Dokumen tersebut membahas tentang peran musik dalam ibadah. Musik adalah salah satu karunia Allah yang indah untuk memuji-Nya, namun musik juga dapat memiliki pengaruh baik maupun buruk tergantung jenis dan penggunaannya. Musik di gereja perlu dijaga agar tetap sesuai tujuan ibadah dan tidak terpengaruh unsur-unsur sekuler."
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Omega+37
1.
2. DAFTAR ISI
Dari Meja Redaksi
Renungan Utama
“Ia Menyegarkan Jiwaku”
Musik adalah salah satu seni tertinggi. Musik
yang baik bukan hanya memberikan kesenangan
tetapi juga mengangkat pikiran dan menanamkan
kualitas hidup yang terbaik. Lagu-lagu rohani sering
digunakan Tuhan untuk menjamah hati para orang
yang berdosa dan memimpin kepada pertobatan.
Sebaliknya, musik yang merendahkan derajat,
menghancurkan
irama
jiwa
dan
menghancurluluhkan moralitas. Perhatian yang
besar harus dilakukan terhadap pemilihan musik.
Melodi apa saja yang diambil dari jenis jazz, rock,
atau bentuk-bentuk campurannya, atau bahasa apa
saja yang mengekspresikan kebodohan atau
perasaan sepele, akan dihindarkan oleh orang-orang
yang memiliki peradaban yang sesungguhnya.
Marilah kita hanya menggunakan musik yang baik di
rumah, pada perkumpulan-perkumpulan sosial,
sekolah, dan gereja.
Editorial
“ Music In Worship “
Pdt Manuel H Wauran
Artikel Utama
Dalam Kaabah Sorgawi Dari Susut
Pandang
Ellen G. White
Pdt. R. Mamarimbing, MAR
(Bagian 1)
KUTIPAN
Music
Keuangan
Uangkah ? Rohanikah ?
Pdt. M.R. Mambu
Tips Pastoral
TIPS KHOTBAH YANG BERKUASA
Pdt. J. Samber
Terjemahan
7 Topeng Kristen yang perlu diwaspadai
Pdt Bayu Kaumpungan
Layouters
Pdt. William Tulong
– Peraturan Jemaat Edisi 17 Hal. 181
3. perlu melihat kembali bagaimana kehidupan dombadomba di padang.
“Ia Menyegarkan Jiwaku”
Mazmur 23 :3, “Ia menyegarkan jiwaku, Ia menuntun aku
ke jalan yang benar oleh karena namaNya”
Mazmur 23 terletak diantara Mazmur 22 dan 24.
ini bukan hanya sekedar urutan angka, tetapi ini juga
adalah urutan yang sangat indah. Tidak akan ada lembah
tanpa bukit, tidak akan ada bukit tampa lembah.
Mazmur 22 adalah mazmur Calvary, Mazmur tetang salib
dan pengorbanan Yesus di salib. Juga melukiskan seruan
Yesus disalib “BapaKu,mengapa Engkau meninggalkan
Aku”? sedangkan Mazmur 24 adalah Mazmur tentang
kemuliaan atau Mazmur gunung Sion, Mazmur
kemenangan (Mazmur 24:7-10). Diantara 2 Pasal yang
indah inilah terdapat Mazmur 23.
Mazmur 23 yang di penuhi dengan berkat
kepenuhan yang bersumber dari Gembala agung telah
membawa harapan, ketenangan, kekuatan kepada umat
Allah selama perjalanan mereka melewati bukit
penderitaan dan pada akhirnya tiba pada bukit
kemuliaan. Mazmur 23 bagaikan air yang menjadi
sumber kekuatan yang terletak diantara 2 bukit; bukit
pengorbanan atau penderitaan, Mazmur 22 dan bukit
kemuliaan Mazmur 24.
Kemudian phrase “Ia menyegarkan Jiwaku”
didalam Mazmur 23:3a, merupakan Injil dalam bentuk
yang lebih sederhana. Mengapa? Oleh karena “mencari
dan menyelamatkan yang hilang” adalah tujuan dari
Gembala yang baik dalam Mazmur 23 yang juga adalah
tujuan utama Injil. Pemulihan yang sempurna dari dosa
adalah misi dari injil. (Kisah 3:19-21)Disamping itu phrase
“Ia menyegarkan jiwaku” juga berarti mengembalikan
kepada bentuk dan kondisi yang semula atau dipulihkan
kepada kepemilikan yang semula yang dahulu telah
hilang dan sesat.
