SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
KONVERTER HEKSADESIMAL KE BINER



1. TEORI DASAR


       Kita telah terbiasa menggunakan system bilangan desimal, yaitu system
bilangan berbasis 10, yang mempunyai 10 buah symbol, yaitu 0, 1, 2, … , 9. tetapi
system ini tidak selalu merupakan pilihan terbaik untuk setiap aplikasi. Sistem biner
yang lebih sederhana lebih cocok digunakan pada elektronika digital. Sistem biner
merupakan system bilangan berbasis 2, dan hanya mempunyai 2 simbol yaitu 1 dan 0.
Sistem lain yang sering digunakan adalah system bilangan dengan basis 8 atau octal,
dan system bilangan dengan basis 16 atau heksadesimal.
       Bilangan heksadesimal digunakan secara luas dalam kerja mikroprosesor.
Bilangan ini jauh lebih singkat dibandingkan bilangan biner. Hal ini memudahkan
penulisan dan penghapalannya. Selain itu mengubah ke dalam bentuk biner dapat
dilakukan secara langsung bila diperlukan.
       Heksadesimal (atau biasa disebut dengan bilangan hex) berarti angka 16.
Artinya kita menggunakan bilangan-bilangan 16 digit sebagai berikut : 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F.
       Bilangan yang lebih besar dari 1510 memerlukan lebih dari satu digit hex.
Kolom heksadesimal menunjukkan eksponen dengan basis 16, yaitu 16 0 = 1, 161 =
16, 162 = 256 an seterusnya.
Tabel dibawah akan menunjukkan ekivalensi antara bilangan heksadesimal, biner dan
desimal.


       Heksadesimal              Biner               Desimal
            0                    0000                   0
              1                  0001                  1
              2                  0010                  2
              3                  0011                  3
              4                  0100                  4
              5                  0101                  5
              6                  0110                  6
              7                  0111                  7
              8                  1000                  8
              9                  1001                  9
             A                   1010                  10
             B                   1011                  11
             C                   1100                  12
             D                   1101                  13
              E                  1110                  14
              F                  1111                  15

Konversi Heksadesimal ke Biner
Untuk mengubah bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner, ubahlah setap digit
heksadesimal menjadi biner 4-bit yang ekivalen dengan table diatas. Misalnya, 9AF
diubah menjadi biner sebagai berikut :
                                  9       A      F


                                1001     1010   1111
Untuk memudahkan pembacaan, penulisan angka-angka biner dilakukan dengan
memberi spasi untuk setiap string 4-bit, seperti contoh diatas maka dapat dituliskan
sebagai berikut :
        9AF16 = 1001 1010 1111
Ada banyak cara untuk membuat alat konversi heksa to biner. Biasanya itu
didasarkan pada tuts didalam matriks, tapi kita akan menggunakan cara yang lebih
sederhana. 16 kotak tuts (0…F) yang disambungkan bersama (common) pada saluran
catu positif.


2. GAMBAR RANGKAIAN
3. DATASHEET IC 4532


                       PENGATURAN IC 4532




                   TABEL KEBENARAN IC 4532
GAMBAR RANKAIAN DALAM IC 4532




                      FUNSI IC 4532 DALAM RANKAIAN


   Funsi IC 4532 adalah suatu rankaian masukan prioritas (I 0-I7),dan tiga keluaran
alamat yang aktif (A0-A2), satu keluaran alamat tinggi yang aktif adalah (A 0-A7), dan
satu ketinggian yang aktif memungkinkan Input (Ein), serta satu kelompok tinggi
yang aktif memilih keluaran atau output (G).


   Data diterima di delapan prioritas masukan pada rankaian yaitu (I0-I7), sandi biner
yang sesuai dengan prioritas yang paling tinggi masuk (I 0-I7) yang ketinggian
dihasilkan di alamat keluaran (A0-A2) jika memungkinkan masukan (Ein) ketinggian,
prioritas Input I7 adalah assigneri prioritas yang paling tinggi. kelompok memilih
keluaran (G) ketika tinggi satu atau lebih prioritas masuk (I 0-I7) bersifat rendah (Ein)
bersifat ketinggian. memungkinkan masukan (Ein) ketinggian. memungkinkan
masukan (Ein) ketika yang rendah, angkatan semua keluaran (A0-A2.GS.Eout)rendah.


   Enkoder prioritas IC 4532 pada rankaian tersebut untuk menyediakan suatu alamat
yang biner untuk masukan yang aktif dengan prioritas yang paling tinggi. delapan
data masuk (D0-D7) dan satu memungkinkan masukan (Ein) disediakan lima keluaran
sudah tersedia pada rankaian, keluaran tiga adalah adalah alamat keluaran (Q0 thru
Q2), dan satu kelompok memilih (G) dan satu keluaran pada rankaian ,memastikan
keluaran pada rankaian tersebut.


