SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 123
BAB I
SUHU DAN KALOR
SUHU/TEMPERATUR
SUHU
Suhu didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya suatu benda. Alat
untuk mengukur suhu adalah termometer, termometer ini memiliki sifat
termometrik zat yang berubah jika dipanaskan. Jenis dan paparan
skala pada termometer ada beberapa macam, coba sebutkan?. Pada
prinsipnya semua termometer mempunyai acuan yang sama dalam
menetapkan skala, titik lebur es murni dipakai sebagai titik tetap
bawah, sedangkan suhu uap diatas air yang sedang mendidih pada
tekanan 1 atm sebagai titik tetap atas. Termometer Celcius menandai
titik tetap bawah dengan angka 0 oC dan titik tetap atas dengan 100 oC,
jarak antara kedua titik tetap dibagi atas 100 skala dan tiap bagian adalah
1 oC. Termometer Reamur menggunakan skala dari 0 oR sampai dengan
80 oR. Pada Termometer Fahrenheit titik lebur es diberi angka 32 oF dan
titik didih air diberi angka 212 oF sehingga memiliki range 180 skala.
Sedangkan skala Kelvin yang disepakati sebagai satuan Internasional
memiliki skala dari 273 Ksampai dengan 373 K. Maka tiap-tiap termometer
dapat dikalibrasi skalanya dengan termometer lainnya.
SKALA SUHU
Gambar 1:
Perbandingan skala Celcius(C), Kelvin(K), Fahrenheit(F), dan Reamur(R).
100 -- 373-- 212-- 80-- titik tetap atas(tta)
d C-- l K -- g F-- s R--
c k f r
0 -- 273-- 32-- 0-- titik tetap bawah(ttb)
KALOR
• Kalor atau bahang adalah salah satu bentuk energi yang
mengalir karena adanya perbedaan suhu dan atau karena
adanya usaha atau kerja yang dilakukan pada sistem.
• Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan
sebagai kalor yang dibutuhkan 1 gram air untuk menaikkan
suhunya 1OC. Dalam sistem SI satuan kalor adalah Joule. Satu
kalori setara dengan 4,18 joule.
• Kalor jenis (c) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
suhu setiap 1kg massa benda dan setiap 1 °C kenaikan suhu.
• Kapasitas kalor ( C ) adalah banyaknya kalor yang digunakan
untuk menaikkan suhu benda setiap 1 °C.
Dari kenyataan bahwa:
• Kalor yang diberikan pada benda sebanding dengan kenaikan
suhu.
• Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu sebanding
massa benda.
• Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu tergantung
jenis benda.
PERUBAHAN WUJUD ZAT
• Kita kenal ada tiga wujud zat, yaitu padat, cair, dan gas. Pada umumnya
semua zat pada suhu dan tekanan tertentu dapat berubah dari satu wujud
ke wujud yang lain. Misalkan H20 pada wujud padat berupa es, dalam
wujud cair berupa air, dan dalam wujud gas berupa uap.
• Jumlah kalor yang diperlukan/dilepaskan saat perubahan wujud (suhu
tetap) dinyatakan dengan formula:
Q=m.L
• Q=jumlah kalor, satuannya joule.
• m=massa zat, satuannya kg.
• L=kalor laten (kalor lebur, kalor beku, kalor uap, dan kalor embun)
satuannya joule/kg.
ASAS BLACK
• Jika ada dua macam zat yang berbeda suhunya dicampurkan atau
disentuhkan, maka zat yang suhunya lebih tinggi akan melepas kalor yang
sama banyaknya dengan kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih
rendah.
• Q lepas = Q serap
• Kekekalan energi pada pertukaran kalor seperti persamaan diatas pertama
kali dikemukakan oleh Black seorang ilmuwan Inggris.
2. Seratus gram air dengan suhu 30OC dicampur
dengan 50 gram air bersuhu 80OC, tentukan
suhu campurannya! (kalor jenis air-1 kal/gr.OC)
Air dingin
t1= 30OC ;m1= 100 gr
Air panas
t2= 80OC ;m2= 50 gr
t
Penyelesaian
Qdiserap=Qdilepas
Q1=Q2
m1.c1.ΔT1=m2.c2.ΔT2
100.1.(t-30) = 50.1.(80-t)
2t-60 = 80-t
3t = 140
t = 46,7 OC
Suhu dan Pemuaian
• Pada Kehidupan Sehari-hari temperatur merupakan indikator panas atau
dinginya benda
Es Dikatakan Bertemperatur Rendah Api Dikatakan Bertemperatur Tinggi
Pemuaian
• ΔL = αLoΔT
• ΔA = βAoΔT
• ΔV = γVoΔT
•Suatu zat jika dipanaskan pada umumnya akan memuai
dan menyusut jika didinginkan
ΔL, ΔA, ΔV = Perubahan panjang,
luas dan volume
L0, Ao, Vo = Panjang, luas dan volume awal
ΔT = Perubahan suhu(0C)
α, β, γ= Koefisien muai panjang, luas dan
volume (0C-1)
γ= 3α dan β= 2α
•Jika dua sistem dengan temperatur yang berbeda
diletakkan dalam kontak termal, maka kedua sistem
tersebut pada akhirnya akan mencapai temperatur yang sama.
•Jika dua sistem dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga,
maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain
- Alat Yang Di Gunakan Untuk Mengukur Temperatur Di Sebut Termometer
- Untuk Mengukur Temperatur Secara Kuantitatif, perlu skala numerik seperti °C, °R, K, °F
PEMUAIAN ZAT PADAT
1. PEMUAIAN PANJANG
Dari gambar di samping, diperoleh
a. lt = … atau Δl = ….
b. Koefisien muai panjang(α) suatu
bahan adalah perbandingan antara
pertambahan panjang(Δl) terhadap
panjang mula-mula(lо) persatuan
kenaikan suhu(Δt). Secara
matematis dinyatakan:
α = … atau Δl = … ,
sehingga lt = ………………
c. Apa satuan α dan tuliskan
dimensinya.
lo
lt
Δl
lo = initial length
lt = panjang pada suhu t
Δl = the length increases
to = suhu awal
t = suhu akhir
α = coefficient of linier expansion
Contoh Soal:Pemuaian Zat Padat
1. Sebatang baja berpenampang kecil yang
panjangnya 20 meter bersuhu 20OC. Baja
mengalami pemanasan sampai suhu 40OC
kemudian didinginkan sampai suhu -30OC.
Berapakah perbedaan thd pjng awal?.
Penyelesaian:
αbaja= 12. 10-6 /OC
a. Δl = lO α Δt
= 20 m . 12. 10-6 /OC. (40-20)OC
= 4,8 mm
b. Δl = lO α Δt
= 20 m . 12. 10-6 /OC. (-30-20)OC
= -12 mm
2. Sebuah plat baja berbentukpersegi dengan sisi
30 cm bersuhu 20OC. Bila Plat Baja dipanaskan
sampai 130 OC,tentukan luas baja sekarang?.
Penyelesaian: β=2.α
ΔA = AO β Δt
= 900 cm2 . 24. 10-6 /OC. (130-30)OC
= 2,38 cm2
At = AO+ ΔA
= 900 cm2 + 2,38 cm2
= 902,38 cm2
Cara lain: (coba
dihitung)
At = AO(1+ β Δt)
PEMUAIAN ZAT CAIR
• Formula:
Vt = VO ( 1 + Δ t )
Keterangan:
= koef. Muai volume zat
cair (diket. Dari data
muai volume zat cair)


Penyelesaian:
Diket: Ditanya: Vt?
VO = 2 liter
Δt = 50OC-20OC= 30OC
= 210. 10-6/OC
Jawab: Vt = VO ( 1 + Δ t )
= 2 ( 1 + 210.10-6.30 )
= 2 (1,0063)
= 2,0126 liter


Contoh:
Air sebanyak 2 liter bersuhu 20OC dipanaskan dalam
panci hingga suhunya 50OC. Berapa volume air
setelah dipanaskan?(γ=210.10-6/OC)
PEMUAIAN GAS
• Formula:
Vt = VO ( 1 + Δ t )
Keterangan:
= koef. Muai volume gas
= 1/273
T = suhu harus dlm Kelvin
Maka formula dapat dalam
bentuk:


Contoh:
Gas sebanyak 2 liter bersuhu 27OC.
Berapa volume gas setelah dipanaskan
hingga suhunya 77OC?
Penyelesaian:
Diket: Ditanya: V2?
V1 = 2 liter T1= 27 +273 = 300 K
T2= 77+273= 350 K
Jawab:
2
2
1
1
T
V
T
V

literV
V
T
V
T
V
33,2
350300
2
2
2
2
2
1
1



PERAMBATAN KALOR
1. Konduksi
Perambatan kalor secara konduksi terjadi pada logam yang dipanaskan.
Partikel-partikel logam tidak berpindah, perpindahan kalornya terjadi secara
berantai oleh partikel yang bergetar semakin cepat pada saat kalor yang
masuk logam semakin besar dan getaran partikel akan memindahkan kalor
pada partikel disampingnya, demikian dan seterusnya. (cari contohnya
perambatan kalor dalam kehidupan sehari-hari, minimal 3 contoh)
Formula:
)(
.
12 TT
L
Ak
t
Q
 (Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W)
A = luas penampang (m2)
L = panjang bahan (m)
K = kondusivitas bahan (W/m.K)
Δ T = selisih suhu (OC atau K)
2. Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat
cair dan gas. Pada perpindahan kalor ini bagian yang
mendapat kalor partikel-partikelnya akan berpindah
ke suhu yang lebih rendah, demikian dan seterusnya
sehingga terjadi arus konveksi. (cari contoh perambatan kalor
ini dalam kehidupan sehari-hari, minimal 3 contoh)
Formula:
).(. 12 TTAh
t
Q
 (Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W)
A = luas penampang (m2)
h = koef. konveksi (W/m2.K)
Δ T = selisih suhu (OC atau K)
Contoh Soal Perpindahan Kalor
1. Balok besi berpenampang kecil dengan suhu
kedua ujung dibuat tetap yaitu 500OC dan 100OC.
Jika panjang besi 50 cm. Berapakah laju kalor
persatuan luas yang melewati balok tersebut.
(konduksivitas termal besi= 75 W/m.K)
Penyelesaian:
L=50 cm= 0,5 m k= 75 W/m.K ΔT=400K
2
/60000400
5,0
75
.
mWT
L
k
At
Q

3. Sebuah benda sumber panas mempunyai luas
permukaan 10 cm2 dan emisivitasnya 0,4 bersuhu
727OC. Hitung kalor yang dipancarkan benda selama 1
menit.
Penyelesaian:
A=10 cm2=0,001 m2 ε= 0,4
T=727+273=1000K σ= 5,67.10-8 W/m2.K4
t=60 sekon Q?
Q= ε.σ.A.T4.t
= 0,4. 5,67.10-8. 0,001. (1000)4.60
= 136,08 j
BAB II
LISTRIK DINAMIS
Menentukan arus listrik dan arus elektron.
Arah elektronArah arus listrik
Arus elektron adalah aliran elektron dari potensial
rendah ke potensial tinggi
Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial
tinggi ke potensial rendah
Menentukan syarat arus listrik dapat mengalir pada suatu rangkaian
• Lampu mati
• Arus listrik tidak mengalir
Rangkaian Terbuka
• Lampu menyala
• Arus listrik mengalir
Rangkaian Tertutup
Arus listrik dapat mengalir jika dalam rangkaian tertutup
Arus listrik identik dengan arus air
hA
hB
hA > hB
EPA > EPB
hA = hB
EPA = EPB
Potensial A = Potensial B
Arus air dapat mengalir jika ada perbedaan energi potensial
Benda A Potensial tinggi Benda B Potensial rendah
Arus listrik dapat mengalir jika ada beda potensial
Konduktor
Arus elektron
Arus listrik
Kuat Arus Listrik
Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan
yang mengalir pada penghantar tiap detik.
I = Kuat arus listrik ( Ampere )
Q = muatan ( Coulomb )
t = waktu ( secon )t
Q
I 
Contoh
• Sebuah akumulator pada kutub-kutubnya dihubungkan pada
terminal lampu jika kuat arus yang mengalir pada lampu 0,5 A
dan lampu dinyalakan selama 2 menit berapakah muatan
listrik yang telah melewati lampu ?
Diketahui
I = ……………… A
t = ……………… s
Jawab
Q = ………… x …………….
= ………….x …………….
= …………………………. C
Pengukuran Kuat arus listrik
Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur kuat arus listrik
Pemasangan Amperemeter dalam rangkaian
listrik disusun secara seri
Nilai yang terukur = x Batas ukur
Cara membaca Amperemeter
skala maksimum
skala yang ditunjuk jarum
skala batas ukur
Nilai yang ditunjuk jarum
Nilai maksimum
34
100
X 1 = 0,34 A
Beda Potensial
Q
W
V 
Energi yang diperlukan untuk memindah muatan listrik tiap satuan muatan
V = Beda Potensial ( Volt )
W = Energi ( Joule )
Q = Muatan ( Coulomb )
1 Volt = 1J/C
Satu volt adalah untuk memindah muatan listrik sebesar 1 Coulumb
memerlukan energi sebesar 1 Joule.
Contoh
• Sebuah baterai memiliki beda potensial sebesar 1,5 volt jika
baterai digunakan untuk menyalakan lampu maka sejumlah
50 coulomb muatan listrik yang melewati lampu. Berapakah
besar energi yang dikeluarkan baterai
Diketahui
V = ………………… Jawab
Q = …………………. W = ………….. X ……………..
Ditanya = ………….. X ……………..
W = ? = ………………… J
Pengukuran Beda Potensial
• Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda
potensial listrik ( tegangan )
• Pemasangan voltmeter dalam rangkaian listrik disusun secara
parallel seperti gambar.
Cara Membaca Voltmeter
Skala yang ditunjuk jarum
Skala maksimum
Batas ukur
Nilai yang terukur = ….
HUKUM OHM
Jml
Batrai
V I
1
2
3
1,20,20 2,60,40 4,00,54
Dari tabel data dapat kita ketahui jika beda potensial diperbesar maka kuat
arus listriknya juga turut membesar.
Hubungan yang didapatkan antara beda potensial dengan kuat adalah
Beda potensial sebanding dengan kuat arus listrik
V I~
Grafik Hubungan Beda potensail (V)
terhadap kuat arus listrik ( I )
0,1
I( A)
V(volt)
0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
V I~
V I R=
V
I
R
= Beda potensial ( volt )
= Kuat arus listrik ( A )
= Hambatan ( Ω )
R
V
=
I
Grafik Hubungan Hambatan (R) terhadap
kuat arus listrik ( I )
0,25
I( A)
R(Ω)
0,50 0,75 1,0 1,5
10
20
30
40
50
Data
R 10 20 30 40
I 1,0 0,5 0,3 0,25
Jika V dibuat tetap = 10 V
I1 =
V
R
I1 =
10
10
I1 = 1,0 A
I2 =
V
R
I2 =
10
20
I2 = 0,5 A
I3 =
V
R
I3 =
10
30
I3 = 0,3 A
I4 =
V
R
I4 =
10
40
I4 = 0,25 A
Tujuan : Menyelidiki faktor yang mempengaruhi
besar hambatan kawat
Semakin panjang kawat maka hambatan kawat semakin besar
1
Variabel manipulasi : panjang kawat
Variabel respon : hambatan kawat
Variabel kontrol : jenis kawat, luas penampang kawat
A
B
IA > IB
RA < RB
lA < lB R ~ ℓ
Hambatan kawat sebanding dengan panjang kawat.
Variabel manipulasi : jenis kawat
Variabel respon : Hambatan
Variabel kontrol : panjang, luas penampang kawat
2
IA < IB
RA > RB
rA > rB
Semakin besar hambatan jenis kawat maka hambatan kawat semakin besar
Hambatan kawat sebanding dengan hambatan jenis kawat.
R r~
A B
3
Variabel manipulasi : luas penampang kawat
Variabel respon : hambatan kawat
Variabel kontrol : jenis kawat, panjang kawat
IA < IB
RA > RB
AA < AB
Semakin besar luas penampang kawat maka hambatan kawat semakin kecil
Hambatan kawat berbanding terbalik dengan luas penampang kawat.
R 1
A
~
A B
Faktor yang mempengaruhi besar hambatan
pada kawat adalah :
1. Panjang kawat ( l )
2. Luas penampang kawat ( A )
3. Hambatan jenis kawat ( r )
A
ρR


