SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 44
BAB II
HIMPUNAN
2.1 Definisi
Himpunan didefinisikan sebagai kumpulan objekobjek yang berbeda dan tidak memperhatikan
urutan penulisan
2.2 Penyajian himpunan
a. Tabulasi atau enumerasi
b. Notasi pembentuk himpunan (set builder)
c. Diagram Venn
a. Tabulasi atau enumerasi
Contoh 2.1
Misal B adalah himpunan bilangan genap positif yang
tidak lebih dari seribu.
B = { 0, 2, 4, … , 1000}
Contoh 2.2
Misal C adalah himpunan bilangan ganjil positif yang
lebih kecil dari 100.
C = { 1, 3, 5, … , 97, 99}

b. Notasi pembentuk himpunan (set builder)
Contoh 2.3
A adalah himpunan bilanganb ril lebih kecil dari 100
dan lebih besar dari 1.
A = { x | x ∈ R, 1 < x < 100}
c. Diagram Venn
Misal A = {1, 2, 3, 4}
B = { 3, 4, 5, 6, 7, 8}
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9, 10}
Diagram Venn
S
1
2
9

A

3
4

B

5 6
7 8
10
2.3 Kardinalitas
Kardinalitas menunjukkan jumlah anggota himpunan.
Jika terdapat himpunan A, maka kardinalitas A ditulis
n(A) atau |A|
Contoh 2.4
Jika A = { x | x bilangan prima, x ≤ 10}
Maka dapat ditulis A = {2, 3, 5, 7}
Jadi |A| = 4
Contoh 2.5
Jika B = {x|x2 – 6x + 9 = 0 }
Maka dapat ditulis B = { 3 }
Jadi |B| = 1
2.4 Himpunan kosong
Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunya
anggota. Jadi untuk hiompunan kosong |A| = 0.
Himpunan kosong dilambangkan dengan Ø
atau { }.
Contoh 2.6

K = { x | x bilangan ril, x 2 + 1 = 0 }
Maka |K| = Ø atau { }.
2. 5. Himpunan bagian (subset)

Misal terdapat himpunan A dan B. Jika seluruh anggota
himpunan A merupakan anggota himpunan B, maka
dikatakan bahwa A merupakan himpunan bagian B, dan dit
A ⊆ B.

Jika setidak-tidaknya terdapat satu anggota himpunan B tid
termasuk anggota himpunan A, maka ditulis
A⊂B

Lambang ⊆ adalah lambang himpunan bagian tak sebenarn
(improper set). Sedangkan lambang ⊂ adalah lambang
himpunan bagian sebenarnya (proper set)
Jika A ⊆ B dan B ⊆ A, maka A = B
2.6 Kesamaan himpunan
Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan
hanya jika A adalah himpunan bagian B dan B merupakan
himpunan bagian A.

Dengan menggunakan lambang
matematika
kita dapat
menulisnya dalam bentuk A = B ↔ A ⊆ B dan
B ⊆ A.
Contoh 2.7

L = { x | x bilangan prima, x < 5} dan M = { x | x 2 – 5x + 6
Agar lebih jelas, tulis kedua himpunan tersebut
diatas dalam
bentuk enumerasi.
L = { 2,3}
M = { 2,3}
Jadi L = M
Contoh 2.8

A={2}
B = { x | x2 = 4 }
Karena B = { -2 , 2 }
Maka A ≠ B.

.7. Ekivalensi himpunan
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan
hanya jika kardinal A = kardinal B.
Dalam bentuk lambang matematika dapat ditulis
menjadi
A ~ B ⇔ |A| = |B|
Contoh 2.9
Jika A = { x | x = P , 1 ≤ x ≤ 5} dan
B = { Ani, Ali, Badu, Hasan, Wati }
Karena |A| = |B|, maka A ~ B .
2.8. Himpunan saling lepas

Himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika keduanya
tidak mempunyai anggota yang sama.
Dalam bentuk
lambang dapat ditulis dengan
A//B.
Jika digambarkan dengan diagram Venn maka
bentuknya seperti gambar berikut.
S

Contoh 2.10

A

B

A = { x | 1 ≤ x ≤ 5} dan B = { Ani, Ali, Badu, Hasan, Wati }
Karena anggota A tidak ada satupun yang sama dengan
anggota B, maka A // B.
2.9. Himpunan kuasa

Himpunan kuasa (power set) adalah suatu himpunan A yan
anggota-anggotanya merupakan semua himpunan bagian A
termasuk himpunan kosong dan dan himpunan A itu sendi
Himpunan kuasa dari himpunan A dilambangkan dengan
P(A) atau 2 A .
Contoh 2.11

Jika M = { 1,2,3 }, maka himpunan kuasa dari M adalah
2 A = { Ø, {1} , {2} , {3} , {1,2} , {1,3} , {2,3} , {1,2,3}}
.10. Operasi himpunan

2.10.1 Irisan
Irisan (intersection) dari himpunan A dan B
adalah himpunan yang anggota-anggotanya
merupakan
anggota
himpunan
A
dan
himpunan B.
Dalam bentuk notasi A ∩ B = { x | x ∈ A dan
x ∈ B}. Venn operasi irisan adalah
Diagram
seperti gambar berikut. Bidang yang
diarsir adalah irisan A dan B atau A ∩ B.
S

