SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Definisi Narkoba

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah
lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif.

Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang
umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya.

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang
termasuk jenis narkotika adalah:

       Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat,
       morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
       Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran
       dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk
psikotropika antara lain:

           a) Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine,
              Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi,
              Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide), dsb.

Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis
yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim
syaraf pusat, seperti

Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik
(karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang
beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb.

Jenis-jenis Narkoba

       Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.

Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin)
dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam
hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.

       Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat,
       namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol
(THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia
       (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).

Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya
dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga
didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara
kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva
menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara
menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

Kelompok Berdasarkan Efek

Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan sebagai
berikut:

       Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis
       tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu
       hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD
       Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung
       dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih
       bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih
       senang dan gembira untuk sementara waktu
       Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi
       aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat
       pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
       Adiktif , Seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi
       karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif ,
       karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya
       ganja , heroin , putaw
       Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh
       akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan
       akhirnya kematian

                                    Remaja dan Narkoba

   Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah.
   Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah
   menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk
   keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap
   keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam
   rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok
   dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan.
Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja

Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh
penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah
sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini
bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu
meraja                                                                                rela.

Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan
untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD
dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk
mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua
diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba.

Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati
Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi
(termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita
yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7
tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8
tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari
beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja
sama                      dengan                       Universitas                     Indonesia).

Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku
dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu
mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan
usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam.
Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba
mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang
menimbulkan      efek      kecanduan)     ke      dalam      lintingan    tembakaunya.

Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup
efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal
20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua
berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih
lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari
harapan.

Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja.
Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi
yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak
baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat
penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan
memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak
tentang     bahaya    narkoba    dan    konsekuensi    negatif   yang    akan   mereka   terima.

Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari
bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari
orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan
program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented).

Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada
umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia
pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang
wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi
ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi
pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.

Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba

Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) adalah sebagai
berikut:

          Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
          sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran,
          Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
          Sering menguap, mengantuk, dan malas,
          tidak memedulikan kesehatan diri,
          Suka mencuri untuk membeli narkoba.
          Menyebabkan Kegilaan, Pranoid bahkan Kematian !



Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi
tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan
masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak
kita.

Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah. Yang
pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa
sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan
narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba
termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan
lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model
intervensi                    yang                     sering                    digunakan.
Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan yang
jelas tidak menggunakan membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa
narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah. Untuk anak sekolah
harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya
membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus
belajar,    mengoptimalkan     potensi    akademik       dan    kehidupan      yang     layak.

Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini
mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan
remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh.

Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada, akan
bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan berbagai upaya
tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga
harapan untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat
terealisasikan dengan baik.***

Pemanfaatan
Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat
kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.

Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih
bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat
disalahgunakan.

Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman
ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang
ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.

Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen
sayur dan umum disajikan.

Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap
dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.

       Budidaya

Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin
pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.

       Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang
       ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
       menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran,
       euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar,
merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan
       tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia
       dan mimpi buruk.

Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.

       Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.

Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari
Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat
untuk mendapatkan “efek stimulan”.

Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata,
hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain
diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

Keadaan Khas Masa Remaja

       Sebagai peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa, masa remaja merupakan masa
yang penuh dengan kesulitan dan gejola, baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang tuanya.
Seringkali karena ketidaktahuan dari orang tua mengenai keadaan masa remaja tersebut ternyata
mampu menimbulkan bentrokan dan kesalahpahaman antara remaja dengan orang tua yakni
dalam keluarga atau ramaja dengan lingkungannya.

       Hal tersebut di atas tentunya tidak membantu si remaja untuk melewati masa ini dengan
wajar, sehingga berakibat terjadinya berbagai macam gangguan tingkah laku seperti
penyalahgunaan zat, atau kenakalan remaja atau gangguan mental lainnya. Orang tua seringkali
dibuat bingung atau tidak berdaya dalam menghadapi perkembangan anak remajanya dan ini
menambah parahnya gangguan yang diderita oleh anak remajanya.

         Untuk menghindari hal tersebut dan mampu menentukan sikap yang wajar dalam
menghadapi anak remaja, kita sekalian diharapkan memahami perkembangan remajanya beserta
ciri-ciri khas yang terdapat pada masa perkembangan tersebut. Dengan ini diharapkan bahwa kita
(yang telah dewasa) agar memahami atas perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anak dan
remaja pada saat ia mamasuki masa remajanya.

       Begitu pula dengan memahami dan membina anak/remaja agar menjadi individu yang
sehat dalam segi kejiwaan serta mencegah bentuk kenakalan remaja perlu memahami proses
tumbuh kembangnya dari anak sampai dewasa.
Beberapa Ciri Khas Masa Remaja adalah:

   a. Perubahan peranan

   Perubahan dari masa anak ke masa remaja membawa perubahan pada diri seorang individu.
Kalau pada masa anak ia berperanan sebagai seorang individu yang bertingkah laku dan beraksi
yang cenderung selalu bergantung dan dilingungi, maka pada masa remaja ia diharapkan untuk
mampu berdiri sendiri dan ia pun berkeinginan mandiri.

