SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
Descargar para leer sin conexión
Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 63-69

                         SIFAT KIMIA ENTISOL PADA SISTEM
                               PERTANIAN ORGANIK

            CHEMICAL PROPERTIES IN ORGANIC AND CONVENTIONAL
                           FARMING SYSTEM

                          Sri Nuryani H Utami1 dan Suci Handayani 1

ABSTRACT
    Agricultural system use high input energy such fertilizer and pestisides could destroy soil
physical and chemical and followed by decreasing soil productivity for the future.
    The alternative agricultural system use low input energy is believed able to save the fertility
and advantage of the soil, so could increase the soil productivity . The organic agricultural system
use the organic matter and waste recycling. The aim of the study is to find the change of soil
properties after organic agricultural system was applied. Soil sampling are taken from 2 farmer’s
land using organic agricultural system and 4 use conventional agricultural system.
    The results show there are significantly differences of the soil chemical properties (cation
exchange capacity, pH, available P and K, total N, and carbon, humic and fulvic acid content and
physical properties (agregat stability, permeability) between organic agricultural system and
conventional system. The better values is belong to the organic agricultural system.

Key word: organic farming, soil chemical properties, entisol

INTISARI
     Sistem pertanian berbasis bahan high input energy (bahan fosil) seperti pupuk kimia dan
pestisida dapat merusak sifat-sifat tanah dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tanah
untuk waktu yang akan datang.
     Sistem pertanian alternatif yang menggunakan teknologi masukan rendah (low input energy)
diyakini mampu memelihara kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan sekaligus dapat
mempertahankan atau meningkatkan produktivitas tanah. Sistem pertanian organik mengutamakan
penggunaan bahan organik dan pendaurulangan limbah. Penelitian ini mengungkap seberapa
perubahan yang terjadi atas sifat fisik dan kimia tanah yang telah melakukan sistem pertanian
organik selama beberapa kali.
     Penelitian menggunakan metode sampling pada lahan milik petani yang telah diteliti
melakukan perlakuan sistem pertanian organik dan non organik. Dua contoh tanah di ambil dari 2
loka yang berbeda untuk mewakili tanah sistem pertanian organik dan 4 contoh tanah diambil dari
4 lokasi yang berbeda mewakili sistem pertanian non organik. Pengambilan contoh tanah
dilakukan pada kedalaman lapis olah 20 cm.
     Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap sifat kimia tanah (KPK, pH
H2O, P tersedia, K tersedia, N total, kandungan karbon, asam humat dan fulfat) antara tanah
dengan sistem pertanian organik dan non organik yang menunjukkan nilai lebih baik pada sistem
pertanian organik.

Kata kunci : pertanian organik, sifat kimia tanah, Entisol




1
    Staf Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, UGM
64                                     Ilmu Pertanian                       Vol. 10 No. 2

PENDAHULUAN
    Tanah Entisol merupakan tanah yang relatif kurang menguntungkan untuk
pertumbuhan tanaman, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produktivitasnya
dengan jalan pemupukan. Sistem pertanian konvensional selama ini menggunakan pupuk
kimia dan pestisida yang makin tinggi takarannya. Peningkatan takaran ini menyebabkan
terakumulasinya hara yang berasal dari pupuk/pestisida di perairan maupun air tanah,
sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan,. Tanah sendiri juga akAkan
mengalami kejenuhan dan kerusakan akibat masukan teknologi tinggi tersebut. Atas latar
belakang tersebut mulai dikembangkan sistem pertanian organik yang dahulu telah lama
dilakukan oleh nenek moyang kita. Beberapa petani di Sleman dan Magelang telah
melakukannya, sementara yang lain belum tertarik karena belum mengetahui manfaatnya
terutama terhadap perbaikan sifat tanah (Pradopo, 2000). Setelah beberapa kali
melakukan sistem pertanian ini perlu dikaji perubahan sifat kimia yang terjadi.

Sistem Pertanian Organik
      Peningkatan pemakaian pupuk buatan dan pestisida dapat menyebabkan masalah
lingkungan yang serius. Seiring dengan berkembangnya kesadaran tentang pertanian
berkelanjutan, makin disadari pentingnya pemanfaatan bahan organik dalam pengelolaan
hara di dalam tanah. Penggunaan bahan organik ke dalam tanah diyakini dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Engelstad, 1991)
      Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi
tanaman yang efisien, peranannya tidak boleh ditawar lagi. Sumbangan bahan organik
terhadap pertumbuhan tanaman meruapakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik,
kimia, dan biologis dari tanah. mereka memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N,
P, dan S untuk tanaman, peranan biologis di dalam mempengaruhi aktivitas organisme
mkroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam mempengaruhi struktur tanah dan
lainnya.
     Pertanian organik atau budidaya organik dapat diartikan sebagai suatu sistem
produksi pertanaman yang berasaskan daur ulang secara hayati. Daur ulang hara dapat
melalui sarana limbah pertanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu
memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Daur ulang hara merupakan teknologi
tradisional yang sudah cukup lama. Pakar pertanian di barat menyebutnya sebagai suatu
sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah,
baik dalam bentuk limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan
memberi makanan pada tanaman (von Uexkull dan Beaton, 1991). Sistem pertanian atau
budidaya organik merupakan salah satu alternatif solusi untuk membatasi kemungkinan
dampak negatif yang ditimbulkan akibat budidaya kimia (Sutanto, 1992).
Berdasarkan takrif sistem pertanian masukan teknologi rendah, maka ada dua tujuan yang
akan dicapai, yaitu:
1. Berusaha mengoptimalkan pengelolaan dan penggunaan input produksi dari dalam
   usaha tani (on-farm resources), sehingga diperoleh hasil pertanian dan peternakan yang
   memadai dan secara ekonomi menguntungkan. Pendekatan ini menitikberatkan pada
   pengelolaan tanaman, seperti pergiliran tanaman, pendauran ulang limbah pertanian,
   memanfaatkan pupuk kandang atau kotoran ternak, pengolaan tanah yang berasaskan
S.N. H. Utami dan S. Handayani: Sifat kimia entisol pertanian organik dan anorganik   65
   konservasi untuk mencegah erosi dan kehilangan unsur hara, dan mempertahankan
   serta meningkatkan produktivitas tanah.
2. Membatasi ketergantungan pertanian pada masukan yang berasal dan luar usahatani
   (off-farm resources), seperti pupuk pabrik dan pestisida, sedapat mungkin dilaksanakan
   penurunan biaya produksi, menghindarkan polusi terhadap air permukaan dan air tanah,
   membatasi residu pestisida dalam makanan, membatasi semua resiko yang dihadapi
   petani, dan meningkatkan keuntungan usahatani untuk jangka pendek dan jangka pan-
   jang.
3. Sistem pertanian ini tetap memanfaatkan teknologi modern, seperti benih hibrida
   berlabel, melaksanakan konservasi tanah dan air, pengelolaan tanah yang berasaskan
   konservasi. Membatasi penggunaan dan keperluan yang berasal dari luar usahatani
   seperti pupuk pabrik dan pestisida, dengan mengembangkan pergiliran tanaman,
   mengembangkan pengelolaan tanaman dan ternak secara terpadu, mendaur ulang
   limbah pertanian dan pupuk kandang untuk mempertahankan produktivitas tanah.

