Buku panduan ini membahas empat tahap perencanaan program pendidikan pusaka, mulai dari gagasan hingga evaluasi. Tahap pertama adalah mengembangkan gagasan menjadi program dengan identitas jelas melalui diskusi definisi dan ruang lingkup.
3. 3 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Pengantar
internasional, baik dalam bidang pelestarian pusaka maupun
dalam bidang pendidikan.
Saya ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih
Richard Hermans kepada beberapa pihak yang memungkinkan diterbitkannya
Direktur Erfgoed Nederland Buku Panduan ini. Terutama tim dari Indonesia, para tenaga
September 2010 pengajar dari 12 sekolah yang terlibat dan staf BPPI, di bawah
pimpinan DR. Laretna Adishakti (Sita) dan Ir. Catrini Pratihari
Kubontubuh, M.Arch.
Apakah pendidikan pusaka itu dan mengapa pendidikan
pusaka penting? Pendidikan pusaka merupakan penghubung Saya juga ingin menyampaikan terima kasih kepada Elisabeth
antara murid sekolah dengan lingkungan sekitar dan latar Wiessner, Cees Hageman dan Astrid Weij, yang terlibat dalam
belakang mereka sehingga menumbuhkan kesadaran tentang program pendidikan pusaka antara tahun 2008–2010 mewakili
identitas mereka. Pendidikan pusaka adalah pendidikan Erfgoed Nederland. Juga Hasti Tarekat, penghubung yang tak
dengan dan tentang monumen, lansekap, kebiasaan, tradisi, tergantikan dalam kerjasama ini. Akhirnya saya sampaikan
dongeng, ritual dan adat-istiadat yang disebut pusaka tak terima kasih kepada Departemen Pendidikan Republik
teraga. Titik pangkal pendidikan pusaka adalah pusaka Indonesia untuk dukungan mereka yang sangat antusias dan
budaya, yang terdiri dari berbagai budaya di masa lalu dan juga Departemen Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan
budaya saat ini yang terus menerus dipengaruhi oleh elemen- (Ministerie OC & W) di Belanda yang memberi dukungan
elemen baru dalam masyarakat. Kekuatan pendidikan pusaka finansial untuk program pendidikan pusaka ini.
terletak pada pendidikan tentang lingkungan sekitar; belajar di
dalam lingkungan sekitar, dari lingkungan sekitar dan tentang Dengan bangga saya menyampaikan Buku Panduan
ling kungan sekitar. Pendidikan pusaka dan pendidikan Pendidikan Pusaka yang terbukti berhasil dalam program
tentang lingkungan sekitar sangat erat terkait dengan ilmu pelestarian pusaka dan pendidikan. Saya harap Anda
alam dan mata pelajaran sejarah, tetapi juga dapat dikaitkan menikmati bacaan ini dan semoga sukses dengan program
dengan mata pelajaran-mata pelajaran yang lain. Untuk pendidikan pusaka Anda.
melaksanakan pendidikan pusaka diperlukan kerjasama
antara sekolah dengan lembaga pelestarian pusaka. Bagaimana
caranya kedua lembaga tersebut dapat bekerjasama? Itulah
yang dibahas dalam Buku Panduan Pendidikan Pusaka. Buku
Panduan ini menunjukkan proses apa saja yang diperlukan
untuk mewujudkan pendidikan pusaka yang baik.
Buku Panduan Pendidikan Pusaka adalah salah satu hasil
kerjasama antara Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI)
dengan Erfgoed Nederland (Lembaga Belanda untuk Pusaka
Budaya). Kedua organisasi ini bekerjasama sejak awal tahun
2008 hingga awal tahun 2010 dalam pilot project pendidikan
pusaka di Yogyakarta dan sekitarnya yang ditujukan untuk
murid-murid sekolah dasar.
Program pendidikan pusaka di Yogyakarta dapat dikatakan
berhasil. Kerjasama dengan sekolah-sekolah yang terlibat
terjalin dengan baik dan program ini menghasilkan buku-
buku panduan dan berbagai jenis kegiatan lainnya. Hal inilah
yang menjadi alasan disusunnya Buku Panduan Pendidikan
Pusaka, agar pihak yang tertarik mendapatkan manfaat
dengan membaca pengalaman-pengalaman yang dihasilkan
dari program ini. Pengalaman di Indonesia merupakan ilustrasi
dalam Buku Panduan ini. Isinya berupa saran-saran bagi pihak
yang berminat melaksanakan program pendidikan pusaka.
Sementara tahap perencanaan di bagian belakang menyusun
semua saran tersebut secara berurutan.
Kami sangat gembira dengan kerjasama yang telah terjalin
antara BPPI dan Erfgoed Nederland. Kami berharap dapat
melanjutkan kerjasama tersebut sebagai bagian dari kerjasama
4. 4
Buku Panduan Program Pendidikan Pusaka
Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Pengantar
Buku panduan untuk pengembangan pendidikan pusaka ini
menawarkan panduan untuk lembaga pelestarian pusaka dan sekolah
yang ingin melaksanakan sebuah gagasan program pendidikan pusaka
menjadi sebuah rencana yang konkrit. Buku panduan ini menguraikan
proses perkembangan mulai dari ide hingga hasil akhir. Dasar
penyusunan buku panduan ini, baik secara teoritis maupun praktek,
adalah program pendidikan pusaka di Indonesia yang dilaksanakan pada
periode 2008-2010 atas kerjasama Badan Pelestarian Pusaka Indonesia
(BPPI) dengan Erfgoed Nederland.
Banyak teori tentang bagaimana melaksanaan suatu program atau
proyek; buku panduan ini disusun menggunakan teori dari buku
yang berjudul ‘de Handleiding Projectmatig Werken’ (Buku Panduan
Menjalankan Proyek) yang diterbitkan Fakultas Sastra Universitas
Leiden dan publikasi berjudul ‘Voorbij Erfgoed à la Carte’ (Setelah
Prasmanan Pusaka Berlalu. Prasmanan Pusaka adalah nama judul
program pendidikan pusaka di Belanda).
Buku panduan ini memuat tahap-tahap paling penting yang harus
dilakukan dalam menjalankan suatu program secara umum dan dalam
program pendidikan pusaka khususnya. Perinciannya secara detil
disampaikan secara global dan dirangkum melalui saran-saran. Dalam
bagian yang berjudul ‘Perhatian Khusus’ disampaikan pengalaman-
pengalaman selama pilot project pendidikan pusaka berlangsung di
Yogyakarta, Indonesia.
Pelaksanaan program dipengaruhi oleh berbagai variabel seperti situasi
tempat pekerjaan, kebiasaan bekerja dan budaya (pendidikan) setempat.
Oleh sebab itu program di Indonesia tidak dipaparkan secara terperinci
namun digunakan sebagai ilustrasi untuk mewarnai buku panduan ini.
Buku panduan diakhiri dengan rencana kerja praktis tahap demi tahap
untuk melaksanakan sebuah program yang dapat digunakan oleh
lembaga pelestarian pusaka dan sekolah-sekolah.
5. 5 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Definisi
Ada tiga hal yang perlu didefinisikan terlebih dahulu yaitu program, pusaka budaya,
pendidikan pusaka dan lembaga pendidikan.
Program
Definisi program yang disepakati adalah: ‘seluruh aktivitas, yang dilakukan oleh
kelompok-kelompok spesialis dalam suatu ikatan kerjasama sementara, diarahkan untuk
mencapai hasil akhir yang jelas dan spesifik, yang dapat dicapai dalam suatu jangka
waktu tertentu, dengan sumberdaya yang terbatas, dengan awal dan akhir yang jelas,
serta kapasitas yang jelas pula.’
Proses yang diuraikan dari keseluruhan aktivitas mempunyai karakter yang umum dan
dapat disesuaikan untuk semua jenis program, diantaranya untuk pendidikan pusaka.
