1. 1
PENGARUH PROMOSI, LOKASI, LAYANAN, DAN STATUS AKREDITASI
TERHADAP KEPUTUSAN ORANG TUA MEMILIH SEKOLAH
PADA PAUD & RA MUTIARA BANGSA DI KECAMATAN
DOLOPO KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Ulfa Zakiya Anwar 1), M. L. Endang Edi Rahayu 2),
Rindyah Hanafi 3)
1) Adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun
2) 3) Adalah Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun
Abstract
The study aims to determine the influence of promotion, location, service, and status of
accreditation partially and simultaneously to the parent’s decision on choosing a school in
PAUD & RA Mutiara Bangsa in Dolopo District Madiun Regency in the schooling year of
2017/2018. The population in this study are all parents of students who send their children in RA
& PAUD Mutiara Bangsa District Dolopo, Madiun during the schooling year of 2017/2018
which amounted to 108 people. The sample size is determined by Slovin formula, so as to get
sample of 52 people. The sampling technique using random sampling technique. The instrument
of data collection is questionnaire. Data analysis techniques used classical assumption test,
multiple linear regression analysis, coefficient of determination test, and hypothesis testing using
t test and F test. The findings were obtained: (1) Promotion has a positive and significant effect
on the decision of parents to choose school. (2) The location has a positive and significant
influence on the decision of parents to choose school. (3) Services have a positive and significant
effect on the decision of parents to choose school. (4) The status of accreditation has no
significant effect on the decision of parents to choose school. (5) Promotion, location, service,
and accreditation status simultaneously affect the decision of parents to choose schools in PAUD
& RA Mutiara Bangsa in District Dolopo, Madiun District in the schooling year of 2017/2018.
Keywords: Promotion, Location, Service, Accreditation Status, Decision on Choosing School
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
merupakan jenis pendidikan yang saat ini
banyak diminati masyarakat. Usia dini
merupakan masa perkembangan yang terjadi
lonjakan luar biasa dan menentukan periode
berikutnya. Para ahli menyebutnya sebagai
usia perkembangan emas (golden age).
Pertambahan usia anak membutuhkan
rangsangan pendidikan yang lebih lengkap
untuk peningkatan pertumbuhan dan aspek-
aspek perkembangannya. Oleh karena itu,
rangsangan pendidikan diberikan di rumah
(home base) maupun di luar rumah (center
base) guna memperoleh hasil yang optimal.
Layanan pendidikan di luar rumah untuk anak
usia 2 sampai 6 tahun berupa program
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menurut
UUSPN Pasal 1 ayat 14, Pendidikan Anak
Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut.
Tingginya minat masyarakat terhadap
PAUD, salah satunya ditandai dengan semakin
maraknya pendirian PAUD, termasuk di
antaranya PAUD dan RA Mutiara Bangsa, di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
Pendirian PAUD dan RA Mutiara Bangsa
2. 2
Dolopo ini dengan pertimbangan untuk
merespon tingginya kesadaran dan gairah
masyararakat terhadap kebutuhan pendidikan
untuk anak-anak usia dini mereka. Pendirian
PAUD dan RA Mutiara Bangsa bukan tanpa
tantangan, baik tantangan yang berupa
peningkatan mutu sekolah maupun tantangan
dari luar yang berupa persaingan untuk
mencari peserta didik dari PAUD-PAUD yang
telah ada. Seperti yang ditunjukkan pada
realitas yang ada, saat ini banyak berdiri
sekolah-sekolah untuk anak usia dini dengan
berbagai konsep, mulai kelengkapan fasilitas
dan sarana serta biaya pendidikan yang sesuai
dengan harapan orang tua sebagai customer
dari sekolah-sekolah tersebut. Munculnya
fenomena persaingan di antara PAUD dan RA
dalam memperoleh peserta didik yang optimal,
telah memberikan tantangan tersendiri bagi
PAUD dan RA Mutiara Bangsa dalam
mendapatkan peserta didik sesuai dengan
daya tampung sekolah.
Semakin kompetitifnya lembaga-lembaga
pendidikan anak usia dini di Indonesia
berimbas pada semakin banyak pula pilihan
sekolah yang ada. Namun, dengan banyaknya
pilihan dan adanya keterbatasan-keterbatasan
dari para orang tua, maka tidak heran apabila
banyak orang tua yang bingung dalam memilih
lembaga pendidikan anak usia dini yang tepat
untuk putra-putrinya. Untuk itu, lembaga
pendidikan anak usia dini dituntut dapat
menggunakan dan mengembangkan usahanya
dengan berbagai cara pemasaran yang strategis
melalui kemampuan mengenali target pasar
yang menjadi konsumen (Nur Hadi dan Saino,
2015). Kualitas lembaga pendidikan memang
penting dalam mempengaruhi penilaian orang
tua. Para orang tua tidak boleh melupakan
faktor-faktor lainnya, seperti antara lain faktor
biaya pendidikan atau harga, kelengkapan
sarana dan prasarana atau failitas pendukung
pelaksanaan pembelajaran, keamanan, lokasi
dan lingkungan sekolah (Septhevian, 2014).
Mengantisipasi fakta-fakta tersebut maka
proses pengambilan keputusan orang tua
dalam memilih lembaga pendidikan anak usia
dini tertentu sangat penting untuk diketahui
oleh para pengelola lembaga pendidikan
PAUD melalui kajian perilaku konsumen.
Schiffman dan Kanuk (2009) menyatakan
bahwa proses pengambilan keputusan sebagai
proses penting dipengaruhi oleh lingkungan
eksternal yang terdiri dari bauran pemasaran
jasa pendidikan (produk, promosi, harga,
distribusi) dan lingkungan sosial budaya
(keluarga, sumber informasi, sumber non
komersial, kelas sosial, budaya dan sub
budaya). Kemudian lingkungan internal
(faktor psikologis) yang terdiri dari
motivasi,kepribadian, pembelajaran, persepsi,
dan sikap.
Mengacu pada penelitian yang dilakukan
Tangkilisan, Oroh, dan Soegoto (2014)
diperoleh bahwa produk, harga, lokasi,
promosi, orang tua siswa, sarana, dan proses
berpengaruh terhadap keputusan siswa,
dimana pengaruh tersebut positif dan
signifikan. Penelitian yang dilakukan
Rakhmanita (2015) juga membuktikan bahwa
harga, promosi, lokasi, dan sarana secara
bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap keputusan orangtua murid memilih
sekolah. Penelitian yang dilakukan Kristiani
(2016) menemukan bahwa produk, biaya, dan
lokasi terbukti tidak berpengaruh terhadap
keputusan orang tua siswa memilih sekolah.
Sedangkan promosi, pelayanan, dan status
akreditasi terbukti secara signifikan
berpengaruh terhadap keputusan orang tua
siswa dalam memilih sekolah.Berdasarkan
beberapa penelitian terdahulu, terdapat
research gap pada masing-masing hasil
penelitian. Ada beberapa faktor yang
berpengaruh signifikan, namun ada juga yang
menemukan faktor-faktor tersebut tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
orang tua siswa dalam memilih sekolah.
Perilaku orangtua dalam memilih sekolah
sama dengan perilaku konsumen dalam
memutuskan pembelian. Perilaku konsumen
dipengaruhi oleh banyak faktor. Perilaku
konsumen merupakan proses pengambilan
keputusan dan akivitas masing-masing
individu yang dilakukan dalam rangka
evaluasi, mendapatkan, penggunaan atau
3. 3
mengatur barang atau jasa. Kotler dan
Amstrong (2009) menjelaskan ada empat hal
yang melandasi proses pengambil keputusan
pembelian yaitu produk, harga, lokasi dan
promosi, khusus untuk jasa pendidikan tidak
terlepas dari pembahasan tentang produk
(kegiatan pendidikan), harga (uang SPP),
promosi, tempat atau lokasi, orang atau
kualitas guru dan staf administrasi, proses atau
metode belajar, dan sarana. Berdasarkan
beberapa hasil penelitian terdahulu di atas,
maka keputusan orang tua siswa dalam
melakukan pemilihan PAUD dan RA Mutiara
Bangsa Dolopo sebagai tempat
menyekolahkan anak-anak usia dini mereka
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Diantaranya adalah promosi, lokasi sekolah,
layanan, dan status akreditasi.
Tjiptono (2012) mengungkapkan bahwa
promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Yang dimaksud dengan
komunikasi pemasaran adalah aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan
atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli, dan loyal pada produk
yang ditawarkan perusahan yang
bersangkutan. Produk/jasa yang ditawarkan
lembaga pendidikan merupakan sebuah produk
yang unik dan berbeda dari jasa lainnya. Hasil
nyata atau manfaat terbesar dari layanan jasa
ini tidak dapat dirasakan cepat, namun melalui
proses dalam jangka panjang. Oleh karena itu,
dalam proses pemanfaatannya akan tercipta
sebuah pengalaman bagi murid sebagai
pengguna langsung layanan jasa pendidikan.
Pengalaman dari proses belajar mengajar,
aktivitas sosial, dan pembentukan karakter
yang dialami pengguna/siswa di sekolah akan
menghasilkan sebuah ingatan nyata yang akan
dibawa sepanjang hidup pengguna.
Pengalaman konsumen inilah yang dapat
digunakan sebagai sebuah senjata media
promosi bagi lembaga pendidikan yang
disebut sebagai word of mouth dari para
alumni, sekolah juga dituntut untuk melakukan
promosi agar sekolah dapat dikenal lebih luas.
Beberapa media yang dapat digunakan sebagai
alat promosi layanan jasa pendidikan, antara
lain: brosur, poster, presentasi ke beberapa
Posyandu, pemanfaatan teknologi informasi
seperti internet, dan lain sebagainya.
Menurut Lupioyadi (2008), bahwa
keputusan tentang lokasi dan sistem
penyampaian harus sejalan dengan strategi
lembaga pendidikan secara keseluruhan. Jika
strateginya adalah spesialisasi menawarkan
produk pada pasar tertentu, ini dapat
menunjukan lokasi yang pasti. Contohnya
sekolah seni sebaiknya lokasi yang baik dekat
museum tari, galeri, teater yang memperkaya
peluang tersebut. Dalam proses penyampaian
jasa pendidikan, sekolah harus memperhatikan
gaya bangunannya (yaitu kesesuaian antara
segi estetika dan fungsionalnya sebagai
lembaga pendidikan) serta fasilitas
penunjangnya (seperti kelengkapan sarana
pendidikan, peribadahan, olah raga) dan juga
menyediakan buku-buku di perpustakaan yang
selalu up to date. Orang tua sebagai konsumen
yang mengambil keputusan atas pembelian
layanan jasa pendidikan mempunyai
pertimbangan tersendiri dalam memilih
sekolah untuk putra/putrinya. Salah satu
pertimbangan yang digunakan adalah faktor
tempat/lokasi dimana sekolah tersebut berada.
