SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
PENGARUH ASPEK BUDAYA KARO DALAM PROSES
    PERNIKAHAN, KEHAMILAN DAN NIFAS
                       D
                        I
                        S
                       U
                        S
                       U
                       N
                      Oleh:
       1. Lestari Adelina Sembiring
       2. Lusia Lianta Br. Karo
       3. Nova Pehulisa Munthe




    AKADEMI KEBIDANAN DARMO MEDAN
                 T.A 2012/2013
KATA PENGANTAR



       Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh
karena kasih dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Aspek Budaya dalam Proses Perkawinan, Kehmilan, Persalinan dan Nifas
berdasarkan Suku ”.

       Tentu kita semua tahu bahwa proses perkawinan, kehamilan, persalinan
dan nifas berdasarkan suku dan adat sangat penting bagi bidan. Oleh karena itu
makalah ini akan membahas mengenai aspek budaya yang berpengaruh terhadap
kehamilan, persalinan dan nifas.

        Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Candra
Juit Pasaribu, SST, yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis,
sehinga makalah ini dapat selesai. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua kalangan yang telah ikut serta dalam pembuatan makalah ini.

       Penulis menyadari bahwa teknik pembuatan dan materi yang penulis
sajikan ini masih jauh dari kesempurnaam, masih banyak kekurangan dan perlu
perbaikan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
dari pembaca.

       Akhir kata saya ucapkan terima kasih.



                                                   Medan,     Desember 2012

                                                             Penulis
Daftar isi

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

Bab II Permasalahan

      3.1.Proses pernikahan pada Suku Karo
      3.2.Pengaruh Aspek Budaya Terhadap Proses kehamilan
      3.3.Pengaruh Aspek Budaya Terhadap Proses Persalinan
Bab IV Penutup
Saran
Daftar Pustaka
BAB I

                               PENDAHULUAN

       Proses perkwinan, persalinan dan nifas merupakan masalah penting yang

dipelajari dalam ilmu kebidanan dan dipengaruhi oleh budaya. Kita ketahui bahwa

Indonesia memiliki banyak suku – suku dan budaya, diamana setiap suku ini

memiliki kebiasaan – kebiasaan tersendiri yang diterapkan dalam kehidupan

mereka sehari – hari. Khususnya dalam proses perkawinan, kehamilan, persalinan

dan nifas.

       Pada prakteknya nantinya, bidan akan menemui klien – klien dengan

barbagai suku. Untuk itu, mehasiswi kebidanan perlu mengetahui keibasaan –

kebiasaan tersebut agar nantinya bidan dapat beradaptasi dengan lingkungannya

dan bekerja progfesional. Dalam hal ini, diumpamakan bidan bekerja di

lingkungan karo.

       Tujuan penulisna makalah ini adalah untuk memberikan informasi dan

atau gambaran pengaruh kebudayaan terhadap proses perkwinan, kehamilan,

persalinan dan nifas disuku karo.
BAB II

                             PERMASALAHAN

       Aspek budaya sangat berpengaruh terhadap proses perkawinan, kehamilan,

persalinan dan nifas. Pengaruhnya dapat bersifat positif atau negative untuk itu

permasalahan dalam masalah ini adalah bagaimana aspek budaya karo dalam

proses perkawinan, kehamilan, persalinan dan nifas pada suku karo.
BAB III


                              PERMASALAHAN


3.1. Proses Pernikahan Pada Suku Karo


“Kronologis Proses Pernikahan pada Suku Karo dan Pesta Adatnya”


       Kita terlebih dahulu diajak kembali kira – kira 100 tahun yang lalu.

Kondisi kehidupan masyarakat Karo pada saat itu masih cukup sederhana dalam

segala aspek. Populasi penduduk belum ramai, perkampungan masih kecil, ada

dua atau tiga rumah adat waluh jabu ditambah beberapa rumah sederhana satu

dua. Kalau sudah ada sepuluh rumah adat baru dapat dikatakan perkampungan

tersebut ramai.


       Sarana dan prasarana jalan belum ada, hanya jalan setapak yang

menghubungkan satu kampong dengan kampong yang lain. Kegiatan ekonomi

dan perputaran uang hanya baru sebagian kecil saja. Hanya pedagang yang

disebut dengan “Perlanja Sira” yang sekali datang untuk berdagagan secara barter

(barang tukar barang).


