SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
BAB I

                                PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

      Filsafat lebih dikenal sebagai ilmu yang mencari hakikat dari segala sesuatu
yang ada. Selain itu, filsafat juga dapat dikatakan sebagai metode atau cara yang
radikal hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
Sehingga filsafat adalah awal dimana manusia mulai mengembangkan berbagai jenis
ilmu. Dari serangkaian proses tersebut, maka wajar dikatakan bahwa filsafat adala
induk dari segala ilmu yang ada.

      Filsafat sendiri dibagi menjadi beberapa periode, yaitu; periode kuno, klasik,
abad pertengahan, modern dan masa kini. Dapat dikatakan pada awal kemunculan
filsafat, para tokoh-tokohnya lebih tertarik pada alam atau lebih bersifat cosmosentris.
Kemudian menginjak zaman klasik, pemikiran para tokoh-tokohnya tidak lagi bersifat
cosmosentris, namun lebih condong pada etika manusia. Pada masa ini, terjadi
peristiwa dialog antara kaum sophis dengan socrates. Sedangkan pada abad
pertengahan, para tokoh-tokohnya tidak lagi membicarakan hal-hal mengenai alam
dan manusia, melainkan pada Tuhan atau bercorak Theosentris

      Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat dikatakan
bahwa dominasi agama kristen sangat menonjol. Perkembangan alam pikiran harus
disesuaikan dengan ajaran agama. Pada masa ini juga dikatakan masa kemerosotan
dimana pemikiran para filosof dibatasi oleh pihak gereja, yang mengakibatkan
pemikiran-pemikiran para pada abad tersebut terhambat. Karena hal itulah pada abad
ini sering juga disebut abad kegelapan.

      Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru di tengah-
tengah suatu perkumpulan bangsa yang baru, yaitu bangsa eropa barat. Pada masa
pertumbuhan dan perkembangan filsafat eropa (sekitar lima abad) belum
memunculkan ahli pikir (filosuf), akan tetapi setelah abad ke-6 masehi, baru muncul
ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang mengawali
kelahiran filsafat barat abad pertengahan.




                                          1
Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir saat itu juga
tidak mempunyai kebebasan berpikir. Apalagi terdapat pemikiran-pemikiran yang
bertentangan dengan agama ajaran gereja. Siapa pun orang yang mengemukakannya
akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan-
penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama
(teologi) yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan ketat.
Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja.
Kendati demikian, ada juga yang melanggar peraturan tersebut dan mereka dianggap
orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimanakah sejarah filsafat pada abad pertengahan?
  2. Siapakah tokoh-tokoh filosof pada abad pertengahan?
  3. Apakah ciri filsafat pada abad pertengahan?
  4. Bagaimanakah perkembangan filsafat pada abad pertengahan?

C. Tujuan

  1. Untuk mengetahui sejarah filsafat pada abad pertengahan.
  2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filosof pada abad pertengahan
  3. Untuk mengetahui ciri filsafat pada abad pertengahan
  4. Untuk mengetahui perkembangan filsafat pada abad pertengahan.




                                       2
BAB I

                                  PEMBAHASAN

                         FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN



A. ZAMAN PATRISTIK
  1.   Makna Patristik
            Istilah Partistik berasal dari kata latin patres atau pater yang berarti bapak
       dalam lingkungan gereja, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin
       gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli
       pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang
       menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya (Hadiwijono, 1995 : 72).
            Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa sudah
       mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila
       mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka
       yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber
       kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat
       Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berpikir). Juga, walaupun
       filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai
       ciptaan Tuhan. Jadi, memakai atau menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama
       dalam hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.
            Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang
       menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang-orang Kristen yang
       menolak filsafat Yunani) itu munafik. Kemudian, orang-orang yang dituduh
       munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan
       pembelaan dari orang-orang yang menolak filsafat Yunani mengatakan bahwa
       dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan.
            Akibatnya, muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para
       apologis (pembela iman Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen
       dari serangan filsafat Yunani. Para pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus
       Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios
       Arepagos, Au-relius Augustinus.



                                           3
2.   Tokoh Filosof dan karakteristik Filsafat Patristik
     a.    Justinus Martir
                Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martir diambil dari
          istilah "orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya". Menurut
          pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari
          filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen.
          Padahal, Musa hidup sebelum Socrates dan Plato.
                Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah menurunkan hikmahnya
          dengan memakai hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat
          Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa
          Kristus adalah logos, telah membagi-bagikan benih logos kepada seluruh
          umat manusia, sehingga pada para orang yang bukan kristen telah juga
          tertanam rasa kebenaran, bagi yang baik. Tiap orang yang telh mendapat
          bagian benih logos itu sebenarnya adalah orang kristen, sekalipun ia tidak
          dibaptis. Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Yunani
          (Socrates, Plato dan lain-lain) kurang memahami apa yang terkandung dan
          memancar dari logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang-orang Yunani
          dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni. Mengapa mereka
          menyimpang? Karena orang-orang Yunani terpengaruh oleh demon
          atau setan yang dikepalai oleh iblis. Demon atau setan tersebut dapat
          mengubah pengetahuan yang benar kemudian dipalsukan. Jadi, agama
          Kristen lebih bermutu dibanding dengan filsafat Yunani (Muzairi, 2009: 68).
     b.   Agustinus
              Agustinus adalah seorang pujangga gereja dan filsuf besar. Agustinus
          mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada zaman
          Yunani diganti dengan kauasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu
          dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relatif. Kebenaran itu mutlak
          yaitu ajaran agama. Moral berpuncak pada dosa Adam, kehidupan pertapa
          adalah kehidupan terbaik. Hati memerlukan kehidupan demikian. Ia juga
          mengatakan bahwa mempelajari hukum alam adalah mubadzir, memboroskan
          waktu. Ia berkutat bahwa bumi adalah pusat jagat raya. Intelektualisme tidak
          penting, yang penting adalah cinta kepada Tuhan. Tidak perlu dipikir, tanya
          hati Anda, siapa pencipta alam ini. Untuk itu hati bersih, harus hidup. Maka
          kehidupan berbujang adalah kehidupan terpuji. Manusia dilarang mempelajari

                                          4
Astronomi. Mempelajari Anatomi menjadikan manusia materialistis. Filsafat
          dan Sains jangan disentuh. Akal mati, hati menang.
                Pada pemikiran Augustinus, ada beberapa hal penting yang dapat
          dipahami, yaitu sebagai berikut:
           a.   Iluminasi atau penerangan. Rasio insani hanya dapat abadi jika mendapat
                penerangan dari rasio ilahi. Allah adalah guru yang tinggi dalam batin
                kita dan menerangi roh manusia.
           b.   Dunia jasmani yang terus menerus berkembang bergantung kepada
                Allah. Mula-mula, Allah menciptakan materi yang tidak mempunyai
                bentuk tertentu, tetapi mengandung benih berupa prinsip bagi
                perkembangan jasmani. Menurut pandangannya bahwa didalam benih itu
                segala hal telah ada, seperti sesudah telur, lahirlah ayam. Suatu masalah
                tida akan mencapai jalan buntu apabila berdasarkan Al-Kitab.
           c.   Manusia yang dipengaruhi platonisme, tetapi tidak mengakui dualisme
                ektrem plato, jiwanya senantiasa terkurung tubuh. Tubuh bukan sumber
                kejahatan. Sumber kejahatan adalah dosa yang berasal dari kehendak
                bebas (Tafsir, 2001 : 71).
                Untuk mengetahui corak pemikiran abad pertengahan, perlu dipahami
           karakteristik dan ciri khas pemikiran filsafatnya. Beberapa karakteristik yang
           perlu dikeahui diantaranya sebagai berikut:
           1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja
           2. Bersifat terlalu yakin terhadap penafsiran teks kitab suci
           3. Berfilsafat didalam lingkungan ajaran aristoteles
           4. Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus


  3.   Sumbangan Filsafat Patristik terhadap perkembangan ilmu
         Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebar luaskannya
         sedemikian rupa sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini.
         Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedoteran, obat-obatan,
         astronomi,ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan.
         Menegaskan system decimal dan dasar-dasar aljabar


B. ZAMAN SKOLASTIK AWAL
  1. Makna Skolastik
                                             5
Zaman Skolastik dimulai sejak abad ke-9. Kalau tokoh masa Partistik
   adalah pribadi-pribadi yang lewat tulisannya memberikan bentuk pada pemikiran
   filsafat dan teologi pada zamannya, para tokoh zaman Skolastik adalah para pelajar
   dari lingkungan sekolah-kerajaan dan sekolah-katedral yang didirikan oleh Raja
   Karel Agung (742-814) dan kelak juga dari lingkungan universitas dan ordo-ordo
   biarawan.
           Filsafat mereka disebut “Skolastik” (dari kata Latin “scholasticus”, “guru”),
   karena pada periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-sekolah, biara dan
   universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang baku dan bersifat
   internasional.
           Dengan demikian, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu periode di Abad
   Pertengahan ketika banyak sekolah didirikan dan banyak pengajar ulung
   bermunculan. Namun, dalam arti yang lebih khusus, kata “skolastik” menunjuk
   kepada suatu metode tertentu, yakni “metode skolastik”.
           Dengan metode ini, berbagai masalah dan pertanyaan diuji secara tajam dan
   rasional, ditentukan pro-contra-nya untuk kemudian ditemukan pemecahannya.
   Tuntutan kemasukakalan dan pengkajian yang teliti dan kritis atas pengetahuan
   yang diwariskan merupakan ciri filsafat Skolastik.
   Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut:
     a. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.
       Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.
     b. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang
       rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada,
       kejasmanian, kerohanian, baik buruk.
     c. Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran
       pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis yang
       lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
     d. Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh
       ajaran gereja.


