SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 47
1. Apabila berhalangan hadir karena sakit
atau dengan alasan yang jelas, harap
melaporkannya kepada ketua tingkat atau
saya
2. Jika selama tiga hari berturut-turut tidak
menghadiri kelas tanpa alasan yang jelas
dan apabila tidak memperhatikan
pelajaran, nilai akan saya kurangi
3. Apabila terdapat masalah, harap
dilaporkan kepada ketua tingkat dan
ketua tingkat diharapkan melaporkannya
kepada saya 2
DWI ANDESLITA MIRDA M.SC
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 2016
Sabtu
1.00 – 3.00 pm
4
 Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang
pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa
kimia.
Mencakup :
1. Analisis Kualitatif
2. Analisis Kuantitatif
5
 Menyatakan keberadaan suatu unsur atau senyawa
dalam sampel
6
 Menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa
dalam sampel.
Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat
dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses
pemisahan terlebih dulu dari unsur yang mengganggu.
1. Bidang Industri Makanan
 Penentuan kadar protein dalam suatu makanan atau
bahan pangan.
2. Bidang Pertambangan
 Penentuan kadar uranium dalam suatu bijih tambang.
3. Bidang kedokteran
Mendiagnosis suatu penyakit pada manusia :
 Tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali
dalam darah menunjukkan adanya gangguan fungsi liver.
 Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan urin
menunjukkan penyakit gula.
7
4. Bidang Lingkungan
 Penentuan konsentrasi logam berat yang terlarut ke
dalam lingkungan air (pencemaran air).
5. Bidang Pertanian
 Lahan pertanian sebelum digunakan, maka tingkat
kesuburannya ditentukan dengan mengetahui
tingkat konsentrasi unsur yang ada di dalam tanah,
misalnya konsentrasi N, P, K dalam tanah.
8
Analisis Klasik
dan
Analisis Instrumental (Modern)
9
Analisis Klasik
 Berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri
yang telah diketahui dengan pasti.
 Contoh : Volumetri (Titrasi) dan Gravimetri
Volumetri,
 Besaran yang diukur : volume zat-zat yang bereaksi
Gravimetri,
 Besaran yang diukur : Massa dari zat-zat
10
Analisis Instrumental (Analisis Modern)
 Berdasarkan sifat fisiko-kimia zat.
 Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan
zat menimbulkan fenomena absorpsi, emisi,
hamburan yang kemudian dimanfaatkan untuk
teknik analisis spektroskopi.
 Menggunakan instrument canggih
11
1. Sampling,
2. Pengubahan sampel ke dalam bentuk
yang sesuai dengan pengukuran,
3. Pengukuran,
4. Perhitungan dan interpretasi data.
12
 Pengambilan sampel yang dapat mewakili
materi keseluruhan yang sebenarnya.
 Diubah menjadi sampel laboratorium yang
lebih kecil baik bentuk mau pun jumlahnya.
13
A. Pengeringan sampel
 Dilakukan untuk sampel dalam wujud padat.
 Dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang
ada dalam sampel.
 Definisi Kadar Air : persentasi kandungan air
suatu sampel
14
1. Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)
 Dilakukan menggunakan oven dengan suhu 105 –
110°C sampai mencapai berat konstan (tidak berubah).
 Pada sampel tidak semua air dapat menguap, ada
sebagian air yang terikat kuat dengan sampel sehingga
harus dilakukan pengukuran berat sampel hingga
konstan (tidak berubah).
 Sebelum ditimbang selalu ingat untuk masukkan
kedalam desikator selama 15 menit untuk
mendinginkan sampel yang baru keluar dari oven tanpa
terjadi penyerapan air. 15
1.Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)
Berat air yang diuapkan (Wa) =
 Berat sebelum pengeringan (Wz+Wo) – berat setelah
pengeringan (Wz+Wo)
Kadar Air (g/g) =
 Berat air yang diuapkan dibagi berat sampel sebelum
pengeringan dikali 100%.
 Wa x100%
(Wz+Wo) - Wo
16
1. Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)
 Kesalahan yang biasa terjadi :
1. Apabila suhu oven lebih kecil dari yang seharusnya 105
– 110°C, tidak semua air akan teruap (kadar air kecil)
2. Apabila suhu oven lebih besar dari yang seharusnya 105
– 110°C, tidak hanya air yang teruap tetapi juga
kandungan sampel yang mudah menguap seperti
alkohol juga ikut menguap (kadar air besar)
3. Tidak terkalibrasinya neraca analitik dan oven
17
2. Destilasi (Thermovolumetri)
 Uap yang dihasilkan dari pendinginan destilasi
akan mencair kembali dan hitung berapa
volumenya untuk menghitung kadar air.