       Pekerjaan yang dilakukan hanyalah kesawah dan keladang (kujuma

kerumah), ditambah mengembalakan ternak bagi pira dan mengayam tikar bagi

wanita. Pemerintahan yang ada hanya sebaatas pemerintahan desa. Kepercayaan

yang ada animisme, dinamisme yang disebut “Perbegu”. Alat dapur yang dipakai

sangat sederhana, periuk tanah sebagai alat memasak nasi dan lauk pauknya,

walau ada juga yang telah memasak dengan periuk gelang – gelang atau periuk

tembaga/besi, tempat air kuran.
Namun     demikian    kehidupan   berjalan      terusn   menerus   generasi

dilaksanakan dengan orang yang sudah dianggap dewasa berkeluarga, dikatakan

dewasa bagi seorang pria adalah ketika dia telah dapat membuat ukat, kuran atau

membuka lading, bagi wanita telah dapat menganyam tikar dan memasak nasi dan

lauk pauk.


Proses Pernikahan


       Proses ataupun tahapan yang akan dilaksanakan bila ingin berkeluarga

pada pria dewasa dinamai “anak perana” dan wanita dewasa dinamai “singuda -

nguda”. Ada lima tahapan yang harus dijalankan yaitu :


Ngembah Belo Selambar (melamar si cewek)


       Setelah dilakukan pembicaraan dengan yang baik antara kedua belah

pihgak, selanjutnya pihak pria mendatangi pihak keluarga si wanita bersama

sembuyak, senina dan anak berunya, demikian pula pihak wanita bersama

sembuyak, senina dan anak berunya telah bersiap menyambut kedatangan pihak

pria. Yang datang terbatas, cukup membawea satu atau dua ekor ayam untuk

dugulai dan beras secukupnya. Biasanya malam setelah selesai makan

dilaksanakan pembicaraan ataupun musyawarah (runggu) isinya hanya satu yaitu

meminta kesediaan dengan senang hati dari orang tua sI wanita dalam keinginan

anaknya menikah, tentunya ikut juga dukungan dari anak beru, bila sudah bersedia

dan dengan senang hari orang tua si wanita (kalimbubu) acara tersebut telah

selesai. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, keesokan harinya pihak si pria

beserta kedua calon pengantin dapat langsung pulang.
Nganting Manuk (memberitahukan kepada keluarga siwanita berapa

sinamot atau kapan pestanya)


       Biasanya acara ini dilaksanakan pada saat pekerjaan tidak begitu sibuk,

padi telah di panen sekali. Pembicaraan ini harus dihadiri lebih lengkap dan lebih

penting. Singalo bere – bere harus dipanggil, lengkap sangkep ngeluh. Makanan

lebih banyak dibawa (boleh kambing atau babi), tidak lagi hanya ayam. Melihat

bentuk pertemuan dan kesanggupan dan kehormatan pihak yang datang.

Waktunya boleh malam hari atau pagi menjelang siang hari. Banyaknya yang

hadir kira – kira memenuhi rumah adat ataupun sekitar 2 – 3 kaleng beras untuk

dimasak. Dalam acara ini yang dibicarakan adalah mengenai pelaksanaan pesta

adat, kapan waktunya, berapa yang harus ditanggung




Proses Pendidikan


       Proses ataupun tahapan yang akan dilaksanakan bila ingin berkeluarga

pada pria dewasa dinamai “Anak Perana” dan wanita dewasa dinamai (Singuda -

nguda). Ada lima tahapan yang harus dijalankan yaiut:

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Presentation 1 s ejarah
Presentation 1 s ejarahPresentation 1 s ejarah
Presentation 1 s ejarah
Nurul Shafiqah
 
adat perkahwinan masyarakat iban
adat perkahwinan masyarakat ibanadat perkahwinan masyarakat iban
adat perkahwinan masyarakat iban
JenChing Teoh
 
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
Potpotya Fitri
 
20512334048 tugas makalah p md_r_d4g_raidha maharani
20512334048 tugas  makalah p md_r_d4g_raidha maharani20512334048 tugas  makalah p md_r_d4g_raidha maharani
20512334048 tugas makalah p md_r_d4g_raidha maharani
NishinoyaSenpai
 