2. Tokoh Filosof dan karakteristik Filsafat Skolastik Awal
   1. Tokoh Filsafat Skolastik Awal
   a. Boethius (480-524 M), dalam usianya yang ke-44 tahun, mendapat hukuman
       mati dengan tuduhan berkomplot. Ia dianggap sebagai filosof akhir Romawi

                                         6
dan filosof pertama Skolastik. Jasanya adalah menerjemahkan logika
      Aristoteles ke dalam bahasa Latin dan menulis beberapa traktat logika
      Aristoteles. Boethius adalah seorang guru logika pada abad pertengahan dan
      mengarang      beberapa   traktat   teologi   yang   dipelajari   sepanjang   abad
      pertengahan.
   b. Kaisar Karel Agung yang memerintah pada awal abad ke-9 yang telah berhasil
      mencapai stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan perkembangan
      pemikiran kultural berjalan pesat. Pendidikan yang dibangunnya yaitu
      diantaranya pendidikan yang digabungkan dengan biara dan pendidikan yang
      dibangun raja atau kerabat kerajaan. (Muzairi, 2009:73)
   2. Karakteristik Filsafat Skolastik Awal
       Zaman Skolastik awal ditandai dengan pembentukan metode yang lahir karena
   hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah
   persoalan tentang universalia.
   Secara umum, karakteristik zaman skolastik awal, yaitu:
      1. Bertujuan untuk memperlihatkan penerimaan kebenaran dengan metode
          deduksi.
      2. Minat ilmiah adalah dunia yang superior.
      3. Keinginan untuk menyediakan dalil ilmiah mengembangkan filsafat baru.
      4. Keilmiahannya metapisikal, lebih peduli tehadap kejiwaan daripada
          bagaimana ia dilakukan (etika, psikologi) maka mereka mengabaikan fakta
          studi empiris.
      5. Kebaikan tertinggi adalah renungan hidup tentang keyakinan dan
          pengetahuan.
      6. Kebenaran yang diterima oleh indera dianggap tidak penting: berpikir itu
          penting dan logika silogistik esensial dalam memunculkan ilmu
          pengetahuan.
      7. Karena orang-orang yang berpendidikan menjadi penganalisis kehidupan
          yang lebih cerdas dengan menggunakan logika.


3. Sumbangan Filsafat Skolastik Awal terhadap perkembangan ilmu
          Zaman skolastik awal ini, berdiri sekolah-sekolah yang menerapkan studi
   duniawi meliputi tata bahasa, retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu


                                          7
perbintangan dan musik. Sekolah yang mula-mula ada di biara Italia Selatan ini
     akhirnya berpengaruh ke daerah-daerah yang lain.


C. ZAMAN KEJAYAAN SKOLASTIK
        Abad ke-12 adalah abad pertumbuhan yang cepat dari peradaban abad
  pertengahan. Dalam abad ini ilmu pengetahuan berkembang sedemikian rupa hingga
  timbul harapan baru bagi masa depan yang cerah. Pada masa ini ilmu alam, ilmu pasti
  dan ilmu kedokteran menarik perhatian (berkembang pesat). Semuanya itu menjadikan
  abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik.


  1. Faktor Pendorong Kejayaan Skolastik
     a. Adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, sejak abad ke-12 sampai
         ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
     b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis. Ini merupakan
         gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal berdirinya
         Universitas di Paris, di Oxford, Mont pellier, Cambridge dan lain-lain.
     c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian
         orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat
         untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan
         berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-
         tokohnya memegang peran di bidang Filsafat dan Teologi, seperti Albertus De
         Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J. D. Scotus, William Ocham.


  2. Tokoh Filosof Dan Karakteristik Filsafat Zaman Kejayaan Skolastik
            Tokoh-tokohnya memegang peranan dibidang filsafat dan teologi, seperti
     Albertus De Grote, Thomas Aquinas, Bonaventura, J.D. Scouts, William Ocham.
     Karakteristik   pada    zaman     kejayaan     Skolastik    ini   ditandai    dengan
     munculnya Universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut
     menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan
     universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Adapun
     tokoh-tokoh yang memegang peranan dibidang filsafat dan teologi pada masa
     keemasan Skolastik ini diantaranya:

     a. Yohanes Duns Scotus (1266-1308)

                                           8
Seorang Skot dari ordo Fransiskan. Ia belajar di Cambridge, Oxford dan
Paris yang kemudian menjabat menjadi guru besar di paris. Tulisan-tulisannya
sukar dimengerti, karena gaya bahasanya yang singkat. Ia adalah seorang ahli pikir
yang tajam, yang menyusun pembuktian-pembuktiannya dengan ketajaman yang
mencolok dan mengupas argumentasi lawannya sampai habis. Ia bermaksud
mempertahankan tradisi ordo Fransiskan yang berjiwa Augustinis-Neoplatonis.

        Duns Scotus berpendapat, bahwa ada hubungan yang selaras antara iman
dan pengetahuan. Menurut Duns Scotus nisbah antara teologia dan filsafat bahwa
keduanya adalah dua ilmu yang berdampingan, yang masing-masing memiliki
pangkal keberangkatan serta metodenya sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan karena
filsafat adalah ilmu yang teoritis, sedang teologia adalah ilmu yang praktis.
Menurut Duns Scotus, kehendak adalah lebih penting daripada akal. Sebab
kehendaklah yang menentukan, sedang akal hanya dapat mengemukakan
bermacam-macam kemungkinan kepada kehendak, agar bisa ditentukan yang mana
yang harus dilakukan. Menurut Duns Scotus tentang Allah bahwa pada Allah akal
dan kehendak adalah satu, sedemikian rupa sehingga keduanya tidak dapat dipisah-
pisahkan.

b. Thomas Aquinas (1225-1274 M.)

        Puncak kejayaan masa skolastik dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas
(1225-1274 M.). Lahir di Rocca sicca, Italia 1225 M dari suatu keluarga
bangsawan. Ia mendapat gelar “The Angelic Doctor”, karena banyak pikirannya,
terutama dalam “Summa Theologia” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
gereja. Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan
didapat melalui indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai
realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah
keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan.

        Thomas Aquinas merupakan theolog skolastik yang terbesar. Ia adalah
murid       Albertus     Magnus.        Albertus     mengajarkan       kepadanya
filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-
pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan



                                    9
Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat
   Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen.

          Menurut Thomas Allah adalah aktus yang paling umum, actus purus ( aktus
   murni ), artinya Allah sempurna adanya, tiada perkembangan pada-Nya, karena
   pada-Nya tiada potensi. Di dalam Allah segala sesuatu telah sampai kepada
   perealisasiannya yang sempurna. Tiada sesuatu pun pada-Nya yang masih dapat
   berkembang. Pada-Nya tiada kemungkinan, Allah adalah aktualitas semata-mata.

          Thomas juga mengajarkan apa yang disebut theologia naturalis, yang
   mengajarkan bahwa manusia dengan pertolongan akalnya dapat mengenal Allah,
   sekalipun pengetahuan tentang Allah yang diperolehnya dengan akal itu tidak jelas
   dan tidak menyelamatkan. Dengan akalnya manusia dapat tahu bahwa Allah ada,
   dan juga tahu beberapa sifat Allah. Dengan akal orang dapat mengenal Allah,
   setelah ia mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang mengenai dunia dan
   mengenai manusia sendiri.