Hal yang penting diingat adalah bahwa proses yang diuraikan di sini disesuaikan dengan
situasi yang memerlukan pendekatan berbasis program secara khusus. Tujuan buku
panduan ini juga diarahkan pada pola pikir bersama dari orang-orang yang terlibat dalam
pelaksanaan program. Kesamaan pola pikir sangat penting karena perbedaan budaya
dari pihak-pihak yang terlibat memainkan peranan yang penting dalam menentukan
tujuan dan hasil yang ingin dicapai dari program bersama. Namun demikian sebenarnya
perbedaan budaya itulah yang membuat proses untuk mencapai kesamaan cara berpikir
menjadi hal yang menarik karena kita berkesempatan untuk mengenal kolega kita di
masa depan dan cara pandang mereka tentang pusaka budaya dan pendidikan.
Pusaka Budaya Program tersebut juga merupakan inisiatif
Hal lain yang sama pentingnya untuk didiskusikan hingga mencapai kesepakatan adalah yang pertamakalinya (pilot project) untuk
memperkenalkan pendidikan pusaka
perbedaan cara pandang seputar pengertian pusaka dalam konteks budaya yang spesifik.
di Indonesia karena pendidikan pusaka
belum dikenal di Indonesia. Diharapkan
Penting artinya untuk medapatkan penjelasan tentang apa yang dipahami pihak yang bahwa pilot project di Yogyakarta itu akan
akan bekerjasama tentang pusaka. Apa yang mereka pahami tentang pusaka teraga menjadi sebuah model bagi pelaksanaan
pendidikan pusaka di Indonesia; dalam hal
(tangible heritage) dan pusaka tidak teraga (intangible heritage)? Pusaka teraga terdiri dari
metode, struktur, isi dan pendekatan dalam
koleksi museum, monumen, arsip dan sejenisnya, sementara pusaka tak teraga misalnya pengajaran maupun sebagai dorongan
dongeng, tradisi dan adat-istiadat. Pusaka tak teraga sering mencerminkan hal-hal yang bagi Pemerintah Indonesia untuk memuat
bersifat material. Apakah program yang akan dilaksanakan berkaitan dengan pusaka pendidikan pusaka dalam kebijakan dan
kurikulum nasional.
setempat (local heritage) atau berkaitan dengan pusaka bersama (mutual heritage)?
Dalam program Pendidikan Pusaka untuk Sekolah-sekolah di Indonesia – program
kerjasama antara Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dan Erfgoed Nederland (EN)
menekankan pada ‘peningkatan kesadaran’ tentang pusaka budaya. Usaha peningkatan
kesadaran dalam hal ini diarahkan pada murid-murid sekolah dasar dan mengkhususkan
pada pusaka setempat. Pertanyaannya adalah: pusaka yang mana dan pusaka milik siapa
yang dimasukkan dalam agenda program tersebut?
Pendidikan Pusaka dan Lembaga Pendidikan
Untuk melaksanakan program pendidikan pusaka yang dilaksanakan atas kerjasama
dengan pihak asing, sangat penting untuk mengetahui hal-hal apa saja yang diperlukan
di tempat dilaksanakannya program itu agar lembaga pendidikan setempat dapat atau
boleh melaksanakannya secara mandiri. Untuk menjawab hal itu diperlukan analisa yang
jelas tentang situasi lembaga pendidikan setempat. Analisa itu harus mampu menjawab
pertanyaan seputar sasaran program, jumlah murid, fasilitas fisik, peraturan, lembaga
yang berwenang, penyesuaian kurikulum dan dimana saja pendidikan pusaka dapat
disisipkan dalam kurikulum, adakah kemungkinan untuk pembaharuan dan perubahan,
serta memahami pengertian ‘budaya pendidikan’ setempat. Semua aspek tersebut
harus jelas agar dapat merumuskan ambisi dan tujuan secara realistis untuk mencegah
kekecewaan. Selain itu perlu dibangun jejaring yang sesuai dengan kebutuhan program
untuk menjamin keberhasilan program itu.
6. 6 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Pembagian Tahap
Ada empat tahap dalam merencanakan suatu program.
Di bawah ini uraian tentang pelaksanaan setiap tahap.
1 Tahap inisiatif, pengembangan cakupan dan
mengubah program dari bentuk gagasan menjadi
program yang mempunyai identitas.
2 Pengembangan program dengan merumuskan
rencana, tujuan, pihak-pihak yang akan
bekerjasama, manajemen, komunikasi dan tugas-
tugas yang berkaitan.
3 Perencanaan dan pendanaan.
4 Pengamatan terhadap proses yang berjalan melalui
pemantauan dan hasil-hasil yang dicapai.
7. 7 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 1: Awal Mula
BPPI adalah organisasi berbasis
masyarakat yang dijalankan sepenuhnya
oleh para sukarelawan. Maka dalam hal ini,
pilot project bersifat bottom-up karena BPPI
yang mengajukan inisiatif dan melakukan
Inisiatif pendekatan pada beberapa pihak untuk
Siapakah yang mempunyai inisiatif untuk melaksanakan suatu program? Apakah terlibat, termasuk lembaga-lembaga
pemerintah di semua tingkat.
lembaga yang mempunyai kepentingan – baik pemerintah maupun organisasi
masyarakat – berdasarkan kebijakan tertentu? Apakah datang dari organisasi yang
terlibat langsung di lapangan, seperti halnya sekolah atau lembaga pelestarian pusaka,
untuk memenuhi kebutuhan tertentu? Pikirkan juga bagaimana dan oleh siapa hasil-
hasil program kelak akan dapat terus dilanjutkan.
Saran 1 Perhatian Khusus
Top-down atau Bottom-up
Apakah permintaan untuk melaksanakan Program pendidikan pusaka untuk sekolah-
suatu program menggunakan pendekatan top- sekolah di Indonesia dapat dikatakan terjadi
down atau berdasarkan permintaan bottom- secara kebetulan. Hubungan antara BPPI dan
up? Hal ini penting karena akan menentukan EN terjadi melalui kontak antara seseorang
seberapa banyak dukungan untuk yang bekerja di EN dan perwakilan BPPI
mewujudkan sebuah gagasan. Rumuskanlah yang tinggal dan bekerja di Belanda. Dari
semua keterlibatan atau komitmen pihak- kontak inilah muncul gagasan untuk sebuah
pihak yang terkait dalam perjanjian kerjasama kerjasama internasional berupa program
secara tertulis. pendidikan pusaka untuk sekolah-sekolah.
Gagasan itu datang dari BPPI yang ingin
melaksanakan suatu program ‘peningkatan
kesadaran’ tentang pendidikan pusaka
khususnya untuk tingkat sekolah dasar di
Indonesia. Erfgoed Nederland sepakat untuk
bekerjasama karena dapat memanfaatkan
pengalamannya dari program serupa di
Belanda. Kemudian Erfgoed Nederland pun
menerima subsidi dari Pemerintah Belanda
yang ditujukan untuk mewujudkan gagasan
tersebut bersama-sama BPPI.
Pada bulan Desember 2007 disepakati
secara resmi untuk melakukan kerjasama
di antara kedua lembaga ini. BPPI dan EN
bersama-sama menyusun sebuah proposal
yang menjadi dasar untuk melakukan
kerjasama. Kerjasama tersebut diwujudkan
dalam bentuk perumusan rencana kerja
yang sifatnya definitif, kesepakatan untuk
saling berkunjung, penyusunan anggaran dan
penandatanganan kesepakatan kerjasama
antara EN dan BPPI dalam bentuk sebuah MoU
(Memorandum of Understanding).