A

B
Contoh 2.12

Jika A = { 2 , 3 , 6 , 7 }
B = { 2 , 7 , 9 , 10 }
Maka A ∩ B = { 2 , 7 }

S

A
3
6

B
7
2 9
7 10

Contoh 2.13

Jika K = { x ,y | x + y = 4, x,y ∈ R }
L = { x ,y | x − y = 2, x,y ∈ R }
Maka K ∩ L = { 3 , 1 }
L
S K
3
1
2.10.2
Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah
Gabungan
himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota
himpunan A atau B. Dalam bentuk notasi ditulis sebaga
A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B}.

Diagram Venn operasi gabungan adalah seperti gambar
berikut. Bidang yang diwarnai adalah gabungan A dan B
atau A ∪ B
S

A

B
Contoh 2.14

Jika A = { 1 , 2 , 3 , 6 , 7 , 9 }
B = { 2 , 3 , 4 , 7 , 9 , 10 }
Maka A ∪ B = { 2 , 3 , 7 , 9 }.
S

A

1
6

2
3
7
9

B
4
10
2.10.3 Komplemen

Komplemen suatu himpunan A terhadap suatu himpunan
semesta adalah suatu himpunan yang anggota-anggotan
merupakan anggota himpunan semesta tapi bukan anggo
himpunan A.
Dalam bentuk notasi ditulis Ā = { x | x ∈ S dan x ∉ A}.
Diagram Venn untuk Ā seperti gambar berikut.
Bidang yang diarsir adalah Ā.
S

A
S
A
Contoh 2.15

ika S = { 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 , 9 }
A ={2,3,4,5}
Maka Ā = { 1 , 6 , 7 , 8 , 9 }.
S

A
2

3

4 5

1 6
7 8
8 9
A
2.10.4 Selisih

Jika terdapat himpunan A dan himpunan B, maka A – B
adalah himpunan yang anggota-anggotanya hanya
merupakan anggota himpunan A saja . Dalam bentuk nota
ditulis sebagai ,
A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B}.

Diagram Venn dari operasi ini adalah bidang yang diars
pada gambar berikut.
S

A

B
Contoh 2.16

Jika A = { 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 , 9 }
B = { 3 , 4 , 5, 10 }
Maka A – B = { 6 , 7 , 8 , 9 }.
S

B

A
6

7

3

8

9

5

4

10
.10.5 Beda setangkup
Beda
setangkup
(symmetric
difference)
himpunan A
dan himpunan B adalah himpunan yang anggotaanggotanya
hanya
merupakan
anggota
himpunan A saja
atau himpunan B saja.
A ⊕ B = (A ∪ B) – ( A ∩B) = ( A – B ) ∪ ( B
–A).
Diagram Venn dari operasi ini adalah bidang
yang diarsir
pada gambar berikut.
S

A

B
Contoh 2.17

ka A = { 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 }
B = { 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 , 9 , 10 }
Maka A ⊕ B = { 1 , 9 , 10 }.
S

A

1

2
4
6

B

8

3
5
7

9
10
2.10.6 Perkalian Kartesian

Jika terdapat himpunan A dan himpunan B maka perkalia
Kartesian A x B adalah himpunan yang anggota-anggotan
merupakan pasangan terurut (ordered pairs) dengan
komponen pertama berasal dari himpunan A dan kompon
kedua berasal dari himpunan B.
Dalam bentuk notasi dapat ditulis
sebagai ,
A x B = { (a,b) | a ∈ A dan b ∈ B}.
Hal yang perlu diingat :

• Jika A dan B ≠ Ø, maka A x B ≠ B x A
• Jika A = Ø atau B = Ø maka A x B = B x A = Ø
• |A x B| = |A| . |B|
Contoh 2.18

Misal C = { 1 , 2 , 3 }
D={a,b}
C x D = { (1,a) , (1,b) , ( 2,a) , (2,b) , (3,a) ,
(3,b)}

10.7 Prinsip Inklusi-Eksklusi

| A∪B| = |A| + |B| - |A ∩B|

|A∪B∪C| = |A| + |B| + |C| – |A ∩B| – |B∩C| – |A∩C| + |A∩B
|A ⊕ B| = |A| + |B| - 2|A ∩B|
2.10.8 Sifat-sifat operasi himpunan dan prinsip
dualitas
Misal F adalah suatu sifat yang melibatkan sejumlah
himpunan dan operasinya, maka kita akan mendapatkan
dual dari sifat F (ditulis dengan lambang F*) dengan
cara mengganti:
∪
∩
Ø
S

