Studi ini meneliti proses bioakumulasi dan biotransfer merkuri (Hg) pada rantai makanan organisme perairan, yaitu fitoplankton, ikan herbivora, dan ikan karnivora dalam kondisi terkontrol. Hasilnya menunjukkan terjadinya akumulasi Hg yang bergantung pada konsentrasi yang diberikan, dengan biotransfer tertinggi antara fitoplankton dan ikan herbivora."
1. Proses Bioakumulasi dan Biotransfer Merkuri (Hg) pada Organisme Perairan
di dalam Wadah Terkontrol
Markus Talintukan Lasut
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Sam Ratulangi, Manado
e-mail: markus_lasut@yahoo.com
Diterima 28 Juli 2009, disetujui untuk dipublikasikan 24 November 2009
Abstrak
Studi tentang proses bioakumulasi dan biotransfer merkuri (Hg) di dalam rantai makanan organisme perairan
dilakukan dalam wadah percobaan terkontrol terhadap 3 jenis organisme, yaitu fitoplanton Nannochloropsis
oculata yang mewakili kelompok organisme produsen, ikan Lebistes (Poecilia) reticulatus yang mewakili kelompok
organisme konsumen ‘herbivora’, dan ikan ‘Tiger Fish’ Symphysodon sp. yang mewakili organisme konsumen
‘carnivora’. Dua konsentrasi Hg dalam bentuk merkuri metil (MeHg) digunakan untuk 2 perlakukan, yaitu:
Perlakuan 1 sebanyak 22,6 ppb dan Perlakuan 2 sebanyak 79,1 ppb. Kontrol (tanpa Hg) juga dilakukan dalam
percobaan ini. Hasil percobaan menunjukkan bahwa proses akumulasi terjadi selama percobaan dan jumlah Hg
yang terakumulasi tergantung pada jumlah konsentrasi yang diberikan. Proses biotransfer MeHg juga ditunjukkan
dalam percobaan ini di mana biotransfer tertinggi terjadi antara fitoplanton dan ikan ‘herbivora’. Studi ini
berkesimpulan bahwa proses bioakumulasi dan biotransfer MeHg terjadi dalam wadah percobaan dan jumlah
MeHg yang terakumulasi dan tertransfer adalah bergantung pada jumlah MeHg yang diberikan.
Kata kunci: Merkuri, Bioakumulasi, Biotransfer, Rantai makanan, Fitoplanton, Ikan
Abstract
A study to show bioaccumulation and biotransfer processes of mercury (Hg) has been done in controlled
experimental chambers. Three groups of aquatic organisms, namely phytoplankton Nannochloropsis oculata
representing ‘producers’, fish Lebistes (Poecilia) reticulatus representing ‘herbivorous consumers’, and fish ‘Tiger
Fish’ Symphysodon sp. representing ‘carnivorous consumers’, were contaminated by two different concentrations of
Hg, in form of methylmercury (MeHg), such as 22.6 ppb as Treatment 1 and 79.1 ppb as Treatment 2. Controls were
setup for all experiments. The result showed that bioaccumulation process occurred in the experiments and the
amount of MeHg accumulated was depended on the amount of supplied MeHg. Biotransfer of MeHg was also
indicated in this study. The highest biotransfer of MeHg occurred between the phytoplankton and the herbivorous
fish pathway. The study concludes that bioaccumulation and biotransfer processes of MeHg occurred in the
experimental pathway and the amount of mercury accumulated and transferred was depended on the amount of
mercury supplied.