4. METODE PERANCANGAN
       Konversi sandi dilakukan oleh dua encoder prioritas (IC 4532). Kalau salah
satu input I0 … I7 di IC-IC itu dihubungkan kepada saluran catu positif lewat salah
satu kontak S1 … S16 yaitu dibikin logika tinggi, maka sandi biner yang relevan
muncul di outpu atau keluaran yang bersangkutan Q0 … Q2. Dimana Q2 adalah bit
LSB. Karena dekodernya dikaskadekan maka keseluruhan ada 16 input.
       Output-output yang berkoresponden dari decoder dikombinasikan pada
gerbang-gerbang OR N6 … N8 untuk membentuk tiga bit keluaran terendah D 0 … D2.
Bit data keempat diambil dari output GS (group select) IC 4532 sebelah kanan.
Keluaran ini adalah logika tinggi kalau salah satu kotak tuts S 9 … S16 (8…F) ditutup.
Karena output-output GS kedua IC dikombinasikan kedalm gerbang OR N 5 maka D3
adalah aktif high kalau ada tuts yang ditekan.
       Kalau lebih dari satu tuts yang ditekan, dipilihlah yang tertinggi sebagaimana
yang diharapkan dari encoder prioritas. Rangkaian memerlukan catuan 3…18 V
(disini kami menggunakan catuan 9 V), konsumsi arus tidak melebihi 10 mA.
Tabel Kebenaran IC 4532
This device is an 8-bit priority encoder.
E1 0      1   2   3   4   5   6   7   |   GS O2 O1 O0 EO
                                      |
0    X X X X X X X X |                    0   0   0   0   0
1    0    0   0   0   0   0   0   0   |   0   0   0   0   1
1    1    X X X X X X X |                 1   0   0   0   0
1    0    1   X X X X X X |               1   0   0   1   0
1    0    0   1   X X X X X |             1   0   1   0   0
1    0    0   0   1   X X X X |           1   0   1   1   0
1    0    0   0   0   1   X X X |         1   1   0   0   0
1    0    0   0   0   0   1   X X |       1   1   0   1   0
1    0    0   0   0   0   0   1   X |     1   1   1   0   0
1    0    0   0   0   0   0   0   1   |   1   1   1   1   0


8. SIMULASI RANGKAIAN
         Untuk membuat dan mensimulasikan rangkai konversi heksa to biner ini kita
menggunakan software yang telah sering kita gunakan dalam merancang berbagai
macam rangkaian elektronika yang disebut dengan nama Electronic Workbench (
EWB ).
         Kita mengambil contoh, apabila tuts S8 kita tekan, maka semua input pada IC
4532 yang disebelahh kiri (IC1) bernilai low (0), maka keluaran pada O0…O2 ataupun
pada GS semua juga berlogika “0” (low). Sedangakan untuk IC2 terdapat masukan
pada tuts S8 atau pada input I0 berlogika “1” dan input I1…I7 berlogika “0”, maka
sesuai dengan table kebenaran dari IC4532 diatas keluaran pada O 0…O2 berlogika
“0” dan keluaran pada GS berlogika “1”.
         Karena output-output dari decoder dikombinasikan pada gerbang-gerbang OR
N6 … N8 untuk membentuk tiga bit keluaran terendah D 0 … D2, maka keluaran pada
D0….D2 berlogika “0” atau pada gambar rangkaian digantikan dengan tidak
menyalanya probe yang terpasang. Sedangkan untuk keluaran D 3 yang mendapatkan
sinyal langsung dari output GS dari IC 2 yang berlogika “1” akan menyalakan probe
yang terpasang atau dengan kata lain keluaran untuk D3 berlogika high “1”. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa keluaran yang dihasilkan bila tuts S8 ditekan akan
menghasilkan D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0 dan D3 = 1. Jika dituliskan menjadi 1000.