dengan
dengan
dengan
dengan

∩
∪
S
Ø

Berikut disajikan beberapa sifat dari
operasi himpunan dan dualnya.
Hukum

1. Identitas
2. Null

:A ∪Ø=A

:A ∩Ø=Ø

3. Komplemen : A ∪ Ā = S
4. Idempoten

:A ∪A=A

5. Penyerapan : A ∪ ( A ∩ B)
6. Komutatif

7. Asosiatif
=A

Dual

A∩S=A
A∪S=S

A∩Ā=Ø
A∩A=A

A ∩ ( A ∪ B) = A

: A ∪B=B∪ A∩B=B∩A

A∪ B = A ∩ B
:A ∪(B∪

A∩ B = A ∪ B
A∩(B∩C)=
1. Himpunan ganda (multiset) dan operasinya

Pada himpunan ganda, setidak-tidaknya terdapat
satu
anggota yang muncul lebih dari satu kali. Selain
itu kita
juga mengenal istilah multiplisitas , yaitu jumlah
Sebagai contoh, jika = { 1 , 1 2 , 2 , 2 , , 7 , 8
kemunculan anggotaQdari suatu, himpunan4ganda.
, 8 , 9 },
maka multiplisitas 2 adalah 3, sedangkan
multipilisitas 8 adalah 2 dst.
.11.1 Operasi Gabungan

Misal S dan T adalah multiset. Operasi gabungan
antara keduanya akan menghasilkan multiset yang
multiplisitas anggota-anggotanya sama dengan
multiplisitas maksimum anggota-anggota pada
himpunan ganda S dan T.
Contoh 2.19

Jika S = { Ani, Ani, Karim, Karim, Karim, Ali }
T = { Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Ali, Ali,
Gani }
S ∪ T = { Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Karim,
Ali, Ali, Gani }
2.11.2 Operasi Irisan

Misal S dan T adalah multiset. Operasi irisan antara
keduanya akan menghasilkan multiset yang multiplisit
anggota-anggotanya sama dengan multiplisitas minimu
anggota-anggota pada himpunan ganda S dan T.
Contoh 2.20
Jika

S = { Ani, Ani, Karim, Karim, Karim, Ali }
T = { Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Ali,
Ali, Gani }
S ∩ T = { Ani, Ani, Karim, Karim, Ali }
2.11.3 Operasi selisih

Misal S dan T adalah multiset. Operasi selisih
S – T akan
menghasilkan multiset yang multiplisitas
anggota- Jika anggotanya ditentukan dengan cara:
multiplisitas anggota yang sama antara S dan T leb
besar pada S, maka cari S–T
- Jika multiplisitas anggota yang sama antara S dan T leb
besar pada T, maka multiplisitas anggota yang sama
tersebut sama dengan 0.
Contoh 2.21
Jika

S = { Ani, Ani, Karim, Karim, Karim, Ali }
T = { Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Ali, Ali,
Gani }
S – T = { Karim, Karim }
2.11.4 Operasi jumlah

Misal S dan T adalah multiset. Operasi penjumlahan S +
akan menghasilkan multiset yang multiplisitas anggotaanggotanya merupakan jumlah dari multiplisitas masing
masing anggota yang sama.
Contoh 2.21

Jika S = { Ani, Karim, Karim, Karim, Ali }
T = { Ani, Ani, Karim, Ali, Ali, Gani }
S+T= {Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Karim,
Karim, Ali,
Ali, Ali, Gani }

12. Pembuktian pernyataan himpunan
Pernyataan himpunan dapat dibuktikan dengan menggunaka
diagram Venn, tabel keanggotaan, sifat operasi himpunan at
definisi.
2.12.1
Pembuktian dengan menggunakan
diagram Venn
Untuk membuktikan kebenaran dari pernyataan himpun
dengan menggunakan diagram Venn, pertama-tama
Gambarkan diagram Venn untuk ruas kiri dan ruas kanan
kesamaan.
Jika ternyata kedua gambar dari diagram Venn
tersebut sama maka kesamaan tersebut
terbukti benar.

Contoh 2.21

Buktikan bahwa : A ∪ ( B ∩ C) = ( A ∪ B) ∩ (A ∪ C)
Penyelesaian
A ∪ ( B ∩ C)

=

S

( A ∪ B) ∩ (A ∪ C)
S

A

A

B

B

=
C
Terbuktikan bahwa
(A ∪ C)

C
A ∪ ( B ∩ C) = ( A ∪ B) ∩
2.2 Pembuktian dengan menggunakan tabel keanggotaan

Selain diagram Venn kita juga dapat menggunakan
tabel
keanggotaan untuk membuktikan kebenaran dari
pernyataan himpunan.
Contoh 2.22
Buktikan bahwa A ∪ ( B ∩ C) = ( A ∪ B) ∩
(A ∪ C)
Bukti
A

B

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C

)

(A∪B) ∩

( A∪C)
A
0

B
0

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C
0

0

0

0

0
)

(A∪B) ∩
0

( A∪C)
A
0
0

B
0
0

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C
0
1

0
0

0
1

0
0

0
0
)

(A∪B) ∩
0
0

( A∪C)
A

B

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C

0

1

0

0
0

0
0

0
1

0
0
1

0
1
0

0
0
0

0
0
0
)

