Dokumen tersebut merupakan rancangan peraturan daerah Kota Padangsidimpuan tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2013-2017. Dokumen tersebut membahas latar belakang, dasar hukum, hubungan dengan dokumen perencanaan lainnya, serta tujuan dan sasaran pembangunan."
1. i
DAFTAR ISI
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
Daftar Isi ................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................ I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan ...................................... I-2
1.3. Hubungan Antar Dokumen ..................................... I-4
1.4. Sistematika Penulisan ............................................. I-9
1.5. Maksud dan Tujuan ................................................ I-10
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Kondisi Umum Daerau ............................................ II-1
2.2. Kondisi Kesejahteraan Masyarakat .......................... II-11
2.3. Fokus Kesejahteraan Sosial ..................................... II-17
2.4. Aspek Pelayanan Umum .......................................... II-22
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu ................................... III-1
3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan.............................. III-19
3.3. Kerangka Pendanaan ............................................... III-20
BAB IV ANALISIS PEMBANGUNAN DAN ISU STRATEGIS
4.1. Permasalahan Pembangunan Kota Padangsidimpuan IV-1
4.2. Isu-Isu Strategis ....................................................... IV-10
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi Pembangunan ................................................... V-1
5.2. Misi Pembangunan .................................................. V-4
5.3. Tujuan dan Sasaran Pembangunan ......................... V-5
2. ii
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
6.1. Strategi Umum ........................................................ VI-1
6.2. Strategi dan Arah Kebijakan .................................... VI-3
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN
DAERAH
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG
DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN
DAERAH
10.1 Keadaan Transisi ..................................................... X-1
10.2 Kaidah Pelaksanaan ................................................ X- 1
BAB XI PENUTUP
3. I-1RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
LAMPIRAN II
PERATURAN DAERAH KOTA
PADANGSIDIMPUAN
NOMOR …….. TAHUN 2013
TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH KOTA
PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2013 - 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013 - 2017 merupakan Penjabaran Visi,
Misi dan Program Walikota dan Wakil Walikota Padangsidimpuan terpilih
berdasarkan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilu Kada) Walikota dan Wakil
Walikota Padangsidimpuan Tahun 2012. Dokumen RPJMD merupakan
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah yang mutlak harus ada
dalam penyelenggaraan Pemerintahan sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013 - 2017 merupakan tahapan lima (5)
tahun dalam rangka mewujudkan Visi dari RPJPD Kota Padangsidimpuan
Tahun 2005-2025, yaitu Padangsidimpuan yang sejahtera, agamais,
berdaya saing, berbudaya sebagai Kota Pusat Pendidikan,
Perdagangan Barang Dan Jasa Terdepan Di Pantai Barat Sumatera
Utara. RPJMD Kota Padangsidimpuan Tahun 2013-2017 merupakan
4. I-2RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
pedoman bagi Penyusunan Renstra SKPD dan RKPD setiap tahunnya.
Penyusunan RPJMD 2013-2017 dilakukan secara terpadu, menyeluruh, dan
komprehensif serta mengedepankan partisipasi Masyarakat dengan
mempertimbangkan dan menampung Aspirasi Pemangku kepentingan dan
stakeholder Pembangunan lainnya.
1.2. DASAR HUKUM PENYUSUNAN
Landasan idiil dalam Penyusunan RPJMD ini adalah Pancasila dan
Landasan Konstitusional adalah Undang-Undang Dasar 1945, sedangkan
landasan operasional meliputi seluruh ketentuan perundang-undangan
yang berkaitan langsung dengan Pembangunan Daerah yaitu:
1. Pasal 18 Ayat 6 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota
Padangsidimpuan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4111);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4754);
5. I-3RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan,
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4817);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan Pengendalian Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
10. Peraturan Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 01 Tahun 2008,
tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Padangsidimpuan
(Lembaran Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2008 Nomor 01);
6. I-4RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
1.3. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA
Dalam sistem Perencanaan Pembangunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, RPJMD merupakan satu kesatuan
yang utuh dari manajemen Pembangunan di lingkungan Pemerintah Kota
Padangsidimpuan, khususnya dalam menjalankan Agenda Pembangunan
yang telah tertuang dalam berbagai Dokumen Perencanaan. Hubungan
antara RPJMD dengan Dokumen Perencanaan lainnya adalah sebagai
berikut:
1.3.1 RPJMD dan RPJPD Kota Padangsidimpuan
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013 – 2017 merupakan Rencana
Pembangunan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPD Kota Padangsidimpuan
2005-2025. Oleh sebab itu, Penyusunan RPJMD selain memuat Visi, Misi
dan Program prioritas Walikota dan Wakil Walikota Padangsidimpuan
Periode 2013-2017, harus berpedoman pada RPJPD Kota Padangsidimpuan.
Dalam RPJPD Kota Padangsidimpuan 2005 – 2025, dengan Visi
Padangsidimpuan yang sejahtera, agamais, berdaya saing, berbudaya
sebagai Kota Pusat Pendidikan, Perdagangan Barang dan Jasa
terdepan di Pantai Barat Sumatera Utara merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Visi Pembangunan Nasional Tahun 2005-2025 yang
diarahkan pada pencapaian Tujuan Nasional sebagaimana tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan Visi
Pembangunan Jangka Panjang tersebut ditempuh melalui 6 (enam) misi
pembangunan yaitu : (1) Mewujudkan Daerah yang memiliki keunggulan
kompetitif; (2) Mewujudkan Masyarakat beriman, bertaqwa dan Berbudaya;
(3) Mewujudkan Masyarakat Demokratis dan berbudaya hukum; (4)
Mewujudkan kondisi yang aman, tentram dan tertib; (5) Mewujudkan
Pembangunan yang merata dan berkeadilan; (6) Mewujudkan Pembangunan
yang berkelanjutan. Pada tahap ketiga RPJMD Kota Padangsidimpuan
yang dimuat di dalam RPJPD Kota Padangsidimpuan, fokus Pembangunan
di arahkan pada Pendidikan, Perdagangan, Kota Jasa, Kota
7. I-5RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Pariwisata, mewujudkan Masyarakat yang sehat, tata Pemerintahan
yang baik, demokratis dan berlandaskan hukum, Pemerataan
Pembangunan, dan sarana prasarana yang memadai, Kota yang Asri
dan Lestari, Kota yang tentram, tertib, damai dan bersatu, Kota yang
agamais, dan Kota yang berdaya saing. Fokus pembangunan ini
ditujukan dalam rangka meningkatkan dan memperkuat identitas
Pembangunan Kota Padangsidimpuan yang konsisten menuju terwujudnya
Visi dan Misi pembangunan Kota Padangsidimpuan 2005-2025.
Gambar I
Hubungan RPJPD dan RPJMD
Arah
Kebijakan
Pembangunan
5 Tahun I
Arah
Kebijakan
Pembangunan
5 Tahun II
Arah
Kebijakan
Pembangunan
5 Tahun III
Arah
Kebijakan
Pembangunan
5 Tahun IV
Sasaran
Pembangunan
5 Tahun I
Sasaran
Pembangunan
5 Tahun II
Sasaran
Pembangunan
5 Tahun III
Sasaran
Pembangunan
5 Tahun IV
1.3.2. RPJMD dan RTRW Kota Padangsidimpuan
Penyusunan RPJMD 2013 – 2017, juga harus berpedoman pada berbagai
pola dan struktur ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW Kota
Padangsidimpuan sebagai dasar untuk menetapkan lokasi Program
RPJPD VISI DAN MISI 20 TAHUN
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH 20 TAHUN
SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 20 TAHUN
RPJMD
I
RPJMD
II
RPJMD
III
RPJMD
IV
8. I-6RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang di Kota
Padangsidimpuan.
Dalam menyeimbangkan kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply)
ruang agar mendekati kondisi optimal, maka pendekatan Perencanaan
dilakukan dengan menyerasikan kegiatan antar sektor dengan kebutuhan
ruang dan potensi sumberdaya alam yang berazaskan kelestarian
lingkungan menuju Pembangunan yang berkelanjutan. Dari Pembagian
Kawasan Lindung dan Budidaya yang juga bereratan dengan topografi dan
pola ruang wilayah, Kota Padangsidimpuan bisa dibagi dalam dua pola
ruang yaitu Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Kawasan Lindung
Kota Padangsidimpuan meliputi kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan
swaka alam dan cagar budaya, kawasan Lindung Geologi, Kawasan Rawan
Bencana Alam, kawasan ruang terbuka hijau. Sedangkan Kawasan
Budidaya Kota Padangsidimpuan meliputi kawasan peruntukan
Perumahan, kawasan peruntukan Perdagangan dan Jasa, kawasan
peruntukan Perkantoran, kawasan peruntukan Industri, kawasan
peruntukan Pariwisata, kawasan peruntukan kegiatan sektor informal,
kawasan peruntukan Pertanian, kawasan peruntukan Perikanan, kawasan
peruntukan Hutan produksi, kawasan peruntukan Pertahanan keamanan,
kawasan peruntukan Pendidikan, kawasan peruntukan Peribadatan dan
ruang evakuasi Bencana.
1.3.3. RPJMD dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
(Renstra SKPD)
RPJMD menjadi pedoman dalam Penyusunan Renstra SKPD dalam kurun
waktu 5 (lima) tahunan. Renstra SKPD merupakan Penjabaran teknis
RPJMD yang berfungsi sebagai Dokumen Perencanaan teknis Operasional
dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi Program dan Kegiatan
setiap urusan bidang dan/atau fungsi Pemerintahan untuk jangka waktu 5
9. I-7RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
(lima) tahun, yang disusun oleh setiap SKPD dan ditetapkan oleh Kepala
Daerah setelah diverifikasi terlebih dahulu oleh Bappeda Kota
Padangsidimpuan. Dengan demikian kesinambungan dan konsistensi
Perencanaan Pembangunan dapat berjalan dengan baik.
Gambar 2
Hubungan antara RPJMD dengan Rencana Strategis SKPD
1.3.4. RPJMD dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Pelaksanaan RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013 – 2017 setiap tahun
dijabarkan ke dalam RKPD sebagai suatu Dokumen Perencanaan tahunan
Pemerintah Kota Padangsidimpuan yang memuat prioritas program dan
kegiatan dari Renja SKPD. RKPD merupakan bahan utama pelaksanaan
Musrenbang Kota Padangsidimpuan yang dilaksanakan secara berjenjang
Walikota Kepala SKPD
Visi/Misi
Tujuan/Sasaran
Program
Pembangunan Daerah
Program Prioritas
Penyelenggaraan
Urusan Pemda
Program Prioritas
Visi Misi
Tujuan/
Sasaran
Program Prioritas
Kegiatan
Prioritas
RPJMD Renstra SKPD
10. I-8RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
mulai dari Tingkat Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/Kota hingga
Provinsi.
Gambar 3
Hubungan Antara RPJMD dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
1.3.5. RPJMN dan RPJMD Kota Padangsidimpuan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014
merupakan Penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang
Penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJPN) 2005 – 2025. RPJMN 2010 – 2014 menjadi pedoman bagi
Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha dalam melaksanakan
Pembangunan.
RPJMD
Penyelenggaraan
Urusan
Indikator Kinerja
Daerah
VISI DAN MISI 5 TAHUN
TUJUAN DAN SASARAN 5 TAHUN
Sasaran
Tahun I
Sasaran
Tahun II
Sasaran
Tahun III
Sasaran
Tahun IV
Sasaran
Tahun V
Strategi &
Arah
Kebijakan
Strategi &
Arah
Kebijakan
Strategi &
Arah
Kebijakan
Strategi &
Arah
Kebijakan
Strategi &
Arah
Kebijakan
Program
Pembangun
an Daerah
Program
Pembangun
an Daerah
Program
Pembangun
an Daerah
Program
Pembangun
an Daerah
Program
Pembangun
an Daerah
RKPD
Tahun 1
RKPD
Tahun 2
RKPD
Tahun 3
RKPD
Tahun 4
RKPD
Tahun 5
11. I-9RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Visi RPJMN 2010 – 2014 adalah Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera,
Demokratis dan Berkeadilan. Untuk mewujudkan visi tersebut dijabarkan
dalam 3 Misi, yaitu : 1) Melanjutkan Pembangunan menuju Indonesia yang
sejahtera, 2) Memperkuat pilar-pilar Demokrasi, 3) Memperkuat dimensi
keadilan di semua bidang. Visi, Misi dan Program yang tercantum dalam
RPJMN 2010 – 2014 menjadi bahan pertimbangan bagi Pemerintah Kota
Padangsidimpuan dalam menyusun/menyesuaikan Rencana Pembangunan
Daerah yang terdapat dalam RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013 - 2017
dalam rangka pencapaian sasaran Pembangunan Daerah dan Pembangunan
Nasional.
1.4. SISTEMATIKA PENULISAN
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013 – 2017 disusun dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN
KERANGKA PENDANAAN
BAB IV ANALISA ISU-ISU STRATEGIS
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
BAB X KAIDAH PELAKSANAAN
BAB XI PENUTUP
12. I-10RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
1.5 MAKSUD DAN TUJUAN
1.5.1 Maksud
Penyusunan RPJMD Tahun 2013-2017 dimaksudkan untuk menghasilkan
rumusan strategi, arah kebijakan dan Program Pembangunan secara
terarah, efektif, efisien dan terpadu dalam mendorong terwujudnya Visi,
Misi, tujuan dan sasaran Pembangunan yang telah ditetapkan oleh Walikota
dan Wakil Walikota 2013-2017 dengan berpedoman pada RPJPD Kota
Padangsidimpuan Tahun 2005-2025, dan memperhatikan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014, serta berbagai
aspirasi seluruh stakeholder Pembangunan di Kota Padangsidimpuan.