DOMBA DIPADANG
Bila kita perhatikan Mazmur 23:1-2, kita dapati
bahwa domba-domba berada di bawah pengawasan
yang sempurna. Tetapi mengapa mereka (domba) masih
perlu disegarkan? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita
Pada umumnya domba adalah binatang yang
ingin berbaring di tempat yang nyaman. Mereka akan
dituntun oleh gembala ketanah yang subur, yang
memiliki rumput yang cukup dan kemudian berbaring
disitu. Tetapi yang juga sering terjadi adalah pada saat
domba itu berbaring, tubuh mereka tanpa disengaja
terbalik (kaki diatas). Bagi domba yang sehat dan kuat,
yang mereka buat adalah mereka mencoba untuk
menggulingkan tubuh mereka, menendang-nendang
sampai pada akhirnya mereka boleh mengembalikan
posisi tubuh mereka seperti semula. Tetapi di beberapa
keadaan, ada domba yang terjebak didalam keadaan
seperti ini, tidak bisa berbuat apa-apa. kondisi ini
menyebabkan domba itu berada didalam bahaya karena
mereka akan dimangsa oleh binatang buas yang banyak
berkeliaran.
Ataupun mereka akan mati karena
kehabisan tenaga.
Pekerjaan
gembala
yang
baik
adalah
memperhatikan dengan cermat semua dombadombanya lebih khusus terhadap domba yang lemah dan
mudah jatuh. Ia akan menghitung domba-dombanya
dan bila ada yang tertinggal atau tersesat, ia akan pergi
mencarinya dan membawanya pulang kembali ke
kandang. Bila ada yang luka maka gembala ini akan
merawatnya sampai domba itu betul-betul sembuh. Bila
domba itu jatuh dan hilang lagi, gembala itu akan
kembali mencari dan merawatnya. Ini akan ia lakukan
secara terus menerus.
Bagi mereka yang akrab dengan medan kasar
Palestina sangat memahami betul apa artinya mendaki
4. gunung-gunung yang curam,berbatu-batu serta licin.
Domba-domba akan merasakan lelah yang luar biasa.
Biasanya orang apabila sudah kelelahan dalam
menempuh satu perjalanan panjang, dia sangat rindu
bila perjalanannya itu segera berakhir dan tiba di tujuan
secepat mungkin. Dan bila mana ia sudah tiba di tujuan,
ia akan langsung membaringkan tubuhnya untuk
beristirahat.
PEMULIHAN ILAHI
7.
8.
Perasaan lelah baik fisik dan pikiran
Merasa hilang harapan
Alasan-alasan mengapa kita perlu dibaharui:
a. Kita mudah hilang.
Tidak ada hewan yang mudah sekali hilang selain domba.
Mereka tidak bisa melihat dengan jelas lebih dari 10 atau
15 meter. Orang asing ataupun hewan pemangsa dapat
mendekati mereka sebelum mereka menyadarinya.
Kita juga memiliki tendensi yang sama. Kita bisa
dengan mudah tersesat dari kawanan yang lain bahkan
tersesat jauh dari Gembala Agung kita. Jeremia 10:23,
berkata, “Aku tahu ya TUHAN, bahwa manusia tidak
berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang
berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.”
Lebih jauh lagi amsal 14:12, katakan, “ada jalan yang
disangka lurus tetapi ujungnya menuju maut.” Itulah
kehidupan kita sebagai manusia. Kita mudah hilang.
b.
Pada saat Daud mengatakan “Ia menyegarkan
jiwaku” Daud betul-betul mengerti bahwa ia di segarkan
bukan hanya kebutuhan jasmaninya tetapi juga Allah
menyegarkan kebutuhan rohaninya.
Jangan lupa kata “jiwa” yang digunakan disini
memiliki arti satu kehidupan atau bahkan satu pribadi
(pribadi yang utuh, Jasmani dan Rohani).
Berikut ini adalah gejala-gejala yang menunjukkan bahwa
seseorang membutuhkan penyegaran:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Perasaan frustrasi yang dalam dan terus
menerus
Perasaan depresi untuk alasan yang tidak
diketahui
Perasaan ingin menyendiri dan tidak mau
diganggu
Merasa terjebak dalam satu masalah yang tak
berujung
Nonton TV berlebihan dan tidak tekendali
Tidak mampu untuk relax dan gembira
Kita mudah ditawan
Di Palestina hal yang sering terjadi adalah domba itu
sering dengan mudah ditawan atau dicuri oleh pencuri.
Maka sebagai gembala yang baik, ia akan pergi dan
menebus kembali domba itu. Pada saat domba itu pergi
terlalu jauh dan terdampar di padang yang adalah milik
orang lain, domba itu akan juga ditawan. Gembala yang
baiik harus pergi dan menebusnya dengan harga yang
terkadang melampaui harga yang biasanya. Cinta dan
kasih sayang adalah alasan utama Gembala itu menebus
dombanya.
Setan adalah pencuri domba sejak semula.
Melalui dosa kita ditawan olehnya. Kita membutuhkan
seseorang yang dapat menebus kita denga harga yang
mahal. 2 Tim 2:26, Yesaya 42:7
c.
KITA MUDAH TERLUKA
Padang palestina dipenuhi dengan jalan yang kasar dan
berbatu-batu yang mewarnai semua arah perjalanan.
Sangat mudah bagi domba untuk tersesat dan terjatuh
kejurang dan kedalam semak belukar yang berduri.