Tanah Entisol
     Di Indonesia tanah Entisol banyak diusahakan untuk areal persawahan baik sawah
teknis maupun tadah hujan pada daerah dataran rendah. Tanah ini mempunyai konsistensi
lepas-lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap erosi dan kandungan hara tersediakan
rendah.Potensi tanah yang berasal dari abu vulkan ini kaya akan hara tetapi belum
tersedia, pelapukan akan dipercepat bila terdapat cukup aktivitas bahan organik sebagai
penyedia asam-asam organik (Tan, 1986).
     Sistem pertanian organik mengutamakan penggunaan bahan organik sebagai salah
satu syarat dalam kegiatan usaha tani. Penggunaan bahan organik diharapkan mampu
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah Entisol sehingga menunjang pertumbuhan
tanaman yang lebih baik. Penelitian perubahan sifat-sifat tanah setelah beberapa kali
dilakukan sistem pertanian organik perlu dilakukan untuk mengetahui manfaat sistem ini
terhadap perbaikan sifat tanah untuk menjamin keberlanjutan penggunaan selanjutnya.
     Pupuk kimiawi buatan memasok hara tertentu berupa senyawa anorganik
berkonsentrasi tinggi dan mudah larut. Pemberian berulang kali dapat membahayakan
flora dan fauna tanah alami, mendatangkan ketimpangan hara dalam tanah, dan dengan
sistem pengelolaan hara yang biasa dilakukan waktu ini dapat menyebabkan pencemaran
bekalan-bekalan air, khususnya air tanah. Pupuk organik memasok berbagai macam hara
terutama berupa senyawa organik berkonsentrasi rendah yang tidak mudah larut. Karena
memasok berbagai macam hara dengan konsentrasi rendah dan tidak mudah larut, pupuk
organik tidak akan menimbulkan ketimpangan hara dalam tanah, bahkan dapat
memperbaiki neraca hara. Pasokan bahan organik dapat menyehatkan kehidupan flora
dan fauna tanah alami, yang pada gilirannya dapat meningkatkan dan memelihara
produktivitas tanah.

BAHAN DAN METODE
    Penelitian ini merupakan percobaan lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di
laboratorium. Metode yang digunakan adalah sampling. Lokasi pengambilan contoh
tanah di desa Sawangan, Magelang, Jawa Tnegah. Ditetapkan 2 contoh tanah untuk
mewakili tanah dengan sistem pertanian organik dan 4 contoh tanah dari sistem pertanian
66                                     Ilmu Pertanian                        Vol. 10 No. 2

non organik. Masing-masing diulangi 3 kali.
    Tanah Entisol diambil dari lokasi sistem pertanian organik dan non organik
Sawangan Magelang (data menurut sumber Dinas Pertanian setempat) dan contoh tanah
dari lahan yang tidak melakukan sistem pertanian organik. Di samping itu juga dilakukan
pengumpulan data sekunder tentang kondisi lahan (riwayat pemupukan, takaran, data
iklim dll.). Pekerjaan di laboratorium meliputi analisis sifat fisik dan kimia tanah.Contoh
tanah jeluk 0-30 cm dari lahan sawah. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara
komposit 5 titik per petak sawah dengan metode zigzag.
    Seperangkat alat untuk analisis sifat fisik dan kimia disiapkan, demikian juga bahan
kimia untuk analisis sebagai berikut : penetapan bahan organik menurut metode yang
dikembangkan oleh Walkey and Black (Prawirowardoyo et al., 1987), kandungan N total
tanah metode Kjehdal (Tan, 1996), kandungan P tersedia tanah metode Bray I (Tan,
1996), kandungan K tersedia tanah (Tan, 1996), kandungan asam humat dan fulfat (Tan,
1996), kapasitas pertukaran kation tanah dengan penjenuhan Amonium acetat pH 7,0
(Tan, 1996)
    Selanjutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui perbedaan antara sistem
pertanian organik dengan non organik terhadap parameter sifat fisik dan kimia tanah pada
jenjang murad 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap P tersedia, Kapasitas Pertukaran Kation, pH H2O ,
          pH HCl, dan kandungan C organik
                                                                                  C
                                   P tersedia KPK(me/        pH       pH
 No.           Perlakuan                                                      organik
                                     (ppm)     100 g)       H2O       HCl
                                                                                (%)
                                          b          c          c         a
 1      Pertanian Organik 1          8,36        25        5,52      4,83      2,94 c
 2      Pertanian Organik 2          8,39 a      22 d      5,75 e    4,80 a    3,09 a
                                          d         ab                    a
 3      Pertanian Non organik 1      7,22        33        6,51 f    4,81      2,96 b
 4      Pertanian Non organik 2      8,26 c      25 c      5,56 d    4,67 b    2,07 f
 5      Pertanian Non organik 3      6,71 e      31 a      5,27 a    4,50 c    2,33 d
 6      Pertanian Non organik 4      6,58 e      29 b      5,46 b    4,80 a    2,28 e
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada
              beda nyata dengan jenjang 95%