    Akan tetapi sebenarnya ia masih membutuhkan perlindungan dan tempat bergantung dari
orang tuanya. Pertentangan antara keinginan untuk bersikap sebagai individu yang mampu
berdiri sendiri dengan keinginan untuk tetap bergantung dan dilindungi, akan menimbulkan
konflik pada diri remaja. Akibat konflik ini, dalam diri remaja timbul kegelisahan dan
kecemasan yang akan mewarnai sikap dan tingkah lakunya. Ia menjadi mudah sekali
tersinggung, marah, kecewa dan putus asa.

   a. Daya fantasi yang berlebihan

   Keterbatasan kemampuan yang ada pada diri remaja menyebabkan ia tidak selalu mampu
untuk memenuhi berbagai macam dorongan kebutuhan dirinya.

   b. Ikatan kelompok yang kuat

    Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan segala keinginan dirinya menyebabkan
timbulnya dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan dirinya
seolah-olah dihimpun sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang besar. Remaja akan merasa lebih
aman dan terlindungi apabila ia berada di tengah-tengah kelompoknya. Oleh karena itu ia
berusaha keras untuk dapat diakui oleh kelompoknya dengan cara menyamakan dirinya dengan
segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya. Rasa setia kawan terjalin dengan erat dan kadang-
kadang menjurus ke arah tindak yang membabi buta.

   c. Krisis identitas

    Tujuan akhir dari suatu perkembangan remaja adalah terbentuknya identitas diri. Dengan
terbentuknya identitas diri, seorang individu sudah dapat memberi jawaban terhadap pertanyaan:
siapakah, apakah saya mampu dan dimanakah tempat saya berperan.

    Ia telah dapat memahami dirinya sendiri, kemampuan dan kelamahan dirinya serta peranan
dirinya dalam lingkungannya. Sebelum identitas diri terbentuk, pada umumnya akan terjadi suatu
krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati krisisnya dan menemukan jatidirinya.

Berbagai Motivasi Dalam Penyalahgunaan Obat

      Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi yang
berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik,
emosional, mental-intelektual dan interpersonal.
Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan
zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat
yaitu faktor sosiokultural seperti di bawah ini; dan ini merupakan suasana hati menekan yang
mendalam dalam diri remaja; antara lain:

   a. Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang
      tua yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya.
   b. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat.
   c. Perubahan teknologi yang cepat. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta
      mencairnya standar moral; (hal ini berarti perlu pembinaan Budi Pekerti - Akhlaq)
   d. Meningkatnya waktu menganggur. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya
      kemiskinan, perbedaan ekonomi etno-rasial, kemewahan yang membosankan dan
      sebagainya.
   e. Menjadi manusia untuk orang lain.

   Adanya faktor-faktor sosial kultural seperti yang dikemukakan di atas akan mempengaruhi
kehidupan manusia dan dapat menimbulkan motivasi tertentu untuk mamakai zat. Pengaruh ini
akan terasa lebih jelas pada golongan usia remaja, karena ditinjau dari sudut perkembangan,
remaja merupakan individu yang sangat peka terhadap berbagai pengaruh, baik dari dalam diri
maupun dari luar dirinya atau lingkungan.

Sikap dan tingkah laku
       Tujuan dari suatu perkembangan remaja secara umum adalah merubah sikap dan tingkah
lakunya, dari cara yang kekanak-kanakan menjadi cara yang lebih dewasa. Sikap kekanak-
kanakan seperti mementingkan diri sendiri (egosentrik), selalu menggantungkan diri pada orang
lain, menginginkan pemuasan segera, dan tidak mampu mengontrol perbuatannya, harus diubah
menjadi mampu memperhatikan orang lain, berdiri sendiri, menyesuaikan keinginan dengan
kenyataan yang ada dan mengontrol perbuatannya sehingga tidak merugikan diri sendiri dan
orang lain.

Untuk itu dibutuhkan perhatian dan bimbingan dari pihak orang tua. Orang tua harus mampu
untuk memberi perhatian, memberikan kesempatan untuk remaja mencoba kemampuannya.
Berikan penghargaan dan hindarkan kritik dan celaan.

