SV388: Platform Taruhan Sabung Ayam Online yang Populer
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan ipal
1. PEDOMAN PENGOPERASIAN & PEMELIHARAAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
1) UMUM
Sebelum mengoperasikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL), Kepala bagian IPAL yang
bertanggung jawab penuh atas instalasi, harus mengorganisir dan menginstruksikan tindakan-
tindakan yang tepat kepada personel-personel yang bertanggung jawab atas pengoperasian
instalasi tersebut.
a. Kepala IPAL harus menentukan kondisi pengoperasian aktual dari waktu ke waktu
dengan mempertimbangkan flow rate, kualitas influent dan efluen, sudut pandang
ekonomis, usia masing-masing peralatan, dan lain-lain.
b. Kepala IPAL harus mengkonfirmasikan kegiatan harian dalam sistem pengoperasian
IPAL. Kepala IPAL harus menerangkan hal penting berkaitan dengan sistem
operasional berikut ini kepada operator:
Detail pengoperasian
Pencatatan Data Pengoperasian
Memelihara Kebersihan lokasi
Langkah Pengamanan
Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan IPAL mengacu pada Pedoman dan Tata Cara
Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Sub Bidang Air Limbah.
Pedoman dan Tata Cara yang diacu adalah sebagai berikut:
• Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Kolam Stabilisasi
• Pedoman operasi dan pemeliharaan IPAL Rotating Biological Contactor (RBC)
• Tata Cara Perencanaan Jaringan Perpipaan Air Limbah Terpusat tentang Pedoman
Operasi dan Pemeliharaan
2) SISTEM PELISTRIKAN
Pasokan listrik biasanya dari jaringan PLN, tetapi jika diperlukan bisa juga di backup dengan
unit genset tersendiri. Jika dengan dua sumber, maka penel listrik untuk power supply juga
dipasang (lihat Gambar 1).
Handle pada posisi 0 : Netral, semua listrik baik dari jaringan PLN maupun Genset tidak
tersambung kejaringan, sehingga semua peralatan tidak bisa
berjalan / berfungsi.
1
2. Hand pada posi I
dle isi : Sumber listr berasal da PLN.
rik ari
Hand pada posi II
dle isi : Sumber listr berasal da Genset.
rik ari
Gamb 1. Panel Listrik
bar L
Dari panel powe supply in listrik ak masuk ke panel list
er ni, kan k trik utama. Panel listrik dan
k
perlenngkapannya adalah untu memudah
uk hkan komunikasi dan interaksi antara operator dengan
a
mesin yang dikelo
n olanya. Sem peralatan mesin pada suatu plant IPAL dikont dan dimonitor
mua n trol
melal panel lis
lui udah diatur dan disetel sedemikian rupa, baik s
strik yang su susunan peralatan
listrik dan masing masing kap
k g pasitasnya se kabel dan sambungan
erta n nnya.
Berag bentuk d dimensi dari panel li
gam dan istrik adalah bergantung pada banyakknya peralata dan
an
mesin yang diko
n ontrol, dan ju sampai seberapa ja
uga auh/detil aka memonito dan meng
an or gamati
unjuk kerja dari s
k setiap peralat atau mes yang terp
tan sin pasang. Bila ada peralatan
n/mesin yang bisa
g
beker secara ot
rja tomatis, mak pasti ada peralatan sensor yang mengatur s
ka a s sistem otomaatisasi
terseb
but.
Secar umum per
ra ralatan listrik standar yan selalu ada pada box pa adalah se
k ng anel ebagai beriku
ut:
a) N (No Fus Breaker) :
NFB se
Untuk peembatas daya / beban listr yang digu
a rik unakan oleh sesuatu mesi
in.
Sebagai p
pengaman jar ringan jika te
erjadi hubun
ngan arus penndek
Sebagai p
penghubung atau pemutu jaringan/te
us egangan listr yang mem
rik mpunyai kappasitas
amper tin
nggi
b) M
MCB (Magneetic Circuit B
Breaker):
MCB berrfungsi sama dengan NFB namun MC digunaka untuk keku
a B CB an kuatan arus dengan
amper ya kecil
ang
2
3. Gambar 2. Panel listrik IPAL dan isinya (Mexico)
c) Contactor :
Saklar yang bekerja berdasarkan magnit listrik
Untuk mengaktifkan/bekerjanya magnit, kontaktor memerlukan tegangan listrik.
Untuk mengaktifkan magnitnya hanya membutuhkan tegangan listrik + 3 watt, bisa
difungsikan sebagai otomatisasi untuk mengkontrol alat/jaringan yang mempunyai
tegangan sampai ribuan watt.
3
4. Gamba 3. No Fuse Breaker (N
ar NFB) Dan Magnetic Circ Breaker (
Ma cuit (MCB)
d) O
Overload ther
rmis :
Fungsiny untuk men
ya ngamankan b beban listrik terutama m
k, motor listrik agar tidak ru
usak /
terbakar jika kelebih beban/ti
han idak kuat memutar alat yang diger
m t rakkan. Oveerload
thermis b
bekerja berda
asarkan senso panas.
or
e) T
Tombol tekan on/off (Pus Button) :
n sh
Warna h hijau : untu mengakti
uk ifkan kontak
ktor, mengh
hubungkan k kontaktor dengan
tegangan listrik agar a
aktif/bekerja
a.
Warna mmerah : untuk memutuskan kontaktor dari aliran/ja
n d aringan tegan
ngan listrik su
upaya
mati /off
Kontak
ktor
Overload
d
Gambar 4. Contacto Overload Dan Tombo On/Off
r or, ol
4
5. f) L
Lampu indika :
ator
Sebagai a bantu v
alat visual yang d dihubungkan ke push bu
n utton, sehing mudah dilihat
gga d
apakah poosisi pada on (lampu war hijau) ata posisi pad off (lampu warna mera
n rna au da u ah)
Pada indiikator power supply deng jaringan 3 phasa, lam indikato
r gan mpu ornya ada 3 warna,
w
yaitu mer kuning d hijau. Se
rah, dan ehingga jika power supply dihidupka harusnya ketiga
an k
lampu terrsebut akan mmenyala, jik ada yang mati salah sa artinya s
ka m atu, salah satu pa
asokan
listrik da aliran 3 phasa ters
ari sebut ada yang mati. Jangan men
y ngaktifkan semua
s
peralatan/mesin jika ssalah satu ph
hasa mati.
g) S
Saklar geser :
Untuk me emindahkan fungsi kerja, dari / ke au
utomatis dan manual
Auto Man
nual
Gam
mbar 5. Lamp Indikator Dan Saklar G
pu D Geser
h) P
Penghubung K
Kabel/Termi
inal
Untuk meenghubungka kabel kab
an bel
Gam
mbar 6. Term
minal
i) Aksesoris Pel
A lengkap Lain
nnya :
Alat bant untuk mem
tu mudahkan pe
enyambungan / pengerjaa electrical
n an
Buatlah Pla berisi u urutan c menghi
B akat urut cara idupkan dan mematika peralatan
n an
listrik untu pengoper
uk rasian IPAL Plakat dite
L, empekan pa pintu pa listrik,
ada anel
supaya mud terlihat dan terbaca.
s dah d
5
6. 3. PENGOPERASIAN UNIT PRETREATMENT
a. Saringan /Screen Awal (Sebelum Pompa Angkat)
Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring
dengan saringan kasar.
Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara
manual dengan alumunium rake.
Jika menggunakan/terpasang saringan mekanis (mechanical screen), maka dengan
conveyor belt sampah yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul
sampah.
Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen
dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.
Bar Screen
Gambar 7. Bar Screen
b. Pompa Angkat / Lift Pump
Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 unit pompa angkat, 2 unit pompa untuk
dioperasikan dan 1 unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa bisa dioperasikan
sewaktu-waktu, misal dalam kondisi air di stasiun pompa dalam keadaan banjir, atau bila
salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya.
Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa
i. Periksa apakah operation panel (Kontrol Panel Pompa) sudah menyala. Panel
operasi ada di ruang mesin untuk lift pump. Periksa lampu yang berwarna hijau.
Jika power indicator lamp (lampu indikator power) tidak menyala, hidupkan NFB
untuk power supply.
6
7. ii. Perik listrik ya disalurka ke pompa Listrik ters
ksa ang an a. sambung jik lampu ind
ka dicator
yang warna hijau menyala. Jika lampu op
u perasi tidak m dupkan NFB untuk
menyala, hid
pomp yang diing
pa ginkan didala panel list
am trik.
Gambar 8. P
G Pompa Ulir (S
Screw Pump)
ii.
ii Tergaantung dari j
jenis pompa yang dipak pada plan IPAL yan ada, Lift pump
a kai nt ng
denga tipe screw biasanya d
an w dilengkapi de
engan sistem pompa gem
m muk/grease pump.
p
Perik apakah t
ksa tangki/wadah gemuk (gr
h rease) sudah diisi denga gemuk dengan
h an
jumla yang disyaratkan.
ah
iv
v. Perik listrik ya disalurka ke grease pump. List
ksa ang an e trik sudah te
ersalur jika lampu
l
indik
kator yang w
warna hijau mmenyala. Jika lampu ope
erasi tidak m
menyala, hiduupkan
NFB yang ada di dalam pane Grease ak dipompa
i el. kan akan pada beearing dan bagian
b
bagia bergerak l
an lainnya secar otomatis.
ra
Pengope erasian
Lift pum selalu pun 2 mode o
mp nya operasi, yaitu pengoperas otomatis atau manua
u sian s al.
Pengop
perasian Oto
omatis
Ada du jenis peng
ua goperasian, tergantung tinggi permu
t ukaan air di stasiun (ru
umah)
pompa. Detail dari p
pengoperasia adalah seb
an bagai berikut
t:
7
8. Pengoperasian Otomatis 1
Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level tinggi tertentu, misalnya X
(▼+6), pompa otomatis menyala, dan jika air mencapai level Z (▼+5), pompa
otomatis mati.