Dokumen RPJMD Kota Padangsidimpuan merupakan acuan dan pedoman
resmi bagi Pemerintah Daerah Kota Padangsidimpuan dalam penyusunan
Renstra SKPD, RKPD, dan Rencana Kerja SKPD serta sekaligus merupakan
acuan Penentuan Program Daerah yang akan dibahas dalam rangkaian
forum Musrenbang Kota Padangsidimpuan secara berjenjang, sehingga
konsistensi antara kebijakan dengan pelaksanaan dan hasil rencana
Pembangunan Daerah dapat terjaga yang pada gilirannya akan
mempermudah dalam mengevaluasi kesesuaian antara capaian
Pembangunan Daerah dengan indikator-indikator kinerja yang telah
ditetapkan.
Sejalan dengan itu, Penyusunan Dokumen RPJMD Kota Padangsidimpuan
2013-2017 dimaksudkan sebagai pedoman bagi setiap SKPD dalam
menyusun Renstra SKPD yang sejalan dengan Visi Dan Misi Walikota Kota
Padangsidimpuan untuk menyelenggarakan setiap tahap Pembangunan
secara periodik tahunan, selama 5 (lima) tahun baik dalam Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengendalian, maupun Pengawasan.
13. I-11RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
1.5.2 Tujuan
Tujuan disusunnya RPJMD Kota Padangsidimpuan Tahun 2013-2017
adalah:
1. Menjabarkan Visi, Misi, tujuan dan sasaran Pembangunan serta Program
Walikota dan Wakil Walikota Padangsidimpuan ke dalam arah kebijakan
dan Program Pembangunan yang lebih rinci, terarah, terukur dan dapat
dilaksanakan selama Tahun 2013 - 2017;
2. Menyediakan satu rujukan resmi bagi seluruh SKPD Pemerintah Kota
Padangsidimpuan, dalam menentukan prioritas program dan Kegiatan
Pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber dana APBD Kota
Padangsidimpuan dan APBN serta sumber dana lainnya yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Gubernur Sumatera Utara melalui
Bappeda Provinsi Sumatera Utara;
3. Untuk meningkatkan koordinasi, integrasi, sinergi dan sinkronisasi
Pembangunan antar SKPD, antar Pemerintah Provinsi dan
Kabupaten/Kota, serta antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah
Pusat melalui Bappeda Provinsi sebagai perpanjangan tangan Gubernur
dalam pelaksanaannya.
4. Untuk mempermudah dalam mengukur kinerja dan mengevaluasi kinerja
setiap SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Padangsidimpuan;
5. Untuk meningkatkan Pemerataan Pembangunan yang dilakukan dan
pemerataan hasil-hasil Pembangunan.
6. Menciptakan tata Pemerintahan yang baik, sehingga terwujud kondisi
yang aman dan kondusif dalam melaksanakan Pembangunan yang
berkelanjutan;
7. Membangun kebersamaan melalui kerjasama dan kemitraan
Pembangunan antar tingkatan Pemerintahan mulai dari Pemerintah
Daerah, Swasta dan Masyarakat.
8. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan
Sumber Daya Daerah serta pengelolaannya.
14. II-1RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. KONDISI UMUM DAERAH
2.1.1. GEOGRAFI
Secara Geografis Kota Padangsidimpuan terletak diantara 1o8’00’’ -
1o28’00’’ LU dan 99o13’00’’ - 99o20’00’’ BT dan berada pada ketinggian 260
sampai dengan 1.100 meter diatas permukaan laut. Sebelah Utara
berbatasan dengan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan
Angkola Timur), sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli
Selatan (Kecamatan Batang Angkola dan Kec. Angkola Selatan), sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Angkola
Barat/Kecamatan Angkola Selatan) dan di sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Tapanuli Selatan (Kecamatan Angkola Timur).
Peta Administrasi Kota Padangsidimpuan
15. II-2RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Luas Wilayah Kota Padangsidimpuan mencapai 146,85 km2 yang
dikelilingi oleh beberapa bukit serta dilalui oleh beberapa sungai dan anak
sungai. Berdasarkan luas daerah menurut kecamatan, luas wilayah
terbesar di Kecamatan Batunadua dengan 37,74 km2 atau sekitar 25,88
persen dari luas total Padangsidimpuan, diikuti oleh Kecamatan
Padangsidimpuan Angkola Julu dengan luas 28,18 km2 atau sekitar 19,32
persen, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dengan luas 27,69 km2
atau sekitar 18,99 persen, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru
dengan luas 22,34 km2 atau sekitar 15,32 persen, Kecamatan
Padangsidimpuan Selatan dengan luas 15,81 km2 atau sekitar 10,84
persen, sedangkan Kecamatan Padangsidimpuan Utara mempunyai luas
wilayah terkecil yaitu 14,09 km2 atau sekitar 9,66 persen.
Grafik 2.1 Persentasi Luas Wilayah Kota Padangsidimpuan
Berdasarkan Kecamatan
Sumber: Kota Padangsidimpuan dalam Angka 2011
16. II-3RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Sampai tahun 2012 Kota Padangsidimpuan memiliki 79 desa/kelurahan
serta 265 satuan lingkungan, dan didiami oleh + 193.322 jiwa, dengan
tingkat kepadatan penduduk 1.316 jiwa/km².
Tabel.2.1 Luas Daerah Dan Banyaknya Desa Keluarahan Di Kota
Padangsidimpuan
Kecamatan Luas /Area
(KM²)
Banyak Desa
Kelurahan
Banyaknya
Satuan
Lingkungan
Padangsidimpuan Tenggara 27,69 18 38
Padangsidimpuan Selatan 15,81 12 62
Padangsidimpuan
Batunadua
37,74 15 44
Padangsidimpuan Utara 14,09 16 51
Padangsidimpuan
Hutaimbaru
22,34 10 41
Padangsidimpuan Angkola
Julu
28,18 8 29
Jumlah 146,85 79 265
Sumber: Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
2.1.2. TOPOGRAFI
Kondisi fisik Topografi, Hidrologi dan Klimatologi Kota
Padangsidimpuan sangat beragam mulai dari datar, bergelombang hingga
curam. Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Wilayah yang relatif datar hingga landai dengan kemiringan lereng
berkisar 0-8 % terdapat seluas ± 4.915,70 Ha atau 33 % dari luas total
wilayah Kota. Wilayah ini pada umumnya terdapat pada bagian tengah
Kota, seperti Kecamatan Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan
Selatan.
17. II-4RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
B. Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar antara 8 – 15
% terdapat 2.706,56 Ha atau 18 % dari luas total Wilayah Kota, yang
terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.
C. Wilayah yang curam dengan kemiringan lereng berkisar antara 15 – 25
% terdapat 3 .174,76 Ha atau 22 % dari luas total Wilayah Kota, yang
terdapat pada bagian Utara Kota, seperti Kecamatan Padangsidimpuan
Hutaimbaru dan Padangsidimpuan Angkola Julu.
D. Wilayah yang sangat curam dengan kemiringan 25 – 40 % terdapat
seluas 2.424 Ha atau 17 % dari luas total Kota. Daerah ini umumnya
terdapat pada bagian Timur dan Selatan Kota, seperti Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua dan Padangsidimpuan Tenggara.
E. Wilayah yang terjal dengan kemiringan di atas 40 % terdapat seluas
1.464,66 Ha atau 10 % dari luas total Wilayah Kota. Daerah ini
merupakan gunung – gunung yang terdapat pada pinggiran dan tengah
Kota.
2.1.3 Iklim dan Hidrologi
Kota Padangsidimpuan terletak dekat garis khatulistiwa sehingga daerah ini
beriklim tropis. Secara umum, Kota Padangsidimpuan memiliki iklim yang
sedang dengan suhu berkisar 22,5° C sampai dengan 24° C. Sebagaimana
Kabupaten/Kota lainnya, Kota Padangsidimpuan mempunyai dua musim,
yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Musim kemarau biasanya
terjadi pada Bulan Maret sampai dengan Bulan Agustus, sedangkan musim
penghujan terjadi pada Bulan September sampai dengan Bulan Pebruari,
diantara kedua musim itu diselingi oleh musim pancaroba (BPS Kota
Padangsidimpuan, Padangsidimpuan Dalam Angka Tahun 2012).
18. II-5RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Disamping itu di Kota Padangsidimpuan terdapat 11 (sebelas) sungai dan
anak sungai yang tergolong sedang. Masyarakat di Kota Padangsidimpuan
masih banyak yang menggunakan sungai-sungai tersebut sebagai
pemenuhan kebutuhan air bersih sehari-hari, selain itu digunakan juga
untuk pengairan sawah dan perikanan, yaitu :
Sungai Batang Angkola, dengan panjang 25 Km, Sungai Batang Kumal,
dengan panjang 11 Km, Sungai Batang Ayumi, dengan panjang 16 Km,
Sungai Batang Aek Rokkare, dengan panjang 5 Km. Sungai Aek
Sipogas, dengan panjang 6 Km, Sungai Aek Tolping, dengan panjang 3
Km, Sungai Aek Silangkitang, dengan panjang 2 Km, Sungai Aek Ratta,
dengan panjang 4 Km, Sungai Aek Silandit, dengan panjang 3 Km,
Sungai Aek Tuhul, dengan panjang 4 Km, Sungai Aek Mompang,
dengan panjang 6 Km.
2.1.4. KONDISI DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan pada pertengahan tahun 2011
diperkirakan berjumlah 193.322 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 146,85
km² maka kepadatan penduduknya mencapai 1.316 jiwa/km². Kecamatan
Padangsidimpuan Utara merupakan kecamatan yang paling tinggi
kepadatan penduduknya yang mencapai 4.232 jiwa/km² disusul oleh
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan yang mencapai 3.886 jiwa/km².
Jumlah rumah tangga di Kota Padangsidimpuan adalah 43.592 rumah
tangga dengan rata-rata jumlah anggota rumah tangga 4,43 orang. Jumlah
rumah tangga paling banyak berada di Kecamatan Padangsidimpuan
Selatan yaitu 13.850 rumah tangga sedangkan jumlah rumah tangga paling
sedikit berada di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu yaitu 1.701
rumah tangga.
19. II-6RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Sex Ratio antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
perempuan Kota Padangsidimpuan mencapai sebesar 95,32 persen. Hal
tersebut berarti jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding
jumlah penduduk laki-laki sekitar 4,68 persen. Penduduk Kota
Padangsidimpuan sebagian besar tinggal di daerah perkotaan yaitu
sebanyak 149.383 jiwa sedangkan yang tinggal di pedesaan sebanyak
43.939 jiwa.
Tabel 2.2
Kepadatan Penduduk Kota Padangsidimpuan 2011
NO Kecamatan Luas
Wilayah
(KM²)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Rata-rata
(Per KM²)
1 Padangsidimpuan
Tenggara
27,69 30 401 1 098
2 Padangsidimpuan Selatan 15,81 61 448 3 886
3 Padangsidimpuan
Batunadua
37,74 18 869 487
4 Padangsidimpuan Utara 14,09 59 623 4 232
5 Padangsidimpuan
Hutaimbaru
22,34 15 431 691
6 Padangsidimpuan Angkola
Julu
28,18 7 550 2 504
Jumlah 146,85 193 322 1 316
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
20. II-7RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Kota Padangsidimpuan
Menurut Jenis Kelamin Dan Sex Ratio 2011
No Kecamatan Penduduk Sex
RasioLaki-Laki Perempuan Total
1 Padangsidimpuan
Tenggara
4.674 15.727 30.401 93,30
2 Padangsidimpuan Selatan 30. 315 31.131 61.446 97,38
3 Padangsidimpuan
Batunadua
9.421 9.448 18.869 99,71
4 Padangsidimpuan Utara 28.634 30.989 59.623 92,40
5 Padangsidimpuan
Hutaimbaru
7.587 7.846 15.433 96,70
6 Padangsidimpuan Angkola
Julu
3.716 3.834 7.550 96,92
Jumlah 94.347 98.975 193.322 95,32
Sumber: Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
Berdasarkan sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Kota
Padangsidimpuan dari tahun 2007 – 2011 jumlah penduduk Kota
Padangsidimpuan terus mengalami peningkatan. Tahun 2007 penduduk
Kota padangsidimpuan tercatat sebesar 185. 132 jiwa, kemudian meningkat
menjadi 188.499 jiwa tahun 2008, meningkat menjadi 191.912 jiwa pada
tahun 2009, meningkat menjadi 191.531 pada tahun 2010, begitu juga
pada tahun 2011 berjumlah 193. 322 jiwa.
21. II-8RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Kota Padangsidimpuan 2007 – 2011
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
Untuk melihat profil penduduk Kota Padangsidimpuan selain dapat dilihat
dari komposisi berdasarkan jenis kelamin, juga dapat dilihat dari
komposisi usia, lapangan usaha dan pendidikan. Dari sisi usia, penduduk
Kota Padangsidimpuan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian:
kelompok (a) kelompok umur muda yakni kelompok umur 0 – 14 tahun.
Kedua kelompok umur produktif, yakni kelompok umur 15 – 64 tahun.
Ketiga kelompok umur tua, yakni kelompok umur diatas 65 tahun.
Grafik 2.3
Komposi Penduduk Kota Padangsidimpuan Berdasarkan Usia
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
180.000
182.000
184.000
186.000
188.000
190.000
192.000
194.000
2007 2008 2009 2010 2011
0 - 14
15 - 64
65 +
22. II-9RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Bila dilihat dari komposisi penduduk menurut umur, penduduk Kota
Padangsidimpuan tergolong struktur umur muda yang mulai bergerak ke
struktur umur tua. Hal ini ditunjukkan dari persentase penduduk berumur
muda (dibawah 15 tahun) sebesar 32,33 persen. Namun penduduk
berumur 65 tahun keatas lebih dari 3 persen (3.17 persen). Data ini
menyampaikan pesan bahwa pada masa yang akan datang peningkatan
pelayanan pendidikan, kesehatan, keterampilan kerja, pengembangan
lapangan usaha, dan peningkatan layanan sosial adalah satu keniscayaan
yang harus sesegera mungkin disediakan oleh pemerintah.
