Makalah ini membahas tentang metode pendidikan dan pengajaran dalam proses pembelajaran di Fakultas Pendidikan Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama Surakarta. Beberapa metode yang dijelaskan antara lain metode ceramah, diskusi, demonstrasi, penugasan, sosiodrama, latihan, kerja kelompok, proyek, karyawisata, tanya jawab, eksperimen, kisah, tutorial, perumpamaan, suri tauladan, pemberian motivasi, prakte
1. MAKALAH ILMU PENDIDIKAN
DosenPengampu : Ali Mahbub, M.Pd
DisusunOleh :
1. Muhammad Abidin
2. Muhammad Arridho
3. Muhammad Ichsannudin
4. MawadahWarohmah
5. Sri Mulyani
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK
2013 / 2014
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan dan pengajaran merupakan sebuah proses yang dilakukan
untuk membentuk manusia yang mempunyai akhlak yang mulia. Karena
dalam pendidikan dan pengajaran senantiasa berusaha menanamkan norma norma susila kepada anak. Agar anak memiliki nilai-nilai dan norma-norma
itu di dalam dirinya dan selanjutnya bersikap dan bertindak sesuai dengan
nilai-nilai dan norma - norma yang telah dimilikinya.
Dengan demikian mendidik anak tidak cukup hanya memberikan
pengetahuan dan keterampilan saja, melainkan kita tanamkan pula nilai-nilai
dan norma - norma yang luhur kepada mereka. Karena begitu pentingnya
pendidikan dan pengajaran anak, sehingga dituntut untuk melakukanya
dengan sebaik mungkin. Salah satunya adalah harus pandai dalam memilih
metode-metode pendidikan dan pengajaran yang sesuai, terutama dengan
metode-metode yang telah diajarkan oleh Rasul, Sehingga nantinya proses
pendidikan dan pengajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal.
Pada dasarnya, setiap individu mempunyai kemampuan untuk belajar. Proses
semacam ini dialaminya semenjak ia lahir sampai tumbuh dewasa. Adanya
suatu kegiatan belajar tidak lepas dari pada tujuan yang hendak dicapai yakni
agar
mampu
mengadakan
perubahan-perubahan
dalam
setiap
perkembangannya yang ada.
Adapun tantangan yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar amat
banyak sekali, khususnya pada lembaga pendidikan. Karena diharuskan atau
dituntut
agar
siswa
berhasil
dalam
studinya
tersebut.
Kalau dilihat lebih jauh tentang berbagai upaya yang dilakukan dalam
3. mengatasi masalah tersebut, seolah-olah masih terjadi ketidak puasan terhadap
siswa dikarnakan tidak sesuai dengan tujuan belajar itu sendiri. Hal ini
merupakan tanggung jawab kita bersama agar nantinya siswa dapat
mengetahui serta memahami tentang terbagi metode yang harus ia jalani
sehingga nantinya akan membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan suatu metode yang pas
yang harus diterapkan dalam kegiatan belajar agar siswa dapat mencapai suatu
keberhasilan.
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Pengertian Metode Pendidikan dan Pengajaran
Secara
etimolgis,
metode
berasal
dari
bahasa
Yunani,
yaitu “methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu“metha” yang
berarti melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Maka
metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan term method dan way yang diterjemahkan
sebagai cara. Sedangkan dalam bahasa Arab kata metode diungkapkan dalam
berbagai
kat
thariqoh berarti
seperti
kata al-thoriqoh, al-manhaj, dan al-washilah.
jalan, al-manhaj berarti
system,
Al-
dan al-washilah berarti
mediator atau perantara.
Sedangkan secara terminology metode adalah suatu jalan yang
ditempuh seseorang supaya sampai pada tujuan tertentu baik dalam
lingkungan ataupun dalam perniagaan maupun dalam kaitan ilmu pengetahuan
dan lainya. Ada pula yang mendefinisikan bahwa metode adalah suatu cara
kerja yang sistematik seperti cara kerja ilmu pengetahuan.
Sedangkan pendidikan atau pengajaran itu dalam arti luas adalah suatu
proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang
mencakup pengetahuanya, nilai dan sikapnya serta ketrampilanya. Semua itu
bertujuan untuk mencapai kepribadian individu yang lebih baik.
Jadi jika melihat masing-masing pengertian dari metode dan
pendidikan, maka pengertian metode pendidikan dan pengajaran adalah suatu
cara yang sistematis untuk mengembangkan segala aspek kepribadian manusia
yang mencakup pengetahuanya, nilai serta sikapnya, dan ketrampilanya yang
bertujuan untuk mencapai kepribadian individu yang lebih baik.
Sebagai komponen ilmu, metode dapat mengantar suatu proses
pendidikan dapat mencapai tujuan pendidikanya dengan cepat dan tepat. Hal
ini akan terjadi bila mana metode pendidikan dan pengajaran ini sejalan
5. dengan substansi dan tujuan. Di samping itu metode juga harus sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada. Maka dari itu seorang pendidik harus dapat
memilih metode yang tepat dengan keadaan. Untuk itu mereka dituntut untuk
menguasai metode pendidikan dan pengajaran.
1) Macam-macam Metode Pendidikan
Sebagai ummat yang telah dianugerahi Allah Kitab AlQuran yang lengkap
dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat
universal sebaiknya menggunakan metode mengajar dalam pendidikan
Islam yang prinsip dasarnya dari Al Qur‟an dan Hadits. Diantara metodemetode tersebut adalah :
Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk
melakukan aktivitas yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri
dari pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan
suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti
tujuan pengajaran tercapai.
Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh
pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode
mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Beberapa metode
mengajar
A. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode memberikan uraian atau penjelasan
kepada sejumlah murid pada waktu dan tempat tertentu. Dengan kata lain
metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini disebut juga dengan metode
kuliah atau metode pidato.Kekurangan metode ini adalah :
a. Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian hanya
terpusat pada guru saja.
b. Murid seakan diharuskan mengikuti segala apa yang disampaikan oleh
guru, meskipun murid ada yang bersifat kritis karena guru dianggap
6. selalu benar. Untuk bidang studi agama, metode ceramah ini masih
tepat untuk dilaksanakan. Misalnya, untuk materi pelajaran akidah.
B. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar dengan cara memecahkan
masalah yang dihadapi, baik dua orang atau lebih yang masing-masing
mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.
Tujuan metode ini adalah :
a. Memotivasi atau memberi stimulasi kepada siswa agar berfikir kritis,
mengeluarkan pendapatnya, serta menyumbangkan pikiran-pikirannya.
b. Mengambil suatu jawaban actual atau satu rangkaian jawaban yang
didasarkan atas pertimbangan yang saksama
Macam-macam diskusi yaitu :
a. Diskusi informal
b. Diskusi formal
c. Diskusi panel
d. Diskusi simpusium
C. Metode Demonstrasi
Metode ini adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan sesutau kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan yang sedang disajikan.
Tujuan metode ini adalah memperjelas pengertian konsep atau suatu teori.
Diantara keuntungan metode ini adalah
a. Perhatian anak dapat dipusatkan dan titik berat yang dianggap penting
dapat diamati secara tajam.
b. Proses belajar anak akan semakin terarah karena perhatiannya akan
lebih terpusat kepada apa yang didemonstrasikan.
7. c. Apabila anak terlibat aktif, maka mereka akan memperoleh
pengalaman atau pengetahuan yang melekat pada jiwanya dan ini
berguna dalam pengembangan kecakapannya
D. Metode Penugasan
Suatu cara mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas yang
diberikan guru kepada murid dan adanya pertanggungjawaban terhadap
hasilnya. Tugas tersebut dapat berupa :
a.
Mempelajari bagian dari suatu teks buku.
b.
Melaksanakan sesuatu yang tujuannya untuk melatih kecakapannya.
c.
Melaksanakan eksperimen
d.
Mengatasi suatu permasalahan tertentu
e.
Melaksanakan suatu proyek
E. Metode Sosiodrama
Suatu cara mengajar dengan cara pementasan semacam drama atau
sandiwara yang diperankan oleh sejumlah siswa dan dengan menggunakan
naskah yang telah disiapkan terlebih dahulu.
Tujuan metode ini adalah
a.
Melatih keterapilan social
b.
Menghilangkan perasaan-perasaan malu dan renda diri
c.
Mendidik
dan
mengembangkan
kemampuan
mengemukakan
pendapat
d.
Membiasakan diri untuk sanggup menerima pendapat orang lain
F. Metode Latihan (drill)
Suatu cara mengajar yang digunakan dengan cara memberikan latihan
yang diberikan guru kepada murid agar pengetahuan dan kecakapan
terentu dapat menjadi atau dikuasi oleh anak.
Tujuan dari metode ini adalah
8. a. Memberikan umpan balik (feedback) kepada guru untuk memperbaiki
proses belajar mengajar
b. Untuk menentukan angka kemajuan atau hasil belajr masing-masing
anak didik
c. Menempatkan anak didik dalam situasi belajar mengajra yang tepat.
d. Anak dapat mempergunakan daya berfikirnya semakin baik
e. Pengetahuan anak didik agar semakin bertambah dari berbagai segi.
Perikasaan latihan atau ulangan dapat dilakukan dengan cara
a.
Secara klasikal
b.
Secara individu
c.
Pencocokan
dengan
kunci
jawaban
yang
telah
disediakan
sebelumnya
G. Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok itu ada dua macam
1) Kerja kelompok jangka pendek
Kelompok ini dapat dilaksanakan dalam kelas dalam waktu yang
singkat kurang lebih 20 menit.
2) Kerja kelompok jangka menengah
Dilaksanakan dalam beberapa hari karena adanya tugas yang cukup
memakan waktu yang agak panjang.
H. Metode Proyek
Metode
mengajar
dengan
cara
memberikan
bermacam-macam
permasalahan dan anak didik bersama-sama menghadapi masalah tersebut
dan memecahkannya secara bersama-sama dengan mengikuti langkahlangkah secara ilmiah, logis, dan sistemastis. Metode ini disebut juga
dengan metode pengajaran unit. Tujuan metode ini adalah untuk melatih
anak didik agar berfikir ilmiah, logis, dan sistematis.
9. I. Metode Karyawisata
Metode ini adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa ke suatu tempat atau objek yang bersejarah atau memiliki nilai
pengetahuan untuk mempelajari dan menelilti sesuatu.
J. Metode Tanya jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk
sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,
tetapi ada pula dari siswa kepada guru.
K. Metode Eksperimen
Suatu metode yang dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu terutama
yang bersifat objektif, seperti ilmu pengetahuan alam, baik dilakukan di
dalam/di luar kelas maupun dalam suatu laboratorum tertentuMetode
pemahaman dan penalaran
L. Metode Kisah Atau Cerita
Merupakan suatu cara mengajar dengan cara meredaksikan kisah untuk
menyampaikan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.