Jika memilih mode auto-1, pompa otomatis menyala dan mati ketika air di rumah
pompa mencapai level X dan Z .
Pengoperasian Otomatis 2
Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level Y (▼+6), pompa otomatis
akan menyala, dan jika air mencapai level Z (▼+5), pompa otomatis akan mati.
Jika diatur pada mode auto-2, pompa otomatis akan hidup dan mati ketika air di rumah
pompa diantara level air Y dan Z.
Jika aliran limbah sesuai dengan kondisi desain, dua pompa angkat akan beroperasi,
sementara pompa yang lain dalam kondisi stand by. Karena itu, satu pompa harus
diatur dalam mode auto-1 dan satu pompa lainnya diatur dalam mode auto-2.
Catatan: Tombol pengoperasian untuk masing-masing pompa biasanya selalu punya
pilihan yaitu :
“auto-1”, “auto-2”, “manual” dan “stop”.
Mode pengoperasian untuk masing-masing pompa harus dipilih berdasarkan kondisi
inflow. Pompa yang sudah dipilih akan beroperasi secara otomatis dengan level air
yang sudah ditentukan di rumah pompa. Pengoperasian grease pump untuk pompa
yang yang sudah dipilih harus dilakukan dengan prosedur yang sama seperti yang
dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Periksa apakah pompa mengangkat limbah sesuai dengan mode pengoperasian yang
sudah dipilih. Limbah yang dialirkan oleh pompa secara otomatis diatur menurut
inflow limbah. Karena itu instalasi dengan sistem pompa seperti ini tidak memerlukan
operator untuk mengawasi aliran air limbah.
Operasi manual
o Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus
diposisikan pada tulisan “manual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara
8
9. manual.
o Jika tombol pengoperasian diposisikan ke “stop”, maka pompa akan mati.
Periode harian pengoperasian pompa angkat.
Pada pompa angkat tipe screw pump, biasanya di dalam panelnya terdapat alat hitung
(counter) pengoperasian. Alat hitung punya angka dari 0~9999. Setiap hitungan satu
menandakan pompa beroperasi selama satu menit . Sebagai contoh, pada suatu hari,
alat hitung menunjukkan 1.200. Ini artinya dalam satu hari operasi tersebut pompa
beroperasi selama 1.200 menit (20 jam).
c. Screen Tahap Kedua (Setelah Pompa)
Sampah seperti plastik dan kotoran-kotoran mengambang dalam influen disaring dengan
saringan kasar.
Kotoran yang tersaring pada bar screen seperti yang tersebut diatas diambil secara
manual dengan alumunium rake.
Jika menggunakan / terpasang mechanical screen, maka dengan conveyor belt sampah
yang terangkat dipisahkan dan dimasukan dalam pengumpul sampah.
Kotoran diambil dan dibuang paling tidak satu kali sehari jika menggunakan bar screen
dan sistem manual, dan jika memakai saringan mekanis juga dibuang sekali sehari.
d. Penangkap Butiran Kasar/ Grit Chamber
Bila jenis grit chamber yang digunakan adalah sistem kanal, dan grit diambil/dikuras dengan
pompa pasir jenis submersible, pompa pasir jenis ini biasanya digantungka pada derek
listrik/chain hoist. Maka sistem operasinya adalah sebagai berikut:
Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa
o Sama seperti pada prosedur yang sudah sudah seperti diatas, nyalakan pompa pasir dan
derek.
o Pompa pasir dioperasikan melalui kontrol panel yang dipasang di ruang mesin untuk
rumah pompa.
o Listrik disalurkan ke derek melalui panel kontrol yang sama dengan pompa pasir, dan
derek dioperasikan dengan cara mengoperasikan push button pada derek.
o Derek punya tiga jenis pengoperasian yaitu jalan maju, jalan mundur, dan mengerek
naik atau turun.
Memulai Pengoperasian
o Pompa pasir tergantung diatas di grit chamber yang akan dikuras (jika ada beberapa
grit chamber)
o Biasanya terdapat beberapa derek dan setiap pasang derek dioperasikan secara
9
10. independen.
o Hidupkan pompa pasir dengan tombol pengoperasian yang terdapat di panel kontrol
o Setelah memeriksa jalannya pompa, tekan tombol travelling forward/jalan maju pada
derek supaya derek mulai berjalan. Jika Derek telah mencapai sisi inflow grit chamber,
mulailah dengan memompa dari sisi ke sisi pada bagian inflow tersebut, hentikan/stop
chain hoist, dan tekan tombol travelling backward/ jalan mundur untuk memundurkan
derek. Ulangi operasi seperti tadi yaitu memompa dari satu sisi ke sisi lainnya, prosedur
tersebut diulang bolak-balik sebanyak tiga sampai lima kali.
o Jalankan pompa pasir untuk memompa grit, dengan dereknya sekali atau dua kali sehari
Gambar 9. Operasi Grit Chamber Tipe Kanal
Menghentikan Pengoperasian
o Setelah menyelesaikan pengurasan grit seperti yang dijelaskan di atas, hentikan pompa
pasir dengan memencet tombol Stop Operation di panel kontrol
o Matikan NFB Derek listrik (didalam panel kontrol)
Catatan:
o Biasanya dua grit chamber dioperasikan secara paralel
o Pindahkan pasir dan kotoran-kotoran lain yang tersedimentasi dan terkumpul di grit
chamber menggunakan pompa pasir dan derek listrik yang dioperasikan manual. Walau
demikian, hindari pengoperasian secara bersamaan.
o Hentikan derek tepat didalam tutup tahan air.
o Grit akan dpompa masuk ke pengumpul/cyclone separator.
10
11. Bila tipe grit chamber yang digunakan adalah tipe kolam detritus/square horizontal-
flow/circular rake, maka sistem operasinya adalah sebagai berikut:
Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa
o Nyalakan sekop putar/scoop, nyalakan mekanik pencuci grit, juga nyalakan pompa
untuk mengembalikan bahan organik.
o Sekop putar dioperasikan melalui panel kontrol yang dipasang di ruang mesin untuk
pompa angkat.
o Juga pencuci grit dan pompa pengembalian organik, semua diopersikan melalui panel
kontrol yang berada diruang mesin untuk pompa angkat.
Memulai Pengoperasian
o Sekop mekanik berada didasar setiap grit chamber yang akan dikuras (jika ada
beberapa grit chamber)
o Mekanisme pencuci grit/rake yang bergerak maju mundur, terletak disebelah dari bak
kotak, dan berhubungan dengan sekop putar pad kolam pengumpul grit. Mekanisme ini
dijalankan secara bebas, juga mekanis/pompa untuk mengembalikan kandungan
organik.
o Hidupkan sekop putar dengan tombol pengoperasian yang terdapat di kontrol panel
o Setelah memeriksa jalannya sekop putar, hidupkan rak pencuci grit/rake grit washer.
Setelah mengamati dan memeriksa jalannya mekanisme take dan sekop, hidupkan juga
pompa atau mekanik untuk mengembalikan kandungan organic dari hasil pencucian
grit, kembali ke bak / kolam detritus.
o Grit yang telah bersih dan kering akan keluar melalui ujung rak, dikumpulkan dan
masukan pada gerobak /kereta dan buang ketempat pembuangan grit
o Jalankan seluruh mekanisme sekop, rake pencuci an pengembalian organik pada grit
chamber, sekali atau dua kali sehari
Menghentikan Pengoperasian
o Setelah menyelesaikan pengurasan dan pencucian grit seperti yang dijelaskan diatas,
hentikan sekop putar, rake pencuci dengan memencet tombol Stop Operation dikontrol
panel
o Matikan NFB didalam kontrol panel, jika tombol on /off berada diluar ruang control.
11
12. Gambar 10. Grit Chamber Tipe Cir
rcular rake / Detri Tank / Square HorizontalFlow
itus e
Sumber Metcalf & Eddy 2000
r: y,
12
13. mbar 11. Op
Gam perasional Gr Chamber Tipe Circula Rake/Detr
rit ar ritus
e. Pe emisah Tipe Pusaran & Tipe Ulir /
e /Cyclone Sep parator & Sc
crew Separaator
Cyclo separato adalah ra
one or angkaian per ralatan dari sistem pemi isahan grit d
dari grit cha
amber
sistem kanal, pad sistem ko
m da olam detritus grit sudah dicuci dan dikumpulka pada ujun rak
s an ng
pencu Operasio Cyclone separator a
uci. onal e adalah sebaga berikut:
ai
Cyclone sepa
C arator dihubu ungkan langgsung dengan pipa keluar dari pompa pasir, tana dan
n r a ah
pasir dan buti
p iran kasar lai
innya yang tterkumpul di dasar grit ch
i hamber disedot bersama-sama
dengan limba cair oleh p
d ah pompa pasir tersebut dan dipisahkan menjadi bah padat da cair
n han an
didalam cycl
d lone separat tor. Tanah dan pasir yang sudah dipisahkan terkumpul dan
h n,
te
ersimpan di c
chamber di d dasar cyclone separator.
e
Setelah selesa mengoper
S ai rasikan pomp pasir, buk kran yan terpasang di bagian bawah
pa ka ng g b
chamber di ba
c agian bawah cyclone sep
h parator, lalu limbah disalurkan kedala parit.
am
Tanah dan pa akan teta berada di d
T asir ap dalam parit, dan limbah s
secara alami mengalir keembali
ke
k grit chamb ber.
Tanah dan pa yang terk
T asir kumpul di pa diciduk 1-2 kali semin
arit 1 nggu dan pinndahkan ke sludge
s
drying bed. K
d Kadang perlu dicuci supay tidak bau.
u ya .