8. 8 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 1: Awal Mula Secara internal, BPPI telah melakukan
riset tentang sekolah-sekolah yang
mungkin tertarik terlibat dalam pilot
project. Akhirnya 12 sekolah dasar
terpilih dari Yogyakarta dan sekitarnya
Dukungan yang mewakili berbagai jenis sekolah
Sebuah gagasan untuk melaksanakan suatu program hanya akan membawa hasil seperti:
yang diharapkan apabila didukung sepenuhnya oleh semua pihak yang terlibat.
1 Sekolah swasta di pusat kota yang
Persoalan yang paling penting adalah apakah program itu dapat memenuhi kebutuhan sebagian besar muridnya berasal dari
atau menawarkan pemecahan terhadap persoalan yang ada. Perlu ditelusuri apakah kalangan menengah atas;
sebelumnya pernah ditemukan pemecahan terhadap masalah serupa, apakah mungkin 2 Sekolah negeri di pusat kota yang
menerima subsidi dari pemerintah;
ada program yang sama yang pernah dilaksanakan, apakah mungkin ada pengalaman-
3 Sekolah-sekolah bernuansa agama Islam
pengalaman dari program itu yang dapat dimanfaatkan untuk program yang akan dan Kristen;
dilaksanakan? 4 Sekolah-sekolah negeri di daerah yang
menerima subsidi dari pemerintah.
Oleh sebab itu perlu dipikirkan pihak dan partner mana saja yang mungkin dapat
BPPI mengunjungi semua sekolah
memberikan sumbangan untuk mewujudkan program yang berhasil, misalnya para satu per satu dan melakukan diskusi
pengajar, kepala sekolah, murid-murid, para penggiat lembaga pelestarian pusaka yang intensif dengan kepala sekolah
dan juga lembaga pemerintah. Seluruh pihak ini harus terlibat sejak awal agar dan tenaga pengajar untuk mencapai
kesepakatan siapa yang akan terlibat
kemungkinan keberhasilan program akan semakin besar.
dalam pilot project, bagaimana
melaksanakan pilot project dan apa
tanggung jawab masing-masing pihak.
Saran 2 Perhatian Khusus
Tahap kedua adalah pelatihan bagi
Riset Awal
tenaga pengajar yang terlibat dipimpin
oleh BPPI, EN dan lembaga pemerintah
Survei pendahuluan diperlukan untuk Kerjasama yang membuahkan hasil di antara yang bertanggung jawab dalam
mengetahui dasar dilaksanakannya berbagai pihak hanya mungkin terjadi pendidikan sekolah dasar. Pelatihan
dilakukan di awal dan di tengah
program pendidikan pusaka; juga untuk apabila mereka mengenal satu sama lain
berlangsungnya pilot project. Pelatihan
menelusuri apakah inisiatif yang sama pernah dan sama-sama sadar tentang persamaan di awal berkaitan dengan pengenalan
dilaksanakan di tempat lain. Caranya dapat dan perbedaan dalam budaya (pendidikan). apakah pendidikan pusaka itu,
dengan membentuk semacam ‘desk research’ Upaya untuk saling mengenal dan penjajagan bagaimana melaksanakannya di sekolah
dan bagaimana mempersiapkan materi
atau biro riset yang tugasnya mewawancarai dilakukan pada kunjungan kerja yang pertama
pengajaran pendidikan pusaka.
pihak-pihak yang terlibat dalam program Erfgoed Nederland ke Indonesia. Tujuan dari
serupa. Kumpulkan seluruh informasi apa kunjungan tersebut adalah perkenalan lebih BPPI mengidentifikasi dan melibatkan
adanya. lanjut dengan BPPI, lembaga pemerintah yang berbagai pihak yaitu:
terlibat dan pihak-pihak yang bertanggung
1 Lembaga pemerintah yang bertanggung
Selain itu perlu ditetapkan pula siapa saja jawab dalam bidang pendidikan dan jawab dalam pendidikan sekolah
yang dapat diajak untuk berpartisipasi kebudayaan di Indonesia, keterlibatan partner- dasar di tingkat kota (Yogyakarta),
dalam pelaksaan program pendidikan partner yang relevan dalam implementasi propinsi (DIY Yogyakarta) dan nasional
(Indonesia) khususnya Pusat Kurikulum
pusaka. Salah satu caranya mengadakan program dan perkenalan dengan kalangan
Departemen Pendidikan Nasional serta
pertemuan dengan mengundang pihak- pendidikan. Kedua belah pihak menyampaikan Departemen Kebudayaan & Pariwisata.
pihak yang mungkin dapat menjadi partner ambisi dan cara kerja mereka. Perjanjian 2 Pers, dalam hal ini suratkabar lokal dan
kerjasama dan presentasikanlah gagasan kerjasama dibuat, anggaran disusun dan nasional.
3 Universitas setempat.
program pendidikan pusaka. Setelah terjadi berbagai pertemuan yang mewakili
4 Lembaga kebudayaan seperti Karta
presentasi, mintalah agar peserta pertemuan departemen pendidikan dan departemen Pustaka.
menyampaikan pendapat mereka. Dari diskusi kebudayaan kedua negara. Selain itu dilakukan 5 UNESCO Kantor Jakarta.
tersebut bentuklah kelompok penasehat atau pula kunjungan ke berbagai lembaga 6 Lembaga-lembaga pemerintah di
luar Yogyakarta yang tertarik untuk
dewan pengarah yang terdiri dari orang-orang pelestarian pusaka seperti Museum Nasional
melaksanakan program pendidikan
yang kritis, aktif dan representatif. dan Lembaga Arsip Nasional Indonesia. pusaka di daerah mereka.
Perjanjian kerjasama atau MoU secara resmi
ditandatangani di Kedutaan Besar Kerajaan
Belanda di Jakarta, Indonesia, yang juga
diliput oleh pers. Sebagai penutup dilakukan
kunjungan ke Yogyakarta untuk perkenalan
lebih lanjut dengan tim BPPI dan pemimpin
program, sekolah-sekolah dan partner lokal,
diantaranya universitas setempat.
9. 9 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 1: Awal Mula
Identitas Program
Penjabaran sebuah rencana program selalu berangkat dari gagasan awal. Dalam
pembahasan lebih lanjut kita selalu mempunyai kecenderungan untuk melebar dan
keluar dari konteks asalnya sehingga gagasan awalnya tidak tampak lagi. Oleh sebab itu
selama program berlangsung sangat bermanfaat untuk selalu kembali kepada gagasan
awal.
Jika sejak awal jelas apa yang akan dituju oleh suatu program, antara lain tercermin
melalui nama atau judul programnya, maka pihak-pihak yang terlibat akan lebih
mudah berperan dalam pelaksanaan program.
Saran 3 Perhatian Khusus
Nama yang Konkrit
Nama atau judul sebuah program harus BPPI mengadakan beberapa pertemuan
mencerminkan isinya. Alokasikan waktu untuk menyimpulkan bahwa nama yang
yang cukup dan lakukanlah seawal mungkin sesuai untuk pilot project adalah ‘Pendidikan
untuk memilih nama atau judul program Pusaka untuk Sekolah-sekolah di Indonesia.’
yang dikenal dan diterima oleh semua pihak Walaupun sasaran dalam program ini adalah
yang terlibat. Untuk mendapatkan nama atau sekolah dasar tetapi hal ini tidak disebutkan
judul yang tepat, tanyakan juga pendapat ahli dalam judul program karena BPPI berharap
dari berbagai pihak (departemen, pemerintah bahwa di masa yang akan datang pendidikan
setempat) yang tidak terlibat secara langsung pusaka dapat dilaksanakan juga di sekolah
tentang nama atau judul program pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Yogyakarta
pusaka. juga tidak disebut karena diharapkan inisiatif
ini juga akan dilaksanakan di daerah lain
di Indonesia. Untuk kelanjutan pendidikan
pusaka di Indonesia maka nama program
itulah yang paling sesuai. Setelah kerjasama
dengan EN berakhir (2008–2010) maka
BPPI meneruskan program pendidikan
pusaka di daerah lain dengan dukungan dan
kerjasama dengan berbagai pihak lain, dengan
menggunakan nama program yang sama.