R = Hambatan (Ω )
l = Panjang kawat ( m )
A  Luas penampang kawat ( m2 )
r = Hambatan jenis kawat ( Ω m )
Konduktor dan Isolator
kayu
plastik
alluminium
besi
tembaga
Kayu isolator
Plastik isolator
Alluminium konduktor
Besi konduktor
Tembaga konduktor
Hukum I Kirchhoff
Pada rangkaian tidak bercabang ( seri ) kuat arus listrik
dimana-mana sama
L1 L2
Rangkaian seri
Pada rangkaian bercabang (Paralel)
Jumlah kuat arus listrik yang masuk pada
titik cabang sama dengan jumlah kuat arus
yang keluar dari titik cabang
L1
L2
Rangkaian Paralel
Σ Imasuk = Σ Ikeluar
Contoh
1. Perhatikan rangkaian di bawah
dan tentukan nilai I1, I2, I3 ?
10A
40 A P
Q S
25A
I1
I2
I3
2. Tentukanlah kuat arus I1 sampai dengan I6 ?
50 mA I1 I2 I3
30mA
I4
I5
15 mA
I6 23mA
3. Perhatikan rangkaian di bawah
dan tentukan nilai I1 sampai I7 ?
12 A I1
I2
I7
I3
I4
I5
I6
Jika I1 = I2
I3 : I4 = 1 : 2
dan I5 = 2 I6
Susunan seri pada Hambatan
a b c d
R1 R2 R3
Vab Vbc Vcd
Vad = Vab + Vbc + Vcd
Rsa d
I Rs = I R1 I R2 I R3++
Vad
Rs = R1 R2 R3++
Susunan Paralel pada Hambatan
a b
R1
R2
R3
I = I1 + I2 + I3
Rpa
RP R1 R2 R3
++
Vab
RP R1 R2 R3
++
b
I
I1
I2
I3
I
VabVab VabVab
=
=
1 1 1 1
Contoh
• Tentukan hambatan pengganti pada rangkaian di bawah
2 Ω 4 Ω 3 Ω
2 Ω
3 Ω 5 Ω 4 Ω
1
Rs = R1+R2+R3+R4+R5+R6+R7
Rs =2+4+3+2+4+5+3
Rs =23 Ω
2
4 Ω 3 Ω3 Ω
6 Ω
R2
1
RP R1
+=
1 1
RP 6 3
+=1 1 1
RP 6 6
+=
1 1 2
RP 6
=
1 3
=RP 2 Ω4 Ω 3 ΩRP: 2 Ω
Rs = R1+RP+R2
Rs = 4+2+3
Rs = 9 Ω
2Ω 2Ω 4Ω
4Ω
2Ω
2Ω
2Ω
2Ω
2Ω
3
4Ω
4Ω
4Ω6Ω
2Ω
2Ω
8Ω
2Ω
2Ω
24Ω
2Ω
2Ω
4
5
8Ω
2Ω
2Ω
12Ω
2Ω
2Ω
24Ω
Perhatikan gambar di bawah
Tentukan
a.Kuat arus total
b.Kuat arus I1 dan I2
c.Tegangan ab dan tegangan bc
R2
1
RP R1
+=
1 1
RP 6 3+=
1 1 1
RP 6=
1 3
=RP 2 Ω
Rs = R3 + Rp
Rs = 4 + 2
Rs = 6Ω
a
R
V
I
I 18 volt
6Ω
I 3 A
6Ω
3Ω
a
b c
4Ω
I2
I1
I
V = 18 volt
R1
R2
R3
I1 : I2 =
R1 R2
:
1 1
I1 : I2 =
6 3
:
1 1
x6
I1 : I2 = 1 : 2
I1 =
3
1 x I
I1 =
3
1 x 3
I1 = 1 A
I2 =
3
2 x I
I2 = 2 A
I2 = x 3
3
2
b
c
Vab = I R3
Vab = 3 x 4
Vab = 12 V
Vbc = I1 R1
Vbc = 1 x 6
Vbc = 6 V
atau
Vbc = I2 R2
Vbc = 2 x 3
Vbc = 6 V
Latihan
3Ω2 Ω
4Ω
5Ω
4Ω
1Ω
I2
I1
12 V
I
b
a
Tentukan
a. Hambatan pengganti
b. Kuat arus total
c. Kuat arus I1 dan I2
d. Tegangan Vab
Tentukan
a. Hambatan pengganti
b. Kuat arus tiap hambatan
c. Tegangan tiap hambatan
2Ω 2Ω 4Ω
4Ω
2Ω
2Ω
2Ω
2Ω
2Ωa
b c
d e
V = 12 V
f
1
2
GAYA GERAK LISTRIK (E)
• Gaya gerak listrik adalah beda potensial antara ujung-ujung
sumber tegangan pada saat tidak mengalirkan arus listrik atau
dalam rangkaian terbuka.
V
Pengukura ggl
TEGANGAN JEPIT (V)
• Tegangan jepit adalah beda potensial antara ujung – ujung
sumber tegangan saat mengalirkan arus listrik atau dalam
rangkaian tertutup .
V
Pengukura Tegangan Jepit
Susunan Seri GGL
E
r
E E
r r
Etotal = n E
rtotal = n r
E = ggl ( volt)
r = hambatan dalam ( Ω )
n = jumlah baterai
Susunan Paralel GGL
E
r
E
E
r
r
Etotal = E
rtotal =
r
n
Hukum Ohm dalam rangkaian tertutup
Untuk sebuah ggl
Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian
I = Kuat arus ( A )
E = ggl ( volt )
R = hambatan luar ( Ω )
r = hambatan dalam ( Ω )
Vpq = tegangan jepit ( volt )
E , r
p qR
I
Tegangan jepit
rR
E
I


Vpq = I R
E = Vpq + I r
Hubungan ggl dengan tegangan jepit
LATIHAN
Tiga buah elemen yang
dirangkai seri masing –
masing memiliki GGL 4 V
dan hambatan dalam 0,2 Ω,
dirangkai dengan hambatan
luar seperti gambar
Tentukan :
a. Hambatan luar
b. Kuat arus total ( I )
c. Kuat arus I1 dan I2
d. Tegangan Vab, Vbc
e. Tegangan jepit
E
r
E E
r r
3 Ω
6 Ω
4 Ω
a
b c
V = 4 V
r = 0,2 Ω
I
I1
I2
R2=8ΩR1=2Ω
R3=3Ω R4=12Ω
BR5=24ΩA
Hitung Rangkaian
pengganti AB
R1.R4 = R2.R3
Syarat Jembatan dalam keadaan
seimbang :
Jika Syarat itu terpenuhi, maka R5
diabaikan
Sehingga RAB menjadi :
R2=8ΩR1=2Ω
R3=3Ω R4=12Ω
BA
Rs1
Rs2
Rs1= R1 + R2
Rs1= 2 + 8
Rs1= 10 Ω
Rs2= R3 + R4
Rs2= 3 + 12
Rs2= 15 Ω
1 1 1
RAB Rs1 Rs2
= +
1 1 1
RAB 10 15
= +
1 5
RAB 30
=
RAB = 6Ω
R2=8ΩR1=2Ω
R3=4Ω R4=12Ω
BR5=4ΩA
Hitung Rangkaian
pengganti AB
R1.R4 = R2.R3
Syarat Jembatan seimbang tidak
terpenuhi :
Jika Syarat tidak terpenuhi, maka R5
tidak dapat diabaikan
Sehingga RAB diubah menjadi :
A
R2=8ΩR1=2Ω
R3=4Ω R4=12Ω
BR5=4Ω
Rb
Ra
Rc
Ra =
R1.R3
R1+R3+R5
Rb =
R1.R5
R1+R3+R5
Rc =
R3.R5
R1+R3+R5
Rs1= Rb + R2
Rs1= 0.8 + 10
Rs1= 10.8 Ω
Rs2= Rc + R4
Rs2= 1.6 + 6
Rs2= 7.6 Ω
1 1 1
Rp Rs1 Rs2
= +
1 1 1
Rp 10.8 7.6
= +
1 18.4
Rp 82.08
=
Rp = 4,46Ω
Ra =
(2)(4)
2+4+4
Rb =
(2)(4)
2+4+4
Rc =
(4)(4)
2+4+4
=
=
=
0.8
0.8
1.6
A
R2=8Ω
R4=12Ω
B
Rs1
Rb
Ra
Rc
Rs2
Maka :
RAB= 0.8 Ω + 4.46Ω
RAB= Ra + Rp
RAB= 5.26 Ω
E1 =3V
R1 =2Ω
Hukum II Kirchoff:
Jumlah GGL dan Tegangan Jepit Dalam suatu Rangkaian
Tertutup sama dengan Nol
E2 =6V
E3 =3V
R2 =2Ω
R3 =2Ω
R4 =2Ω
R5 =2Ω
Tentukan besar arus yang melewati tiap-tiap cabang
penghantar!
E1 =3V
R1 =2Ω
E2 =6V
R2 =2Ω
R3 =2Ω
E2 =6V
E3 =3V
R3 =2Ω
R4 =2Ω
R5 =2Ω
Loop I Loop II
E1 – E2 + I1(R1+R2) + I2R3 = 0
E3 – E2 + I3(R4+R5) + I2R3 = 0
3 – 6 + I1(2+2) + I2(2) = 0
3 – 6 + I3(2+2) + I2(2) = 0
4 I1 + 2 I2 = 3
2 I2 + 4 I3 = 3
(1)
(2)
I2 = I1 +
I3
I3 = I2 - I1
2 I2 + 4 I3 = 3
2 I2 + 4 (I2 - I1) = 3
-4 I1 + 6 I2 = 3 (3)
SUBTITUSI (1) DAN (3)
4 I1 + 2 I2 = 3
-4 I1 + 6 I2 = 3 +
8 I2 = 6
I2 = ¾ A
4 I1 + 2 (¾) = 3
I1 = 3/8 A
I3 = I2 - I1
I3 = I2 - I1
I3 = (¾)- (3/8)
I3 = 3/8 A
i2
i1
i2
i3
7.4 Energi dan Daya Listrik
a. Energi Listrik
b. Daya Listrik
Contoh :
1. Pada sebuah lampu pijar tertera 100 W, 220 V. Tentukan
hambatan lampu tsb !
2. Lampu pijar dari 60 W, 220 V, dipasang pada tegangan
110 V, tentukan daya yg dapakai lampu tsb !
R
V
RIVI
t
W
P
2
2