1. P tersedia tanah
    Hasil analisis statistik dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) menunjukkan
bahwa terdapat beda nyata antar perlakuan. Budidaya organik nyata meningkatkan P
tersedia tanah. Peningkatan P tersedia ini dapat terjadi karena pelepasan P dari bahan
organik yang ditambahkan, juga karena terjadinya pengaruh tidak langsung bahan organik
terhadap P yang ada dalam kompleks jerapan tanah. Bahan organik diketahui dapat
mengurangi jerapan P oleh oksida besi dan Al dan juga koloid lempung yang terdapat
dalam tanah ini.
S.N. H. Utami dan S. Handayani: Sifat kimia entisol pertanian organik dan anorganik   67
    Pelapukan bahan organik menghasilkan asam-asam organik seprti asam humat dan
fulfat yang bersifat polielektrolit. Kedua asam ini memegang peranan penting dalam
pengikatan Al dan Fe sehingga P menjadi tersedia. Keefektifan pengikatan tersebut
dipengaruhi oleh struktur bahan organik yang ditambahkan dan pH medium (Ruseel,
1978). Soepardi (1983) menyatakan bahwa adanya senyawa organik yang cukup
memungkinkan terjadinya khelat yaitu senyawa organik yang berikatan dengan kation
logam (Fe, Mn, Al). Terbentuknya khelat logam akan mengurangi pengikatan P oleh
oksida maupun lempung silikat sehingga P menjadi lebih tersedia.
    Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kandungan Karbon tanah,
diikuti peningkatan kandungan asam humat dan fulfat yang merupakan hasil dekomposisi
bahan organik. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa peningkatan P tersedia pada
perlakuan budidaya organik juga diakibatkan pelepasan P dari kompleks jerapan oleh
asam humat dan fulfat yang dihasilkan oleh pelapukan bahan organik.

2. Kapasitas pertukaran kation tanah
    Hasil analisis tanah menunjukkan terdapat beda nyata antar perlakuan. Menurut
landasan teori bahan organik menyumbang muatan negatif tanah sangat besar melalui
luas permukaan jenisnya yang sangat tinggi sehingga pemberian bahan organik
diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pertukaran kation. Tetapi hasil penelitian
menunjukkan kapasitas pertukaran kation pada tanah yang dibudidaya dengan pertanian
organik lebih rendah dari yang non organik. Kiranya waktu 5 tahun belum cukup
membuat tanah meningkat kapasitas pertukaran kationnya.

3. pH H2O tanah
    Hasil pengukuran pH H2O tanah menunjukkan terdapat beda nyata antar perlakuan.
Tanah yang tidak diperlakukan dengan budidaya organik menunjukkan kecenderungan
pH lebih rendah. Lebih rendahnya pH pada pertanian non organik disebabkan pemakaian
pupuk pabrik terutama urea yang makin lama akan memasamkan tanah. Bahan organik
mempunyai daya sangga (buffer capacity) yang besar sehingga apabila tanah cukup
mengandung komponen ini, maka pH tanah relatif stabil.

4. pH KCl tanah
    pH KCl menunjukkan jumlah hidrogen yang mendominasi kompleks pertukaran dan
larutan tanah. Hasil analsis statistik menunjukkan hanya 2 perlakuan pertanian non
organik yang menunjukkan beda nyata, sementara 4 lainnya (2 pertanian organik dan 2
pertanian non organik) menunjukkan tidak beda nyata. Ini sesuai dengan pernyataan di
atas bahwa waktu 5 tahun belum cukup mempengaruhi sifat dakhil tanah, yang paling
terpengaruh adalah larutan tanah.

5. Kandungan C tanah
     Budidaya organik nyata meningkatkan kandungan karbon tanah. Karbon merupakan
komponen paling besar dalam bahan organik sehingga pemberian bahan organik akan
meningkatkan kandungan karbon tanah. Tingginya karbon tanah ini akan mempengaruhi
sifat tanah menjadi lebih baik, baik secara fisik, kimia dan biologi. Karbon merupakan
sumber makanan mikroorganisme tanah,s ehingga keberadaan unsur ini dalam tanah akan
68                                   Ilmu Pertanian                       Vol. 10 No. 2

memacu kegiatan mikroorganisme sehingga meningkatkan proses dekomposisi tanah dan
juga reaksi-reaksi yang memerlukan bantuan mikroorganisme, misalnya pelarutan P,
fiksasi N dan sebagainya.

Tabel 2. Pengaruh perlakuan terhadap kandungan Asam Humat, Asam Fulfat, N Total,
         dan K tersedia
 No.          Perlakuan          Asam humat   Asam fulfat   N total (%)    K tersedia
                                    (%)          (%)                      (mg/100 gr)
1      Pertanian Organik 1           0,33 a       0,35 a        0,23 a         1,78 b
2      Pertanian Organik 2           0,24 d       0,31 b        0,21 cd       1,17 c
3      Pertanian Non organik 1       0,16 f       0,22 de       0,22 b        2,12 a
4      Pertanian Non organik 2       0,26 c       0,22 de       0,21 cd       0,83 d
5      Pertanian Non organik 3       0,26 c       0,17 f        0,19 e        0,66 e
6      Pertanian Non organik 4       0,17 e       0,25 c        0,17 f        0,60 f
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada
            beda nyata dengan jenjang 95%

6. Kandungan asam humat dan fulfat tanah
    Secara umum, komposisi bahan organik tanah didominasi oleh fraksi humin yang
berat molekulnya sangat besar, fraksi asam humat yang berat molekulnya sedang, dan
fraksi asam fulfat yang berat molekulnya lebih rendah. Asam humat adalah fraksi yang
larut dalam alakali tetapi tidak larut dalam asam atau air. Asam humat mampu
berinteraksi dengan ion logam, oksida dan hidroksida mineral. Hal ini karena asam humat
mengandung gugus fungsional aktif seperti karboksil, fenol, karbonil, hidroksida,
alkohol, amino, kuinon dan metoksil, serta bentuknya yang berpori sehingga memiliki
luas permukaan yang besar. Asam ini berpengaruh kuat terhadap kapasitas penjerapan
tanah (Stevenson, 1994). Hasil analisis menunjukkan bahwa budidaya organik nyata
meningkatkan kandungan asam humat dalam tanah. Peningkatan ini berpengaruh
terhadap daya memegang air (water holding capacity) dan juga memperbaiki struktur
tanah melalui penambahan koloid tanah.
    Asam fulfat mempunyai sifat agak mirip dengan fulfat, tetapi berat molekulnya lebih
ringan dan bersifat larut dalam asam.