Keywords: Mercury, Bioaccumulation, Biotransfer, Food chain, Fitoplankton, Fish
1. Pendahuluan Pengambilan melalui makanan merupakan sumber
penting keberadaan logam berat yang terdapat dalam
Merkuri (Hg) adalah salah satu jenis logam tubuh organisme. Pentreath (1976a dan b)
berat yang sangat berbahaya. Bahaya Hg, khususnya membandingkan akumulasi dan distribusi Hg dalam
Hg metil (MeHg), telah dikenal luas dari tragedi yang jaringan ikan plaice, Pseudopleuronectes platessa,
terjadi di Teluk Minamata, Jepang, dimana produk yang dikontaminasikan pada Hg anorganik dan
sampingan yang mengandung MeHg dibuang ke MeHg dalam makanan dan dalam air, serta
dalam teluk tersebut oleh pabrik kimia penghasil menemukan bahwa hanya hewan uji yang
klorida vinil dan formaldehida milik Perusahaan dikontaminasi pada MeHg melalui makananlah yang
Chisso. Melalui proses akumulasi secara biologi mengakumulasi Hg secara efektif, dan Hg tersebut
(bioakumulasi), proses perpindahan secara biologi terdistribusi di dalam jaringan hewan uji sama seperti
(biotransfer), dan pembesaran secara biologi yang diamati di alam. Menurut Bryan & Uysal
(biomagnifikasi) yang terjadi secara alamiah, (1978), makanan adalah sumber utama keberadaan
organisme laut mengakumulasi MeHg dalam Hg pada clam, Scrobicularia plana.
konsentrasi tinggi dan selanjutnya terjadi keracunan Pengkajian mengenai akumulasi Hg dalam
pada manusia yang mengkonsumsinya (Yasuda, jaringan tubuh organisme perairan telah banyak
2000). dilakukan, di antaranya adalah Noël-Lambot (1976),
Organisme perairan dapat mengakumulasi Hg Noël-Lambot dkk. (1980), Kohler & Riisgård (1982),
dari air, sedimen, dan makanan yang dikonsumsi. Langston & Zhou (1987), Carpene (1993) tentang
89
2. 90 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, SEPTEMBER 2009, VOL. 14 NO. 3
akumulasi Hg pada kerang-kerangan laut (moluska) Percobaan 2: ikan herbivora
Mytilus edulis, M. galloprovicialis, Littorina littorea,
Organisme uji ikan L. (P.) reticulatus
dan Patella vulgata (limpet), Noël-Lambot &
ditempatkan di dalam 2 wadah percobaan (wadah
Bouquegneau (1977) dan Noël-Lambot dkk. (1978)
plastik, volume 200 ml) yang berisi air sebanyak 180
pada Anguilla anguilla, Kremling dkk. (1978) pada
ml; masing-masing sebanyak 12 individu (berukuran
plankton, Zhang dkk. (2009), Lasut & Yasuda (2008)
2 – 2,5 cm). Organisme uji diberi makan konsentrat
dan Kehrig dkk. (2009) pada beberapa jenis ikan.
fitoplankton (10 ml) yang telah dipersiapkan dari
Namun, disadari bahwa fenomena mengenai
Percobaan 1 dengan konsentrasi Hg masing-masing
bioakumulasi Hg masih belum terungkap
sebesar 22,6 ppb untuk Percobaan 1 dan 79,1 ppb
sepenuhnya. Oleh karena itu, studi ini dilakukan
untuk Percobaan 2. Dengan demikian, masing-
dengan tujuan untuk mengevaluasi proses
masing wadah percobaan mengandung Hg di air
bioakumulasi dan biotransfer Hg dalam rantai
sebesar 0,013 ppb untuk Perlakuan 1 dan 0,044 ppb
makanan dari jalur fitoplankton, ikan herbivora, dan
untuk Perlakuan 2. Wadah kontrol juga dipersiapkan
ikan karnivora. Karena disadari bahwa fenomena
untuk percobaan ini.
mengenai bioakumulasi Hg masih belum terungkap
Kontaminasi Hg terhadap organisme uji
sepenuhnya, maka studi ini dilakukan dengan tujuan
dilakukan dengan 2 cara, yaitu: pendedahan
untuk mengevaluasi proses bioakumulasi dan
dilakukan selama 48 jam dan 96 jam. Pendedahan
biotransfer Hg dalam rantai makanan dari jalur
dilakukan terhadap 1 set organisme uji, yang terdiri
fitoplankton, ikan herbivora, dan ikan karnivora.
atas Perlakuan 1, Perlakuan 2, dan Kontrol. Setelah
2. Metode masa pendedahan berakhir, 1 set organisme uji
dipersiapkan untuk pengukuran konsentrasi Hg dan
2.1 Persiapan Organisme dan Bahan Uji
untuk Percobaan 3.