10. 10 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 2: Pelaksanaan
Persiapan suatu program
Dalam mempersiapkan suatu program sangat penting untuk membuat suatu rencana.
Dalam suatu rencana menjadi jelas masalah-masalah apa yang akan dibahas dalam
program, oleh siapa dan bagaimana program akan dilaksanakan, tujuan dan hasil apa
yang akan dicapai serta keahlian apa saja yang diperlukan.
Dalam membuat suatu rencana ada kecenderungan untuk menuliskan terlalu banyak
detil. Rumuskanlah sekonkrit mungkin dalam sebuah kesimpulan apa yang tercakup
dalam rencana itu dan apa yang akan dihasilkan. Perincian secara mendetil tentu saja
penting, tetapi proses keseluruhan secara garis besar harus tetap jelas.
Saran 4 Perhatian Khusus
Rumusan yang Jelas
Rumuskan dengan jelas program pendidikan Pada saat pembahasan tentang program
pusaka sejak awal hingga akhir. Tetapkan pendidikan pusaka bersama kelompok kerja
tujuan utama sebagai landasan. Buatlah BPPI di Yogyakarta, tampak jelas bahwa
ringkasan dan tempatkan ringkasan tersebut ambisi jauh melampaui tujuan yang dapat
sebagai pembuka dalam rencana program. dicapai. Tim BPPI terdiri dari para profesional
yang bekerja secara sukarela untuk
melaksanakan pilot project ini; peran mereka
sangat menentukan dalam keberhasilan
program. Secara selintas tampaknya hal itu
tidak menjadi masalah, tetapi dalam proses
diskusi tentang apa yang akan dicapai terjadi
kekaburan batas mana yang secara kuantitatif
dan kualitatif mungkin dilaksanakan. Setelah
dikaji ulang maka hasil akhir yang ingin
dicapai disesuaikan dengan kemampuan;
semula direncanakan membuat manual yang
relatif tebal kemudian disesuaikan menjadi
manual yang lebih tipis untuk dijadikan
panduan bagi tenaga pengajar.
11. 11 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 2: Pelaksanaan BPPI memutuskan hanya akan
berkonsentrasi pada murid-murid sekolah
yang berusia 9–10 tahun. Pertimbangannya
adalah bahwa anak-anak pada usia
tersebut sudah mempunyai kemampuan
Tujuan dasar menulis dan membaca namun belum
Perumusan tujuan merupakan elemen yang penting dalam persiapan sebuah rencana disibukkan dengan kegiatan menghadapi
ujian akhir.
kerja. Buatlah tujuan suatu program sekonkrit mungkin dengan hasil-hasil yang
bertahap. Yang sering terjadi adalah penulisan tujuan dicampuradukkan sebagai Pada tahap akhir pilot project, BPPI
harapan. Tujuan harus mencerminkan hasil yang diharapkan. Dalam hal ini istilah mempunyai target dan berhasil mencapai
SMART dalam Bahasa Belanda dapat digunakan: sebuah tujuan harus specifiek target tersebut dengan membuat sebuah
manual untuk tenaga pengajar dan 21
(spesifik), meetbaar (terukur), acceptabel (dapat diterima), realistisch (realistis) dan
modul untuk murid sekolah yang disusun
tijdgebonden (terikat waktu). bersama oleh tim sukarelawan BPPI dan
tenaga pengajar.
Saran 5 Perhatian Khusus
Tujuan yang Konkrit
Rumuskan tujuan sebagai hasil yang konkrit. Tim BPPI bukan hanya mencurahkan perhatian
Contoh yang baik misalnya ‘Sesudah dua pada kurikulum dengan mengidentifikasi
tahun akan ada kurikulum pendidikan pusaka mata pelajaran yang mengandung unsur
untuk murid berusia antara 6–12 tahun.’ pusaka, tetapi juga berkeinginan menambah
Contoh tujuan yang tidak konkrit misalnya pengetahuan tenaga pengajar tentang pusaka
‘Kami sedang merencanakan untuk membuat yang ada di sekeliling mereka. Itulah sebabnya
kurikulum pendidikan pusaka untuk murid disusun sebuah manual untuk tenaga pengajar.
sekolah dasar.’ Manual tersebut bukan penerjemahan
didaktis melainkan panduan yang konkrit
untuk kegiatan pengajaran. Pada prakteknya
pilot project ini mempunyai tujuan ganda: sisi
edukatif (materi ajar) untuk diajarkan di kelas
dan materi tambahan untuk tenaga pengajar
(informasi tentang pusaka di sekitar mereka).
Tujuan ganda ini sesungguhnya merupakan
beban yang berat untuk dicapai. Tantangannya
adalah bagaimana kedua tujuan tersebut
dapat dicapai oleh sasaran yang sama (tenaga
pengajar) selama pilot project berlangsung.
12. 12 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 2: Pelaksanaan
Keterbatasan
Pendekatan SMART membantu untuk merumuskan secara realistis tujuan-tujuan
yang akan dicapai. Realistis dalam hal ini berarti keterbatasan. Jika terlalu banyak
tujuan yang ingin dicapai akan membuat frustrasi, baik yang memberi tugas maupun
pelaksana di lapangan. Membatasi tujuan akan membantu dalam membuat tahap-tahap
kerja yang jelas. Jika sebuah tujuan sudah tercapai, dapat bermanfaat untuk menjadi
jembatan mencapai tujuan-tujuan lain sebagai program tindak lanjut.
Saran 6 Perhatian Khusus
Tidak Terlalu Banyak
Jangan memaksakan diri untuk melakukan BPPI memerlukan waktu untuk menyadari
banyak hal sekaligus dan jangan ragu-ragu bahwa durasi dua tahun untuk sebuah pilot
untuk memperbaiki tujuan yang akan dicapai project adalah relatif pendek untuk mecapai
di tengah berjalannya program pendidikan semua tujuan yang sudah direncanakan.
pusaka berdasarkan pengalaman yang BPPI sangat antusias untuk memperkenalkan
diperoleh. pendidikan pusaka di Indonesia dan karena
alasan itulah menentukan tujuan yang
sebenarnya sulit dicapai karena keterbatasan
sumberdaya (waktu, dana, tenaga kerja). Selama
pilot project berlangsung, tujuan disesuaikan lagi
atas dasar konsultasi dengan semua pihak.
Tahap 2: Pelaksanaan
Partner
Persiapan suatu program pendidikan pusaka yang berhasil menuntut kerjasama
dengan berbagai pihak misalnya sekolah, lembaga pelestarian pusaka, penyandang
dana dan lembaga pemerintah. Pihak yang terlibat dapat berperan dalam berbagai
tahap selama program berlangsung: tahap inisiatif, implementasi, pemantauan dan
evaluasi, juga memegang peran sebagai pengarah, pemberi nasehat, pendanaan atau
perluasan jejaring.
Berbagai pihak umumnya tertarik untuk terlibat karena isi suatu program. Dalam
program pendidikan pusaka, pihak yang paling penting adalah tenaga pengajar
yang akan melaksanakannya di kelas bersama murid-murid. Tenaga pengajar inilah
yang seharusnya menentukan isi program. Yang juga tidak kalah pentingnya adalah
keterlibatan manajemen sekolah. Kesuksesan pelaksanaan suatu program bergantung
pada kejelasan struktur program itu sendiri. Harus jelas tugas apa dilaksanakan
oleh pihak yang mana dan siapa yang akan bertanggung jawab. Pemimpin program
bertanggung jawab untuk mengatur bukan hanya proses dan kemajuan yang
berlangsung, tetapi juga terlibat dalam menentukan isi produk-produk yang dihasilkan.