(A∪B) ∩
0
0

0
( A∪C)
A

B

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C

0

1

0

0
0
0

0
0
1

0
1
1

0
0
1
1

0
1
0
1

0
0
0
1

0
0
0
)
1

(A∪B) ∩
0
0

0
( A∪C)
1
A

B

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C

0

1

0

0
0
0
1

0
0
1
0

0

0

0

0

0

0

1

1

0

1

1
1

0
1
1

1
0
1

0
0
1

0
0
)
1

(A∪B) ∩
0
0

0
( A∪C)
1
1
A

B

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C

0

1

0

0
0
0
1
1

0
0
1
0
0

0

0

0

0

0

0

1

1

0

1

1
1
1

0
1
1
1

1
0
1
1

0
0
1
0

0
0
)
1
1

(A∪B) ∩
0
0

0
( A∪C)
1
1
1
A

B

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C

0

1

0

0
0
0
1
1
1

0
0
1
0
0
1

0

0

0

0

0

0

1

1

0

1

1
1
1
0

0
1
1
1
1

1
0
1
1
1

0
0
1
0
0

0
0
)
1
1
1

(A∪B) ∩
0
0

0
( A∪C)
1
1
1
1
A

B

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C

0

1

0

0
0
0
1
1
1
1

0
0
1
0
0
1
1

0

0

0

0

0

0

1

1

0

1

1
1
1
0
1

0
1
1
1
1
1

1
0
1
1
1
1

0
0
1
0
0
1

0

(A∪B) ∩
0
0

0
)
1

0
( A∪C)
1

1

1

1
1

1
1
1
A

B

C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C

0

1

0

0
0
0
1
1

0
0
1
0
0

0

0

0

0

0

0

1

1

0

1

1
1
1

0
1
1
1

1
0
1
1

0
0
1
0

0
0
)
1
1

1 1 0
1
1
Perhatikan bahwa kolom 0 dan 81sama,
7
artinya 1
A∪(B∩C) 1 = 1
(A∪B)∩(A∪C)
1 1
1
1
(terbukti).

(A∪B) ∩
0
0

0
( A∪C)
1
1
1
1
1
2.12.3 Pembuktian dengan menggunakan sifat operasi
himpunan
Cara lain untuk membuktikan kebenaran pernyataan
himpunan adalah dengan menggunkan sifat operasi
himpunan.
Contoh 2.23

Buktikan bahwa : (Ā ∪ B) ∩ (A ∪ B)
=B
Bukti
(Ā ∪ B) ∩ (A ∪
distributif
B ∪ (Ā ∩ A)
komplemen
B ∪ ∅
identitas
B

B)

gunakan hukum

gunakan hukum

gunakan hukum

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Fuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaanFuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaan
Roziq Bahtiar
 
Ppt kpk dan fpb
Ppt kpk dan fpbPpt kpk dan fpb
Ppt kpk dan fpb
Rina Rina
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluang
bagus222
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran
barian11
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
Septian Amri
 

La actualidad más candente (20)

Fuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaanFuzzy fungsi keanggotaan
Fuzzy fungsi keanggotaan
 
Data Array
Data ArrayData Array
Data Array
 
Elemen-Elemen Program Pascal
Elemen-Elemen Program PascalElemen-Elemen Program Pascal
Elemen-Elemen Program Pascal
 
Ppt kpk dan fpb
Ppt kpk dan fpbPpt kpk dan fpb
Ppt kpk dan fpb
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Ulangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyono
Ulangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyonoUlangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyono
Ulangan aljabar kelas 8 tahun 2016 cahyono
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Analisis real alternatif
Analisis real   alternatifAnalisis real   alternatif
Analisis real alternatif
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
Fungsi Kompleks (pada bilangan kompleks)
 
Penyelesaian program linear dalam matriks
Penyelesaian program linear dalam matriksPenyelesaian program linear dalam matriks
Penyelesaian program linear dalam matriks
 
16 rpp-persamaan-kuadrat
16 rpp-persamaan-kuadrat16 rpp-persamaan-kuadrat
16 rpp-persamaan-kuadrat
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluang
 
Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleks
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran
 
Aproksimasi
AproksimasiAproksimasi
Aproksimasi
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
Persamaan dan Fungsi Kuadrat
Persamaan dan Fungsi KuadratPersamaan dan Fungsi Kuadrat
Persamaan dan Fungsi Kuadrat
 
Determinan es
Determinan esDeterminan es
Determinan es
 

Destacado (9)

Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
Pertemuan 02   teori dasar himpunanPertemuan 02   teori dasar himpunan
Pertemuan 02 teori dasar himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Matematika himpunan
Matematika himpunanMatematika himpunan
Matematika himpunan
 
Matematika Ekonomi : Himpunan
Matematika Ekonomi : HimpunanMatematika Ekonomi : Himpunan
Matematika Ekonomi : Himpunan
 
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
Himpunan dan sistem bilangan (pertemuan 1)
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 02
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
 
Modul 6 spl
Modul 6 splModul 6 spl
Modul 6 spl
 

Similar a Himpunan (20)

Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Ppt himpunan
Ppt himpunanPpt himpunan
Ppt himpunan
 
Matematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.pptMatematika Diskret 1.ppt
Matematika Diskret 1.ppt
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
03 Himpunan Lanjutan _For Live Course.pdf
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Matematika-Himpunan
Matematika-HimpunanMatematika-Himpunan
Matematika-Himpunan
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
PERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptx
PERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptxPERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptx
PERTEMUAN KE II HIMPUNAN.pptx
 
Pertemuan ke ii himpunan
Pertemuan ke ii himpunanPertemuan ke ii himpunan
Pertemuan ke ii himpunan
 
1. himpunan.ppt
1. himpunan.ppt1. himpunan.ppt
1. himpunan.ppt
 
3 himpunan
3 himpunan3 himpunan
3 himpunan
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
R5a kelompok 3
R5a kelompok 3R5a kelompok 3
R5a kelompok 3
 
1268850 himpunan joniwarman.wordpress
1268850 himpunan joniwarman.wordpress1268850 himpunan joniwarman.wordpress
1268850 himpunan joniwarman.wordpress
 

Más de Ong Lukman (7)

MATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINANMATRIKS DAN DETERMINAN
MATRIKS DAN DETERMINAN
 
SISTEM PERSAMAAN LINIER
SISTEM PERSAMAAN LINIERSISTEM PERSAMAAN LINIER
SISTEM PERSAMAAN LINIER
 
INTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYA
INTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYAINTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYA
INTEGRAL TENTU DAN PENERAPANNYA
 
PENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASIPENERAPAN DIFFERENSIASI
PENERAPAN DIFFERENSIASI
 
DIFFERENSIASI
DIFFERENSIASIDIFFERENSIASI
DIFFERENSIASI
 
Fungsi
FungsiFungsi
Fungsi
 
Sistem Bilangan
Sistem BilanganSistem Bilangan
Sistem Bilangan
 

Último

OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
SusBiantoro1
 
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdfBUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
andre173588
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
indahningsih541
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
ssuser9382bd1
 
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
FaqihMakhfuddin1
 

Último (20)

PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
PPT PEMBELAJARAN KELAS 3 TEMATIK TEMA 3 SUBTEMA SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1
 
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKNTugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
Tugas PGP Keyakinan Kelas Modul 1.4 SMKN
 
SOALAN UJIAN PENDIDIKAN SENI VISUAL TAHUN 1 SEKOLAH RENDAH
SOALAN UJIAN PENDIDIKAN SENI VISUAL TAHUN 1 SEKOLAH RENDAHSOALAN UJIAN PENDIDIKAN SENI VISUAL TAHUN 1 SEKOLAH RENDAH
SOALAN UJIAN PENDIDIKAN SENI VISUAL TAHUN 1 SEKOLAH RENDAH
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docxOK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
OK Lembar Umpan Balik dari Kepala Sekolah_A5 FINAL 150522.docx
 
presentasi instal sistem operasi windows
presentasi instal sistem operasi windowspresentasi instal sistem operasi windows
presentasi instal sistem operasi windows
 
TINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .ppt
TINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .pptTINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .ppt
TINGKATAN 4 : 1.1 PENGENALAN SAINS SUKAN .ppt
 
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docxLAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
LAPORAN SATUAN PENDIDIKAN 211 sabadolok.docx
 
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdfBUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
BUKU PINTAR DAN MAHIR MICROSOFT EXCEL.pdf
 
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdfPPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
PPT TUGAS DISKUSI KELOMPOK 3 KELAS 224 MODUL 1.4.pdf
 
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdfLaporan observasi sri handayani lubis.pdf
Laporan observasi sri handayani lubis.pdf
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
1.4.a.4.3. Keyakinan Kelas tuga mandiri calon guru penggerak.pdf
 
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptxPPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
PPT MODUL 6 Bahasa Indonesia UT Bjn.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
SOALAN PEPERIKSAAN AKHIR TAHUN MATEMATIK TAHUN 2
 
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
489600378-KARTU-SOAL matematika oke.docx
 
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMMform Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
form Tindak Lanjut Observasi Penilaian Kinerja PMM
 
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdfAksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
Aksi Nyata Pendidikan inklusi-Kompres.pdf
 

