SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
HAKIM HARUS ADIL DAN TERPERCAYA
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I
Oleh :
KHUMAIROH
2021113138
Kelas : PAI F
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015
2
KATA PENGANTAR
ِ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ْمن‬‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫هللا‬ ِ‫ْم‬‫س‬ِ‫ب‬
Segala puji dan syukur hanya milik Allah swt. Tuhan pencipta dan
pemelihara semesta alam. Yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-
Nya kepada kita semua. Sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Hakim Harus Adil dan Terpercaya” tanpa rintangan yang berarti.
Tak lupa juga Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan
kepada Nabi Muhammad saw. Beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para
pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan. Amin..
Ucapan terima kasih saya persembahkan kepada dosen pengampu mata
kuliah Hadits Tarbawi II yang tidak henti selalu memberi bimbingan serta
pengarahannya. Serta terima kasih kepada kedua orang tua atas segala dukungan
baik moril maupun materil. Sehingga kami memperoleh kemudahan dalam
penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Namun, penulis juga menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna yang
masih memerlukan kritik juga saran dari para pembaca guna pembenahan
makalah selanjutnya.
Pekalongan, Maret 2015
Penyusun
3
PENDAHULUAN
Dalam lingkup negara, Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi
wewenang oleh undang-undangan untuk mengadili suatu perkara yang
dihadapkan kepadanya. Dari pengertian tersebut maka dapat pula dikatakan
bahwa hakim adalah pemimpin dalam sebuah pengadilan yang menafsirkan
norma hukum yang bersifat general kedalam peristiwa yang kongret (nyata)
terjadi.
Keputusan yang diberikan seorang hakim sangatlah mempengaruhi nasib
dari seseorang yang dijatuhi hukuman. Selain itu keputusan hakim secara umum
dapat mengalihkan hak kepemilikan yang berada dalam seseorang, mencabut
kebebasan warga negara dan lain sebagainya. Sehingga dalam menyampaikan
suatu keputusan, seorang hakim harus mempertimbangkan segala aspek yang
bersifat yuridis, sosiologi, dan filosofis, sehingga keadilan yang hendak dicapai
dapat terealisasikan.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk diketahui bagaimana seharusnya
seorang hakim itu bertindak. Agar apa yang diputuskannya itu merupakan sebuah
kebenaran.
4
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Hakim dalam bahasa Arab disebut dengan Qadhi yang berarti menetapkan
hukum, memisahkan, menghukumi, melewati, selesai dari sesuatu dan
menciptakan. Kemudian secara umum, hakim (Qadhi) itu mempunyai dua
pengertian, yaitu
Pertama, hakim adalah orang yang mengadili suatu perkara dipengadilan.
Kedua, hakim adalah orang yang bijak.1
Sedangkan Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang
Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hakim adalah pejabat peradilan negara yang
diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.2 Atau dengan kata
lain, hakim yaitu penafsir utama norma hukum yang general kedalam
peristiwa yang kongret (nyata) terjadi.
Dalam melaksanakan tugasnya, hakim dituntut untuk bekerja secara
profesional, bersih, arif dan bijaksana, serta mempunyai rasa kemanusiaan
yang tinggi, dan juga menguasai dengan baik teori-teori ilmu hukum.
Dalam diri hakim diemban suatu amanah agar peraturan perundang-
undangan diterapkan secara benar dan adil, dan apabila peraturan perundang-
undangan akan menimbulkan ketidak adilan, maka hakim wajib berpihak
pada keadilan (moral justice) dan mengenyampingkan hukum atau peraturan
perundang-undangan (legal justice). Keadilan yang dimaksud disini bukanlah
keadilan formil, tetapi keadilan yang bersifat materil / substansif yang sesuai
dengan hati nurani hakim.3
Mengenai syarat-syarat untuk menjadi seorang hakim yang berlaku bagi
semua orang yaitu tertera dalam pasal 13 UU Nomor 3 tahun 2006 tentang
peadilan agama, yaitu:
1 Achmad Rifa’i, Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam PerspektifHukum Progesif
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010) hal. 2
2Boy Nurdin, Kedudukan dan Fungsi HakimdalamMenegakan Hukumdi Indonesia
(bandung:Penerbit Alumni, 2012) hal. 118.
3Achmad Rifa’i, Op. Cit. Hal. 3
5
1. Warga negara Indonesia
2. Beragama Islam
3. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
4. Sarjanah syari’ah / Hukum yang menguasai Hukum Islam
5. Sehat Jasmani dan Rohani
6. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela
7. Bukan bekas anggota organisasi terlarang partai komunis Indonesia.
B. Teori Pendukung
Kedudukan seorang hakim lebih utama diisi oleh laki-laki. Pendapat
tersebut dikemukakan oleh para fuqaha, dengan berlandaskan pada QS An-
Nisa’ ayat 34 yang intinya bahwa kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi
kaum perempuan. Kemudian diperkuat oleh para ulama madzab yang sepakat
bahwa perempuan tidak dibenarkan memimpin seperti halnya larangan
menjadi Imam sholat.
Namun dizaman sekarang ini, kedudukan antara laki-laki dan perempuan
dianggap sama sehingga seorang perempuan pun diperbolehkan menjadi
seorang hakim. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibnu Qoyyim al-
Jauziyyah bahwa perempuan dapat diterima sebagai hakim dan diakui
eksistensinya dikalangan masyarakat muslim. Hal tersebut sesuai dengan
bunyi kaidah hukum Islam yang menyatakan : berubahnya suatu hukum
hendaknya disuaikan dengan situasi, kondisi, waktu dan tempatnya serta
merujuk pada tujuan hukum Islam yang besifat umum yaitu meniadakan
kemadharatan dan mendahulukan kemaslahatan umum.4
Terlepas dari hakim laki-laki maupun hakim perempuan, yang perlu
diketahui yaitu, bahwa pada dasarnya tugas seorang hakim adalah memberi
keputusan dalam setiap perkara atau konflik yang dihadapkan kepadanya,
