SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
Diagnosa Kebuntingan
Kelas A, Kelompok 1.2
Teknologi Reproduksi Ternak
Kelompok A 1.2
• Gina Supresyani 200110110011
• Rinaldy Noor 200110110013
• Sefyandi Adi P. 200110110015
• Hanifah Nur R. 200110110016
• Fauzy Eka F. 200110110018
• Rian Pebriana 200110110019
• Abdurokhim Amin 200110110024
• Dewi Permatahati 200110110026
• JajatRohmana 200110110030
Latar Belakang
• Diagnosa kebuntingan adalahsalah satu cara mengetahui status
kebuntingan seekor hewan dengan ketepatan100%.
• Tujuan utama: membantuprogram IB, ET dan diagnosa kelainan
dalam saluranreproduksi hewan.
Definisi
• Diagnosa kebuntingan: Cara mengetahui bunting atau tidaknya
seekor ternak atau untuk mengetahui normal tidaknya saluran
reproduksi ternak tersebut.
• Cara memonitor dan membuktikanhasil Inseminasi Buatan secara
cepat dan layak (jika dilakukaninseminasi buatan). Pemeriksaan
kebuntingan sebaiknya dilakukansetelah 60 hari pasca Inseminasi
Buatan, dikhawatirkan terjadi keguguran (Yulianty, 2013).
Manfaat Diagnosa Kebuntingan
Menurut Jainudin dan Hafez (2000):
• Mengindentifikasi ternak yang tidak bunting segera setelah perkawinan atau IB
sehingga waktu produksi yang hilang karena infertilitas dapat ditekan dengan
penanganan yang tepat.
• Sebagai pertimbangan apabila ternak harus dijual atau di culling
• Untuk menekan biaya pada breeding program yang menggunakan teknik hormonal
yang mahal
• Membantu manajemen ternak yang ekonomis.
Tanda-tanda Kebuntingan
• Tidak ada tanda-tanda berahi.
• Adanya pembesaran abdomen pada 1/3 bagian bawah kanan pada
kebuntingan mendekati 3 bulan.
• Pada kebuntingan umur 5 bulan, massa otot di daerah Fossa Para Lumbal
melegok sekali karena relaksasi Ligamentum Sacro Illiaca.
• Predisposisi atau Penggemukan.
• Akhir kebuntingan : pada sapi dara kelenjar ambing volumenya meningkat.
• Adanya Fremitus : Arteria Uterina Media.
• Pada umumnya : Sapi Betina bunting karakternya tenang.
Perubahan selama Kebuntingan
• Vulva dan vagina
Oedema pada vulva pada sapi dara terlihat setelah kebuntingan berumur 6-7 bulan.
Pada sapi yang telah beranak 8,5-9 bulan. Semakin tua buntingnya semakin jelas
eodema vulva ini.
• Serviks
Segera setelah terjadi fertilisasi perubahan terjadi pada kelenjar-kelenjar serviks.
Kripta-kripta menghasilkan lendir yang kental, semakin tua umur kebuntingan maka
semakin kental lendir tersebut.
Perubahan selama Kebuntingan
• Uterus
Terjadinya vaskularisasi pada endometriumdan terbentuk lebih banyak kelenjar
endometrium, sedangkankelenjar yang telah ada tumbuhlebih panjang dan
berkelok-kelok seperti spiral.
• Cairan Amnion dan Allantois
Volume cairan amnion dan allantois selama kebuntingan jugamengalamiperubahan.