Emosional

       Untuk mendapatkan kebebasan emosional, remaja mencoba merenggangkan hubungan
emosionalnya dengan orang tua; ia harus dilatih dan belajar untuk memilih dan menentukan
keputusannya sendiri. Usaha ini biasanya disertai tingkah laku memberontak atau membangkang.
Dalam hal ini diharapkan pengertian orang tua untuk tidak melakukan tindakan yang bersifat
menindas, akan tetapi berusaha membimbingnya secara bertahap. Udahakan jangan menciptakan
suasana lingkungan yang lain, yang kadang-kadang menjerumuskannya. Anak menjadi nakal,
pemberontak dan malah mempergunakan narkotika (menyalahgunakan obat).
Mental - intelektual

       Dalam perkembangannya mental - intelektual diharapkan remaja dapat menerima
emosionalnya dengan memahami mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya. Dengan begitu ia
dapat membedakan antara cita-cita dan angan-angan dengan kenyataan sesungguhnya.

Pada mulanya daya pikir remaja banyak dipengaruhi oleh fantasi, sejalan dengan meningkatnya
kemampuan berpikir secara abstrak. Pikiran yang abstrak ini seringkali tidak sesuai dengan
kenyataan yang ada dan dapat menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan. Untuk mengatasi hal
ini dibutuhkan bantuan orang tua dalam menumbuhkan pemahaman diri tentang kemampuan
yang dimilikinya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya tersebut. Jangan membebani remaja
dengan berbagai macam harapan dan angan-angan yang kemungkinan sulit untuk dicapai.

Sosial
        Untuk mencapai tujuan perkembangan, remaja harus belajar bergaul dengan semua
orang, baik teman sebaya atau tidak sebaya, maupun yang sejenis atau berlainan jenis. Adanya
hambatan dalam hal ini dapat menyebabkan ia memilih satu lingkungan pergaulan saja misalnya
suatu kelompok tertentu dan ini dapat menjurus ke tindakan penyalahgunaan zat. Sebagaimana
kita ketahui bahwa ciri khas remaja adalah adanya ikatan yang erat dengan kelompoknya.

       Hal ini menimbulkan ide, bagaimana caranya agar remaja memiliki sifat dan sikap serta
rasa (Citra: disiplin dan loyalitas terhadap teman, orang tua dan cita-citanya. Selain itu juga kita
sebagai orang tua dan guru, harus mampu menumbuhkan suatu Budi Pekerti/Akhlaq yang luhur
dan mulia; suatu keberanian untuk berbuat yang mulia dan menolong orang lain dan menjadi
teladan yang baik.

Pembentukan identitas diri
        Akhir daripada suatu perkembangan remaja adalah pembentukan identitas diri. Pada saat
ini segala norma dan nilai sebelumnya merupakan sesuatu yang datang dari luar dirinya dan
harus dipatuhi agar tidak mendapat hukuman, berubah menjadi suatu bagian dari dirinya dan
merupakan pegangan atau falsafah hidup yang menjadi pengendali bagi dirinya. Untuk
mendapatkan nilai dan norma tersebut diperlukan tokoh identifikasi yang menurut penilaian
remaja cukup di dalam kehidupannya. Orang tua memegang peranan penting dalam preoses
identifikasi ini, karena mereka dapat membantu remajanya dengan menjelaskan secara lebih
mendalam mengenai peranan agama dlam kehidupan dewasa, sehingga penyadaran ini
memberikan arti yang baru pada keyakinan agama yang telah diperolehnya. Untuk dapat menjadi
tokoh identifikasi, tokoh tersebut harus menjadi kebanggaan bagi remaja. Tokoh yang
dibanggakan itu dapat saja berupa orang tua sendiri atau tokoh lain dalam masyarakat, baik yang
masih ada maupun yang hanya berasal dari sejarah atau cerita.
Sebagai ikhtisar dari apa yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam upaya pencegahan,
   dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya dengan penuh kasih sayang dan
   kesabaran.
b. Memberikan perhatian yang cukup baik dalam segi material, emosional, intelektual, dan sosial.
c. Memberikan kebebasan dan keteraturan serta secara bersamaan pengarahan terhadap sikap,
   perasaan dan pendapat remaja.
d. Menciptakan suasana rumah tangga/keluarga yang harmonis, intim, dan penuh kehangatan bagi
   remaja.
e. Memberikan penghargaan yang layak terhadap pendapat dan prestasi yang baik.
f. Memberikan teladan yang baik kepada remaja tentang apa yang baik bagi remaja.
g. Tidak mengharapkan remaja melakukan sesuatu yang ia tidak mampu atau orang tua tidak
   melaksanakannya (panutan dan keteladanan).




   http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Remaja%20dan%20Narkoba&&nomorurut_artik
   el=369

   http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba
REMAJA DAN NARKOBA

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Penyalahgunaan narkoba, remaja dan narkoba
Penyalahgunaan narkoba, remaja dan narkoba Penyalahgunaan narkoba, remaja dan narkoba
Penyalahgunaan narkoba, remaja dan narkoba agbonel
 
Definisinarkoba 120602232705-phpapp01
Definisinarkoba 120602232705-phpapp01Definisinarkoba 120602232705-phpapp01
Definisinarkoba 120602232705-phpapp01SaliMah RaMaah
 
