SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 64
Descargar para leer sin conexión
ANALISIS TRAFIK PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI
SELULAR BERBASIS CDMA 2000 1X DI WILAYAH
SEMARANG KOTA

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun oleh :
Nama

: EKO BUDIYONO

NIM

: 5301401028

Prodi

: S-1 Pendidikan Teknik Elektro

Jurusan

: Teknik Elektro

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006

1
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul Analisis Traffic pada Sistem Telekomunikasi Selular
Berbasis CDMA20001X diwilayah Semarang Kota, telah dipertahankan
dihadapan sidang panitia ujian Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri
Semarang yang diselenggarakan pada :
Hari

: Senin

Tanggal : 31 Juli 2006
Ketua

Sekretaris

Drs. Djoko Adi Widodo, M.T
NIP. 131 570 064

Drs. R. Kartono, M.Pd
NIP. 131 474 229

Pembimbing I

Penguji I*

Ir. Ulfa Mediaty Arief,M.T.
NIP. 132205929

Ir. Ulfa Mediaty Arief,M.T.
NIP.132205929

Pembimbing II

Penguji II*

Dhidik Prastiyanto,S.T,M.T.
NIP. 132307268

Dhidik Prastiyanto,S.T,M.T.
NIP. 132307268
Penguji III*

Drs.Sugeng Purbawanto,M.T
NIP.130404315
Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto
NIP. 130 875 753

2
ABSTRAK
Eko Budiyono, 2006. Analisis Traffic pada Sistem Telekomunikasi Selular
Berbasis CDMA20001X diwilayah Semarang Kota. Skripsi S1. Program Studi
Pendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Sistem komunikasi selular adalah sistem komunikasi wireless dimana
subscriber bisa bergerak dalam suatu coverege jaringan yang luas, sehingga
subscriber yang melakukan komunikasi tidak mengalami drop call karena
didaerah blankspot. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan terhadap kepadatan arus
pembicaraan (Trafik) drop call.
CDMA (Code Devision Multiple Access).adalah teknologi akses multiuser
dimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dalam mengakses
kanal yang terdapat dalam sistem. Analisis arus pembicaraan (traffic) pada sistem
wireles dapat diketahui dengan menganalisa call attempt, call success, call
completion, drop call.. Dengan adanya tentang analisis tentang arus pembicaraan
tersebut akan memberi beberapa keuntungan seperti sinyal yang dihasilkan bagus,
kemungkinan terjadi drop call kecil, kecilnya interferensi antar BTS, sehingga
pelanyanan yang dihasilkan semakin memuaskan karena pelanggan telepon tanpa
kabel semakin banyak.
Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan asosiatif dari
analisis menggunakan SPSS for windows release 11.5 yang diperoleh dengan
persamaan regresi : Y = 239,751 – 14,308X1 – 5,339X2 + 0,01169X3.
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh pula koefisien determinasi
secara simultal (R2) sebesar 0,774, yang berarti bahwa faktor radius sell, daya
pancar dan jumlah panggilan memberikan kontribusi terhadap jumlah drop call
sebesar 77,4%, selebihnya 22,6% dari kejadian drop call dipengaruhi faktor lain
yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Sedangkan ditinjau dari pengaruh masingmasing variable bebas terhadap variable terikat diketahui bahwa besarnya
pengaruh radius sell terhadap drop call sebesar 19,25%, pengaruh daya pancar
terhadap kejadian drop call sebesar 4,37% dan pengaruh jumlah panggilan
terhadap kejadian drop call sebesar 53,79%.
Kesimpulannya adalah pada dasarnya unjuk kerja atau perfomansi sistem
selular baik berbasis sistem CDMA dan GSM (Global Sistem for Mobile
Communication) dapat diukur dengan melihat parameter-parameter ini harus
dilakukan pengujian secara periodik. Parameter ini antara lain: Call Answered
Ratio, Call Success Ratio, Call Completion Ratio, Drop Call. Tingkat drop call
yang besar diakibatkan karena masalah area cakupan. Bila (Base station
Transceiver System) BTS bekerja dengan daya maksimal, maka akan terjadi
overlap yang besar, sehingga diperlukan pengurangan radius cakupan untuk
masing-masing BTS.

3
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :
Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

(QS. Ar Ra’d : 11).

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yag telah
diusahakannya (An Najm : 39)

Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang
ditunjukan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan
kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga
nanti pada hari kiamat (riwayat Abu Hurairah radhiallahu anhu)

PERSEMBAHAN
Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena
kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan.
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :
Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku
Adik-adikku (Yuni dan Atik) yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku
Ulfa tercinta, terima kasih atas semuanya
Teman-teman PTE 2001
Ikhwan dan Akhwat di UNNES
Pihak Kandatel Semarang

4
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Tuhan pencipta alam
semesta pengatur hidup dan kehidupan manusia, yang menguasai alam raya
beserta isinya serta yang memberikan kasih sayangNya kepada setiap
makhlukNya. Sehingga dengan keridloanNya skripsi dengan judul “Analisis
Trafik pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA20001X di wilayah
Semarang Kota” dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk mencapai
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dapat
diselesaikan. Untuk itu ucapan terima kasih disampaikan kepada;
1

Prof. A.T Soegito, SH, MM, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang.

2

Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.

3

Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elekto
Universitas Negeri Semarang.

4

Ir. Ulfa Mediaty Arief, M.T, Dosen Pembimbing I

5

Dhidik Prastiyanto,S.T, M.T, Dosen Pembimbing II

6

Bapak Sutrino, Kepala Kandatel dan semua pihak-pihak Kandatel
Semarang yang telah memberikan ijin untuk penelitian di Telkom Flexi.

7

Keluarga besar penulis (Bpk Sulaiman, Ibu Subinik, kedua adik, pak lek
sekalian, Mbah sekalian, Almr (mbah Sadikin, mbah yulaikah, mbah
keno), Bpk mujiono sekalian) yang banyak membantu pembuatan media
pembelajaran ini dan yang banyak memberi semangat lebih.

5
8

Kekasih saya Ulfa Qomariyah S,Pd yang memberikan suport materi atau
yang mendukung terselesainya Skripsi ini.

9

Teman-teman (PTE 2001) yang telah memberikan sumbangsih pikiran,
semangat juga do’a, hingga ter selesianya Skripsi ini.

10 Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu
dan memberikan dorongan dalam penyelesaian skripsi.
Masukan berupa saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
dunia pendidikan pada khususnya.

Semarang,

Penulis

6

2006
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................

i

PENGESAHAN..............................................................................................

ii

ABSTRAK......................................................................................................

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................

iv

KATA PENGANTAR....................................................................................

v

DAFTAR ISI...................................................................................................

vii

DAFTAR GRAFIK......................................................................................

ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................

1

B. Identifikasi Masalah..............................................................................

3

C. Pembatasan Masalah.............................................................................

4

D. Rumusan Masalah.................................................................................

4

E. Tujuan Penelitian..................................................................................

5

F. Manfaat Penelitian................................................................................

5

G. Penegasan Istilah...................................................................................

5

BAB II LANDASAN TEORI
A. Latar Belakang .................................................................................

7

B. Sistem Code Division Multiple Access.............................................

13

C. Elemen Sistem Code Division Multiple Access ................................

15

D. Pengkodean Sistem Code Division Multiple Access .........................

18

E. Teknologi spektrum Tersebar Code Division Multiple Access..........

19

7
F. Gambaran Umum SCBS-408L .........................................................

22

G. Traffik..............................................................................................

27

H. Propagasi Loss .................................................................................

30

BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian.............................................................................

31

B. Metode Pengumpulan Data...............................................................

33

C. Kladifikasi Data ...............................................................................

34

D. Metode Analisis Data .......................................................................

35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Call Attempt .......................................................................

38

B. Analisis Call Success........................................................................

39

C. Analisis Call completion ..................................................................

39

D. Analisis Block call ...........................................................................

40

E. Analisis Drop Call............................................................................

41

F. Perhitungan Radius Sel.....................................................................

43

G. Menurunkan Daya Pancar.................................................................

46

H. Analisis faktor-faktor Drop Call .......................................................

48

I. Regresi .............................................................................................

53

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................

53

B. Saran ................................................................................................

54

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

8
DAFTAR LAMPIRAN

A. Informasi Site TELKOM Semarang .................................................

57

B. Analisis Regresi ...............................................................................

58

C. Persiapan Analisis Regresi ...............................................................

62

D. Data Drop Call Per Sector ................................................................

63

E. Data Occupancy ...............................................................................

67

F. Data Teknis Forword Budget............................................................

68

G. Data Teknis Reverse Budget.............................................................

69

9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Memasuki tahun 2002, perkembangan sistem komunikasi selular semakin

meningkat

dengan pesatnya. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga

adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi.
Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat
menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan
menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bayangkan saja, hanya dengan
sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo dan
radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip,
keadaan lalu lintas secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan
tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol di handphone. (Wawan
Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro ITB)
Hal ini akan disebabkan mobilitas manusia yang semakin tinggi sehingga
dibutuhkan sarana komunikasi yang cepat dan efisien. Dengan kemajuan jaman
seperti saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam diantaranya
yaitu dengan menggunakan gelombang bunyi yang memanfaatkan media udara,
gelombang bunyi memang dapat merambat hingga beberapa radius meter, namun
sangat dipengaruhi kuat dan arah kecepatan angin. Dengan menggunakan listrik
sebagai alat komunikasi dapat mengatasi kesulitan jarak atau cuaca.. Komunikasi
listrik menggunakan arus maupun tegangan listrik untuk membawa informasi

10
yang dikirim oleh pengirim ke penerima dengan menggunakan media kabel logam
yang dialiri listrik, bentuk komunikasi (komunikasi radio) listrik menggunakan
gelombang elektromagnetik yang dapat menggunakan kabel atau udara. Teknologi
CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM
karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode
tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio
yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio
dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel.
(Wawan Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro
ITB)
Alokasi frekuensi radio yang tersedia semakin lama akan semakin padat.
Kondisi demikian ini akan dapat menyebabkan permintaan hubungan komunikasi
yang sangat besar tidak bisa dilayani melalui jaringan yang berbasis lintas radio.
Untuk dapat melakukan komunikasi diberbagai daerah khususnya daerah
kota dan pinggiran kota dengan kepadatan 10-10000 pelanggan per-kilometer
persegi yang belum ada jaringan tembaganya dapat dilakukan dengan
mengguanakan jaringan akses radio yang dinamakan telepon tanpa kabel.
Teknologi multiple access yang baru yaitu Code Divion Multiple Access
(CDMA). Pada sistem TDMA pembagian kanal didasarkan pada satuan waktu.
Pada sistem FDMA (Frekuensi Division Multiple Access), pembagian alokasi
frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel
tersebut, sehingga saat pelanggan melakukan pembicaraaan memiliki frekuensi
sendiri (Laboraterium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro TTB,

11
Wawan Saprudin). Sedangkan sistem CDMA, kanal dibagi berdasar alokasi kodekode unik yang ditentukan untuk masing-masing pengguna. Pada teknologi ini
sinyal informasi akan disebar oleh sinyal penebar. Pada CDMA, sinyal informasi
pada transmitter decoding dan disebar dengan bandwidth 1,25 MHz (spead
spectrum), kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapatkan
sinyal informasi yang dibutuhkan.
Pada telepon wereless dengan system CDMA dapat diketahui trafik
pembicaraan dengan menganalisa semua parameter-parameter yang ada seperti
analisa call attempt, call success, call completion, block call, drop call. Dengan
analisis ini akan didapatkan berbagai peningkatan guna mengoptimalkan
jaringannya secara efisien apakah perlu adanya penambahan sirkit atau komponen
penunjang lainnya

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Drop call merupakan suatu parameter didasarkan pada ketidak pastian
jaringan mengalami putus hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal Mobile
Station oleh jaringan dalam waktu 100 detik selama periode panggilan untuk tiap
terminal Mobile Station.
Faktor penyebab Quality of Service diatas saling terkait satu dengan yang
lain. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan prosentase drop
call adalah daya cakupan sel. Dimana kenaikan prosentase drop call tersebut
dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu daya cakupan yang kurang optimal dan daya
cakupan yang maksimal. Apabila daya cakupan sel kurang optimal maka akan

12
terdapat daerah blank spot sehingga pada daerah-daerah tersebut akan terjadi
hilangnya sinyal (loss signal). Hal ini menjadikan suatu permasalahan tersendiri
yang perlu dikaji, sehingga peneliti bermaksud untuk mengkaji masalah-masalah
tersebut. Dengan dapat diketahuinya permasalahan yang terjadi, maka diharapkan
faktor kegagalan pada saat drop call dapat diketahui dan kegagalan yang terjadi
pada saat berkomunikasi dapat ditekan seminimal mungkin.

1.3 PEMBATASAN MASALAH
Masalah yang akan dibahas dalam hal ini ialah bagaimana cara mengatasi
trafik pembicaraan khususnya dalam mengatasi masalah drop call yang
diakibatkan oleh pengaruh radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan pada
telepon tanpa kabel yang berbasis CDMA dan hanya dibatasi di wilayah kota
Semarang.

1.4 RUMUSAN MASALAH
Dari pembatasan masalah tersebut diatas maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Seberapa besar penyebab coverage area terhadap drop call kegagalan
komunikasi pada jaringan CDMA.
2. Bagaimana cara untuk mengurangi overlap yang terjadi.

13
1.5 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan terhadap kepadatan arus
pembicaraan (Trafik) drop call sehinggga subscriber yang melakukan komunikasi
tidak mengalami kegagalan dalam berkomunikasi (drop call).

1.6 MANFAAT PENELITIAN
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan
ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan
bidang elektronika khususnya bidang sistem komunikasi selular.
2. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan pada sistem CDMA
3. Dapat mengetahui sector mana yang paling banyak diduduki atau banyak
digunakan subscriber di wilayah Semarang
4. Mengetahui estimasi drop call per-sector Semarang .

1.7 PENEGASAN ISTILAH
Untuk memberikan gambaran yang jelas serta agar tidak terjadi salah tafsir
dalam penelitian yang berjudul “Analisis Trafik pada Sistem Telekomunikasi
Selular Berbasis CDMA 2000 1X” ini, maka diperlukan penegasan istilah sebagai
berikut :

14
1. Analisis
Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 37) adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya)
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
Analisis yang dimaksudkan disini adalah penyelidikan terhadap Analisis Trafik
CDMA 2000 1X
2. CDMA (Code Division Multiple Access)
CDMA (Code Division Multiple Access) adalah teknologi akses jamak
dimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dengan mengakses
kanal yang terdapat dalam sistem. Pada CDMA, sinyal informasi pada transmitter
decoding dan disebar dengan bandwidth sebesar 1,25 MHz (Spreed spectrum),
kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapat sinyal
informasi yang dibutuhkan. Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel
menjadi lebih besar dibanding sistem GSM Karena pada sistem CDMA, setiap
panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan
banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadi gangguan
interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time
slot yang disediakan untuk tiap sel (Sumber: www.telkom.co.id, Sistiawan)

15
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Latar Belakang
Dunia mengenal dua kubu selular digital, yaitu GSM dan CDMA. Dari
populasinya, GSM lebih unggul dibanding CDMA karena ia digunakan lebih
awal, tahun 1990-an, dan menerapkan standard terbuka yang dapat dikembangkan
siapa saja. CDMAOne (IS-95) digunakan umum mulai tahun 1995 dan baru
meledak ketika versi lanjutannya dikembangkan,CDMA 2000-1X pada bulan
Oktober 2000.Kehadiran telepon selular berbasis teknologi CDMA memang
menimbulkan permasalahan pada sisi operator selular berbasis GSM. Bagaimana
tidak, ketika hampir seluruh operator GSM mulai mengaktifkan layanan GPRS
yang mengedepankan layanan always connected kejaringan dan kemampuan
mengirim data, suara dan gambar serta tentunya koneksi ke Internet, ternyata
justru kehadiran CDMA menjadi sebuah booming yang lebih heboh dan bahkan
sampai sekarang jumlah pelanggan semakin bertambah dengan cepat. Terutama
karena layanan ini menjanjikan tarif yang lebih murah.
Sejarah perkembangan teknologi jaringan wireless hingga saat ini dibagi
menjadi tiga generasi yang masing-masing disebut generasi-1 (1G), generasi-2
(2G), dan generasi-3 (3G). Generasi-1 dimulai pada akhir tahun 1970-an di
Amerika (di Eropa pada awal tahun 1980-an).

16
2.1 Grafik perkembangan jaringan wereless didunia
Advanced Mobile Phone Service (AMPS) pertama kali diperkenalkan di
New Jersey dan Chicago pada tahun 1978. AMPS merupakan sistem telepon
wireless analog yang untuk ukuran waktu itu cukup sukses di Amerika. AMPS
berhasil memberikan pelayanan telepon bergerak yang dapat menjangkau
sebagian besar daratan Amerika Serikat. Namun AMPS masih banyak memiliki
kelemahan, yaitu antara lain dalam hal mobilitas pengguna yang sangat terbatas
karena belum adanya kemampuan handover yang menyebabkan pembicaraan dari
pengguna akan segera terputus apabila dia berada di luar jangkauan area, efisiensi
yang sangat kecil karena keterbatasan kapasitas spektrum yang menyebabkan
hanya sedikit pengguna saja yang dapat berbicara dalam waktu bersamaan, dan
sistem ini tidak dapat dioptimasi lebih lanjut karena keterbatasan kemampuan
kompresi dan pengkodean data.
Selain dari hal-hal tersebut, sistem ini harus mempergunakan perangkat dan
peralatan yang berat dan tidak praktis serta masih sangat mahal untuk ukuran

17
waktu itu. Generasi-1 telepon wireless untuk kawasan Eropa ditandai dengan
diluncurkannya paling tidak sembilan standard sistem analog di awal tahun 1980an, seperti Nordic Mobile Telephony (NMT) di Skandinavia, Total Access
Communications System (TACS) di Inggris, C450 di Jerman, dll., dimana satu
sama lain tidak saling berinterkoneksi. Banyaknya standard jaringan yang muncul
menjadikan kemampuan jelajah dari masing-masing jaringan yang sangat terbatas
disamping efisiensi dari sistem sendiri yang masih sangat kecil.
Generasi-2 (2G) telepon wireless dipelopori dari kawasan Eropa yang
diawali pada kebutuhan bersama terhadap satu sistem jaringan baru yang dapat
menjadi standard jaringan yang berlaku dan dapat diterapkan di seluruh kawasan
Eropa. Dalam sistem baru juga harus terdapat kemampuan yang dapat
mengantisipasi mobilitas pengguna serta kemampuan melayani lebih banyak
pengguna untuk menampung penambahan jumlah pelanggan baru. Karena hal ini
tidak dapat dilakukan dengan mempertahankan sistem analog, maka kemudian
diputuskan untuk merombak sistem dan menggantinya dengan sistem digital.
Standard baru diperkenalkan dengan nama Global Standard for Mobile
Communications (GSM). GSM pada awalnya adalah kepanjangan dari Groupe
Speciale Mobile, sebuah badan gabungan dari para ahli yang melakukan studi
bersama untuk menciptakan standard GSM tersebut. Generasi-2 (2G) di Amerika
Serikat ditandai dengan diluncurkannya standard jaringan baru yang juga
bersistem digital yang diberi nama Digital AMPS (D-AMPS) (disebut juga TDMA
– Time Division Multiple Access). Sistem digital lainnya yang muncul di Amerika
adalah IS-95 atau CDMA-One, yang merupakan sistem digital yang berbasis

18
teknologi CDMA (CodeDivision Multiple Access) dan diperkenalkan oleh
Qualcomm pada pertengahan 1990-an.
Untuk negara-negara di benua Asia, pertama kali mereka mengadopsi sistem
telepon wireless digital dengan menerapkan teknologi jaringan GSM. Khusus di
negara Jepang, berkembang sistem Personal Digital Cellular (PDC) yang mereka
kembangkan sendiri dan hanya berlaku di negeri itu. Jepang sendiri hingga saat ini
telah mengembangkan sendiri sistem digital selularnya hingga meninggalkan
negara-negara di kawasan lainnya ditandai dengan kemajuan layanan dan terus
bertambahnya jumlah pelanggan di jaringan mereka, namun demikian sistem yang
mereka kembangkan tetaplah sistem yang eksklusif dan hanya berlaku di Jepang
saja. Diperkenalkannya sistem telepon wireless selular digital memberikan
beberapa kelebihan, yaitu antara lain suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih,
efisiensi spektrum/frekuensi yang menjadi meningkat, serta kemampuan optimasi
sistem yang ditunjukkan dengan kemampuan kompresi dan pengkodean data
digital. Handset yang diperlukan untuk sistem ini juga menjadi sangat simpel,
kecil, dan ringan, karena digunakannya chip digital untuk SIM (subscriber
identification module).
Teknologi chip digital juga memungkinkan penambahan fitur-fitur baru
sebagai layanan tambahan, seperti voice mail, call waiting, dan short message
service (SMS). SMS sendiri merupakan fitur GSM yang paling poluler hingga
saat ini. Hingga bulan September 2001, diketahui penggunaan SMS di dunia
mencapai 23 milyar kiriman pesan SMS per bulan (www.gsmworld.com). Hingga
pertengahan tahun 2002 terhitung jumlah pelanggan telepon wireless (telepon

19
selular) digital 2G terbanyak yang masih dikuasai oleh jaringan GSM (lihat grafik
2.2). Jumlah pelanggan GSM bertambah 10 juta tiap bulannya dan tersebar di
Eropa, Asia, Australia dan sebagian Amerika Utara. Pada tahun 2000 GSM mulai
mengembangkan pasar dan infrastruktur di Amerika Selatan.