menetapkan hal-hal seperti hubungan hukum, nilai hukum dari perilaku, serta
kedudukan hukum pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perkara, sehingga
4Djazimah Muqoddas, Kontroversi HakimPerempuan pada Peradilan Islam di Negara-
negara Muslim (Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang, 2011) hal. 82-86.
6
untuk dapat menyelesaikan perselisihan atau konflik secara imparsial
berdasarkan hukum yang berlaku, maka hakim harus mandiri dan bebas dari
pihak manapun, terutama dalam mengambil suatu keputusan.5
Mengenai kewajiban-kewajiban hakim sebagaimana terlukis dalam
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970, yaitu:6
1. Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti
dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat (pasal 27
ayat 1)
2. Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib
memperhatikan pula sifat-sifat yang baik dan jahat dari tertuduh (pasal 27
ayat 2)
3. Hakim wajib mengundurkan diri dari pemeriksaan perkara apabila terikat
hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga atau semenda dengan
hakim ketua, salah seorang hakim anggota, jaksa penasehat Hukum atau
Panitera (vide pasal 28 ayat 2).
4. Hakim ketua sidang, hakim anggota dan bahkan jaksa yang masih terikat
dalam hubungan keluarga sedarah sampai sederajat ketiga atau semenda
dengan yang diadili, wajib pula mengundurkan diri dari pemeriksaan
perkara itu ( vide pasal 28 ayat 3)
5. Sebelum memangku jabatannya Hakim diwajibkan bersumpah atau
berjanji menurut agamanya (vide pasal 29).
Kewajiban hakim sebagaimana dirumuskan pasal 27 ayat 1 UU Nomor 14
Tahun 1970 bertujuan agar hakim dapat memberikan keputusan yang sesuai
dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat. Hal tersebut mengharuskan agar
hakim terjun ketengah-tengah masyarakat untuk mengenal, merasakan dan
mampu menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam
masyarakat. Jadi dalam memberikan keputusan, pendekatan yang harus
5 Achmad Rifa’i, Op. Cit. Hal. 2
6 Bambang Waluyo, Implementasi Kekuasaan KehakimanRepublik Indonesia (Jakarta:
Sinar Grafika, 1992) hal. 11-12.
7
digunakan oleh hakim bukan saja yuridis formal akan tetapi perlu
dipertimbangkan pula segi sosio kultural.7
Dalam Risalatul Qodla, dikisahkan Khalifah Umar bin Khattab yang
memerintahkan kepada Abdullah bin Qais pada saat menjadi hakim: “apabila
suatu kasus belum jelas hukumnya dalam al Qur’an dan Hadis, maka putuslah
dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat,serta
menganalogikan dengan kasus-kasus lain yang telah diputuskan.8
Kemudian dalam pasal 14 ayat 1 menyebutkan “ Hakim sebagai organ
pengadilan dianggap memahami hukum. Pencari keadilan datang padanya
untuk mohon keadilan. Andaikata ia tidak menemukan hukum tertulis, ia
wajib menggali hukum tidak tertulis untuk memutus berdasarkan hukum
sebagai seorang yang bijaksana dan bertanggung jawab penuh kepada Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara”.9
C. Materi Hadits
َ‫ر‬ُ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ ُ‫هللا‬ َ‫ى‬ ِ‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫د‬ْ‫ي‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬:ٌََ ََََ ُ‫ة‬‫ا‬َ‫َض‬
َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ِ‫َان‬‫ن‬َْ‫ا‬َ‫ر‬َ‫و‬ , ٌَِّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ى‬َ‫َض‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ف‬ َ‫ر‬َ‫ع‬ ‫ل‬ُ‫ج‬ َ‫ر‬ . ٌَِّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫د‬ ِ‫اح‬ َ‫و‬َ‫و‬ , ِ‫ار‬‫ل‬ُ‫ج‬
ْ‫ال‬ ِ‫ف‬ ِ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ل‬ُ‫ج‬ َ‫ر‬َ‫و‬ , ِ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ِ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ار‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ِ‫ض‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ف‬ َ‫ر‬َ‫ع‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬‫ى‬َ‫َض‬َ‫ق‬
. ُ‫م‬ِ‫اك‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ح‬َّ‫ح‬َ‫ص‬ َ‫و‬ , ٌَُ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ ْ‫اْل‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ر‬ . ِ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ٍ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬
Makna Mufrodat
ُ‫ة‬‫ا‬َ‫َض‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ Hakim, Orang yang mengadili
ٌَُّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ Surga
7Ibid. hal. 12
8 Achmad Rifa’i, Op. Cit. Hal. 7
9 Bambang Waluyo, Op. Cit. Hal. 11
8
ُ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ Neraka
‫يعرف‬ , َ‫ف‬ َ‫ر‬َ‫ع‬ Mengetahui, memahami
َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ Kebenaran
‫ار‬َ‫ج‬ Berlaku curang
‫ل‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ Kebodohan
Terjemah :
Dari Abu Buraidah dari ayahnya dari Nabi S.A.W. Beliau bersabda:”Hakim
itu tiga. Satu di surga,sedang yang dua di neraka. Hakim yang di surga
ialah:seseorang yang mengetahui kebenaran,lalu memutuskan hukum
dengan kebenaran itu. Sedang seorang hakim yang mengetahui
kebenaran.Lalu dia berlaku alim (menyimpang dari kebenaran), maka dia di
neraka. Demikian pula seorang yang menentukan hukum kepada
manusia,padahal dia adalah di dalam neraka.” (HR. Abu Dawud)10
D. Penjelasan Hadits
Hadis tersebut menjelaskan bahwa hakim itu ada 3, yaitu satu disurga dan
yang dua di neraka.
Pertama, hakim yang mengetahui kebenaran dan hukum syariat, lalu ia
menetapkan hukum dengannya, maka ia berarti sosok yang kuat yang dapat
dipercaya atas jabatan yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Hakim
seperti ini termasuk ahli surga.
Kedua, hakim yang mengetahui kebenaran dan sangat memahami sekali
hukum syariat akan tetapi ia menetapkan hukum dengan tidak benar. Hakim
seperti ini termasuk penghuni neraka.
Ketiga, hakim yang tidak mengetahui kebenaran dan tidak memahami
hukum syariat, akan tetapi ia memberanikan diri dan menetapkan hukum