Presentasi tentang narkoba lengkap :D
Presentasi tentang narkoba lengkap :DPresentasi tentang narkoba lengkap :D
Presentasi tentang narkoba lengkap :DHoediono Tommy
 
Seminar narkoba
Seminar narkobaSeminar narkoba
Seminar narkobaniwaexia
 
Karya Tulis Tentang Narkoba
Karya Tulis Tentang NarkobaKarya Tulis Tentang Narkoba
Karya Tulis Tentang NarkobaAntonius Tendi
 
Materi ringkasan narkoba 2016
Materi  ringkasan narkoba 2016 Materi  ringkasan narkoba 2016
Materi ringkasan narkoba 2016 ali mustofa
 
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remajaNarkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remajaRocky Markiano
 
Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba PujiRachmawati4
 
dampak penyalahgunaan narkoba
dampak penyalahgunaan narkobadampak penyalahgunaan narkoba
dampak penyalahgunaan narkobaTrifena Ferren T
 
Penyuluhan Napza
Penyuluhan NapzaPenyuluhan Napza
Penyuluhan Napzaana ananta
 
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````devina fitria
 
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaMacam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaLutfia Fitri
 
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja IndonesiaMakalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja IndonesiaMuhammad Hendra
 
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesiaBahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesiaKang Doeaaugust
 

La actualidad más candente (20)

Napza
NapzaNapza
Napza
 
Penyalahgunaan narkoba, remaja dan narkoba
Penyalahgunaan narkoba, remaja dan narkoba Penyalahgunaan narkoba, remaja dan narkoba
Penyalahgunaan narkoba, remaja dan narkoba
 
Definisinarkoba 120602232705-phpapp01
Definisinarkoba 120602232705-phpapp01Definisinarkoba 120602232705-phpapp01
Definisinarkoba 120602232705-phpapp01
 
Pengertian dan Penjelasan Narkoba
Pengertian dan Penjelasan NarkobaPengertian dan Penjelasan Narkoba
Pengertian dan Penjelasan Narkoba
 
Presentasi tentang narkoba lengkap :D
Presentasi tentang narkoba lengkap :DPresentasi tentang narkoba lengkap :D
Presentasi tentang narkoba lengkap :D
 
Seminar narkoba
Seminar narkobaSeminar narkoba
Seminar narkoba
 
Karya Tulis Tentang Narkoba
Karya Tulis Tentang NarkobaKarya Tulis Tentang Narkoba
Karya Tulis Tentang Narkoba
 
Materi ringkasan narkoba 2016
Materi  ringkasan narkoba 2016 Materi  ringkasan narkoba 2016
Materi ringkasan narkoba 2016
 
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remajaNarkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
Narkoba dan bahaya pemakaiannya di kalangan remaja
 
Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba Ppt tentang bahaya narkoba
Ppt tentang bahaya narkoba
 
dampak penyalahgunaan narkoba
dampak penyalahgunaan narkobadampak penyalahgunaan narkoba
dampak penyalahgunaan narkoba
 
Penyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkobaPenyalahgunaan narkoba
Penyalahgunaan narkoba
 
NAPZA
NAPZANAPZA
NAPZA
 
Penyuluhan Napza
Penyuluhan NapzaPenyuluhan Napza
Penyuluhan Napza
 
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
Pengertian zat adiktif dan psikotropika `````````````````````
 
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta EfeknyaMacam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
Macam - Macam Narkoba Dan Bahaya Serta Efeknya
 
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja IndonesiaMakalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
Makalah Bahaya Narkoba Bagi Remaja Indonesia
 
Buku skrap anti dadah
Buku skrap anti dadahBuku skrap anti dadah
Buku skrap anti dadah
 
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesiaBahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
Bahaya narkoba...tugas bahasa indonesia
 
Cccciiii
CccciiiiCccciiii
Cccciiii
 

Destacado

Destacado (7)

definisi narkoba
definisi narkobadefinisi narkoba
definisi narkoba
 
Narkoba
NarkobaNarkoba
Narkoba
 
B. Indonesia - Makalah Tentang Narkoba
B. Indonesia - Makalah Tentang NarkobaB. Indonesia - Makalah Tentang Narkoba
B. Indonesia - Makalah Tentang Narkoba
 
Ppt penyalahgunaan narkoba
Ppt penyalahgunaan narkobaPpt penyalahgunaan narkoba
Ppt penyalahgunaan narkoba
 
Makalah tentang narkotika
Makalah tentang narkotikaMakalah tentang narkotika
Makalah tentang narkotika
 
Macam macam definisi
Macam macam definisiMacam macam definisi
Macam macam definisi
 
presentasi penyalahgunaan narkoba
 presentasi penyalahgunaan narkoba presentasi penyalahgunaan narkoba
presentasi penyalahgunaan narkoba
 