 Sekitar 1 jam tidak ada penambahan volume lagi.
 Kadar air (V/g) :
 Volume air yang dihasilkan dibagi dengan berat
sampel awal dikali 100%
Va x100%
(Wz+Wo) - Wo 18
2. Destilasi (Thermovolumetri)
 Dengan penambahan zat kimia.
 Syarat zat kimia :
1. lebih tinggi titik didihnya dari pada air,
2. tidak bercampur dengan air,
3. berat jenis lebih rendah dari air.
Contoh : toluene, benzene, xylene, tetraklorethilen,
xylol.
 Toluene menyebabkan lemak (nonpolar) tidak
ikut menguap karena melarut pada toluene
(pelarut non polar). 19
Kelebihan destilasi daripada pengeringan dengan
menggunakan oven :
1. Dapat digunakan untuk sampel dengan kadar
air sangat kecil
2. Waktu pengerjaan relatif singkat
3. Hasil analisa lebih akurat
4. Terhindarnya teroksidasi senyawa lemak dan
dekomposisi gula (karamelisasi)
20
B. Penimbangan atau pengukuran volume sampel
 Dalam analisis kuantitatif, sampel yang
dianalisis harus diketahui secara kuantitatif berat
atau volumenya sebelum dilakukan pengukuran.
21
C. Pelarutan sampel
 Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut
yang dapat melarutkan sampel secara sempurna.
 Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan
menjadi ; air, pelarut organik, pelarut asam
(asam encer, asam kuat, asam campuran) serta
peleburan.
22
D. Pemisahan senyawa pengganggu
 Terjadi jika senyawa yang ada dalam campuran
memiliki sifat fisika atau sifat kimia yang berbeda.
 Unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan
dari sampel yang akan dianalisis
23
1. Pengayakan
2. Flotasi (pengapungan)
3. Filtrasi
4. Sentrifugasi
5. Kristalisasi
6. Destilasi
7. Ekstraksi
24
1. Pengayakan
 Untuk sampel heterogen khususnya pada campuran
dalam fasa padat.
 Didasari pada perbedaan ukuran partikel.
 Menggunakan ayakan yang memiliki pori atau lubang
tertentu yang dinyatakan dalam satuan mesh.
 Contoh : memisahkan pasir dari batu kerikil
25
2. Flotasi (Pengapungan)
 Untuk sampel dalam fasa padat.
 Didasari pada sifat permukaan dari senyawa atau
partikel
 Terbagi 2 :
a. Hidrofilik (Suka Air)
b. Hidrofobik (Tidak suka Air)
 Senyawa atau partikel yang suka air akan tetap berada
pada fasa air sedangkan untuk senyawa atau partikel
yang tidak suka air akan menempel pada gelembung
udara dan akan naik ke permukaan sehingga dapat
dipisahkan. 26
3. Filtrasi
 Untuk sampel campuran heterogen yang mengandung
cairan dan partikel-partikel padat dengan
menggunakan media filter yang hanya akan
meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel
padat.
27
a. Gravitasi
 Dengan menggunakan kertas saring yang dimasukkan
ke dalam corong pisah.
 Untuk jumlah partikel cair yang lebih banyak daripada
padatnya.
 Masukkan media filter sedikit demi sedikit, kira-kira
sepertiga dari kertas saring.
 Zat padat : residen Zat cair : filtrat
b. Tekanan
 Dengan menggunakan pompa vacum.
 Untuk jumlah partikel padat yang lebih banyak
daripada cairannya.
28
4. Sentrifugasi
 Pengendapan adalah proses membentuk endapan
yaitu padatan yang dinyatakan tidak larut dalam air
walaupun endapan tersebut sebenarnya mempunyai
kelarutan sekecil apapun.
 Untuk mempercepat proses pengendapan dengan
menggunakan gaya sentrifugasi (Objek diputar secara
horizontal pada jarak tertentu sehingga partikel-
partikelnya menuju dinding tabung dan terakumulasi
membentuk endapan). 29
5. Kristalisasi
 Didasari atas pelepasan pelarut dari zat
terlarutnya dalam sebuah campuran homogen
atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat
terlarutnya.
 Teknik pemisahan padat-cair yang sangat
penting dalam industri, karena dapat
menghasilkan kemurnian produk hingga 100%.
30
 Penggunaan Kristalisasi :
1. Industri garam dapur
2. Industri kaca (menggunakan silika untuk
membuat kaca)
3. Industri gula pasir
4. Industri makanan (produksi bubuk kopi
instant tanpa ampas, sehingga kristal
kafein dan gula dapat larut dengan cepat di
air panas)
31
 Dengan cara mengurangi/menghentikan kelarutan
zat terlarut sehingga terbentuk kristal.
 Proses kristalisasi dapat dilakukan dengan cara :
a. Penguapan (Evaporasi)
b. Pendinginan larutan
c. Penambahan antisolvent (pelarut yang tidak
melarutkan zat terlarut)
d. Reaksi kimia
e. Perubahan pH sehingga zat terlarut lebih
cenderung membentuk kristal daripada larutan 32
Penguapan
1. Proses pembuatan garam.
 Air laut dialirkan kedalam tambak dan selanjutnya