Dengan bulu mereka yang panjang dan berat mereka
akan menjadi lemah dan mudah terluka.
Dosa dialam alkitab sering dihubungankan
dengan penyakit, dan Injil adalah obat yang memulihkan
5. kesehatan rohani,Yesaya 1: 5,6; Lukas 5:31,32 dan
Mazmur 41:4.
d.
KITA ADALAH DOMBA YANG KEHAUSAN
Jarak antara Kandang dimana domba itu beristirahat dan
Padang rumput dimana mereka biasanya pergi serta
tempat air yang biasanya mereka minum umumnya jauh.
Kekuatan domba biasanya terkuras pada pertengahan
hari dimana panas terik yang sangat menyegat.
Kemudian, rasa haus yang terus-menerus itu akan
menyebabkan penderitaan, sedangkan domba-domba ini
harus menunggu sampai waktu minum itu tiba.
Disaat panas terik matahari yang membakar itu,
mereka biasanya akan saling menanduk satu dengan
yang lain untuk mendapatkan tempat berteduh di antara
bayangan domba yang lain. Dibawah situasi ini, mereka
sangat mendambakan air. Pada saat Gembala akhirnya
membawa mereka ke air yang tenang, disaat itulah
nyawa mereka tertolong. Mereka dipulihkan!!
“ Music was made to serve a holy purpose, to
lift the thoughts to that which is pure, noble, and
elevating, and to awaken in the soul devotion and
gratitude to God.” – Ellen. G.White, Messages to Young
People, 293
“But even religious music is not without its
dangers.”- Paul E. Hamel, Emeritus Professor of Music,
Andrews University.
Musik adalah salah satu bentuk seni yang unik.
Karena musik/nyanjian terbentuk dari beberapa unsur
penting yaitu: melody, aneka nada, perpaduan, irama
dan tempo. Menurut para ahli, dari semua unsur itu
terpusat pada irama! Keseimbangan dari semua unsur itu
menentukan pengaruhnya bagi perasaan dan emosi. Di
zaman Perjanjian Lama, para “dokter” menyadari akan
besarnya pengaruh musik bagi Raja Saul, sehingga
mereka menganjurkan musik dapat membantu
mengembalikan ketidakseimbangan emosinya.
Menurut Alkitab, musik adalah salah satu karunia
Dalam keadaan yang sama, saat kita makan dari
makanan Firman TUHAN dan minum dari sumur
keselamatan akan memulihkan kehidupan kita dari
perjalanan iman kita yang panjang dan melelahkan
secara sempurna.
Lukas Pasal 15 adalah pasal yang dikenal di
alkitab sebagai pasal “hilang” (domba, anak, dirham yang
hilang)
Tetapi ini bukan karena “yang hilang” itu tidak
ada disana (anak, domba, dirham itu ada disana),tetapi
pasal ini menggambarkan ada begitu banyak hal yang
hilang dalam lingkungan kehidupan kita yang perlu di
temukan dan di dibaharui.
Kita mudah “hilang” hilang arah, hilang
pegangan, hilang harapan, hilang posisi atau jabatan,
hilang sesuatu yang berharga, disaat seperti inilah kita
membutuhkan Pemulihan dari Gembala agung kita.
MUSIC IN WORSHIP
Oleh: Pdt. Manuel H Wauran
Allah yang indah bagi manusia untuk memuji Dia.
Pentingnya musik dalam ibadah atau perbaktian kepada
Allah adalah menjadi tema dalam seluruh Alkitab. Allah
mengasingkan bangsa Lewi sebagai imam-imam yang
bertugas memuji Tuhan dalam pelayanan ibadah di
Kaabah. Demikian pula dalam kitab Wahyu dijelaskan
tentang peranan lagu pujian penduduk surga dalam
menyembah Allah.
Akan tetapi dalam zaman kita ini, seni musik
bukan hanya untuk memuji Tuhan, melainkan musik
digunakan juga untuk keduniawian bahkan ada lagu rock
yang menyangkal Yesus. Kini Setan juga masuk melalui
musik! Para peneliti mengatakan bahwa nyanyian dan
lagu-lagu rohani di gereja-gereja Amerika, sudah banyak
bercampur-aduk dengan nyayian-nyayian duniawi yang
bersifat sekuler. Disatu sisi, lagu-lagu rohani semakin
banyak digubah, dilain pihak semakin banyak pula yang
disebut “lagu rohani” yang dinyanyikan di gereja-gereja
6. telah menyimpang dari tujuan ibadah, yang sudah
mengikuti, melody, nada , dan irama lagu-lagu duniawi.
Bruse Leafblad, mencatat,”Much contemporary church
music is shaped more by secular values than by
theological principles. Commercial interest rather than
spiritual objectives motivate much sacred music.”