Pantun saluko dalam perkawinan adat jambi
Pantun saluko dalam perkawinan adat jambiPantun saluko dalam perkawinan adat jambi
Pantun saluko dalam perkawinan adat jambi
JUANDA S.E
 
Kenali Suku Kaum Rungus ( Hubungan Etnik)
Kenali Suku Kaum Rungus ( Hubungan Etnik)Kenali Suku Kaum Rungus ( Hubungan Etnik)
Kenali Suku Kaum Rungus ( Hubungan Etnik)
Chrystal Abin
 
Teks pengacara majlis program sambutan maulidur rasul pada 10
Teks pengacara majlis program sambutan maulidur rasul  pada 10Teks pengacara majlis program sambutan maulidur rasul  pada 10
Teks pengacara majlis program sambutan maulidur rasul pada 10
Adnan Hassan
 
Adat kematian kaum kadazan
Adat kematian kaum kadazanAdat kematian kaum kadazan
Adat kematian kaum kadazan
MArlisa 은혁
 
Makalah ilmu sosial budaya dasar
Makalah  ilmu sosial budaya dasarMakalah  ilmu sosial budaya dasar
Makalah ilmu sosial budaya dasar
Laely H
 

La actualidad más candente (20)

Presentation 1 s ejarah
Presentation 1 s ejarahPresentation 1 s ejarah
Presentation 1 s ejarah
 
Kaum iban
Kaum ibanKaum iban
Kaum iban
 
Adat kaum cina
Adat kaum cinaAdat kaum cina
Adat kaum cina
 
EDUP3073 Adat Resam Kaum
EDUP3073 Adat Resam KaumEDUP3073 Adat Resam Kaum
EDUP3073 Adat Resam Kaum
 
Tugas uas antropologi new
Tugas uas antropologi newTugas uas antropologi new
Tugas uas antropologi new
 
adat perkahwinan masyarakat iban
adat perkahwinan masyarakat ibanadat perkahwinan masyarakat iban
adat perkahwinan masyarakat iban
 
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
 
Makalah antropolgi
Makalah antropolgiMakalah antropolgi
Makalah antropolgi
 
20512334048 tugas makalah p md_r_d4g_raidha maharani
20512334048 tugas  makalah p md_r_d4g_raidha maharani20512334048 tugas  makalah p md_r_d4g_raidha maharani
20512334048 tugas makalah p md_r_d4g_raidha maharani
 
Pantun saluko dalam perkawinan adat jambi
Pantun saluko dalam perkawinan adat jambiPantun saluko dalam perkawinan adat jambi
Pantun saluko dalam perkawinan adat jambi
 
Masyarakat dusun
Masyarakat dusunMasyarakat dusun
Masyarakat dusun
 
Kenali Suku Kaum Rungus ( Hubungan Etnik)
Kenali Suku Kaum Rungus ( Hubungan Etnik)Kenali Suku Kaum Rungus ( Hubungan Etnik)
Kenali Suku Kaum Rungus ( Hubungan Etnik)
 
Teks pengacara majlis sambutan hari raya tabika kemas fbru 2011 a4
Teks pengacara majlis sambutan hari raya tabika kemas fbru 2011 a4Teks pengacara majlis sambutan hari raya tabika kemas fbru 2011 a4
Teks pengacara majlis sambutan hari raya tabika kemas fbru 2011 a4
 
SARAWAK
SARAWAKSARAWAK
SARAWAK
 
Teks pengacara majlis mesy agung ke 40
Teks pengacara majlis mesy agung ke 40Teks pengacara majlis mesy agung ke 40
Teks pengacara majlis mesy agung ke 40
 
Teks pengacara majlis program sambutan maulidur rasul pada 10
Teks pengacara majlis program sambutan maulidur rasul  pada 10Teks pengacara majlis program sambutan maulidur rasul  pada 10
Teks pengacara majlis program sambutan maulidur rasul pada 10
 
Pengantin Internasional
Pengantin InternasionalPengantin Internasional
Pengantin Internasional
 
Adat kematian kaum kadazan
Adat kematian kaum kadazanAdat kematian kaum kadazan
Adat kematian kaum kadazan
 