13
14. Gambar 1 Cyclone Separator
12. S
Screw separator mempunyai konstruksi s
w seperti ulir yang miring d bertump pada dasa bak,
y dan pu ar
diman bak terse
na ebut adalah sebagai dasa dari grit chamber. Da
ar c asar dari gri chamber dibuat
it d
konus dan miring kearah uju screw sep
g ung eparator. Op perasional sc
crew separat adalah se
tor ebagai
berik
kut:
Hidupkan sce separator screw/ulir akan berput dan meng
H ew r, tar gangkat air berserta grit yang
t
te
erkumpul diddasarnya naik keatas
k
Dinding scre separator terbuat da plat berl
D ew r ari lubang luban sehingga air akan keluar
ng, a k
melaui lubang tersebut, se
m g edangkan gri akan terang naik.
it gkat
Efek dari put
E taran serta d
dorongan dar screw aka membersi
ri an ihkan grit da bahan or
ari rganik
la
ainnya, sehin
ngga grit yan keluar dar sistem ini sudah tercuci bersih dan tidak bau.
ng ri s i
Grit
G akan kel luar melalui ujung dari screw, dan ak ditampun pada wad
kan ng dah/bin, dan setiap
hari
h dibuang.
f. Sa
aringan Kas Grit cham
sar mber
Biasa
anya pada uju grit chamber sistem kanal, terda lagi bar screen, siste operasion
ung apat em nalnya
sama yaitu:
a
Plastik dan k
P kotoran meng gambang lai innya dalam influen disa aring dengan saringan kasar /
n k
bar
b screen.
Kotoran-koto
K oran yang mmenempel di saringan di iambil secara manual de
a engan alumu unium
rake. Ambil kkotoran 1-2 kali sehari. M
Misal pada titik ini dipasang mechan
t nical screen maka
secara otomat sampah akan dikumpu
tis ulkan dan dib
buang secara rutin.
a
14
15. Gambar 13. Screw Separator
S
Jika menggunnakan mecha
anical screen maka den
n, ngan conveyo belt sampa yang tera
or ah angkat
dipisahkan da dimasukan dalam peng
d an n gumpul/cont tainer sampaah.
Kotoran diam dan dibu
K mbil uang paling t
tidak 1 (satu) kali sehari jika menggu
unakan bar screen
s
sistem manua dan jika m
al, mamakai sariingan mekan juga dibua sekali se
nis ang ehari.
Gamba 14. Bar Sc
ar creen Kedua
g. Ba pembagi
ak
Setela unit pret
ah treatment, pada awal/hu dari siste pengolah dengan kolam stabi
ulu em han ilisasi,
selalu terdapat b pembagi aliran. Pen
u bak i ngolahan de engan sistem kolam stab
m bilisasi umu
umnya
terdir dari minimal 2 (dua jalur siste pengolah
ri a) em han, karena hal tersebu memungk
ut kinkan
penannganan yang maksimal dan baik ji terjadi problem pad salah satu jalur, bisa juga
g ika p da u a
berfu
ungsi pada sa pasokan l
aat limbah sanga sedikit ata kurang dar 50%, mak pengolahan bisa
at au ri ka n
dilakuukan hanya d
dengan sat ja pengolah
alur han.
15
16. Pada bak pembagi/distribution chamber, terdapat 2 (dua) pintu air/gate (jika ada 2 jalur
pengolahan), setiap gate/pintu air berfungsi untuk menyalurkan air limbah ke salah satu
jalur/baris kolam stabilisasi. Pengoperasian pintu air bisa secara manual atau secara otomatis.
Operasional bak pembagi tersebut adalah sebagai berikut:
Jika aliran air limbah 100% dari kapasitas desain, maka 2 (dua) pintu air dibuka normal,
kedua pintu air tersebut akan mendistribusikan efluen ke kolam stabilisasi No.1 dan No.2.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, dua baris kolam dipasang paralel di dalam sistem ini
Biasanya Setiap baris terdiri dari 2 (dua) atau 3 (tiga) kolam anaerobik (paralel) ditambah
dengan 2 (dua) kolam fakultatif (paralel) dan 2 (dua) kolam maturasi yang disusun secara
seri.
Air limbah tersalurkan ke semua kolam secara normal.
Jika aliran air limbah kurang dari 50% dari kapasitas desain, mengoperasikan satu baris
kolam boleh dilakukan. Dalam hal ini, "tutup" salah satu pintu air/distribution gate pada
baris kolam yang akan diistirahatkan.
h. Perangkap Lemak/ Grease Trap
Sebaiknya grease trap dipasang/berada pada setiap rumah, sehingga resiko penyumbatan
pada jaringan perpipaan jadi minim/kecil, sehingga pemeliharaan jaringan perpipaan secara
keseluruhan akan menjadi ringan. Pemeliharaan grease trap menjadi tanggung jawab
masing masing rumah tangga.
Jika grease trap dibuat sentral, maka terdapat 2 (dua) jenis grease trap yang bisa
digunakan. Jenis pertama adalah grease trap dengan konstruksi sederhana yaitu kolam
yang diberi sekat-sekat. Grease trap jenis ini tidak memerlukan pengoperasian secara
khusus, hanya perawatan dan pemeliharaan saja. Lemak dan kotoran mengambang pada
kolam, diambil dan dibersihkan setiap hari dan dibuang ketempat pembuangan sampah atau
bisa dibakar di incinerator.
Grease trap jenis kedua adalah grease trap yang menggunakan aerasi udara, disebut juga
dengan sistem flotation. Operasional grease trap jenis ini adalah sebagai berikut:
o Hidupkan pompa udara / kompressor untuk flotasi, tombol ada pada panel listrik
diruang utama.
o Hidupkan skimmer/ pengeruk dan pengumpul scum
o Scum yang terkumpul pada kolam pengumpul diambil dan dibuang 1-2 kali dalam
sehari.
16
17. Gambar 15. Grease Trap
i. Bak Perata/ Ekualisasi
Bak ekualisasi berfungsi sebagai pengumpul air limbah selama 24 jam dari cakupan wilayah
kerja IPAL yang ada, juga sebagai kolam pengumpul sebelum dipompakan ke unit pengolahan
berikutnya. Dari bak ekualisasi ini, air limbah dipompa masuk ke unit pengolahan selama 24
jam. Tidak ada operasi khusus pada bak ekualisasi ini.
j. Pompa Angkat/ Lift pump
Pada suatu IPAL biasanya selalu terdapat 3 (tiga) unit pompa angkat, 2 (dua) unit pompa untuk
dioperasikan (bergantian) dan 1 (satu) unit pompa untuk standby. Standby bisa berarti pompa
bisa dioperasikan sewaktu waktu, misal dalam kondisi air di pump station tinggi/ banjir, atau
bila salah satu pompa mengalami kerusakan atau macet, dan lain sebagainya. Jenis pompa
angkat (positip) bermacam macam, bergantung pada besarnya volume dan berapa tingginya air
yang mau dipindah, dan lain sebagainya. Untuk IPAL komunal, biasanya dipakai pompa jenis
sump-pump yang submersible (terbenam di dalam air limbah).
17
18. Gamb 17. Cont Pompa Angkat (Lift P
bar toh A Pump)
Pe
ersiapan operrasi/item yan harus dipe
ng eriksa
o Periksa a apakah opera ation panel (p
panel kontrol ompa) suda menyala. Panel opera ada
ah asi
di ruang m
mesin. Perik lampu ind
ksa dikator yang berwarna hij
jau.
o Jika powe indicator lamp (lampu indikator listrik) tidak m
er u menyala, hid
dupkan NFB untuk
power sup pply.
o Periksa li istrik yang ddisalurkan ke pompa. Listrik tersambu jika lam indicator yang
e ung mpu r
warna hij menyala.
jau
o Jika lam mpu operasi tidak meny yala, hidupkkan NFB un ntuk pompa yang diingginkan
didalam ppanel listrik.
Pe
engoperasian
n
Pompa angk selalu pu
P kat erasi, yaitu pengoperasian otomatis atau
unya 2(dua) mode ope
) s
manual.
m
Pe
engoperasia Otomatis
an
Ada dua jenis pengoperasian, tergantu ketinggia permukaa air di rum pompa. Detail
ung an an mah D
da pengopera
ari asian adalah sebagai beri
ikut:
Peengoperasian Otomatis 1
n
Jik tinggi pe
ka ermukaan ai di rumah pompa men
ir ncapai level tinggi terte
entu, misalny X,
ya
ompa otomat menyala, dan jika air mencapai level Y, pomp otomatis m
po tis pa mati. Jika me
emilih
mode auto-1, pompa otom
m matis menyala dan mati ketika air di rumah pomp mencapai level
k pa i
X dan Y .
18
19. Pengoperasian Otomatis 2
Jika tinggi permukaan air di rumah pompa mencapai level X, pompa otomatis menyala, dan
jika air mencapai level Y, pompa otomatis akan mati. Jika diatur pada mode auto-2, pompa
otomatis akan hidup dan mati ketika air di rumah pompa diantara level air X dan Y.
Timer otomatis pada POMPA 1 diatur pada
00.00 off / mati
06.00 on /nyala
12.00 off / mati
18.00 on /nyala
Timer otomatis pada POMPA 2 diatur pada
00.00 on /nyala
06.00 off / mati
12.00 on /nyala
18.00 off / mati
Jika aliran limbah sesuai dengan kondisi desain, dua pompa akan beroperasi secara
bergantian setiap 6 jam, sementara pompa ketiga dalam kondisi standby. Karena itu, satu
pompa harus diatur dalam mode auto-1 dan satu pompa lainnya diatur dalam mode auto-2.
Catatan:
Tombol pengoperasian untuk masing-masing pompa biasanya selalu punya pilihan :
“auto-1”, “auto-2”, “manual” dan “stop”.
Pompa yang sudah dipilih akan beroperasi secara otomatis dengan level air dan waktu yang
sudah ditentukan di rumah pompa. Periksa apakah pompa mengangkat limbah sesuai dengan
mode pengoperasian yang sudah dipilih.
Operasi manual
Tombol Pengoperasian pompa yang ingin dioperasikan oleh operator, harus diposisikan
pada tulisan “manual”, baru pompa tersebut bisa berkerja secara manual. Jika tombol
pengoperasian diposisikan ke “stop”, maka pompa akan mati. Waktu kerja (berapa jam
nyalanya) pompa juga akan bekerja secara manual.