Jenis musik jazz, rock, kini hampir semua
dikhususkan di tempat-tempat tertentu seperti: klub
malam, diskotik, dansa-dansi, pesta-pora, karena musik
seperti ini sering dianggap lebih sesuai dengan tujuan di
tempat-tempat itu untuk memuaskan para pelanggan
dan untuk kepentingan “entertainment”! Bagaimana
dengan label “Christisn Rock” yang dilunakkan menjadi
“Contemporary Christian Music?” Tampaknya Setan
menjerat umat Tuhan bukan dengan”hard rock” tetapi
dengan suara lembut agar “enak didengar” dengan “rock
lembut” (soft rock), yang dia gunakan menjerat Hawa di
taman Eden!
Tidak demikian dengan musik/nyanyian untuk
ibadah, yang bertujuan memuji Allah, juga lagu-lagu
rohani dengan irama dan liriknya yang berisi pekabaran
yang bila dinyanyikan dengan tulus dan wajar akan
memberikan panggilan bagi mereka yang sedang
digerakkan oleh Roh Kudus agar mengambil keputusan
menerima Yesus dalam hidup mereka.
Bagaimana dengan musik/nyanyian kita dalam
gereja Advent Hari Ketujuh? Dimanakah perbedaan
antara perbaktian dengan musik/lagu-lagu gereja kita
dengan
gereja-gereja
Protestan
lainnya?
Pentakosta,“Gerakan Karismatik”dan “Celebration”?
Ellen G. White, memberikan nasihat atas lapuran dari
S.N. Haskel, mengenai peristiwa perkemahan di Muncie,
Indiana, September 1900 yang dihadiri oleh sekitar 3500
orang. Dalam perkemahan itu emosi para peserta telah
dipengaruhi oleh berbagai alat musik, trompet,
genderang, seruling petikan alat instrumen dengan nada
berat, sehingga menimbulkan kegaduhan dan keributan,
sehingga ada yang sampai gemetar seluruh tubuh,
banyak yang bersorak-sorai histeris tidak terkendali. S.N.
Haskel menulis kepada Mrs White, “everything is
drowned, but simply the noise of the instruments. It is a
mixture of truth and error.” Mrs White mengatakan,
“The things you have described as taking place in
Indiana, the Lord has shown me would taking place
before the close of probation.” –2 Selected Messages,pp
36,37. “Jauhkanlah daripada-Ku keramain nyanyiannyanyanmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar.”
(Amos 5:23)
Pagi Sabat pagi itu baru saja selesai khotbah,
seorang pemuda bertanya, ”Pendeta, bagaimana dengan
lagu kwartet tadi yang disambut dengan tepuk tangan?”
“Suara mereka kompak, mirip King’s Herald,” jawab saya.
“Bukan itu,
maksud saya, liriknya!” Mereka
menyanyikan lagu yang digubah oleh penggubah nonAdvent, “When I die, Haleluja bye and bye, I fly away!”
“Kalau dokrin Alkitab, dan lirik lagu itu diterjemahkan. “
Bila nanti hidupku berakhir, ku terbang naik!” “Bisakah
kita nyanyikan demikian? Bukankah bila hidup kita
berakhir, kita tinggal dalam kubur sampai Yesus datang?”
Apakah artinya, “Music in Worship” dalam tema
kita bulan ini? Apakah untuk menyenangkan perasan
dan emosi kita atau ekspresi jasmani kita supaya jemaat
senang dan memberikan “applause” atau kita bernyanyi
dalam acara ibadah yang membawa kita kepada Allah,
yang menjadi sumber keselamatan kita? “Music was
made to serve a holy purpose, to lift to the thoughts, to
which is pure, noble, and elevating, and to awaken in the
soul devotion and gratitude to God.” (Ellen G. White)--Redlands, April 27, 2011
PENTINGNYA PELAYANAN DAN PELANTIKAN YESUS
DALAM KAABAH SURGAWI DARI SUDUT PANDANG
ELLEN G. WHITE
7. kaabah dunia ada meja dan roti pertunjukan maka
disurga pun ada meja dan roti pertunjukan, atau darah di
kaabah Musa untuk darah dikaabah surga, 10 hukum
dalam tabut perjanjian untuk 10 hukum dalam tabut
perjanjian yang disurga. Bagi dia, kepentingan dari sisi
teologi/makna rohaninya yang diutamakan daripada
spesifikasi bangunan kaabah surga. Kaabah disurga lebih
mengutamakan “fungsi” dari pada “form” atau bentuk
bangunan tersebut. Bagi White, kaabah surgawi adalah
lebih megah, lebih besar, dan indah dari pada kaabah
yang perna hada di dunia.2
oleh: Pdt. R. Mamarimbing, MAR
(Bagian 1)
B. Pentingnya Pelayanan Yesus Kristus dalam Kaabah
di Surga
Pendahuluan:
Topik tentang “pelayanan Yesus dalam kaabah
surgawi” telah banyak kali di bawakan oleh para pionir
dan ahli teologi gereja Masehi Advent Hari Ke-7 . Namun,
hanya segelintir orang, kalaupun ada, yang tertarik untuk
mendiskusikan/menuliskan pentingnya pelantikan Yesus
sebelum Ia melayani dalam kaabah di Surga. Maksud dari
penulisan ini adalah mengeksplorasi pentingnya
pelantikan/pengurapan Yesus sesudah Ia bangkit dan
sebelum Ia melaksanakan tugas keimamatanNya dalam
kaabah surga dalam tulisan Ellen G. White, dan
menemukan implikasi buat kehidupan kekristenan saat
ini.