Oleh karena itu, faktor pemilihan lokasi
penempatan jasa yang akan ditawarkan
berkaitan dengan jenis, target sasaran dan
tingkat interaksi dengan konsumen. Target
sasaran dapat dijelaskan sebagai konsumen
yang akan dibidik oleh pemasar. Untuk
lembaga pendidikan PAUD & RA, konsumen
yang akan dibidik ada dua, yaitu: 1) Orang tua
(sebagai pengambil keputusan), dan 2) Siswa
(sebagai konsumen akhir atau pengguna jasa
pendidikan). Sedangkan interaksi antara
penyedia jasa dan pelanggan dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu: 1) pelanggan
mendatangi penyedia jasa, 2) penyedia jasa
mendatangi pelanggan, dan 3) penyedia jasa
dan pelanggan melakukan transaksi dalam
jarak jauh.
Keputusan pembelian seseorang pada jasa
layanan juga didasarkan pada pelayanan yang
4. 4
diberikan pemasar jasa. Jasa pendidikan dapat
menciptakan keunggulan bersaing dari sisi
kualitas layanan. Kualitas layanan untuk jasa
pendidikan akan mempengaruhi proses
distribusi jasa atau dalam penelitian ini salah
satunya adalah proses belajar mengajar di
kelas. Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan
Berry dalam Tjiptono dan Candra (2012)
terdapat lima dimensi kualitas jasa yang
dijadikan pedoman oleh pelanggan dalam
menilai kualitas jasa, yaitu: 1) Berwujud
(Tangible) yang dapat diartikan sebagai
penampilan fasilitas fisik, peralatan, dan
personil, 2) Empati (Emphaty) yang dapat
diartikan sebagai syarat untuk peduli, memberi
perhatian pribadi bagi pelanggan, 3)
Keandalan (Reliability) yang dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk melaksanakan jasa
yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya,
4) Keresponsifan (Responsiveness) yang dapat
diartikan sebagai kemauan untuk membantu
pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat
atau tanggap., dan 5) Keyakinan (Assurance)
yang dapat diartikan sebagai pengetahuan dan
kesopanan karyawan serta kemampuan mereka
untuk menimbulkan kepercayaan dan
keyakinan.
Menurut Sumaryanto (2008), akreditasi
adalah suatu kegiatan pendidikan yang
dilakukan oleh suatu badan yang disebut
Badan Akreditasi Nasional (BAN) untuk
mengakreditasi atau menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan. Pada dasarnya
akreditasi dilakukan sebagai bentuk
pertanggungjawaban secara obyektif, adil,
transparan, dan komprehensif oleh satuan
pendidikan kepada publik. Akreditasi
dilakukan agar penyelenggaraan pendidikan
pada semua lingkup mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan. Pemerintah membentuk
Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang
namanya dibedakan menurut satuan, jalur dan
jenjang pendidikan.Program atau satuan
pendidikan pada jalur formal pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah diakreditasi
oleh BANS/M (Badan Akreditasi Nasional
Sekolah/Madrasyah) yang pada tingkat
propinsi dibentuk oleh gubernur.
Akreditasi sekolah yang sebenarnya
mempunyai pengertian sebagai proses
penilaian secara komprehensif terhadap
kelayakan dan kinerja lembaga atau suatu
program pendidikan dilakukan sebagai bentuk
akuntabilitas publik, alat regulasi diri (self
regulation) sekolah mengenal kekuatan dan
kelemahan serta terus menerus meningkatkan
kekuatan dan memperbaiki kelemahannya.
Akreditasi sekolah juga merupakan sebuah
sistem dari berbagai komponen dan saling
terkait dalam pencapaian komponen sekolah.
Oleh karena itu, sesuai Keputusan Peraturan
Mendikbud Nomor 59 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Sekolah, komponen sekolah yang
menjadi bahan penilaian adalah yang
dikembangkan dari kualitas sekolah yaitu
kurikulum dan proses belajar mengajar,
manajemen sekolah, organisasi sekolah, sarana
dan prasarana, ketenagaan, pembiayaan,
peserta didik, peran serta masyarakat dan
lingkungan/kultur sekolah.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas,
maka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah promosi berpengaruh terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018?
2. Apakah lokasi berpengaruh terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018?
3. Apakah layanan berpengaruh terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018?
4. Apakah status akreditasi berpengaruh
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018?
5. Apakah promosi, lokasi, layanan, dan status
akreditasi secara simultan berpengaruh
5. 5
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh promosi
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
2. Untuk mengetahui pengaruh lokasi
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
3. Untuk mengetahui pengaruh layanan
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
4. Untuk mengetahui pengaruh status
akreditasi terhadap keputusan orangtua
siswa memilih sekolah pada PAUD & RA
Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2017/2018.
5. Untuk mengetahui pengaruh promosi,
lokasi, layanan, dan status akreditasi secara
simultan terhadap keputusan orangtua siswa
memilih sekolah pada PAUD & RA
Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2017/2018.
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil penelitian Zain, Jan, dan Ibrahim
(2013) menunjukkan adanya pengaruh positif
yang signifikan terhadap persepsi dan promosi
terhadap pilihan siswa institusi swasta untuk
pendidikan tinggi. Tangkilisan, Oroh, dan
Soegoto (2014) dalam penelitiannya
menemukan bahwa produk layanan yang
ditawarkan sekolah berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan siswa dalam
memilih sekolah. Harga tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
siswa. Lokasi dari sekolah tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
siswa. Promosi dari sekolah juga tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keputusan siswa. Orang tua siswa mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap keputusan
siswa. Sarana tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan siswa. Proses
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan siswa. Secara keseluruhan
produk, harga, lokasi, promosi, people (orang
tua siswa), sarana, dan proses berpengaruh
signifikan terhadap keputusan siswa.
Penelitian selanjutnya dilakukan Rakhmanita
(2015) menemukan bahwa harga, promosi,
tempat, dan sarana secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
orangtua siswa memilih sekolah. Berdasarkan
pengujian variabel bebas secara parsial
didapatkan variabel promosi dan variabel
lokasi sekolah tidak berpengaruh signifikan
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah, sedangkan variabel sarana
berpengaruh paling besar terhadap keputusan
orang tua siswa memilih sekolah pada sekolah.
Penelitian terdahulu lainnya dilakukan
Kristiani (2016) menemukan variabel promosi,
pelayanan, dan status akreditasi terbukti
berpengaruh signifikan terhadap keputusan
orang tua siswa dalam memilih sekolah.
Sedangkan variabel produk, biaya, dan lokasi
yang juga ketiganya merupakan bagian dari
bauran pemasaran tidak terbukti berpengaruh
terhadap keputusan orang tua siswa dalam
memilih sekolah.
Adapun persamaan masing-masing
penelitian adalah dalam hal beberapa variabel
yang diteliti, penggunaan hipotesis, dan
instrumen penelitian. Sedangkan perbedaannya
adalah pada beberapa komponen variabel yang
diteliti, teknik sampling, jumlah data yang
dianalisis, teknik analisis data yang digunakan,
serta tahun pelaksanaan penelitian.
Promosi
Menurut Ray (dalam Morissan, 2012: 17)
promosi sebagai “the coordination of all
seller-iniated efforts to setup channels of
information and persuasion to sell goods
services or promote an idea” (koordinasi dari
seluruh upaya yang dimulai dari pihak penjual
untuk membangun berbagai saluran informasi
6. 6
dan persuasi untuk menjual barang dan
layanan atau memperkenalkan suatu gagasan).
Menurut Swasta (2012: 28) mengatakan
bahwa promotional mix merupakan kombinasi
dari alat-alat promosi, yaitu periklanan,
penjualan tatap muka, promosi penjualan dan
publisitas yang dirancang untuk menjual
barang dan jasa. Walaupun komunikasi antar
perusahaan dan konsumen secara implisit
berlangsung pada setiap unsur atau bagian dari
marketing mix sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya, namun sebagian besar
komunikasi perusahaan berlangsung sebagai
bagian dari suatu program yang diawasi dan
direncanakan secara hati-hati. Instrumen dasar
yang digunakan untuk mencapai tujuan
komunikasi perusahaan disebut dengan bauran
promosi atau promotional mix.
Secara tradisional, bauran promosi
mencangkup empat elemen, yaitu: iklan
(advertising), promosi penjualan (sales
promotion), publikasi/humas, dan personal
selling. Namun Belch, George dan Belch,
Michael (2010: 17) menambahkan dua elemen
dalam promotional mix, yaitu direct marketing
dan interactive media. Dua elemen yang
terakhir ini telah digunakan secara luas oleh
pengelola pemasaran dewasa ini untuk
berkomunikasi dengan khalayak sasarannya
sebagaimana empat elemen sebelumnya.
Masing-masing elemen dari promotional mix
tersebut dipandang sebagai suatu instrument
komunikasi pemasaran terpadu yang
memainkan peran penting dalam program
interated marketing communication (IMC).
Masing-masing elemen dapat menggunakan
berbagai macam bentuk dan masing-masing
memiliki keunggulan dan kelemahannya.
Dalam merencanakan strategi promosi,
perusahaan harus mengkombinasikan berbagai
elemen yang terdapat dalam bauran promosi
atau promotional mix dengan menghitung
kekuatan dan kelemahan dari masing-masing
elemen tersebut. Manajemen promosi
(promotional management) mencangkup
kegiatan mengkoordinasikan elemen-elemen
bauran promosi sehingga dapat
mengembangkan program komunikasi
pemasaran yang terpadu, terkontrol, dan
efektif.
Perusahaan harus mempertimbangkan
banyak faktor sebelum melaksanakan bauran
promosi termasuk di antaranya: jenis produk
yang dihasilkan, pasar yang dituju, tahapan
atau siklus produk (misalnya waktu
kadaluarsa), saluran distribusi yang tersedia,
serta bagaimana konsumen memutuskan
pembelian (buyer’s decision process).
Menurut Kotler (2009: 172) untuk
mengukur promosi digunakan indikator
sebagai berikut:
1) Advertising (iklan), merupakan bentuk
promosi dengan menggunakan media cetak
dan elektronik. Iklan selama ini dipandang
sebagai bentuk promosi yang paling efektif.
Iklan merupakan pesan-pesan penjualan
yang paling persuasif yang diarahkan
kepada para calon pembeli yang paling
potensial atas produk barang atau layanan
tertentu dengan biaya semurah-murahnya.
2) Personal Selling (penjualan pribadi), yaitu
terjadi interaksi langsung, saling bertemu
muka antara pembeli dan penjual.
Komunikasi yang dilakukan oleh kedua
belah pihak bersifat individual, dalam hal
ini penjual dituntut memiliki kecakapan dan
keterampilan dalam mempengaruhi atau
memotivasi pembeli dengan cara
mengemukakan manfaat yang akan
diperoleh pembeli sehingga terjadi
persesuaian keuntungan.