ditutup. Air laut yang ada dalam tambak terkena sinar
matahari dan mengalami proses penguapan, semakin
lama jumlah air berkurang, dan mengering terbentuk
kristal garam.
2. Proses pembuatan gula.
 Tebu digiling dan dihasilkan nira, nira tersebut
selanjutnya dimasukkan kedalam alat vacuum evaporator,
Dalam alat ini dilakukan pemanasan sehingga
kandungan air di dalam nira menguap, dan uap tersebut
dikeluarkan melalui pompa, sehingga terbentuk kristal
gula. 33
6. Destilasi
 Didasarkan pada perbedaan titik didih atau volatilitas
(kecenderungan suatu senyawa untuk berubah wujud
dari cair menjadi uap atau gas) dari masing-masing zat
penyusun dari campuran homogen.
 Volatilitas tinggi : mudah menguap atau mendidih
 Titik didih tinggi : susah menguap atau mendidih
 Perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin.
 Dua tahap proses :
1. Tahap penguapan
2. Tahap Pendinginan 34
 Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga
zat yang memiliki titik didih lebih rendah atau
volatilitas tinggi akan menguap terlebih dahulu.
 Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu
pendingin, proses pendinginan terjadi karena air
mengalir kedalam dinding (bagian luar kondenser),
sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.
 Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya dapat
memisahkan semua senyawa-senyawa yang ada dalam
campuran homogen tersebut.
35
1. Destilasi Sederhana
2. Destilasi Bertingkat (Fractional Destilation)
36
 Alkohol dihasilkan melalui proses fermentasi dari
sisa nira (tebu) yang tidak dapat diproses menjadi
gula pasir. Hasil fermentasi adalah alkohol yang
masih bercampur secara homogen dengan air.
 Atas dasar perbedaan titik didih air (100°C) dan
titik didih alkohol (70°C), sehingga yang akan
menguap terlebih dahulu adalah alkohol.
 Uap tersebut akan melalui pendingin dan akan
kembali cair. 37
 Proses pemisahan yang lebih komplek terjadi pada
minyak bumi. Dalam minyak bumi banyak
terdapat campuran.
 Atas dasar perbedaan titik didih atau sifat
volatilitasnya, maka dapat dipisahkan produk-
produk dari minyak bumi.
 Proses ini dikenal dengan destilasi fraksi, dimana
terjadi pemisahan-fraksi-fraksi dari bahan bakar.
38
39
 Minyak bumi akan diuapkan secara terus
menerus dan kemudian didinginkan oleh
beberapa kondensor.
 Setiap kondensor akan mendinginkan uap
yang spesifik berdasarkan tingkat
volatilitasnya.
 Gas dengan volatilitas paling tinggi,
artinya paling mudah menguap akan
terpisah terlebih dahulu
40
7. Ekstraksi
 Pemisahan zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap pelarut-pelarut tertentu
(dua cairan tidak saling larut seperti air dengan
pelarut organik)
 Contohnya : ekstraksi Iod yang ditambahkan
pelarut air dan kloroform.
41
7. Ekstraksi
 Pencampuran iod dengan air dan kloroform
menghasilkan 2 fasa/lapisan.
 Lapisan bawah berwarna ungu = iod terlarut dalam
klorofom
 Lapisan atas berwarna kuning muda = iod terlarut
dalam air.
 Kloroform berada dilapisan bawah karena berat jenis
kloroform lebih besar daripada air.
 Iod akan lebih banyak terlarut dalam kloroform,
karena sifat iod dan kloroform yang sama-sama
semipolar. Berbeda dengan air yang polar. 42
7. Ekstraksi
 Lapisan kloroform yang berisi iod dipisahkan atau
ditampung ke dalam erlemeyer.
 Tambahkan lagi kloroform pada fasa air agar iod yang
tersisa dalam air akan terlarut dalam kloroform
(dilakukan sebanyak 5 kali) hingga lapisan air semakin
bening yang menunjukkan tidak ada lagi kandungan
iod dalam air.
43
3. Pengukuran
 Teknik pengukuran :
 Secara klasik yang berdasarkan reaksi kimia
 Secara instrumen yang berdasarkan sifat
fisikokimia.
44
4. Perhitungan dan Interpretasi Data
 Umumnya kadar sampel secara kuantitatif
dinyatakan dengan perhitungan persen.
 Pada volumetri dan gravimetri perhitungan
persen diperoleh dari hubungan stoikiometri
sederhana berdasarkan reaksi kimianya.
 Pada spektroskopi diperoleh dari hubungan
absorban dan konsentrasi sampel dalam larutan.
45
4. Perhitungan dan Interpretasi Data
 Pada spektroskopi diperoleh dari hubungan
absorban dan konsentrasi sampel dalam larutan.
 Kadar spl : Au x Mb x Br
Ab x Mu
 Persen Kadar : Kadar sampel x 100%
Kadar etiket
 Au = absorban sampel
 Ab = absorban baku
 Mb = kosentrasi baku
 Mu = kosentrasi sampel
 Br = Bobot rata-rata
46
47