Biasanya operasi pompa ini dihubungkan dengan sistem alarm baik pada pengoperasian
secara otomatis maupun manual, sehingga jika pompa tidak berjalan sebagaimana
mestinya, maka alarm akan memberikan sinyal supaya operator bisa bertindak sebagaimana
mestinya.
19
20. k. Pengatur aliran/ Flow control
Jika aliran air limbah yang masuk ke IPAL akan diatur/dibagi rata masuknya berapa m3 /jam,
dan kontinyu selama 24 jam, maka diperlukan alat pengatur aliran/flow control box.
Konstruksinya biasanya dengan V-notch, sehingga bisa diatur debit yang diinginkan masuk ke
unit IPAL.
Atur ketinggian permukaan air pada V-Notch
Ukur debit yang keluar, jika sudah tercapai debit yang sesuai , kencangkan baut gate V-
notch tersebut.
4. PENGOPERASIAN KOLAM STABILISASI LIMBAH
a. Umum
Sistem ini pada umumnya tidak dilengkapi peralatan mekanis, maka pengoperasian dan
pemeliharaan sistem ini relative mudah , sederhana dan murah. Mengoperasikan kolam
stabilisasi membutuhkan tenaga orang-orang yang terlatih. Pengoperasian dan perawatan
mencakup memulai pengoperasian kolam, mengelola kondisi permukaan kolam, menjaga
tanggul dan lokasi site kolam, dan juga menguras kolam serta membuang lumpur.
b. Peralatan yang diperlukan
Untuk mengelola permukaan kolam, yang dibutuhkan: perahu kecil dan garu bergagang
panjang, selang air atau pompa portabel dan sumber air. Untuk memelihara tanggul dan lokasi
kolam, yang dibutuhkan: sekop, kapak, parang, alat potong rumput dan ilalang, gerobak sorong,
persediaan batu, tiang kayu, pagar kawat, palu, paku, pipa cadangan, semen. Peralatan lain yang
dibutuhkan antara lain tool shed, rambu peringatan, bahan pembuat pagar, dan sarung tangan
dan sepatu bot dari karet. Jangan lupa memakai sepatu bot dan sarung tangan jika berkerja di
sekitar kolam stabilisasi.
Kolam stabilisasi yang beroperasi dengan baik dan dipelihara sebagaimana mestinya biasanya
tidak berbau. Bagi anak-anak maupun orang dewasa, tempat ini tampak seperti tempat untuk
berenang atau bermain. Tindakan-tindakan ini harus dilarang. Harus dilakukan tindakan
pencegahan untuk mencegah orang-orang yang tak berwenang masuk ke dalam lokasi. Pasang
rambu peringatan, atau pasang pagar atau barikade.
c. Definisi umum
Algae: tumbuhan kecil berwarna hijau, biasanya mengambang di permukaan air; tumbuhan ini
tumbuh dan berkembang di kolam stabilisasi dan menghasilkan oksigen.
20
21. Kolam anaerobik: kolam stabilisasi yang menerima sewage/air limbah dari sistem jaringan
pengumpul air limbah dan mengalirkan ke kolam fakultatif
Efluen: air limbah yang sudah melewati proses pengolahan.
Kolam fakultatif: kolam stabilisasi yang menerima air limbah yang sudah terolah di kolam
anaerobik, dan mengalirkan air yang sudah diolah ke selokan kering atau ke kolam maturasi.
Kolam maturasi: kolam stabilisasi yang menerima air limbah yang sudah diolah di kolam
fakultatif, selanjutnya mengolah air limbah tersebut dan mengalirkannya ke selokan kering;
kolam maturasi kadang-kadang digunakan untuk memelihara ikan.
Scum: kotoran/padatan/partikel mengambang yang muncul di permukaan cairan, sangat lazim
terjadi di kolam anaerobik.
Sewage (air limbah): air yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti air cucian, tinja, dan
air yang digunakan untuk menggelontor tinja dari bangungan/rumah lewat pipa jaringan
pengumpul dan menuju tangki septik, jamban atau kolam stabilisasi.
Lumpur (Sludge): padatan / lumpur yang mengendap
Sewage (air limbah) olahan: air limbah yang mengalir keluar dari kolam stabilisasi atau sistem
pengolahan lain. Sewage olahan lebih aman dari pada sewage yang sudah diendapkan dan bisa
digunakan untuk irigasi tanaman yang bukan dikonsumsi manusia.
d. Memulai Pengoperasian Kolam Stabilisasi
Jika rancangan waktu retensi suatu kolam tidak lebih dari 10 hari, atau jika hanya sebagian dari
seluruh hunian tersambung ke sistem jaringan pipa pengumpul air limbah, mungkin lebih
menguntungkan untuk membagi kolam dalam beberapa bagian. Pembagian akan membuat dasar
kolam lebih cepat kedap air dan mencegah tumbuhnya rumput dan tanaman liar. Buatlah satu
atau dua tanggul selebar kolam. Tanggul tersebut membagi kolam menjadi dua atau tiga bagian.
Tanggul ini dibuat dari tanah dan tingginya tidak lebih dari 5 m.
Alirkan sewage ke dalam kolam. Padatan yang mengendap akan mengendap pelan-pelan dan
pelan-pelan menutupi dasar kolam bagian pertama. Setelah beberapa hari, kolam bagian
pertama akan penuh dan air limbah yang akan diolah (sewage) akan luber dan melewati tanggul
sementara dan mulai menutupi dasar kolam bagian kedua. Setelah satu atau dua minggu,
21
22. tergantung ukuran kolam dan volume aliran per hari, kolam akan terisi dengan efflent hingga
kedalaman yang direncanakan.
Jika ada dua atau lebih kolam:
i. Tutup inlet kolam pertama dan alihkan sewage ke kolam ke-dua, isi bagian per-bagian.
ii. Biarkan efluen di kolam yang sudah terisi hingga mencapai “matang” selama 10-20 hari.
Efluen perlahan-lahan berubah warna menjadi kehijau-hijauan.
iii. Alihkan aliran efluen kembali ke kolam pertama sehingga sewage yang sudah diolah
mengalir keluar lewat outlet. Jika kolam terhubung secara seri, sewage yang sudah diolah
akan mengalir dari kolam pertama mejuju kekolam ke dua dan disalurkan keluar dari
outlet kolam kedua.
Jika kolam-kolam berhubungan secara paralel:
i. Biarkan kolam yang sudah diisi bersamaan, matang selama 10-20 hari, sampai berwarna
kehijau-hijauan
ii. Biarkan sewage memasuki kedua kolam tersebut dan mengalir keluar dari kedua kolam
sebagai sewage olahan.
Aliran
Aliran Kolam yg sdh
penuh, dan Kolam yg
Kolam yg matang Kran
sedang diisi sdh penuh,
dan matang
Kran
Sekat tanah Kolam yg
Temporer, Kran
sedang diisi
+ 0,5 m buka
Kran
tutup
Sekat tanah
Temporer,
+ 0,5 m
Aliran
Aliran
KOLAM secara paralel KOLAM secara seri
Gambar 18. Proses Pengisian Kolam
22
23. Seperti telah dipaparkan di muka, sistem ini terdiri dari 3 (tiga) urutan proses, yaitu proses pada
kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam maturasi.
e. Kolam Anaerobik
Periksa kedalaman kolam anaerobik, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana, periksa juga
bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran/outlet dari sistem, apakah letaknya sudah
sesuai dengan desain. Bersihkan seluruh tanaman yang tumbuh dikolam kosong calon untuk
kolam anaerobik.
Isi kolam dengan air limbah mentah, pengisian dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu
tertentu. Pengisian pertama bisa dengan 25% dari kapasitas kolam. Jika memungkinkan,
inokulasikan biomass aktif pada awal operasi ini. Biomasss aktif bisa diambil dari kolam
anaerobik lain atau dari reaktor lain yang masih aktif (UASB, Baffle septic tank, tangki septik,
dan sebagainya). Kolam anaerobik diisi secara bertahap hingga mencapai daya tampung yang
direncanakan selama kurun waktu 3 (tiga) minggu hingga 6 (enam) minggu.
Waktu pengisian kolam tersebut sangat tergantung dari kondisi pertumbuhan microorganisme,
ada tidaknya penambahan microorganisme aktif dalam kolam tersebut (sehingga dapat
mempercepat). Selama masa start-up ini kondisikan dan pertahankan pH pada 7-7,5 supaya
memungkinkan populasi archareal methanogenic tumbuh.
Jika pH bersifat asam/merosot menjadi < 7, koreksilah dengan menambahkan kapur/gamping
kedalam kolam. Sangat penting menjaga kondisi pH pada awal start –up ini. Lakukan sampling
dan analisa setiap minggu, chek kandungan organik dari influen dan efluen sehingga tahu
bahwa kolam anaerobik telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara
normal.
Setelah beroperasi secara normal, lakukan operasi standar sebagai berikut.
Periksa saluran inlet dan outlet sehari dua kali, untuk memastikan tidak tersumbat oleh
benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah.
Lokalisir scum yang terjadi pada permukaan kolam, dengan konstruksi scum box (lihat
gambar)
Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh ditepi kolam atau dari dalam kolam.
Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan.
Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.
23
24. Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu,
tikus, dsb) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri, maka bisa segera dilakukan
perbaikan.
Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan lakukan
perbaikan permanen secepatnya.
Gambar 19. Kolam Stabilisasi Dengan Scum Box
f. kolam Fakultatif
Kolam Fakultatif pada tahap awal memulai sistem kolam stabilisasi
o Kolam fakultatif dioperasikan terlebih dahulu sebelum mengoperasikan kolam
anaerobik agar bau tidak timbul jika efluen dari kolam anaerobik disalurkan ke
kolam fakultatif.
o Periksa kedalaman kolam fakultatif, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana,
periksa juga bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran /outlet dari sistem,
apakah letaknya sudah sesuai dengan desain.
o Isi kolam dengan air bersih, bukan air limbah. Air bersih bisa didapat dari air
permukaan/air sungai, atau air tanah/air dari sumur. Isi penuh sesuai kapasitas
desain
o Diamkan selama 3-4 minggu dan tidak ada penambahan air baru. Penambahan bisa
dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam.
o Selama periode tersebut akan tumbuh populasi bakteri heterotropik dan algae yang
diperlukan bagi pengolahan limbah.