M. Metode Tutorial
Metode ini adalah cara mengajar dengan memberikan bantuan tutor.
Setelah siswa diberikan bahan ajar, kemudian siswa diminta untuk
mempelajari bahan ajar tersebut.
N. Metode Perumpamaan
Suatu metode yang digunakan untuk mengungkapkan suatu sifat dan
hakikat dari realitas sesuatu atau dengan cara menggambarkan seseuatu
dengan seseuatu yang lain yang serupa.
10. O. Metode Suri Tauladan
Metode menajar dengan cara memberikan contoh dalam ucapan,
perbuatan, atau tingkah laku yang baik dengan harapan menumbuhkan
hasrat bagi anak didik untuk meniru atau mengikutinya.
P. Metode Peringatan dan Pemberian Motivasi
Metode mendidik dengan cara memberikan peringatan kepada anak
tentang sesuatu dan memberikan motivasi agar memiliki semangat dan
keinginan untuk belajar dan mempelajari sesuatu.
Q. Metode Praktek
Metode
mendidik
dengan
memberikan
materi
pendidikan
baik
menggunakan alat atau benda dengan harapan anak didik mendapatkan
kejelasan dan kemudahan dalam mempraktekan materi yang dimaksud.
R. Metode Pemberian Ampunan dan Bimbingan
Metode mengajar dengan cara memberikan kesempatan kepada anak didik
memperbaiki tingkah lakunya dan mengembangkan dirinya.
S. Metode Tulisan
Metode mendidik dengan cara penyajian huruf atau symbol apapun yang
bertujuan untuk mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak
diketahui.
2) Urgensi Metode Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
Makna metode pembelajaran dalam proses pendidikan Islam yaitu
merupakan metode mempunyai kedudukan yang sangat signifikan untuk
mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu
pengetahuan/materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih
signifikan disbanding dengan materi sendiri. Sebuah adigum mengatakan
bahwa „al-Thariqat Ahamm Min al-Maddah” (metode jauh lebih penting
disbanding materi), adalah sebuah realita bahwa cara penyampaian yang
11. komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik walaupun sebenarnya
materi yag disampaikan sesungguh nya tidak terlalau menarik. Sebaliknya,
materi yang cukup baik, karena disampaikan dengan cara yang kurang
menarik maka materi itu sendiri kurang dapat dicerna oleh peserta didik.
Oleh karena itu penerapan metode yang tepat sangat mempengaruhi
pencapaian keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang
tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien.
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani “metodos”.
Kata ini terdiri dari dua suku kata : yaitu “metha” yang berarti melalui atau
melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu
jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Dalam bahasa Arab metode
disebut “Thariqat”, dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia, “metode” adalah
: “Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud”
sehingga dapat dipahami bahwa metode berarti suatu cara yang harus
dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pengajaran.
Metode, dalam bahasa Arab, di kenal dengan istilah Thariqat yang berarti
langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan.
Bila dihubungkan dengan pendidikan, maka strategi tersebut haruslah
diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam rangka perkembangan sikap
mental dan berkepribadian agar peserta didik menerima materi ajar dengan
mudah, efektif dan mudah dicerna.
Secara harfiah “metodik” itu berasal dari kata “metode” (method). Metode
berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu
pengetahuan. Ia merupakan jawaban atas pertanyaan “Bagaimana”.
Metodik(methodentik) sama artinya dengan metodologi, (methodology),
yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode
yang akan digunakan dalam penilitian.
Dalam pandangan filosofis pendidikan, metode merupakan alat yang
dipergunakan untuk mencapat tujuan pendidikan. Banyak orang yang
menerjemahkan atau menyamakan pengertian “metode” dengan “cara”. Ini
tidak seluruhnya salah. Memang metode dapat juga diartikan dengan cara.
Untuk mengetahui pengertian metode secara tepat, dapat kita lihat
12. penggunaan kata metode dalam bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris ada
kata way dan ada kata method. Dua kata ini sering diterjemahkan cara
dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya yang lebih layak diterjemahkan cara
adalah kata way itu, bukan kata method.
Metode adalah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian
“cara yang paling tepat dalam melakukan sesuatu.” Ungkapan “paling
tepat dan cepat” itulah yang membedakan method dan way (yang juga
berarti cara) dalam bahasa Inggris.
Karena metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja
dalam suatu metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah.
Karena itulah suatu metode merupakan hasil eksperimen. Kita tahu,
sesuatu konsep yang dieksperimenkan haruslah telah lulus uji teori,
dengan kata lain suatu konsep yang telah diterima secara teoritis yang
boleh dieksperimenkan.
Metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
beberapa
metode
pembelajaran
yang
dapat
digunakan
untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Metode mengajar adalah cara-cara menyajikan bahan pelajaran kepada
siswa untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Metode mengajar
dapat juga diartikan dengan cara yang dipergunakan oleh guru dalam
mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya
proses pembelajaran. Dengan demikian, metode mengajar merupakan alat
untuk menciptakan proses pembelajaran.
Metode mengajar bisa juga dikatakan sebagai berikut :
13. Merupakan salah satu komponen daripada proses pendidikan. Merupakan
alat mencapai tujuan, yang didukungoleh alat-alat bantu mengajar.
Merupakan kebulatan dalam suatusistim pendidikan.