Ukuran lain yang dapat dilihat dan berkaitan dengan komposisi umur
adalah angka ketergantungan (dependency rasio) yaitu beban yang harus
ditanggung oleh penduduk yang berusia produktif (15 -64 tahun) secara
ekonomi dalam menanggung penduduk yang tidak produktif (usia 0 -14
tahun dan 65 tahun keatas.
Tabel 2.4
Angka Beban Ketergantungan Penduduk Kota Padangsidimpuan 2011
NO Uraian Padangsidimpuan Sumatera Utara
1 Angka Beban Tanggungan
Anak
50.12 51.67
2 Angka Beban Tanggungan Tua 4.92 6.18
Jumlah 55.03 57.85
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
Pada tahun 2011 angka beban ketergantungan Kota Padangsidimpuan
diperkirakan 55,03 persen. Artinya setiap 100 orang penduduk produktif di
Kota Padangsidimpuan harus menanggung sekitar 55 – 56 orang penduduk
tidak produktif. Sekalipun angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan
angka beban ketergantungan Provinsi Sumatera Utara, namun jelas hal ini
adalah sebuah permasalahan yang harus menjadi perhatian karena
23. II-10RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
permasalahan ini akan berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan baik
kesehatan, pendidikan lapangan pekerjaan, dan lain sebagainya.
Jika dilihat dari lapangan usaha, 23,10 persen penduduk usia produktif di
Kota Padangsidimpuan bekerja pada sektor pertanian. 55,52 persen bekerja
pada sektor perdagangan, hotel, restoran dan jasa kemasyarakatan.
Sedangkan sisanya bekerja pada bidang industri pengolahan, bangunan,
pertambangan, dan lain-lain. Seperti yang tertera pada table 2.5
Tabel. 2.5
Persentasi Penduduk Berdasarkan Lapangan Usaha 2011
Lapangan Usaha Laki - Laki Perempuan Laki- laki +
Perempuan
Petanian, Kehutanan,
Perkebunan, Perikanan,
Peternakan
25,16 20,31 23,10
Pertambangan dan
Penggalian
1,28 0,00 0,74
Industri Pengolahan 3,34 4,82 3,97
Listrik, Gas, Air Minum 0,00 0,29 0,12
Bangunan 8,34 0,71 5,10
Perdagangan, Hotel, dan
Restoran
23,80 40,49 30,88
Pengangkutan dan
Komunikasi
14,80 1,04 8,96
Jasa Kemasyarakatan 21,06 30,20 24,94
Sumber : Kota Padangsidimpun Dalam Angka 2012
Jika dilihat komposisi penduduk berdasarkan agama yang dianut,
persentase penduduk yang beragama Islam sebesar 90,22 persen, khatolik
sebesar 0,46 persen, kristen lainnya sebesar 8,97 persen, dan Budha
sebesar 0,35 persen.
24. II-11RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Grafik 2.4
Jumlah Penduduk Kota Padangsidimpuan
Berdasarkan Agama
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
2.2. KONDISI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan, pemerataan
ekonomi serta kesejahteraan di bidang sosial.
2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
2.2.1.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Salah satu variabel penting dalam pembangunan daerah adalah
pertumbuhan ekonomi, yang lazim diukur dengan PDRB. Secara umum
PDRB Kota Padangsidimpuan tahun 2009 sebesar Rp. 884 655,59,
kemudian meningkat menjadi Rp 936 051,04 pada tahun 2010, dan
meningkat kembali menjadi Rp. 992 128,47 tahun 2011.
Islam
Katolik
Protestan
Budha
25. II-12RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Grafik 2.5
Pertumbuhan PDRB Kota Padangsidimpuan Tahun 2009 – 2011
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
Berdasarkan struktur ekonomi 2009 - 2011, potensi unggulan daerah Kota
Padangsidimpuan berada pada sektor tersier, Sektor yang meliputi
subsektor perdagangan, hotel dan restoran, dan subsektor jasa ini
menyumbang rata – rata sebesar 67,89 dari PDRB Kota Padangsidimpuan
Sektor Sekunder yang memberikan kontribusi rata – rata sebesar 17,27
persen pertahun. Sedangkan sektor Primer memberikan kontribusi rata-
rata 14,83 persen pertahun.
Grafik 2.6 Distribusi PDRB Kota Padangsidimpuan Menurut
Sektor Tahun 2009 – 2011, atas dasar harga konstan tahun 2000
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
2009 2010 2011
PDRB Berdasarkan
Harga Konstan
884655,59 936051,04 992128,47
PDRB Berdasarkan
Harga Berlaku
1900038,86 2099893,71 2304043,13
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
NilaiPDRB(JutaanRP
2009 2010 2011
Primer 14,99 14,89 14,61
Sekunder 17,47 17,17 17,15
Tersier 67,51 67,94 68,24
0
20
40
60
80
100
120
26. II-13RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Selama kurun waktu 2009 – 2011 sektor tersier terus mengalami
peningkatan, tahun 2007 kontribusi sektor tersier pada PDRB Kota
Padangsidimpuan mencapai 67,51 persen, kemudian meningkat menjadi
67,94 persen pada tahun 2010, dan 68,24 persen pada tahun 2011.
Perkembangan tersebut merupakan kecenderungan yang lazim terjadi pada
berbagai Kota di Indonesia umumnya, dan Sumatera Utara khususnya,
namun bisa menimbulkan permasalahan jika tidak diantisipasi berbagai
hal berikut ini, yaitu Pertama, kesiapan infrastruktur Kota
Padangsidimpuan dalam mengantisipasi perkembangan sektor ini, karena
dampaknya cukup besar, seperti terhadap konsentrasi penduduk,
kelancaran lalu lintas, sampah, dan lain sebagainya. Kedua seberapa besar
peran mayoritas penduduk Kota Padangsidimpuan dalam sektor ini,
sehingga tidak memberikan keuntungan bagi sebagian kecil penduduk saja
Ketiga, terwujudnya Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Perdagangan dan
Jasa di kemudian hari, seharusnya juga dapat mengangkat dan berdampak
positif bagi sektor lainnya, dan bukan sebaliknya.
Adapun sektor primer (pertanian), selama kurun waktu 2009 hingga 2011
mengalami penurunan. Apabila pada tahun 2009 sektor ini masih
memberikan peran 14,99 persen maka di tahun 2010 sektor ini hanya
memberikan kontribusi sebesar 14,89 persen, dan turun kembali menjadi
14, 61 persen pada tahun 2011. Semakin menurunnya peran sektor ini
lebih disebabkan pada semakin menyempitnya lahan untuk pertanian,
beralihnya pekerjaan masyarakat pada sektor lainnya, khususnya
perdagangan dan jasa (lihat Tabel 2.5). Namun demikian, secara kualitatif
beberapa produk pertanian Kota Padangsidimpuan memiliki keunggulan
komparatif, yaitu Salak, Kolangkaling, dan ubi kayu.
2.2.1.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kondisi ekonomi yang baik harus didukung dengan kesetabilan dan
pertumbuhan yang baik pula. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir,
27. II-14RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
pertumbuhan ekonomi Kota Padangsidimpuan mengalami pasang surut
(fluktuatif) yang disebabkan oleh dampak eksternal. Pada tahun 2006
pertumbuhan ekonomi Kota Padangsidimpuan mencapai 5,49 %, kemudian
mengalami peningkatan pada tahun 2007 menjadi 16,18%, tetapi
mengalami penurunan menjadi 6,09% pada tahun 2008, turun kembali
menjadi 5,83 % pada tahun 2009, kemudian turun kembali pada tahun
2010 menjadi 5,74 %.
Dari data yang dikeluarkan oleh BPS Kota Padangsidimpuan sektor yang
paling tinggi menyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Salak ini adalah
sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan yang mencapai 10,62%,
urutan kedua sektor bangunan mencapai 9,44% per tahun, urutan ketiga
sektor jasa yang mencapai 7,14% per tahun.
Lambatnya laju pertumbuhan ekonomi pada periode 2009 -2010 juga
dipengaruhi stagnasi sektor ini : sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan, sektor bangunan, sektor jasa dan perdagangan. Oleh
karenanya langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk
mendorong laju pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang
adalah meningkatkan potensi sektor perdagangan, jasa-jasa seperti jasa
keuangan dan service, perhatian pada sektor pariwisata dan lain
sebagainya.
Grafik 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi
Kota Padangsidimpuan 2006 -2010
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan
2006 2007 2008 2009 2010
Series 1 5,49 16,18 6,09 5,83 5,74
0
5
10
15
20
28. II-15RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
2.2.1.3 PDRB Per Kapita
PDRB perkapita sering digunakan sebagai indikator makro tingkat
kemakmuran masyarakat. Semakin tinggi nilai PDRB per kapita daerah
Kota Padangsidimpuan, maka semakin tinggi kemampuan dan
kesejahteraan di Kota Padangsidimpuan. Menurut harga berlaku PDRB per
kapita penduduk Kota Padangsidimpuan setiap tahunnya mengalami
cenderung mengalami peningkatan yang cukup baik kendatipun masih
dibawah angka PDRB per kapita Propinsi Sumatera Utara. Pada tahun
2008 PDRB perkapita Kota Padangsdimpuan mencapi Rp. 9,70 juta, pada
tahun 2009 naik menjadi Rp. 10,39 juta, akan tetapi pada tahun 2010
menurun menjadi Rp. 10,04 juta. Untuk perkembangan Angka PDRB per
kapita Propinsi Sumatera Utara secara berturut-turut adalah pada tahun
2006 sebesar Rp. 12,68 juta, pada tahun 2007 meningkat menjadi Rp.
14,17 juta, pada tahun 2008 sebesar Rp. 16,4 juta, pada tahun 2009
menjadi Rp. 17,84 juta dan pada tahun 2010 meningkat lagi menjadi Rp.
19,99 juta.
Grafik 2.7 Perkembangan PDRB Perkapita
Kota Padangsidimpuan 2008 – 2010
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan Yang diolah.
9,7 10,39 10,04
16,04
17,84
19,99
0
5
10
15
20
25
2008 2009 2010
Padangsidimpuan
Sumatera Utara
29. II-16RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
2.2.1.3 Tingkat Inflasi
Pada dasarnya inflasi di suatu daerah sebagai konsekuensi logis dari
adanya transaksi atau kegiatan ekonomi di daerah tersebut. Sebagai
ilustrasi, kecenderungan naiknya hampir semua harga selama periode
tertentu (inflasi), salah satunya didorong oleh meningkatnya permintaan
atau kebutuhan masyarakat. Peningkatan ini tentunya sangat baik bagi
tumbuhnya produksi masyarakat lainnya. Sebaliknya tidak adanya
kecenderungan naiknya harga, dapat berarti lesunya kegiatan
perekonomian, karena rendahnya permintaan masyarakat. Namun
demikian, perlu juga diwaspadai bahwa inflasi yang terlalu tinggi, akan
mendorong kegiatan perekonomian menjadi tidak terkendali, sehingga
besaran kecenderungan kenaikan harga tersebut juga perlu dikendalikan.
Berdasarkan data dan informasi BPS Kota Padangsidimpuan,
perkembangan tingkat inflasi di Daerah Kota Padangsidimpuan sejak Tahun
2006 sampai dengan Tahun 2010 menunjukkan angka yang tidak stabil.
Dimana pada Tahun 2006 tingkat inflasi di Kota Padangsidimpuan tercatat
sebesar 10,2% , dan pada Tahun 2007 turun menjadi 5,87%, meningkat
menjadi 12,34% pada tahun 2008, turun kembali menjadi 1,87 pada tahun
2009, serta pada Tahun 2010 memingkat kembali menjadi 7,42%, tingkat
Inflasi Daerah Kota Padangsidimpuan yaitu sebesar 7,42% pada Tahun
2010 kondisinya masih dibawah Angka Inflasi pada Tingkat Sumatera Utara
pada Tahun yang sama yaitu sebesar 8,00%. Besarnya Inflasi pada tahun
2008 yakni mencapai 12,34 %, selain dipengaruhi oleh krisis keuangan
global, juga dipengaruhi oleh inflasi harga yang diatur pemerintah dan
bahan makanan yang bergejolak.
30. II-17RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Grafik 2.8 Perkembangan PDRB Perkapita
Kota Padangsidimpuan 2008 – 2010
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan Yang diolah.
2.3.1. FOKUS KESEJAHTERAAN SOSIAL
2.3.2.1. Pendidikan
Beberapa indikator yang biasa dijadikan sebagai ukuran perkembangan
pendidikan di suatu daerah antara lain meliputi Angka Melek Huruf, Angka
Rata-Rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Murni, Angka
Pendidikan Yang Ditamatkan dan Lain-lain.
2.3.2.1.1. Angka Melek Huruf
Keberhasilan program pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah dapat
dinilai dari tinggi rendahnya persentase penduduk yang melek huruf.
Tingkat melek huruf atau sebaliknya tingkat buta huruf dapat dijadikan
ukuran kemajuan suatu bangsa. Tingkat buta huruf dapat juga dijadikan
indikator pemerataan pendidikan masyarakat. Kemampuan membaca dan
2006 2007 2008 2009 2010
Padangsidimpuan 10,2 5,87 12,34 1,87 7,42
Sumatera Utara 6,11 6,6 10,72 2,61 8
Nasional 6,6 6,59 11,06 2,78 6,96
0
2
4
6
8
10
12
14
31. II-18RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
menulis akan mendorong meningkatnya peran aktif penduduk dalam
proses pembangunan.