7. Kandungan N total tanah (%)
    Nitrogen merupakan hara makro utama yang sangat diperlukan tanaman. Unsur ini
disebut unsur makro primer karena paling penting dalam siklus hidup tanaman.
    Hasil pengukuran N total tanah menunjukkan tanah yang dibudidaya dengan
pertanian organik mengandung N total lebih banyak meskipun peningkatannya tidak
secara mencolok. Peningkatan N total tanah berasal dari mineralisasi bahan organik yang
ditambahkan dalam pertanian organik, sementara pada sistem pertanian non organik N
ditambahkan dalam bentuk pupuk N. Ternyata penambahan pupuk N dalam tanah tidak
mesti diikuti peningkatan kandungan N total dalam tanah. Hal ini karena lebih banyak N
yang hilang terangkut hasil panen, atau melalui pelindian dan penguapan.
S.N. H. Utami dan S. Handayani: Sifat kimia entisol pertanian organik dan anorganik   69


8. K tersedia tanah
     Kalium juga merupakan unsur hara makro primer bagi tanaman. Keberadaan unsur
ini sangat penting untuk pertahanan diri tanaman dari serangan hama dan penyakit dan
kekeringan.
     Sistem pertanian organik nyata meningkatkan kandungan K tersedia tanah, meskipun
pada sistem non pertanian organik ada loka yang menunjukkan K tersedia lebih tinggi,
tetapi kemungkinan hal ini terjadi karena baru saja dipupuk KCl. Sistem pertanian
organik memungkinkan keseimbangan nutrisi yang lebih baik

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
    Sistem pertanian organik nyata memperbaiki sifat kimia tanah dengan peningkatan P
tersedia, N total, K tersedia, kandungan karbon, asam humat, asam fulfat dan menjaga
kestabilan pH tanah.

Saran
    Kajian lebih dalam terhadap sistem pertanian organik akan sangat bermanfaat untuk
menjaga kelestarian tanah. Perlu dikaji macam dan sumber bahan organik yang
digunakan dalam sistem pertanian organik dan pengaruhnya terhadap sifat fisik dan kimia
tanah.

DAFTAR PUSTAKA
Engelstad, O.P. (ed). 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. Gadjah Mada University
    Press.
Prawirowardoyo, S., Rosmarkam, S., D. Shieddieq, M.S. Hidayat, 1987. Panduan
    Analisis Kimia Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Russel, E.W. 1973. Soil condition and plant growth. Tenth ed. Longman, London.
Schnitzer, M. 1991. Soil organic matter. The next 75 years. Soil Sci. 151: 41-58.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB.
Stevenson, F.J. 1994. Humus chemistry: Genesis, composition, reactio. 2nd ed. John
    Wiley and Sons, Inc. New York. Xiii + 496 p.
Sutanto, R. 1998. Inventarisasi Teknologi Alternatif Dalam Mendukung Pertanian
    Berkelanjutan. Fakultas Pertanian UGM. Yogayakarta.
Pradopo, R. 2000. Pengelolaan Tanah untuk Budidaya Tanaman Lombok pada Sistem
    Pertanian Organik. Laporan Kerja Lapangan. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta.
Tan, K.im H. 1986. Degradation of Soil Minerals by Organic Acid. SSSA Publ. 17: 1-25.
Tan, Kim. H. 1996. Soil Sampling, Preparation and Analysis. Marcel Dekker, Inc. New
    York.
Von Uexkull, H.R. and J.D. Beaton. 1991. A review of fertility management of rice soils.
    Eight int. Soil Corr. Meet.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairElsa S Pujiantari Husin
 
Penerapan teknologi-bio-perforasi
Penerapan teknologi-bio-perforasiPenerapan teknologi-bio-perforasi
Penerapan teknologi-bio-perforasiJohny S P
 
5 article text-8-1-10-20140122
5 article text-8-1-10-201401225 article text-8-1-10-20140122
5 article text-8-1-10-20140122MDendy1
 
Perta organik sisi undang2nya
Perta organik sisi undang2nyaPerta organik sisi undang2nya
Perta organik sisi undang2nyaharisnibras
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanfahmiganteng
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanEkal Kurniawan
 
Lingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
Lingukungan Hidup&Pembangunan BerkelanjutanLingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
Lingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutanafilahs
 
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar EkologiAinal Chaza
 
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)rakhmawatirakhmawati1
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan komposeka42853
 
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2f' yagami
 

La actualidad más candente (20)

Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cairLaporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
Laporan kimia-lingkungan-pembuatan-pupuk-cair
 
Penerapan teknologi-bio-perforasi
Penerapan teknologi-bio-perforasiPenerapan teknologi-bio-perforasi
Penerapan teknologi-bio-perforasi
 
Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
 
5 article text-8-1-10-20140122
5 article text-8-1-10-201401225 article text-8-1-10-20140122
5 article text-8-1-10-20140122
 
Perta organik sisi undang2nya
Perta organik sisi undang2nyaPerta organik sisi undang2nya
Perta organik sisi undang2nya
 
Ekotan 15
Ekotan 15Ekotan 15
Ekotan 15
 
Faktor produksi alam
Faktor produksi alamFaktor produksi alam
Faktor produksi alam
 
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukanLaporan teknologi pupuk dan pemupukan
Laporan teknologi pupuk dan pemupukan
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Ekotanjut2
Ekotanjut2Ekotanjut2
Ekotanjut2
 
Lingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
Lingukungan Hidup&Pembangunan BerkelanjutanLingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
Lingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
 
Pertanian organik
Pertanian organikPertanian organik
Pertanian organik
 
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 2 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
 
Penentu agroekosistem
Penentu agroekosistemPenentu agroekosistem
Penentu agroekosistem
 
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
Sistem pertanian terpadu [compatibility mode](1)
 
Laporan kompos
Laporan komposLaporan kompos
Laporan kompos
 
Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
Makalah copy
Makalah   copyMakalah   copy
Makalah copy
 
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2Bab i pendahuluan   bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
Bab i pendahuluan bab iii Laporan tetap Fisiologi Tumbuhan 2
 

Similar a SOILPROPERTIES

Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutancietera
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2maemunahmuchtar
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduIeke Ayu
 
Pentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikPentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikBBPP_Batu
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposRizka Pratiwi
 
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...Repository Ipb
 
Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...BBPP_Batu
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanfahmiganteng
 
(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fixWahyu Arema
 
Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai penghasil tanin
Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai penghasil taninPemanfaatan Limbah Kayu sebagai penghasil tanin
Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai penghasil taninalkafoo
 
74211d585 pembuatan-kompos.docx
74211d585 pembuatan-kompos.docx74211d585 pembuatan-kompos.docx
74211d585 pembuatan-kompos.docxAgus Handoko
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Jidun Cool
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
 
Leisa di lahan basah
Leisa di lahan basahLeisa di lahan basah
Leisa di lahan basahAli Hutzi
 
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...Repository Ipb
 

Similar a SOILPROPERTIES (20)

Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutanPertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan
 
PPT REVIEW KETAHANAN PANGAN.pptx
PPT REVIEW KETAHANAN PANGAN.pptxPPT REVIEW KETAHANAN PANGAN.pptx
PPT REVIEW KETAHANAN PANGAN.pptx
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2
 
Analisis jurnal
Analisis jurnalAnalisis jurnal
Analisis jurnal
 
Sistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpaduSistem pertanian terpadu
Sistem pertanian terpadu
 
Lapporan k ompos
Lapporan k omposLapporan k ompos
Lapporan k ompos
 
Pentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk OrganikPentingnya Pupuk Organik
Pentingnya Pupuk Organik
 
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk KomposLaporan Praktikum Pupuk Kompos
Laporan Praktikum Pupuk Kompos
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
PENGARUH PEMBERIAN BAHAN HUMAT DAN KOMPOS SISA TANAMAN TERHADAP SIFAT FISIK T...
 
Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
 
Puhay penyul
Puhay penyulPuhay penyul
Puhay penyul
 
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukanLaporan teknologi pupukdan pemupukan
Laporan teknologi pupukdan pemupukan
 
(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix
 
Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai penghasil tanin
Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai penghasil taninPemanfaatan Limbah Kayu sebagai penghasil tanin
Pemanfaatan Limbah Kayu sebagai penghasil tanin
 
74211d585 pembuatan-kompos.docx
74211d585 pembuatan-kompos.docx74211d585 pembuatan-kompos.docx
74211d585 pembuatan-kompos.docx
 
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...Aplikasi mol (mikro organisme lokal)  sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
Aplikasi mol (mikro organisme lokal) sebagai dekomposer pada pembuatan kompo...
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
 
Leisa di lahan basah
Leisa di lahan basahLeisa di lahan basah
Leisa di lahan basah
 
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
APLIKASI PUPUK ANORGANIK DAN ORGANIK HAYATI PADA BUDIDAYA PADI SRI (System of...
 

Más de Materi Kuliah Online

Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakMateri Kuliah Online
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Materi Kuliah Online
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDMateri Kuliah Online
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiMateri Kuliah Online
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaMateri Kuliah Online
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesMateri Kuliah Online
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananMateri Kuliah Online
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangMateri Kuliah Online
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorMateri Kuliah Online
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponMateri Kuliah Online
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessMateri Kuliah Online
 

Más de Materi Kuliah Online (20)

Sekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKISekilas tentang HaKI
Sekilas tentang HaKI
 
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat LunakPengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
Pengenalan Rekayasa Perangkat Lunak
 
Pemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data LainnyaPemodelan Basis Data Lainnya
Pemodelan Basis Data Lainnya
 
Arsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis DataArsitektur Sistem Basis Data
Arsitektur Sistem Basis Data
 
Access control-systems
Access control-systemsAccess control-systems
Access control-systems
 
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
Melangkah dengan Microsoft Windows Server 2003
 
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFIDStudi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
Studi Mengenai Aspek Privasi pada Sistem RFID
 
Remote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motorRemote control alarm sepeda motor
Remote control alarm sepeda motor
 
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi TerdistribusiInternet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
Internet dan Layanan Aplikasi Terdistribusi
 
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di IndonesiaAspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
Aspek Security pada Penerapan m-Commerce di Indonesia
 
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication ApproachesA Comparison of Proximity Authentication Approaches
A Comparison of Proximity Authentication Approaches
 
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi KeamananKajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
Kajian Perkembangan Teknologi Smart Card dari Segi Keamanan
 
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah GelombangCatu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
Catu Daya dan Rangkaian Penyearah Gelombang
 
Dioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu DayaDioda dan Catu Daya
Dioda dan Catu Daya
 
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp IntegratorSimulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
Simulasi Anti Integral Windup dengan Clamp Integrator
 
Radio Frequency Identification
Radio Frequency IdentificationRadio Frequency Identification
Radio Frequency Identification
 
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware TechnologyPrinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
Prinsip-prinsip Asas E-Construction, K-Constructions dan Groupware Technology
 
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan TeleponPenggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
Penggunaan DT-51 Untuk Komunikasi Mikrokontroler Melalui Jaringan Telepon
 
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara WirelessPenggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
Penggunaan DT-Basic Untuk Membaca Nomor Identitas Secara Wireless
 
Interfacing Number Display
Interfacing Number DisplayInterfacing Number Display
Interfacing Number Display
 