3) Promosi penjualan, pada dasarnya
memberikan insentif kepada konsumen
untuk membeli produk-produk yang
ditawarkan. Bentuk-bentuk insentifnya
meliputi pemberian diskon atau potongan
harga dan hadiah langsung serta
mengikutsertakan pembeli ke dalam suatu
undian yang berhadiah besar.
4) Publisitas, yang digunakan bersama dengan
cara mensponsori kegiatan-kegiatan tertentu
dalam masyarakat seperti olah raga dan
kesenian. Walaupun efektivitas sering
dipertanyakan, namun dapat digunakan
sebagai sarana untuk mendekatkan diri
kepada masyarakat atau konsumen.
7. 7
Promosi dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai pemilihan sarana yang dianggap sesuai
untuk mempromosikan layanan jasa
pendidikan PAUD & RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
Indikator promosi pada penelitian ini meliputi:
informasi yang diterima melalui kalender,
surat kabar, radio, brosur, papan nama,
internet, informasi rekan/kerabat, dan
informasi melalui alumni (Rakhmanita, 2015).
Lokasi
Menurut Smith (2008: 99) lokasi
merupakan sesuatu yang berkaitan dengan
akses untuk memproduksi barang kepada
konsumen. Lokasi atau tempat perusahaan
merupakan hal yang diperhatikan konsumen
saat melakukan pengambilan keputusan. Jadi,
pemilihan tempat sangatlah penting karena
menjadi salah satu faktor yang
dipertimbangkan oleh konsumen. Kedudukan
perusahaan dapat berbeda dengan lokasi
perusahaan, karena kedudukan perusahaan
adalah kantor pusat dari kegiatan fisik
perusahaan. Contoh bentuk lokasi adalah
tempat atau lokasi sekolah sebagai layanan
pendidikan. Memilih lokasi dalam mendirikan
tempat penyedia layanan merupakan
keputusan penting untuk memulai bisnis yang
harus membujuk pelanggan dalam pemenuhan
kebutuhannya. Pemilihan lokasi memiliki
fungsi yang strategis karena dapat
berpartisipasi dalam menentukan tercapainya
tujuan dan target yang diharapkan. Pemilihan
lokasi juga harus memperhatikan potensi pasar
yang tersedia di sekitar lokasi tersebut.
Sebelum menentukan pemilihan lokasi yang
sesuai dengan kebutuhan pasar, maka
diperlukan sebuah pemikiran secara matang.
Hal ini dikarenakan besarnya peran lokasi
dalam menentukan maju tidaknya sebuah
perusahaan penyedia layanan tersebut.
Lokasi merupakan sesuatu yang berkaitan
dengan akses untuk memproduksi barang
kepada konsumen. Lokasi atau tempat
perusahaan merupakan hal yang diperhatikan
konsumen saat melakukan pengambilan
keputusan. Jadi pemilihan tempat sangatlah
penting karena menjadi salah satu faktor yang
dipertimbangkan oleh konsumen (Smith, 2008:
99). Indikator lokasi pada penelitian ini
meliputi: kemudahan akses, lingkungan
sekitar sekolah, visibilitas (dapat dilihat jelas
dari tepi jalan), dan ekspansi (tempat yang
cukup luas) (Kotler, 2009: 84).
Layanan
Sejumlah ahli tentang layanan telah
berupaya untuk merumuskan pengertian
layanan yang beragam. Lupiyoadi dan
Hamdani (2006: 7) mengungkapkan layanan
merupakan aktivitas ekonomi yang hasilnya
tidak merupakan produk dalam bentuk fisik
atau kontruksi, yang umumnya dikonsumsi
pada saat yang sama dengan waktu yang
dihasilkan dan memberikan nilai tambah
(misalnya, kenyamanan, hiburan, kesenangan,
atau kesehatan) atau pemecahan atas masalah
yang dihadapi oleh konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2009: 237)
layanan adalah setiap tindakan atau kinerja
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada
pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud
dan tidak menyebabkan perpindahan
kepemilikan. Produksi layanan tidak dapat
terikat atau tidak terikat pada suatu produk
fisik.
Layanan dalam penelitian ini didefinisikan
sebagai segala aktivitas yang dilakukan
dengan tujuan memberikan layanan bagi
siswa/orang tua siswa PAUD & RA Mutiara
Bangsa Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun. Indikator layanan pada penelitian ini
meliputi: sikap, tingkah laku, dan penciptaan
lingkungan sekolah untuk mendukung
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan
di luar kelas (Kristiani, 2016).
Status Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan terhadap
lembaga pendidikan yang diberikan oleh
badan yang berwenang setelah dinilai bahwa
lembaga itu memenuhi syarat kebakuan atau
kriteria tertentu atau pengakuan oleh suatu
jawaban tertentu adanya wewenang seseorang
untuk melaksanakan atau menjalankan
tugasnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2015: 34).
8. 8
Dalam peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 29 tahun 2005 tentang Badan
Akreditasi Nasional Sekolah menyebutkan
bahwa yang dimaksud akreditasi sekolah
adalah suatu kegiatan penilaian kelayakan
suatu sekolah berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dan dilakukan oleh BAN-PNFI
yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk
pengakuan peringkat kelayakan.
Akreditasi merupakan alat regulasi diri
(self-regulation) agar sekolah mengenal
kekuatan dan kelemahan serta melakukan
upaya yang terus menerus untuk meningkatkan
kekuatan dan memperbaiki kelemahannya.
Dalam hal ini akreditasi memiliki makna
proses pendidikan. Di samping itu akreditasi
juga merupakan penilaian hasil dalam bentuk
sertifikasi formal terhadap kondisi suatu
sekolah yang telah memenuhi standar layanan
tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
proses akreditasi dalam makna proses adalah
penilaian dan pengembangan mutu suatu
sekolah secara berkelanjutan. Akreditasi dapat
diartikan sebagai pengakuan bahwa suatu
sekolah telah memenuhi standar kelayakan
pendidikan yang telah ditentukan (Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan, 2006: 4).
Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
nasional secara bertahap ke arah yang
diharapkan sesuai Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, perlu dilakukan pengembangan dan
sekaligus membangun sistem pengendalian
mutu pendidikan melalui empat program yang
terintegrasi, yaitu: standarisasi, evaluasi,
akreditasi, dan sertifikasi. Standarisasi
pendidikan haruslah dimaknai sebagai uapaya
penyamaan arah pendidikan secara nasional
yang memiliki keluasaan dan sekaligus
keluwesan dalam implementasinya. Standar
pendidikan harus dijadikan acuan oleh
pengelola pendidikan yang menjadi pendorong
tumbuhnya inisiatif dan kreativitas dalam
mencapai standar nasional yang ditetapkan
(Departemen Pendidikan Nasional, 2005: 4).
Menurut Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (2006: 9), hasil akreditasi sekolah
dinyatakan dalam peringkat akreditasi sekolah.
Peringkat akreditasi sekolah terdiri atas tiga
klasifikasi sebagai berikut A (Amat Baik)
dengan nilai 86-100, B (Baik) dengan nilai 71-
85, dan C (Cukup) dengan nilai 56-70. Bagi
sekolah yang hasil akreditasinya kurang dari C
dinyatakan tidak terakreditasi. Peringkat
akreditasi sekolah berlaku selama 4 (empat)
tahun terhitung sejak ditetapkan peringkat
akreditasinya. Sekolah diwajibkan mengajukan
permohonan akreditasi ulang, sebelum 6
(enam) bulan masa berlakunya peringkat
akreditasi berakhir. Sekolah yang
menghendaki untuk diakreditasi ulang dapat
mengajukan permohonan sekurang-kurangnya
setelah 1 (satu) tahun terhitung sejak
ditetapkanya peringkat akreditasi. Sekolah
yang peringkat akreditasinya berakhir masa
berlakunya dan telah mengajukan akreditasi
ulang tetapi belum dilakukan akreditasi oleh
BAS provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan
kewenanganya maka sekolah yang
bersangkutan masih tetap menggunakan
peringkat akreditasi terdahulu. Sekolah yang
peringkat akreditasinya telah berakhir masa
berlakukanya dan menolak untuk diakreditasi
ulang oleh BAS provinsi/kabupaten/kota
sesuai dengan kewenanganya, maka peringkat
akreditasi sekolah yang besangkutan
dinyatakan tidak berlaku.
Akreditasi adalah suatu kegiatan pendidikan
yang dilakukan oleh suatu badan yang disebut
Badan Akreditasi Nasional (BAN) untuk
mengakreditasi atau menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan (Sumaryanto,
2008: 77). Pada dasarnya akreditasi dilakukan
sebagai bentuk pertanggungjawaban secara
obyektif, adil, transparan, dan komprehensif
oleh satuan pendidikan kepada publik. Status
akreditasi adalah standar penilaian yang telah
ditetapkan oleh pemerintah atas kinerja
sekolah dalam menyelenggarakan program
pendidikan. Indikator variabel akreditasi
terdiri atas kurikulum, tingkat kelulusan siswa,
distribusi alumni, dan jumlah siswa yang aktif
(Kristiani, 2016).
9. 9
Keputusan Memilih Sekolah
Keputusan memilih sekolah dalam
penelitian ini dapat dikaji berdasarkan teori
keputusan pembelian. Menurut Kotler
(2005:223), “keputusan pembelian merupakan
tahapan yang dilakukan oleh konsumen
sebelum melakukan keputusan pembelian
suatu produk.” Menurut Schiffman dan Kanuk
(2009:458) keputusan pembelian adalah
“Suatu keputusan seseorang dimana dia
memilih salah satu dari beberapa alternatif
pilihan yang ada.” Tjiptono (2008:21) juga
mendefinisikan keputusan pembelian sebagai
“sebuah proses dimana konsumen mengenal
masalahnya, mencari informasi mengenai
produk atau merek tertentu dan mengevaluasi
seberapa baik masing-masing alternatif
tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang
kemudian mengarah kepada keputusan
pembelian.” Menurut Kotler dan Armstrong
(2008:129) keputusan pembelian yaitu
“pilihan produk, pilihan merek, pilihan
saluran pembelian, penentuan waktu
pembelian, dan jumlah pembelian.” Menurut
Kotler dan Keller (2009: 167) “keputusan
pembelian merupakan beberapa tahapan yang
dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan
keputusan pembelian.” Sedangkan Morissan
(2012:111) menyatakan bahwa “keputusan
pembelian (purchase decision) adalah tahap
selanjutnya setelah adanya niat atau
keinginan membeli.”
Berdasarkan beberapa uraian tentang
pengertian keputusan pembelian di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa keputusan
pembelian yaitu suatu keputusan yang diambil
seseorang tentang merek mana yang akan
dibeli dengan memilih satu dari beberapa
alternatif pilihan yang ada. Tjiptono (2008:20)
menyatakan bahwa proses pengambilan
keputusan sangat bervariasi, ada yang
sederhana dan ada pula yang kompleks.