Grafik2.2 jumlah pelanggan telepon selular
Teknologi wireless generasi-3 (3G) hingga saat ini dikembangkan oleh
suatu kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis
yang berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. Kesepakatan 3G
tertuang dalam International Mobile Telecommunications 2000 (IMT 2000) dan
antara lain memutuskan bahwa standard 3G akan bercabang menjadi tiga standard
sistem yang akan diberlakukan di dunia, yaitu Enhanced Datarates for GSM
Evolution (EDGE), Wideband-CDMA (WCDMA), dan CDMA2000. Teknologi
3G diperkenalkan pada awalnya adalah untuk tujuan sebagai berikut :
1. Menambah efisiensi dan kapasitas jaringan
2. Menambah kemampuan jelajah (roaming)

20
3. Mencapai kecepatan transfer data yang lebih tinggi
4. Peningkatan kualitas layanan (Quality of Service

QOS)

5. Mendukung kebutuhan internet bergerak (mobile internet)
Teknologi CDMA dipelopori oleh Qualcomm, menyajikan kapasitas suara
dan data yang sangat baik untuk jaringan telepon tetap maupun telepon selular.
Karena keunggulan tersebut, CDMA merupakan landasan dari pelayanan
teknologi 3G. CDMA bekerja dengan mengkonversi suara menjadi informasi
digital, yang ditransmisikan sebagai sinyal radio melalui jaringan wireless.
Dengan menggunakan kode yang unik untuk membedakan tiap-tiap panggilan
yang bebeda, CDMA memungkinkan lebih banyak pengguna untuk saling berbagi
gelombang udara pada waktu yang bersamaan, tanpa crosstalk atau interferensi.
CDMA diperkenalkan secara komersial pada tahun 1995, CDMA merupakan
salah satu teknologi wireless yang tumbuh dengan sangat cepat. Pada tahun 1999,
Internationa lTelecommunications Union (ITU) menetapkan CDMA sebagai basis
dari sistem wireless 3G. Saat ini pelanggan CDMA di dunia mencapai lebih dari
180 juta orang.
Teknologi CDMA adalah teknologi yang tercanggih. Produsen-produsen
peralatan telekomunikasi terkemuka telah memutuskan untuk menggunakan
teknologi CDMA sebagai teknologi generasi ke tiga (3G), yaitu teknologi tanpa
kabel yang mampu mengirimkan data pada kecepatan hingga 2 Mbps.. Dalam
jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan
dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan

21
infrastruktur dan harga pesawat telefon.Dengan 3G, komunikasi murah dan
berkualitas bukan impian belaka.

2.2

Sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
Sistem CDMA tidak meangalokasikan frekuensi ataupun waktu dalam slot

user, tetapi memberikan hak kepada semua user untuk menggunakan keduanya
secara simultan. Untuk melakukan hal ini, sistem CDMA menggunakan suatu
sistem komunikasi yang dikenal dengan nama Spread Spectrum. Setiap user
diberikan kode yang menyebar bandwidth sinyalnya dalam suatu cara sehingga
hanya kode yang sama saja yang dapat me-recover sinyal pada receiver. Metode
ini memiliki properti dimana sinyal yang tidak diinginkan dengan kode yang
berbeda yang ikut disebar, akan terlihat seperti noise di receiver. Keuntungan
CDMA untuk Personal Communication Service (PCS) adalah kemampuannya
untuk mengakomodasi banyak user pada waktu dan frekuensi yang sama. Ada dua
cara dalam memisahkan user dalam sistem CDMA.
Tujuan dari sistem komunikasi multiple access adalah :
1.

Meningkatkan kualitas pelayanan suara sehingga dapat mendekati kualitas
sistem wireline

2.

Meningkatkan coverage wilayah geografis dari sistem

3.

Mengusahakan biaya peralatan yang rendah

4.

Mengurangi jumlah penggunaan radio site yang tidak bergerak

CDMA mengubah penampilan dari komunikasi selular dengan cara :
1.

Meningkatkan kapasitas traffic telepon (Erlang)

22
2.

Memperbaiki kualitas suara dan mengeliminasi pengaruh dari multipath
ading

3.

Mengurangi terjadinya panggilan yang drop akibat kesalahan handoff

4.

Menyediakan mekanisme transport yang reliable untuk komunikasi data,
seperti faksimili dan traffic internet.

5.

Mengurangi jumlah site yang dibutuhkan untuk mendukung jumlah traffic
yang diberikan.

6.

Mempermudah pemilihan site.

7.

Mengurangi biaya operasi karena cell site yang dibutuhkan lebih sedikit.

8.

Mengurangi daya rata-rata sinyal yang dikirimkan.

9.

Mengurangi interferensi terhadap divais elektronika lainnya.

10.

Mengurangi resiko bagi kesehatan.

Sumber: (www.radar.ee.itb.ac/kuliah_wereless bab 2/ main.html)
Standar IS_95 menggunakan dua jenis operasi yaitu bias maju dan bias
mundur. Standar IS_95 menempatkan sinyal spektrum tersebar dengan lebar pita
1,25 Mhz dalam masing-masing arah. Pada sistem CDMA terdapat mekanisme
handoff dimana terminal membangun hubungan stasiun utama baru sebelum
memutuskan hubungan dengan stasiun utama. Saat panggilan terjadi dalam
kondisi soft handoff terminal menstranmisikan sinyal suara tekodekan kedua
stasiun utama secara serentak, kedua stasiun utama mengirimkan sinyal
demodulasinya kedalam saklar yang mengukur kualitas dua sinyal tersebut dan
mengirim salah satu dari dua sinyal tersebut (yang tebaik) ke decoder suara.
Proses sebaliknya terjadi dalam arah maju, saklar mengirim sinyal suara

23
terkodekan kedua stasiun utama dan proses demodulasi sinyal terjadi pada stasiun
utama.
Sistem selular CDMA merupakan sistem akses jamak yang berdasarkan
sistem pengkodean. Tiap pengguna memperoleh kode tertentu (unik) yang
digunakan untuk mengkodekan sinyal informasinya. Penerima mengetahui
deretan kode pengguna, menkodekan kembali sinyal yang diterimanya setelah
memperbaiki data asli. Lebar pita dari sinyal kode jauh lebih beras dari lebar pita
sinyal informasinya. Proses modulasi dengan menyebarkan spektrum dari sinyal
yang disebut modulasi spread spectrum

2.3

Elemen sistem CDMA (Code Division Multiple Access)

2.3.1 Diversitas
Pada sistem telepon selular analog adanya lintasan jamak menyebabkan
adanya fading. Pada sistem CDMA fading yang timbul berkurang karena
penerimaan yang tidak saling bergantung. Sinyal-sinyal yang berbeda lintasan
(Multipath) dapat diterima secara terpisah dengan rake receiver hal ini
menyebabkan berkurangnya efek dari Multipath fading. Meskipun demikian
Multipath fading ini tidak dapat benar-benar dihilangkan karena adanya Multipath
yang tidak dapat diproses oleh demodulator, Multipath seperti ini kadang-kadang
dapat muncul dan menghasilkan fading.
Diversitas adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas
yang sering digunakan yaitu Diversitas waktu, dapat dilakukan dengan jalan
interleaving dan koreksi kesalahan. Diversitas frekuensi dilakukan dengan

24
menyebar spectrum pada pita frekuensi yang jauh lebih besar. Diversitas ruang:
antena penerima lebih dari satu
2.3.2

Power Kontrol
Akibat mekanisme propagasi, sinyal yang diterima oleh base station dari

sebuah mobile station yang dekat dengan base station akan jauh lebih kuat dari
pada sinyal yang diterima dari mobile station lain yang terletak pada perbatasan
sel.
Karenanya mobile station yang jauh akan didominasi oleh mobile station
yang dekat dengan base station jika ini terjadi, kapasitas sistem akan turun dengan
signifikan. Untuk mencapai kapasitas yang optimum, semua sinyal tanpa
tergantung pada jaraknya ke base station, harus diterima base station dengan
mean daya yang sama. Solusi untuk masalah ini adalah dengan power kontrol,
yang berusaha agar mean daya yang diterima base station tetap konstan untuk tiap
mobile station. Maka dari itu kinerja mekanisme power control merupakan salah
satu faktor yang penting dalam perencanaan sistem selular CDMA.
2.3.3

Daya pancar rendah
Mengurangi Eb/No (perbandingan daya sinyal dengan interferensi) berarti

mengurangi daya pancar yang diperlukan untuk mengatasi derau dan interferensi.
Dengan pengurangan ini berarti stasiun penerima akan mengurangi daya keluaran
yang berarti mengurang biaya dan daya yang rendah bagi sistem CDMA
dibandingkan dengan sistem AMPS ataupun TDMA. Pengurangan daya juga
dapat meningkatkan jangkauan.

25
Daya pancar yang rendah ini disebabkan karena adanya pemanfaatan deteksi
aktivitas suara, dimana data informasi dipancarkan dengan laju yang tinggi hanya
pada saat ada pembicaraan sedangkan pada saat jedah laju data yang dipakai
rendah.
2.3.4

Kerahasian
Sinyal CDMA yang diacak menghasilkan sistem kerahasiaan yang tinggi dan

membuat sistem selular digital ini lebih bertahan terhadap cross-talk. Kanal suara
digital juga mempunyai sistem enkripsi tertentu. Meskipun sistem Code Division
multiple access (CDMA) sudah memiliki tingkat privacy yang tinggi, sistem ini
masih tetap mungkin untuk dikembangkan dengan menggunakan teknik
pengacakan (encryption) yang ada
2.3.5

Soft handoff
Sistem soft handoff pada sistem CDMA merupakan suatu kelebihan. Sistem

soft handoff adalah sebagai berikut: apabila suatu stasiun penerima melakukan
pembicaraan maka stasiun penerima tersebut akan terus memantau sel
disekitarnya dan membandingkan dengan sinyal dari sel tempatnya berada.
Apabila sel pada tempatnya berada melemah sedangkan sinyal pada sel menguat
maka proses handoff akan dimulai. Pada CDMA hubungan dengan sel lama tidak
diputuskan sampai mobile station benar-benar mantap dilayani oleh sel yang
baru. Sistem soft handoff memiliki keuntungan yaitu mengurangi jumlah
panggilan yang tiba-tiba putus yang terjadi karena handoff juga proses yang
begitu halus sehingga pelanggan tidak akan terganggu karena tidak merasa telah
pindah sel.

26
2.3.6 Soft Capacity
Pada sistem Code Division multiple access (CDMA), hubungan antara
jumlah pengguna dengan tingkat pelayanan (grade of service) tidak begitu tajam,
sebagai contoh , operator dari sistem dapat mengijinkan meningkatnya bit error
rate sampai batas toleransi tertentu, dengan demikian terjadi peningkatan jumlah
pelanggan yang dapat dilayani selama jam tersibuk. Kemampuan ini sangat
berguna khususnya untuk mencegah terjadinya pemutusan pembicaran pada
proses Handover karena kekurangan kanal. Pada sistem Code Division multiple
access (CDMA), panggilan tetap dapat dilayani dengan peningkatan bit error rate
yang masih dapat diterima sampai panggilan lain berakhir.

2.4

Pengkodean sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
Cara kerja CDMA dapat dimisalkan ketika dalam suatu ruangan terdapat

beberapa pasangan manusia yang mempunyai bahasa percakapan yang berbeda
satu sama lain, sedangkan udara pada ruangan tersebut dianggap sebagai frekuensi
pembawa dan bahasa percakapan tersebut sebagai sistem pengkodenya karena
percakapan tersebut berlangsung secara bersamaan, maka dalam bahasa tersebut
bahasa percakapan dari pasangan lain yang terdengar oleh kita dianggap noise.
Setiap ada pasangan baru dengan bahasa percakapan yang lain dapat bersamasama berkomunikasi dalam ruangan tersebut sampai suara pasangan yang lain
terdengar terlalu keras.
CDMA merupakan teknik modulasi dan metode akses yang bekerja
berdasarkan komunikasi spektrum tersebar, sistem ini mempunyai kapasitas kanal

27
jauh lebih besar dengan kualitas suara lebih baik dan dengan frekuensi yang sama
dapat digunakan kembali dalam tiap sel dan sektornya.
Teknologi CDMA memakai teknologi spektrum tersebar, dimana setiap
sinyal informasi disebar secara menyeluruh kedalam lebar pita frekuensi yang
sangat lebar hal ini menyebabkan sinyal informasi sulit untuk dideteksi atau
didefinisikan orang lain sehingga keamanan dari sinyal informasi terjamin tanpa
harus dilakukan pelacakan sinyal.

2.5

Teknologi Spektrum Tersebar CDMA (Code Division Multiple Access)
Dalam komunikasi radio sering terjadi penyadapan pembicaraan oleh

pesawat radio lain, tetapi dengan teknilogi spektrum tersebar penyadapan dapat
diatasi karena data yang dikirim pada spektrum tersebar tersebar panyadapan
dapat diatasi karena data yang dikirim pada spektrum tersebaradalah ata acak
yang dikenal dengan noise, jadi jika penerima tidak mengetahui kode yang
digunakan untuk mengacak data maka penerima hanya menerima sinyal noise
saja. Spektrum tersebar digunakan karena sinyal yang ditransmisikan memiliki
lebar pita yang lebih lebar dari lebar sinyal informasi.
Sistem spektrum tersebar dapat digunakan untuk akses jamak CDMA. Sistem
CDMA suatu akses jamak yang dapat dilakukan pada frekuensi dan waktu yang
sama dengan mengguanakan kode yang berbeda. Dengan menggunakan sebuah
kode yang unik sinyal informasi dipancarkan tersebar dibeberapa frekuensi secara
bersamaan, karena tersebar maka daya sinyal di tiap-tiap frekuensi tersebut
menjadi sangat kecil sehingga hampir tidak bisa dibedakan dengan noise. Sinyal

28
informasi seperti ini hanya bisa dideteksi oleh penerima yang memiliki kode
penyebar yang sama. Dengan demikian sinyal informasi ini tahan terhadap
bermacam gangguan.
Radio spektrum tersebar tanpa kabel memiliki kecepatan transmisi yang
beragam dari 2 Mbps- 11 Mbps jarak jangkauan antara 2 radio spektrum tersebar
ini bisa mencapai 64 Km. Selain menjadi komunikasi dari satu kesatu tempat juga
bisadigunakan secara satu kebanyak tempat, hal ini dilakukan dengan
mengguanakan satu antenna dengan daya yang lebih besar fungsi sebagai satasiun
utama.
a. Kreteria Sistem komunikasi sebagai sistem spektrum tersebar adalah:
1. Lebar pita yang ditransmisikan ditentukan oleh semua fungsi yang
tersebar dan sinyal ini harus dikenal oleh penerima
2. Lebar pita sinyal yang ditransmisikan harus jauh lebih besar dari sinyal
informasi
b. Ciri-ciri sistem spektrum tersebar yaitu:
1. Bersifat akses jamak yaitu pada pita frekuensi yang digunakan dapat
dipakai secara bersamaan oleh beberapa pemancar lain. Ciri ini harus
dipenuhi karena penggunaan lebar pita yang lebar sehingga tidak terjadi
pemborosan kanal frekuensi hal ini dapat digunakan pada CDMA dimana
masing-masing pemakai menetapkan suatu kode khusus. Masing-masing
pemakai tersebut juga harus memiliki satu kode yang khusus pula agar
pesan yang dikirim dapat dipisah-pisahkan satu sama lain pada sisi
terima.

29
2. Anti pembajakan yaitu sifat yang relative tahan terhadap pengaruh sinyal
lain mengingat padatnya kanal frekuensi komunikasi yang ada sehingga
kemungkinan terjadi pencampuran sinyal lain sangat besar. Salah satunya
pembajakan pulsa yang dapat mengacaukan keseluruhan informasi jika
pulsa tersebut lebih panjang dari satu bit pesan, akibatnya akan terjadi
kemungkinan kesalahan, salah satu cara untuk mengatasinya dengan
menggunakan kode pembetukan kesalahan.
3. Keserasian
Keserasian informasi dimana hanya penerima yang memiliki kode yang
sama dapat memahami pesan yang dikirim, sifat inimengingat perlunya
kerahasiaan informasi seperti pada bidang militer dan komersial yang
lainnya.
Menurut Peter Stavroulakis (2003: 136), selain mempunyai sifat – sifat
seperti hal tersebut, sistem Code Division Multiple access (CDMA) juga
mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, antara lain
Keunggulan Sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
1. Pembangkitan sinyal lebih mudah
2. Tidak ada sinkronisasi antar pengguna
3. Meningkatkan kualitas suara dan kapasitas sel
4. Tahan tedapat interferensi frekuensi lain
5. tidak dapat disadap sehingga keamanan berkomunikasi terjaga
6. Lebih tahan terhadap sinyal yang datang

30
Menurut Ramjee Prasad dan Marina Ruggieri (2003: 53), keuntungan utama
dari sistem Code Division Multiple access (CDMA) berasal dari kemampuan ratarata interferensinya. Kemampuan terbatas oleh power interferensinya. Jumlah
interferensi yang terjadi tidak relevan, seperti halnya pada power tiap-tiap user.
Interferensi adalah penjumlahan sejumlah besar sinyal bertentangan yang
memudar dengan bebas.
Kelemahan Sistem CDMA (Code Division Multiple Access)
1. Daya yang diterima oleh stasiun utama dari pengguna dekat lebih tinggi
dibandingkan dengan daya yang diterima dari pengguna yang lokasinya
jauh
2. Untuk penerimaan yang benar, kesalahan sinkronisasi dari urutan kode
yang dibangkitkan dan urutan kode yang diterima kecil.
3. Pengguna yang dekat dengan stasiun utama akan membangkitkan
interferensi yang besar bagi pengguna yang jauh dari stasiun utama
sehingga menyulitkan penerimaan sinyal.

2.6

Gambaran Umum SCBS-408L
SCBS-408L,

base

transceiver

station

(BTS)

dijaringan,

berfungsi

menghubungkan CDMA 2000 1X dengan mobile station (MS) dibawah kendali
base station control (BSC).
SCBS-408L menghubungkan mobile station melalui udara, dan mendukung
IS-2000 dengan cammon air interface (CAI). Dengan kata lain, SCBS408Lmenyediakan suatu layanan dengan standar IS-2000 .

31
SCBS-408L menggunakan teknologi ATM untuk berkomunikasi dengan
BSC. Protokol komunikasi ATM menambahkan addressed overhead bit pada
setiap pesan agar penggunaan link terbatas dapat secara efesien. Selain itu,
SCBS-408L menggunakan link E1/T1 dengan BSC, dengan demikian semua
sinyal kendali dan sinyal traffic diproses dengan stabil dan cepat, maka SCBS408L dapat menyediakan jaringan yang lebih dapat diandalkan
SCBS-408L dipasang di dalam ruangan, yang mengguanakan tipe omni
maupun sektor tergantung kondisi lokasi instalasi. Ketika menggunakan omni,
dapat menyediakan maksimum 7 FA pada rak dasar sendiri. Ketika menggunakan
tipe sektor, dapat meyediakan maksimum 7 FA setiap sektor jika rak perluasan
dipasang pada SCBS-408L.
2.6.1 Konfigurasi Jaringan
SCBS-408L dikendalikan ileh BSC via kabel dan terhubung dengan mobile
station via radio untuk melaksanakan fungsinya menghubungkan panggilan
CDMA2000 1X. Jaringan terdiri dari:
2.6.1.1 Mobile Switching Center (MSC)
MSC adalah sistem Switching

dijaringan.