t
R
V
RtIVItW
2
2

Contoh soal dan Pembahasan
BAB III
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak
ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter
yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude,
kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak
antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu
satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan
energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi
berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan
semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya.
Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam
semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi,
semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi
frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan
energi elektromagnetik.
Ciri-ciri gelombang elektromagnetik :
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa ciri gelombang elektromagnetik adalah
sebagai berikut:
1. Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga
kedua medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada
tempat yang sama.
2. Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus
terhadap arah rambat gelombang.
3. Dari ciri no 2 diperoleh bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang
transversal.
4. Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik mengalami
peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Juga mengalami peristiwa polarisasi
karena termasuk gelombang transversal.
5. Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat listrik dan
magnetik medium yang ditempuhnya.
Cahaya yang tampak oleh mata bukan semata jenis yang memungkinkan radiasi
elektromagnetik. Pendapat James Clerk Maxwell menunjukkan bahwa gelombang
elektromagnetik lain, berbeda dengan cahaya yang tampak oleh mata dalam dia punya panjang
gelombang dan frekuensi, bisa saja ada. Kesimpulan teoritis ini secara mengagumkan diperkuat
oleh Heinrich Hertz, yang sanggup menghasilkan dan menemui kedua gelombang yang tampak
oleh mata yang diramalkan oleh Maxwell itu. Beberapa tahun kemudian Guglielmo Marconi
memperagakan bahwa gelombang yang tak terlihat mata itu dapat digunakan buat komunikasi
tanpa kawat sehingga menjelmalah apa yang namanya radio itu. Kini, kita gunakan juga buat
televisi, sinar X, sinar gamma, sinar infra, sinar ultraviolet adalah contoh-contoh dari radiasi
elektromagnetik. Semuanya bisa dipelajari lewat hasil pemikiran Maxwell.
SUMBER GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
1. Osilasi listrik.
2. Sinar matahari menghasilkan sinar infra merah.
3. Lampu merkuri menghasilkan ultra violet.
4. Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam menghasilkan sinar X
(digunakan untuk rontgen).
Inti atom yang tidak stabil menghasilkan sinar gamma.
SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan
frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah
disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi
yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang
radio sampai ke energi yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi
tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray.
Contoh spektrum elektromagnetik :
Gelombang Radio
Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau frekuensinya. Jika
panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah atau sebaliknya. Frekuensi
gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya.
Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat
penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator.
Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat
mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi
gelombang menjadi energi bunyi.
Gelombang mikro
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling tinggi yaitu
diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek
pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan
menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam
microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis.Gelombang mikro juga
dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR berarti mencari dan
menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar
memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang
elektromagnetik c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran
dengan penerimaan.
Sinar Inframerah
Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang
gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh
sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum
ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi
di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah.Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron
dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti
memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada
suhu dan warna benda.
Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita dapat
didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi
oleh mata manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari
panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk
cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada
bidang telekomunikasi dan kedokteran.
Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz atau dalam
daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul
dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet
dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi
menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan
kehidupan makluk hidup di bumi.
Sinar X
Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang gelombangnya sangat
pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus
kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal
1 cm.
Sinar Gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang gelombang
antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang menyebabkan efek yang serius jika
diserap oleh jaringan tubuh.
Contoh penerapan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari :
1. Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran panjang
gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan paling banyak
adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan sistem radar. Radar berguna untuk
mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah hujan,
pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar berkisar
antara 0.8 – 100 cm.
2. Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya
terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak,
dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan
refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah
Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi
microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik atmosfer
bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensitas hujan.
3. Infrared
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki pancaran inframerah
dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut termogram digunakan untuk mendeteksi masalah
sirkulasi darah, radang sendi dan kanker. Radiasi inframerah dapat juga digunakan dalam alarm
pencuri. Seorang pencuri tanpa sepengetahuannya akan menghalangi sinar dan
menyembunyikan alarm. Remote control berkomunikasi dengan TV melalui radiasi sinar
inframerah yang dihasilkan oleh LED ( Light Emiting Diode ) yang terdapat dalam unit, sehingga
kita dapat menyalakan TV dari jarak jauh dengan menggunakan remote control.
d. Ultraviolet
Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat membunuh kuman-kuman
penyakit kulit.
e. Sinar X
Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan
tulang dalam badan terutama untuk menentukan tulang yang patah. Akan tetapi penggunaan
sinar X harus hati-hati sebab jaringan sel-sel manusia dapat rusak akibat penggunaan sinar X
yang terlalu lama.
* Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300
MmHz
* Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1µeV/GHz
* Panjang gelombang dikalikan dengan energy per foton adalah 1.24 µeVm
Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar
gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang
radio dengan panjang gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas
dan tumbuh dari penggunaan praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode
deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam
elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam panjang gelombang untuk
energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (? = 0,5 mm). Istilah “spektrum
optik” juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik, walaupun
sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 – 700 nm)[1].
Dan beberapa contoh spektrum elektromagnetik seperti :
1. Radar
(Radio Detection And Ranging),digunakan sebagai pemancar dan penerima gelombang.
2. Infra Merah
Dihasilkan dari getaran atom dalam bahan dan dimanfaatkan untuk mempelajari
struktur molekul
3. Sinar tampak
mempunyai panjang gelombang 3990 Aº – 7800 Aº.
4. Ultra ungu
dimanfaatkan untuk pengenalan unsur suatu bahan dengan teknik spektroskopi
BAB IV
ALAT-ALAT OPTIK
A. Pemantulan Cahaya
1. Pengertian Cahaya
Cahaya yang biasanya kita lihat adalah merupakan kelompok sinar-sinar
cahaya yang disebut berkas cahaya. Terdapat tiga macam berkas cahaya, yaitu:
•Berkas cahaya sejajar, yaitu berkas cahaya yang arahnya sejajar satu sama lain.
•Berkas cahaya menyebar (divergen), yaitu berkas cahaya yang berasal dari satu titik
kemudian menyebar ke beberapa arah.
•Berkas cahaya mengumpul (konvergen), yaitu berkas cahaya yang menuju ke satu titik
tertentu.
Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu:
a. Pemantulan teratur adaah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya
jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata) dan mengkilap, sehingga
arah pantulan cahaya tersebut menuju ke suatu arah tertentu.
b. Pemantulan baur (difus) adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas
cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak rata), sehingga
arah pantulan cahaya tidak teratur.
Pada pemantulan cahaya berlaku hukum Snellius, yaitu:
a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
b. Sudut datang besarnya sama denagn sudut pantul.
2. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar
Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah bidang
datar.
a. Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Sejajar
Berkas cahaya yang datang sejajar yang jatuh pada cermin datar akan dipantulkan
sejajar pula.
b. Pemantulan Berkas Cahaya yang Menyebar (Divergen)
Berkas cahaya yang datang menyebar yang jatuh pada cermin datar akan
dipantulkan menyebar pula.
c. Pembentukan Bayanagn pada Cermin Datar
Untuk melukis bayangan pada cermin datar, kita gunakan hukum pemantulan
cahaya, yaitu:
Sudut datang = Sudut pantul
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar, yaitu:
•Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin,
•Bayangannya maya,
•Ukurannya sama dengan ukuran benda,
•Bayangan yang terbentuk tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya, dan
•Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda.
cermin datar tersebut dapat dicari dengan rumus berikut.
dengan ketentuan jika:
• 360/A = GENAP, maka m = 1
• 360/A = GANJIL, maka m = 0
3. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung
Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya
permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam suatu bola.
a. Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Sejajar
Berkas cahaya yang datang sejajar yang jatuh pada permukaan cermin cekung
akan dipantulkan mengumpul (konvergen).
b. Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Menyebar
Berkas cahaya yang datang menyebar yang jatuh pada permukaan cermin cekung
akan dipantulkan sejajar.
c. Pemantulan Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cekung
Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut.
1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F).
2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik pusat
kelengkungan cermin tersebut.
d. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung
Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung adalah sebagai berikut.
1) Bila benda berada di antara titik O dan titik F, maka bayangannya: maya, tegak dengan
bendanya, diperbesar dari bendanya, dan berada di belakang cermin.
2) Bila benda berada di titik F, maka tidak terbentuk bayangan.
3) Bila benda berada di antara titik F dan titik M maka bayangannya nyata, terbalik
dengan bendanya, diperbesar dari bendanya dan berada di depan cermin.
4) Bila benda berada di titik M, maka bayangannya nyata, terbalik dengan bendanya,
sama besar dengan bendanya dan berada di depan cermin.
5) Bila benda berada di titik M dan titik tak terhingga, maka bayangannya nyata, terbalik
dengan bendanya, diperkecil dari bendanya, dan berada di depan cermin.
4. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung
Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya
permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari suatu bola.
a. Pemantulan Sinar Datang yang Sejajar
Berkas sinar datang yang sejajar yang jatuh pada cermin cembung akan
dipantulkan menyebar.
b. Pemantulan Sinar Datang yang Menyebar
Berkas sinar datang yang menyebar yang jatuh pada cermin cembung akan
dipantulkan menyebar juga.
c. Pemantulan Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cembung
a) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik
fokus (F).
b) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama.
c) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan
seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.
d. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung
Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat menggunakan sinar-sinar
istimewa di atas. Paling sedikit digunakan dua sinar istimewa dalam melukis bayangan.
Sifat-sifat bayangan pada cermin cembung, yaitu:
1) Maya,
2) Tegak seperti bendanya,
3) Diperkecil dari bendanya, dan
4) Benda di belakang cermin.
5. Perhitungan pada Cermin Cekung dan Cembung
Istilah-istilah berikutsering digunakan dalam perhitungan pada cermin cekung dan
cembung.
•Jarak/panjang fokus adalah jarak antara titik pusat bidang cermin (O) dengan titik fokus
utama (F), Jarak fokus dilambangkan dengan f.
•Jari-jari cermin adalah jarak antara titik pusat bidang cermin (O) dengan titik pusat
kelengkungan cermin (M). Jari-jari cermin dilambangkan dengan R. Hubungan antara R dan
f adalah R = 2f atau f = ½ R
•Jarak benda adalah jarak antara titik pusat bidang cermin (O) dengan letak benda. Jarak
benda dilambangkan dengan s.
•Jarak bayangan adalah jarak antara titik pusat bidang cermin (O) dengan letak bayangan.
Jarak bayangan dilambangkan dengan s’.
Pada cermin berlaku hubungan.
Perjanjian tanda:
a. Untuk cermin cekung, R dan f positif.
b. Untuk cermin cembung, R dan f negative
c. Untuk bayangan nyata, s’ positif.
d. Untuk bayangan maya, s’ negatif.
Perbesaran benda dihitung dengan persamaan:
Dengan: M = perbesaran
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
Jika 0 < M < 1, maka bayangan diperkecil.
Jika M > 1, maka bayangan diperbesar.
Jarak fokus.
Keterangan: M = perbesaran bayangan,
h = tinggi benda,
h’ = tinggi bayangan
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus
R = jari-jari kelengkungan cermin
B. Pembiasan Cahaya
1. Hukum Pembiasan Cahaya
Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan
cahaya karena
melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya.
Selain pemantulan, Willeboard Snellius juga melakukan eksperimen-
eksperimen tentang pembiasan cahaya dan ia menemukan hubungan antara
sinar datang dan sinar bias yang kemudian dikenal dengan Hukum Snellius,
yaitu:
a. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
b. Jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium yang kurang
rapat, maka sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal.
c. Jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat,
maka sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.
d. Perbandingan sinus sudut datang (i) dengan sinus sudut bias (r) merupakan suatu
bilangan tetap. Bilangan tetap inilah yang sebenarnya menunjukkan indeks bias.
2. Indeks Bias
a. Indeks Bias Mutlak
Indeks bias mutlak adalah suatu ukuran kemampuan medium itu untuk
membelokkan cahaya. Jadi tipa medium akan memiliki indeks bias yang berbeda indeks bias
mutlak juga menunjukkan kerapatan dan kerenggangan suatu bahan misalnya gelas lebih
rapat dari pada air maka indeks bias gelas lebih besar dari pada air.
dimana n = indeks bias mutlak, i = sudut datang, dan r = sudut bias.
Indeks bias mutlak suatu medium hampa dirumuskan sebagai berikut.
b. Indeks Bias Relatif
Seberkas sinar merambat dari medium 1 (n1) ke medium 2 (n2), misal dari kaca
menuju air. Indeks bias relatif kaca terhadap air dapat ditulis sebagai berikut.
n1 sin i = n2 sin r
c. Pemantulan Sempurna
Sinar dapat mengalami pemantulan sempurna. Pemantulan sempurna akan
terjadi apabila sudut datang sinar (i) lebih besar dibanding sudut kritis/sudut batas (ik).
Sudut kritis atau sudut batas antara dua medium adalah sudut datang dari
medium lebih rapat menuju medium kurang rapat yang menghasilkan sudut bias 900. Besar
sudut kritis dapat ditemtukan sebagai berikut. Misal sinar merambat dengan sudut datang i
= ik ke medium yang lebih renggang n2 (n2< n1) dengan sudut bias r = 900, maka:
n1 sin i = n2 sin r
n1 sin i = n2 sin 900
n1 sin ik = n2 x 1
d. Pembiasan pada Kaca Planparalel
Apabila seberkas sinar datang dari suatu medium dengan indeks bias n1 ke
suatu kaca plan-paralel dengan indeks bias n2, maka sinar yang keluar dari kaca plan
parallel akan sejajar dengan sinar masuk, namun mengalami pergeseran dari arah semula
seperti tampak pada gambar berikut:
Keterangan: d = pergeseran sinar
t = tebal kaca
i = sudut datang
r = sudut bias
e. Pembiasan pada Bidang Lengkung
Adapun perbesaran bayangan (M) adalah:
Jari-jari kelengkungan bernilai positif jika sinar datang mengenai permukaan yang
cembung. Jari-jari kelengkungan bernilai negatif jika sinar datang mengenai permukaan
yang cekung.
f. Pembiasan pada Bidang Datar
Jari-jari permukaan R = , sehingga:
= 0
dengan demikian: s’ s
Jika n1 > n2, bayangan yang dibentuk bersifat maya (s’ = negatif) dan terletak di
antara benda dengan permukaan bias. Jika n1 < n2, bayangannya berdifat maya dan terletak
di belakang benda.
g. Pembiasan pada Prisma
Sinar yang keluar dari prisma mengalami penyimpangan:
 = i1 + r2 =  dengan  = r1 + i2
Jika sudut datang diubah-ubah suatu saat mencapai simpangan minimum. Pada
saat mencapai simpangan maksimum berlaku.
Untuk sudut  kecil (< 150)
Di mana:  = sudut deviasi
m = sudut deviasi minimum
 = sudut pembias prisma
n1 = indeks bias sekeliling prisma
n2 = indeks bias prisma
C. Lensa Tipis
1. Lensa Cembung
Lensa Cembung (konveks) memiliki bagian tengah yang lebih tebal daripada
bagian tepinya. Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk yaitu:
•Lensa Bikonveks (Cembung Rangkap);
•Lensa Plankonveks (Cembung Datar) dan;
•Lensa Konkaf Konveks (Cembung Cekung).
Lensa cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung memiliki sifat dapat
mengumpulkan cahaya sehingga disebut juga lensa konvergen. Apabila ada berkas cahaya
sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa, maka berkas cahaya tersebut akan
dibiaskan melalui satu titik.
Seperti halnya cermin, lensa cembung juga memiliki tiga sinar istimewa, yaitu:
1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus aktif.
2. Sinar datang melalui titik fokus pasif dibiaskan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui titik pusat optik diteruskan tanpa pembiasan.
Berikut langkah-langkah pembentukan bayangan pada lensa cembung.
a. Lukis dua buah sinar istimewa (agar lebih sederhana gunakan sinar istimewa pada
poin 1 dan 3)
b. Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Perpanjangan
sinar-sinar bias ke depan lensa dilukis sebagai garis putus-putus.
c. Perpotongan kedua buah sinar bias yang dilukis pada langkah 1 merupakan letak
bayangan. Jika perpotongan didapat dari sinar bias, terjadi bayangan nyata, tetapi jika
perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias, bayangan yang dihasilkan adalah
maya.
Persamaan yang berlaku dalam lensa cembung sebagai berikut.
Keterangan:
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
f = jarak fokus
M = perbesaran
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
2. Lensa Cekung
Lensa cekung adalah lensa yang memiliki struktur permukaan melengkung keluar.
Lensa cekung juga disebut lensa konkaf atau lensa divergen. Lensa ini bersifat menyebarkan
cahaya (divergen).
Lensa cekung juga dibagi menjadi beberapa macam yakni :
•Cekung-cekung Simetris (Symmetrical Biconcaf Lens)
•Cekung-cekung Asimetris (Asymmetrical Biconcaf Lens)
•Cekung-Datar (Concaf-Plano)
•Cekung-cembung (Concaf-convex)
Lensa cekung memiliki tiga sinar istimewa yakni sebagai berikut :
1) Sinar datang sejajar sumbu utama dan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus aktif f1.
2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif f2 dan dibiaskan sejajar sumbu
utama.
3) Sinar datang melalui pusat optik dan diteruskan tanpa membias.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu bersifat maya, tegak, diperkecil
dan terletak di ruang antara titik pusat (O) dan titik fokus aktif f1, jika benda terletak di
depan lensa. Berikut adalah langkah-langkah menggambar bayangan pada lensa cekung.
1) Melukis dua buah sinar utama (biasanya digunakan sinar 1 dan 3).
2) Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa.
3) Perpotongan kedua buah sinar bias yang dibentuk oleh sinar 1 dan 3 adalah letak
bayangan. Jika perpotongan didapat dar perpanjangan sinar bias, maka bayangan
yang terjadi adalah maya dan dilukis dengan garis putus-putus.
Persamaan yang berlaku dalam lensa cembung berlaku pula untuk lensa cekung, yaitu:
Keterangan:
s = jarak benda
s' = jarak bayangan
f = jarak fokus
M = perbesaran
h = tinggi benda
h’ = tinggi bayangan
3. Hubungan Jarak Fokus, Indeks Bias, dan Jari-jari Kelengkungan pada Lensa Tipis
Dinyatakan dengan persamaan berikut.
4. Kekuatan Lensa
Kekuatan lensa adalah kemampuan sebuah lensa dalam mengumpulkan atau
menyebarkan sinar yang diterimanya. Makin kuat lensa tersebut memfokuskan sinar, makin
besar kekuatan lensanya. Pada gambar di atas tampak bahwa lensa cembung yang berada
di paling atas, paling kuat memfokuskan (membelokkan) sinar.
Oleh karena itu, lensa cembung tersebut memiliki kekuatan lensa lebih
besar. Kekuatan lensa dirumuskan :
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri)
f = jarak fokus (meter)
5. Gabungan Dua Lensa dengan Sumbu Utama Berimpit
Di dalam alat otik yang menggunakan susunan lensa terdapat dua atau lebih lensa
yang di susun dengan jarak tertentu dan dengan sumbu utama berimpit.
Sehingga diperoleh hubungan:
Keterangan:
d = jarak antara kedua lensa
s’1 = jarak bayangan lensa 1
s1 = jarak benda 1
s’1 = jarak bayangan lensa 1
s’2 = jarak bayangan lensa 2
Mtot = jarak antara kedua lensa
6. Lensa Gabungan
Lensa Gabungan adalah dua atau lebih lensa yang digabung menjadi satu. Jarak
fokus dan kekuatan lensa gabungan dinyatakan sebagai berikut.
a. Jarak Fokus
Apabila fgab bernilai positif, berarti menghasilkan lensa cembung dan
jika bernilai negatif, berarti menghasilkan lensa cekung.
b. Kekuatan Lensa
Kekuatan lensa gabungan dapat ditulis dengan persamaan berikut.
Pgab = P1 + P2 + P3
Dengan P = kekuatan lensa
7. Perjanjian Tanda pada Lensa
1. Perjanjian tanda untuk benda
a. Jika benda didepan lensa , maka benda nyata (s = positif )
b. Jika benda dibelakang lensa, maka benda maya (s = negatif )
2. Perjanjian tanda untuk bayangan
a. Jika bayangan dibelakang lensa , maka bayangan nyata (s’ = positif )
b. Jika bayangan didepan lensa, maka bayangan maya (s’ = negatif )
3. Perjanjian tanda untuk lensa
a. Jika lensa cembung, maka fokusnya positif
b. Jika lensa cekung, maka fokusnya negatif
D. Alat Optik
1. Mata
Setiap manusia memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata. Mata
merupakan bagian dari pancaindra yang berfungsi untuk melihat. Mata membantu kita
menikmati keindahan alam, melihat teman-teman, mengamati benda-benda di sekeliling,
dan masih banyak lagi yang dapat kita nikmati melalui mata. Coba bayangkan bila manusia
tidak mempunyai mata atau mata kita buta, tentu dunia ini terlihat gelap gulita.
Apabila diamati, ternyata mata terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing
mempunyai fungsi berbeda-beda tetapi saling mendukung. Bagian-bagian mata yang
penting tersebut, antara lain, kornea, pupil, iris, aquaeus humour, otot akomodasi, lensa
mata, retina, vitreous humour, bintik kuning, bintik buta, dan saraf mata.
•Kornea. Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, dan transparan. Kornea
berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi
bagian mata yang sensitif di bawahnya.
•Pupil. Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi agar cahaya dapat
masuk ke dalam mata.
•Iris. Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk mengatur
besar kecilnya pupil. Warna inilah yang Anda lihat sebagai warna mata seseorang.
•Aquaeus Humour. Aquaeus humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk
membiaskan cahaya ke dalam mata.
•Otot Akomodasi. Otot akomodasi adalah otot yang menempel pada lensa mata dan
berfungsi untuk mengatur tebal dan tipisnya lensa mata.
•Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa ini
berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina.
•Retina. Retina adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya
bayangan.
• Vitreous Humour. Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi untuk
meneruskan cahaya dari lensa ke retina.
•Bintik Kuning. Bintik kuning adalah bagian dari retina yang berfungsi sebagai tempat
terbentuknya bayangan yang jelas.
•Saraf Mata. Saraf mata befungsi untuk meneruskan rangsangan bayangan dari retina
menuju ke otak.
Dalam perkembangannya, banyak manusia yang mengalami gangguan
penglihatan.
Gangguan penglihatan itu sering disebut juga sebagai cacat mata. Beberapa macam contoh
dari cacat mata adalah:
1) RABUN JAUH (MIOPI) yaitu mata tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas,
disebut juga mata perpenglihatan dekat (terang dekat/mata dekat). Penyebab terbiasa
melihat sangat dekat sehingga lensa mata terbiasa tebal. Miopi sering dialami oleh
tukang arloji, penjahit, orang yang suka baca buku (kutu buku) dan lain-lain. Untuk mata
normal (emetropi) melihat benda jauh dengan akomodasi yang sesuai, sehingga
bayangan jatuh tepat pada retina. Mata miopi melihat benda jauh bayangan jatuh di
depan retina, karena lensa mata terbiasa tebal. Mata miopi ditolong dengan kacamata
berlensa cekung (negatif).
Dalam perhitungan:
So = letak benda sebenarnya (~)
Si = - PR (batas maksimum jangkauan penglihatan) tanda (-) menggambarkan bayangan
di depan lensa.
Dari persamaan :
diperoleh bahwa:f = - PR
Ukuran lensa yang digunakan adalah :
P = kekuatan lensa dalam satuan dioptri (D)
f = jarak fokus lensa kaca mata dalam satuan meter (m)
2) RABUN DEKAT (HIPERMETROPI) tidak dapat melihat jelas benda dekat, disebut juga
mata perpenglihatan jauh (terang jauh/mata jauh). Rabun dekat mempunyai titik dekat
yang lebih jauh daripada jarak baca normal. Penyebab terbiasa melihat sangat jauh
sehingga lensa mata terbiasa pipih. Rabun dekat sering dialami oleh penerbang (pilot),
pelaut, sopir dan lain-lain. Rabun jauh ditolong dengan kacamata berlensa cembung
(positif).
Dalam perhitungan:
So = Sn (jarak baca normal = 25 cm)
Si = - PP (titik dekat hipermetropi), tanda minus menunjukkan bahwa bayangan maya yang
terletak di titik dekatnya
3) MATA TUA (PRESBIOPI) adalah keadaan dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas
benda-benda yang sangat jauh dan benda-benda pada jarak baca normal, disebabkan daya
akomodasi telah berkurang akibat lanjut usia (tua). Pada mata tua titik dekat dan titik jauh
keduanya telah bergeser. Mata tua diatasi atau ditolong dengan menggunakan kacamata
berlensa rangkap (cembung dan cekung). Pada kacamata dengan lensa rangkap, lensa
negatif bekerja seperti lensa pada kaca mata miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti
halnya pada kacamata hipermetropi.
4) ASTIGMATISME (MATA SILINDRIS) disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk
sferik (irisan bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang
lainnya. Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma
juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar pada
bidang horisontal. Astigmatisma ditolong / dibantu dengan kacamata silindris.
2. Lup
Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa
cembung. Lup digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar nampak lebih besar dan
jelas. Ada 2 cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan
mata tak berakomodasi.
Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila diletakkan pada
titik dekat pengamat (s = sn) sehingga mata melihat benda dengan sudut pandang α . Pada
Gambar (b), seorang pengamat menggunakan lup dimana benda diletakkan antara titik O
dan F (di ruang I) dan diperoleh bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat (s'
= sn). Karena sudut pandang mata menjadi lebih besar, yaitu β , maka mata pengamat
berakomodasi maksimum.
Perbesaran sudut dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Perbesaran sudut untuk penglihatan menggunakan lup tanpa berakomodasi dapat dihitung
dengan persamaan:
3.Mikroskop
Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat kecil. Mikroskop terdiri atas dua jenis lensa, yaitu lensa objektif (lensa yang dekat dg
benda) dan lensa okuler (lensa yang dekat mata/pengamat). Jarak fokus lensa okuler lebih
besar daripada jarak fokus lensa objektif. Hal ini agar benda yang diamati dapat kelihatan
sangat besar dan mikroskop tidak terlalu panjang.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan
diperbesar, sedangkan bayangan yang dibentuk lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan
diperbesar.
a. Mata Berakomodasi Maksimum
Panjang mikroskop merupaka jarak pusat antara kedua lensa (L) dan dinyatakan dengan
persamaan berikut.
L = sob‘ + sok
b. Mata Tidak Berakomodasi
Panjang mikroskop merupaka jarak pusat antara kedua lensa (L) dinyatakan dengan
persamaan berikut.
L = sob‘ + fok
4. Teropong/Teleskop
Teropong merupakan alat optik ntuk melihat benda-benda jauh. Teropong
berfungsi “mendekatkan” benda ke mata kita. Ada dua jenis teropong, yaitu teropong bias
dan teropong pantul. Teropong bias menggunakan lensa, teropong pantul menggunakan
cermin.
a. Teropong Bias
1) Teropong Bintang
Teropong bintang atau teropong astronomi merupakan alat untuk mengamati
bintang, planet atau benda-benda angkasa. Teropong bintang terdiri dari dua buah lensa
cembung yaitu lensa objektif dengan ukuran lebih besar daripada lensa okuler. Jarak fokus
lensa objektif jauh lebih besar nilainya dibandingkan jarak titik fokus lensa okulernya.
a) Mata Tidak Berakomodasi
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
Dengan ketentuan:
d = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
M = Pembesaran teropong bintang
fob = Jarak fokus lensa objektif
fok = Jarak fokus lensa okuler
b) Mata berakomodasi maksimum
Persamaan panjang teropong:
d = fob + sok
2)Teropong Bumi
Apabila melihatbenda-benda di bumi menggunakan teropong bintang akan
diperoleh bayangan yang terbalik. Hal itu tidak dikehendaki. Untuk mengambalikan atau
membalik bayangan, maka kita harus menempatkan sebuah lensa positif di antara objektif
dan okuler. Lensa ini disebut lensa pembalik. Susunan lensa tadi akan menghasilkan
teropong bumi yang baik.
Persamaan perbesaran untuk mata berakomodasi maksimum sebagai berikut.
Panjang teropong:
L = fob + 4fp + sok
Persamaan panjang teropong dan perbesaran untuk mata tidak berakomodasi sebagai
berikut.
dan L = fob + 4fp + sok
3) Teropong Panggung
Untuk memperpendek panjang teropong bumi, pembalikkan bayangan dapat dilakukanoleh
lensa sebagai lensa okuler. Susunan semacam ini dinamakan teropong panggung atau
teropong Galileo.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif merupakan benda maya bagi lensa okuler.
Untuk mata yang tidak berakomodasi panjang teropong dirumuskan:
L = fob + fok
b. Teropong Pantul
Teropong pantul merupakan teropong yang menggunakancermin cekung sebagai
pengganti lensa objektif.Hal ini dikarenakan:1.Cermin lebih mudah dibuat dan murah
daripada lensa 2. Cermin tidak mengalami aberasi kromatik (penguraian warna)seperti
lensa 3. Cermin lebih ringan daripada lensa yang ukurannya sama,sehingga lebih mudah
digantung.
5. Periskop
Periskop merupakan alat optik untuk mengamati dari posisi tersembunyi,
membantumu melihat-lihat melewati dinding, sudut, atau hambatan lain yang menghalangi
pandanganmu. Periskop digunakan oleh Angkatan Laut agar para pelaut yang berada di
dalam kapal selam dapat melihat apa yang ada di permukaan air, bahkan jika kapal itu
sendiri di bawah ombak. Periskop juga biasa ditemukan pada kendaraan tempur lapis baja.
Periskop sederhana dapat dibuat dengan menggunakan tabung yang diberikan cermin
paralel yang saling berhadapan dengan sudut 45° pada setiap sisinya.
6. Proyektor Slide
Proyektor slide adalah alat yang memiliki fungsi menampilkan bayangan sebuah
gambar positif yang dapat ditembus cahaya.
Daftar Pustaka
Anindya Dwicahyani. “Rumus Umum pada Lensa Cekung dan Cembung”.
http://aninonymos.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 03 Juni 2012.
ASAZ. “Hukum Pembiasan Gelombang Cahaya”.
http://fisikasmasmk.blogspot.com/. /. Diakses pada 04:19 PM.
Jihan Hafis Bagaskara. “Sinar Istimewa Pada Lensa Cembung dan Cekung”.
http://jihanhafizbagaskara.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 06 Februari 2013.
Fransisca Harumningtyas. “Kekuatan Lensa”. http://ciskakerenz.blogspot.com/.
Dewi Ratna Ningsih. “Lensa Cembung”. http://aqudanfisika.blogspot.com/.
Diakses pada tanggal 11 Agustus 2010.
Galih Utomo. “Rumus-rumus Umum dalam Lensa”.
http://mediabelajaronline.blogspot.com/.
Hidayat. “Pemantulan Cahaya”. http://yatsuta-thelucky.blogspot.com.
Rahma. “Teropong panggung”. http://rahmandj-fisika.blogspot.com/. Diakses
pada tanggal 01 FEBRUARI 2012.
pEnjAga~Hati. “Pembiasan Cahaya”. http://bublepop-purple.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 04 Desember 2010.
Abadi, Rinawan & Chasanah, Risdiyani. 2012. Fisika. Klaten: Intan Pariwara