          Thomas mengajarkan bahwa Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum
   esse subsistens). Allah adalah “dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan
   yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali
   pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia
   terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan
   bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan
   akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau
   disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan,
   melainkan disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas

3. Sumbangan Zaman Kejayaan Skolastik
          Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa faktor yang
   memberi sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik. Beberapa faktor yang
   memberi sumbangan yang berguna bagi abad ke-13 adalah:
          Pertama, mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia
   pemikiran yunani dan dunia pemikiran arab, yaitu dengan peradaban yunani dari
   italia selatan, sisilia dan dengan kerajaan bizantium disatu pihak, dan dengan
   peradaban arab yang ada di spanyol dilain pihak. Melalui karya orang-orang arab

                                       10
dan yahudi eropa barat mulai lebih mengenal karya-karya Aristoteles melalui karya
     para Bapak gereja Timur yang pada masa itu dikenal juga.
            Kedua, munculnya Universitas-universitas. Telah dikemukakan bahwa pada
     abad ke-9 di Eropa Barat muncul sekolah-sekolah karena perkembangan semakin
     maju ada sekolah-sekolah yang membentuk persekutuan antara dosen dan
     mahasiswa dari satu jurusan sehingga keduanya mewujudkan suatu kesatuan yang
     menyeluruh. Kesatuan ini disebut universitas magistrorum et scolarum.
            Hal yang ketiga yang membantu perkembangan skolastik ialah munculnya
     ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan dan ordo Dominikan. Ordo pada Bapak
     gereja serta para ahli skolastik


D. ZAMAN AKHIR SKOLASTIK
  1. Faktor penyebab berakhirnya zaman skolastik
     a. Timbulnya Kejenuhan terhadap segala macam pemikiran filsafat.
        Awal dari berakhirnya zaman skolastik ini dimulai pada abad ke 14, dimana
        timbul banyak kejenuhan terhadap segala macam pemikiran filsafat yang
        kontruktif. Hal tersebut terjadi karena para ahli pemikiran menampakkan gejala
        pembekuan yang memperlihatkan stagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat
        Skolastik Kristen.
     b. Munculnya beberapa kelompok diantaranya adalah aliran Thomisme, Scotisme,
        via antiqua (jalan kuna) dan via moderna (jalan modern).
        Aliran via antiqua merupakan kelompok lebih kecil dan lebih lemah dimana
        mereka adalah pengikut dari Augustinus dan Albertus Agung yang tidak
        memiliki pemikiran baru artinya asli. Berbanding terbalik deangan aliran via
        moderna yang menolak pemikiran metafisis yang kontruktif. Selain itu aliran
        via moderna lebih memperhatikan kepada hal-hal yang ilmiah dan positif,
        bukan kepada persoalan-persoalan filsafati. Oleh karena itu dibidang teologia
        yang diperhatikan adalah persoalan gerejani dan politik yang konkrit. William
        Dari Ockham adalah tokoh yang memulai aliran via moderna.
     c. Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan
        dengan     Thomas     Aquinas,   yaitu William   Occam     (1285-1349). Tulisan-
        tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia
        tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil
        meloloskan diri dan meminta suaka politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia

                                          11
terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan negara. William Occam
       merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi.Tuhan harus
       diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan
       teologis tidak dapat didemonstrasikan.
   d. Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404
       M.). Dari filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi
       intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai
       yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang
       berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan.
       Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan segalanyaakan
       kembali pula pada pencipta-Nya. Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir
       yang berada paling akhir masa Scholastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga
       cara untuk mengenal, yaitu : lewan indra, akal, dan intuisi. Dengan indra akan
       mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak sempurna.
       Dengan akal akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak
       berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, akan
       mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi


2. Tokoh filsafat skolastik arab (Islam)
   Pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Maka didirikanlah
   sekolah-sekolah yang memberi pelajaran gramatika, dialetika, geometri, aritmatika,
   astronomi dan music Pada abad ke 6 M dikalangan para ahli piker islam (periode
   filsafat Skolastik islam) muncul: Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu
   Tufail, Ibnu Rusyd. Periode ini berlangsung tahun 850-1200. Mereka mengadakan
   perpaduan dan sinkrestisme antara agama dan filsafat. Kemudian pikiran-pikiran ini
   masuk Eropa yang merupakan sumbangan islam yang paling besar. Peralihan dari
   abad pertengahan keabad modern dalam sejarah filsafat disebut sebagai masa
   peralihan (masa transisi) yaitu munculnya Renaissance dan Humanisme yang
   berlangsung pada abad 15-16.
   Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pikir Islam (pemikir Arab atau Islam pada
   masa skolastik), yaitu Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan para
   ahli pikir tersebut besar sekali, yaitu sebagai berikut.
    a. Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah mengenal
        filsafat Aristoteles sehingga yang dikenal hanya buku Logika Aristoteles.

                                           12
b. Orang-orang Barat itu mengenal Aristoteles berkat tulisan dari para ahli pikir
    Islam, terutama Ibnu Rusyd sehingga Ibnu Rusyd dikatakan sebagai guru
    terbesar para ahli pikir Skolastik Latin.
c. Skolastik Islamiah yang membawakan perkembangan Skolastik Latin.
    Tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, tetapi para ahli pikir Islam tersebut
    memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu
    pengetahuan. para ahli pikir Islam sebagian menganggap bahwa filsafat
    Aristoteles benar, Plato dan Alquran benar, mereka mengadakan perpaduan
    dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Pemikiran-pemikiran tersebut
    kemudian masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan Islam paling besar.
Dengan demikian, dalam pembahasan skolastik islam terbagi menjadi dua periode,
yaitu:
a. Periode Mutakallimin (700-900);
b. Periode Filsafat Islam (850-1200).
Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai peranan para ahli pikir Islam atas
kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan karena mereka (Barat) tidak
mau mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir Islam itu dalam mengantarkan
kemoderenan Barat.

   AL- kindi (801- 865)




         Al kindi adalah orang pertama yang memasukan filsafat sebagai salah satu
   ilmu ke islam, setelah ia menyusaikannya dengan islam filsafat metafisiska al-
   kindi pada umumnya menyetujui pendapat Aristoteles dan Neo-Platinisme,
   kecuali dalam dua hal yang prinsip yaitu, tentang keabadian ciptaan dan tentang
   tidak mungkinnya tiada melahirkan ada



                                      13
Dalam hal tersebut Al-Kindi tetap pada prinsip teologi islam bahwa semua
diciptakan Tuhan dan Tuhan di atas ketentuan hukum alam. Alama bukan qodim
(kekal di zaman lampau), tetapi mempunyai permulaan.

AL- Farabi.




      Asal kelahirannya di Farab Turkistan, ia digelari sebagai al- muallimuts-
tsani (guru kedua) dalam Al- farabi juga seorang ahli matematika dan ahli
musik. Definisi filsafat menurutnya adalah Al-ilmu bil maujudat bima hiya Al-
maujudat( ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada!
Al farabi sependapat dengan plato bahwa alam ini adalah baru, terjadi dari tiada.
Tentang terjadaianya alam Al- farabi menyetujui teori emanasi platinus namun
dari teorinya malah lebih terperinci lagi.

Ibnu Sina.




      Nama lengakapanya ialah Abu Ali Husain ibnu sina. Selaian dikenal
sebagai ahli di bidanga filsafat, juga dikenal sebagai ahli kedokteran. Ibnu Sina
mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Al- aqlu (akal) ia memikirkan dirinya lalu



                                   14
memikirkan sesuatu di luar dirinya menyebabakan timbulnya akal lain yang
      dinamakan akal pertama ( Al- Aqlu awwal).

           Jadi menurut ibnu sina tiapa-tiap akal itu menimbulkan tiga (tidak 2 seperti
      Al- farabi) ujud yaitu Akal, jarim langit dan planet-planetnya dan jiwa langit dan
      planet-planetnya. Jadi Falak (langit) menurut ibnu sina mempunyai jiwa( nafs)
      yang menggerakannya dan memepeunyai akal yang mengaturnya.

      Al-Ghazali

           Al-Ghazali dalam bukunya tahafutulfattusifah menyeranga argumen
      filsafat para filosuf yunanai dan filosuf islam banyak masalah Al- Ghazalai
      dengan tegas ia katakan bahwa alam berasal dari tidak ada menjadi ada, sebab
      diciptakan oleh tuhan dan kalau dikatakan bahwa alam tidak bermula, itu
      namanya bukan ciptaan Tuhan jadi bukan pencipta, sedangakan. AL-quran
      menyebutakan bahwa Tuhan pencipta segala-galanya. AL-Ghazal juga
      menentang pendapat ahli filsafat

           Bahwa segala sesuatu terjadi dengan kepasatian sebab akibat semata-mata
      dan mustahil adanya penyimpangan-penyimpanagan. Bahwa segala kejadian
      hanyalah merupakan kebiasaan atau adat semata-mata dan bukan merupakan
      kepasatian.

      Ibnu Rusyd

           Dalam bukunya itu Ibnu Rusyd membela pendapat filosuf yunanai dan
      islam yang telah diserang oleh AL- Ghazali. Ibnu Rusyd berpendapat bahwa
      alam adalah azalai. Jadi ada dua yang azalai yaitu Tuhan dan Alam . Namun
      keazalian tuhan lebih utama daripada keazalian alam. Argumen yang
      dikemukakan ialah seandainya alam tidak azali, ada permulaan, maka habislah
      ala ini (baru). Dan setiap yang baru pasti ada yang menjadikannya.

3. Zaman peralihan skolastik
        Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi
   dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini
   merupakan embrio masa modern. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya


                                         15
renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga
ke-16.
a. Renaissance
    Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang
    kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian di Prancis,
    Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa. Di antara tokoh-
    tokohnya adalah Leonardo da Vinci. Michaelangelo, Machiavelli, dan
    Giordano Bruno.
b. Humanisme
    Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian ahli pikir
    Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraan
    Yunani dan Romawi, serta perikemanusiaan. Kemudian, Humanisme berubah
    fungsinya menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan
    berusaha menemukan kembali sastra Yunani atau Romawi. Di antara para
    tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan Thomas
    Morre.
c. Reformasi
    Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-16.
    revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja
    Katolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para
    tokohnya antara lain Jean Calvin dan Martin Luther.
     Akhirnya dalam filsafat Renaissance salah satu unsure pokoknya adalah
manusia. Suatu pemikiran yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin
menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan.
     Abad pertengahan disebut masa kelam bagi pemikiran filsafat, kerena
kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan didominasi oleh dogma gereja.
Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik bagi munculnya cahaya baru
pemikiran filsafat, yang ditandai dengan gerakan Renaisance yang kembali
melahirkan budaya berfikir ilmiah. Renaisance ini lah yang menjadi cikal-bakal
bagi munculnya pemikiran filsafat modern. Namun, pemikiran filsafat modern
dengan budaya berpikir ilmiah yang berujung pada lahirnya ilmu pengetahuan dan
teknologi mutakhir, juga memberikan karakteristik negatif berupa menurunya
kepercayaan atas dogma gereja, dan mulai tumbuh masyarakat anti agama.