Sistem ini berfungsi

mengadakan panggilan antara mobile station sendiri dengan yang lain dan
menyediakan jasa tambahan dalam hubungan dengan sistem yang lain.
2.6.1.2 Home Location Register (HLR)
HLR adalah suatu data base yang menyimpan dan mengatur informasi
langganan CDMA 2000 1X dan mempunyai stuktur

dan konfigurasi

toleransi kesalahan yang menyediakan proses database real time. HLR

32
melaksanakan fungsinya berinteraksi dengan MSC, pusat layanan pesan
singkat, pusat kendali jaringan , dan pusat pelanggan.
2.6.1.3 Data Core Network (DCN)
DCN adalah suatu jaringan terpisah yang diperlukan untuk menyediakan
pelanggan mobile dengan jasa paket data komunikasi seperti internet.
DCN terdiri dari PDSN (packet Data Serving Node),router pintu gerbang,
NMS (Network Management Sistem). PDSN menyediakan hubungan atara
BSC dan DCN.
2.6.1.4 Inter Working Function (IWF)
IWF adalah suatu sistem yang diperlukan untuk menyediakan pelanggan
mobile dengan rangkaian jasa komunikasi data seperti fax dan modem
serta mempunyai suatu modem khusus di dalamnya. Atas permintaan MS
atau PSTN untuk data rangkaian, IWF menyediakan jasa menyediakan
sumber utama modem.
2.6.1.5 Base station Manager (BSM)
BSM menyediakan fungsi operasi dan memelihara untuk BSC dan BTS,
BSM menyediakan suatu graphical User Interface (GUI) yang mudah
digunakan oleh operator untuk memeriksa status sistem dan membuat
perintah untuk menjalankan proses tertentu.
2.6.1.6 Base station Controller (BSC)
BSC menghubungkan data dan panggilan suara antar BTS dan MSC.
Untuk panggilan suara, berfungsi sebagai vecoder dan menyediakan

33
pemeliharaan dan operasi ke BSS (Base station System) di bawah kendali
BSM
2.6.1.7 Base station Transceiver System (BTS)
BTS menyediakan pelangganan mobile layanan komunikasi mobile
dengan bantuan mobile station via radio. Alat penghubung antara base
station dan mobile station mengikuti standar IS-2000
2.6.2 Fasilitas SCBS-408L
SCBS-408L mendukung berbagai tipe fasilitas jaringan berikut, mencakup
proses panggilan dasar :
2.6.2.1 Kapasitas Langganan Besar
SCBS-408L menggunakan suatu kartu saluran sangat terintegrasi untuk
mengakomodasi sampai 648 saluran (saluran suara) pada suatu rak dasar
tersendiri. Jika dua rak perluasan ditambahkan, kapasitas meningkat tiga
kali lipat. Sebagai tambahan, SCBS-408L dapat digunakan sebagai tipe
omni atau sektor dengan suber saluran yang sama yang dapat dipilih dan
digunakan untuk penyatuan saluran . Seperti halnya mendukung alokasi
saluran berbeda , SCBS-408L dapat secara efesien dikendalikan oleh
sumber.
2.6.2.2 Stuktur Modul Sistem
SCBS-408L terdiri dari modul perangkat keras. Oleh karena itu, relokasi
dapat dengan mudah diterapkan pada sistem yang terpasang dengan
pemasangan modul yang sesuai tanpa merubah kofigurasi sebelumnya.
Perangkat lunak yang bekerja dalam SCBS-408L’S processor mudah

34
diprogram ulang. Oleh karena itu, penambahan dan modifikasi fungsi
perangkat lunak dapat dilakukan dengan perubahan modul perangkat lunak
yang dapat diterapkan, maka perubahan sistem dan gangguan layanan
dapat diperkecil secara simultan.
2.6.2.3 Pengoprasian Sistem yang Mudah
Operator dapat mengendalikan SCBS-408L dengan mudah melalui BSM
dalam kantor. BSM diterapkan dengan graphic interface sedemikian rupa
sehingga operator dapat memonitor status sistem dengan mudah dan
mengambil tindakan sesuai.
2.6.2.4 Alat Pelengkap
SCBS-408L terdiri dari alat bantu untuk meningkatkan fungsi fungsi dasar
radio pada kebijaksanaan operator. Hpping Pilot Beacon mendukung interfrekuensi stabil handoff yang sulit. BTS Test Unit (BTU) memungkinkan
operator untuk menguji status dan kemampuan SCBS-408L menggunakan
berbagai metoda.
2.6.3 Konfigursi Sistem
SCBS-408L perangkat keras terdiri dari empat blok fungsional .
2.6.3.1 Blok kendali BTS
Blok kendali BTS beroperasi dan menjaga BTS. Ini juga menghubungkan
antara BTS dan BSC, dan menyediakan jalur komunikasi antara masingmasing processor BTS. Blok kendali BTS menhasilkan dan menyediakan
jam untuk BTS.

35
2.6.3.2 Blok Elemen Saluran
Blok elemen saluran memodulasi sinyal baseband, yang mana diterima
dari blok kendali BTS, ke dalam sinyal IF, dan memodulasi sinyal IF,
yang mana diterima dari blok transceiver,menjadi sinyal baseband dan
men-transcodes-nya ke sel ATM untuk transmisi kepada blok kendali BTS
2.6.3.3 Blok Tansceiver
Blok transceiver mengkonversi ke atas frekuensi sinyal IF yang diterima
dari saluran blok proses, dan mengkonversi kebawah frekuensi sinyal
CDMA20001X yang diterima dari blok RF untuk demodulasi ke dalam
sinyal IF.
2.6.3.4 Blok Frekuensi Radio
Untuk melaksanakan ini, blok RF menfilter bandwidth yang sesuai dari
sinyal yang diterima dari blok transceiver, dan menyatukan frekuensi
untuk dipancarkan antenna. Juga menfilter bandwidth yang sesuai dari
sinyal

yang

diterima

dari

antena,

memperkuat

sinyal,

dan

mendistribusikannya pada blok transceiver.

2.7 Traffic
Secara sederhana traffic dapat diartikan sebagai pemakaian. Pemakaian
yang diukur dengan waktu (berapa lama, kapan), yang tentunya dikaitkan dengan
apa yang dipakai dan dari mana, ke mana. Dalam sistem telepon,
permintaan/panggilan yang datang biasanya tak dapat ditentukan terlebih dahulu

36
tentang kapan dan berapa lama suatu pembicaraan telepon berlangsung atau
berapa lama suatu perlengkapan/saluran diduduki.
Nilai traffic dari suatu berkas saluran adalah banyaknya (lamanya) waktu
pendudukan yang diolah oleh berkas saluran tersebut. Mengenai traffic ini dikenal
volume tafik

: Jumlah waktu pendudukan

intensitas traffic

: Jumlah waktu pendudukan per satuan

waktu
Pada perencanaan suatu sistem selular kita perlu mengetahui besarnya
intensitas traffic yang dapat ditawarkan pelanggan. Intensitas traffic (E) dapat
dihitung sebagai berikut :
E = .th Erlang

(Danish Mathematician)

dimana :
= jumlah panggilan yang datang (panggilan/jam)
th= waktu pendudukan rata-rata (jam/panggilan)
1 Erlang = 1 kanal digunakan secara kuntinu

contoh: asumsikan terdapat 100 user yang mempunyai traffic penggunaan telepon
berikut:

sehingga total rafik 3.5 Erlang.

37
100 user menggunakan 3.5 Erlang = 35 mE per user

2.7.1 Karakteristik Traffic
1. Pada telepon selular jumlah traffic rata-rata setiap user adalah 25 – 35 mE.
Pengukuran traffic ini dilakukan pada jam sibuk.
2. Secara umum jam sibuk berlaku dari jam 10.00 sampai 12.00 dan 13.00
sampai 15.00. Dalam kontek ini jam tidak berarti 60 menit tetapi berarti
periode.
3. Kenaikan traffic tiap user lambat.
4. User lebih lama manggunakan telepon dalam keadaan diam dari pada
bergerak.
2.7.2 Mengapa kita perlu mengetahui traffic
1. Dengan mengetahui traffic puncak pada jam sibuk, kita dapat mengukur
dimensi sistem wirelees yang akan dibangun, terutama Grade of service
(GOS) sistem. Jika dimensi sistem tidak mendukung traffic maka user
akan mengalami bloking pada saat pemanggilan.
2. Grade of sevice (GOS) adalah probabilitas panggilan yang diblok selama
jam sibuk. Pada sistem wireless, target disain biasanya 2% (0.02) atau
kurang. Jika ingin bersaing dengan bisnis wireline (misalnya loe-tier PCS)
maka GOS yang ditawarkan harus 1% atau kurang.
3. Dari tabel traffic kita dapat menentukan jumlah kanal minimum yang
diperlukan untuk GOS yang telah ditentukan.
Sumber: (www.radar.ee.itb.ac/kuliah_wereless bab 2/ main.html)

38
2.8 Propagasi loss
Propagasi loss mencakup semua perlemahan yang diperkirakan akan dialami
sinyal ketika berjalan dari Base station ke Mobile Station. Adanya pemantulan
dari beberapa obyek dan pergerakan mobile station menyebabkan kuat sinyal yang
diterima oleh mobile station bervariasi dan sinyal yang diterima tersebut
mengalami path loss. Path loss akan membatasi kinerja dari system komunikasi
bergerak sehingga memprediksikan Path loss merupakan bagian yang penting
dalam perencanaan system komunikasi bergerak. Path loss yang terjadi pada
sinyal yang diterima dapat ditentukan melalui model propagasi tertentu . model
propagasi biasanya memprediksikan rata-rata kuat sinyal yang diterima oleh
mobile station.pada jarak tertentu dari base station ke mobile station. Disamping
itu model probagasi juga berguna untuk mempekirakan daerah cakupan sebuah
base station

sehingga ukuran sel dari base station dapat ditentukan. Model

propagasi juga dapat menentukan daya maksimum yang dapat dipancarkan untuk
menghasilkan kualitas pelayanan yang sama pada frekuensi yang berbeda.
Perkiraan rugi lintasan propagasi yang dilalui oleh gelombang yang terpancar
dapat dihitung.

39
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasi atau tingkat penjelasannya yaitu bagaimana
variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang akan diteliti
melalui data yang terkumpul, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri,
yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang
lain (Sugiyono, 1998 : 11).
Penelitian yang bersifat deskriptif ingin mencari jawaban dari pertanyaan
dalam permasalahan tentang proses terjadinya Drop call pada sistem Code
Division Multiple Access (CDMA) khususnya pada Telkom Flexi dan faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya Drop call.
1) Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian yang digunakan untuk menyusun skripsi ini
dilakukan di salah satu operator Code Division Multiple Access
(CDMA) di wilayah Semarang, yang dilakukan pada :
Tempat

: PT. TELKOM Flexi Semarang.

Waktu

: 4 – 9 Desember 2005.

2) Populasi dan Sampel
Hadi (1993) mendefenisikan populasi sebagai sebuah obyek benda
yang dapat berupa manusia, hewan, gejala maupun peristiwa yang

40
mempunyai karakteristik tertentu suatu penelitian. Sedangkan menurut
Arikunto (1998), populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.
Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah
keseluruhan obyek penelitian yang dapat berupa benda seperti,
manusia, hewan, dan gejala-gejala, peristiwa ataupun nilai tes.
Penelitian ini populasinya adalah semua Base Transceiver Station
(BTS) yang terdapat di wilayah Semarang kota. Sampel merupakan
bagian dari populasi yang akan mewakili populasi. Berdasarkan
jumlah dari populasi tersebut, kemudian diambil delapan belas Base
Transceiver Station (BTS) yang sebagai sampel. Teknik sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data Base
Transceiver Station (BTS) yang sedang mengalami drop call.
3) Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Arikunto, 1998). Variabel yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah :
a) Trafik drop call per-sector semarang.
b) Data statistic.
•

Data statistic parameter- Parameter Trafik,
o Call attempt.
o Call success.
o

Call completion.

o Drop call

41
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Keberhasilan pengumpulan data sangat
dipengaruhi meode pengumpulan data yang digunakan. Data yang terkumpul
akan digunakan sebagai bahan Analisisyang ditetapkan.
Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan metode :
1) Metode Pengamatan atau Observasi
Metode observasi menurut Sutrisno Hadi (1986) adalah suatu proses
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses
biologis dan psikologis. Disini penulis langsung mengadakan observasi
atau penelitian pada salah satu operator CDMA yaitu PT. TELKOM
FLEXI Semarang. Dalam observasi ini peneliti memperoleh data
tentang unjuk kerja dari drop call yang dapat dilihat dari segi :
• Nilai Radius sel, Call attempt, Jumlah panggilan. Membandingkan
pengaruh dari Radius sel, Call attempt, Jumlah panggilan masuk
yang terjadi pada daerah cakupan semarang
2) Interview atau Wawancara
Menurut Sugiyono (2004 : 130) metode interview/wawancara yaitu
suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengatakan secara
langsung kepada informan atau responden dengan mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri self report, atau setidak-tidaknya pada
pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.

42
Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan pegawai
PT. TELKOM FLEXI Semarang, sehingga lebih leluasa menanyakan
sesuatu yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
3) Studi Pustaka
Pengertian studi pustaka menurut Sutrisno Hadi (1989:65) yaitu
informasi diperoleh dengan jalan membaca, mencatat secara sistematis
fenomena-fenomena yang dibaca dari sumber tertentu. Penulis
melengkapi dengan membaca dan mempelajari buku-buku serta
referensi yang relevan dengan masalah yang dibahas.

3.3 Klasifikasi Data
1) Menurut Sumbernya :
•

Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 1995:55).
Data ini diperoleh dari wawancara, observasi atau penelitian.

•

Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diselenggarakan sendiri
pengumpulnya oleh peneliti (Marzuki, 1995:56). Data ini diperoleh
dari bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2) Menurut Jenisnya :
•

Data Kualitatif

43
Yaitu data yang bukan berbentuk bilangan atau angka tetapi dalam
bentuk keterangan atau informasi (Marzuki, 1995:55), jadi data
tersebut tidak dapat diukur secara langsung, data ini diperoleh
dengan cara pengamatan, interview dengan pimpinan maupun
pihak-pihak yang berwenang.
•

Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan
(Marzuki, 1995:55). Data ini adalah data yang diperoleh dari
lapangan.

3.4 Metode Analisis Data
Analisis data dalam suatu penelitian sangat penting, karena dengan analisis
data yang nantinya dapat diambil kesimpulan (Sutrisno Hadi, 1995:466).
Menganalisis data, sebenarnya yang diutamakan adalah mengorganisasi data,
namun dalam penelitian ini yang tepenting adalah mengintepretasikan data.
Berdasarkan pengolahan data yang telah melalui data fisik maupun non fisik akan
dilakukan intepretasi sehingga mampu merangkai data-data yang terkumpul
secara keseluruhan.
Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan, perihal dan rumusan-rumusan yang diperoleh dalam penelitian. Proses
analisis data dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap, yang pertama dilakukan
dengan membaca data-data, tabel-tabel atau angka-angka yang diperoeh dari
laporan mingguan drop call per sector. Yang kedua, menganalisis seberapa besar

44
pengaruh jumlah panggilan (call_attempt) terhadap tingkat Drop Call. Pengaruh
ini dianalisis diketahui dengan menggunakan analisis Regresi.
Regresi merupakan salah satu analisis yang cukup penting yang berkaitan
dengan masalah permodelan matematik dari suatu pasangan data pengamatan.
Selain hal tersebut hubungan antar pasangan variable tersebut dapat menunjukkan
hubungan dari dua atau lebih variable tersebut. Secara umum, dalam analisis
regresi menggunakan kuadrat terkecil (least square method) untuk mencari
kecocokan garis regresi dengan data sample yang diamati.
Metode analisis yang digunakan adalah Menggunakan analisis komparatif
dan asosiatif
Untuk mengetahui lebih jelas tentang diagram alir penelitian dapat dilihat
pada gambar 3.1.

45
Mulai

Data traffic drop call
per-sector area operasi
surabaya

Analisis data call
attempt

Analisis data call
completion rate

Call completion
call completion

Analisis block
call

Occupancy = daerah erlang
terpakai / erlang tersedia

Analisis Drop
call

grafik hasil
Perhitungan
radius sel

grafik hasil
Perhitungan daya
pancar

grafik Jumlah
panggilan

Hubungan radius sel,
daya pancar dan jumlah
panggilan dalam grafik

Selesai

Gambar.3.1 Diagram alir penelitian.

46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan
penganalisaan data, karena data-data yang telah diperoleh sebagian besar telah
diolah maka dalam menganalisa data tersebut hanya melakukan perbandingan
dengan mengacu pada batasan-batasan yang telah ditentukan PT.Telkom.
4.1 Analisis Call Attempt
Call attempt atau total Call menunjukan banyaknya panggilan yang datang
dalam per-jam. Kedatangan panggilan ini dalam sistem selular memiliki Pattern
Random trafik. Di Telkom Flexi sentral dengan BHCA (Busy Hour Call Attempt)
sekitar 50.000 call maka maksimum call yang dilayani/diproses oleh sentral
tersebut dalam waktu yang bersamaan 50.000 call. Dari grafik 4.1 dari kedua BTS
bawah ini dalam rentang waktu antara jam 12.00-11.00AM menunjukan bahwa
call attempt yang paling banyak yaitu di BTS johar sampai mencapai 6649 call.
Grafik 4.1 Grafik call attempt jam12.00AM-11.00PM
12:00PM
10:00AM

Jam

8:00AM
6:00AM
4:00AM
2:00AM

Simpang lim a
Johar

12:00AM
0

1000

2000

3000

4000

Jumlah Call

47

5000

6000

7000
4.2 Analisis Call Success
Definisi Call success adalah panggilan yang telah berhasil masuk sampai
dengan nada panggil (Ring Back Tone). Dari data yang ada nilai Call success ratarata adalah cukup bagus yaitu 96%.

4.3 Analisa Call completion
Call completion adalah jumlah panggilan yang telah terhubung atau
tersambung. Dari data yang diperoleh nilai Call completion dari tiap-tiap BTS
adalah sudah baik yaitu 98%. Analisa Call completion rate dapat diperoleh dari
perhitungan rumus :
Call completion =

jmlpanggilancompletion
X 100%
jmlpanggilansuccess

Misal : BTS - Simpang lima
Call completion rate =

623636
X 100% = 97,96%
636754

(1)

Dari rumus diatas dapat diperoleh hasil seperti pada grafik dibawah ini:
Grafik. 4.2 Grafik call completion rate

18

BTS

14
9
call caompletion
6
3
0
93,5

94

94,5

95

95,5
96
call rate (%)

48

96,5

97

97,5

98

98,5
Dari grafik 4.2 yang muncul diatas maka masih diperoleh beberapa BTS yang
memiliki prosentase Call completion yang rendah terdapat di BTS Gunungpati
yaitu 98,38%. Hal ini diakibatkan beberapa hal yaitu: lemahnya kuat sinyal yang
diterima oleh MS nilai

Ec
atau level daya minimum dimana MS masih bisa
Io

melakukan panggilan dan komunikasi.

4.4 Analisis block call
Block call dapat diartikan sebagai panggilan yang tidak terhubung atau
terputus karena tidak adanya free channel untuk menerima panggilan masuk
Analisis ini dilakukan untuk mencari apakah blok Call terjadi karena tidak
tersedianya saluran pada BTS (Occupancy). Persetanse Occupancy dapat dihitung
dengan rumus :
% occupancy =

DETerpakai
X 100%
DETersedia

(2)

Grafik. 4.3 Grafik occupancy blok call

18
occupancy

BTS

14
9
6
3
0
0

10

20

30

40
call (%)

49

50

60

70

80
Dari grafik 4.3 dapat dilihat masalah ketersediaan kanal dapat
diakomodasi semua, hal ini bisa dilihat dari tabel dengan % Occupancy sangat
bagus karena daerah yang dipakai tidak melebihi daerah yang telah disediakan.

4.5 Analisis Drop Call
Parameter ini didasarkan pada ketidak pastian jaringan mengalami putus
hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal MS oleh jaringan dalam waktu 100
detik selama periode panggilan untuk tiap terminal MS.
Faktor penyebab Quality of Service diatas saling terkait satu dengan yang
lain. Umtuk itu dalam menganalisis sistem CDMA tidak dapat dipisahkan antara
yang satu dengan yang lainnya. Ada suatu hubungan antara area cakupan,
kapasitas sistem dan kualitas suara dimana saling mempengaruhi sehingga ketika
salah satu perfomansi dinaikan maka dua yang lainnya akan menurun
Dari sisi trafik nilai besarnya drop call sudah ditentukan yaitu kurang dari 2
%. Dari data yang didapat dihitung dengan menggunakan rumus :
% drop call =

jmlpanggilangagal
X 100%
jmlpanggilananswer

50

(3)
18

BTS

14
9
6
3
0
0

0,5

1

1,5

2

2,5

Jumlah (%)

Grafik. 4.4 hasil analisa Drop call Rate (%)
Dari perhitungan melalui persamaan (3) dapat dilihat ada beberapa BTS yang
memiliki prosentase drop call yang cukup tinggi lebih dari 2% yaitu pada BTS
simpang Lima dan BTS Grand Candi, Tinggi drop call tersebut diakibatkan oleh
beberapa faktor. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan
prosentase drop call adalah daya cakupan sel. Dimana kenaikan prosentase drop
call tersebut dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu daya cakupan yang kurang
optimal dan daya cakupan yang maksimal. Apabila daya cakupan sel kurang
optimal maka akan terdapat daerah blank spot sehingga pada daerah-daerah
tersebut akan terjadi hilangnya sinyal (loss signal) sehingga akses pembicaraan
terputus dan akan terjadi drop call sehingga perlu penambahan daya pancar.

