Teks berisi kisah seorang ayah bijak yang berhasil menyatukan kembali putrinya dengan suaminya setelah terjadi perselisihan dengan cara yang cerdik. Ayah membawa suami putrinya masuk ke kamar putrinya secara diam-diam ketika putrinya sedang berpakaian tidak lengkap. Melihat kedatangan suami, putrinya berlindung di belakang suaminya. Ayah pun menasehati putrinya untuk kembali pada
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pakaian bagi wanita
1. .: Pakaian bagi Wanita :.
Ini memang bukan kisah remaja, namun merupakan sebuah pelajaran
berharga untuk seluruh kaum wanita di manapun, bahwa setelah menikah
para suami akan menjadi pakaian untuknya dan dia akan menjadi pakaian
untuk suaminya.
Kisah unik dan cukup menggelitik ini memang benar terjadi. Dan dalam
setiap peristiwa pasti ada ibrah di dalamnya untuk dijadijan bahan
renungan untuk kita semua.
Ada sepasang suami istri muda yang hidup dalam keadaan bahagia dan
tenang. Kehidupan yang tenang itu telah berlangsung bertahun-tahun
lamanya, hingga suatu hari terjadi pertengkaran di antara mereka
berdua. Sayangnya pertengkaran itu terus memuncak sampai emosi
sang istri berada pada titik klimaks. Sudah bisa ditebak, sang istri
akhirnya pulang ke rumah orangtuanya dan meminta cerai. Namun
rupanya sang suami enggan untuk menceraikannya.
Sementara sang ayah sendiri cukup terpandang dan dihormati oleh
masyarakat sekitarnya. Selain itu, beliau adalah orangtua yang
bijaksana dan penuh kasih sayang. Agamanya pun cukup baik.
Sebagai orangtua yang bijaksana, sang ayah berusaha untuk
menenangkan putrinya dan menasehati agar mau kembali kepada sang
suami. Namun semua usaha sang ayah kandas di tengah jalan. Sang
putri tetap bersikeras pada keinginannya untuk bercerai. Hingga sang
ayah akhirnya berfikir keras mencari cara agar sang putri membatalkan
tuntutannya.
Dan hari ke hari beliau melihat sang putri semakin murung. Dia yakin,
putrinya masih sangat mencintai suaminya. Hanya saja egonya terlalu
besar untuk mengakui itu.
2. Selama ini sang putri hanya mengurung diri di kamar, tidak mau makan
dan minum kecuali dipaksa. Tentu saja tubuhnya pun semakin terlihat
kurs, wajahnya pun menjadi pucat. Tentu saja hal ini sangat
mengkhawatirkan kedua orangtuanya.
Hingga suatu hari sang ayah melaksanakan apa yang sudah
direncanakan sejak lama. Saat putrinya sedang sendirian di kamar, sang
ayah mengutus seseorang untuk menjemput suaminya. Saat sang
menantu sudah datang, diam-diam sang ayah mengajak suami putrinya
untuk memasuki kamar putrinya secara diam-diam tanpa menimbulkan
suara.
Rencana itupun dilaksanakan. Ayah dan sang menantu dengan sangat
cepatnya membuka pintu kamar yang tidak dalam keadaan terkunci,
sedangkan pada waktu itu sang putri sedang berpakaian tidak lengkap.
Melihat kedatangan ayah dan suaminya yang begitu mendadak, dengan
reflek, sang istri berlindung di belakang suaminya dari pandangan
ayahnya.
Melihat hal itu sang ayah menjadi senang luar biasa. Ia telah berhasil
melaksanakan rencananya dengan sukses. Dengan suara gembira ia
berkata pada sang putri, ”Wahai putriku, sekarang engkau tahu bahwa
tidak ada yang dapat menutupi aurat seorang wanita selain suaminya.
Buktinya sekarang, engkau lebih meninggalkan ayahmu dan bersembunyi
di belakang suamimu. Maka mulai sekarang, kembalilah engkau kepada
suamimu.”
Betapa bijaknya sang ayah. Padahal tidak semua orangtua bisa
bersikap sama seperti beliau bila menghadapi hal serupa. Lihatlah,
betapa banyaknya perceraian yang timbul saat ini akibat ikut campur
pihak ketiga atau keluarga. Mereka lebih dominan mengatur kehidupan
sepasang suami istri, terlalu banyak ikut campur dalam urusan rumah
tangganya, baik ikut campur dalam masalah ekonomi ataupun dalam hal
lain termasuk urusan anak.
3. Saat konflik akhirnya timbul di antara sepasang suami istri itu akibat
terlalu banyaknya ikut campur pihak lain, masing-masing keluarga lantas
sibuk saling menyalahkan satu dengan lainnya, bukan mencari solusi
yang terbaik buat mereka berdua.
Berbeda dengan ayah yang satu ini. Meski sang putri adalah anak
kesayangannya, ia bisa bersikap arif, tidak lantas membela sang putri
tanpa menyelidiki kebenarannya terlebih dahulu.
Lihatlah, betapa dengan rencananya yang begitu matang. Beliau
berhasil membuka pintu hati sang putri tanpa harus bersusah payah
membujuk dengan berbagai nasehat. Inilah gambaran kelembutan
seorang ayah yang mungkin jarang dimiliki oleh sembarang orang.
Bermula dari peristiwa itu, akhirnya sang istri dapat menerima atas
segala yang terjadi dalam kehidupan rumah tangganya. Dengan begitu,
selesailah segala perselisihan. Kehidupan sepasang suami istri itupun
kembali sebagaimana semula. Rukun dan berbahagia.
Muslimah yang berbahagia, sekelumit kisah ini bisa jadi bahan renungan
bagi kalian yang belum menikah. Benarlah, ayah dan ibu merupakan
orangtua di saat kita masih sendiri, mereka yang bertanggung jawab
terhadap segala urusan kita, yang menjaga kita, memberikan kita
pendidikan dan mencukupkan sandang pangan kita. Dari merekalah kita
belajar tentang kehidupan, dan kasih sayang mereka tak mungkin bisa
kita balas sepanjang hidup kita.
Namun saat kita telah menikah, suamilah yang menggantikan posisi
orangtua kita. Suamilah yang menjaga kita, memberikan kasih sayang,
dan mencukupi kita dalam banyak hal. Jadi, hormatilah dia sebagaimana
engkau menghormati kedua orangtuamu. Janganlah membesar-besarkan
masalah yang terjadi di antara kalian. Hendaklah kalian saling
memaafkan dan menerima kekurangan masing-masing. Karena tak ada
4. manusia yang sempurna. Karena kalau kalian mengalami peristiwa yang
sama seperti kisah ini, belum tentu orangtua kalian bisa menyelesaikan
masalah kalian dengan bijak sebagaimana yang dilakukan sang ayah tadi
hingga hingga timbul penyesalan pada akhirnya.
Semoga kalian semua wahai para muslimah, senantiasa berbahagia
dalam kehidupan perkawinan kalian. Ingatlah, mungkin dari suamilah
kelak kalian akan memperoleh keturunan yang shalih dan shalihah.
Marilah kita saling mendo’akan.
Taken from
Elfata eds 12 vol.10 2010
By Ummu Asyrof
dari Kisah Nyata, Hani Dirar Utsman