Proses-proses pengambilan keputusan dibagi
dalam tiga jenis, yaitu:
1) Pengambilan keputusan yang luas
(extended decision making)
Jenis pengambilan keputusan yang paling
lengkap, bermula dari pengenalan masalah
konsumen yang dapat dipecahkan melalui
pembelian beberapa produk. Proses
pengambilan keputusan yang luas terjadi
untuk kepentingan khusus bagi konsumen
atau untuk pengambilan keputusan yang
membutuhkan tingkat keterlibatan tinggi,
misalnya pembelian produk-produk mahal,
mengandung nilai prestise dan
dipergunakan untuk kurun waktu yang
lama.
2) Proses pengambilan keputusan terbatas
(limited decision making)
Terjadi apabila konsumen mengenal
masalahnya, kemudian mengevaluasi
beberapa alternatif produk atau merek
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
tanpa berusaha atau hanya melakukan
sedikit usaha dalam mencari informasi baru
tentang produk atau merk tersebut.
Biasanya berlaku untuk pembelian produk-
produk yang kurang penting atau pembelian
yang bersifat rutin.
3) Proses pengambilan keputusan yang
bersifat kebiasaan (habitual decision
making)
Proses yang paling sederhana, yaitu
konsumen mengenal masalahnya kemudian
langsung mengambil keputusan untuk
membeli merk favorit atau kegemarannya
(tanpa evaluasi alternatif). Evaluasi hanya
terjadi apabila merk yang dipilih tersebut
ternyata tidak sesuai atau sebagus yang
diharapkan.
Menurut Kotler (2009:184-186) dimensi
pengambilan keputusan konsumen adalah
sebagai berikut:
1) Pengenalan kebutuhan
Pada tahap ini konsumen merasakan adanya
kebutuhan baru yang ingin dipenuhi.
Konsumen mulai muncul kesadaran
perlunya memenuhi kebutuhan yang terjadi
karena rangsangan dari dalam maupun luar
diri konsumen.
2) Mencari informasi
Pada tahap ini konsumen mencari informasi
mengenai bagaimana cara memenuhi
kebutuhan dan cara mendapatkannya.
Pencarian informasi ini akan berbeda
10. 10
tingkatannya tergantung pada persepsi
konsumen atas risiko dari produk yang akan
dibelinya. Produk yang dinilai berisiko
akan menyebabkan situasi pengambilan
keputusan lebih kompleks, sehingga upaya
pencarian informasi akan lebih banyak,
begitu juga sebaliknya.
3) Mengevaluasi alternatif
Pada tahap ini konsumen akan
menghilangkan beberapa alternatif dalam
memilih sebuah produk berdasarkan
informasi yang diperoleh sebelumnya oleh
konsumen.
4) Mengambil keputusan
Konsumen setelah mengevaluasi beberapa
alternatif berdasarkan informasi yang telah
diperoleh akan mengambil keputusan untuk
membeli produk yang diinginkan
berdasarkan berbagai pertimbangan dalam
memilih alternatif tersebut.
5) Evaluasi paska pembelian
Konsumen setelah membeli dan memakai
akan mulai menilai apakah suatu produk
yang telah dibeli memenuhi harapannya
dalam memenuhi suatu kebutuhan atau
tidak. Hasil dari evaluasi ini adalah
kepuasan atas produk tersebut. Apabila
konsumen puas, maka ada kemungkinan
konsumen akan melakukan pembelian
ulang produk tersebut. Begitu juga
sebaliknya, jika konsumen merasa tidak
puas pada sebuah produk, maka besar
kemungkinan akan berpindah ke produk
lain. Keterkaitan dengan keputusan
pembelian adalah adanya rasa puas atau
tidak puas setelah melakukan keputusan
pembelian dan apabila konsumen merasa
puas maka akan merekomendasikan ke
teman maupun kerabat. Hal ini merupakan
hasil dari berbagai proses diantaranya
pengenalan kebutuhan, mencari informasi,
mengevaluasi alternatif dan keputusan
pembelian.
Keputusan orangtua siswa memilih sekolah
dalam penelitian ini dimaksudkan sebagai
keputusan pembelian, yaitu: proses pemilihan
dari dua atau lebih pilihan alternatif. Dengan
kata lain keputusan adalah sebuah pilihan dari
beberapa alternatif yang mungkin (Schiffman
dan Kanuk, 2009: 458). Indikator keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada
penelitian ini meliputi: pencarian informasi,
evaluasi penawaran, memutuskan, dan dampak
psikologis setelah keputusan diambil
(Kristiani, 2016).
Hubungan Promosi, Lokasi, Layanan, dan
Status Akreditasi Secara Simultan terhadap
Keputusan Orangtua Siswa Memilih
Sekolah
Tingginya minat masyarakat terhadap
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) salah
satunya ditandai dengan semakin maraknya
pendirian PAUD, termasuk di antaranya
PAUD dan RA Mutiara Bangsa Kecamatan
Dolopo, di Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun. Pendirian PAUD dan RA Mutiara
Bangsa Kecamatan Dolopo ini dengan
pertimbangan untuk merespon tingginya
kesadaran dan gairah masyararakat terhadap
kebutuhan pendidikan untuk anak-anak usia
dini mereka.
Pendirian PAUD dan RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo bukan tanpa tantangan,
baik tantangan yang berupa peningkatan mutu
sekolah maupun tantangan dari luar yang
berupa persaingan untuk mencari peserta didik
dari PAUD-PAUD yang telah ada. Seperti
yang ditunjukkan pada realitas yang ada, saat
ini banyak berdiri sekolah-sekolah untuk anak
usia dini dengan berbagai konsep, mulai
kelengkapan fasilitas dan sarana serta biaya
pendidikan yang sesuai dengan harapan orang
tua sebagai customer dari sekolah-sekolah
tersebut. Munculnya fenomena persaingan di
antara PAUD dan RA dalam memperoleh
peserta didik yang optimal, telah memberikan
tantangan tersendiri bagi PAUD dan RA
Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo dalam
mendapatkan peserta didik sesuai dengan
daya tampung sekolah.
Berkaitan dengan fenomena yang ada, maka
pengelola PAUD dan RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo harus mampu menetapkan
strategi pemasaran yang tepat sehingga
mampu memenangkan persaingan, khususnya
dalam mempengaruhi keputusan orangtua
11. 11
siswa memilih sekolah. Analisis terhadap
pemasaran jasa pendidikan atau pemilihan
sekolah dapat dilakukan berdasarkan pada
promosi, lokasi, layanan, dan status akreditasi.
Dalam pemasaran jasa pendidikan, sudah
seharusnya lembaga pendidikan sebagai
pemasar harus mampu memahami faktor-
faktor promosi, lokasi, layanan, dan status
akreditasi. Hal ini perlu dilakukan dengan
mempertimbangkan sudut pandang orang tua
siswa sebagai pengguna dan penilai jasa
pendidikan.
Promosi adalah aktivitas yang
mengkomunikasikan keunggulan jasa
pendidikan dan membujuk pelanggan sasaran
untuk membelinya. Promosi juga dapat
dianggap sebagai arus informasi atau persuasi
satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan
yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran. Jasa yang ditawarkan PAUD dan
RA Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo
merupakan sebuah jasa yang unik dan berbeda
dari jasa lainnya. Hasil nyata atau manfaat
terbesar dari layanan jasa ini tidak dapat
dirasakan cepat, namun melalui proses dalam
jangka panjang. Oleh karena itu, dalam proses
pemanfaatannya akan tercipta sebuah
pengalaman bagi siswa sebagai pengguna
langsung layanan jasa pendidikan PAUD dan
RA Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo.
Pengalaman dari proses belajar mengajar,
aktivitas sosial, dan pembentukan karakter
yang dialami pengguna/siswa di sekolah akan
menghasilkan sebuah ingatan nyata yang akan
dibawa sepanjang hidup pengguna.
Pengalaman konsumen inilah yang dapat
digunakan sebagai sebuah senjata media
promosi bagi lembaga pendidikan. Untuk itu,
seharusnya PAUD dan RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo melakukan promosi agar
sekolah dapat dikenal lebih luas. Beberapa
media yang dapat digunakan sebagai alat
promosi layanan jasa pendidikan, antara lain:
brosur, poster, presentasi ke beberapa
Posyandu, pemanfaatan teknologi informasi
seperti internet, dan lain sebagainya.
Dalam layanan jasa pendidikan, konsumen
atau siswa dapat langsung mendapatkan jasa
yang akan dibelinya. PAUD dan RA Mutiara
Bangsa Kecamatan Dolopo merupakan salah
satu tempat untuk mendapatkan layanan jasa
pendidikan. Orang tua sebagai konsumen yang
mengambil keputusan atas pembelian layanan
jasa pendidikan mempunyai pertimbangan
tersendiri dalam memilih sekolah untuk
putra/putrinya. Salah satu pertimbangan yang
digunakana adalah faktor tempat/lokasi
dimana sekolah tersebut berada. Oleh karena
itu faktor pemilihan lokasi PAUD dan RA
Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo yang akan
ditawarkan berkaitan dengan jenis, target
sasaran dan tingkat interaksi dengan
konsumen. Lokasi yang strategis dan memiliki
akses transportasi yang mudah, berperan
penting dalam mempengaruhi setiap keputusan
konsumen. Lingkungan sekitar yang nyaman
akan berpengaruh terhadap keputusan orang
tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di
PAUD dan RA Mutiara Bangsa Kecamatan
Dolopo.
Konsumen dari PAUD dan RA Mutiara
Bangsa Kecamatan Dolopo sebagai jasa
pendidikan adalah orang tua siswa sebagai
pengambil keputusan, dan siswa sebagai
konsumen pengguna jasa pendidikan.
Berkaitan dengan tipe layanan jasa pendidikan
dari PAUD dan RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo, penyampaian jasa
pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu: orang tua siswa mendatangi
penyedia jasa, pihak PAUD dan RA Mutiara
Bangsa Kecamatan Dolopo mendatangi orang
tua siswa, dan PAUD dan RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo sebagai penyedia jasa
melakukan transaksi dalam jarak jauh dengan
orang tua siswa. Berdasarkan penyataan-
pernyataan di atas, maka layanan yang
disampaikan PAUD dan RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo lebih dilihat sebagai
kegiatan distribusi dan logistik. Pemberian
layanan pemasaran jasa bertujuan untuk
mencapai kepuasan konsumen. Dalam
penelitian layanan jasa pada PAUD dan RA
Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo,
12. 12
karakteristik proses dapat dibagi menjadi tiga,
yaitu: konsumen dilayani dalam kelompok
kecil, konsumen dilayani secara individual,
atau konsumen dilayani dirinya sendiri.