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Perpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisiPerpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisi
hendri5
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
Eko Supriyadi
 
ITP UNS SEMESTER 1 Fisika dasar (suhu, pemuaian, panas dan pengukurannya
ITP UNS SEMESTER 1 Fisika dasar (suhu, pemuaian, panas dan pengukurannyaITP UNS SEMESTER 1 Fisika dasar (suhu, pemuaian, panas dan pengukurannya
ITP UNS SEMESTER 1 Fisika dasar (suhu, pemuaian, panas dan pengukurannya
Fransiska Puteri
 
Bab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panasBab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panas
Ibnu Hamdun
 

La actualidad más candente (20)

Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
Suhu dan-kalor ppt kelompok 5
 
My powerpoint
My powerpointMy powerpoint
My powerpoint
 
PPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan KalorPPT Suhu dan Kalor
PPT Suhu dan Kalor
 
Suhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor finalSuhu dan-kalor final
Suhu dan-kalor final
 
suhu dan kalor
suhu dan kalorsuhu dan kalor
suhu dan kalor
 
Kalor SMP
Kalor SMPKalor SMP
Kalor SMP
 
Kalor
KalorKalor
Kalor
 
Perpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisiPerpindahan kalor revisi
Perpindahan kalor revisi
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Rangkuman ipa fisika 1 smp
Rangkuman ipa fisika 1 smpRangkuman ipa fisika 1 smp
Rangkuman ipa fisika 1 smp
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Azas Black & Perpindahan Kalor
Azas Black & Perpindahan KalorAzas Black & Perpindahan Kalor
Azas Black & Perpindahan Kalor
 
Fisika Kelas XI SMK Bab Suhu
Fisika Kelas XI SMK Bab SuhuFisika Kelas XI SMK Bab Suhu
Fisika Kelas XI SMK Bab Suhu
 
Kalor
KalorKalor
Kalor
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
SUHU dan KALOR
SUHU dan KALORSUHU dan KALOR
SUHU dan KALOR
 
KALOR FISIKA DASAR I
KALOR FISIKA DASAR IKALOR FISIKA DASAR I
KALOR FISIKA DASAR I
 
ITP UNS SEMESTER 1 Fisika dasar (suhu, pemuaian, panas dan pengukurannya
ITP UNS SEMESTER 1 Fisika dasar (suhu, pemuaian, panas dan pengukurannyaITP UNS SEMESTER 1 Fisika dasar (suhu, pemuaian, panas dan pengukurannya
ITP UNS SEMESTER 1 Fisika dasar (suhu, pemuaian, panas dan pengukurannya
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
Bab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panasBab1 perpindahan panas
Bab1 perpindahan panas
 

Destacado (15)

Fisika kelas 10 listrik
Fisika kelas 10 listrikFisika kelas 10 listrik
Fisika kelas 10 listrik
 
Lu 4 hambatan jenis
Lu 4 hambatan jenisLu 4 hambatan jenis
Lu 4 hambatan jenis
 
Listrik Dinamis SMP
Listrik Dinamis SMPListrik Dinamis SMP
Listrik Dinamis SMP
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b
1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b
1aa5c07fe813e6e642da258772399e1b
 
Laporan sifat lensa dan cacat bayangan
Laporan sifat lensa dan cacat bayanganLaporan sifat lensa dan cacat bayangan
Laporan sifat lensa dan cacat bayangan
 
Sifat lensa
Sifat lensaSifat lensa
Sifat lensa
 
Buku Fisika KElas X- bab 7
Buku Fisika KElas X- bab 7Buku Fisika KElas X- bab 7
Buku Fisika KElas X- bab 7
 
Un fisika 1997
Un fisika 1997Un fisika 1997
Un fisika 1997
 
Modul fisika
Modul fisikaModul fisika
Modul fisika
 
Fisika Kelas xi Bab10 Optika Geometrik
Fisika Kelas xi Bab10 Optika GeometrikFisika Kelas xi Bab10 Optika Geometrik
Fisika Kelas xi Bab10 Optika Geometrik
 