                                   16
Simbol bagi perubahan zaman dari gelapnya abad pertengahan menuju abad
modern adalah terbuktinya teori Copernicus, yang juga diperkuat oleh Galileo dan
Keppler. Hal ini semakin menyudutkan posisi gereja yang telah salah memberikan
doktrin mati, bahwa bumi itu pusat tata surya, sementara pada masa modern dapat
dibuktikan bahwa mataharilah yang merupakan pusat tata surya. Perubahan yang
sangat mendasar bagi corak pemikiran pada abad pertengahan dan modern adalah,
para filsuf dan ilmuan modern berpikir mengandalkan rasio, mereka bebas
mengungkapkan argumen-argumen tanpa adanya batasan dari otoritas gereja,
sehingga filsafat dapat berkembang luas. Teori dan argumen yang diungkapkan
dimasa modern merupakan teori dan argumen terbuka yang bisa menerima kritik,
efaluasi, verifikasi, modifikasi ataupun falsifikasi, bukan berupa dogma-dogma
yang kaku dan tidak dapat diubah sebagaimana yang diajarkan pada abad
pertengahan oleh gereja.
     Era modern ditandai dengan munculnya ilmu – ilmu praktis, dengan
ditemukannya alat-alat produksi berbasis mesin, juga listrik dan mesin uap.
Bahkan, ilmu teoritis-spekulatif hampir lumpuh dan tergantikan oleh ilmu-ilmu
praktis yang manfaatannya dapat dirasakan secara langsung oleh manusia.
Pentingnya ilmu praktis ini terkait dengan kebutuhan logistik akan perang yang
berlangsung pada waktu itu.
     Sisi filosofis dan moralitas berubah drastis pada masa modern. Masyarakat
dogmatis dengan ciri filsafat skolastik telah berganti menjadi masyarakat yang
indifidualis dan rasional, yang lebih menekankan pada prinsip dan nilai-nilai
kedisiplinan, intelektualitas, moral, dan politik konseptual. Akibatnya, karya-karya
manusia modern semakin menakjubkan, terutama dibidang seni, sastra dan
teknologi. Lahirnya zaman modern tidak bisa lepas dari kontribusi filsuf-filsuf
seperti Descartes, Spinoza, Leibniz, John locke, David Hume, Imanuel Kant,
Berkeley, dan Hegel. Masing-masing filsuf tersebut mempunyai corak pemikiran
tersendiri dalam memandang realitas, yang dari pemikiran mereka-lah filsafat
pemikiran modern muncul dan berkembang pesat.




                                     17
BAB III

                                  PENUTUP

A. Kesimpulan
   Bedasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
   1. Sejarah filsafat pada abad pertengahan terbagi menjadi zaman patristik dan
      zaman skolastik, zaman skolastik mencakup zaman skolastik awal, kemudian
      mencapai masa kejayaan atau uncak dan masa berakhirnya skolastik.
   2. Tokoh-tokoh filosof pada abad pertengahan dapat dikategorikan berdasarkan
      zamannya yang berbeda-beda, sebagaimana berikut:
       a) Pada zaman patristik muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu
         para apologis dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan
         filsafat Yunani, para tokoh pada masa ini diantaranya; Justinus Martir,
         Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios
         Arepagos, Au-relius Augustinus.
       b) Pada zaman skolastik para tokoh-tokoh filosof muncul berdasarkan
         perkembangannya, yaitu masa skolastik awal, masa kejayaan skolastik dan
         masa akhir skolastik.
   3. Filsaat pada abad pertengahan dapat dikatakan masa kemerosotan dimana
      pemikiran para filosof dibatasi oleh pihak gereja, yang mengakibatkan
      pemikiran-pemikiran para pada abad tersebut terhambat. Karena hal itulah pada
      abad ini sering juga disebut abad kegelapan.
   4. Pada abad pertengahan ini perkembangan ilmu mencapai perkembangan yang
      pesat karena adanya penerjemahan karya filsafat Yunani klasik ke bahasa Latin,
      juga penerjemahan kembali karya para filsuf Yunani oleh bangsa Arab ke
      bahasa Latin.




                                       18
PETA KONSEP
                                    Makna Zaman Patristik

                                 Tokoh Filosof Zaman Patristik
                   ZAMAN
                                                                         Makna Zaman Skolastik
                  PATRISTIK     Karakter Filsafat Zaman Patristik
                                                                      Tokoh Filosof Zaman Skolastik
                              Sumbangan dalam Perkembangan Ilmu                   Awal
                                                                     Karakter Filsafat Zaman Skolastik
                                                                                   Awal
  FILSAFAT
                                         Zaman Skolastik Awal       Sumbangan dalam Perkembangan Ilmu
    ABAD
PERTENGAHAN
                                                                        Faktor Pendorong Kejayaan

                                                                    Tokoh Filosof pada Zaman Kejayaan

                    ZAMAN
                                       Zaman Kejayaan Skolastik        Karakter Filsafat pada Zaman
                  SKOLASTIK
                                                                                 Patristik
                                                                    Sumbangan dalam Perkembangan Ilmu


                                                                       Faktor Penyebab Zaman Akhir
                                        Zaman Skolastik Akhir
                                                                       Tokoh Filsafat Skolastik Arab

                                                  19                    Zaman Peralihan Skolastik

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuanSejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
sheilaEka
 
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islam
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islamSejarah perkembangan ilmu di dunia islam
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islam
Kodogg Kritingg
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
Kodogg Kritingg
 
filsafat umum thales
filsafat umum thalesfilsafat umum thales
filsafat umum thales
Lely Surya
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuanSejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Naryta Mbem
 
filsafat umum anaximenes
filsafat umum anaximenesfilsafat umum anaximenes
filsafat umum anaximenes
Lely Surya
 
Filsafat umum tentang idealisme plato
Filsafat umum tentang idealisme platoFilsafat umum tentang idealisme plato
Filsafat umum tentang idealisme plato
Syifa Syifa
 

La actualidad más candente (20)

Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuanSejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptSejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
 
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islam
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islamSejarah perkembangan ilmu di dunia islam
Sejarah perkembangan ilmu di dunia islam
 
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia islam222
 
Iad ppt
Iad pptIad ppt
Iad ppt
 
Pra socrates
Pra socratesPra socrates
Pra socrates
 
filsafat umum thales
filsafat umum thalesfilsafat umum thales
filsafat umum thales
 
Kul fil 01_fpk
Kul fil 01_fpkKul fil 01_fpk
Kul fil 01_fpk
 
filsafat umum phytagoras
filsafat umum phytagorasfilsafat umum phytagoras
filsafat umum phytagoras
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuanSejarah perkembangan ilmu pengetahuan
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan
 
fisuf zaman yunani kuno
fisuf zaman yunani kunofisuf zaman yunani kuno
fisuf zaman yunani kuno
 
filsafat umum anaximenes
filsafat umum anaximenesfilsafat umum anaximenes
filsafat umum anaximenes
 
PLATO
PLATOPLATO
PLATO
 
Kul fil 01_fpk
Kul fil 01_fpkKul fil 01_fpk
Kul fil 01_fpk
 
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan TeknologiPerkeembangan Ilmu dan Teknologi
Perkeembangan Ilmu dan Teknologi
 
Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikanFilsafat pendidikan
Filsafat pendidikan
 
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
PPT Filsafat Ilmu (Sejarah Filsafat Barat)
 
Sejarah filsafat
Sejarah filsafatSejarah filsafat
Sejarah filsafat
 
Filsafat umum tentang idealisme plato
Filsafat umum tentang idealisme platoFilsafat umum tentang idealisme plato
Filsafat umum tentang idealisme plato
 
FILSAFAT YUNANI
FILSAFAT YUNANIFILSAFAT YUNANI
FILSAFAT YUNANI
 

Destacado

Filsafat islam (sebuah pengantar)
Filsafat islam (sebuah pengantar)Filsafat islam (sebuah pengantar)
Filsafat islam (sebuah pengantar)
arifsulis79
 
Abad pertengahan
Abad pertengahanAbad pertengahan
Abad pertengahan
advent17
 
Filsafat pendidikan islam
Filsafat pendidikan islamFilsafat pendidikan islam
Filsafat pendidikan islam
yuandakusuma
 
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.docSejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
Kirenius Wadu
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Kirenius Wadu
 
PPT Kerajaan Islam di Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara
PPT Kerajaan Islam di Maluku, Papua, dan Nusa TenggaraPPT Kerajaan Islam di Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara
PPT Kerajaan Islam di Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara
Musyirul
 