A. Kaabah Disurga
Ellen White sungguh2 percaya bahwa ada
kaabah disurga. Keberadaan kaabah surgawi ini nyata
bahkan sebelum kaabah padang belantara/Musa
dibangun, sebelum dosa memasuki dunia ini, bahkan
sebelum Lucifer berdosa, dan setan akan berusaha untuk
menipu banyak dengan mengatakan bahwa tidak ada
kaabah disurga.1
Ellen White menggunakan bahasa kiasan untuk
menggambarkan bahwa kaabah surgawi itu nyata,
“literal but not in details.” Namun bukan berarti Mrs
White menganut paham Literalism. Jadi bukan berarti di
1
Ellen G. White, “The Sanctuary,” The Signs of the Times (ST),
June 24, 1880; Christ in His Sanctuary (Mountain 2
View, CA: Pacific Press, 1969), 36-7; idem, The Great
Controversy: Between Christ and Satan (GC) (Mountain View,
CA: Pacific Press, 1950), 435; Counsels to Writers and Editors
(Nashville, TN: Southern Pub., Ass., 1946), 53
Kristus sebagai “perwakilan manusia dan
pengacara.” Ellen White percaya bahwa Kristus tidak
pernah lupa bahwa Ia adalah wakil manusia berdosa
yang telah bertobat dihadapan Bapa. White mengklaim
bahwa Yesus Kristus selalu “be in favor,” “support,”
“encourage,” “backer,” “promoter” buat setiap
umatNya.3
Kristus sebagai “Mediator” atau perantara.
White menyatakan bahwa sebagai perantara Yesus
menjadi “negotiator,” “intermediary,” atau “go2
Ellen G. White, “Extract from an Unpublished Testimony
Written March 13, 1897,” Lake Union Herald,
December 23, 1908; Patriarch and Prophets, 357; idem, “On
Renting SDA Churches; Guiding in Writings; Daniel’s Character
Revealed; the Sanctuary and the Ark,” Letter no. 253, (Letter
to J. H. Kellogg), November 20, 1903; Roy Adams, The
Sanctuary (Hagerstown, MD: Review & Herald, 1993), 55, 79.
3
Ellen G. White, The Faith I Live By (Washington, DC: Review &
Herald, 1973), 202; idem, “The Church the Property of God,”
Review & Herakd, October 17, 1893.
8. between” umat2Nya dan Allah. Melalui perantaraan
Yesus, setiap umat
percaya
dapat
mendekati
Allah.
Tangan manusiaNya
memeluk setiap umat,
dan
tangan
keilahianNya
menggapai
takhta
yang Maha kuasa. Jadi
didalam Kristus surga
dan
dunia
4
didamaikan.
Kristus sebagai
“kurban dan Imam
besar.”
White
menegguhkan bahwa
Kristus mengadakan
pelayanan
keimamatan didalam
kaabah
surga,
dihadapan
Allah,
dengan
membawa
darahNya sendiri. Jadi
Yesus melaksanakan pekerjaan rangkap dua, sebagai
kurban dan Imam besar. Dengan melakukan hal ini,
setiap umat percaya di berikan jaminan bahwa setiap
permohonan pengampunan dosa dan doa2 mereka
berterima dihadapan Allah Bapa.5
4
Ellen White, The Acts and Apostles, 33; idem, Testimonies to
Ministers and GospelWorkers (TM) (Mountain View, CA: Pacific
Press, 1962), 37; idem, “Chosen in Christ,” ST, January 2, 1893;
idem, “The First Advent of Christ,” RH,
December 17, 1872; idem, “Meeting Trials,” RH, September 1,
1891;.
5
Ellen G. White, Testimonies for the Church, 9 vols (Mountain
View, CA: Pacific Press, 1948), 2:591; idem, “Christ Our
Mediator,” ST, August 13, 1902.
C.
Pentingnya
(bersambung…..)
Pelantikan/Pengurapan
Yesus
TIPS KHOTBAH YANG BERKUASA
(Di Kutip dari : “IBADAH EXTRAVAGANZA”,
HAL 151,152)
Pdt. J. Samber
Rasul Paulus berkata dalam 2 Timotius 4:2, “
Beritakanlah Firman, siap sedialah baik atau tidak baik
waktunya, nyatakalah apa yang salah, teegorlah dan
nasihatilah dengan segalah kesabaran dan dan
pengajaran.
Dan salah satu cara untuk memberitakan firman
adalah dengan berhotbah. Ada orang yang bertalenta
berhotbah ada yang tidak. Ada yang mempelajari cara
berbuat hotbah dan bagaimana menyampaikan hotbah
dengan benar. Tetapi tidak semua orang berkesempatan
untuk mempelajarinya.