              Gambar hasil simulasi rangkaian koverter heksa to biner
                                Jika tuts S8 ditekan
TUGAS
PERANCANGAN SISTEM DIGITAL




           KONVERTER HEKSADESIMAL KE BINER




                            OLEH :


         NAMA           :       EDI KADIR
         STB            :       D4 1006 002


           JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
                PROGRAM D3 INFORMATIKA
                UNIVERSITAS HASANUDDIN
                             2008
TUGAS
PERANCANGAN SISTEM DIGITAL




           KONVERTER HEKSADESIMAL KE BINER




                            OLEH :


         NAMA           :       EDI KADIR
         STB            :       D4 1006 002


           JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
                PROGRAM D3 INFORMATIKA
                UNIVERSITAS HASANUDDIN
                             2008

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan praktikum Sistem Digital
Laporan praktikum Sistem DigitalLaporan praktikum Sistem Digital
Laporan praktikum Sistem Digital
ade mian
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
Mirhan Siregar
 
Materi Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IMateri Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital I
Amien Nuryanto
 
Bab 2 teknik digital
Bab 2 teknik digitalBab 2 teknik digital
Bab 2 teknik digital
Frendy Kusuma
 

La actualidad más candente (17)

Laporan praktikum Sistem Digital
Laporan praktikum Sistem DigitalLaporan praktikum Sistem Digital
Laporan praktikum Sistem Digital
 
Operasi Aritmatika
Operasi AritmatikaOperasi Aritmatika
Operasi Aritmatika
 
Ch03 indonesia
Ch03 indonesiaCh03 indonesia
Ch03 indonesia
 
16. representasi data 4 jul
16. representasi data 4   jul16. representasi data 4   jul
16. representasi data 4 jul
 
Operasi aritmatika
Operasi aritmatikaOperasi aritmatika
Operasi aritmatika
 
15. representasi data 3 jul2
15. representasi data 3   jul215. representasi data 3   jul2
15. representasi data 3 jul2
 
Modul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilanganModul 1-sistem-bilangan
Modul 1-sistem-bilangan
 
Materi Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital IMateri Rangkaian Digital I
Materi Rangkaian Digital I
 
15. representasi data 3 jul
15. representasi data 3 jul15. representasi data 3 jul
15. representasi data 3 jul
 
P5-6
P5-6P5-6
P5-6
 
Bab 2 teknik digital
Bab 2 teknik digitalBab 2 teknik digital
Bab 2 teknik digital
 
Sistem bilangan
Sistem bilanganSistem bilangan
Sistem bilangan
 
Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika Operasi Aritmatika
Operasi Aritmatika
 
AOK 02
AOK 02AOK 02
AOK 02
 
Powerpoint kelompok vi psti ardi dkk
Powerpoint kelompok vi  psti ardi dkkPowerpoint kelompok vi  psti ardi dkk
Powerpoint kelompok vi psti ardi dkk
 
1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo1sistem bilangan dhbo
1sistem bilangan dhbo
 
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statementAlgoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
Algoritma dan Pemrograman-I_konsep_statement
 

Similar a Konverter heksadesimal-ke-biner

Bab 6 sistem bilangan
Bab 6   sistem bilanganBab 6   sistem bilangan
Bab 6 sistem bilangan
Fisma Ananda
 
Modul 4 -_alu
Modul 4 -_aluModul 4 -_alu
Modul 4 -_alu
mokasih
 

Similar a Konverter heksadesimal-ke-biner (20)

Bab vi sistembilangan
Bab vi sistembilanganBab vi sistembilangan
Bab vi sistembilangan
 
Bab 6 sistem bilangan
Bab 6   sistem bilanganBab 6   sistem bilangan
Bab 6 sistem bilangan
 
6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx
6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx
6. Pengenalan Komponen Display Seven Segment.pptx
 
Elektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptxElektronika Digital.pptx
Elektronika Digital.pptx
 
Materi undig
Materi undigMateri undig
Materi undig
 
Bu eka bab 7
Bu eka bab 7Bu eka bab 7
Bu eka bab 7
 
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
8. Multiplexer dan Demultiplexer SIS.pdf
 
bil
bilbil
bil
 
Jam Digital dengan port Paralel
Jam Digital dengan port ParalelJam Digital dengan port Paralel
Jam Digital dengan port Paralel
 
Modul 4 -_alu
Modul 4 -_aluModul 4 -_alu
Modul 4 -_alu
 
Topik1_KONSEP DASAR DIGITAL.pdf
Topik1_KONSEP DASAR DIGITAL.pdfTopik1_KONSEP DASAR DIGITAL.pdf
Topik1_KONSEP DASAR DIGITAL.pdf
 
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
Un smk teori kejuruan elektronika industri 2015 2016
 
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisiBab 7 rankaian kombinasional data transmisi
Bab 7 rankaian kombinasional data transmisi
 
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptxINFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
INFORMATIKA SISTEM KOMPUTER-KELAS 8.pptx
 
Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1Draft decoder kelompok 1
Draft decoder kelompok 1
 
Pengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmenPengubah BCD ke 7 segmen
Pengubah BCD ke 7 segmen
 