Kualitas layanan untuk jasa pendidikan
akan mempengaruhi proses distribusi produk
atau dalam penelitian ini salah satunya adalah
proses belajar mengajar di kelas. Untuk
membuktikan kualitas dari PAUD dan RA
Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo, dapat
melalui status akreditasi sebagai suatu
kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh suatu
badan yang disebut Badan Akreditasi Nasional
(BAN) untuk mengakreditasi atau menentukan
kelayakan program dan satuan pendidikan.
Pada dasarnya akreditasi dilakukan sebagai
bentuk pertanggungjawaban secara obyektif,
adil, transparan, dan komprehensif oleh satuan
pendidikan kepada publik. Akreditasi
dilakukan agar penyelenggaraan pendidikan
pada semua lingkup mengacu pada Standar
Nasional Pendidikan. Akreditasi sekolah juga
merupakan sebuah sistem dari berbagai
komponen dan saling terkait dalam pencapaian
komponen sekolah. Oleh karena itu, sesuai
Keputusan Peraturan Mendikbud Nomor 59
Tahun 2012 tentang Akreditasi Sekolah,
komponen sekolah yang menjadi bahan
penilaian adalah yang dikembangkan dari
kualitas PAUD dan RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo, yaitu kurikulum dan
proses belajar mengajar, manajemen sekolah,
organisasi sekolah, sarana dan prasarana,
ketenagaan, pembiayaan, peserta didik, peran
serta masyarakat dan lingkungan/kultur
sekolah.
Mengantisipasi fakta-fakta tersebut maka
proses pengambilan keputusan orang tua
dalam memilih lembaga pendidikan, sangat
penting untuk diketahui oleh pengelola PAUD
dan RA Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo
melalui kajian perilaku konsumen. Berkaitan
dengan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian yang
dilakukan konsumen, maka PAUD dan RA
Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo perlu
mempertimbangan faktor-faktor promosi,
lokasi, layanan, dan status akreditasi agar
mendapatkan keputusan orangtua siswa
memilih sekolah pada PAUD & RA Mutiara
Bangsa di Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun tahun pelajaran 2017/2018.
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian yang akan
dilakukan berdasarkan permasalahan dan
tujuan yang ingin dicapai diuraikan sebagai
berikut:
1. Promosi berpengaruh terhadap keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada
PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
2. Lokasi berpengaruh terhadap keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada
PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
3. Layanan berpengaruh terhadap keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada
PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
4. Status akreditasi berpengaruh terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
5. Promosi, lokasi, layanan, dan status
akreditasi secara simultan berpengaruh
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini berdasarkan data yang
akan dianalisis, merupakan penelitian
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012: 14)
penelitian kuantitatif adalah “penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti populasi atau
sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, dan
analisis data bersifat kuantitatif atau statistik
yang bertujuan menguji hipotesis yang sudah
13. 13
ditetapkan.” Metode kuantitatif pada
penelitian ini menggunakan desain cross
sectional (potong lintang) dimana baik
variabel dependent (keputusan orangtua siswa
memilih sekolah) dan variabel independent
(promosi, lokasi, layanan, dan status
akreditasi) dikumpulkan pada saat yang
bersamaan.
Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
orangtua murid yang menyekolahkan anaknya
di PAUD & RA Mutiara Bangsa Kecamatan
Dolopo Kabupaten Madiun selama tahun
pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 108
orang. Dalam penelitian ini, dengan
mempertimbangkan jumlah populasi, untuk
menentukan berapa minimal sampel yang
dibutuhkan digunakan Rumus Slovin:
n = 2
)1,0(1081
108
=
08,2
108
= 51,92
Sampel yang diperoleh sebanyak 51.92,
dibulatkan menjadi 52 orang. Dengan
demikian jumlah responden dalam penelitian
ini adalah sebanyak 52 orangtua murid yang
menyekolahkan anaknya di PAUD & RA
Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun pada tahun pelajaran
2017/2018. Pengambilan sampel penelitian
menggunakan teknik random sampling dengan
cara undian. Penetapan sampel ini sederhana,
hal tersebut didukung pendapat Sugiyono
(2012: 120) yang menyatakan bahwa teknik
random sampling dikatakan sederhana karena
pengambilan sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu. Cara demikian
dilakukan apabila populasi dianggap homogen
karena orangtua murid yang diteliti seluruhnya
menyekolahkan anaknya di PAUD & RA
Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun. Langkah-langkah dalam
randomisasi adalah sebagai berikut:
a. Mendata orangtua murid anggota populasi
penelitian dan membuat kode/nomor mulai
dari 1–108.
b. Memasukkan kertas gulungan yang sudah
diberi kode/nomor 1–108 ke dalam kotak.
c. Menugaskan orangtua murid sebagai
populasi penelitian untuk mengambil
gulungan kertas, orangtua murid yang
mendapatkan nomor 1–52 menjadi sampel
penelitian.
d. Mendata anggota sampel penelitian hasil
pengundian.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian
ini ada 2 macam, yaitu: (1) Data primer,
adalah data yang belum pernah dikumpulkan
oleh pihak manapun. Data primer yang
dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi:
karakteristik respoden, serta persepsi
responden tentang promosi, lokasi, layanan,
status akreditasi, dan keputusan orangtua
memilih sekolah. Data primer dikumpulkan
melalui kuesioner yang dibagikan kepada
responden. Jadi, data primer merupakan data
hasil jawaban dari kuesioner yang diberikan
pada responden. (2) Data sekunder, merupakan
data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan
dilaporkan oleh pihak lain diluar peneliti
dimana data tersebut memberikan informasi.
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi
profil perusahaan dan data-data lain yang
menunjang, seperti teori-teori tentang promosi,
lokasi, layanan, status akreditasi, dan
keputusan orangtua memilih sekolah. Data
sekunder digunakan sebagai dasar dalam
perumusan teori-teori dan pembentukan
hipotesis. Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai
sumber, yaitu: jurnal, artikel, dan buku-buku
referensi.
Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul melalui hasil
penyebaran kuesioner diseleksi dan diedit
menurut kebutuhan kemudian dihitung statistik
dengan menggunakan program SPSS 22.0.
untuk pengujian:
14. 14
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik meliputi beberapa uji, yaitu
uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,
dan uji normalitas.
Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan
untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat, yaitu antara
promosi (X1), lokasi (X2), layanan (X3), dan
status akreditasi (X4) terhadap keputusan
memilih sekolah (Y). Dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
Notasi dari model tersebut adalah:
Y =keputusan memilih sekolah
a =bilangan konstanta
X1 =promosi
b1 =koefisien regresi variabel promosi
X2 =lokasi
b2 =koefisien regresi variabel lokasi
X3 =layanan
b3 =koefisien regresi variabel layanan
X4 =status akreditasi
b4 =koefisien regresi variabel status
akreditasi
e = error (kesalahan/pengganggu), asumsi
e = 5%
Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2016: 171): “Koefisien
determinasi pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel terikat.” Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
koefisien determinasi yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel bebas dalam
menjelaskan variasi variabel terikat amat
terbatas. Penentuan nilai koefisien determinasi
dinyatakan dengan nilai Adjusted R Square.
Uji Statistik
Uji Statistik dengan menggunakan Uji t
(Uji parsial) dan uji F. Uji t digunakan untuk
menguji pengaruh variabel independen, yaitu
promosi, lokasi, layanan, dan status akreditasi,
secara parsial terhadap keputusan orangtua
siswa memilih sekolah sebagai variabel
dependen. Uji F digunakan untuk mengetahui
pengaruh seluruh variabel independen secara
serentak atau simultan terhadap variabel
dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Responden penelitian ini adalah seluruh
orangtua murid yang menyekolahkan anaknya
di PAUD & RA Mutiara Bangsa Kecamatan
Dolopo Kabupaten Madiun pada tahun
pelajaran 2017/2018. Berdasarkan teknik
sampling menggunakan teknik random
sampling, diperoleh 52 orangtua murid yang
menyekolahkan anaknya di PAUD & RA
Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun sebagai responden.
Pengujian Instrumen
Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan nilai r
tabel untuk degree of freedom (df) = n-k.
Dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k
adalah item pernyataan. Jika rhitung (untuk r tiap
butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-
Total Correlation) lebih besar dari rtabel dan
nilai r positif, maka butir atau pernyataan atau
indikator tersebut dikatakan valid. Taraf
signifikansi ( ) yang digunakan adalah 0,05
atau 5%. Pada penelitian ini, uji validitas
instrumen disampaikan kepada 52 orang
responden. Dengan demikian, nilai n = 52.
Nilai r tabel dengan () 5% dan df = n – 2 = 50
adalah sebesar 0,2732.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
program SPSS maka diperoleh nilai rhitung
(Corrected Item – Total Correlation) untuk
variabel promosi sebagai berikut:
Tabel 1.
Uji Validitas Variabel Promosi (X1)
Item
Variabel
Nilai
rhitung
Nilai rtabel
= 0,2732
Ket.
X1.1 0,606 r hitung > r tabel Valid
X1.2 0,376 r hitung > r tabel Valid
X1.3 0,438 r hitung > r tabel Valid
X1.4 0,506 r hitung > r tabel Valid
X1.5 0,632 r hitung > r tabel Valid
X1.6 0,636 r hitung > r tabel Valid
X1.7 0,691 r hitung > r tabel Valid
X1.8 0,719 r hitung > r tabel Valid
X1.9 0,685 r hitung > r tabel Valid
X1.10 0,715 r hitung > r tabel Valid
Sumber: Output SPSS
15. 15
Dari nilai rhitung yang diperoleh dapat
diketahui bahwa keseluruhan butir pernyataan
untuk variabel promosi, yaitu item promosi 1
sampai item promosi 10 memiliki nilai rhitung
yang lebih besar daripada nilai rtabel (0,2732),
maka semua butir pernyataan yang digunakan
memenuhi syarat validitas.
Hasil pengolahan data dengan program
SPSS maka diperoleh nilai rhitung (Corrected
Item – Total Correlation) untuk variabel lokasi
sebagai berikut:
Tabel 2.
Uji Validitas Variabel Lokasi (X2)
Item
Variabel
Nilai
rhitung
Nilai rtabel
= 0,2732
Ket.
X2.1 0,293 r hitung > r tabel Valid
X2.2 0,372 r hitung > r tabel Valid
X2.3 0,472 r hitung > r tabel Valid
X2.4 0,528 r hitung > r tabel Valid
X2.5 0,661 r hitung > r tabel Valid
X2.6 0,637 r hitung > r tabel Valid
X2.7 0,686 r hitung > r tabel Valid
X2.8 0,765 r hitung > r tabel Valid
X2.9 0,753 r hitung > r tabel Valid
X2.10 0,711 r hitung > r tabel Valid
Sumber: Output SPSS
Nilai rhitung dari item lokasi 1 sampai item
lokasi 10 memiliki nilai rhitung yang lebih besar
daripada nilai rtabel (0,2732), maka semua butir
pernyataan valid.