Walau demikian, berikut beberapa tuntunan untuk
membuat hotbah kelas satu.
1. Sampaikan pekabaran Allah dan Kasih-Nya,
bukan dari Anda.
Berdoa dengan hati yang tulus agar hotbah yang
disampaikan adalah pekabaran Allah dan Anugerah-Nya,
bukan tentang diri kita dan apa yang telah kita buat.
Jangan sekali-kali membuat mimbar untuk kepentingan
pribadi atau golongan.
2. Mau belajar dan menggunakan bahan pelajaran
Khotbah.
9. Bahan-bahan hotbah adalah Alkitab, tulisan Roh
Nubuat, buku ilustrasi Rohani, berita-berita di media
masa dan pengalaman Rohani bersama Yesus.
3. Gunakanlah kata-kata yang Sederhana dalam
menyapaikan Khotbah.
Khotbah yang bagaimana kah yang berhasil itu? Billy
Graham mengatakan, “ Tes bagi seorang penghotbah
ialah jemaat melangkah pulang dengan berkata, ‘ Saya
akan melakukan sesuatu,’ bukan ‘khotbahnya bagus.’ “
Hal ini dapat terjadi bukan karena kepintaran
berkhotbah, banyaknya pengetahuan seseorang akan
Alkitab, tulisan-tulisan Roh Nubuat dll, tetapi itu hanya
bisa terjadi apabila orang yang berkhotbah itu
mengosonkan diri nya dan mengizinkan Roh Kudus yang
menguasainya.
Musik
Larry King, dalam bukunya Seni Berbicara
menuliskan, “ ingatlah bahwa kata yang tepat, yang
dengab segerah dipahami dan dimengerti oleh
pendengar, biasanya adalah kata yang sederhana.”
4. Jangan terlalu Panjang.
Seorang menerimah surat yang sangat panjang dari
temannya yang diakhiri dengan permintaan maaf. “
Maafkan saya atas surat yang terlalu panjang ini,” tulis
temanya itu, “ saya tidak punya waktu menulis surat
yang pendek.”
Memang tidak mudah menyingkat pembicaraan,
kususnya mengenai topic yang banyak kita mengetahui
seluk beluknya. Tapi dalam segalah jenis komunikasih,
termaksud berhotbah, sebaiknya sediakan waktu untuk
menyingkat pesan dalam pokok-pokok yang penting saja.
Waktu yang ideal dalam berhotbah adalah 30 menit.
Beberapa pidato terpanjang yang pernah diberikan
kepada public Amerika adalah penyambutan Presiden
baru. Pidato seperti itu biasanya membuat pendengar
mengantuk. Justru pidato yang terkenal dan lama
diingat adalah pidato yang pendek. Salah sati pidato
Abraham Lincoln yang terkenal, yang disebut pidato
Gettysburg, berlangsung kurang dari lima menit. Dan
ada beberapa contoh pidato-pidato yang lainnya yang
sangat menarik karna hanya dibawakan dengan sangat
singkat namun maknanya sangat mnedalam.
5. KHotbah yang mengajak Berbuat.
“Musik dijadikan untuk melayani suatu maksud yang
suci, untuk mengangkat pikiran kepada perkara-perkara
yang suci, agung dan meninggikan, dan untuk
membangkitkan di dalam jiwa pengabdian serta rasa
syukur kepada Allah.”
—Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 232.
Yesus “mengadakan hubungan dengan surga
dalam nyanyian.”— Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 64.
UANGKAH? ROHANIKAH?
Oleh : Pdt. M.R. Mambu
10. Di Tinoor, Sulawesi Utara beberapa waktu lalu disebuah
rumah makan, sementara kami makan siang sambil
mengkagumi eloknya panorama Manado Tua serta pulau
Bunaken yang berada dikejauhan, masuk serombongan
tamu yang juga untuk istirahat makan. Tidak ada yang
istimewa dari mereka yang baru masuk selain dua
diantara mereka maju kedepan lalu menyalami kami
dengan senyum lebar sambil memperkenalkan diri
sebagai Caleg dari daerah pemilihan wilayah
Kawangkoan.
Wah senang bertemu dengan para
kandidat pemilu. Walau kami bukan berasal dari wilayah
Kacang dan Biapong tersebut namun keramahan yang
ditunjukkan sangatlah berkesan. Tak urung support kami
berikan untuk kedua sahabat baru ini untuk melaju
memenangkan putaran pemilihan.
Sekarang ini, diberbagai sudut dibanyak kota Indonesia
foto terbaik para cabup/cawali/cagub di pajang. Mulai
dari pemilihan ditingkat kabupaten sampai ke Propinsi,
pemasangan baliho menjadi ajang promosi sang calon.
Semuanya begitu cantik, muda, tampan karena
umumnya yang dipajang adalah gambar lama ketika
masih belia bahkan ada foto waktu dibangku kuliah dulu
dengan berbagai gaya.
Kran reformasi membawa banyak perubahan.