4.6 Analisis Coverage Area
Dengan melihat tingginya tingkat kenaikan drop call yang diakibatkan karena
faktor kualitas sinyal, maka perlu dilakukan analisa untuk meningkatkan

51
perfomansi dari jaringan tersebut dengan melakukan optimasi BTS yaitu
perbaikan luas cakupan area.
Luas cakupan area yang didapat ditangani oleh Base Station, dapat diatur
dengan menaikan atau menurunkan daya pancar. Tetapi pada analisa coverage
area ini akan menghitung besarnya radius sel daya yang diterima oleh MS pada
radius yang didapatkan dari perhitungan . Besarnya radius sel sangat bergantung
dari besarnya path loss. Nilai redaman maksimum arah reverse bertujuan untuk
menentukan jarak maksimum MS terdapat Base Station yang sedang
menanganinya dimana komunikasinya berjalan dengan baik. Sedangkan arah
forward untuk mengetahui seberapa jauh Base Station mampu melanyani MS
serta menentukan kualitas layanan
Radius sel maksimum yang diperoleh perangkat menggunakan pendekatan
model Okomura Hatta. Dengan mengguanakan parameter-parameter yang
terdapat pada lampiran untuk menentukan coverage dari masing-masing BTS.
Parameter tambahan yang diperlukan adalah :
Frekuensi kerja : 826,11 MHz
Tinggi antenna MS :105m

4.7 Perhitungan Radius Sel
Didalam menghitung radius sel perlu diketahui area dimana BTS itu berada.
Di are semarang terdapat 3 daerah BTS yaitu daerah urban, sub urban, dan rural.
Perhitungan radius sel dilakukan per BTS dimana di area semarang terdapat 18

52
BTS. Ketiga daerah tersebut mempunyai persamaan yang berbeda yaitu sebagai
berikut:

Daerah Urban :
 L − C1 − C 2 log( f ) + 13,82 log(hb ) + a (hm ) 
R KM = log −1  M

44,9 − 6,55 log(hb )



(4)

Daerah Sub Urban:
 L − C1 − C 2 log( f ) + 13,82 log(hb ) + a (hm ) − C m − K 
R KM = log −1  M

44,9 − 6,55 log( hb )


2

f 

Dengan Cm = 0, K = − 2 log  − 5, 4
 28 

(5)

Daerah Rural:
 L − C1 − C 2 log( f ) + 13,82 log(hb ) + a (hm ) − C m − K 
R KM = log −1  M

44,9 − 6,55 log( hb )



Dengan Cm = 0 K= -4,78 [log( f ) ] + 18,33 log( f ) − 35,94
2

Dimana :
a(hm ) = [1,1log( f ) − 0,7 hm − 1,56 log( f ) − 0,8
] [

]

= [1,1 log(826,11) − 0,7 1,5 − 1,56 log(826,11) − 0,8]
]
[
= 0,013
2

K Suburban

f 

 826,11
= −2 log  − 2 log
− 54 = −9,72
28 
28 




K Rural = −4,78[log( f ) ] + 18,33 log( f ) − 35,94
2

= − 4,78[log(826,11) ] 18,33 log(826,11) − 35,94
+
2

53

(6)
= -23,14

Tabel Perhitungan Radius Sel

BTS

Marfologi

Hb (Tinggi Antena)

RKM

24-Simpang lima

urban

48 m

24-Johar

urban

40 m

24-Majapahit

sub urban

40 m

24-Gombel

sub urban

40 m

24-Tugu

sub urban

35 m

24-Genuk

sub urban

34 m

24-Grand candi

sub urban

37 m

24-Banyumanik

sub urban

64 m

rural

35 m

24-Sampangan

sub urban

36 m

24-Gunung Pati

rural

60 m

24-Sindang Mulyo

rural

50 m

24-Mijen

rural

70 m

24-Kalipancur

sub urban

45 m

24-Madukoro

sub urban

50 m

24-Pudak Payung

sub urban

48 m

24-Tlogosari

sub urban

50 m

24-Unnes

sub urban

50 m

2,18 Km
2,06 Km
3,43 Km
3,43 Km
3,29 Km
3,26 Km
3,35 Km
3,98 Km
6,66 Km
3,32 Km
7,9 Km
7,46 Km
8,29 Km
3,56 Km
3,68 Km
3,63 Km
3,68 Km
3,68 Km

24-Tambakaji

Setelah mendapatkan radius dari masing-masing BTS yang ada pada area
semarang, ternyata terdapat overlap yang sangat besar dan hampir semua terdapat
site tetangga. Hal ini dikarenakan BTS memancarkan dayanya secara maksimal.
Maka pada studi kasus ini akan berusaha untuk memperbaiki jaringan agar tidak
menjadi overlap yang tidak terlalu besar, karena dengan overlap dapat
menyebabkan meningkatnya tingkat interferensi. Overlap dapat diperkecil dengan
menurunkan daya pancar pada Base Station

54
4.8 Menurunkan Daya Pancar
Menurunkan daya pancar adalah cara yang biasa dilakukan karena paling
mudah. Hal ini pertama yang harus ditentukan adalah menentukanradius sel yang
baru yang diinginkan tetapi melalui asumsi yang nyata yaitu melihat jarak antara
BTS terdekat. Dengan menentukan daya jarak pancar yang baru (RKM) dapat
ditentukan redaman maksimal (persamaan 6) sehingga daya pancar yang baru
dapat diketahui sehingga interferensi antar BTS yang dapat mengakibatkan drop
call dapat dikurangi.
Redaman Maksimal
LH = C1 + C 2 log( f ) − 13,82 log hb − a (hm )
+ [44,9 − 6,55 log( hm ) log( RKM ) + C + K
]

(7)

Dimana :
a(hm ) = [1,1 log( f ) − 0,7 hm − 1,56 log( f ) − 0,8
] [

]

= [1,1 log(826,11) − 0,7 1,5 − 1,56 log((826,11)) − 0,8]
]
[
= 0,013
2

K Suburban

f 

 826,11
= −2 log  − 2 log
− 54 = −9,72
28 
28 




K Rural = −4,78[log( f ) ] + 18,33 log( f ) − 35,94
2

= − 4,78[log(826,11) ] 18,33 log(826,11) − 35,94
+
2

= -23,14

55
Daya Pancar
LH = EIRP − RSL + G R − LR + G softHO − L penetration

(8)

EIRP = P + GT − LT parameter lihat spec antenna
Tabel Perhitungan Daya pancar
Sebelum
Marfologi
LH
RKM
PT

BTS
24-Simpang lima

urban

137.4

24-Johar

urban

137.4

24-Majapahit

sub urban

137.4

24-Gombel

sub urban

137.4

24-Tugu

sub urban

137.4

24-Genuk

sub urban

137.4

24-Grand candi

sub urban

137.4

24-Banyumanik

sub urban

137.4

24-Tambakaji

rural

137.4

24-Sampangan

sub urban

137.4

24-Gunung Pati

rural

137.4

24-Sindang Mulyo

rural

137.4

24-Mijen

rural

137.4

24-Kalipancur

sub urban

137.4

24-Madukoro

sub urban

137.4

24-Pudak Payung

sub urban

137.4

24-Tlogosari

sub urban

137.4

24-Unnes

sub urban

137.4

Dalam teknologi komunikasi

LH

Sesudah
RKM baru

PT

2,18 Km
33.4 137.4 2,18 Km
33.4
2,06 Km
33.4 137.4 2,06 Km
33.4
3,43 Km
33.4 137.4 3,43 Km
33.4
3,43 Km
33.4 135.5 3,43 Km
31.5
3,29 Km
33.4 137.4 3,29 Km
33.4
3,26 Km
33.4 137.4 3,26 Km
33.4
3,35 Km
33.4 134
3,35 Km
30
3,98 Km
33.4 137.4 3,98 Km
33.4
6,66 Km
33.4 132.7 6,66 Km
28.7
3,32 Km
33.4 137.4 3,32 Km
33.4
7,9 Km
33.4 135.9
7,9 Km
31.9
7,46 Km
33.4 129.7 7,46 Km
25.7
8,29 Km
33.4 133.9 8,29 Km
29.9
3,56 Km
33.4 137.4 3,56 Km
33.4
3,68 Km
33.4 137.4 3,68 Km
33.4
3,63 Km
33.4 137.4 3,63 Km
33.4
3,68 Km
33.4 137.4 3,68 Km
33.4
3,68 Km
33.4 134.7 3,68 Km
30.7
selular permasalahan coverage area sangat

diperhatikan hal ini dikarenakan jarak antara satu BTS dengan BTS lain tidak
terlalu jauh sehingga hal ini dapat mengakibatkan adanya area overlap dalam
penerimaan

sinyal

yang

dapat

mengakibatkan

interferensi

yang

dapat

mengakibatkan dropcall.
Dari data teknis prangkat BTS dapat diketahui bahwa hampir semua
pemakai daya menggunakan daya maksimal, yang mungkin dengan tujuan
coverage area yang dicakup bisa semakin luas tetapi pada kenyataanya masalah

56
interferensi menjadi masalah utama . Oleh karena itu dapat dianalisa dengan cara
menentukan jarak pancar BTS baru sehingga pemakaian daya untuk masingmasing BTS mencapai daya yang didial dimana dapat meminimalkan interferensi
yang terjadi .

4.9 Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Drop Call
Dalam rangka menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi drop call,
maka digunakan rumus statistik regresi bergada tiga preditor. Dalam hal ini untuk
keperluan analisis regresi bergada digunakan perhitungan komputasi SPSS for
windows release 11.5. berdasarkan hasil analisis tersebut diporoleh persamaan
regresi : Y = 239,751 – 14,308X1 – 5,339X2 + 0,01169X3.
Model regresi ini diuji kebermaknaannya menggunakan uji t, diperoleh
thitung untuk variabel radius sell sebesar -1,711 > -ttabel (-3,34) dengan p value
sebesar 0,109 > 0,05, yang berarti tidak ada pengaruh radius sell terhadap drop
call. Nilai thitung untuk daya pancar sebesar -0,837 > -ttabel (-3,34) dengan p value
sebesar 0,417 > 0,05, yang berarti tidak ada pengaruh daya pancar terhadap drop
call, sedangkan thitung untuk jumlah panggilan sebesar 4,627 > t tabel (3,34) dengan
p value sebesar 0,000 < 0,05, yang berarti secara signifikan ada pengaruh jumlah
panggilan terhadap drop call.
Koefisien regresi X1 yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa
arah hubungan antara radius sell dengan drop call berbentuk negatif, yang artinya
setiap terjadi kenaikan 1 satuan radius sell, maka akan diikuti menurunnya drop
call sebesar 4,308 dengan asumsi bahwa daya pancar dan jumlah panggilan tetap.

57
Koefisien regresi X2 yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa arah
hubungan antara daya pancar dengan drop call bersifat negatif, yang artinya
terjadi kenaikan 1 satuan daya pancar, maka akan diikuti menurunnya drop call
sebesar 4,339 dengan asumsi bahwa radius sell dan jumlah panggilan tetap.
Sedangkan harga koefisien regresi X3 yang bertanda positif tersebut menunjukkan
bahwa arah hubungan antara jumlah panggilan dengan drop call berbentuk
positif, yang artinya setiap terjadi kenaikan 1 satuan jumlah panggilan, akan
diikuti kenaikan drop call sebesar 0,01169 dengan asumsi bahwa radius sell dan
daya pancar tetap.
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh pula koefisien determinasi
secara simultal (R2) sebesar 0,774, yang berarti bahwa faktor radius sell, daya
pancar dan jumlah panggilan memberikan kontribusi terhadap jumlah drop call
sebesar 77,4%, selebihnya 22,6% dari kejadian drop call dipengaruhi faktor lain
yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Sedangkan ditinjau dari pengaruh masingmasing variable bebas terhadap variable terikat diketahui bahwa besarnya
pengaruh radius sell terhadap drop call sebesar 19,25%, pengaruh daya pancar
terhadap kejadian drop kall sebesar 4,37% dan pengaruh jumlah panggilan
terhadap kejadian drop call sebesar 53,79%.
Berdasarkan hasil tersebut maka dalam rangka mengurangi kejadian drop call
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan radius sell dari jaringan sebab
factor ini mampu menurunkan kejadian panggilan sebesar 19,25%. Selain itu
upaya lain yang dapat dilakukkan dalam rangka mengurangi kejadian drop call
adalah dengan mengurangi beban panggilan dengan menambah jumlah STO

58
yang sebanding dengan jumlah pelanggan yang dilayani sebab beban panggilan
yang melebihi kapasitas jaringan ini akan mengakibatkan kegagalan panggilan
sebesar 53,79%.

300

Drop call

250

y = 1552.5x-2.605
R2 = 0.67

200
150
100
50
0
0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Radius Sel (Km)

Grafik 4.5 pengaruh radius sel terhadap drop call
Dari data yang telah dihitung untuk pengaruh radius sel terhadap drop call lihat
grafik 4.5 dapat disimpulkan semakin besar radius sel yang dipancarkan maka
akan berpengaruh besar pula terhadap drop call. Bertambahnya mobile station
yang baru atau mobile etation aktif akan menikatkan interferensi internal yang
terjadi pada sel tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penurunan radius sel
yang cukup tinggi, yang proposional terhadap kerapatan pelanggan. Semakin jauh
mobile station dari base station maka daya yang diperlukan atau daya yang
dipancarkan semakin semakin besar, hal ini untuk mengimbangi besarnya path
loss yang terjadi. Untuk mobile station yang tidak mendapatkan sambungan ke
base station maka daya sama dengan nol atau mobile station mengalami putus
komunikasi Apabila terdapat beberapa sel yang bersebelahan mengalami kenaikan

59
trafik yang menyebabkan menciutnya sel maka daerah perbatasan sel-sel tersebut
akan menjadi daerah yang tak tercakup (Gatot Susanto,2003:154-156).

300
250

Drop call

0.2604x

y = 0.0105e
2
R = 0.2056

200
150
100
50
0
25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

Daya Pancar (dBm)

Grafik 4.6 pengaruh daya pancar terhadap drop call
Besarnya daya pancar maksimum dari MS tergantung pada kelas mobile
station yang digunakan. Sedangkan pada BS (base station) daya pancar
maksimum tergantung dari perencanaan yang dilakukan. Besarnya daya pancar.
Besarnya daya pancar BS ini tergantung dari jumlah kanal yang digunakan dalam
sebuah sel dan faktor ketinggian antenna. Dari grafik 4.6 kita dapat simpulkan
bahwa drop call semakin besar, dipengaruhi oleh semakin besarnya daya pancar
yang dipancarkan.(Gatot Susanto,2003:213)

60
300
250

Drop call

200
150
100

y = -2E-10x 3 + 5E-06x 2 - 0.008x + 2.5185
R2 = 0.8649

50
0
0

5000

10000

15000

20000

-50

Jumlah Panggilan

Grafik 4.7 pengaruh jumlah panggilan terhadap drop call
Dilihat dari grafik 4.7 dapat diartikan bahwa semakin banyak jumlah panggilan
yang masuk dalam waktu yang sama maka akan mengakibatkan meningkatnya
drop call. Dimana pengaruh jumlah pangggilan sangat signifikan terhadap drop
call, jika dilihat melalui perhitungan menggunakan SPSS (X3) kurang dari 0.5
dimana dikatakan signifikan yaitu kurang dari 0.5

61
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari analisa dan perhitungan Arus pembicaraan pada SCBA_408L, maka
dapat disimpulkan bahwa:
5.1.1 Pada dasarnya unjuk kerja atau perfomansi sistem selular baik berbasis
sistem CDMA maupun GSM dapat diukur dengan melihat parameter
Quality of service (QoS) jaringan dan parameter-parameter ini harus
dilakukan pengujian serta analisis secara periodik. Parameter ini antara
lain:
a. Call Answered Ratio
b. Call Success Ratio
c. Call Completion Ratio
d. Drop Call
5.1.2 Faktor buruknya perfomansi suatu jaringan sistem selular saling terkait satu
dengan yang lainnya. Untuk itu dalam menganalisis CDMA tidak bisa
dipisahkan satu dengan yang lainnya.
5.1.3 Permasalahan yang timbul dalam sistem ini bermacam-macam mulai dari
kapasitas sistem, kualitas suara dan area cakupan.
5.1.4

Dalam analisis ini tingkat drop call tinggi hal ini diakibatkan karena
masalah area cakupan. Bila BTS bekerja dengan daya maksimal, maka

62
akan terjadi overlap yang besar antara sitenya sehingga diperlukan adanya
pengurangan radius cakupan untuk masing-masing BTS
5.1.5 Pengurangan radius sel cakupan ini dilakukan dengan melakukan
penurunan daya pancar untuk masing-masing sector.
5.1.6 Perbaikan luas cakupan area yang dapat ditangani oleh Base Station, dapat
diatur dengan menaikan atau menurunkan daya pancar.

5.2 Saran
5.2.1 Dari analisis yang diperoleh, maka masih diperlukan adanya pengaturan
pemantauan daya pancar untuk tiap-tiap BTS. Khususnya di wilayah area
Semarang
5.2.2 Untuk mengetahui kinerja suatu jaringan maka diperlukan pengamatan
secara berkala dan periodik sehingga bila terjadi permasalahn dapat segera
diatasi

63
DAFTAR PUSTAKA
Amitava Mukherjee, Samprakash Bandyopadhayay, Debashis Saha. 2003.
Location Management and Routing in Mobile Wireless Networks
Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Burns, Paul. 2003. softwere Defined Radio For 3G.
HOUSE, INC

Norwood: ARTECH

Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka
Janevski, Toni, 2003. Traffic Analysis and Design of Wireless IP Networks.
Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Korhonen, Jura. 2003. Introduction to 3G Mobile Communication Second
Edition, Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Ramjee Prasad dan Maina Ruggieri, 2003. Technology Trends in Wireless
Communication. Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Riaz Ismailzadeh dan Masao Nakogawa. 2003. TDD-CDMA for Wireless
Communication. Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Santoso, Gatot.2004 Sistem Selular CDMA. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono.2004. Metode Penelitian Bisnis Bandung: CV Alfabeta
Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Sesuatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Stavroulakis, Peter.2003. Interference Analysis and Reduction for Wireless
Systems. Norwood: ARTECH HOUSE, INC
Wahana Komputer & ANDI offset. 2002. 10 Model Penelitian dan Pengolahan
Dengan APSS 10.5. Yogyakarta: ANDI OFFSET

64

Más contenido relacionado

Similar a 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

Teknik telekomunikasi jilid 3
Teknik telekomunikasi jilid 3Teknik telekomunikasi jilid 3
Teknik telekomunikasi jilid 3EKO SUPRIYADI
 
UTS_PROPOSAL_PENELITIAN_TUGAS_AKHIR_MPTI_HENDRO_GUNAWAN_200401072103_IT-701.pdf
UTS_PROPOSAL_PENELITIAN_TUGAS_AKHIR_MPTI_HENDRO_GUNAWAN_200401072103_IT-701.pdfUTS_PROPOSAL_PENELITIAN_TUGAS_AKHIR_MPTI_HENDRO_GUNAWAN_200401072103_IT-701.pdf
UTS_PROPOSAL_PENELITIAN_TUGAS_AKHIR_MPTI_HENDRO_GUNAWAN_200401072103_IT-701.pdfHendroGunawan8
 
Sistem jaringan berbasis mikrotik os
Sistem jaringan berbasis mikrotik osSistem jaringan berbasis mikrotik os
Sistem jaringan berbasis mikrotik osAbdus Syakur Rosidi
 
Skripsi - Sistem informasi akademik berbasis client server Jamaliah
Skripsi - Sistem informasi akademik berbasis client server   JamaliahSkripsi - Sistem informasi akademik berbasis client server   Jamaliah
Skripsi - Sistem informasi akademik berbasis client server JamaliahGerry Pati
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3Eko Supriyadi
 
Yuyun, Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High Scho...
Yuyun, Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High Scho...Yuyun, Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High Scho...
Yuyun, Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High Scho...Yuyun Wabula
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKREko Supriyadi
 
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_104 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1Setyo Alfarezi
 
REZKY FIRMANSYAH-FSTJNDENJDJNWENJCNJWJNNCJ
REZKY FIRMANSYAH-FSTJNDENJDJNWENJCNJWJNNCJREZKY FIRMANSYAH-FSTJNDENJDJNWENJCNJWJNNCJ
REZKY FIRMANSYAH-FSTJNDENJDJNWENJCNJWJNNCJYusriSimang3
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKREko Supriyadi
 
Tilang Elektronik untuk Ketertiban Lalu Lintas
Tilang Elektronik untuk Ketertiban Lalu LintasTilang Elektronik untuk Ketertiban Lalu Lintas
Tilang Elektronik untuk Ketertiban Lalu Lintas06fifi
 
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...Agung Fitrahadi
 
Squid free bsd-unmuh-skripsi
Squid free bsd-unmuh-skripsiSquid free bsd-unmuh-skripsi
Squid free bsd-unmuh-skripsiArfan Semangat
 
Skripsi tanpa bab pembahasan
Skripsi tanpa bab pembahasanSkripsi tanpa bab pembahasan
Skripsi tanpa bab pembahasanBarryLabdul1
 
5302411032-S.pdf
5302411032-S.pdf5302411032-S.pdf
5302411032-S.pdfapalahu3
 
Tb sampah bahan org haha
Tb sampah bahan org hahaTb sampah bahan org haha
Tb sampah bahan org hahasheldafadh
 

Similar a 28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota (20)

Teknik telekomunikasi jilid 3
Teknik telekomunikasi jilid 3Teknik telekomunikasi jilid 3
Teknik telekomunikasi jilid 3
 
UTS_PROPOSAL_PENELITIAN_TUGAS_AKHIR_MPTI_HENDRO_GUNAWAN_200401072103_IT-701.pdf
UTS_PROPOSAL_PENELITIAN_TUGAS_AKHIR_MPTI_HENDRO_GUNAWAN_200401072103_IT-701.pdfUTS_PROPOSAL_PENELITIAN_TUGAS_AKHIR_MPTI_HENDRO_GUNAWAN_200401072103_IT-701.pdf
UTS_PROPOSAL_PENELITIAN_TUGAS_AKHIR_MPTI_HENDRO_GUNAWAN_200401072103_IT-701.pdf
 
Sistem jaringan berbasis mikrotik os
Sistem jaringan berbasis mikrotik osSistem jaringan berbasis mikrotik os
Sistem jaringan berbasis mikrotik os
 
Skripsi - Sistem informasi akademik berbasis client server Jamaliah
Skripsi - Sistem informasi akademik berbasis client server   JamaliahSkripsi - Sistem informasi akademik berbasis client server   Jamaliah
Skripsi - Sistem informasi akademik berbasis client server Jamaliah
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 3
 
Yuyun, Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High Scho...
Yuyun, Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High Scho...Yuyun, Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High Scho...
Yuyun, Neural Network Algorithm for Determining a Majors for Senior High Scho...
 