Urgensi Metode Pembelajaran
Metode merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik. Metode
pendidikan hampir sepenuhnya tergantung kepada kepentingan peserta
didik, para guru hanya bertindak sebagai motivator, stimulator, fasilitator,
ataupun hanya sebagai instruktur. Upaya guru untuk memilih metode yang
tepat dalam mendidik peserta didiknya harus disesuaikan dengan tuntutan
dan karakteristik peserta didiknya. Ia harus mengusahakan agar pelajaran
yang diberikan kepada peserta didiknya mudah diterima.
Seorang guru dituntut agar mempelajari berbagai metode yang digunakan
dalam
mengajarkan
suatu
mata
pelajaran,
seperti
bercerita,
mendemostrasikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendikusikan
yang digunakan oleh ahli pendidikan Islam dari zaman dahulu sampai
sekarang, dan mempelajari prinsip-prinsip metodologi dalam ayat-ayat AlQur‟an
dan
Sunnah
Rasulullah
SAW.
Penggunaan metode dalam suatu mata pelajaran bisa lebih dari satu
macam. Metode yang variatif dapat membangkitkan motivasi belajar anak
didik. Dalam pemilihan dan penggunaan sebuah metode harus
mempertimbangkan aspek efektivitasnya dan relevansinya dengan materi
yang disampaikan.
Keberhasilan penggunaan suatu metode merupakan keberhasilan proses
pembelajaran yang pada akhirnya berfungsi sebagai diterminasi kualitas
pendidikan. Metode pengajaran haruslah dapat dengan dilakukan dengan
cepat dan efektif. Pengajaran yang efektif artinya pengajaran yang dapat
dipahami murid secara sempurna. Dalam ilmu pendidikan sering juga
dikatakan bahwa pengajaran yang tepat adalah pengajaran yang berfungsi
pada murid. “Berfungsi” artinya menjadi milik murid, pengajaran itu
membentuk dan mempengaruhi pribadinya. Adapun pengajaran yang cepat
adalah pengajaran yang tidak memerlukan waktu lama.
14. Apakah metode itu penting bagi setiap pengajaran? Untuk menjawab
pertanyaan ini, marilah kita berbincang-bincang tentang hakikat metodik
itu. Setiap orang yang berkewajiban melakukan tugas, kepadanya dituntut
agar memangku kewajiban itu sepenuh tanggung jawab. Setiap kewajiban
berisi tuga, dan setiap tugas harus dilaksanakan. Suatu tugas selesai
dilaksanakan setelah tujuan yang dituju petugas itu tercapai.
Pengajaran agama Islam adalah suatu tugas yang setelah itu barulah kita
mengetahui garis temu antara kedua lingkaran tersebut mempunyai
permasalahan yang berkembang, karena obyeknya, situasinya dan
tugasnya berkembang pula. Metodik membuat si pelaksana tugas atau guru
dapat mencapai tujuan dengan tepat dan cepat. Hasilnya dapat diyakini,
dan kalau perlu dapat diperiksa kembali jalan pengajaran itu. Dengan
menelusuri kembali jalan pengajaran itu kita dapat menemukan
kelemahan-kelemahan yang telah dilakukan dan dengan itu dapat
diperbaiki. Hal yang demikian tidak atau sukar dilakukan jika kita tidak
mengikuti suatu metode yang tepat. Guru dituntut agar menguasai metodik
pengajaran, agar bahan pelajaran yang diajarkan dapat diterima dan
dicerna oleh siswa.
Sebuah adigum mengatakan bahwa „al-Thariqat Ahamm Min al-Maddah”
(metode jauh lebih penting disbanding materi), adalah sebuah realita
bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta
didik walaupun sebenarnya materi yag disampaikan sesungguh nya tidak
terlalau menarik. Sebaliknya, materi yang cukup baik, karena disampaikan
dengan cara yang kurang menarik maka materi itu sendiri kurang dapat
dicerna oleh peserta didik. Oleh karena itu penerapan metode yang tepat
sangat mempengaruhi pencapaian keberhasilan dalam proses belajar
mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian
waktu yang tidak efisien.
15. B. PENGERTIAN MATERI PENDIDIKAN
Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pendidikan eluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru
merancang materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi
dan proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan
Pembelajaran.
Secara garis besar dapat dikemukakan bahwa Materi pembelajaran
(instructional
materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai
peserta didikdalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan.
Materi pembelajaranmenempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan
kurikulum, yang harusdipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat
mencapai sasaran. Sasaran tersebutharus sesuai dengan Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai olehpeserta didik. Artinya, materi
yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benarbenar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar,serta
tercapainya indikator. Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk
membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi
pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment)
terhadap materi pembelajaran tersebut.
Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil
guna,
dituntut
memahami
berbagai
aspek
yang
berkaitan
dengan
pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi,
prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas
persiapan tersebut.
C. JENIS-JENIS MATERI PENDIDIKAN / PEMBELAJARAN
Jenis-jenis materi pembelajaran dapat diklasifikasi sebagai berikut.
16. 2. Fakta adalah segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi
nama namaobjek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang,
nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh: dalam
mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan
pembentukan Pemerintahan Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran
Indonesia.
3. Konsep adalah segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus,
hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh: penyimpangan sosial adalah
suatu pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat
(Horton & Hunt 1987: 191), dsb.
4. Prinsip adalah berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi
terpenting,meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema,
serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Contoh: Perilaku menyimpang timbul karena tidak adanya nilai atau
norma yang dapat ditaati secara teguh, diterima secara luas, dan mampu
mengikat serta mengendalikan masyarakat (Emile Durkhaim, 1897), dsb.
5. Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam
mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh: praktik
penelitian sosial, dsb.