Power point Listrik Dinamis Kelas IX SMP/MTsN kurikulum 2013
Power point Listrik Dinamis Kelas IX SMP/MTsN  kurikulum 2013Power point Listrik Dinamis Kelas IX SMP/MTsN  kurikulum 2013
Power point Listrik Dinamis Kelas IX SMP/MTsN kurikulum 2013
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
 
gelombang bunyi
gelombang bunyigelombang bunyi
gelombang bunyi
 
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
 

Similar a Materi LKS Fisika X S2

Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7
Eko Supriyadi
 
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptxdisplay-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
WahyuYulianto12
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
EKO SUPRIYADI
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
auliarika
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
auliarika
 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
rosa yani
 

Similar a Materi LKS Fisika X S2 (20)

Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
suhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).pptsuhu-dan-kalor (1).ppt
suhu-dan-kalor (1).ppt
 
suhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.pptsuhu-dan-kalor.ppt
suhu-dan-kalor.ppt
 
Suhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.pptSuhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
Suhu dan Kalor_Pemuaian.ppt
 
Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7Modul kelas x unit 7
Modul kelas x unit 7
 
SUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdfSUHU dan KALOR.pdf
SUHU dan KALOR.pdf
 
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptxdisplay-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
display-flipchartsuhukalor-160618070233 (1).pptx
 
Bab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalorBab 5 suhu dan kalor
Bab 5 suhu dan kalor
 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
 
Suhu dan kalor
Suhu dan kalorSuhu dan kalor
Suhu dan kalor
 
P08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalorP08 0809 suhu dan kalor
P08 0809 suhu dan kalor
 
Materi dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptxMateri dan Sifatnya.pptx
Materi dan Sifatnya.pptx
 
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptxSuhu & Kalor, Pemuaian.pptx
Suhu & Kalor, Pemuaian.pptx
 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
 
PPT M4 KB4
PPT M4 KB4PPT M4 KB4
PPT M4 KB4
 
Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptxKalor dan Perubahan Kalor.pptx
Kalor dan Perubahan Kalor.pptx
 
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
Suhu dan Kalir SMK Teknologi Kelas X Semester 1
 

Último

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Último (20)