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kimia analitik
Kimia analitikKimia analitik
Kimia analitik
dody
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
wd_amaliah
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Dokter Tekno
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
wd_amaliah
 
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Rifki Ristiovan
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa Heterosiklik
Indra Lasmana
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
wd_amaliah
 

La actualidad más candente (20)

Kimia analitik
Kimia analitikKimia analitik
Kimia analitik
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Gravimetri ppt
Gravimetri pptGravimetri ppt
Gravimetri ppt
 
laporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redokslaporan praktikum titrasi redoks
laporan praktikum titrasi redoks
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Titrasi redoks
Titrasi redoksTitrasi redoks
Titrasi redoks
 
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
Reaksi, Aplikasi, dan Titrasi Asam Basa (Kimia Kelas XI)
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
Annes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis GravimetriAnnes : Analisis Gravimetri
Annes : Analisis Gravimetri
 
Asam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannyaAsam karboksilat dan turunannya
Asam karboksilat dan turunannya
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa Heterosiklik
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 
Iodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetriIodometri dan iodimetri
Iodometri dan iodimetri
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 

Destacado

Materi kimia analitik i
Materi kimia analitik iMateri kimia analitik i
Materi kimia analitik i
Widodo Caco
 
KLASIFIKASI MENURUT RH.WHITTAKER
KLASIFIKASI MENURUT RH.WHITTAKERKLASIFIKASI MENURUT RH.WHITTAKER
KLASIFIKASI MENURUT RH.WHITTAKER
Alfi Yuliyanti
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
Kustian Permana
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia II
Klara Tri Meiyana
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
Iwan Setiawan
 
Soal kimia-x-dan-kunci-jawaban
Soal kimia-x-dan-kunci-jawabanSoal kimia-x-dan-kunci-jawaban
Soal kimia-x-dan-kunci-jawaban
Cak Is
 

Destacado (20)

kimia analitik
kimia analitikkimia analitik
kimia analitik
 
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa KualitatifAnalisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
Analisa Pendahuluan dan Analisa Kualitatif
 
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIATAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
TAHAP-TAHAP PEKERJAAN ANALISIS KIMIA
 
Materi kimia analitik i
Materi kimia analitik iMateri kimia analitik i
Materi kimia analitik i
 
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitikKi5223 kapita selekta kimia analitik
Ki5223 kapita selekta kimia analitik
 
Buku Kimia SMK Teknik Bidang Analitik
Buku Kimia SMK Teknik Bidang AnalitikBuku Kimia SMK Teknik Bidang Analitik
Buku Kimia SMK Teknik Bidang Analitik
 
KLASIFIKASI MENURUT RH.WHITTAKER
KLASIFIKASI MENURUT RH.WHITTAKERKLASIFIKASI MENURUT RH.WHITTAKER
KLASIFIKASI MENURUT RH.WHITTAKER
 
Metode sampling
Metode samplingMetode sampling
Metode sampling
 
Metode sampling kimia farmasi
Metode sampling kimia farmasiMetode sampling kimia farmasi
Metode sampling kimia farmasi
 
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation Kelompok 1 ppt identifikasi kation
Kelompok 1 ppt identifikasi kation
 
Analisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif KationAnalisis Kuantitatif Kation
Analisis Kuantitatif Kation
 
Pemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iiiPemisahan kation golongan iii
Pemisahan kation golongan iii
 
Jurnal Kimia Analisis Kuantitatif
Jurnal Kimia Analisis KuantitatifJurnal Kimia Analisis Kuantitatif
Jurnal Kimia Analisis Kuantitatif
 
Pendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia IIPendahuluan analisis kimia II
Pendahuluan analisis kimia II
 
Ekstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitikEkstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitik
 
Larutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan KonsentrasiLarutan Dan Konsentrasi
Larutan Dan Konsentrasi
 
Analisis unsur kimia industri ppt...
Analisis unsur kimia industri ppt...Analisis unsur kimia industri ppt...
Analisis unsur kimia industri ppt...
 
Soal kimia-x-dan-kunci-jawaban
Soal kimia-x-dan-kunci-jawabanSoal kimia-x-dan-kunci-jawaban
Soal kimia-x-dan-kunci-jawaban
 
Kimia Analitik I
Kimia Analitik IKimia Analitik I
Kimia Analitik I
 
Analisa kation dan anion
Analisa kation dan anionAnalisa kation dan anion
Analisa kation dan anion
 

Similar a Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)

KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KikiAdriani1
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Agres Tarigan
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
Indriati Dewi
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
Indriati Dewi
 
Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cair
rikayulliyani
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
Ferdianti Aprillia
 

Similar a Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik) (20)

KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
 
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan EkstraksiPercobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
Percobaan 1 Destilasi dan Ekstraksi
 
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-ovenAnalisa kadar-air-dengan-metode-oven
Analisa kadar-air-dengan-metode-oven
 
materi air
materi airmateri air
materi air
 
02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)02. analisis kadar air (win 2)
02. analisis kadar air (win 2)
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)Pentuan Kadar Ni (Nikel)
Pentuan Kadar Ni (Nikel)
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
 
fdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptx
fdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptxfdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptx
fdokumen.com_air-dalam-bahan-pangan.pptx
 
Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1Materi ka gravimetri 1
Materi ka gravimetri 1
 
51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri51226359 bab-gravimetri
51226359 bab-gravimetri
 
Modul kimia analitik ii 2020
Modul kimia analitik ii 2020Modul kimia analitik ii 2020
Modul kimia analitik ii 2020
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Analisa zat padat
Analisa zat padatAnalisa zat padat
Analisa zat padat
 
Cu dengan gravimetri
Cu dengan gravimetriCu dengan gravimetri
Cu dengan gravimetri
 
Limbah
LimbahLimbah
Limbah
 
Pemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cairPemisahan dan pemurnian zat cair
Pemisahan dan pemurnian zat cair
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHANLAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PEMISAHAN
 

Último

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
RIMA685626
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptxModul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
Modul Projek Bangunlah Jiwa dan Raganya - Damai Belajar Bersama - Fase C.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 

Kimia analitik 1 - Part I (pengantar kimia analitik)