Perubahan yang pertama adalah volumenya, dari sedikit menjadi banyak; kedua dari
perbandingannya. Hampir semuaspesies, cairan amnion menjadi lebih banyak dari
pada volume cairan allantois, tetapi pada akhir kebuntinan cairan allantois menjadi
lebih banyak.
• Perubahan pada ovarium
Setelah ovulasi, terjadilah kawah bekas folikel. Kawah ini segera dipenuhi oleh darah
yang dengan cepatmembeku yang disebut corpushemorrhagicum. Pada hari ke 5
sampai ke-6 korpus luteum telah terbentuk.
Metode Diagnosa Kebuntingan
1. Non Return to Estrus
Selama kebuntingan, konseptus menekanregresi corpus luteum (CL)
dan mencegah hewan kembaliestrus. Oleh sebab itu, apabila hewan
tidak kembaliestrus setelah perkawinan maka diasumsikanbunting.
+ metode murah, sederhana
- ketepatan metodaini tergantung dari ketepatan deteksi estrusnya.
Pada kerbau, penggunaan metodaNR ini tidak dapat dipercaya karena
sulitnya mendeteksi estrus.
Metode Diagnosa Kebuntingan
2. Eksplorasi Rektal
Dapat dilakukan pada ternak besar seperti kuda, kerbau dan sapi.
Prosedurnya adalah palpasi uterus melalui dinding rektum untuk meraba
pembesaran yang terjadi selama kebuntingan, fetus atau membran fetus.
+ Dapat digunakan pada tahap awal kebuntingan dengan hasilnya dapat
langsung diketahui. Palpasi transrectal pada uterus telah sejak lama
dilakukan. Teknik yang dikenal cukup akurat dan cepat ini juga relative murah.
- Sempitnya rongga pelvic pada kambing, domba dan babi maka eksplorasi
rektal untuk mengetahui isi uterus tidak dapat dilakukan. Dibutuhkan
pengalaman dan training bagi petugas yang ketepatan melakukannya. Teknik
ini baru dapat dilakukan pada usia kebuntingan di atas 30 hari.
Metode Diagnosa Kebuntingan
3. Ultrasonography
Ultrasonography merupakan alat yang cukup modern, dapat digunakan untuk
mendeteksi adanya kebuntingan pada ternak secara dini. Alat ini dapat
mendeteksi adanya perubahan bentuk dan ukuran dari cornua uteri dalam
rongga abdomen.
+ Pemeriksaan kebuntingan menggunakan alat ultrasonografi ini dapat
dilakukan pada usia kebuntingan antara 20 – 22 hari, namun lebih jelas pada
usia kebuntingan diatas 30 hari.
- Harga alat ini masih sangat mahal, diperlukan operator yang terlatih untuk
dapat menginterpretasikan gambar yang muncul pada monitor. Ada resiko
kehilangan embrio pada saat pemeriksaan akibat traumatik pada saat
memasukkan probe.
Probe
Metode Diagnosa Kebuntingan
4. Diagnosa Imunologik
Teknik Imunologik untuk diagnosa kebuntingan berdasarkan pada
pengukuran level cairan yang berasal dari konseptus, uterus atau ovarium
yang memasuki aliran darah induk, urin dan air susu. Test ini dapat mengukur
dua macam cairan yaitu:
• Pregnancy Specific yg hadir dalam peredaran darah maternal : eCG dan EPF.
• Pregnancy Not Specific, perubahan-perubahan selama kebuntingan,