Lidia putri fst
Lidia putri fstLidia putri fst
Lidia putri fst
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 1 - TKR
 
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_104 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
04 alat ukur_dan_teknik_pengukuran_jilid_1
 
REZKY FIRMANSYAH-FSTJNDENJDJNWENJCNJWJNNCJ
REZKY FIRMANSYAH-FSTJNDENJDJNWENJCNJWJNNCJREZKY FIRMANSYAH-FSTJNDENJDJNWENJCNJWJNNCJ
REZKY FIRMANSYAH-FSTJNDENJDJNWENJCNJWJNNCJ
 
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKRAlat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
Alat ukur dan teknik pengukuran jilid 2 - TKR
 
Modul
ModulModul
Modul
 
Tilang Elektronik untuk Ketertiban Lalu Lintas
Tilang Elektronik untuk Ketertiban Lalu LintasTilang Elektronik untuk Ketertiban Lalu Lintas
Tilang Elektronik untuk Ketertiban Lalu Lintas
 
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
123dok analisis keandalan_sistem_jaringan_distribusi_udara_20kv_aplikasi_di_g...
 
Squid free bsd-unmuh-skripsi
Squid free bsd-unmuh-skripsiSquid free bsd-unmuh-skripsi
Squid free bsd-unmuh-skripsi
 
05550048
0555004805550048
05550048
 
Skripsi tanpa bab pembahasan
Skripsi tanpa bab pembahasanSkripsi tanpa bab pembahasan
Skripsi tanpa bab pembahasan
 
Knalpot Racing - Laporan Penelitian Konflik Sosial.docx
Knalpot Racing - Laporan Penelitian Konflik Sosial.docxKnalpot Racing - Laporan Penelitian Konflik Sosial.docx
Knalpot Racing - Laporan Penelitian Konflik Sosial.docx
 
5302411032-S.pdf
5302411032-S.pdf5302411032-S.pdf
5302411032-S.pdf
 
Tb sampah bahan org haha
Tb sampah bahan org hahaTb sampah bahan org haha
Tb sampah bahan org haha
 

Más de Maulana Kharis

Praktikum programmable-logic-control-plc
Praktikum programmable-logic-control-plcPraktikum programmable-logic-control-plc
Praktikum programmable-logic-control-plcMaulana Kharis
 
Sys cat i181e-en-07+sysmac studio
Sys cat i181e-en-07+sysmac studioSys cat i181e-en-07+sysmac studio
Sys cat i181e-en-07+sysmac studioMaulana Kharis
 
Modul praktikum instruksi lanjut
Modul praktikum instruksi lanjutModul praktikum instruksi lanjut
Modul praktikum instruksi lanjutMaulana Kharis
 
Arsitektur jaringan-ims
Arsitektur jaringan-imsArsitektur jaringan-ims
Arsitektur jaringan-imsMaulana Kharis
 
Proposal penelitian baru
Proposal penelitian baruProposal penelitian baru
Proposal penelitian baruMaulana Kharis
 

Más de Maulana Kharis (8)

Praktikum programmable-logic-control-plc
Praktikum programmable-logic-control-plcPraktikum programmable-logic-control-plc
Praktikum programmable-logic-control-plc
 
Sys cat i181e-en-07+sysmac studio
Sys cat i181e-en-07+sysmac studioSys cat i181e-en-07+sysmac studio
Sys cat i181e-en-07+sysmac studio
 
Modul praktikum instruksi lanjut
Modul praktikum instruksi lanjutModul praktikum instruksi lanjut
Modul praktikum instruksi lanjut
 
Arsitektur jaringan-ims
Arsitektur jaringan-imsArsitektur jaringan-ims
Arsitektur jaringan-ims
 
51 cdma-overview
51 cdma-overview51 cdma-overview
51 cdma-overview
 
Overview lte
Overview lteOverview lte
Overview lte
 
Simbol
SimbolSimbol
Simbol
 
Proposal penelitian baru
Proposal penelitian baruProposal penelitian baru
Proposal penelitian baru
 

Último

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfcicovendra
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxshafiraramadhani9
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 

Último (20)

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdfMA Kelas XII  Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptxMateri Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
Materi Lingkaran kelas 6 terlengkap.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 

28127320 analisis-trafik-pada-sistem-telekomunikasi-selular-berbasis-cdma-2000-1x-di-wilayah-semarang-kota