24
25. o Jika tidak tersedia air bersih, boleh diisi dengan air limbah mentah. Isi penuh sesuai
kapasitas.
o Diamkan dalam kurun waktu 3 sampai 4 minggu, tidak ada penambahan air baru.
Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada
kolam.
o Akan tumbuh populasi mikrobaia pada masa start up tersebut, jika memakai air
limbah mentah, kemungkinan akan timbul bau pada periode tersebut.
o Lakukan Sampling dan analisa setiap minggu, chek kandungan organik dari influen
dan efluen sehingga tahu bahwa kondisi kolam fakultatif telah berfungsi sesuai
desain kriteria, dan dapat dioperasikan secara normal.
Setelah beroperasi secara normal, lakukan standard operasi sebagai berikut.
o Periksa saluran inlet dan outlet sehari dua kali, untuk memastikan tidak tersumbat
oleh benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah.
o Buang lapisan scum yang timbul, karena scum pada kolam fakultatif akan
menghambat proses fotosintesis dari algae.
o Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh di tepi kolam atau dari dalam kolam.
o Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan.
o Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.
o Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang
(kelinci, yuyu, tikus, dan sebagainya) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri,
maka bisa segera dilakukan perbaikan.
o Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan
lakukan perbaikan permanen secepatnya.
g. Kolam Maturasi/ Pematangan
Kolam maturasi pada tahap awal memulainya sama dengan tahap awal pada sistem kolam
stabilisasi. Operasional kolam ini adalah sebagai berikut:
o Kolam maturasi dioperasikan bersamaan dengan pengoperasian kolam fakultatif, sebelum
mengoperasikan kolam anaerobik. Maksudnya supaya bau tidak timbul jika efluen dari
kolam anaerobik disalurkan ke kolam fakultatif dan maturasi.
25
26. o Periksa kedalaman kolam maturasi, apakah sudah sesuai dengan desain/rencana, periksa
juga bagian selokan pemasukan/inlet dan pengeluaran/outlet dari sistem, apakah letaknya
sudah sesuai dengan desain.
o Isi kolam dengan air bersih, bukan air limbah. Air bersih bisa didapat dari air permukaan /
air sungai, atau air tanah/air dari sumur. Isi penuh sesuai kapasitas desain
o Diamkan selama 3 sampai 4 minggu dan tidak ada penambahan air limbah baru (influen).
Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam.
o Selama periode tersebut akan tumbuh populasi bakteri heterotropik dan algae yang
diperlukan bagi pengolahan limbah.
o Jika tidak tersedia air bersih, boleh diisi dengan air limbah mentah. Isi penuh sesuai
kapasitas.
o Diamkan dalam kurun waktu 3 sampai 4 minggu, tidak ada penambahan air baru.
Penambahan bisa dilakukan jika muka air menurun, artinya terjadi kebocoran pada kolam.
o Akan tumbuh populasi mikrobia pada masa start up tersebut, jika memakai air limbah
mentah, kemungkinan akan timbul bau pada periode tersebut.
o Lakukan sampling dan analisa setiap minggu, periksa kandungan organik dari influen dan
efluen sehingga tahu bahwa kolam anaerobik telah berfungsi sesuai desain kriteria, dan
dapat dioperasikan secara normal.
Setelah beroperasi secara normal, lakukan standar operasi unit ini adalah sebagai berikut:
o Periksa saluran inlet dan outlet sehari 2 (dua) kali, untuk memastikan tidak tersumbat oleh
benda atau kotoran besar yang akan mengganggu aliran limbah.
o Bersihkan segala tumbuhan yang tumbuh ditepi kolam atau dari dalam kolam.
o Lakukan pengukuran aliran debit masuk dan debit keluar, setiap bulan.
o Lakukan analisa kualitas limbah baik influen dan efluen setiap minggu.
o Inspeksi kondisi tanggul setiap hari, jika terjadi kerusakan baik oleh binatang (kelinci, yuyu,
tikus, dan sebagainya) maupun oleh air dan kondisi tanahnya sendiri, maka bisa segera
dilakukan perbaikan.
o Lakukan perbaikan darurat segera setelah ditemukan kerusakan pada tanggul, dan lakukan
perbaikan permanen secepatnya.
26
27. 5. PEMELIHARAAN KOLAM STABILISASI LIMBAH
a. Mengelola kondisi permukaan kolam
Perubahan cuaca, volume aliran harian air limbah, temperatur air, dan arah angin bisa
menimbulkan kondisi-kondisi yang tidak diinginkan pada permukaan kolam, khususnya
perkembang-biakan algae. Pada permukaan kolam akan muncul lapisan scum dan lapisan-
lapisan lumpur (sludge) yang mengambang. Algae bisa berkembang-biak dan membentuk
lembaran-lembaran yang mengambang di permukaan dan menghalangi sinar matahari dan
merusak efisiensi kolam. Lembaran-lembaran algae yang mati bisa membusuk dan
menimbulkan bau tak sedap. Lembaran-lembaran tersebut harus dipecah dan dibuyarkan dengan
semprotan air dari selang atau dengan kait. Jika diperlukan, gunakan perahu untuk menjangku
lembaran-lembaran tersebut.
Lapisan scum sering sekali terbentuk di permukaan kolam anaerobik. Scum akan menimbulkan
bau tak sedap dan merangsang serangga berkembangbiak disana. Hancurkan scum dengan
semprotan air atau kait bergagang panjang.
Sampah
Pengait Pengait mengambang
Lembaran
ganggang, Screen pelindung
scum, lumpur outlet
Permukaan kolam
Permukaan kolam
Dasar kolam Outlet
Outlet
Dasar kolam
PEMELIHARAAN Pakailah selalu Baju Pelampung jika bekerja
PERMUKAAN KOLAM di Kolam
Gambar 20. Kegiatan Pemeliharaan Kolam
Masalah di permukaan lainnya adalah kotoran-kotoran yang terbawa angin, misalnya daun-
daunan. Benda-benda seperti ini bisa menganggu outlet kolam. Benda ini harus dibuang dari
kolam dan dikumpulkan di luar kolam.
27
28. Tabel 1. Kondisi Permukaan Kolam
Kondisi Masalah Yang Ditimbulkan Solusi
Pertumbuhan Algae Bau, Kinerja Kolam Menurun Buyarkan Lembaran
Algae
Lapisan Scum Bau, Serangga berkembang biak Buyarkan Lapisan Scum
Lumpur yang naik ke Bau Buyarkan lapisan lumpur
permukaan
Sampah mengambang Mengganggu outlet Buang sampah yang
mengambang
Kondisi permukaan lain yang harus diperiksa secara berkala adalah warna kolam. Setiap jenis
kolam punya ciri warna, dan perubahan warna biasanya menandakan masalah yang harus
diperiksa secepatnya. Warna kolam yang berjalan pada kondisi normal/berimbang dapat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Warna Kolam
JenisKolam Ciri Warna
Anaerobik Hitam kehijau-hijauan
Fakultatif Hijau atau hijau kecoklat-colatan
Maturasi Hijau
Perubahan warna biasanya menandakan perubahan dalam sewage yang masuk ke dalam kolam.
Ini bisa terjadi oleh kenaikan konsentrasi tinja, air hujan atau air dibawah permukaan masuk ke
dalam sistem sewer. Atau karena bahan seperti minyak, bahan kimia, darah binatang masuk
bersama dengan sewage. Apapun penyebabnya, itu harus ditemukan dan dihentikan secepat
mungkin. Jika ada laboratorium, sampel air kolam di permukaan dan dibawah permukaan
diteliti untuk mengetahui penyebab perubahan pada kolam.
b. Pemeliharaan tanggul dan lokasi sekitar kolam
Lakukan pemeriksaan tanggul dan lokasi kolam setiap satu atau dua minggu. Selain kondisi
permukaan kolam seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ada beberapa hal yang perlu
diperiksa. Jika ada masalah, perbaiki segera. Pemeliharaan tanggul dapat dilihat pada Gambar
berikut ini.
28
29. Memotong
rumput
Menyiangi
Mengisi lubang
dengan tanah
Tanah
Tanggul dalam
Tanggul luar
Kolam
Gambar 21. Kegiatan Pemeliharaan Tangul
Gambar 22. Jenis Tanggul Pada Kolam Stabilisasi (Tanggul Dengan Konstruksi Dari Beton dan
Pasangan Batu)
c. Pengelolaan lumpur
Pada tahun pertama pengoperasian kolam, lumpur akan terkumpul di dasar kolam. Setelah itu,
proses biologis akan mulai menguraikan lumpur pada kecepatan yang sama dengan kecepatan
terkumpulnya lumpur di dasar kolam, umumnya membuat akumulasi lumpur bisa diabaikan.
Walau demikian, ketebalan lumpur harus diperiksa setiap tahun. Jika lebih dari sepertiga dari
kedalaman kolam yang direncanakan, hal ini bisa mengganggu proses alamiah dari kolam
29
30. tersebut dan bisa menyumbat pipa inlet. Jika demikian, kolam harus dikuras dan lumpur harus
dibuang. Seberapa sering hal ini harus dilakukan tergantung pada kondisi lokal dan jenis kolam.