Himpunan

  • 2. 2.1 Definisi Himpunan didefinisikan sebagai kumpulan objekobjek yang berbeda dan tidak memperhatikan urutan penulisan 2.2 Penyajian himpunan a. Tabulasi atau enumerasi b. Notasi pembentuk himpunan (set builder) c. Diagram Venn
  • 3. a. Tabulasi atau enumerasi Contoh 2.1 Misal B adalah himpunan bilangan genap positif yang tidak lebih dari seribu. B = { 0, 2, 4, … , 1000} Contoh 2.2 Misal C adalah himpunan bilangan ganjil positif yang lebih kecil dari 100. C = { 1, 3, 5, … , 97, 99} b. Notasi pembentuk himpunan (set builder) Contoh 2.3 A adalah himpunan bilanganb ril lebih kecil dari 100 dan lebih besar dari 1. A = { x | x ∈ R, 1 < x < 100}
  • 4. c. Diagram Venn Misal A = {1, 2, 3, 4} B = { 3, 4, 5, 6, 7, 8} S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,9, 10} Diagram Venn S 1 2 9 A 3 4 B 5 6 7 8 10
  • 5. 2.3 Kardinalitas Kardinalitas menunjukkan jumlah anggota himpunan. Jika terdapat himpunan A, maka kardinalitas A ditulis n(A) atau |A| Contoh 2.4 Jika A = { x | x bilangan prima, x ≤ 10} Maka dapat ditulis A = {2, 3, 5, 7} Jadi |A| = 4 Contoh 2.5 Jika B = {x|x2 – 6x + 9 = 0 } Maka dapat ditulis B = { 3 } Jadi |B| = 1
  • 6. 2.4 Himpunan kosong Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunya anggota. Jadi untuk hiompunan kosong |A| = 0. Himpunan kosong dilambangkan dengan Ø atau { }. Contoh 2.6 K = { x | x bilangan ril, x 2 + 1 = 0 } Maka |K| = Ø atau { }.
  • 7. 2. 5. Himpunan bagian (subset) Misal terdapat himpunan A dan B. Jika seluruh anggota himpunan A merupakan anggota himpunan B, maka dikatakan bahwa A merupakan himpunan bagian B, dan dit A ⊆ B. Jika setidak-tidaknya terdapat satu anggota himpunan B tid termasuk anggota himpunan A, maka ditulis A⊂B Lambang ⊆ adalah lambang himpunan bagian tak sebenarn (improper set). Sedangkan lambang ⊂ adalah lambang himpunan bagian sebenarnya (proper set) Jika A ⊆ B dan B ⊆ A, maka A = B
  • 8. 2.6 Kesamaan himpunan Himpunan A dikatakan sama dengan himpunan B jika dan hanya jika A adalah himpunan bagian B dan B merupakan himpunan bagian A. Dengan menggunakan lambang matematika kita dapat menulisnya dalam bentuk A = B ↔ A ⊆ B dan B ⊆ A. Contoh 2.7 L = { x | x bilangan prima, x < 5} dan M = { x | x 2 – 5x + 6 Agar lebih jelas, tulis kedua himpunan tersebut diatas dalam bentuk enumerasi. L = { 2,3} M = { 2,3} Jadi L = M
  • 9. Contoh 2.8 A={2} B = { x | x2 = 4 } Karena B = { -2 , 2 } Maka A ≠ B. .7. Ekivalensi himpunan Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B jika dan hanya jika kardinal A = kardinal B. Dalam bentuk lambang matematika dapat ditulis menjadi A ~ B ⇔ |A| = |B| Contoh 2.9 Jika A = { x | x = P , 1 ≤ x ≤ 5} dan B = { Ani, Ali, Badu, Hasan, Wati } Karena |A| = |B|, maka A ~ B .
  • 10. 2.8. Himpunan saling lepas Himpunan A dan B dikatakan saling lepas jika keduanya tidak mempunyai anggota yang sama. Dalam bentuk lambang dapat ditulis dengan A//B. Jika digambarkan dengan diagram Venn maka bentuknya seperti gambar berikut. S Contoh 2.10 A B A = { x | 1 ≤ x ≤ 5} dan B = { Ani, Ali, Badu, Hasan, Wati } Karena anggota A tidak ada satupun yang sama dengan anggota B, maka A // B.
  • 11. 2.9. Himpunan kuasa Himpunan kuasa (power set) adalah suatu himpunan A yan anggota-anggotanya merupakan semua himpunan bagian A termasuk himpunan kosong dan dan himpunan A itu sendi Himpunan kuasa dari himpunan A dilambangkan dengan P(A) atau 2 A . Contoh 2.11 Jika M = { 1,2,3 }, maka himpunan kuasa dari M adalah 2 A = { Ø, {1} , {2} , {3} , {1,2} , {1,3} , {2,3} , {1,2,3}}
  • 12. .10. Operasi himpunan 2.10.1 Irisan Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya merupakan anggota himpunan A dan himpunan B. Dalam bentuk notasi A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B}. Venn operasi irisan adalah Diagram seperti gambar berikut. Bidang yang diarsir adalah irisan A dan B atau A ∩ B. S A B
  • 13. Contoh 2.12 Jika A = { 2 , 3 , 6 , 7 } B = { 2 , 7 , 9 , 10 } Maka A ∩ B = { 2 , 7 } S A 3 6 B 7 2 9 7 10 Contoh 2.13 Jika K = { x ,y | x + y = 4, x,y ∈ R } L = { x ,y | x − y = 2, x,y ∈ R } Maka K ∩ L = { 3 , 1 } L S K 3 1