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Materi LKS Fisika X S2

  • 2. SUHU/TEMPERATUR SUHU Suhu didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya suatu benda. Alat untuk mengukur suhu adalah termometer, termometer ini memiliki sifat termometrik zat yang berubah jika dipanaskan. Jenis dan paparan skala pada termometer ada beberapa macam, coba sebutkan?. Pada prinsipnya semua termometer mempunyai acuan yang sama dalam menetapkan skala, titik lebur es murni dipakai sebagai titik tetap bawah, sedangkan suhu uap diatas air yang sedang mendidih pada tekanan 1 atm sebagai titik tetap atas. Termometer Celcius menandai titik tetap bawah dengan angka 0 oC dan titik tetap atas dengan 100 oC, jarak antara kedua titik tetap dibagi atas 100 skala dan tiap bagian adalah 1 oC. Termometer Reamur menggunakan skala dari 0 oR sampai dengan 80 oR. Pada Termometer Fahrenheit titik lebur es diberi angka 32 oF dan titik didih air diberi angka 212 oF sehingga memiliki range 180 skala. Sedangkan skala Kelvin yang disepakati sebagai satuan Internasional memiliki skala dari 273 Ksampai dengan 373 K. Maka tiap-tiap termometer dapat dikalibrasi skalanya dengan termometer lainnya.
  • 3. SKALA SUHU Gambar 1: Perbandingan skala Celcius(C), Kelvin(K), Fahrenheit(F), dan Reamur(R). 100 -- 373-- 212-- 80-- titik tetap atas(tta) d C-- l K -- g F-- s R-- c k f r 0 -- 273-- 32-- 0-- titik tetap bawah(ttb)
  • 4.
  • 5. KALOR • Kalor atau bahang adalah salah satu bentuk energi yang mengalir karena adanya perbedaan suhu dan atau karena adanya usaha atau kerja yang dilakukan pada sistem. • Kalor mempunyai satuan kalori, satu kalori didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan 1 gram air untuk menaikkan suhunya 1OC. Dalam sistem SI satuan kalor adalah Joule. Satu kalori setara dengan 4,18 joule. • Kalor jenis (c) adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu setiap 1kg massa benda dan setiap 1 °C kenaikan suhu. • Kapasitas kalor ( C ) adalah banyaknya kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu benda setiap 1 °C. Dari kenyataan bahwa: • Kalor yang diberikan pada benda sebanding dengan kenaikan suhu. • Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu sebanding massa benda. • Kalor yang diberikan pada benda menaikkan suhu tergantung jenis benda.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9. PERUBAHAN WUJUD ZAT • Kita kenal ada tiga wujud zat, yaitu padat, cair, dan gas. Pada umumnya semua zat pada suhu dan tekanan tertentu dapat berubah dari satu wujud ke wujud yang lain. Misalkan H20 pada wujud padat berupa es, dalam wujud cair berupa air, dan dalam wujud gas berupa uap. • Jumlah kalor yang diperlukan/dilepaskan saat perubahan wujud (suhu tetap) dinyatakan dengan formula: Q=m.L • Q=jumlah kalor, satuannya joule. • m=massa zat, satuannya kg. • L=kalor laten (kalor lebur, kalor beku, kalor uap, dan kalor embun) satuannya joule/kg. ASAS BLACK • Jika ada dua macam zat yang berbeda suhunya dicampurkan atau disentuhkan, maka zat yang suhunya lebih tinggi akan melepas kalor yang sama banyaknya dengan kalor yang diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah. • Q lepas = Q serap • Kekekalan energi pada pertukaran kalor seperti persamaan diatas pertama kali dikemukakan oleh Black seorang ilmuwan Inggris.
  • 10. 2. Seratus gram air dengan suhu 30OC dicampur dengan 50 gram air bersuhu 80OC, tentukan suhu campurannya! (kalor jenis air-1 kal/gr.OC) Air dingin t1= 30OC ;m1= 100 gr Air panas t2= 80OC ;m2= 50 gr t Penyelesaian Qdiserap=Qdilepas Q1=Q2 m1.c1.ΔT1=m2.c2.ΔT2 100.1.(t-30) = 50.1.(80-t) 2t-60 = 80-t 3t = 140 t = 46,7 OC
  • 11. Suhu dan Pemuaian • Pada Kehidupan Sehari-hari temperatur merupakan indikator panas atau dinginya benda Es Dikatakan Bertemperatur Rendah Api Dikatakan Bertemperatur Tinggi
  • 12. Pemuaian • ΔL = αLoΔT • ΔA = βAoΔT • ΔV = γVoΔT •Suatu zat jika dipanaskan pada umumnya akan memuai dan menyusut jika didinginkan ΔL, ΔA, ΔV = Perubahan panjang, luas dan volume L0, Ao, Vo = Panjang, luas dan volume awal ΔT = Perubahan suhu(0C) α, β, γ= Koefisien muai panjang, luas dan volume (0C-1) γ= 3α dan β= 2α
  • 13. •Jika dua sistem dengan temperatur yang berbeda diletakkan dalam kontak termal, maka kedua sistem tersebut pada akhirnya akan mencapai temperatur yang sama. •Jika dua sistem dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam kesetimbangan termal satu sama lain
  • 14. - Alat Yang Di Gunakan Untuk Mengukur Temperatur Di Sebut Termometer - Untuk Mengukur Temperatur Secara Kuantitatif, perlu skala numerik seperti °C, °R, K, °F
  • 15. PEMUAIAN ZAT PADAT 1. PEMUAIAN PANJANG Dari gambar di samping, diperoleh a. lt = … atau Δl = …. b. Koefisien muai panjang(α) suatu bahan adalah perbandingan antara pertambahan panjang(Δl) terhadap panjang mula-mula(lо) persatuan kenaikan suhu(Δt). Secara matematis dinyatakan: α = … atau Δl = … , sehingga lt = ……………… c. Apa satuan α dan tuliskan dimensinya. lo lt Δl lo = initial length lt = panjang pada suhu t Δl = the length increases to = suhu awal t = suhu akhir α = coefficient of linier expansion
  • 16. Contoh Soal:Pemuaian Zat Padat 1. Sebatang baja berpenampang kecil yang panjangnya 20 meter bersuhu 20OC. Baja mengalami pemanasan sampai suhu 40OC kemudian didinginkan sampai suhu -30OC. Berapakah perbedaan thd pjng awal?. Penyelesaian: αbaja= 12. 10-6 /OC a. Δl = lO α Δt = 20 m . 12. 10-6 /OC. (40-20)OC = 4,8 mm b. Δl = lO α Δt = 20 m . 12. 10-6 /OC. (-30-20)OC = -12 mm
  • 17. 2. Sebuah plat baja berbentukpersegi dengan sisi 30 cm bersuhu 20OC. Bila Plat Baja dipanaskan sampai 130 OC,tentukan luas baja sekarang?. Penyelesaian: β=2.α ΔA = AO β Δt = 900 cm2 . 24. 10-6 /OC. (130-30)OC = 2,38 cm2 At = AO+ ΔA = 900 cm2 + 2,38 cm2 = 902,38 cm2 Cara lain: (coba dihitung) At = AO(1+ β Δt)
  • 18. PEMUAIAN ZAT CAIR • Formula: Vt = VO ( 1 + Δ t ) Keterangan: = koef. Muai volume zat cair (diket. Dari data muai volume zat cair)   Penyelesaian: Diket: Ditanya: Vt? VO = 2 liter Δt = 50OC-20OC= 30OC = 210. 10-6/OC Jawab: Vt = VO ( 1 + Δ t ) = 2 ( 1 + 210.10-6.30 ) = 2 (1,0063) = 2,0126 liter   Contoh: Air sebanyak 2 liter bersuhu 20OC dipanaskan dalam panci hingga suhunya 50OC. Berapa volume air setelah dipanaskan?(γ=210.10-6/OC)
  • 19. PEMUAIAN GAS • Formula: Vt = VO ( 1 + Δ t ) Keterangan: = koef. Muai volume gas = 1/273 T = suhu harus dlm Kelvin Maka formula dapat dalam bentuk:   Contoh: Gas sebanyak 2 liter bersuhu 27OC. Berapa volume gas setelah dipanaskan hingga suhunya 77OC? Penyelesaian: Diket: Ditanya: V2? V1 = 2 liter T1= 27 +273 = 300 K T2= 77+273= 350 K Jawab: 2 2 1 1 T V T V  literV V T V T V 33,2 350300 2 2 2 2 2 1 1   
  • 20. PERAMBATAN KALOR 1. Konduksi Perambatan kalor secara konduksi terjadi pada logam yang dipanaskan. Partikel-partikel logam tidak berpindah, perpindahan kalornya terjadi secara berantai oleh partikel yang bergetar semakin cepat pada saat kalor yang masuk logam semakin besar dan getaran partikel akan memindahkan kalor pada partikel disampingnya, demikian dan seterusnya. (cari contohnya perambatan kalor dalam kehidupan sehari-hari, minimal 3 contoh) Formula: )( . 12 TT L Ak t Q  (Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W) A = luas penampang (m2) L = panjang bahan (m) K = kondusivitas bahan (W/m.K) Δ T = selisih suhu (OC atau K)
  • 21. 2. Konveksi Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada zat cair dan gas. Pada perpindahan kalor ini bagian yang mendapat kalor partikel-partikelnya akan berpindah ke suhu yang lebih rendah, demikian dan seterusnya sehingga terjadi arus konveksi. (cari contoh perambatan kalor ini dalam kehidupan sehari-hari, minimal 3 contoh) Formula: ).(. 12 TTAh t Q  (Q/t)= laju perpindahan kalor (J/s=W) A = luas penampang (m2) h = koef. konveksi (W/m2.K) Δ T = selisih suhu (OC atau K)
  • 22.
  • 23. Contoh Soal Perpindahan Kalor 1. Balok besi berpenampang kecil dengan suhu kedua ujung dibuat tetap yaitu 500OC dan 100OC. Jika panjang besi 50 cm. Berapakah laju kalor persatuan luas yang melewati balok tersebut. (konduksivitas termal besi= 75 W/m.K) Penyelesaian: L=50 cm= 0,5 m k= 75 W/m.K ΔT=400K 2 /60000400 5,0 75 . mWT L k At Q 
  • 24. 3. Sebuah benda sumber panas mempunyai luas permukaan 10 cm2 dan emisivitasnya 0,4 bersuhu 727OC. Hitung kalor yang dipancarkan benda selama 1 menit. Penyelesaian: A=10 cm2=0,001 m2 ε= 0,4 T=727+273=1000K σ= 5,67.10-8 W/m2.K4 t=60 sekon Q? Q= ε.σ.A.T4.t = 0,4. 5,67.10-8. 0,001. (1000)4.60 = 136,08 j
  • 26. Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah elektronArah arus listrik Arus elektron adalah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah
  • 27. Menentukan syarat arus listrik dapat mengalir pada suatu rangkaian • Lampu mati • Arus listrik tidak mengalir Rangkaian Terbuka • Lampu menyala • Arus listrik mengalir Rangkaian Tertutup Arus listrik dapat mengalir jika dalam rangkaian tertutup
  • 28. Arus listrik identik dengan arus air hA hB hA > hB EPA > EPB hA = hB EPA = EPB Potensial A = Potensial B Arus air dapat mengalir jika ada perbedaan energi potensial
  • 29. Benda A Potensial tinggi Benda B Potensial rendah Arus listrik dapat mengalir jika ada beda potensial Konduktor Arus elektron Arus listrik
  • 30. Kuat Arus Listrik Kuat arus listrik adalah banyaknya muatan yang mengalir pada penghantar tiap detik. I = Kuat arus listrik ( Ampere ) Q = muatan ( Coulomb ) t = waktu ( secon )t Q I 
  • 31. Contoh • Sebuah akumulator pada kutub-kutubnya dihubungkan pada terminal lampu jika kuat arus yang mengalir pada lampu 0,5 A dan lampu dinyalakan selama 2 menit berapakah muatan listrik yang telah melewati lampu ? Diketahui I = ……………… A t = ……………… s Jawab Q = ………… x ……………. = ………….x ……………. = …………………………. C
  • 32. Pengukuran Kuat arus listrik Amperemeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat arus listrik Pemasangan Amperemeter dalam rangkaian listrik disusun secara seri
  • 33. Nilai yang terukur = x Batas ukur Cara membaca Amperemeter skala maksimum skala yang ditunjuk jarum skala batas ukur Nilai yang ditunjuk jarum Nilai maksimum 34 100 X 1 = 0,34 A
  • 34. Beda Potensial Q W V  Energi yang diperlukan untuk memindah muatan listrik tiap satuan muatan V = Beda Potensial ( Volt ) W = Energi ( Joule ) Q = Muatan ( Coulomb ) 1 Volt = 1J/C Satu volt adalah untuk memindah muatan listrik sebesar 1 Coulumb memerlukan energi sebesar 1 Joule.
  • 35. Contoh • Sebuah baterai memiliki beda potensial sebesar 1,5 volt jika baterai digunakan untuk menyalakan lampu maka sejumlah 50 coulomb muatan listrik yang melewati lampu. Berapakah besar energi yang dikeluarkan baterai Diketahui V = ………………… Jawab Q = …………………. W = ………….. X …………….. Ditanya = ………….. X …………….. W = ? = ………………… J
  • 36. Pengukuran Beda Potensial • Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik ( tegangan ) • Pemasangan voltmeter dalam rangkaian listrik disusun secara parallel seperti gambar.
  • 37. Cara Membaca Voltmeter Skala yang ditunjuk jarum Skala maksimum Batas ukur Nilai yang terukur = ….
  • 38. HUKUM OHM Jml Batrai V I 1 2 3 1,20,20 2,60,40 4,00,54 Dari tabel data dapat kita ketahui jika beda potensial diperbesar maka kuat arus listriknya juga turut membesar. Hubungan yang didapatkan antara beda potensial dengan kuat adalah Beda potensial sebanding dengan kuat arus listrik V I~
  • 39. Grafik Hubungan Beda potensail (V) terhadap kuat arus listrik ( I ) 0,1 I( A) V(volt) 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 V I~ V I R= V I R = Beda potensial ( volt ) = Kuat arus listrik ( A ) = Hambatan ( Ω ) R V = I
  • 40. Grafik Hubungan Hambatan (R) terhadap kuat arus listrik ( I ) 0,25 I( A) R(Ω) 0,50 0,75 1,0 1,5 10 20 30 40 50 Data R 10 20 30 40 I 1,0 0,5 0,3 0,25 Jika V dibuat tetap = 10 V I1 = V R I1 = 10 10 I1 = 1,0 A I2 = V R I2 = 10 20 I2 = 0,5 A I3 = V R I3 = 10 30 I3 = 0,3 A I4 = V R I4 = 10 40 I4 = 0,25 A
  • 41. Tujuan : Menyelidiki faktor yang mempengaruhi besar hambatan kawat Semakin panjang kawat maka hambatan kawat semakin besar 1 Variabel manipulasi : panjang kawat Variabel respon : hambatan kawat Variabel kontrol : jenis kawat, luas penampang kawat A B IA > IB RA < RB lA < lB R ~ ℓ Hambatan kawat sebanding dengan panjang kawat.
  • 42. Variabel manipulasi : jenis kawat Variabel respon : Hambatan Variabel kontrol : panjang, luas penampang kawat 2 IA < IB RA > RB rA > rB Semakin besar hambatan jenis kawat maka hambatan kawat semakin besar Hambatan kawat sebanding dengan hambatan jenis kawat. R r~ A B
  • 43. 3 Variabel manipulasi : luas penampang kawat Variabel respon : hambatan kawat Variabel kontrol : jenis kawat, panjang kawat IA < IB RA > RB AA < AB Semakin besar luas penampang kawat maka hambatan kawat semakin kecil Hambatan kawat berbanding terbalik dengan luas penampang kawat. R 1 A ~ A B
  • 44. Faktor yang mempengaruhi besar hambatan pada kawat adalah : 1. Panjang kawat ( l ) 2. Luas penampang kawat ( A ) 3. Hambatan jenis kawat ( r ) A ρR   R = Hambatan (Ω ) l = Panjang kawat ( m ) A  Luas penampang kawat ( m2 ) r = Hambatan jenis kawat ( Ω m )
  • 45. Konduktor dan Isolator kayu plastik alluminium besi tembaga Kayu isolator Plastik isolator Alluminium konduktor Besi konduktor Tembaga konduktor
  • 46. Hukum I Kirchhoff Pada rangkaian tidak bercabang ( seri ) kuat arus listrik dimana-mana sama L1 L2 Rangkaian seri
  • 47. Pada rangkaian bercabang (Paralel) Jumlah kuat arus listrik yang masuk pada titik cabang sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik cabang L1 L2 Rangkaian Paralel Σ Imasuk = Σ Ikeluar
  • 48. Contoh 1. Perhatikan rangkaian di bawah dan tentukan nilai I1, I2, I3 ? 10A 40 A P Q S 25A I1 I2 I3 2. Tentukanlah kuat arus I1 sampai dengan I6 ? 50 mA I1 I2 I3 30mA I4 I5 15 mA I6 23mA 3. Perhatikan rangkaian di bawah dan tentukan nilai I1 sampai I7 ? 12 A I1 I2 I7 I3 I4 I5 I6 Jika I1 = I2 I3 : I4 = 1 : 2 dan I5 = 2 I6
  • 49. Susunan seri pada Hambatan a b c d R1 R2 R3 Vab Vbc Vcd Vad = Vab + Vbc + Vcd Rsa d I Rs = I R1 I R2 I R3++ Vad Rs = R1 R2 R3++
  • 50. Susunan Paralel pada Hambatan a b R1 R2 R3 I = I1 + I2 + I3 Rpa RP R1 R2 R3 ++ Vab RP R1 R2 R3 ++ b I I1 I2 I3 I VabVab VabVab = = 1 1 1 1
  • 51. Contoh • Tentukan hambatan pengganti pada rangkaian di bawah 2 Ω 4 Ω 3 Ω 2 Ω 3 Ω 5 Ω 4 Ω 1 Rs = R1+R2+R3+R4+R5+R6+R7 Rs =2+4+3+2+4+5+3 Rs =23 Ω 2 4 Ω 3 Ω3 Ω 6 Ω R2 1 RP R1 += 1 1 RP 6 3 +=1 1 1 RP 6 6 += 1 1 2 RP 6 = 1 3 =RP 2 Ω4 Ω 3 ΩRP: 2 Ω Rs = R1+RP+R2 Rs = 4+2+3 Rs = 9 Ω
  • 53. Perhatikan gambar di bawah Tentukan a.Kuat arus total b.Kuat arus I1 dan I2 c.Tegangan ab dan tegangan bc R2 1 RP R1 += 1 1 RP 6 3+= 1 1 1 RP 6= 1 3 =RP 2 Ω Rs = R3 + Rp Rs = 4 + 2 Rs = 6Ω a R V I I 18 volt 6Ω I 3 A 6Ω 3Ω a b c 4Ω I2 I1 I V = 18 volt R1 R2 R3 I1 : I2 = R1 R2 : 1 1 I1 : I2 = 6 3 : 1 1 x6 I1 : I2 = 1 : 2 I1 = 3 1 x I I1 = 3 1 x 3 I1 = 1 A I2 = 3 2 x I I2 = 2 A I2 = x 3 3 2 b c Vab = I R3 Vab = 3 x 4 Vab = 12 V Vbc = I1 R1 Vbc = 1 x 6 Vbc = 6 V atau Vbc = I2 R2 Vbc = 2 x 3 Vbc = 6 V
  • 54. Latihan 3Ω2 Ω 4Ω 5Ω 4Ω 1Ω I2 I1 12 V I b a Tentukan a. Hambatan pengganti b. Kuat arus total c. Kuat arus I1 dan I2 d. Tegangan Vab Tentukan a. Hambatan pengganti b. Kuat arus tiap hambatan c. Tegangan tiap hambatan 2Ω 2Ω 4Ω 4Ω 2Ω 2Ω 2Ω 2Ω 2Ωa b c d e V = 12 V f 1 2
  • 55. GAYA GERAK LISTRIK (E) • Gaya gerak listrik adalah beda potensial antara ujung-ujung sumber tegangan pada saat tidak mengalirkan arus listrik atau dalam rangkaian terbuka. V Pengukura ggl
  • 56. TEGANGAN JEPIT (V) • Tegangan jepit adalah beda potensial antara ujung – ujung sumber tegangan saat mengalirkan arus listrik atau dalam rangkaian tertutup . V Pengukura Tegangan Jepit
  • 57. Susunan Seri GGL E r E E r r Etotal = n E rtotal = n r E = ggl ( volt) r = hambatan dalam ( Ω ) n = jumlah baterai Susunan Paralel GGL E r E E r r Etotal = E rtotal = r n
  • 58. Hukum Ohm dalam rangkaian tertutup Untuk sebuah ggl Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian I = Kuat arus ( A ) E = ggl ( volt ) R = hambatan luar ( Ω ) r = hambatan dalam ( Ω ) Vpq = tegangan jepit ( volt ) E , r p qR I Tegangan jepit rR E I   Vpq = I R E = Vpq + I r Hubungan ggl dengan tegangan jepit
  • 59. LATIHAN Tiga buah elemen yang dirangkai seri masing – masing memiliki GGL 4 V dan hambatan dalam 0,2 Ω, dirangkai dengan hambatan luar seperti gambar Tentukan : a. Hambatan luar b. Kuat arus total ( I ) c. Kuat arus I1 dan I2 d. Tegangan Vab, Vbc e. Tegangan jepit E r E E r r 3 Ω 6 Ω 4 Ω a b c V = 4 V r = 0,2 Ω I I1 I2
  • 60. R2=8ΩR1=2Ω R3=3Ω R4=12Ω BR5=24ΩA Hitung Rangkaian pengganti AB R1.R4 = R2.R3 Syarat Jembatan dalam keadaan seimbang : Jika Syarat itu terpenuhi, maka R5 diabaikan Sehingga RAB menjadi : R2=8ΩR1=2Ω R3=3Ω R4=12Ω BA Rs1 Rs2 Rs1= R1 + R2 Rs1= 2 + 8 Rs1= 10 Ω Rs2= R3 + R4 Rs2= 3 + 12 Rs2= 15 Ω 1 1 1 RAB Rs1 Rs2 = + 1 1 1 RAB 10 15 = + 1 5 RAB 30 = RAB = 6Ω
  • 61. R2=8ΩR1=2Ω R3=4Ω R4=12Ω BR5=4ΩA Hitung Rangkaian pengganti AB R1.R4 = R2.R3 Syarat Jembatan seimbang tidak terpenuhi : Jika Syarat tidak terpenuhi, maka R5 tidak dapat diabaikan Sehingga RAB diubah menjadi : A R2=8ΩR1=2Ω R3=4Ω R4=12Ω BR5=4Ω Rb Ra Rc Ra = R1.R3 R1+R3+R5 Rb = R1.R5 R1+R3+R5 Rc = R3.R5 R1+R3+R5
