Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan internet dan media digital di Gereja Katolik Indonesia, mulai dari milis elektronik pada tahun 1980-an hingga penggunaan media sosial selama pandemi Covid-19. Dokumen itu juga menjelaskan peran media digital dalam mewartakan injil, membangun interaksi, dan menjadikan Gereja lebih terbuka dan akuntabel.
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Internet, Media Digital, dan Gereja Katolik Indonesia
1. Internet, Media
Digital, dan Gereja
Katolik Indonesia
Yohanes Widodo
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
2. Internet di Indonesia
Gereja dan Internet
Media Digital di Masa
Pandemi
Peran Media Digital dalam
Gereja
Pandemi dan Post Pandemi:
Apa yang Bisa Dilakukan?
Paparan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 8 Juli 2020
3. Internet di Indonesia
1989
Ada diskusi panas tentang masalah agama di
indonesians@janus.berkeley.edu.
Isnet (the Islamic Network) lahir dari upaya dua
siswa Indonesia di Amerika Serikat untuk siswa
Muslim (Indonesia). Milis paling aktif, organisasi
mapan, jaringan nasional dan internasional.
Anggota terbagi menjadi milis yang lebih kecil.
is-lam@isnet.org - diskusi tentang Islam.
dialog@isnet.org - diskusi antara Muslim dan
non-Muslim.
Kelompok kristen membuat milis
paroki@paroki.org - Katolik Indonesia.
paroki_asia@wave.ec.t.kanazawa-u.ac.jp -
Katolik Indonesia di Asia Pasifik.
iccn@dbs.informatik.uni-muenchen.de -
Jaringan Komputer Kristen Indonesia
1991
Parokinet (paroki@uiuc.edu) diluncurkan
pada Hari Natal 1991 dari server
Universitas Illinois oleh Romo (Pastor) Alex
Soesilo Wijoyo, seorang mahasiswa
Universitas Columbia.
Milis ini, yang awalnya dibuat untuk
membahas agama Katolik, berakhir sebagai
sumber informasi politik yang kaya dan
forum aktif untuk diskusi politik.
1987-1988
Pelajar Indonesia di Berkeley, Amerika Serikat
membentuk milis Indonesia pertama melalui
email indonesians@janus.berkeley.edu.
Menggunakan server UC Berkeley yang
dikembangkan oleh Eka Ginting, mahasiswa
Indonesia yang sedang studi di University of
Seattle.
Milis adalah media paling strategis yang
emungkinkan Indonesia untuk berinteraksi dan
berkolaborasi.
Memungkinkan banyak siswa Indonesia untuk
dapat berinteraksi dengan orang lain. Diskusi awal
cukup konstruktif dan semangat nasionalis.
Isnet telah beroperasi dengan servernya
sendiri, dimulai dengan server pertama
yang dibeli Sun SPARClassic II dengan
uang penggalangan dana.
Server ini terletak di Laboratorium
Teknik Elektronika Universitas Manitoba
di Winnipeg, dan dikelola oleh Budi
Rahardjo, dengan nama domain
isnet.ee.umanitoba.ca.
Nama domain saat ini, Isnet.org,
didaftarkan di bawah server ini pada Mei
1994, dan dengan demikian nama daftar
berubah menjadi is-lam@isnet.org
(Suara Hidayatullah, 1999a).
1992
4. More information about ParokiNet from the FAQ (frequently asked questions). Short history about ParokiNet.
The usual "What's New." How to subscribe to the parokinet mailing list, etc.
Complete Bible copy in Indonesian and link to English language version.
Calendar of Liturgy for the year. Weekly reflections.
General interest about Catholicism and Catholic church.
Archive of the discussions from the mailing list.
ParokiNet education fund raising.
A variety of Indonesian food. Recipes are included! Some of Indonesian restaurant in the United States.
Flash news about Indonesia.
A collection of pictures and songs.
Links to other ParokiNet services. List of MUDIKA home pages.
About ParokiNet
Bible
Calendar of Liturgy
Catholicism
Discussions Archive
Education Aid Fund
Food and Recipes
News and Information
Sight and Sound
World
You are visitor number 41270 since the last major update.
Send comments, questions, suggestions to www@parokinet.org
Maintained by The Webmasters (www@parokinet.org)
Last updated: February 14, 1997
Last major update: July 7, 1996
Registered On 1994-07-26
Welcome to ParokiNet
This site contains information about ParokiNet, a mailing list for the purposes of discussing issues
related to Christian faith, particularly from Catholic perspectives. Membership comes from all over the
world, such as USA, Canada, Indonesia, Australia, New Zealand, Japan, Netherlands, and Germany.
Website Parokinet.org sekarang sudah tidak aktif
5. Gereja dan Internet
On the 36th World Communications Day in 2002, Pope John
Paul 11 harped specifically on the internet when he said:
“The Church approaches
this new medium with
realism and confidence.
Like other
communications media, it
is a means, not an end in
itself. The Internet can
offer magnificent
opportunities for
evangelization if used with
competence and a clear
awareness of its strengths
and weaknesses.”
17. Covid-19 mulai merebak, Gereja Katolik tetap melakukan
peribatatan/Misa, namun menjalankan protokol kesehatan, misalnya
menghilangkan jabat tangan saat Salam Damai.