konsentrasi dalam darah maternal,urin dan air susu, contoh : progesteron
dan estrone sulfate.
• Beberapa protein-like substance telah diidentifikasi dari dalam peredaran
darah maternal selama terjadi kebuntingan.
+ Hasil lebih akurat
- Prosedur rumit dan membutuhkan interpretasi cermat
Metode Diagnosa Kebuntingan
5. Metode Punyakoti
• Metode deteksi kebuntingan ternak sapi dengan menggunankan urine.
Pada uji Punyakoti, ada senyawa lain yang menyusun urine yang digunakan
untuk menentukan kebuntingan baik pada manusia maupun sapi
(ruminansia). Selain urea dan asam urat yang dikeluarkan oleh urine sapi,
bagian terpenting yang menentukan dalam uji Punyakoti ini adalah hormon
tumbuhan yang disebut abscisic acid (ABA) (Istiana, 2010). Sedangkan
hormon progesteron dan estrogen yang tergandung dalam urine tidak
mempengaruhi uji ini, karena kedua hormon ini tidak mempengaruhi
perkembangan biji gandum (embrio).
+ Sederhana, unik
- Akurasi kurang
Metode Diagnosa Kebuntingan
6. Diagnosa kebuntingan berdasarkan konsentrasi hormon
Pengukuran hormon-hormonkebuntingan dalamcairan tubuh dapat
dilakukandengan metoda RIA dan ELISA. Memakai sampel plasma
darah dan air susu.
+ Dapat mendiagnosakebuntingan pada ternak lebih dini dibandingkan
dengan metodarectal. Dapat menentukan kandungan semua hormon
sampai konsentrasi yang sangat rendah sekali mencapai konsentrasi
pictogram(1 pg = 10-12 gram) untuk setiap satuan ml.
- Akan tetapi secara komersil, metodaRIA terlalumahaluntuk
digunakan.
Kesimpulan
• Diagnosa kebuntingan penting dilakukanuntuk mengetahui
bunting atau tidaknya seekor ternak atau untuk mengetahui
normal tidaknya saluran reproduksi ternak tersebut.
• Metode-metode yang digunakan dalam mendiagnosa
kebuntingan yaitu Non return to estrus, eksplorasi rektal,
ultrasonography, diagnosa imunologik,metode punyakoti, dan
diagnosa berdasarkan konsentrasi hormon.
Referensi
• Frandson. 1982. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Terjemahan Srigandowo dan
Praseno. Gadjahmada University press. Yogyakarta
• Jainudeen, M.R. and Hafez. E.S.E. 2000. Pregnancy Diagnosis, dalam Hafez,
E.S.E and Hafez, B. 2000. Reproduction in Farm Animals. 7ed.. Lippincott
Williams & Wilkins. Philadelphia.
• Partodihardjo. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta.
• Rasad, SIti Darojah. 2011. Buku Ajar Teknologi Reproduksi Ternak. Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang.
• Yulianty, Nia. 2013. Metode Pemeriksaan Kebuntingan.
http://niayulianty.blogspot.com/2013/10/metode-pemeriksaan-kebuntingan
• Anonim. http://www.ucd.ie/vetanat/images/image
Terima Kasih
Huruf yang digunakan: Sansita One, Ubuntu
Tem a Of f ice yan g dir u bah:
P a r a l l a x
Fapet Ways:
http://adf.ly/hNHbs