Keling kawin 2
Keling kawin 2Keling kawin 2
Keling kawin 2
 
Makalah ilmu sosial budaya dasar
Makalah  ilmu sosial budaya dasarMakalah  ilmu sosial budaya dasar
Makalah ilmu sosial budaya dasar
 

Similar a Makalah karo (2)

Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Dede Adi Nugraha
 
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdfMENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
WantiWanti15
 
Tugas mata kuliah’’ tik
Tugas mata kuliah’’ tikTugas mata kuliah’’ tik
Tugas mata kuliah’’ tik
barangja123
 
masyarakat pluraliti di alam melayu
 masyarakat pluraliti di alam melayu masyarakat pluraliti di alam melayu
masyarakat pluraliti di alam melayu
Nor Rishah Bakar
 
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu teluLaporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Potpotya Fitri
 

Similar a Makalah karo (2) (20)

Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
Prenatal kalimantan
Prenatal kalimantanPrenatal kalimantan
Prenatal kalimantan
 
Kliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan BaliKliping sejarah kebudayaan Bali
Kliping sejarah kebudayaan Bali
 
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengahUpacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
Upacara kehamilan masyarakat sulawesi tengah
 
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdfMENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
MENEMUKENALI KEARIFAN LUHUR_20230825_105926_0000.pdf
 
Makalah budaya
Makalah budayaMakalah budaya
Makalah budaya
 
Tugas mata kuliah’’ tik
Tugas mata kuliah’’ tikTugas mata kuliah’’ tik
Tugas mata kuliah’’ tik
 
Tugas mata kuliah’’ tik
Tugas mata kuliah’’ tikTugas mata kuliah’’ tik
Tugas mata kuliah’’ tik
 
Sistem kasta
Sistem kastaSistem kasta
Sistem kasta
 
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
Penyimpangan keimanan umat islam berupa tradisi pemberian sesajen dan solusi ...
 
Budaya 2 klb 2
Budaya 2 klb 2Budaya 2 klb 2
Budaya 2 klb 2
 
masyarakat pluraliti di alam melayu
 masyarakat pluraliti di alam melayu masyarakat pluraliti di alam melayu
masyarakat pluraliti di alam melayu
 
Dini Wulandari-Budaya Melayu.pptx
Dini Wulandari-Budaya Melayu.pptxDini Wulandari-Budaya Melayu.pptx
Dini Wulandari-Budaya Melayu.pptx
 
ISBD SUKU BIMA
ISBD SUKU BIMAISBD SUKU BIMA
ISBD SUKU BIMA
 
Islam dan Budaya Lokal
Islam dan Budaya LokalIslam dan Budaya Lokal
Islam dan Budaya Lokal
 
Kuliner Berbasis Budaya Daerah
Kuliner Berbasis Budaya DaerahKuliner Berbasis Budaya Daerah
Kuliner Berbasis Budaya Daerah
 
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdfKelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
Kelompok 1 Budaya Sumatera.pdf
 
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu teluLaporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
Laporan (Desa Bayan Belek) Wetu telu
 
Laporan penelitian suku baduy
Laporan penelitian suku baduyLaporan penelitian suku baduy
Laporan penelitian suku baduy
 
Proposal keberagaman.docx
Proposal keberagaman.docxProposal keberagaman.docx
Proposal keberagaman.docx
 

Más de asep nababan

Terapi kelompok terapeutik anak usia sekola hc
Terapi kelompok terapeutik anak usia sekola hcTerapi kelompok terapeutik anak usia sekola hc
Terapi kelompok terapeutik anak usia sekola hc
asep nababan
 
Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)
asep nababan
 
Makalah mengenai gizi
Makalah mengenai giziMakalah mengenai gizi
Makalah mengenai gizi
asep nababan
 
Makalah konsep kebidanan1
Makalah konsep kebidanan1Makalah konsep kebidanan1
Makalah konsep kebidanan1
asep nababan
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anak
asep nababan
 
Makalah etika kebidanan
Makalah etika kebidananMakalah etika kebidanan
Makalah etika kebidanan
asep nababan
 
Konsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatanKonsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatan
asep nababan
 
Kebiasaan pernikahan
Kebiasaan pernikahanKebiasaan pernikahan
Kebiasaan pernikahan
asep nababan
 

Más de asep nababan (10)