10 Kahar Masyhur, Bulughul Maram (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992) hal. 322.
9
dengan kebodohan. Hakim seperti ini termasuk penghuni neraka, baik hukum
yang ditetapkannya benar atau salah.
E. Refleksi Hadis dalam kehidupan
Diantara syarat yang membuat seseorang layak untuk menduduki jabatan
hakim adalah menguasai tentang hukum halal dan haram yang terdapat dalam
syari’at Allah, dia memiliki kemampuan untuk merujuk untuk sumber-sumber
(referensi) syari’at Islam, mengistimbat (menyimpulkan) hukum dari
peristiwa-peristiwa yang diajukan kepadanya. Kemudian dia diwajibkan untuk
berijtihad dan berusaha mencari yang benar serta memutuskan hukum
berdasarkan perkiraannya (dzan) bahwa itu yang benar.
Jika seorang hakim berani mengambil keputusan hukum tanpa
mempertimbangkan yang matang, belum mengarahkan seluruh kemampuan,
dan dia tidak mengetahui tentang syari’at Allah SWT, maka ia berdosa
walaupun keputusannya sesuai dengan kebenaran dan realita yang
sesungguhnya dengan kebenaran adalah suatu yang tidak disengaja. Jika pada
suatu kali dia benar, maka sesungguhnya dia telah berkali-kali berbuat salah.
Dan sungguh kecelakaan yang sangat besar bagi hakim yang mengetahui
kebenaran, namun ia memutuskan dengan yang sebaliknya karena
mengharapkan keuntungan duniawi yang sedikit atau terdorong oleh hawa
nafsu, dendam dan kezhaliman.11
Kewajiban seorang hakim adalah mencurahkan seluruh kemampuannya
untuk memahami dakwaan dari segala sisinya, lalu memutuskan berdasarkan
hasil ijtihadnya bahwa itulah kesimpulan yang benar, dan dia mengira
(dengan perkiraan yang didukung oleh dalil, penjelas) bahwa itulah yang
benar. Sesuai yang telah dijelaskan dalam sabdah Rasulullah SAW., yang
diriwayatkan Al-Bukhari dari Ummu Salamah ra, “Saya menebak dengan kuat
bahwa dia jujur, lalu saya memutuskan berdasarka itu”. Maka Hakim tersebut
telah berbuat adil, baik keputusan itu tepat atau salah. Karena dia telah berbuat
11Musthafa Dieb Al-Bugha dan Syaikh Muhyiddin, AL-WAFI Syarah Hadits Arba’in
Imam An-Nawawi ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002) hal. 314-315.
10
sekuat tenaga untuk mencari kebenaran, dia memutuskan apa yang yang
diwajibkan kepadanya, yaitu berdasarkan argumen yang tampak.
Hikmah dalam hal ini adalah sebagai tindakan preventif untuk
mengantisipasi terjadinya kezhaliman dan kerusakan, sehingga tidak
mendorong para hakim yang jahat untuk melakukan kejahatan dan
menghukum manusia berdasarkan prasangka, dengan dalih bahwa ia
mengetahui hakikat sebenarnya, juga sebagai antisipasi untuk menepis segala
tuduhan dan keraguan ketika keputusan hakim tidak sesuai dengan keinginan
orang-orang yang berperkara. Yaitu adanya tuduhan dari mereka bahwa hakim
tidak adil, condong kepada salah satu menerima suap dan lain sebagainya.12
F. Aspek Tarbawi
Dari penjelasan diatas, banyak pelajaran yang dapat diambil diantarnya
yaitu bahwa seorang hakim diharuskan memiliki ketaqwaan serta akhlak yang
mulia. Agar dalam menyelesaikan suatu masalah selalu didasarkan pada
hukum agama. Juga harus memiliki pengetahuan yang luas. Supaya mampu
menggali kebenaran yang sebenarnya dengan menggunakan ilmu yang
dimiliki tersebut.
Kemudian, seorang hakim dituntut untuk selalu berbuat adil, tidak
memihak salah satu pihak dalam setiap masalah, agar masalah tersebut dapat
terselesaikan sesuai dengan kebenaran yang ada. Sehingga keputusan yang
keluarkannya dapat diterima serta dipercaya kebenarannya oleh orang lain.
12 Ibid, hal. 313-314.
11
PENUTUP
Hakim dalam bahasa arab disebut dengan Qadhi yang memiliki arti
menetapkan suatu hukum. Disini, hakim merupakan penafsir utama norma hukum
yang general kedalam peristiwa yang kongret (nyata) terjadi.
Mengingat begitu pentingnya menegakan keadilan menurut ajaran Islam,
maka seorang yang diangkat sebagai hakim haruslah benar-benar memiliki
pengetahuan yang luas, selain itu harus selalu bertakwa kepada Allah, mempunyai
akhlak mulia, terutama tentang kejujuran dan amanah.
Dalam pelaksanaanannya, Hakim dituntut untuk selalu menyampaikan
kebenaran dengan menunjukan bukti-bukti yang nyata. Serta dengan rasa keadilan
yang tinggi. Agar tercipta suatu kepercayaan dalam masyarakat tentang apa yang
telah diputuskannya tersebut. Seorang hakim juga dituntut untuk memiliki ilmu
pengetahuan yang tinggi sebagai bekal dalam memecahkan sebuah masalah.
Menjadi hakim memiliki tanggung jawab yang berat, ke dua tangannya
bagai surga dan neraka, akan kemana nantinya ia masuk hanya dia sendiri yang
bisa menetukan untuk itu menjadi hakim harus benar-benar adil.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rifa’i, Achmad. 2010. Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam Perspektif Hukum
Progesif . Jakarta: Sinar Grafika.
Boy Nurdin. 2012. Kedudukan dan Fungsi Hakim dalam Menegakan Hukum di
Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni.
Muqoddas, Djazimah. 2011. Kontroversi Hakim Perempuan pada Peradilan
Islam di Negara-negara Muslim. Yogyakarta: PT. LkiS Printing
Cemerlang.
Waluyo, Bambang. 1992. Implementasi Kekuasaan KehakimanRepublik
Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
Mansyur, Kahar. 1992. Bulughul Maram. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Al-Bugha, Musthafa Dieb dan Syaikh Muhyiddin. 2002. AL-WAFI Syarah Hadits
Arba’in Imam An-Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
13
BIODATA PENULIS
Nama : Khumairoh
NIM : 20211131138
Alamat : Dk. Kentingan Rt. 12 / Rw. 006 ds. Pakumbulan kec.
Buaran kab. Pekalongan.
Tempat tanggal lahir : Pekalongan, 1 April 1994
Anak ke : 4 dari 4 Bersaudara
Cita-cita : Menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat.
Hobbi : Mencari pengalaman baru
Orang Tua
 Ayah : Zamroni
 Ibu : Ukriyah
Riwayat pendidikan : MIS Pakumbulan 2005/2006
MTs S Simbang Kulon 2008/2009
MAS Simbang Kulon 2011/2012
Motto : Semua akan indah pada waktunya