Ketika situasi makin memburuk, Gereja Katolik menghentikan layanan
reguler. Para imam memimpin tanpa jemaat, dan menyiarkan melalui
platform media sosial secara LIVE STREAMING agar umat dapat
berpartisipasi dari tempat aman mereka, termasuk pada Pekan Suci.
COVID-19 memberi kesempatan bagi Gereja Katolik melakukan cara-
cara yang baru dan kreatif (going digital).
Media Digital di Masa Pandemi
23. Peran Media Digital
dalam Gereja
PERTEM(P)U(R)AN WACANA, MEMBANGUN DIALEKTIKA
Media sosial adalah ruang yang terbuka, sehingga siapa pun bisa menyampaikan
sikap, ideologi, perspektif yang berbeda.
MEMBANGUN RELASI DAN INTERAKSI
Ketika sebuah akun katolik berinteraksi dengan publik, dia mampu membangun
relasi dan intraksi dengan sesama orang katolik, sesama yang berbeda agama,
termasuk pejabat publik/pemerintah.
KATEKESE GAYA BARU
Mewartakan kabar gembira dengan model, gaya, dan cara baru: lebih interaktif,
tidak menggurui.
GEREJA MAKIN TERBUKA
Kasus-kasus di lingkungan Gereja tak lagi bisa ditutup-tutupi. Gereja dituntut makin
terbuka dan akuntabel.
24. Salah satu bentuk pelaksanaan tugas mewartakan Injil
yang diamanatkan Yesus Kristus.
Pembinaan anak-anak, kaum muda dan orang dewasa
dalam iman, mencakup penyampaian ajaran Kristen,
yang pada umumnya diberikan secara sistemastis,
dengan maksud mengantar para pendengar memasuki
kepenuhan hidup Kristen (Cathechesi Tradendae 18).
"Tindakan pengajaran" dan "pengetahuan yang diberikan
oleh pengajar" (identik dengan Katekismus).
Peran Media Digital: KATEKESE Gaya Baru
25.
26.
27. Dari interaksi ini kemudian terbangun komunitas virtual
yang bersifat lintas batas.
Membangun pemahaman. Dari sini muncul sikap
toleran yang mendasari kerjasama dan kebersamaan.
Hubungan yang egaliter tanpa sekat birokrasi.
Media sosial/digital menjadi media yang sangat efektif
untuk bergaul dan berinteraksi dengan siapa pun:
Interaksi dengan Sesama umat Katolik
Interaksi dengan Umat (Agama) Lain
Interaksi dengan Pejabat/Pemerintah
Peran Media Digital: Ruang INTERAKSI
31. Mereka yang memiliki pandangan sama akan saling
mendukung dan berkumpul (Filter Bubble, Echo Chamber)
dan bersama-sama 'menyerang' musuh/pandangan yang
berbeda.
Pertemuan dan pertempuan antarwacana itu bisa terjadi
kompromi bahkan perpecahan/skisma
(cyberbalkanization).
Media sosial bersifat egaliter, terbuka, dan demokratis,
sehingga siapa pun bisa menyampaikan wacana, sikap,
ideologi, perspektif masing-masing.
Peran Media Digital: Pertem(p)u(r)an Wacana
34. Kasus-kasus yang terjadi di lingkungan Gereja dengan
cepat dan mudah akan diakses dan menjadi perhatian
publik.
Kasus-kasus tidak bisa lagi ditutupi dan harus
diselesaikan dengan terbuka.
Media digital menjadikan akses informasi makin mudah
dan terbuka. Karena itu, Gereja juga dituntut lebih
membuka diri dan hadir di media digital/media sosial.
Peran Media Digital: Gereja Makin Terbuka
35.
36. Apa yang Bisa
Dilakukan?
INTERNET BUKAN MUSUH
Gereja Katolik perlu menguasai
manajemen, pemasaran, dan
pengelolaan media sosial (mulai-
mulai dari paroki)
MEMBANGUN
RELASI/COMMUNION
Kalau dulu ada ParokiNet,
pendekatan paroki digital atau
komunitas-komunitas digital
perlu menjadi perhatian Gereja.
Pandemi dan Post Pandemi?
37. Apa yang Bisa
Dilakukan?
ANTISIPASI BALKANISASI
Hirarki Gereja perlu hadir dan
menyapa netizen untuk
mengarahkan dan
mengingatkan jika ada yang
keluar jalur atau memancing
adanya konflik atau
perpecahan.
DARI MIMBAR KE PASAR
Gereja harus mengubah
pendekatannya yang selama ini
cenderung berkotbah di mimbar
menjadi ngobrol di pasar. Media
sosial identik dengan
interaktivitas (komunikasi dua
arah). Jika pendekatannya satu
arah, otomatis tidak laku :)
38. Apa yang Bisa
Dilakukan?
LITERASI DIGITAL
Gereja perlu memberi
guideline mengenai etika
bermedia sosial, tidak
menyebarkan hoaks, tidak
memposting komentar yang
barbar dan cenderung
bullying.
TERBUKA DAN AKUNTABEL
Persoalan-persoalan yang terjadi
di lingkungan Gereja tidak bisa
ditutupi lagi. Kasus-kasus
kejahatan sebaiknya diselesaikan
secara adil dan memihak korban.