Pemilihan organisme uji untuk percobaan
Percobaan 3: Ikan karnivora
dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa
organisme tersebut berada dalam satu garis rantai Enam wadah percobaan (akuarium kaca, vol.
makanan. Organisme uji yang digunakan adalah 3 liter, beraerasi) yang terdiri atas 4 wadah untuk
fitoplankton jenis Nannochloropsis oculata mewakili perlakuan dan 2 wadah untuk kontrol dipersiapkan
tingkat produsen, ikan jenis Lebistes (Poecilia) untuk ditempatkan 6 individu (Panjang Total: 5 – 6
reticulatus wewakili tingkat konsumen I (herbivora), cm, Lebar: 3,5 – 4 cm) organisme uji ‘Tiger Fish’
dan ikan jenis ‘tiger fish’ Symphysodon sp. mewakili Symphysodon sp. (masing-masing 1 individu).
tingkat konsumen II (karnivora). Perbanyakan Organisme uji diaklimatisasi selama 2 hari tanpa
fitoplankton untuk stok dilakukan dengan cara pemberian pakan sebelum dilakukan percobaan. Hal
mengkulturnya di dalam ‘Medium Conway’. Semua ini dilakukan supaya seluruh pakan yang dikomsumsi
wadah air, baik untuk kultur stok maupun percobaan, telah dicerna.
disterilisasi (menggunakan autoclave, suhu 121oC, 30 Percobaan dilakukan selama 5 hari, dimana 3
menit) dan disaring (∅ 0,45 µm) sesuai dengan hari pertama dengan pemberian pakan ikan herbivora
Metoda Standar Internasional (APHA 1980). Bahan dan 2 hari berikutnya tidak. Pengamatan tanpa
uji Hg yang digunakan adalah jenis Hg metil (MeHg) pemberian pakan pada 2 hari terakhir dimaksudkan
standar yang sudah dilarutkan di dalam ‘cystein’ agar semua pakan telah dicerna ke dalam jaringan
dengan konsentrasi 113 ppb. tubuh organisme uji. Organisme uji L. reticulatus
yang telah dikontaminasi Hg dari Percobaan 2
2.2 Desain Percobaan dijadikan sebagai pakan dengan waktu makan pagi
Percobaan 1: fitoplankton dan sore; masing-masing 2 individu. Pada akhir hari
ke-5, organisme uji (perlakuan dan kontrol)
Dua perlakuan dengan perbedaan konsentrasi dipersiapkan untuk pengukuran konsentrasi Hg.
Hg akan dilakukan, yaitu Perlakuan 1 untuk
konsentrasi 22,6 ppb dan Perlakuan 2 untuk 2.3 Pengukuran konsentrasi Hg
konsentrasi 79,1 ppb. Konsentrat fitoplankton N. Pengukuran Hg dilakukan di Laboratorium
oculata (vol. 10 ml, kepadatan ± 10.000 sel/ml) Ilmu Alam, National Institute for Minamata Disease,
ditempatkan di dalam 6 buah tabung (vol. 10 ml); Jepang. Semua sampel dibekukan (± -20 oC) untuk
masing-masing 2 buah tabung untuk Perlakuan 1, 2 menunggu pengukuran. Selama transportasi sampel
buah tabung untuk Perlakuan 2, dan 2 buah tabung dari Indonesia ke Jepang (± 24 jam), semua sampel di
untuk kontrol (tanpa Hg). Percobaan dilakukan tempatkan di dalam wadah tertutup bersama-sama
selama 24 jam. Sebuah tabung dari masing-masing dengan gel beku.
perlakuan dan kontrol di persiapkan untuk Percobaan Untuk pengukuran Hg, sampel dipersiapkan
2, dan tabung lainnya dipersiapkan untuk pengukuran dengan cara sebagai berikut: sampel fitoplankton
konsentrasi Hg. dipisahkan antara biomassa dan air, sedangkan
sampel ikan dicampur (komposit) untuk seluruh
jaringan tubuhnya. Biomassa dan sampel ikan
3. Lasut, Proses Bioakumulasi dan Biotransfer Merkuri (Hg) pada Organisme ……… 91
(komposit) dikering-bekukan selama 36 jam dan disebabkan oleh karena logam tersebut
dihaluskan menjadi bentuk tepung dan siap untuk menempel/berikatan pada permukaan sel-sel
dilakukan pengukuran. fitoplankton.