Último

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 

Último (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 

SOILPROPERTIES

  • 1. Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2, 2003 : 63-69 SIFAT KIMIA ENTISOL PADA SISTEM PERTANIAN ORGANIK CHEMICAL PROPERTIES IN ORGANIC AND CONVENTIONAL FARMING SYSTEM Sri Nuryani H Utami1 dan Suci Handayani 1 ABSTRACT Agricultural system use high input energy such fertilizer and pestisides could destroy soil physical and chemical and followed by decreasing soil productivity for the future. The alternative agricultural system use low input energy is believed able to save the fertility and advantage of the soil, so could increase the soil productivity . The organic agricultural system use the organic matter and waste recycling. The aim of the study is to find the change of soil properties after organic agricultural system was applied. Soil sampling are taken from 2 farmer’s land using organic agricultural system and 4 use conventional agricultural system. The results show there are significantly differences of the soil chemical properties (cation exchange capacity, pH, available P and K, total N, and carbon, humic and fulvic acid content and physical properties (agregat stability, permeability) between organic agricultural system and conventional system. The better values is belong to the organic agricultural system. Key word: organic farming, soil chemical properties, entisol INTISARI Sistem pertanian berbasis bahan high input energy (bahan fosil) seperti pupuk kimia dan pestisida dapat merusak sifat-sifat tanah dan pada akhirnya akan menurunkan produktivitas tanah untuk waktu yang akan datang. Sistem pertanian alternatif yang menggunakan teknologi masukan rendah (low input energy) diyakini mampu memelihara kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan sekaligus dapat mempertahankan atau meningkatkan produktivitas tanah. Sistem pertanian organik mengutamakan penggunaan bahan organik dan pendaurulangan limbah. Penelitian ini mengungkap seberapa perubahan yang terjadi atas sifat fisik dan kimia tanah yang telah melakukan sistem pertanian organik selama beberapa kali. Penelitian menggunakan metode sampling pada lahan milik petani yang telah diteliti melakukan perlakuan sistem pertanian organik dan non organik. Dua contoh tanah di ambil dari 2 loka yang berbeda untuk mewakili tanah sistem pertanian organik dan 4 contoh tanah diambil dari 4 lokasi yang berbeda mewakili sistem pertanian non organik. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada kedalaman lapis olah 20 cm. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap sifat kimia tanah (KPK, pH H2O, P tersedia, K tersedia, N total, kandungan karbon, asam humat dan fulfat) antara tanah dengan sistem pertanian organik dan non organik yang menunjukkan nilai lebih baik pada sistem pertanian organik. Kata kunci : pertanian organik, sifat kimia tanah, Entisol 1 Staf Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, UGM
  • 2. 64 Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2 PENDAHULUAN Tanah Entisol merupakan tanah yang relatif kurang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, sehingga perlu upaya untuk meningkatkan produktivitasnya dengan jalan pemupukan. Sistem pertanian konvensional selama ini menggunakan pupuk kimia dan pestisida yang makin tinggi takarannya. Peningkatan takaran ini menyebabkan terakumulasinya hara yang berasal dari pupuk/pestisida di perairan maupun air tanah, sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan,. Tanah sendiri juga akAkan mengalami kejenuhan dan kerusakan akibat masukan teknologi tinggi tersebut. Atas latar belakang tersebut mulai dikembangkan sistem pertanian organik yang dahulu telah lama dilakukan oleh nenek moyang kita. Beberapa petani di Sleman dan Magelang telah melakukannya, sementara yang lain belum tertarik karena belum mengetahui manfaatnya terutama terhadap perbaikan sifat tanah (Pradopo, 2000). Setelah beberapa kali melakukan sistem pertanian ini perlu dikaji perubahan sifat kimia yang terjadi. Sistem Pertanian Organik Peningkatan pemakaian pupuk buatan dan pestisida dapat menyebabkan masalah lingkungan yang serius. Seiring dengan berkembangnya kesadaran tentang pertanian berkelanjutan, makin disadari pentingnya pemanfaatan bahan organik dalam pengelolaan hara di dalam tanah. Penggunaan bahan organik ke dalam tanah diyakini dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Engelstad, 1991) Bahan organik tidak mutlak dibutuhkan di dalam nutrisi tanaman, tetapi untuk nutrisi tanaman yang efisien, peranannya tidak boleh ditawar lagi. Sumbangan bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman meruapakan pengaruhnya terhadap sifat-sifat fisik, kimia, dan biologis dari tanah. mereka memiliki peranan kimia di dalam menyediakan N, P, dan S untuk tanaman, peranan biologis di dalam mempengaruhi aktivitas organisme mkroflora dan mikrofauna, serta peranan fisik di dalam mempengaruhi struktur tanah dan lainnya. Pertanian organik atau budidaya organik dapat diartikan sebagai suatu sistem produksi pertanaman yang berasaskan daur ulang secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah pertanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki status kesuburan dan struktur tanah. Daur ulang hara merupakan teknologi tradisional yang sudah cukup lama. Pakar pertanian di barat menyebutnya sebagai suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik ke dalam tanah, baik dalam bentuk limbah pertanaman maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberi makanan pada tanaman (von Uexkull dan Beaton, 1991). Sistem pertanian atau budidaya organik merupakan salah satu alternatif solusi untuk membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan akibat budidaya kimia (Sutanto, 1992). Berdasarkan takrif sistem pertanian masukan teknologi rendah, maka ada dua tujuan yang akan dicapai, yaitu: 1. Berusaha mengoptimalkan pengelolaan dan penggunaan input produksi dari dalam usaha tani (on-farm resources), sehingga diperoleh hasil pertanian dan peternakan yang memadai dan secara ekonomi menguntungkan. Pendekatan ini menitikberatkan pada pengelolaan tanaman, seperti pergiliran tanaman, pendauran ulang limbah pertanian, memanfaatkan pupuk kandang atau kotoran ternak, pengolaan tanah yang berasaskan
  • 3. S.N. H. Utami dan S. Handayani: Sifat kimia entisol pertanian organik dan anorganik 65 konservasi untuk mencegah erosi dan kehilangan unsur hara, dan mempertahankan serta meningkatkan produktivitas tanah. 2. Membatasi ketergantungan pertanian pada masukan yang berasal dan luar usahatani (off-farm resources), seperti pupuk pabrik dan pestisida, sedapat mungkin dilaksanakan penurunan biaya produksi, menghindarkan polusi terhadap air permukaan dan air tanah, membatasi residu pestisida dalam makanan, membatasi semua resiko yang dihadapi petani, dan meningkatkan keuntungan usahatani untuk jangka pendek dan jangka pan- jang. 3. Sistem pertanian ini tetap memanfaatkan teknologi modern, seperti benih hibrida berlabel, melaksanakan konservasi tanah dan air, pengelolaan tanah yang berasaskan konservasi. Membatasi penggunaan dan keperluan yang berasal dari luar usahatani seperti pupuk pabrik dan pestisida, dengan mengembangkan pergiliran tanaman, mengembangkan pengelolaan tanaman dan ternak secara terpadu, mendaur ulang limbah pertanian dan pupuk kandang untuk mempertahankan produktivitas tanah. Tanah Entisol Di Indonesia tanah Entisol banyak diusahakan untuk areal persawahan baik sawah teknis maupun tadah hujan pada daerah dataran rendah. Tanah ini mempunyai konsistensi lepas-lepas, tingkat agregasi rendah, peka terhadap erosi dan kandungan hara tersediakan rendah.Potensi tanah yang berasal dari abu vulkan ini kaya akan hara tetapi belum tersedia, pelapukan akan dipercepat bila terdapat cukup aktivitas bahan organik sebagai penyedia asam-asam organik (Tan, 1986). Sistem pertanian organik mengutamakan penggunaan bahan organik sebagai salah satu syarat dalam kegiatan usaha tani. Penggunaan bahan organik diharapkan mampu memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah Entisol sehingga menunjang pertumbuhan tanaman yang lebih baik. Penelitian perubahan sifat-sifat tanah setelah beberapa kali dilakukan sistem pertanian organik perlu dilakukan untuk mengetahui manfaat sistem ini terhadap perbaikan sifat tanah untuk menjamin keberlanjutan penggunaan selanjutnya. Pupuk kimiawi buatan memasok hara tertentu berupa senyawa anorganik berkonsentrasi tinggi dan mudah larut. Pemberian berulang kali dapat membahayakan flora dan fauna tanah alami, mendatangkan ketimpangan hara dalam tanah, dan dengan sistem pengelolaan hara yang biasa dilakukan waktu ini dapat menyebabkan pencemaran bekalan-bekalan air, khususnya air tanah. Pupuk organik memasok berbagai macam hara terutama berupa senyawa organik berkonsentrasi rendah yang tidak mudah larut. Karena memasok berbagai macam hara dengan konsentrasi rendah dan tidak mudah larut, pupuk organik tidak akan menimbulkan ketimpangan hara dalam tanah, bahkan dapat memperbaiki neraca hara. Pasokan bahan organik dapat menyehatkan kehidupan flora dan fauna tanah alami, yang pada gilirannya dapat meningkatkan dan memelihara produktivitas tanah. BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan percobaan lapangan yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium. Metode yang digunakan adalah sampling. Lokasi pengambilan contoh tanah di desa Sawangan, Magelang, Jawa Tnegah. Ditetapkan 2 contoh tanah untuk mewakili tanah dengan sistem pertanian organik dan 4 contoh tanah dari sistem pertanian
  • 4. 66 Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2 non organik. Masing-masing diulangi 3 kali. Tanah Entisol diambil dari lokasi sistem pertanian organik dan non organik Sawangan Magelang (data menurut sumber Dinas Pertanian setempat) dan contoh tanah dari lahan yang tidak melakukan sistem pertanian organik. Di samping itu juga dilakukan pengumpulan data sekunder tentang kondisi lahan (riwayat pemupukan, takaran, data iklim dll.). Pekerjaan di laboratorium meliputi analisis sifat fisik dan kimia tanah.Contoh tanah jeluk 0-30 cm dari lahan sawah. Pengambilan contoh tanah dilakukan secara komposit 5 titik per petak sawah dengan metode zigzag. Seperangkat alat untuk analisis sifat fisik dan kimia disiapkan, demikian juga bahan kimia untuk analisis sebagai berikut : penetapan bahan organik menurut metode yang dikembangkan oleh Walkey and Black (Prawirowardoyo et al., 1987), kandungan N total tanah metode Kjehdal (Tan, 1996), kandungan P tersedia tanah metode Bray I (Tan, 1996), kandungan K tersedia tanah (Tan, 1996), kandungan asam humat dan fulfat (Tan, 1996), kapasitas pertukaran kation tanah dengan penjenuhan Amonium acetat pH 7,0 (Tan, 1996) Selanjutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui perbedaan antara sistem pertanian organik dengan non organik terhadap parameter sifat fisik dan kimia tanah pada jenjang murad 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Pengaruh perlakuan terhadap P tersedia, Kapasitas Pertukaran Kation, pH H2O , pH HCl, dan kandungan C organik C P tersedia KPK(me/ pH pH No. Perlakuan organik (ppm) 100 g) H2O HCl (%) b c c a 1 Pertanian Organik 1 8,36 25 5,52 4,83 2,94 c 2 Pertanian Organik 2 8,39 a 22 d 5,75 e 4,80 a 3,09 a d ab a 3 Pertanian Non organik 1 7,22 33 6,51 f 4,81 2,96 b 4 Pertanian Non organik 2 8,26 c 25 c 5,56 d 4,67 b 2,07 f 5 Pertanian Non organik 3 6,71 e 31 a 5,27 a 4,50 c 2,33 d 6 Pertanian Non organik 4 6,58 e 29 b 5,46 b 4,80 a 2,28 e Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata dengan jenjang 95% 1. P tersedia tanah Hasil analisis statistik dengan DMRT (Duncan Multiple Range Test) menunjukkan bahwa terdapat beda nyata antar perlakuan. Budidaya organik nyata meningkatkan P tersedia tanah. Peningkatan P tersedia ini dapat terjadi karena pelepasan P dari bahan organik yang ditambahkan, juga karena terjadinya pengaruh tidak langsung bahan organik terhadap P yang ada dalam kompleks jerapan tanah. Bahan organik diketahui dapat mengurangi jerapan P oleh oksida besi dan Al dan juga koloid lempung yang terdapat dalam tanah ini.
  • 5. S.N. H. Utami dan S. Handayani: Sifat kimia entisol pertanian organik dan anorganik 67 Pelapukan bahan organik menghasilkan asam-asam organik seprti asam humat dan fulfat yang bersifat polielektrolit. Kedua asam ini memegang peranan penting dalam pengikatan Al dan Fe sehingga P menjadi tersedia. Keefektifan pengikatan tersebut dipengaruhi oleh struktur bahan organik yang ditambahkan dan pH medium (Ruseel, 1978). Soepardi (1983) menyatakan bahwa adanya senyawa organik yang cukup memungkinkan terjadinya khelat yaitu senyawa organik yang berikatan dengan kation logam (Fe, Mn, Al). Terbentuknya khelat logam akan mengurangi pengikatan P oleh oksida maupun lempung silikat sehingga P menjadi lebih tersedia. Hasil analisis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kandungan Karbon tanah, diikuti peningkatan kandungan asam humat dan fulfat yang merupakan hasil dekomposisi bahan organik. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa peningkatan P tersedia pada perlakuan budidaya organik juga diakibatkan pelepasan P dari kompleks jerapan oleh asam humat dan fulfat yang dihasilkan oleh pelapukan bahan organik. 2. Kapasitas pertukaran kation tanah Hasil analisis tanah menunjukkan terdapat beda nyata antar perlakuan. Menurut landasan teori bahan organik menyumbang muatan negatif tanah sangat besar melalui luas permukaan jenisnya yang sangat tinggi sehingga pemberian bahan organik diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pertukaran kation. Tetapi hasil penelitian menunjukkan kapasitas pertukaran kation pada tanah yang dibudidaya dengan pertanian organik lebih rendah dari yang non organik. Kiranya waktu 5 tahun belum cukup membuat tanah meningkat kapasitas pertukaran kationnya. 3. pH H2O tanah Hasil pengukuran pH H2O tanah menunjukkan terdapat beda nyata antar perlakuan. Tanah yang tidak diperlakukan dengan budidaya organik menunjukkan kecenderungan pH lebih rendah. Lebih rendahnya pH pada pertanian non organik disebabkan pemakaian pupuk pabrik terutama urea yang makin lama akan memasamkan tanah. Bahan organik mempunyai daya sangga (buffer capacity) yang besar sehingga apabila tanah cukup mengandung komponen ini, maka pH tanah relatif stabil. 4. pH KCl tanah pH KCl menunjukkan jumlah hidrogen yang mendominasi kompleks pertukaran dan larutan tanah. Hasil analsis statistik menunjukkan hanya 2 perlakuan pertanian non organik yang menunjukkan beda nyata, sementara 4 lainnya (2 pertanian organik dan 2 pertanian non organik) menunjukkan tidak beda nyata. Ini sesuai dengan pernyataan di atas bahwa waktu 5 tahun belum cukup mempengaruhi sifat dakhil tanah, yang paling terpengaruh adalah larutan tanah. 5. Kandungan C tanah Budidaya organik nyata meningkatkan kandungan karbon tanah. Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik sehingga pemberian bahan organik akan meningkatkan kandungan karbon tanah. Tingginya karbon tanah ini akan mempengaruhi sifat tanah menjadi lebih baik, baik secara fisik, kimia dan biologi. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme tanah,s ehingga keberadaan unsur ini dalam tanah akan
  • 6. 68 Ilmu Pertanian Vol. 10 No. 2 memacu kegiatan mikroorganisme sehingga meningkatkan proses dekomposisi tanah dan juga reaksi-reaksi yang memerlukan bantuan mikroorganisme, misalnya pelarutan P, fiksasi N dan sebagainya. Tabel 2. Pengaruh perlakuan terhadap kandungan Asam Humat, Asam Fulfat, N Total, dan K tersedia No. Perlakuan Asam humat Asam fulfat N total (%) K tersedia (%) (%) (mg/100 gr) 1 Pertanian Organik 1 0,33 a 0,35 a 0,23 a 1,78 b 2 Pertanian Organik 2 0,24 d 0,31 b 0,21 cd 1,17 c 3 Pertanian Non organik 1 0,16 f 0,22 de 0,22 b 2,12 a 4 Pertanian Non organik 2 0,26 c 0,22 de 0,21 cd 0,83 d 5 Pertanian Non organik 3 0,26 c 0,17 f 0,19 e 0,66 e 6 Pertanian Non organik 4 0,17 e 0,25 c 0,17 f 0,60 f Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata dengan jenjang 95% 6. Kandungan asam humat dan fulfat tanah Secara umum, komposisi bahan organik tanah didominasi oleh fraksi humin yang berat molekulnya sangat besar, fraksi asam humat yang berat molekulnya sedang, dan fraksi asam fulfat yang berat molekulnya lebih rendah. Asam humat adalah fraksi yang larut dalam alakali tetapi tidak larut dalam asam atau air. Asam humat mampu berinteraksi dengan ion logam, oksida dan hidroksida mineral. Hal ini karena asam humat mengandung gugus fungsional aktif seperti karboksil, fenol, karbonil, hidroksida, alkohol, amino, kuinon dan metoksil, serta bentuknya yang berpori sehingga memiliki luas permukaan yang besar. Asam ini berpengaruh kuat terhadap kapasitas penjerapan tanah (Stevenson, 1994). Hasil analisis menunjukkan bahwa budidaya organik nyata meningkatkan kandungan asam humat dalam tanah. Peningkatan ini berpengaruh terhadap daya memegang air (water holding capacity) dan juga memperbaiki struktur tanah melalui penambahan koloid tanah. Asam fulfat mempunyai sifat agak mirip dengan fulfat, tetapi berat molekulnya lebih ringan dan bersifat larut dalam asam. 7. Kandungan N total tanah (%) Nitrogen merupakan hara makro utama yang sangat diperlukan tanaman. Unsur ini disebut unsur makro primer karena paling penting dalam siklus hidup tanaman. Hasil pengukuran N total tanah menunjukkan tanah yang dibudidaya dengan pertanian organik mengandung N total lebih banyak meskipun peningkatannya tidak secara mencolok. Peningkatan N total tanah berasal dari mineralisasi bahan organik yang ditambahkan dalam pertanian organik, sementara pada sistem pertanian non organik N ditambahkan dalam bentuk pupuk N. Ternyata penambahan pupuk N dalam tanah tidak mesti diikuti peningkatan kandungan N total dalam tanah. Hal ini karena lebih banyak N yang hilang terangkut hasil panen, atau melalui pelindian dan penguapan.
  • 7. S.N. H. Utami dan S. Handayani: Sifat kimia entisol pertanian organik dan anorganik 69 8. K tersedia tanah Kalium juga merupakan unsur hara makro primer bagi tanaman. Keberadaan unsur ini sangat penting untuk pertahanan diri tanaman dari serangan hama dan penyakit dan kekeringan. Sistem pertanian organik nyata meningkatkan kandungan K tersedia tanah, meskipun pada sistem non pertanian organik ada loka yang menunjukkan K tersedia lebih tinggi, tetapi kemungkinan hal ini terjadi karena baru saja dipupuk KCl. Sistem pertanian organik memungkinkan keseimbangan nutrisi yang lebih baik KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Sistem pertanian organik nyata memperbaiki sifat kimia tanah dengan peningkatan P tersedia, N total, K tersedia, kandungan karbon, asam humat, asam fulfat dan menjaga kestabilan pH tanah. Saran Kajian lebih dalam terhadap sistem pertanian organik akan sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian tanah. Perlu dikaji macam dan sumber bahan organik yang digunakan dalam sistem pertanian organik dan pengaruhnya terhadap sifat fisik dan kimia tanah. DAFTAR PUSTAKA Engelstad, O.P. (ed). 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk. Gadjah Mada University Press. Prawirowardoyo, S., Rosmarkam, S., D. Shieddieq, M.S. Hidayat, 1987. Panduan Analisis Kimia Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Russel, E.W. 1973. Soil condition and plant growth. Tenth ed. Longman, London. Schnitzer, M. 1991. Soil organic matter. The next 75 years. Soil Sci. 151: 41-58. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian IPB. Stevenson, F.J. 1994. Humus chemistry: Genesis, composition, reactio. 2nd ed. John Wiley and Sons, Inc. New York. Xiii + 496 p. Sutanto, R. 1998. Inventarisasi Teknologi Alternatif Dalam Mendukung Pertanian Berkelanjutan. Fakultas Pertanian UGM. Yogayakarta. Pradopo, R. 2000. Pengelolaan Tanah untuk Budidaya Tanaman Lombok pada Sistem Pertanian Organik. Laporan Kerja Lapangan. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. Tan, K.im H. 1986. Degradation of Soil Minerals by Organic Acid. SSSA Publ. 17: 1-25. Tan, Kim. H. 1996. Soil Sampling, Preparation and Analysis. Marcel Dekker, Inc. New York. Von Uexkull, H.R. and J.D. Beaton. 1991. A review of fertility management of rice soils. Eight int. Soil Corr. Meet.