Terapi kelompok terapeutik anak usia sekola hc
Terapi kelompok terapeutik anak usia sekola hcTerapi kelompok terapeutik anak usia sekola hc
Terapi kelompok terapeutik anak usia sekola hc
 
Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)Peraturan dan perundang1 (2)
Peraturan dan perundang1 (2)
 
Makalah mengenai gizi
Makalah mengenai giziMakalah mengenai gizi
Makalah mengenai gizi
 
Makalah konsep kebidanan1
Makalah konsep kebidanan1Makalah konsep kebidanan1
Makalah konsep kebidanan1
 
Makalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anakMakalah gizi seimbang pada anak
Makalah gizi seimbang pada anak
 
Makalah etika kebidanan
Makalah etika kebidananMakalah etika kebidanan
Makalah etika kebidanan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Liske makalah
Liske makalahLiske makalah
Liske makalah
 
Konsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatanKonsep dasar keperawatan
Konsep dasar keperawatan
 
Kebiasaan pernikahan
Kebiasaan pernikahanKebiasaan pernikahan
Kebiasaan pernikahan
 

Makalah karo (2)

  • 1. MAKALAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR PENGARUH ASPEK BUDAYA KARO DALAM PROSES PERNIKAHAN, KEHAMILAN DAN NIFAS D I S U S U N Oleh: 1. Lestari Adelina Sembiring 2. Lusia Lianta Br. Karo 3. Nova Pehulisa Munthe AKADEMI KEBIDANAN DARMO MEDAN T.A 2012/2013
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena kasih dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aspek Budaya dalam Proses Perkawinan, Kehmilan, Persalinan dan Nifas berdasarkan Suku ”. Tentu kita semua tahu bahwa proses perkawinan, kehamilan, persalinan dan nifas berdasarkan suku dan adat sangat penting bagi bidan. Oleh karena itu makalah ini akan membahas mengenai aspek budaya yang berpengaruh terhadap kehamilan, persalinan dan nifas. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu Candra Juit Pasaribu, SST, yang telah memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehinga makalah ini dapat selesai. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua kalangan yang telah ikut serta dalam pembuatan makalah ini. Penulis menyadari bahwa teknik pembuatan dan materi yang penulis sajikan ini masih jauh dari kesempurnaam, masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Medan, Desember 2012 Penulis
  • 3. Daftar isi Kata pengantar Daftar isi Bab I Pendahuluan Bab II Permasalahan 3.1.Proses pernikahan pada Suku Karo 3.2.Pengaruh Aspek Budaya Terhadap Proses kehamilan 3.3.Pengaruh Aspek Budaya Terhadap Proses Persalinan Bab IV Penutup Saran Daftar Pustaka
  • 4. BAB I PENDAHULUAN Proses perkwinan, persalinan dan nifas merupakan masalah penting yang dipelajari dalam ilmu kebidanan dan dipengaruhi oleh budaya. Kita ketahui bahwa Indonesia memiliki banyak suku – suku dan budaya, diamana setiap suku ini memiliki kebiasaan – kebiasaan tersendiri yang diterapkan dalam kehidupan mereka sehari – hari. Khususnya dalam proses perkawinan, kehamilan, persalinan dan nifas. Pada prakteknya nantinya, bidan akan menemui klien – klien dengan barbagai suku. Untuk itu, mehasiswi kebidanan perlu mengetahui keibasaan – kebiasaan tersebut agar nantinya bidan dapat beradaptasi dengan lingkungannya dan bekerja progfesional. Dalam hal ini, diumpamakan bidan bekerja di lingkungan karo. Tujuan penulisna makalah ini adalah untuk memberikan informasi dan atau gambaran pengaruh kebudayaan terhadap proses perkwinan, kehamilan, persalinan dan nifas disuku karo.
  • 5. BAB II PERMASALAHAN Aspek budaya sangat berpengaruh terhadap proses perkawinan, kehamilan, persalinan dan nifas. Pengaruhnya dapat bersifat positif atau negative untuk itu permasalahan dalam masalah ini adalah bagaimana aspek budaya karo dalam proses perkawinan, kehamilan, persalinan dan nifas pada suku karo.