Diantaranya membuka jalan lebar untuk siapa saja boleh
tampil menjadi orang nomor satu pada jajaran
pemerintahan disuatu wilayah. Begitu jumlah suara
mencukupi maka cita-cita seperti telah berada
digenggaman. Itu sebabnya berbagai cara dilakukan dan
dihalalkan demi mencapai tujuan. Tidak jarang sesama
calon saling menjegal. “Sayalah yang terbaik, dan
terpantas untuk dipilih” adalah ungkapan yang sering
didengar dengan mengatas namakan rakyat. Kemudian
diutarakan program yang pro arus bawah, sesuatu yang
sering tidak diingat lagi kemudian setelah terpilih.
Tapi banyak pemilihan sudah pintar sekarang ini oleh
menengok pengalaman pemilihan yang lalu-lalu.
Program pembangunan yang menjadi slogan ketika
kampanye ternyata akan kemudian berangsur redup
seusai pesta syukuran sang pemenang. Itu sebabnya
banyak pemilih lebih senang berpihak kepada nominasi
yang royal memberi sumbangan. “Siapa yang mengirim
amplop maupun sembako sudah itulah calon yang saya
akan pilih”, ungkapan yang sangat sering didengar.
Alhasil jangan heran kalau dibeberapa tempat sang
kepala daerah hasil pemilihan ternyata miskin ide, pintar
menebar pesona dan tidak berpihak kepada rakyat.
Dalam hal seperti ini, kemenangan bukan lagi berpihak
kepada “qualitas” sang calon tetapi kepada
“aksepbilitas” alias penerimaan konstituen kepada para
calon. Penerimaan disini diartikan siapa yang royal
menyumbang dialah yang diterima masyarakat. Dalam
situasi seperti ini mereka yang punya “tali panjang” di
financial, akan mempunyai peluang besar meraih
kemenangan. Tidak peduli latar belakang maupun asal
usul pendidikan serta
sumber
keuangannya. Yang
penting
bertarung
dulu kalau ada soal
nantilah
diurus
belakangan.
Tidak
jarang
setelah
pemilihan
berlangsung
masyarakat
disuguhkan
atraksi
jilid dua yaitu gugatan
ke MK. Mulai soal
ijazah
aspal,
pemalsuan data, riwayat kehidupan serta asal usul uang
yang digelontor selama kampanye oleh sang pemenang
bukan hanya disorot tapi digugat.
11. Siapapun yang maju mencalonkan diri diajang pemilihan
faktor keuangan akan sangat menentukan. Ongkos
administrasi, kendaraan politik, kampanye, tim sukses dll
semuanya akan berputar oleh biaya yang bukan sedikit.
Itu sebabnya banyak calon menjadi urung maju setelah
menghitung uang yang akan diumbar. Dan toh kalau
menang kapan uang itu akan kembali? Bagaimana kalau
dewi fortuna berpihak kepada lawan?.
Disetiap organisasi maupun lembaga anggaran dasar
mengatur masa jabatan pimpinan.
Di Jemaat masa
kepemimpinan diatur selama setahun atau dua tahun
meurut keputusan konperensi Jemaat. Di organisasi dan
lembaga jabatan dipercayakan sampai lima tahun
kemudian meletakkan jabatan dimasa Konperensi.
dalam soal uang. Tetapi di Jemaat Tuhan penilaiannya
bukan apa yang terlihat dari luar. Bukan apa yang
tersurat tetapi yang tersirat kehidupan spiritualnya
seyogyanya mendapat point utama. Penilaian menjadi
pemimpin jemaat maupun organisasi gereja tidak hanya
diungkap atau diliihat dengan kasat mata tetapi
dirasakan dan dinikmati oleh seluruh sidang jemaat.
Yang jadi ukuran adalah kehidupan rohaninya. Sebab
keberhasilan seorang pemimpin rohani bukanlah karena
kemampuan lahiriah maupun badaniah tetapi
pengalamannya
dengan
Tuhanlah
yang
akan
memampukan. Karena hanya dengan Roh Tuhan semata
maka buah roh itu akan nyata dalam pelayanannya.
“Maka berbicaralah ia, katanya: "Inilah firman TUHAN
kepada Zerubabel bunyinya: Bukan dengan keperkasaan
dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku,
firman TUHAN semesta alam”. Zakharia 4:6.
7 Topeng Kristen Yang Perlu
Diwaspadai
Dari saat kesaat kita menyaksikan naiknya pemimpin
baru atau melihat seorang pemimpin berubah status
menjadi mantan diorganisasi kita. Minggu kemarin
Pimpinan di Aiias terpilih kembali untuk masa kerja 5
tahun kedepan. Bulan lalu Adventist University of the
Philippines memperoleh President yang baru.
Sebelumnya Central Luzon Conference, salah satu
konferens terbesar di Philippine memperoleh officers
baru padahal officers lama semuanya baru menjalani
masa tugas selama satu periode.