Similar a REMAJA DAN NARKOBA (20)

Artikel narkoba
Artikel narkobaArtikel narkoba
Artikel narkoba
 
Artikel narkoba
Artikel narkobaArtikel narkoba
Artikel narkoba
 
tugas aplikom
tugas aplikomtugas aplikom
tugas aplikom
 
Makalah tentang narkoba dan seks bebas di kalangan remaja pelajar wajo
Makalah tentang narkoba dan seks bebas di kalangan remaja   pelajar wajoMakalah tentang narkoba dan seks bebas di kalangan remaja   pelajar wajo
Makalah tentang narkoba dan seks bebas di kalangan remaja pelajar wajo
 
Makalah narkotika
Makalah narkotikaMakalah narkotika
Makalah narkotika
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Makalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkobaMakalah penyalahgunaan narkoba
Makalah penyalahgunaan narkoba
 
Diskusi tentang genersi muda bebas narkoba
Diskusi tentang genersi muda bebas narkobaDiskusi tentang genersi muda bebas narkoba
Diskusi tentang genersi muda bebas narkoba
 
Pembahasan materi
Pembahasan materiPembahasan materi
Pembahasan materi
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah narkoba
Makalah narkobaMakalah narkoba
Makalah narkoba
 
Amalia
AmaliaAmalia
Amalia
 
Amalia
AmaliaAmalia
Amalia
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Makalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkobaMakalah bahasa narkoba
Makalah bahasa narkoba
 
Tugas kpm kto
Tugas  kpm ktoTugas  kpm kto
Tugas kpm kto
 
Bahaya narkoba bagi generasi muda
Bahaya narkoba bagi generasi mudaBahaya narkoba bagi generasi muda
Bahaya narkoba bagi generasi muda
 