  • 6. BAB III PERMASALAHAN 3.1. Proses Pernikahan Pada Suku Karo “Kronologis Proses Pernikahan pada Suku Karo dan Pesta Adatnya” Kita terlebih dahulu diajak kembali kira – kira 100 tahun yang lalu. Kondisi kehidupan masyarakat Karo pada saat itu masih cukup sederhana dalam segala aspek. Populasi penduduk belum ramai, perkampungan masih kecil, ada dua atau tiga rumah adat waluh jabu ditambah beberapa rumah sederhana satu dua. Kalau sudah ada sepuluh rumah adat baru dapat dikatakan perkampungan tersebut ramai. Sarana dan prasarana jalan belum ada, hanya jalan setapak yang menghubungkan satu kampong dengan kampong yang lain. Kegiatan ekonomi dan perputaran uang hanya baru sebagian kecil saja. Hanya pedagang yang disebut dengan “Perlanja Sira” yang sekali datang untuk berdagagan secara barter (barang tukar barang). Pekerjaan yang dilakukan hanyalah kesawah dan keladang (kujuma kerumah), ditambah mengembalakan ternak bagi pira dan mengayam tikar bagi wanita. Pemerintahan yang ada hanya sebaatas pemerintahan desa. Kepercayaan yang ada animisme, dinamisme yang disebut “Perbegu”. Alat dapur yang dipakai sangat sederhana, periuk tanah sebagai alat memasak nasi dan lauk pauknya, walau ada juga yang telah memasak dengan periuk gelang – gelang atau periuk tembaga/besi, tempat air kuran.
  • 7. Namun demikian kehidupan berjalan terusn menerus generasi dilaksanakan dengan orang yang sudah dianggap dewasa berkeluarga, dikatakan dewasa bagi seorang pria adalah ketika dia telah dapat membuat ukat, kuran atau membuka lading, bagi wanita telah dapat menganyam tikar dan memasak nasi dan lauk pauk. Proses Pernikahan Proses ataupun tahapan yang akan dilaksanakan bila ingin berkeluarga pada pria dewasa dinamai “anak perana” dan wanita dewasa dinamai “singuda - nguda”. Ada lima tahapan yang harus dijalankan yaitu : Ngembah Belo Selambar (melamar si cewek) Setelah dilakukan pembicaraan dengan yang baik antara kedua belah pihgak, selanjutnya pihak pria mendatangi pihak keluarga si wanita bersama sembuyak, senina dan anak berunya, demikian pula pihak wanita bersama sembuyak, senina dan anak berunya telah bersiap menyambut kedatangan pihak pria. Yang datang terbatas, cukup membawea satu atau dua ekor ayam untuk dugulai dan beras secukupnya. Biasanya malam setelah selesai makan dilaksanakan pembicaraan ataupun musyawarah (runggu) isinya hanya satu yaitu meminta kesediaan dengan senang hati dari orang tua sI wanita dalam keinginan anaknya menikah, tentunya ikut juga dukungan dari anak beru, bila sudah bersedia dan dengan senang hari orang tua si wanita (kalimbubu) acara tersebut telah selesai. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, keesokan harinya pihak si pria beserta kedua calon pengantin dapat langsung pulang.
  • 8. Nganting Manuk (memberitahukan kepada keluarga siwanita berapa sinamot atau kapan pestanya) Biasanya acara ini dilaksanakan pada saat pekerjaan tidak begitu sibuk, padi telah di panen sekali. Pembicaraan ini harus dihadiri lebih lengkap dan lebih penting. Singalo bere – bere harus dipanggil, lengkap sangkep ngeluh. Makanan lebih banyak dibawa (boleh kambing atau babi), tidak lagi hanya ayam. Melihat bentuk pertemuan dan kesanggupan dan kehormatan pihak yang datang. Waktunya boleh malam hari atau pagi menjelang siang hari. Banyaknya yang hadir kira – kira memenuhi rumah adat ataupun sekitar 2 – 3 kaleng beras untuk dimasak. Dalam acara ini yang dibicarakan adalah mengenai pelaksanaan pesta adat, kapan waktunya, berapa yang harus ditanggung Proses Pendidikan Proses ataupun tahapan yang akan dilaksanakan bila ingin berkeluarga pada pria dewasa dinamai “Anak Perana” dan wanita dewasa dinamai (Singuda - nguda). Ada lima tahapan yang harus dijalankan yaiut: