“It’s Okay Not To Be Okay” "Mental Health" adalah salah satu topik yang lagi sering dibicarakan. Namun, masih ada juga yang sering salah paham tentang hal ini. Kali ini, PSYCLUB 2020 - Universitas Kristen Maranatha - hadir untuk mengajak kita mengenal lebih dalam, apa sih sebenernya "mental health" itu? Dan boleh gak sih, kita diagnosa diri sendiri? 'SEMINAR NASIONAL It's & Okay Not to Be Okay PAIN REAL' Sesi I Self-diagnose oleh Dr. Juneman Abraham, Psikolog Sosial dan Associate Professor dari Universitas Bina Nusantara.
1. It's Okay not to be Okay: Sesi I
Self-diagnose
Dr. Juneman Abraham
http://juneman.blog.binusian.org
Seminar Online Nasional, Zoom, 7 November 2020
2. John Locke kepada Mrs. Clark
(The Correspondence of John Locke, 1976-1989)
you will often reflect upon what you say in your letter to Mr. Clarke [her
husband], that you find your health as the quicksilver in the weatherglass
rise and fall as your temper of mind is.
It is that which I know to be so, and do tell you but that half your cure
depends on the Doctor’s prescriptions, the other half is in your own mind.
Locke sendiri memiliki preokupasi terhadap kesehatannya
My health, which you are so kinde to in your wishes, is the only mistris I
have a long time courted, ….
Sumber: P.R. Anstey, Lockean Self-Diagnosis, in Testimonies: States of Mind and States of the Body in
the Early Modern Period
3. 3Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 06/11/2020)
http://87.106.201.35.bc.googleusercontent.com/komunitas/topic/cara-
berbicara-sering-meletup-letup-dan-seolah-ingin-mengungkapkan-semuanya
4. 4Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 06/11/2020)
Diagnosis Diri dan
Kesehatan
Pertama
Filosofi diri
Kedua
Pandangan
tentang dunia
Ketiga
Diagnosis diri
Keempat
Kultivasi diri
Kelima
Kultivasi kesehatan
(mental)
Self-diagnose
5. 5Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 06/11/2020)
World Mental Health Day Theme
Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 07/11/2020)
6. Triade penyusun Diagnosis Diri
Jiwa, Soul ~ Life after Death (Biblical)
Pengertian (Understanding)
Diri (Self / Person)
Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 07/11/2020)
7. Individuasi = Asumsi Diagnosis Diri
Diri adalah Inteligen = Reason + Reflection, Language
(Capable of Law, Happiness and Misery - Forensic
term)
Identitas = Kesinambungan Psikologis/Kesadaran
Ekstensi diri berlangsung dalam waktu (temporal)
dan tempat (spasial), seiring ekstensi memori
(Identitas diri bersifat sinkronik dan
diakronik)
Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 07/11/2020)
8. 8Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 06/11/2020)
Konsep Diagnosis Diri
Komponen
• Menyatukan, apropriasi tindakan masa
lalu (akuntabel), namun bukan hanya
Koleksi Ingatan Masa Lalu dan Kondisi
Kesadaran Masa Kini
• Evaluasi/Studi moral terhadap
tindakan masa lalu & kini,
Kemampuan & Defek
• Menjadi Diri = Menggunakan
Pengertian (Kewajiban Epistemik) ➔
Intellectual grasp Mempertimbangkan
Bukti + Probabilitas
Peran Conscience
• Opini/penilaian terhadap
Kebenaran atau Korupsi tindakan
kita sendiri
• Toleransi = Liberty of conscience
+ Absence of coercion (Istilah
Teologis)
• Perintang (diagnosis pura-
pura): Bergantung pada
reasoning orang/pihak lain;
Mengedepankan Passion
daripada Reason, tidak cover
both side, Visi yang terbatas.
Properti Diri
• Makhluk rasional yang ber-
badan.
• Memiliki (ownership!) hak
eksklusif atas kehidupan,
kesehatan, pekerjaan, dan
tindakan.
• Memiliki tanggungjawab moral
untuk menanggapi keadaan diri
kita hari ini dan esok.
• Guna mengembangkannya,
membutuhkan persahabatan.
9. 9Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 06/11/2020)
The physician has a tricky job to hear the fragmentary and visceral knowledge of pain, coax it
into clarity and interpret it into a patient history in order to make an accurate diagnosis
(Roos)
Misdiagnosis
Sistem Birokrasi dan Spesialisasi
Sifat penderitaan (pain) yang “merusak bahasa”
(Paradoks: perhatian yang besar terhadap badan, ada makna
preservasi-diri, BUKAN HANYA fakta sakit)
Unscientific mind (datasets dan mindsets
belum berjumpa)
to learn about the body requires clinical observation and recording, together with the
comparison of bodies, experiments on living animals and attention to pathological
changes (Boss)
Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 07/11/2020)
10. 10Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 06/11/2020)
Mesin pun sudah self-
diagnose; bagaimana dengan
kita?
Laboratorium identitas Eksperimentasi diri
Shared room bagi
yang berpandangan
tidak konvensional
Pemberdayaan
individu marjinal
Sebagian kelompok
membuka Identitas,
tidak menyamar lagi
Konstruksi identitas
Keanggotaan yang
bervariasi,
membentuk sub-
kelompok, sub-tipe
Berbeda dari teori
labeling: orang justru
ingin dilabel.
Pelabelan dirayakan
Glorifikasi labeling;
ada diskusi teknis
tentang sindrom
DSM di ruang-ruang
daring
Mempertahankan
“hak” untuk
diidentifikasi sebagai
“bipolar”, “autistik”,
“skizofrenik”
Kekuatan konstruksi identitas
kelompok bds kriteria diagnostik
Menjadi “industri
kecil”, dengan segala
aksesorisnya
“Kredensial” yang
meyakinkan dan
diakui sangatlah
perlu
Independen dari
profesi kesehatan
walau merujuk ke
DSM
Rentan namun
seduktif. Excited,
terbuka untuk
diserang, sekaligus
akuntabel.
Retorika “Cyberchondria”
Diagnosis formal Diagnosis informal Diagnosis tentang
orang lain
Well-informed? Me-
too? Peer support
ketimbang nasihat.
Tak selalu Anti-
psikologi/psikiatri.
Implikasi bagi layanan kesehatan
mental
Asumsi kepercayaan
terhadap peran
Internet
Mengerti praktik
kebudayaan
Bagaimana
empowering?
Diskursus proto-
profesional (Self-
diagnose sebagai
Protagonis)
Mempertimbangkan
unsur playfulness.
Waspadai fluktuasi
kategori DSM
Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 07/11/2020)
Apa artinya IR 4.0?
https://doi.org/10.1177/1049732310381388
11. Solusi
PiC “Person in Social Context” – TIDAK berfokus pada diagnosis nosologis dan diagnosis diferensial
Tingkatkan komunikabilitas makna ‘diagnosis’ bagi tubuh dan jiwa – dengan para partner
Ingat dan laksanakan keunggulan manusia sebagai makhluk yang adaptif
Singkirkan dahulu horizon sosioekonomis dan lingkungan (“Dapatkah”?) SEBELUM self-
diagnosing
Hal-hal apapun dapat terjadi dalam sejarah hidup kita, namun tidak semuanya perlu
kita integrasikan menjadi narasi/cerita identitas kita (Disownership!).
Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 07/11/2020)
12. 12Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 06/11/2020)
Simpulan
Self-diagnose merupakan sebuah kapabilitas manusia untuk mengenal
dirinya.
Boleh TIDAK OK, namun tetap meaningful dan resourceful.
Perlu ‘berkorespondensi’ dengan yang lain untuk ‘bertransendensi’
dari diagnosis diri. BUKAN berfokus pada Simtom.
Teknologi maupun orang lain merupakan “bidan”
untuk kita “melahirkan” self-diagnosis yang otentik
Seminar Nasional Self-Diagnose (J. Abraham, 07/11/2020)