Pengukuran Hg dilakukan menurut prosedur Konsentrasi Hg yang terakumulasi pada
JPHA (2001), dimana Hg yang diukur adalah Hg Perlakuan 1 diperkirakan sebesar 5 ppb berat basah
dalam jumlah total (THg). Secara singkat prosedur (BB) dan pada Perlakuan 2 sebesar 71 ppb BB.
pengukuran tersebut didahului dengan proses Keberadaan Hg pada sampel kontrol
destruksi sampel dimana 0,5 g sampel dimasukkan ke mengindikasikan bahwa secara alamiah fitoplankton
dalam tabung reaksi (vol. 50 ml, tinggi 150 mm), N. oculata mengandung Hg pada tingkatan 115 ppb.
kemudian ditambahkan air yang telah dideionisasi Tabel 2 menampilkan hasil pengukuran Hg
sebanyak 1 ml dan 2 ml HNO3.HClO4 (1:1) dan 5 ml pada sampel air fitoplankton N. oculata. Konsentrasi
H2SO4 pekat secara berurutan, kemudian dipanaskan Hg yang terukur berkisar antara 0,310 – 0,464 ppb
pada suhu 200 oC ± 5 oC selama 30 menit. Sampel pada perlakuan dan 0,014 ppb pada kontrol.
didinginkan dan volume diatur hingga mencapai 50 Konsentrasi tersebut mengindikasikan bahwa Hg
ml dengan cara menambahkan air yang telah tidak semuanya terakumulasi ke dalam organisme
dideionisasi. Sampel diukur dengan menggunakan fitoplankton.
alat ‘mercury analyser’ sistem spektrofotometer Tabel 3 menampilkan konsentrasi THg yang
serapan atom (AAS) dengan sistem uap dingin (cold terukur pada sampel ikan herbivora L. reticulata yang
vapor) dengan metode sirkulasi aliran udara otomatis diberi pakan fitoplankton N. oculata yang
(Akagi dan Nishimura, 1991, dirangkai oleh Sanso mengandung Hg pada konsentrasi yang berbeda.
Co. Ltd., Tokyo, Jepang). Konsentrasi THg yang berbeda terukur pada semua
sampel berdasarkan perlakuan dan lama pendedahan,
2.4 Analisis data
dimana pada Perlakuan 1 berkisar 62 – 37 ppb BB
Perbandingan perpindahan konsentrasi Hg untuk lama pendedahan 48 jam dan 165 – 198 ppb
pada tiap tingkatan rantai makanan dilakukan dengan BB untuk lama pendedahan 96 jam, Perlakuan 2
cara menghitung persentase (%) dengan berkisar 106 – 167 ppb BB untuk lama pendedahan
menggunakan rumus [(Hg P – Hg Ktrl) / Hg Ktrl ] x 48 jam dan 206 – 245 ppb BB untuk lama
100, dimana Hg P adalah konsentrasi Hg pada pendedahan 96 jam. Nampak bahwa akumulasi Hg
perlakuan, Hg Ktrl adalah konsentrasi Hg pada terjadi pada percobaan, dimana untuk Perlakuan 1
kontrol. sebesar 47 ppb BB dan Perlakuan 2 sebesar 88 ppb
BB (nilai ini diperoleh dari pengurangan antara
3. Hasil dan Pembahasan perlakuan dan kontrol pada lama pendedahan 96
Tabel 1 menampilkan konsentrasi THg yang jam). Pada lama pendedahan 48 jam, akumulasi Hg
terukur pada biomassa sampel fitoplankton N. belum terjadi.