Frekuensi pengurasan lumpur dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 3. Permasalahan Dan Perawatan Kolam Stabilisasi
Area yang diperiksa Kondisi atau Tindakan
masalah
Area disekeliling lokasi Pohon atau semak yang Potong dan buang
kolam baru tumbuh
Area disekeliling lokasi Limpahan air permukaan Alihkan atau hindari supaya
kolam tidak masuk kolam dengan dam
kecil atau parit
Lereng Tanggul bagian luar Erosi air atau angin Isi dengan bahan padat; tanam
dan puncak tanggul rumput
Lereng Tanggul bagian luar Rumput atau ilalang Potong rumput atau ilalang;
dan puncak tanggul buang rumput yang sudah
dipotong
Lereng tanggul bagian Erosi karena cuaca atau Ganti batu yang dipasang untuk
dalam gelombang air kolam melindungi tanggul kolam
Tepian kolam Rumput Potong dan buang hasil potongan
Outlet kolam Sampah di sekitar outlet Buang sampah yang
menghalangi outlet
Permukaan kolam Nyamuk Ppenyemprotan minyak bahan
bakar berukuran halus atau
pelihara ikan yang memakan
jentik-jentik nyamuk
Jika sistem sewer komunitas dihubungkan pada satu kolam saja, walaupun hanya sementara,
perlu dibuat kolam lain atau pengolahan komunal secara temporer. Efluen dari sistem sewer
temporer ini tak boleh dibuang ke sungai, danau atau selokan kering.
Tabel 4. Frekuensi Pengurasan Lumpur Kolam
Jenis Kolam Frekuensi
Anaerobik 2-12 tahun
Fakultatif 8-20 tahun
Maturasi Mungkin tidak pernah
30
31. Memeriksa Ketebalan Lumpur.
Sekali setahun, ukur ketebalan lumpur di dekat inlet kolam. Gunakan perahu dan tongkat
panjang dengan ujung yang dililiti kain berwarna terang sepanjang satu meter. Gambaran
kegiatan pemeriksaan ketebalan lumpur terlihat pada Gambar 23 berikut ini.
Tongkat pengukur
Perahu Ps. Batu
Kain warna terang Warna hitam menunjukan
kedalaman lumpur Tanggul
diikat pd tongkat
Inlet
Lumpur Dasar kolam
Gambar 23. Kegiatan Pemeriksaan Ketebalan Lumpur
Celupkan tongkat ke dasar kolam dan setelah satu menit, angkat pelan-pelan. Partikel-partikel
lumpur akan menempel pada kain dan ketebalan lumpur bisa diukur. Jika ketebalan kurang dari
sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan, tak diambil tindakan apapun. Jika ketebalan
lumpur sama dengan atau lebih besar dari sepertiga dari kedalaman kolam yang direncanakan,
kolam harus dikuras dan lumpur harus dibuang. Lakukan pengurasan pada musim kering.
Menguras kolam.
Jika kolam-kolam berhubungan secara seri, alihkan aliran ke kolam berikutnya. Jika kolam-
kolam berhubungan secara paralel, alihkan seluruh aliran sewage ke kolam yang tidak sedang
dikuras.
Untuk menguras kolam, copot sambungan sambungan/sock pipa dari outlet vertikal satu
persatu. Ini memungkinkan untuk menurunkan permukaan kolam secara bertahap hingga
permukaan lumpur terlihat.
31
32. Memindahkan lumpur.
Biarkan lumpur kering karena sinar matahari. Ini akan butuh beberapa minggu tergantung pada
kondisi lokal. Jika lumpur benar-benar kering, lumpur bisa diambil dengan escavator atau
sekop. Angkut lumpur dengan truk atau pedati. Lumpur dalam jumlah kecil bisa dibiarkan
dalam kolam untuk membantu memulai proses biologis ketika kolam kembali beroperasi.
Membuang lumpur
Buang lumpur kering di tempat penimbunan atau gunakan sebagai pupuk, lebih tepatnya untuk
tanaman yang tidak ditujukan untuk manusia. Jangan gunakan lumpur untuk tanaman yang akan
dimakan mentah, seperti tomat atau selada.
Kolam terisi Aliran
dan beroperasi
Mengangkut Membajak
Lumpur untuk
pertanian
Mengisi gerobak
Lumpur
Tanggul
Aliran
Gambar 24. Kegiatan Pemindahan Lumpur Kering
Mengisi Kolam.
Ketika kolam kosong, periksa pipa inlet dan outlet, dan saringan. Jika ada kerusakan, perbaiki
secepatnya. Jika kolam-kolam dihubungkan secara seri, alihkan kembali aliran efluen ke inlet
kolam yang kosong. Jika kolam dihubungkan secara paralel, kolam kedua mungkin perlu
dikosongkan dan dibersihkan. Alihkan aliran efluen ke kolam kosong dan kolam kedua
dikeringkan dan lumpur dipindahkan, alihkan efluen sehingga aliran efluen mengalir sama besar
ke kedua kolam.
32
33. d. Pengelolaan peralatan
Alat untuk mengoperasikan dan memelihara sebuah kolam kolam stabilisasi harus disimpan di
gudang di dekat lokasi kolam. Bersihkan semua alat dan simpan dalam kondisi yang baik.
Buatlah catatan yang menunjukkan semua kegiatan pemeliharaan.
Tabel 5. Contoh Catatan Pemeliharaan Kolam Stabilisasi
Tanggal Tugas
1 Jan 2008 Memotong Rumput dan Ilalang di Tanggul. Mencabuti rumput
yang tumbuh di tepian kolam; membuang rumput yang sudah
dicabut.
5 jan 2008 Dengan perahu mengambili sampah yang menutupi saringan
pelindung outlet
1 Feb 2008 Memotong dan Membuang rumput dan ilalang di tanggul.
15 Mar 2008 Memotong dan Membuang rumput dan ilalang di tanggul.
30 Mar 2008 Dengan perahu, memecahkan lembaran algae yang muncul
dipermukaan kolam.
10 April 2008 Dengan perahu, mengukur ketebalan lumpur. Hasil pengukuran
tebal lumpur 1,5 meter. Hasil bagus.
28 April 2008 Memotong rumput dan ilalang di tanggul. Mencabuti rumput
yang tumbuh di tepian kolam; membuang rumput yang sudah
dicabut.
e. Pemeliharaan rutin
Begitu kolam mulai berfungsi dalam kondisi yang mapan, pemeliharaan rutin yang diperlukan
adalah pemeliharaan minimal, walau demikian sangat diperlukan supaya dapat beroperasi
dengan baik. Kegiatan perawatan rutin yang utama adalah:
Membuang grit atau bahan yang tersaring dari unit pengolahan awal
Memotong rumput di tanggul kolam
Membuang scum dan makrofita mengambang dari permukaan kolam fakultatif dan kolam
maturasi.
Jika lalat berkembang biak dalam jumlah besar pada scum di kolam anaerobik, scum harus
dipecah dan ditenggelamkan dengan semprotan air.
Membuang setiap material yang menghalangi inlet dan outlet
33
34. Memperbaiki setiap kerusakan pada kolam yang disebabkan oleh hewan pengerat atau atau
hewan penggali lainnya.
Memperbaiki setiap kerusakan di pagar dan gerbang.
f. Pegurasan Lumpur
Sesuai dengan nilai desain, berapa lumpur yang akan terkumpul setiap tahun dalam kolam
anaerobik. Lumpur harus dikuras/ dikurangi jika sudah mencapai sepertiga dari kapasitas
lumpur maksimal
Sludge yang terkumpul sebaiknya diambil dan dibuang dari kolam anaerobik sekali setiap
tahun.
Alat penyedot lumpur hendaknya cukup memadai, seperti unit penyedot kontinus,
kompresor udara dan kapal.
g. Pembuangan lumpur
Sludge drying bed dibagi jadi 3 (tiga) bagian jalur operasi, artinya secara bergantian sludge
drying bed akan dioperasikan untuk isi, pengeringan, kuras dan rawat .
Lumpur yang terkumpul di kolam anaerobik disalurkan ke sludge drying bed lewat sludge
discharge unit atau secara manual setahun sekali.
Pengisian sludge drying bed harus dilakukan dari kolam ke kolam. Jika konsentrasi lumpur
sebesar 20%, dan kapasitas serta lama operasi unit pompa diketahui, maka dapat dihitung
pengisian kolam akan penuh dalam berapa hari .
Lumpur yang sudah berada dalam drying bed akan terpisah menjadi lapisan atas yang
bening dan lapisan bawahnya yang kental. Atur pintu air/stop log supaya lapisan bening
bagian atas dapat dibuang keluar dan masuk ke kolam pengolahan lagi. Atur pintu tersebut
berulang ulang sehingga konsentrasi lumpur semakin kental dan tidak mau memisah lagi
beningannya.
Setelah itu lumpur dikeringkan dengan sinar matahari selama 2 (dua) atau 3 (tiga) bulan
sampai bisa diambil dengan sekop. Lumpur yang sudah kering bisa diangkut dengan truk
dan dibuang ke tempat pembuangan sludge atau dibuat pupuk.
h. Kebersihan Lingkungan
Instalasi pengolahan air limbah dapat saja menjadi kotor karena operasi-operasi seperti
halnya memindahkan pasir dari grit chamber, memindahkan sludge yang terkumpul dari
anaerobik lagoon, memindahkan lumpur kering dari sludge drying bed, dan lain sebagainya.
Gunakan service water pump untuk memelihara kebersihan instalasi pengolahan limbah.
Sediakan beberapa titik strategis tempat kran air dengan tekanan pompa service ini.
Sediakanlah beberapa hose station pada beberapa lokasi yang strategis, setiap hose station
ada sebuah kotak yang berisi peralatan seperti selang, sikat, sprayer.
34
35. Sebelum mengoperasikan pompa air, siapkan selang untuk area yang akan dibersihkan, baru
kemudian operasikan pompa . pompa air bisa dioperasikan dengan menekan tombol on/off
pompa.
i. Pemeliharaan Peralatan
Adalah penting untuk menjalankan tugas-tugas pemeliharaan yang layak supaya tercapai fungsi
dan kinerja instalasi pengolahan limbah yang baik. Manual ini berisi kegiatan-kegiatan
pemeliharaan instalasi pengolahan limbah sistem kolam stabilisasi. Personil yang terlibat harus
detail dalam memahami dan memelihara agar instalasi ini senantiasa dalam kondisi yang baik.