Berapa orang yang akan bertanggung jawab bergantung pada skala program, apakah
tingkat kota, propinsi atau nasional.
Keterlibatan dalam program pendidikan pusaka dan kesediaan untuk bersama-sama
mencapai tujuan hanya akan berhasil apabila sekolah benar-benar mendukung gagasan
itu. Sekolah-sekolah – terutama para pemimpinnya – bukan hanya harus berhadapan
dengan persoalan materi pendidikan, tetapi juga melalui program pendidikan pusaka
13. 13 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
melihat kesempatan untuk mengembangkan sekolah mereka. Setidaknya itulah EN memberikan dukungan finansial dan
yang dapat ditawarkan oleh program pendidikan pusaka kepada pihak pimpinan keahlian untuk pilot project sementara
BPPI berusaha merumuskan metode
sekolah dan kalangan pendidikan sebagai penanggungjawab dalam hal kualitas dan
dan menyusun material terbaik untuk
isi pendidikan di tingkat pengambil keputusan, bai di tingkat kota, regional maupun pendidikan pusaka dalam konteks
nasional. Indonesia. Walaupun hal tersebut
merupakan tantangan yang berat namun
penting artinya bagi BPPI untuk melampaui
Selain perlu melibatkan pihak yang mempunyai keahlian yang dibutuhkan dalam
seluruh proses itu karena hanya dengan
bidang pendidikan dan pusaka, perlu juga melibatkan pihak yang mampu melakukan cara itulah BPPI memperoleh pengalaman
evaluasi dan implementasi program beserta hasil-hasilnya. dan pengetahuan secara langsung untuk
menjamin keberlanjutan pendidikan
pusaka.
Saran 7 Perhatian Khusus BPPI dan sekolah-sekolah mencapai
Perjanjian Kerjasama kesepakatan bahwa beberapa tugas
akan menjadi tanggung jawab sekolah.
BPPI mempunyai peran sebagai lembaga
Buatlah perjanjian kerjasama dengan semua BPPI dan EN bersama-sama membuat rencana
sumberdaya untuk menjalin jejaring
pihak yang terlibat pada tingkat manajerial untuk menerjemahkan berbagai ambisi ke antar sekolah, membimbing dalam
dengan menyebutkan semua hak dan dalam program yang sanggup dicapai oleh penulisan materi dan proses evaluasi.
kewajiban masing-masing. Penandatanganan para pelaksana dan tenaga pengajar. Pada Sementara sekolah mempunyai tugas
untuk mengidentifikasi mata pelajaran
perjanjian kerjasama sebaiknya dilakukan pertengahan tahun 2008 EN melakukan
pendidikan pusaka, mempersiapkan
dalam acara resmi dan dimeriahkan dengan kunjungan kerja ke Indonesia. Kedua materi ajar jika dibutuhkan dan
suasana yang menggembirakan. organisasi bersama-sama merencanakan mengimplementasikannya di kelas.
pelatihan untuk tenaga pengajar, perencanan
Selain itu, kerjasama juga menuntut program untuk sekolah dan pendekatan
partisipasi semua pihak, oleh sebab itu perlu yang akan dilakukan terhadap lembaga-
dilakukan pemantauan bukan saja terhadap lembaga pemerintah yang berkepentingan
proses pembuatan materi yang diperlukan dan dengan pendidikan dasar di Yogyakarta dan
perumusan kurikulum, tetapi juga kemajuan sekitarnya. Hasilnya adalah kesepakatan
yang dicapai selama program berlangsung. untuk mengadakan sebuah konferensi lima
Hal ini dapat dilakukan dengan mengadakan hari pada akhir tahun 2008 untuk 12 sekolah
pertemuan di antara semua pihak secara yang terlibat.
teratur dan juga dengan mengunjungi sekolah-
sekolah yang terlibat secara teratur (lihat juga Selain itu EN dan BPPI juga mengunjungi
Tahap 4). sekolah-sekolah yang terlbat dalam pilot
project, mengadakan diskusi dengan para
kepala sekolah serta para pejabat yang
bertanggungjawab dalam bidang pendidikan
di Yogyakarta. Kunjungan EN ke Indonesia
juga diisi dengan memberikan presentasi
untuk pihak-pihak yang berpentingan dalam
jejaring lokal BPPI, yang disampaikan di Fort
Vredeburg. Pesertanya termasuk sekelompok
mahasiswa arkeologi dati Fakultas Ilmu
Budaya, Universitas Gadjah Mada.
14. 14 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 2: Pelaksanaan
Komunikasi
Sebelum program dijalankan, sebaiknya semua pihak mencapai kesepakatan mengenai
cara berkomunikasi satu sama lain baik secara internal maupun eksternal. Selain
konferensi, pertemuan dan kunjungan ke sekolah untuk saling bertemu satu sama
lain, ada baiknya diciptakan juga media komunikasi elektronik dalam bentuk mailing
list untuk melaporkan perkembangan program dari waktu ke waktu. Newsletter atau
selebaran berita adalah instrumen komunikasi yang umum, begitu juga dengan media
jejaring sosial dan website.
Saran 8 Perhatian Khusus
Berkomunikasi secara Teratur
Buatlah suatu media yang teratur (dalam Selama pilot project pendidikan pusaka ada
bentuk selebaran, website yang selalu beberapa bentuk publikasi yang dilakukan:
diperbaharui, forum, artikel di majalah) untuk
saling menyampaikan pengalaman yang 1 BPPI menjalin kerjasama dengan
diperoleh selama program pendidikan pusaka majalah kebudayaan lokal bernama
berlangsung. GONG untuk menerbitkan dua sisipan
tentang perkembangan pilot project
dalam dua bahasa, Bahasa Indonesia
dan Bahasa Inggris.
2 BPPI juga menyampaikan
perkembangan pilot project melalui
website dalam dua bahasa, Bahasa
Indonesia dan Bahasa Inggris.
3 BPPI bekerjasama dengan Lembaga
Kebudayaan Belanda Karta Pustaka
di Yogyakarta mengadakan pameran
dan demonstrasi tentang pendidikan
pusaka yang terbuka untuk umum.
Pilot project pendidikan pusaka mendapat
perhatian yang memadai dari media massa
baik di Indonesia, dari media lokal dan
nasional, maupun dari beberapa media di
Belanda. Wartawan juga meliput pelatihan
untuk tenaga pengajar, pameran dan seminar
internasional pada akhir pilot projet.
15. 15 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 3: Perencanaan dan Pendanaan
Perencanaan
Pengembangan dan pelaksanaan pendidikan pusaka memakan waktu lama. Oleh
sebab itu sangat penting untuk membuat perencanaan dan pengawasan yang realistis.
Sekolah dan lembaga pelestarian pusaka mempunyai perbedaan besar dalam hal
organisasi dan cara kerja. Jika ada pihak lain yang juga terlibat dalam kerjasama itu
maka situasinya menjadi semakin kompleks dan menuntut adanya perencanaan yang
jelas bagi semua pihak. Dalam program pendidikan pusaka yang melibatkan sekolah
maka sangat penting untuk mempertimbangkan jadwal tahunan sekolah dalam
perencanaan program. Kegiatan seperti pertemuan, evaluasi dan uji coba konsep
materi ajar harus sesuai dengan jadwal kegiatan sekolah untuk mencegah terjadinya
penundaan jadwal dan beban yang menumpuk untuk tenaga pengajar.
Saran 9 Perhatian Khusus
Jadwal Tahunan
Dalam hal ini berlaku prinsip: jangan Sekolah-sekolah yang terlibat dalam pilot
terlalu banyak keinginan dan jangan terlalu project di Indonesia sebagaimana halnya
memaksakan diri. Buatlah kalender tahunan semua sekolah yang lain mempunyai jadwal
untuk kegiatan program pendidikan pusaka. yang ketat untuk memenuhi target kurikulum.
