2. Latar Belakang
PENDAHULUAN
Manusia berakal,
berpikir, bernalar dan
berlogika
Penarikan
kesimpulan yang
benar
Metode penarikan
kesimpulan induktif
dan deduktif
Tugas individu,
mata kuliah Filsafat
Ilmu.
Rumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat
Rumusan Masalah;
1. Bagaimanakah proses menarik kesimpulan dalam
suatu penalaran dengan menggunakan prinsip-prinsip
silogisme
2. Bagaimana dilema dan sesat pikir terjadi dalam
suatu penarikan kesimpulan
Tujuan; Penulisan untuk memahamidan
menganalisis hakikat pengertian dan prinsip-prinsip
silogisme, dilema dan sesat piki dalam penarikan
kesimpulan
Manfaat; dapat memahami hakikat dan
pengertian dan prinsip-prinsip silogisme, dilema dan
sesat pikir dalam suatu penarikan kesimpulan.
3. Pengertian
Silogisme
bahasa Yunani:
Syllogismos:
kesimpulan
atau banding
logis
Silogisme adalah
bentuk penarikan
kesimpulan secara
deduktif dari dua
premis
Struktur dan
Prinsip
Silogisme
Struktur:
-Premis mayor, premis
minor, konklusi, term
penengah (M), term
mayor (P) dan Term
minor (S)
Prinsip:
1. A=B; B=C maka A=C
2. A=C, BC maka AC
4. Bentuk Silogisme:
1. Silogisme Kategorik
2. Silogisme Tidak Beraturan (Entimema, Epikeirema, Sorites, Polisilogisme
3. Silogisme Majemuk
4. Dilema
5. Sesat Pikir
4 pola dasar silogisme Kategoris:
1. Silogisme Sub-Pre
2. Silogisme Bis-Pre
3. Silogisme Bis-Sub
4. Silogisme Pre-Sub
4 Prinsip Silogisme Kategoris:
1. Prinsip Identitas timbal balik
2. Prinsip berbeda timbal balik
3. Prinsip dictum de omni
4. Prinsip dictum de nulllo
(hukum kemustahilan)
8 Aturan Silogisme Kategorik:
1. Aturan berdasar Term; ada 4 aturan
2. Aturan berdasar premis; ada 4
aturan
19 modus silogisme sohih:
Sub-pre (Barbara; Celarent; Darii;
Ferio);
Bis-Pre (Camestres; Cesare; Baroco;
Festino);
Bis-Sub (Darapti; Felapton; Datisi;
Fresion; Disamis; Borcado);
Pre-Sub (Bramantis; Camenes; Fesapo;
Ferison; Dimaris)
5. Valid dan benar dalam Silogisme
1. Valid (Absah); valid jika
prosedur penarikan konklusi
sesuai dengan patokan,
sebaliknya tidak valid
2. Benar; proposisi didukung/
sesuai fakta, sebaliknya
tidak benar.
Metode Penarikan kesimpulan
1. Proposisi universal afirmatif
equivalen
2. Proposisi universal afirmatif
implikasi
3. Proposisi universal negatif
4. Proposisi partikular afirmatif
inklusif
5. Proposisi partikular afirmatif
implikasi
1. Modus Ponendo Ponen
(MPP)
2. Modus Tolendo Tolen (MTT)
3. Modus Tolendo Ponen (MTP)
4. Modus Ponendo Tolen (MPT)
Bentuk Silogisme Majemuk
1. Silogisme Disjungtif Inklusif
2. Silogisme Disjungtif Ekslusif
3. Silogisme Hipotetis
Konjungtif
4. Silogisme Hipotetis
Kondisional (Implikasi/
bersyarat)
5. Silogisme Hipotetis
Bikondisional (biimplikasi/
bolak balik)
Jenis-Jenis Silogisme Majemuk
6. Dilema:
1. Dilema
Konstruktif
2. Dilema Destruktif
Hukum Dilema
1. Prinsip disjungsi
harus sempurna
2. Bagian disjungsi
harus
bertentangan
secara eksplisit
3. Konsekuensi dari
disjungi harus sah
4. Kesimpulan dari
premis tidak
menimbulkan
retorsi.
Sesat Pikir:
1. Sesat dalam definisi
2. Sesat dalam
penggolongan
3. Sesat dalam bahasa
4. Sesat karena
relevansi
Sesat pikir karena
Bahasa
1. Karena aksen/
penekanan
2. Karena term
equivok
3. Karena metahpora
4. Karena Amfiboli
Sesat Pikir karena Relevansi
1. Argumentum ad
hominem
2. Argumentum ad
verecundian
3. Argumentum ad
baculum
4. Argumentum ad
mistericordian
5. Argumentum ad
populum
6. Non causa pro causa
7. Ignoratio elenchi
8. Argumentum ad
Ignorantiam
9. Sesat pikir Aksidensi
10. Sesat pikir karena
Komposisi dan divisi
7. KESIMPULAN
Silgisme adalah cara penalaran deduktif yang terdiri dari tiga proposisi dimana dua proposisi
sebagai premis dan yang satu sebagai kesimpulan, dengan cara membandingkan term
predikat (P) pada premis Mayor (M) dengan term Subjek (S) pada premis minor, sehingga
ditariklah sebuah kesimpulan.
Secara garis besar, silogisme ada 2: silogisme kategorik dan silogisme majemuk (hipotetis)
Ada 8 aturan umum silogisme:
1. Jumlah term tidak boleh lebih atau kurang dari tiga, atau jumlah term harus tiga buah.
2. Term subjek (S) atau term predikat (P) didalam kesimpulan tidak boleh lebih luas
daripada term subjek (S) atau term predikat (P) yang terdapat dalam permis-premisnya.
3. Term antara (M) tidak boleh masuk dalam kesimpulan
4. Term antara sekurang-kurangnya harus satu kali universal.
5. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulannya harus afirmatif
6. Kedua premis tidak boleh negatif
7. Jika salah satu premis partikular, maka kesimpulannya harus partikular; dan jika salah
satu premisnya adalah negatif, maka kesimpulannya adalah afirmatif.
8. Kedua premis tidak boleh universal, salah satu harus partikular.
8. Berdasar susunan, silogisme ada 4 jenis (A,I,E,O); berdasar modus
ada 16 modus sehingga silogisme kategoris ada 64 jenis, namun
tidak semua sohih.
Silogisme majemuk berdasar bentuk penarikan kesimpulan, ada 4
bentuk, yaitu: MPP, MTT, MPT dan MTP.
Dilema adalah suatu silogisme yang terdiri atas dua pilihan yang
serba salah. Dilema selalu ada dua proposisi hipotetik sebagai
premis mayor
Sesat Pikir adalah proses penalaran atau argumentasi yang
sebenarnya tidak logis, salah arah, dan menyesatkan, suatu gejala
berpikir yang salah disebabkan oleh pemaksaan prinsip-prinsip
logika tanpa memperhatikan relevansinya.