Tabel. 2.6
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang
Buta Huruf di Kota Padangsidimpuan dan Sumatera Utara 2011
Wilayah Persentase
Laki - Laki Perempuan L + P
Padangsidimpuan 1,40 1,39 1,40
Sumatera Utara 1,66 4,05 2,85
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan
2.3.2.1.2. Angka Rata-Rata Lama Sekolah dan Pendidikan Yang di
Tamatkan
Angka rata-rata lama sekolah di Kota Padangsidimpuan dari tahun ke
tahun cenderung menunjukkan peningkatan walaupun masih dibawah
angka rata-rata lama sekolah Propinsi Sumatera Utara. Angka Rata-Rata
Lama Sekolah pada tahun 2006 adalah 8,3 tahun, tahun 2007 adalah 8,4
tahun, pada tahun 2008 adalah 8,6 tahun, pada tahun 2009 adalah 9,0
tahun dan terakhir pada tahun 2010 meningkat menjadi 9,2 tahun, artinya
rata-rata penduduk dewasa di Kota Padangsidimpuan telah duduk dikelas 3
SLTP.
Pada tahun 2011 persentase penduduk Kota Padangsidimpuan usia 10
tahun keatas yang berpendidikan SD kebawah berjumlah sebesar 37,34 %,
kemudian mereka yang memiliki tingkat pendidikan sekolah menengah
(SLTP, SMA/MA, Kejuruan) sebesar 53, 96%, sedangkan penduduk yang
dapat menamatkan pendidikan tinggi (diploma I, II, dan diploma III, serta
sarjana) sebanyak 8,61%.
32. II-19RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Tabel. 2.7
Persentase Tingkat Pendidikan yang di tamatkan Penduduk 10 Tahun
keatas
Menurut Jenis Kelamin di Kota Padangsidimpuan Tahun 2011
Pendidikan Tertingi Yang Ditamatkan Persentase
Laki - Laki Perempuan L + P
Tidak Atau Belum pernah Sekolah 0,64 1,28 0,97
Tidak/Belum Tamat SD 13,68 16,04 14,88
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
- SD 18,6 24,42 21,58
- SLTP 25,92 19,65 22,71
- SMA/MA 23,96 23,07 23,51
- Kejuruan 9,32 6,25 7,74
- Diploma I/II 0,21 1,17 0,71
- Diploma III 1,25 2,24 1,76
- Sarjana 6,42 5,88 6,14
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan
2.3.2.1.3. Angka Partisipasi Kasar
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Daerah Kota Padangsidimpuan bahwa
perkembangan Angka Partisipasi Kasar untuk SD/MI pada tahun 2006
sampai dengan tahun 2010 menujukkan angka perkembangan yang tidak
33. II-20RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
stabil. Dimana Angka Partisipasi Kasar pada tahun 2006 adalah sebesar
93,11%, pada tahun 2007 sebesar 93,40%, pada tahun 2008 sebesar
103,41% dan pada tahun 2009 sebesar 98,36%, dan terakhir pada tahun
2010 adalah sebesar 90,34%.
Sementara perkembangan Angka Partisipasi Kasar untuk pendidikan
tingkat SMP/MTs sejak tahun 2006 sampai tahun 2010 secara berturut-
turut adalah pada tahun 2006 sebesar 95,11%, pada tahun 2007 tercatat
sebesar 96,40%, pada tahun 2008 adalah sebesar 96,40%, dan pada tahun
2009 sebesar 98,30% serta terakhir pada tahun 2010 adalah sebesar
98,31%. Perkembangan Angka Partisipasi Kasar untuk pendidikan
SMA/SMK/MA secara berturut-turut mulai tahun 2006 sampai dengan
tahun 2010 adalah sebesar 93,27%, 93,28%, 93,29%, 93,29% dan 94,31%.
2.3.2.1.4. Angka Partisipasi Murni
Perkembangan Angka Partisipasi Murni pendidikan sejak tahun 2006
sampai dengan tahun 2010 menunjukkan angka peningkatan yang lebih
baik, dimana pada tahun 2006 Angka Partisipasi Murni untuk pendidikan
SD/MI tercatat sebesar 67,08%, pada tahun 2007 sebesar 70,10%, pada
tahun 2008 sebesar 95,20% dan pada tahun 2009 sebesar 96,14 dan
terakhir pada tahun 2010 tercatat menjadi sebesar 97,12%.
Angka Partisipasi Murni untuk pendidikan tingkat SMP/MTs di Kota
Padangsidimpuan yaitu pada tahun 2006 tercatat sebesar 63,58%, pada
tahun 2007 meningkat menjadi 65,92%, pada tahun 2008 tercatat sebesar
67,46% pada tahun 2009 sebesar 69,26 dan pada tahun 2010 tercatat
sebesar 71,20%.
34. II-21RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Angka Partisipasi Murni untuk pendidikan tingkat SMA/SMK/MA yaitu
pada tahun 2006 tercatat sebesar 69,92%, pada tahun 2007 sebesar
69,47%, pada tahun 2008 adalah sebesar 86,72%, dan pada tahun 2009
sebesar 86,56%, terakhir pada tahun 2010 tercatat sebesar 88,75%.
2.3.2.2. Kesehatan
2.3.2.2.1. Angka Kematian Bayi
Angka Kematian Bayi pada tahun 2011 di Kota Padangsidimpuan adalah
sebesar 35 bayi dari 3.999 kelahiran artinya ada 8,75 kematian bayi setiap
1.000 kelahiran hidup. Dilihat dari target kinerja nasional, angka kematian
bayi itu adalah 23 kematian bayi setiap 1.000 kelahiran hidup. Sehingga
Angka Kematian Bayi di Kota Padangsidimpuan lebih kecil dari target
nasional.
2.3.2.2.2. Angka Kematian Ibu
Angka Kematian ibu pada tahun 2011 di Kota Padangsidimpuan adalah
sebesar 4 kematian dari 4.242 ibu bersalin. Sementara indikator Nasional
adalah 225 kematian ibu dari 100.000 ibu melahirkan.
2.3.2.2.3. Angka Usia Harapan hidup
Berdasarkan data BPS Kota Padangsidimpuan tahun 2011 bahwa Usia
Harapan Hidup di Kota Padangsidimpuan adalah 69,72 tahun. Sementara
target Nasional adalah 72 tahun pada tahun 2015.
2.3.2.2.4. Status Gizi Masyarakat
Status gizi masyarakat di Kota Padangsidimpuan pada tahun 2011 dilihat
dari persentase Balita Gizi Buruk adalah 10 Balita dari 19.332 Balita yaitu
sekitar 0,052%.
35. II-22RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
2.4. ASPEK PELAYANAN UMUM
Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa
pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang
menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah Kota Padangsidimpuan dalam
upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan
perundang - undangan. Aspek pelayanan umum ini terbagi atas pelayanan
urusan wajib dan pilihan.
2.4.1. Fokus Layanan Urusan Wajib
Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-
indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah yakni
mencakup: pelayanan umum, pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum,
dan lain- lain. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan umum,
Pemerintahan Daerah Kota Padangsidimpuan telah mendirikan BPPT
(Badan Pelayanan Perijinan Terpadu) yang merupakan sentralisasi
pelayanan sistem satu pintu. Pada tahun 2010 Pemerintah Kota
Padangsidimpuan telah menyelenggarakan Survei Kajian tentang Indeks
Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Umum Pemerintahan Kota
Padangsidimpuan dengan hasil nilai Indeks Kepuasan 72,56 dengan
kategori baik dan kedepan perlu untuk lebih ditingkatkan sehingga
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan dapat
berjalan lebih optimal sebagaimana diharapkan.
Untuk meningkatkan pelayanan umum pemerintahan yang lebih optimal
Pemerintah Daerah Kota Padangsidimpuan sejak tahun 2006 telah
membangun Sistem Administrasi Pemerintahan melalui Elektronikal
Goverment secara online antara lain berupa Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK), Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian
(SIMPEG), Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMKEUDA),
36. II-23RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Sistem Informasi Manajemen Perencanaan Daerah (SIMREDA) dan Sistem
Informasi Manajemen Pengelolaan Barang Daerah (SIMBADA). Selain itu
sehubungan dengan upaya-upaya Pemerintah Daerah dalam rangka
meningkatkan dan memelihara ketentraman dan ketertiban umum maka
kondisi sampai dengan tahun 2010 tercatat bahwa Rasio Polisi Pamong
Praja per 10.000 Penduduk adalah sebesar 2,52 dan Rasio Linmas per
10.000 Penduduk adalah sebesar 45,65 serta Rasio Pos Siskamling per
jumlah Desa/Kelurahan adalah 100%.
Dari sisi pelayanan kesehatan, hingga tahun 2011 telah tersedia 9
puskesmas dan 28 puskesmas pembantu yang tersebar di 6 kecamatan. Di
samping itu, terdapat 3 rumah sakit umum, 137 pos pelayanan terpadu,
dan 21 Poskesdes. Dan dalam rangka menyediakan layanan kesehatan
bagi warga miskin, Pemerintah Kota Padangsidimpuan selama kurun waktu
tahun 2009 – 2011 telah menyelenggarakan layanan JAMKESMAS,
JAMKESDA, serta JAMPERSAL. Untuk tahun 2013 berdasarkan surat
edaran Menteri Kesehatan No.JP.01.01/I/1864/12 Tentang penerimaan
dan distribusi Kartu Jamkesmas dan Keputusan Menteri Kesehatan
No.HK.02.04/I/1944/12 tentang petunjuk teknis pendistribusian kartu
kepesertaan jaminan kesehatan masyarakat. Pemerintah Kota
Padangsidimpuan menyediakan 46.682 kartu Jamkesmas, sedangkan
masyarakat yang belum tertampung di Jamkesmas akan di tampung di
Jamkesda, pada tahun 2011 dan 2012 Pemerintah Kota Padangsidimpuan
menyediakan anggaran sebesar Rp. 400.000.000 (Empat ratus juta rupiah)
untuk mendukung program Jamkesda.
37. II-24RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Grafik 2.7. Perkembangan Jumlah Fasilitas
Kesehatan Masyarakat 2006 – 2011
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
Selain menambah jumlah fasilitas kesehatan, untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan dari kurun waktu 2010 – 2011 Pemerintah Kota
Padangsidimpuan juga terus menambah jumlah tenaga medis baik dari
dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis, perawat, maupun bidan. Pada
tahun 2010 jumlah tenaga kesehatan di Kota Padangsidimpuan berjumlah
333 kemudian meningkat menjadi 361 Orang pada tahun 2011.
Grafik 2.8. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Kota
Padangsidimpuan 2009 - 2011
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
Puskesmas
Puskesmas
Pembantu
Poskesdes Posyandu
2009 9 28 13 136
2010 9 29 16 136
2011 9 28 21 137
0
20
40
60
80
100
120
140
160
2009 2010 2011
Column1 246 282 293
220
230
240
250
260
270
280
290
300
38. II-25RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Kondisi pelayanan umum kesehatan di Kota Padangsidimpuan juga dapat
digambarkan dengan melihat rasio posyandu per balita, rasio puskesmas
dan lain – lain. Sampai tahun 2011, Persentase Rasio Posyandu Perbalita
(per 100 balita) tercatat adalah sebesar 70%, Persentase Rasio Puskesmas
per jumlah penduduk 150%, dan persentase Rasio Puskesmas Pembantu
adalah 74%.
Kondisi SDM Kesehatan di Kota Padangsidimpuan di tahun 2011 adalah:
Untuk persentase Rasio Dokter Umum adalah 26%, Persentase Rasio
Dokter gigi adalah 36,8%, Persentase Rasio Bidan adalah 67,4%, Persentase
Rasio Perawat adalah 42,4%, Persentase Rasio SKM adalah 31,4%,
Persentase Rasio Apoteker adalah 23,5%, Persentase Asisten Apoteker
adalah 88,2%.
Dari sisi pelayanan pendidikan, Pemerintah Kota padangsidimpuan terus
melakukan perbaikan baik dari sisi infrastruktur pendidikan, maupun
kuantitas dan kualitas tenaga pendidik. Komitmen perbaikan ini ditandai
dengan: semakin besarnya anggara APBD yang dialokasikan untuk sektor
pendidikan, serta semakin besarnya angka partisipasi sekolah. Pada tahun
2008 Pemerintah Kota Padangsidimpuan menganggarkan dana untuk
sektor pendidikan sebesar Rp. 129.223.929.580, kemudian meningkat
menjadi Rp. 151.148.340.165 pada tahun 2009, meningkat lagi menjadi Rp.
160.843.249.389 pada tahun 2010, meningkat menjadi Rp.
240.348.424.943.
39. II-26RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Grafik 2.9. Besaran Anggaran Pendidikan Yang Dikeluarkan
Pemerintah Kota Padangsidimpuan 2008 -2011
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan
Sampai tahun 2011 angka partisipasi sekolah untuk setiap jenjang usia
juga cukup baik. Usia 7 -12 tahun partisipasi sekolah mencapai sebesar
98,14%, Usia 13-15 tahun partisipasi sekolah sebesar 93-53%, Usia 16 –
18 tahun angka partisipasi sekolah mencapai sebesar 75.83%, sedangkan
untuk usia 19-24 angka partisipasi sekolah sebesar 32.17%.