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi BuatanRizza Muh
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Tata Naipospos
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananEmi Suhaemi
 
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptxPENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptxDEDI KUSMANA
 
Anatomi organ reproduksi ternak jantan
Anatomi organ reproduksi ternak jantanAnatomi organ reproduksi ternak jantan
Anatomi organ reproduksi ternak jantanJuaini Suhardani
 
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAKPENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAKbibbanyumulek
 
Asal usul unggas ayam
Asal usul unggas ayamAsal usul unggas ayam
Asal usul unggas ayamhamzanwadi22
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxduniaimaji
 
Inseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapiInseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapiudayana
 
Penyakit surra trypanosomiasis
Penyakit surra trypanosomiasisPenyakit surra trypanosomiasis
Penyakit surra trypanosomiasisCahyadi P
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susuudayana
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Tata Naipospos
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksiGangguan reproduksi
Gangguan reproduksiMukti Ali
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Tata Naipospos
 
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...Tata Naipospos
 

La actualidad más candente (20)

Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
 
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
Respon Laporan Surveilans PMK 2021 dan Potensi Ancaman PMK Bagi Indonesia - P...
 
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakananPertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
Pertemuan i nutrisi unggas- zatmakanan
 
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptxPENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
PENYUSUNAN RANSUM DENGAN METODE PEARSON SQUARE.pptx
 
Anatomi organ reproduksi ternak jantan
Anatomi organ reproduksi ternak jantanAnatomi organ reproduksi ternak jantan
Anatomi organ reproduksi ternak jantan
 
Skabies/Kurap Kambing, Pengobatan
Skabies/Kurap Kambing, PengobatanSkabies/Kurap Kambing, Pengobatan
Skabies/Kurap Kambing, Pengobatan
 
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada TernakPenyakit Zoonosis Pada Ternak
Penyakit Zoonosis Pada Ternak
 
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi PotongStrategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAKPENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK
 
Asal usul unggas ayam
Asal usul unggas ayamAsal usul unggas ayam
Asal usul unggas ayam
 
manajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternakmanajemen kesehatan ternak
manajemen kesehatan ternak
 
Laporan pembibitan
Laporan pembibitanLaporan pembibitan
Laporan pembibitan
 
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptxPPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
PPT SAPI manajemen pemeliharaan.pptx
 
Inseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapiInseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapi
 
Penyakit surra trypanosomiasis
Penyakit surra trypanosomiasisPenyakit surra trypanosomiasis
Penyakit surra trypanosomiasis
 
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susufaktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
faktor faktor yang mempengaruhi produksi dan kualitas susu
 
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
Kesiagaan dan Respons Darurat Wabah Penyakit Mulut dan Kuku - Dr. B The Vet S...
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksiGangguan reproduksi
Gangguan reproduksi
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
 
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
Persyaratan Pemasukan Sapi Dari Negara Berisiko Tinggi PMK - Pusat KH dan Keh...
 

Similar a Diagnosa kebuntingan A 1.2

Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Rahayu Pratiwi
 
Pemantauan Kesehatan Janin
Pemantauan Kesehatan JaninPemantauan Kesehatan Janin
Pemantauan Kesehatan JaninUFDK
 
Infertilitas pak ,ak
Infertilitas  pak ,akInfertilitas  pak ,ak
Infertilitas pak ,akfikri asyura
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxReferat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxnaufal369491
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janinfikri asyura
 
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptx
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN  KOMPLIKASI.pptxPENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN  KOMPLIKASI.pptx
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptxDianSiregar10
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxFatimahNur28
 
pemeriksaan beta HCG dan progesteron
pemeriksaan beta HCG dan progesteronpemeriksaan beta HCG dan progesteron
pemeriksaan beta HCG dan progesterondian lisnawati
 

Similar a Diagnosa kebuntingan A 1.2 (20)

INFERTILITAS(1).pptx
INFERTILITAS(1).pptxINFERTILITAS(1).pptx
INFERTILITAS(1).pptx
 
Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
INSEMINASI BUATAN upload.pptx
INSEMINASI BUATAN upload.pptxINSEMINASI BUATAN upload.pptx
INSEMINASI BUATAN upload.pptx
 
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik
 
Pemantauan Kesehatan Janin
Pemantauan Kesehatan JaninPemantauan Kesehatan Janin
Pemantauan Kesehatan Janin
 
Infertilitas pak ,ak
Infertilitas  pak ,akInfertilitas  pak ,ak
Infertilitas pak ,ak
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxReferat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
 
Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
 
Abortus.pptx
Abortus.pptxAbortus.pptx
Abortus.pptx
 
Abortion - keguguran
Abortion - keguguranAbortion - keguguran
Abortion - keguguran
 
Pap smear
Pap smearPap smear
Pap smear
 
Anasari ppt
Anasari pptAnasari ppt
Anasari ppt
 
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptx
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN  KOMPLIKASI.pptxPENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN  KOMPLIKASI.pptx
PENGGUNAAN TEKNOLOGI PADA KEHAMILAN KOMPLIKASI.pptx
 
GMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabungGMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabung
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Referat infertilitas
Referat infertilitasReferat infertilitas
Referat infertilitas
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
pemeriksaan beta HCG dan progesteron
pemeriksaan beta HCG dan progesteronpemeriksaan beta HCG dan progesteron
pemeriksaan beta HCG dan progesteron
 