  • 62. Rs1= Rb + R2 Rs1= 0.8 + 10 Rs1= 10.8 Ω Rs2= Rc + R4 Rs2= 1.6 + 6 Rs2= 7.6 Ω 1 1 1 Rp Rs1 Rs2 = + 1 1 1 Rp 10.8 7.6 = + 1 18.4 Rp 82.08 = Rp = 4,46Ω Ra = (2)(4) 2+4+4 Rb = (2)(4) 2+4+4 Rc = (4)(4) 2+4+4 = = = 0.8 0.8 1.6 A R2=8Ω R4=12Ω B Rs1 Rb Ra Rc Rs2 Maka : RAB= 0.8 Ω + 4.46Ω RAB= Ra + Rp RAB= 5.26 Ω
  • 63. E1 =3V R1 =2Ω Hukum II Kirchoff: Jumlah GGL dan Tegangan Jepit Dalam suatu Rangkaian Tertutup sama dengan Nol E2 =6V E3 =3V R2 =2Ω R3 =2Ω R4 =2Ω R5 =2Ω Tentukan besar arus yang melewati tiap-tiap cabang penghantar!
  • 64. E1 =3V R1 =2Ω E2 =6V R2 =2Ω R3 =2Ω E2 =6V E3 =3V R3 =2Ω R4 =2Ω R5 =2Ω Loop I Loop II E1 – E2 + I1(R1+R2) + I2R3 = 0 E3 – E2 + I3(R4+R5) + I2R3 = 0 3 – 6 + I1(2+2) + I2(2) = 0 3 – 6 + I3(2+2) + I2(2) = 0 4 I1 + 2 I2 = 3 2 I2 + 4 I3 = 3 (1) (2) I2 = I1 + I3 I3 = I2 - I1 2 I2 + 4 I3 = 3 2 I2 + 4 (I2 - I1) = 3 -4 I1 + 6 I2 = 3 (3) SUBTITUSI (1) DAN (3) 4 I1 + 2 I2 = 3 -4 I1 + 6 I2 = 3 + 8 I2 = 6 I2 = ¾ A 4 I1 + 2 (¾) = 3 I1 = 3/8 A I3 = I2 - I1 I3 = I2 - I1 I3 = (¾)- (3/8) I3 = 3/8 A i2 i1 i2 i3
  • 65. 7.4 Energi dan Daya Listrik a. Energi Listrik b. Daya Listrik Contoh : 1. Pada sebuah lampu pijar tertera 100 W, 220 V. Tentukan hambatan lampu tsb ! 2. Lampu pijar dari 60 W, 220 V, dipasang pada tegangan 110 V, tentukan daya yg dapakai lampu tsb ! R V RIVI t W P 2 2  t R V RtIVItW 2 2 
  • 66. Contoh soal dan Pembahasan
  • 67.
  • 68.
  • 70. Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang/wavelength, frekuensi, amplitude/amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya. Energi elektromagnetik dipancarkan, atau dilepaskan, oleh semua masa di alam semesta pada level yang berbedabeda. Semakin tinggi level energi dalam suatu sumber energi, semakin rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan semakin tinggi frekuensinya. Perbedaan karakteristik energi gelombang digunakan untuk mengelompokkan energi elektromagnetik. Ciri-ciri gelombang elektromagnetik : Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan beberapa ciri gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut: 1. Perubahan medan listrik dan medan magnetik terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga kedua medan memiliki harga maksimum dan minimum pada saat yang sama dan pada tempat yang sama. 2. Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak lurus dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambat gelombang.
  • 71. 3. Dari ciri no 2 diperoleh bahwa gelombang elektromagnetik merupakan gelombang transversal. 4. Seperti halnya gelombang pada umumnya, gelombang elektromagnetik mengalami peristiwa pemantulan, pembiasan, interferensi, dan difraksi. Juga mengalami peristiwa polarisasi karena termasuk gelombang transversal. 5. Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya bergantung pada sifat-sifat listrik dan magnetik medium yang ditempuhnya. Cahaya yang tampak oleh mata bukan semata jenis yang memungkinkan radiasi elektromagnetik. Pendapat James Clerk Maxwell menunjukkan bahwa gelombang elektromagnetik lain, berbeda dengan cahaya yang tampak oleh mata dalam dia punya panjang gelombang dan frekuensi, bisa saja ada. Kesimpulan teoritis ini secara mengagumkan diperkuat oleh Heinrich Hertz, yang sanggup menghasilkan dan menemui kedua gelombang yang tampak oleh mata yang diramalkan oleh Maxwell itu. Beberapa tahun kemudian Guglielmo Marconi memperagakan bahwa gelombang yang tak terlihat mata itu dapat digunakan buat komunikasi tanpa kawat sehingga menjelmalah apa yang namanya radio itu. Kini, kita gunakan juga buat televisi, sinar X, sinar gamma, sinar infra, sinar ultraviolet adalah contoh-contoh dari radiasi elektromagnetik. Semuanya bisa dipelajari lewat hasil pemikiran Maxwell.
  • 72. SUMBER GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 1. Osilasi listrik. 2. Sinar matahari menghasilkan sinar infra merah. 3. Lampu merkuri menghasilkan ultra violet. 4. Penembakan elektron dalam tabung hampa pada keping logam menghasilkan sinar X (digunakan untuk rontgen). Inti atom yang tidak stabil menghasilkan sinar gamma. SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang gelombang dan frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Gambar spectrum elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti radiasi X-ray dan Gamma Ray. Contoh spektrum elektromagnetik : Gelombang Radio Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah atau sebaliknya. Frekuensi
  • 73. gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio dihasilkan oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut osilator. Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi. Gelombang mikro Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis.Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran dengan penerimaan. Sinar Inframerah Sinar inframerah meliputi daerah frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka jarum
  • 74. ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah.Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan warna benda. Cahaya tampak Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang telekomunikasi dan kedokteran. Sinar ultraviolet Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber utama yang memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan kehidupan makluk hidup di bumi.
  • 75. Sinar X Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm. Sinar Gamma Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan tubuh. Contoh penerapan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari : 1. Radio Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah, dengan kisaran panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang dari satu meter. Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk meneliti luar angkasa dan sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan. Panjang gelombang radar berkisar antara 0.8 – 100 cm. 2. Microwave Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 – 300 cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh aplikasi adalah
  • 76. Tropical Rainfall Measuring Mission’s (TRMM) Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave yang dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan intensitas hujan. 3. Infrared Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki pancaran inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut termogram digunakan untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah, radang sendi dan kanker. Radiasi inframerah dapat juga digunakan dalam alarm pencuri. Seorang pencuri tanpa sepengetahuannya akan menghalangi sinar dan menyembunyikan alarm. Remote control berkomunikasi dengan TV melalui radiasi sinar inframerah yang dihasilkan oleh LED ( Light Emiting Diode ) yang terdapat dalam unit, sehingga kita dapat menyalakan TV dari jarak jauh dengan menggunakan remote control. d. Ultraviolet Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat membunuh kuman-kuman penyakit kulit. e. Sinar X Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk memotret kedudukan tulang dalam badan terutama untuk menentukan tulang yang patah. Akan tetapi penggunaan sinar X harus hati-hati sebab jaringan sel-sel manusia dapat rusak akibat penggunaan sinar X yang terlalu lama.
  • 77. * Panjang gelombang dikalikan dengan frekuensi ialah kecepatan cahaya: 300 Mm/s, yaitu 300 MmHz * Energi dari foton adalah 4.1 feV per Hz, yaitu 4.1µeV/GHz * Panjang gelombang dikalikan dengan energy per foton adalah 1.24 µeVm Spektrum elektromagnetik dapat dibagi dalam beberapa daerah yang terentang dari sinar gamma gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada gelombang mikro dan gelombang radio dengan panjang gelombang sangat panjang. Pembagian ini sebenarnya tidak begitu tegas dan tumbuh dari penggunaan praktis yang secara historis berasal dari berbagai macam metode deteksi. Biasanya dalam mendeskripsikan energi spektrum elektromagnetik dinyatakan dalam elektronvolt untuk foton berenergi tinggi (di atas 100 eV), dalam panjang gelombang untuk energi menengah, dan dalam frekuensi untuk energi rendah (? = 0,5 mm). Istilah “spektrum optik” juga masih digunakan secara luas dalam merujuk spektrum elektromagnetik, walaupun sebenarnya hanya mencakup sebagian rentang panjang gelombang saja (320 – 700 nm)[1]. Dan beberapa contoh spektrum elektromagnetik seperti : 1. Radar (Radio Detection And Ranging),digunakan sebagai pemancar dan penerima gelombang. 2. Infra Merah Dihasilkan dari getaran atom dalam bahan dan dimanfaatkan untuk mempelajari struktur molekul
  • 78. 3. Sinar tampak mempunyai panjang gelombang 3990 Aº – 7800 Aº. 4. Ultra ungu dimanfaatkan untuk pengenalan unsur suatu bahan dengan teknik spektroskopi
  • 80. A. Pemantulan Cahaya 1. Pengertian Cahaya Cahaya yang biasanya kita lihat adalah merupakan kelompok sinar-sinar cahaya yang disebut berkas cahaya. Terdapat tiga macam berkas cahaya, yaitu: •Berkas cahaya sejajar, yaitu berkas cahaya yang arahnya sejajar satu sama lain. •Berkas cahaya menyebar (divergen), yaitu berkas cahaya yang berasal dari satu titik kemudian menyebar ke beberapa arah. •Berkas cahaya mengumpul (konvergen), yaitu berkas cahaya yang menuju ke satu titik tertentu.
  • 81. Terdapat dua jenis pemantulan cahaya, yaitu: a. Pemantulan teratur adaah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan licin (rata) dan mengkilap, sehingga arah pantulan cahaya tersebut menuju ke suatu arah tertentu. b. Pemantulan baur (difus) adalah pemantulan cahaya yang terjadi jika suatu berkas cahaya jatuh pada benda yang mempunyai permukaan kasar (tidak rata), sehingga arah pantulan cahaya tidak teratur.
  • 82. Pada pemantulan cahaya berlaku hukum Snellius, yaitu: a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar. b. Sudut datang besarnya sama denagn sudut pantul. 2. Pemantulan Cahaya pada Cermin Datar Cermin datar adalah cermin yang permukaan pantulnya berupa sebuah bidang datar. a. Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Sejajar Berkas cahaya yang datang sejajar yang jatuh pada cermin datar akan dipantulkan sejajar pula. b. Pemantulan Berkas Cahaya yang Menyebar (Divergen) Berkas cahaya yang datang menyebar yang jatuh pada cermin datar akan dipantulkan menyebar pula. c. Pembentukan Bayanagn pada Cermin Datar Untuk melukis bayangan pada cermin datar, kita gunakan hukum pemantulan cahaya, yaitu:
  • 83. Sudut datang = Sudut pantul Sifat-sifat bayangan pada cermin datar, yaitu: •Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin, •Bayangannya maya, •Ukurannya sama dengan ukuran benda, •Bayangan yang terbentuk tegak dan menghadap berlawanan arah terhadap bendanya, dan •Bentuk bayangan sama dengan bentuk benda. cermin datar tersebut dapat dicari dengan rumus berikut. dengan ketentuan jika: • 360/A = GENAP, maka m = 1 • 360/A = GANJIL, maka m = 0 3. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cekung Cermin cekung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cekungan yang merupakan bagian dalam suatu bola.
  • 84. a. Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Sejajar Berkas cahaya yang datang sejajar yang jatuh pada permukaan cermin cekung akan dipantulkan mengumpul (konvergen). b. Pemantulan Berkas Cahaya yang Datang Menyebar Berkas cahaya yang datang menyebar yang jatuh pada permukaan cermin cekung akan dipantulkan sejajar. c. Pemantulan Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cekung Pemantulan sinar-sinar istimewa pada cermin cekung adalah sebagai berikut. 1) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus (F). 2) Sinar datang yang melalui titik fokus (F) dipantulkan sejajar dengan sumbu utama.
  • 85. 3) Sinar datang yang melalui pusat kelengkungan cermin dipantulkan melalui titik pusat kelengkungan cermin tersebut. d. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung Sifat-sifat bayangan pada cermin cekung adalah sebagai berikut. 1) Bila benda berada di antara titik O dan titik F, maka bayangannya: maya, tegak dengan bendanya, diperbesar dari bendanya, dan berada di belakang cermin. 2) Bila benda berada di titik F, maka tidak terbentuk bayangan. 3) Bila benda berada di antara titik F dan titik M maka bayangannya nyata, terbalik dengan bendanya, diperbesar dari bendanya dan berada di depan cermin. 4) Bila benda berada di titik M, maka bayangannya nyata, terbalik dengan bendanya, sama besar dengan bendanya dan berada di depan cermin. 5) Bila benda berada di titik M dan titik tak terhingga, maka bayangannya nyata, terbalik dengan bendanya, diperkecil dari bendanya, dan berada di depan cermin.
  • 86. 4. Pemantulan Cahaya pada Cermin Cembung Cermin cembung adalah cermin dimana bagian yang memantulkan cahaya permukaannya berupa cembungan dan merupakan bagian luar dari suatu bola. a. Pemantulan Sinar Datang yang Sejajar Berkas sinar datang yang sejajar yang jatuh pada cermin cembung akan dipantulkan menyebar. b. Pemantulan Sinar Datang yang Menyebar Berkas sinar datang yang menyebar yang jatuh pada cermin cembung akan dipantulkan menyebar juga. c. Pemantulan Sinar-sinar Istimewa pada Cermin Cembung a) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (F). b) Sinar datang yang seolah-olah menuju titik fokus (F) dipantulkan sejajar sumbu utama. c) Sinar datang yang seolah-olah menuju ke titik pusat kelengkungan cermin dipantulkan seolah-olah berasal dari titik pusat itu juga.
  • 87. d. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cembung Pembentukan bayangan pada cermin cembung dapat menggunakan sinar-sinar istimewa di atas. Paling sedikit digunakan dua sinar istimewa dalam melukis bayangan. Sifat-sifat bayangan pada cermin cembung, yaitu: 1) Maya, 2) Tegak seperti bendanya, 3) Diperkecil dari bendanya, dan 4) Benda di belakang cermin. 5. Perhitungan pada Cermin Cekung dan Cembung Istilah-istilah berikutsering digunakan dalam perhitungan pada cermin cekung dan cembung. •Jarak/panjang fokus adalah jarak antara titik pusat bidang cermin (O) dengan titik fokus utama (F), Jarak fokus dilambangkan dengan f. •Jari-jari cermin adalah jarak antara titik pusat bidang cermin (O) dengan titik pusat kelengkungan cermin (M). Jari-jari cermin dilambangkan dengan R. Hubungan antara R dan f adalah R = 2f atau f = ½ R •Jarak benda adalah jarak antara titik pusat bidang cermin (O) dengan letak benda. Jarak benda dilambangkan dengan s. •Jarak bayangan adalah jarak antara titik pusat bidang cermin (O) dengan letak bayangan. Jarak bayangan dilambangkan dengan s’.
  • 88. Pada cermin berlaku hubungan. Perjanjian tanda: a. Untuk cermin cekung, R dan f positif. b. Untuk cermin cembung, R dan f negative c. Untuk bayangan nyata, s’ positif. d. Untuk bayangan maya, s’ negatif.
  • 89. Perbesaran benda dihitung dengan persamaan: Dengan: M = perbesaran h = tinggi benda h’ = tinggi bayangan Jika 0 < M < 1, maka bayangan diperkecil. Jika M > 1, maka bayangan diperbesar. Jarak fokus. Keterangan: M = perbesaran bayangan, h = tinggi benda, h’ = tinggi bayangan s = jarak benda s’ = jarak bayangan f = jarak fokus R = jari-jari kelengkungan cermin
  • 90. B. Pembiasan Cahaya 1. Hukum Pembiasan Cahaya Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Selain pemantulan, Willeboard Snellius juga melakukan eksperimen- eksperimen tentang pembiasan cahaya dan ia menemukan hubungan antara sinar datang dan sinar bias yang kemudian dikenal dengan Hukum Snellius, yaitu: a. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak pada satu bidang datar. b. Jika sinar datang dari medium lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, maka sinar akan dibiaskan menjauhi garis normal.
  • 91. c. Jika sinar datang dari medium kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, maka sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. d. Perbandingan sinus sudut datang (i) dengan sinus sudut bias (r) merupakan suatu bilangan tetap. Bilangan tetap inilah yang sebenarnya menunjukkan indeks bias.
  • 92. 2. Indeks Bias a. Indeks Bias Mutlak Indeks bias mutlak adalah suatu ukuran kemampuan medium itu untuk membelokkan cahaya. Jadi tipa medium akan memiliki indeks bias yang berbeda indeks bias mutlak juga menunjukkan kerapatan dan kerenggangan suatu bahan misalnya gelas lebih rapat dari pada air maka indeks bias gelas lebih besar dari pada air. dimana n = indeks bias mutlak, i = sudut datang, dan r = sudut bias. Indeks bias mutlak suatu medium hampa dirumuskan sebagai berikut. b. Indeks Bias Relatif Seberkas sinar merambat dari medium 1 (n1) ke medium 2 (n2), misal dari kaca menuju air. Indeks bias relatif kaca terhadap air dapat ditulis sebagai berikut. n1 sin i = n2 sin r
  • 93. c. Pemantulan Sempurna Sinar dapat mengalami pemantulan sempurna. Pemantulan sempurna akan terjadi apabila sudut datang sinar (i) lebih besar dibanding sudut kritis/sudut batas (ik). Sudut kritis atau sudut batas antara dua medium adalah sudut datang dari medium lebih rapat menuju medium kurang rapat yang menghasilkan sudut bias 900. Besar sudut kritis dapat ditemtukan sebagai berikut. Misal sinar merambat dengan sudut datang i = ik ke medium yang lebih renggang n2 (n2< n1) dengan sudut bias r = 900, maka: n1 sin i = n2 sin r n1 sin i = n2 sin 900 n1 sin ik = n2 x 1