Grafik 2.10. Persentase Partisipasi Sekolah Berdsarkan Usia
Sumber : BPS Padangsidimpuan
2008 2009 2010 2011
Besaran Angaran Pendidikan 2008 -
2011
129.223.929.580 151.148.340.165 160.843.249.389 240.348.424.943
0
50.000.000.000
100.000.000.000
150.000.000.000
200.000.000.000
250.000.000.000
300.000.000.000
7 -12 tahun
13 -15 tahun
16 - 18 tahun
19 -24 tahun
40. II-27RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Rasio Ketersediaan Sekolah dengan Penduduk Usia Sekolah pada jenjang
pendidikan Tingkat SD/MI 2010 adalah 1:147, untuk jenjang pendidikan
SMP/MTs adalah 1:335, dan untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA
adalah 1 : 235.
Grafik 2.11. Rasio Ketersedian Sekolah
Dengan Jumlah Murid
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan
Untuk Rasio Guru/Murid per Kelas untuk jenjang pendidikan tingkat
SD/MI adalah 1: 30, untuk jenjang pendidikan tingkat SMP/MTs adalah
1:26, dan untuk jenjang pendidikan tingkat SMA/SMK/MA adalah 1 : 29.
Selanjutnya kondisi Penduduk berusia > 15 tahun yang melek huruf di Kota
Padangsidimpuan sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar 99,56%.
Sementara kondisi fasilitas pendidikan pada tahun 2010 dalam kondisi baik
untuk jenjang pendidikan tingkat SD/MI adalah 85%, untuk jenjang
pendidikan tingkat SMP/MTs adalah 92,86%, dan untuk jenjang
pendidikan tingkat SMA/SMK/MA adalah 92,88%.
Angka Putus Sekolah pada tahun 2012 di Kota Padangsidimpuan untuk
jenjang pendidikan tingkat SD/MI adalah sebesar 4,71%, untuk jenjang
pendidikan tingkat SMP/MTs adalah sebesar 6,50% dan untuk jenjang
pendidikan tingkat SMA/SMK/MA adalah sebesar 7%, untuk Angka
Kelulusan Sekolah pada jenjang pendidikan tingkat SD/MI adalah 100%,
30%
58%
12%
SD/MI SLTP/MTs SMA/SMK/MA
41. II-28RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
untuk jenjang pendidikan tingkat SMP/MTs adalah 99,98%, dan untuk
jenjang pendidikan tingkat SMA/SMK/MA adalah 99,85%. Kemudian
kondisi Angka Melanjutkan Pendidikan dari jenjang pendidikan tingkat
SD/MI ke jenjang pendidikan tingkat SMP/MTs adalah 98% dan dari
jenjang pendidikan tingkat SMP/MTs ke jenjang pendidikan tingkat
SMA/SMK/MA adalah 90%, selain itu kondisi jumlah guru yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV di Kota Padangsidimpuan mencapai 89,70%, sementara
Cakupan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah mencapai 38,67%.
Kemudian dari sektor infrastruktur Kota, sektor ini masih membutuhkan
pembenahan yang optimal pada masa yang akan datang. Sebab sampai
tahun 2011, secara umum kondisi infrastruktur yang ada di Kota
Padangsidimpuan masih kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari kondisi
pelayanan beberapa indikator yang masuk pada wilayah bidang pekerjaan:
Proporsi Panjang Jaringan Jalan Dalam Kondisi Baik dan rusak,
ketersedian air bersih, listrik, sanitasi, dan perumahan layak huni dan lain
sebagainya.
Tabel 2.9 Panjang Jalan Kota Padangsidimpuan Menurut Kondisi (KM)
tahun 2011
Kecamatan Baik Sedang Rusak Rusak
Berat
Tidak Di
Rinci
Padangsidimpuan
Tenggara
5,00 40,00 15,00 8,01 68,01
Padangsidimpuan Selatan 16,00 42,00 7,00 7,32 72,32
Padangsidimpuan
Batunadua
5,00 30,00 32,00 8,25 75,26
Padangsidimpuan Utara
25,00 31,00 68,00 13,71 137,71
Padangsidimpuan
Hutaimbaru
5,00 22,00 20,00 11,76 58,76
42. II-29RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Padangsidimpuan Angkola
Julu
5,00 15,00 20,00 22,94 62,94
Jumlah
61,00 180,00 162,00 72,00 475,00
Sumber : Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
Tabel ini menunjukan bahwa panjang jalan yang berada dalam kondisi
rusak lebih banyak jika dibandingkan dengan panjang jalan yang berada
dalam kondisi baik. Jika memperhatikan data yang dikeluarkan oleh BPS
Kota Padangsidimpuan 2009 -2011, data tersebut menunjukan bahwa
kondisi jalan yang rusak mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada
tahun 2009 BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa jumlah jalan Kota
Padangsidimpuan yang rusak adalah sepanjang 62,57 km, kemudian
meningkat menjadi 95,16 km pada tahun 2010, meningkat kembali pada
tahun 2011 menjadi 162,00 km.
Selain itu Rasio Panjang Jalan per Satuan Penduduk baru sebesar 0,004
Jalan Penghubung dari Ibukota Kecamatan ke Kawasan Permukiman
Penduduk baru mencapai 85,80%. Demikian juga dengan panjang Jalan
yang Memiliki Trotoar dan Drainase/Saluran Pembuangan Air sampai pada
tahun 2010 relatif kecil.
Grafik 2.12
Kondisi Jalan Kota Padangsidimpuan 2008 -2011
Sumber : Kota Padangsidimpuan dalam Angka 2012
2009 2010 2011
Jalan kondisi Baik 155,73 155,73 61
Jalan Rusak 62,57 96,16 162
Jalan Rusak Parah 0 0 72
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
43. II-30RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Dari sisi kertersedian air bersih, listrik, dan rumah bersanitasi sampai
dengan Tahun 2010 masing – masing baru mencapai sebesar 58,75%
untuk pengguna air bersih, 61,39% untuk pengguna listrik dan adalah
sebesar 20,07% untuk rumah tangga bersanitasi.
2.4.2. FOKUS LAYANAN URUSAN PILIHAN
Pelayanan Umum Pemerintah Daerah untuk kewenangan urusan pilihan
antara lain adalah pelayanan umum bidang pertanian, perdagangan,
perindustrian, dan lain-lain sebagainya sesuai dengan kondisi dan tuntutan
kebutuhan daerah.
2.4.2.1. Pertanian
Sebagai Kota yang sedang mengalami perkembangan, disadari atau tidak
laju pertumbuhan bidang pertanian pada PDRB Kota Padangsidimpuan
cenderung mengalami fluktuatif dan mendekati kencenderungan menurun.
Pada tahun 2009 BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa laju
pertumbuhan bidang pertanian pada PDRB berdasarkan harga berlaku
sebesar 8,58%, kemudian meningkat menjadi 10,90 % pada tahun 2010,
kemudian menurun menjadi 7,32 % tahun 2011. Dari sisi produksi juga
demikian, Pada tahun 2009 BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa
total produksi padi sebesar 45.902,66 ton, kemudian menjadi menurun
menjadi 44.767,86 ton pada tahun 2010, dan turun kembali menjadi
43.065,66 ton. Kondisi ini adalah satu kecenderungan yang lumrah pada
Kota – Kota di Indonesia, dan Sumatera Utara Khususnya, dimana ada
pergeseran struktur ekonomi di Kota, dari sektor primer (pertanian), kepada
sektor sekunder (industri dan pertambangan) dan berlanjut kepada sektor
tersier (perdagangan dan jasa). Situasi ini dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, pertama semakin sempitnya lahan pertanian yang tersedia, kedua
adanya pergeseran mata pencarian masyarakat dari sektor pertanian
kepada sektor industri, perdagangan dan jasa, ketiga semakin
berkembangnya sektor sekunder dan primer melampaui perkembangan
sektor primer.
44. II-31RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
2.4.2.2. Perdagangan dan Jasa
Urusan Pilihan yang perkembangannya terus mengalami peningkatan di
Kota Padangsidimpuan adalah sektor jasa dan perdagangan (Tersier). Hal
ini bisa dilihat dari semakin meningkatnya kontribusi sektor ini (lihat grafik
2.6) terhadap PDRB Kota Padangsidimpuan serta jumlah surat izin usaha
perdagangan yeng diterbitkan oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindag, dan
Pasar Daerah Kota Padangsidimpuan pada lima tahun terakhir telah
mencapai 1.049 izin usaha.
Grafik 2.13
Pertumbuhan Produk Domistik Regional Bruto Sektor Tersier
Sumber : Kota Padangsidimpuan dalam Angka 2012
Grafik 2.14
Palayanan SIUP Kota Padangsidimpuan 2008- 2011
Sumber : Kota Padangsidimpuan dalam Angka 2012
0
5
10
15
2009 2010 2011
Perdagangan Hotel dan
Restoran
Keuangan, Persewaan
Jasa/Service
0
200
400
2008 2009 2010
2011
AxisTitle
2008 2009 2010 2011
Series 1 285 211 278 275
45. II-32RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
2.4.2.3. Perindustrian
Pada tahun 2011, banyaknya industri formal/informal, industri logam,
industri elektro dan Anek (ILMEA) di Kota Padangsidimpuan ada sebanyak
172 industri dengan jumlah karyawan sebanyak 585 orang, selain itu
sektor industri Kimia, Agro hasil hutan ada sebanyak 249 usaha dengan
jumlah karyawan sebanyak 1.215 orang. Apabila digolongkan menurut
jumlah tenaga kerja, banyaknya industri sedang yaitu jumlah industri
dengan jumlah pekerja lebih besar atau sama dengan 20 orang, terdapat
industri sedang dengan jumlah pekerja 473 orang.
Yang menarik dari sektor ini adalah terletak pada perkembangan industri
kecil dan menengah. Sampai tahun 2012 BPS Kota Padangsidimpuan
mencatat bahwa laju pertumbuhan industri kecil dan menengah memiliki
trend yang positif, pada tahun 2009 tercatat bahwa jumlah industri kecil
dan menengah yang berada di Kota Padangsidimpuan adalah sebanyak 203
industri dengan daya tampung tenaga kerja sebesar 1.172 orang, kemudian
pada tahun 2010 meningkat menjadi 237 industri dengan daya tampung
tenaga kerja sebesar 1.288 orang, dan pada tahun 2011 meningkat menjadi
239 industri dengan daya tampung tenaga kerja sebanyak 1.303 orang.
Grafik 2.15
Perkembangan Industri Kecil Menengah Dan
Daya Tampungnya Terhadap Tenaga Kerja
Sumber: Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
0
500
1000
1500
2009 2010 2011
Perkembangan industri
kecil menengah
Daya tampung tenaga
kerja
46. II-33RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
2.5. ASPEK DAYA SAING DAERAH
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan
berkelanjutan, serta tetap terbuka persaingan dengan Kabupaten/Kota
lainnya yang berdekatan. Aspek daya saing daerah terdiri dari kemampuan
ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan
sumber daya manusia.
2.5.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan
terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita,
pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dan produktivitas total
daerah. Dari sisi daya beli masyarakat, BPS Kota Padangsidimpuan
mencatat bahwa pada tahun 2011 daya beli masyarakat Kota
Padangsidimpuan mencapai Rp 500.000.
Dari data pola konsumsi menunjukkan bahwa pada rentang tahun 2007 –
2011, proporsi pengeluaran rumah tangga untuk belanja non makanan
rata-rata adalah mencapai 43.02% sedang pengeluaran untuk makanan
rata-rata adalah 56.98 %. Masih lebih besarnya proporsi belanja makanan
dibanding dengan proporsi belanja bukan makan hal ini menunjukkan
bahwa situasi kehidupan ekonomi masyarakat Kota Padangsidimpuan
masih berada dalam level yang menengah, namun demikian semakin
mengecilnya perbadingan proporsi dua jenis pengeluaran tersebut dapat
dijadikan indikator bahwa tingkat kehidupan ekonomi masyarakat Kota
Padangsidimpuan terus mengalami perbaikan dan peningkatan. Pada tahun
2007 BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa proporsi pengeluaran
masyarakat untuk belanja makanan adalah sebesar 62, 39% sedangkan
pengeluaran non makan sebesar 37,61%. Pada tahun 2008 proporsi untuk
belanja makanan sebesar 56,92% sedangkan non makan sebesar 43,08%.
47. II-34RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Pada tahun 2009 pengeluaran untuk belanja makan sebesar 53,39 %
sedangkan belanja non makan sebesar 45,61%. Pada tahun 2010
pengeluaran untuk belanja makan sebesar 57,85 % sedangkan belanja non
makan sebesar 42,15%. Pada tahun 2011 pengeluaran untuk belanja
makan sebesar 53,45 % sedangkan belanja non makan sebesar 46,55%.
Grafik 2.16
Persentase Rata-rata Pengeluaran/Kapita/Bulan Menurut Jenis Konsumsi
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2012
2.5.2. Fokus Fasilitas dan Infrastruktur Wilayah
Dari sisi fasilitas infrastruktur jalan, fasilitas infrastruktur Kota
Padangsidimpuan belum bisa dikategorikan baik, sebab dari 475 km
panjang jalan di Kota Padangsidimpuan 243 km atau sama dengan 49,26 %
berada dalam kondisi yang rusak, bahkan 72 km diantaranya mengalami
rusak berat, yang lebih menghawatirkan ternyata jumlah panjang jalan
yang mengalami kerusakan in cenderung meningkat dari tahun – ketahun.
Pada tahun 2008 BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa terdapat
93,00 km jalan rusak di Kota Padangsidimpuan, angkat ini sempat
2007 2008 2009 2010 2011
Pengeluaran Untuk Makanan 62,39 56,92 54,39 57,83 53,45
Pengeluaran Non Makanan 37,61 43,08 45,61 42,15 46,55
0
10
20
30
40
50
60
70
48. II-35RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
mengalami penurunan pada tahun 2009 menjadi 62,16 km, namun
kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2010 dan 2011, masing -
masing menjadi 95,16 km, dan 234 km.