Más de Jajat Rohmana

Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)
Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)
Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)Jajat Rohmana
 
Analisis Penyebab Diare pada Kambing Perah
Analisis Penyebab Diare pada Kambing PerahAnalisis Penyebab Diare pada Kambing Perah
Analisis Penyebab Diare pada Kambing PerahJajat Rohmana
 
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganJajat Rohmana
 
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis Tercemar
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis TercemarPakan Kelinci - Silase dan Kubis Tercemar
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis TercemarJajat Rohmana
 
Teknologi Penetasan - Isolator Panas
Teknologi Penetasan - Isolator PanasTeknologi Penetasan - Isolator Panas
Teknologi Penetasan - Isolator PanasJajat Rohmana
 
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada TernakSejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada TernakJajat Rohmana
 
Jurnal Rusa Papua: Dembek-Siwi
Jurnal Rusa Papua: Dembek-SiwiJurnal Rusa Papua: Dembek-Siwi
Jurnal Rusa Papua: Dembek-SiwiJajat Rohmana
 
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...Jajat Rohmana
 
Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011
Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011
Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011Jajat Rohmana
 
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandangPemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandangJajat Rohmana
 
Handling (penanganan) Domba kel. 7
Handling (penanganan) Domba kel. 7Handling (penanganan) Domba kel. 7
Handling (penanganan) Domba kel. 7Jajat Rohmana
 
Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaJajat Rohmana
 
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggrisSapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggrisJajat Rohmana
 
Magang Peternakan Tanjung Mulya unit Cicalengka
Magang Peternakan Tanjung Mulya unit CicalengkaMagang Peternakan Tanjung Mulya unit Cicalengka
Magang Peternakan Tanjung Mulya unit CicalengkaJajat Rohmana
 
Sapi Indonesia & Sapi Zebu India JAY
Sapi Indonesia & Sapi Zebu India JAYSapi Indonesia & Sapi Zebu India JAY
Sapi Indonesia & Sapi Zebu India JAYJajat Rohmana
 
Alel ganda & gena ganda kel 3 fapet a
Alel ganda & gena ganda kel 3 fapet aAlel ganda & gena ganda kel 3 fapet a
Alel ganda & gena ganda kel 3 fapet aJajat Rohmana
 

Más de Jajat Rohmana (18)

Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)
Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)
Analisis Penyebab Diare Kambing Perah (presentasi)
 
Analisis Penyebab Diare pada Kambing Perah
Analisis Penyebab Diare pada Kambing PerahAnalisis Penyebab Diare pada Kambing Perah
Analisis Penyebab Diare pada Kambing Perah
 
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan LingkunganIlmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
Ilmu Lingkungan - Respon Populasi Babi terhadap Tekanan Lingkungan
 
Nilai Pemuliaan
Nilai PemuliaanNilai Pemuliaan
Nilai Pemuliaan
 
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis Tercemar
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis TercemarPakan Kelinci - Silase dan Kubis Tercemar
Pakan Kelinci - Silase dan Kubis Tercemar
 
Teknologi Penetasan - Isolator Panas
Teknologi Penetasan - Isolator PanasTeknologi Penetasan - Isolator Panas
Teknologi Penetasan - Isolator Panas
 
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada TernakSejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
Sejarah Singkat Inseminasi Buatan pada Ternak
 
Jurnal Rusa Papua: Dembek-Siwi
Jurnal Rusa Papua: Dembek-SiwiJurnal Rusa Papua: Dembek-Siwi
Jurnal Rusa Papua: Dembek-Siwi
 
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...
Proses Biogas Limbah Peternakan Sapi Potong (Biogas Process from Waste of Fee...
 
Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011
Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011
Biologi - Vfa (asam lemak terbang) 14 oktober 2011
 
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandangPemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
Pemeliharaan sapi perah laktasi dan kering kandang
 
Tepung Biji Jagung
Tepung Biji JagungTepung Biji Jagung
Tepung Biji Jagung
 
Handling (penanganan) Domba kel. 7
Handling (penanganan) Domba kel. 7Handling (penanganan) Domba kel. 7
Handling (penanganan) Domba kel. 7
 
Disco (disease Control) domba
Disco (disease Control) dombaDisco (disease Control) domba
Disco (disease Control) domba
 
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggrisSapi Zebu non India & Sapi inggris
Sapi Zebu non India & Sapi inggris
 
Magang Peternakan Tanjung Mulya unit Cicalengka
Magang Peternakan Tanjung Mulya unit CicalengkaMagang Peternakan Tanjung Mulya unit Cicalengka
Magang Peternakan Tanjung Mulya unit Cicalengka
 
Sapi Indonesia & Sapi Zebu India JAY
Sapi Indonesia & Sapi Zebu India JAYSapi Indonesia & Sapi Zebu India JAY
Sapi Indonesia & Sapi Zebu India JAY
 
Alel ganda & gena ganda kel 3 fapet a
Alel ganda & gena ganda kel 3 fapet aAlel ganda & gena ganda kel 3 fapet a
Alel ganda & gena ganda kel 3 fapet a
 

Último

Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfssuser1cc42a
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptxNezaPurna
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdfnoviarani6
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasariSatya2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanFeraAyuFitriyani
 

Último (20)

Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
4. Pengelolaan rantai Vaksin di puskesmas .pdf
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 