Makalah narkotika
Makalah narkotikaMakalah narkotika
Makalah narkotika
 

REMAJA DAN NARKOBA

  • 1. Definisi Narkoba Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 22 tahun 1997). Yang termasuk jenis narkotika adalah: Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja. Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Zat yang termasuk psikotropika antara lain: a) Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandarax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide), dsb. Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistim syaraf pusat, seperti Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether, dsb. Jenis-jenis Narkoba Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid. Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan. Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol
  • 2. (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang. Kelompok Berdasarkan Efek Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan sebagai berikut: Halusinogen, efek dari narkoba bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya kokain & LSD Stimulan , efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu Depresan, efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw Adiktif , Seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya kematian Remaja dan Narkoba Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan.
  • 3. Penyebaran Narkoba di Kalangan Anak-anak dan Remaja Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir tak bisa dicegah. Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Misalnya saja dari bandar narkoba yang senang mencari mangsa didaerah sekolah, diskotik, tempat pelacuran, dan tempat-tempat perkumpulan genk. Tentu saja hal ini bisa membuat para orang tua, ormas,pemerintah khawatir akan penyebaran narkoba yang begitu meraja rela. Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus narkoba. Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak yaitu dari pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan dapat mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi Narkoba. Menurut kesepakatan Convention on the Rights of the Child (CRC) yang juga disepakati Indonesia pada tahun 1989, setiap anak berhak mendapatkan informasi kesehatan reproduksi (termasuk HIV/AIDS dan narkoba) dan dilindungi secara fisik maupun mental. Namun realita yang terjadi saat ini bertentangan dengan kesepakatan tersebut, sudah ditemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan (uap yang dihirup). Anak usia 8 tahun sudah memakai ganja, lalu di usia 10 tahun, anak-anak menggunakan narkoba dari beragam jenis, seperti inhalan, ganja, heroin, morfin, ekstasi, dan sebagainya (riset BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia). Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba (khususnya di kalangan usia muda dan anak-anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam. Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba-coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat-zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya. Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba masih belum cukup efektif. Walaupun pemerintah dalam UU Perlindungan Anak nomor 23 tahun 2002 dalam pasal 20 sudah menyatakan bahwa Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak (lihat lebih lengkap di UU Perlindungan Anak). Namun perlindungan anak dari narkoba masih jauh dari harapan. Narkoba adalah isu yang kritis dan rumit yang tidak bisa diselesaikan oleh hanya satu pihak saja. Karena narkoba bukan hanya masalah individu namun masalah semua orang. Mencari solusi yang tepat merupakan sebuah pekerjaan besar yang melibatkan dan memobilisasi semua pihak baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan komunitas lokal. Adalah sangat penting untuk bekerja bersama dalam rangka melindungi anak dari bahaya narkoba dan memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seiring dengan menjelaskan kepada anak-anak
  • 4. tentang bahaya narkoba dan konsekuensi negatif yang akan mereka terima. Anak-anak membutuhkan informasi, strategi, dan kemampuan untuk mencegah mereka dari bahaya narkoba atau juga mengurangi dampak dari bahaya narkoba dari pemakaian narkoba dari orang lain. Salah satu upaya dalam penanggulangan bahaya narkoba adalah dengan melakukan program yang menitikberatkan pada anak usia sekolah (school-going age oriented). Di Indonesia, perkembangan pencandu narkoba semakin pesat. Para pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok. Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan. Dampak Negatif Penyalahgunaan Narkoba Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja (pelajar) adalah sebagai berikut: Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian, sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran, Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah, Sering menguap, mengantuk, dan malas, tidak memedulikan kesehatan diri, Suka mencuri untuk membeli narkoba. Menyebabkan Kegilaan, Pranoid bahkan Kematian ! Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Upaya pencegahan terhadap penyebaran narkoba di kalangan pelajar, sudah seyogianya menjadi tanggung jawab kita bersama. Dalam hal ini semua pihak termasuk orang tua, guru, dan masyarakat harus turut berperan aktif dalam mewaspadai ancaman narkoba terhadap anak-anak kita. Ada tiga hal yang harus diperhatikan ketika melakukan program anti narkoba di sekolah. Yang pertama adalah dengan mengikutsertakan keluarga. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa sikap orangtua memegang peranan penting dalam membentuk keyakinan akan penggunaan narkoba pada anak-anak. Strategi untuk mengubah sikap keluarga terhadap penggunaan narkoba termasuk memperbaiki pola asuh orangtua dalam rangka menciptakan komunikasi dan lingkungan yang lebih baik di rumah. Kelompok dukungan dari orangtua merupakan model intervensi yang sering digunakan.