Destacado (20)

filsafat masa skolastik
filsafat masa skolastikfilsafat masa skolastik
filsafat masa skolastik
 
Filsafat fkm-2-sejarah-filsafat (1)
Filsafat fkm-2-sejarah-filsafat (1)Filsafat fkm-2-sejarah-filsafat (1)
Filsafat fkm-2-sejarah-filsafat (1)
 
Dasar pendidikan iv
Dasar pendidikan ivDasar pendidikan iv
Dasar pendidikan iv
 
Filsafat islam (sebuah pengantar)
Filsafat islam (sebuah pengantar)Filsafat islam (sebuah pengantar)
Filsafat islam (sebuah pengantar)
 
Abad pertengahan
Abad pertengahanAbad pertengahan
Abad pertengahan
 
Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies
Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & StudiesMakalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies
Makalah Presentasi "Filsafat Islam" Media Culture & Studies
 
MATERI 2 - Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
MATERI 2 - Sejarah Perkembangan Ilmu PengetahuanMATERI 2 - Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
MATERI 2 - Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan
 
Thomas Aquinas
Thomas AquinasThomas Aquinas
Thomas Aquinas
 
Filsafat pendidikan islam
Filsafat pendidikan islamFilsafat pendidikan islam
Filsafat pendidikan islam
 
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.docSejarah teologi abad pertengahan.doc
Sejarah teologi abad pertengahan.doc
 
Thomas Aquinas
Thomas AquinasThomas Aquinas
Thomas Aquinas
 
Diktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga GerejaDiktat Pembinaan Warga Gereja
Diktat Pembinaan Warga Gereja
 
Katalog BPK Gunung Mulia 2016
Katalog BPK Gunung Mulia 2016Katalog BPK Gunung Mulia 2016
Katalog BPK Gunung Mulia 2016
 
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan PostmodernPerbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
Perbandingan Filsafat Ilmu Modern dan Postmodern
 
Makalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorikaMakalah sejarah retorika
Makalah sejarah retorika
 
Ppt media pembelajaran
Ppt media pembelajaranPpt media pembelajaran
Ppt media pembelajaran
 
Ppt peradaban pulau kreta
Ppt peradaban pulau kretaPpt peradaban pulau kreta
Ppt peradaban pulau kreta
 
PPT Kerajaan Islam di Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara
PPT Kerajaan Islam di Maluku, Papua, dan Nusa TenggaraPPT Kerajaan Islam di Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara
PPT Kerajaan Islam di Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Agama qada dan qadar
Agama qada dan qadarAgama qada dan qadar
Agama qada dan qadar
 

Similar a Makalah filsum siap di print

14. FILSAFAT ILMU KONTEKSTUAL (FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA).pptx
14. FILSAFAT ILMU KONTEKSTUAL (FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA).pptx14. FILSAFAT ILMU KONTEKSTUAL (FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA).pptx
14. FILSAFAT ILMU KONTEKSTUAL (FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA).pptx
nada521515
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie noth
Chie NoTh
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie noth
Chie NoTh
 

Similar a Makalah filsum siap di print (20)

Hellenisme
HellenismeHellenisme
Hellenisme
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdfFilsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
Filsafat Patristik Timur dan Barat.pdf
 
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docxFilsafat Patristik Timur dan Barat.docx
Filsafat Patristik Timur dan Barat.docx
 
14. FILSAFAT ILMU KONTEKSTUAL (FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA).pptx
14. FILSAFAT ILMU KONTEKSTUAL (FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA).pptx14. FILSAFAT ILMU KONTEKSTUAL (FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA).pptx
14. FILSAFAT ILMU KONTEKSTUAL (FILSAFAT, ILMU, DAN AGAMA).pptx
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie noth
 
Powerpoint chie noth
Powerpoint chie nothPowerpoint chie noth
Powerpoint chie noth
 
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docxBUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
BUKU PENGANTAR FILSFAT.docx
 
Bab iii pembahasan
Bab iii pembahasanBab iii pembahasan
Bab iii pembahasan
 
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan AgamaHubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
Hubungan Filsafat, Ilmu, dan Agama
 
Sejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatSejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafat
 
Filsafat-Hukum-baru.pptx
Filsafat-Hukum-baru.pptxFilsafat-Hukum-baru.pptx
Filsafat-Hukum-baru.pptx
 
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi BaratPsikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
Psikologi Umum dan Perkembangan - Sejarah Psikologi Barat
 
Perkembangan Filsafat Ilmu.pptx
Perkembangan Filsafat Ilmu.pptxPerkembangan Filsafat Ilmu.pptx
Perkembangan Filsafat Ilmu.pptx
 
resume ilmu alamiah dasar.docx
resume ilmu alamiah dasar.docxresume ilmu alamiah dasar.docx
resume ilmu alamiah dasar.docx
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdfFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.pdf
 
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docxFilsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
Filsafat Pasca Aristoteles Zaman Hellenisme dan Romawi.docx
 
perkembangan filsafat dari zaman ke zaman
perkembangan filsafat dari zaman ke zamanperkembangan filsafat dari zaman ke zaman
perkembangan filsafat dari zaman ke zaman
 
Filsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdfFilsafat Abad Pertengahan.pdf
Filsafat Abad Pertengahan.pdf
 
Filsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docxFilsafat Abad Pertengahan.docx
Filsafat Abad Pertengahan.docx
 
Metode Ilmiah "antroposentris"
Metode Ilmiah "antroposentris"Metode Ilmiah "antroposentris"
Metode Ilmiah "antroposentris"
 