  • 1. ANALISIS TRAFIK PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR BERBASIS CDMA 2000 1X DI WILAYAH SEMARANG KOTA SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh : Nama : EKO BUDIYONO NIM : 5301401028 Prodi : S-1 Pendidikan Teknik Elektro Jurusan : Teknik Elektro FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006 1
  • 2. PENGESAHAN Skripsi dengan judul Analisis Traffic pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA20001X diwilayah Semarang Kota, telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang yang diselenggarakan pada : Hari : Senin Tanggal : 31 Juli 2006 Ketua Sekretaris Drs. Djoko Adi Widodo, M.T NIP. 131 570 064 Drs. R. Kartono, M.Pd NIP. 131 474 229 Pembimbing I Penguji I* Ir. Ulfa Mediaty Arief,M.T. NIP. 132205929 Ir. Ulfa Mediaty Arief,M.T. NIP.132205929 Pembimbing II Penguji II* Dhidik Prastiyanto,S.T,M.T. NIP. 132307268 Dhidik Prastiyanto,S.T,M.T. NIP. 132307268 Penguji III* Drs.Sugeng Purbawanto,M.T NIP.130404315 Dekan Fakultas Teknik Prof. Dr. Soesanto NIP. 130 875 753 2
  • 3. ABSTRAK Eko Budiyono, 2006. Analisis Traffic pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA20001X diwilayah Semarang Kota. Skripsi S1. Program Studi Pendidikan Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang. Sistem komunikasi selular adalah sistem komunikasi wireless dimana subscriber bisa bergerak dalam suatu coverege jaringan yang luas, sehingga subscriber yang melakukan komunikasi tidak mengalami drop call karena didaerah blankspot. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan terhadap kepadatan arus pembicaraan (Trafik) drop call. CDMA (Code Devision Multiple Access).adalah teknologi akses multiuser dimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dalam mengakses kanal yang terdapat dalam sistem. Analisis arus pembicaraan (traffic) pada sistem wireles dapat diketahui dengan menganalisa call attempt, call success, call completion, drop call.. Dengan adanya tentang analisis tentang arus pembicaraan tersebut akan memberi beberapa keuntungan seperti sinyal yang dihasilkan bagus, kemungkinan terjadi drop call kecil, kecilnya interferensi antar BTS, sehingga pelanyanan yang dihasilkan semakin memuaskan karena pelanggan telepon tanpa kabel semakin banyak. Metode analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan asosiatif dari analisis menggunakan SPSS for windows release 11.5 yang diperoleh dengan persamaan regresi : Y = 239,751 – 14,308X1 – 5,339X2 + 0,01169X3. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh pula koefisien determinasi secara simultal (R2) sebesar 0,774, yang berarti bahwa faktor radius sell, daya pancar dan jumlah panggilan memberikan kontribusi terhadap jumlah drop call sebesar 77,4%, selebihnya 22,6% dari kejadian drop call dipengaruhi faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Sedangkan ditinjau dari pengaruh masingmasing variable bebas terhadap variable terikat diketahui bahwa besarnya pengaruh radius sell terhadap drop call sebesar 19,25%, pengaruh daya pancar terhadap kejadian drop call sebesar 4,37% dan pengaruh jumlah panggilan terhadap kejadian drop call sebesar 53,79%. Kesimpulannya adalah pada dasarnya unjuk kerja atau perfomansi sistem selular baik berbasis sistem CDMA dan GSM (Global Sistem for Mobile Communication) dapat diukur dengan melihat parameter-parameter ini harus dilakukan pengujian secara periodik. Parameter ini antara lain: Call Answered Ratio, Call Success Ratio, Call Completion Ratio, Drop Call. Tingkat drop call yang besar diakibatkan karena masalah area cakupan. Bila (Base station Transceiver System) BTS bekerja dengan daya maksimal, maka akan terjadi overlap yang besar, sehingga diperlukan pengurangan radius cakupan untuk masing-masing BTS. 3
  • 4. MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO : Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar Ra’d : 11). Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yag telah diusahakannya (An Najm : 39) Barangsiapa yang mempelajari ilmu pengetahuan yang seharusnya yang ditunjukan untuk mencari ridho Allah bahkan hanya untuk mendapatkan kedudukan/kekayaan duniawi maka ia tidak akan mendapatkan baunya surga nanti pada hari kiamat (riwayat Abu Hurairah radhiallahu anhu) PERSEMBAHAN Skripsi ini adalah bagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami mohon pertolongan. Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada : Bapak dan Ibuku yang selalu memberikan motivasi dalam hidupku Adik-adikku (Yuni dan Atik) yang selalu memberikan inspirasi dalam hidupku Ulfa tercinta, terima kasih atas semuanya Teman-teman PTE 2001 Ikhwan dan Akhwat di UNNES Pihak Kandatel Semarang 4
  • 5. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Ta’ala, Tuhan pencipta alam semesta pengatur hidup dan kehidupan manusia, yang menguasai alam raya beserta isinya serta yang memberikan kasih sayangNya kepada setiap makhlukNya. Sehingga dengan keridloanNya skripsi dengan judul “Analisis Trafik pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA20001X di wilayah Semarang Kota” dalam rangka menyelesaikan studi Strata Satu untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang dapat diselesaikan. Untuk itu ucapan terima kasih disampaikan kepada; 1 Prof. A.T Soegito, SH, MM, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang. 2 Prof. Dr. Soesanto, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang. 3 Drs. Djoko Adi Widodo, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elekto Universitas Negeri Semarang. 4 Ir. Ulfa Mediaty Arief, M.T, Dosen Pembimbing I 5 Dhidik Prastiyanto,S.T, M.T, Dosen Pembimbing II 6 Bapak Sutrino, Kepala Kandatel dan semua pihak-pihak Kandatel Semarang yang telah memberikan ijin untuk penelitian di Telkom Flexi. 7 Keluarga besar penulis (Bpk Sulaiman, Ibu Subinik, kedua adik, pak lek sekalian, Mbah sekalian, Almr (mbah Sadikin, mbah yulaikah, mbah keno), Bpk mujiono sekalian) yang banyak membantu pembuatan media pembelajaran ini dan yang banyak memberi semangat lebih. 5
  • 6. 8 Kekasih saya Ulfa Qomariyah S,Pd yang memberikan suport materi atau yang mendukung terselesainya Skripsi ini. 9 Teman-teman (PTE 2001) yang telah memberikan sumbangsih pikiran, semangat juga do’a, hingga ter selesianya Skripsi ini. 10 Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam penyelesaian skripsi. Masukan berupa saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan dunia pendidikan pada khususnya. Semarang, Penulis 6 2006
  • 7. DAFTAR ISI JUDUL............................................................................................................ i PENGESAHAN.............................................................................................. ii ABSTRAK...................................................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................. iv KATA PENGANTAR.................................................................................... v DAFTAR ISI................................................................................................... vii DAFTAR GRAFIK...................................................................................... ix DAFTAR TABEL ....................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah.............................................................................. 3 C. Pembatasan Masalah............................................................................. 4 D. Rumusan Masalah................................................................................. 4 E. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian................................................................................ 5 G. Penegasan Istilah................................................................................... 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Latar Belakang ................................................................................. 7 B. Sistem Code Division Multiple Access............................................. 13 C. Elemen Sistem Code Division Multiple Access ................................ 15 D. Pengkodean Sistem Code Division Multiple Access ......................... 18 E. Teknologi spektrum Tersebar Code Division Multiple Access.......... 19 7
  • 8. F. Gambaran Umum SCBS-408L ......................................................... 22 G. Traffik.............................................................................................. 27 H. Propagasi Loss ................................................................................. 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian............................................................................. 31 B. Metode Pengumpulan Data............................................................... 33 C. Kladifikasi Data ............................................................................... 34 D. Metode Analisis Data ....................................................................... 35 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Call Attempt ....................................................................... 38 B. Analisis Call Success........................................................................ 39 C. Analisis Call completion .................................................................. 39 D. Analisis Block call ........................................................................... 40 E. Analisis Drop Call............................................................................ 41 F. Perhitungan Radius Sel..................................................................... 43 G. Menurunkan Daya Pancar................................................................. 46 H. Analisis faktor-faktor Drop Call ....................................................... 48 I. Regresi ............................................................................................. 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 53 B. Saran ................................................................................................ 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 8
  • 9. DAFTAR LAMPIRAN A. Informasi Site TELKOM Semarang ................................................. 57 B. Analisis Regresi ............................................................................... 58 C. Persiapan Analisis Regresi ............................................................... 62 D. Data Drop Call Per Sector ................................................................ 63 E. Data Occupancy ............................................................................... 67 F. Data Teknis Forword Budget............................................................ 68 G. Data Teknis Reverse Budget............................................................. 69 9
  • 10. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Memasuki tahun 2002, perkembangan sistem komunikasi selular semakin meningkat dengan pesatnya. Kelebihan utama yang dimiliki generasi ketiga adalah kemampuan transfer data yang cepat atau memiliki bit rate yang tinggi. Tingginya bit rate yang dimiliki menyebabkan banyak operator CDMA dapat menyediakan berbagai aplikasi multimedia yang lebih baik dan bervariasi, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan. Bayangkan saja, hanya dengan sebuah handphone, kita memiliki fasilitas kamera, video, komputer, stereo dan radio. Selain itu, berbagai fasilitas hiburan pun bisa dinikmati seperti video klip, keadaan lalu lintas secara real time, teleconference, bahkan sekadar memesan tempat di restoran, cukup dengan menekan tombol di handphone. (Wawan Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro ITB) Hal ini akan disebabkan mobilitas manusia yang semakin tinggi sehingga dibutuhkan sarana komunikasi yang cepat dan efisien. Dengan kemajuan jaman seperti saat ini komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai macam diantaranya yaitu dengan menggunakan gelombang bunyi yang memanfaatkan media udara, gelombang bunyi memang dapat merambat hingga beberapa radius meter, namun sangat dipengaruhi kuat dan arah kecepatan angin. Dengan menggunakan listrik sebagai alat komunikasi dapat mengatasi kesulitan jarak atau cuaca.. Komunikasi listrik menggunakan arus maupun tegangan listrik untuk membawa informasi 10
  • 11. yang dikirim oleh pengirim ke penerima dengan menggunakan media kabel logam yang dialiri listrik, bentuk komunikasi (komunikasi radio) listrik menggunakan gelombang elektromagnetik yang dapat menggunakan kabel atau udara. Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadinya gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel. (Wawan Saprudin, Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro ITB) Alokasi frekuensi radio yang tersedia semakin lama akan semakin padat. Kondisi demikian ini akan dapat menyebabkan permintaan hubungan komunikasi yang sangat besar tidak bisa dilayani melalui jaringan yang berbasis lintas radio. Untuk dapat melakukan komunikasi diberbagai daerah khususnya daerah kota dan pinggiran kota dengan kepadatan 10-10000 pelanggan per-kilometer persegi yang belum ada jaringan tembaganya dapat dilakukan dengan mengguanakan jaringan akses radio yang dinamakan telepon tanpa kabel. Teknologi multiple access yang baru yaitu Code Divion Multiple Access (CDMA). Pada sistem TDMA pembagian kanal didasarkan pada satuan waktu. Pada sistem FDMA (Frekuensi Division Multiple Access), pembagian alokasi frekuensi pada suatu sel untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel tersebut, sehingga saat pelanggan melakukan pembicaraaan memiliki frekuensi sendiri (Laboraterium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro TTB, 11
  • 12. Wawan Saprudin). Sedangkan sistem CDMA, kanal dibagi berdasar alokasi kodekode unik yang ditentukan untuk masing-masing pengguna. Pada teknologi ini sinyal informasi akan disebar oleh sinyal penebar. Pada CDMA, sinyal informasi pada transmitter decoding dan disebar dengan bandwidth 1,25 MHz (spead spectrum), kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapatkan sinyal informasi yang dibutuhkan. Pada telepon wereless dengan system CDMA dapat diketahui trafik pembicaraan dengan menganalisa semua parameter-parameter yang ada seperti analisa call attempt, call success, call completion, block call, drop call. Dengan analisis ini akan didapatkan berbagai peningkatan guna mengoptimalkan jaringannya secara efisien apakah perlu adanya penambahan sirkit atau komponen penunjang lainnya 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Drop call merupakan suatu parameter didasarkan pada ketidak pastian jaringan mengalami putus hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal Mobile Station oleh jaringan dalam waktu 100 detik selama periode panggilan untuk tiap terminal Mobile Station. Faktor penyebab Quality of Service diatas saling terkait satu dengan yang lain. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan prosentase drop call adalah daya cakupan sel. Dimana kenaikan prosentase drop call tersebut dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu daya cakupan yang kurang optimal dan daya cakupan yang maksimal. Apabila daya cakupan sel kurang optimal maka akan 12
  • 13. terdapat daerah blank spot sehingga pada daerah-daerah tersebut akan terjadi hilangnya sinyal (loss signal). Hal ini menjadikan suatu permasalahan tersendiri yang perlu dikaji, sehingga peneliti bermaksud untuk mengkaji masalah-masalah tersebut. Dengan dapat diketahuinya permasalahan yang terjadi, maka diharapkan faktor kegagalan pada saat drop call dapat diketahui dan kegagalan yang terjadi pada saat berkomunikasi dapat ditekan seminimal mungkin. 1.3 PEMBATASAN MASALAH Masalah yang akan dibahas dalam hal ini ialah bagaimana cara mengatasi trafik pembicaraan khususnya dalam mengatasi masalah drop call yang diakibatkan oleh pengaruh radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan pada telepon tanpa kabel yang berbasis CDMA dan hanya dibatasi di wilayah kota Semarang. 1.4 RUMUSAN MASALAH Dari pembatasan masalah tersebut diatas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Seberapa besar penyebab coverage area terhadap drop call kegagalan komunikasi pada jaringan CDMA. 2. Bagaimana cara untuk mengurangi overlap yang terjadi. 13
  • 14. 1.5 TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh radius sel, daya pancar, dan jumlah panggilan terhadap kepadatan arus pembicaraan (Trafik) drop call sehinggga subscriber yang melakukan komunikasi tidak mengalami kegagalan dalam berkomunikasi (drop call). 1.6 MANFAAT PENELITIAN Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan bidang elektronika khususnya bidang sistem komunikasi selular. 2. Dapat mengetahui keunggulan dan kelemahan pada sistem CDMA 3. Dapat mengetahui sector mana yang paling banyak diduduki atau banyak digunakan subscriber di wilayah Semarang 4. Mengetahui estimasi drop call per-sector Semarang . 1.7 PENEGASAN ISTILAH Untuk memberikan gambaran yang jelas serta agar tidak terjadi salah tafsir dalam penelitian yang berjudul “Analisis Trafik pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA 2000 1X” ini, maka diperlukan penegasan istilah sebagai berikut : 14
  • 15. 1. Analisis Analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 37) adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya Analisis yang dimaksudkan disini adalah penyelidikan terhadap Analisis Trafik CDMA 2000 1X 2. CDMA (Code Division Multiple Access) CDMA (Code Division Multiple Access) adalah teknologi akses jamak dimana masing-masing user menggunakan kode yang unik dengan mengakses kanal yang terdapat dalam sistem. Pada CDMA, sinyal informasi pada transmitter decoding dan disebar dengan bandwidth sebesar 1,25 MHz (Spreed spectrum), kemudian pada sisi repeater dilakukan decoding sehingga didapat sinyal informasi yang dibutuhkan. Teknologi CDMA membuat kapasitas suatu sel menjadi lebih besar dibanding sistem GSM Karena pada sistem CDMA, setiap panggilan komunikasi memiliki kode-kode tertentu sehingga memungkinkan banyak pelanggan menggunakan sumber radio yang sama tanpa terjadi gangguan interferensi dan cross talk. Sumber radio dalam hal ini adalah frekuensi dan time slot yang disediakan untuk tiap sel (Sumber: www.telkom.co.id, Sistiawan) 15
  • 16. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Latar Belakang Dunia mengenal dua kubu selular digital, yaitu GSM dan CDMA. Dari populasinya, GSM lebih unggul dibanding CDMA karena ia digunakan lebih awal, tahun 1990-an, dan menerapkan standard terbuka yang dapat dikembangkan siapa saja. CDMAOne (IS-95) digunakan umum mulai tahun 1995 dan baru meledak ketika versi lanjutannya dikembangkan,CDMA 2000-1X pada bulan Oktober 2000.Kehadiran telepon selular berbasis teknologi CDMA memang menimbulkan permasalahan pada sisi operator selular berbasis GSM. Bagaimana tidak, ketika hampir seluruh operator GSM mulai mengaktifkan layanan GPRS yang mengedepankan layanan always connected kejaringan dan kemampuan mengirim data, suara dan gambar serta tentunya koneksi ke Internet, ternyata justru kehadiran CDMA menjadi sebuah booming yang lebih heboh dan bahkan sampai sekarang jumlah pelanggan semakin bertambah dengan cepat. Terutama karena layanan ini menjanjikan tarif yang lebih murah. Sejarah perkembangan teknologi jaringan wireless hingga saat ini dibagi menjadi tiga generasi yang masing-masing disebut generasi-1 (1G), generasi-2 (2G), dan generasi-3 (3G). Generasi-1 dimulai pada akhir tahun 1970-an di Amerika (di Eropa pada awal tahun 1980-an). 16
  • 17. 2.1 Grafik perkembangan jaringan wereless didunia Advanced Mobile Phone Service (AMPS) pertama kali diperkenalkan di New Jersey dan Chicago pada tahun 1978. AMPS merupakan sistem telepon wireless analog yang untuk ukuran waktu itu cukup sukses di Amerika. AMPS berhasil memberikan pelayanan telepon bergerak yang dapat menjangkau sebagian besar daratan Amerika Serikat. Namun AMPS masih banyak memiliki kelemahan, yaitu antara lain dalam hal mobilitas pengguna yang sangat terbatas karena belum adanya kemampuan handover yang menyebabkan pembicaraan dari pengguna akan segera terputus apabila dia berada di luar jangkauan area, efisiensi yang sangat kecil karena keterbatasan kapasitas spektrum yang menyebabkan hanya sedikit pengguna saja yang dapat berbicara dalam waktu bersamaan, dan sistem ini tidak dapat dioptimasi lebih lanjut karena keterbatasan kemampuan kompresi dan pengkodean data. Selain dari hal-hal tersebut, sistem ini harus mempergunakan perangkat dan peralatan yang berat dan tidak praktis serta masih sangat mahal untuk ukuran 17
  • 18. waktu itu. Generasi-1 telepon wireless untuk kawasan Eropa ditandai dengan diluncurkannya paling tidak sembilan standard sistem analog di awal tahun 1980an, seperti Nordic Mobile Telephony (NMT) di Skandinavia, Total Access Communications System (TACS) di Inggris, C450 di Jerman, dll., dimana satu sama lain tidak saling berinterkoneksi. Banyaknya standard jaringan yang muncul menjadikan kemampuan jelajah dari masing-masing jaringan yang sangat terbatas disamping efisiensi dari sistem sendiri yang masih sangat kecil. Generasi-2 (2G) telepon wireless dipelopori dari kawasan Eropa yang diawali pada kebutuhan bersama terhadap satu sistem jaringan baru yang dapat menjadi standard jaringan yang berlaku dan dapat diterapkan di seluruh kawasan Eropa. Dalam sistem baru juga harus terdapat kemampuan yang dapat mengantisipasi mobilitas pengguna serta kemampuan melayani lebih banyak pengguna untuk menampung penambahan jumlah pelanggan baru. Karena hal ini tidak dapat dilakukan dengan mempertahankan sistem analog, maka kemudian diputuskan untuk merombak sistem dan menggantinya dengan sistem digital. Standard baru diperkenalkan dengan nama Global Standard for Mobile Communications (GSM). GSM pada awalnya adalah kepanjangan dari Groupe Speciale Mobile, sebuah badan gabungan dari para ahli yang melakukan studi bersama untuk menciptakan standard GSM tersebut. Generasi-2 (2G) di Amerika Serikat ditandai dengan diluncurkannya standard jaringan baru yang juga bersistem digital yang diberi nama Digital AMPS (D-AMPS) (disebut juga TDMA – Time Division Multiple Access). Sistem digital lainnya yang muncul di Amerika adalah IS-95 atau CDMA-One, yang merupakan sistem digital yang berbasis 18
  • 19. teknologi CDMA (CodeDivision Multiple Access) dan diperkenalkan oleh Qualcomm pada pertengahan 1990-an. Untuk negara-negara di benua Asia, pertama kali mereka mengadopsi sistem telepon wireless digital dengan menerapkan teknologi jaringan GSM. Khusus di negara Jepang, berkembang sistem Personal Digital Cellular (PDC) yang mereka kembangkan sendiri dan hanya berlaku di negeri itu. Jepang sendiri hingga saat ini telah mengembangkan sendiri sistem digital selularnya hingga meninggalkan negara-negara di kawasan lainnya ditandai dengan kemajuan layanan dan terus bertambahnya jumlah pelanggan di jaringan mereka, namun demikian sistem yang mereka kembangkan tetaplah sistem yang eksklusif dan hanya berlaku di Jepang saja. Diperkenalkannya sistem telepon wireless selular digital memberikan beberapa kelebihan, yaitu antara lain suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih, efisiensi spektrum/frekuensi yang menjadi meningkat, serta kemampuan optimasi sistem yang ditunjukkan dengan kemampuan kompresi dan pengkodean data digital. Handset yang diperlukan untuk sistem ini juga menjadi sangat simpel, kecil, dan ringan, karena digunakannya chip digital untuk SIM (subscriber identification module). Teknologi chip digital juga memungkinkan penambahan fitur-fitur baru sebagai layanan tambahan, seperti voice mail, call waiting, dan short message service (SMS). SMS sendiri merupakan fitur GSM yang paling poluler hingga saat ini. Hingga bulan September 2001, diketahui penggunaan SMS di dunia mencapai 23 milyar kiriman pesan SMS per bulan (www.gsmworld.com). Hingga pertengahan tahun 2002 terhitung jumlah pelanggan telepon wireless (telepon 19
  • 20. selular) digital 2G terbanyak yang masih dikuasai oleh jaringan GSM (lihat grafik 2.2). Jumlah pelanggan GSM bertambah 10 juta tiap bulannya dan tersebar di Eropa, Asia, Australia dan sebagian Amerika Utara. Pada tahun 2000 GSM mulai mengembangkan pasar dan infrastruktur di Amerika Selatan. Grafik2.2 jumlah pelanggan telepon selular Teknologi wireless generasi-3 (3G) hingga saat ini dikembangkan oleh suatu kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis yang berkompeten dalam bidang teknologi wireless di dunia. Kesepakatan 3G tertuang dalam International Mobile Telecommunications 2000 (IMT 2000) dan antara lain memutuskan bahwa standard 3G akan bercabang menjadi tiga standard sistem yang akan diberlakukan di dunia, yaitu Enhanced Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA (WCDMA), dan CDMA2000. Teknologi 3G diperkenalkan pada awalnya adalah untuk tujuan sebagai berikut : 1. Menambah efisiensi dan kapasitas jaringan 2. Menambah kemampuan jelajah (roaming) 20