  • 5. Kedua, dengan menekankan secara jelas kebijakan tidak pada narkoba. Mengirimkan pesan yang jelas tidak menggunakan membutuhkan konsistensi sekolah-sekolah untuk menjelaskan bahwa narkoba itu salah dan mendorong kegiatan-kegiatan anti narkoba di sekolah. Untuk anak sekolah harus diberikan penjelasan yang terus-menerus diulang bahwa narkoba tidak hanya membahayakan kesehatan fisik dan emosi namun juga kesempatan mereka untuk bisa terus belajar, mengoptimalkan potensi akademik dan kehidupan yang layak. Terakhir, meningkatkan kepercayaan antara orang dewasa dan anak-anak. Pendekatan ini mempromosikan kesempatan yang lebih besar bagi interaksi personal antara orang dewasa dan remaja, dengan demikian mendorong orang dewasa menjadi model yang lebih berpengaruh. Oleh sebab itu, mulai saat ini pendidik, pengajar, dan orang tua, harus sigap serta waspada, akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak sendiri. Dengan berbagai upaya tersebut di atas, mari kita jaga dan awasi anak didik dari bahaya narkoba tersebut, sehingga harapan untuk menelurkan generasi yang cerdas dan tangguh di masa yang akan datang dapat terealisasikan dengan baik.*** Pemanfaatan Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak. Namun demikian, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan. Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali. Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan. Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong. Budidaya Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca. Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar,
  • 6. merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk. Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani. Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”. Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif. Keadaan Khas Masa Remaja Sebagai peralihan dari masa anak menuju ke masa dewasa, masa remaja merupakan masa yang penuh dengan kesulitan dan gejola, baik bagi remaja sendiri maupun bagi orang tuanya. Seringkali karena ketidaktahuan dari orang tua mengenai keadaan masa remaja tersebut ternyata mampu menimbulkan bentrokan dan kesalahpahaman antara remaja dengan orang tua yakni dalam keluarga atau ramaja dengan lingkungannya. Hal tersebut di atas tentunya tidak membantu si remaja untuk melewati masa ini dengan wajar, sehingga berakibat terjadinya berbagai macam gangguan tingkah laku seperti penyalahgunaan zat, atau kenakalan remaja atau gangguan mental lainnya. Orang tua seringkali dibuat bingung atau tidak berdaya dalam menghadapi perkembangan anak remajanya dan ini menambah parahnya gangguan yang diderita oleh anak remajanya. Untuk menghindari hal tersebut dan mampu menentukan sikap yang wajar dalam menghadapi anak remaja, kita sekalian diharapkan memahami perkembangan remajanya beserta ciri-ciri khas yang terdapat pada masa perkembangan tersebut. Dengan ini diharapkan bahwa kita (yang telah dewasa) agar memahami atas perubahan-perubahan yang terjadi pada diri anak dan remaja pada saat ia mamasuki masa remajanya. Begitu pula dengan memahami dan membina anak/remaja agar menjadi individu yang sehat dalam segi kejiwaan serta mencegah bentuk kenakalan remaja perlu memahami proses tumbuh kembangnya dari anak sampai dewasa.
  • 7. Beberapa Ciri Khas Masa Remaja adalah: a. Perubahan peranan Perubahan dari masa anak ke masa remaja membawa perubahan pada diri seorang individu. Kalau pada masa anak ia berperanan sebagai seorang individu yang bertingkah laku dan beraksi yang cenderung selalu bergantung dan dilingungi, maka pada masa remaja ia diharapkan untuk mampu berdiri sendiri dan ia pun berkeinginan mandiri. Akan tetapi sebenarnya ia masih membutuhkan perlindungan dan tempat bergantung dari orang tuanya. Pertentangan antara keinginan untuk bersikap sebagai individu yang mampu berdiri sendiri dengan keinginan untuk tetap bergantung dan dilindungi, akan menimbulkan konflik pada diri remaja. Akibat konflik ini, dalam diri remaja timbul kegelisahan dan kecemasan yang akan mewarnai sikap dan tingkah lakunya. Ia menjadi mudah sekali tersinggung, marah, kecewa dan putus asa. a. Daya fantasi yang berlebihan Keterbatasan kemampuan yang ada pada diri remaja menyebabkan ia tidak selalu mampu untuk memenuhi berbagai macam dorongan kebutuhan dirinya. b. Ikatan kelompok yang kuat Ketidakmampuan remaja dalam menyalurkan segala keinginan dirinya menyebabkan timbulnya dorongan yang kuat untuk berkelompok. Dalam kelompok, segala kekuatan dirinya seolah-olah dihimpun sehingga menjadi sesuatu kekuatan yang besar. Remaja akan merasa lebih aman dan terlindungi apabila ia berada di tengah-tengah kelompoknya. Oleh karena itu ia berusaha keras untuk dapat diakui oleh kelompoknya dengan cara menyamakan dirinya dengan segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya. Rasa setia kawan terjalin dengan erat dan kadang- kadang menjurus ke arah tindak yang membabi buta. c. Krisis identitas Tujuan akhir dari suatu perkembangan remaja adalah terbentuknya identitas diri. Dengan terbentuknya identitas diri, seorang individu sudah dapat memberi jawaban terhadap pertanyaan: siapakah, apakah saya mampu dan dimanakah tempat saya berperan. Ia telah dapat memahami dirinya sendiri, kemampuan dan kelamahan dirinya serta peranan dirinya dalam lingkungannya. Sebelum identitas diri terbentuk, pada umumnya akan terjadi suatu krisis identitas. Setiap remaja harus mampu melewati krisisnya dan menemukan jatidirinya. Berbagai Motivasi Dalam Penyalahgunaan Obat Motivasi dalam penyalahgunaan zat dan narkotika ternyata menyangkut motivasi yang berhubungan dengan keadaan individu (motivasi individual) yang mengenai aspek fisik, emosional, mental-intelektual dan interpersonal.
  • 8. Di samping adanya motivasi individu yang menimbulkan suatu tindakan penyalahgunaan zat, masih ada faktor lain yang mempunyai hubungan erat dengan kondisi penyalahgunaan zat yaitu faktor sosiokultural seperti di bawah ini; dan ini merupakan suasana hati menekan yang mendalam dalam diri remaja; antara lain: a. Perpecahan unit keluarga misalnya perceraian, keluarga yang berpindah-pindah, orang tua yang tidak ada/jarang di rumah dan sebagainya. b. Pengaruh media massa misalnya iklan mengenai obat-obatan dan zat. c. Perubahan teknologi yang cepat. Kaburnya nilai-nilai dan sistem agama serta mencairnya standar moral; (hal ini berarti perlu pembinaan Budi Pekerti - Akhlaq) d. Meningkatnya waktu menganggur. Ketidakseimbangan keadaan ekonomi misalnya kemiskinan, perbedaan ekonomi etno-rasial, kemewahan yang membosankan dan sebagainya. e. Menjadi manusia untuk orang lain. Adanya faktor-faktor sosial kultural seperti yang dikemukakan di atas akan mempengaruhi kehidupan manusia dan dapat menimbulkan motivasi tertentu untuk mamakai zat. Pengaruh ini akan terasa lebih jelas pada golongan usia remaja, karena ditinjau dari sudut perkembangan, remaja merupakan individu yang sangat peka terhadap berbagai pengaruh, baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya atau lingkungan. Sikap dan tingkah laku Tujuan dari suatu perkembangan remaja secara umum adalah merubah sikap dan tingkah lakunya, dari cara yang kekanak-kanakan menjadi cara yang lebih dewasa. Sikap kekanak- kanakan seperti mementingkan diri sendiri (egosentrik), selalu menggantungkan diri pada orang lain, menginginkan pemuasan segera, dan tidak mampu mengontrol perbuatannya, harus diubah menjadi mampu memperhatikan orang lain, berdiri sendiri, menyesuaikan keinginan dengan kenyataan yang ada dan mengontrol perbuatannya sehingga tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Untuk itu dibutuhkan perhatian dan bimbingan dari pihak orang tua. Orang tua harus mampu untuk memberi perhatian, memberikan kesempatan untuk remaja mencoba kemampuannya. Berikan penghargaan dan hindarkan kritik dan celaan. Emosional Untuk mendapatkan kebebasan emosional, remaja mencoba merenggangkan hubungan emosionalnya dengan orang tua; ia harus dilatih dan belajar untuk memilih dan menentukan keputusannya sendiri. Usaha ini biasanya disertai tingkah laku memberontak atau membangkang. Dalam hal ini diharapkan pengertian orang tua untuk tidak melakukan tindakan yang bersifat menindas, akan tetapi berusaha membimbingnya secara bertahap. Udahakan jangan menciptakan suasana lingkungan yang lain, yang kadang-kadang menjerumuskannya. Anak menjadi nakal, pemberontak dan malah mempergunakan narkotika (menyalahgunakan obat).
  • 9. Mental - intelektual Dalam perkembangannya mental - intelektual diharapkan remaja dapat menerima emosionalnya dengan memahami mengenai kelebihan dan kekurangan dirinya. Dengan begitu ia dapat membedakan antara cita-cita dan angan-angan dengan kenyataan sesungguhnya. Pada mulanya daya pikir remaja banyak dipengaruhi oleh fantasi, sejalan dengan meningkatnya kemampuan berpikir secara abstrak. Pikiran yang abstrak ini seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dan dapat menimbulkan kekecewaan dan keputusasaan. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan bantuan orang tua dalam menumbuhkan pemahaman diri tentang kemampuan yang dimilikinya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya tersebut. Jangan membebani remaja dengan berbagai macam harapan dan angan-angan yang kemungkinan sulit untuk dicapai. Sosial Untuk mencapai tujuan perkembangan, remaja harus belajar bergaul dengan semua orang, baik teman sebaya atau tidak sebaya, maupun yang sejenis atau berlainan jenis. Adanya hambatan dalam hal ini dapat menyebabkan ia memilih satu lingkungan pergaulan saja misalnya suatu kelompok tertentu dan ini dapat menjurus ke tindakan penyalahgunaan zat. Sebagaimana kita ketahui bahwa ciri khas remaja adalah adanya ikatan yang erat dengan kelompoknya. Hal ini menimbulkan ide, bagaimana caranya agar remaja memiliki sifat dan sikap serta rasa (Citra: disiplin dan loyalitas terhadap teman, orang tua dan cita-citanya. Selain itu juga kita sebagai orang tua dan guru, harus mampu menumbuhkan suatu Budi Pekerti/Akhlaq yang luhur dan mulia; suatu keberanian untuk berbuat yang mulia dan menolong orang lain dan menjadi teladan yang baik. Pembentukan identitas diri Akhir daripada suatu perkembangan remaja adalah pembentukan identitas diri. Pada saat ini segala norma dan nilai sebelumnya merupakan sesuatu yang datang dari luar dirinya dan harus dipatuhi agar tidak mendapat hukuman, berubah menjadi suatu bagian dari dirinya dan merupakan pegangan atau falsafah hidup yang menjadi pengendali bagi dirinya. Untuk mendapatkan nilai dan norma tersebut diperlukan tokoh identifikasi yang menurut penilaian remaja cukup di dalam kehidupannya. Orang tua memegang peranan penting dalam preoses identifikasi ini, karena mereka dapat membantu remajanya dengan menjelaskan secara lebih mendalam mengenai peranan agama dlam kehidupan dewasa, sehingga penyadaran ini memberikan arti yang baru pada keyakinan agama yang telah diperolehnya. Untuk dapat menjadi tokoh identifikasi, tokoh tersebut harus menjadi kebanggaan bagi remaja. Tokoh yang dibanggakan itu dapat saja berupa orang tua sendiri atau tokoh lain dalam masyarakat, baik yang masih ada maupun yang hanya berasal dari sejarah atau cerita.
  • 10. Sebagai ikhtisar dari apa yang dapat dilakukan orang tua dan guru dalam upaya pencegahan, dapat dikemukakan sebagai berikut: a. Memahami sikap dan tingkah laku remaja dan menghadapinya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. b. Memberikan perhatian yang cukup baik dalam segi material, emosional, intelektual, dan sosial. c. Memberikan kebebasan dan keteraturan serta secara bersamaan pengarahan terhadap sikap, perasaan dan pendapat remaja. d. Menciptakan suasana rumah tangga/keluarga yang harmonis, intim, dan penuh kehangatan bagi remaja. e. Memberikan penghargaan yang layak terhadap pendapat dan prestasi yang baik. f. Memberikan teladan yang baik kepada remaja tentang apa yang baik bagi remaja. g. Tidak mengharapkan remaja melakukan sesuatu yang ia tidak mampu atau orang tua tidak melaksanakannya (panutan dan keteladanan). http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Remaja%20dan%20Narkoba&&nomorurut_artik el=369 http://id.wikipedia.org/wiki/Narkoba