6. Sikap atau Nilai merupakan hasil belajar aspek sikap, misalnya nilai
kejujuran, kasih sayang, tolong-menolong, semangat dan minat belajar,
dan bekerja, dsb. Contoh: aplikasi sosiologi dalam kehidupan sehari-hari
dalam bentuk sikap toleransi dalam menghadapi fenomena sosial yang
bervariasi.
D. PRINSIP - PRINSIP PENGEMBANGAN MATERI
Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran
adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan
(adequacy).
1.
Relevansi atau kesesuaian.
17. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar
kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang
diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi
pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau
prinsip ataupun jenis materi yang lain. Contoh: kompetensi dasar yang
harus dikuasai peserta didik adalah ” Menganalisis faktor penyebab
konflik sosial dalam masyarakat” (Sosiologi kelas XI semester 1) maka
pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi
tentang berbagai fenomena sosial yang mengarah pada timbulnya konflik
sosial” (materi konsep), bukan ”langkah-langkah mengantisipasi dan
menanggulangi konflik (materi prosedur).
2.
Konsistensi atau keajegan.
Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada dua macam,
maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi dua macam.
Contoh:
kompetensi
dasar
yang
harus
dikuasai
peserta
didik
mendeskripsikan terjadinya perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti
sosial (Sosiologi Kelas X semester 2), maka materi yang diajarkan juga
harus meliputi perilaku menyimpang dan sikap-sikap anti sosial.
3.
Adequacy atau kecukupan.
Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu
peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak
boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit
maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan
keterlambatan
dalam
pencapaian
target
kurikulum
(pencapaian
keseluruhan SK dan KD).
Dalam
pengembangan
materi
pembelajaran
guru
harus
mampu
mengidentifikasi dan mempertimbangkan hal-hal berikut:
2. Potensi peserta didik; meliputi potensi intelektual, emosional,
spiritual, sosial, danpotensi vokasional.
18. 3. Relevansi dengan karakteristik daerah; jika peserta didik dan sekolah
berlokasi
bertempat di daerah pantai, maka pengembangan materi pembelajaran
diupayakan agar selaras dengan kondisi masyarakat pantai
4. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan
spritual peserta didik;
5. Kebermanfaatan
bagi
peserta
didik;
pengembangan
pembelajaran
materi
diupayakan
agar manfaatnya dapat dirasakan peserta didik dalam waktu yang
relatif singkatsetelah suatu materi pembelajaran tuntas dilaksanakan.
6. Struktur keilmuan; mengembangkan materi pembelajaran sosiologi
harus didasarkanpada struktur keilmuan sosiologi.
7. Aktualitas,
kedalaman,
mengembangkan
dan
materi
keluasan
materi
pembelajaran
pembelajaran;
hendaknya
selalu
mempertimbangkan potensi peserta didik, tingkat perkembangan
peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, alokasi waktu, dan
perkembangan peradaban dunia
8. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan;
Alokasi waktu.
E. CAKUPAN MATERI PEMBELAJARAN / PENDIDIKAN
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
memperhatikan beberapa aspek berikut
2. Aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah
aspek psikomotor, karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses
pembelajaran maka tiap-tiap jenis uraian materi tersebut memerlukan
strategi
dan
media
pembelajaran
yang
berbeda-beda.
Selain
memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip
yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran
yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.
19. 3. Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materimateri yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran. Kedalaman
materi menyangkut rincian konsep-konsep yang terkandung di dalamnya
yang harus dipelajari oleh peserta didik.
4. Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan.
Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan
sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah
ditentukan.
F. URUTAN MATERI PENDIDIKAN /PEMBELAJARAN
Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran.
Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi pembelajaran
mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan
peserta didik dalam mempelajarinya. Misalnya, materi operasi bilangan
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan
mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan
belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan
pembagian jika materi perkalian belum dipelajari. Materi pembelajaran yang
sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui
dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis
2. Pendekatan prosedural.
Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkahlangkah
secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.
3. Pendekatan hierarkis
Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang
bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi
sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari
materi berikutnya.
G. SUMBER MATERI PEMBELAJARAN /PENDIDIKAN
20. Berbagai sumber materi pembelajaran atau sumber belajar dapat digunakan
untuk
mendukung materi pembelajaran tertentu. Penentuan tersebut harus tetap
mengacu padasetiap standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
Beberapa jenis sumber belajar antara lain:
Buku
Laporan hasil penelitian
Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)
Majalah ilmiah
Kajian pakar bidang studi
Karya profesional
Buku kurikulum
Terbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan
Situs-situs internet
Multimedia (TV, Video, VCD, kaset audio, dsb)
Lingkungan (alam, sosial, seni budaya, teknik, industri, ekonomi)
Narasumber (orang/manusia)
21. H. PENGERTIAN ALAT PENDIDIKAN
Alat Pendidikan adalah sesuatu yang membantu terlaksananya
pendidikan di dalam mencapai tujuannya baik berupa benda atau bukan benda.
Alat pendidikan mempunyai pengertian yang sangat luas sekali, oleh sebab itu
dalam membicarakan alat-alat pendidikan perlu diadakan pembagianpembagian, sebab ada yang menganggap bahwa alat pendidikan adalah suatu
tindakan atau perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk
mencapai satu tujuan pendidikan.