Dengan demikian jelas siapa harus melakukan Oleh sebab itulah pendidikan pusaka
apa pada saat kapan. Akan tampak jelas disisipkan ke dalam kurikulum yang sudah
apakah tujuan dapat tercapai atau harus ada, bukannya sebagai mata pelajaran yang
ditambahkan lagi hal-hal yang diperlukan. tersendiri. Tenaga pengajar dan BPPI bersama-
sama merumuskan mata pelajaran mana
saja yang cocok untuk pendidikan pusaka.
BPPI juga membimbing tenaga pengajar
dalam mempersiapkan materi ajar. Tenaga
pengajar menulis teks dan BPPI mengedit serta
memperbanyaknya.
16. 16 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 3: Perencanaan dan Pendanaan
Pendanaan
Dana berpengaruh pada pelaksanaan program dan pembuatan berbagai materi
sehingga tersedianya dana selalu menjadi sumber kekhawatiran. Darimana saja sumber
dana yang tersedia? Bagaimana cara menarik perhatian para penyandang dana? Selain
isi programnya itu sendiri, harus jelas berapa biaya untuk setiap hal yang tercantum
dalam perencanaan. Buatlah perbedaan yang jelas antara biaya yang berkaitan dengan
proses kerja (koordinasi, pertemuan, evaluasi dan komunikasi) dan biaya untuk
produksi (pembuatan dan penggandaan materi). Baik juga dicoba untuk meminta
pihak-pihak yang terkait memberikan kontribusi baik secara nominal maupun in-kind
(dalam bentuk tenaga, waktu dan non-nominal lainnya) dalam perencaan program.
Penggalangan dana sebenarnya merupakan suatu keahlian tersendiri.
Saran 10 Perhatian Khusus
Anggaran yang Realistis
Pembuatan anggaran yang realistis Kesediaan EN untuk memberi dukungan
dan memikirkan darimana sumber finansial merupakan dorongan bagi
pembiayaannya adalah dua tugas yang harus terlaksananya pilot project pendidikan pusaka
diperinci secara terpisah dalam perencanaan selama dua tahun di Indonesia. Setelah pilot
program pendidikan pusaka. Cobalah untuk project berakhir, BPPI harus mencari dana
menerjemahkan jam kerja ke dalam nilai kembali untuk melanjutkan inisiatif tersebut.
nominal dalam anggaran. Juga kemungkinan Dengan pengalaman, pengetahuan dan
untuk mencapai berbagai hal dengan hasil yang telah dicapai selama pilot project,
dukungan tenaga yang banyak namun dengan beberapa pihak tertarik untuk bekerjasama.
keterbatasan dana.
17. 17 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 4: Pemantauan
Pemantauan dan Evaluasi
Lancarnya pelaksanaan suatu program ditentukan oleh pengawasan yang teratur
terhadap setiap kemajuan yang dicapai. Caranya adalah dengan melakukan
pemantauan. Pemantauan memungkinkan kita untuk mengikuti secara teratur seluruh
proses pelaksanaan, mendeteksi kemungkinan terjadinya masalah dan mengusulkan
pemecahan masalah pada pemimpin program. Pihak yang memantau mengadakan
kontak secara teratur dengan semua pihak sehingga hasil yang diharapkan dapat
terpenuhi tepat waktu.
Kegiatan pemantauan dan evaluasi dapat direncanakan sebelum pelaksanaan. Bentuk
pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan dalam bentuk wawancara, diskusi kelompok
atau dilakukan secara tertulis. Hasil pemantauan dan evaluasi juga sebaiknya
disampaikan sesegera mungkin kepada pihak yang berkepentingan. Pemantauan dan
evaluasi sendiri bukanlah tujuan dari suatu program, melainkan berfungsi untuk
mengikuti perkembangan proses pelaksanaan dan mencegah adanya masalah bagi
pihak-pihak yang bekerjasama.
Saran 11 Perhatian Khusus
Laporan Berkala
Hasil pemantauan selama berjalannya Pada pelaksanaan pilot project pendidikan
program pendidikan pusaka sebaiknya pusaka di Yogyakarta ditunjuk seseorang
dipublikasikan secara teratur untuk semua yang bertanggung jawab untuk melakukan
pihak yang terlibat dan juga dapat dianggap kontak secara teratur dengan sekolah-sekolah.
sebagai laporan berkala (lihat juga Saran 8). Semua sekolah yang terlibat bertemu secara
Laporan berkala menyatukan semua pihak periodik dan setiap sekolah dikunjungi
yang terlibat dalam program dan memberi satu per satu. Tujuannya adalah untuk
kesempatan untuk saling tukar-menukar memelihara keterikatan dengan pilot project
pengalaman. secara menyeluruh, untuk saling bertukar
pengalaman dan sekiranya diperlukan juga
untuk menyesuaikan target yang akan dicapai.
Kontak dengan setiap sekolah dan diskusi
yang dilakukan dengan tenaga pengajar
maupun pimpinan sekolah menggunakan
suatu standar berupa daftar tertulis yang
berisi hal-hal apa saja yang harus dibicarakan.
Daftar tertulis itu dibuat berdasarkan contoh
yang sudah pernah dibuat dalam program
pendidikan pusaka di Belanda.
18. 18 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 4: Pemantauan
Hasil Akhir
Suatu program pada akhirnya akan menghasilkan produk yang konkrit. Dalam program
pendidikan pusaka, produk itu berupa materi ajar, buku panduan untuk pengajar,
kurikulum pendidikan pusaka dan juga semua program dan proses yang berlangsung
yang disusun berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi. Bagi lembaga pelestarian
pusaka hasilnya dapat berupa sebuah buku panduan untuk melaksanakan program
pendidikan pusaka. Hasil dan produk yang konkrit itu dapat disampaikan pada
penutupan program yang dihadiri oleh seluruh pihak yang terlibat.
Saran 12 Perhatian Khusus
Rayakanlah Hasil yang Dicapai
Hal-hal yang dicapai ketika program Pilot project di Yogyakarta diakhiri dengan
pendidikan pusaka berlangsung termasuk sebuah konferensi internasional yang
hasil akhir merupakan hal yang sangat dihadiri oleh perwakilan pemerintah baik
penting. Berhentilah sejenak dan adakanlah lokal maupun nasional, sekolah-sekolah dan
suatu acara, bukan saja dengan semua pihak perwakilan berbagai organisasi diantaranya
yang terlibat tetapi juga dengan pihak-pihak dari UNESCO Kantor Jakarta dan Erfgoed
yang berkepentingan seperti penyandang Nederland. Sebelum konferensi, diadakan
dana, para pejabat terkait dan pihak- pertemuan untuk mengevaluasi pilot project
pihak yang berpotensi untuk bekerjasama yang dihadiri oleh seluruh pihak yang terlibat
menindaklanjuti hasil yang telah dicapai. termasuk undangan dari beberapa daerah
yang berminat melaksanakan pendidikan
pusaka, seperti dari Sumatra Barat, Bali dan
Ternate. Selain itu juga diadakan pameran di
Lembaga Kebudayaan Belanda (Karta Pustaka)
di Yogyakarta yang berisi karya-karya
pendidikan pusaka yang dibuka untuk umum.
Pameran ini diisi juga dengan acara workshop
tentang pendidikan pusaka.
19. 19 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap-tahap
Perencanaan
dalam
Melaksanakan
Program
Pendidikan
Pusaka
20. 20 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 1: Diskusikan dari Tahap 3: Tetapkanlah
mana datangnya permintaan nama atau judul program
melaksanaan program pendidikan pusaka yang akan
pendidikan pusaka. dilaksanakan.