Diagnosa kebuntingan A 1.2

  • 1. Diagnosa Kebuntingan Kelas A, Kelompok 1.2 Teknologi Reproduksi Ternak
  • 2. Kelompok A 1.2 • Gina Supresyani 200110110011 • Rinaldy Noor 200110110013 • Sefyandi Adi P. 200110110015 • Hanifah Nur R. 200110110016 • Fauzy Eka F. 200110110018 • Rian Pebriana 200110110019 • Abdurokhim Amin 200110110024 • Dewi Permatahati 200110110026 • JajatRohmana 200110110030
  • 3. Latar Belakang • Diagnosa kebuntingan adalahsalah satu cara mengetahui status kebuntingan seekor hewan dengan ketepatan100%. • Tujuan utama: membantuprogram IB, ET dan diagnosa kelainan dalam saluranreproduksi hewan.
  • 4. Definisi • Diagnosa kebuntingan: Cara mengetahui bunting atau tidaknya seekor ternak atau untuk mengetahui normal tidaknya saluran reproduksi ternak tersebut. • Cara memonitor dan membuktikanhasil Inseminasi Buatan secara cepat dan layak (jika dilakukaninseminasi buatan). Pemeriksaan kebuntingan sebaiknya dilakukansetelah 60 hari pasca Inseminasi Buatan, dikhawatirkan terjadi keguguran (Yulianty, 2013).
  • 5. Manfaat Diagnosa Kebuntingan Menurut Jainudin dan Hafez (2000): • Mengindentifikasi ternak yang tidak bunting segera setelah perkawinan atau IB sehingga waktu produksi yang hilang karena infertilitas dapat ditekan dengan penanganan yang tepat. • Sebagai pertimbangan apabila ternak harus dijual atau di culling • Untuk menekan biaya pada breeding program yang menggunakan teknik hormonal yang mahal • Membantu manajemen ternak yang ekonomis.
  • 6. Tanda-tanda Kebuntingan • Tidak ada tanda-tanda berahi. • Adanya pembesaran abdomen pada 1/3 bagian bawah kanan pada kebuntingan mendekati 3 bulan. • Pada kebuntingan umur 5 bulan, massa otot di daerah Fossa Para Lumbal melegok sekali karena relaksasi Ligamentum Sacro Illiaca. • Predisposisi atau Penggemukan. • Akhir kebuntingan : pada sapi dara kelenjar ambing volumenya meningkat. • Adanya Fremitus : Arteria Uterina Media. • Pada umumnya : Sapi Betina bunting karakternya tenang.
  • 7. Perubahan selama Kebuntingan • Vulva dan vagina Oedema pada vulva pada sapi dara terlihat setelah kebuntingan berumur 6-7 bulan. Pada sapi yang telah beranak 8,5-9 bulan. Semakin tua buntingnya semakin jelas eodema vulva ini. • Serviks Segera setelah terjadi fertilisasi perubahan terjadi pada kelenjar-kelenjar serviks. Kripta-kripta menghasilkan lendir yang kental, semakin tua umur kebuntingan maka semakin kental lendir tersebut.
  • 8. Perubahan selama Kebuntingan • Uterus Terjadinya vaskularisasi pada endometriumdan terbentuk lebih banyak kelenjar endometrium, sedangkankelenjar yang telah ada tumbuhlebih panjang dan berkelok-kelok seperti spiral. • Cairan Amnion dan Allantois Volume cairan amnion dan allantois selama kebuntingan jugamengalamiperubahan. Perubahan yang pertama adalah volumenya, dari sedikit menjadi banyak; kedua dari perbandingannya. Hampir semuaspesies, cairan amnion menjadi lebih banyak dari pada volume cairan allantois, tetapi pada akhir kebuntinan cairan allantois menjadi lebih banyak. • Perubahan pada ovarium Setelah ovulasi, terjadilah kawah bekas folikel. Kawah ini segera dipenuhi oleh darah yang dengan cepatmembeku yang disebut corpushemorrhagicum. Pada hari ke 5 sampai ke-6 korpus luteum telah terbentuk.
  • 9.
  • 10. Metode Diagnosa Kebuntingan 1. Non Return to Estrus Selama kebuntingan, konseptus menekanregresi corpus luteum (CL) dan mencegah hewan kembaliestrus. Oleh sebab itu, apabila hewan tidak kembaliestrus setelah perkawinan maka diasumsikanbunting. + metode murah, sederhana - ketepatan metodaini tergantung dari ketepatan deteksi estrusnya. Pada kerbau, penggunaan metodaNR ini tidak dapat dipercaya karena sulitnya mendeteksi estrus.