Makalah filsum siap di print

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filsafat lebih dikenal sebagai ilmu yang mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Selain itu, filsafat juga dapat dikatakan sebagai metode atau cara yang radikal hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada. Sehingga filsafat adalah awal dimana manusia mulai mengembangkan berbagai jenis ilmu. Dari serangkaian proses tersebut, maka wajar dikatakan bahwa filsafat adala induk dari segala ilmu yang ada. Filsafat sendiri dibagi menjadi beberapa periode, yaitu; periode kuno, klasik, abad pertengahan, modern dan masa kini. Dapat dikatakan pada awal kemunculan filsafat, para tokoh-tokohnya lebih tertarik pada alam atau lebih bersifat cosmosentris. Kemudian menginjak zaman klasik, pemikiran para tokoh-tokohnya tidak lagi bersifat cosmosentris, namun lebih condong pada etika manusia. Pada masa ini, terjadi peristiwa dialog antara kaum sophis dengan socrates. Sedangkan pada abad pertengahan, para tokoh-tokohnya tidak lagi membicarakan hal-hal mengenai alam dan manusia, melainkan pada Tuhan atau bercorak Theosentris Abad pertengahan merupakan kurun waktu yang khas. Secara singkat dikatakan bahwa dominasi agama kristen sangat menonjol. Perkembangan alam pikiran harus disesuaikan dengan ajaran agama. Pada masa ini juga dikatakan masa kemerosotan dimana pemikiran para filosof dibatasi oleh pihak gereja, yang mengakibatkan pemikiran-pemikiran para pada abad tersebut terhambat. Karena hal itulah pada abad ini sering juga disebut abad kegelapan. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru di tengah- tengah suatu perkumpulan bangsa yang baru, yaitu bangsa eropa barat. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat eropa (sekitar lima abad) belum memunculkan ahli pikir (filosuf), akan tetapi setelah abad ke-6 masehi, baru muncul ahli pikir yang mengadakan penyelidikan filsafat. Jadi, filsafat Eropa yang mengawali kelahiran filsafat barat abad pertengahan. 1
  • 2. Berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia. Manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya. Para ahli pikir saat itu juga tidak mempunyai kebebasan berpikir. Apalagi terdapat pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan agama ajaran gereja. Siapa pun orang yang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman berat. Pihak gereja melarang diadakannya penyelidikan- penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian terhadap agama (teologi) yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan mendapatkan larangan ketat. Yang berhak mengadakan penyelidikan terhadap agama hanyalah pihak gereja. Kendati demikian, ada juga yang melanggar peraturan tersebut dan mereka dianggap orang murtad dan kemudian diadakan pengejaran. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah sejarah filsafat pada abad pertengahan? 2. Siapakah tokoh-tokoh filosof pada abad pertengahan? 3. Apakah ciri filsafat pada abad pertengahan? 4. Bagaimanakah perkembangan filsafat pada abad pertengahan? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui sejarah filsafat pada abad pertengahan. 2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filosof pada abad pertengahan 3. Untuk mengetahui ciri filsafat pada abad pertengahan 4. Untuk mengetahui perkembangan filsafat pada abad pertengahan. 2
  • 3. BAB I PEMBAHASAN FILSAFAT ABAD PERTENGAHAN A. ZAMAN PATRISTIK 1. Makna Patristik Istilah Partistik berasal dari kata latin patres atau pater yang berarti bapak dalam lingkungan gereja, yang artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yang menerimanya (Hadiwijono, 1995 : 72). Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berpikir). Juga, walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai ciptaan Tuhan. Jadi, memakai atau menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama dalam hal-hal tertentu tidak bertentangan dengan agama. Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang-orang Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu munafik. Kemudian, orang-orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang-orang yang menolak filsafat Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan. Akibatnya, muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis (pembela iman Kristen) dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani. Para pembela iman Kristen tersebut adalah Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Au-relius Augustinus. 3
  • 4. 2. Tokoh Filosof dan karakteristik Filsafat Patristik a. Justinus Martir Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martir diambil dari istilah "orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya". Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal, Musa hidup sebelum Socrates dan Plato. Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani itu mengambil dari kitab Yahudi. Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus adalah logos, telah membagi-bagikan benih logos kepada seluruh umat manusia, sehingga pada para orang yang bukan kristen telah juga tertanam rasa kebenaran, bagi yang baik. Tiap orang yang telh mendapat bagian benih logos itu sebenarnya adalah orang kristen, sekalipun ia tidak dibaptis. Dalam mengembangkan aspek logosnya ini orang-orang Yunani (Socrates, Plato dan lain-lain) kurang memahami apa yang terkandung dan memancar dari logosnya, yaitu pencerahan sehingga orang-orang Yunani dapat dikatakan menyimpang dari ajaran murni. Mengapa mereka menyimpang? Karena orang-orang Yunani terpengaruh oleh demon atau setan yang dikepalai oleh iblis. Demon atau setan tersebut dapat mengubah pengetahuan yang benar kemudian dipalsukan. Jadi, agama Kristen lebih bermutu dibanding dengan filsafat Yunani (Muzairi, 2009: 68). b. Agustinus Agustinus adalah seorang pujangga gereja dan filsuf besar. Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada zaman Yunani diganti dengan kauasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relatif. Kebenaran itu mutlak yaitu ajaran agama. Moral berpuncak pada dosa Adam, kehidupan pertapa adalah kehidupan terbaik. Hati memerlukan kehidupan demikian. Ia juga mengatakan bahwa mempelajari hukum alam adalah mubadzir, memboroskan waktu. Ia berkutat bahwa bumi adalah pusat jagat raya. Intelektualisme tidak penting, yang penting adalah cinta kepada Tuhan. Tidak perlu dipikir, tanya hati Anda, siapa pencipta alam ini. Untuk itu hati bersih, harus hidup. Maka kehidupan berbujang adalah kehidupan terpuji. Manusia dilarang mempelajari 4
  • 5. Astronomi. Mempelajari Anatomi menjadikan manusia materialistis. Filsafat dan Sains jangan disentuh. Akal mati, hati menang. Pada pemikiran Augustinus, ada beberapa hal penting yang dapat dipahami, yaitu sebagai berikut: a. Iluminasi atau penerangan. Rasio insani hanya dapat abadi jika mendapat penerangan dari rasio ilahi. Allah adalah guru yang tinggi dalam batin kita dan menerangi roh manusia. b. Dunia jasmani yang terus menerus berkembang bergantung kepada Allah. Mula-mula, Allah menciptakan materi yang tidak mempunyai bentuk tertentu, tetapi mengandung benih berupa prinsip bagi perkembangan jasmani. Menurut pandangannya bahwa didalam benih itu segala hal telah ada, seperti sesudah telur, lahirlah ayam. Suatu masalah tida akan mencapai jalan buntu apabila berdasarkan Al-Kitab. c. Manusia yang dipengaruhi platonisme, tetapi tidak mengakui dualisme ektrem plato, jiwanya senantiasa terkurung tubuh. Tubuh bukan sumber kejahatan. Sumber kejahatan adalah dosa yang berasal dari kehendak bebas (Tafsir, 2001 : 71). Untuk mengetahui corak pemikiran abad pertengahan, perlu dipahami karakteristik dan ciri khas pemikiran filsafatnya. Beberapa karakteristik yang perlu dikeahui diantaranya sebagai berikut: 1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja 2. Bersifat terlalu yakin terhadap penafsiran teks kitab suci 3. Berfilsafat didalam lingkungan ajaran aristoteles 4. Berfilsafat dengan pertolongan Augustinus 3. Sumbangan Filsafat Patristik terhadap perkembangan ilmu Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani dan menyebar luaskannya sedemikian rupa sehingga dapat dikenal dunia Barat seperti sekarang ini. Memperluas pengamatan dalam lapangan ilmu kedoteran, obat-obatan, astronomi,ilmu kimia, ilmu bumi, dan ilmu tumbuh-tumbuhan. Menegaskan system decimal dan dasar-dasar aljabar B. ZAMAN SKOLASTIK AWAL 1. Makna Skolastik 5
  • 6. Zaman Skolastik dimulai sejak abad ke-9. Kalau tokoh masa Partistik adalah pribadi-pribadi yang lewat tulisannya memberikan bentuk pada pemikiran filsafat dan teologi pada zamannya, para tokoh zaman Skolastik adalah para pelajar dari lingkungan sekolah-kerajaan dan sekolah-katedral yang didirikan oleh Raja Karel Agung (742-814) dan kelak juga dari lingkungan universitas dan ordo-ordo biarawan. Filsafat mereka disebut “Skolastik” (dari kata Latin “scholasticus”, “guru”), karena pada periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-sekolah, biara dan universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang baku dan bersifat internasional. Dengan demikian, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu periode di Abad Pertengahan ketika banyak sekolah didirikan dan banyak pengajar ulung bermunculan. Namun, dalam arti yang lebih khusus, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu metode tertentu, yakni “metode skolastik”. Dengan metode ini, berbagai masalah dan pertanyaan diuji secara tajam dan rasional, ditentukan pro-contra-nya untuk kemudian ditemukan pemecahannya. Tuntutan kemasukakalan dan pengkajian yang teliti dan kritis atas pengetahuan yang diwariskan merupakan ciri filsafat Skolastik. Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai berikut: a. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama. Skolastik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius. b. Filsafat Skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. c. Filsafat Skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal. d. Filsafat Skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja. 2. Tokoh Filosof dan karakteristik Filsafat Skolastik Awal 1. Tokoh Filsafat Skolastik Awal a. Boethius (480-524 M), dalam usianya yang ke-44 tahun, mendapat hukuman mati dengan tuduhan berkomplot. Ia dianggap sebagai filosof akhir Romawi 6