  • 94. d. Pembiasan pada Kaca Planparalel Apabila seberkas sinar datang dari suatu medium dengan indeks bias n1 ke suatu kaca plan-paralel dengan indeks bias n2, maka sinar yang keluar dari kaca plan parallel akan sejajar dengan sinar masuk, namun mengalami pergeseran dari arah semula seperti tampak pada gambar berikut: Keterangan: d = pergeseran sinar t = tebal kaca i = sudut datang r = sudut bias
  • 95. e. Pembiasan pada Bidang Lengkung Adapun perbesaran bayangan (M) adalah: Jari-jari kelengkungan bernilai positif jika sinar datang mengenai permukaan yang cembung. Jari-jari kelengkungan bernilai negatif jika sinar datang mengenai permukaan yang cekung.
  • 96. f. Pembiasan pada Bidang Datar Jari-jari permukaan R = , sehingga: = 0 dengan demikian: s’ s Jika n1 > n2, bayangan yang dibentuk bersifat maya (s’ = negatif) dan terletak di antara benda dengan permukaan bias. Jika n1 < n2, bayangannya berdifat maya dan terletak di belakang benda. g. Pembiasan pada Prisma Sinar yang keluar dari prisma mengalami penyimpangan:  = i1 + r2 =  dengan  = r1 + i2 Jika sudut datang diubah-ubah suatu saat mencapai simpangan minimum. Pada saat mencapai simpangan maksimum berlaku. Untuk sudut  kecil (< 150)
  • 97. Di mana:  = sudut deviasi m = sudut deviasi minimum  = sudut pembias prisma n1 = indeks bias sekeliling prisma n2 = indeks bias prisma
  • 98. C. Lensa Tipis 1. Lensa Cembung Lensa Cembung (konveks) memiliki bagian tengah yang lebih tebal daripada bagian tepinya. Lensa cembung terdiri atas 3 macam bentuk yaitu: •Lensa Bikonveks (Cembung Rangkap); •Lensa Plankonveks (Cembung Datar) dan; •Lensa Konkaf Konveks (Cembung Cekung). Lensa cembung disebut juga lensa positif. Lensa cembung memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya sehingga disebut juga lensa konvergen. Apabila ada berkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa, maka berkas cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Seperti halnya cermin, lensa cembung juga memiliki tiga sinar istimewa, yaitu: 1. Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus aktif. 2. Sinar datang melalui titik fokus pasif dibiaskan sejajar sumbu utama. 3. Sinar datang melalui titik pusat optik diteruskan tanpa pembiasan.
  • 99. Berikut langkah-langkah pembentukan bayangan pada lensa cembung. a. Lukis dua buah sinar istimewa (agar lebih sederhana gunakan sinar istimewa pada poin 1 dan 3) b. Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. Perpanjangan sinar-sinar bias ke depan lensa dilukis sebagai garis putus-putus. c. Perpotongan kedua buah sinar bias yang dilukis pada langkah 1 merupakan letak bayangan. Jika perpotongan didapat dari sinar bias, terjadi bayangan nyata, tetapi jika perpotongan didapat dari perpanjangan sinar bias, bayangan yang dihasilkan adalah maya.
  • 100. Persamaan yang berlaku dalam lensa cembung sebagai berikut. Keterangan: s = jarak benda s' = jarak bayangan f = jarak fokus M = perbesaran h = tinggi benda h’ = tinggi bayangan
  • 101. 2. Lensa Cekung Lensa cekung adalah lensa yang memiliki struktur permukaan melengkung keluar. Lensa cekung juga disebut lensa konkaf atau lensa divergen. Lensa ini bersifat menyebarkan cahaya (divergen). Lensa cekung juga dibagi menjadi beberapa macam yakni : •Cekung-cekung Simetris (Symmetrical Biconcaf Lens) •Cekung-cekung Asimetris (Asymmetrical Biconcaf Lens) •Cekung-Datar (Concaf-Plano) •Cekung-cembung (Concaf-convex)
  • 102. Lensa cekung memiliki tiga sinar istimewa yakni sebagai berikut : 1) Sinar datang sejajar sumbu utama dan dibiaskan seolah-olah dari titik fokus aktif f1. 2) Sinar datang seolah-olah menuju titik fokus pasif f2 dan dibiaskan sejajar sumbu utama. 3) Sinar datang melalui pusat optik dan diteruskan tanpa membias.
  • 103. Bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu bersifat maya, tegak, diperkecil dan terletak di ruang antara titik pusat (O) dan titik fokus aktif f1, jika benda terletak di depan lensa. Berikut adalah langkah-langkah menggambar bayangan pada lensa cekung. 1) Melukis dua buah sinar utama (biasanya digunakan sinar 1 dan 3). 2) Sinar selalu datang dari depan lensa dan dibiaskan ke belakang lensa. 3) Perpotongan kedua buah sinar bias yang dibentuk oleh sinar 1 dan 3 adalah letak bayangan. Jika perpotongan didapat dar perpanjangan sinar bias, maka bayangan yang terjadi adalah maya dan dilukis dengan garis putus-putus.
  • 104. Persamaan yang berlaku dalam lensa cembung berlaku pula untuk lensa cekung, yaitu: Keterangan: s = jarak benda s' = jarak bayangan f = jarak fokus M = perbesaran h = tinggi benda h’ = tinggi bayangan 3. Hubungan Jarak Fokus, Indeks Bias, dan Jari-jari Kelengkungan pada Lensa Tipis Dinyatakan dengan persamaan berikut.
  • 105. 4. Kekuatan Lensa Kekuatan lensa adalah kemampuan sebuah lensa dalam mengumpulkan atau menyebarkan sinar yang diterimanya. Makin kuat lensa tersebut memfokuskan sinar, makin besar kekuatan lensanya. Pada gambar di atas tampak bahwa lensa cembung yang berada di paling atas, paling kuat memfokuskan (membelokkan) sinar. Oleh karena itu, lensa cembung tersebut memiliki kekuatan lensa lebih besar. Kekuatan lensa dirumuskan : Keterangan: P = kekuatan lensa (dioptri) f = jarak fokus (meter)
  • 106. 5. Gabungan Dua Lensa dengan Sumbu Utama Berimpit Di dalam alat otik yang menggunakan susunan lensa terdapat dua atau lebih lensa yang di susun dengan jarak tertentu dan dengan sumbu utama berimpit. Sehingga diperoleh hubungan:
  • 107. Keterangan: d = jarak antara kedua lensa s’1 = jarak bayangan lensa 1 s1 = jarak benda 1 s’1 = jarak bayangan lensa 1 s’2 = jarak bayangan lensa 2 Mtot = jarak antara kedua lensa 6. Lensa Gabungan Lensa Gabungan adalah dua atau lebih lensa yang digabung menjadi satu. Jarak fokus dan kekuatan lensa gabungan dinyatakan sebagai berikut. a. Jarak Fokus Apabila fgab bernilai positif, berarti menghasilkan lensa cembung dan jika bernilai negatif, berarti menghasilkan lensa cekung.
  • 108. b. Kekuatan Lensa Kekuatan lensa gabungan dapat ditulis dengan persamaan berikut. Pgab = P1 + P2 + P3 Dengan P = kekuatan lensa 7. Perjanjian Tanda pada Lensa 1. Perjanjian tanda untuk benda a. Jika benda didepan lensa , maka benda nyata (s = positif ) b. Jika benda dibelakang lensa, maka benda maya (s = negatif ) 2. Perjanjian tanda untuk bayangan a. Jika bayangan dibelakang lensa , maka bayangan nyata (s’ = positif ) b. Jika bayangan didepan lensa, maka bayangan maya (s’ = negatif ) 3. Perjanjian tanda untuk lensa a. Jika lensa cembung, maka fokusnya positif b. Jika lensa cekung, maka fokusnya negatif
  • 109. D. Alat Optik 1. Mata Setiap manusia memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada, yaitu mata. Mata merupakan bagian dari pancaindra yang berfungsi untuk melihat. Mata membantu kita menikmati keindahan alam, melihat teman-teman, mengamati benda-benda di sekeliling, dan masih banyak lagi yang dapat kita nikmati melalui mata. Coba bayangkan bila manusia tidak mempunyai mata atau mata kita buta, tentu dunia ini terlihat gelap gulita. Apabila diamati, ternyata mata terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi berbeda-beda tetapi saling mendukung. Bagian-bagian mata yang penting tersebut, antara lain, kornea, pupil, iris, aquaeus humour, otot akomodasi, lensa mata, retina, vitreous humour, bintik kuning, bintik buta, dan saraf mata.
  • 110. •Kornea. Kornea merupakan bagian luar mata yang tipis, lunak, dan transparan. Kornea berfungsi menerima dan meneruskan cahaya yang masuk pada mata, serta melindungi bagian mata yang sensitif di bawahnya. •Pupil. Pupil merupakan celah sempit berbentuk lingkaran dan berfungsi agar cahaya dapat masuk ke dalam mata. •Iris. Iris adalah selaput berwarna hitam, biru, atau coklat yang berfungsi untuk mengatur besar kecilnya pupil. Warna inilah yang Anda lihat sebagai warna mata seseorang. •Aquaeus Humour. Aquaeus humour merupakan cairan di depan lensa mata untuk membiaskan cahaya ke dalam mata. •Otot Akomodasi. Otot akomodasi adalah otot yang menempel pada lensa mata dan berfungsi untuk mengatur tebal dan tipisnya lensa mata. •Lensa Mata. Lensa mata berbentuk cembung, berserat, elastis, dan bening. Lensa ini berfungsi untuk membiaskan cahaya dari benda supaya terbentuk bayangan pada retina. •Retina. Retina adalah bagian belakang mata yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan. • Vitreous Humour. Vitreous humour adalah cairan di dalam bola mata yang berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa ke retina. •Bintik Kuning. Bintik kuning adalah bagian dari retina yang berfungsi sebagai tempat terbentuknya bayangan yang jelas. •Saraf Mata. Saraf mata befungsi untuk meneruskan rangsangan bayangan dari retina menuju ke otak.
  • 111. Dalam perkembangannya, banyak manusia yang mengalami gangguan penglihatan. Gangguan penglihatan itu sering disebut juga sebagai cacat mata. Beberapa macam contoh dari cacat mata adalah: 1) RABUN JAUH (MIOPI) yaitu mata tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas, disebut juga mata perpenglihatan dekat (terang dekat/mata dekat). Penyebab terbiasa melihat sangat dekat sehingga lensa mata terbiasa tebal. Miopi sering dialami oleh tukang arloji, penjahit, orang yang suka baca buku (kutu buku) dan lain-lain. Untuk mata normal (emetropi) melihat benda jauh dengan akomodasi yang sesuai, sehingga bayangan jatuh tepat pada retina. Mata miopi melihat benda jauh bayangan jatuh di depan retina, karena lensa mata terbiasa tebal. Mata miopi ditolong dengan kacamata berlensa cekung (negatif). Dalam perhitungan: So = letak benda sebenarnya (~) Si = - PR (batas maksimum jangkauan penglihatan) tanda (-) menggambarkan bayangan di depan lensa. Dari persamaan : diperoleh bahwa:f = - PR Ukuran lensa yang digunakan adalah :
  • 112. P = kekuatan lensa dalam satuan dioptri (D) f = jarak fokus lensa kaca mata dalam satuan meter (m) 2) RABUN DEKAT (HIPERMETROPI) tidak dapat melihat jelas benda dekat, disebut juga mata perpenglihatan jauh (terang jauh/mata jauh). Rabun dekat mempunyai titik dekat yang lebih jauh daripada jarak baca normal. Penyebab terbiasa melihat sangat jauh sehingga lensa mata terbiasa pipih. Rabun dekat sering dialami oleh penerbang (pilot), pelaut, sopir dan lain-lain. Rabun jauh ditolong dengan kacamata berlensa cembung (positif). Dalam perhitungan: So = Sn (jarak baca normal = 25 cm) Si = - PP (titik dekat hipermetropi), tanda minus menunjukkan bahwa bayangan maya yang terletak di titik dekatnya 3) MATA TUA (PRESBIOPI) adalah keadaan dimana mata tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh dan benda-benda pada jarak baca normal, disebabkan daya akomodasi telah berkurang akibat lanjut usia (tua). Pada mata tua titik dekat dan titik jauh keduanya telah bergeser. Mata tua diatasi atau ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap (cembung dan cekung). Pada kacamata dengan lensa rangkap, lensa negatif bekerja seperti lensa pada kaca mata miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti halnya pada kacamata hipermetropi.
  • 113. 4) ASTIGMATISME (MATA SILINDRIS) disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik (irisan bola), melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari pada bidang lainnya. Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis. Mata astigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebih pendek dari sinar-sinar pada bidang horisontal. Astigmatisma ditolong / dibantu dengan kacamata silindris. 2. Lup Lup atau kaca pembesar adalah alat optik yang terdiri atas sebuah lensa cembung. Lup digunakan untuk melihat benda-benda kecil agar nampak lebih besar dan jelas. Ada 2 cara dalam menggunakan lup, yaitu dengan mata berakomodasi dan dengan mata tak berakomodasi. Pada saat mata belum menggunakan lup, benda tampak jelas bila diletakkan pada titik dekat pengamat (s = sn) sehingga mata melihat benda dengan sudut pandang α . Pada Gambar (b), seorang pengamat menggunakan lup dimana benda diletakkan antara titik O dan F (di ruang I) dan diperoleh bayangan yang terletak pada titik dekat mata pengamat (s' = sn). Karena sudut pandang mata menjadi lebih besar, yaitu β , maka mata pengamat berakomodasi maksimum.
  • 114. Perbesaran sudut dapat dihitung dengan persamaan berikut: Perbesaran sudut untuk penglihatan menggunakan lup tanpa berakomodasi dapat dihitung dengan persamaan: 3.Mikroskop Mikroskop adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil. Mikroskop terdiri atas dua jenis lensa, yaitu lensa objektif (lensa yang dekat dg benda) dan lensa okuler (lensa yang dekat mata/pengamat). Jarak fokus lensa okuler lebih besar daripada jarak fokus lensa objektif. Hal ini agar benda yang diamati dapat kelihatan sangat besar dan mikroskop tidak terlalu panjang. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif bersifat nyata, terbalik, dan diperbesar, sedangkan bayangan yang dibentuk lensa okuler bersifat maya, terbalik, dan diperbesar. a. Mata Berakomodasi Maksimum
  • 115. Panjang mikroskop merupaka jarak pusat antara kedua lensa (L) dan dinyatakan dengan persamaan berikut. L = sob‘ + sok b. Mata Tidak Berakomodasi Panjang mikroskop merupaka jarak pusat antara kedua lensa (L) dinyatakan dengan persamaan berikut. L = sob‘ + fok
  • 116. 4. Teropong/Teleskop Teropong merupakan alat optik ntuk melihat benda-benda jauh. Teropong berfungsi “mendekatkan” benda ke mata kita. Ada dua jenis teropong, yaitu teropong bias dan teropong pantul. Teropong bias menggunakan lensa, teropong pantul menggunakan cermin. a. Teropong Bias 1) Teropong Bintang Teropong bintang atau teropong astronomi merupakan alat untuk mengamati bintang, planet atau benda-benda angkasa. Teropong bintang terdiri dari dua buah lensa cembung yaitu lensa objektif dengan ukuran lebih besar daripada lensa okuler. Jarak fokus lensa objektif jauh lebih besar nilainya dibandingkan jarak titik fokus lensa okulernya.
  • 117. a) Mata Tidak Berakomodasi Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan: Dengan ketentuan: d = Jarak lensa objektif dan lensa okuler M = Pembesaran teropong bintang fob = Jarak fokus lensa objektif fok = Jarak fokus lensa okuler
  • 118. b) Mata berakomodasi maksimum Persamaan panjang teropong: d = fob + sok
  • 119. 2)Teropong Bumi Apabila melihatbenda-benda di bumi menggunakan teropong bintang akan diperoleh bayangan yang terbalik. Hal itu tidak dikehendaki. Untuk mengambalikan atau membalik bayangan, maka kita harus menempatkan sebuah lensa positif di antara objektif dan okuler. Lensa ini disebut lensa pembalik. Susunan lensa tadi akan menghasilkan teropong bumi yang baik. Persamaan perbesaran untuk mata berakomodasi maksimum sebagai berikut. Panjang teropong: L = fob + 4fp + sok Persamaan panjang teropong dan perbesaran untuk mata tidak berakomodasi sebagai berikut. dan L = fob + 4fp + sok
  • 120. 3) Teropong Panggung Untuk memperpendek panjang teropong bumi, pembalikkan bayangan dapat dilakukanoleh lensa sebagai lensa okuler. Susunan semacam ini dinamakan teropong panggung atau teropong Galileo. Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif merupakan benda maya bagi lensa okuler. Untuk mata yang tidak berakomodasi panjang teropong dirumuskan: L = fob + fok
  • 121. b. Teropong Pantul Teropong pantul merupakan teropong yang menggunakancermin cekung sebagai pengganti lensa objektif.Hal ini dikarenakan:1.Cermin lebih mudah dibuat dan murah daripada lensa 2. Cermin tidak mengalami aberasi kromatik (penguraian warna)seperti lensa 3. Cermin lebih ringan daripada lensa yang ukurannya sama,sehingga lebih mudah digantung.
  • 122. 5. Periskop Periskop merupakan alat optik untuk mengamati dari posisi tersembunyi, membantumu melihat-lihat melewati dinding, sudut, atau hambatan lain yang menghalangi pandanganmu. Periskop digunakan oleh Angkatan Laut agar para pelaut yang berada di dalam kapal selam dapat melihat apa yang ada di permukaan air, bahkan jika kapal itu sendiri di bawah ombak. Periskop juga biasa ditemukan pada kendaraan tempur lapis baja. Periskop sederhana dapat dibuat dengan menggunakan tabung yang diberikan cermin paralel yang saling berhadapan dengan sudut 45° pada setiap sisinya. 6. Proyektor Slide Proyektor slide adalah alat yang memiliki fungsi menampilkan bayangan sebuah gambar positif yang dapat ditembus cahaya.
  • 123. Daftar Pustaka Anindya Dwicahyani. “Rumus Umum pada Lensa Cekung dan Cembung”. http://aninonymos.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 03 Juni 2012. ASAZ. “Hukum Pembiasan Gelombang Cahaya”. http://fisikasmasmk.blogspot.com/. /. Diakses pada 04:19 PM. Jihan Hafis Bagaskara. “Sinar Istimewa Pada Lensa Cembung dan Cekung”. http://jihanhafizbagaskara.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 06 Februari 2013. Fransisca Harumningtyas. “Kekuatan Lensa”. http://ciskakerenz.blogspot.com/. Dewi Ratna Ningsih. “Lensa Cembung”. http://aqudanfisika.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 11 Agustus 2010. Galih Utomo. “Rumus-rumus Umum dalam Lensa”. http://mediabelajaronline.blogspot.com/. Hidayat. “Pemantulan Cahaya”. http://yatsuta-thelucky.blogspot.com. Rahma. “Teropong panggung”. http://rahmandj-fisika.blogspot.com/. Diakses pada tanggal 01 FEBRUARI 2012. pEnjAga~Hati. “Pembiasan Cahaya”. http://bublepop-purple.blogspot.com. Diakses pada tanggal 04 Desember 2010. Abadi, Rinawan & Chasanah, Risdiyani. 2012. Fisika. Klaten: Intan Pariwara