Grafik 2.17
Persentase Jalan Rusak Di Kota Padangsidimpuan 2008 -2011
Sumber : Kota Padangsidimpuan Dalam Angka 2011
2.5.3 Fokus Iklim Berinvestasi
Iklim investasi Kota Padangsidimpuan dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Dari sisi internal dapat dilihat dari situasi keamanan dan
ketertiban masyarakat, kenyamanan investor dalam mengurus proses
perizinan termasuk bea pajak dan retribusi yang dikenakan, akses terhadap
bahan baku serta potensi pasar lokal dalam menyerap hasil produksi.
Kondisi kemananan dan ketertiban masyarakat di Kota Padangsidimpuan
secara umum masih dalam kendali penuh aparatur terkait. Pada umumnya
kondisi kamtibmas berkaitan dengan permasalahan ekonomi, sosial, dan
budaya yang akhirnya memunculkan permasalahan kriminalitas,
penyandang masalah sosial, dan pada akhirnya menjadi gangguan
terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat, selama tahun 2006-2009,
di wilayah Kota Padangsidimpuan tidak terjadi gangguan yang sifatnya
2008 2009 2010 2011
Series 1 93 62,57 95,16 234
0
50
100
150
200
250
49. II-36RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
mengarah kepada konflik berbasis SARA, anarkisme maupun separatisme,
tetapi lebih kepada penanganan gangguan sosial yang merupakan tindak
pidana murni: pencurian, penganiayaan, perjudian dan lain – lain yang
levelnya masih berada pada batas yang normal.
Sampai tahun 2011 tindakan kriminal yang dominan terjadi di Kota
Padangsidimpuan adalah penganiayaan ringan yang berjumlah 157 kasus,
diikuti pencurian yang melibatkan kekerasan sebanyak 100 kasus,
perjudian sebanyak 76 kasus, pencurian ringan 42 kasus, perkosaan 27
kasus. Angka kriminalitas menjadi catatan penting, karena hal ini menjadi
indikator tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya
di Kota Padangsidimpuan. Keberhasilan bidang ekonomi saja tidak cukup
menekan angka kriminalitas, karena kriminalitas bisa lahir dari kondisi
sosial budaya, seperti terjadinya kesenjangan antara penduduk kaya dan
miskin, adanya penyakit sosial, dan kurang efektifnya peran moralitas
agama dalam mengawal perilaku warga.
2.5.4. Fokus Sumber Daya Manusia
Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Padangsidimpuan termasuk kategori
baik, dimana untuk pendidikan setara SMP/MTs mencapai lebih dari 71.20
% pada 2009, Sedangkan untuk tingkat SMA/MA mencapai 88.75 %.
Namun kondisi ini masih memerlukan perhatian serius mengingat program
pemerintah pusat yang mulai mencanangkan pendidikan 12 tahun.
Fasilitas, kualitas pendidik, serta keterjangkauan siswa terhadap biaya
pendidikan harus menjadi perhatian, sekalipun selama ini Pemerintah Kota
Padangsidimpuan telah melakukan hal –hal tersebut seperti: melakukan
program sertifikasi guru, meningkatkan anggaran pendidikan dan lain-lain.
Pada sisi ketenagakerjaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kota
Padangsidimpuan terus mengalami peningkatan dari tahun – ketahun.
Pada tahun 2009 BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa tingkat
50. II-37RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
partisipasi angkatan kerja sebesar 65,99 %, kemudian pada tahun 2010
meningkat menjadi 67,37 %, dan 69,45 % pada tahun 2011. Jika dilihat
dari tingkat pendidikan pekerja Kota Padangsidimpuan sudah cukup
memadai, 14,99 % diantaranya sudah menamatkan perguruan tinggi (S1),
36,80 % menamatkan pendidikan SMU/kejuruan, sedangkan yang tamat
SLTP sebesar 23,25 % dan SD sebesar 17,70 %. Jika dilihat berdasarkan
jenis kelamin persentase pekerja perempuan dengan tingkat pendidikan
minimal diploma mencapai 18,51%, lebih tinggi dibandingkan dengan
pekerja laki –laki dengan ijazah yang sama yakni sebesar 12,39 %.
Tabel 2.10
Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis
Kegiatan 2009, 2010 dan 2011 Di Kota Padangsidimpuan
Kegiatan Utama Tahun
2009 2010 2011
Angkatan Kerja 65,99 67,37 69,45
- Bekerja 59,05 61,59 63,33
- Penganggur 6,94 5,78 6,12
Bukan Angkatan Kerja (sekolah,
mengurus rumah tangga, dan lainnya)
34,01 32,63 30,55
Jumlah 100,00 100,00 100,00
Penduduk Usia Kerja (%) 67,42 74,50 66,02
TPAK 65,99 67,37 69,45
TPT 10,52 8,58 8,81
Sumber : Sakernas 2009 -2011
51. II-38RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Grafik 2.18
Pesentase Penduduk Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
Sumber : Sakernas 2009 -2011
Tabel 2.11
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kota
Padangsimpuan Tahun 2010
No ASPEK/FOKUS/BIDANG
URUSAN/INDIKATOR
KONDISI KINERJA
AWAL
(2011)
1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
A Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan ekonomi
1 Pertumbuhan PDRB/Laju Pertumbuhan
Ekonomi (%)
5.74
2 PDRB per kapita (berlaku) (juta rupiah) 10.932.955
3 PDRB per kapita (konstan) (juta rupiah) 4.884.070
4 Persentase penduduk diatas garis
kemiskinan (%)
89.47
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Tidak
Sekolah/Tida
k Tamat SD
SD SLTP SMU/Kejuru
an
Sarjana
Laki - laki 6,17 17,54 25,48 38,42 12,39
Perempuan 8,17 17,91 20,23 34,61 18,51
Lk.+ Perp 7,26 17,7 23,25 36,8 14,99
52. II-39RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
B Fokus Kesejahteraan Masyarakat
1 Angka melek huruf (%) 98.6
2 Angka rata-rata lama sekolah (%) 9.2 Tahun
4 Angka partisipasi kasar (%)
a. SD/MI
b. SMP/MTs
c. SMA/SMK/MA
Angka Partisipasi Murni (%):
a. Angka Partisipasi Murni (APM)
SD/MI/Paket A
b. Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/Paket
c. Angka Partisipasi Murni (APM))
SMA/SMK/MA/Paket C
90.34
98.31
94.31
97.12
71.20
88.75
5 Angka usia harapan hidup (tahun) 72 tahun
6 Persentase balita gizi buruk (%) 3.28%
2 ASPEK PELAYANAN UMUM
2.1 Fokus Layanan Urusan Wajib
2.1.1 Penduduk yang berusia >15 Tahun melek
huruf (tidak
buta aksara) (%)
98.6
2.2.2 Angka Putus Sekolah (%):
a. Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI
b. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs
c. Angka Putus Sekolah (APS)
SMA/SMK/MA
AngkaKelulusan (%):
a. Angka Kelulusan Sekolah (APS) SD/MI
9.7
18,60
12.92
98.92
88.88
53. II-40RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
b. Angka Kelulusan Sekolah (APS)
SMP/MTs
c. Angka kelulusan Sekolah (APS)
SMA/SMK/MA
86.42
2.2.3 Kesehatan
- Cakupan ibu Hamil K4
- Cakupan Komplikasi Kebidanan yang
ditangani
- Pertolongan Persalinan oleh Nakes
- Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
- Cakupan Pelayanan neonatus dengan
Komplikasi
- Cakupan Kunjungan Bayi
- Cakupan Desa/Kelurahan UCI
- Cakupan Pelayanan Anak Balita
- Cakupan Pemberian MP-ASI Maskin
anak usia 6-24 bulan
- Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
perawatan
- Cakupan Penjaringan kesehatan Siswa
SD dan setingkat
- Cakupan peserta KB Aktif
- Cakupan penemuan penderita penyakit
a. Cakupan penemuan penderita
penyakit AFP pada penduduk
dibawah usia 15 tahun
b. Cakupan penemuan penderita
penyakit pneumonia Balita
c. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita Pasien baru
TB BTA+
72%
20%
79%
74%
11%
75%
16%
78%
100%
100%
83%
70%
100%
0,8%
30%
100%
100%
27%
13%
100%
100%
54. II-41RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
d. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita DBD yang
ditangani
e. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita diare
- Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin
- Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin
- Cakupan Pelayanan Gawat Darurat
Level 1 yang harus di rujuk ke Sarana
kesehatan (RS) Kab/Kota
- Cakupan Desa/Kelurahan mengalami
KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemologi kurang dari 24 jam
- Cakupan Desa siaga aktif
27,8%
2.2.4 Pekerjaan Umum
- Proporsi panjang jaringan jalan dalam
kondisi baik (%)
- Rasio tempat ibadah per satuan
penduduk
- Rasio tempat pemakaman umum per
satuan penduduk (%)
- Panjang jalan kabupaten/kota dalam
kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) (km)
33.48
2.72
1.79
155.73
2.2.5 Perumahan
Rumah tangga pengguna air bersih
perpipaan (%)
58.75
55. II-42RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
2.2.6 Perencanaan Pembangunan
Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD
yg telah
ditetapkan dgn PERDA
1 dok RPJPD 2005
-2025
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJM
Daerah
yang telah ditetapkan dengan PERDA
1 dok RPJMD 2008
-2013
Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD
yg telah
ditetapkan dgn PERKADA
1 dok RKPD
Perhubungan
Rasio ijin trayek 0.50
Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/Terminal
Bis
3
2.2.7 Lingkungan Hidup
Persentase penanganan sampah (%)
Persentase Penduduk berakses air
minum/air bersih
perpipaan (%)
58.75
2.2.8 Kependudukan dan catatan sipil
Rasio penduduk ber KTP per satuan
penduduk (%)
63.82
Kepemilikan akta kelahiran per 1000
penduduk (%)
10.04
2.2.9 Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Partisipasi angkatan kerja perempuan (%)
2.2.10 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Cakupan peserta KB aktif (%) 50.23
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga
Sejahtera I (%)
36.85
56. II-43RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
2.2.11 Ketenagakerjaan
Tingkat pengangguran terbuka (%) 9.09
Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) 40.74
2.2.12 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
Persentase koperasi aktif (%) 37.34
2.2.13 Otonomi Daerah
Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per
10.000 penduduk
2.52
Penduduk Miskin (%) 10.53
Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat 72.56
2.2.14 Pemberdayaan masyarakat dan desa
PKK aktif (%) 100
Posyandu aktif (%) 100
2.2.15 Statistik
Buku ”Kota Padangsidimpuan dalam
angka”
Ada
Buku ”PDRB K0ta Padangsidimpuan” Ada
3 Fokus Layanan Urusan Pilihan
3.1 Komunikasi dan informatika
Jumlah penyiaran radio/TV lokal 1
Jumlah surat kabar lokal
Web site milik pemerintah daerah Ada
Pameran/expo Ada
3.2 Pertanian
Kontribusi sektor pertanian/perkebunan
terhadap
PDRB (%)
15.76
3.2 Pariwisata
Kontribusi sektor pariwisata terhadap
PDRB (%)
57. II-44RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
3.3 Kelautan dan perikanan
Produksi perikanan (ton) 225.6
3.4 Perdagangan
Kontribusi sektor Perdagangan terhadap
PDRB (%)
24.34
3.5 Perindustrian
Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB
(%)
10.71
4 ASPEK DAYA SAING DAERAH
4.1 Fokus Kemampuan ekonomi daerah
Pengeluaran konsumsi rumah tangga per
kapita (rupiah)
500.000
Pengeluaran konsumsi non pangan
perkapita (rupiah)
244.433
4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Persentase Rumah Tangga yang
menggunakan air
bersih (%)
58.75
4.3 Fokus Sumberdaya Manusia
Rasio lulusan S1/S2/S3 (%) 6.14
Angka Baban ketergantungan (%) 55.03
Sumber : BPS Kota Padangsidimpuan Yang Diolah
58. III- 1 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
BAB III
GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA PENDANAAN
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
Sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan dalam Pedoman
Penyusunan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54
Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka
Menegah Daerah, analisis kinerja keuangan daerah di masa lalu merupakan
aspek fundamental yang sangat penting dilakukan mengingat hasil capaian
kinerja keuangan Kota Padangsidimpuan di masa lalu tentunya akan sangat
mempengaruhi kerangka pendanaan yang akan dilaksanakan dalam periode
waktu 5 tahun mendatang. Dalam bagian ini telah dijelaskan berbagai
dimensi kinerja keuangan Kota Padangsidimpuan yang telah terlaksana
selama kurun waktu tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yang
selanjutnya juga digunakan sebagai acuan analisis gambaran pengelolaan
keuangan secara komprehensif dan penentuan proyeksi dan arah kebijakan
keuangan daerah pada periode 5 tahun selanjutnya.
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD
3.1.1.1 Sumber Pendapatan Daerah
Sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dalam
perencanaan APBD terdapat target pendapatan daerah yang merupakan
capaian yang harus diperoleh, sedangkan pada akhir tahun anggaran,
diketahui realisasi penerimaan atas pendapatan daerah. Berdasarkan data
tahun 2012, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Padangsidimpuan dalam
realisasinya mampu menyumbangkan sebesar 4,37 % (23,62 Milyar) dari
59. III- 2 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
total realisasi pendapatan daerah. Sementara porsi terbesar berasal dari
Dana Perimbangan sebesar 78,03 % (421,73 Milyar) dari total pendapatan
daerah, sedangkan sisanya sebesar 17,60 % (95,05 milyar) yang berasal
dari lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Porsi dana perimbangan daerah dari tahun 2008 – 2012 cenderung
mengalami fluktuasi. Pada tahun 2009 tercatat bahwa porsi Dana
Perimbangan terhadap APBD Kota Padangsidimpuan adalah sebesar
82.77%, kemudian meningkat menjadi 84.43% pada tahun 2010, dan
menurun menjadi 74.93 % pada tahun 2011 selanjutnya pada tahun 2012
kembali mengalami peningkatan kembali hingga mencapai 78,03 %.