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
Bab 8 kode konverter (pertemuan 11, 12)
 
Tugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmenTugas sistem digital 7 segmen
Tugas sistem digital 7 segmen
 
Kriptografi modern
Kriptografi modernKriptografi modern
Kriptografi modern
 
representasi floating point
representasi floating pointrepresentasi floating point
representasi floating point
 

Konverter heksadesimal-ke-biner

  • 1. KONVERTER HEKSADESIMAL KE BINER 1. TEORI DASAR Kita telah terbiasa menggunakan system bilangan desimal, yaitu system bilangan berbasis 10, yang mempunyai 10 buah symbol, yaitu 0, 1, 2, … , 9. tetapi system ini tidak selalu merupakan pilihan terbaik untuk setiap aplikasi. Sistem biner yang lebih sederhana lebih cocok digunakan pada elektronika digital. Sistem biner merupakan system bilangan berbasis 2, dan hanya mempunyai 2 simbol yaitu 1 dan 0. Sistem lain yang sering digunakan adalah system bilangan dengan basis 8 atau octal, dan system bilangan dengan basis 16 atau heksadesimal. Bilangan heksadesimal digunakan secara luas dalam kerja mikroprosesor. Bilangan ini jauh lebih singkat dibandingkan bilangan biner. Hal ini memudahkan penulisan dan penghapalannya. Selain itu mengubah ke dalam bentuk biner dapat dilakukan secara langsung bila diperlukan. Heksadesimal (atau biasa disebut dengan bilangan hex) berarti angka 16. Artinya kita menggunakan bilangan-bilangan 16 digit sebagai berikut : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F. Bilangan yang lebih besar dari 1510 memerlukan lebih dari satu digit hex. Kolom heksadesimal menunjukkan eksponen dengan basis 16, yaitu 16 0 = 1, 161 = 16, 162 = 256 an seterusnya.
  • 2. Tabel dibawah akan menunjukkan ekivalensi antara bilangan heksadesimal, biner dan desimal. Heksadesimal Biner Desimal 0 0000 0 1 0001 1 2 0010 2 3 0011 3 4 0100 4 5 0101 5 6 0110 6 7 0111 7 8 1000 8 9 1001 9 A 1010 10 B 1011 11 C 1100 12 D 1101 13 E 1110 14 F 1111 15 Konversi Heksadesimal ke Biner Untuk mengubah bilangan heksadesimal menjadi bilangan biner, ubahlah setap digit heksadesimal menjadi biner 4-bit yang ekivalen dengan table diatas. Misalnya, 9AF diubah menjadi biner sebagai berikut : 9 A F 1001 1010 1111
  • 3. Untuk memudahkan pembacaan, penulisan angka-angka biner dilakukan dengan memberi spasi untuk setiap string 4-bit, seperti contoh diatas maka dapat dituliskan sebagai berikut : 9AF16 = 1001 1010 1111 Ada banyak cara untuk membuat alat konversi heksa to biner. Biasanya itu didasarkan pada tuts didalam matriks, tapi kita akan menggunakan cara yang lebih sederhana. 16 kotak tuts (0…F) yang disambungkan bersama (common) pada saluran catu positif. 2. GAMBAR RANGKAIAN
  • 4. 3. DATASHEET IC 4532 PENGATURAN IC 4532 TABEL KEBENARAN IC 4532
  • 5. GAMBAR RANKAIAN DALAM IC 4532 FUNSI IC 4532 DALAM RANKAIAN Funsi IC 4532 adalah suatu rankaian masukan prioritas (I 0-I7),dan tiga keluaran alamat yang aktif (A0-A2), satu keluaran alamat tinggi yang aktif adalah (A 0-A7), dan satu ketinggian yang aktif memungkinkan Input (Ein), serta satu kelompok tinggi yang aktif memilih keluaran atau output (G). Data diterima di delapan prioritas masukan pada rankaian yaitu (I0-I7), sandi biner yang sesuai dengan prioritas yang paling tinggi masuk (I 0-I7) yang ketinggian
  • 6. dihasilkan di alamat keluaran (A0-A2) jika memungkinkan masukan (Ein) ketinggian, prioritas Input I7 adalah assigneri prioritas yang paling tinggi. kelompok memilih keluaran (G) ketika tinggi satu atau lebih prioritas masuk (I 0-I7) bersifat rendah (Ein) bersifat ketinggian. memungkinkan masukan (Ein) ketinggian. memungkinkan masukan (Ein) ketika yang rendah, angkatan semua keluaran (A0-A2.GS.Eout)rendah. Enkoder prioritas IC 4532 pada rankaian tersebut untuk menyediakan suatu alamat yang biner untuk masukan yang aktif dengan prioritas yang paling tinggi. delapan data masuk (D0-D7) dan satu memungkinkan masukan (Ein) disediakan lima keluaran sudah tersedia pada rankaian, keluaran tiga adalah adalah alamat keluaran (Q0 thru Q2), dan satu kelompok memilih (G) dan satu keluaran pada rankaian ,memastikan keluaran pada rankaian tersebut. 4. METODE PERANCANGAN Konversi sandi dilakukan oleh dua encoder prioritas (IC 4532). Kalau salah satu input I0 … I7 di IC-IC itu dihubungkan kepada saluran catu positif lewat salah satu kontak S1 … S16 yaitu dibikin logika tinggi, maka sandi biner yang relevan muncul di outpu atau keluaran yang bersangkutan Q0 … Q2. Dimana Q2 adalah bit LSB. Karena dekodernya dikaskadekan maka keseluruhan ada 16 input. Output-output yang berkoresponden dari decoder dikombinasikan pada gerbang-gerbang OR N6 … N8 untuk membentuk tiga bit keluaran terendah D 0 … D2. Bit data keempat diambil dari output GS (group select) IC 4532 sebelah kanan. Keluaran ini adalah logika tinggi kalau salah satu kotak tuts S 9 … S16 (8…F) ditutup. Karena output-output GS kedua IC dikombinasikan kedalm gerbang OR N 5 maka D3 adalah aktif high kalau ada tuts yang ditekan. Kalau lebih dari satu tuts yang ditekan, dipilihlah yang tertinggi sebagaimana yang diharapkan dari encoder prioritas. Rangkaian memerlukan catuan 3…18 V (disini kami menggunakan catuan 9 V), konsumsi arus tidak melebihi 10 mA.
  • 7. Tabel Kebenaran IC 4532 This device is an 8-bit priority encoder. E1 0 1 2 3 4 5 6 7 | GS O2 O1 O0 EO | 0 X X X X X X X X | 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 | 0 0 0 0 1 1 1 X X X X X X X | 1 0 0 0 0 1 0 1 X X X X X X | 1 0 0 1 0 1 0 0 1 X X X X X | 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 X X X X | 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 X X X | 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 X X | 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 X | 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 | 1 1 1 1 0 8. SIMULASI RANGKAIAN Untuk membuat dan mensimulasikan rangkai konversi heksa to biner ini kita menggunakan software yang telah sering kita gunakan dalam merancang berbagai macam rangkaian elektronika yang disebut dengan nama Electronic Workbench ( EWB ). Kita mengambil contoh, apabila tuts S8 kita tekan, maka semua input pada IC 4532 yang disebelahh kiri (IC1) bernilai low (0), maka keluaran pada O0…O2 ataupun pada GS semua juga berlogika “0” (low). Sedangakan untuk IC2 terdapat masukan pada tuts S8 atau pada input I0 berlogika “1” dan input I1…I7 berlogika “0”, maka sesuai dengan table kebenaran dari IC4532 diatas keluaran pada O 0…O2 berlogika “0” dan keluaran pada GS berlogika “1”. Karena output-output dari decoder dikombinasikan pada gerbang-gerbang OR N6 … N8 untuk membentuk tiga bit keluaran terendah D 0 … D2, maka keluaran pada D0….D2 berlogika “0” atau pada gambar rangkaian digantikan dengan tidak
  • 8. menyalanya probe yang terpasang. Sedangkan untuk keluaran D 3 yang mendapatkan sinyal langsung dari output GS dari IC 2 yang berlogika “1” akan menyalakan probe yang terpasang atau dengan kata lain keluaran untuk D3 berlogika high “1”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa keluaran yang dihasilkan bila tuts S8 ditekan akan menghasilkan D0 = 0, D1 = 0, D2 = 0 dan D3 = 1. Jika dituliskan menjadi 1000. Gambar hasil simulasi rangkaian koverter heksa to biner Jika tuts S8 ditekan
  • 9. TUGAS PERANCANGAN SISTEM DIGITAL KONVERTER HEKSADESIMAL KE BINER OLEH : NAMA : EDI KADIR STB : D4 1006 002 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM D3 INFORMATIKA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008
  • 10.
  • 11. TUGAS PERANCANGAN SISTEM DIGITAL KONVERTER HEKSADESIMAL KE BINER OLEH : NAMA : EDI KADIR STB : D4 1006 002 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK PROGRAM D3 INFORMATIKA UNIVERSITAS HASANUDDIN 2008