Apakah program pendidikan pusaka yang akan dilaksanakan Nama atau judul sebuah program harus mencerminkan
menggunakan pendekatan top-down atau bottom-up? Hal ini isinya. Alokasikan waktu yang cukup dan lakukanlah seawal
penting dipikirkan dalam pelaksanaan program pendidikan mungkin untuk memilih nama atau judul program yang
pusaka untuk memperoleh dukungan yang diperlukan. dikenal dan diterima oleh semua pihak yang terlibat. Untuk
Seluruh pihak yang terlibat harus menyadari komitmennya mendapatkan nama atau judul yang tepat, tanyakan juga
dan dituangkan dalam perjanjian kerjasama secara tertulis. pendapat ahli dari berbagai pihak (departemen, pemerintah
Perlu diperhatikan bahwa yang ingin dicapai pada akhirnya setempat) yang tidak terlibat secara langsung tentang nama
adalah peningkatan kesadaran tentang pendidikan pusaka atau judul program pendidikan pusaka.
yang dilakukan oleh tenaga pengajar serta peningkatan
kemampuan tenaga pengajar; apakah mereka memang
bersedia dan apakah mereka mampu melakukannya?
Tahap 2: Diskusikan Tahap 4: Buatlah rencana
bagaimana inisiatif untuk program secara jelas dan
melaksanakan program terperinci sejak awal hingga
pendidikan pusaka dapat akhir.
memenuhi kebutuhan yang ada. Rumuskan dengan jelas keseluruhan program pendidikan
pusaka sejak awal hingga akhir. Tetapkan tujuan utama
Survei pendahuluan diperlukan untuk mengetahui dasar sebagai landasan. Buatlah ringkasan dan tempatkan ringkasan
dilaksanakannya program pendidikan pusaka; juga untuk tersebut sebagai pembuka dalam rencana program.
menelusuri apakah inisiatif yang sama pernah dilaksanakan di
tempat lain. Caranya dapat dengan membentuk semacam ‘desk
research’ atau biro riset yang tugasnya mewawancarai pihak-
pihak yang terlibat dalam program serupa. Kumpulkan seluruh
informasi apa adanya.
Selain itu perlu ditetapkan pula siapa saja yang dapat diajak
untuk berpartisipasi dalam pelaksaan program pendidikan
pusaka. Salah satu caranya mengadakan pertemuan dengan
mengundang pihak-pihak yang mungkin dapat menjadi partner
kerjasama dan presentasikanlah gagasan program pendidikan
pusaka. Setelah presentasi, mintalah agar peserta pertemuan
menyampaikan pendapat mereka. Dari diskusi tersebut
bentuklah kelompok penasehat atau dewan pengarah yang
terdiri dari orang-orang yang kritis, aktif dan representatif.
21. 21 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 5: Tetapkanlah hasil Tahap 7: Tetapkanlah sesuai
yang konkrit dari program kebutuhan dengan pihak mana
pendidikan pusaka. harus bekerjasama dan dalam
Rumuskan tujuan sebagai hasil yang konkrit. Contoh yang baik bidang apa saja.
misalnya ‘Sesudah dua tahun akan ada kurikulum pendidikan
pusaka untuk murid berusia antara 6-12 tahun.’ Contoh tujuan Buatlah perjanjian kerjasama dengan semua pihak yang
yang tidak konkrit misalnya ‘Kami sedang merencanakan terlibat pada tingkat manajerial dengan menyebutkan
untuk membuat kurikulum pendidikan pusaka untuk murid semua hak dan kewajiban masing-masing. Penandatanganan
sekolah dasar.’ perjanjian kerjasama sebaiknya dilakukan dalam acara resmi
dan dimeriahkan dengan suasana yang menggembirakan.
Selain itu, kerjasama juga menuntut partisipasi semua
pihak, oleh sebab itu perlu dilakukan pemantauan bukan
saja terhadap proses pembuatan materi yang diperlukan dan
perumusan kurikulum, tetapi juga kemajuan yang dicapai
selama program berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengadakan pertemuan dan mengunjungi sekolah-sekolah
yang terlibat secara teratur (lihat juga Tahap 4).
Tahap 6: Buatlah Tahap 8: Sepakatilah
kesepakatan tentang pelaksaan bagaimana harus
evaluasi, oleh siapa dan mengkomunikasikan
kapan, beberapa kali selama pengeluaran selama
program pendidikan pusaka program pendidikan pusaka
berlangsung. berlangsung.
Jangan memaksakan diri untuk melakukan banyak hal Buatlah suatu media yang teratur (dalam bentuk selebaran,
sekaligus dan jangan ragu-ragu untuk memperbaiki tujuan website yang selalu diperbaharui, forum, artikel di majalah)
yang akan dicapai di tengah berjalannya program pendidikan untuk saling menyampaikan pengalaman yang diperoleh
pusaka berdasarkan pengalaman yang diperoleh. Tetapkan selama program pendidikan pusaka berlangsung.
pula seseorang yang menjadi koordinator yang akan mengatur
evaluasi. Ini adalah posisi yang sangat penting dalam suatu
program, selain dari pemimpin program.
22. 22 Tahap-tahap Program Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama Internasional
Tahap 9: Sepakatilah Tahap 11: Sepakatilah
bagaimana kemajuan program bagaimana dan dengan cara
pendidikan pusaka dipantau. apa seluruh pihak yang terlibat
Dalam hal ini berlaku prinsip: jangan terlalu banyak keinginan berkomunikasi secara teratur
dan jangan terlalu memaksakan diri. Buatlah kalender
tahunan untuk kegiatan program pendidikan pusaka. Dengan satu dengan lainnya.
demikian jelas siapa harus melakukan apa pada saat kapan.
Akan tampak jelas apakah tujuan dapat tercapai atau harus Hasil pemantauan selama berjalannya program pendidikan
ditambahkan lagi hal-hal yang diperlukan. pusaka sebaiknya dipublikasikan secara teratur untuk semua
pihak yang terlibat dan juga dapat dianggap sebagai laporan
berkala (lihat juga Saran 8). Laporan berkala menyatukan
semua pihak yang terlibat dalam program dan memberi
kesempatan untuk saling tukar-menukar pengalaman.
Tahap 10: Sepakatilah Tahap 12: Tetapkanlah
bagaimana pembiayaan bagaimana dan kapan
program pendidikan pusaka memberitahukan hasil yang
diterjemahkan ke dalam dicapai selama program
jumlah jam kerja dan perincian pendidikan pusaka berlangsung
biaya. baik kepada pihak intern
Pembuatan anggaran yang realistis dan memikirkan darimana maupun kepada pihak luar.
sumber pembiayaannya adalah dua tugas yang harus diperinci
secara terpisah dalam perencanaan program pendidikan Hal-hal yang dicapai ketika program pendidikan pusaka
pusaka. Cobalah untuk menerjemahkan jam kerja ke dalam berlangsung termasuk hasil akhir merupakan hal yang sangat
nilai nominal dalam anggaran. Juga kemungkinan untuk penting. Berhentilah sejenak dan adakanlah suatu acara, bukan
mencapai berbagai hal dengan dukungan tenaga yang banyak saja dengan semua pihak yang terlibat tetapi juga dengan
namun dengan keterbatasan dana. pihak-pihak yang berkepentingan seperti penyandang dana,
para pejabat terkait dan pihak-pihak yang berpotensi untuk
bekerjasama menindaklanjuti hasil yang telah dicapai.
23. Tahap-tahap Program
Pendidikan Pusaka Dalam Konteks Kerjasama
Internasional
Tahapan Tahap-tahap
1 Tahap inisiatif, pengembangan cakupan dan mengubah 1 Diskusikan dari mana datangnya permintaan
program dari bentuk gagasan menjadi program yang melaksanaan program pendidikan pusaka.
mempunyai identitas.