oculata. Merkuri ditemukan pada semua sampel, baik Konsentrasi THg juga terukur pada sampel
pada perlakuan maupun kontrol, tetapi terdapat kontrol, yaitu 126 – 148 ppb BB untuk lama
perbedaan antara keduanya. Hal ini mengindikasikan pendedahan 48 jam dan 90 – 170 ppb BB untuk lama
bahwa proses akumulasi telah terjadi dan jumlah Hg pendedahan 96 jam. Merkuri tersebut dapat berasal
yang terakumulasi bergantung pada jumlah Hg yang dari pakan sampel fitoplankton kontrol yang secara
dikontaminasikan. Yasuda (2005, komunikasi alami mengandung Hg dan/atau secara alami
pribadi) menyatakan bahwa akumulasi Hg pada diperoleh dari lingkungan dimana organisme uji
jaringan tubuh fitoplankton mungkin tidak terjadi, diambil.
dan keberadaan Hg pada fitoplankton tersebut adalah
Tabel 1. Uap lembab (‘moisture’) dan konsentrasi Hg dalam jumlah total (THg) pada sampel biomassa fitoplankton
Nannochloropsis oculata. BK: berat kering; BB: berat basah
Sampel Uap Ulangan THg (ppb BK) Rerata THg Rerata THg
Lembab (ppb BK) (ppb BB)
Kontrol 0,918 1 1286 1254 115
2 1222
Perlakuan 1 0,885 1 1206 1233 120
(22,6 ppb) 2 1260
Perlakuan 2 0,902 1 1628 1620 186
(79,1 ppb) 2 1613
4. 92 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, SEPTEMBER 2009, VOL. 14 NO. 3
Tabel 2. Konsentrasi Hg dalam jumlah total (THg) yang terlarut dalam air dari sampel fitoplankton
Sampel Ulangan THg (ppb) Rerata THg (ppb)
Kontrol 1 0,008
2 0,014 0,014
Perlakuan 1 1 0,312
(22,6 ppb) 2 0,307 0,310
Perlakuan 2 1 0,436
(79,1 ppb) 2 0,492 0,464
Tabel 3. Uap lembab (‘moisture’) dan konsentrasi Hg dalam jumlah total (THg) pada sampel ikan Lebistes
(Poecilia) reticulatus. BB: berat basah
Sampel Lama Ulangan Uap THg Rerata THg
Pendedahan Lembab (ppb BB) (ppb BB)
Kontrol 48 jam 1 0,795 148 153
2 0,799 184
3 0,797 126
96 jam 1 0,732 90 138
2 0,759 170
3 0,748 155
Perlakuan 1 48 jam 1 0,791 71 90
2 0,782 62
3 0,770 137
96 jam 1 0,787 165 185
2 0,758 193
3 0,764 198
Perlakuan 2 48 jam 1 0,782 119 131
2 0,774 106
3 0,792 167
96 jam 1 0,757 245 226
2 0,766 229
3 0,768 206
Tabel 4. Uap lembab (‘moisture’) dan konsentrasi Hg dalam jumlah total (THg) pada sampel ikan ‘Tiger Fish’
Symphysodon sp. BB: berat basah
Sampel Uap lembab THg (ppb BB)
Kontrol 0,730 205
Perlakuan 1 0,701 206
Perlakuan 2 0,751 261
5. Lasut, Proses Bioakumulasi dan Biotransfer Merkuri (Hg) pada Organisme ……… 93
Dengan membandingkan tingkat konsentrasi Biotransfer melalui rantai makanan dapat
THg antara perlakuan dan kontrol, nampak bahwa terjadi di lingkungan perairan dari kelompok
konsentrasi rerata THg yang lebih tinggi pada organisme produsen ke kelompok konsumen tingkat
perlakuan mengindikasikan bahwa proses akumulasi yang lebih tinggi. Proses ini telah dicoba untuk
logam Hg terjadi. Jumlah Hg yang terakumulasi diamati melalui percobaan dalam penelitian ini
melalui proses bioakumulasi dari fitoplankton ke dengan menggunakan organisme fitoplankton N.