  • 11. Metode Diagnosa Kebuntingan 2. Eksplorasi Rektal Dapat dilakukan pada ternak besar seperti kuda, kerbau dan sapi. Prosedurnya adalah palpasi uterus melalui dinding rektum untuk meraba pembesaran yang terjadi selama kebuntingan, fetus atau membran fetus. + Dapat digunakan pada tahap awal kebuntingan dengan hasilnya dapat langsung diketahui. Palpasi transrectal pada uterus telah sejak lama dilakukan. Teknik yang dikenal cukup akurat dan cepat ini juga relative murah. - Sempitnya rongga pelvic pada kambing, domba dan babi maka eksplorasi rektal untuk mengetahui isi uterus tidak dapat dilakukan. Dibutuhkan pengalaman dan training bagi petugas yang ketepatan melakukannya. Teknik ini baru dapat dilakukan pada usia kebuntingan di atas 30 hari.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18. Metode Diagnosa Kebuntingan 3. Ultrasonography Ultrasonography merupakan alat yang cukup modern, dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kebuntingan pada ternak secara dini. Alat ini dapat mendeteksi adanya perubahan bentuk dan ukuran dari cornua uteri dalam rongga abdomen. + Pemeriksaan kebuntingan menggunakan alat ultrasonografi ini dapat dilakukan pada usia kebuntingan antara 20 – 22 hari, namun lebih jelas pada usia kebuntingan diatas 30 hari. - Harga alat ini masih sangat mahal, diperlukan operator yang terlatih untuk dapat menginterpretasikan gambar yang muncul pada monitor. Ada resiko kehilangan embrio pada saat pemeriksaan akibat traumatik pada saat memasukkan probe.
  • 19. Probe
  • 20. Metode Diagnosa Kebuntingan 4. Diagnosa Imunologik Teknik Imunologik untuk diagnosa kebuntingan berdasarkan pada pengukuran level cairan yang berasal dari konseptus, uterus atau ovarium yang memasuki aliran darah induk, urin dan air susu. Test ini dapat mengukur dua macam cairan yaitu: • Pregnancy Specific yg hadir dalam peredaran darah maternal : eCG dan EPF. • Pregnancy Not Specific, perubahan-perubahan selama kebuntingan, konsentrasi dalam darah maternal,urin dan air susu, contoh : progesteron dan estrone sulfate. • Beberapa protein-like substance telah diidentifikasi dari dalam peredaran darah maternal selama terjadi kebuntingan. + Hasil lebih akurat - Prosedur rumit dan membutuhkan interpretasi cermat
  • 21. Metode Diagnosa Kebuntingan 5. Metode Punyakoti • Metode deteksi kebuntingan ternak sapi dengan menggunankan urine. Pada uji Punyakoti, ada senyawa lain yang menyusun urine yang digunakan untuk menentukan kebuntingan baik pada manusia maupun sapi (ruminansia). Selain urea dan asam urat yang dikeluarkan oleh urine sapi, bagian terpenting yang menentukan dalam uji Punyakoti ini adalah hormon tumbuhan yang disebut abscisic acid (ABA) (Istiana, 2010). Sedangkan hormon progesteron dan estrogen yang tergandung dalam urine tidak mempengaruhi uji ini, karena kedua hormon ini tidak mempengaruhi perkembangan biji gandum (embrio). + Sederhana, unik - Akurasi kurang
  • 22. Metode Diagnosa Kebuntingan 6. Diagnosa kebuntingan berdasarkan konsentrasi hormon Pengukuran hormon-hormonkebuntingan dalamcairan tubuh dapat dilakukandengan metoda RIA dan ELISA. Memakai sampel plasma darah dan air susu. + Dapat mendiagnosakebuntingan pada ternak lebih dini dibandingkan dengan metodarectal. Dapat menentukan kandungan semua hormon sampai konsentrasi yang sangat rendah sekali mencapai konsentrasi pictogram(1 pg = 10-12 gram) untuk setiap satuan ml. - Akan tetapi secara komersil, metodaRIA terlalumahaluntuk digunakan.
  • 23. Kesimpulan • Diagnosa kebuntingan penting dilakukanuntuk mengetahui bunting atau tidaknya seekor ternak atau untuk mengetahui normal tidaknya saluran reproduksi ternak tersebut. • Metode-metode yang digunakan dalam mendiagnosa kebuntingan yaitu Non return to estrus, eksplorasi rektal, ultrasonography, diagnosa imunologik,metode punyakoti, dan diagnosa berdasarkan konsentrasi hormon.
  • 24. Referensi • Frandson. 1982. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Terjemahan Srigandowo dan Praseno. Gadjahmada University press. Yogyakarta • Jainudeen, M.R. and Hafez. E.S.E. 2000. Pregnancy Diagnosis, dalam Hafez, E.S.E and Hafez, B. 2000. Reproduction in Farm Animals. 7ed.. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. • Partodihardjo. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara. Jakarta. • Rasad, SIti Darojah. 2011. Buku Ajar Teknologi Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Sumedang. • Yulianty, Nia. 2013. Metode Pemeriksaan Kebuntingan. http://niayulianty.blogspot.com/2013/10/metode-pemeriksaan-kebuntingan • Anonim. http://www.ucd.ie/vetanat/images/image
  • 26. Huruf yang digunakan: Sansita One, Ubuntu Tem a Of f ice yan g dir u bah: P a r a l l a x Fapet Ways: http://adf.ly/hNHbs