  • 1.
  • 2. 1. Apabila berhalangan hadir karena sakit atau dengan alasan yang jelas, harap melaporkannya kepada ketua tingkat atau saya 2. Jika selama tiga hari berturut-turut tidak menghadiri kelas tanpa alasan yang jelas dan apabila tidak memperhatikan pelajaran, nilai akan saya kurangi 3. Apabila terdapat masalah, harap dilaporkan kepada ketua tingkat dan ketua tingkat diharapkan melaporkannya kepada saya 2
  • 3. DWI ANDESLITA MIRDA M.SC UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 2016 Sabtu 1.00 – 3.00 pm
  • 4. 4
  • 5.  Cabang ilmu kimia yang mempelajari tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Mencakup : 1. Analisis Kualitatif 2. Analisis Kuantitatif 5
  • 6.  Menyatakan keberadaan suatu unsur atau senyawa dalam sampel 6  Menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel. Tidak semua unsur atau senyawa yang ada dalam sampel dapat dianalisis secara langsung, sebagian besar memerlukan proses pemisahan terlebih dulu dari unsur yang mengganggu.
  • 7. 1. Bidang Industri Makanan  Penentuan kadar protein dalam suatu makanan atau bahan pangan. 2. Bidang Pertambangan  Penentuan kadar uranium dalam suatu bijih tambang. 3. Bidang kedokteran Mendiagnosis suatu penyakit pada manusia :  Tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali dalam darah menunjukkan adanya gangguan fungsi liver.  Tingkat konsentrasi gula dalam darah dan urin menunjukkan penyakit gula. 7
  • 8. 4. Bidang Lingkungan  Penentuan konsentrasi logam berat yang terlarut ke dalam lingkungan air (pencemaran air). 5. Bidang Pertanian  Lahan pertanian sebelum digunakan, maka tingkat kesuburannya ditentukan dengan mengetahui tingkat konsentrasi unsur yang ada di dalam tanah, misalnya konsentrasi N, P, K dalam tanah. 8
  • 10. Analisis Klasik  Berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang telah diketahui dengan pasti.  Contoh : Volumetri (Titrasi) dan Gravimetri Volumetri,  Besaran yang diukur : volume zat-zat yang bereaksi Gravimetri,  Besaran yang diukur : Massa dari zat-zat 10
  • 11. Analisis Instrumental (Analisis Modern)  Berdasarkan sifat fisiko-kimia zat.  Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat menimbulkan fenomena absorpsi, emisi, hamburan yang kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis spektroskopi.  Menggunakan instrument canggih 11
  • 12. 1. Sampling, 2. Pengubahan sampel ke dalam bentuk yang sesuai dengan pengukuran, 3. Pengukuran, 4. Perhitungan dan interpretasi data. 12
  • 13.  Pengambilan sampel yang dapat mewakili materi keseluruhan yang sebenarnya.  Diubah menjadi sampel laboratorium yang lebih kecil baik bentuk mau pun jumlahnya. 13
  • 14. A. Pengeringan sampel  Dilakukan untuk sampel dalam wujud padat.  Dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam sampel.  Definisi Kadar Air : persentasi kandungan air suatu sampel 14
  • 15. 1. Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)  Dilakukan menggunakan oven dengan suhu 105 – 110°C sampai mencapai berat konstan (tidak berubah).  Pada sampel tidak semua air dapat menguap, ada sebagian air yang terikat kuat dengan sampel sehingga harus dilakukan pengukuran berat sampel hingga konstan (tidak berubah).  Sebelum ditimbang selalu ingat untuk masukkan kedalam desikator selama 15 menit untuk mendinginkan sampel yang baru keluar dari oven tanpa terjadi penyerapan air. 15
  • 16. 1.Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri) Berat air yang diuapkan (Wa) =  Berat sebelum pengeringan (Wz+Wo) – berat setelah pengeringan (Wz+Wo) Kadar Air (g/g) =  Berat air yang diuapkan dibagi berat sampel sebelum pengeringan dikali 100%.  Wa x100% (Wz+Wo) - Wo 16
  • 17. 1. Pengeringan menggunakan oven (Thermogravimetri)  Kesalahan yang biasa terjadi : 1. Apabila suhu oven lebih kecil dari yang seharusnya 105 – 110°C, tidak semua air akan teruap (kadar air kecil) 2. Apabila suhu oven lebih besar dari yang seharusnya 105 – 110°C, tidak hanya air yang teruap tetapi juga kandungan sampel yang mudah menguap seperti alkohol juga ikut menguap (kadar air besar) 3. Tidak terkalibrasinya neraca analitik dan oven 17
  • 18. 2. Destilasi (Thermovolumetri)  Uap yang dihasilkan dari pendinginan destilasi akan mencair kembali dan hitung berapa volumenya untuk menghitung kadar air.  Sekitar 1 jam tidak ada penambahan volume lagi.  Kadar air (V/g) :  Volume air yang dihasilkan dibagi dengan berat sampel awal dikali 100% Va x100% (Wz+Wo) - Wo 18