  • 7. dan filosof pertama Skolastik. Jasanya adalah menerjemahkan logika Aristoteles ke dalam bahasa Latin dan menulis beberapa traktat logika Aristoteles. Boethius adalah seorang guru logika pada abad pertengahan dan mengarang beberapa traktat teologi yang dipelajari sepanjang abad pertengahan. b. Kaisar Karel Agung yang memerintah pada awal abad ke-9 yang telah berhasil mencapai stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan perkembangan pemikiran kultural berjalan pesat. Pendidikan yang dibangunnya yaitu diantaranya pendidikan yang digabungkan dengan biara dan pendidikan yang dibangun raja atau kerabat kerajaan. (Muzairi, 2009:73) 2. Karakteristik Filsafat Skolastik Awal Zaman Skolastik awal ditandai dengan pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah persoalan tentang universalia. Secara umum, karakteristik zaman skolastik awal, yaitu: 1. Bertujuan untuk memperlihatkan penerimaan kebenaran dengan metode deduksi. 2. Minat ilmiah adalah dunia yang superior. 3. Keinginan untuk menyediakan dalil ilmiah mengembangkan filsafat baru. 4. Keilmiahannya metapisikal, lebih peduli tehadap kejiwaan daripada bagaimana ia dilakukan (etika, psikologi) maka mereka mengabaikan fakta studi empiris. 5. Kebaikan tertinggi adalah renungan hidup tentang keyakinan dan pengetahuan. 6. Kebenaran yang diterima oleh indera dianggap tidak penting: berpikir itu penting dan logika silogistik esensial dalam memunculkan ilmu pengetahuan. 7. Karena orang-orang yang berpendidikan menjadi penganalisis kehidupan yang lebih cerdas dengan menggunakan logika. 3. Sumbangan Filsafat Skolastik Awal terhadap perkembangan ilmu Zaman skolastik awal ini, berdiri sekolah-sekolah yang menerapkan studi duniawi meliputi tata bahasa, retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu 7
  • 8. perbintangan dan musik. Sekolah yang mula-mula ada di biara Italia Selatan ini akhirnya berpengaruh ke daerah-daerah yang lain. C. ZAMAN KEJAYAAN SKOLASTIK Abad ke-12 adalah abad pertumbuhan yang cepat dari peradaban abad pertengahan. Dalam abad ini ilmu pengetahuan berkembang sedemikian rupa hingga timbul harapan baru bagi masa depan yang cerah. Pada masa ini ilmu alam, ilmu pasti dan ilmu kedokteran menarik perhatian (berkembang pesat). Semuanya itu menjadikan abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. 1. Faktor Pendorong Kejayaan Skolastik a. Adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, sejak abad ke-12 sampai ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas. b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Prancis. Ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Almamater inilah sebagai awal berdirinya Universitas di Paris, di Oxford, Mont pellier, Cambridge dan lain-lain. c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh- tokohnya memegang peran di bidang Filsafat dan Teologi, seperti Albertus De Grote, Thomas Aquinas, Binaventura, J. D. Scotus, William Ocham. 2. Tokoh Filosof Dan Karakteristik Filsafat Zaman Kejayaan Skolastik Tokoh-tokohnya memegang peranan dibidang filsafat dan teologi, seperti Albertus De Grote, Thomas Aquinas, Bonaventura, J.D. Scouts, William Ocham. Karakteristik pada zaman kejayaan Skolastik ini ditandai dengan munculnya Universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Adapun tokoh-tokoh yang memegang peranan dibidang filsafat dan teologi pada masa keemasan Skolastik ini diantaranya: a. Yohanes Duns Scotus (1266-1308) 8
  • 9. Seorang Skot dari ordo Fransiskan. Ia belajar di Cambridge, Oxford dan Paris yang kemudian menjabat menjadi guru besar di paris. Tulisan-tulisannya sukar dimengerti, karena gaya bahasanya yang singkat. Ia adalah seorang ahli pikir yang tajam, yang menyusun pembuktian-pembuktiannya dengan ketajaman yang mencolok dan mengupas argumentasi lawannya sampai habis. Ia bermaksud mempertahankan tradisi ordo Fransiskan yang berjiwa Augustinis-Neoplatonis. Duns Scotus berpendapat, bahwa ada hubungan yang selaras antara iman dan pengetahuan. Menurut Duns Scotus nisbah antara teologia dan filsafat bahwa keduanya adalah dua ilmu yang berdampingan, yang masing-masing memiliki pangkal keberangkatan serta metodenya sendiri-sendiri. Hal ini disebabkan karena filsafat adalah ilmu yang teoritis, sedang teologia adalah ilmu yang praktis. Menurut Duns Scotus, kehendak adalah lebih penting daripada akal. Sebab kehendaklah yang menentukan, sedang akal hanya dapat mengemukakan bermacam-macam kemungkinan kepada kehendak, agar bisa ditentukan yang mana yang harus dilakukan. Menurut Duns Scotus tentang Allah bahwa pada Allah akal dan kehendak adalah satu, sedemikian rupa sehingga keduanya tidak dapat dipisah- pisahkan. b. Thomas Aquinas (1225-1274 M.) Puncak kejayaan masa skolastik dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas (1225-1274 M.). Lahir di Rocca sicca, Italia 1225 M dari suatu keluarga bangsawan. Ia mendapat gelar “The Angelic Doctor”, karena banyak pikirannya, terutama dalam “Summa Theologia” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja. Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan. Thomas Aquinas merupakan theolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan- pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan 9
  • 10. Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Menurut Thomas Allah adalah aktus yang paling umum, actus purus ( aktus murni ), artinya Allah sempurna adanya, tiada perkembangan pada-Nya, karena pada-Nya tiada potensi. Di dalam Allah segala sesuatu telah sampai kepada perealisasiannya yang sempurna. Tiada sesuatu pun pada-Nya yang masih dapat berkembang. Pada-Nya tiada kemungkinan, Allah adalah aktualitas semata-mata. Thomas juga mengajarkan apa yang disebut theologia naturalis, yang mengajarkan bahwa manusia dengan pertolongan akalnya dapat mengenal Allah, sekalipun pengetahuan tentang Allah yang diperolehnya dengan akal itu tidak jelas dan tidak menyelamatkan. Dengan akalnya manusia dapat tahu bahwa Allah ada, dan juga tahu beberapa sifat Allah. Dengan akal orang dapat mengenal Allah, setelah ia mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang mengenai dunia dan mengenai manusia sendiri. Thomas mengajarkan bahwa Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum esse subsistens). Allah adalah “dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas 3. Sumbangan Zaman Kejayaan Skolastik Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa faktor yang memberi sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik. Beberapa faktor yang memberi sumbangan yang berguna bagi abad ke-13 adalah: Pertama, mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran yunani dan dunia pemikiran arab, yaitu dengan peradaban yunani dari italia selatan, sisilia dan dengan kerajaan bizantium disatu pihak, dan dengan peradaban arab yang ada di spanyol dilain pihak. Melalui karya orang-orang arab 10
  • 11. dan yahudi eropa barat mulai lebih mengenal karya-karya Aristoteles melalui karya para Bapak gereja Timur yang pada masa itu dikenal juga. Kedua, munculnya Universitas-universitas. Telah dikemukakan bahwa pada abad ke-9 di Eropa Barat muncul sekolah-sekolah karena perkembangan semakin maju ada sekolah-sekolah yang membentuk persekutuan antara dosen dan mahasiswa dari satu jurusan sehingga keduanya mewujudkan suatu kesatuan yang menyeluruh. Kesatuan ini disebut universitas magistrorum et scolarum. Hal yang ketiga yang membantu perkembangan skolastik ialah munculnya ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan dan ordo Dominikan. Ordo pada Bapak gereja serta para ahli skolastik D. ZAMAN AKHIR SKOLASTIK 1. Faktor penyebab berakhirnya zaman skolastik a. Timbulnya Kejenuhan terhadap segala macam pemikiran filsafat. Awal dari berakhirnya zaman skolastik ini dimulai pada abad ke 14, dimana timbul banyak kejenuhan terhadap segala macam pemikiran filsafat yang kontruktif. Hal tersebut terjadi karena para ahli pemikiran menampakkan gejala pembekuan yang memperlihatkan stagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat Skolastik Kristen. b. Munculnya beberapa kelompok diantaranya adalah aliran Thomisme, Scotisme, via antiqua (jalan kuna) dan via moderna (jalan modern). Aliran via antiqua merupakan kelompok lebih kecil dan lebih lemah dimana mereka adalah pengikut dari Augustinus dan Albertus Agung yang tidak memiliki pemikiran baru artinya asli. Berbanding terbalik deangan aliran via moderna yang menolak pemikiran metafisis yang kontruktif. Selain itu aliran via moderna lebih memperhatikan kepada hal-hal yang ilmiah dan positif, bukan kepada persoalan-persoalan filsafati. Oleh karena itu dibidang teologia yang diperhatikan adalah persoalan gerejani dan politik yang konkrit. William Dari Ockham adalah tokoh yang memulai aliran via moderna. c. Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan Thomas Aquinas, yaitu William Occam (1285-1349). Tulisan- tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan meminta suaka politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia 11
  • 12. terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan negara. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi.Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat didemonstrasikan. d. Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M.). Dari filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan segalanyaakan kembali pula pada pencipta-Nya. Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa Scholastik. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : lewan indra, akal, dan intuisi. Dengan indra akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak sempurna. Dengan akal akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi 2. Tokoh filsafat skolastik arab (Islam) Pemikiran filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Maka didirikanlah sekolah-sekolah yang memberi pelajaran gramatika, dialetika, geometri, aritmatika, astronomi dan music Pada abad ke 6 M dikalangan para ahli piker islam (periode filsafat Skolastik islam) muncul: Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Gazali, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail, Ibnu Rusyd. Periode ini berlangsung tahun 850-1200. Mereka mengadakan perpaduan dan sinkrestisme antara agama dan filsafat. Kemudian pikiran-pikiran ini masuk Eropa yang merupakan sumbangan islam yang paling besar. Peralihan dari abad pertengahan keabad modern dalam sejarah filsafat disebut sebagai masa peralihan (masa transisi) yaitu munculnya Renaissance dan Humanisme yang berlangsung pada abad 15-16. Tokoh-tokoh yang termasuk para ahli pikir Islam (pemikir Arab atau Islam pada masa skolastik), yaitu Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Kindi, Ibnu Rusyd. Peranan para ahli pikir tersebut besar sekali, yaitu sebagai berikut. a. Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles sehingga yang dikenal hanya buku Logika Aristoteles. 12