organisme ikan herbivora bergantung pada jumlah oculata sebagai produsen, ikan herbivora L.
logam Hg yang terkandung di dalam fitoplankton. reticulatus, dan ikan karnivora ‘Tiger Fish’
Fitoplankton dikonsumsi sebagai pakan utama bagi Symphysodon sp. Persentase perpindahan THg yang
ikan herbivora sehingga akumulasi Hg dapat terjadi diperoleh dari percobaan ditampilkan pada Gambar 1.
secara efisien melalui proses bioakumulasi lewat Nampak bahwa biotransfer tertinggi terjadi antara
makanan. fitoplankton N. oculata dan ikan herbivora L.
Tabel 4 menampilkan konsentrasi THg yang reticulatus dibandingkan dengan yang terjadi antara
terukur pada sampel ikan karnivora ‘Tiger Fish’ ikan herbivora L. reticulatus dan ikan karnivora
Symphysodon sp. yang diberi pakan ikan herbivora L. ‘Tiger Fish’ Symphysodon sp.
reticulatus dan mengandung Hg selama 3 hari.
Merkuri total terukur, baik pada sampel perlakuan 100
maupun kontrol. Dengan demikian, proses Kontrol
Persentase Transfer Hg (%)
bioakumulasi diduga terjadi pada wadah percobaan. Perlakuan 1
75
Konsentrasi THg yang terukur pada sampel kontrol Perlakuan 2
mengindikasikan bahwa secara alami organisme uji
telah mengandung Hg yang diperoleh dari 50
lingkungan dimana organisme ini di ambil.
Konsentrasi Hg yang terakumulasi melalui proses
bioakumulasi diperkirakan sebesar 1 ppb BB pada 25
Perlakuan 1 dan 56 ppb BB pada Perlakuan 2.
Bioakumulasi Hg pada ikan merupakan proses
0
yang rumit dan belum dipahami sepenuhnya Produsen Ikan herbivora Ikan karnivora
(Paarsivita, 1991). Secara umum, ada 4 cara bahan
Tingkatan Rantai Makanan
tertentu (termasuk logam-logam) dapat terakumulasi
ke dalam jaringan tubuh ikan, yaitu melalui aliran air
Gambar 1. Persentase (%) transfer (perpindahan)
pada insang, proses makan dan minum, serta kulit
logam Hg pada rantai makanan (Produsen:
(Heath, 1987; Nagel, 1993). Akumulasi logam pada
Nannochloropsis oculata, Ikan herbivora: Lebistes
ikan diawali dengan proses pengambilan (uptake)
(Poecilia) reticulatus, Ikan karnivora: ‘Tiger Fish’
melalui insang dan kemudian terserap ke dalam
Symphysodon sp.).
seluruh jaringan tubuh dan tersimpan/tersekap di
dalam. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses
Transport Hg di dalam jaringan tubuh ikan
‘uptake’ Hg dan jumlah yang akan terakumulasi. Di
terjadi dimana logam tersebut diangkut oleh darah
antaranya adalah kecepatan metabolisme, ukuran dan
dalam bentuk terikat dengan protein. Merkuri metil
jenis, alkalinitas dan pH. Selain itu, proses
berikatan dengan protein hemoglobin dalam sel darah
demetilasi, suhu, tingkat kontaminasi, waktu, sumber
merah ikan (Heath, 1987).
dan bentuk Hg, serta tingkat kehidupan organisme
Dalam sistem alamiah, MeHg diakumulasi
sangat mempengaruhi proses ‘uptake’ (Sorensen,
oleh organisme perairan dan konsentrasinya
1991). Menurut Heath (1987), sekitar 70% MeHg
cenderung meningkat sesuai dengan tingkatan rantai
yang masuk lewat makanan akan diabsorpsi ke dalam
makanan (tropik) (Heath, 1987; Lee & Jones-Lee,
jaringan tubuh ikan dan hanya 10% yang melalui
1996; Maret, 2000; et al., 2000; NOAA, 2000), inilah
penyerapan melalui insang.