  • 19. 2. Destilasi (Thermovolumetri)  Dengan penambahan zat kimia.  Syarat zat kimia : 1. lebih tinggi titik didihnya dari pada air, 2. tidak bercampur dengan air, 3. berat jenis lebih rendah dari air. Contoh : toluene, benzene, xylene, tetraklorethilen, xylol.  Toluene menyebabkan lemak (nonpolar) tidak ikut menguap karena melarut pada toluene (pelarut non polar). 19
  • 20. Kelebihan destilasi daripada pengeringan dengan menggunakan oven : 1. Dapat digunakan untuk sampel dengan kadar air sangat kecil 2. Waktu pengerjaan relatif singkat 3. Hasil analisa lebih akurat 4. Terhindarnya teroksidasi senyawa lemak dan dekomposisi gula (karamelisasi) 20
  • 21. B. Penimbangan atau pengukuran volume sampel  Dalam analisis kuantitatif, sampel yang dianalisis harus diketahui secara kuantitatif berat atau volumenya sebelum dilakukan pengukuran. 21
  • 22. C. Pelarutan sampel  Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang dapat melarutkan sampel secara sempurna.  Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan menjadi ; air, pelarut organik, pelarut asam (asam encer, asam kuat, asam campuran) serta peleburan. 22
  • 23. D. Pemisahan senyawa pengganggu  Terjadi jika senyawa yang ada dalam campuran memiliki sifat fisika atau sifat kimia yang berbeda.  Unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan dari sampel yang akan dianalisis 23
  • 24. 1. Pengayakan 2. Flotasi (pengapungan) 3. Filtrasi 4. Sentrifugasi 5. Kristalisasi 6. Destilasi 7. Ekstraksi 24
  • 25. 1. Pengayakan  Untuk sampel heterogen khususnya pada campuran dalam fasa padat.  Didasari pada perbedaan ukuran partikel.  Menggunakan ayakan yang memiliki pori atau lubang tertentu yang dinyatakan dalam satuan mesh.  Contoh : memisahkan pasir dari batu kerikil 25
  • 26. 2. Flotasi (Pengapungan)  Untuk sampel dalam fasa padat.  Didasari pada sifat permukaan dari senyawa atau partikel  Terbagi 2 : a. Hidrofilik (Suka Air) b. Hidrofobik (Tidak suka Air)  Senyawa atau partikel yang suka air akan tetap berada pada fasa air sedangkan untuk senyawa atau partikel yang tidak suka air akan menempel pada gelembung udara dan akan naik ke permukaan sehingga dapat dipisahkan. 26
  • 27. 3. Filtrasi  Untuk sampel campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya akan meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat. 27
  • 28. a. Gravitasi  Dengan menggunakan kertas saring yang dimasukkan ke dalam corong pisah.  Untuk jumlah partikel cair yang lebih banyak daripada padatnya.  Masukkan media filter sedikit demi sedikit, kira-kira sepertiga dari kertas saring.  Zat padat : residen Zat cair : filtrat b. Tekanan  Dengan menggunakan pompa vacum.  Untuk jumlah partikel padat yang lebih banyak daripada cairannya. 28
  • 29. 4. Sentrifugasi  Pengendapan adalah proses membentuk endapan yaitu padatan yang dinyatakan tidak larut dalam air walaupun endapan tersebut sebenarnya mempunyai kelarutan sekecil apapun.  Untuk mempercepat proses pengendapan dengan menggunakan gaya sentrifugasi (Objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu sehingga partikel- partikelnya menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan). 29
  • 30. 5. Kristalisasi  Didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya.  Teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. 30
  • 31.  Penggunaan Kristalisasi : 1. Industri garam dapur 2. Industri kaca (menggunakan silika untuk membuat kaca) 3. Industri gula pasir 4. Industri makanan (produksi bubuk kopi instant tanpa ampas, sehingga kristal kafein dan gula dapat larut dengan cepat di air panas) 31
  • 32.  Dengan cara mengurangi/menghentikan kelarutan zat terlarut sehingga terbentuk kristal.  Proses kristalisasi dapat dilakukan dengan cara : a. Penguapan (Evaporasi) b. Pendinginan larutan c. Penambahan antisolvent (pelarut yang tidak melarutkan zat terlarut) d. Reaksi kimia e. Perubahan pH sehingga zat terlarut lebih cenderung membentuk kristal daripada larutan 32
  • 33. Penguapan 1. Proses pembuatan garam.  Air laut dialirkan kedalam tambak dan selanjutnya ditutup. Air laut yang ada dalam tambak terkena sinar matahari dan mengalami proses penguapan, semakin lama jumlah air berkurang, dan mengering terbentuk kristal garam. 2. Proses pembuatan gula.  Tebu digiling dan dihasilkan nira, nira tersebut selanjutnya dimasukkan kedalam alat vacuum evaporator, Dalam alat ini dilakukan pemanasan sehingga kandungan air di dalam nira menguap, dan uap tersebut dikeluarkan melalui pompa, sehingga terbentuk kristal gula. 33