Diorganisasi dunia seseorang dihargai, diagungkan
maupun di gadang-gadang untuk menjadi seorang
pemimpin oleh karena kehebatan dan kelebihannya
Oleh : Pdt Bayu Kaumpungan
Di dalam dunia kekristenan seringkali saya temukan apa
yang saya katakan sebagai komparmentalisasi.
Komparmentalisasi pada dasarnya, diambil dari istilah
arsitektur yang berusaha menjelaskan tentang sebuahr
uangan yang dibagi dua untuk dua tujuan yang berbeda.
Kedua buah ruangan tentu saja ada di dalam satu
12. bangunan yang sama namun keduanya bias benar benar
bertolak belakang satu dengan yang lainnya.
Di dalam kehidupan spiritual, seringkali kehidupan
seorang Kristen pun banyak dengan komparmentalisasi.
Khususnya sebagai pemimpin gereja, cobaan dan
tantangan untuk komparmentalisasi pun ada di dimana
mana. Di dalam tantangan inilah seringkali seseorang
dipaksa untuk menggunakan topeng – topeng kristiani.
Topeng biasa digunakan untuk menutupi sesuatu yang
kita tidak mau orang lain lihat dari diri kita, dan topeng
seperti inilah yang sangat berbahaya bagi banyak orang
Kristen untuk miliki. Di bawah ini adalah 7 topeng yang
saya bias bagikan, dan semoga bias menjadi referensi
bagi kita untuk merefleksikan semuanya dan bertanya
apakah kita juga menyimpan topeng – topeng ini di
dalam kehidupan kita.
1. Keluarga:
Saya
bias
menjadi
seorang
pengkhotbah yang luar biasa, dinamis, dan
meyakinkan untuk TUHAN di depan public dan di
waktu yang sama saya seorang suami yang
pemarah, tidak memperhatikan, dan tidak
menyayangi istri dan anak-anak di rumah. Istri
merasa
kesepian
sementara
anak-anak
kehilangan tuntunan dari sang ayah. Keluarga
biasanya merupakan indicator paling akurat
tentang keaslian seorang Kristen/Pendeta. Sebab
keluarga memperhatikan dan tahu siapa kita,
saat tidak ada orang lain yang memperhatikan
apa yang kita lakukan.
2. Respons: Anda bias menjadi seorang anggota
majelis/ ketuajemaat/ pendeta dan di waktu
yang sama saat masukan diberikan kepada kita
reaksi kita sangatlah bertentangan dengan
gereja. Kita tidak bias mengaku salah, dan belajar
dari orang lain, kita tidak pernah merasa percaya
diri, dan bersikap defensive. Gantinya
menyelesaikan permasalahan secara langsung
dengan orang yang berbeda pendapat dengan
anda, anda berusaha mencari dukungan orang
lain dengan menceritakan masalah anda kepada
orang ketiga. Gantinya anda bertemu langsung
dengan orang yang mengalami masalah anda,
anda menuliskan email panjang lebar dan
disebarkan kepada banyak orang untuk
“melindungi” anda dari ancaman.
3. Amarah: Anda bias menghafalkan semuaisi
Perjanjian Baru atau seorang guru sekolah sabat
yang dinamis dan di waktu yang sama tidak bias
mengendalikan
amarah
dan
bahkan
melemparkannya kepada orang lain.
4. Kritik: Anda bias berpuasa dan berdoa setiap
hari sabat tanpa batal sebagai disiplin spiritual
dan di waktu yang sama selalu mengkritik dan
mengecam orang lain bahkan membenarkan
tindakan anda dalam mengkritik sebagai
“amaran” kepada orang lain.
5. KepercayaanDiri: Anda dapat memimpin ratusan
orang kedalam gereja dan di waktu yang sama
didorong oleh rasa ingin membanggakan diri atas
semua pencapaian tersebut. Saat hasil yang
dicapai tidak sebaik yang biasanya, anda jatuh di
dalam depresi dan merasa tidak ada nilainya.
6. PelemparanMasalah: anda suka menyalahkan
setan dan orang lain sebagai akar dari
permasalahan yang terjadi di dalam hidup anda
sementara di waktu yang sama tidak mau
mengakui bahwa ini semua karena tabiat yang
anda pupuk saat anda bertumbuh di dalam
keluarga anda
7. Konflik: Anda bias sangat mendukung pendeta
anda, atau ketua jemaat anda, ketua konfrens
atau siapa yang memimpin anda sementara di
13. waktu yang sama menikam mereka dari belakang
dengan selalu datang terlambat di dalam rapat,
atau pura-pura lupa akan rapat yang akan
diadakan, atau mengsabotasi pendapat anda di
saat
keputusan
anda
diminta.
Anda
menyelesaikan konflik dengan menarik diri, tidak
dating ke gereja, dengan ratusan alas an mulai
dari “malas” sampai “sakit” sementara tidak mau
mengungkapkan alasan yang sebenarnya.
Disadur dari buku Peter Scazzero, “Emotional Healthy
Church” terbitan Zondervan, Michigan. 2003