  • 14. 2.10.2 Gabungan (union) dari himpunan A dan B adalah Gabungan himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A atau B. Dalam bentuk notasi ditulis sebaga A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B}. Diagram Venn operasi gabungan adalah seperti gambar berikut. Bidang yang diwarnai adalah gabungan A dan B atau A ∪ B S A B
  • 15. Contoh 2.14 Jika A = { 1 , 2 , 3 , 6 , 7 , 9 } B = { 2 , 3 , 4 , 7 , 9 , 10 } Maka A ∪ B = { 2 , 3 , 7 , 9 }. S A 1 6 2 3 7 9 B 4 10
  • 16. 2.10.3 Komplemen Komplemen suatu himpunan A terhadap suatu himpunan semesta adalah suatu himpunan yang anggota-anggotan merupakan anggota himpunan semesta tapi bukan anggo himpunan A. Dalam bentuk notasi ditulis Ā = { x | x ∈ S dan x ∉ A}. Diagram Venn untuk Ā seperti gambar berikut. Bidang yang diarsir adalah Ā. S A S A
  • 17. Contoh 2.15 ika S = { 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 , 9 } A ={2,3,4,5} Maka Ā = { 1 , 6 , 7 , 8 , 9 }. S A 2 3 4 5 1 6 7 8 8 9 A
  • 18. 2.10.4 Selisih Jika terdapat himpunan A dan himpunan B, maka A – B adalah himpunan yang anggota-anggotanya hanya merupakan anggota himpunan A saja . Dalam bentuk nota ditulis sebagai , A – B = { x | x ∈ A dan x ∉ B}. Diagram Venn dari operasi ini adalah bidang yang diars pada gambar berikut. S A B
  • 19. Contoh 2.16 Jika A = { 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 , 9 } B = { 3 , 4 , 5, 10 } Maka A – B = { 6 , 7 , 8 , 9 }. S B A 6 7 3 8 9 5 4 10
  • 20. .10.5 Beda setangkup Beda setangkup (symmetric difference) himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggotaanggotanya hanya merupakan anggota himpunan A saja atau himpunan B saja. A ⊕ B = (A ∪ B) – ( A ∩B) = ( A – B ) ∪ ( B –A). Diagram Venn dari operasi ini adalah bidang yang diarsir pada gambar berikut. S A B
  • 21. Contoh 2.17 ka A = { 1 , 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 } B = { 2 , 3 , 4 , 5 , 6 , 7 , 8 , 9 , 10 } Maka A ⊕ B = { 1 , 9 , 10 }. S A 1 2 4 6 B 8 3 5 7 9 10
  • 22. 2.10.6 Perkalian Kartesian Jika terdapat himpunan A dan himpunan B maka perkalia Kartesian A x B adalah himpunan yang anggota-anggotan merupakan pasangan terurut (ordered pairs) dengan komponen pertama berasal dari himpunan A dan kompon kedua berasal dari himpunan B. Dalam bentuk notasi dapat ditulis sebagai , A x B = { (a,b) | a ∈ A dan b ∈ B}. Hal yang perlu diingat : • Jika A dan B ≠ Ø, maka A x B ≠ B x A • Jika A = Ø atau B = Ø maka A x B = B x A = Ø • |A x B| = |A| . |B|
  • 23. Contoh 2.18 Misal C = { 1 , 2 , 3 } D={a,b} C x D = { (1,a) , (1,b) , ( 2,a) , (2,b) , (3,a) , (3,b)} 10.7 Prinsip Inklusi-Eksklusi | A∪B| = |A| + |B| - |A ∩B| |A∪B∪C| = |A| + |B| + |C| – |A ∩B| – |B∩C| – |A∩C| + |A∩B |A ⊕ B| = |A| + |B| - 2|A ∩B|
  • 24. 2.10.8 Sifat-sifat operasi himpunan dan prinsip dualitas Misal F adalah suatu sifat yang melibatkan sejumlah himpunan dan operasinya, maka kita akan mendapatkan dual dari sifat F (ditulis dengan lambang F*) dengan cara mengganti: ∪ ∩ Ø S dengan dengan dengan dengan ∩ ∪ S Ø Berikut disajikan beberapa sifat dari operasi himpunan dan dualnya.
  • 25. Hukum 1. Identitas 2. Null :A ∪Ø=A :A ∩Ø=Ø 3. Komplemen : A ∪ Ā = S 4. Idempoten :A ∪A=A 5. Penyerapan : A ∪ ( A ∩ B) 6. Komutatif 7. Asosiatif =A Dual A∩S=A A∪S=S A∩Ā=Ø A∩A=A A ∩ ( A ∪ B) = A : A ∪B=B∪ A∩B=B∩A A∪ B = A ∩ B :A ∪(B∪ A∩ B = A ∪ B A∩(B∩C)=
  • 26. 1. Himpunan ganda (multiset) dan operasinya Pada himpunan ganda, setidak-tidaknya terdapat satu anggota yang muncul lebih dari satu kali. Selain itu kita juga mengenal istilah multiplisitas , yaitu jumlah Sebagai contoh, jika = { 1 , 1 2 , 2 , 2 , , 7 , 8 kemunculan anggotaQdari suatu, himpunan4ganda. , 8 , 9 }, maka multiplisitas 2 adalah 3, sedangkan multipilisitas 8 adalah 2 dst.