Alat pendidikan adalah hal yang tidak saja membuat kondisi-kondisi
yang memungkinkan terlaksananya pekerjaan mendidik, tetapi alat pendidikan
itu telah mewujudkan diri sebagai perbuatan atau situasi, dengan perbuatan
dan situasi mana, dicita-citakan dengan tegas, untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Di dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Ilmu Pendidikan
Sistematis” yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) IKIP,
Jogjakarta pada tahun 1984 pada halaman 96, Dr. Sutari Imam Barnadib
mengemukakan bahwa Alat Pendidikan adalah suatu tindakan atau perbuatan
atau situasi benda yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan.
Menurut Langeveld (1971), Alat pendidikan adalah suatu perbuatan
atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan.
Dengan demikian, alat pendidikan adalah tindakan atau perbuatan atau
situasi yang dengan sengaja diadakan untuk membantu terlaksananya suatu
proses pendidikan guna mencapai suatu tujuan pendidikan baik itu berupa
benda atau bukan benda.
I. Pembagian Alat Pendidikan
a. Menurut Sifatnya Alat Pendidikan dibagi dalam dua yaitu :
1) Alat Pendidikan Preventif
22. Alat pendidikan yang bersifat pencegahan, yaitu untuk menjaga agar
hal-hal yang dapat mengganggu atau menghambat kelancaran proses
pendidikan bisa dihindarkan.Adapun yang termasuk di dalam alat
pendidikan preventif adalah :
a) Tata Tertib,
Yaitu beberapa peraturan yang harus ditaati dalam situasi atau dalam
suatu tata kehidupan tertentu.
b) Anjuran dan Perintah,
Anjuran adalah ajakan atau saran untuk melakukan sesuatu yang baik
dan berguna. Perintah adalah anjuran yang keras untuk melakukan
yang baik dan berguna.
c) Larangan,
Yaitu ajakan atau saran untuk tidak melakukan hal-hal yang kurang
baik dan merugikan. Biasanya larangan ini disertai dengan ancamanancaman.
d) Paksaan,
Yaitu perintah dengan kekerasan terhadap anak untuk melakukan
sesuatu yang baik danbermanfaat.
e) Disiplin,
Yaitu suatu sikap mental yang dengan kesadaran dan keinsafannya
mematuhi perintah-perintah atau larangan yang ada terhadap suatu hal,
karena benar-benar tahu tentang pentingnya perintah atau larangan
tersebut.
2) Alat Pendidikan Repressif
Alat pendidikan repressif disebut juga alat pendidikan kuratif atau
korektif. alat pendidikan ini berfungsi dimana pada suatu ketika
terjadi pelanggaran tata tertib, maka alat tersebut penting untuk
menyadarkan kembali kepada hal-hal yang baik, benar dan tertib.
Yang termasuk ke dalam alat pendidikan repressif antara lain:
a) Pemberitahuan,
23. Yaitu pemberitahuan kepada anak terhadap sesuatu hal yang
kurang baik dan mengganggu jalanya proses penddikan.
b) Teguran,
Yaitu pemberitahuan yang diberikan kepada anak yang sudah
mengetahui atau sudah dapat diketahui atau sudah mengetahui
atau sudah dapat diketahui anak itu melakukan pelanggaran.
c) Peringatan,
Diberikan kepada anak yang sudah berkali-kali melakukan
pelanggaran, dimana sebelumnya udah diberi teguran-teguran.
Biasanya peringatan ini juga disertai ancaman-ancaman.
d) Hukuman,
Yaitu suatu tindakan yang paling akhir terhadap adanya
pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-kali dilakukan
setelah diberitahukan, ditegur, dan diperingati.
Hukuman dapat berarti sebagai akibat suatu pelanggaran, atau bias
juga sebagai titik tolak agar tidak terjadi pelanggaran.
e) Ganjaran,
Yaitu alat pendidikan repressif yang bersifat menyenangka,
ganjaran diberikan kepada anak yang mempunyai prestasi-prestasi
tertentu dalam pendidikan, memiliki kerajinan tertentu dan tingkah
laku yang baik sehingga dapat dijadikan contoh tauladan bagi
teman-temannya. Ganjaran dapat dibedakan menjadi beberapa
macam anatara lain; pujian, penghormatan, hadiah dan tanda
penghargaan.
b. Alat Pendidikan dilihat dari bentuknya :
1) Berbentuk benda (materiil).
2) Berbentuk non benda (non materiil).
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Drs.
Madyo Ekosusilo yang membagi alat pendidikan menjadi dua,
yaitu;
24. 1) Alat Pendidikan yang bersifat materiil, yaitu alat-alat pengajaran
yang berupa benda-benda yang nyata.
1)
Alat pendidikan yang bersifat non materiil, yaitu alat-alat
pendidikan yang tidak bersifat kebendaan melainkan segala
macam keadaan atau kondisi, tindakan dan perbuatan yang
diadakan atau dilakukan dengan sengaja sebagai sarana dalam
melaksankan pendidikan.
c. Alat pendidikan dilihat dari pelaksanaannya;
1) Alat pendidikan langsung (direct).
Alat pendidikan langsung adalah suatu alat pendidikan yang
disampaikan atau diberikan secara langsung kepada peserta didik.
2) Alat pendidikan tidak langsung (inderect).
Alat pendidikan tidak langsung berarti suatu alat pendidikan
yang diberikan atau disampaikan secara tidak langsung melalui
perantara.
H. Zahara Idris dan H. Lisma Jamal membedakan Alat
pendidikan sebagai berikut :
a. Alat pendidikan yang bersifat rohaniah (normatif), berfungsi
preventif (pencegahan) dan represif (reaksi setelah ada
perbuatan). Keduanya dapat bersifat positif dan negatif.