  • 13. b. Orang-orang Barat itu mengenal Aristoteles berkat tulisan dari para ahli pikir Islam, terutama Ibnu Rusyd sehingga Ibnu Rusyd dikatakan sebagai guru terbesar para ahli pikir Skolastik Latin. c. Skolastik Islamiah yang membawakan perkembangan Skolastik Latin. Tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, tetapi para ahli pikir Islam tersebut memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. para ahli pikir Islam sebagian menganggap bahwa filsafat Aristoteles benar, Plato dan Alquran benar, mereka mengadakan perpaduan dan sinkretisme antara agama dan filsafat. Pemikiran-pemikiran tersebut kemudian masuk ke Eropa yang merupakan sumbangan Islam paling besar. Dengan demikian, dalam pembahasan skolastik islam terbagi menjadi dua periode, yaitu: a. Periode Mutakallimin (700-900); b. Periode Filsafat Islam (850-1200). Banyak buku filsafat dan sejenisnya mengenai peranan para ahli pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan karena mereka (Barat) tidak mau mengakui secara terus terang jasa para ahli pikir Islam itu dalam mengantarkan kemoderenan Barat. AL- kindi (801- 865) Al kindi adalah orang pertama yang memasukan filsafat sebagai salah satu ilmu ke islam, setelah ia menyusaikannya dengan islam filsafat metafisiska al- kindi pada umumnya menyetujui pendapat Aristoteles dan Neo-Platinisme, kecuali dalam dua hal yang prinsip yaitu, tentang keabadian ciptaan dan tentang tidak mungkinnya tiada melahirkan ada 13
  • 14. Dalam hal tersebut Al-Kindi tetap pada prinsip teologi islam bahwa semua diciptakan Tuhan dan Tuhan di atas ketentuan hukum alam. Alama bukan qodim (kekal di zaman lampau), tetapi mempunyai permulaan. AL- Farabi. Asal kelahirannya di Farab Turkistan, ia digelari sebagai al- muallimuts- tsani (guru kedua) dalam Al- farabi juga seorang ahli matematika dan ahli musik. Definisi filsafat menurutnya adalah Al-ilmu bil maujudat bima hiya Al- maujudat( ilmu yang menyelidiki hakikat yang sebenarnya dari segala yang ada! Al farabi sependapat dengan plato bahwa alam ini adalah baru, terjadi dari tiada. Tentang terjadaianya alam Al- farabi menyetujui teori emanasi platinus namun dari teorinya malah lebih terperinci lagi. Ibnu Sina. Nama lengakapanya ialah Abu Ali Husain ibnu sina. Selaian dikenal sebagai ahli di bidanga filsafat, juga dikenal sebagai ahli kedokteran. Ibnu Sina mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Al- aqlu (akal) ia memikirkan dirinya lalu 14
  • 15. memikirkan sesuatu di luar dirinya menyebabakan timbulnya akal lain yang dinamakan akal pertama ( Al- Aqlu awwal). Jadi menurut ibnu sina tiapa-tiap akal itu menimbulkan tiga (tidak 2 seperti Al- farabi) ujud yaitu Akal, jarim langit dan planet-planetnya dan jiwa langit dan planet-planetnya. Jadi Falak (langit) menurut ibnu sina mempunyai jiwa( nafs) yang menggerakannya dan memepeunyai akal yang mengaturnya. Al-Ghazali Al-Ghazali dalam bukunya tahafutulfattusifah menyeranga argumen filsafat para filosuf yunanai dan filosuf islam banyak masalah Al- Ghazalai dengan tegas ia katakan bahwa alam berasal dari tidak ada menjadi ada, sebab diciptakan oleh tuhan dan kalau dikatakan bahwa alam tidak bermula, itu namanya bukan ciptaan Tuhan jadi bukan pencipta, sedangakan. AL-quran menyebutakan bahwa Tuhan pencipta segala-galanya. AL-Ghazal juga menentang pendapat ahli filsafat Bahwa segala sesuatu terjadi dengan kepasatian sebab akibat semata-mata dan mustahil adanya penyimpangan-penyimpanagan. Bahwa segala kejadian hanyalah merupakan kebiasaan atau adat semata-mata dan bukan merupakan kepasatian. Ibnu Rusyd Dalam bukunya itu Ibnu Rusyd membela pendapat filosuf yunanai dan islam yang telah diserang oleh AL- Ghazali. Ibnu Rusyd berpendapat bahwa alam adalah azalai. Jadi ada dua yang azalai yaitu Tuhan dan Alam . Namun keazalian tuhan lebih utama daripada keazalian alam. Argumen yang dikemukakan ialah seandainya alam tidak azali, ada permulaan, maka habislah ala ini (baru). Dan setiap yang baru pasti ada yang menjadikannya. 3. Zaman peralihan skolastik Setelah abad pertengahan berakhir sampailah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa modern. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya 15
  • 16. renaissance, humanisme, dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16. a. Renaissance Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian di Prancis, Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa. Di antara tokoh- tokohnya adalah Leonardo da Vinci. Michaelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno. b. Humanisme Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian ahli pikir Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraan Yunani dan Romawi, serta perikemanusiaan. Kemudian, Humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastra Yunani atau Romawi. Di antara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre. c. Reformasi Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa Barat pada abad ke-16. revolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean Calvin dan Martin Luther. Akhirnya dalam filsafat Renaissance salah satu unsure pokoknya adalah manusia. Suatu pemikiran yang sejajar dengan Renaissance. Pemikiran yang ingin menempatkan manusia pada tempat yang sentral dalam pandangan kehidupan. Abad pertengahan disebut masa kelam bagi pemikiran filsafat, kerena kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan didominasi oleh dogma gereja. Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik bagi munculnya cahaya baru pemikiran filsafat, yang ditandai dengan gerakan Renaisance yang kembali melahirkan budaya berfikir ilmiah. Renaisance ini lah yang menjadi cikal-bakal bagi munculnya pemikiran filsafat modern. Namun, pemikiran filsafat modern dengan budaya berpikir ilmiah yang berujung pada lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, juga memberikan karakteristik negatif berupa menurunya kepercayaan atas dogma gereja, dan mulai tumbuh masyarakat anti agama. 16
  • 17. Simbol bagi perubahan zaman dari gelapnya abad pertengahan menuju abad modern adalah terbuktinya teori Copernicus, yang juga diperkuat oleh Galileo dan Keppler. Hal ini semakin menyudutkan posisi gereja yang telah salah memberikan doktrin mati, bahwa bumi itu pusat tata surya, sementara pada masa modern dapat dibuktikan bahwa mataharilah yang merupakan pusat tata surya. Perubahan yang sangat mendasar bagi corak pemikiran pada abad pertengahan dan modern adalah, para filsuf dan ilmuan modern berpikir mengandalkan rasio, mereka bebas mengungkapkan argumen-argumen tanpa adanya batasan dari otoritas gereja, sehingga filsafat dapat berkembang luas. Teori dan argumen yang diungkapkan dimasa modern merupakan teori dan argumen terbuka yang bisa menerima kritik, efaluasi, verifikasi, modifikasi ataupun falsifikasi, bukan berupa dogma-dogma yang kaku dan tidak dapat diubah sebagaimana yang diajarkan pada abad pertengahan oleh gereja. Era modern ditandai dengan munculnya ilmu – ilmu praktis, dengan ditemukannya alat-alat produksi berbasis mesin, juga listrik dan mesin uap. Bahkan, ilmu teoritis-spekulatif hampir lumpuh dan tergantikan oleh ilmu-ilmu praktis yang manfaatannya dapat dirasakan secara langsung oleh manusia. Pentingnya ilmu praktis ini terkait dengan kebutuhan logistik akan perang yang berlangsung pada waktu itu. Sisi filosofis dan moralitas berubah drastis pada masa modern. Masyarakat dogmatis dengan ciri filsafat skolastik telah berganti menjadi masyarakat yang indifidualis dan rasional, yang lebih menekankan pada prinsip dan nilai-nilai kedisiplinan, intelektualitas, moral, dan politik konseptual. Akibatnya, karya-karya manusia modern semakin menakjubkan, terutama dibidang seni, sastra dan teknologi. Lahirnya zaman modern tidak bisa lepas dari kontribusi filsuf-filsuf seperti Descartes, Spinoza, Leibniz, John locke, David Hume, Imanuel Kant, Berkeley, dan Hegel. Masing-masing filsuf tersebut mempunyai corak pemikiran tersendiri dalam memandang realitas, yang dari pemikiran mereka-lah filsafat pemikiran modern muncul dan berkembang pesat. 17
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bedasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sejarah filsafat pada abad pertengahan terbagi menjadi zaman patristik dan zaman skolastik, zaman skolastik mencakup zaman skolastik awal, kemudian mencapai masa kejayaan atau uncak dan masa berakhirnya skolastik. 2. Tokoh-tokoh filosof pada abad pertengahan dapat dikategorikan berdasarkan zamannya yang berbeda-beda, sebagaimana berikut: a) Pada zaman patristik muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para apologis dengan kesadarannya membela iman Kristen dari serangan filsafat Yunani, para tokoh pada masa ini diantaranya; Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa, Tertullianus, Diosios Arepagos, Au-relius Augustinus. b) Pada zaman skolastik para tokoh-tokoh filosof muncul berdasarkan perkembangannya, yaitu masa skolastik awal, masa kejayaan skolastik dan masa akhir skolastik. 3. Filsaat pada abad pertengahan dapat dikatakan masa kemerosotan dimana pemikiran para filosof dibatasi oleh pihak gereja, yang mengakibatkan pemikiran-pemikiran para pada abad tersebut terhambat. Karena hal itulah pada abad ini sering juga disebut abad kegelapan. 4. Pada abad pertengahan ini perkembangan ilmu mencapai perkembangan yang pesat karena adanya penerjemahan karya filsafat Yunani klasik ke bahasa Latin, juga penerjemahan kembali karya para filsuf Yunani oleh bangsa Arab ke bahasa Latin. 18
  • 19. PETA KONSEP Makna Zaman Patristik Tokoh Filosof Zaman Patristik ZAMAN Makna Zaman Skolastik PATRISTIK Karakter Filsafat Zaman Patristik Tokoh Filosof Zaman Skolastik Sumbangan dalam Perkembangan Ilmu Awal Karakter Filsafat Zaman Skolastik Awal FILSAFAT Zaman Skolastik Awal Sumbangan dalam Perkembangan Ilmu ABAD PERTENGAHAN Faktor Pendorong Kejayaan Tokoh Filosof pada Zaman Kejayaan ZAMAN Zaman Kejayaan Skolastik Karakter Filsafat pada Zaman SKOLASTIK Patristik Sumbangan dalam Perkembangan Ilmu Faktor Penyebab Zaman Akhir Zaman Skolastik Akhir Tokoh Filsafat Skolastik Arab 19 Zaman Peralihan Skolastik