  • 34. 6. Destilasi  Didasarkan pada perbedaan titik didih atau volatilitas (kecenderungan suatu senyawa untuk berubah wujud dari cair menjadi uap atau gas) dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen.  Volatilitas tinggi : mudah menguap atau mendidih  Titik didih tinggi : susah menguap atau mendidih  Perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.  Dua tahap proses : 1. Tahap penguapan 2. Tahap Pendinginan 34
  • 35.  Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih lebih rendah atau volatilitas tinggi akan menguap terlebih dahulu.  Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses pendinginan terjadi karena air mengalir kedalam dinding (bagian luar kondenser), sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair.  Proses ini berjalan terus menerus dan akhirnya dapat memisahkan semua senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut. 35
  • 36. 1. Destilasi Sederhana 2. Destilasi Bertingkat (Fractional Destilation) 36
  • 37.  Alkohol dihasilkan melalui proses fermentasi dari sisa nira (tebu) yang tidak dapat diproses menjadi gula pasir. Hasil fermentasi adalah alkohol yang masih bercampur secara homogen dengan air.  Atas dasar perbedaan titik didih air (100°C) dan titik didih alkohol (70°C), sehingga yang akan menguap terlebih dahulu adalah alkohol.  Uap tersebut akan melalui pendingin dan akan kembali cair. 37
  • 38.  Proses pemisahan yang lebih komplek terjadi pada minyak bumi. Dalam minyak bumi banyak terdapat campuran.  Atas dasar perbedaan titik didih atau sifat volatilitasnya, maka dapat dipisahkan produk- produk dari minyak bumi.  Proses ini dikenal dengan destilasi fraksi, dimana terjadi pemisahan-fraksi-fraksi dari bahan bakar. 38
  • 39. 39
  • 40.  Minyak bumi akan diuapkan secara terus menerus dan kemudian didinginkan oleh beberapa kondensor.  Setiap kondensor akan mendinginkan uap yang spesifik berdasarkan tingkat volatilitasnya.  Gas dengan volatilitas paling tinggi, artinya paling mudah menguap akan terpisah terlebih dahulu 40
  • 41. 7. Ekstraksi  Pemisahan zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap pelarut-pelarut tertentu (dua cairan tidak saling larut seperti air dengan pelarut organik)  Contohnya : ekstraksi Iod yang ditambahkan pelarut air dan kloroform. 41
  • 42. 7. Ekstraksi  Pencampuran iod dengan air dan kloroform menghasilkan 2 fasa/lapisan.  Lapisan bawah berwarna ungu = iod terlarut dalam klorofom  Lapisan atas berwarna kuning muda = iod terlarut dalam air.  Kloroform berada dilapisan bawah karena berat jenis kloroform lebih besar daripada air.  Iod akan lebih banyak terlarut dalam kloroform, karena sifat iod dan kloroform yang sama-sama semipolar. Berbeda dengan air yang polar. 42
  • 43. 7. Ekstraksi  Lapisan kloroform yang berisi iod dipisahkan atau ditampung ke dalam erlemeyer.  Tambahkan lagi kloroform pada fasa air agar iod yang tersisa dalam air akan terlarut dalam kloroform (dilakukan sebanyak 5 kali) hingga lapisan air semakin bening yang menunjukkan tidak ada lagi kandungan iod dalam air. 43
  • 44. 3. Pengukuran  Teknik pengukuran :  Secara klasik yang berdasarkan reaksi kimia  Secara instrumen yang berdasarkan sifat fisikokimia. 44
  • 45. 4. Perhitungan dan Interpretasi Data  Umumnya kadar sampel secara kuantitatif dinyatakan dengan perhitungan persen.  Pada volumetri dan gravimetri perhitungan persen diperoleh dari hubungan stoikiometri sederhana berdasarkan reaksi kimianya.  Pada spektroskopi diperoleh dari hubungan absorban dan konsentrasi sampel dalam larutan. 45
  • 46. 4. Perhitungan dan Interpretasi Data  Pada spektroskopi diperoleh dari hubungan absorban dan konsentrasi sampel dalam larutan.  Kadar spl : Au x Mb x Br Ab x Mu  Persen Kadar : Kadar sampel x 100% Kadar etiket  Au = absorban sampel  Ab = absorban baku  Mb = kosentrasi baku  Mu = kosentrasi sampel  Br = Bobot rata-rata 46
  • 47. 47

Notas del editor

  1. Jika kekurangan P, pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya kerdil. Manfaat Nitrogen adalah memacu pertumbuhan tanaman pada fase vegetatif, serta berperan dalam pembentukan klorofil, asam amino, lemak, enzim, dan persenyawaan lain Muatan positif dari Kalium akan membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau unsur lainnya. 
  2. Stoikiometri =  ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia).
  3. Absorbansi, satu substansi diambil ke dalam struktur fisik dari bahan lainnya.  Adsorpsi, suatu zat atau energi yang tertarik pada permukaan. Emisi = Pancaran
  4. Peleburan = lipstik, dengan menggunakan uap air / steam