Alat pendidikan normatif yang preventif dan positif, yakni
keteladanan, anjuran, ajakan, suruhan, pengarahan, dan
pembiasaan. Misalnya; isyarat tanda setuju (anggukan), katakata setuju, memberi dukungan, kata-kata puas, memberi
pujian dan hadiah.
Sedangkan yang bersifat negatif adalah contoh untuk dijauhi,
peraturan yang memberi larangan, dan pengawasan. Misalnya;
isyarat tanda tidak setuju, kata-kata tidak setuju, teguran,
kecaman, ancaman dan hukuman.
b. Alat Pendidikan yang bersifat kebendaan, disebut juga sebagai
sarana pendidikan atau sarana belajar mengajar, ataupun alat
25. pengajaran.
Alat
pendidikan
sebagai
alat
pengajaran
diklasifikasikan sebagai berikut :
1)
Berdasarkan pemakaiannya, dibedakan atas alat individual,
misalnya; buku pelajaran, dan alat pengajaran klasikal lainnya
seperti papan tulis dan peta.
2) Berdasarkan sifat keperagaan atau pengalaman, dibedakan atas
alat pengajaran atau peraga langsung (bedanya sendiri atau
keadaan/ peristiwa yang nyata) dan alat-alat pengajaran tidak
langsung, misalnya; model dan gambar.
3)
Berdasarkan cara penyampaian pesan atau pengajaran,
dibedakan atas alat atau media cetak, misalnya; buku pelajaran,
dan media elektronik (kaset dan film) dan alat media lainnya
(wayang dan boneka).
4) Berdasarkan fungsinya dalam proses belajar, terdiri dari :
a) Alat untuk peragaan seperti gambar-gambar.
b) Alat untuk memberi pengertian seperti alat untuk percobaan
fisika (mikroskop dan tabung kaca).
c) Alat untuk latihan seperti buku kerja dan alat olahraga.
d)
Alat untuk ekspresi seperti alat musik dan gambar untuk
membuat karangan.
e) Alat untuk belajar sendiri seperti modul dan computer.
Adapun pembagian alat pendidikan menurut Drs.
Suwarno dapat dibedakan dari bermacam-macam segi sebagai
berikut :
a. Alat Pendidikan Positif dan yang Negatif.
1) Postif Yaitu ditunjukkan agar anak mengerjakan sesuatu yang
baik, misalnya; contoh yang baik, pembiasaan, perintah pujian,
ganjaran (imbalan).
2)
Negatif, jika tujuannya menjaga supaya anak didik jangan
mengerjakan sesuatu yang buruk, misalnya larangan celaan,
peringatan, ancaman, hukuman.
26. b. Alat Pendidikan Prefentif dan Korektif.
1) Preventif, jika maksudnya mencegah anak sebelum ia berbuat
sesuatu yang tidak baik, misalnya; pembiasaan perintah, pujian,
ganjaran.
2)
Korektif, Jika maksudnya memperbaiki karena anak telah
melanggar ketertiban atau berbuat sesuatu yang buruk,
misalnya; celaan, ancaman, hukuman.
c. Alat Pendidikan yang Menyenangkan dan tidak menyenangkan.
1) Yang menyenangkan yaitu menimbulkan perasaan senang pada
anak-anak.
2)
Yang tidak menyenangkan, maksudnya yang menimbulkan
perasaan tidak senang pada anak-anak.
3. Penggunaan Alat Pendidikan
Di dalam menggunakan alat pendidikan, seharusnya sudah ditegaskan
tujuan apa yang ingin dicapai, tetapi juga harus selalu diingat, bagi para
pendidik hendaknya berusaha menghindarkan tindakan yang bersifat memaksa
bagi peserta didik. Disinilah seorang pendidik dituntut untuk menggunakan
keterampilannya dalam memilih dan menggunakan alat pendidikan yang akan
digunakan dalam mendidik.
Dalam pengakaian alat pendidikan harus mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a. Tujuan pendidikan.
b. Jenis alat pendidikan.
c. Pendidik yang memakai alat pendidikan.
d. Anak didik yang dikenai alat pendidikan.
Tidak hanya itu, karena banyak sekali factor-faktor yang harus
diperhitungkan oleh para pendidik dalam hubungannya dengan pemakaian
alat-alat pendidikan, yaitu :
a. Faktor pendidik sebagai subjek pendidikan.
Yaitu kemampuan dan keterampilan seorang pendidik dalam mengguanakn
alat pendidikan.
27. b. Faktor anak didik.
Yaitu kondisi dan situasi anak didik dalam menerima pendidikan, seperti;
perkembangan jiwanya, cara berfikirnya dan sebagainya.
c. Faktor kemampuan.
Dimana kemampua material sekolah maupun lembaga pendidikan juga
menentukan pemakaian alat pendidikan.
d. Faktor tempat.
Yaitu dimana lokasi sekolah, juga menentukan dalam pemakaian alat
pendidikan.
Pendidik sebagai pemakai alat pendidikan juga berbeda-beda keahlian
dan orientasinya, meskipun dalam bidang studi yang sama, lebih-lebih dalam
bidang studi yang berbeda, maka tentunya alat yang dipakai juga berbeda.
Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan tentang anak didik adalah
dari segi jenis kelamin, usia, bakat, perkembangan dan kondisi alam sekitar.