  • 21. 3. Mencapai kecepatan transfer data yang lebih tinggi 4. Peningkatan kualitas layanan (Quality of Service QOS) 5. Mendukung kebutuhan internet bergerak (mobile internet) Teknologi CDMA dipelopori oleh Qualcomm, menyajikan kapasitas suara dan data yang sangat baik untuk jaringan telepon tetap maupun telepon selular. Karena keunggulan tersebut, CDMA merupakan landasan dari pelayanan teknologi 3G. CDMA bekerja dengan mengkonversi suara menjadi informasi digital, yang ditransmisikan sebagai sinyal radio melalui jaringan wireless. Dengan menggunakan kode yang unik untuk membedakan tiap-tiap panggilan yang bebeda, CDMA memungkinkan lebih banyak pengguna untuk saling berbagi gelombang udara pada waktu yang bersamaan, tanpa crosstalk atau interferensi. CDMA diperkenalkan secara komersial pada tahun 1995, CDMA merupakan salah satu teknologi wireless yang tumbuh dengan sangat cepat. Pada tahun 1999, Internationa lTelecommunications Union (ITU) menetapkan CDMA sebagai basis dari sistem wireless 3G. Saat ini pelanggan CDMA di dunia mencapai lebih dari 180 juta orang. Teknologi CDMA adalah teknologi yang tercanggih. Produsen-produsen peralatan telekomunikasi terkemuka telah memutuskan untuk menggunakan teknologi CDMA sebagai teknologi generasi ke tiga (3G), yaitu teknologi tanpa kabel yang mampu mengirimkan data pada kecepatan hingga 2 Mbps.. Dalam jangka panjang, CDMA dan teknologi-teknologi lainnya seperti GSM akan dibandingkan berdasarkan pada biaya total per pelanggan dari jaringan 21
  • 22. infrastruktur dan harga pesawat telefon.Dengan 3G, komunikasi murah dan berkualitas bukan impian belaka. 2.2 Sistem CDMA (Code Division Multiple Access) Sistem CDMA tidak meangalokasikan frekuensi ataupun waktu dalam slot user, tetapi memberikan hak kepada semua user untuk menggunakan keduanya secara simultan. Untuk melakukan hal ini, sistem CDMA menggunakan suatu sistem komunikasi yang dikenal dengan nama Spread Spectrum. Setiap user diberikan kode yang menyebar bandwidth sinyalnya dalam suatu cara sehingga hanya kode yang sama saja yang dapat me-recover sinyal pada receiver. Metode ini memiliki properti dimana sinyal yang tidak diinginkan dengan kode yang berbeda yang ikut disebar, akan terlihat seperti noise di receiver. Keuntungan CDMA untuk Personal Communication Service (PCS) adalah kemampuannya untuk mengakomodasi banyak user pada waktu dan frekuensi yang sama. Ada dua cara dalam memisahkan user dalam sistem CDMA. Tujuan dari sistem komunikasi multiple access adalah : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan suara sehingga dapat mendekati kualitas sistem wireline 2. Meningkatkan coverage wilayah geografis dari sistem 3. Mengusahakan biaya peralatan yang rendah 4. Mengurangi jumlah penggunaan radio site yang tidak bergerak CDMA mengubah penampilan dari komunikasi selular dengan cara : 1. Meningkatkan kapasitas traffic telepon (Erlang) 22
  • 23. 2. Memperbaiki kualitas suara dan mengeliminasi pengaruh dari multipath ading 3. Mengurangi terjadinya panggilan yang drop akibat kesalahan handoff 4. Menyediakan mekanisme transport yang reliable untuk komunikasi data, seperti faksimili dan traffic internet. 5. Mengurangi jumlah site yang dibutuhkan untuk mendukung jumlah traffic yang diberikan. 6. Mempermudah pemilihan site. 7. Mengurangi biaya operasi karena cell site yang dibutuhkan lebih sedikit. 8. Mengurangi daya rata-rata sinyal yang dikirimkan. 9. Mengurangi interferensi terhadap divais elektronika lainnya. 10. Mengurangi resiko bagi kesehatan. Sumber: (www.radar.ee.itb.ac/kuliah_wereless bab 2/ main.html) Standar IS_95 menggunakan dua jenis operasi yaitu bias maju dan bias mundur. Standar IS_95 menempatkan sinyal spektrum tersebar dengan lebar pita 1,25 Mhz dalam masing-masing arah. Pada sistem CDMA terdapat mekanisme handoff dimana terminal membangun hubungan stasiun utama baru sebelum memutuskan hubungan dengan stasiun utama. Saat panggilan terjadi dalam kondisi soft handoff terminal menstranmisikan sinyal suara tekodekan kedua stasiun utama secara serentak, kedua stasiun utama mengirimkan sinyal demodulasinya kedalam saklar yang mengukur kualitas dua sinyal tersebut dan mengirim salah satu dari dua sinyal tersebut (yang tebaik) ke decoder suara. Proses sebaliknya terjadi dalam arah maju, saklar mengirim sinyal suara 23
  • 24. terkodekan kedua stasiun utama dan proses demodulasi sinyal terjadi pada stasiun utama. Sistem selular CDMA merupakan sistem akses jamak yang berdasarkan sistem pengkodean. Tiap pengguna memperoleh kode tertentu (unik) yang digunakan untuk mengkodekan sinyal informasinya. Penerima mengetahui deretan kode pengguna, menkodekan kembali sinyal yang diterimanya setelah memperbaiki data asli. Lebar pita dari sinyal kode jauh lebih beras dari lebar pita sinyal informasinya. Proses modulasi dengan menyebarkan spektrum dari sinyal yang disebut modulasi spread spectrum 2.3 Elemen sistem CDMA (Code Division Multiple Access) 2.3.1 Diversitas Pada sistem telepon selular analog adanya lintasan jamak menyebabkan adanya fading. Pada sistem CDMA fading yang timbul berkurang karena penerimaan yang tidak saling bergantung. Sinyal-sinyal yang berbeda lintasan (Multipath) dapat diterima secara terpisah dengan rake receiver hal ini menyebabkan berkurangnya efek dari Multipath fading. Meskipun demikian Multipath fading ini tidak dapat benar-benar dihilangkan karena adanya Multipath yang tidak dapat diproses oleh demodulator, Multipath seperti ini kadang-kadang dapat muncul dan menghasilkan fading. Diversitas adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas yang sering digunakan yaitu Diversitas waktu, dapat dilakukan dengan jalan interleaving dan koreksi kesalahan. Diversitas frekuensi dilakukan dengan 24
  • 25. menyebar spectrum pada pita frekuensi yang jauh lebih besar. Diversitas ruang: antena penerima lebih dari satu 2.3.2 Power Kontrol Akibat mekanisme propagasi, sinyal yang diterima oleh base station dari sebuah mobile station yang dekat dengan base station akan jauh lebih kuat dari pada sinyal yang diterima dari mobile station lain yang terletak pada perbatasan sel. Karenanya mobile station yang jauh akan didominasi oleh mobile station yang dekat dengan base station jika ini terjadi, kapasitas sistem akan turun dengan signifikan. Untuk mencapai kapasitas yang optimum, semua sinyal tanpa tergantung pada jaraknya ke base station, harus diterima base station dengan mean daya yang sama. Solusi untuk masalah ini adalah dengan power kontrol, yang berusaha agar mean daya yang diterima base station tetap konstan untuk tiap mobile station. Maka dari itu kinerja mekanisme power control merupakan salah satu faktor yang penting dalam perencanaan sistem selular CDMA. 2.3.3 Daya pancar rendah Mengurangi Eb/No (perbandingan daya sinyal dengan interferensi) berarti mengurangi daya pancar yang diperlukan untuk mengatasi derau dan interferensi. Dengan pengurangan ini berarti stasiun penerima akan mengurangi daya keluaran yang berarti mengurang biaya dan daya yang rendah bagi sistem CDMA dibandingkan dengan sistem AMPS ataupun TDMA. Pengurangan daya juga dapat meningkatkan jangkauan. 25
  • 26. Daya pancar yang rendah ini disebabkan karena adanya pemanfaatan deteksi aktivitas suara, dimana data informasi dipancarkan dengan laju yang tinggi hanya pada saat ada pembicaraan sedangkan pada saat jedah laju data yang dipakai rendah. 2.3.4 Kerahasian Sinyal CDMA yang diacak menghasilkan sistem kerahasiaan yang tinggi dan membuat sistem selular digital ini lebih bertahan terhadap cross-talk. Kanal suara digital juga mempunyai sistem enkripsi tertentu. Meskipun sistem Code Division multiple access (CDMA) sudah memiliki tingkat privacy yang tinggi, sistem ini masih tetap mungkin untuk dikembangkan dengan menggunakan teknik pengacakan (encryption) yang ada 2.3.5 Soft handoff Sistem soft handoff pada sistem CDMA merupakan suatu kelebihan. Sistem soft handoff adalah sebagai berikut: apabila suatu stasiun penerima melakukan pembicaraan maka stasiun penerima tersebut akan terus memantau sel disekitarnya dan membandingkan dengan sinyal dari sel tempatnya berada. Apabila sel pada tempatnya berada melemah sedangkan sinyal pada sel menguat maka proses handoff akan dimulai. Pada CDMA hubungan dengan sel lama tidak diputuskan sampai mobile station benar-benar mantap dilayani oleh sel yang baru. Sistem soft handoff memiliki keuntungan yaitu mengurangi jumlah panggilan yang tiba-tiba putus yang terjadi karena handoff juga proses yang begitu halus sehingga pelanggan tidak akan terganggu karena tidak merasa telah pindah sel. 26
  • 27. 2.3.6 Soft Capacity Pada sistem Code Division multiple access (CDMA), hubungan antara jumlah pengguna dengan tingkat pelayanan (grade of service) tidak begitu tajam, sebagai contoh , operator dari sistem dapat mengijinkan meningkatnya bit error rate sampai batas toleransi tertentu, dengan demikian terjadi peningkatan jumlah pelanggan yang dapat dilayani selama jam tersibuk. Kemampuan ini sangat berguna khususnya untuk mencegah terjadinya pemutusan pembicaran pada proses Handover karena kekurangan kanal. Pada sistem Code Division multiple access (CDMA), panggilan tetap dapat dilayani dengan peningkatan bit error rate yang masih dapat diterima sampai panggilan lain berakhir. 2.4 Pengkodean sistem CDMA (Code Division Multiple Access) Cara kerja CDMA dapat dimisalkan ketika dalam suatu ruangan terdapat beberapa pasangan manusia yang mempunyai bahasa percakapan yang berbeda satu sama lain, sedangkan udara pada ruangan tersebut dianggap sebagai frekuensi pembawa dan bahasa percakapan tersebut sebagai sistem pengkodenya karena percakapan tersebut berlangsung secara bersamaan, maka dalam bahasa tersebut bahasa percakapan dari pasangan lain yang terdengar oleh kita dianggap noise. Setiap ada pasangan baru dengan bahasa percakapan yang lain dapat bersamasama berkomunikasi dalam ruangan tersebut sampai suara pasangan yang lain terdengar terlalu keras. CDMA merupakan teknik modulasi dan metode akses yang bekerja berdasarkan komunikasi spektrum tersebar, sistem ini mempunyai kapasitas kanal 27
  • 28. jauh lebih besar dengan kualitas suara lebih baik dan dengan frekuensi yang sama dapat digunakan kembali dalam tiap sel dan sektornya. Teknologi CDMA memakai teknologi spektrum tersebar, dimana setiap sinyal informasi disebar secara menyeluruh kedalam lebar pita frekuensi yang sangat lebar hal ini menyebabkan sinyal informasi sulit untuk dideteksi atau didefinisikan orang lain sehingga keamanan dari sinyal informasi terjamin tanpa harus dilakukan pelacakan sinyal. 2.5 Teknologi Spektrum Tersebar CDMA (Code Division Multiple Access) Dalam komunikasi radio sering terjadi penyadapan pembicaraan oleh pesawat radio lain, tetapi dengan teknilogi spektrum tersebar penyadapan dapat diatasi karena data yang dikirim pada spektrum tersebar tersebar panyadapan dapat diatasi karena data yang dikirim pada spektrum tersebaradalah ata acak yang dikenal dengan noise, jadi jika penerima tidak mengetahui kode yang digunakan untuk mengacak data maka penerima hanya menerima sinyal noise saja. Spektrum tersebar digunakan karena sinyal yang ditransmisikan memiliki lebar pita yang lebih lebar dari lebar sinyal informasi. Sistem spektrum tersebar dapat digunakan untuk akses jamak CDMA. Sistem CDMA suatu akses jamak yang dapat dilakukan pada frekuensi dan waktu yang sama dengan mengguanakan kode yang berbeda. Dengan menggunakan sebuah kode yang unik sinyal informasi dipancarkan tersebar dibeberapa frekuensi secara bersamaan, karena tersebar maka daya sinyal di tiap-tiap frekuensi tersebut menjadi sangat kecil sehingga hampir tidak bisa dibedakan dengan noise. Sinyal 28
  • 29. informasi seperti ini hanya bisa dideteksi oleh penerima yang memiliki kode penyebar yang sama. Dengan demikian sinyal informasi ini tahan terhadap bermacam gangguan. Radio spektrum tersebar tanpa kabel memiliki kecepatan transmisi yang beragam dari 2 Mbps- 11 Mbps jarak jangkauan antara 2 radio spektrum tersebar ini bisa mencapai 64 Km. Selain menjadi komunikasi dari satu kesatu tempat juga bisadigunakan secara satu kebanyak tempat, hal ini dilakukan dengan mengguanakan satu antenna dengan daya yang lebih besar fungsi sebagai satasiun utama. a. Kreteria Sistem komunikasi sebagai sistem spektrum tersebar adalah: 1. Lebar pita yang ditransmisikan ditentukan oleh semua fungsi yang tersebar dan sinyal ini harus dikenal oleh penerima 2. Lebar pita sinyal yang ditransmisikan harus jauh lebih besar dari sinyal informasi b. Ciri-ciri sistem spektrum tersebar yaitu: 1. Bersifat akses jamak yaitu pada pita frekuensi yang digunakan dapat dipakai secara bersamaan oleh beberapa pemancar lain. Ciri ini harus dipenuhi karena penggunaan lebar pita yang lebar sehingga tidak terjadi pemborosan kanal frekuensi hal ini dapat digunakan pada CDMA dimana masing-masing pemakai menetapkan suatu kode khusus. Masing-masing pemakai tersebut juga harus memiliki satu kode yang khusus pula agar pesan yang dikirim dapat dipisah-pisahkan satu sama lain pada sisi terima. 29
  • 30. 2. Anti pembajakan yaitu sifat yang relative tahan terhadap pengaruh sinyal lain mengingat padatnya kanal frekuensi komunikasi yang ada sehingga kemungkinan terjadi pencampuran sinyal lain sangat besar. Salah satunya pembajakan pulsa yang dapat mengacaukan keseluruhan informasi jika pulsa tersebut lebih panjang dari satu bit pesan, akibatnya akan terjadi kemungkinan kesalahan, salah satu cara untuk mengatasinya dengan menggunakan kode pembetukan kesalahan. 3. Keserasian Keserasian informasi dimana hanya penerima yang memiliki kode yang sama dapat memahami pesan yang dikirim, sifat inimengingat perlunya kerahasiaan informasi seperti pada bidang militer dan komersial yang lainnya. Menurut Peter Stavroulakis (2003: 136), selain mempunyai sifat – sifat seperti hal tersebut, sistem Code Division Multiple access (CDMA) juga mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, antara lain Keunggulan Sistem CDMA (Code Division Multiple Access) 1. Pembangkitan sinyal lebih mudah 2. Tidak ada sinkronisasi antar pengguna 3. Meningkatkan kualitas suara dan kapasitas sel 4. Tahan tedapat interferensi frekuensi lain 5. tidak dapat disadap sehingga keamanan berkomunikasi terjaga 6. Lebih tahan terhadap sinyal yang datang 30
  • 31. Menurut Ramjee Prasad dan Marina Ruggieri (2003: 53), keuntungan utama dari sistem Code Division Multiple access (CDMA) berasal dari kemampuan ratarata interferensinya. Kemampuan terbatas oleh power interferensinya. Jumlah interferensi yang terjadi tidak relevan, seperti halnya pada power tiap-tiap user. Interferensi adalah penjumlahan sejumlah besar sinyal bertentangan yang memudar dengan bebas. Kelemahan Sistem CDMA (Code Division Multiple Access) 1. Daya yang diterima oleh stasiun utama dari pengguna dekat lebih tinggi dibandingkan dengan daya yang diterima dari pengguna yang lokasinya jauh 2. Untuk penerimaan yang benar, kesalahan sinkronisasi dari urutan kode yang dibangkitkan dan urutan kode yang diterima kecil. 3. Pengguna yang dekat dengan stasiun utama akan membangkitkan interferensi yang besar bagi pengguna yang jauh dari stasiun utama sehingga menyulitkan penerimaan sinyal. 2.6 Gambaran Umum SCBS-408L SCBS-408L, base transceiver station (BTS) dijaringan, berfungsi menghubungkan CDMA 2000 1X dengan mobile station (MS) dibawah kendali base station control (BSC). SCBS-408L menghubungkan mobile station melalui udara, dan mendukung IS-2000 dengan cammon air interface (CAI). Dengan kata lain, SCBS408Lmenyediakan suatu layanan dengan standar IS-2000 . 31
  • 32. SCBS-408L menggunakan teknologi ATM untuk berkomunikasi dengan BSC. Protokol komunikasi ATM menambahkan addressed overhead bit pada setiap pesan agar penggunaan link terbatas dapat secara efesien. Selain itu, SCBS-408L menggunakan link E1/T1 dengan BSC, dengan demikian semua sinyal kendali dan sinyal traffic diproses dengan stabil dan cepat, maka SCBS408L dapat menyediakan jaringan yang lebih dapat diandalkan SCBS-408L dipasang di dalam ruangan, yang mengguanakan tipe omni maupun sektor tergantung kondisi lokasi instalasi. Ketika menggunakan omni, dapat menyediakan maksimum 7 FA pada rak dasar sendiri. Ketika menggunakan tipe sektor, dapat meyediakan maksimum 7 FA setiap sektor jika rak perluasan dipasang pada SCBS-408L. 2.6.1 Konfigurasi Jaringan SCBS-408L dikendalikan ileh BSC via kabel dan terhubung dengan mobile station via radio untuk melaksanakan fungsinya menghubungkan panggilan CDMA2000 1X. Jaringan terdiri dari: 2.6.1.1 Mobile Switching Center (MSC) MSC adalah sistem Switching dijaringan. Sistem ini berfungsi mengadakan panggilan antara mobile station sendiri dengan yang lain dan menyediakan jasa tambahan dalam hubungan dengan sistem yang lain. 2.6.1.2 Home Location Register (HLR) HLR adalah suatu data base yang menyimpan dan mengatur informasi langganan CDMA 2000 1X dan mempunyai stuktur dan konfigurasi toleransi kesalahan yang menyediakan proses database real time. HLR 32
  • 33. melaksanakan fungsinya berinteraksi dengan MSC, pusat layanan pesan singkat, pusat kendali jaringan , dan pusat pelanggan. 2.6.1.3 Data Core Network (DCN) DCN adalah suatu jaringan terpisah yang diperlukan untuk menyediakan pelanggan mobile dengan jasa paket data komunikasi seperti internet. DCN terdiri dari PDSN (packet Data Serving Node),router pintu gerbang, NMS (Network Management Sistem). PDSN menyediakan hubungan atara BSC dan DCN. 2.6.1.4 Inter Working Function (IWF) IWF adalah suatu sistem yang diperlukan untuk menyediakan pelanggan mobile dengan rangkaian jasa komunikasi data seperti fax dan modem serta mempunyai suatu modem khusus di dalamnya. Atas permintaan MS atau PSTN untuk data rangkaian, IWF menyediakan jasa menyediakan sumber utama modem. 2.6.1.5 Base station Manager (BSM) BSM menyediakan fungsi operasi dan memelihara untuk BSC dan BTS, BSM menyediakan suatu graphical User Interface (GUI) yang mudah digunakan oleh operator untuk memeriksa status sistem dan membuat perintah untuk menjalankan proses tertentu. 2.6.1.6 Base station Controller (BSC) BSC menghubungkan data dan panggilan suara antar BTS dan MSC. Untuk panggilan suara, berfungsi sebagai vecoder dan menyediakan 33
  • 34. pemeliharaan dan operasi ke BSS (Base station System) di bawah kendali BSM 2.6.1.7 Base station Transceiver System (BTS) BTS menyediakan pelangganan mobile layanan komunikasi mobile dengan bantuan mobile station via radio. Alat penghubung antara base station dan mobile station mengikuti standar IS-2000 2.6.2 Fasilitas SCBS-408L SCBS-408L mendukung berbagai tipe fasilitas jaringan berikut, mencakup proses panggilan dasar : 2.6.2.1 Kapasitas Langganan Besar SCBS-408L menggunakan suatu kartu saluran sangat terintegrasi untuk mengakomodasi sampai 648 saluran (saluran suara) pada suatu rak dasar tersendiri. Jika dua rak perluasan ditambahkan, kapasitas meningkat tiga kali lipat. Sebagai tambahan, SCBS-408L dapat digunakan sebagai tipe omni atau sektor dengan suber saluran yang sama yang dapat dipilih dan digunakan untuk penyatuan saluran . Seperti halnya mendukung alokasi saluran berbeda , SCBS-408L dapat secara efesien dikendalikan oleh sumber. 2.6.2.2 Stuktur Modul Sistem SCBS-408L terdiri dari modul perangkat keras. Oleh karena itu, relokasi dapat dengan mudah diterapkan pada sistem yang terpasang dengan pemasangan modul yang sesuai tanpa merubah kofigurasi sebelumnya. Perangkat lunak yang bekerja dalam SCBS-408L’S processor mudah 34
  • 35. diprogram ulang. Oleh karena itu, penambahan dan modifikasi fungsi perangkat lunak dapat dilakukan dengan perubahan modul perangkat lunak yang dapat diterapkan, maka perubahan sistem dan gangguan layanan dapat diperkecil secara simultan. 2.6.2.3 Pengoprasian Sistem yang Mudah Operator dapat mengendalikan SCBS-408L dengan mudah melalui BSM dalam kantor. BSM diterapkan dengan graphic interface sedemikian rupa sehingga operator dapat memonitor status sistem dengan mudah dan mengambil tindakan sesuai. 2.6.2.4 Alat Pelengkap SCBS-408L terdiri dari alat bantu untuk meningkatkan fungsi fungsi dasar radio pada kebijaksanaan operator. Hpping Pilot Beacon mendukung interfrekuensi stabil handoff yang sulit. BTS Test Unit (BTU) memungkinkan operator untuk menguji status dan kemampuan SCBS-408L menggunakan berbagai metoda. 2.6.3 Konfigursi Sistem SCBS-408L perangkat keras terdiri dari empat blok fungsional . 2.6.3.1 Blok kendali BTS Blok kendali BTS beroperasi dan menjaga BTS. Ini juga menghubungkan antara BTS dan BSC, dan menyediakan jalur komunikasi antara masingmasing processor BTS. Blok kendali BTS menhasilkan dan menyediakan jam untuk BTS. 35
  • 36. 2.6.3.2 Blok Elemen Saluran Blok elemen saluran memodulasi sinyal baseband, yang mana diterima dari blok kendali BTS, ke dalam sinyal IF, dan memodulasi sinyal IF, yang mana diterima dari blok transceiver,menjadi sinyal baseband dan men-transcodes-nya ke sel ATM untuk transmisi kepada blok kendali BTS 2.6.3.3 Blok Tansceiver Blok transceiver mengkonversi ke atas frekuensi sinyal IF yang diterima dari saluran blok proses, dan mengkonversi kebawah frekuensi sinyal CDMA20001X yang diterima dari blok RF untuk demodulasi ke dalam sinyal IF. 2.6.3.4 Blok Frekuensi Radio Untuk melaksanakan ini, blok RF menfilter bandwidth yang sesuai dari sinyal yang diterima dari blok transceiver, dan menyatukan frekuensi untuk dipancarkan antenna. Juga menfilter bandwidth yang sesuai dari sinyal yang diterima dari antena, memperkuat sinyal, dan mendistribusikannya pada blok transceiver. 2.7 Traffic Secara sederhana traffic dapat diartikan sebagai pemakaian. Pemakaian yang diukur dengan waktu (berapa lama, kapan), yang tentunya dikaitkan dengan apa yang dipakai dan dari mana, ke mana. Dalam sistem telepon, permintaan/panggilan yang datang biasanya tak dapat ditentukan terlebih dahulu 36
  • 37. tentang kapan dan berapa lama suatu pembicaraan telepon berlangsung atau berapa lama suatu perlengkapan/saluran diduduki. Nilai traffic dari suatu berkas saluran adalah banyaknya (lamanya) waktu pendudukan yang diolah oleh berkas saluran tersebut. Mengenai traffic ini dikenal volume tafik : Jumlah waktu pendudukan intensitas traffic : Jumlah waktu pendudukan per satuan waktu Pada perencanaan suatu sistem selular kita perlu mengetahui besarnya intensitas traffic yang dapat ditawarkan pelanggan. Intensitas traffic (E) dapat dihitung sebagai berikut : E = .th Erlang (Danish Mathematician) dimana : = jumlah panggilan yang datang (panggilan/jam) th= waktu pendudukan rata-rata (jam/panggilan) 1 Erlang = 1 kanal digunakan secara kuntinu contoh: asumsikan terdapat 100 user yang mempunyai traffic penggunaan telepon berikut: sehingga total rafik 3.5 Erlang. 37
  • 38. 100 user menggunakan 3.5 Erlang = 35 mE per user 2.7.1 Karakteristik Traffic 1. Pada telepon selular jumlah traffic rata-rata setiap user adalah 25 – 35 mE. Pengukuran traffic ini dilakukan pada jam sibuk. 2. Secara umum jam sibuk berlaku dari jam 10.00 sampai 12.00 dan 13.00 sampai 15.00. Dalam kontek ini jam tidak berarti 60 menit tetapi berarti periode. 3. Kenaikan traffic tiap user lambat. 4. User lebih lama manggunakan telepon dalam keadaan diam dari pada bergerak. 2.7.2 Mengapa kita perlu mengetahui traffic 1. Dengan mengetahui traffic puncak pada jam sibuk, kita dapat mengukur dimensi sistem wirelees yang akan dibangun, terutama Grade of service (GOS) sistem. Jika dimensi sistem tidak mendukung traffic maka user akan mengalami bloking pada saat pemanggilan. 2. Grade of sevice (GOS) adalah probabilitas panggilan yang diblok selama jam sibuk. Pada sistem wireless, target disain biasanya 2% (0.02) atau kurang. Jika ingin bersaing dengan bisnis wireline (misalnya loe-tier PCS) maka GOS yang ditawarkan harus 1% atau kurang. 3. Dari tabel traffic kita dapat menentukan jumlah kanal minimum yang diperlukan untuk GOS yang telah ditentukan. Sumber: (www.radar.ee.itb.ac/kuliah_wereless bab 2/ main.html) 38
  • 39. 2.8 Propagasi loss Propagasi loss mencakup semua perlemahan yang diperkirakan akan dialami sinyal ketika berjalan dari Base station ke Mobile Station. Adanya pemantulan dari beberapa obyek dan pergerakan mobile station menyebabkan kuat sinyal yang diterima oleh mobile station bervariasi dan sinyal yang diterima tersebut mengalami path loss. Path loss akan membatasi kinerja dari system komunikasi bergerak sehingga memprediksikan Path loss merupakan bagian yang penting dalam perencanaan system komunikasi bergerak. Path loss yang terjadi pada sinyal yang diterima dapat ditentukan melalui model propagasi tertentu . model propagasi biasanya memprediksikan rata-rata kuat sinyal yang diterima oleh mobile station.pada jarak tertentu dari base station ke mobile station. Disamping itu model probagasi juga berguna untuk mempekirakan daerah cakupan sebuah base station sehingga ukuran sel dari base station dapat ditentukan. Model propagasi juga dapat menentukan daya maksimum yang dapat dipancarkan untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang sama pada frekuensi yang berbeda. Perkiraan rugi lintasan propagasi yang dilalui oleh gelombang yang terpancar dapat dihitung. 39
  • 40. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan tingkat eksplanasi atau tingkat penjelasannya yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang akan diteliti melalui data yang terkumpul, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 1998 : 11). Penelitian yang bersifat deskriptif ingin mencari jawaban dari pertanyaan dalam permasalahan tentang proses terjadinya Drop call pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) khususnya pada Telkom Flexi dan faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya Drop call. 1) Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian yang digunakan untuk menyusun skripsi ini dilakukan di salah satu operator Code Division Multiple Access (CDMA) di wilayah Semarang, yang dilakukan pada : Tempat : PT. TELKOM Flexi Semarang. Waktu : 4 – 9 Desember 2005. 2) Populasi dan Sampel Hadi (1993) mendefenisikan populasi sebagai sebuah obyek benda yang dapat berupa manusia, hewan, gejala maupun peristiwa yang 40