Nilai rhitung (Corrected Item – Total
Correlation) untuk variabel layanan sebagai
berikut:
Tabel 3.
Uji Validitas Variabel Layanan (X3)
Item
Variabel
Nilai
rhitung
Nilai rtabel
= 0,2732
Ket.
X3.1 0,405 r hitung > r tabel Valid
X3.2 0,427 r hitung > r tabel Valid
X3.3 0,534 r hitung > r tabel Valid
X3.4 0,367 r hitung > r tabel Valid
X3.5 0,440 r hitung > r tabel Valid
X3.6 0,554 r hitung > r tabel Valid
X3.7 0,639 r hitung > r tabel Valid
X3.8 0,743 r hitung > r tabel Valid
X3.9 0,670 r hitung > r tabel Valid
X3.10 0,596 r hitung > r tabel Valid
Pada Tabel 3, berdasarkan dari nilai rhitung
yang diperoleh dapat diketahui bahwa
keseluruhan butir pernyataan untuk variabel
layanan, yaitu item layanan 1 sampai item
layanan 10 memiliki nilai rhitung yang lebih
besar daripada nilai rtabel (0,2732), maka semua
butir pernyataan yang digunakan memenuhi
syarat validitas.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
program SPSS maka diperoleh nilai rhitung
(Corrected Item – Total Correlation) untuk
variabel status akreditasi sebagai berikut:
Tabel 4.
Uji Validitas Variabel Status Akreditasi (X4)
Item
Variabel
Nilai
rhitung
Nilai rtabel
= 0,2732
Ket.
X4.1 0,464 r hitung > r tabel Valid
X4.2 0,634 r hitung > r tabel Valid
X4.3 0,548 r hitung > r tabel Valid
X4.4 0,607 r hitung > r tabel Valid
X4.5 0,597 r hitung > r tabel Valid
X4.6 0,451 r hitung > r tabel Valid
X4.7 0,687 r hitung > r tabel Valid
X4.8 0,576 r hitung > r tabel Valid
X4.9 0,603 r hitung > r tabel Valid
X4.10 0,434 r hitung > r tabel Valid
Sumber: Output SPSS
Pada Tabel 5, berdasarkan dari nilai rhitung
yang diperoleh dapat diketahui bahwa
keseluruhan butir pernyataan untuk variabel
status akreditasi, yaitu item status akreditasi 1
sampai item status akreditasi 10 memiliki nilai
rhitung yang lebih besar daripada nilai rtabel
(0,2732), maka semua butir pernyataan yang
digunakan memenuhi syarat validitas.
Berdasarkan hasil pengolahan data maka
diperoleh nilai rhitung (Corrected Item – Total
Correlation) untuk variabel keputusan
memilih sekolah sebagai berikut:
16. 16
Tabel 6.
Uji Validitas Variabel Keputusan Memilih
Sekolah (Y)
Item
Variabel
Nilai
rhitung
Nilai rtabel
= 0,2732
Ket.
Y.1 0,657 r hitung > r tabel Valid
Y.2 0,609 r hitung > r tabel Valid
Y.3 0,562 r hitung > r tabel Valid
Y.4 0,548 r hitung > r tabel Valid
Y.5 0,639 r hitung > r tabel Valid
Y.6 0,525 r hitung > r tabel Valid
Y.7 0,552 r hitung > r tabel Valid
Y.8 0,495 r hitung > r tabel Valid
Y.9 0,379 r hitung > r tabel Valid
Y.10 0,428 r hitung > r tabel Valid
Sumber: Output SPSS
Pada Tabel 6, nilai rhitung dari item
keputusan memilih sekolah 1 sampai item
keputusan memilih sekolah 10 memiliki nilai
rhitung yang lebih besar daripada nilai rtabel
(0,2732), maka semua butir pernyataan valid.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan,
dapat diketahui bahwa keseluruhan butir
item/faktor untuk masing-masing variabel
penelitian adalah memenuhi syarat validitas.
Dengan demikian, keseluruhan butir
pernyataan kuesioner ini adalah valid dan
dapat digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian.
Kuesioner yang dikumpulkan dan sah untuk
dianalisis, selanjutnya dilakukan
pengelompokan untuk pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan dan menentukan nilai masing-
masing variabel dari sejumlah pertanyaan yang
digunakan untuk mengukur variabel tersebut.
Sebanyak 52 kuesioner yang telah terkumpul,
dilakukan pengujian realiabilitas dengan
menggunakan “Cronbach’s Coefficient
Alpha”. Suatu konstruk atau variabel dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha (α) > 0,70. Dengan mendasarkan pada
ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa
uji reliabilitas untuk alat ukur memenuhi
ketentuan untuk diterima. Adapun reliabilitas
ini disajikan tabel berikut:
Tabel 7.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel
Nilai
Alpha
Hitung
Cronbach
Alpha Ket.
Promosi (X1) 0,810 0,70 Reliabel
Lokasi (X2) 0,797 0,70 Reliabel
Layanan
(X3)
0,720 0,70 Reliabel
Status
akreditasi
(X4)
0,749 0,70 Reliabel
Keputusan
memilih
sekolah (Y)
0,724 0,70 Reliabel
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan Tabel 7, dapat disimpulkan
bahwa semua variabel memiliki nilai cronbach
alpha di atas 0,70 dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa instrumen masing-masing
variabel adalah reliabel.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan variance inflation factor (VIF).
Apabila tolerance lebih dari 10% atau 0,1 dan
VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi
multikolinieritas.
Tabel 8.
Nilai Tolerance dan VIF
Sumber: Output SPSS
Mengacu pada Tabel 8 di atas, dapat dilihat
bahwa nilai Variance Influence Factor (VIF)
keempat variabel lebih kecil dari 10. Variabel
promosi (X1) memiliki nilai VIF = 1,049,
variabel lokasi (X2) = 1,486, variabel layanan
17. 17
(X3) = 1,570, dan variabel status akreditasi
(X4) = 1,123. Dari keempat variabel tersebut
berarti tidak terdapat korelasi yang kuat di
antara salah satu variabel bebas dengan
variabel bebas lainnya. Artinya, persoalan
multikolinearitas di antara semua variabel
bebas masih dapat ditolerir. Sedangkan nilai
tolerance variabel promosi (X1) adalah sebesar
0,954, variabel lokasi (X2) = 0,673, variabel
layanan (X3) = 0,637, dan variabel status
akreditasi (X4) = 0,891. Nilai tolerance
keempat variabel menunjukkan lebih besar
dari 0,1. Artinya, di antara variabel bebas tidak
terjadi multikolinieritas. Dengan demikian,
masing-masing variabel dapat dilakukan uji
regresi dengan hasil yang signifikan.
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan
program SPSS adalah sebagai berikut:
Sumber: Output SPSS
Gambar 1.
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan
Scatterplot
Dasar pengambilan keputusan adalah:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
(poin-poin) yang ada membentuk suatu pola
tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar, kemudian menyempit), maka telah
terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas, dan di bawah angka nol
dibawah sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa
tingkat penyebaran data dalam penelitian,
menyebar di atas dan di bawah angka nol di
bawah sumbu Y dan tidak membentuk pola
tertentu, hal ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk
memastikan bahwa semua data dalam
penelitian ini adalah menyebar normal. Untuk
menguji normalitas data ini dapat dilakukan
melalui uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
yang diolah dengan program SPSS. Adapun
hasil uji normalitas diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 9.
Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan Uji
One Sample Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan hasil uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 9, diperoleh
nilai sig. 0,063 > 0,05, yang artinya data
tersebut berdistribusi normal. Dengan
demikian, data tentang promosi, lokasi,
layanan, status akreditasi, dan keputusan
orangtua siswa memilih sekolah yang
disampaikan responden penelitian terdistribusi
normal.
Analisis Regresi Linier Berganda
Hasil perhitungan regresi antara variabel
promosi (X1), lokasi (X2), layanan (X3), dan
status akreditasi (X4) sebagai variabel
independent terhadap keputusan memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
18. 18
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun tahun
pelajaran 2017/2018 sebagai variabel
dependent (Y) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10.
Hasil Analisis Regresi
Sumber: Output SPSS, Regression
Dari hasil uji regresi pada Tabel 10 dapat
diformulasikan persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e
= 0,211 + 0,347X1 + 0,286X2 + 0,293X3
+ 0,042X4
Pada penelitian ini, tidak dilakukan uji
autokorelasi karena datanya bersifat cross
sectional, bukan time series. Oleh karena tidak
dilakukan uji autokorelasi, maka dari
persamaan regresi yang terbentuk, nilai e atau
standard error diabaikan. Interpretasi dari
persamaan regresi linier berganda di atas
adalah sebagai berikut:
a. Nilai konstanta sebesar 0,211;
menunjukkan bahwa keputusan orangtua
siswa memilih sekolah pada PAUD & RA
Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun adalah sebesar 0,211,
dengan asumsi variabel promosi, lokasi,
layanan, dan status akreditasi diabaikan.
b. Variabel promosi (X1) yang bernilai sebesar
0,347 (positif) menunjukkan adanya
pengaruh positif variabel promosi terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
Jika promosi (X1) naik sebesar 1 satuan,
maka keputusan orangtua siswa memilih
sekolah akan naik sebesar 0,347.
c. Variabel lokasi (X2) yang bernilai sebesar
0,286 (positif) menunjukkan adanya
pengaruh positif lokasi terhadap keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada
PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
Jika lokasi (X2) naik sebesar 1 satuan, maka
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
akan naik sebesar 0,286.
d. Variabel layanan (X3) yang bernilai sebesar
0,293 (positif) menunjukkan adanya
pengaruh positif variabel layanan terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
Jika layanan (X3) naik sebesar 1 satuan,
maka keputusan orangtua siswa memilih
sekolah akan naik sebesar 0,293.
e. Variabel status akreditasi (X4) yang bernilai
sebesar 0,042 (positif) menunjukkan adanya
pengaruh positif status akreditasi terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
Jika status akreditasi (X4) naik sebesar 1
satuan, maka keputusan orangtua siswa
memilih sekolah akan naik sebesar 0,042.
Analisis Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi
(R2) menggunakan program SPSS diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 11.
Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Sumber: Output SPSS, Regression
Berdasarkan Tabel 11, diketahui besarnya
Adjusted RSquare (R2) adalah 0,357 atau
35,7% yang berarti 35,7% keputusan orangtua
siswa memilih sekolah pada PAUD & RA
Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun dapat dijelaskan oleh
variabel promosi, lokasi, layanan, dan status
akreditasi, sedangkan sisanya, yaitu sebesar
19. 19
64,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain,
misalnya harga atau biaya, kelengkapan
fasilitas, dan selera.
Uji Hipotesis
Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat.
Pengujian terhadap variabel promosi (X1)
Nilai thitung variabel promosi (X1) sebesar
2,845 lebih besar dari ttabel (2,01174) dan p-
value (0,007) lebih kecil dari (0,05), maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
hipotesis penelitian yang menyatakan
“Promosi berpengaruh terhadap keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada PAUD
& RA Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2017/2018”, diterima kebenarannya.