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Internet Explorer
 
Qiyas sebagai sumber hukum islam
Qiyas sebagai sumber hukum islamQiyas sebagai sumber hukum islam
Qiyas sebagai sumber hukum islam
Aline AR
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islam  Sumber hukum islam
Sumber hukum islam
Dianto Jmb
 
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanKewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Yanels Garsione
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
Muli Bluelovers
 

La actualidad más candente (20)

Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihadMakalah  metode ijtihad dan macam macam ijtihad
Makalah metode ijtihad dan macam macam ijtihad
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidana
 
Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)
Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)
Ijtihad sebagai sumber dan metode study islam (autosaved)
 
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafterUshul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
Ushul fiqh ijtihad PDF Miftah'll everafter
 
Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
Peraturan Perundang-Undangan di IndonesiaPeraturan Perundang-Undangan di Indonesia
Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
 
Makalah ijtihad
Makalah ijtihadMakalah ijtihad
Makalah ijtihad
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidana
 
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
IJTIHAD SEBAGAI METODE PENGGALIAN HUKUM
 
Qiyas sebagai sumber hukum islam
Qiyas sebagai sumber hukum islamQiyas sebagai sumber hukum islam
Qiyas sebagai sumber hukum islam
 
Makalah IJTIHAD
Makalah IJTIHADMakalah IJTIHAD
Makalah IJTIHAD
 
Makalah usul fiqih
Makalah usul fiqihMakalah usul fiqih
Makalah usul fiqih
 
Thaharah (bersuci)
Thaharah (bersuci)Thaharah (bersuci)
Thaharah (bersuci)
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islam  Sumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
Makalah ijtihad stais
Makalah ijtihad staisMakalah ijtihad stais
Makalah ijtihad stais
 
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisanKewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
Kewenangan peradilan agama mengadili perkara kewarisan
 
Makalah pai
Makalah paiMakalah pai
Makalah pai
 
Hukum islam dan kontribusi umat islam indonesia
Hukum islam dan kontribusi umat islam indonesiaHukum islam dan kontribusi umat islam indonesia
Hukum islam dan kontribusi umat islam indonesia
 
Makalah u. fiqh
Makalah u. fiqhMakalah u. fiqh
Makalah u. fiqh
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Ijtihad
IjtihadIjtihad
Ijtihad
 

Destacado

Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (English)
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (English)Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (English)
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (English)
solehanlovesallah
 
Hadis tarbawi indo
Hadis tarbawi indoHadis tarbawi indo
Hadis tarbawi indo
11111047
 
Bab iii kewajiban berperilaku adil dan jujur
Bab iii kewajiban berperilaku adil dan jujurBab iii kewajiban berperilaku adil dan jujur
Bab iii kewajiban berperilaku adil dan jujur
Kaypang LLm
 
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (indo)
Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (indo)
solehanlovesallah
 
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
Mohamed Fadeel
 

Destacado (14)

Subjek Pendidikan dalam Islam
Subjek Pendidikan dalam IslamSubjek Pendidikan dalam Islam
Subjek Pendidikan dalam Islam
 
Bab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawiBab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawi
 
Makalah Hadits Tarbawi
Makalah Hadits TarbawiMakalah Hadits Tarbawi
Makalah Hadits Tarbawi
 
MAKALAH HADITS TARBAWI SASARAN DAN METODE PENDIDIKAN
MAKALAH HADITS TARBAWI  SASARAN DAN METODE PENDIDIKANMAKALAH HADITS TARBAWI  SASARAN DAN METODE PENDIDIKAN
MAKALAH HADITS TARBAWI SASARAN DAN METODE PENDIDIKAN
 
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (English)
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (English)Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (English)
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (English)
 
Makalah "Taqwa"
Makalah "Taqwa"Makalah "Taqwa"
Makalah "Taqwa"
 
Hadis tarbawi indo
Hadis tarbawi indoHadis tarbawi indo
Hadis tarbawi indo
 
Bab iii kewajiban berperilaku adil dan jujur
Bab iii kewajiban berperilaku adil dan jujurBab iii kewajiban berperilaku adil dan jujur
Bab iii kewajiban berperilaku adil dan jujur
 
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (indo)
Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)Hadits tarbawi  pendidikan masyarakat (indo)
Hadits tarbawi pendidikan masyarakat (indo)
 
Makalah Fiqih Mawaris
Makalah Fiqih MawarisMakalah Fiqih Mawaris
Makalah Fiqih Mawaris
 
Pengertian penilaian proyek
Pengertian penilaian proyekPengertian penilaian proyek
Pengertian penilaian proyek
 
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
Pengertian Taqwa (Pendidikan Agama Islam)
 