2 Pengembangan program dengan merumuskan rencana, 2 Diskusikan bagaimana inisiatif untuk melaksanakan
tujuan, pihak-pihak yang akan bekerjasama, manajemen, program pendidikan pusaka dapat memenuhi kebutuhan
komunikasi dan tugas-tugas yang berkaitan. yang ada.
3 Perencanaan dan pendanaan. 3 Tetapkanlah nama atau judul program pendidikan
pusaka yang akan dilaksanakan.
4 Pengamatan terhadap proses yang berjalan melalui
pemantauan dan hasil-hasil yang dicapai. 4 Buatlah rencana program secara jelas dan terperinci
sejak awal hingga akhir.
5 Tetapkanlah hasil yang konkrit dari program pendidikan
pusaka.
6 Buatlah kesepakatan tentang pelaksanaan evaluasi,
oleh siapa dan kapan, beberapa kali selama program
pendidikan pusaka berlangsung.
7 Tetapkanlah sesuai kebutuhan dengan pihak mana harus
bekerjasama dan dalam bidang apa saja.
8 Sepakatilah bagaimana harus mengkomunikasikan
pengeluaran selama program pendidikan pusaka
berlangsung.
9 Sepakatilah bagaimana memantau kemajuan program
pendidikan pusaka.
10 Sepakatilah bagaimana pembiayaan program pendidikan
pusaka diterjemahkan ke dalam anggaran berupa
perhitungan jumlah jam kerja dan perincian biaya
lainnya.
11 Sepakatilah bagaimana dan dengan cara apa seluruh
pihak yang terlibat berkomunikasi secara teratur.
12 Tetapkanlah bagaimana dan kapan memberitahukan
hasil yang dicapai selama program pendidikan pusaka
berlangsung baik kepada pihak intern maupun kepada
pihak luar.
24. Saran-saran
7 Perjanjian Kerjasama
Buatlah perjanjian kerjasama dengan semua pihak yang terlibat pada
tingkat manajerial dengan menyebutkan semua hak dan kewajiban
masing-masing. Penandatanganan perjanjian kerjasama sebaiknya
1 Top-down atau Bottom-up dilakukan dalam acara resmi dan dimeriahkan dengan suasana yang
Apakah program pendidikan pusaka yang akan dilaksanakan menggunakan menggembirakan.
pendekatan top-down atau bottom-up? Hal ini penting dipikirkan
dalam pelaksanaan program pendidikan pusaka untuk memperoleh Selain itu, kerjasama juga menuntut partisipasi semua pihak, oleh sebab
dukungan yang diperlukan. Seluruh pihak yang terlibat harus menyadari itu perlu dilakukan pemantauan bukan saja terhadap proses pembuatan
komitmennya dan dituangkan dalam perjanjian kerjasama secara tertulis. materi yang diperlukan dan perumusan kurikulum, tetapi juga kemajuan
yang dicapai selama program berlangsung. Hal ini dapat dilakukan dengan
2 Survei Pendahuluan mengadakan pertemuan di antara semua pihak secara teratur dan juga
Survei pendahuluan diperlukan untuk mengetahui dasar dilaksanakannya dengan mengunjungi sekolah-sekolah yang terlibat secara teratur (lihat
program pendidikan pusaka; juga untuk menelusuri apakah inisiatif juga Tahap 4).
yang sama pernah dilaksanakan di tempat lain. Caranya dapat dengan
membentuk semacam ‘desk research’ atau biro riset yang tugasnya 8 Komunikasi secara Teratur
mewawancarai pihak-pihak yang terlibat dalam program serupa. Buatlah suatu media yang teratur (dalam bentuk selebaran, website yang
Kumpulkan seluruh informasi apa adanya. selalu diperbaharui, forum, artikel di majalah) untuk saling menyampaikan
pengalaman yang diperoleh selama program pendidikan pusaka
Selain itu perlu ditetapkan pula siapa saja yang dapat diajak untuk berlangsung.
berpartisipasi dalam pelaksaan program pendidikan pusaka. Salah satu
caranya mengadakan pertemuan dengan mengundang pihak-pihak yang 9 Kalender Tahunan
mungkin dapat menjadi partner kerjasama dan presentasikanlah gagasan Dalam hal ini berlaku prinsip: jangan terlalu banyak keinginan dan
program pendidikan pusaka. Setelah presentasi, mintalah agar peserta jangan terlalu memaksakan diri. Buatlah kalender tahunan untuk
pertemuan menyampaikan pendapat mereka. Dari diskusi tersebut kegiatan program pendidikan pusaka. Dengan demikian jelas siapa harus
bentuklah kelompok penasehat atau dewan pengarah yang terdiri dari melakukan apa pada saat kapan. Akan tampak jelas apakah tujuan dapat
orang-orang yang kritis, aktif dan representatif. tercapai atau harus ditambahkan lagi hal-hal yang diperlukan.
3 Nama yang Konkrit 10 Anggaran yang Realistis
Nama atau judul sebuah program harus mencerminkan isinya. Alokasikan Pembuatan anggaran yang realistis dan memikirkan darimana sumber
waktu yang cukup dan lakukanlah seawal mungkin untuk memilih nama pembiayaannya adalah dua tugas yang harus diperinci secara terpisah
atau judul program yang dikenal dan diterima oleh semua pihak yang dalam perencanaan program pendidikan pusaka. Cobalah untuk
terlibat. Untuk mendapatkan nama atau judul yang tepat, tanyakan juga menerjemahkan jam kerja ke dalam nilai nominal dalam anggaran. Juga
pendapat ahli dari berbagai pihak (departemen, pemerintah setempat) yang kemungkinan untuk mencapai berbagai hal dengan dukungan tenaga yang
tidak terlibat secara langsung tentang nama atau judul program pendidikan banyak namun dengan keterbatasan dana.
pusaka.
11 Laporan Berkala
4 Rumuskan dengan Jelas Hasil pemantauan selama berjalannya program pendidikan pusaka
Rumuskan dengan jelas keseluruhan program pendidikan pusaka sejak sebaiknya dipublikasikan secara teratur untuk semua pihak yang terlibat
awal hingga akhir. Tetapkan tujuan utama sebagai landasan. Buatlah dan juga dapat dianggap sebagai laporan berkala (lihat juga Saran 8).
ringkasan dan tempatkan ringkasan tersebut sebagai pembuka dalam Laporan berkala menyatukan semua pihak yang terlibat dalam program
rencana program. dan memberi kesempatan untuk saling tukar-menukar pengalaman.
5 Tujuan yang Konkrit 12 Rayakanlah Hasil yang Dicapai
Rumuskan tujuan sebagai hasil yang konkrit. Contoh yang baik misalnya Hal-hal yang dicapai ketika program pendidikan pusaka berlangsung
‘Sesudah dua tahun akan ada kurikulum pendidikan pusaka untuk murid termasuk hasil akhir merupakan hal yang sangat penting. Berhentilah
berusia antara 6–12 tahun.’ Contoh tujuan yang ti dak konkrit misalnya sejenak dan adakanlah suatu acara, bukan saja dengan semua pihak
‘Kami sedang merencanakan untuk membuat kurikulum pendidikan yang terlibat tetapi juga dengan pihak-pihak yang berkepentingan seperti
pusaka untuk murid sekolah dasar.’ penyandang dana, para pejabat terkait dan pihak-pihak yang berpotensi
untuk bekerjasama menindaklanjuti hasil yang telah dicapai.
6 Tidak Terlalu Banyak
Jangan memaksakan diri untuk melakukan banyak hal sekaligus dan
jangan ragu-ragu untuk memperbaiki tujuan yang akan dicapai di tengah
berjalannya program pendidikan pusaka berdasarkan pengalaman yang
diperoleh.