anamnesis. Haid biasanya
terlambat untuk beberapa waktu dan kadang-kadang terdapat gejala subjektif
kehamilam mudah. Nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu, tanesmus, dapat
dinyatakan perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pemeriksaan hemoglobin dan
jumlah sel darah merah berguna dalam menegakkan diagnosis kehamilanm
ektopik terganggu, terutama bila ada tanda-tanda perdarahanb dalam rongga
perut. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit dapat dilakukan secara serial
dengan jarak satu jam selama 3 kali berturut-turut. Bila ada penurunan
hemoglobin dan hematorik dapat mendukung diagnosis kehamilan ektopik
terganggu.
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu sering keliru dengan abortus
insipiens atau abortus inkompletus yang kemudian dilakukan kuretase. Bila
hasil kuratase meragukan jumlah sisa hasil konsepsinya, maka kita perlu
curiga terjadinya kehamilan ektopik terganggu yang gejala dan tandanya tidak
khas. Pada umumnya dilatasi dan kerokan untuk menunjang diagnosis
kehamilan ektopik tidak dianjurkan. Berbagi alkasan dapat dikemukakan:
Kemungkinan adanya kehamilan dalam uterus bersama kehamilan
ektopik
Hanya 12 sampai 19% kerokan pada kehamilan ektopik menunjukkan
reaksi desidua
Perubahan endometrium yang berupa reaksi arias-stella tidak khas
untuk kehamilan ektopik.
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah
dalam douglasi ada darah. Cara ini sangat berguna dalam membantu
membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu. Teknik kuldosentesis
dapat dilaksanakan dengan urutan berikut:
Penderita dibaringkan dalam posisi litotomi
Vulva dan vagina dibersihkan dengan antiseptik
Spekulum dipasang dan bibnir belakang porsio dijepit dengan cunam
serviks, dengan traksi ke depan sehingga formiks posterior tampak
9. Jarum spinal no 18 ditisukkan ke dalam kavum douglasi dan dengan
semprit 10 ml dilakukan pengisapan
Bila pada pengisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan
pada kain kasa dan diperhatikan apakah darah yang dikeluarkan
merupakan;
Darah segar berwarna merah yang dalam beberapa menit
akan membeku; darah ini berasal dari arteri atau vena yang
tertusuk
Darah tua berwarna cokelat sampai hitam yang tidak
membeku, atau yang berupa bekuan kecil-kecil; darah ini
menunjukkan adanya hematokel retrouterina.
Laparoskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostik terakhir
untuk kehamilan ektopik apabila hasil penilaian prosedur diagnostik yang lain
meragukan. Melalui prosedur laparoskopik, alat kandungan bagian dalam
dapat dinilai. Secara sistematis dinilai keadaan uterus, ovarium, tuba, kavum
douglasi, dan ligamentum latum. Adanya darah dalam rongga pelvis mungkin
mempersulit visualisasi alat kandungan, tetapi hal ini menjadi indikasi untuk
dilakukan laparotomi.
Pengelolaan kehamilan ektopik
Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi.
Dalam tindakan demikian, beberapa hal harus diperhatikan dan
dipertimbangkan yaitu; kondisi penderita saat itu, keinginan penderita akan
fungsi reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik, kondisi anatomik organ
pelvis, kemampuan teknik bedah mikro dokter operator, dan kemampuan
teknologi fertilitasi invitro setempat. Pada kasus kehamilan ektopik di pars
ampularis tuba yang belum pecah pernah dicoba ditangani dengan
menggunakan kemoterapi untuk menghindari tindakan pembedahan.
Kriteria kasus yang diobati dengan cara ini ialah:
1. Kehamilan di pars ampularis tuba belum pecah
2. Diameter kantong gestasi < 4 cm
3. Perdarahan dalam rongga perut < 100 ml
4. Tanda vital baik dan stabil
10. D. Pengobatan pada kehamilan ektopik terganggu
Adapun obat yang digunakan ialah metotreksat 1 mg/kg I.V. dan faktor
sitrovorum 0,1 mg/kg I.M. berselang-seling setiap hari selama 8 hari. Dari
seluruh 6 kasus yang diobati, satu kasus dilakukan salpingektomi pada hari
ke-12 karena gejala abdomen akut, sedangkan 5 kasus berhasil dengan baik
Methotrexate dapat diberikan dalam dosis tunggal maupun dosis multipel.
dosis tunggal yang diberikan adalah 50 mg/m2 (intramuskular), sedangkan
dosis multipel yang diberikan adalah sebesar 1 mg/kg (intramuskular) pada
hari pertama, dan hari ke 7. pada terapi dengan dosis multipel leukovorin
ditambhakan ke dalam regimen pengobatan dengan dosis 0,1 mg/kg
(intramuskular), dan diberikan pada hari ke-2,4,6 dan 8. Terapi methotrexate
dosis multipel tampaknya memberikan efek negatif pada patensi tuba
dibandingkan dengan terapi methotrexate dosis tunggal 9. Methotrexate
dapat pula diberikan melalui injeksi per laparoskopi tepat ke dalam masa hasil
konsepsi. Terapi methotrexate dosis tunggal adalah modalitas terapeutik
paling ekonomi untuk kehamilan ektopik yang belum terganggu.
Aactinomycin dan larutan glukosa hiperosmolar juga biasa digunakan
dalam pengobatan kehamilan ektopik terganggu.
E. Prognosis kehamilan ektopik terganggu
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan
diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Hellman dan kawan-kawan
(1971) melaporkan 1 kematian diantara 826 kasus, dan wilson dan kawan-
kawan (1971) 1 antara 591. Akan tetapi, bila pertolongan terlambat, angka
kematian dapat tinggi. Sjahid dan Martohoesodo (1970) emndapatka angka
kematian 2 dari 120 kasus, sedangkan Tarjiman dan kawan-kawan (1973) 4
dari 138 kehamilan ektopik.
Pada umumnya kelainan yang menyebabkan kehamilan ektopik bersifat
bilateral. Sebagian perempuan menjadi steril setelah mengalami kehamilan
ektopik lagi pada tuba yang lain. Angka kehamilan ektopik yang berulang
dilaporkan antara 0% sampai 14,6% untuk perempuan dengan anak sudah
cukup, sebaiknya pada operasi dilakukan salpingektomi bilateralis. Dengan
sendirinya hal ini perlu disetujui oleh suami-isteri sebelumnya.
11. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur
yang telah dibuahi tidak menempel pada dinding endomatrium kavum uteri.
Gambaran klinik kehamilan tuba yang belum terganggu tidak khas, dan
penderita maupun dokternya biasanya tidak mengetahui adanya kelainan
dalam kehamilan, sampai terjadinya abortus tuba atau ruptur tuba. Pada
umumnya penderita menunjukkan gejala-gejala kehamilan muda, dan
mungkin merasa nyeri sedikit di perut bagian bawah yang tidak seberapa di
hiraukan. Apabila kehamilan ektopik mengalami penyulit atau terjadi ruptur
pada tuba tempat lokasi nidasi kehamilan ini akan memberikan gejala dan
tanda yang khas yaitu timbulnya sakit perut mendadak yang kemudian disusul
dengan syok atau pingsan.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pemeriksaan hemoglobin dan
jumlah sel darah merah berguna dalam menegakkan diagnosis kehamilanm
ektopik terganggu, terutama bila ada tanda-tanda perdarahanb dalam rongga
perut
B. Saran
Adapun saran kepada teman-teman agar lebih dapat memperbanyak
membaca tentang materi yang diberikan agar dapat memperluas
pengetahuan tentang mata kuliah ini.
12. DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo, spOG.Ilmu kebidanan edisi ke 4.2012. PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
Prof. Dr. Abdul Bari Saifuddin, spOG, MPH.2009.Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal.Edisi 1 Cet 5, Bina Pustaka Sarwono
Prawordjo: Jakarta
Susanblogs18. Blogspot.com/2013/02/makalah kebidanan kehamilan ektopik
terganggu.html
Emirzanurwicaksono.blog.unissula.ac.id./2013/01/10/kehamilan ektopik terganggu
Prawirohardjo,Sarwono.2009.Ilmu Kebidanan,edisi ketiga.PT.bina pustaka sarwono
prawirohardjo: Jakarta