Hadis tarbawi : Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang yang berilmu
Hadis tarbawi : Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang yang berilmuHadis tarbawi : Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang yang berilmu
Hadis tarbawi : Ilmu Pengetahuan dan Keutamaan Orang yang berilmu
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 

Similar a Makalah hadis tarbawi ii

Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfMakalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
BregedekTutut
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
SLS
 

Similar a Makalah hadis tarbawi ii (20)

Etika Profesi Hakim
Etika Profesi Hakim Etika Profesi Hakim
Etika Profesi Hakim
 
SKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMASKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMA
 
A
AA
A
 
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINERKEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
KEBUNTUAN DARI PENDEKATAN LEGALITAS FORMAL MENUJU PENDEKATAN INTERDISIPLINER
 
Makalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab HukumMakalah PPKN Bab Hukum
Makalah PPKN Bab Hukum
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 
sumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihadsumber hukum islam & metode ijtihad
sumber hukum islam & metode ijtihad
 
Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)Sumber hukum islam (fiqih)
Sumber hukum islam (fiqih)
 
Fiqh kel 2
Fiqh kel 2Fiqh kel 2
Fiqh kel 2
 
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdfMakalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
Makalah_HUKUM_DAN_MORAL_DALAM_ISLAM_Disu.pdf
 
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.pptSistem Hukum di Indonesia.ppt
Sistem Hukum di Indonesia.ppt
 
Karakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islamKarakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islam
 
Karakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islamKarakteristik hukum islam
Karakteristik hukum islam
 
HUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docxHUKUM ADAT OKE.docx
HUKUM ADAT OKE.docx
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .
 
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan NasionalSistem Hukum dan Peradilan Nasional
Sistem Hukum dan Peradilan Nasional
 
Dalam uud 1945 juga terkandung
Dalam uud 1945 juga terkandungDalam uud 1945 juga terkandung
Dalam uud 1945 juga terkandung
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 

Más de khumairoh (16)

Ppt perkembangan masa anak awal
Ppt perkembangan masa anak awalPpt perkembangan masa anak awal
Ppt perkembangan masa anak awal
 
ASMAUL HUSNA
ASMAUL HUSNAASMAUL HUSNA
ASMAUL HUSNA
 
Materi manusia-sbg-khalifah
Materi manusia-sbg-khalifahMateri manusia-sbg-khalifah
Materi manusia-sbg-khalifah
 
Materi sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islamMateri sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islam
 
Materi sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islamMateri sumber hukum_islam
Materi sumber hukum_islam
 
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekah
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekahKeteladanan rasulullah-saw-periode-mekah
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekah
 
Ikhlas dalam beribadah
Ikhlas dalam beribadahIkhlas dalam beribadah
Ikhlas dalam beribadah
 
keteladanan dakwah Rasulullah swt periode Makkah
keteladanan dakwah Rasulullah swt periode Makkahketeladanan dakwah Rasulullah swt periode Makkah
keteladanan dakwah Rasulullah swt periode Makkah
 
Ppt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husnaPpt bab-asmaul-husna
Ppt bab-asmaul-husna
 
Khuznudzan
KhuznudzanKhuznudzan
Khuznudzan
 
manusia sebagai Khalifah dimuka bumi
manusia sebagai Khalifah dimuka bumimanusia sebagai Khalifah dimuka bumi
manusia sebagai Khalifah dimuka bumi
 
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hpptKeteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt
Keteladanan rasulullah-saw-periode-mekka hppt
 
Dakwah nabi periode makkah
Dakwah nabi periode makkahDakwah nabi periode makkah
Dakwah nabi periode makkah
 
Manusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumiManusia dan tugasnya di muka bumi
Manusia dan tugasnya di muka bumi
 
Ppt Dilalah ilmu mantiq
Ppt Dilalah ilmu mantiqPpt Dilalah ilmu mantiq
Ppt Dilalah ilmu mantiq
 
Ppt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islamPpt sumber hukum islam
Ppt sumber hukum islam
 

Último

Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 

Makalah hadis tarbawi ii

  • 1. HAKIM HARUS ADIL DAN TERPERCAYA Makalah Disusun guna memenuhi tugas: Mata Kuliah : Hadits Tarbawi II Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I Oleh : KHUMAIROH 2021113138 Kelas : PAI F JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PEKALONGAN 2015
  • 2. 2 KATA PENGANTAR ِ‫ْم‬‫ي‬ ِ‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫ْمن‬‫ح‬َّ‫الر‬ ِ‫هللا‬ ِ‫ْم‬‫س‬ِ‫ب‬ Segala puji dan syukur hanya milik Allah swt. Tuhan pencipta dan pemelihara semesta alam. Yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah- Nya kepada kita semua. Sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Hakim Harus Adil dan Terpercaya” tanpa rintangan yang berarti. Tak lupa juga Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw. Beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan. Amin.. Ucapan terima kasih saya persembahkan kepada dosen pengampu mata kuliah Hadits Tarbawi II yang tidak henti selalu memberi bimbingan serta pengarahannya. Serta terima kasih kepada kedua orang tua atas segala dukungan baik moril maupun materil. Sehingga kami memperoleh kemudahan dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini mampu memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Namun, penulis juga menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna yang masih memerlukan kritik juga saran dari para pembaca guna pembenahan makalah selanjutnya. Pekalongan, Maret 2015 Penyusun
  • 3. 3 PENDAHULUAN Dalam lingkup negara, Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undangan untuk mengadili suatu perkara yang dihadapkan kepadanya. Dari pengertian tersebut maka dapat pula dikatakan bahwa hakim adalah pemimpin dalam sebuah pengadilan yang menafsirkan norma hukum yang bersifat general kedalam peristiwa yang kongret (nyata) terjadi. Keputusan yang diberikan seorang hakim sangatlah mempengaruhi nasib dari seseorang yang dijatuhi hukuman. Selain itu keputusan hakim secara umum dapat mengalihkan hak kepemilikan yang berada dalam seseorang, mencabut kebebasan warga negara dan lain sebagainya. Sehingga dalam menyampaikan suatu keputusan, seorang hakim harus mempertimbangkan segala aspek yang bersifat yuridis, sosiologi, dan filosofis, sehingga keadilan yang hendak dicapai dapat terealisasikan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk diketahui bagaimana seharusnya seorang hakim itu bertindak. Agar apa yang diputuskannya itu merupakan sebuah kebenaran.
  • 4. 4 PEMBAHASAN A. Pengertian Hakim dalam bahasa Arab disebut dengan Qadhi yang berarti menetapkan hukum, memisahkan, menghukumi, melewati, selesai dari sesuatu dan menciptakan. Kemudian secara umum, hakim (Qadhi) itu mempunyai dua pengertian, yaitu Pertama, hakim adalah orang yang mengadili suatu perkara dipengadilan. Kedua, hakim adalah orang yang bijak.1 Sedangkan Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.2 Atau dengan kata lain, hakim yaitu penafsir utama norma hukum yang general kedalam peristiwa yang kongret (nyata) terjadi. Dalam melaksanakan tugasnya, hakim dituntut untuk bekerja secara profesional, bersih, arif dan bijaksana, serta mempunyai rasa kemanusiaan yang tinggi, dan juga menguasai dengan baik teori-teori ilmu hukum. Dalam diri hakim diemban suatu amanah agar peraturan perundang- undangan diterapkan secara benar dan adil, dan apabila peraturan perundang- undangan akan menimbulkan ketidak adilan, maka hakim wajib berpihak pada keadilan (moral justice) dan mengenyampingkan hukum atau peraturan perundang-undangan (legal justice). Keadilan yang dimaksud disini bukanlah keadilan formil, tetapi keadilan yang bersifat materil / substansif yang sesuai dengan hati nurani hakim.3 Mengenai syarat-syarat untuk menjadi seorang hakim yang berlaku bagi semua orang yaitu tertera dalam pasal 13 UU Nomor 3 tahun 2006 tentang peadilan agama, yaitu: 1 Achmad Rifa’i, Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam PerspektifHukum Progesif (Jakarta: Sinar Grafika, 2010) hal. 2 2Boy Nurdin, Kedudukan dan Fungsi HakimdalamMenegakan Hukumdi Indonesia (bandung:Penerbit Alumni, 2012) hal. 118. 3Achmad Rifa’i, Op. Cit. Hal. 3
  • 5. 5 1. Warga negara Indonesia 2. Beragama Islam 3. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 4. Sarjanah syari’ah / Hukum yang menguasai Hukum Islam 5. Sehat Jasmani dan Rohani 6. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela 7. Bukan bekas anggota organisasi terlarang partai komunis Indonesia. B. Teori Pendukung Kedudukan seorang hakim lebih utama diisi oleh laki-laki. Pendapat tersebut dikemukakan oleh para fuqaha, dengan berlandaskan pada QS An- Nisa’ ayat 34 yang intinya bahwa kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan. Kemudian diperkuat oleh para ulama madzab yang sepakat bahwa perempuan tidak dibenarkan memimpin seperti halnya larangan menjadi Imam sholat. Namun dizaman sekarang ini, kedudukan antara laki-laki dan perempuan dianggap sama sehingga seorang perempuan pun diperbolehkan menjadi seorang hakim. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ibnu Qoyyim al- Jauziyyah bahwa perempuan dapat diterima sebagai hakim dan diakui eksistensinya dikalangan masyarakat muslim. Hal tersebut sesuai dengan bunyi kaidah hukum Islam yang menyatakan : berubahnya suatu hukum hendaknya disuaikan dengan situasi, kondisi, waktu dan tempatnya serta merujuk pada tujuan hukum Islam yang besifat umum yaitu meniadakan kemadharatan dan mendahulukan kemaslahatan umum.4 Terlepas dari hakim laki-laki maupun hakim perempuan, yang perlu diketahui yaitu, bahwa pada dasarnya tugas seorang hakim adalah memberi keputusan dalam setiap perkara atau konflik yang dihadapkan kepadanya, menetapkan hal-hal seperti hubungan hukum, nilai hukum dari perilaku, serta kedudukan hukum pihak-pihak yang terlibat dalam suatu perkara, sehingga 4Djazimah Muqoddas, Kontroversi HakimPerempuan pada Peradilan Islam di Negara- negara Muslim (Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang, 2011) hal. 82-86.