yang disebut sebagai proses biomagnifikasi (proses
Merkuri yang terakumulasi ke dalam jaringan
pembesaran secara biologis melalui rantai makanan).
tubuh ikan, khususnya di dalam otot (daging),
Fenomena ini (magnifiakasi) tidak diamati dengan
memberikan konsekuensi keracunan pada manusia
baik pada percobaan dalam penelitian ini. Hal ini
yang mengkonsumsi daging ikan sebagai sumber
mungkin disebabkan oleh karena percobaan tidak
protein (Paarsivita, 1991). Oleh karena itu, US Fish
dilakukan dalam proses alami dimana terjadi proses
and Wildlife Service menetapkan konsentrasi Hg
yang kompleks dalam rantai makanan, melainkan
yang terukur dalam ikan tidak boleh melebihi 100
hanya satu sistem yaitu dari fitoplankton, ikan
ppb BB yang setara dengan 500 ppb berat kering
herbivora, ke ikan karnivora.
(BK) (Maret, 2000). Badan Kesehatan Dunia (WHO)
merekomendasi ‘intake’ maksimum untuk manusia
sebesar 0,3 mg/orang/minggu.
6. 94 JURNAL MATEMATIKA DAN SAINS, SEPTEMBER 2009, VOL. 14 NO. 3
Communities in Experimental Enclosures,
4. Kesimpulan
Mar. Biol., 48, 1-10.
Proses bioakumulasi Hg terjadi antara Langston, W. J. and M. Zhou, 1987, Cadmium
fitoplankton N. oculata sebagai produsen, ikan Accumulation, Distribution and Metabolism
herbivora L reticulatus sebagai konsumen tingkat 1, in the Gastropod Littorina littorea: the Role
dan ikan karnivora ‘Tiger Fish’ Symphysodon sp. of Metal-Binding Proteins, J. Mar. Biol.
sebagai konsumen tingkat 2 dalam rantai makanan, Assoc. U.K., 67, 585-601.
dan jumlah Hg yang terakumulasi tergantung dari Lasut, M.T. and Y. Yasuda, 2008, Accumulation of
jumlah Hg yang dikontaminasi. Mercury in Marine Biota of Buyat Bay,
Proses biotransfer Hg terjadi dalam wadah North Sulawesi, Indonesia, Coastal Mar.
percobaan dimana biotransfer tertinggi terjadi antara Sci., 32:1, 33-38.
fitoplanton dan ikan ‘herbivora’. Lee, G.F. and A. Jones-Lee, 1996, Sumary of Issues
Pertinent to Regulating Bioaccumulatable
Ucapan Terimakasih Chemicals, Report of G.F. Lee &
Penelitian ini dibiayai oleh Proyek Penelitian Associates, El Macero, CA.
Ilmu Pengetahuan dasar dengan nomor kontrak Maret, T.E., 2000. National Water Quality
051/SPPP/PP/DP3M/IV/2005, DP3M-DIKTI, Assessment Program: Mercury in Streambed
Departemen Pendidikan Nasional. Untuk itu, penulis Sediment and Aquatic Biota in the Upper
menyampaikan terimakasih. Snake River Basin, Idaho and Western
Wyoming. USGS Idaho.
Daftar Pustaka May, J.T., R.L. Hothem, C.N. Alpers, and M.A. Law,
Akagi, H. and H. Nishimura, Speciation of Mercury 2000, Mercury Bioaccumulation in Fish in a
in the Environment, in Suzuki, T., N. Imura, Region Affected by Historic Gold Mining:
and T.W. Clarkson, (Eds.), 1991, Advances The South Yuba River, Deer Creek, and
in Mercury Toxicology, New York: Plenum, Bear River watersheds, California. USGS
53-76. Sacramento, California.