Pemeliharaan harus dilakukan secara periodik sesuai dengan suatu standar yang spesifik:
1) Inspeksi Harian
Pemeriksaan harian ditetapkan pada jam yang sama setiap hari untuk melihat apakah
ada kelainan/ anomali pada mesin atau peralatan yang sedang berkerja. Hasil inspeksi
dicatat dalam Tabel Inspeksi Harian
2) Inspeksi Periodik
Inspeksi periodik dilakukan menurut standar inspeksi yang sudah ditetapkan
sebelumnya. Ini dimaksudkan untuk memahami kondisi abrasi / ke-aus-an dan
kelapukan pada mesin dan peralatan yang ada, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan
penggantiannya secara sistematis. Jika ditemukan cacat atau kerusakan, langkah-
langkah perbaikan harus dilakukan saat itu juga. Hasil pemeriksaan harus dicatat.
3) Standar Inspeksi/Pemeliharaan
Dengan inspeksi tahunan, 6 (enam) bulanan, 4 (empat) bulanan, bulanan atau harian,
item dan hasil inspeksi tiap-tiap mesin dan peralatan harus dicatat seperti berikut ini:
35
36. Tabel 6. Contoh Catatan Pemeriksaan Harian
Tanggal: _______________
Hasil Keterangan
No Nama Servis Item Pemeriksaan
Pemeriksaan
1 Pompa angkat 1 Suara, getaran, dan panas
Pengukuran Arus Listrik
2 Temperatur Bearing (diukur dengan
tangan)
2 Gate / Pintu air 1 Minyak pada bagian berulir pada spindle
3 Sand Pump 1 Penurunan flow rate akibat penyumbatan
4 Cyclone 1 Catatan pasir yang dipindahkan dari sand
Separator / pot
Screw Separator
5 Aerator (jika 1 Pengukuran Arus Listrik
ada) Temperatur Bearing (diukur dengan
2 tangan)
6 Service Water 1 Suara, getaran, dan panas
Pump 2 Temperatur Bearing (diukur dengan
tangan)
7 Derek / 1 Suara
Rake screen 2 disimpan dan diberi tutup jika tidak sedang
digunakan
pemeriksaan aspek keamanan saat
3 pengoperasian
8 Saringan kasar 1 Membersihkan sludge dari saringan dan
(Coarse ScreenI memeriksa catatannya.
9 Unit 1 Kebocoran
Pembuangan 2 pengoperasian Pompa /
Lumpur pengoperasian kapal keruk
10 Engine 1 Jumlah minyak pelumas, air pendingin dan
generator minyak bahan bakar
air cleaner
2 kekencangan pada belt, kabel, dll
3
Keterangan: √ Dalam kondisi baik
X Tidak baik/rusak
36
37. j. Pemeliharaan Trunk Sewer/Saluran Limbah Utama
Saluran limbah harus terus menerus menyalurkan limbah ke instalasi pengolahan air limbah.
Patroli harus memeriksa setiap manhole (lubang masuk gorong-gorong) di trunk sewer secara
periodik. Saat pemeriksaan, semua sampah seperti grit, kantong plastik, atau benda asing
lainnya yang terkumpul di manhole harus dibuang sampai tuntas.
k. Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Unit IPAL secara keseluruhan dicek dan dicatat semua aktivitas yang dilakukan oleh operator.
Untuk memudahkan pemeriksaan pada kegiatan pemeliharaan IPAL, buatlah tabel pencatatan
seperti contoh dibawah ini, sehingga pekerjaan pemeliharaan bisa lebih sistematis.
Tabel 7. Contoh Catatan Pemeriksaan Mingguan
Tanggal: _____________________
Hasil Keterangan
No Nama Servis Item Pemeriksaan
Pemeriksaan
1 Lift pump 1 Memeriksa tinggi permukaan
minyak pada grease tank dan
pengisian kembali
minyak pelumas
2
2 Aerator (jika 1 Minyak pelumas
ada) 2 Kekencangan belt
3 Service water 1 Minyak pelumas
pump
4 Derek / 1 Minyak pelumas
Rake screen
5 Unit 1 Inlet pompa/float switch (tersumbat
Pembuangan oleh lumpur)
Lumpur sambungan pipa yang longgar
2 sambungan kabel/selang yang
longgar
3
Keterangan: √ Dalam kondisi baik
X Tidak baik/rusak
37
38. Tabel 8. Contoh Catatan Pemeriksaan Bulanan
Tanggal: _______________
Hasil Keterangan
No Nama Servis Item Pemeriksaan
Pemeriksaan
1 Lift pump 1 Mengencangkan baut yang longgar
(termasuk baut pondasi)
2 Aerator (jika 1 Kekencangan drive belt
ada)
3 Unit Pembuang 1 Mengencangkan baut yang longgar
Lumpur
4 Derek / 1 Pengoperasian tanpa beban untuk
Rake screen mencegah tidak mengoperasikan dalam
waktu yang lama, karena generator
tidak dalam pengoperasian secara
konstan
perubahan air pendingin
perubahan oli
perubahan minyak bahan bakar
5 Generator 1 Pengoperasian tanpa beban untuk
mencegah tidak mengoperasikan dalam
waktu yang lama, karena generator tidak
dalam pengoperasian secara konstan.
perubahan air pendingin
perubahan minyak bahan bakar
Keterangan: √ Dalam kondisi baik
X Tidak baik/rusak
Tabel 9. Contoh Catatan Pemeriksaan Catur Wulanan
Tanggal: _____________
Hasil Keterangan
No Nama Servis Item Pemeriksaan
Pemeriksaan
1 Lift pump 1 Penggantian minyak pelumas
2 Gate / pintu air 1 Pemberian grease baru pada spindle
3 Sand pump 1 pemeriksaan dan mengisi kembali
minyak pelumas
4 Aerator (jika ada) 1 Mengganti minyak pelumas
Keterangan: √ Dalam kondisi baik
X Tidak baik/rusak
38
39. Tabel 10. Contoh Catatan Pemeriksaan 6 (enam) Bulanan
Tanggal : ______________
Hasil Keterangan
No Nama Servis Item Pemeriksaan
Pemeriksaan
1 Service water 1 Penggantian minyak
pump pelumas
2 Engine 1 Penggantian minyak
Generator pelumas
Keterangan: √ Dalam kondisi baik
X Tidak baik/rusak
Tabel 11. Contoh Catatan Pemeriksaan Tahunan
Tanggal: ___________
Hasil Keterangan
No Nama Servis Item Pemeriksaan
Pemeriksaan
1 Lift pump 1 Memperbaharui coating
2 Overhaul pada driving section
Abrasi pada saringan
3 membuang pasir dari bagian hisap
2 Gate / pintu air 1 memperbaharui coating
2 karat dan abrasi pada gate
sampah yang menempel permukaan
3 water-stop dan karat serta
kerusakannya
3 Sand pump 1 memperbaharui coating
bagian dalam impeller
2 perubahan dalam minyak pelumas
3 motor test insulation
onderdil yang perlu diganti
4 Cyclone separator / 1 memperbaharui coating
Screw separator overhaul
2
5 Aerator (jika ada) 1 memperbaharui coating
overhaul bagian bergerak
2 onderdil yang perlu diganti
3
6 Service water pump 1 memperbaharui coating
overhaul bagian yang bergerak
2 onderdil yang perlu diganti
39
40. Tabel 1 Contoh C
11. Catatan Peme
eriksaan Tahu
unan (Lanjut
tan)
Hasil Keter
rangan
No Nama Ser
rvis Item Pemeriksaan
n
Pemeriksaaan
7 Derek / rake
D 1 Mengganti oli gear case
Mengganti oli roda trolley gear
y
2 Memperbaha coating
arui
3
8 Screen
S 1 Memperbaha coating
arui
9 Unit
U Pembuan
ngan 1 memperbaha coating
arui
Lumpur
L overhaul bag dalam pom / tangki
gian mpa
2 abrasi katup-
-katup
3
Ketera
angan: √ Dalam kondisi baik
m
X Tidak baik/rusak
6. PENGOPER
P RASIAN UN PENGO
NIT OLAHAN AIR LIMBAH
A
a. Pengendapa /Sedimen
P an ntasi awal
Jika mem
makai tangki pengendapa dengan pe
i an eralatan meka
anik (mechan
nical clarifie
er).
Ga
ambar 25. Ta
angki Pengen
ndap Pertama Tipe Mechanical Circu
a ular
Metcalf & Eddy, 2000)
(Sumber: M
40
41. Hidupkan listrik pada clarifier 1 pada kontrol panel.
Periksa apakah mekanik scapper dan scoop pada tangki clarifier sudah berjalan normal.
Hidupkan pompa lumpur sekali atau dua kali setiap harinya.
Periksa apakah lumpur tersalurkan dengan baik kekolam pengering lumpur.
Jika memakai kolam pengendapan natural, misal dengan konstruksi tangki septik, maka
operasionalnya adalah sebagai berikut:
Sedot dan buang lumpur pada periode tertentu menurut desain, misal setiap 6 (enam)
bulan atau setiap tahun.
Serok dan buang juga scum yang terkumpul pada bagian atas air.
Penyedotan bisa memakai pompa lumpur, pompa vacuum, pompa angkat dengan udara,
atau bisa memakai jasa mobil sedot tinja.
Masukan lumpur dan scum tersebut pada kolam pengering lumpur.
Serok lumpur yang telah kering dari kolam pengering tersebut secara periodik, buang ke
pembuangan lumpur, atau gunakan sebagai pupuk.
b. Pengolahan Anaerobik
Teknologi pengolahan secara Anaerobik sebagai pengolahan awal/primary treatment pada
IPAL komunal, bertujuan untuk mengurangi/menekan biaya operasi yang timbul, bandingkan
jika hanya memakai pengolahan aerobik (misal RBC) saja. Teknologi yang biasa dipakai adalah
tangki septik model baffle atau anaerobik filter.