  • 6. 6 untuk dapat menyelesaikan perselisihan atau konflik secara imparsial berdasarkan hukum yang berlaku, maka hakim harus mandiri dan bebas dari pihak manapun, terutama dalam mengambil suatu keputusan.5 Mengenai kewajiban-kewajiban hakim sebagaimana terlukis dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970, yaitu:6 1. Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat (pasal 27 ayat 1) 2. Dalam mempertimbangkan berat ringannya pidana, hakim wajib memperhatikan pula sifat-sifat yang baik dan jahat dari tertuduh (pasal 27 ayat 2) 3. Hakim wajib mengundurkan diri dari pemeriksaan perkara apabila terikat hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga atau semenda dengan hakim ketua, salah seorang hakim anggota, jaksa penasehat Hukum atau Panitera (vide pasal 28 ayat 2). 4. Hakim ketua sidang, hakim anggota dan bahkan jaksa yang masih terikat dalam hubungan keluarga sedarah sampai sederajat ketiga atau semenda dengan yang diadili, wajib pula mengundurkan diri dari pemeriksaan perkara itu ( vide pasal 28 ayat 3) 5. Sebelum memangku jabatannya Hakim diwajibkan bersumpah atau berjanji menurut agamanya (vide pasal 29). Kewajiban hakim sebagaimana dirumuskan pasal 27 ayat 1 UU Nomor 14 Tahun 1970 bertujuan agar hakim dapat memberikan keputusan yang sesuai dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat. Hal tersebut mengharuskan agar hakim terjun ketengah-tengah masyarakat untuk mengenal, merasakan dan mampu menyelami perasaan hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Jadi dalam memberikan keputusan, pendekatan yang harus 5 Achmad Rifa’i, Op. Cit. Hal. 2 6 Bambang Waluyo, Implementasi Kekuasaan KehakimanRepublik Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika, 1992) hal. 11-12.
  • 7. 7 digunakan oleh hakim bukan saja yuridis formal akan tetapi perlu dipertimbangkan pula segi sosio kultural.7 Dalam Risalatul Qodla, dikisahkan Khalifah Umar bin Khattab yang memerintahkan kepada Abdullah bin Qais pada saat menjadi hakim: “apabila suatu kasus belum jelas hukumnya dalam al Qur’an dan Hadis, maka putuslah dengan mempertimbangkan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat,serta menganalogikan dengan kasus-kasus lain yang telah diputuskan.8 Kemudian dalam pasal 14 ayat 1 menyebutkan “ Hakim sebagai organ pengadilan dianggap memahami hukum. Pencari keadilan datang padanya untuk mohon keadilan. Andaikata ia tidak menemukan hukum tertulis, ia wajib menggali hukum tidak tertulis untuk memutus berdasarkan hukum sebagai seorang yang bijaksana dan bertanggung jawab penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara”.9 C. Materi Hadits َ‫ر‬ُ‫ب‬ ْ‫ن‬َ‫ع‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫هللا‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ِ‫هللا‬ ُ‫ل‬ ْ‫و‬ُ‫س‬ َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ‫ى‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ع‬َ‫ت‬ ُ‫هللا‬ َ‫ى‬ ِ‫ض‬ َ‫ر‬ َ‫ة‬َ‫د‬ْ‫ي‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫س‬ َ‫و‬:ٌََ ََََ ُ‫ة‬‫ا‬َ‫َض‬ َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ِ‫َان‬‫ن‬َْ‫ا‬َ‫ر‬َ‫و‬ , ٌَِّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ‫ى‬َ‫َض‬َ‫ق‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ف‬ َ‫ر‬َ‫ع‬ ‫ل‬ُ‫ج‬ َ‫ر‬ . ٌَِّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫د‬ ِ‫اح‬ َ‫و‬َ‫و‬ , ِ‫ار‬‫ل‬ُ‫ج‬ ْ‫ال‬ ِ‫ف‬ ِ‫ر‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬ ‫ل‬ُ‫ج‬ َ‫ر‬َ‫و‬ , ِ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ِ‫م‬ْ‫ك‬ُ‫ح‬ْ‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫ار‬َ‫ج‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ِ‫ض‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ ْ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ َ‫ف‬ َ‫ر‬َ‫ع‬َ‫ف‬ َّ‫ق‬َ‫ح‬‫ى‬َ‫َض‬َ‫ق‬ . ُ‫م‬ِ‫اك‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ح‬َّ‫ح‬َ‫ص‬ َ‫و‬ , ٌَُ‫ع‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬َ ْ‫اْل‬ ُ‫ه‬‫ا‬ َ‫و‬َ‫ر‬ . ِ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ُ‫ه‬َ‫ف‬ ٍ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫اس‬َّ‫ن‬‫ل‬ِ‫ل‬ Makna Mufrodat ُ‫ة‬‫ا‬َ‫َض‬َ‫ق‬ْ‫ال‬ Hakim, Orang yang mengadili ٌَُّ‫ن‬َ‫ج‬ْ‫ال‬ Surga 7Ibid. hal. 12 8 Achmad Rifa’i, Op. Cit. Hal. 7 9 Bambang Waluyo, Op. Cit. Hal. 11
  • 8. 8 ُ‫ار‬َّ‫ن‬‫ال‬ Neraka ‫يعرف‬ , َ‫ف‬ َ‫ر‬َ‫ع‬ Mengetahui, memahami َّ‫ق‬َ‫ح‬ْ‫ال‬ Kebenaran ‫ار‬َ‫ج‬ Berlaku curang ‫ل‬ْ‫ه‬َ‫ج‬ Kebodohan Terjemah : Dari Abu Buraidah dari ayahnya dari Nabi S.A.W. Beliau bersabda:”Hakim itu tiga. Satu di surga,sedang yang dua di neraka. Hakim yang di surga ialah:seseorang yang mengetahui kebenaran,lalu memutuskan hukum dengan kebenaran itu. Sedang seorang hakim yang mengetahui kebenaran.Lalu dia berlaku alim (menyimpang dari kebenaran), maka dia di neraka. Demikian pula seorang yang menentukan hukum kepada manusia,padahal dia adalah di dalam neraka.” (HR. Abu Dawud)10 D. Penjelasan Hadits Hadis tersebut menjelaskan bahwa hakim itu ada 3, yaitu satu disurga dan yang dua di neraka. Pertama, hakim yang mengetahui kebenaran dan hukum syariat, lalu ia menetapkan hukum dengannya, maka ia berarti sosok yang kuat yang dapat dipercaya atas jabatan yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Hakim seperti ini termasuk ahli surga. Kedua, hakim yang mengetahui kebenaran dan sangat memahami sekali hukum syariat akan tetapi ia menetapkan hukum dengan tidak benar. Hakim seperti ini termasuk penghuni neraka. Ketiga, hakim yang tidak mengetahui kebenaran dan tidak memahami hukum syariat, akan tetapi ia memberanikan diri dan menetapkan hukum 10 Kahar Masyhur, Bulughul Maram (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992) hal. 322.