Fluktuasi ini ternyata diiringi dengan peningkatan jumlah porsi Pendapatan
Asli Daerah (PAD) terhadap APBD. Meskipun demikian, peningkatan
tersebut belum dapat menunjukkan adanya kemandirian daerah, karena
pergeseran porsi PAD pada kurun waktu 2008 -2012 hanya berada pada
kisaran 0.63%. Porsi rata-rata PAD pada setiap tahunnya masih pada level
3 % hingga 4 %.
Pendapatan Daerah Kota Padangsidimpuan memiliki kondisi yang fluktuatif
serta cenderung mengalami peningkatan dalam jangka panjang. Pada tahun
2008 jumlah pendapatan Kota Padangsidimpuan sebesar 369.63 milyar.
Pada tahun 2009 pendapatan Kota Padangsidimpuan tercatat sebesar
385.970 milyar, kemudian menurun menjadi 375.676 milyar pada tahun
2010, dan meningkat menjadi 477.210 milyar pada tahun 2011 dan terus
mengalami peningkatan hingga tahun 2012 sebesar 540,468 Milyar.
Berkurangnya pendapatan pada tahun 2010 dipengaruhi oleh
berkurangnya penerimaan pada porsi Dana Alokasi Khusus (DAK) dari
38.510 milyar menjadi 20.662 milyar. Satu-satunya sumber pendapatan
yang terus mengalami peningkatan dari tahun – ketahun, sebesar 27.23 %
pertahun adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD).
60. III- 3 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Berikut disajikan secara mendetail mengenai kinerja keuangan Kota
Padangsidimpuan di masa lalu periode tahun 2008 sampai dengan tahun
2012 pada tabel 3.1. berikut ini.
Tabel.3.1
Realisasi Pendapatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2008-2012
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
Rata –
rata
Pertum
buhan
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % (%)
Pendapatan
Asli Daerah
9.654.590.649 2.61 11.836.009.085 3.07 14.602.383.887 3.89 21.614.811.147 4.53 23.622.308.246,24 4,37 17,63
• Pajak 3.982.462.106 1.08 4.672.149.572 1.21 4.872.734.378 1.29 7.016.246.388 1.47 7.606.694.290,00 1,41 18,50
• Retribusi 3.973.012.985 1.07 4.856.760.104 2.26 5.296.025.863 1.41 6.671.578.608 1.39 7.217.324.748,65 1,34 16,36
• Pendapat
an Hasil
Pengelola
an
Kekayaan
Daerah
1.351.286.655 0.37 1.513.488.164 0.39 3.333.549.336 0.89 5.872.663.609 1.23 6.043.579.177,00 1,11 -
• Lain2
Pendapat
an Asli
Daerah
yang Sah
347.828.902 0.01 793.611.244 0.21 1.100.074.209 0.29 2.054.322.541 0,43 2.814.710.030,59 0,52 -
Dana
Perimbangan
311.753.569.675 84.34 317.026.650.863 82.13 332.671.549.194 88.55 357.577.096.924 74.93 421.732.103.830,00 78,03 6,41
• Dana
Bagi hasil
pajak /
bagi hasil
bukan
pajak
24.911.771.675 6.74 24.447.460.863 6.33 26.428.984.994 7.04 23.994.089.924 5.03 32.822.219.830,00 6,07 -
• Dana
Alokasi
Umum
257.152.798.000
69.5
7
256.538.765.000 66.46 285.580.961.200 76.02 308.014.507.000 64.54 364.923.284.000,00 67,52 -
• Dana
Alokasi
Khusus
29.689.000.000 8.03 36.040.425.000 9.34 20.661.600.000 5.50 25.568.500.000 5.36 23.986.600.000,00 4,44 -
Lain-lain
Pendapatan
Yang Sah
48.224.552.027 13.05 57.122.928.927
14.8
0
28.402.146.586 7.56 98.019.009.857 20.54 95.053.955.795,00 17,60 42,05
1. Pendapatan
Hibah/Lain
nya
- 0 - 0 3.326.825.319 0.89 - 0
1.656.508.777,00
0,32 -
2. Dana
Darurat
- 0 - 0 - 0 - 0 0 -
• Dana bagi
hasil Pajak
dari
Propinsi
dan
Pemerintah
daerah
lainnya
13.006.803.446 3.52 10.622.374.208 2.75 7.030.584.248 1.87 8.649.698.098 1.81 5.377.228.018,00 0,99 -
• Dana
Penyesuaia
n &
otonomi
kusus
35.042.590.200 9.48 38.277.993.500 9.91 11.489.137.019 3.06 77.971.928.760 16.34 48.972.403.000,00 9,06 -
• Bantuan
Keuangan
dari Prop/
Pemda
Lainya
.175.158.381 0.05 8.222.561.219 0.21 6.555.600.000 1.75 11.397.384.999 2.39 39.047.816.000,00 7,22 -
Pendapatan
Daerah
369.632.712.351 100,00 385.985.588.875 100,00 375.676.079.667 100,00 477.210.917.928 100,00 540.468.367.871,24 100,00 8,10
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (Audited BPK)
61. III- 4 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
3.1.1.2 Pendapatan Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) dan
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 pasal 22 ayat (1), ada 4
(empat) sumber Pendapatan Asli Daerah yang memegang peranan penting
dalam pengelolaan keuangan daerah, yaitu: (i) Pajak Daerah; (ii) Retribusi
Daerah; (iii) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan (iv)
Lain-lain PAD yang sah. Kontribusi PAD terhadap Pendapatan Daerah di
Kota Padangsidimpuan cenderung mengalami peningkatan, namun tingkat
ketergantungan kepada Pemerintah Pusat, khususnya terhadap Dana
Alokasi Umum (DAU) masih besar. Jika dilihat dari tingkat pertumbuhan
PAD dari tahun 2008 hingga 2012 maka angka pertumbuhannya selalu
positif. Artinya dari sisi daya tumbuh cukup baik, hanya saja kontribusi
PAD terhadap Pendapatan Daerah masih sangat kecil.
Berikut disajikan kondisi capaian PAD dan Pajak Daerah sebagai salah satu
unsur utamapembentu Pendapatan Asli Daerah di Kota Padangsidimpuan :
Grafik 3.1. Trend Pendapatan Asli Daerah dan Pajak Daerah Kota
Padangsidimpuan Tahun 2008 – 2012.
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (Audited BPK)
9.654.590.649
11.836.009.085
14.602.383.887
21.614.811.147
23.682.308.246
0
5.000.000.000
10.000.000.000
15.000.000.000
20.000.000.000
25.000.000.000
30.000.000.000
2008 2009 2010 2011 2012
PAD Retribusi Linear (PAD) Linear (Retribusi)
62. III- 5 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Selanjutnya penerimaan dari Pajak Daerah tumbuh rata-rata sebesar 18,50
% pertahun sedangkan Retribusi Daerah tumbuh rata-rata 16,36 %
pertahun. Sedangkan kontribusinya terhadap Pendapatan Daerah pada
tahun 2011 masing-masing sebesar 1,47% dan 1,33 % Pada tahun 2012
(lihat tabel 3.1).
Realisasi PAD pada tahun 2012 mencapai angka sebesar Rp.
23.682.308.246,24 atau 102,13 % dari target yang ditetapkan yaitu Rp.
23.187.382.532,00. Realisasi penerimaan dari hampir seluruh sumber
PAD telah mampu mencapai target yang telah ditentukan, termasuk pula
Penerimaan Pajak Daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, untuk Pajak Daerah tercapai penerimaan sebesar Rp.
7.606.694.290,00 atau sebesar 108,7 % dari target yang ditetapkan dan
untuk hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan tercapai target
sebesar 100,35 %, sedangkan hasil retribusi daerah dan pendapatan lain-
lain yang sah pada tahun 2012 juga telah memenuhi target yang ditetapkan
sebelumnya.
Demikian gambaran kondisi Pendapatan Kota Padangsidimpuan pada
tahun 2008 hingga tahun 2012, adapun kinerja keuangan dari sisi PAD
Kota Padangsidimpuan secara sustainable terus mengalami peningkatan,
yakni peningkatan PAD senantiasa dibarengi peningkatan Pendapatan
Pajak Daerah dan Retribusi serta sumber PAD yang sah lainnya.
Dana Perimbangan
Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 telah dinyatakan
bahwa Dana Perimbangan merupakan Pendanaan Daerah yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang terdiri atas
Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi
Khusus (DAK). Dana Perimbangan ini merupakan sistem transfer dana dari
Pemerintah Pusat serta merupakan satu kesatuan yang utuh. Proporsi dana
perimbangan terhadap APBD Kota Padangsidimpuan masih sangat besar,
63. III- 6 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
yakni rata-rata mencapai 81, 596 % pertahun. Hal ini menunjukkan bahwa
Kota Padangsidimpuan dalam pendanaan daerah masih bergantung pada
transfer dana perimbangan dari pemerintah pusat.
Berikut gambaran kondisi dana perimbangan dari pemerintah pusat kepada
Pemerintah Kota Padangsidimpuan sebagai bentuk perimbangan keuangan
pusat dan daerah untuk penyelenggaraan otonomi daerah pada tahun 2008
hingga tahun 2012.
Grafik 3.2. Trend Kontribusi Dana Perimbangan Terhadap Pendapatan Kota
Padangsidimpuan Tahun 2008 hingga Tahun 2012 (Dlm. %).
Sumber : Diolah dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (Audited BPK)
Hingga akhir tahun anggaran 2012, realisasi penerimaan Dana
Perimbangan mencapai 101,25 % atau sebesar Rp 421.732.103.830,00
Capaian realisasi untuk DAU sebesar 100,00 %, dan DAK sebesar 100,00
%, sedangkan realisasi penerimaan dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
sebesar 119,62 %. Penerimaan Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak memang
lebih sering tidak mencapai realisasi 100 %. Data selengkapnya mengenai
Dana Perimbangan tersaji dalam tabel 3.1. DAU memberikan kontribusi
terbesar terhadap penerimaan dari Dana Perimbangan. Kontribusinya rata –
rata mencapai lebih dari 80% dari total Dana Perimbangan yang diperoleh
Pemerintah Kota Padangsidimpuan. Meski demikian perbaikan kondisi
84,34 82,13
88,55
74,93
78,03
0
20
40
60
80
100
2008 2009 2010 2011 2012
64. III- 7 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
kemandirian selama kurun waktu 5 tahun terakhir menunjukkan bahwa
trend porsi tersebut cenderung mengalami penurunan sebagaimana yang
dijelaskan melalui grafik di atas.
Lain-lain Pendapatan yang Sah
Pos Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah dalam APBD di Kota
Padangsidimpuan terdiri dari pendapatan hibah, dana bagi hasil pajak dari
provinsi, dana penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan
dari provinsi atau pemda lainnya. Proporsi Lain-lain Pendapatan Yang Sah
terhadap pendapatan Kota Padangsidimpuan mencapai 17,60 % (95,053
Milyar) pada tahun 2012 atau berkurang sebesar 2,95 % jika dibandingkan
pada tahun 2011 yang mencapai 98,019 Milyar . Jika dilihat data dari
tahun 2008 – 2012 memang ditemukan fakta bahwa perkembangan
kontribusi lain –lain pendapatan yang sah terhadap pendapatan daerah
Kota Padangsidimpuan mengalami trend perkembangan fluktuatif namun
terus mengalami peningkatan pada jangka panjang. Pada tahun 2008
Proposi lain-lain pendapatan yang sah terhadap pendapatan Kota
Padangsidimpuan sebesar 13.05 %. Berikut disajikan trend perkembangan
kondisi capaian pendapatan daerah Kota Padangsidimpuan dari sisi lain-
lain pendapatan yang sah selama selang waktu 2008 hingga tahun 2012.
Grafik 3.4. Trend lain-lain pendapatan daerah yang sah yang diterima Kota
Padangsidimpuan Tahun 2008 hingga Tahun 2012.
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
48,22
57,12
28,40
98,02 95,05
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
2008 2009 2010 2011 2012
Lain-lain Pendapatan Yang Sah (Milyar) Kontribusi Terhadap Pendapatan daerah (%)
65. III- 8 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Selanjutnya kondisi lain-lain pendapatan daerah yang sah mengalami
peningkatan menjadi 14.80 % pada tahun 2009, dan pada tahun 2010
menurun menjadi 7.56 %, meningkat kembali menjadi 20.54 % pada tahun
2011, dan turun kembali menjadi 17,6% pada tahun 2012. Dana Bagi
Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya serta Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus memberikan kontribusi terbesar terhadap penerimaan
dari Lain-lain Pendapatan yang Sah. Kontribusi masing-masing bervariasi
setiap tahunnya. Selama tahun 2008-2012, Dana Penyesuaian dan
Otonomi Khusus untuk Kota Padangsidimpuan mengalami pertumbuhan
rata - rata 203 % per tahun. (lihat tabel 3.1).
3.1.1.2 Belanja Daerah
Struktur belanja dalam APBD mengalami perubahan dari kelompok belanja
aparatur dan belanja pelayanan publik berdasar Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 29 Tahun 2002 menjadi kelompok Belanja Tidak Langsung
dan Belanja Langsung berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
37 Tahun 2012 Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. Belanja daerah terdiri dari:
• Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak
terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan,
yang terdiri dari jenis belanja (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja bunga,
(c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja Bantuan Sosial, (f)
Belanja Bagi Hasil, (g) Belanja Bantuan Keuangan, dan (h) Belanja
Tidak Terduga.
• Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang
terdiri dari jenis belanja (a) Belanja pegawai, (b) Belanja barang dan
jasa, dan (c) Belanja modal.
Pada tahun 2012, belanja Kota Padangsidimpuan mencapai Rp.
527.246.070.030,00, dalam setiap tahun anggaran, proporsi belanja tidak
langsung merupakan yang terbesar, yakni rata-rata mencapai 59,25 %
66. III- 9 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
pertahun, sedangkan proporsi belanja langsung rata-rata pertahun hanya
mencapai 40,75% dari pos belanja tidak langsung, pengeluaran Belanja
Pegawai merupakan yang terbesar jumlahnya dengan proporsinya terhadap
belanja mencapai 59.58 %.
Belanja pegawai ini merupakan penyediaan gaji dan tunjangan serta
tambahan penghasilan lainnya bagi pegawai negeri sipil di lingkungan Kota
Padangsidimpuan. Tingginya alokasi belanja untuk pegawai ini perlu
diperhatikan, apakah timbal balik kepada masyarakat berupa pelayanan
publik sudah sepadan. Besaran belanja langsung yang terkait langsung
dengan program dan kegiatan dengan masyarakat mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun sehingga rata-rata pertumbuhan menjadi 16,71 %
untuk belanja barang dan jasa. Sedangkan belanja modal hanya mengalami
pertumbuhan 2.99% pertahun. Proporsi belanja barang dan jasa
merupakan yang terbesar yakni mencapai 18.47% pertahun dari total
Belanja Langsung, sedangkan Belanja Modal untuk pengadaan asset tetap
terwujud sebesar 29,17 % pertahun dari total belanja daerah. Secara
menyeluruh gambaran kinerja keuangan daerah pada sisi pembelanjaan di
Kota Padangsidimpuan pada kurun waktu tahun 2008 hingga 2012 dapat
dijelaskan melalui tabel 3.2 berikut ini.
Tabel.3.2
Gambaran Kinerja Belanja Daerah Kota Padangsidimpuan Tahun 2008-
2012 (Dalam Milyar Rupiah)
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
1. Belanja
Tidak
Langsung 177.2 175.6 99.12 210.0 206.1 98.14 255.26 243.7 95.49 292.6 286.2 97.72 340.48 329,78 (3,14)
1.1 Belanja
Pegawai 170.8 169.5 99.22 198.3 196.3 99.01 247.03 235.9 95.53 283.8 278.6 98.15 319.21 314.11 (1,60)
1.2 Belanja
Subsidi 777.0 776.5 99.94 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1.3 Belanja
Hibah 0 0 0 0.797 0.625 78.38 0.250 0,250 100.00 2.793 2.497 89.40 13.68 10.45 (23,61)
1.4 Belanja
Bantuan
Sosial 2.9 2.9 99.96 3.202 2.9 91.85 4.626 4.4 95.45 4.258 3.7 87.11 6.48 4.7 (27,47)
1.5 Belanja 2.5 2.3
92,06
7.751 6.2 80.63 3.350 3.081 91.97 1.800 1.4 77.78 0.910 0.510 (43,96)
67. III- 10 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Uraian
2008 2009 2010 2011 2012
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Anggaran Realisasi
Capaian
(%)
Bantuan
Keuangan
1.6 Belanja
Tidak
Terduga 0.65 0.41 63.08 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0.200 0 (100,00)
2. Belanja
Langsung 203.5 195.4 95.98 180.1 0.167 93.20 134.5 112.5 83.61 199.012 177.5 89.20 329,784 197.46 (40,12)
1.1 Belanja
Pegawai 31.2 29.1 93.19 26.9 26.04 96.51 24.171 22.5 93.30 39.623 37.6 94.96 314,113 24.66 (92,15)
2.2 Belanja
Barang Dan
Jasa 101.4 96.2 94.95 90.9 83.75 92.07 69.205 62.1 89.73 71.113 64.1 90.17 85,975 74.04 (13,88)
2.3 Belanja
Modal 70.9 70.0 98.74 62.1 58.05 93.41 41.209 27.8 67.62 88.2 75.776 85.84 102,209 98.758 (3,38)
Jumlah
Belanja 380.7 371.0 97.46 390.1 374.02 95.87 389.850 356.2 91.38 491.705 463.7 94.27 556,268 527,246 (5,22)
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (Audited BPK)
Secara umum data dan tabulasi di atas mengenai kinerja pembelanjaan
Kota Padangsidimpuan selama kurun waktu 5 tahun terakhir
menunjukkan dinamika perkembangan yang relatif baik. Meskipun
demikian terdapat penurunan dalam hal penyerapan anggaran yang telah
direncanakan dan ditetapkan sebelumnya pada tahun 2012. Kondisi ini
tidak langsung memberikan dampak negatif bagi penyelenggaraan roda
pemerintahan di daerah karena secara umum trend yang dihasilkan
berdasarkan ketersediaan anggaran yang menjanjikan dan mencukupi bagi
daerah menyebabkan beberapa tahun ke depan segala program dan
kegiatan pembangunan di Kota Padangsidimpuan tetap mendapatkan
sokongan dana yang cukup strategis dari anggaran yang tersedia.
3.1.1.3. Kinerja Pembiayaan Daerah Kota Padangsidimpuan
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah,
baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan
diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus
anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman,
dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain
digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian
68. III- 11 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah dan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun lalu (SILPA) termasuk dalam
struktur pembiayaan.
Adapun Tabel Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan pada
akhir tahun 2012 terdapat pada Tabel berikut :
Tabel 3.3.
Gambaran Kinerja Pembiayaan Kota Padangsidimpuan Tahun 2011.
N0. URAIAN ANGGARAN REALISASI KURANG/ LEBIH
1. PENERIMAAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
28.827.869.132,00 28.827.869.132,89 0,89
Penggunaan Sisa
Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA)
28.827.869.132,00 28.827.869.132,89 0,89
2. PENGELUARAN
PEMBIAYAAN
DAERAH
9.220.279.936,00 8.397.347.289,00 (822.932.647,00)
Penyertaan Modal
(Investasi)
Pemerintah Daerah
4.597.018.106,00 3.943.821.319,00 (653.196.787,00)
Pembayaran Pokok
Utang
4.623.261.830,00 4.453.525.970,00 (169.735.860,00)
PEMBIAYAAN NETTO 19.607.589.196,00 20.430.521.843,89 822.932.647,89
SISA LEBIH PEMBIAYAAN
ANGGARAN (SILPA)
511.444.975.399,00 525.324.762.239,48 13.879.786.840,48
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (Audited BPK)
Pembiayaan Daerah merupakan setiap penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran
berikutnya. Secara garis besar, analisis Pembiayaan Daerah Kota
69. III- 12 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Padangsidimpuan bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh
kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya
terhadap surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan
kebijakan pembiayaan di masa yang akan datang dalam rangka
penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah.
3.1.1.4. Neraca Keuangan
Neraca adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan suatu entitas
(perusahaan, pemerintah pusat, pemerintah daerah) yang meliputi asset,
kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat tertentu. Laporan Neraca
daerah akan memberikan informasi penting kepada manajemen
pemerintahan daerah (seperti Kepala daerah dan Kepala Dinas), pihak
legislatif daerah maupun para Kreditur/Pemberi Pinjaman kepada daerah
serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan kekayaan atau
asset daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal tertentu.
Elemen utama neraca Pemerintah Daerah meliputi asset, kewajiban, dan
ekuitas dana. Setiap elemen utama neraca tersebut diturunkan dalam sub-
sub rekening yang lebih terinci.
Tabel 3.3.
Rata-rata Pertumbuhan Neraca Keuangan Daerah Kota Padangsidimpuan
periode tahun 2008 – 2012
URAIAN
Pertumbuhan
Rata-rata
Pertahun
ASSET
ASSET LANCAR
Kas 41,13 %
Investasi Jangka Pendek 0
Piutang 921,74 %
Piutang Lain-lain 21,59 %
Persediaan 47,96 %
70. III- 13 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non Permanen 0,11
Investasi Permanen 0,28
ASSET TETAP
Tanah 0,01
Peralatan dan Mesin 0,21
Gedung dan Bangunan 0,16
Jalan, Jaringan dan Instalasi 0,07
Asset Tetap Lainnya 0,50
Konstruksi Dalam Pengerjaan 0,39
Akumulasi Penyusutan 0,42
DANA CADANGAN
Dana Cadangan -
ASSET LAINNYA 0
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran 0,00
Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah 0,00
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga 0,00
Asset Tidak Berwujud 0,00
Asset Lain-lain 0,74
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) (0,28)
Utang Bunga -
Utang Pajak -
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang -
Pendapatan Diterima Dimuka -
Utang Jangka Pendek Lainnya -
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri -
Utang Luar Negeri -
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR -
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 0,53
Cadangan Untuk Piutang 0,43
Cadangan Untuk Persediaan 0,48
71. III- 14 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran
Utang Jangka Pendek
(0,07)
Pendapatan yang Ditangguhkan 58,61
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan Dalam Investasi Jangka Panjang 0,25
Diinvestasikan Dalam Asset Tetap (0,08)
Diinvestasikan Dalam Asset Lainnya (Tidak
Termasuk Dana Cadangan)
0,74
Dana yang Harus Disediakan Untuk Pembayaran
Utang Jangka Panjang
0,00
EKUITAS DANA CADANGAN
Diinvestasikan Dalam Dana Cadangan 0,00
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah (Audited BPK)
Asset
Asset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan
dikuasai oleh Pemerintah Daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi
dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa yang akan
datang sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam
satuan moneter. Asset terdiri dari (i) asset lancar, (ii) investasi jangka
panjang, (iii) asset tetap, (iv) dana cadangan, dan (v) asset lainnya. Pada
tahun 2008, Kota Padangsidimpuan memiliki tingkat pertumbuhan asset
selama 2008-2012 tercatat 66,12 % per tahun. Yang terbesar nilainya
adalah asset lancar. Asset Lancar adalah kas dan sumber daya lainnya
yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis
dalam 1 (satu) periode akuntansi.
Disamping itu terdapat pula Asset Tetap yakni adalah asset berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun anggaran yang digunakan
dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Nilai asset tetap di Kota Padangsidimpuan yang tertinggi nilainya adalah
asset tetap berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan. Ini merupakan kondisi awal
sekaligus menjadi kekuatan yang cukup potensial bagi upaya peningkatan
akses pelayanan publik bagi masyarakat maupun pihak swasta.
72. III- 15 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Kewajiban
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau
tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan
informasi tentang utang Pemerintah Daerah kepada pihak ketiga atau klaim
pihak ketiga terhadap arus kas Pemerintah Daerah. Kewajiban dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan
Kewajiban Jangka Panjang. Kondisi ril di Kota Padangsidimpuan saat ini
tidak memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh
Pemerintah Kota Padangsidimpuan. Kondisi ini semakin didukung oleh
semakin berkurangnya kewajiban jangka pendek yang harus dipenuhi oleh
Pemerintah Kota Padangsidimpuan yang semakin mengalami penurunan
rata-rata sebesar 28 %. Kewajiban jangka pendek yang berupa utang jangka
pendek ini menunjukkan masih adanya Perhitungan utang Pihak Ketiga.
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana merupakan selisih antara asset dengan kewajiban
Pemerintah Daerah. Ekuitas Dana meliputi (i) Ekuitas Dana Lancar, (ii)
Ekuitas Dana Investasi, dan (iii) Ekuitas Dana Cadangan. Ekuitas Dana
Lancar adalah selisih antara asset lancar dan kewajiban jangka pendek.
Ekuitas dana investasi merupakan selisih antara jumlah nilai investasi
permanen, asset tetap dan asset lainnya (tidak termasuk Dana cadangan)
dengan jumlah nilai utang jangka panjang. Ekuitas dana cadangan
merupakan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan dalam Dana
cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang. Nilai ekuitas dana
Kota Padangsidimpuan pada tahun 2012 mencapai Rp 693.896.390.459,94
yang mencakup Nilai ekuitas dana yang terbesar yakni berupa ekuitas dana
investasi yang diinvestasikan melalui asset tetap.
73. III- 16 -
RPJMD Kota Padangsidimpuan 2013-2017
Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan Pemerintah
Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk neraca
keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar
(current ratio dan Quick Ratio). Rasio lancar adalah asset lancar dibagi
dengan kewajiban jangka pendek, sedang Quick Ratio adalah asset lancar
dikurangi persediaan dibagi dengan kewajiban jangka pendek.
Grafik 3.5. Rasio Likuiditas Keuangan Kota Padangsidimpuan Tahun 2008-2012
Sumber : Neraca Keuangan Daerah Kota Padangsidimpuan 2008 – 2012.
Rasio Lancar digunakan untuk melihat kemampuan Pemerintah Kota
Padangsidimpuan dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Semakin
besar rasio yang diperoleh, semakin lancar hutang pembayaran jangka
pendeknya. Berdasarkan perhitungan, nilai rasio lancar Neraca Keuangan
Pemerintah Kota Padangsidimpuan semakin menunjukkan kecendrungan
yang cukup baik. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh ini
mengindikasikan Pemerintah dapat dengan mudah mencairkan asset
lancarnya untuk membayar seluruh hutang atau kewajiban jangka
3,40
38,21
8,52
47,24
38,25
3,09
32,90
7,53
41,61
33,02
2008 2009 2010 2011 2012
Current Ratio Quick Ratio