Dokumen tersebut membahas tentang fallacies atau kesalahan penalaran. Jenis-jenis fallacies dibedakan menjadi formal fallacies dan substantive fallacies. Formal fallacies terjadi akibat pelanggaran aturan definisi, silogisme kategoris, dan silogisme hipotetis. Sedangkan substantive fallacies disebabkan oleh premis dan kesimpulan yang tidak benar. Contoh pola argumen formal fallacies adalah menyetujui konsekuensi dari suatu kondisi dan menolak anteceden
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
Presentasi fallacies (kelas f1)
1. MUH. YUSUF IRFAN
DARRYL JANUARTA
REGINA O. EDITHANIA
JUNIKA KASIH
OCTAVIANUS MARIO
2. APA ITU FALLACIES?
• Fallacies adalah kesalahan
dalam menafsirkan atau
memberikan alasan dalam
proses penalaran. Fallacies
juga sering disebut sebagai
argumen yang buruk.
• Fallacies adalah kesalahan
yang terjadi dalam aktivitas
berpikir karena
penyalahgunaan
bahasa (verbal) dan/atau
relevansi.
(id.wikipedia.org/wiki/kesesatan)
3. JENIS-JENIS FALLACIES
FORMAL FALLACIES
• Formal fallacies adalah
kekeliruan yang terjadi
akibat pelanggaran
terhadap aturan-aturan
definisi, silogisme kategoris
dan silogisme hipotetis.
(Dedy Djamaluddin Malik)
SUBSTANTIVE FALLACIES
• Substantive fallacies adalah
kekeliruan yang terjadi
karena premis dan
kesimpulan dalam argumen
bisa jadi tidak benar, atau
hanya terjadi kekeliruan
dalam premis tetapi
kesimpulannya benar,
begitupun sebaliknya.
4. FORMAL FALLACIES
Apa yang menyebabkan formal
fallacies dapat terjadi?
Koneksi
yang
buruk
Kesalahan
berpikir
logika
Formal
fallacies
Contoh
• Kadang dalam sebuah
argumen tidak dijelaskan
secara tersirat
kesimpulannya. Tetapi
premis itu sendiri adalah
kesimpulan yang dijelaskan
secara implisit dari premis
itu. Kadang salah pengertian
dari sebuah premis dapat
menjadi sebuah fallacies.
5. POLA-POLA ARGUMEN
FORMAL FALLACIES
• Menyetujui konsekuensi dari sebuah kondisi
• Menolak antecedent (pendahuluan) dari
sebuah kondisi
• Fallacies dari kata “Harus”
• Tingkatan dasar dari fallacies
6. MENYETUJUI KONSEKUENSI DARI
SEBUAH KONDISI
Contoh
Dalam suatu premis ada
konsekuensi dari sebuah
pendahuluan.
Disini P adalah antecedent
atau pendahuluan dari
sebuah premis, memiliki Q
yang disebut konsekuensi.
P1 : Jika seseorang adalah
filsuf (P), maka dia orang
yang bijak (Q)
P2 : Jon itu orang yang
bijak
C : Jon adalah seorang
filsuf.
Kesimpulan belum tentu benar
7. Fallacies ini muncul ketika
kita beragumen mengenai
conditional premise (Jika P
maka Q) dengan negasi
dari pendahuluannya (~P)
serta kesimpulan yang
berupa konsekuensi yang
bernegasi (~Q)
CONTOH
P1 : Jika seseorang adalah
seorang filsuf (P), maka
mereka bijaksana (Q)
P2 : Jon bukan seorang filsuf
(~P)
C : Jon tidak bijaksana (~Q)
Invaliditas disini memiliki
dasar yang memiliki
kesamaan dengan fallacies
dari menyetujui konsekuensi.
8. FALLACIES DARI KATA
“HARUS”
... Contoh
Fallacies ini dilihat
dari sudut pandang
sebuah keharusan
dalam membuat
kesimpulan yang
dilihat dari premis-premis.
P1 : Pemerintahan
Inggris sudah ada
selama hampir 1000
tahun
P2 : Semua yang ada
selama hampir 1000
tahun, harus
dipertahankan
C : Pemerintahan
Inggris harus
dipertahankan
9. TINGKATAN DASAR DARI
FALLACIES
Contoh
Tingkatan dasar dari
fallacies dinyatakan ketika
sebuah argumen diikuti
dengan bentuk dimana
bagian dari sebuah
kelompok yang memiliki
kelebihan tertentu; lebih
tinggi dibanding dengan
bagian dari kelompok
lainnya.
Rex adalah seekor tikus
ataupun seekor kucing.
75% kucing berwarna
hitam, dan hanya 45%
tikus berwarna hitam. Rex
berwarna hitam, oleh
karena itu Rex mungkin
seekor kucing.