Pengujian terhadap variabel lokasi (X2)
Nilai thitung variabel lokasi (X2) sebesar
2,024 lebih besar dari ttabel (2,01174) dan p-
value (0,049) lebih kecil dari (0,05), maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
hipotesis penelitian yang menyatakan “Lokasi
berpengaruh terhadap keputusan orangtua
siswa memilih sekolah pada PAUD & RA
Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2017/2018” terbukti kebenarannya.
Pengujian terhadap variabel layanan (X3)
Nilai thitung variabel layanan (X3) sebesar
2,049 lebih besar dari ttabel (2,01174) dan p-
value (0,046) lebih kecil dari (0,05), maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian
hipotesis penelitian yang menyatakan
“Layanan berpengaruh terhadap keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada PAUD
& RA Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2017/2018” terbukti kebenarannya.
Pengujian terhadap variabel status
akreditasi (X4)
Nilai thitung variabel status akreditasi (X4)
sebesar 0,332 lebih kecil dari ttabel (2,01174)
dan p-value (0,741) lebih besar dari (0,05),
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan
demikian hipotesis penelitian yang
menyatakan “Status akreditasi berpengaruh
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun tahun
pelajaran 2017/2018” tidak terbukti
kebenarannya.
Uji F (Uji Simultan)
Analisis uji F digunakan untuk mengetahui
pengaruh dari seluruh variabel independent,
yaitu promosi (X1), lokasi (X2), layanan (X3),
dan status akreditasi (X4) secara bersama-sama
terhadap variabel dependent (keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada PAUD
& RA Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun). Melalui penghitungan
data dengan program SPSS, dapat diketahui
nilai Fhitung seperti dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 12
ANOVAa
Sumber: Hasil Olah Data SPSS, Regression
Kriteria pengujian yang digunakan adalah
dengan menentukan nilai Ftabel terlebih dahulu.
Nilai Ftabel diperoleh melalui penentuan nilai
level of significant () serta df pembilang
(df1) dan df penyebut (df2). Dalam penelitian
ini, dipilih level of significant () = 0,05
(5%), df1 = k-1, dan df2 = n-k, dimana n =
banyaknya sampel dan k = banyaknya variabel
bebas dan terikat. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian adalah 52 orang
responden. Banyaknya variabel bebas dan
terikat = 5, yaitu promosi (X1), lokasi (X2),
layanan (X3), status akreditasi (X4), dan
keputusan memilih sekolah (Y). Dengan
demikian diperoleh nilai df1 = k – 1 = 5 – 1 = 4
dan df2 = 52 – 5 = 47. Pada tabel F0,05, df (4)
(47) diperoleh nilai Ftabel = 2,57. Dari hasil
perhitungan yang ditunjukkan oleh Tabel 12
tersebut di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar
8,092. Dari angka tersebut berarti Fhitung
(8,092) lebih besar dari Ftabel (2,57) dan nilai
p-value = 0,000 lebih kecil dari level of
20. 20
significant ( = 0,05), maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh
yang signifikan antara promosi, lokasi,
layanan, dan status akreditasi dengan
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun.
Dengan demikian hipotesis penelitian yang
menyatakan “Promosi, lokasi, layanan, dan
status akreditasi secara simultan berpengaruh
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun tahun
pelajaran 2017/2018” terbukti kebenarannya.
Pembahasan
Pengaruh Promosi terhadap Keputusan
Memilih Sekolah
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan
bahwa hipotesis pertama diterima. Variabel
promosi berpengaruh terhadap keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada PAUD
& RA Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun dengan nilai signifikan
yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,007 dan nilai
thitung (2,845) > ttabel (2,01174). Hasil uji regresi
linear menunjukkan nilai konstanta 0,347
(positif). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
promosi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan memilih sekolah. Jika
promosi yang disampaikan pihak sekolah
meningkat, maka keputusan orangtua siswa
memilih sekolah pada PAUD & RA Mutiara
Bangsa di Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun juga akan meningkat. Hasil penelitian
ini mendukung temuan penelitian yang
dilakukan Kristiani (2016) bahwa promosi
terbukti secara signifikan berpengaruh
terhadap keputusan orang tua siswa dalam
memilih sekolah.
Salah satu aktivitas promosi yang
dilakukan pihak PAUD & RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun adalah
melalui kalender yang berlatarbelakang foto-
foto tentang kegiatan belajar mengajar di
PAUD & RA Mutiara Bangsa, ruangan kelas
dan fasilitas belajar, serta staf guru. Selain itu,
pihak sekolah membagikan brosur yang
banyak ditemukan di tempat fotocopy dan
toko-toko. Artinya, kegiatan promosi yang
dilakukan sekolah berdampak positif terhadap
keputusan orangtua memilih sekolah PAUD &
RA Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun.
Berkaitan dengan keberhasilan promosi
yang dilakukan, tindakan yang harus dilakukan
oleh pihak sekolah adalah melakukan metode
promosi dengan cara baru, spesial dan lebih
menarik, seperti: mengiklankan keberadaan
sekolah melalui radio, surat kabar, papan iklan
dan baliho, serta internet. Promosi yang
dilakukan sekarang sudah efektif, namun
keberhasilannya dapat ditingkatkan, teruatama
berkaitan dengan persaingan yang terjadi di
antara PAUD-PAUD yang ada di Kecamatan
Dolopo dan sekitarnya.
Pengaruh Lokasi terhadap Keputusan
Memilih Sekolah
Hasil pengujian hipotesis 2 menunjukkan
bahwa hipotesis kedua diterima. Variabel
lokasi berpengaruh terhadap keputusan
orangtua siswa memilih sekolah pada PAUD
& RA Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun dengan nilai signifikan
yang lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,049 dan nilai
thitung (2,024) > ttabel (2,01174). Hasil uji regresi
linear menunjukkan nilai konstanta 0,286
(positif). Jadi, dapat disimpulkan bahwa lokasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan memilih sekolah. Jika lokasi
strategis, maka keputusan orangtua siswa
memilih sekolah pada PAUD & RA Mutiara
Bangsa di Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun juga akan meningkat. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian yang dilakukan
Tangkilisan, Oroh, dan Soegoto (2014) yang
menemukan bahwa lokasi berpengaruh
terhadap keputusan pemilihan sekolah.
Masalah pemilihan lokasi atau tempat
adalah suatu hal yang penting harus
diperhatikan, sebab kesalahan dalam
pemilihan tempat dapat memperlambat bahkan
dapat menghentikan usaha jasa dari produsen
ke konsumen. Pihak PAUD & RA Mutiara
Bangsa Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
harus memperhatikan faktor lokasi yang aman
dan meudahkan pemantauan atas aktivitas
21. 21
anak-anak, sehingga hal-hal yang tidak
diinginkan seperti kasus penculikan anak tidak
akan terjadi. Berkaitan dengan keberadaan
lokasi PAUD & RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun,
diketahui bahwa orang tua murid menganggap
lokasi PAUD & RA Mutiara Bangsa mudah
dijangkau. Selain itu, lokasi sekolah juga jauh
dari jalan raya sehingga aman bagi anak-anak.
Masyarakat di sekitar lokasi PAUD & RA
Mutiara Bangsa juga memiliki tingkat
kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya
pendidikan anak usia dini, sehingga dapat
mendukung kelancaran, ketenangan, serta
kenyamanan proses belajar mengajar di PAUD
& RA Mutiara Bangsa.
Pengaruh Layanan terhadap Keputusan
Memilih Sekolah
Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan
bahwa hipotesis ketiga diterima. Variabel
layanan berpengaruh terhadap keputusan
memilih sekolah dengan nilai signifikan yang
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,046 dan nilai thitung
(2,049) > ttabel (2,01174). Hasil uji regresi
linear menunjukkan nilai konstanta 0,293
(positif). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
layanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan memilih sekolah. Jika
layanan yang diberikan pihak sekolah
meningkat, maka keputusan orangtua siswa
memilih sekolah pada PAUD & RA Mutiara
Bangsa di Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun juga akan meningkat. Hasil penelitian
ini mendukung temuan penelitian yang
dilakukan Kristiani (2016) bahwa layanan
terbukti secara signifikan berpengaruh
terhadap keputusan orang tua siswa dalam
memilih sekolah. Hal ini menjelaskan bahwa
layanan yang telah diberikan kepada orang tua
siswa ketika mencari informasi, pendaftaran
sampai dengan fasilitas yang ditawarkan bagi
murid yang akan masuk di PAUD & RA
Mutiara Bangsa mampu menjadi pertimbangan
utama orang tua siswa dalam memilih PAUD
& RA Mutiara Bangsa Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun sebagai tempat belajar bagi
putra-putrinya. Hal ini membuktikan bahwa
layanan yang diberikan oleh guru dan
karyawan kepada orang tua siswa dinilai baik
atau memuaskan sehingga orang tua siswa
merasakan kenyamanan dan mempercayakan
putra/putrinya untuk bersekolah di PAUD &
RA Mutiara Bangsa.
Layanan yang diberikan kepada orang tua
dan murid PAUD & RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun, seperti
sikap dan tingkah laku pimpinan dan pegawai,
fasilitas yang disediakan, serta kegiatan
lainnya yang menunjang proses belajar
mengajar terbukti memberikan pengaruh atas
keputusan orang tua siswa dalam memilih
tempat belajar bagi putra-putrinya di PAUD &
RA Mutiara Bangsa. Pada layanan yang
diberikan, PAUD & RA Mutiara Bangsa,
misalnya kegiatan ekstrakurikuler, layanan
antar jemput murid, dan karya wisata dapat
semakin menambah kekuatan PAUD & RA
Mutiara Bangsa untuk bersaing dengan
sekolah lain dalam mendapatkan murid.
Pengaruh Status Akreditasi terhadap
Keputusan Memilih Sekolah
Hasil pengujian hipotesis 4 menunjukkan
bahwa hipotesis keempat ditolak. Variabel
status akreditasi tidak berpengaruh terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun dengan
nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 yaitu
0,741 dan nilai thitung (0,332) < ttabel (2,01174).
Hasil uji regresi linear menunjukkan nilai
konstanta 0,042 (positif). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa status akreditasi
berpengaruh positif, tetapi tidak signifikan
terhadap keputusan memilih sekolah. Hasil
penelitian ini bertentangan dengan temuan
penelitian yang dilakukan Kristiani (2016)
bahwa status akreditasi terbukti secara
signifikan berpengaruh terhadap keputusan
orang tua siswa dalam memilih sekolah.
