1. Evaluasi Adverse Drug Reaction Antidiabetes
Berdasarkan Algoritma Naranjo di Bangsal Rawat
Inap RS PKU Muhammad Yogyakarta Periode
Desember 2011- Januari 2012
Argandita Meiftasari
Agung Utan M
Breliantin KP
Kristi Wahyuningsih
Pipin Irawan
Rikky Lesmana
Vanessa
Wisnu Nugroho
Atas penelitian Firtriyani dan Woro Sujadmi
2. Pendahuluan
• Algoritma Naranjo adalah kuisioner yang dirancang oleh Naranjo untuk
menentukan apakah efek yang merugikan disebabkan oleh obat atau
faktor lain.
• Algoritma naranjo terdiri dari 10 pertanyaan yang akan digunakan untuk
menilai apakah efek merugikan tersebut memang disebabkan oleh
penggunaan obat.
• Score dalam algoritme naranjo:
a. 0 : doubtful/ragu2
b. 1-4 : ADR cukup mungkin
c. 5-8 : ADR kemungkinan terjadi
d. ≥9 : ADR tinggi
4. • Diabetes melitus merupakan gangguan
metabolisme dengan manifestasi hilangnya
karbohidrat.
• Penggunaan obat DM dapat menyebabkan
terjadinya Adverse drug reaction (ADR) yang
dapat merugikan dan memperburuk konsidi
pasien.
• ADR ini dapat dimonitoring dengan ALGORITMA
NARANJO
5. Kasus
• Dari data obat yang digunakan oleh pasien di bawah ini, kami ingin
mengetahui hubungan kausal penggunaan obat dengan efek sampingnya
6. Cara Penggunaan Algoritma Naranjo
a. Pertanyaan nomor 1 dijawab berdasarkan literatur
b. Pertanyaan nomor 2-4 ditanyakan langsung ke pasien
c. Pertanyaan nomor 5 dijawab dengan melihat ADR obat lain dan keluhan karena
penyakit.
d. Pertanyaan nomor 6-9 dijawab berdasarkan uji klinis
e. Pertanyaan nomor 10 didukung oleh data lab
f. Semua score dijumlah berdasarkan angka yang sudah tertera dalam algoritma
naranjo
• Score dalam algoritme naranjo:
a. 0 : doubtful/ragu2
b. 1-4 : ADR cukup mungkin
c. 5-8 : ADR kemungkinan terjadi
d. ≥9 : ADR tinggi
*Dalam penelitian ini, nomor 3-4 dan 6-9 tidak dilakukan
9. Pembahasan
• Dalam penelitian ini, analisis ADR metormin dilakukan pada 3 pasien
diabetes melitus. Dari 3 pasien hanya 2 pasien yang menyampaikan
keluhan. Diperoleh skor total algoritma Naranjo rata-rata antara 1 – 4 yang
berarti Metformin cukup mungkin (possible) menyebabkan ADR berupa
mual.
• Berdasarkan literatur DIH, pasien diabetes melitus yang menggunakan
metformin 7-10 % pasien mengalami mual.
• Algoritma Naranjo juga digunakan untuk analisis ADR kombinasi obat pada
pasien diabetes melitus.
• Analisis Naranjo pada nomor pasien 16 diperoleh skor total sebesar 2. Hal
ini berarti penggunaan kombinasi metformin dan glibenklamid cukup
mungkin (possible) menyebabkan susah BAB.
• Berdasarkan literatur DIH, pasien yang menggunakan glibenklamid dapat
mengalami konstipasi walau jarang ada laporan mengenai ADR
10. Kesimpulan
Algoritma Naranjo ini dapat digunakan untuk
menegakkan hubungan kausal efek samping
yang terjadi dengan penggunaan obat oleh
pasien