  • 27. .11.1 Operasi Gabungan Misal S dan T adalah multiset. Operasi gabungan antara keduanya akan menghasilkan multiset yang multiplisitas anggota-anggotanya sama dengan multiplisitas maksimum anggota-anggota pada himpunan ganda S dan T. Contoh 2.19 Jika S = { Ani, Ani, Karim, Karim, Karim, Ali } T = { Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Ali, Ali, Gani } S ∪ T = { Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Karim, Ali, Ali, Gani }
  • 28. 2.11.2 Operasi Irisan Misal S dan T adalah multiset. Operasi irisan antara keduanya akan menghasilkan multiset yang multiplisit anggota-anggotanya sama dengan multiplisitas minimu anggota-anggota pada himpunan ganda S dan T. Contoh 2.20 Jika S = { Ani, Ani, Karim, Karim, Karim, Ali } T = { Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Ali, Ali, Gani } S ∩ T = { Ani, Ani, Karim, Karim, Ali }
  • 29. 2.11.3 Operasi selisih Misal S dan T adalah multiset. Operasi selisih S – T akan menghasilkan multiset yang multiplisitas anggota- Jika anggotanya ditentukan dengan cara: multiplisitas anggota yang sama antara S dan T leb besar pada S, maka cari S–T - Jika multiplisitas anggota yang sama antara S dan T leb besar pada T, maka multiplisitas anggota yang sama tersebut sama dengan 0. Contoh 2.21 Jika S = { Ani, Ani, Karim, Karim, Karim, Ali } T = { Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Ali, Ali, Gani } S – T = { Karim, Karim }
  • 30. 2.11.4 Operasi jumlah Misal S dan T adalah multiset. Operasi penjumlahan S + akan menghasilkan multiset yang multiplisitas anggotaanggotanya merupakan jumlah dari multiplisitas masing masing anggota yang sama. Contoh 2.21 Jika S = { Ani, Karim, Karim, Karim, Ali } T = { Ani, Ani, Karim, Ali, Ali, Gani } S+T= {Ani, Ani, Ani, Karim, Karim, Karim, Karim, Ali, Ali, Ali, Gani } 12. Pembuktian pernyataan himpunan Pernyataan himpunan dapat dibuktikan dengan menggunaka diagram Venn, tabel keanggotaan, sifat operasi himpunan at definisi.
  • 31. 2.12.1 Pembuktian dengan menggunakan diagram Venn Untuk membuktikan kebenaran dari pernyataan himpun dengan menggunakan diagram Venn, pertama-tama Gambarkan diagram Venn untuk ruas kiri dan ruas kanan kesamaan. Jika ternyata kedua gambar dari diagram Venn tersebut sama maka kesamaan tersebut terbukti benar. Contoh 2.21 Buktikan bahwa : A ∪ ( B ∩ C) = ( A ∪ B) ∩ (A ∪ C) Penyelesaian
  • 32. A ∪ ( B ∩ C) = S ( A ∪ B) ∩ (A ∪ C) S A A B B = C Terbuktikan bahwa (A ∪ C) C A ∪ ( B ∩ C) = ( A ∪ B) ∩
  • 33. 2.2 Pembuktian dengan menggunakan tabel keanggotaan Selain diagram Venn kita juga dapat menggunakan tabel keanggotaan untuk membuktikan kebenaran dari pernyataan himpunan. Contoh 2.22 Buktikan bahwa A ∪ ( B ∩ C) = ( A ∪ B) ∩ (A ∪ C) Bukti
  • 34. A B C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C ) (A∪B) ∩ ( A∪C)
  • 35. A 0 B 0 C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C 0 0 0 0 0 ) (A∪B) ∩ 0 ( A∪C)
  • 36. A 0 0 B 0 0 C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 ) (A∪B) ∩ 0 0 ( A∪C)
  • 37. A B C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 ) (A∪B) ∩ 0 0 0 ( A∪C)
  • 38. A B C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 ) 1 (A∪B) ∩ 0 0 0 ( A∪C) 1
  • 39. A B C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 ) 1 (A∪B) ∩ 0 0 0 ( A∪C) 1 1
  • 40. A B C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 ) 1 1 (A∪B) ∩ 0 0 0 ( A∪C) 1 1 1
  • 41. A B C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 ) 1 1 1 (A∪B) ∩ 0 0 0 ( A∪C) 1 1 1 1
  • 42. A B C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 (A∪B) ∩ 0 0 0 ) 1 0 ( A∪C) 1 1 1 1 1 1 1 1
  • 43. A B C A∪B A∪C B∩C A∪(B∩C 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 ) 1 1 1 1 0 1 1 Perhatikan bahwa kolom 0 dan 81sama, 7 artinya 1 A∪(B∩C) 1 = 1 (A∪B)∩(A∪C) 1 1 1 1 (terbukti). (A∪B) ∩ 0 0 0 ( A∪C) 1 1 1 1 1
  • 44. 2.12.3 Pembuktian dengan menggunakan sifat operasi himpunan Cara lain untuk membuktikan kebenaran pernyataan himpunan adalah dengan menggunkan sifat operasi himpunan. Contoh 2.23 Buktikan bahwa : (Ā ∪ B) ∩ (A ∪ B) =B Bukti (Ā ∪ B) ∩ (A ∪ distributif B ∪ (Ā ∩ A) komplemen B ∪ ∅ identitas B B) gunakan hukum gunakan hukum gunakan hukum