Jadi dalam penggunaan alat pendidkan, seorang pendidik harus mampu
mempertimbangkan pemakaian alat yang benar dan sesuai kebutuhan. Selain
itu seorang pendidik juga harus memiliki kewibawaan dalam melaksanakan
tugasnya karena kewibawaan seorang pendidik adalah suatu alat pendidikan
yang dapat membawa anak didik kepada kedewasaan. Dengan kewibawaan itu
seorang anak dapat menghargai dan patuh kepada pendidik.
4. Jenis-jenis Alat Pendidikan.
a. Alat pendidikan pendahuluan.
Alat pendidikan pendahuluan adalah alat pendidkan yang diterapkan
atau digunakan bagi anak didik yang telah mengerti dan menginsafi akan
arti kewibawaan.
Alat pendidikan pendahuluan ini terdiri dari :
1) Keteraturan, berarti berlangsung pada waktu, tempat dan dengan cara
yang sama atau tetap.
2) Kebersihan, berarti menanamkan kebiasaan bagi anak didik agar tetap
bersih dan rapi.
28. 3) Ketenangan, artinya menanamkan kebiasaan bagi anak didik untuk ikut
menjaga keharmonisan keluarga, sehingga dapat hidup dengan tenang.
4) Pembiasaan, artinya memberi kesempatan kepada anak akan kesibukan
dalam lapangan indra dan motorik, dan kesempatan untuk bergaul dengan
sesamanya.
b. Alat pendidikan yang sebenarnya.
Alat pendidikan yang sebenarnya ini, secara logis dapat dibedakan
menjadi lima macam, antara lain :
a. Memberi perlindungan.
Perlindungan ini dapat bersifat perlindungan terhadap anak dan dapat
bersifat kejasmanian maupun kerohanian.
b. Verstaandhouding (agar mengerti).
Yaitu agar anak dapat mengerti tingkah laku orang tuanya. Orang tua
memberikan contoh bersikap, dengan maksud agar di mengerti oleh anak
apa maksud dari sikap itu, dan anak dapat meniru atau mencontoh sikap
orang tuanya.
c. Kesamaan arah dalam berbuat dan berfikir.
Dalam hal ini alat pendidikan bercorak memeragakan suatu contoh, seperti
dalam verstaandhouding, hanya dalam kesamaan arah dalam berbuat dan
berfikir ini, disertai dengan penjelasan atau dialog.
d. Merasa hidup bersama, merasa ada perpaduan.
Apabila pendidik dan anak didik berada dalam pergaulan, maka ini berarti
bahwa mereka itu merasa hidup bersama, merasa ada perpaduan. Hal ini
merupakan corak atau bentuk azasi, bentuk pokok dari penghidupan
bersama.
e. Pembentukan kemauan.
Dalam hubungan merasa hidup bersama ini, pendidik mengantarkan anak
didik memasuki kedewasaan melualui beberapa pengalaman-pengalaman.
Melalui pengalaman itu anak memiliki keinginan atau kemauan untuk
menjadi bisa.
29. BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembuatanmakalahinimakapenulismenyimpulkan :
1. Pendidikan dan pengajaran merupakan sebuah proses yang dilakukan
untuk membentuk manusia yang mempunyai akhlak yang mulia. Karena
dalam pendidikan dan pengajaran senantiasa berusaha menanamkan norma
- norma susila kepada anak. Agar anak memiliki nilai-nilai dan normanorma itu di dalam dirinya dan selanjutnya bersikap dan bertindak sesuai
dengan nilai-nilai dan norma - norma yang telah dimilikinya.
2. Salah satu faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pendidikan eluruhan adalah kemampuan dan keberhasilan guru merancang
materi pembelajaran. Materi Pembelajaran pada hakekatnya merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Silabus, yakni perencanaan, prediksi dan
proyeksi tentang apa yang akan dilakukan pada saat Kegiatan
Pembelajaran.
3. Alat Pendidikan adalah sesuatu yang membantu terlaksananya pendidikan
di dalam mencapai tujuannya baik berupa benda atau bukan benda. Alat
pendidikan mempunyai pengertian yang sangat luas sekali, oleh sebab itu
dalam membicarakan alat-alat pendidikan perlu diadakan pembagianpembagian, sebab ada yang menganggap bahwa alat pendidikan adalah
suatu tindakan atau perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan
untuk mencapai satu tujuan pendidikan.
30. DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Ilmu Pendidikan 1, (Semarang: Toha Putra, 1977).
AN Nabani, Yusuf, Ringkasan Riyadhus Sholihin, (Banding: Irsad Baitus Salam,
2006).
Arifin, M, Ilmu Pendidukan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000).
Azmi Jasmi, Kamarul, Pendidikan Islam: Kaidah Pengajaran dan
Pembelajaran, (Malaysia: University Tegnology Malaysia, 2008).
Az Zabidi, Imam, Ringkasan Shahih Al Bukhari, Terj. Cecep Syamsul Hari dan
Thalib Anis, (Bandung: Mizan, 1997).
Darajat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Direktorat
Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1985).
Darajat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jkararta: Bumi
Aksara, 2001).
Munib, Ahmad, dkk, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Semarang UPK MKK Unnes.
2004).
Quth, Muhammad, Sistem Pendidikan Islam, (Bandung: PT Al-Ma‟arif, 1993)
Razak dan Rais Lathief, Terjemah Hadits Shahih Muslim, (Jakarta: Pustaka AlHusna, 1980).
SM, Ismail, Strategi Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail Media
Group, 2008).
Soenarto, Ahmad, dkk, Terjemah Shohih Bukhari, (Semarang: CV. As-Syifa,
1993).