  • 9. 9 dengan kebodohan. Hakim seperti ini termasuk penghuni neraka, baik hukum yang ditetapkannya benar atau salah. E. Refleksi Hadis dalam kehidupan Diantara syarat yang membuat seseorang layak untuk menduduki jabatan hakim adalah menguasai tentang hukum halal dan haram yang terdapat dalam syari’at Allah, dia memiliki kemampuan untuk merujuk untuk sumber-sumber (referensi) syari’at Islam, mengistimbat (menyimpulkan) hukum dari peristiwa-peristiwa yang diajukan kepadanya. Kemudian dia diwajibkan untuk berijtihad dan berusaha mencari yang benar serta memutuskan hukum berdasarkan perkiraannya (dzan) bahwa itu yang benar. Jika seorang hakim berani mengambil keputusan hukum tanpa mempertimbangkan yang matang, belum mengarahkan seluruh kemampuan, dan dia tidak mengetahui tentang syari’at Allah SWT, maka ia berdosa walaupun keputusannya sesuai dengan kebenaran dan realita yang sesungguhnya dengan kebenaran adalah suatu yang tidak disengaja. Jika pada suatu kali dia benar, maka sesungguhnya dia telah berkali-kali berbuat salah. Dan sungguh kecelakaan yang sangat besar bagi hakim yang mengetahui kebenaran, namun ia memutuskan dengan yang sebaliknya karena mengharapkan keuntungan duniawi yang sedikit atau terdorong oleh hawa nafsu, dendam dan kezhaliman.11 Kewajiban seorang hakim adalah mencurahkan seluruh kemampuannya untuk memahami dakwaan dari segala sisinya, lalu memutuskan berdasarkan hasil ijtihadnya bahwa itulah kesimpulan yang benar, dan dia mengira (dengan perkiraan yang didukung oleh dalil, penjelas) bahwa itulah yang benar. Sesuai yang telah dijelaskan dalam sabdah Rasulullah SAW., yang diriwayatkan Al-Bukhari dari Ummu Salamah ra, “Saya menebak dengan kuat bahwa dia jujur, lalu saya memutuskan berdasarka itu”. Maka Hakim tersebut telah berbuat adil, baik keputusan itu tepat atau salah. Karena dia telah berbuat 11Musthafa Dieb Al-Bugha dan Syaikh Muhyiddin, AL-WAFI Syarah Hadits Arba’in Imam An-Nawawi ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002) hal. 314-315.
  • 10. 10 sekuat tenaga untuk mencari kebenaran, dia memutuskan apa yang yang diwajibkan kepadanya, yaitu berdasarkan argumen yang tampak. Hikmah dalam hal ini adalah sebagai tindakan preventif untuk mengantisipasi terjadinya kezhaliman dan kerusakan, sehingga tidak mendorong para hakim yang jahat untuk melakukan kejahatan dan menghukum manusia berdasarkan prasangka, dengan dalih bahwa ia mengetahui hakikat sebenarnya, juga sebagai antisipasi untuk menepis segala tuduhan dan keraguan ketika keputusan hakim tidak sesuai dengan keinginan orang-orang yang berperkara. Yaitu adanya tuduhan dari mereka bahwa hakim tidak adil, condong kepada salah satu menerima suap dan lain sebagainya.12 F. Aspek Tarbawi Dari penjelasan diatas, banyak pelajaran yang dapat diambil diantarnya yaitu bahwa seorang hakim diharuskan memiliki ketaqwaan serta akhlak yang mulia. Agar dalam menyelesaikan suatu masalah selalu didasarkan pada hukum agama. Juga harus memiliki pengetahuan yang luas. Supaya mampu menggali kebenaran yang sebenarnya dengan menggunakan ilmu yang dimiliki tersebut. Kemudian, seorang hakim dituntut untuk selalu berbuat adil, tidak memihak salah satu pihak dalam setiap masalah, agar masalah tersebut dapat terselesaikan sesuai dengan kebenaran yang ada. Sehingga keputusan yang keluarkannya dapat diterima serta dipercaya kebenarannya oleh orang lain. 12 Ibid, hal. 313-314.
  • 11. 11 PENUTUP Hakim dalam bahasa arab disebut dengan Qadhi yang memiliki arti menetapkan suatu hukum. Disini, hakim merupakan penafsir utama norma hukum yang general kedalam peristiwa yang kongret (nyata) terjadi. Mengingat begitu pentingnya menegakan keadilan menurut ajaran Islam, maka seorang yang diangkat sebagai hakim haruslah benar-benar memiliki pengetahuan yang luas, selain itu harus selalu bertakwa kepada Allah, mempunyai akhlak mulia, terutama tentang kejujuran dan amanah. Dalam pelaksanaanannya, Hakim dituntut untuk selalu menyampaikan kebenaran dengan menunjukan bukti-bukti yang nyata. Serta dengan rasa keadilan yang tinggi. Agar tercipta suatu kepercayaan dalam masyarakat tentang apa yang telah diputuskannya tersebut. Seorang hakim juga dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi sebagai bekal dalam memecahkan sebuah masalah. Menjadi hakim memiliki tanggung jawab yang berat, ke dua tangannya bagai surga dan neraka, akan kemana nantinya ia masuk hanya dia sendiri yang bisa menetukan untuk itu menjadi hakim harus benar-benar adil.
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Rifa’i, Achmad. 2010. Penemuan Hukum Oleh Hakim dalam Perspektif Hukum Progesif . Jakarta: Sinar Grafika. Boy Nurdin. 2012. Kedudukan dan Fungsi Hakim dalam Menegakan Hukum di Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni. Muqoddas, Djazimah. 2011. Kontroversi Hakim Perempuan pada Peradilan Islam di Negara-negara Muslim. Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang. Waluyo, Bambang. 1992. Implementasi Kekuasaan KehakimanRepublik Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. Mansyur, Kahar. 1992. Bulughul Maram. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Al-Bugha, Musthafa Dieb dan Syaikh Muhyiddin. 2002. AL-WAFI Syarah Hadits Arba’in Imam An-Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
  • 13. 13 BIODATA PENULIS Nama : Khumairoh NIM : 20211131138 Alamat : Dk. Kentingan Rt. 12 / Rw. 006 ds. Pakumbulan kec. Buaran kab. Pekalongan. Tempat tanggal lahir : Pekalongan, 1 April 1994 Anak ke : 4 dari 4 Bersaudara Cita-cita : Menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat. Hobbi : Mencari pengalaman baru Orang Tua  Ayah : Zamroni  Ibu : Ukriyah Riwayat pendidikan : MIS Pakumbulan 2005/2006 MTs S Simbang Kulon 2008/2009 MAS Simbang Kulon 2011/2012 Motto : Semua akan indah pada waktunya