  • 41. mempunyai karakteristik tertentu suatu penelitian. Sedangkan menurut Arikunto (1998), populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat berupa benda seperti, manusia, hewan, dan gejala-gejala, peristiwa ataupun nilai tes. Penelitian ini populasinya adalah semua Base Transceiver Station (BTS) yang terdapat di wilayah Semarang kota. Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan mewakili populasi. Berdasarkan jumlah dari populasi tersebut, kemudian diambil delapan belas Base Transceiver Station (BTS) yang sebagai sampel. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengambil data Base Transceiver Station (BTS) yang sedang mengalami drop call. 3) Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1998). Variabel yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah : a) Trafik drop call per-sector semarang. b) Data statistic. • Data statistic parameter- Parameter Trafik, o Call attempt. o Call success. o Call completion. o Drop call 41
  • 42. 3.2 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Keberhasilan pengumpulan data sangat dipengaruhi meode pengumpulan data yang digunakan. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan Analisisyang ditetapkan. Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode : 1) Metode Pengamatan atau Observasi Metode observasi menurut Sutrisno Hadi (1986) adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Disini penulis langsung mengadakan observasi atau penelitian pada salah satu operator CDMA yaitu PT. TELKOM FLEXI Semarang. Dalam observasi ini peneliti memperoleh data tentang unjuk kerja dari drop call yang dapat dilihat dari segi : • Nilai Radius sel, Call attempt, Jumlah panggilan. Membandingkan pengaruh dari Radius sel, Call attempt, Jumlah panggilan masuk yang terjadi pada daerah cakupan semarang 2) Interview atau Wawancara Menurut Sugiyono (2004 : 130) metode interview/wawancara yaitu suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengatakan secara langsung kepada informan atau responden dengan mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri self report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. 42
  • 43. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan pegawai PT. TELKOM FLEXI Semarang, sehingga lebih leluasa menanyakan sesuatu yang berkaitan dengan objek yang diteliti. 3) Studi Pustaka Pengertian studi pustaka menurut Sutrisno Hadi (1989:65) yaitu informasi diperoleh dengan jalan membaca, mencatat secara sistematis fenomena-fenomena yang dibaca dari sumber tertentu. Penulis melengkapi dengan membaca dan mempelajari buku-buku serta referensi yang relevan dengan masalah yang dibahas. 3.3 Klasifikasi Data 1) Menurut Sumbernya : • Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya (Marzuki, 1995:55). Data ini diperoleh dari wawancara, observasi atau penelitian. • Data Sekunder Data sekunder adalah data yang bukan diselenggarakan sendiri pengumpulnya oleh peneliti (Marzuki, 1995:56). Data ini diperoleh dari bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 2) Menurut Jenisnya : • Data Kualitatif 43
  • 44. Yaitu data yang bukan berbentuk bilangan atau angka tetapi dalam bentuk keterangan atau informasi (Marzuki, 1995:55), jadi data tersebut tidak dapat diukur secara langsung, data ini diperoleh dengan cara pengamatan, interview dengan pimpinan maupun pihak-pihak yang berwenang. • Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan (Marzuki, 1995:55). Data ini adalah data yang diperoleh dari lapangan. 3.4 Metode Analisis Data Analisis data dalam suatu penelitian sangat penting, karena dengan analisis data yang nantinya dapat diambil kesimpulan (Sutrisno Hadi, 1995:466). Menganalisis data, sebenarnya yang diutamakan adalah mengorganisasi data, namun dalam penelitian ini yang tepenting adalah mengintepretasikan data. Berdasarkan pengolahan data yang telah melalui data fisik maupun non fisik akan dilakukan intepretasi sehingga mampu merangkai data-data yang terkumpul secara keseluruhan. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan, perihal dan rumusan-rumusan yang diperoleh dalam penelitian. Proses analisis data dalam penelitian ini terdapat beberapa tahap, yang pertama dilakukan dengan membaca data-data, tabel-tabel atau angka-angka yang diperoeh dari laporan mingguan drop call per sector. Yang kedua, menganalisis seberapa besar 44
  • 45. pengaruh jumlah panggilan (call_attempt) terhadap tingkat Drop Call. Pengaruh ini dianalisis diketahui dengan menggunakan analisis Regresi. Regresi merupakan salah satu analisis yang cukup penting yang berkaitan dengan masalah permodelan matematik dari suatu pasangan data pengamatan. Selain hal tersebut hubungan antar pasangan variable tersebut dapat menunjukkan hubungan dari dua atau lebih variable tersebut. Secara umum, dalam analisis regresi menggunakan kuadrat terkecil (least square method) untuk mencari kecocokan garis regresi dengan data sample yang diamati. Metode analisis yang digunakan adalah Menggunakan analisis komparatif dan asosiatif Untuk mengetahui lebih jelas tentang diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. 45
  • 46. Mulai Data traffic drop call per-sector area operasi surabaya Analisis data call attempt Analisis data call completion rate Call completion call completion Analisis block call Occupancy = daerah erlang terpakai / erlang tersedia Analisis Drop call grafik hasil Perhitungan radius sel grafik hasil Perhitungan daya pancar grafik Jumlah panggilan Hubungan radius sel, daya pancar dan jumlah panggilan dalam grafik Selesai Gambar.3.1 Diagram alir penelitian. 46
  • 47. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, selanjutnya dilakukan penganalisaan data, karena data-data yang telah diperoleh sebagian besar telah diolah maka dalam menganalisa data tersebut hanya melakukan perbandingan dengan mengacu pada batasan-batasan yang telah ditentukan PT.Telkom. 4.1 Analisis Call Attempt Call attempt atau total Call menunjukan banyaknya panggilan yang datang dalam per-jam. Kedatangan panggilan ini dalam sistem selular memiliki Pattern Random trafik. Di Telkom Flexi sentral dengan BHCA (Busy Hour Call Attempt) sekitar 50.000 call maka maksimum call yang dilayani/diproses oleh sentral tersebut dalam waktu yang bersamaan 50.000 call. Dari grafik 4.1 dari kedua BTS bawah ini dalam rentang waktu antara jam 12.00-11.00AM menunjukan bahwa call attempt yang paling banyak yaitu di BTS johar sampai mencapai 6649 call. Grafik 4.1 Grafik call attempt jam12.00AM-11.00PM 12:00PM 10:00AM Jam 8:00AM 6:00AM 4:00AM 2:00AM Simpang lim a Johar 12:00AM 0 1000 2000 3000 4000 Jumlah Call 47 5000 6000 7000
  • 48. 4.2 Analisis Call Success Definisi Call success adalah panggilan yang telah berhasil masuk sampai dengan nada panggil (Ring Back Tone). Dari data yang ada nilai Call success ratarata adalah cukup bagus yaitu 96%. 4.3 Analisa Call completion Call completion adalah jumlah panggilan yang telah terhubung atau tersambung. Dari data yang diperoleh nilai Call completion dari tiap-tiap BTS adalah sudah baik yaitu 98%. Analisa Call completion rate dapat diperoleh dari perhitungan rumus : Call completion = jmlpanggilancompletion X 100% jmlpanggilansuccess Misal : BTS - Simpang lima Call completion rate = 623636 X 100% = 97,96% 636754 (1) Dari rumus diatas dapat diperoleh hasil seperti pada grafik dibawah ini: Grafik. 4.2 Grafik call completion rate 18 BTS 14 9 call caompletion 6 3 0 93,5 94 94,5 95 95,5 96 call rate (%) 48 96,5 97 97,5 98 98,5
  • 49. Dari grafik 4.2 yang muncul diatas maka masih diperoleh beberapa BTS yang memiliki prosentase Call completion yang rendah terdapat di BTS Gunungpati yaitu 98,38%. Hal ini diakibatkan beberapa hal yaitu: lemahnya kuat sinyal yang diterima oleh MS nilai Ec atau level daya minimum dimana MS masih bisa Io melakukan panggilan dan komunikasi. 4.4 Analisis block call Block call dapat diartikan sebagai panggilan yang tidak terhubung atau terputus karena tidak adanya free channel untuk menerima panggilan masuk Analisis ini dilakukan untuk mencari apakah blok Call terjadi karena tidak tersedianya saluran pada BTS (Occupancy). Persetanse Occupancy dapat dihitung dengan rumus : % occupancy = DETerpakai X 100% DETersedia (2) Grafik. 4.3 Grafik occupancy blok call 18 occupancy BTS 14 9 6 3 0 0 10 20 30 40 call (%) 49 50 60 70 80
  • 50. Dari grafik 4.3 dapat dilihat masalah ketersediaan kanal dapat diakomodasi semua, hal ini bisa dilihat dari tabel dengan % Occupancy sangat bagus karena daerah yang dipakai tidak melebihi daerah yang telah disediakan. 4.5 Analisis Drop Call Parameter ini didasarkan pada ketidak pastian jaringan mengalami putus hubungan saat terjadi panggilan oleh terminal MS oleh jaringan dalam waktu 100 detik selama periode panggilan untuk tiap terminal MS. Faktor penyebab Quality of Service diatas saling terkait satu dengan yang lain. Umtuk itu dalam menganalisis sistem CDMA tidak dapat dipisahkan antara yang satu dengan yang lainnya. Ada suatu hubungan antara area cakupan, kapasitas sistem dan kualitas suara dimana saling mempengaruhi sehingga ketika salah satu perfomansi dinaikan maka dua yang lainnya akan menurun Dari sisi trafik nilai besarnya drop call sudah ditentukan yaitu kurang dari 2 %. Dari data yang didapat dihitung dengan menggunakan rumus : % drop call = jmlpanggilangagal X 100% jmlpanggilananswer 50 (3)
  • 51. 18 BTS 14 9 6 3 0 0 0,5 1 1,5 2 2,5 Jumlah (%) Grafik. 4.4 hasil analisa Drop call Rate (%) Dari perhitungan melalui persamaan (3) dapat dilihat ada beberapa BTS yang memiliki prosentase drop call yang cukup tinggi lebih dari 2% yaitu pada BTS simpang Lima dan BTS Grand Candi, Tinggi drop call tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor. Akan tetapi hal yang paling mempengaruhi tingkat kenaikan prosentase drop call adalah daya cakupan sel. Dimana kenaikan prosentase drop call tersebut dapat diakibatkan oleh dua hal yaitu daya cakupan yang kurang optimal dan daya cakupan yang maksimal. Apabila daya cakupan sel kurang optimal maka akan terdapat daerah blank spot sehingga pada daerah-daerah tersebut akan terjadi hilangnya sinyal (loss signal) sehingga akses pembicaraan terputus dan akan terjadi drop call sehingga perlu penambahan daya pancar. 4.6 Analisis Coverage Area Dengan melihat tingginya tingkat kenaikan drop call yang diakibatkan karena faktor kualitas sinyal, maka perlu dilakukan analisa untuk meningkatkan 51
  • 52. perfomansi dari jaringan tersebut dengan melakukan optimasi BTS yaitu perbaikan luas cakupan area. Luas cakupan area yang didapat ditangani oleh Base Station, dapat diatur dengan menaikan atau menurunkan daya pancar. Tetapi pada analisa coverage area ini akan menghitung besarnya radius sel daya yang diterima oleh MS pada radius yang didapatkan dari perhitungan . Besarnya radius sel sangat bergantung dari besarnya path loss. Nilai redaman maksimum arah reverse bertujuan untuk menentukan jarak maksimum MS terdapat Base Station yang sedang menanganinya dimana komunikasinya berjalan dengan baik. Sedangkan arah forward untuk mengetahui seberapa jauh Base Station mampu melanyani MS serta menentukan kualitas layanan Radius sel maksimum yang diperoleh perangkat menggunakan pendekatan model Okomura Hatta. Dengan mengguanakan parameter-parameter yang terdapat pada lampiran untuk menentukan coverage dari masing-masing BTS. Parameter tambahan yang diperlukan adalah : Frekuensi kerja : 826,11 MHz Tinggi antenna MS :105m 4.7 Perhitungan Radius Sel Didalam menghitung radius sel perlu diketahui area dimana BTS itu berada. Di are semarang terdapat 3 daerah BTS yaitu daerah urban, sub urban, dan rural. Perhitungan radius sel dilakukan per BTS dimana di area semarang terdapat 18 52
  • 53. BTS. Ketiga daerah tersebut mempunyai persamaan yang berbeda yaitu sebagai berikut: Daerah Urban :  L − C1 − C 2 log( f ) + 13,82 log(hb ) + a (hm )  R KM = log −1  M  44,9 − 6,55 log(hb )   (4) Daerah Sub Urban:  L − C1 − C 2 log( f ) + 13,82 log(hb ) + a (hm ) − C m − K  R KM = log −1  M  44,9 − 6,55 log( hb )   2 f   Dengan Cm = 0, K = − 2 log  − 5, 4  28  (5) Daerah Rural:  L − C1 − C 2 log( f ) + 13,82 log(hb ) + a (hm ) − C m − K  R KM = log −1  M  44,9 − 6,55 log( hb )   Dengan Cm = 0 K= -4,78 [log( f ) ] + 18,33 log( f ) − 35,94 2 Dimana : a(hm ) = [1,1log( f ) − 0,7 hm − 1,56 log( f ) − 0,8 ] [ ] = [1,1 log(826,11) − 0,7 1,5 − 1,56 log(826,11) − 0,8] ] [ = 0,013 2 K Suburban f    826,11 = −2 log  − 2 log − 54 = −9,72 28  28     K Rural = −4,78[log( f ) ] + 18,33 log( f ) − 35,94 2 = − 4,78[log(826,11) ] 18,33 log(826,11) − 35,94 + 2 53 (6)
  • 54. = -23,14 Tabel Perhitungan Radius Sel BTS Marfologi Hb (Tinggi Antena) RKM 24-Simpang lima urban 48 m 24-Johar urban 40 m 24-Majapahit sub urban 40 m 24-Gombel sub urban 40 m 24-Tugu sub urban 35 m 24-Genuk sub urban 34 m 24-Grand candi sub urban 37 m 24-Banyumanik sub urban 64 m rural 35 m 24-Sampangan sub urban 36 m 24-Gunung Pati rural 60 m 24-Sindang Mulyo rural 50 m 24-Mijen rural 70 m 24-Kalipancur sub urban 45 m 24-Madukoro sub urban 50 m 24-Pudak Payung sub urban 48 m 24-Tlogosari sub urban 50 m 24-Unnes sub urban 50 m 2,18 Km 2,06 Km 3,43 Km 3,43 Km 3,29 Km 3,26 Km 3,35 Km 3,98 Km 6,66 Km 3,32 Km 7,9 Km 7,46 Km 8,29 Km 3,56 Km 3,68 Km 3,63 Km 3,68 Km 3,68 Km 24-Tambakaji Setelah mendapatkan radius dari masing-masing BTS yang ada pada area semarang, ternyata terdapat overlap yang sangat besar dan hampir semua terdapat site tetangga. Hal ini dikarenakan BTS memancarkan dayanya secara maksimal. Maka pada studi kasus ini akan berusaha untuk memperbaiki jaringan agar tidak menjadi overlap yang tidak terlalu besar, karena dengan overlap dapat menyebabkan meningkatnya tingkat interferensi. Overlap dapat diperkecil dengan menurunkan daya pancar pada Base Station 54
  • 55. 4.8 Menurunkan Daya Pancar Menurunkan daya pancar adalah cara yang biasa dilakukan karena paling mudah. Hal ini pertama yang harus ditentukan adalah menentukanradius sel yang baru yang diinginkan tetapi melalui asumsi yang nyata yaitu melihat jarak antara BTS terdekat. Dengan menentukan daya jarak pancar yang baru (RKM) dapat ditentukan redaman maksimal (persamaan 6) sehingga daya pancar yang baru dapat diketahui sehingga interferensi antar BTS yang dapat mengakibatkan drop call dapat dikurangi. Redaman Maksimal LH = C1 + C 2 log( f ) − 13,82 log hb − a (hm ) + [44,9 − 6,55 log( hm ) log( RKM ) + C + K ] (7) Dimana : a(hm ) = [1,1 log( f ) − 0,7 hm − 1,56 log( f ) − 0,8 ] [ ] = [1,1 log(826,11) − 0,7 1,5 − 1,56 log((826,11)) − 0,8] ] [ = 0,013 2 K Suburban f    826,11 = −2 log  − 2 log − 54 = −9,72 28  28     K Rural = −4,78[log( f ) ] + 18,33 log( f ) − 35,94 2 = − 4,78[log(826,11) ] 18,33 log(826,11) − 35,94 + 2 = -23,14 55
  • 56. Daya Pancar LH = EIRP − RSL + G R − LR + G softHO − L penetration (8) EIRP = P + GT − LT parameter lihat spec antenna Tabel Perhitungan Daya pancar Sebelum Marfologi LH RKM PT BTS 24-Simpang lima urban 137.4 24-Johar urban 137.4 24-Majapahit sub urban 137.4 24-Gombel sub urban 137.4 24-Tugu sub urban 137.4 24-Genuk sub urban 137.4 24-Grand candi sub urban 137.4 24-Banyumanik sub urban 137.4 24-Tambakaji rural 137.4 24-Sampangan sub urban 137.4 24-Gunung Pati rural 137.4 24-Sindang Mulyo rural 137.4 24-Mijen rural 137.4 24-Kalipancur sub urban 137.4 24-Madukoro sub urban 137.4 24-Pudak Payung sub urban 137.4 24-Tlogosari sub urban 137.4 24-Unnes sub urban 137.4 Dalam teknologi komunikasi LH Sesudah RKM baru PT 2,18 Km 33.4 137.4 2,18 Km 33.4 2,06 Km 33.4 137.4 2,06 Km 33.4 3,43 Km 33.4 137.4 3,43 Km 33.4 3,43 Km 33.4 135.5 3,43 Km 31.5 3,29 Km 33.4 137.4 3,29 Km 33.4 3,26 Km 33.4 137.4 3,26 Km 33.4 3,35 Km 33.4 134 3,35 Km 30 3,98 Km 33.4 137.4 3,98 Km 33.4 6,66 Km 33.4 132.7 6,66 Km 28.7 3,32 Km 33.4 137.4 3,32 Km 33.4 7,9 Km 33.4 135.9 7,9 Km 31.9 7,46 Km 33.4 129.7 7,46 Km 25.7 8,29 Km 33.4 133.9 8,29 Km 29.9 3,56 Km 33.4 137.4 3,56 Km 33.4 3,68 Km 33.4 137.4 3,68 Km 33.4 3,63 Km 33.4 137.4 3,63 Km 33.4 3,68 Km 33.4 137.4 3,68 Km 33.4 3,68 Km 33.4 134.7 3,68 Km 30.7 selular permasalahan coverage area sangat diperhatikan hal ini dikarenakan jarak antara satu BTS dengan BTS lain tidak terlalu jauh sehingga hal ini dapat mengakibatkan adanya area overlap dalam penerimaan sinyal yang dapat mengakibatkan interferensi yang dapat mengakibatkan dropcall. Dari data teknis prangkat BTS dapat diketahui bahwa hampir semua pemakai daya menggunakan daya maksimal, yang mungkin dengan tujuan coverage area yang dicakup bisa semakin luas tetapi pada kenyataanya masalah 56
  • 57. interferensi menjadi masalah utama . Oleh karena itu dapat dianalisa dengan cara menentukan jarak pancar BTS baru sehingga pemakaian daya untuk masingmasing BTS mencapai daya yang didial dimana dapat meminimalkan interferensi yang terjadi . 4.9 Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Drop Call Dalam rangka menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi drop call, maka digunakan rumus statistik regresi bergada tiga preditor. Dalam hal ini untuk keperluan analisis regresi bergada digunakan perhitungan komputasi SPSS for windows release 11.5. berdasarkan hasil analisis tersebut diporoleh persamaan regresi : Y = 239,751 – 14,308X1 – 5,339X2 + 0,01169X3. Model regresi ini diuji kebermaknaannya menggunakan uji t, diperoleh thitung untuk variabel radius sell sebesar -1,711 > -ttabel (-3,34) dengan p value sebesar 0,109 > 0,05, yang berarti tidak ada pengaruh radius sell terhadap drop call. Nilai thitung untuk daya pancar sebesar -0,837 > -ttabel (-3,34) dengan p value sebesar 0,417 > 0,05, yang berarti tidak ada pengaruh daya pancar terhadap drop call, sedangkan thitung untuk jumlah panggilan sebesar 4,627 > t tabel (3,34) dengan p value sebesar 0,000 < 0,05, yang berarti secara signifikan ada pengaruh jumlah panggilan terhadap drop call. Koefisien regresi X1 yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan antara radius sell dengan drop call berbentuk negatif, yang artinya setiap terjadi kenaikan 1 satuan radius sell, maka akan diikuti menurunnya drop call sebesar 4,308 dengan asumsi bahwa daya pancar dan jumlah panggilan tetap. 57
  • 58. Koefisien regresi X2 yang bertanda negatif tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan antara daya pancar dengan drop call bersifat negatif, yang artinya terjadi kenaikan 1 satuan daya pancar, maka akan diikuti menurunnya drop call sebesar 4,339 dengan asumsi bahwa radius sell dan jumlah panggilan tetap. Sedangkan harga koefisien regresi X3 yang bertanda positif tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan antara jumlah panggilan dengan drop call berbentuk positif, yang artinya setiap terjadi kenaikan 1 satuan jumlah panggilan, akan diikuti kenaikan drop call sebesar 0,01169 dengan asumsi bahwa radius sell dan daya pancar tetap. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh pula koefisien determinasi secara simultal (R2) sebesar 0,774, yang berarti bahwa faktor radius sell, daya pancar dan jumlah panggilan memberikan kontribusi terhadap jumlah drop call sebesar 77,4%, selebihnya 22,6% dari kejadian drop call dipengaruhi faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini. Sedangkan ditinjau dari pengaruh masingmasing variable bebas terhadap variable terikat diketahui bahwa besarnya pengaruh radius sell terhadap drop call sebesar 19,25%, pengaruh daya pancar terhadap kejadian drop kall sebesar 4,37% dan pengaruh jumlah panggilan terhadap kejadian drop call sebesar 53,79%. Berdasarkan hasil tersebut maka dalam rangka mengurangi kejadian drop call dapat dilakukan dengan cara meningkatkan radius sell dari jaringan sebab factor ini mampu menurunkan kejadian panggilan sebesar 19,25%. Selain itu upaya lain yang dapat dilakukkan dalam rangka mengurangi kejadian drop call adalah dengan mengurangi beban panggilan dengan menambah jumlah STO 58
  • 59. yang sebanding dengan jumlah pelanggan yang dilayani sebab beban panggilan yang melebihi kapasitas jaringan ini akan mengakibatkan kegagalan panggilan sebesar 53,79%. 300 Drop call 250 y = 1552.5x-2.605 R2 = 0.67 200 150 100 50 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Radius Sel (Km) Grafik 4.5 pengaruh radius sel terhadap drop call Dari data yang telah dihitung untuk pengaruh radius sel terhadap drop call lihat grafik 4.5 dapat disimpulkan semakin besar radius sel yang dipancarkan maka akan berpengaruh besar pula terhadap drop call. Bertambahnya mobile station yang baru atau mobile etation aktif akan menikatkan interferensi internal yang terjadi pada sel tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penurunan radius sel yang cukup tinggi, yang proposional terhadap kerapatan pelanggan. Semakin jauh mobile station dari base station maka daya yang diperlukan atau daya yang dipancarkan semakin semakin besar, hal ini untuk mengimbangi besarnya path loss yang terjadi. Untuk mobile station yang tidak mendapatkan sambungan ke base station maka daya sama dengan nol atau mobile station mengalami putus komunikasi Apabila terdapat beberapa sel yang bersebelahan mengalami kenaikan 59
  • 60. trafik yang menyebabkan menciutnya sel maka daerah perbatasan sel-sel tersebut akan menjadi daerah yang tak tercakup (Gatot Susanto,2003:154-156). 300 250 Drop call 0.2604x y = 0.0105e 2 R = 0.2056 200 150 100 50 0 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 Daya Pancar (dBm) Grafik 4.6 pengaruh daya pancar terhadap drop call Besarnya daya pancar maksimum dari MS tergantung pada kelas mobile station yang digunakan. Sedangkan pada BS (base station) daya pancar maksimum tergantung dari perencanaan yang dilakukan. Besarnya daya pancar. Besarnya daya pancar BS ini tergantung dari jumlah kanal yang digunakan dalam sebuah sel dan faktor ketinggian antenna. Dari grafik 4.6 kita dapat simpulkan bahwa drop call semakin besar, dipengaruhi oleh semakin besarnya daya pancar yang dipancarkan.(Gatot Susanto,2003:213) 60
  • 61. 300 250 Drop call 200 150 100 y = -2E-10x 3 + 5E-06x 2 - 0.008x + 2.5185 R2 = 0.8649 50 0 0 5000 10000 15000 20000 -50 Jumlah Panggilan Grafik 4.7 pengaruh jumlah panggilan terhadap drop call Dilihat dari grafik 4.7 dapat diartikan bahwa semakin banyak jumlah panggilan yang masuk dalam waktu yang sama maka akan mengakibatkan meningkatnya drop call. Dimana pengaruh jumlah pangggilan sangat signifikan terhadap drop call, jika dilihat melalui perhitungan menggunakan SPSS (X3) kurang dari 0.5 dimana dikatakan signifikan yaitu kurang dari 0.5 61
  • 62. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari analisa dan perhitungan Arus pembicaraan pada SCBA_408L, maka dapat disimpulkan bahwa: 5.1.1 Pada dasarnya unjuk kerja atau perfomansi sistem selular baik berbasis sistem CDMA maupun GSM dapat diukur dengan melihat parameter Quality of service (QoS) jaringan dan parameter-parameter ini harus dilakukan pengujian serta analisis secara periodik. Parameter ini antara lain: a. Call Answered Ratio b. Call Success Ratio c. Call Completion Ratio d. Drop Call 5.1.2 Faktor buruknya perfomansi suatu jaringan sistem selular saling terkait satu dengan yang lainnya. Untuk itu dalam menganalisis CDMA tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya. 5.1.3 Permasalahan yang timbul dalam sistem ini bermacam-macam mulai dari kapasitas sistem, kualitas suara dan area cakupan. 5.1.4 Dalam analisis ini tingkat drop call tinggi hal ini diakibatkan karena masalah area cakupan. Bila BTS bekerja dengan daya maksimal, maka 62
  • 63. akan terjadi overlap yang besar antara sitenya sehingga diperlukan adanya pengurangan radius cakupan untuk masing-masing BTS 5.1.5 Pengurangan radius sel cakupan ini dilakukan dengan melakukan penurunan daya pancar untuk masing-masing sector. 5.1.6 Perbaikan luas cakupan area yang dapat ditangani oleh Base Station, dapat diatur dengan menaikan atau menurunkan daya pancar. 5.2 Saran 5.2.1 Dari analisis yang diperoleh, maka masih diperlukan adanya pengaturan pemantauan daya pancar untuk tiap-tiap BTS. Khususnya di wilayah area Semarang 5.2.2 Untuk mengetahui kinerja suatu jaringan maka diperlukan pengamatan secara berkala dan periodik sehingga bila terjadi permasalahn dapat segera diatasi 63
  • 64. DAFTAR PUSTAKA Amitava Mukherjee, Samprakash Bandyopadhayay, Debashis Saha. 2003. Location Management and Routing in Mobile Wireless Networks Norwood: ARTECH HOUSE, INC Burns, Paul. 2003. softwere Defined Radio For 3G. HOUSE, INC Norwood: ARTECH Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka Janevski, Toni, 2003. Traffic Analysis and Design of Wireless IP Networks. Norwood: ARTECH HOUSE, INC Korhonen, Jura. 2003. Introduction to 3G Mobile Communication Second Edition, Norwood: ARTECH HOUSE, INC Ramjee Prasad dan Maina Ruggieri, 2003. Technology Trends in Wireless Communication. Norwood: ARTECH HOUSE, INC Riaz Ismailzadeh dan Masao Nakogawa. 2003. TDD-CDMA for Wireless Communication. Norwood: ARTECH HOUSE, INC Santoso, Gatot.2004 Sistem Selular CDMA. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono.2004. Metode Penelitian Bisnis Bandung: CV Alfabeta Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Sesuatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Stavroulakis, Peter.2003. Interference Analysis and Reduction for Wireless Systems. Norwood: ARTECH HOUSE, INC Wahana Komputer & ANDI offset. 2002. 10 Model Penelitian dan Pengolahan Dengan APSS 10.5. Yogyakarta: ANDI OFFSET 64