Status akreditasi adalah standar penilaian
yang telah ditetapkan oleh pemerintah atas
kinerja sekolah dalam menyelenggarakan
program pendidikan. Akreditasi sekolah
merupakan sebuah sistem dari berbagai
komponen dan saling terkait dalam pencapaian
komponen sekolah. Oleh karena itu, sesuai
22. 22
Keputusan Peraturan Mendikbud Nomor 59
Tahun 2012 tentang Akreditasi Sekolah,
komponen sekolah yang menjadi bahan
penilaian adalah yang dikembangkan dari
kualitas sekolah yaitu kurikulum dan proses
belajar mengajar, manajemen sekolah,
organisasi sekolah, sarana dan prasarana,
ketenagaan, pembiayaan, peserta didik, peran
serta masyarakat dan lingkungan/kultur
sekolah.
Pada penelitian ini, status akreditasi
terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun. Hal
ini disebabkan adanya realita bahwa status
akreditasi PAUD & RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun masih
dalam taraf pengajuan dan menunggu proses
dari Badan Akreditasi Nasional. Dengan
demikian, keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun bukan
semata-matas karena status akreditas sekolah
tersebut. Meskipun belum memiliki status
akreditasi, namun orangtua siswa tetap
memilih PAUD & RA Mutiara Bangsa untuk
tempat sekolah anak-anaknya. Hal ini
disebabkan karena adanya keyakinan dari para
orang tua bahwa keputusan orangtua siswa
memilih PAUD & RA Mutiara Bangsa karena
kurikulum dan metode pembelajaran yang
diterapkan PAUD & RA Mutiara Bangsa
sesuai dengan harapannya. Para orang tua
murid juga menyadari bahwa anak lulusan
PAUD & RA Mutiara Bangsa rata-rata
memiliki keterampilan yang lebih baik
dibandingkan PAUD dan RA yang lain,
banyak diterima di sekolah dasar/madrasah
ibtidaiyah unggulan, memiliki prestasi yang
lebih tinggi dibandingkan dari sekolah lain,
serta telah menerapkan Kurikulum K-13.
Melihat hal-hal tersebut, para orang tua murid
yakin bahwa PAUD & RA Mutiara Bangsa
akan segera memiliki status akreditasi.
Pengaruh Promosi, Lokasi, Layanan, dan
Status Akreditasi terhadap Keputusan
Memilih Sekolah
Hasil pengujian hipotesis 5 menunjukkan
bahwa hipotesis kelima diterima. Variabel
promosi, lokasi, layanan, dan status akreditasi
secara simultan berpengaruh terhadap
keputusan orangtua siswa memilih sekolah
pada PAUD & RA Mutiara Bangsa di
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun dengan
nilai signifikan 0,000 dan nilai Fhitung (8,092) >
Ftabel (2,57). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
promosi, lokasi, layanan, dan status akreditasi
secara simultan berpengaruh terhadap
keputusan memilih sekolah yang dilakukan
orang tua murid.
Perilaku orangtua dalam memilih sekolah
sama dengan perilaku konsumen dalam
memutuskan pembelian. Perilaku konsumen
dipengaruhi oleh banyak faktor. Perilaku
konsumen merupakan proses pengambilan
keputusan dan akivitas masing-masing
individu yang dilakukan dalam rangka
evaluasi, mendapatkan, penggunaan atau
mengatur barang atau jasa. Kotler dan
Amstrong (2009) menjelaskan ada empat hal
yang melandasi proses pengambil keputusan
pembelian yaitu produk, harga, lokasi dan
promosi, khusus untuk jasa pendidikan tidak
terlepas dari pembahasan tentang produk
(kegiatan pendidikan), harga (uang SPP),
promosi, tempat atau lokasi, orang atau
kualitas guru dan staf administrasi, proses atau
metode belajar, dan sarana.
Keputusan pemilihan PAUD & RA
Mutiara Bangsa sebagai tempat sekolah anak
yang dilakukan para orang tua murid
dilakukan dengan berdasarkan berbagai
pertimbangan. Sebelum memilih PAUD & RA
Mutiara Bangsa untuk tempat menyekolahkan
anak, para orang tua murid bertanya kepada
teman tentang kualitas sekolah tesebut. Selain
itu, orang tua memilih PAUD & RA Mutiara
Bangsa karena fasilitas yang ditawarkan
sekolah lengkap, adanya keyakinan bahwa
kecerdasan anak dapat berkembang dengan
baik, serta adanya pertimbangan untuk
menuruti keinginan anaknya. Hal-hal tersebut
23. 23
merupakan pertimbangan-pertimbangan lain,
selain faktor promosi, lokasi, layanan, dan
status akreditasi sekolah.
PENUTUP
Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh promosi, lokasi, layanan, dan status
akreditasi terhadap keputusan orangtua siswa
memilih sekolah pada PAUD & RA Mutiara
Bangsa di Kecamatan Dolopo Kabupaten
Madiun tahun pelajaran 2017/2018.
Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Promosi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
2. Lokasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
3. Layanan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
4. Status akreditasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan orangtua
siswa memilih sekolah pada PAUD & RA
Mutiara Bangsa di Kecamatan Dolopo
Kabupaten Madiun tahun pelajaran
2017/2018.
5. Promosi, lokasi, layanan, dan status
akreditasi secara simultan berpengaruh
terhadap keputusan orangtua siswa memilih
sekolah pada PAUD & RA Mutiara Bangsa
di Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
tahun pelajaran 2017/2018.
Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas,
maka dalam penelitian ini dapat disampaikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi PAUD & RA Mutiara Bangsa
Kecamatan Dolopo Kabupaten Madiun
a. Promosi, lokasi, layanan, dan status
akreditasi secara simultan berpengaruh
terhadap keputusan orangtua siswa
memilih sekolah. Untuk itu, pihak
yayasan dan sekolah sebaiknya
meningkatkan keputusan orang tua
dalam memilih PAUD & RA Mutiara
Bangsa sebagai tempat untuk
menyekolahkan anak-anaknya dengan
meningkatkan penyampaian informasi
tentang keunggulan PAUD & RA
Mutiara Bangsa dibandingkan sekolah
lain melalui program-program promosi
yang lebih inovatif, mengembangkan
lokasi sekolah agar lebih menarik dan
mendukung peningkatan kualitas
pembelajaran, serta meningkatkan
komunikasi dengan orang tua murid
terkait dengan perkembangan anak
selama di sekolah.
b. Berkaitan dengan status akreditasi, pihak
yayasan dan sekolah perlu segera
mengurus dan memenuhi berbagai
persyaratan yang telah ditetapkan Badan
Akreditasi Nasional agar segera
memiliki status akreditasi, terlebih
mencapai status akreditasi A agar
semakin memperkuat daya saing
sekolah.
2. Bagi para orang tua murid
Sebelum memutuskan pemilihan sekolah
untuk anak-anaknya, sebaiknya orang tua
memahami terlebih dahulu keunggulan-
keunggulan sekolah serta potensi-potensi
yang dimiliki sekolah dalam mendukung
keberhasilan studi anak-anaknya. Selain itu,
juga perlu diperhatikan kehidupan
lingkungan sekolah karena lingkungan di
luar sekolah juga turut mempengaruhi
karakter anak. Misalnya, tingkat kesadaran
akan arti penting dan religiusitas
masyarakat di sekitar sekolah.
Rekomendasi Penelitian Selanjutnya
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa terdapat variabel-variabel lain
mempengaruhi keputusan pemilihan sekolah
selain promosi, lokasi, layanan, dan status
akreditasi. Untuk itu, peneliti selanjutnya
24. 24
diharapkan juga meneliti faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap keputusan pemilihan
sekolah selain variabel yang ada dalam
penelitian ini. Misalnya, harga atau biaya
pendidikan, budaya, dan selera konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Belch, George E. dan Belch, Michael A. 2010.
Advertising and Promotion: An
Integrated Marketing Communication
Perspective. 8th Edition. New York:
McGraw-Hill.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003.
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: Puskur Depdiknas.
_____. 2005. Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Depdiknas.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM SPSS
22. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Poerwadarminta, W. J. S. 2015. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran.
Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT. Indeks.
_____. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi
13. Jakarta; Erlangga.
Kotler, Phillips dan Amstrong, Gary. 2009.
Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009.
Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid
satu. Jakarta: Erlangga.
Kristiani, Nuning. 2016. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Orang Tua
Siswa Memilih SD Kasatriyan Surakarta.
Jurnal Manajemen Maranatha. Vol.16.
No. 1. hal. 91-118.
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. 2006.
Manajemen Pemasaran Jasa. Edisi.
Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Lupiyoadi, Rambat. 2008. Manajemen
Pemasaran Jasa Teori Dan Praktek.
Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Morissan. 2012. Periklanan, Komunikasi
Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Nur Hadi dan Saino. 2015. Analisis Faktor
Yang Mempengaruhi Keputusan Orang
Tua Memilih Lembaga Pendidikan
Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu
(TK IT) Nurul Fikri Sukodono Sidoarjo.
ejournal.unesa.ac.id. (Diakses tanggal 3
September 2017).
Rakhmanita, Ani. 2015. Pengaruh Harga,
Promosi, Lokasi dan Sarana Terhadap
Proses Keputusan orangtua siswa
memilih sekolah Pada Sekolah Alam
Tangerang. Widya Cipta. Vol. VII. No.
2. hal. 114-123.
Schiffman, Leon G. dan Kanuk, Leslie L.
2009. Perilaku Konsumen. Alih Bahasa:
Zoelkifli, Kasip. Jakarta: PT. Indeks.
Septhevian, Rani. 2014. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Orang Tua
dalam Memilih Sekolah Dasar (SD).
Skripsi. Tidak Dipublikasikan.
Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Smith, Aaron C. T. 2008. Introduction to Sport
Marketing. Journal. Oxford: Elsefier Ltd.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &
D. Bandung: Alfabeta.
Sumaryanto, Totok. 2008. Kajian
Penyelenggaraan Akreditasi Sekolah
pada Pendidikan Dasar. (online).
Diakses dari
https://id.scribd.com/document/3444041
39/02. pada September 2017.
Swastha, Basu. 2012. Manajemen Penjualan.
Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
25. 25
Tangkilisan, Glendy, Oroh, Sem G., dan
Soegoto, Agus Supandi. 2014. Bauran
Pemasaran Jasa Pendidikan Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Siswa dalam
Memilih Sekolah di SMK N 1 Manado.
Jurnal EMBA. Vol. 2. No. 4. hal. 269-
277.
Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: CV. Andi.
____. 2012. Strategi Pemasaran Jasa.
Yogyakarta: Andi Offset.
Tjiptono, Fandy dan Chandra, Gregorius.
2012. Pemasaran Strategik. Yogyakarta:
ANDI Offset.
Zain, Osman M.; Jan, Muhammad Tahir; dan
Ibrahim, Andy B. 2013. Factors
Influencing Students’ Decisions In
Choosing Private Institutions of Higher
Education In Malaysia: A Structural
Equation Modelling Approach. Asian
Academy of Management Journal. Vol.
18. No. 1. pp. 75-90.