Pada kedua teknologi tersebut tidak diperlukan sistem pengoperasian khusus, setelah air limbah
masuk secara kontinyu lewat kota pengontrol aliran, maka pemeliharaan rutin adalah :
Sedot lumpur dari kolam anaerobik, setiap tahun
Penyedotan bisa memakai pompa lumpur, pompa vacuum, pompa angkat dengan udara, atau
bisa memakai jasa mobil sedot tinja.
Pada konstruksi baffle septic tank, penyedotan lumpur tidak boleh sampai habis, sisakan
sekitar sepertiga dari akumulasi lumpur yang ada.
Masukan lumpur ke sludge drying bed, dan keringkan.
Ambil/sekop lumpur yang telah kering dari kolam pengering lumpur, buang lumpur tersebut
ke tempat pembuangan atau gunakan untk keperluan lain.
41
42. Media
Filter Anaerobik
Gambar 26. Kompartemen Pada Filter Anaerobik
c. RBC (Rotating Biological Contactor)
Unit RBC bisa diletakkan selevel dengan unit anaerobik, dibawah tanah, dan bisa juga diletakan
di atas tanah ataupun di atas bangunan. Peletakan unit RBC bergantung pada kondisi lokasi
yang ada.
Gambar 27. Rotating Biological Contactor
42
43. Secara umum teknologi RBC mengkonsumsi energi/listrik sangat kecil, sehingga hal inilah
yang menjadikan RBC berkembang pesat. Perbandingan kasar antara teknologi RBC dan
Activated sludge (sama sama pengolahan dengan sistem aerobik) adalah 1 : 10, sehingga biaya
operasional dengan sistem RBC sangat rendah. Sebagai gambaran RBC dengan teknologi lattice
3 dimensi dengan motor penggerak hanya 2 HP (1,5 KW) sanggup menghilangkan kandungan
BOD sampai 20 Kg BOD per harinya. Teknologi lumpur aktif dengan kapasitas sama akan
membutuhkan energi sampai 20 HP (15 KW)
Persiapan operasi/ item yang harus diperiksa
o Periksa apakah operation panel (panel kontrol operasi) sudah menyala. Panel operasi
ada di ruang mesin.
o Periksa lampu indikator yang berwarna hijau.
o Jika lampu indikator energi/listrik tidak menyala, hidupkan NFB untuk power supply.
o Periksa listrik yang disalurkan ke RBC. Listrik tersambung jika lampu indikator yang
warna hijau menyala.
o Jika lampu operasi tidak menyala, hidupkan NFB untuk RBC didalam panel listrik.
Pengoperasian
o RBC hanya punya sistem pengoperasian secara manual.
o Pada panel listrik RBC terdapat tombol on dan off
o Pijit tombol on maka RBC akan berputar, dan tekan tombol off, maka RBC akan
berhenti.
o Pada panel listrik tersebut juga terdapat satu tombol besar berwarna merah, namanya
tombol emergensi, jika terjadi kondisi darurat tertentu, pijitlah tombol merah tersebut
dan seluruh unit mesin yang bergerak akan segera berhenti/stop.
o RBC dioperasikan non-stop tanpa berhenti, hentikan RBC hanya untuk pemeliharaan
rutin dan atau dalam keadaan darurat.
d. Cara menumbuhkan Mikroba Pada Awal Operasi RBC
Secara natural mikroba akan tumbuh sendiri pada media RBC setelah beberapa minggu RBC
beroperasi. Ada beberapa trik untuk mempercepat pertumbuhan mikroba yaitu:
o Pasokan limbah yang masuk diperbesar debitnya, contoh: bila desain parameter untuk
pasokan limbah masuk sebesar 1 m3/ menit, maka jadikan menjadi 2 m3/menit, setelah
mikroba terlihat tumbuh (sekitar 2 minggu), maka pasokan dikembalikan lagi ke
normal.
o Bisa menambahkan nutrisi kedalam bak/vessel RBC contohnya susu atau pupuk urea.
Jika diberi nutrisi, maka pasokan limbah yang masuk hendaknya dihentikan atau
diperkecil menjadi 25% sampai terlihat mikroba tumbuh pada media, dan secara
43
44. berangsur aliran air limbah ditambah sampai pada aliran normal.
o Secara umum mikroba pada media RBC akan tumbuh antara 2-6 minggu, dalam kondisi
pH netral dan tidak terdapat kandungan yang bersifat toksik bagi mikroba.
o Secara natural mikroba akan tumbuh lebih banyak pada bagian hulu RBC, dan semakin
menuju ke outlet maka pertumbuhannya akan semakin kecil
Kondisi Microorganisme pada RBC.
o Pada umumnya putaran RBC telah dirancang sesuai dengan beban limbah yang akan
diolah, sehingga pertumbuhan mikroba tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu kecil
yang terlihat dari tebal atau tipisnya lapisan lendir pada cakram RBC.
o Jika mikroba pada RBC terlalu tipis, bisa berarti bahwa kandungan organik pada limbah
telah diuraikan pada pengolahan pada hulunya, misal dengan pengolahan anaerobik,
sehingga dapat dikatakan mikroba pada RBC telah kehabisan makanan sehingga tidak
bisa tumbuh dengan baik/sehat.
o Tetapi jika dari analisis efluen, ternyata kandungan organiknya masih tinggi, berarti ada
sesuatu hal yang menjadikan mikroba tidak mau tumbuh pada media RBC. Beberap hal
bisa menjadikan kondisi seperti ini antara lain putaran RBC terlalu cepat, sehingga
mikroba sulit menempel dan berkembang karena banyak yang rontok, pH mungkin
terlalu asam atau terlalu basa atau terdapat kandungan yang bersifat toksik terhadap
mikroba, seperti disinfektan, kandungan kimia, dan sebagainya.
• Jika mikroba terlalu tebal, hal ini juga akan merugikan kinerja RBC karena luas
permukaan RBC menjadi lebih kecil sehingga mikroba yang aktif jadi berkurang
juga. Akibatnya efisiensi RBC akan menurun.
• Mikroba terlalu tebal bisa diakibatkan karena beban organik yang masuk terlalu
besar, dengan kata lain makanan terlalu banyak sehingga mikroba akan tumbuh
terlalu gemuk
• Atau putaran RBC terlalu lambat, sehingga mikroba tua yang berada pada
permukaan tidak mau rontok, padahal mikroba tua kinerjanya juga sudah
berkurang, dan harus dirontokan, supaya mikroba yang muda dan aktif bisa lebih
berperan.
• Kadang warna mikroba pada RBC berbeda beda, hal ini dikarenakan variasi
mikroba pada RBC memang banyak, sehingga koloni jenis mikroba tertentu akan
berwarna tertentu pula. Jika terjadi hal ini menandakan RBC berjalan dan
berfungsi sangat baik.
44
45. e. Pe
engendapan akhir / Sec
n condary Clar rifier
Bak p
pengendap ppada pengolaahan ini berfu
fungsi menge
endapkan pad datan tersusp
pensi atau pa
artikel
dan m
mikroba dari proses aerob dihuluny Sama sep
bik ya. perti pada bak pengendap awal, bia
k pan asanya
pada IPAL komun hanya dipakai kostru sederhan saja, tanpa mekanik tertentu. Kons
nal uksi na a struksi
bak ppengendapan akhir bisa lebih keci dibanding pengendapan awal, ka
n a il arena disini tidak
dides
sain untuk m
menyimpan l lumpur dalam jangka waktu tertentu (1 tahun). Endapan/lu
m w u . umpur
pada kolam ini d
dipompa seti hari dan dimasukan pada bak pe
iap engendapan awal, pompa bisa
a
mengggunakan pom lumpur, atau jenis p
mpa , pompa angka lainnya.
at
Gambar 28. Bak Pengen
ndap Kedua
f. Su Hama/D
uci Disinfection
Unit disinfeksi unntuk IPAL ko omunal hend daknya dipak yang sed
kai derhana saja, seperti tipe kotak
atau kanal denga tablet klor Bentuk bak atau tan
an rin. ngki untuk p proses desinf
feksi dapat dilihat
d
pada Gambar 31 d bawah. Op
di perasional de
esinfeksi aka diuraikan selanjutnya.
an
Masukan klor tablet pad wadah yan telah dise
M rin da ng ediakan
Atur
A bukaan p pintu air (gate) pada alat tersebut
Periksa/analis kandunga khlorin pa efluen ak
P sa an ada khir, setelah kandungan mencapai 4 ml/lt,
kencangkan b pada gat tersebut.
k baut te
Secara berkal periksa un desinfeksi ini dari kot
S la nit toran yang m menyumbat pa pintunya
ada a.
Tablet klorin dimasukan p
T pada wadah y yang tersedia dan klorin akan menca secara per
a, n air rlahan
ji terkena a
ika aliran air lim
mbah efluen, dan secara berkala dipe ditambahkan tablet
eriksa dan d
klorin nya jik telah habis
k ka s.
45
46. 7. PERAWATAN RBC
a. Perawatan Rutin
Motor
Apabila mitor dilengkapi dengan grease fittings dan relief plugs, maka sebaiknya diberikan
pelumasan ulang setiap setahun sekali dengan minyak untuk motor secukupnya.
Reducer / Gear Box
Reducer/Gear Box pada unit RBC diisi dengan oli sederajat SAE – 40, atau isi sesuai dengan
spesifikasi pada brosur. Diperlukan pengecekan visual secara berkala. Perikasa level oli dan
tambahkan dengan oli yang sama sehingga level yang diperlukan. setiap tahun sekali oli gear
box diganti dengan oli yang baru dengan jenis dan tipe yang sama.
Wadah khlorin
tablet Chlorinated
Chlorin
Gambar 29. Unit Desinfeksi
Bearings
Bearings dilumasi dengan grease/gemuk. Pelumas lama-kelamaan akan habis dan laju
pengurangannya merupakan fungsi dari kondisi operasi. Setiap minggu sekali pompa/masukan
grease ke bearing lewat grease nipple nya dengan alat grease-gun.
Sprocket dan Rantai
Penggerak rantai sebaiknya diperiksa setiap 3 (tiga) bulan untuk hal-hal berikut dibawah ini:
46