APHA, 1980, Standard Methods for the Examination Nagel, R., 1993, Fish Ecotoxicology and
of Water and Waste-water, Fifteenth edition, Ecophysiology. Fish and Environmental
Chapter 300, Determination of Metals, 141- Chemicals: a Critical Evaluation of Tests,
246. Weinhem, VCH., 147-154.
Bryan, G.W. and H. Uysal, 1978, Heavy Metals in NOAA, 2000, Mercury in Aquatic Habitats, National
the Burrowing Bivalve Scrobicularia plana Oceanic and Atmospheric Administration.
from the Tamar Estuary in Relation to Noël-Lambot, F. and J.M. Bouquegneau, 1977,
Environmental Levels, J. Mar. Biol. Assoc. Comparative Study of Toxicity, Uptake and
U.K., 58, 89-108. Distribution of Cadmium and Mercury in the
Carpene, E., Metallothionein in Marine Molluscs, in Seawater Adapted Eel Anguilla anguilla,
Dallinger, R. and P.S. Rainbow, (Eds.), Bull. Environ. Contam. Toxicol., 18:4, 418-
1993, Ecotoxicology of metals in 424.
invertebrates, Lewis Publishers. Boca Noël-Lambot, F., 1976, Distribution of Cadmium,
Raton, 55-72. Zinc and Copper in the Mussel Mytilus
Heath, A.G., 1987, Water Pollution and Fish edulis: Existence of Cadmium-Binding
Physiology. CRC Press, Florida, 61-88. Proteins Similar to Metallothioneins.
JPHA, 2001, Preventive Measures Against Separat. Exp., 32, 324-325.
Environmental Mercury Pollution and Its Noël-Lambot, F., Ch. Gerday, and A. Disteche, 1978,
Health Effects, Japan Public health Distribution of Cd, Zn and Cu in Liver and
Association. Gills of the Eel Anguilla anguilla with
Kehrig, H. do A., T.G. Seixas, E.A. Palermo, A.P. Special Reference to Metallothioneins,
Baeta, Ch.W. Castelo-Branco, O. Malm, I. Comp. Biochem. Physiol., 61C, 177-187.
Moreira, 2009, The relationship between Noël-Lambot, F., J.M. Bouquegneau, F. Frankenne,
mercury and selenium in plankton and fish and A. Disteche, 1980, Cadmium, Zinc and
from a tropical food web, Environ. Sci. Copper Accumulation in Limpets (Patella
Pollut. Res., 16, 10-24. vulgata) from the Bristol Channel with
Kohler, K. and H.U. Riisgård, 1982, Formation of Special Reference to Metallothioneins, Mar.
Metallothionein in Relation to Accumulation Ecol.–Prog. Ser., 2, 81-89.
of Cadmium in the Common Mussel Mytilus Paarsivita, J., 1991, Chemical ecotoxicology. Lewis
edulis, Mar. Biol., 66, 53-58. Publisher. Florida.
Kremling, K., J. Piuze, K. von Brockel, and C. S. Pentreath, R.J., 1976a, The Accumulation of Organic
Wong, 1978, Studies on the Pathways and Mercury from Seawater by the Plaice,
Effects of Cadmium in Marine Plankton Pleuronectus platessa (L.), J. Exp. Mar.
Biol. Ecol., 24, 121-132.
7. Lasut, Proses Bioakumulasi dan Biotransfer Merkuri (Hg) pada Organisme ……… 95
Pentreath, R.J., 1976b, The Accumulation of Mercury Japanese Experience, Chapter 13, Gyosei
from Food by the Plaice, Pleuronectus Ltd., Tokyo.
platessa (L.), J. Exp. Mar. Biol. Ecol., 24, Zhang, Z.S., D. M. Zheng, Q. C. Wang, X. G. Lv,
51-65. 2009, Bioaccumulation of total and methyl
Sorensen, E.M., 1991, Metal Poisoning in Fish, CRC mercury in three eaerthworm species
Press, Florida. (Drawida sp., Allolobophora sp., and
Yasuda, Y., Minamata Bay, in Okada, M. and S.A. Limnodrilus sp.), Bull. Environ. Contam.
Peterson, (Eds.), 2000, Water Pollution Toxicol., 83, 937-942.
Control Policy and Management: The